tugas fix!!!!!!!
Post on 02-Jul-2015
562 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. DEFINISI OBAT ANTIKANKER
Obat antikanker adalah obat yang diberikan dengan tujuan membunuh sel-sel
kanker dengan obat-obatan atau dengan bahan kimia yang dapat menghentikan siklus
kehidupan sel kanker dan juga dapat menghambat dan menghancurkan inti sel untuk
membelah diri. Tetapi ada beberapa obat anti kanker yang bekerja tidak selektif, dimana
obat ini tidak hanya membunuh sel-sel kanker tetapi juga sel-sel lain yang ada di dalam
tubuh kita.
Seperti contoh yaitu dalam pengobatan kemotherapi. Selain berefek terhadap sel
kanker, kemotherapi juga berefek terhadap sel normal yang mempunyai tingkat
pertumbuhan cepat seperti folikel rambut, mukosa saluran cerna, sistem reproduksi (sel
indung telur dan sel sperma) dan jaringan pembentuk darah. Sitostatika yang diberikan
akan terkumpul pada jaringan tertentu (missal : tumor) menyebabkan toksisitas
(keracunan) yang khas dengan akibat kerusakan serius pada orang tersebut. Apabila
toksisitas terlalu berat dapat mengancam kehidupan sehingga pasien meninggal.
2. JENIS – JENIS OBAT ANTI KANKER
Secara umum pembagian obat-obat antikanker adalah sebagai berikut:
a. ALKYLATING AGENTS
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkilator yaitu :
1) Mekloretamin
Indikasi : Penyakit Hodgkin, Limfusar, Karsinoma Mama, dan Karsinoma Ovarium.
2) Siklofosfamid
Indikasi : Leukemia Limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, Limfoma non Hodgkin,
Mieloma Multiple, Neuro Blastoma, Tumor Payudara, Ovarium, Paru, Serviks, Testis,
Jaringan Lunak atau Tumor Wilm.
3) Melfalan
Indikasi : Mieloma Multiple, Kanker Payudara, Ovarium.
4) Klorambusil
Indikasi : Leukimia Limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan Limfoma non Hodgkin
5) Trietilenmelamin
Indikasi : Penyakit Hodgkin, Limfosarkoma, Retinobalstoma, Leukimia Kronik,
Tumor Payudara dan Ovarium.
6) Trietilentriofosforamid
Indikasi : Penyakit Hodgkin, Limfosarkoma, Retinolblastoma, Tumor Payudara dan
Ovarium.
7) Prokarbazin
Indikasi : Limfoma Hodgkin.
8) Busulfan
Indikasi : Leukimia Mielositik Kronik.
9) Karmustin
Indikasi : Melanoma Malignum, Mieloma multiple.
10) Lomustin
Indikasi : Karsinoma Paru dan Kolorektal, Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin dan
Karsinoma Renal.
11) Semustin
Indikasi : Karsinoma Paru Lewis, Melanoma Malignum, Tumor Otak Metastatik,
Limfoma non Hodgkin dan Neoplasma saluran cerna.
12) Streptozosin
Indikasi : Karsinoma Pankreas.
13) Sisplatin
Indikasi : Kanker Testis, Ovarium, Esofagus, Paru, Kolon.
14) Karboplatin
Indikasi : Kanker Ovarium lanjut.
b. ANTIMETABOLITS
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antimetabolit yaitu :
1) Floksuridin
Indikasi : Leukimia Limfostik Akut dan Kronik, Leukimia Granulositik Akut dan
Kronik, Koriokarsinoma.
2) Fludarabin
Indikasi : Leukemia Limfositik Kronik, Limfoma non Hodgkin.
3) Gemsitabin
Indikasi : Kanker paru, Pankreas dan Ovarium.
4) Methotrexat
Indikasi : Leukimia Limfositik Akut, Kariokarsinoma, Kanker Payudara, Leher dan
Kepala, Paru, Sarkoma Osteogenik.
5) Pemetrexed
Indikasi : Mesotelioma, Kanker Paru.
6) Sitarabin
Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk Leukemia dan juga untuk Limfoma.
c. PLANT ALKALOIDS
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkaloid yaitu :
1. Alkaloid vinka
Alkaloid vinka bersungsi untuk menghancurkan benang spindle sehingga pembelahan
sel terhenti pada metaphase (benang spindel terbentuk dari mikrotubul pada
metaphase). Perhentian pada metafase menyebabkan kematian sel. Selain itu juga
dapat mengganggu inkorporasi uridin menjadi mRNA. Contoh :
a. Vinkristin dan vinblastin
Merupakan senyawa antimitotik dengan mengadakan depolimerisasi mikrotubul
yang merupakan bagian penting dari sitoskeleton dan benang spindel. Dapat
berikatan secara spesifik dengan mikrotubular protein tubulin dalam bentuk
dimmer, bentuk dimmer inilah yang menyebabkan terminasi mikrotubul sehingga
depolimerisasi terjadi. Hal ini menyebabkan proses mitosis tertahan di metafase.
b. Vinorelbin
Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.
2. Alkaloid Podofilin
Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga terjadi kerusakan DNA
(DNA terdegradasi), penghambatan transport nukleotida, dan penghambatan transport
elektron di mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua senyawa ini
memblok sel pada fase akhir S-G2
3. Alkaloid Taksan
Bekerja dengan mekanisme yang sama dengan alkaloid vinka, merupakan spindle
poison. Contohnya adalah paklitaksel dan dosetakel.
d. ANTIBIOTICS
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antibiotik yaitu :
1) Vinkristin (VCR)
Indikasi : Leukimia Limfositik Akut, Neuroblastoma, Tumor Wilms,
Rabdomiosarkoma, Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin.
2) Vinblastin (VLB)
Indikasi : Penyakit Hodgkin, Limfosarkoma, Kariokarsinoma dan Tumor Payudara.
3) Paklitaksel
Indikasi : Kanker Ovarium, Payudara, Paru, Leher dan Kepala.
4) Etoposid
Indikasi : Kanker Testis, Paru, Payudara, Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin,
Leukimia Mielositik Akut.
5) Irinotekan, Topotekan
Indikasi : Karsinoma Ovarium, Karsinoma Paru Sel Kecil, Karsinoma Kolon.
6) Daktinomisin ( AktinimisinD)
Indikasi : Kariokarsinoma, Tumor Wilms, Testis, Rabdomiosarkoma, Sarkoma Kaposi
7) Antrasiklin: Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin
Indikasi : Leukimia Limfositik dan Mielositik Akut, Sarkoma Ostiogenik, Limfoma
Hodgkin dan non Hodgkin, Leukemia Akut, Karsinoma Payudara.
8) Antrasenedion : Mitoksantron
Indikasi : Leukemia Mielositik Akut, Kanker Prostat dan Payudara.
9) Bleomisin
Indikasi : Kanker Paru, Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin.
10) Mitomisin
Indikasi : Kanker Lambung
e. HORMONAL
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormonal yaitu :
1) Prednison
Indikasi : Leukemia Limfositik Akut dan Kronik, Limfoma Hodgkin dan non Hodgkin,
Tumor Payudara.
2) Hidroksiprogesteron kaproat
Indikasi : Karsinoma Payudara dan Endometrium.
3) Medroksiprogesteron asetat
Indikasi : Tumor Endometrium.
4) Dietilstilbestrol
Indikasi : Karsinoma Prostat dan Payudara.
5) Tamoksifen
Indikasi : Tumor Payudara.
6) Flutamid
Indikasi : Karsinoma Prostat.
7) Mitotan, aminoglutetimid
Indikasi : Karsinoma Kortek Adrenal, Karsinoma Payudara.
8) Leuprolid
Indikasi : Karsinoma Prostat.
9) Anastrozol, Letrozol
Indikasi : Karsinoma Payudara.
f. MISCELLANEOUS ANTI Ca
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan miscellaneous anti Ca yaitu :
1. Hidroksiurea
Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA.
2. Mitotane
Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan menghilangkan sekresi
steroid adrenal yang berlebihan.
3. Asparaginase
Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik asparagin menjadi
asam aspartat dan ammonia, juga menurunkan level glutamine dalam darah. Hal ini
menyebabkan penghambatan sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan
asparagin, sehingga proliferasi sel terhenti.
4. Amsacrine
Menginterkalasi pasangan basa DNA.
5. Mitoxantrone
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis DNA dan RNA
terhambat.
3. MEKANISME KERJA OBAT ANTIKANKER
Mekanisme kerja dari obat – obat anti kanker yaitu :
a. ALKYLATING AGENTS
Mekanisme penghambatan pertumbuhan sel kanker oleh golongan alkilator secara
umum adalah membentuk ion karbonium (alkil) yang sangat reaktif, kemudian gugus
alkil ini akan berikatan kovalen silang pada konstituen sel yang nukleofilik. N7 dari
guanin adalah nukleofilik kuat sehingga guanin merupakan basa purin utama yang
teralkilasi. Guanin biasanya terdapat dalam tautomer keto dan dapat berikatan dengan
sitosin, namun karena posisi N7 pada guanine teralkilasi, maka akan terbentuk
tautomer enol. Sehingga menyebabkan terjadinya pasangan basa yang abnormal yaitu
basa guanine berpasangan dengan basa Timin, dan terjadi miscoding.
Alkilator sebagai antikanker pada siklus sel dibagi ke dalam beberapa sub golongan,
yaitu :
1. Nitrogen Mustard
Nitrogen mustard berikatan dengan residu guanin dari DNA sehingga terjadilah
perubahan afinitas gugus pada DNA (dari sitosin ke timin), depurinasi akibat
kerusakan DNA mungkin juga terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat
berikatan secara kovalen dengan 2 gugus (residu guanin) asam nukleat pada
untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking) sehingga terjadi
kerusakan pada fungsi DNA
2. Etilenimin
Etilenimin memiliki mekanisme aksi seperti mustard nitrogen. Contoh dari obat
kelompok ini adalah trietilenatiofosforamida (tiotepa) dan trietilenamelamina
(TEM/tretamine).
3. Alkil Sulfonat
Mekanisme kerja dari ester asam sulfonat berlangsung disebabkan oleh hidrolisis
yang mengalami terjadi pemisahan O-R dan gugus alkil (R’) ditransfer ke substrat.
Yang termasuk kelompok ini adalah busulfan (myleran) dan dimetil myleran.
4. Nitrosourea
Lipofilitas tinggi, dapat menembus Blood Brain Barrier, biasa digunakan untuk
tumor otak. Mekanisme aksi membentuk ikatan silang (cross link) pada DNA.
Contohnya: Karmustin dan Lomustin
5. Metilhidrazin
a. Prokarbazin
Merupakan turunan metilhidrazin yang bekerja sebagai antikanker non-spesifik
pada siklus sel. Mekanisme aksi belum jelas diketahui, tetapi diduga
mengalkilasi asam nukleat, namun obat ini dapat menghambat sintesis DNA,
RNA, dan protein, memperlama interfase, dan menyebabkan kromosom rusak.
Metabolisme oksidatif dari obat ini oleh enzim mikrosomal menghasilkan
azokarbazine dan H2O2 yang menyebabkan terputusnya rantai DNA.
b. Dakarbazin
Diaktifkan dahulu oleh metabolisme oleh enzim mikrosomal hati menjadi
diazomethane yang memiliki metal karbonium yang bersifat sitotoksik.
Mekanisme aksinya dengan memetilasi sel kanker. Dakarbazin dapat
membunuh sel pada semua fase.
6. Platinum
a. Sisplatin
Merupakan metal inorganik yang mampu membunuh sel pada semua siklus
pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat biosintesis DNA dan berikatan
dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink).
b. Karboplatin
Merupakan analog platinum generasi kedua. Mekanisme aksi : menghambat
bosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan silang
(crosslink).
c. Oksaliplatin
Merupakan analog platinum generasi ketiga. Mekanisme aksi : mengikat DNA
sehinga DNA berubah bentuk.
b. ANTIMETABOLITS
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA dan RNA melalui
penghambatan pembentukan asam nukleat dan nukleotida. Antipurin dan antipirimidin
mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga
mengganggu berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat
antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel
kanker daripada sel normal. Dengan demikian penghambatan sintesis DNA lebih
tinggi daripada terhadap sel kanker. Antimetabolit untuk antikanker pada siklus sel
dibagi menjadi tiga sub antimetabolit, yaitu :
1. Analog Purin
a. Merkaptopurin
Menghambat sejumlah enzim interkonversi purin. Merkaptopurin merupakan
inhibitor kompetitif dari enzim yang menggunakan senyawa purin sebagai substrat.
b. Tioguanin.
Menghambat interkonversi nukleotida purin, penurunan sintesis guanine
intraselular, mengganggu pembentukan sintesis DNA dan RNA.
c. Fludarabin fosfat
Mengganggu sintesis DNA dengan menghambat DNA polymerase dan
ribonukleotida reduktase
d. Kladibrin
Menyebabkan perbaikan DNA terganggu, sehingga DNA pecah
2. Analog pirimidin
a. Flourourasil
Merupakan pengganti urasil, dikonversi menjadi metabolit aktif. Selain itu,
flourourasil juga diubah menjadi floururidin monofosfat (FUMP) yang dapat
langsung mengganggu sintesis RNA.
b. Sitarabin
Sitarabin adalah suatu nukleosid sintetik yang merupakan analog pirimidin.
Mekanismenya adalah menghambat DNA polymerase sehingga sintesis DNA
diblok. Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan metabolit
normal untuk dikorporasikan ke dalam DNA. Sehingga akan terjadi
ketidakseimbangan sterik yang berakibat penghambatan peletakan basa pada rantai
nukleotida.
c. Gemsitabin
Gemsitabin merupakan analog nukleosida, biasanya berperan sebagai flourourasil
dan analog lain dari pirimidin. Bekerja dengan mengganti salah satu blok yang
membangun asam nukleat, yaitu sistidin selama proses replikasi DNA. Gemsitabin
difosforilasi agar aktif oleh enxim deoksisitidin kinase lalu oleh nukleotida kinase
diubah menjadi nukleotida difosfat dan trifosfat yag dapat menghambat sintesis
DNA.
d. Azacitidine
Azacitidine menhambat orotidilat sintetase sehinga produksi pirimidin dihambat.
3. Analog asam folat
Analog asam folat membasmi sel ke dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan
yang pesat. Namun dengan efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein,
metotreksat hanya menghambat sel fase S sehingga bersifat self-limiting terhadap
efek farmakologinya.
c. PLANT ALKALOIDS
Mekanisme kerjanya adalah menghambat mitosis (Spindle poisons) dan
mempengaruhi mikrotubulus yang berperan dalam proses mitosis. Alkaloid untuk
antikanker pada siklus sel dibagi menjadi tiga sub, yaitu :
1. Alkaloid vinka
Alkaloid vinka bersungsi untuk menghancurkan benang spindle sehingga
pembelahan sel terhenti pada metaphase (benang spindel terbentuk dari
mikrotubul pada metaphase). Perhentian pada metafase menyebabkan kematian
sel. Selain itu juga dapat mengganggu inkorporasi uridin menjadi mRNA.
Contoh :
a. Vinkristin dan vinblastin
Merupakan senyawa antimitotik dengan mengadakan depolimerisasi mikrotubul
yang merupakan bagian penting dari sitoskeleton dan benang spindel. Dapat
berikatan secara spesifik dengan mikrotubular protein tubulin dalam bentuk
dimmer, bentuk dimmer inilah yang menyebabkan terminasi mikrotubul sehingga
depolimerisasi terjadi. Hal ini menyebabkan proses mitosis tertahan di metafase.
b. Vinorelbin
Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.
2. Alkaloid Podofilin
Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga terjadi kerusakan DNA
(DNA terdegradasi), penghambatan transport nukleotida, dan penghambatan
transport elektron di mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua
senyawa ini memblok sel pada fase akhir S-G2
3. Alkaloid Taksan
Bekerja dengan mekanisme yang sama dengan alkaloid vinka, merupakan spindle
poison. Contohnya adalah paklitaksel dan dosetakel.
d. ANTIBIOTICS
1. Daktinomisin
Mekanisme aksi: Berikatan kuat dengan DNA untai ganda dengan cara berinterkalasi
antara pasangan basa guanine-sitosin yang berdekatan. Akibatnya terjadi hambatan
sintesis RNA yang dependent DNA.
2. Aktinomisin
Mekanisme aksi : Berikatan dengan DNA membentuk kompleks yang sangat stabil,
namun RNA Polimerase tidak dapat beraktivitas pada kompleks DNA-aktinomisin
tersebut, sehingga replikasi DNA tidak terjadi.Aktinomisin juga menyebabkan
transkripsi terhambat. Pada konsentrasi rendah, rRNA secara selektif dapat dihambat
karena adanya degenerasi nucleolus.
3. Bleomisin
Mekanisme aksi: Mengikat DNA dan menyebabkan satu atau kedua rantai pecah
setelah pembentukan radikal bebas dan penghambatan sintesis DNA. Termasuk CCS
karena bleomisin menyebabkan sel terhenti pada fase G2.
4. Mitomisin
Mekanisme aksi: Obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom P-450 akan
menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan ikatan silang dengan DNA.
e. HORMONAL
Pemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan hormon-hormon dalam
badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-
jaringan yang peka terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah
hormon akan berikatan dengan reseptor protein (estrogen, progesteron, kortikosteroid,
androgen) pada sel kanker.
f. MISCELLANEOUS ANTI Ca
Dibagi menjadi lima sub, yaitu :
1. Hidroksiurea
Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA.
2. Mitotane
Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan menghilangkan sekresi
steroid adrenal yang berlebihan.
3. Asparaginase
Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik asparagin menjadi
asam aspartat dan ammonia, juga menurunkan level glutamine dalam darah. Hal ini
menyebabkan penghambatan sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan
asparagin, sehingga proliferasi sel terhenti.
4. Amsacrine
Menginterkalasi pasangan basa DNA.
5. Mitoxantrone
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis DNA dan RNA
terhambat.
4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OBAT ANTIKANKER (KEMOTERAPI)
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat – obatan yang
bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel – sel kanker.
Manfaat kemoterapi antara lain :
Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
kemoterapi atau dengan beberapa jenis kemoterapi.
Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar
tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil
ukuran kanker pada daerah yang diserang.
Efek samping kemoterapi timbul karena obat – obat kemoterapi sangat kuat dan
tidak hanya membunuh sel – sel kanker, tetapi juga menyerang sel – sel sehat terutama
sel – sel yang berproliferasi dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa
timbul antara lain :
Lemas
Merupakan efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus
hingga akhir pengobatan.
Mual dan muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu
ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat
dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum, selama atau sesudah
pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat menyebabkan diare. Bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat.
Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai.
Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki.
5. PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT ANTIKANKER
(KEMOTERAPI)
Dalam hal pemberian obat antikanker, perawat memiliki beberapa peranan penting
yaitu :
a. Perawat harus mengetahui syarat-syarat pemberian obat Kemoterapi yaitu:
Perawat harus mengetahui keadaan umum pasien, dimana keadaan pasien
harus cukup baik
Penderita cukup mengerti terhadap pengobatan dan mengetahui efek samping
yang akan terjadi setelah dilakukan pengobatan.
b. Perawat harus mengetahui prosedur-prosedur pemberian obat Kemoterapi yang
terdiri dari:
1. Persiapan Pasien antara lain :
Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan Lab, Evaluasi status mental,
Riwayat medis, Riwayat medikasi, Riwayat keluarga
Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu
pemberian obat sebelumnya.
Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
Informed concernt (persetujuan antara pasieen untuk dilakukan
pengobatan)
Siapkan obat sitostatika yang dilakukan oleh staf farmasi dan
dilakukan di ruangan yang tertutup.
2. Perawat harus mengetahui cara pemberian pengobatan kemoterapi yaitu:
Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan,
cara pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian.
Menggunakan proteksi yang sesuai, agar terlindungi dari percikan-
percikan obat kemoterapi karena obat kemoterapi merupakan jenis
obat keras.
Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik
Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah
daerah tusukan infus
Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik
(primperan, zofran, kitril secara intra vena) karena dampak dari
pemberian kemoterapi adalah menyebabkan mual dan muntah.
Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %
Beri obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu dengan syringe
pump) sesuai program
Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%
Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong
plastik dan diikat serta diberi etiket.
Buka gaun (alat proteksi) kemudian rendam dengan deterjen. Bila
disposible masukkkan dalam kantong plastik kemudian diikat dan
diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran.
Catat semua prosedur
Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah
jam dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.
3. Perawat wajib memberikan informasi mengenai efek samping setelah
dilakukan kemoterapi yaitu:
Rambut rontok / menipis (bersifat sementara).
Mual / muntah (tetap berikan makan dalam porsi kecil tapi sering).
Sembelit (berikan makanan tinggi serat).
Diare (hindari makanan yang pedas / asam serta makanan kaya
serat).
Stomatitis / sariawan / gomen (pelihara kebersihan mulut)
Penurunan daya tahan tubuh (hindari sumber-sumber infeksi).
Perubahan kulit : kering, gatal (jaga kebersihan kulit).
4. Perawat melakukan Evaluasi pada pasien setelah dilakukan kemoterapi :
Evaluasi kemajuan klinik setelah pemberian obat
Mengamati adanya efek samping
Evaluasi tehnik yang digunakan
top related