tugas makalah dte
Post on 27-Jun-2015
879 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai Bahan Bakar Alternatif
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan
hidayahNya sehingga tugas yang berjudul “Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai Bahan
Bakar Alternatif” ini dapat diselesaikan. Penyediaan bahan bakar alternatif selain bahan bakar
minyak saat ini merupakan hal yang semakin mendesak karena ketersediaan minyak bumi yang
sudah semakin menipis dan harganya yang terus menerus meningkat. Makalah tentang energi
alternatif bahan pengganti bahan bakar fosil masih diperlukan dan salah satu bahan baku yang
dapat digunakan adalah minyak biji jarak.
Meskipun penelitian mengenai minyak biji jarak sudah banyak dilakukan, tetapi hingga saat ini
aplikasinya di lapangan masih belum optimal. Melalui Makalah ini diharapkan diperoleh data-
data mengenai karakteristik minyak jarak sehingga pemanfaatan dan aplikasinya sebagai bahan
bakar pengganti solar dapat lebih dioptimalkan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen bu Rahmawati selaku Dosen Pengasuh
mata kulia Dasar Teknologi Energi yang mendorong kami mahasiswa untuk lebih kreatif dalam
melakukan percobaan yang dapat menghasilkan Energi Alternatif baru,Dan untuk keluarga yang
telah memberikan dana untuk penulisan karya ilmiah ini, juga kepada semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya penulisan makalah ini . Semoga hasil yang tertulis dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama dalam mengatasi krisis bahan bakar minyak
yang saat ini tengah melanda dunia.
Hormat Saya,
Lungguk Sibuea
R I N G K A S A N
“Proses Pembuatan Minyak jarak sebagai Bahan Bakar Alternatif”, dalam makalah ini sangat
bermanfaat dalam pengembangan dan sebagai alternate baru dalam hal pengembangan
energyalternative.Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari
semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar terus meningkat. Hal ini
menyebabkan harga bahan bakar minyak semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan upaya
penghematan serta upaya pengalihan bahan bakar dari bahan yang berasal dari minyak bumi
menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak bumi adalah tanaman jarak yang
dapat menghasilkan minyak yaitu dari bijinya. Minyak jarak diperoleh dengan cara pengepresan
biji jarak dengan alat pengepres minyak. Alat pengepres yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hydraulic press.
Pada penelitian ini juga digunakan alat pemecah biji jarak dan alat penghancur biji jarak yang
akan memudahkan proses pengepresan minyak dari biji jarak. Penelitian ini terdiri dari 2 (dua)
tahap, yaitu : 1) Penentuan Komposisi Biji Jarak, dengan cara melakukan analisis proksimat
terhadap biji jarak, yang terdiri dari kadar protein, kadar air, kadar lemak, kadar abu dan
karbohidrat (by difference), serta serat kasar. Tahap 2) yaitu Pengaruh Metode Pemanasan
terhadap Mutu Minyak jarak yang dihasilkan. Metode pemanasan yang dilakukan terdiri dari 3
(tiga) perlakuan, yaitu pemanasan dengan cara blansir menggunakan uap air pada suhu 170o C
selama 30 menit (P1), pemanasan dengan oven pada suhu 105oC selama 30 menit (P2) dan
pemanasan dengan cara penggongsengan biji sehingga biji menjadi cukup panas untuk
diekstraksi (P3). Parameter yang diamati pada penelitian tahap kedua adalah rendemen, bilangan
iod, bilangan asam, indeks bias, berat jenis dan warna.
Dari hasil analisis proksimat biji jarak, diperoleh kadar air biji jarak sebesar 48.06% (bb), kadar
protein 18.88 % (bk), kadar lemak (46.25)% bk, kadar abu 2.62 % bk, karbohidrat 32.25 %bk
dan serat kasar 15.10 %. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa biji jarak
merupakan bahan yang sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber minyak. Hasil
percobaan penentuan metode pemanasan yang terbaik sebelum dilakukan ekstraksi minyak,
maka pemanasan dengan cara penggongsengan menghasilkan rendemen minyak yang tertinggi
yaitu 27.95%, sedangkan pemanasan dengan cara oven menghasilkan rendemen 24.51% dan
pemanasan dengan blansir uap 22.23 %. Bilangan iod dari minyak jarak dipengaruhi oleh
metode pemanasan pendahuluan,. Bilangan iod yang tertinggi diperoleh pada minyak hasil
pemanasan dengan cara oven yaitu 92.85 mg iodin/g, sedangkan pemanasan dengan blansir dan
penggongsengan mempunyai bilangan iod berturut-turut sebesar 90.9 dan 88.25 mg
iodin/g. Metode pemanasan tidak berpengaruh nyata terhadap bilangan asam dari minyak biji
jarak yang dihasilkan. Bilangan asam yang paling rendah diperoleh pada pemanasan dengan
menggunakan oven yaitu sebesar 3.79 mg KOH/g, sedangkan pemanasan dengan menggunakan
blansir uap menghasilkan minyak dengan bilangan asam 4.79 mg KOH/g, dan pemanasan
dengan penggongsengan 5.34 mg KOH/g . Berat jenis minyak dipengaruhi oleh metode
pemanasan pendahuluan terhadap biji jarak. Berat jenis minyak jarak pada proses pemanasan
dengan blansir uap, adalah 0.954 sedangkan pada proses pemanasan dengan oven dan pemanasan
dengan blansir berat jenisnya berturut-turut adalah 0.921 dan 0.962.
Indeks bias minyak tidak dipengaruhi oleh metode pemanasan pendahuluan. Dari hasil
penelitian, indeks bias minyak yang tertinggi terdapat pada pemanasan pendahuluan dengan
menggunakan oven yaitu sebesar 1.505, dan yang terendah pada pemanasan dengan
penggongsengan yaitu 1.475, sedang pemanasan dengan blansir uap, indeks bias minyaknya
sebesar 1.485.
Metode pemanasan pendahuluan sangat mempengaruhi warna minyak yang dihasilkan. Warna
minyak pada pemanasan dengan oven terlihat lebih jernih dibanding pemanasan dengan
penggongsengan. Pemanasan dengan blansir menghasilkan minyak yang berwarna bening/jernih
keputihan, sedangkan minyak dari hasil pemanasan pendahuluan dengan penggongsengan
menghasilkan warna minyak yang coklat.
Dari hasil pengamatan terhadap mutu minyak jarak yang dihasilkan, maka pemanasan dengan
menggunakan oven memberikan mutu minyak jarak yang terbaik, sedangkan metode pemanasan
dengan penggongsengan menghasilkan rendemen yang tertinggi, tetapi mutu minyak yang
dihasilkan lebih rendah dibandingkan minyak yang dihasilkan dari pemanasan pendahuluan
dengan oven atau blansir uap.
ABSTRAK
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui komposisi biji jarak dan pemanfaatannya sebagai
sumber minyak serta sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak bumi, serta untuk mengetahui proses
pembuatan minyak jarak dan karakteristik fisikokimia minyak jarak. Dari hasil analisis proksimat pada
biji jarak, diperoleh kandungan protein dari biji jarak sebesar 18.88% bk, kandungan lemak 46.25 %bk,
kadar air 48.06%bb, kadar abu 2.62 %bk, karbohidrat (by difference) 32.25 %bk dan serat kasar 15.10
%bk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji jarak potensial digunakan sebagai sumber minyak, karena
kandungan minyak dari biji jarak sebesar 46%. Bungkil hasil pengepresan minyak juga masih dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan pangan dengan melalui proses tertentu untuk
menghilangkan racunnya, karena bungkil ini masih mengandung protein dan serat kasar yang cukup
tinggi. Proses pemanasan pendahuluan terhadap biji jarak sebelum pengepresan dapat mempengaruhi
rendemen dan mutu minyak jarak yang dihasilkan. Pemanasan dengan cara penggongsengan
menghasilkan rendemen minyak yang tertinggi, tetapi mutu minyak yang dihasilkan rendah. Sedangkan
pemanasan dengan menggunakan oven suhu 105oC selama 30 menit, menghasilkan mutu minyak yang
terbaik, dibanding pemanasan dengan blansir uap air pada suhu 170o C selama 30 menit atau
penggongsengan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada saat ini bahan bakar minyak (BBM) yang ada di pasaran disintesa dari produk
petrokimiayang menggunakan bahan baku berasal dari minyak bumi. Ketersediaan minyak bumi
sangat terbatas dan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga
harganya akan semakin meningkat. Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara
pengekspor minyak bumi diperkirakan juga akan mengimpor bahan bakar minyak pada 20 tahun
mendatang, karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan pasar yang
meningkat cepat akibat pertumbuhan penduduk dan industri.
penghematan BBM yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 10 tahun 2005. Inpres ini
mengatur tentang langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka penghematan BBM.
Selain upaya penghematan, maka upaya untuk mengatasi krisis BBM juga dapat dilakukan
dengan mengalihkan pemanfaatan energi fosil (minyak) kepada energi yang terbarukan
(renewable energy) .
Upaya ke arah penyediaan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil terus diupayakan,
antara lain dengan mengubah bentuk mesin serta menyediakan sumber energi lain selain bahan
bakar fosil. Di Indonesia, Penelitian tentang alternatif pengganti bahan bakar fosil sudah lama
dilakukan yaitu dengan mencari bahan baku atau sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya akan sumber daya alam, sehingga mempunyai
potensi untuk menjadi pemimpin dalam energi yang terbarukan ini. Energi terbarukan yang
dapat digunakan adalah etanol dan biodiesel yang bahan bakunya sangat melimpah di Indonesia.
Bahan baku biodiesel atau etanol dapat berupa ketela pohon, tetes tebu, kelapa sawit atau biji
jarak. Tanaman-tanaman penghasil biodiesel ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyerap gas-
gas CO2 dari udara untuk mengurangi pemanasan global sebagaimana yang telah dicantumkan
dalam Kyoto Protocol. Selain itu, bahan baku lain yang dapat diolah menjadi biodiesel juga
dapat berasal dari tidak terpakai atau limbah seperti eceng gondok, minyak bekas pakai, gas
methanol dari sampah atau kotoran hewan serta limbah minyak kelapa sawit.
Tanaman jarak sudah dikenal oleh masyarakat, tetapi hanya sebatas sebagai tanaman pagar atau
pembatas sawah petani, karena dianggap tidak ekonomis, sedangkan daun dan buahnya hanya
digunakan untuk pakan ternak. Tanaman jarak adalah salah satu tanaman yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel. Berdasarkan hasil Penelitian
Manurung (2005), maka biji jarak dapat menghasilkan minyak yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar pengganti minyak diesel (solar) dan minyak tanah. Ekstraksi minyak dari buah
jarak akan meningkatkan nilai ekonomi dari pohon jarak. Tanaman jarak dapat menghasilkan 40
ton biji per hektar dengan harga jual Rp.2000/kg. Minyak jarak dihasilkan dari daging buah biji
jarak melalui proses ekstraksi dengan menggunakan mesin pengepres minyak. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kadar lemak kasar yang terdapat pada biji jarak
adalah 47.25%, protein kasar 24.60% , serat kasar 10.12%, kadar air 5.5%, abu 4.5% dan
karbohidrat 7.99%. Kandungan iodin minyak biji jarak juga cukup tinggi yaitu 105,2 mg
iodine/g. Biji jarak yang mengandung minyak dengan kadar cukup tinggi ini sangat mudah
diekstraksi. Dalam perhitungan matematis, untuk membangkitkan pembangkit listrik tenaga
diesel berkekuatan 1 Megawatt dibutuhkan 90 hektar pohon jarak (Suara Pembaruan, 2005).
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
- Mengetahui komposisi kimia biji jarak
- Mendapatkan metode ekstraksi minyak biji jarak yang terbaik yang dapat
menghasilkan rendemen minyak tertinggi.
- Mengetahui komposisi asam lemak dari minyak biji jarak yang dihasilkan
- Mempelajari aplikasi dari minyak biji jarak pada mesin diesel.
3. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data dasar tentang sifat fisik dan komposisi
biji jarak, proses pembuatan minyak jarak serta karakteristik dari minyak jarak. Data dasar
tersebut berguna untuk merancang dan membangun alat pengepres minyak jarak yang dapat
diterapkan di tingkat pengguna yaitu petani dan pengusaha minyak jarak. Dari data
karakteristik minyak jarak juga dapat diketahui arah pemanfaatan minyak jarak, yang salah
satunya adalah sebagai bahan bakar alternatif.
4.Sistematika Penulisan
Dalam menulis makalah ini ,metoda atau cara yang saya gunakan adalah dengan mengumpulkan
berbagai data dari berbagai koleksi dari buku,dan mengambil sebagian data lainya dari internet
yang kemudian saya sharingkan guna sebagai pertimbangan untuk dimasukkan ke dalam
makalah ini.Dan data –data yang tadi kami padukan sehingga terbentuklah makalah yang
sederhana. Dan juga sebagian dari data-data dalam makalah ini adalah kami ambil dari hasil
penjelasan dari dosen pengasuh mata kulia Dasar Teknologi Energi oleh bu Rahmawati.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tanaman Jarak
Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar, dan merupakan tanaman semak
yang tumbuh dengan cepat hingga mencapai ketinggian 3-5 meter. Tanaman ini
tahankekeringan dan dapat tumbuh di tempat-tempat dengan curah hujan 200 mm hingga 1500
mm per tahun. Daerah penyebaran tanaman terletak antara 40oLS sampai 50oLU dengan
ketinggian optimal 0-800 meter di atas permukaan laut .
Tanaman jarak memerlukan iklim yang kering dan panas terutama pada saat berbuah. Suhu
yang rendah pada saat penanaman dan pembungaan akan sangat merugikan karena mudah
terserang jamur. Tanaman jarak pagar tumbuh di daerah tropis dan subtropis, dengan suhu
optimum 20 – 35oC. Kelembaban yang tinggi akan mendorong perkembangan jamur sehingga
akan menurunkan produktivitas. Tanaman jarak pagar tergolong tanaman hari panjang, yaitu
tanaman yang memerlukan sinar matahari langsung dan terus menerus sepanjang hari. Tanaman
tidak boleh terlindung dari tanaman lainnya, yang berakibat akan menghambat pertumbuhannya.
Faktor utama yang berpengaruh terhadap tanaman adalah intensitas hujan, hari hujan perbulan
dan panjang bulan basah. Intensitas hujan yang tinggi dalam bulan-bulan basah, akan
mengakibatkan timbulnya serangan cendawan dan bakteri, baik di bagian atas maupun bagian
dalam tanah. Pada saat berbunga dan berbuah membutuhkan bulan kering minimal 3 bulan).
Tanaman jarak tidak memerlukan tanah subur, tetapi lebih sesuai bila struktur tanahnya ringan.
Umumnya produksi maksimum dicapai pada tanaman yang tumbuh di tanah lempung berpasir
dengan pH 5 – 6.5. Jarak tidak tahan terhadap genangan air, sehingga drainase harus dilakukan
dengan baik. Tanah yang ditanami harus bebas dari naungan sehingga mendapatkan sinar
matahari yang cukup .
Jarak pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian tubuhnya beracun.
Tanaman ini mulai berbuah setelah berusia lima bulan dan mencapai produktivitas penuh pada
usia 5 tahun. Buahnya berbentuk ellips dengan panjang 1 inchi dan memiliki 2-3 biji. Umur
tanaman ini dapat mencapai 50 tahun .
Saat ini cara bercocok tanam jarak masih dilakukan secara sederhana, dan biasanya dilakukan
bersama-sama dengan tanaman palawija seperti jagung, padi gogo, kedele, kacang tanah dan
ketela pohon. Penanaman jarak dilakukan dengan cara memasukkan 2-3 biji pada setiap lubang
sedalam kira-kira 3 cm pada tanah yang telah digemburkan dan diratakan. Waktu tanam perlu
disesuaikan dengan keadaan iklim setempat serta jenis jarak yang akan ditanam. Penanaman
sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan, untuk menjaga agar saat pembungaan tidak
terkena hujan yang dapat mengakibatkan gugurnya bunga. Untuk mempercepat perkembangan
dan pertumbuhan biji secara serentak, sebelum ditanam biji direndam selama 24 jam.
Pemeliharaan tanaman dan pemupukan dapat dilakukan pada waktu tanaman berumur 3 minggu .
Pemupukan dapat diberikan dua kali yaitu pada saat tanam dan setelah tanaman berumur 3-4
minggu. Dipakai system hara berimbang (NPK) dosis pemakaian per hektar lahan 200 kg urea,
100 kg TSP dan 50 kg KCl. Tiap pohon memerlukan 50 gra, campuran urea, TSP dan KCL
2:2:1 pada saat tanam dan 20 gram urea setelah 3-4 minggu. Pemupukan dilakukan dengan
melubangi tanah sedalam 5-7 cm di sekitar pohon sejauh 5-10 cm, kemudian ditutup tanah
kembali.
Panen buah jarak dapat dilakukan pada saat buah jarak sudah mulai tua, yang ditandai dengan
75% buah pada sebuah malai sudah mengering. Ciri-ciri buah yang sudah dapat dipanen adalah
batas antar ruang biji sudah tampak jelas bergaris. Pada satu buah terdapat 3 biji. Waktu panen
harus tepat sebab keterlambatan akan mengakibatkan pecahnya kulit biji dan biji akan terlempar
keluar .
Panen dilakukan dengan cara memotong malai menggunakan pisau yang tajam. Buah yang
masih berkulit kemudian dijemur selama 3 hari dan kulit buah akan pecah dengan sendirinya.
Biji-biji yang diperoleh dijemur kembali sampai kering kemudian disimpan. Biji dan buah
dipisahkan dengan cara ditampi kemudian biji dijemur kembali hingga kering dan siap diolah
menjadi minyak jarak pagar. Apabila tanaman dipelihara dan diberi pemupukan dengan baik
tergantung dari kondisi tanah dan pemeliharaan. Satu pohon jarak dapat menghasilkan Hasil
panen 10-15 kg/tahun.
2. Manfaat Tanaman Jarak
Bagian tanaman jarak yang dapat dimanfaatkan adalah biji, akar, daun dan minyak dari bijinya.
Bagian daun digunakan sebagai obat untuk penyakit koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk
sesak dan hernia. Bagian akar digunakan untuk rematik sendi, tetanus, epilepsy, bronchitis pada
anak-anak, luka terpukul, TBC kelenjar dan schizophrenia (gangguan jiwa). Bagian biji
digunakan untuk mengurangi kesulitan buang air besar (konstipasi), kanker mulut rahim dan
kulit (carcinoma of cervix and skin), visceroptosis/gastroptosis, kesulitan melahirkan dan retensi
plasenta/ari-ari, kelumpuhan oton muka, TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies ,infeksi jamur dan
bengkak.
Minyak jarak dihasilkan dari biji buah jarak dengan proses ekstraksi menggunakan mesin
pengepres atau menggunakan pelarut. Crude bio oil dihasilkan dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut dan kemudian dilanjutkan dengan proses pirolisis, dan untuk menghasilkan
modified bio oil dilanjutkan dengan proses partial cracking. Modified bio oil dapat digunakan
sebagai bahan substitusi minyak tanah. Bahan bakar biji jarak ini dapat digunakan sebagai
alternatif sumber energi yaitu sebagai pengganti bahan bakar solar, sehingga bias digunakan
untuk mobil dengan mesin diesel, mesin penggilingan beras dan kapal-kapal nelayan . Minyak
jarak dan turunannya digunakan dalam industri cat, varnish, lacquer, pelumas, tinta cetak,
linoleum, oil cloth dan sebagai bahan baku dalam industri-industri plastic dan nilon. Dalam
jumlah kecil minyak jarak dan turunannya juga digunakan untuk pembuatan kosmetik, semir dan
lilin. Sebelum digunakan untuk berbagai keperluan, minyak jarak perlu diolah lebih dahulu.
Pengolahan ini meliputi dehidrasi, oksidasi, hidrogenasi, sulfitasi, penyabunan dan sebagainya.
Pengolahan tersebut mengakibatkan perubahan sifat fisiko-kimia minyak jarak.
3. Komposisi Kimia Biji dan Minyak Jarak
Biji jarak terdiri dari 75% kernel (daging biji) dan 25% kulit dengan komposisi
Kimia.Minyak jarak mempunyai kandungan asam lemak .Komposisi kimia biji jarak
Komponen : Minyak 54 %.karbohidrat 13%, Serat 12,5%,Abu 2,5 % , Protein 18%
Kandungan asam lemak minyak biji jarak Asam Asam Risinoleat 86 %,Asam Oleat 8.5 %Asam
Linoleat 3.5 % ,Asam Stearat 0.5-2.0 %, Asam Dihidroksi Stearat 1-2 %
4. Sifat Fisik dan Kimia Minyak Jarak
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan trigliserida lainnya karena
bobot jenis. Kekentalan (viskositas) dan bilangan asetil serta kelarutannya dalam alkohol
nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam etil alcohol 95% pada suhu kamar serta pelarut
organik yang polar, dan sedikit larut dalam golongan hidrokarbon alifatis. Nilai kelarutan dalam
petroleum eter relative rendah, dan dapat dipakai untuk membedakannya dengan golongan
trigliserida lainnya. Kandungan tokoferol relatif kecil (0.05%), serta kandungan asam lemak
essensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak tersebut berbeda dengan minyak nabati
lainnya.
Sebagai alternatif bahan bakar minyak, maka minyak biji jarak sudah memenuhi syarat ideal
sebuah bahan bakar, yaitu nilai kalorinya 35,58 MJ/kg, bilangan asam 3,08 mg KOH/g, titik
nyala 290oC, viskositas 50,80 cSt dan densitas 0,0181 g/cm3 Minyak .jarak Jatropha curcas L
berwarna kuning bening, memiliki bilangan iodine tinggi yaitu 105,2 mg yang berarti kandungan
minyak tak jenuhnya sangat tinggi, terutama terdiri atas asam oleat dan linoleat yang mencapai
90% .
Minyak jarak pagar (jatropha) mempunyai ikatan rangkap sehingga viskositasnya rendah (encer),
sedangkan minyak jarak ricinus (Ricinus communis), tidak memiliki ikatan rangkap dan
mempunyai gugus OH sehingga minyaknya lebih kental. Pada suhu 25oC viskositas minyak
jarak ricinus mencapai 600-800 cP dan pada suhu 100oC mencapai 15-20 cP,
sehinggaminyakjarak ricinus sesuai untuk digunakan sebagai pelumnas. Minyak jarak ricinus
mengandung asam risinoleat yang sangat tinggi yaitu 89,5%,juga ngandung asam lemak linoleat
4,2%, asam oleat 3,0%, asam stearat 1,0%. Asam risinoleat mempunyai nilai saponifikasi 186,
nilai wijs iodine 89 dan titik leleh 5,5o C.
5. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak
Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah jarak meliputi : pengeringan buah jarak untuk
mengeluarkan biji dari buah jarak, pengeringan biji jarak hingga diperoleh kadar air biji 6%,
pemisahan kulit biji (cangkang) dengan daging biji yang dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan mesin pemisah biji jarak, proses pemanasan daging biji (steam) pada suhu 170o
C selama 30 menit, penghancuran daging biji , pengepresan minyak dengan menggunakan mesin
pengepres, dan penyaringan minyak Bungkil biji jarak dari hasil pengepresan minyak jarak dapat
digunakan sebagai merupakan ternak setelah terlebih dahulu membuang racun ricin dan
kurkinnya. Kadar racun jarak yang ditanam di Indonesia belum diketahui, sedangkan jarak
Riccinus communis yang dibudidayakan di negara-negara lain seperti Afrika Selatan, Israel dan
Turki berkadar ricin 3,3-3,9 mg/g. Setelah proses pemanasan racun kurkin akan kehilangan
daya toksiknya, sedangkan racun ricin dapat dihilangkan dengan perlakuan kimiawi, yaitu
dengan menambahkan etanol dan NaOH .Tempurung jarak juga masih dapat dimanfaatkan
melalui teknologi pirolisa dan dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor.
6. Karakteristik Biji Jarak
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap biji jarak yang meliputi rendemen biji,
bentuk biji, perbandingan berat kulit biji dan endosperm (daging) biji serta komposisi kimia biji
jarak.
a. Bentuk dan Rendemen Biji Jarak
Buah jarak berbentuk bulat lonjong dengan ukuran 3-3.5 cm panjang dan diameter sekitar 2.5
cm. Buah jarak yang dapat dimanfaatkan bijinya sebagai sumber minyak adalah buah jarak
yang sudah tua, dengan ciri-ciri batas antara ruang biji sudah tampak jelas bergaris. Pada satu
buah terdapat 3 (tiga) biji. Biji jarak pagar berwarna hitam dan berbentuk lonjong. Panjang biji
berkisar antara 1.5 – 2.0 cm sedangkan diameternya ± 1 cm. Dari hasil pengamatan terhadap
buah jarak yang baru dipanen, sebanyak 1 kg buah jarak akan menghasilkan 213 gram biji jarak
yang masih mengandung air sebesar 48%. Hal ini berarti rendemen biji jarak dalam keadaan
basah adalah 21.3% dan bagian terbesar dari buah jarak adalah daging buah yaitu 78.7%. Dalam
pengolahan biji jarak menjadi minyak, maka biji jarak dikeringkan hingga kadar air mencapai
6%, sehingga dari 1 kg buah jarak basah akan diperoleh biji karet yang sudah kering sebanyak
117.4 g atau 11.74%.
7. Proses Pembuatan Minyak Biji Jarak
Minyak jarak dapat diperoleh dari biji jarak yang sudah tua dan diproses dengan cara
pengepresan. Pada penelitian ini biji jarak yang digunakan adalah biji jarak pagar dari buah yang
sudah cukup tua, yang ditandai dengan kulit buah yang sudah menguning. Buah yang masih
berkulit ini kemudian dijemur selama 3 hari hingga kering dan kulitnya menjadi pecah dengan
sendirinya. Untuk memisahkan bagian biji dengan kulit buah dilakukan dengan menggunakan
alat pemisah biji. Dengan alat ini, persentase biji utuh yang diperoleh sekitar 48% dan biji pecah
3%.Bijiyang sudah dipisahkan dari cangkangnya kemudian diberi pemanasan pendahuluan, yaitu
berupa pemanasan dengan uap pada suhu 170o C selama 30 menit, pemanasan dengan oven pada
suhu 105oC selama 30 menit serta pemanasan dengan penggongsengan biji sehingga biji cukup
panas untuk dilakukan pengepresan.Pemanasan merupakan salah satu tahap dalam proses
pengolahan minyak, yang bertujuan untuk menyatukan dan mengumpulkan butir-butir minyak
sehingga memungkinkan minyak dapat mengalir keluar dari daging biji dengan mudah serta
dapat mengurangi afinitas minyak pada permukaan biji sehingga pekerjaan pemerasan menjadi
lebih efisien,Selain itu, pemanasan juga dimaksudkan untuk menonaktifkan enzim-enzim,
sterilisasi pendahuluan, menguapkan air hingga kadar air tertentu, meningkatkan keenceran
minyak, menggumpalkan beberapa protein sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut dan
mengendapkan beberapa pospatida yang tidak dikehendakiPengepresan biji jarak dalam
penelitian ini dengan menggunakan alat pengepres hidraulik. Tujuan pengepresan adalah untuk
mengeluarkan minyak yang ada di dalam daging biji. Dari hasil pengempaan ini dihasilkan
minyak jarak sekitar 28-40% dan bungkil yang masih mengandung minyak dengan kadar 10-20
% tergantung metode pemanasan pendahuluan yang dilakukan, lama dan cara pengempaan.
Pada pengempaan hidraulik, daging biji yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam kain saring,
kemudian dikempa pada tekanan 110 kg/cmselama 15 menit sampai semua minyak keluar dan
ditampung.
MEMBUAT MINYAK JARAK
Cara 1
Biji jarak dijemur selama dua hari, setelah itu dipecahkan untuk memisahkan daging dan kulit
biji jarak. Daging biji jarak digiling dan diperas. Tiga kilogram biji jarak menghasilkan satu liter
minyak jarak.
Cara 2
Cukup dengan mengukus 50 kilogram buah jarak selama satu jam. Lalu daging dihancurkan
dengan mesin blender.
Setelah itu, daging buah dan biji yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin tempa
minyak. Dengan penekanan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak.
8. Pengaruh Metode Pemanasan Biji Jarak Terhadap Rendemen Minyak
Dalam proses ekstraksi minyak, maka tingkat rendemen minyak yang dihasilkan
akan menentukan efisiensi dari proses ekstraksi. Dalam penelitian ini, sebelum esktraksi
minyak jarak dengan pengempa hidraulik, maka dilakukan pemanasan pendahuluan yang
bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari sel-sel dan jaringan sehingga proses ekstraksi
menjadi lebih sempurna.Metode pemanasan biji jarak sebelum diektraksi ternyata dapat
mempengaruhi rendemen minyak yang dihasilkan dan data hasil pengamatan disajikan Pada
penelitian ini digunakan 3 (tiga) perlakuan pemanasan, yaitu cara blansir menggunakan uap
panas selama 30 menit pada suhu 170oC (P1), pemanasan dengan menggunakan oven pada suhu
105oC (P2) dan pemanasan dengan cara penggongsengan (P3). maka rendemen minyak yang
tertinggi diperoleh pada perlakuan pemanasan dengan cara penggongsengan. Hal ini disebabkan
karena dengan penggongsengan kadar air dipermukaan biji jarak menjadi rendah, dan suhu
permukaan biji jarak menjadi lebih tinggi dibanding pemanasan dengan oven.
Pemanasan dengan uap menggunakan suhu yang paling tinggi yaitu 170oC, tetapi pada
penelitian ini sumber uap yang digunakan adalah uap dari air panas, sehingga justru dapat
meningkatkan kadar air dari biji jarak, hal ini akan menyulitkan proses pengeluaran minyak dari
biji. Semakin tinggi suhu pemanasan, maka semakin mudah minyak keluar dari bahan karena
pemanasan dapat mengakibatkan minyak menjadi encer.
Rendemen minyak jarak yang dihasilkan dalam penelitian ini masih cukup rendah yaitu berkisar
antara 22-27%, sedangkan kadar minyak yang terdapat dalam biji jarak yang digunakan adalah
sebesar 46%. Hal ini menunjukkan bahwa pada bungkil biji jarak masih terdapat minyak sebesar
19-24%. Rendahnya rendemen minyak jarak yang dihasilkan, disebabkan karena alat
pengepres biji jarak yang digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa hydraulic press. Untuk
dapat mengeluarkan minyak dari biji jarak secara maksimum maka alat pengepres yang
digunakan hendaknya berupa screw press ataupun alat pengepress yang menggunakan motor
sebagai penggerak.
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Biji jarak mengandung kadar lemak yang cukup tinggi yaitu sekitar 47% sehingga biji jarak
sangat potensial digunakan sebagai sumber minyak,
2. Minyak biji jarak mengandung ikatan rangkap sehingga minyak ini berbentuk cair pada suhu
ruang dan mempunyai titik cair yang rendah.
3. Proses pembuatan minyak jarak dapat dilakukan dengan metode yang sederhana, yaitu dengan
pengepresan dengan alat hydraulic press.
4. Metode pemanasan pendahuluan pada biji jarak sebelum diekstraksi dapat mempengaruhi
rendemen dan mutu minyak jarak yang dihasilkan. Pemanasan dengan menggunakan oven pada
suhu 105oC selama 30 menit memberikan rendemen minyak sebesar 24.51% dengan mutu yang
terbaik, yaitu bilangan iod 92.85 mg iod/g, bilangan asam 3.21 mg KOH/g, berat jenis 0.921,
indeks bias 1.505 dan warna minyak bening. Rendemen minyak yang tertinggi diperoleh pada
pemanasan dengan cara penggongsengan yaitu sebesar 27.95%, tetapi mutu minyak yang
dihasilkan dengan cara ini rendah.
5. Minyak jarak sangat potensial dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif
pengganti solar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan :
1. Hendaknya dicara metode pengepresan lainnya, yang dapat memaksimalkan rendemen
minyak, misalnya dengan cara screw press. 2. Perlu dicari alat pengepres dengan teknologi tepat
guna sehingga dapat diterapkan pada petani atau skala rumah tangga.
3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi minyak jarak sebagai bahan bakar alternatif,
pada mesin-mesin yang menggunakan solar seperti mesin diesel atau kenderaan berbahan bakar
solar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
American Standard Technical Material – ASTM PS 121-99. 2000. Provisional specification for
biodiesel fuel (B100) blend stock for distillate fuels. American Society for Testing and
Materials. United States.
AOAC. 1985. Official Method of Analysis of the Association of Official Analylitical Chemists,
Association of Official Analytical Chemists, Washington, D.C.
Apriyantono, A., D.Fardiaz, N.L.Puspitasari, Sedarnawati, S.Budiyanto, 1989. Petunjuk
Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press.
Gubitz, G.M., M.Mittelbach, M.Trabi. 1999. Exploitation of the tropical seed plant Jatropha
curcas L., Bioresource Technology (67).
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak angan. UI Press, Jakarta.
Makfoeld, D. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech, Yogyakarta.
Shreve, R.N. 1956. Chemical engineering series, The chemical process industries. 2ndeds. New
York, Toronto, London.
Suara Pembaruan, 2005. Dikembangkan BBM Alternatif dari Minyak Jarak. Rabu, 18 Mei 2005,
Hal. 6 Kolom 1-2. Trubus, 2005. Bahan Bakar Kenderaan Masa Depan. Juni 2005.
top related