tumbuh kembang biopsikososial pada anak
Post on 14-Dec-2014
154 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Perbedaan Rasa Cemas dan Rasa Takut
American Psychiatric Association (1964)Rasa cemas didefinisikan sebagai kekhawatiran, ketegangan atau ketidaktenangan yang mendasari antisipasi terhadap bahaya yang sumbernya tidak diketahui atau dikenali. Terutama yang bersumber dari intrapsychic (timbul, terjadi, atau terdapat didalam pikiran), dibedakan dari rasa takut yang merupakan respon emosional terhadap pengenalan secara sadar dan biasanya ancaman atau bahaya eksternal. Rasa cemas dan rasa takut diiringi dengan perubahan fisiologis yang sama. Dianggap sebagai patologik ketika mengganggu keefektifan hidup, keinginan mencapai tujuan atau kepuasan atau kenyamanan emosional yang layak.
Rasa Cemas
• Reaksi antisipasi terhadap ancaman yang tidak realistis atau nyata
• Tidak terikat dengan objek
• Perasaan ketakutan lebih nonspesifik
• Menggambarkan keadaan dimana seseorang bersiap-siap menghadapi sesuatu yang akan terjadi
• Berhubungan dengan kondisi yang abnormal
Rasa Takut
• Emosi natural berdasarkan pada persepsi ancaman yang nyata
• Berhubungan dengan objek speisifik
• Menggambarkan reaksi terhadap stimulus ancaman spesifik dari luar
• Reaksi emosional natural terhadap stimulus ancaman pada situasi perawatan dental
Klasifikasi Perilaku Anak
WILSON (1933)
• Normal atau berani
• Pemalu
• Histeris (menangis)
• Memberontak
SAND (1933)
• Hipersensitif atau
waspada / berhati-hati
• Nervous
• Takut
• Secara fisik tidak sehat
• Keras kepala
SARNAT (1972)• Kooperatif aktif• Kooperatif pasif• Normal atau acuh tak
acuh• Menentang• Sangat tidak kooperatif
FRANK (1962)Skala 1 : Sangat Negatif
(--)• Menolak perawatan• Menangis keras• Ketakutan• Perilaku lain yang sangat
negatif
Skala 2 : Negatif (-)• Ragu-ragu menerima
perawatan• Tidak kooperatif• Sikap negatif lain tapi
tidak diungkapkan, diam, cemberut, dan tidak mau berkomunikasi
Skala 3 : Positif (+)
• Menerima perawatan ;
terkadang berhati-hati
• Memiliki keinginan untuk
mematuhi dokter gigi
• Mengikuti arahan dokter
gigi dengan kooperatif
Skala 4 : Sangat Positif
(++)
• Memiliki hubungan yang
baik dengan dokter gigi
• Tertarik dengan prosedur
perawatan
• Tertawa dan menikmati
situasi
LABELING PERILAKU KOOPERATIF ANAK (MENURUT WRIGHT)
1. Kooperatif• Sebagian besar anak-
anak kooperatif dengan suasana dental
• Anak-anak kooperatif akan merasa rileks
• Ketakutan minimal• Bergairah dan
bersemangat• Anak – anak kooperatif
dapat diberikan pendekan TSD
• Dokter gigi dapat melakukan perawatan secara efektif dan efisien
2. Tidak Mampu Kooperatif
• Anak-anak yang sangat muda ( <2 tahun), karena komunikasi tidak bisa dilakukan karena sulit memahami• Anak-anak dengan kondisi spesifik /
kelainan / lemah• Mustahil kooperatif walaupun dimodifikasi perilakunya
3. Potensial Kooperatif
• Bisa pada anak-anak yang sehat atau kelainan (berkebutuhan khusus / handicapped) tapi mungkin untuk kooperatif jika dimodifikasi perilakunya
a. Perilaku Tidak Terkontrol• Pada anak usia 3-6 tahun• Terutama pada kunjungan
pertama kali ke drg• Ciri :- Menangis keras- Berteriak- Sangat ketakutan- Bentuk perilaku infantil /
kekanak-kanakan• Terkadang ditemukan
pada anak-anak lebih tua (usia sekolah), karena mencontoh perilaku orang dewasa atau saudara kandung yang lebih tua
b. Perilaku Menentang• Pada semua usia, paling
sering usia sekolah• Sering mengatakan
saya tidak mau• Perilaku = dirumah,
karena orang tua kurang tegas / memberi batasan
• Juga disebut keras kepala, anak manja
• Juga bisa berupa menentang pasif
- Biasanya pada anak yang lebih tua, menginjak remaja, karena di rumah memiliki kebebasan untuk mengatakan suka atau tidak suka
- Tidak mau merespon secara verbal
- Miskomunikasi dengan drg
- Menolak saat dilakukan pemeriksaan
- Bahasa tubuhnya menggambarkan perilaku menentang
- Menghindari kontak mata dengan drg
c. Perilaku Malu / Takut• Perilaku negatif yang
paling ringan• Biasanya berlindung
dibelakang orang tua• Terkadang merengek
dan mengusap tangan ke mata untuk menahan airmata
• Beberapa alasan anak pemalu :
- Keluarga overprotektif terhadap anak di rumah
- Anak-anak yang tinggal di pedalaman, jarang bertemu orang asing
d. Perilaku tegang
• Menerima perawatan
• Terlihat dari bahasa
tubuh
- Mata anak selalu
mengikuti gerak drg
maupun asisten
- Suara bergetar
- Tubuh gemetar
- Telapak tangan atau
kening berkeringat,
karena anak berusaha
mengontrol emosinya.
e. Perilaku Merengek• Memperbolehkan drg melakukan perawatan• Anak merengek selama perawatan, mis :
walaupun sudah diberi anestesi lokal (ketakutan terhadap sesuatu dapat menurunkan ambang nyeri sumber frustasi dan iritasi)
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak
• Pertumbuhan dan perkembangan• Sosial budaya• Keluarga• Pengalaman medis dan gigi sebelumnya• Tempat praktek drg• Persiapan anak sebelum perawatan gigi• Sumber tingkah laku tidak kooperatif dalam
keluarga Penularan tingkah laku orangtua / saudara Orangtua menggunakan drg sbg ancaman Pembicaraan mengenai perawatan gigi yang
terdengan oleh anak Kecemasan anak yang berasal dari internal
maupun eksternal
Hubungan Rasa Takut Terhadap Usia AnakUsia 2-3 Tahun (sangat responsif thd lingkungan)• Rasa takut berhubungan dengan hal yang tidak diketahui dan tidak disangka yang kuat atau tiba-tiba yang menstimulasi organ pancaindra
• Contohnya: Suara (bunyi dan getaran) bur Menggunakan tekanan saat menggunakan sonde untuk melihat kedalaman karies Merubah posisi unit Gerakan tangan yang cepat dan tersentak-sentak Sinar lampu yang silau.
Anak-anak Prasekolah• Takut dipisahkan dari
orangtua• Timbul rasa takut
terhadap situasi yang asing bagi dirinya
Dokter gigi yang memakai jas putih
Ruang tunggu yang hening (pada anak dengan kondisi di rumah yang penuh aktifitas dan ribut)
Dokter gigi atau asisten yang terlalu bersemangat
Usia 4 Tahun (imajinatif)
• Masa puncaknya rasa
takut
• Usia 4-6 tahun adanya
penurunan rasa takut
awal, seperti : gerak
jatuh, suara /
kegaduhan, orang yang
tidak dikenal.
• Penurunan rasa takut
bisa karena :
Realisasi bahwa tidak
adanya rasa takut
Tekanan sosial untuk
menyembunyikan rasa
takut Meniru kondisi sosial
Bimbingan orang
dewasa
Usia 4-6 Tahun (imajinatif)
• Masa pertentangan dan emosional tidak stabil• Fantasi atau imajinasi
memiliki peran dalam mekanisme proteksi untuk menahan masalah emosional dengan berimajinasi melawan sesuatu yang ditakuti pada keadaan nyata
• Rasa takut berhubungan dengan ransangan sakit
• Mengatasinya : pakai faktor-faktor fantasi, seperti permainan ke dokter gigi
Usia 7 Tahun (berfikir logis)
• Mulai sanggup mengatasi rasa takut walaupun reaksi sering berubah-ubah (kadang kooperatif, kadang tidak) dan sangat penting peran dari keluarga.
• Dapat mengatasi rasa takut pada prosedur perawatan karena drg dapat menjelaskan pada anak tindakan yang dilakukan.
Usia 8-14 Tahun (analisa dan berfikir logis)
• Anak telah mengerti dan mempelajari keadaan kurang menyenangkan dan berkeinginan menjadi pasien yang baik
• Anak tidak suka orang memandang ringan sakit yang dideritanya baik itu oleh temannya atau drg sendiri.
• Emosionalnya sudah terkontrol
Anak Usia Belasan Tahun• Khususnya perempuan menjadi lebih peduli
terhadap penampilannya• Mereka senang melakukan sesuatu yang atraktif• Tertarik terhadap efek alat kecantikan sehingga
dokter gigi dapat mempengaruhi untuk motivasi anak tersebut
• Masalah pada manajemen tingkah laku hanya terjadi pada belum dapat menyesuaikan diri
Tumbuh Kembang Anak Dalam Aspek BiopsikososialPerkembangan Fisik• Perubahan yang terjadi sesuai
dengan usia anak dalam hal : ukuran, kekuatan, koordinasi motorik stamina dan keterampilan menggunakan otot.
• Perkembanagn fisik tergantung pada perkembangan lain misalnya perkembangan sosial
Perkembangan Sosial• Proses pertumbuhan anak
kearah fungsi mandiri.• Ketergantungan pada arang lain.• Kemampuan memelihara diri
(funsi otonomi).• Proses osialisasi anak yang
meliputi hubungan antar orang lain :
Makhluk penerima Dewasa memberi dan
menerima Mampu bertanggung jawab
Perkembangan Intelektual• Pengukuran dilakukan awal
1900• Kelas khusus untuk anak yang
tidak mampu megikuti kelompok anak yang seusianya.
• Dokter gigi melakukan secara relatif membandingkan usia dengan kelas di sekolah
Prinsip PERKEMBANGAN ANAK :• Rangkaian perubahan
progresif, teratur, berkesinambungan
• Respon umum khusus• Merupakan kesatuan yang
mempunyai kaitan aspek fisik, motorik, intelektual social pola pasti
• Berlangsung berantai universal
• Dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar.
Pendekatan Nonfarmakoterapi
Behavior Shaping (Pembentukan perilaku)• Metode sederhana dalam
pendekatan terhadap anak yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan oleh dokter gigi selama perawatan
• Metode TSD (tell-show-do) Addelston (1959)
• Indikasi :
Anak-anak yang cukup
kooperatif untuk
membentuk komunikasi
Anak yang kurang
dipersiapkan pada
kunjungan pertama ke
drg Anak yang takut karena
pengalaman yang tidak
menyenangkan terhadap
drg pada perawatan
terdahulu
Anak yang takut karena
mendengar informasi
dari orang tua atau
teman sebayanya
tentang perawatan gigi
Metode TSD (Tell-Show-Do)
•Drg menjelaskan kepada anak megenai perawatan yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak tersebut (dijelaskan secara pelan dan berulang sampai anak tersebut benar2 mengerti)
TELL
•Drg menunjukkan kepada anak bagaimana prosedur perawatan yang akan dilakukan, bisa langsung mendemonstrasikan pada anak tersebut atau pada benda mati agar anak benar2 mengerti
SHOW
•Drg melakukan perawatan kepada anak tersebut sesuai dengan apa yang telah dijelaskan atau didemonstrasikan sebelumnya
DO
Behavior Modification (Modifikasi Perilaku)1. Modelling or Imitation• Proses meniru perilaku
model yang disediakan• Meniru perilaku model
secara cepat dipelajari, jadi modelling efisien digunakan sebagai metode pembelajaran
• Tujuan: untuk mengurangi dan menghilangkan rasa takut dan cemas yang tinggi
• Komponen proses belajar melalui model (Bandura; 1969) : memperhatikan, mencamkan, memproduksi gerak motorik dan ulangan penguatan dan motivasi
2. Desensitisasi• Desensitisasi sistemik
suatu bentuk terapi desentisisai yang pasiennya diajar untuk tenang dan kemudian dipaparkan pertama terhadap rangsangan yang membangkitkan kecemasan yang hampir tidak ada sampai yang paling ringan melalui imajinasi ; bila pengobatan ada kemajuan pemaparan dilakukan thd rangsangan yang lebih kuat sampai dpt bertahan thd rangsangan yang paling ekstrim.
Terdiri 3 tahapan :1. Lihatlah pasien agar
santai dan rileks.2. Susunlah secara
berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas dan takut
3. Memberi rangsang dari hal yang begitu tidak menakutkan sampai anak tidak merasa takut lagi dan ransang ini ditingkatkan menurut ukuran yang telah disusun.
Reinforcement• Jika suatu respon yang
dilakukan mencapai tujuan tertentu, perlu dihadiahi atau diperkuat responnya
• Begitu juga, jika respon yang diberikan tidak sesuai, maka perlu diperkuat agar tejadinya respon yang diharapkan
Aversive Conditioning (Restraint)
• HOME (Hand-Over-Mouth-Exercise)
Indikasi :• Anak dengan
intelegensi normal• Tidak untuk anak usia
<3th dan tahap prekooperatif
• Efektif untuk anak usia 3-6 th
• Tidak menggunakan sedasi, anak harus sadar sepenuhnya
Teknik :• Drg harus mengontrol
perilaku anak (drg mengerti dan menguasai metode ini dan mampu mengontrol dengan baik emosionalnya)
• Berbicara dengan suara lembut dan monoton (jangan ditekan suaranya)
• Diawali dg meletakkan tangan drg di atas mulut anak
• Asisten menjaga agar tidak ada yang terluka
Pendekatan Farmakoterapi
Sedasi N2O2Digunakan untuk :• Mengurangi atau
menghilangkan rasa takut, kecemasan, dan kegelisahan pada anak
• Mengurangi gerakan dan reaksi yang tidak baik thd prosedur perawatan
• Membuat keadaan semihypnotic dengan pasien sadar sepenuhnya
• Peningkatan kesabaran anak untuk perawatan dengan waktu lama
• Alat bantu dalam perawatan secara mental atau fisik pada pasien handicapped
• Ambang nyeri anak rendah
• Mengurangi rasa cema dan tegang drg dan asisten berhubungan dg perawatan anak tsb
Tidak digunakan untuk :• Mengendalikan perilakku
menentang atau histeris pada anak
• Menggantikan teknik yang salah dari manajemen anak
• Mengendalikan nyeri yang berhubungan dengan prosedur perawatan atau menggantikan lokal anestesi
Anestesi Umum• Bennet (1974)
mendefinisikan sbg : pemantauan timbal balik thdp ketidakaturan kelumpuhan sel sistem saraf pusat
• Anastesi umum dapat diterapkan pada pasien anak dengan 5 kriteria :
1. Pasien: apakah ada kelainan fisik/ persoalan perilaku yg cukup serius & seringkali menghambat anak untuk berperilaku positif
2. Prosedur: apakah pekerjaan perawatan akan dpt selesai dgn baik dimana anak tdk mau berperilaku kooperatif
3. Tempat: fasilitas penyembuhan pasca anastesi
4. Personal: apakah drg dan staf cukup berpenggalaman utk melakukan anastesi dan mampu utk menangulangi pra, selama, dan pasca pemberian anastesi
5. Persiapan: apakah pasien tlh dipersiapkan emosi dan fisiknya (pemeriksaan fisik dan laboratorium).
Teknik komunikasi dokter gigi terhadap anak
Menciptakan Komunikasi• that the first objective in
the successful management of the young child
• involving a child in a conversation not only enables the dentist to learn about the patient but also may relax the child
• effectiveness of these approaches differs with the age of the child
• Generally, verbal communication with younger children is best initiated with complimentary comments, followed by questions that elicit an answer other than “yes” or “no.”
Membentuk Komunikator• The dental assistant roles
when communicating with a pediatric patient. He talks with the child during the transfer from reception room to operatory and during preparation of the child in the dental chair
• When the dentist arrives, he usually takes a more passive role to make a communication from a single source
• When both dentist and dental assistant provide directions, child will becomes confused
Kejelasan Pesan• Communication is a
complex, multisensory process. It includes a transmitter, a medium, and a receiver
• The dentist or dental health team is the transmitter, the spoken word frequently is the medium, and the pediatric patient is the receiver. The message must be understood in the same way by both the sender and the receiver
• very often, to improve the clarity of messages to young patients, dentists use euphemisms to explain procedures
Kontrol Suara• Sudden and firm
commands are used to get the child’s attention or to stop the child from whatever is being done
• Another form of voice control is a slow and deliberate cadence that can function like music set to a mood.
• Considering the use of loud commands as a punishment technique, they compared the effects of loud and normal voice commands given to 40 children with potential behavior problems. Their findings demonstrated that loud commands reduced disruptive behaviors
Komunikasi Multisensoris• Nonverbal messages also
can be sent to patients or received from them.
• Body contact can be a form of nonverbal communication, ex : The dentist’s simple act of placing a hand on a child’s shoulder while sitting on a chairside stool conveys a feeling of warmthand friendship
• Helped children to relax, especially those 7 to 10 years of age
• Eye contact is also important. The child who avoids it often is not fully prepared to cooperate.
Problem Ownership• In difficult situations,
dentists sometimes forget that they are guiding the behavior of children
• They begin by sending “you” messages. For example, “You must sit still!”
• These are negative messages and only undermine the rapport between a pediatric patient and dentist
• “You” messages carry the implication that the child is wrong
• An alternative is to send “I” messages. These messages establish the focus of the problem, such as “I can’t fix your teeth if you don’t open your mouth wide.”
Aktif Mendengarkan• Listening also is important
in the treatment of children
• However, listening to the spoken words may be more important in establishing rapport with the older child than guiding the behavior of a younger child, for whom attention to nonverbal behavior often is more crucial
• The patient is stimulated to express feelings, and the dentist does the same, as necessary processes in communication.
Respon Yang Tepat• The appropriateness of the
response depends primarily on the extent and nature of the relationship with the child, the age of the child, and evaluation of the motivation of the child’s behavior
• An inappropriate response would be a dentist’s displaying extreme displeasure with an anxious young child on the first visit when there has been insufficient time to establish a good rapport.
• If a dentist has made inroads with a child, who then displays unacceptable behavior, a dentist may well express disapproval without losing personal control. The response is then appropriate.
Pendekatan Psikologi Terhadap Perilaku Anak
Stimulus Dan Respon (S-R)• Belajar adalah persatuan antara stimulus dan respon• seorang anak yang memasuki ruang tunggu
(stimulus) dan menasosiasikan tindakan ini dengan pengalaman dental sebelumnya. Pikirannya merupakan respon internal yang bertindak sebagai stimuli atau isyarat untuk membayangkan dokter gigi dengan “explorer” yang dapat lebih mudah untuk menyakitinya. Respon internal anak adalah takut dan cemas. Respon eksternalnya adalah menangis.
Motivasi
• Prinsip dasar dari belajar meliputi motivasi
• Seorang anak lebih mungkin bertingkah laku
dalam cara tertentu jika dia dimotivasi untuk
mendapatkan tujuan yang spesifik
• Contoh : Seorang anak yang berkeinginan untuk
memiliki gigi yang rapi lebih mungkin untuk
mengalami perawatan orthodontic dengan sukses
dari pada anak yang tidak tertarik dengan
tampilan giginya
Reinforcement
• Konsep penting lainnya untuk memahami teori
belajar adalah reinforcement
• Jika suatu respon yang dilakukan mencapai tujuan
tertentu, perlu dihadiahi atau diperkuat
responnya
• Contoh : seorang anak sakit gigi (stimulus) yang
juga motivasi anak mengunjungi drg. Kunjungan
ke drg adalah respon. Menghilangkan rasa sakit
gigi adalah tujuan. Jika respon anak tersebut
menghasilkan tercapainya tujuan, perlu di beri
hadiah untuk memperkuat perilaku anak
tersebut.
• Begitu juga, jika anak takut diinjeksi, dokter gigi
meyakinkan bahwa dia tidak akan tersakiti, maka
pemberian injeksi tanpa rasa sakit menguatkan/
reinforces tingkah laku anak tersebut sehingga
tercapainya kooperatif.
Generalisasi• Kecenderungan individu memberi respon yang sama terhadap stimulus yang telah di prekondisikan disebut generalisasi stimulus• Cukup besar kesamaan antara stimulus original (semula) dan situasi baru, lebih besar kemungkinan respon terjadi. • Pasien pedodontik yang memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan drg akan merespon takut dan cemas pada situasi dental yang baru, walaupun ruangan, lingkungan, asisten, dan drg berbeda. Adanya stimulus yang cukup untuk anak menggeneralisasikan bahwa dia akan mengalami pengalaman yang sama kembali
• Belajar untuk merespon stimulus tertentu dengan cara yang sedikit berbeda disebut generalisasi respon• Anak tertentu akan merespon high-speed handpiece dengan perilaku berbeda bergantung pada perubahan suasana dental : apakah dia aman ? apakah dia cemas? apakah dokter gigi terlihat terburu-buru? apakah giginya asimtomatik dibandingkan dengan waktu lalu ketika giginya sakit?• Istilah Generalisasi mediasi digunakan pada kasus dimana dasar generalisasinya meliputi label bahasa• Pada anak yang sangat kecil, istilah dokter berlaku untuk dokter umum dan dokter gigi
Diskrimination dan Extinction (Perbedaan dan Pemunahan)
• Pada mulanya, generalisasi pada anak apakah itu mediasi atau bukan sangat luas. Secara berangsur-angsur, anak belajar untuk membatasi dengan tepat generalisasinya. Kemampuan belajar ini disebut diskriminasi
• Contoh : anak belajar bahwa praktik dokter gigi berbeda dengan praktik dokter umum, dan dokter gigi yang satu berbeda dengan lainnya
• Respon belajar tidak selalu terpelihara kuat. Jika respon terjadi dan tidak diperkuat, kekuatan respon secara progresif menurun dan lama-kelamaan hilang. Ini disebut respon ekstinsi
• Tingkah laku yang tidak diinginkan sering dapat dihilangkan dari daftar tingkah laku dengan cara ini.
Modifikasi Perilaku• Modifikasi perilaku atau terapi perilaku didefinisikan
sebagai usaha untuk mengubah perilaku dan emosional seseorang menjadi baik dan berkenaan dengan hukum teori belajar
• Ketetapan hukum bahwa perilaku yang diberi penghargaan cenderung akan terlihat meningkat dan perilaku yang diberi hukuman atau tanpa penghargaan cenderung akan menghilang atau tidak terlihat.
top related