transparan filpan

Post on 14-Jan-2016

63 Views

Category:

Documents

13 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

filsafat pancasila

TRANSCRIPT

PENGERTIAN FILSAFATPENGERTIAN FILSAFAT Hampir setiap filsuf membuat definisi tentang filsafat.

Setiap manusia, sebagai mahluk yang dikaruniai akal budi, pun berfilsafat sepanjang hidupnya.

Secara etimologis, kata filsafat berasal dari kata philos yang berarti ‘cinta’ dan sophia yang berarti ‘kebijaksanaan’. Dengan demikian, secara harahiah kata filsafat dapat diartikan sebagai ‘cinta kebijaksanaan.’

Menurut G. T. White Patrick, filsafat adalah the art of think through [seni berpikir menembus].

RUANG LINGKUP FILSAFATRUANG LINGKUP FILSAFATOntologi (Filsafat tentang Ada). Yang

dipelajari adalah Filsafat Tuhan, Filsafat Manusia, dan Filsafat Alam Semesta). Ada yang membaginya menjadi fisika dan metafisika. Dalam alam semesta terdapat keteraturan (kosmos) dan ketidakteraturan (chaos).

Aksiologi atau Nomotetis (Filsafat tentang Nilai). Yang dimaksud nilai adalah energi penggerak hidup. Yang dipelajari ada dua, yakni etika (filsafat moral/ajaran tentang ‘baik’ dan ‘buruk’) dan estetika (filsafat seni atau filsafat keindahan).

Epistemologi (Filsafat Ilmu). Yang dipelajari adalah rasionalitas/penalaran (atau logika) dan pengalaman (empiris).

PENGERTIAN IDEOLOGIPENGERTIAN IDEOLOGI

Ideologi adalah setiap struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai penyelenggaraan kehidupan masyarakat beserta pengorganisasiannya; seperangkat keyakinan mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di dalamnya; suatu pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan itu interdependen; dan suatu dambaan agar keyakinan-keyakinan termaksud dihayati, dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang bersangkutan (Corbett, 1970:14).

HUBUNGAN HUBUNGAN FILSAFAT DAN IDEOLOGIFILSAFAT DAN IDEOLOGIIdeologi berpangkal-tolak dari jawaban hakiki

yang telah didapat oleh filsafat, ditransformasi sampai ke tataran operasional; artinya pertransformasian itu dilakukan sampai didapatkannya serba konsep yang cukup konkrit, sehingga dapat diaplikasikan menjadi kenyataan. Dengan demikian, kita menjadi tahu bahwa ideologi adalah jabaran langsung satu tingkat lebih konkrit dari filsafat; dan inilah hubungan hirarkhi antara filsafat dan ideologi.

REFLEKSI FILSAFATREFLEKSI FILSAFATII

Kata refleksi dalam ungkapan refleksi filsafati adalah dalam kualifikasinya sebagai kata kerja; yang dimaksud dengan ungkapan tersebut adalah merefleksi suatu obyek yang berupa pengetahuan (knowledge) tertentu --d.h.i. adalah tiap sila dari Pancasila-- dengan mengikuti kaidah-kaidah filsafat, untuk mengetahui konsep ontologik yang merupakan sumber-genetik dari tiap sila dari Pancasila, dan inter-relasinya antarkonsep antarsila.

IDEOLOGI PANCASILAIDEOLOGI PANCASILAPancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 berkualifikasi sebagai dasarnegara. Sejak diselenggarakannya Rapat Besar pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung dari tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945, apa yang kini kita kenal dengan nama Pancasila, memang sadar diniatkan oleh para pendiri-negara kita untuk dijadikan dasar dari Negara Indonesia Merdeka yang pada waktu itu hendak didirikan.

Pengertian universal dasarnegara ini adalah ekuivalen dengan pengertian ideologi, seperti yang dikemukakan oleh Partick Corbett di muka.

TIGA TESIS ONTOLOGITIGA TESIS ONTOLOGI

1. Dalam alam semesta, tidak ada satu fenomenpun yang mandiri berdiri sendiri, terlepas dari fenomen lain.

2. Ada itu memberi; sama benarnya dengan pernyataan ‘tidak ada itu tidak memberi’; memang sesuatu yang tidak ada tidak mungkin memberi. Jadi, ‘ada itu memberi’ adalah evidensi.

3. Suatu pendapat adalah benar, hanya apabila ia bersesuaian dengan segenap relasi yang berkaitan dengannya; apabila tidak, maka ia nir-benar.

REFLEKSI SILA PERTAMAREFLEKSI SILA PERTAMADalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

tidak dipersoalkansiapa itu Tuhan. Jawabannya adalah atribut Yang Maha Esa.

Manusia, terutama masyarakat agraris, sangat bergantung pada ‘kekuatan’ di luar dirinya.

Indonesia bukan negara agama (klarikal) dan negara sekuler, melainkan negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Para pendiri negara telah menciptakan konsep negara ketiga, selain negara agama dan sekuler, ada negara Ketuhanan Yang Maha Esa.

REFLEKSI SILA IREFLEKSI SILA ITeridentifikasi konsep:(a). Mantikan Eksistensi Alam Semesta (the

logic of the existence of the universe): disingkat MEAS.

(b). Tiga tesis-ontologik yang terkandung didalam MEAS:

• Tesis I : Teori tentang eksistensi.

• Tesis II : Teori tentang ‘ada’.• Tesis III : Teori tentang

kebenaran.

REFLEKSI SILA KEDUAREFLEKSI SILA KEDUAKonsep Kemanusiaan Yang Adil dan

Beradab adalah gagasan yang alami.Bandingkan konsep hak asasi manusia

yang bermuara pada gagasan ‘manusia bebas sempurna’ (ref. John Locke) atau ‘manusia pekerja’ (ref. Karl Marx).

Menurut John Locke, manusia lahir bebas sempurna, sehingga tidak ada satu orang pun berkuasa atas diri orang lain, kecuali yang nyata-nyata mendapat petunjuk dari yang mahakuasa.

REFLEKSI SILA KE-2REFLEKSI SILA KE-2 Teridentifikasi konsep ‘Siapa manusia itu’: Manusia adalah manusia individu sekaligus makhluk sosial.

Dari konsep manusia ini secara dedukatif teralir beberapa konsep :

(a).Interrelasi antarmanusia, dan antara manusia dan lingkungannya: saling-ter-gantung.

(b).Interaksi antarmanusia dan antara manusia dan lingkungannya: saling-memberi (dalam tataran budaya, dikenal, dengan faham: kekeluargaan).

(c).Tugas hidup manusia: a-priori memberi kepada lingkungan.

RELEKSI SILA KETIGARELEKSI SILA KETIGA Teridentifikasi konsep:

(a).Interrelasi antara manusia dan fenomena lain, berwujud loyalitas manusia kepada lingkungan.

(b).Loyalitas manusia kepada lingkungan: dimulai dari loyal kepada Tuhan, berjenjang ke atas dan berpuncak pada loyal kepada Tuhan.

(c).’Kebangsaan Indonesia’ yang tersusun oleh loyalitas manusia secara berjengjang: dari loyal kepada Tuhan, berjenjang ke atas ke loyal kepada keluarga , loyal kepada sukubangsa, loyal kepada bangsa, loyal kepada umat manusia, dan berpuncak pada loyal kepada Tuhan.

(d). Tiap jenjang loyalitas berkualifikasi sebagai persatuan.

REFLEKSI SILA KEEMPATREFLEKSI SILA KEEMPATTeridentifikasi konsep:(a).‘Masyarakat’: relasi saling-tergantung antara masyarakat dan warganya melahirkan relasi saling memelihara eksistensi pihak yang lain.(b). Musyawarah untuk mufakat’ adalah bentuk saling-memberi informasi antara warga dan masyarakat, melalui proses integrasi dua tingkat, yang oleh para pujangga leluhur dirumuskan menjadi: kemasyarakatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan antarwarga.Dalam kehidupan negara, konsep tersebut ditransformasi oleh para pendiri-negara Republik Indonesia menjadi: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan .(c). Bentuk ‘saling-memberi informasi‘ antara negara dan rakyat tersebut, sekaligus mengungkapkan bahwa ia merupakan faham demokrasi.

REFLEKSI SILA KELIMAREFLEKSI SILA KELIMA

Kewajiban dan Hak Manusia (KHM).

Secara alami yang original adalah ‘kewajiban‘ , sedang hak adalah derivat dari kewajiban.

ii.Hakikat dari hak adalah relasi, bukan barang-jadi.

Baik kewajiban maupun hak tidak bersifat asasi.

REFLEKSI SILA KELIMA (2)REFLEKSI SILA KELIMA (2)    Keadilan yang berciri empat:  subjeknya jamak, berinteraksi serentak. bahan baku dari keadilan adalah: hasil tunaian kewajiban dari para subyek.sifat keadilan adalah fungsional.melalui relasi satu-banyak, keadilan sosial tiap saat terwujud. Interrelasi antarkonsep yang terkandung di dalam kelima sila terkerangkai oleh tiga tesis ontologik yang terkandung di dalam MEAS, membentuk sistim filsafat Pancasila.

top related