tinjauan pustaka keadaan umum lokasi asal induk domba · keadaan umum lokasi asal induk domba ....
Post on 04-Mar-2019
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
3
TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan Umum Lokasi Asal Induk Domba
Unit Pendidikan Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal
peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) dibawah pengelola Fakultas
Peternakan yang terletak di desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor
UP3J disamping dikelola untuk tujuan komersil juga digunakan sebagai sarana
pendidikan dan penelitian terutama pada bidang peternakan sebagai tempat praktek
kerja lapang bagi mahasiswa UP3J memiliki luas areal 169 hektar terdiri atas 20
kondisi lahan datar 60 bergelombang dan 20 curam dan lembab dilengkapi
dengan padang penggembalaan dengan tanaman utama Brachiaria Humidicola
kebun rumput sarana dan prasarana di UP3J-IPB dalam penunjang kegiatan
peternakan
Secara geografis UP3J terletak antara 60LU dan 106 530BT pada ketinggian
70 m diatas permukaan laut Kondisi iklim di UP3J secara umum dapat dibedakan
menjadi dua kategori yaitu bulan basah dan bulan kering Bulan kering terjadi antara
Maret-Oktober dan bulan basah antara November-februari
Tabel 1 Kondisi iklim UP3J
Kondisi iklim Bulan basah Bulan kering
Curah hujan (mmbulan) 45733 18222
Suhu maksimum (0C) 3077 3363
Suhu minimum (0C) 2215 2178
Suhu basah (0C) 2690 2895
Suhu kering (0C) 2581 2629
Kelembapan () 9236 9154
Kecepatan angin (mjam) 347933 184889
Sumber UP3J (2007)
Domba ekor tipis yang terdapat di UP3 Jonggol sebanyak 670 ekor Domba
Jonggol diharapkan dapat dikembangkan menjadi domba lokal spesifik yang adaptif
dengan lingkungan tropik Selain itu UP3 Jonggol ditanami hijauan yaitu rumput
4
seperti rumput brachiaria humidicola dan legum dengan beraneka ragam spesies
yang berpotensi sebagai sumber pakan domba
Potensi Domba Lokal Indonesia
Domba Ekor Tipis merupakan domba umum di Propinsi Jawa Barat yang
telah beradaptasi dengan baik dengan kondisi panas dan kelembapan tinggi Biasanya
dipelihara secara tradisional oleh keluarga petani dengan skala pemeliharaan kecil
(Bradford dan Inounu 1996)
Di Indonesia domba ekor tipis memiliki keistimewaan umur pubertas dicapai
lebih awal (Sutama 1992) tidak mengenal sifat kawin musiman sehingga sangat
menguntungkan untuk kondisi tropis dan dapat beranak banyak (peridi) dan dapat
bunting kembali setelah sebulan melahirkan (Diwyanto dan Inounu 2001)
Ternak domba di Indonesia sebagian besar dipelihara di pedesaan Masalah
produksi ternak domba di pedesaan adalah rendahnya tingkat reproduksi induk
domba hal ini diduga karena rendahnya tingkat kelahiran per tahun panjangnya
selang beranak tipe kelahiran anak umumnya tunggal dan tingginya tingkat
kematian
Ternak yang memiliki mutu genetik tinggi baik untuk sifat produksi maupun
sifat reproduksi akan mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan
rataan populasi Domba ekor tipis ialah komoditas ternak yang akan ditingkatkan
mutu genetiknya karena domba ekor tipis mempunyai pertambahan bobot badan dan
sifat prolifik lebih rendah daripada domba ekor gemuk
Sumantri et al (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi
yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial ekonomis dan
budaya serta merupakan sumber gen yang khas untuk digunakan dalam perbaikan
bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan
domba impor Selain itu domba juga termasuk ternak penghasil daging yang sangat
potensial
Konsumsi
Menurut Tillman et al (1998) konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan
oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok
produksi dan reproduksi Konsumsi merupakan faktor yang penting dalam
5
menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi
konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi
pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik
kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)
Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis
kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal
berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi
pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan
yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup
pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering
untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3
dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)
dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah
dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-
21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh
Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang
terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang
tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar
konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi
bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat
menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)
menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang
digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan
bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan
rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi
bahan kering rumput rendah
Konversi Pakan
Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi
penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang
6
dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)
Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang
diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi
pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga
dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas
tubuh musim dan suhu dalam kandang
Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin
efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh
pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap
konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan
ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum
yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit
Pertambahan Bobot Badan Harian
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan
ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk
menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot
badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al
(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70
gekorhari
Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang
meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh
termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual
hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan
tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju
pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik
berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan
jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan
pakan (Church 1991)
7
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya
(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain
Rumput Lapang
Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang
rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan
dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah
diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar
sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan
Jagung
Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat
disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali
untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung
digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai
bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi
1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung
merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan
proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC
1994)
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging
buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk
mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)
Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang
bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar
yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk
ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
4
seperti rumput brachiaria humidicola dan legum dengan beraneka ragam spesies
yang berpotensi sebagai sumber pakan domba
Potensi Domba Lokal Indonesia
Domba Ekor Tipis merupakan domba umum di Propinsi Jawa Barat yang
telah beradaptasi dengan baik dengan kondisi panas dan kelembapan tinggi Biasanya
dipelihara secara tradisional oleh keluarga petani dengan skala pemeliharaan kecil
(Bradford dan Inounu 1996)
Di Indonesia domba ekor tipis memiliki keistimewaan umur pubertas dicapai
lebih awal (Sutama 1992) tidak mengenal sifat kawin musiman sehingga sangat
menguntungkan untuk kondisi tropis dan dapat beranak banyak (peridi) dan dapat
bunting kembali setelah sebulan melahirkan (Diwyanto dan Inounu 2001)
Ternak domba di Indonesia sebagian besar dipelihara di pedesaan Masalah
produksi ternak domba di pedesaan adalah rendahnya tingkat reproduksi induk
domba hal ini diduga karena rendahnya tingkat kelahiran per tahun panjangnya
selang beranak tipe kelahiran anak umumnya tunggal dan tingginya tingkat
kematian
Ternak yang memiliki mutu genetik tinggi baik untuk sifat produksi maupun
sifat reproduksi akan mempunyai tingkat produktivitas lebih tinggi dibandingkan
rataan populasi Domba ekor tipis ialah komoditas ternak yang akan ditingkatkan
mutu genetiknya karena domba ekor tipis mempunyai pertambahan bobot badan dan
sifat prolifik lebih rendah daripada domba ekor gemuk
Sumantri et al (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi
yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial ekonomis dan
budaya serta merupakan sumber gen yang khas untuk digunakan dalam perbaikan
bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan
domba impor Selain itu domba juga termasuk ternak penghasil daging yang sangat
potensial
Konsumsi
Menurut Tillman et al (1998) konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan
oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok
produksi dan reproduksi Konsumsi merupakan faktor yang penting dalam
5
menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi
konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi
pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik
kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)
Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis
kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal
berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi
pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan
yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup
pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering
untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3
dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)
dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah
dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-
21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh
Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang
terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang
tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar
konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi
bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat
menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)
menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang
digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan
bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan
rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi
bahan kering rumput rendah
Konversi Pakan
Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi
penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang
6
dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)
Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang
diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi
pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga
dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas
tubuh musim dan suhu dalam kandang
Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin
efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh
pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap
konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan
ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum
yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit
Pertambahan Bobot Badan Harian
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan
ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk
menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot
badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al
(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70
gekorhari
Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang
meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh
termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual
hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan
tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju
pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik
berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan
jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan
pakan (Church 1991)
7
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya
(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain
Rumput Lapang
Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang
rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan
dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah
diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar
sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan
Jagung
Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat
disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali
untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung
digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai
bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi
1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung
merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan
proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC
1994)
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging
buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk
mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)
Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang
bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar
yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk
ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
5
menentukan produktifitas ruminansia dan ukuran tubuh ternak sangat mempengaruhi
konsumsi pakan (Aregheore 2000) karena dengan mengetahui tingkat konsumsi
pakan dapat ditentukan kadar suatu zat makanan dalam ransum untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Parakkasi 1999) Semakin baik
kualitas makanannya semakin tinggi konsumsi ransum ternak (Parakkasi 1998)
Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri seperti jenis
kelamin bobot badan nafsu makan kesehatan dan kondisi ternak Faktor eksternal
berasal dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup konsumsi
pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas Menurut Parakkasi (1999) jumlah pakan
yang diberikan pada ternak sehari-hari harus lebih banyak dari kebutuhan hidup
pokok agar ternak tidak mengalami kesulitan produksi Kebutuhan bahan kering
untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15-25 kg adalah 3
dari bobot badannya atau sekitar 400-500gekorhari (NRC 2006) Sitepu (2011)
dalam penelitiannya melaporkan pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah
dengan rasio 4060 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 20757-
21681 geh dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 31136-32521 geh
Sulistyowati (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa ransum yang
terdiri dari hijauan dengan jumlah yang rendah dan konsentrat dengan jumlah yang
tinggi ternyata mampu meningkatan konsumsi bahan kering maupun bahan segar
konsentrat Konsumsi bahan kering rumput berbanding terbalik dengan konsumsi
bahan kering konsentrat Semakin tinggi konsumsi bahan kering konsentrat
menyebabkan konsumsi bahan kering rumput menurun Freer dan Dove (2002)
menyatakan bahwa konsumsi konsentrat melebihi 320 gh pada domba yang
digembalakan dapat menurunkan konsumsi hijauan Forbes (2007) menyatakan
bahwa tingginya propionat yang dihasilkan konsentrat dapat menurunkan kecernaan
rumput sehingga sulitnya rumput yang dicerna pada rumen menyebabkan konsumsi
bahan kering rumput rendah
Konversi Pakan
Konversi ransum adalah salah satu parameter untuk mengetahui efisiensi
penggunaan makanan Konversi pakan ialah banyak zat makanan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu unit produk Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang
6
dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)
Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang
diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi
pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga
dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas
tubuh musim dan suhu dalam kandang
Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin
efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh
pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap
konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan
ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum
yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit
Pertambahan Bobot Badan Harian
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan
ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk
menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot
badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al
(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70
gekorhari
Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang
meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh
termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual
hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan
tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju
pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik
berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan
jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan
pakan (Church 1991)
7
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya
(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain
Rumput Lapang
Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang
rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan
dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah
diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar
sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan
Jagung
Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat
disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali
untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung
digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai
bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi
1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung
merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan
proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC
1994)
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging
buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk
mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)
Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang
bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar
yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk
ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
6
dikonsumsi untuk mendapatkan kenaikan satu satuan bobot hidup (Parakkasi1998)
Efisiensi dari penggunaan pakan termasuk dalam program pemberian pakan yang
diukur dari konversi pakan atas bobot badan hidup domba Konversi pakan
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu suhu lingkungan potensi genetik nutrisi
pakan kandungan energi dan penyakit (Parakkasi 1999) Konversi pakan juga
dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi bobot badan gerak atau aktivitas
tubuh musim dan suhu dalam kandang
Kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak semakin baik maka semakin
efisien dalam penggunaan pakan (Parakkasi 1999) Faktor-faktor yang berpengaruh
pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan juga berpengaruh terhadap
konversi ransum Semakin timggi nilai konversi ransum berarti efisiensi penggunaan
ransum semakin rendah dan semakin rendah nilai konversi ransum berarti ransum
yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin sedikit
Pertambahan Bobot Badan Harian
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah
dengan pengukuran bobot badan Pertambahan bobot badan adalah kemampuan
ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan menjadi daging
Pertambahan bobot badan merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan untuk
menilai kualitas bahan makanan ternak Menurut NRC (2006) pertambahan bobot
badan harian domba sekitar 100 gekorhari sedangkan menurut Tomaszewska et al
(1993) pertambahan bobot badan harian domba untuk daerah tropis adalah 70
gekorhari
Pertumbuhan selanjutnya didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang
meliputi perubahan bobot hidup bentuk dimensi linier dan komposisi tubuh
termasuk perubahaan organ-organ dan jaringan tersebut berlangsung secara gradual
hingga tercapai ukuran dan bentuk karakteristik masing-masing organ dan jaringan
tersebut (Soeparno1994) Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas ransum yang diberikan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam laju
pertambahan bobot badan adalah genetik dan lingkungan Faktor genetik
berhubungan dengan kecepatan dan sifat tumbuh yang diwariskan oleh tetuanya dan
jenis ternak Faktor lingkungan diantaranya adalah manajemen pemeliharaan dan
pakan (Church 1991)
7
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya
(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain
Rumput Lapang
Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang
rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan
dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah
diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar
sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan
Jagung
Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat
disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali
untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung
digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai
bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi
1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung
merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan
proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC
1994)
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging
buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk
mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)
Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang
bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar
yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk
ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
7
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya
(Tillman et al 1998) Adapun bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain
Rumput Lapang
Rumput lapang adalah campuran dari beberapa jenis rumput lokal yang
umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrien yang
rendah Rumput lapang banyak terdapat di sekitar sawah pegunungan tepi jalan
dan semak-semak Wiradarya (1989) menyatakan bahwa rumput lapang mudah
diperiksa murah dan pengelolaannya mudah Pemberian rumput lapang segar
sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan
Jagung
Jagung adalah bahan makanan yang sangat baik untuk ternak Jagung sangat
disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak tidak ada pembatasan kecuali
untuk ternak yang akan digunakan sebagai bibit Dalam peternakan jagung
digunakan sebagai bahan utama pembuat konsentrat Jagung digunakan sebagai
bahan makanan sumber energi karena mengandung TDN sebesar 8080 (Sutardi
1981) Jagung kaya energi dan rendah dalam serat dan serta mineral Jagung
merupakan sumber energi tercerna yang unggul tetapi jagung rendah protein dan
proteinnya berkualitas rendah (defisien lisin) protein jagung sekitar 85 (NRC
1994)
Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging
buah kelapa segarkering (SNI 1996) Bungkil kelapa dapat digunakan untuk
mensuplai sebagian protein yang diperlukan untuk ternak (Pond et al 1995)
Tillman et al (1998) menyatakan bungkil kelapa memiliki komposisi kimia yang
bervariasi akan tetapi kandungan zat makanan yang utama adalah protein kasar
yaitu sebanyak 216 sehingga bungkil kelapa termasuk sumber protein untuk
ternak Kandungan serat kasar dari bungkil kelapa cukup tinggi yaitu sekitar 15
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
8
dan ini merupakan sifat dari bungkil kelapa atau ampas bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan
Onggok
Onggok merupakan bahan pakan ternak berupa padatan hasil sampingan dari
proses pengolahan singkong atau ubi kayu menjadi tepung tapioka Sebanyak dua per
tiga singkong dikonsumsi oleh manusia dan sisanya digunakan untuk pakan ternak
(Nwokoro et al 2002) Ketersediaan onggok pun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya produksi ubi kayu (Supriyati 2003) Produksi singkong di Indonesia
pada tahun 2008 mencapai 21756991 (BPS 2009) Sebagai sumber energi onggok
lebih rendah dibandingkan dengan jagung dan ubi kayu akan tetapi lebih tinggi
daripada dedak Ditinjau dari komposisi zat makanannya onggok merupakan pakan
sumber energi dengan kandungan BETN 8633 namun kandungan protein yang
rendah (221) disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (1116) (Lubis
et al 2007)
Molases
Molases merupakan hasil sampingan pada industri pengolahan gula dengan
wujud bentuk cair atau dengan kata lain limbah utama dalam industri pemurnian
gula (Cheeke 1999) Molases atau yang biasa dikenal dengan tetes dapat digunakan
sebagai bahan makanan ternak yang berenergi tinggi Disamping rasanya manis
keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi
(48-60 sebagai gula) kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak Kadar
kalium molases yang tinggi dapat menyebabkan diare jika konsumsinya terlalu
banyak (Rangkuti et al 1995)
Urea
Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang
berbentuk kristal putih bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45
nitrogen (Parakkasi 1995) Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali
oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan
digunakan untuk menbentuk asam amino Dalam penggunaannya ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi pada penambahan urea yaitu ketersediaan karbohidrat
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
9
yang mudah dicerna harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain
diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu serta pemberiaanya
disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi 1995)
Mineral Mix
Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia
menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan pada hampir semua kondisi
pemberian pakan Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak hanya
garam (NaCl) kalsium (Ca) phospor (P) secara rutin ditambahkan ke ransum
ternak Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam
ransum ternak Garam paling umum terdapat dalam ransum berasal dari satu
sumber tidak mahal dan relatif mudah diuji Sifat fisik garam sebagai bahan uji
adalah lebih padat bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain Pengujian
sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau
Cl- Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak Dikalsium Fospat
(Dicalsium Phospate DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium
dan phosphate bagi ternak DCP yang dibutuhkan adalah 1-2
Income Over Feed Cost
Analisis ekonomi sangat penting dalam usaha penggemukan domba karena
tujuan akhir dari penggemukan adalah untuk mendapatkan keuntungan Salah satu
perhitungan yang dapat digunakan adalah Income Over Feed Cost (IOFC) yaitu
pendapatan dari pemeliharaan setelah dikurangi biaya pakan selama penggemukan
Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan
bobot badan selain pemeliharaan konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih
2006) Pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimum tapi
pertumbuhan yang baik dan diikuti dengan konversi pakan yang baik pada serta
biaya pakan yang minimal akan mendapatkan keuntungan yang maksimal
Sifat Reproduksi Domba Betina
Reproduksi merupakan proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup
dimulai sejak bersatunya sel telur makhluk hidup betina dengan sel mani dari jantan
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
10
menjadi makhluk hidup baru yang disebut zigot disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran anak Daya reproduksi kelompok ternak yang tinggi
disertai dengan pengelolaan ternak yang baik akan menghasilkan efisiensi reproduksi
yang tinggi pula (Hardjopranjoto 1995) Prinsip-prinsip reproduksi dan cara
pengendaliannya penyebab menurunnya efisiensi reproduksi serta cara-cara untuk
meningkatnya merupakan hal penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam
usaha peternakan (Tomaszewska et al 1991)
Performans reproduksi ternak ruminansia pada daerah tropis umumnya
ditentukan oleh empat faktor yaitu genetik lingkungan fisik nutrisi dan manajemen
( Smith dan Akinbamijo 2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reproduksi
adalah dewasa kelamin dan perkawinan pertama masa dan tanda-tanda berahi serta
siklus berahi saat perkawinan yang tepat di waktu berahi lama bunting perkawinan
kembali setelah beranak cara perkawinan dan kegagalan reproduksi serta
penanggulangannya (Ginting dan Sitepu 1989)
Pubertas
Pubertas atau dewasa kelamin adalah umur atau waktu dimana organ-organ
reproduksi mulai berfungsi atau umur pada saat estrus pertama kali yang disertai
ovulasi Umur dewasa kelamin pada berbagai jenis ternak tercantum pada Tabel 2
Tabel 2 Umur Dewasa Kelamin pada Berbagai jenis ternak
Jenis Ternak Umur Pubertas Variasi
Sapi 12 bulan 6-24 bulan
Kuda 18 bulan 10-24 bulan
Domba 8 bulan 4-12 bulan
Kambing 8 bulan 4-12 bulan
Kerbau 24 bulan 12-40 bulan
Babi 6 bulan 4-8 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam
konsentrasi yang cukup tinggi untuk menginisiasi folikel dan ovulasi Pada hewan
jantan pubertas ditadai dengan kemampuan hewan untuk berkopulasi dan
menghasilkan sperma disamping perubahan-perubahan kelamin sekunder lain
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
11
Sedangkan pada hewan betina ditandai dengan terjadinya estrus dan ovulasi
(Toelihere 1993) Pubertas pada domba dapat dicapai pada umur bervariasi 6 ndash 12
bulan atau pada berat sekitar 55-60 dari berat badan dewasa (Sutama et al 1995)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pubertas antara lain faktor ternak itu
sendiri dan lingkungan yaitu
a Nutrisi
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan yaitu bobot badan pada saat pencapaian pubertas
b Musim
Musim sangat mempengaruhi pada alat reproduksi hewan Biasanya ternak
birahi pada musim semi karena untuk menjaga kesehatan serta ketersediaan
pakan yang sudah tercukupi
c Suhu
Masa pubertas juga dipengaruhi oleh suhu Suatu lingkungan dengan suhu
ideal akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan suatu
ternak terutama pada masa-masa pubertasnya Suhu yang terlalu dingin atau
terlalu panas (tidak normal) akan mengganggu hal tersebut
d Makanan
Pakan yang diberikan atau makanan yang diperoleh oleh ternak baik itu
jumlah maupun kualitasnya baik akan mempercepat pubertas
e Musim Kawin
Musim kawin juga mempengaruhi pubertas Ketika musim kawin terjadi
banyak ternak yang terangsang baik itu yang sudah dewasa maupun yang
belum dewasa sekalipun Sehingga kondisi tersebut dapat mempercepat
pubertas pada ternak yang belum dewasa terutama dewasa kelaminnya
Faktor yang mempengaruhi musim kawin antara lain lamanya siang hari
mekanisme hormonal
f Pengaruh Ternak Jantan
Stimulasi pejantan melalui kontak suara bau dan fisik terjadi pada sistem
hpotalamus dan menyebabkan terjadi sekresi LH dan ovulasi yang
menyebabkan terjadinya birahi (Tomaszewska 1991)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
12
Pubertas yang lebih awal akan menguntungkan karena dapat mengurangi
masa tidak produktif dan memperpanjang masa hidup produktif ternak Selain itu
dapat terjadi peningkatan genetik lebih cepat karena interval generasi berkurang bila
dilakukan seleksi dengan baik dan program seleksi yang efektif (Tomaszewska et al
1991)
Siklus birahi
Hewan betina yang masih dara akan menunjukkan birahi pertama bila berat
badannya telah mencapai 55-60 dari berat badan dewasa serta didukung dengan
pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik
Tanda-tanda berahi yang paling penting adalah domba kelihatan tidak tenang
gelisah dan nafsu makan biasanya turun vulva tampak bengkak merah hangat dan
keluar cairan seperti lendir mirip putih telur dari vagina bulu dipangkal ekor rontok
dan akan diam bila dinaiki pejantan Kadang-kadang tanda tersebut tidak jelas dan
tipe berahi ini disebut ldquoberahi tenangrdquo atau silent heat (birahi tersembunyi) Tanda-
tanda berahi berakhir adalah keluar lendir berwarna kuning dan bercampur darah dari
vagina (Ginting dan Sitepu 1989)
Untuk memudahkan deteksi birahi dan efisiensi perkawinan dapat dilakukan
dengan rangsangan birahi (Direktur Jenderal Peternakan 1991) Cara pendeteksian
birahi di lapangan ada 2 (dua) cara yaitu Secara manual melihat langsung tanda-
tanda birahi pada ternak betina yang dilakukan oleh peternak Secara alami
digunakan pejantan pengusik (teaser) dengan cara memasukkan pejantan ke dalam
kandang induk Pejantan akan mendekati dan menaiki betina betina yang sewaktu
diam dinaiki dan menunjukkan tanda-tanda birahi maka domba betina tersebut
sedang birahi
Siklus berahi merupakan jarak waktu berahi periode pertama dengan berahi
periode berikutnya Jarak berahi terjadi sekitar 11-19 hari dengan rata-rata 167 hari
(Toelihere 1985) menurut Partodiharjo (1980) siklus birahi ternak bervarisai seperti
yang tercantum pada tabel 3 Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
berahi ialah umur ternak bangsa perubahan panjang siang dan panjang malam hari
suhu lingkungan kualitas makanan dan kehadiran pejantan (Tomaszewska et al
1991) Persentase kebuntingan yang tinggi dapat dicapai apabila dilakukan pada saat
yang tepat
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
13
Tabel 3 Panjang Siklus Birahi pada Berbagai Jenis Ternak
Jenis Ternak Panjang Siklus Birahi Variasi
Sapi 21 hari 18-24 hari
Kuda 21 hari 19-21 hari
Domba 165 hari 14-20 hari
Kambing 18 hari 19-21 hari
Babi 21 hari 18-24 hari
Anjing - 6-12 bulan
Sumber Partodihardjo (1980)
Siklus berahi terbagi menjadi empat fase yaitu fase proestrus fase estrus
fase metestrus dan fase diestrus Fase proestrus dimulai dengan regresi corpus
luteum dan berhentinya progesteron dan memperluas untuk memulai estrus Pada
fase ini terjadi pertumbuhan folikel yang sangat cepat Akhir periode ini adalah efek
estrogen pada sistem saluran dan gejala perilaku perkembangan estrus yang dapat
diamati Fase proestrus berlangsung sekitar 2-3 hari dan dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen Fase estrus merupakan periode waktu
ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan Ovulasi
berhubungan dengan fase estrus yaitu setelah selesai fase estrus Pada fase ini
estrogen bertindak terhadap sistem saraf pusat Fase metestrus diawali dengan
penghentian fase estrus Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya
corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini Fase diestrus merupakan fase
corpus luteum bekerja secara optimal Pada domba hal ini di mulai ketika konsentrasi
progresteron darah meningkat dapat dideteksi dan diakhiri dengan regresi corpus
luteum Fase ini disebut juga fase persiapan uterus untuk kehamilan
Umur dan bobot kawin Pertama
Hewan-hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkinkan untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai Umur kawin pertama
menjadi perhatian peternak dalam proses reproduksi ternak karena umur yang terlalu
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
14
muda akan menghasilkan keturunan yang kurang baik walaupun kematangan
biologis sudah tercapai namun kematangan fisik belum mendukung karena masih
berada pada fase pertumbuhan yang relatif cepat
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap pubertas dan merupakan faktor utama
dari hewan tersebut untuk masuk dalam periode pubertas Meskipun berat badan
hewan kurang memenuhi syarat untuk terjadinya birahi pertama kali maka hewan
tersebut walaupun umurnya sudah mencukupi tetap saja tidak akan mengalami masa
pubertas
Kebutuhan Zat Makanan Domba
Kebutuhan zat makanan ternak ruminansia terdiri atas kebutuhan hidup
pokok produksi dan reproduksi Zat makanan yang diperlukan ternak dapat
dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi protein mineral dan
vitamin Kebutuhan bahan kering dihitung berdasarkan bobot badan tingkat produksi
susu bulan laktasi dan lingkungan (NRC 2001)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan
makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan ternak bervariasi antar jenis dan umur fisiologis yang berbeda (Sutardi
1980) Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ternak adalah jenis
kelamin tingkat produksi keadaan lingkungan dan aktivitas fisik ternak (Haryanto
1992) Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama
yaitu energi protein mineral dan vitamin Komponen-komponen utama tersebut
diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak
Pakan yang kurang pada jangka waktu yang lama pada domba betina dapat
menghambat timbulnya dewasa kelamin dan juga dapat menyebabkan siklus berahi
yang tidak normal Pakan dengan kualitas dan kuantitas rendah seperti kekurangan
lemak dan karbohidrat dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan
pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus kekurangan protein
mendorong terjadinya hipofungsi ovarium disertai anestrus Oleh karena itu kualitas
dan kuantitas pakan sangat penting untuk proses perkawinan pada calon induk
domba lokal Peningkatan konsumsi energi dan protein bereran dalam peningkatan
konsentrasi insulin dan insulin growth factor (IGF) dalam darah yang berpengaruh
terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH (Pulina 2004)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
15
Energi protein mineral vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi
secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang
lain (hidup pokok pertumbuhan dan produksi susu) Pada dasarnya ternak
membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi
cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk proses-proses
metabolism Secara langsung nutrisi menyediakan glukosa asam amino vitamin
dan elemen kimia esensial Secara tidak langsung nutrisi dapat memodifikasi fungsi
hormonal dimana dapat meningkatan kematangan sel telur ovulasi atau terjadinya
birahi perkembangan embrio pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir
(Freer dan Dove 2002)
Kebutuhan Energi
Energi adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan Sutardi (1981) menyatakan bahwa energi
merupakan hasil metabolisme zat makanan organik yang terdiri atas karbohidrat
lemak dan protein Karbohidrat pada pakan ruminansia merupakan zat makanan
yang dominan dalam menyediakan bahan yang bersifat bulky yang berguna untuk
memelihara kelancaran proses pencernaan Energi didapatkan dari hasil metabolisme
zat-zat makanan dalam tubuh ternak itu sendiri Ternak membutuhkan energi untuk
mempertahankan hidupnya dan berproduksi secara normal (Kartadisastra 1997)
Kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok adalah jumlah energi dalam pakan yang
harus dikonsumsi setiap hari bukan untuk mendapat ataupun kehilangan energi
tubuh energi tersebut digunakan untuk memelihara dan mempertahankan keutuhan
tubuhnya Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan
hidup pokok yang dimanfaatkan untuk proses-proses produksi dan reproduksi (NRC
2006)
Ensminger (1993) menyatakan bahwa kekurangan energi merupakan masalah
defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba yang dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan atau mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang rendah Menurut
Tillman et al (1991) bahwa penggunaan energi tinggi akan merangsang estrus dan
memiliki efek positif pada tingkat konsepsi akan tetapi kekurangan energi akan
menghambat pertumbuhan pada hewan muda dan kehilangan bobot badan pada
hewan dewasa serta pencapaian dewasa kelamin
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
16
Berdasarkan NRC (2006) menyatakan bahwa kebutuhan energi pada ternak
domba dipengaruhi oleh umur ukuran tubuh jenis kelamin pertumbuhan
kebuntingan laktasi dan produksi Kondisi lingkungan seperti temperatur
kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi Banyak
sedikitnya jumlah energi dalam pakan (kandungan bahan kering) berpengaruh pada
organ reproduksi dan aktivitas ovarium bila terjadi ketidak seimbangan energi dalam
pakan (intake) dengan energi untuk pertumbuhan akan menurunkan birahi pada
ternak muda yang sedang tumbuh Birahi pertama akan tertunda bila energi yang
dikandung dalam pakan sebelum dan sesudah beranak rendah hal tersebut akan
mempengaruhi siklus birahi berikutnya dan akan memperpanjang selang beranak
Kebutuhan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terus-menerus
untuk memperbaiki sel dalam proses sinteis (NRC 2001) Berdasarkan NRC (2001)
pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk
proses pembentukan jaringan tubuh Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi
dibandingkan ternak dewasa karena untuk memaksimalkan pertumbuhannya
Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa
pertumbuhan umur fisiologis ukuran dewasa kebuntingan laktasi kondisi tubuh
dan rasio energi protein (Ensminger 1990) Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sebagai sumber energi Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika
kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak
Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan
ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi sehingga energi
perlu diperhitungkan Bila hewan diberi makan protein dan energi yang dihasilkan
melebihi kebutuhan hidup pokoknya maka hewan tersebut akan menggunakan
kelebihan zat makanan tersebut untuk pertumbuhan dan produksi (Tillman et al
1998)
top related