tutorial demam tifoid
Post on 17-Jul-2016
78 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUTORIAL DEMAM TIFOID
SKENARIO
• Anak laki-laki usia 9 tahun datang ke RSUD Cianjur diantar oleh orang tuanya dengan keluhan demam sejak 1mgg SMRS tidak turun-turun. Demam terutama terjadi pada malam hari. Demam disertai dengan nausea dan vomitus setiap kali makan, juga disertai dengan konstipasi, dan nyeri epigastrik.
• Hasil pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum lemah, dengan suhu 38,8oC, Nadi 98x/mnt, RR 20x/mnt, dan TD 100/70mmHg serta BB 17kg dan TB 115cm. Pemeriksaan generalisata ditemukan adanya coated tongue, serta nyeri epigastrium dan sedikit distensi. Hasil pemeriksaan penunjang ditemukan trombosit 214.100/L dan STO (+) 1/80 dan STH (+)1/320.
KLARIFIKASI ISTILAH
• Demam• Coated tongue • STH meningkat
KATA/KALIMAT KUNCI
• An. Laki-laki usia 9 tahun• Demam tinggi pada malam hari• Mual dan muntah• Nyeri epigastrium • Coated tongue• BB = 17 kg, TB = 115 cm• STH 1/80, STO 1/320
PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan demam? Ada berapa klasifikasi
demam? Jelaskan! Apa saja penyakit dengan gejala demam? Dan Bagaimana penatalaksanaan untuk demam?
2. Bagaimana status gizi pada kasus?3. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada kasus?4. Apakah manifestasi klinis yang terdapat kasus saling
berhubungan? Bagaimana mekanismenya?5. Apa interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium?6. Apakah ada hubungan antara gejala dengan status gizi? Jelaskan!7. Bagaimana penatalaksanaan untuk kasus?8. Bagaimana profilaksis untuk kasus?9. Apa komplikasi dari kasus?10. Bagaimana prognosa dari kasus?
ANALISA KASUS
DEFINISI• Demam adalah keadaan dimana terjadi peningkatan suhu
tubuh diatas normal karena perubahan pada pusat
termoregulasi di hipotalamus
• Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal
tanpa keterlibatan pusat termoregulasi, tetapi akibat
ketidakseimbangan produksi, pembatasan, dan pelepasan
panas tubuh
etiologiPirogen endogen :
• Pirogen diproduksi dari sistem fagosit mononuklear
• Pirogen endogen mayor - Interleukin - 1 - Interleukin - 6- Tumor nekrosis faktor -
• Pirogen endogen minor- Interleukin – 8- Interferon - Protein inflamatorik makrofag
etiologi
Pirogen eksogen :• Pirogen berasal dari luar yang menginduksi
respon demam
• Produk dinding sel bakteri- Endotoksin gram negatif- Eksotoksin - Peptidoglikan dinding sel gram positif- Lipoplysaccharide binding protein
• Komponen virus dan jamur
FASE DEMAM• Stadium inkrementi
Peningkatan suhu tubuh
• Stadium fastigiumPuncak dari kejadian demam; berbentuk tajam, datar, parabola
• Stadium dekrementiFase penurunan suhu tubuh (lisis, krisis, residif, rekrudensi)
Jenis dan tipe demam
Demam Kontinyu :• Demam terus menerus• Variasi suhu diurnal < 10 C• demam dengue, demam tifoid,
pneumonia, infeksi respiratorik, keadaan penurunan sistem imun, infeksi virus, sepsis, gangguan sistem saraf pusat, malaria falciparum, dan lain-lain
Jenis dan tipe demam
Demam Intermiten :• Demam periodik, • Suhu dapat turun hingga normal• Variasi suhu diurnal > 10 C• Pola khusus : Quotidian, tertian, quartan• demam tifoid, malaria, septikemia, kala-
azar, pyaemia
Demam Tertian :• Periodisitas setiap 48 jam• Khas pada malaria tertiana (Plasmodium vivax)
Demam Quartan :• Periodisitas setiap 72 jam• Khas pada malaria kuartana (Plasmodium malariae)
Jenis dan tipe demam
Demam Remiten :• Suhu dapat turun, tetapi tidak pernah
hingga normal• Variasi suhu diurnal > 10 C• infeksi virus, demam tifoid fase awal,
endokarditis infektif, infeksi tuberkulosis paru
Jenis dan tipe demam
Demam Berjenjang (Step ladder fever ) :• Demam berjenjang, naik perlahan-lahan
setiap harinya• Variasi suhu diurnal < 10 C• Demam tifoid
Jenis dan tipe demam
Demam Bifasik/ Pelana Kuda (Saddle back ):• Demam kontinyu – suhu turun – demam
kembali• Demam dengue, demam berdarah
dengue, yellow fever, Colorado tick fever, Rit valley fever, dan infeksi virus seperti; influenza, poliomielitis, dan koriomeningitis limfositik.
Jenis dan tipe demam
Demam Undulans / Pel Ebstein :• Demam kontinyu 1 minggu – suhu normal
1 minggu – siklus berulang• Limfoma Hodgkin, kolesistitis bruselosis,
pielonefritis kronis
Jenis dan tipe demam
Demam kebalikan diurnal (typhus
inversus ) :• Demam intermiten dengan suhu tinggi
pada pagi hari, turun pada malam hari• salmonelosis, abses hepatik, dan
endokarditis bakterial
DIAGNOSIS BANDING DEMAMDemam karena infeksi dengan tanda lokal :• Infeksi respiratorik akut• Otitis media dan eksterna• Mastoiditis • Abses tenggorokan • Infeksi jaringan lunak dan kulit• Demam rematik akut
DIAGNOSIS BANDING DEMAM
Demam karena infeksi tanpa tanda lokal :• Demam dengue• Demam berdarah dengue• Demam malaria• Demam tifoid • Infeksi saluran kemih• Sepsis
DIAGNOSIS BANDING DEMAM
Demam disertai ruam :• Campak • Eksantema subitum• Demam skarlet (Skarlatina)• Demam berdarah dengue• Demam tifoid • Infeksi virus lainnya
PENGUKURAN SUHU TUBUH
PENATALAKSANAAN DEMAMPendahuluan :• Demam merupakan respon terhadap stimulus tertentu• Demam membantu tubuh meningkatkan sistem imunitas • Tidak semua demam perlu diturunkan dengan antipiretik• Indikasi pemberian lebih kepada pencegahan komplikasi
dan kenyamanan pasien• Suhu mendekati 420 C resiko tinggi kejang• Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme. Keadaan gizi kurang, penyakit jantung, luka bakar, atau pasca operasi, memerlukan antipiretik.
PENATALAKSANAAN DEMAM
Non – medikamentosa :• Rehidrasi, banyak minum• Kompres hangat pada daerah leher, ketiak, lipat
paha
Medikamentosa :• Parasetamol • Ibuprofen • Aspirin
BB/U = 17/28 x 100% = 60,7%Kesan : Gizi Kurang
TB/U = 134/135 x 100% = 99% Kesan : TB Baik
BB/TB = 17/28 x 100% = 60,7%Kesan Status Gizi : Gizi Kurang
WD dan DD
• WD : Demam Tifoid• DD : DF dan Influenza
DEMAM TIFOID
Etiologi
Salmonella typhi Gram (-),capsul (-),flagel (+) Antigen Somatik(O),flagelar (H),envelope(K) Manusia Natural reservoir Diluar tubuh : debu,es (berminggu minggu) Penularan : makanan/minuman tercemar (oral-fekal)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Penyakit Infeksi Salmonela
• Barier pejamu– Lokal : pH, motilitas TGI, flora usus– Umum : imunitas humoral & selular
• Organisme– Jumlah bakteri– Virulensi (serotipe)
• Resistensi terhadap antibiotik
Patogenesis (serotipe invasif)
Epitel usus
Lamina propria
fagositosisrespons inflamasiendotoxin (lokal, sistemik)
Plaque Payerimultiplikasi
Duktus torasikus
bakteriemi primer sirkulasi
Organ target RES (hati,limpa,ss.tl)
Organ lain ( fenomena metastasis)
bakteriemi sekunder
Lokal: inflamasiSistemik: pengeluaran Makrofag sitokin -> Demam,depp SSTl
Gejala klinis• Gejala klinis tidak khas (anak)• Demam ≥ 7 hari• Gejala gastrointestinal
– muntah, – diare/ obstipasi, – kembung
• Delirium, kesadaran menurun• Anak besar menyerupai dewasa
– tampak toksik, dehidrasi, – lidah tifoid, – hepatomegali, splenomegali
Laboratorium
• Darah perifer – leukopenia, an-eosinofilia, – limfositosis relatif– Bila Trombosit ↓ berat
• Peningkatan LED, • Peningkatan enzim transaminase• Uji Serologi IgM & IgG• Biakan Salmonella typhi (media
empedu)
Uji Diagnostik Uji Widal Pelacak DNA (DNA probe)IgG protein membran luarImmunoblotting (Typhi-dot)PCR (polymerase chain reaction)
Mendeteksi anti bodi O & H dgn aglutinasi Aglutinin 0Meningkat akhir Minggu I (hr 6-8) Menghilang 6-12 bulan Diagnostik : - Titer ≥ 1/40 - Titer ≥ 1/ 200 - Titer konvalesens > 4X akut
Widal
Positif palsu
1. salmonella grup D e.g. Enteritidis 2. Enterobacteriaceae 3. Antigen dari pabrik yg berbeda 4. Silent infection (endemis ) Negatif palsu 1. pem.terlalu dini a.b. Belum terbentuk 2. gizi buruk,imunodefisensi,keganasan 3. Th/ a.b. Dini antibodi tdk terbentuk
Aglutinin H
- Dikaitkan dgn infeksi lalu & imunisasi - Meningkat hari 10 -12 - Tetap (+) bertahun
Widal(+)interpretasi hati-hati
Komplikasi Di dalam saluran
cerna
– peritonitis, – perdarahan, – perforasi
Di luar saluran cerna
– ensefalitis– pneumonia– meningitis– osteomielitis– hepatitis
Pengobatan• Suportif
– cairan, diet– elektrolit– asam basa
• Pengobatan kausal – medikamentosa (antibiotik, kortikosteroid)– bedah (pengobatan komplikasi)
Pengobatan suportif
• Cairan– rumatan, larutan D5 : NaCl 0.9% (3:1)– tambah 12.5% setiap kenaikan suhu 10
• Diet– makan lunak– kurangi serat, zat yang merangsang– tidak terlalu ketat
• Koreksi asam basa• Koreksi elektrolit
Pengobatan Antibiotik (1)
• Kloramfenikol – 100mg/kgBB/hari oral, maksimal 2 gram, 10 hr
( tidak diberikan leukosit <2000/Ul)• Kotrimoksazol
– 6mg/kgBB/hari, 10 hari• Amoksisilin
– 100 mg/kgBB/hari, 10 hari
Pengobatan Kausal (2)• Seftriakson (sefalosporin generasi III)
– 80 mg/kgBB/hari – intravena, intramuskular, per-infus– lama pengobatan 5 hari i
• Sefiksim (sefalosporin generasi III)– 20 mg/kgBB/hari – per-oral, – lama pengobatan 10 hari
• Kuinolon – tidak direkomendasikan <14 tahun (binatang percobaan:
artropati tulang rawan), FDA 1997
Evaluasi Pengobatan
37,5
Suhu 0C
Antibiotik sensitif
Demam reda
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari rawat
Kesadaran membaikTidak ada komplikasiNafsu makan membaik
Evaluasi Pengobatan
37,5
Suhu 0C
Antibiotik
Demam tetap tinggi
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari rawat
KesadaranTanda komplikasiGejala lain
KomplikasiFokal infeksi lainResistenDosis tidak optimalDiagnosis salah
Pemeriksaan penunjang
Pengobatan sesuaikan
?
Pengobatan Komplikasi
• Ensefalopati– dexametason 1-3 mg/ BB/hari,3-5 hari
• Peritonitis, perdarahan saluran cerna– puasa, nutrisi parenteral, transfusi darah (atas indikasi)
• Perforasi– laparatomi
• Suportif– Cairan, koreksi dehidrasi, asidosis, hipoelekrolitemia
Pencegahan
• Higiene perorangan• Higiene lingkungan• Membasmi karier• Higiene dalam pengasuhan anak • Penularan di rumah sakit
(nosokomial)• Vaksinasi
Imunisasi Aktif • Capsular Vi polysaccharide
– injeksi Typhim Vi, intramuskular– vaksin polisakarida, konjungasi– diberikan pada umur > 2 tahun– ulangan tiap 3 tahun
• Ty 21-a– oral, Vivotif : 3 dosis interval selang
sehari– diberikan pada umur > 6 tahun
Kesimpulan• Demam tifoid anak terutama dijumpai pada anak >
5 tahun • Klinis lebih ringan daripada dewasa, • Makin muda umur anak, klinis tidak kha• Diperlukan pemeriksaan penunjang yang sensitif,
spesifik, mudah dan murah • Obat pilihan : kloramfenikol• Pencegahan: meningkatkan higiene & vaksin
Daftar Pustaka• Arvin, Kliegman, Behrman. 2000. Nelson –Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15.
Jakarta: EGC• Dicky Pribadi Herman. 2007. Pediatri Praktis, edisi 3. Bandung: Catatan Pediatri• Henry Garna, dan Heda Melinda Nataprawira. 2012. PEDOMAN Diagnosis dan
Terapi-ILMU KESEHATAN ANAK, edisi ke-4. Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
• Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta• Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta• WHO Indonesia. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS-Pedoman
bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Jakarta : WHO Indonesia
TERIMA KASIH
top related