triac pengendali motor ac
Post on 21-Oct-2015
477 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia elektronika sudah dapat dipastikan mengenal dengan adanya berbagai
macam rangkaian elektronika, dimana rangkaian elektronika tersebut dapat diaplikasikan
kedalam kehidapan sehari – hari. Tidak bisa disangkal kalau ilmu elektronika telah
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peradaban manusia saat ini. Nyaris pada
semua aspek kehidupan manusia zaman kiwari berbasiskan elektronika. Manusia
dimanjakan dengan bantuan berbagai peralatan elektronika yang memanfaatkan berbagai
macam komponen yang digunakan dalam pembuatan peralatan elektronika tersebut.
Salah satunya adalah penggunaan TRIAC dimana komponen ini merupakan
komponen semikonduktor yang berperan sebagai penghubung daya yang berkecepatan
tinggi. Pada umumnya triac dioperasikan pada tegangan lebih dari 100V dan dapat
membawa arus lebih dari 100A. Sehingga triac sering digunakan dalam sistem kontrol
daya AC, seperti dimmer lamp (peredup lampu), kontrol pemanas, kontrol kecepatan
motor, dan lainnya. Oleh karena itu, modul ini memanfaatkan TRIAC sebagai pengendali
kecepatan motor AC.
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam membuat modul ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menerapkan ilmu Elektronika Industri II yang di realisasikan terhadap
sebuah modul pengendali motor AC dengan TRIAC,
2. Untuk mengetahui pengaruh rangkaian modul terhadap kecepatan motor AC,
3. Untuk mengetahui tegangan output pada motor AC.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang mungkin akan ditemui berdasarkan tujuan diatas adalah:
1. Bagaimana pengaruh rangkaian modul terhadap kecepatan motor AC,
2. Berapakah teganngan output pada motor AC.
1
I.4 Metodologi Penyelesaian Masalah
1.4.1 Studi Literatur
Mempelajari dan memahami teori mengenai materi Elektronika Industri II
terutama mengenai TRIAC sehingga diperoleh pengetahuan dasar untuk
penyelesaian masalah yang akan muncul dalam pembuatan modul rangkaian ini.
Mempelajari dan melatih tentang tata cara penulisan dalam penyusunan laporan
ini baik dari segi bahasa ataupuun penulisan dalam laporan ini.
1.4.2 Perancangan dan Realisasi
Melakukan perancangan dengan membuat rangkaian modul terlebih dahulu
menggunakan software Altium Designer 6 dan dalam pembuatan hardware
menggunakan komponen – komponen yang dibutuhkan.
1.4.3 Realisasi Simulasi
Merealisasikan modul dari awal hingga akhir.
1.4.4 Pengujian dan Analisa
Setelah alat direalisasikan, maka dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah
modul rangkaian dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak dan
selanjutnya dilakukan analisa dari modul rangkaian yang telah dibuat.
1.4.5 Penulisan Laporan Akhir
Tahap ini difokuskan pada pengumpulan catatan berupa materi atau data yang
ada selama proses perancangan dan realisasi. Untuk selanjutnya diproses menjadi
sebuah laporan modul rangkaian untuk tugas mata kuliah Elektronika Industri II.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada modul pengendali motor AC dengan TRIAC menggunakan beberapa komponen
utama sebagai berikut :
2.1 TRIAC
Definisi dan Prinsip Kerja TRIAC
Komponen TRIAC merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas
diode empat lapis berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki
tiga buah elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2. TRIAC biasanya digunakan sebagai
pengendali dua arah (bi-directional). Apabila kita akan menggunakan TRIAC
dalam pembuatan perangkat atau sistem kontrol elektronika, ada beberapa hal
yang harus diketahui dalam memilih TRIAC sebagai berikut :
1. Tegangan breakover maju dan mundur arus maksimum ( IT maks)
2. Arus genggam minimum (Ih min)
3. Tegangan dan arus picu gate yang diperlukan
4. Kecepatan pensaklaran
5. Tegangan maksimum dV/dt
6. Tegangan blocking triac (VDRM)
Simbol dan Bentuk TRIAC
Triac akan tersambung (on) ketika berada di quadran I yaitu saat arus positif
kecil melewati terminal gate ke MT1,dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1,
saat triac terhubung dan rangkaian gate tidak memegang kendali, maka triac tetap
tersambung selama polaritas MT2 tetap lebih tinggi dari MT1 dan arus yang
mengalir lebih besar dari arus genggamnya (holding current/Ih), dan triac juga
3
akan tersambung saat arus negatif melewati terminal gate ke MT1,dan polaritas
MT1 lebih tinggi dari MT2, dan triac akan tetap terhubung walaupun rangkaian
gate tidak memegang kendali selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2. Selain
dengan cara memberi pemicuan melalui teminal gate, triac juga dapat dibuat
tersambung (on) dengan cara memberikan tegangan yang tinggi sehingga
melampaui tegangan breakover-nya terhadap terminal MT1 dan MT2, namun
cara ini tidak diizinkan karena dapat menyebabkan triac akan rusak. Pada saat
triac tersambung (on) maka tegangan jatuh maju antara terminal MT1 dan MT2
sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2 volt.
2.2 DIAC
Definisi dan Prinsip Kerja DIAC
DIAC bukanlah termasuk keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat
ia digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti
transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan
mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan
N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk
menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua
buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan
sebagai dioda.
Gambar : Struktur dan simbol DIAC
Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan
ini. Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat
menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari
anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama seperti
4
TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan breakdown-
nya.
Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. DIAC
umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu
yang relatif tinggi. Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada
gambar dibawah ini :
2.3 Kapasitor
Definisi dan Prinsip Kerja Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.
Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor
electrostatic, electrolytic dan electrochemical.
5
1. Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan
bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah
bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang
kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang
biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi.
Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material
seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan
mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan
lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk
kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok
ini adalah non-polar.
2. Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida.Umumnya kapasitor yang
termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengantanda + dan – di
badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena
6
proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup
positif anoda dan kutup negatif katoda.
Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,
magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya
dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida . contoh dari
kapasitor ini yaitu Elco / kondensator. Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui
proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang
dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif
(anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada
larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal.
Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan
Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya. Dengan demikian berturut-
turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda)
membentuk kapasitor.
Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Lapisan metal-
oksida ini sangat tipis,sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang
kapasitansinya cukup besar. Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya
bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan
yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan
permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial.
Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar.
Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut
kapasitor elco. Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi
ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan
larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain
yaitu manganese-dioksida.
Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang
besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya
padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor
tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami
mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
7
3. Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk
kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu
adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan
arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga
masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar
namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon
selular.
2.4 Resistor
Definisi dan Prinsip Kerja Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua
komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding
dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR).
Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki
karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan
power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan,
dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan
satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dan
paling banyak dalam setiap rangkaian elektronika. Dengan demikian Anda
harus mempelajari dan memahami sebaik mungkin tentang resistor. Anda
harus mampu mengetahui nilai dari sebuah resistor beserta fungsinya bila
ingin membuat sebuah rangkaian elektronika.
8
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan
arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor
secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah
dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).
2.5 Potensiometer
Definisi dan Prinsip Kerja Potensiometer
Potensiometer merupakan resistor yang menggunakan tiga terminal dengan
sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan yang dapat di stel.
Biasanya perangkat elektronika ini juga ada yang menggunakan dua terminal,
sehingga nantinya salah satu terminal tetap dan terminal geser. Komponen yang
satu ini berperan sebagai resistor variabel atau rheostat.
Potensiometer biasanya di gunakan untuk mengendalikan peranti elektronik
seperti pengendali suara pada penguat yang kita bunyikan. Potensio yang
biasanya di operasikan ataupun di gunakan oleh suatu alat mekanisme sebagai
transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Perangkat potensiometer sangat jarang di gunakan untuk mengendalikan daya
tinggi (tegangan lebih dari 1 watt) secara langsung. Potensiometer digunakan
untuk menyetel taraf isyarat analog, misalnya pengendali suara pada peranti
audio dan juga sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik.
Prinsip kerja potensiometer dapat di ibaratkan sebagai gabungan dua buah
resistor yang di hubungkan secara seri R1 dan R2. Di dalam dua buah resistor ini
nilai resistansinya dapat di rubah. Nilai resistansi total dari resistor akan selalu
tetap dan nilai ini merupakan nilai resistansi dari potensiometer. Jika nilai
9
resistansi R1 kita perbesar, maka otomatis nilai resistansi dari R2 akan berkurang,
begitu juga sebaliknya.
Meskipun di samakan dengan resistor, tapi bentuk dari potensiometer
sendiri sangat jauh berbeda dengan bentuk resistor pada umumnya. Resistor
hanya berbentuk gelang yang di mana masing-masing gelang tersebut
memiliki warna yang berbeda, ini di gunakan untuk menentukan nilai
tahanannya. Sementara untuk menentukan nilai tahanan dari potensio hanya
dengan memutar ataupun menggeser pada bagian yang sudah di tetapkan.
Pengendali volume yang menggunakan potensiometer di lengkapi dengan
saklar yang sudah terintegrasi, sehingga pada saat potensiometer membuka
saklar, penyapu berada pada posisi terendah. Kebanyakan dari komponen ini
di gunakan untuk rangkaian power amplifier pengatur volume, bass dan treble.
Dan juga dalam Control Motor DC yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan
putaran motor.
Nilai dari potensiometer dapat berubah sesuai dengan perputaran ataupun
pergeseran yang di hasilkan. Range yang di hasilkan juga bervariasi, misalnya
nilai yang tertera pada potensio adalah 100k ohm, maka range resistansi akan
dimulai dari tahanan 0 ohm sampai dengan 100k ohm.
2.6 Motor AC
Definisi dan Prinsip Kerja Motor AC
Motor AC atau motor arus bolak-balik adalah diklasifikasikan dengan dasar
prinsip pengoperasian sebagai motor induksi atau motor sinkron. Motor induksi
dapat dibuat baik untuk jenis tiga-fase maupun satu-fase, karena pada motor
induksi tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya. Sebagai
gantinya arus AC pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan
10
pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan
magnet rotor dan stator kemudian berinteraksi dan menyebabkan motor berputar.
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya
secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah
bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" .Stator merupakan komponen listrik
statis/diam. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan
motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC
dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan
kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan
motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah
perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang
dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat
yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
Gambar. Motor AC 220 V dengan kipas.
11
BAB III
REALISASI MODUL
3.1 Alat dan Bahan
Berikut ini merupakan daftar komponen – komponen yang digunakan dalam
pembuatan modul pengendali motor AC :
Daftar Komponen Jumlah (buah)
Resistor 1 KΩ/2 Watt 2
Potensiometer 500 KΩ 1
Kapasitor 100nF/250 Volt 1
DIAC DB3 1
TRIAC BT136 1
Motor AC 1
Banana Plug 2
Test Point 3
Heatsink 1
Kabel AC 1
Plat Alumunium 20cm x 4cm 2
Plat Alumunium 15cm x 4cm 2
3.2 Gambar Rangkaian
12
R2
1 KΩ
3.3 Cara Kerja Rangkaian Modul
Modul Pengendali Motor AC dengan TRIAC merupakan rangkaian
elektronik sederhana yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan putaran
kipas angin dengan sumber tegangan AC220 volt. Rangkaian pengatur
kecepatan kipas angin ini dibangun menggunakan TRIAC dan DIAC sebagai
komponen utamanya, dan sebuah potensiometer sebagai pengendali
kecepatan putaran motor kipas angin tersebut. Modul ini bekerja seperti
dimmer lampu AC, dimana supply tegangan ke motor kipas angin dikontrol
menggunakan TRIAC melalui potensiometer.
Rangkaian pengontrol kecepatan kipas angin ini sangat sederhana dan
menggunakan komponen yang mudah diperoleh dipasaran sehingga dapat
dibuat atau dirakit dengan mudah. Modul pada gambar diatas bekerja secara
analog dengan cara mengatur supply tegangan motor kipas angin AC220V
menggunakan TRIAC berdasarkan tegangan bias yang diberikan ke TRIAC
tersebut melalui DIAC yang dikendalikan oleh potensiometer R1. Dimana
semakin besar bias gate TRIAC yang diberikan maka semakin besar pula
level tegangan yang diberikan ke motor kipas angin, dan semakin kecil
tegangan bias gate maka semakin rendah juga tegangan supply ke motor kipas
angin.semakin besar tegangan supply ke motor kipas angin yang diberikan
maka semakin cepat pula kecepatan putaran motor kipas angin dan sebaliknya
akan semakin lambat putaran kipas angin apabila supply tegangan ke motor
kipas angin diturunkan.
Perlu diketahui bahwa modul ini bekerja pada tegangan listrik AC220 volt,
sehingga jangan menyentuh jalur kelistrikan rangkaian pada saat rangkaian
ini terhubung ke jaringan listrik AC220V tersebut.
13
3.4 Langkah Untuk Melakukan Uji Coba Modul
1. Siapkan modul pengendali motor AC dengan TRIAC yang telah
dibuat dan pastikan modul tersebut dapat bekerja dengan baik,
2. Hubungkan motor AC dengan modul tersebut melalui banan plug
yang sudah tersedia sebagai output dari modul,
3. Hubungkan modul tersebut dengan supply AC,
4. Setelah motor AC berputar, atur putaran motor dengan potensiometer
sampai diperoleh putaran yang stabil,
5. Ukur tegangan pada masing – masing Test Point (TP) dengan
menggunakan multimeter,
6. Catat hasil pengukuran di tabel data percobaan.
14
BAB IV
UJI COBA DAN ANALISA MODUL
3.1 Hasil Data Uji Coba Modul
Keadaan
Potensiometer
Tegangan ( Volt AC) Tegangan
pada Motor
( Volt AC)
Keadaan
MotorTP1 TP2 TP3
Minimum 14.46 0.965 0.964 0.962 Off
½ Maksimum 114 104.1 104.2 104.2 On
(Lambat)
Maksimum 217.4 216.5 216 216.1 On
(Cepat)
3.2 Grafik Data Uji Coba Modul
Grafik Tegangan VG Terhadap VL
0.965 104.1 216.50
50
100
150
200
250
Volt AC
VG TP2
VL T
P3
15
3.3 Analisa Data Uji Coba Modul
Saat potensiometer pada posisi minimum, keadaan motor AC dalam kondisi
mati atau tidak berputar dengan tegangan output pada motor AC sebesar 0.962
VAC.
Saat potensiometer pada posisi ½ maksimum, keadaan motor AC dalam
kondisi ON (berputar) akan tetapi kecepatan putaran lambat dengan tegangan
output pada motor AC sebesar 114.2 VAC.
Saat potensiometer pada posisi maksimum, keadaan motor AC dalam kondisi
ON (berputar) dengan keadaan motor AC berputar cepat dan memiliki
tegangan output pada motor AC sebesar 216.1 VAC.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji coba modul diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan motor AC dipengaruhi oleh harga dari potensiometer.
2. Motor AC akan ON (berputar) dengan cepat ketika potensiometer pada posisi
maksimum dengan tegangan output sebesar 216.1 VAC, sedangkan motor AC
akan OFF (tidak berputar) ketika potensiometer pada posisi minimum dengan
tegangan output sebesar 0.962 VAC.
5.2 Saran
Harga hambatan potensiometer terhadap rangkaian motor AC mempengaruhi
kecepatan motor AC oleh karena itu dibutuhkan harga hambatan yang besar
seperti pada modul ini menggunakan potensiometer 500KΩ.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/definisi-dan-prinsip-kerja-triac/
Copyright © Elektronika Dasar
http://www.electroniclab.com
http://himatro.ee.unila.ac.id/?p=924
http://rangkaianelektronika.info/pengertian-dan-fungsi-resistor/
http://elsyadai.blogspot.com/2012/12/prinsip-kerja-potensiometer.html
http://elektronikatea.blogspot.com/2011/01/motor-listrik-ac.html
18
top related