the secret of financial management · kalau dipikir-pikir, pekerjaan merapikan kok sepertinya tidak...
Post on 07-May-2019
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
The Secret of Financial Management for Young Muslimah
karenaBeliButuh
beli karena butuh new.indd 1 8/20/2018 10:52:51
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
beli karena butuh new.indd 2 8/20/2018 10:52:51
The Secret of Financial Management for Young Muslimah
Andi Sri Wahyuni, Akt.
karenaBeliButuh
Penerbit PT Elex Media Komputindo
beli karena butuh new.indd 3 8/20/2018 10:52:51
Beli karena ButuhThe Secret of Financial Management for Young Muslimah
Andi Sri Wahyuni, Akt.© 2018, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Hak cipta dilindungi undang‑undangDiterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media KomputindoKompas ‑ Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
718101421ISBN 978‑602‑04‑8014‑5
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan
beli karena butuh new.indd 4 8/20/2018 10:52:51
ix
Daftar Isi
Penting Dipikirkan Kembali
Jika Kamu Merasa Kebanyakan Barang
Sedikit Latihan untuk Merasa Cukup!
Fokus pada Tujuanmu
2
58
7
12
17
22
27
32
38
43
48
53
Jadi Boros, Mubazir, dan
Dampak Luasnya
Kemungkinan Kamu Boros karena
Belum Pernah Bela jar Mengatasinya
Hidup Sederhana, Keuangan Tercukupi,
Bahagia Diraih
Mengubah Kebiasaan Butuh Waktu
Save Your Money, Save the World
Waktu yang Tercuri dari Pilihan-Pilihan
Kebutuhan atau Keinginan?
Pembatas Kebutuhan
Sederhana Itu Aset, Berlebih Itu Beban
beli karena butuh new.indd 9 8/20/2018 10:52:53
Pernah tidak sih kamu merasa dipusingkan dengan barang-
barang mu yang seabrek? Bangun pagi-pagi dan trala -lalaaaa!!! Baju mu, bukumu, tasmu, jilbabmu, dastermu,
kemejamu, rokmu, kaus kakimu, pernak-pernikmu seolah habis
diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Bukan topan pemirsa,
tetapi puting beliung loh ini! Saking berantakannya.
Kalau dipikir-pikir, pekerjaan merapikan kok sepertinya tidak selesai-
selesai sih ya. Ini bagai peribahasa ‘api padam puntung berasap’.
Pekerjaan yang sudah dianggap selesai, ternyata datang lagi. Setiap
bangun pagi dihadapkan pada masalah yang sama alias itu lagi dan itu
lagi. Setiap hari kamu harus merapikan. Bahkan meski sudah dirapikan
berkali-kali juga nih, tetap saja kamarmu balik lagi berantakan.
Capek deh!
Jika Kamu Merasa Kebanyakan Barang
Coba bayangkan
kalau kamu bahkan termasuk muslimah
yang berat nan malas buat beres-beres.
Ih waw, apa kabar dunia?
beli karena butuh new.indd 2 8/20/2018 10:53:01
3
Selain karena masalah malas merapikan, bisa jadi masalah lain nya ada ‑
lah karena barang‑barangmu kebanyakan. Iya, keba nyak an atuh cantik!
Kalau menurut Amy Peterson, seorang tenaga pengajar di Oregon,
Amerika Serikat, yang menulis artikel tentang cara berbenah ruangan,
kamar yang berantakan itu bisa jadi karena si empunya suka beli
barang dan kemudian menimbunnya di kamar. Karena itu, masuk
akal dong, kamarmu jadi kelihatan berantakan karena terlalu sesak
sama barang‑barang yang barangkali kebanyakan malah tidak kamu
butuhkan. Pakaian digantung di sana‑sini. Jilbab dicantolkan di kursi
belajar. Kemeja terhampar di atas kasur. Belum lagi, ciput jilbab yang
bertebaran entah di sudut kamar, entah di antara tumpukan pakaian.
Apalagi anak kos‑kosan. Huh, siap‑siap diabsen nih yang merasa!
Siapa yang kamarnya jadi ruang tidur juga, jadi ruang belajar juga, jadi
tempat makan juga? Kadang malah ada yang jadi tempat masak nasi
dan mi instan, siapa nih yeng merasa?
Hihi… Pokok’e pueeeeeenuh ciiiin.
Kalau istilah Dee (Dewi Lestari), ini sih obesistuf.
Apa sih obesistuff?
Misal kamu punya barang super banyak,
tetapi kamu tidak memakai barang-
barang tersebut dengan baik. Nah, ini
dia yang dimaksud obesistuff ala Dee.
beli karena butuh new.indd 3 8/20/2018 10:53:02
4
Sekarang, coba cek sendiri! Kalau barangmu penuh sesak, ada saja
barang di sudut dan tempat di dalam kamarmu, sampai‑sampai jalan
pun jadi susah saking banyaknya barang berceceran di lantai, bisa jadi
kamulah orangnya. Bisa jadi kamulah si pengidap obesistuff akut itu. Ih, serem deh!
Apatah lagi kalau kebiasaan menumpuk‑numpuk barang ini sudah
jadi kebiasaanmu sejak zaman kamu masih suka isap‑isap jempol.
Widih, sudah obesistuf kronis tuh kayaknya.
Na’udzubillah ya.
Kok ya bisa sekuat itu sih menumpuk‑numpuk barang?
Bahkan ya, pernah tidak sih kamu malah beli barang yang pem ‑
bungkusnya saja belum dibuka karena ternyata tidak benar‑benar
dibutuhkan. Alhasil, malah kadang jadi lupa juga untuk menggunakan
barang itu. Lalu tibalah pada suatu masa kamu sedang merapikan, dan
menemukannya lantas bertanya pada diri sendiri, “Ini kapan belinya
ya?” Merasa tersindir?
Terus nih ya, kalau kamar sudah penuh dengan barang‑barang, kadang
kalau pas sifat rajin datang bertandang, malah bingung mau mera‑
pikan mulai dari mana. Saking banyaknya. Weleh weleh…
Benarlah sudah, salah satu masalah remaja muslimah kekinian ada‑
lah doyan menyimpan benda‑benda yang tidak terpakai. Secara
tidak sadar, muslimah santai‑santai saja untuk mengisi terus‑terusan
beli karena butuh new.indd 4 8/20/2018 10:53:03
5
isi lemarinya. Dari waktu ke waktu, isi lemari semakin banyak.
Sampai penuh pokoknya. Lalu saat sudah tidak ada lagi tempat buat
menyimpan barang baru, pusing sendiri jadinya. Mau dikemanakan
semua barang di lemari itu?
Dibuang sayang, disimpan kepenuhan. Dampaknya malah melebar
sampai bikin pusing dan pikiran pun ikut semrawut bagai benang
kusut.
Nah kan, ruangan berantakan mah jangan dianggap sepele. Barang
yang bertumpuk-tumpuk tidak pada tempatnya jangan dianggap
normal-normal saja. Bisa saja orang yang sedang stres di dalam rumah
dan sekelilingmu atau bahkan kamu sendiri, salah satu penyebab
stresnya adalah karena kondisi rumah yang berantakan dan penuh
dengan barang-barang.
Ada studi menarik dari University of California, Los Angeles
(UCLA), yang dipublikasikan oleh bagian UCLA Center on
Everyday Lives of Families (2009), yang menyatakan bahwa
perempuan yang dikelilingi lingkungan idak rapi, seperi rumah yang berantakan dan kamar yang dipenuhi barang-
barang, cenderung memiliki ingkat korisol yang lebih inggi. Hormon korisol inilah yang memacu ingkat stres pada manusia. Bahkan ya, peneliian yang ditulis oleh Saxbe dan Repei dengan judul ‘Personality and Social Psychology’ tersebut, menyatakan bahwa ruangan yang idak terawat dan tertata dengan baik, idak saja memancing stres, tetapi bahkan juga depresi loh.
beli karena butuh new.indd 5 8/20/2018 10:53:04
Bukankah lebih keren
kalau hidup ini dipenuhi karya nyata
bukannya malah barang-barang?
Bukankah lebih bermanfaat
jika waktu yang ada dihabiskan
untuk kebaikan-kebaikan
dibanding mengurusi barang-barang
yang tidak ada habisnya itu?
beli karena butuh new.indd 6 8/20/2018 10:53:05
Coba diingat-ingat, apakah semua barang yang kamu beli
selama ini, sudah kamu gunakan sebagaimana mestinya?
Apakah telah kamu pakai sesuai fungsinya?
Kalau jawabanmu BIG NO! Boleh jadi kamu beli benda-benda ter -
sebut karena ingin saja alias cupe (cuma pengen). Mungkin juga karena
alasan-alasan lain yang sebenarnya tidak esensial buat hidupmu. Nah
kalau sudah seperti itu, membeli barang yang tidak terpakai dengan
baik, apalagi namanya kalau bukan boros?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, boros adalah berlebih-lebih-
an dalam pemakaian uang barang, dan sebagainya. Garis bawahi ya:
Kalau kebaikan itu menyebar, jangan salah, hal-hal buruk juga bisa
menyebar loh guys. Awalnya kamu boros beli barang yang nggak
perlu, ending-nya kamu jadi orang yang mubazir karena kamu biarkan
barang yang kamu beli jadi tempat paling nyaman bagi debu-debu di
kamarmu untuk bersarang.
Kata Marie Kondo nih, dalam bukunya ‘The Life-Changing Magic of Tidying Up’, perbedaan antara barang baru
Jadi Boros, Mubazir, dan Dampak Luasnya
berlebih-lebihan!
beli karena butuh new.indd 7 8/20/2018 10:53:06
8
yang terpajang di toko dengan yang menumpuk di rumah adalah
yang satunya produk jualan sementara satunya lagi alat pemenuhan
kepuasan impulsif pemiliknya semata. Oh my…
Di buku Marie Kondo itu juga dituliskan tentang sebuah metode me -
rapikan barang yang sedang trend di Jepang yang disebut the Kon -
Mari Method. Pertama dan utama, kata Marie Kondo di buku nya, untuk
merapikan, kamu harus membuang dulu. Ingat, MEMBUANG!!!
Nah kan, pada akhirnya malah dianjurkan membuang barang-barang
yang tidak terpakai loh. Sudah capek kerja mengumpulkan uang atau
minta sama orang tua, terus harus menginvestasikan tenaga bertawaf
di mal untuk membeli barang-barang tadi, atau menghabiskan paket
data ber-mega-mega untuk belanja online segala, pada ending-nya
tidak terpakai juga. Fiuh!
Ada penelitian dari Lo dan Harvey (2012) nih, yang menyatakan kalau
orang-orang yang punya tingkat kecenderungan belanja yang lebih
sering daripada orang-orang pada umumnya, justru malah yang lebih
banyak tidak menggunakan barang yang dibelinya. Kalau seperti
itu jadinya, khan malah jadi mubazir juga. Kamu berboros-boros ria,
sadar atau tidak, saat membeli barang yang tidak kamu butuh. Nah
loh, malah akhirnya jadi mubazir karena menyia-nyiakan manfaat dari
barang itu. Astaghirullah.
Ingat dong, kalau pelaku mubazir itu temannya
setan. Yakin dong kalau seorang muslimah justru harus menjauhi sifat-sifat iblis, apatah lagi berteman. Jangan dong ah!
beli karena butuh new.indd 8 8/20/2018 10:53:07
Andi Sri Wahyuni, Akt.
Seorang ibu rumah tangga yang saat ini sedang menetap di Belanda
bersama keluarganya. Andis, sapaannya, menyelesaikan Pen di dikan
profesi akuntannya di Universitas Diponegoro, Semarang. Menye -
lesaikan pendidikan S1 dan S2-nya dengan tugas akhir mengenai
akuntansi keuangan syariah. Tahun 2017, dia mengikuti summer
school di University of Groningen tentang penelitian ekonomi pada
negara-negara berkembang. Dia lahir di Baranti, sebuah kecamatan
di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Dia dapat ditemui di dunia
maya lewat blognya https://andisriwahyuni-handayani.blogspot.nl/
Surel: andisriwahyunihandayani@gmail.com
Profil Penulis.
beli karena butuh new.indd 141 8/20/2018 10:55:15
top related