tugas individu sistem informasi manajemen...
Post on 06-Oct-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“OUTSOURCING INSOURCING SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PERUSAHAAN DAN SOLUSINYA”
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen)
Disusun Oleh:
Insan Putra
Kelas E60
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pembahasan studi kasus
“OUTSOURCING INSOURCING SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PERUSAHAAN DAN SOLUSINYA”. makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen serta pemenuhan tugas dalam menempuh pendidikan
pascasarjana manajemen dan bisnis di Institut Pertanian Bogor.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian
data dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, saya mohon maaf yang sebesar- besarnya.
Jakarta, Februari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Permasalahan 2
Tujuan dan Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Sistem Informasi 3
Insourcing 6
Outsourcing 6
PEMBAHASAN 9
Pengembangan Sistem Informasi 9
Perkembangan Pendekatan Outsourcing pada Sistem Informasi 10
Perkembangan Pendekatan Outsourcing pada Sistem Informasi 11
PENUTUP 13
Kesimpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang ketat, organisasi dituntut untuk
melakukan peningkatan manajemen organisasi atau perusahaan. Hal ini membuat organisasi
harus mampu mengelola organisasinya secara efektif dan efisien. Organisasi selalu berusaha
semaksimal mungkin untuk menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai
hasil yang maksimal.
Perusahaan yang tidak dapat memanfaatkan peluang dengan baik akan tergerus atau
tidak bertahan dalam dunia bisnis. Sebaliknya, perusahaan yang dapat memanfaatkan
peluang atau keinginan konsumen maka akan dapat terus bertahan. Peluang yang ditangkap
oleh perusahaan tidak terlepas dari sebuah teknologi yang dapat mendukung kekuatan dari
suatu perusahaan.
Teknologi memberikan kemudahan bagi pelaku usaha sehingga menghasilkan
kecepatan, ketepatan, dan keefisienan bagi suatu perusahaan dalam pengerjaan
operasionalnya. Teknologi memberikan informasi kepada penggunanya, sehingga perusahaan
memberikan perhatiannya kepada sistem informasi untuk mendukung performa perusahaan
tersebut. Performa yang ditampilkan oleh suatu perusahaan memerlukan keterampilan dari
pengguna teknologi ini Pengembangan sistem informasi berguna untuk menghasilkan sistem
informasi yang berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan perusahaan atau
memanfaatkan kesempatan yang ada.
Dalam hal ini perusahaan membutuhkan sumber daya atau resource yang
berkompetensi dalam memenuhi kebutuhannya. Pendekatan yang dilakukan dalam
pengembangan sistem informasi yaitu Pertama, pendekatan self-sourcing, Kedua adalah
pedekatan insourcing, dan Ketiga adalah pendekatan outsourcing. Ketiga pendekatan ini
memiliki kelemahan dan kelebihan dalam penerapannya, sehingga suatu perusahaan harus
mengerti pendekatan mana yang dapat diterapkan dalam perusahaan tersebut. Pengambilan
keputusan dalam menentukan pendekatan tersebut berdampak pada performa dari perusahaan
itu sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh Yang dan Huang (2000) bahwa sebuah perusahaan
akan sulit untuk mengambil keputusan untuk menentukan apakah perusahaan itu akan
insourcing atau outsourcing. Sehingga pendekatan ini memberikan pertimbangan bagi sebuah
perusahaan untuk mengambil keputusan yang terbaik dalam memilih pendekatan
tersebut.Kecenderungan saat ini perusahaan berusaha agar tenaga kerja inti yang ada di
lingkungan organisasi tersebut fokus untuk menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti
(core business). Hal ini menyebabkan pekerjaan yang sifatnya penunjang untuk diserahkan
kepada pihak lain.
Agar manajemen serta praktisi bisnis yang terkait langsung dengan aktivitas
outsourcing dan insourcing dapat merencanakan, mengeksekusi dan mengawasi proses ini
secara efektif, yang bersangkutan perlu untuk memahami dan sungguh-sungguh dan
mendalam berbagai hal terkait dengan konsep manajemen outsourcing dan insourcing.
2
Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan di bahas antara lain dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah kekurangan dan kelebihan outsourcing dalam sistem manajemen perusahaan?
2. Apakah kekurangan dan kelebihan insourcing dalam sistem manajemen perusahaan
3. Apakah Outsourcing atau Insourcing yang paling dibutuhkan perusahaan?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai
penrapan strategi pendekatan pengembangan sistem manajemen informasi dalam perusahaan,
dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Dalam makalah Adistiar et all (2014) mengenai sistem informasi menjelaskan tentang
sistem informasi itu sendiri. Menurut O’Brien (2005) sistem informasi adalah semua
komponen baik people, hardware, software, comunitation networking, dan sumber daya yang
penting dalam mengantarkan pesan atau informasi dan fungsi dalam suatu
organisasi.komponen tersebut dapat digambarkan seperti yang terlihat dalam Gambar 1.
Sistem informasi memberikan suatu tempat informasi untuk mendukung kegiatan
operasional, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Dalam
suatu organisasi sistem organisasi sangat penting hubungannya sehingga dapat mendukung
dalam hal strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam
meningkatkan bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
(Silver dan Cynthia. 1995).
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
(Sumber: O’ Brien. 2004)
Sistem informasi memliki fungsi dalam suatu organisasi yaitu pertama mendukung
kesuksesan berbagai fungsi utama bisnis sebagai contoh akuntansi, finance, manejemen
operasi, dan manejemen sumber daya manusia. Kedua, sistem informasi memberikan
dukungan menuju keefisienan dalam suatu kegiatan operational, produktivitas dan moral
4
OSDM. Ketiga, merupakan sumber utama bagi seorang manejer dalam mendukung atau
mengambilan keputusan. Keempat, sistem informasi menjadi penting karena dapat
mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan hal ini memberikan nilai yang lebih
bagi perusahaan karena dapat memberikan keunggulan yang kompetitif dalam persaingan
global. Kelima, menjadi suatu hal yang penting dalam berorganisasi dan biaya dalam
menjalankan bisnis sehingga diperlukannya pengelola sumber daya yang prima. Terakhir
adalah dapat memberikan kesempatan dalam mengembangkan karir yang dinamis dan
menantang bagi seseorang yang membutuhkan tantangan. Dalam hal ini dapat diketahui
bahwa peranan sistem informasi dalam bisnis adalah mendukung proses bisnis dan
operasional, pengambilan keputusan, dan mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
(lihat Gambar 2) (O’Brien, 2004).
Gambar 2. Tiga Peranan Utama Sistem Informasi
(Sumber: O’ Brien. 2004)
Kesuksesan dalam penggunaan sistem informasi dalam suatu perusahaan meliputi
keterlibatannya sistem informasi dengan end user, dukungan dari manejemen eksekutif,
kejelasannya sistem informasi ini terhadap kebutuhan, adanya perencanaan yang matang dan
tepat, dan harapan yang realistik. Apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan sistem
informasi ini dengan sebaik mungkin maka akan terjadi kegagalan yang disebabkan oelh
kurangnya input dari end user, kurang lengkapnya keterangan dari pernyataan kebutuhan dan
5
spesifikasi, pernyataan dan kebutuhan yang sering berubah-ubah, kurangnya dukungan dari
menejemen eksekutif, dan kurang kompetensinya dalam teknologi.
Sistem informasi ini juga memiliki aktifitas utama yaitu dalam pemasukan data,
pengolahan, penyimpanan, produksi informasi dan kontrol. Data dan informasi tersebut
disimpanan dalam model-model basis data, basis model, dan basis pengetahuan. Selain itu
sistem informasi memiliki aktifitas kendali yaitu dalam hal monitoring, evaluasi, dan koreksi
terhadap sistem agar tercapai kinerja yang optimal.
Proses pembangunan SI merupakan suatu loop yang berulang atau siklus. Secara
umum (makro) tahapan dalam siklus sistem informasi dalam kegiatan bisnis, yaitu:
Feasibility analysis yaitu tahapan yang berhubungan dengan analisis area aplikasi
potensial, mengindentifikasi sisi ekonomi dari pengambilan informasi dan
disseminasi, membentuk studi keuntungan awal, menentukan kompleksitas data dan
proses, mengatur prioritas aplikasi.
Requirement collection and analysis merupakan kebutuhan detail yang dikumpulkan
dengan interaksi dan kebutuhan khusus, ketergantungan aplikasi, komunikasi, dan
prosedur pelaporan identifikasi.
Perancangan sistem merupakan tahapan yang memiliki dua aspek yaitu dalam
mendesain sistem basis data dan mendesain aplikasi (program) yang menggunakan
dan memproses basis data.
Implementation, di mana, basis data dibentuk dan transaksi basis data dijalankan dan
diujicobakan.
Validation and acceptance testing yaitu validasi tingkat akses dari sitem dalam
memenuhi kebutuhan pemakai dan kriteria performansi. Sistem diujicoba dengan
kriteria performansi dan spesifikasi kelakuan.
Deployment, operation, and maintenance yaitu pada tahap ini dilakukan konversi
pemakai dari sistem lama ke sistem baru melalui proses training. Tahap operasional
dimulai jika semua fungsi sistem dioperasikan dan divalidasikan. Untuk menjaga
performa sistem diperlukan pemeliharan sistem baik jaringan maupun perbaikan bug
yang teridentifikasi kemudian.
6
Jika kebutuhan baru muncul, maka semua tahapan pembangunan akan dijalankan
kembali. Data merupakan input pokok yang menjadi dasar pembangunan sistem informasi.
Integrasi danketerpaduan kumpulan data diperlukan untuk mendukung proses perencanaan
strategis perusahaan.
Insourcing
Insourcing atau pendayaguna sumber daya internal merupakan pemanfaatan tenaga
ahli IT dari perusahaan itu sendiri tanpa melibatkan vendor. Pendekatan insourcing memiliki
kelebihan dalam pengembangan sistem informasi diantaranya adalah:
1. Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2. Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih kecil daripada biaya untuk
pekerja outsource.
3. Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport, dan lain-lain.
4. High deggre of control
5. Memiliki kemampuan untuk melihat secara keseluruhan dari proses
6. Lebih ekonomis dalam hal ruang lingkup dan ukuran
Namun, dalam penggunaan insourcing ini juga memiliki kelemahan dalam
penggunaannya yaitu:
1. Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem
informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan
memangkas biaya lebih lagi.
2. Membutuhkan investasi yang tinggi.
3. Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
Outsourcing
Outsourcing atau pendayagunaan sumber daya eksternal merupakan pemindahan
sistem informasi perusahaan baik seluruh maupun sebagian (Benamati dan Rajkumar. 2002).
Sedangkan menurut Aalders (2001) outsourcing adalah perusahaan yang menyewa jasa
kepada pihak ketiga (vendor) untuk mengelola proses bisnis supaya lebih efektif dan efisien
7
dalam pengerjaannya jika dibandingkan dengan perusahaan itu sendiri yang melakukannya.
outsourcing merupakan usaha yang kompleks dan sangat menentukan hasil yang lebih rinci
dan terampil. Outsourcing memiliki pengaruh yang kognitif bias dan dapat menjelaskan
tentang keputusan yang diambil berisiko.
Penelitian yang dilakukan oleh Baldwin et al (2001) mengenai sistem informasi
outsourcing sebagai pembelajaran studi kasus perbankan bahwa keputusan untuk outsourcing
merupakan dasar dari strategi dalam jangka panjang dimana sistem informasi sebagai tempat
untuk core bussiness yang aktif dan senior managernya dapat mengkontrol sistem informasi.
Keuntungan dari penggunaan outsourcing adalah:
1. Perusahaan dapat lebih fokus pada hal yang lain, karena proyek telah diserahkan pada
pihak ketiga untuk dikembangkan.
2. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau
organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3. Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan untuk kedepannya.
4. Biasanya perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja IT yang
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, dan juga penerapan teknologi terbaru dapat
menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Jadi dengan
menggunakanoutsource, otomatis sistem yang dibangun telah dibundle dengan
teknologi yang terbaru.
5. Walaupun biaya untuk mengembangkan sistem secara outsource tergolong mahal,
namun jika dibandingkan secara keseluruhan dengan
pendekatan insourcing ataupunself–sourcing, outsourcing termasuk pendekatan
dengan cost yang rendah.
Namun, pendekatan outsourcing juga memiliki kelemahan yaitu:
1. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa
dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan
tekniknya adalah perusahaan outsource.
2. Menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang dikembangkan.
8
3. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal
ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang
yang nakal.
4. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem
informasi akan terbentuk.
Dari pengertian diatasdapat dikatakan bahwa pendekatan outsourcing merupakan
salah satu strategi kompetisi suatu perusahaan untuk perusahaan fokus pada core business-
nya. Apabila outsourcing ini memberikan hasil yang lebih baik dengan mengeluarkan biaya
yang lebih rendah jika dilakukan sendiri.
9
BAB 3
PEMBAHASAN
Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi merupakan suatu aktivitas untuk dapat menghasilkan
sistem informasi berbasis komputer dalam menyelesaikan persoalan organisasi atau
perusahaan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Pengembangan sistem
informasi perlu dilakukan karena untuk menjamin adanya konsistensi proses, dapat
diterapkan dalam berbagai jenis proyek, mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan,
dan menuntut adanya dokumentasi pengembangan sistem informasi memiliki prisip dasar
yaitu:
1. Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan sistem
2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
3. Menentukan tahapan pengembangan
4. Menetapkan standard untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten
5. Justifikasi sistem sebagai investasi
Pengembangan sistem informasi dibagi menjadi tiga dalam proses perencanaan
sistem. Pertama, merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana.
Hal ini mengkaji tentang tujuan perencanaan strategi dan taktik perusahaan apakah bertujuan
laba atau pengabdian kepada masyarakat, mengindentifikasi proyek-proyek sistem
identifikasi berupa sistem informasi, menetapkan sasaran proyek sistem, menetapkan kendala
proyek sistem, membuat laporan perencanaan sistem, dan meminta persetujuan manajemen.
Kedua, menentukan proyek sistem yang akan dikembangkan hal ini dilakukan oleh komite
pengarah. Kajiannya mencakupi menunjuk tim analisis dan mengumumkan proyek
pengembangan sistem. Ketiga, menentukan proyek sistem yang dikembangkan oleh analis
sistem. Hal ini melingkupi mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek,
melakukan studi kelayakan, dan melakukan kelayakan sistem.
10
Perkembangan Pendekatan Outsourcing pada Sistem Informasi
Penelitian yang dilakukan oleh Lacity, Wilcocks, dan Rottman (2008) menjelaskan
bahwa saat ini kecenderungan tiap perusahaan melakukan outsourcing baik secara nasional
maupun internasional dan hal ini telah dijelaskan oleh Khan (2007). Penggunaan pendekatan
ini dilakukan untuk menghasilkan keefisienan yang tinggi sehingga dapat mengendalikan
biaya dan perusahaan dapat fokus pada kompetensi. KPMG (2007) bahwa survey yang telah
dilakukan oleh KPMG mengenai pertumbuhan outsourcing pada sistem informasi mengalami
peningkatan dari 89 persen perusahaan yang ada. Perusahaan yang menggunakan outsourcing
merasa lebih puas dan perusahaan dapat merasakan manfaatnya dari sisi ekonomi pada
tingkat lebih rendah dari pada strategis dan orang-orang teknologi. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa outsourcing pada sistem informasi ini telah berhasil dibawah
pengawasan. Penelitian yang dlakukan oleh Gonzales dikuatkan oleh penelitian dari Koh,
Ang, Straub. 2004)
Outsourcing pada sistem informasi berusaha pada pemahaman tujuan penting dan
kebijakan diantaranya:
Mengatur tujuan dalam jangka panjang dan pendek. Membuat prioritas untuk mecapai
tujuan menengah tanpa kehilangan fokus jangka panjang.
Menentukan harapan yang realistis dan jelas.
Manfaat berbagi dan resiko.
Mengembangkan standart kinerja.
Mengharapkan perubahan dan revisi.
Menyiapkan hal yang tidak terduga
Hubungan yang natural.
Penggunaan outsourcing sebaiknya perusahaan memperhatikan beberapa aspek dalam
penentuan outsourcing dengan memperjelas tujuan dari bisnis ini dalam pendekatan
outsourcing. Hal ini dilakukan untuk menghindari penipuan yang dilakukan vendor yang
tidak bertanggung jawab sehingga dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Adanya perjanjian
antara kedua belah pihak dalam memutuskan kerjasama sehingga pekerjaan dapat dilakukan
secara profesional. Kerjasama yang dilakukan dalam jangka panjang dimana perusahaan
11
dapat memantau kebutuhan bisnis. Perusahaan itu sendiri dapat menerapkan outsourcing
sebagai strategi untuk mendapatkan fleksibilitas selama proses perbaikan struktur organisasi.
(Yang, et al. 2007).
Perkembangan Pendekatan Insourcing pada Sistem Informasi
Kebalikan dari outsourcing adalah insourcing. Umumnya pekerja akan lebih memilih
model ini karena dianggap lebih berpihak kepada mereka. Menurut Mia dalam blognya,
insourcing adalah suatu usaha pengembangan SI dan IT dalam perusahaan yang hanya
melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan dengan membentuk
divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP (Electronic Data
Processing). In-sourcing merupakan model pengembangan dan dukungan sistem teknologi
informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area fungsional dalam organisasi
(misalnya Akunting, Keuangan, dan produksi) dengan sedikit bantuan dari pihak spesialis
sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini dikenal juga dengan istilah end-user
computing atau end-user development.
Kelebihan Insourcing Kelemahan Insourcing
Requirement dapat dipahami secara jelas. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan
SDM yang menguasai teknologi informasi
mungkin tidak
mencukupi untuk membangun sistem yang
sesuai.
Penerapan software/hardware relative lebih
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas,
karena tidak ada target. Dan kalaupun ada
target, tidak ada punishment yang jelas ketika
target tidak tercapai.
Mengedepankan peran user dalam
menentukan tujuan dan sasaran
pengembangan infrastruktur sistem,
Minimnya dokumentasi, karena dikerjakan
oleh personel intern.
Meningkatkan partisipasi user dan rasa
memiliki pada infrastruktur yang
dikembangkan.
Kebocoran data mungkin dapat terjadi,
dikarenakan tidak ada reward dan punishment
yang jelas khususnya kepada karyawan yang
menangani proyek SI.
Relatif mempercepat tahapan pengembangan Pengembangan sistem dengan teknik SDLC
12
karena knowledge transfer yang lebih mudah. cenderung lambat dan mahal.
Respon yang cepat ketika terjadi asalah dalam
sistem.
Resiko kerusakan software/hardware
ditanggung oleh perusahaan, begitu juga
dengan peralatan yang sudah lanjut usia.
Keamanan data relatif terjamin. Perubahan kultur perusahaan relatif lebih sulit
dilakukan jika diatur oleh karyawannya
sendiri.
Cocok untuk pengembangan sistem dan
proyek yang bersifat kompleks
Pengambilan keputusan dapat dikendalikan
oleh perusahaan, tanpa intervensi dari pihak
luar.
13
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan insourcing maupun outsourcing pada sistem informasi memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing. Setiap perusahaan harus mengetahui terlebih
dahulu tujuan dari perusahaan itu sendiri sehingga dapat memutuskan mana yang lebih baik
dalam mengambil keputusan. Saat ini pendekatan outsourcing lebih banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan di dunia seperti penelitian yang dilakukan oleh KPMG. Penggunaan
pendekatan insourcing menjadi suatu pertimbangan yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan. tenaga ahli yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kunci dari kesuksesan
perusahaan itu sehingga perusahaan itu dapat mengetahui kebutuhan bisnisnya dan rahasia
perusahaan juga akan lebih terjamin.
Saran
Penggunaan pendekatan insourcing maupun outsourcing dalam sistem informasi
dapat dilakukan dengan penetapan tujuan perusahaan itu. Perjanjian kerja sama antara vendor
maupun perusahaan harus tertuang dalam kontrak sehingga tidak ada yang menimbulkan
kerugian disalah satu pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aalders, R (2001). The IT Outsourcing Guide. Chichester:Wiley,
Baldwin LP. Irani. Z dan Love PED. (2001). Outsourcing Information System: Drawing
Lesson from a Banking Case Study. European Journal Information System 10 15-24.
Gonzales, R, et al. ____. Information System Outsourcing: An Empirical Study of Succes
Factors. University of Alicante.
Jae, Nam Lee, et all. 2003. IT Outsourcing E-Past, Present, and Future. Communication of
the Acm. Vol: 46 No. 5 Page: 84-89.
Lacity, M.C.; Willcocks, L. & Feeny, D.F. (1996). The Value of Selective Outsourcing, Sloan
Management Review, 37(3), 13-25.
Khan, I. 2007. More Satisfaction: Outsourcing or Offshoring?, Global Services, 2(16), 12.
Koh, C., Ang, S. & Straub, D.W. 2004. IT Outsourcing Success: A Psychological Contract
Perspective. Information Systems Research, 15(4), 356-373.
O’Brien, James A. 2004. Management Information System: Managing Information
Technology in the Business Enterprise. Sixth Edition. Mc. Graw-Hill. New York, USA.
O’Brien, J. A., Marakas, G. M. 2005. Management Information System.8th Edition. Mc-
Graw-Hill Companies, Inc. New York
O’Brien A. James. 2005. Introduction to Information Sytems 12th Ed. McGraw-Hill
Prayoga, A. et. al. 2014. Internetworking Contoh kasus: PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. Makalah Sistem Informasi Manajemen, MB-IPB. (Makalah tidak diterbitkan)
Rouse, Anne C, Corbitt, Brian J. _____. Understanding Information System Outsourcing
Succes and Risks Through The Lens of Cognitive Biases. Victoria. Australia.
Saunders, C, Gebelt M, dan Qing Hu. 1997. Achieving Success in Information System
Outsourcing. California management Review; Winter 1997; 39, 2 ABI/INFORM Global
Page: 63.
15
Yang. C dan Huang JB. 2000. A Decision Model for IS Outsourcing International. Journal of
Information Management. 20 (1). 225-239.
Yang, D-H.; Kim, S.; Nam, Ch. & Min, J-W. 2007. Developing a Decision Model for
Business Process Outsourcing. Computers and Operations Research, 34(2), 3769-3778.
top related