tugas metodologi peneltiian proposal)
Post on 01-Jul-2015
342 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat-pusat perbelanjaan dan hotel-hotel yang ada di manado pada saat ini sudah
semakin banyak. Hal ini merupakan salah satu syarat dalam mendukung manado menjadi
kota pariwisata yang akan banyak di kunjungi oleh para wisatawan asing. Selain itu juga,
akses untuk dapat menunjang semua hal tersebut adalah dengan system transportasi yang
baik.
Segala fasilitas-fasilitas yang memungkinkan Kota Manado menjadi kota
pariwisata dunia ini satu sama lain saling berhubungan satu sama lain. Transporatasi
udara adalah permulaan yang menjadi gerbang masuk bagi wisatawan untuk
melangkahkan kaki di Kota Manado, jika saja system penerbangan yang buruk, terjadi
pada fasilitas yang satu ini, maka akses utama bagi wisatawan asing untuk dapat sampai
ke Kota Manado akan terganggu dan akan berdampak pada berkurangnya wisatawan
yang datang. Namun jika masalah teknis tersebut dapat teratasi, maka akses bagi para
wisatawan untuk masuk ke Kota Manado akan berjalan dengan baik. Hal ini tentunya
akan berpengaruh pada tempat-tempat penginapan atau hotel yang akan ditempati para
wisatawan selama mereka berada di Kota Manado baik untuk waktu yang lama maupun
untuk waktu yang singkat. Pelayanan- pelayanan yang diberikan dari tempat-tempat
penginapan ini berpengaruh juga terhadap kunjungan para wisatawan di Kota Manado.
Pelayanan yang kurang memuaskan dapat membuat suasana para wisatawan yang
menginap di hotel menjadi tidak nyaman sehingga wisatawan lebih memilih untuk
berlibur di Kota-Kota lain dan mencari tempat penginapan yang dapat memberikan
kenyamanan. Namun bila pelayanan hotel yang baik,prima, dan memuaskan maka para
wisatawan tidak segan-segan untuk dapat tinggal di hotel tersebut dalam waktu yang
lama, dan tentunya berdasarkan pengalaman tersebut , informasi mengenai hotel tersebut
akan tersebar di mana-mana sehingga akan banyak para wisatawan asing yang lain datang
untuk menginap di hotel tersebut. Salah satu aspek yang pada akhirnya akan terkena
dampak dari system transportasi udara yang baik, dan pelayanan-pelayanan dari tempat-
tempat penginapan yang maksimal dan memuaskan yaitu pusat-pusat perbelanjaan
Para wisatawan yang selalu berkunjung di daerah-daerah tertentu akan sangat
senang bila dapat berkunjung pada pusat-pusat perbelanjaan baik, tradisional maupun
modern yang ada pada daerah tersebut. Biasanya para wisatawan menghabiskan waktu
mereka di pusat-pusat perbelanjaan agar dapat memuaskan kebutuhan primer maupun
sekunder mereka. Ada juga yang berbelanja agar dapat mencari cinderamata dari daerah
tersebut. Namun ada juga yang sekedar jalan-jalan dan menikmati pemandangan ataupun
budaya-budaya setempat.
Berangkat dari aspek-aspek sebelumnya pusat-pusat perbelanjaan juga memegang
peranana penting dalam mendukung Kota Manado menjadi Kota Pariwisata dunia.
Keramahan dalam menjajakan sesuatu sangat penting, senyuman, serta tutur kata yang
baik dalam menjajakan sesuatau akan membuat hati setiap orang merasa senang,
sehingga walaupun orang tersebut tidak ada keinginan untuk membeli barang tersebut,
namun dengan keramahan dari si penjual, dengan sendirinya para pembelipun
memutuskan untuk membeli barang tersebut. Sehingga apa yang telah didipatkan oleh si
pembeli dari tempat dimana ia telah membeli sebuah barang yang tadinya tidak di
inginkannya namun akhirnya dibeli juga oleh karena pelayanan yang baik, keramahan,
serta tutur kata yang baik dari si penjual barang maka melalui pengalaman tersebut si
pembeli pun menceritakan apa yang telah dia alami pada saat membeli barang tersebut
pada orang lain yang nantinya juga akan menjadi calon pembeli dari tempat penjualan
tersebut.
Dengan terlakasananya system pelayanan yang baik dari aspek-aspek tersebut
akses yang di perlukan oleh para wisatawan untuk dapat masuk ke kota manado, bukan
hanya sekedar datang,menginap melihat-lihat pemandangan kota manado tapi juga dapat
merasarakn pengalaman yang tak akan terlupakan setelah berkunjung di Kota manado.
Dengan begitu Kota Manado akan menjadi Kota Pariwisata dunia yang akan banyak di
kunjungi oleh para wisatawawn asing dan Kota yang tidak hanya nyaman untuk di
kunjungi tapi juga kota yang menyajikan keramahan bagi setiap wisatawan yang
mengunjunginya.
Berdasarakan latara belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang diberi judul : Pengaruh Pusat-Pusat Perbelanjaan, hotel, dan transportasi
udara terhadap wisatawan asing yang berkunjung di Manado.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu : “ Apakah Pusat
perbelanjaan, Hotel, dan Transportasi Udara Berpengaruh Terhadap Wisatawan Yang
Berkunjung di Manado?
1.3 Tujuan Penelitia
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pusat perbelanjaan, hotel,
dan transportasi udara berpengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung di Manado.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat dan keuntungan sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Salah satu bentuk riset dalam menerapkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan
pengaruah pusat perbelanjaan, hotel, dan transportasi udara terhadap wistawan
yang berkunjung di Manado.
2. Bagi Praktisi
Merupakan bentuk uraian dan masukan terhadap Pusat Perbelanjaan, Hotel, dan
Transportasi Udara Terhadap Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.
3. Bagi Akademis
Penelitian ini merupakan sumbangan untuk ilmu manajemen serta sebagai tujuan
pustaka bagi peneliti selanjutnya.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Manajemen
Menurut Hasibuan (2006 : 2), Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Robins and Coulter (2004:6), Manajemen adalah proses
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Daft (2003:6),
mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi denan cara yang
efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan sumber daya manusia.
Sikula (2006:2), manajemen in general refers to planning, organizing, controlling,
staffing, leading, motivating, communicating, and deli on making resource of the inter
price so as to bring an efficient creation of some product of service (manajemen pada
umumnya berkaitan dengan aktivitas-aktivitas, perencanaan, perngorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan
keputusan yang dilakukan. Oleh sebag organisasi dengan tujuan untuk mngkoordinasikan
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu
produk atau jasa secara efisien. Koontz (2006:3), manajemen adalah usaha mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan dan pengendalian.
Dari definisi yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan manajemen
adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi
tenaga kerja manusia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.1.2. Pengertian dan Konsep Pusat Perbelanjaan
.1.Pengenalan Perbelanjaan,
I.1.1.Pusat Perbelanjaan
I.1.1.1 Pengertian
(Nadine Bednington 1982)
Menurut (Nadine Bednington 1982) Pusata Perbelanjaan Adalah sebagai suatu kelompok
perbelanjaan (pertokoan) terencana yang dikelola oleh suatu manajemen pusat, yang
menyewakan unit-unit kepada pedagang dan mengenai hal-hal tertentu pengawasannya
dilakukan oleh manajer yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan
tersebut.
I.1.1.2. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a. Dilihat dari luas areal pelayanan berdasarkan U.L.I. standar (Shopping Centers,
Planning, Development & Administration, Edgar Lion P.Eng )
Regional Shopping Centers :
Luas areal antara 27.870 – 92.900 m2, terdiri dari 2 atau lebih yang seukuran dengan
department store. Skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk, terletak pada
lokasi yang strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran, rekreasi dan seni.
Community Shopping Centre :
Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri atas junior departmen store, supermarket
dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk, terletak pada lokasi
mendekati pusat-pusat kota (wilayah).
Neigbourhood Shopping Centre :
Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk.
Unit terbesar berbentuk supermarket, berada pada suatu lingkungan tertentu.
b. Dilihat dari jenis barang yang dijual ( Design for Shopping Centers, Nadine
Beddington ).
Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan
kebutuhan pokok.
Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barang-barang untuk kebutuhan
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang
menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.
Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan lain-lain.
c. Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan
1. Sistem Banyak Koridor
Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,
sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan / yang dekat
dengan enterance saja.
Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.
Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di
Indonesia.
2. Sistem Plaza
Terdapat plaza / ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi
kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk
efisiensi ruang.
3. Sistem Mall
Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau
lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran
besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium. Jalur itu akan menjadi
sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor
yang membentuk sirkulasi utama.I
dilihat dari Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan dengan jelas dapat disimpulkan:
1. Sistem dengan banyak koridor lebih mengarah ke pertokoan tempoe doloe
dan ukuran ruang/kios kecil mulai dari 4-6 m2 dan juga lebar jalur sirkulasi
lebih kecil. Unit retail/ kios menggunakan sistem jual.
2. Sistem Plaza pada era 90an telah menetapkan jalurnya yg benar dimana
ukuran kios masih terbagi antara yg besar dan kecil juga sistem unit
retailnya adalah bisa sistem sewa dan sistem jual, hanya saja di era 90an
kecenderungan sistem Plaza ini menjadikan Pusat Perbelanjaan menjadi
lebih elite dengan lebar sirkulasi yg memadai, tampilan Kios telah
diperhatikan (shopping window) (Lihat contoh-contoh yang telah
disebutkan di atas).
Sedang sekarang sistem plaza cenderung dipakai dengan pusat perbelanjaan
yg menamakan diri mereka Trade Center dimana ukuran ruang retail/ kios
kecil dan melakukan sistem jual pada kios yang ada pada Pusat
Perbelanjaan itu.
Tidak ada yang salah dengan sistem jual di atas karena pada dasarnya
sesuai Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan Sistem Plaza merupakan
Pengembangan dari sistem sirkulasi Banyak Koridor.
3. Sistem Mall bisa dilihat setiap unit kios akan menghadap ke jalur sirkulasi
utama sehingga tiap unitnya akan menjadi sangat strategis. Ukuran tiap-tiap
unit retail juga besar diatas 24m2 dengan lebar umum minimum 4m tiap
unit sehingga para penyewa dapat menampilkan/ mendisplay barang
dagangan mereka dengan baik.. Dan sistem unit retailnya adalah sistem
sewa.
(Vibiznews-Property)-Perkembangan properti komersial di kota-kota besar di Indonesia
semakin menjamur terutama untuk pembangunan shooping center (pusat perbelanjaan),
keberadaan pusat perbelanjaan merupakan dorongan dari trend gaya hidup masyarakat
perkotaan yang kian berkembang. Perkembangan pusat perbelanjaan kini semakin a
traktif, banyak hal serta aktivitas yang disajikan di dalam pusat perbelanjaan tersebut,
sehingga tak heran beberapa pusat perbelanjaan memiliki strategi untuk menarik
pengunjung yang berbeda-beda. Sebetulnya banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan suatu pusat perbelanjaan, mulai dari konsep hingga penempatan
tenant haruslah menjadi perhatian serius. Banyak hal yang dapat menjadi kunci dalam
menarik pengunjung serta menarik para calon penyewa atau pembeli dari space kios
atau toko yang ditawarkan.
Pengertian Shooping Center (Pusat Perbelanjaan)
Pengertian dari shooping center (pusat perbelanjaan) adalah sebuah kelompok unit-unit
komersial yang secara arsitektual menyatu, yang dibangun diatas sebuah lahan yang
terencana, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai suatu unit operasi yang
berhubungan dengan lokasi, ukuran dan tipe toko-toko untuk daerah tempat ia berada.
Beberapa Konsep Pusat Perbelanjaan
Kini semakin banyak pengembang (Developer) yang membangun pusat perbelanjaan
terutama di kota-kota besar di Indonesia. Konsep yang diterapkan pun bermacam-
macam untuk dapat menarik pengunjung, namun sebetulnya apa saja konsep dari suatu
pusat perbelanjaan yang dapat diterapkan ?. Ada beberapa konsep pusat perbelanjaan
yang kiranya perlu kita ketahui, sehingga kita paham mengenai konsep-konsep
tersebut, beberapa diantaranya, yaitu :
1). Konsep Mall
Konsep ini banyak terlihat sekarang ini dan sering kali dijadikan istilah pada suatu
pusat perbelanjaan, Konsep ini sebetulnya memiliki beberapa karakteristik :
a). Koridor utama dipersiapkan menjadi jalur traffic, karena menghubungkan dua pusat
kegiatan atau magnet yang sering disebut anchor.
b). Untuk bangunan pada umumnya hanya terdiri dari 3 lantai, dengan suasana interior
dengan landscape yang menarik dan menyegarkan suasana namun kini jumlah lantai
bisa lebih dari 3 lantai.
c). Aliran pengunjung harus dapat melewati bagian depan dari toko-toko yang berada di
bangunan tersebut.
d). Pintu masuk dan keluar mall harus terpisah, agar tidak monoton dan agar dapat
mencapai seluruh bagian mall.
e). Harus ada ruangan yang bervariasi dan menarik, antara lain seperti taman dengan
tempat duduk untuk bersantai, patung-patung, air mancur dan lain sebagainya.
f). Penempatan dan pengelompokan penyewa utama dan penyewa lainnya diatur
sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkan oleh para penyewa dapat terwujud.
g). Jarak antara penyewa-penyewa utama, maksimum 200 m sampai dengan 250 m,
agar para pengunjung yang datang tidak merasa lelah.
h). Lebar mall utama minimal 15 m, sedangkan pada mall bercabang minimal 6m
sampai dengan 7m.
2). Konsep Plaza
Sebetulnya Plaza sama artinya dengan Piaza, berasal dari bahasa Italia, yang berarti
ruang terbuka sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi. Konsep ini banyak diterapkan
di kota-kota lama seperti ; Roma, Paris, Florenz, dan lain sebagainya. Penggunaan
istilah plaza banyak digunakan pada pusat perbelanjaan, karena kesan dari shooping
center yang muncul kini adalah sebagai tempat untuk berkumpul maupun bersosialisasi
masyarakat dan keluarga. Maka istilah ini kerap digunakan pada penamaan suatu
shooping center.
3). Atrium
Atrium sebenarnya bukanlah suatu istilah dari pusat perbelanjaan, melainkan konsep
arsitektur dari suatu bangunan. Yaitu suatu bangunan yang mempunyai ruangan terbuka
dalam skala besar yang dapat dilihat dari seluruh bagian bangunan tersebut. Dalam
wujud fisik sebetulnya atrium digambarkan sebagai ruang tertutup, beratap transparan,
serta berdimensi besar yang dapat meneruskan udara luar dan sinar matahari ke dalam
ruangan. Kini banyak shooping center yang mendesain bangunannya sesuai dengan
konsep tersebut namun dikombinasikan dengan beberapa konsep arsitektural lain.
Interior Features dalam Shoping Center
Dalam suatu pusat perbelanjaan (shooping center) biasanya ada fitur-fitur yang khas
yang wajib dimiliki, yaitu :
1. Adanya ruang yang disewakan
2. Penampilan bentuk muka toko harus dibuat menarik
3. Tersedianya basement untuk parkir bagi pengunjung
4. Adanya Interior wall yang menarik, bisa berupa fotowalk seperti yang terdapat di
konektor Mal Kelapa Gading dengan La Piazza
Key Sucess Factor Shopping Center / Retail :
Agar suatu pusat perbelanjaan atau retail dapat menjadi daya tarik bagai para
pengunjung dan penyewa (Tenant) ada beberapa kunci utama yang perlu diperhatikan
oleh para pengembang maupun pengelola pusat perbelanjaan ataupun retail, yaitu :
1. Lokasi
Bila suatu shopping mall diletakan pada lokasi yang tepat, maka akan membantu
keberlangsungan mall tersebut. Membangun mall pada lokasi yang tidak tepat akan
membuat mall menjadi sepi dan dapat menimbulkan kerugian pada pengembang.
2. Luasan
Luas keseluruhan bangunan shooping center dapat menjadi salah satu daya tarik suatu
shooping center, contohnya seperti Mall Taman Anggrek, yang dulu pernah dikatakan
sebagai mall terbesar di Asia Tenggara.pada saat awal pembukaan banyak pengunjung
yang berdatangan.
3.Image (brand)
Image pengembang dan image dari shooping center itu sendiri dapat mempengaruhi
sukses atau tidaknya suatu shooping center. Seperti PS, PI, EX, PIM, dll, sudah
memiliki image tersendiri bagi masyarakat, sehingga kemunculan PIM 2 sangat
tergantung pada respon masyarakat terhadap keberadaan PIM 1.
4. Menambah jenis usaha
Dengan menambah jenis usaha yang terdpaat pada suatu shooping center, dapat
menawarkan berbagai pilihan kepada pengunjung. Penambahan jenis usaha berkaitan
erat dengan luasan dari suatu shooping center. Semakin luas suatu shooping center,
semakin besar pula penambahan jenis usahanya.
5. Suasana
Suasana merupakan suatu kunci yang dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu
shooping center. Suasana dapat tercipta dengan sendirinya melalui penataan toko-toko
maupun kios-kios di shooping center. Selain tempat berbelanja, shooping centerdapat
juga menawarkan hiburan, berupa panggung hidup, serta latar yang menarik. Suasana
yang baik serta atraktif dapat mendukung kesuksesan suatu shopping center. Contohnya
: EX, dan Kelapa Gading Mall dengan La Piazza.
6. Anchor Tenant
Pemilihan anchor tenant yang tepat dapat menjadi kunci kesuksesan suatu shooping
center. anchor tenant dapat membantu menarik pengunjung. Bila anchor tenant yang
ada sesuai dengan target market dari shooping center yang bersangkutan, maka akan
menarik pengunjung, demikian pula sebaliknya, bila anchor tenant yang ada tidak
sesuai dengan target market, maka shooping center yang bersangkutan akan sepi
pengunjung.
Tenant (penyewa) adalah kunci bagi shooping center. Kesalahan pemilihan tenant bisa
menyebabkan shooping center tersebut gagal. Salah satu hal yang menjadikan shooping
center dapat berhasil adalah jika mampu memilih dan menempatkan anchor tenant
maupun tenant dengan tepat. Contoh jika pemilihan dan penempatan anchor
tenant/tenant dapat dilakukan dengan tepat maka akan menghasilkan EFEK
PIMPONG.
Disamping itu pengembang ataupun pengelola pusat perbelanjaan perlu memperhatikan
strategi dalam Tenant Mix (Percampuran penyewa), hal tersebut mencakup strategi
penentuan jumlah tenant, jenis tenant, komposisi, dan penempatan dari tenant-tenant.
7. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan pada suatu shopping center berperan dalam menarik
pengunjung. Fasilitas tambahan seperti yang terdapat di Plaza Semanggi dengan Balai
Sarbininya, dapat membantu dalam menarik pengunjung.
8. Pusat perbelanjaan menggunakan konsep “One Stopped Shopping”.
Dari konsep ini diharapkan semua kebutuhan pengunjung dapat terpenuhi di tempat itu,
mulai dari kebutuhan sehari-hari, kebutuhan rumah tangga untuk orang dewasa dan
anak-anak serta fasilitas makanan, minuman sambil menikmati sarana hiburan dan
rekreasi.
9. Pusat perbelanjaan biasanya menggunakan konsep “Single Corridor”
Dengan konsep ini semua penyewa mendapat kesempatan yang sama untuk dikunjungi
selain itu hubungan dari toko yang satu dengan yang lain mudah untuk dicapai.
Dari beberapa uraian diatas maka kiranya para pengembang maupun pengelola pusat
perbelanjaan modern seperti Mall dapat memperhatikan hal-hal yang menjadi kunci
utama dari kesuksesan suatu pusat perbelanjaan modern. Banyak hal yang dapat
dibenahi dan ditingkatkan dari pengembangan ataupun pengelolaan suatu shooping
center agar dapat menarik pengunjung ataupun penyewa (tenant) yang akan menyewa
ruang dari shooping center tersebut, untuk menjual produknya. semakin tempat itu
menarik dan lokasinya strategis maka semakin banyak pengujung yang akan datang.
2.1.3. Pengertian dan Konsep Hotel
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi
yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta
fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat
umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel ini dapat
disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :
a. menurut (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987) hotel adalah
Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian
untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya
bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no
Km 94/HK103/MPPT 1987)
b. menurut (Endar Sri,1996:8 hotel adalah Bangunan yang dikelola secara komersil
dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas,Jasa
penginapan,Pelayanan makanan dan minuman,Pelayanan barang bawaan,Pencucian
pakaian,Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
c. menurut (Nadine Bednington 1982) Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan
dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta
akomodasi dengan syarat pembayaran .
Karakteristik Hotel
Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :
a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya
dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja
yang banyak pula.
b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik,
sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa
pelayanannya dihasilkan.
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa
terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
e. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan
sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada
banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas
yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000) :
5) Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun,
sehingga dikelompokkan menjadi:
a. City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut
juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang
memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
b. Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-
daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal
dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas
tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
c. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach
hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan
bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin
berekreasi.
d. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat
sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan
umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk
mobil.
Segi Jumlah Kamar Hotel
Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel
dapat dibedakan menjadi :
a. Small Hotel
Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
b. Medium Hotel
Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
c. Large Hotel
Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.
Klasifikasi Hotel
Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no
22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan
dengan menggunakan simbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang
dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama 3
tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral
Pariwisata.
Konsep dan Definisi
WISATAWAN
Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union
of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization
(WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau
keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua
belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata.
Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang
datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
HOTEL
Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau
sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang
menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya
dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang
dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan
oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).
Hotel Berbintang
suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna
yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan,
memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran,
dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang
ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Persyaratan tersebut antara
lain mencakup:
Persyaratan Fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan.
Bentuk pelayanan yang diberikan (service).
Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan.
Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis,
kolam renang, dan diskotik.
Jumlah kamar yang tersedia.
Akomodasi Lainnya
suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang
disedikan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa
makan dan memperoleh pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan
pembayaran. Akomodasi lainnya meliputi: hotel melati yaitu hotel yang belum
memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh
Diparda, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi lainnya.
Hotel Melati/ Losmen/ Penginapan
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan umum yang dikelola secara
komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan.
Penginapan Remaja
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang ditujukan bagi remaja sebagai
akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi,
memperluas pengetahuan/ pengalaman dan perjalanan.
Pondok Wisata
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran
harian yang dilakukan secara individual dengan menggunakan sebagian dari
tempat tinggalnya.
Jasa Akomodasi Lainnya
usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk pada hotel
melati, penginapan remaja dan pondok wisata misalnya wisma.
Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni
dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.
Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang
dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan
100%.
Rata-rata Lama Tamu Menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang
dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap di akomodasi tersebut.
Rata-rata lama tamu mennginap ini dapat dibedakan antara tamu asing dan
tamu dalam negeri.
HOTEL
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Prancis kuno. Bangunan
publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, “tempat
penampungan buat pendatang” atau bisa juga “bangunan penyedia pondokan dan
makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni
masyarakat.
Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip
pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan
bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi
sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya
mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-
tahun standar layanan hotel tak banyak berubah.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New
York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih
fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang
strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi,
tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang
selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat
(AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836.
Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.
Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap
perhentian (stasiun) ada hotel.
Maksudnya jelas, untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan
kereta api. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun
“dipersenjatai” berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan
kata “transit”, karena memang ditujukan buat para musafir.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat
(terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak
lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil
ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”,
gabungan kata “motor hotel” alias tempat istirahat para pengendara kendaraan
bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,
berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan
fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam
di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh
di tempat-tempat peristirahatan.
Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tak kalah
hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang
membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang
harus bernegosiasi di kampung atau negeri orang, bisa mencari hotel apartment. Di
Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.
Di Indonesia, kata hotel selalu dikonotasikan sebagai bangunan penginapan yang cukup
mahal. Umumnya di Indonesia dikenal hotel berbintang, hotel melati yang tarifnya
cukup terjangkau namun hanya menyediakan tempat menginap dan sarapan pagi, serta
guest house baik yang dikelola sebagai usaha swasta (seperti halnya hotel melati)
ataupun mess yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan sebagai tempat menginap bagi
para tamu yang ada kaitannya dengan kegiatan atau urusan perusahaan.
Klasifikasi
Biaya dan kualitas hotel biasanya berdasarkan jangkauan dan tipe pelayanan yang
tersedia. Dikarenakan kenaikan besar-besaran dalam turisme di seluruh dunia, selama
dekade terakhir abad 20, pendirian hotel terutama yang kecil telah meningkat secara
drastis. Untuk pembandingan, sistem penilaian telah diperkenalkan satu sampai lima
bintang dan juga tingkat melati di Indonesia yang lebih murah.
***************
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin),
artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses
perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion
House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut
dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat
umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para
penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap
harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan
kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana
dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata
hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel
berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.
Hotel didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Dirjen Pariwisata:
Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa
lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77,
tanggal 12 Desember 1977:
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.
Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan
kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.
2.1.4.
sistem transportasi udara - suatu sistem transportasi untuk memindahkan penumpang
atau barang melalui udara
sistem transportasi udara di bandara lokal yang menawarkan transportasi udara ke
bandara pusat tempat-penerbangan jarak jauh tersedia
sistem transportasi , transit - fasilitas yang terdiri dari sarana dan peralatan yang
diperlukan untuk pergerakan penumpang atau barang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber data
Data adalah keterangan mengenai sesuatu yang diperlukan dalam sebuah
penelitian. Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan dua sumber data yaitu : Data eksternal dan data internal.
3.1.1 Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah :
1. Data kualitatif merupakan data yang disajikan secara deskriptif dimana data
berbentuk uraian, seperti :
a. Sejarah awalnya Wisatawan Yang Bekunjung di Manado
b. Struktur Organisasi Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.
c. Pembagian Tugas dari struktur organisasi.
d. Visi dan Misi Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.
2. Data kuantitatif merupakan data-data yang disajikan dalam bentuk angka-angka,
seperti Wisatawan Yang Berkunjung di Manado.
3.1.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari sumber dari :
1. Data Internal
Adalah data yang diperoleh melalui hasil pengamatan langsung dari perusahaan
yang bersangkutan serta hasil wawancara dengan para wisatawan dan juga
merupakan data yang diperoleh melalui penyebaran pertanyaan kepada responden.
2 Data Eksternal
Adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan objek penelitian seperti literature-
literatur dan data yang berupa dokumentasi yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk peneltian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah cara
penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (Library
Research).
3.2.1 Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode mengadakan penelitian langsung keperusahaan memperoleh data dan
informasi yang di butuhkan. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Observasi (Observation)
Megamati atau meninjau secara langsung kegiatan di lapangan yang berhubungan
dengan objek yang diteliti.
b. Wawancara (Interview)
Mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan beberapa
karyawan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
c. Kuesioner (Questioner)
Pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
pusat perbelanjaan, hotel, transportasi udara dan wisatawan yang berkunjung di
Manado.
3.2.2. Metode Penelitian Kepustakaan (Research Library)
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bergbagai
literature yang berhubungan dengan pusat perbelanjaan, hotel, dan transportasi udara
terhadap wisatawan yang berkunjung di Manado baik dari perupustakaan maupun luar
perpustakaan.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian,
sedangkan sampel adalah bagain atau wakil populasi yang diteliti. Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah pusat perbelanjaan, hotel, transportasi udara, dan wisatawan
asing yang berkunjung di Manado.
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pusat perbelanjaan sebagai variabel X1 adalah
Sebagai alat pengukur data digunakan model skala richter dimana skala ini menggunakan
ukuran ordinal yaitu angka yang diberikan tersebut mengandung pengertian tingkatan.
Ukuran ini tidak bernilai absolute terhadap objek tetapi hanya memberikan ranking
dimana objek terkecil diberi angka 1 dan seterusnya, misalnya :
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu – ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak tidak setuju = 1
Wisatawan sebagai variabel terikat (Y) adalah
Sebagai alat pengukur data digunakan model skala richter, dimana skala ini
menggunakan ukuran ordinal yaitu angka yang diberikan tersebut mengandung
pengertian tingkatan.
Ukuran ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek terkecil diberi angka 1 dan
seterusnya misalnya :
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu – ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak tidak setuju = 1
3.5. Metode Analisis
Untuk menganalisis data guna memecahkan masalah yang dihadapi, digunakan
beberapa metode yaitu analisis regresi linear, koefisien korelasi sederhana, koefisien
determinasi dan uji t.
Dimana r : Koefisien Korelasi
n : Jumlah Responden
: Jumlah Skor Variabel X1
: Jumlah Skor Variabel X2
: Jumlah Skor Variabel X3
: Jumlah Skor Variabel Y
: Jumlah Skor Variabel X1 yang dikuadratkan
: Jumlah Skor Variabel X2 yang dikuadratkan
: Jumlah Skor Variabel X3 yang dikuadratkan
: Jumlah Variabel Y yang dikuadratkan
: Jumlah Hasil Kali Variabel X1 dan variabel Y
: Jumlah Hasil Kali Variabel X2 dan variabel Y
: Jumlah Hasil Kali Variabel X3 dan variabel Y
3.5.3. Analisis Koefisien Determinasi\
Nilai koefisien korelasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar
sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Koefisien determinasi
menunjukkan ragam variasi naik turunnya Y yang diterapkan olen pengaruhnya nilai X.
Bila nilai koefisien korelasi = 1 berarti garis regresi yang terbentuk cocok secara
sempurna dengan nilai – nilai observasi yang diperoleh. Formula sebagai berikut :
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Kota Manado
Sejarah Singkat Kota Manado
Manado adalah kota terbesar di ujung jazirah Sulawesi Utara dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dimana sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat,
lokasi yang sekarang disebut Kota Manado sudah ada walaupun belum bernama Manado.
Nama Manado berasal dari bahasa Tombulu tua, yakni Manoir yang sepadan dengan
Maharor, Maerur atau Maherur dalam bahasa yang sama yang berarti berkumpul untuk
berunding. Konon lokasi ini dahulu adalah Pahawinaroran ni Tasikela, yang artinya
tempat berkumpul orang-orang Spanyol. Maksudnya suatu tempat dimana orang
Minahasa dan orang Spanyol bertemu dan berkumpul untuk melangsungkan suatu
perundingan.
Ada pula yang mengatakan bahwa Manado berasal dari kata Manarou atau Wana Rou
yang berarti tempat yang jauh. Manado juga berasal dari rangkaian kata Manadou, Mana
ndou, dan Mana dou dimana artinya juga tempat yang jauh.
Selanjutnya nama Manado dahulu kala dihubungkan dengan nama lokasi Wenang atau
lengkapnya Wanua Wenang yang menurut legenda didirikan oleh seorang tokoh dari
Walak Ares bernama Dotu Lolonglasut.
Kata Wenang diambil dari nama sejenis kayu, yakni Macaranga Hispida yang pada masa
itu menurut kisah banyak tumbuh. Kayu sejenis ini kulitnya sangat berguna sebagai
bahan penyamak jala nelayan agar tidak lekas lapuk oleh air laut.
Selain itu nama lokasi ini pernah disebut sebagai Mandolang atau lengkapnya Mandolang
Amian (Mandolang Utara) untuk membedakannya dengan Mandolang Talikuran
(Mandolang Barat), yakni lokasi yang sekarang ini terletak di arah barat daya Kota
Manado. Kata Mandolang diambil dari bahasa Tombulu tua, yakni Maodalan yang
artinya kunjung-mengunjungi. Berhubung tempat tersebut sering di kunjungi oleh para
pelaut bukan Minahasa yang datang untuk mengadakan hubungan dagang berupa tukar-
menukar barang dengan orang Minahasa waktu itu.
Tempat tersebut dimasa lalu juga disebut sebagai Tumpuhan Wenang atau Labuan
Wenang. Sebutan pertama berkaitan erat dengan lokasi tempat berdagang orang-orang
Minahasa dari pedalaman dengan orang-orang luar. Sedangkan Labuan Wenang
dimaksudkan sebagai lokasi pesisiran dimana orang-orang luar Minahasa datang dan
berlabuh untuk berdagang dengan orang Minahasa.
Mengingat eratnya penamaan lokasi diatas dengan urusan perdagangan, maka dapatlah
dikatakan bahwa nama Manado mulai dikenal dunia luar sejalan dengan ramainya
kegiatan perdagangan dimasa itu. Bersamaan dengan itu pula masuklah pengaruh bahasa
Melayu yang dibawah oleh pedagang nusantara. Bahasa itu sering digunakan dan disebut
bahasa Melayu Pasar yang sekarang ini telah berkembang menjadi bahasa Melayu
Manado.
Menurut riwayat perkembangan sejarah Indonesia, Kota Manado telah dikenal dan
didatangi oleh orang-orang dari luar negeri sejak abad ke – 16. Akan tetapi momentum
yang lebih banyak memiliki kesan-kesan historis dalam dokumen negara, yakni pada
abad ke – 17 khususnya di tahun 1623.
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Manado merupakan pusat
pemerintahan dari wilayah Keresidenan Manado yang pada waktu itu meliputi pulau
Miangas (pulau paling utara dari Sulawesi Utara) sampai ke Kolonedale di Sulawesi
Tengah.
Oleh karena pengaruh situasi politik dan struktur pemerintahan, maka status Kota
Manado dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan, mulai dari status Gemeente
Manado hingga berstatus daerah Kota Manado.
Manado terletak pada suatu daerah yang oleh penduduk asli Minahasa disebut “Wanua
Wenang”. Wanua Wenang telah ada sekitar abad XII dan didirikan oleh Ruru Ares yang
bergelar Dotu Lolong Lasut bersama keturunannya. Pada abad ke 17 (1623) mulailah
nama Manado digunakan untuk mengganti nama “WENANG”. Kota Manado berasal dari
kata daerah Minahasa asli “Manarou” atau “Manadou”, yang jika kata-kata itu
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sekarang ini mempunyai arti “di jauh”
(dimana: jauh-rou atau dou) dan menunjuk tempat sebagai bandar dan pelabuhan tukar
menukar barang, benteng loji dan lainlain.
Selanjutnya menurut riwayat perkembangan sejarah Indonesia khususnya di
Manado ini, maka Kota Manado telah dikenal bahkan didatangi oleh orang-orang luar
negeri sejak abad ke 16, namun abad yang lebih memilik kesan-kesan historis dalam
dokumen-dokumen Negara adalah abad adalah abad ke 17 yaitu pada tahun 1623.
Pada tahun tersebut tanah Minahasa-Manado sudah lebih dikenal dan populer diantara
orang-orang barat (Eropa), dengan hasil-hasil buminya.
Kota Manado atau Manarou/Manadou oleh masyarakat dimaksud sesuatu
tempat yang jauh, sebab menurut sejarah Minahasa bahwa pusat pemerintahan
pertama bukan berada di dataran Minahasa tetapi berada di Pulau Manado Tua
sekarang (sekarang kerajaan Babontehu).
Manado dikenal sebagai kota jauh disekitar tahun 1623 dimana bangsa
Spanyol mendirikan benteng di daratan Minahasa khususnya Wanua Wenang. Pada
sekitar tahun tersebut, terjadi wabah penyakit di Pulau Manado Tua sehingga benteng
dialihkan ke daratan Minahasa.
Perkembangan selanjutnya oleh pemerintahan Belanda melalui VOC-nya
pada tahun 1657 mendirikan benteng yang dinamai De Nederlandsche Vatigkoid atas
perintah Gubernur Simon Cos. Di dalam benteng terdapat Loji untuk perkantoran
VOC (pusat pertokoan Pasar 45).
Kemudian dengan beslit Gubernur Jenderal Hindia Belanda maka terhitung
mulai tanggal 1 Juli 1919, gewest Manado ditetapkan sebagai Staats Gemeente yang
kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya ialah Dewan Gemeente atau Gemeente Raad
yang dikepalai atau diketuai oleh Walikota (Burgemeester).
4.1.2. Manajemen dan Struktur Organisasi\
SRTUKTUR ORGANISASI
4.1.3. Uraian Tugas
4.1.4. Visi dan Misi Kota Manado
dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan.
V i s i :
“MANADO KOTA MODEL EKOWISATA”
(“Manado Model City For Ecotourism”)
M i s i :
“MENJADIKAN MANADO SEBAGAI KOTA YANG MENYENANGKAN”
(“To Make Manado As A City Of Happiness”)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dinas kebudayaan dan
pariwisata, maka penulis mengambil kesimpulan selanjutnya memberi saran. Berdasarkan
hasil analisa data dan pembahasanya maka dapat dikemukakkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4.2. Pembahasan
4.2.1.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Gambaran Umum Responden
Penelitian dilakukukan pada Kota Manado. Dinas ke kebudayaan dan pariwisata
dengan objek penelitian wisatawan yang ada berdasarkan data yang diperoleh maka
berikut ini penulis akan menguraikan gambaran umum responden dan penelitian ini.
1. Responden penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis kelamin responden
No Jenis kelamn Jumlah Presentase
1 Laki – laki orang
2 Perempuan orang
Sumber : Hasil pengolahan data
Table 4.1 menunujukkan bahwa responden adalah laki – laki dengan jumlah ( ) orang
dengan persentase ( ) sedangkan perempuan dengan jumlah ( ) orang jumlah persentase ()
2. Responden Penelitian Berdasarkan Umur
Table 4.2
Umur responden
No Umur Jumlah Persentase
1 Orang
2 Orang
3 Orang
4 Orang
5 Orang
6 Orang
Jumlah Orang 100 %
Sumber : hasil pengolahan data
Table 4.2 menunjukkan bahwa umur responden sangat beragam yang berumur di bawah
30 tahun sebanyak ( ) orang atau sebesar ( ). Kemudian responden berumur antara 31 –
35 tahun sebanyak ( ) orang atau sebesar ( ) diikuti responden berumur antara 41 – 45
berjumlah ( ) atau sebesar ( ) dan sisanya responden berumur 46 – 50 berjumlah ( ) atau
sebesar ( ).
Table di atas menjunjukkan bahwa tingkat pendidikan berbeda – beda mulai dari sekolah
menengah kejuruan sampai pada tingkat pendidikan universitas. Responden tingkat
sekolah menengah pertama berjumlah ( ) atau sebesar ( ), respondne yang tingkat
pendidikan sekolah menengah umum / sekkolah menengah kejuruan berjumlah ( ) orang
atau sebesar 10 % sisanya responden tingkat pendidikan universitas berjumlah ( ) orang ()
atau ( ) sebesar ().\
No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase
Pusat Perbelanjaan, Hotel, dan
Transportasi Udara merupakan
aspek yang penting dalam
menunjang wisatawan untuk
berkunjung di Manado
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
. Pusat perbelanjaan, Hotel, dan
Transportasi Udara merupakan
fasilitas untuk menjamin
peyelenggaraan satu kegiatan
pariwisata yang tidak
menyimpang dari tujuan serta
rencana yang telah ditetapkan.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
3. Dengan Pusat Perbelanjaan,
Hotel, dan Transportasi Udara
terjalin hubungan yang baik
antara Pusat Perbelanjaan, Hotel,
dan Transportasi Udara.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase
4. Pusat
Perbelanjaan, Hotel,
dan Transportasi
Udara membantu
anda meningkatkan
kunjungan di Kota
Manado.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
5. Pusat
Perbelanjaan, Hotel,
dan Transportasi
Udara akan
meningkatkan
Pelayanan dalam
melayani anda
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase
6 Pusat
Perbelanjaan,
Hotel,dan
Transportasi Udara
dapat menghasilkan
suatu interaksi
positif wisatawan
dan pengusaha
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
7. Apakah anda
merasa puas dengan
pelayanan yang
diberikan
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
8. Apakah harga
yang ditetapkan
sesuai dengan
kemampuan anda
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
No Daftar Pertanyaan Jumlah Persentase
9. Apakah sarana
dan prasarana sudah
memadai
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
10. Apakaha misi
perusahaan dinilia
sudah bagus untuk
mencapai target
yang ditetapkan saat
ini.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
11. Memanfaatkan
waktu yang ada
selama anda
berkunjung di
Manado. Agar anda
benar-benar dapat
menikmati
kunjungan anda di
Manado
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
12. Anda harus
mendapat pelayanan
yang baik dari
kunjungan anda di
manaado
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
13 Anda
memberikan
masukan, usulan
ataupun saran utuk
kemajuan Kota
Manado.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
14. Dari hasil
kunjungan anda
yang buruk sebagai
wisatawan tidak
melimpahkan
kesalahan
sepenuhnya kepada
Pusat Perbelanjaan,
Hotel, dan
Transportasi Udara.
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
15. Anda sebagai
wistawan sudah
melakukan
kewajiban anda
sesuai aturan yang
ditetapakn manado
a.sangat tidak setuju
b.tidak setuju
c.ragu-ragu
d.setuju
e.sangat setuju
top related