uji aktivitas antiinflamasi topikal ekstrak … · inflammatory (nsaid) dan kortikosteroid, tetapi...
Post on 10-Mar-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK METANOL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) PADA MENCIT
DIINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Rafaella Daramika Dwi Esti
NIM : 138114169
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN JUDUL
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK METANOL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) PADA MENCIT
DIINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Rafaella Daramika Dwi Esti
NIM : 138114169
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Once you choose hope, anything’s possible. The reason so many struggle with
faith is that they lack hope. if you have no hope, faith has nothing to give
substance to. when you don’t know what to do, just continue to trust in GOD, and
know that He is helping you. Persevere even when you feel like you can’t.”
Saya persembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menguatkan dan mengarahkan setiap
jalan dan langkah yang harus saya tempuh.
Bapak, Ibu, dan Mas Yoga yang selalu mendukung, menyemangati,
dan mendoakan saya.
Teman-teman semua yang senantiasa memberi dukungan, semangat,
dan selalu mengingatkan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat,
dan karunia yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK
METANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) PADA
MENCIT DIINDUKSI KARAGENIN” sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penyeleseaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing utama atas
segala kesabaran dan waktu yang telah diberikan untuk memberi masukan,
bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP. Ph.D., selaku dosen pembimbing
pendamping atas segala kesabaran dan waktu yang telah diberikan untuk
memberi masukan, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi kepada penulis
dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji skripsi yang
telah banyak memberi ide, saran, dan masukkan yang membangun untuk
penelitian ini.
5. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji skripsi
yang telah banyak memberi ide, saran, dan masukkan yang membangun untuk
penelitian ini.
6. Ibu Agustina Setiawati M.Sc., Apt., dan Bapak Flotentinus Dika Octa
Riswanto, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik penulis atas
pendampingan, pengarahan, dukungan kepada penulis selama ini.
7. Bapak Wagiran, Bapak Heru dan Bapak Parjiman selaku laboran atas segala
bantuan dan dukungan yang diberikan serta dinamika di laboratorium selama
melakukan penelitian.
8. Bapak, Ibu, dan Mas Yoga yang selalu memberikan motivasi, dukungan,
semangat dan kekuatan bagi penulis serta senantiasa mendoakan dan
mengingatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Frederik Raven Roynaldo yang selalu memotivasi dan senantiasa menemani
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian Piper crocatum: Rianti Putri
Kinanthi, Dini Angelina Papulung, Eugenia Clarisa Giastini Kerans atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
kebersamaa, kerja sama, bantuan, dan semangat selama penelitian ini
berlangsung.
11. Sahabat-sahabat penulis: Yose dan Zita yang menjadi rekan penulis ketika
awal kuliah di Fakultas Farmasi USD, Inez dan Ria yang menemani dan
memberi semangat penulis selama kuliah, Petra dan Yaya yang menjadi
sahabat sejak SMA yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun
sehingga bisa membuat karya yang lebih baik. Penulis mohon maaf atas segala
kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 23 Oktober 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ..................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUPLIKASI .................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
PRAKATA .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................. xiii
ABSTRACT ................................................................................................ xiv
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ............................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 5
KESIMPULAN ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11
LAMPIRAN ................................................................................................ 13
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata AUC total tebal lipat kulit dalam mm.jam (X ± SE) pada
setiap kelompok perlakuan dengan hasil uji Mann Whitney ........... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram batang perbandingan persen penghambatan inflamasi
antar kelompok perlakuan ........................................................... 8
Gambar 2. Hasil KLT EMDPc dengan standar senyawa neolignan PC-1
dan PC-2 ..................................................................................... 9
Gambar 3. Proses terjadinya inflamasi ......................................................... 9
Gambar 4. Daun dan serbuk Piper crocatum ............................................... 17
Gambar 5. Shaker dan Penyaringan maserat ................................................ 17
Gambar 6. Rotary evaporator dan Ekstrak metanol Piper crocatum ........... 17
Gambar 7. Pemotongan dan penyukuran bulu mencit menggunakan
Veet® .......................................................................................... 18
Gambar 8. Penyuntikan karagenin secara subkutan dan edema yang
terbentuk di kulit punggung mencit ............................................ 18
Gambar 9. Pengukuran tebal kulit normal dan tebal edema pada
punggung mencit menggunakan jangka sorong digital ............... 18
Gambar 10. Krim ekstrak metanol daun Piper crocatum konsentrasi
2%, 4%, dan 8% .......................................................................... 19
Gambar 11. Uji homogenitas krim ekstrak metanol daun Piper crocatum
konsentrasi 2%, 4%, dan 8% ....................................................... 19
Gambar 12. Pengolesan krim ekstrak metanol daun Piper crocatum
pada kulit punggung mencit ........................................................ 19
Gambar 13. Alat moisture balance ............................................................... 20
Gambar 14. Kurva pengukuran edema setiap 1 jam hingga 6 jam dari 3
konsentrasi karagenin secara subkutan ....................................... 21
Gambar 15. Kurva Rata-rata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit ............ 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Piper crocatum Ruiz & Pav. ........................ 13
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance ............................................................. 14
Lampiran 3. Surat Kalibrasi Jangka Sorong .................................................. 15
Lampiran 4. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik ............................................................................. 16
Lampiran 5. Daun Piper crocatum dan Ekstrak Metanol Piper crocatum .... 17
Lampiran 6. Penyukuran, Penyuntikan dan Pengukuran Tebal Kulit Mencit
Betina Galur Swiss ..................................................................... 18
Lampiran 7. Krim Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum, Uji Homogenitas,
dan Pengolesan Krim Ekstrak Pada Punggung Mencit .............. 19
Lampiran 8. Uji Kadar Air Dengan Moisture Balance .................................. 20
Lampiran 8. Uji Pendahuluan ......................................................................... 21
Lampiran 9. Data perhitungan AUC tebal lipat kulit punggung mencit ........ 22
Lampiran 10. Data perhitungan persen penghambatan inflamasi (%PI) ....... 24
Lampiran 11. Kurva Rata-rata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit ........... 26
Lampiran 12. Hasil analisis statistik AUC total rata-rata ............................... 27
Lampiran 13. Hasil analisis statistik % Penghambatan Inflamasi.................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK METANOL
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) PADA MENCIT
DIINDUKSI KARAGENIN
Rafaella Daramika Dwi Esti
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
ABSTRAK
Piper crocatum Ruiz & Pav. atau yang sering dikenal dengan sirih merah
merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai
antiinflamasi. Inflamasi biasanya diobati menggunakan non-steroid anti-
inflammatory (NSAID) dan kortikosteroid, tetapi penggunaan secara oral dapat
mengakibatkan efek samping secara signifikan. Maka dari itu pengobatan
antiinflamasi secara topikal bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi efek
samping yang ditimbulkan. Pengujian anti inflamasi secara topikal dimaksudkan
untuk menghindari first pass metabolism dan mengurangi efek samping obat yang
dapat mengiritasi lambung. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek
antiinflamasi ekstrak metanol daun Piper crocatum pada mencit betina galur Swiss
yang diinduksi karagenin 3% secara topikal. Ekstrak daun sirih merah dibuat
menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol kemudian dipekatkan
menggunakan rotary evaporator. Penelitian ini merupakan jenis penelitan
eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan 25
ekor mencit dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok I merupakan kontrol negatif
dengan memberikan karagenin 3%, kelompok II merupakan kontrol basis
Biocream®, kelompok III-V diberikan ekstrak metanol daun Piper crocatum
(EMDPc) dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 8%. Aktivitas antiinflamasi diamati
setiap 1 jam selama 6 jam dengan mengukur tebal kulit punggung mencit yang
diinduksi karagenin menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa EMDPc memberikan efek antiinflamasi secara topikal pada mencit yang
diinduksi karagenin. EMDPc 8% memberikan efek antiinflamasi tertinggi dengan
nilai rata-rata AUC total sebesar 16.63 ± 0.72 dan mampu menghambat inflamasi
sebesar 36.45 ± 2.75 %.
Kata kunci: Piper crocatum Ruiz & Pav., Ekstrak, Antiinflamasi, Topikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Piper crocatum Ruiz & Pav. or often known as red betel is a plant that has
many benefits one of them as anti-inflammatory. Inflammation is usually treated
with non-steroidal anti-inflammatory (NSAIDs) and corticosteroids, but the use of
orally can cause side effects significantly. Thus the anti-inflammatory topical
treatment could be an alternative to reduce side effects. Testing a topical anti-
inflammatory manner intended to avoid first pass metabolism and reduce the side
effects of drugs can irritate the stomach. This study was conducted to see the effect
topical antiinflammatory of the methanol extract of leaves Piper crocatum in female
mice Swiss induced carragenan 3%. The extract of red betel leaf was made using
maceration with methanol and then concentrated using a rotary evaporator.This
study was to determine the topical anti-inflammatory activity of methanol extract
of leaves of Piper crocatum (EMDPc) in female mice Swiss strain induced
karagenin 3%. This study is a purely experimental design with direct samling design
using 25 mice were divided into 5 groups. The first group was a negative control
by giving karagenin 3%, group II was the control Biocream® basis, the group III-
V given EMDPc with a concentration of 2%, 4% and 8%. Anti-inflammatory
activity observed every 1 hour for 6 hours by measuring thickness the skin backs of
mice induced karagenin using a caliper.The results of this study indicate that
EMDPc provide topical anti-inflammatory effects in mice induced karagenin.
EMDPc 8% provides the highest anti-inflammatory effect with an average value of
AUC total of 16.63 ± 0.72 and and is able to inhibit inflammation of 36.45 ± 2.75%.
Keywords: Piper crocatum Ruiz & Pav., Extract, Anti-inflammatory, Topical
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Piper Crocatum Ruiz & Pav. atau lebih dikenal dengan sirih merah merupakan
tanaman yang memiliki potensi menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman sirih merah
berpotensi menjadi antiinflamasi karena dalam bentuk ekstrak metanolnya mengandung
berbagai senyawa aktif diantaranya minyak atsiri, alkaloid, terpenoid, dan flavanoid
(Hartini, at al., 2013; Fitriyani dkk, 2011).
Menurut penelitian Hartini, et al., (2013) menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
sirih merah pada dosis 75 μg/mL mampu meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag yang
setara dengan produk-X® 100 μg/mL yang mengandung ekstrak Echinacea. Makrofag
adalah sel yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh melawan patogen. Salah satu
peran utama makrofag dalam sistem imunitas alami adalah fungsi fagositosis, yang bertujuan
untuk mengeliminasi partikel ekstraseluler, sel yang rusak atau mati, dan juga bakteri
patogen. Aktivasi makrofag merupakan bagian integral dari reaksi inflamasi yang terjadi
selama infeksi berlangsung (Haniastuti, 2009). Selain itu, penelitian Hartini, at al., (2014)
mengenai efek imunnomodulator dua senyawa neolignan hasil isolasi dari ekstrak metanol
daun sirih merah menunjukkan bahwa isolat neolignan daun sirih merah yaitu isolat Pc-1
dan isolat Pc-2 memiliki aktivitas fagositosis makrofag yang relatif tinggi, akan tetapi tidak
memproduksi NO yang berlebihan yang dikatalisis oleh enzim inducible nitric oxide
synthase (INOS). Bila terjadi peningkatan ekspresi INOS dalam jaringan, hal ini dapat
menunjukkan adanya proses peradangan pada jaringan (Lukiati, 2012). Namun pada kedua
isolat tidak terjadi produksi NO berlebih oleh sebab itu, kedua isolat kemungkinan dapat
menjaga fungsi sel-sel imun dan melindungi dari dampak aktivitas fagositosis makrofag
yang berlebihan yang mengindikasikan adanya aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirih juga mengandung senyawa neolignan
yang diduga bisa berpotensi menjadi antiinflamasi. Hasil penelitian yang dilakukan Fitriyani
dkk. (2011) juga menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirih merah yang diberikan
secara oral memiliki aktivitas antiinflamasi pada tikus putih yang diinduksi karagenin dan
aktivitas antiinflamasi tertinggi terjadi pada dosis 50 mg/kg BB.
Inflamasi atau peradangan merupakan suatu respon terhadap gangguan pada tubuh
yang disebabkan oleh faktor luar pada jaringan hidup. Respon ini dapat ditimbulkan oleh
infeksi mikroba, agen fisik, zat kimia, jaringan nekrotik atau juga oleh reaksi imun (Mitchell,
Kumar, Abbas, dan Fausto, 2006). Peradangan akan berhenti apabila agen penyebab telah
tereliminasi dan mediator-mediator yang dilepaskan telah diuraikan atau disingkirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Kumar, et al., 2005). Inflamasi atau peradangan biasanya diobati menggunakan non-steroid
anti-inflammatory (NSAID) dan kortikosteroid, tetapi efek sampingnya bisa terjadi secara
signifikan (Gutiérrez, et al, 2012). Penggunaan obat NSAID (COX-2) secara peroral dapat
menimbulkan berbagai efek samping seperti masalah lesi pada lambung dan efek trombotik
pada kardiovaskular (Alam, et al., 2013). Maka dari itu pengobatan antiinflamasi secara
topikal bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan. Terapi
topikal merupakan metode yang nyaman serta terhindar dari jalur metabolisme obat pertama
(first-pass metabolism) di hati. Terapi topikal digunakan untuk menghindari risiko yang
mempengaruhi penyerapan obat pada terapi peroral, misalnya perubahan pH, aktivitas
enzim, dan pengosongan lambung yang dapat mengiritasi saluran cerna (Asmara dkk, 2012).
Identifikasi aktivitas dari senyawa alam dimulai melalui proses ekstraksi (Deharo
dan Ginsburg, 2011). Semua bahan tanaman yang digunakan harus benar serta pemiilihan
prosedur ekstraksi tergantung pada sifat dari bahan tanaman dan komponen yang akan
diisolasi. Alkohol adalah pelarut umum bagi banyak konstituen tanaman (Evans, 2002).
Aktivitas biologis senyawa fitokimia yang ada di tanaman merupakan hasil dari kombinasi
dari beberapa senyawa, proses isolasi malah akan mengarah pada berkurangnya atau hilang
dari aktivitas biologis tersebut. Terkadang penggunaan campuran senyawa yang kompleks
dalam bentuk ekstrak memiliki efek yang lebih besar dari pada senyawa hasil isolasi.
Komponen yang terkandung di dalamnya memiliki beberapa aktivitas yang dapat
menghasilkan efek yang lebih kuat karena adanya efek sinergis serta adanya sifat adiktif dari
senyawa didalamnya (Carmona dan Pereira, 2013).
Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ekstrak dari daun sirih
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) memiliki aktivitas antiinflamasi topikal pada mencit
diinduksi karagenin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
manfaat daun sirih merah di masyarakat sebagai antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Bahan penelitian
Daun sirih merah yang diperoleh dari kebun obat “MERAPI FARMA”, Yogyakarta,
metanol grade teknis dan grade pro analisis (pa), KLT, akuades, hewan uji berupa mencit
betina galur Swiss berumur sekitar 6-8 minggu dengan bobot sekitar 20-30 gram dalam
kondisi sehat yang diperoleh dari Laboratorium Immuno Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Yogyakarta, karagenin tipe I (Sigma Chemical co.) sebagai inflamatogen, NaCl 0,9%
sebagai pelarut karagenin, biocream® sebagai basis krim, Veet® sebagai perontok bulu.
Alat Penelitian
Maserator/orbital shaker, vacuum rotary evaporator “BUCHI”, waterbath, chamber,
deteksi UV, spuit injeksi, mortir dan stamper, stopwatch, jangka sorong Digital Caliper
“TORA”.
Pembuatan Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum (EMDPc)
Daun sirih merah dicuci dengan cara dialiri air sambil dibersihkan kotoran yang
melekat pada daun sampai bersih kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 50o C
sampai kering, ditunjukkan dengan mudah hancurnya daun ketika diremas. Daun sirih merah
dibuat menjadi serbuk dengan blender, kemudian dilakukan pengayakan dengan ayakan
nomor mesh 40. Serbuk simplisia daun sirih merah sebanyak 100 gram ditimbang kemudian
dimaserasi dengan pelarut metanol hingga simplisia terendam sempurna. Maserasi dilakukan
selama 24 jam pada suhu ruangan dan terlindung dari cahaya matahari langsung sambil
sesekali dilakukan penggojogan secara otomatis dengan menggunakan shaker. Setelah 24
jam dimaserasi, filtrat disaring dengan corong Buchner dan ampasnya diremaserasi dengan
metanol selama 24 jam lalu disaring. Pelarut pada filtrat dihilangkan dengan cara diuapkan
dengan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 40oC. Kemudian diuapkan
kembali dengan menggunakan waterbath untuk diperoleh ekstrak kental daun sirih merah
sampai mendapatkan bobot tetap.
Pembuatan krim ekstrak daun sirih merah
Menentukan tiga konsentrasi EMDPc dalam krim yaitu 2; 4; dan 8% 𝑏 𝑏⁄ . Pembuatan
krim ekstrak daun sirih merah 2; 4; 8% dibuat dengan menimbang ekstrak metanol daun
sirih merah seberat 0,1; 0,2; dan 0,4 g kemudian dilarutkan dalam 5 g basis Biocream®.
Setelah itu krim EMDPc di uji homogenitasnya untuk memastikan bahwa ekstrak tercampur
secara merata.
Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan konsentrasi karagenin optimal yang
akan digunakan sebelum peneliti melakukan uji efek antiinflamasi topikal. Digunakan 3
kelompok mencit, masing-masing kelompok terdiri dari 2 mencit. Kelompok I menggunakan
konsentrasi karagenin sebesar 1%, kelompok II 2%, dan kelompok III 3%. Pembuatan
karagenin untuk pra studi dilakukan dengan melarutkan 1; 2; 3 g karagenin dalam larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
NaCl 0,9% hingga 100 mL sehingga diperoleh larutan karagenin 1; 2; 3% b/v. Diinjeksikan
masing-masing konsentrasi karagenin pada masing-masing kelompok di kulit punggung
mencit, kemudian diukur lipat kulit setiap 1 jam selama 6 jam. Edema pada kulit punggung
mencit dari pemberian karagenin yang mengalami peningkatan tebal kulit selama 2-3 kali
dari tebal awal dipilih konsentrasi penginduksi inflamasi.
Penyiapan hewan uji dan pengujian EMDPc
Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor mencit yang dibagi secara acak menjadi
5 kelompok perlakukan (masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit). Bulu
punggung hewan uji digunting terlebih dahulu kemudian dioleskan Veet® untuk
merontokkan bulu yang belum tercukur sempurna. Kulit punggung yang telah tercukur
dibiarkan selama 1 hari untuk menghindari adanya inflamasi yang disebabkan oleh
pencukuran dan pemberian Veet®. Pembagian kelompok secara berturut-turut yaitu
kelompok 1: kontrol negatif (karagenin) yang diinjeksikan secara subkutan dan diukur
edema yang muncul dengan jangka sorong digital setiap 1 jam selama 6 jam, kelompok 2:
kontrol basis krim (Biocream®), dan kelompok 3,4, dan 5: kelompok krim EMDPc dengan
konsentrasi berturut-turut 2; 4; dan 8% 𝑏𝑏⁄ yang dioleskan pada area suntikan karagenin
dengan luas area ± 2,25 cm2 kemudian diukur tebal lipatan kulit punggung mencit dengan
jangka sorong digital setiap 1 jam selama 6 jam untuk melihat penghambatan inflamasi.
Pengukuran tebal edema kulit punggung mencit dilakukan dengan mengukur ketebalan
edema kulit punggung mencit menggunakan jangka sorong digital.
Perhitungan AUC selisih tebal lipat kulit punggung mencit
Nilai selisih edema tiap jam diukur dan dihitung nilai AUC dengan rumus:
Keterangan :
AUC0-6 = area di bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-6
(cm2.jam)
yn-1 = luas area pigmentase pada jam ke-(n-1)(cm2)
yn = luas are pigmentase pada jam ke-n (cm2)
xn = jam ke-n (jam)
xn-1 = jam ke-(n-1) (jam)
(Ikawati, Supardjan, dan Asmara, 2007).
Menghitung presentase penghambatan inflamasi
𝐴𝑈𝐶0−6 = ∑ [(𝑦𝑛−1 + 𝑦𝑛)(𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1)
2]
6
0
𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 (%) = (𝐴𝑈𝐶0−6)0 − (𝐴𝑈𝐶0−6)𝑛
(𝐴𝑈𝐶0−6)0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Keterangan :
(AUC0-6)0 = AUC0-6 rata-rata kontrol negatif (mm.jam)
(AUC0-6)n = AUC0-6 masing-masing mencit pada kelompok yang diberi
senyawa uji dengan konsentrasi sebesar n (mm.jam).
(Ikawati, Supardjan, dan Asmara, 2007)
Rata- rata AUC total masing-masing perlakuan kemudian dianalisis menggunakan
uji Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data. Jika data terdistribusi secara normal maka
dilanjutkan dengan analisis Anova dengan taraf kepercayaan 95%, jika data tidak
terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisis Kruskall-Wallis. Apabila uji Kruskall-
Wallis menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok, maka dilanjutkan
dengan analisi Post hoc Mann-Whitney (Dahlan, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sirih merah umumnya ditemukan di daerah tropis dan daunnya secara konvensional
digunakan oleh penduduk asli di sekitarnya sebagai pengobatan medis untuk mengatasi
beberapa penyakit seperti diabetes, inflamasi, dan penyembuhan luka (Maslikah, et al.,
2016). Dalam penelitian Fitriyani dkk (2011), EMDPc mengandung minyak atsiri, alkaloid,
terpenoid, dan flavanoid. Pada penelitian Hartini, et al., (2014) menyatakan bahwa EMDPc
mengandung dua senyawa neolignan yang termasuk golongan polifenol yang berfungsi
sebagai immunomodulator dan memiliki aktivitas fagositosis yang tinggi namun tidak
memproduksi NO yang berlebih, sehingga diduga bahwa senyawa tersebut memiliki
aktivitas antiinflamasi.
Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan mengunakan pelarut metanol
terhadap 100 g serbuk kering. Nilai rendemen ekstrak terhadap serbuk kering sebesar 11,51
% . Hasil uji kadar air dengan moisture balance adalah 8.5% (batas kadar air tidak boleh >
10%). Metode maserasi dipilih karena prosedurnya sederhana dan cocok untuk skala kecil
maupun besar. Proses remaserasi dilakukan guna mendapatkan sebanyak mungkin senyawa
yang terekstraksi. Menurut Sammuelsson (1999), bahwa pemilihan pelarut juga
mempengaruhi jenis dan jumlah senyawa yang terekstraksi karena pelarut akan berdifusi ke
dalam sel dan melarutkan moleku-molekul yang diinginkan. Proses ekstraksi dilakukan pada
suhu kamar supaya senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan tidak rusak.
Pengujian Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum
(EMDPc)
Metode yang digunakan untuk mengukur efek antiinflamasi adalah Inflammation-
assosiated edema (Vetriselvan, et al., 2013) menggunakan jangka sorong yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dikalibrasi terlebih dahulu. Pengukuran edema dilakukan dengan mengukur tebal lipat kulit
pada bagian middrosal (tengah punggung) hewan uji. Tebalnya edema dilakukan pada
penebalan lipatan kulit punggung hewan uji yang diukur menggunakan jangka sorong
(Widyarini., et al 2001). Prinsip dari metode ini adalah dengan mengukur tebal lipat kulit
punggung mencit yang meningkat dari tebal kulit punggung normal setiap 1 jam selama 6
jam setelah diinjeksikan karagenin menggunakan jangka sorong. Dari hasil uji pendahuluan,
konsentrasi karagenin yang digunakan untuk menginduksi inflamasi sebesar 3% karena pada
konsentrasi ini menunjukkan ketebalan lipat kulit yang mencapai lebih dari tiga kali lipat
kulit normal dan mampu mempertahankan edema selama 6 jam.
Hasil dari perhitungan rata-rata AUC total tebal lipat kulit dalam mm.jam (X ± SE)
tiap kelompok dianalisis secara statistik. Dari nilai rata-rata AUC total dilakukan uji Shapiro
Wilk untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak, karena data terdistribusi normal
kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA untuk melihat perbedaan antar kelompok. Setelah
itu, dilanjutkan dengan uji Post Hoc Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan masing-
masing kelompok berbeda bermakna (p < 0,05) atau tidak berbeda bermakna (p > 0,05).
Tabel I. Rata-rata AUC total tebal lipat kulit dalam mm.jam (X ± SE) pada setiap kelompok perlakuan
dengan hasil uji Mann Whitney
Kelompok Rata-rata AUC total tebal lipat kulit
Kontrol Negatif 26.18 ± 1.18
Kontrol Biocream® 29.41 ± 1.12
EMDPc 2% 18.11 ± 1.01*
EMDPc 4% 18.36 ± 0.66*
EMDPc 8% 16.63 ± 0.72*
Nilai yang disajikan merupakan mean ± SE (n=5); *p < 0,05 yang berarti berbeda bermakna dengan kontrol
negatif
Kontrol negatif (karagenin 3%)
Pada kelompok negatif karagenin 3% memiliki rata-rata AUC total 26.18 ± 1.18.
Bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan EMDPc, hasilnya menunjukkan bahwa
kontrol negatif memiliki nilai rata-rata AUC total kedua setelah kontrol Biocream® dan
memiliki nilai persen penghambatan negatif yang menunjukkan bahwa kontrol negatif
menunjukkan terjadinya proses inflamasi dengan adanya injeksi karagenin 3% secara
subkutan.
Kontrol Biocream®
Kelompok kontrol Biocream® diujikan untuk melihat apakah Biocream® sebagai
basis EMDPc memiliki kemampuan untuk menghambat inflamasi yang ditimbulkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
karagenin 3%. Nilai rata-rata AUC total yang didapatkan sebesar 29.41 ± 1.12 (tabel I),
hasilnya menunjukkan bahwa Biocream® tidak memiliki efek antiinflamasi pada mencit
yang sudah diinduksi karagenin. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata AUC total yang besar serta
nilai persen penghambatan inflamasi yang negatif.
Kelompok perlakuan EMDPc 2%
Kelompok perlakuan EMDPc 2% memiliki nilai rata-rata AUC total 18.11 ± 1.01
yang memperlihatkan bahwa EMDPc 2% mampu memberikan efek antiinflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol Biocream®. Dari tabel I menunjukkan nilai
rata-rata AUC total EMDPc 4%terhadap kontrol negatif dan kontrol Biocream®
memberikan perbedaan bermakna, yang artinya bahwa EMDPc 2% memiliki kemampuan
antiinflamasi.
Kelompok perlakuan EMDPc 4%
Kelompok perlakuan EMDPc 4% memiliki nilai rata-rata AUC total 18.36 ± 0.66
yang memperlihatkan bahwa EMDPc 4% mampu memberikan efek antiinflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol Biocream®. Dari tabel I menunjukkan nilai
rata-rata AUC total EMDPc 4% terhadap kontrol negatif dan kontrol Biocream®
memberikan perbedaan bermakna, yang artinya bahwa EMDPc 4% memiliki kemampuan
antiinflamasi.
Kelompok perlakuan EMDPc 8%
Kelompok perlakuan EMDPc 8% memiliki nilai rata-rata AUC total 16.63 ± 0.72
yang memperlihatkan bahwa EMDPc 8% mampu memberikan efek antiinflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol Biocream®. Dari tabel I menunjukkan nilai
rata-rata AUC total EMDPc 8% terhadap kontrol negatif dan kontrol Biocream®
memberikan perbedaan bermakna, yang artinya bahwa EMDPc 4% memiliki kemampuan
antiinflamasi.
Perbandingan antar kelompok perlakuan EMDPc 2%, 4%, dan 8%
Pada uji Mann Whitney perbandingan nilai rata-rata AUC total EMDPc 2%, EMDPc
4% dan EMDPc 8% menunjukkan perbedaan tidak bermakna, yang artinya bahwa pada
kosentrasi 2%, 4%, maupun 8% memiliki kemampuan antiinflamasi yang sebanding. Dilihat
dari nilai persen penghambatan inflamasi berdasarkan pada tabel I, EMDPc 2% , EMDPc
4%, dan EMDPc 8% masing-masing memiliki nilai persen penghambatan berturut-turut
sebesar 30.79 ± 3.87; 29.83 ± 2.51; dan 36.45 ± 2.75 dari ketiga peringkat konsentrasi yang
memiliki efek antiinflamasi tertinggi terjadi pada konsentrasi 8% (Gambar 1). Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2% 4% 8%
%P
EN
GH
AM
BA
TA
N I
NF
LA
MA
SI
Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum Tiap Kelompok
Carmona dan Pereira (2013), bahwa aktivitas biologis dari hasil kombinasi beberapa
senyawa yang terkandung dalam suatu ektrak bila dibandingkan dengan senyawa tunggal
hasil isolasi akan menghasilkan bioavailabilitas yang lebih kuat karena adanya efek sinergis
maupun aditif, sehingga diharapkan semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka akan
menghasilkan efek yang semakin besar pula. Namun pada penelitian ini, pada tiga tingkat
konsentrasi yang diberikan tidak memberikan efek yang linier dan justru memberikan efek
yang sebanding hal ini bisa terjadi dikarenakan pada tiga konsentrasi ini telah masuk dalam
kisaran dosis (konsentrasi) dari senyawa aktif yang memunculkan respon terapi tanpa efek
samping yang tidak dapat diterima atau yang sering disebut dengan therapeutic window
(Golan, et al., 2012). Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
sejauh mana konsentrasi yang diberikan untuk melihat batasan konsentrasi yang mempu
mempertahankan dosis efektif tanpa melebihi tingkat yang dapat menghasilkan toksisitas.
Gambar 1. Diagram batang perbandingan persen penghambatan inflamasi antar kelompok
perlakuan
Efek antiinflamasi EMDPc
EMDPc memiliki efek antiinflamasi dikarenakan adanya senyawa-senyawa
metabolit sekunder yang terkandung didalamnya diantaranya yaitu, flavonoid, terpenoid,
alkaloid, dan neoligan yang termasuk dalam golongan polifenol non flavanoid. Senyawa
neolignan tersebut dibuktikan melalui KLT dengan mengelusikan EMDPc bersama dengan
standar neolignan PC-1 dan PC-2 seperti yang tertera pada gambar 2. Flavonoid merupakan
senyawa golongan polifenol yang bertindak sebagai antioksidan yang kuat, memberikan
tingkat perlindungan yang tinggi terhadap oksidasi dan kerusakan radikal bebas, dan
aktivitas antiinflamasi (Houghton and Mukerjee, 2009). Siklooksigenase dan lipoksigenase
memainkan peran penting sebagai mediator inflamasi. Mereka terlibat dalam pelepasan asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
arakidonat, yang merupakan titik awal untuk respon inflamasi. Senyawa fenolik
menunjukkan mampu menghambat jalur siklooksigenase dan 5-lipoksigenase.
Penghambatan ini mengurangi pelepasan asam arakidonat. Flavonoid merupakan senyawa
golongan polifenol yang bertindak sebagai antioksidan yang kuat, memberikan tingkat
perlindungan yang tinggi terhadap oksidasi dan kerusakan radikal bebas, dan aktivitas
antiinflamasi (Houghton and Mukerjee, 2009). Siklooksigenase dan lipoksigenase
memainkan peran penting sebagai mediator inflamasi. Mereka terlibat dalam pelepasan asam
arakidonat, yang merupakan titik awal untuk respon inflamasi. Senyawa fenolik
menunjukkan mampu menghambat jalur siklooksigenase dan 5-lipoksigenase.
Penghambatan ini mengurangi pelepasan asam arakidonat. Selain itu, flavonoid juga
menghambat biosintesis prostaglandin yang terlibat dalam berbagai respon imun (Agrawal,
2011). Terpenoid juga berperan dalam aktivitas antiinflamasi dengan memodulator jalur NF-
KB. NF-KB berperan untuk mengendalikan sebagian besar proses seluler organisme normal
seperi respon imun dan respon inflamasi. Hal ini memungkinkan bahwa NF-KB bertindak
sebagai kelompok pertama yang merespon bila ada gangguan pada sel (Heras and Hortelano,
2009).
(a) (b) (c)
Gambar 2. Hasil KLT EMDPc dengan standar senyawa
neolignan Pc-1 dan Pc-2 menggunakan fase diam silika gel GF 254 dengan panjang elusi 10 cm (a) KLT
setelah dielusikan di fase gerak kloroform : etil asetat 9:1 (b) deteksi sinar UV 254nm (c) deteksi dengan
reagen serium IV sulfat
Pc 1 Pc 2 Ekstrak Pc 1 Pc 2 Ekstrak Pc 1 Pc 2 Ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 3. Proses terjadinya inflamasi
(Houghton and Mukerjee, 2009).
Selain itu, alkaloid juga berperan dalam penghambatan produksi NO serta menghambat
pelepasan PGE2 di jaringan yang mengalami inflamasi (Souto, et al., 2011). Seperti yang
terlihat pada gambar.1 pada hasil KLT bahwa EMDPc juga mengandung senyawa neolignan
Pc-1 dan Pc-2. Menurut Konishi, et al., (2005) bahwa senyawa neolignan mempunyai peran
menghambat produksi Nitric oxide (NO) merupakan radikal bebas yang dibentuk dari asam
amino L-arginin oleh Nitric Oxide Synthase (NOS). NO disintesis oleh inducible nitric oxide
synthase (iNOS). Peningkatan ekspresi iNOS mengindikasikan adanya inflamasi dari suatu
jaringan (Luqmana dkk, 2014).
Berbagai senyawa yang terkandung dalam EMDPc dimungkinkan sama-sama
memiliki peran sebagai antiinflamasi. Hal ini sering disebut dengan sinergi yang artinya
bekerja sama dilihat dari kombinasi perannya sehingga diharapkan kontribusi senyawa
dalam ekstrak menjadi lebih besar (Houghton and Mukherjee, 2009).
Penelitian ini merupakan penelitian skrining awal untuk menunjukkan bahwa ekstrak
metanol daun Piper crocatum memiliki efek antiinflamasi topikal. Penelitian ini tidak
menggunakan senyawa aktif tunggal namun beberapa senyawa aktif yang terkandung di
dalam ekstrak yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa aktif yang bertanggung jawab sebagai
antiinflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkam bahwa ekstrak
metanol daun Piper crocatum memiliki efek antiinflamasi pada mencit yang diinduksi
karagenin. Pada konsentrasi 8% memberikan efek antiinflamasi tertinggi dengan nilai rata-
rata AUC total sebesar 16.63 ± 0.72 dan nilai persen penghambatan inflamasi sebesar 36.45
± 2.75 %.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, A.D, 2011, Pharmacological Activities of Flavonoids, International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Nanotechnology, Volume 4.
Alam, Badru., et al., 2012, Antioxidant, analgesic and anti-inflammatory activities of the
methanolic extract of Piper betle leaves, Avicenna Journal of Phytomedicine, Vol.
3, No. 2, 112-125.
Asmara, Anjas, Sjaiful Fahmi Daili, Tantien Noegrohowati, dan Ida Zubaedah, 2012,
Vehikulum Dalam Dermatoterapi Topikal, Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran
FKUI/ RSCM, Vol.39. No.1. Tahun 2012: 25-35.
Carmona, Fabio and Ana Maria Soares Pereira, 2013, Herbal Medicines: Old And New
Concepts, Truths, And Misunderstandings, Revista Brasileira de Farmacognosia
Brazilian Journal of Pharmacognosy 23(2): 379-385.
Dahlan, M. S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Epidemiologi Indonesia,
Jakarta, 92-135.
Deharo, Eric, and Hagai Ginsburg, 2011, Analysis of Additivity And Synergism in The
Anti-Plasmodial Effect of Purified Compounds From Plant Extracts, Deharo and
Ginsburg Malaria Journal 2011, 10(Suppl 1):S5.
Fitriyani, Atik, Lina Winarti, Siti Muslichah dan Nuri, 2011, Uji Antiinflamasi Ekstrak
Metanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav ) Pada Tikus Putih, Majalah
Obat Tradisional, 16(1), 34 – 42.
Golan, David, et al., 2012, Principles of Pharmacology, Third Edition, Lippincot Williams
& Wilkins, Philadelphia, USA, 25 – 26.
Gutiérrez, Salud Pérez., et al, 2012, A New Anti-inflammatory Compound Isolated from
Krameria cytisoides, Molecules 2012, Universidad Autónoma Metropolitana-
Xochimilco Mexico, 2049-2057.
Haniastuti, Tetiana, 2009, Penurunan Aktivitas Fagositosis Sel Makrofag Mencit Setelah
Distimulasi Minyak Atsiri Kencur Terhadap Actinobacillus Actinomycetemcomitans,
dentika Dental Journal, Vol 14, No. 1, 2009: 11-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Hartini, Yustina Sri , Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini and Agustinus Yuswanto,
2013, Uji Aktivitas Fagositosis Makrofag Fraksi-fraksi dari Ekstrak Metanol Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Secara In Vitro, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, Vol. 11, No. 2hlm. 108-115.
Hartini, Yustina Sri , Subagus Wahyuono, Sitarina Widyarini and Agustinus Yuswanto,
2014, In vivo Immunomodulatory Effect and Histopathological Features of Mouse
Liver and Kidney Treated with Neolignans Isolated from Red Betel (Piper crocatum
Ruiz &Pav) Leaf, Tropical Journal of Pharmaceutical Research October 2014; 13
(10): 1609-1614.
Heras, B. de las and Sonsoles Hortelano, 2009, Molecular Basis of the Anti-Inflammatory
Effects of Terpenoids, Inflammation & Allergy - Drug Targets, Vol. 8, No. 1.
Houghton, Peter and Pulok K. Mukherjee, 2009, Evaluation of Herbal Medicinal Products,
Pharmaceutical Press, London, UK.
Ikawati, Z., Supardjan, A. M., Asmara, L. S., 2007, Pengaruh Senyawa Heksagamavunon-1
(HGV-1) Terhadap Inflamasi Akut Akibat Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pad
Tikus Wistar Jantan Terinduksi Ovalbumin, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Konishi, Tenji, et al., 2005, Neolignans from Piper futokadsura and Their Inhibition of
Nitric Oxide Production, Pharmaceutical Society of Japan, Vol. 53, No. 1.
Kumar, Vinay, Abdul K. Abbas, dan Nelson Fausto, 2005, Robbins & Cotran Dasar
Patologis penyakit, Ed. 7, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. 49, 50.
Luqmana, Candra, dkk, 2014, Studi Ekspresi Inducible Nitric Oxide Synthase (Inos) Dan
Kadar Malondialdehid (Mda) Pada Ginjal Tikus (Rattus Norvegicus) Hasil Induksi
Streptokinase, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
Mitchell, Kumar, Abbas, dan Fausto, 2006, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 29.
Samuelsson G. Drugs of natural origin. 4th Ed. Sweden: Swedish Pharmaceutical Press;
1999.
Souto, Augusto Lopes, et al., 2011, Anti-Inflammatory Activity of Alkaloids: An Update
from 2000 to 2010, Molecules, 16, 8515-8534
Vetriselvan S, et al., 2013, Anti-Inflammatory Activity Of Cucumis Sativus Seed In
Carrageenan And Xylene Induced Edema Model Using Albino Wistar Rats,
International Journal of Biopharmaceutics. 2013; 4(1): 34-37.
Widyarini, S., Spinks, N., Husband, A.J., and Reeve, V.E., 2001, Isoflavonoid Compound
from Red Clover (Trifolium pretense) Protect from Inflammation and Immune
Suppression Induced by UV Radiation, Photochemistry and Photobiology, 74(3),
465-470.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Piper crocatum Ruiz & Pav.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Lampiran 2. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 3. Surat Kalibrasi Jangka Sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 4. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 5. Daun Piper crocatum dan Ekstrak Metanol Piper crocatum
Gambar 4. Daun dan serbuk Piper crocatum
Gambar 5. Shaker dan Penyaringan maserat
Gambar 6. Rotary evaporator dan Ekstrak metanol Piper crocatum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lampiran 6. Penyukuran, Penyuntikan dan Pengukuran Tebal Kulit Mencit
Betina Galur Swiss
Gambar 7. Pemotongan dan penyukuran bulu mencit menggunakan Veet®
Gambar 8. Penyuntikan karagenin secara subkutan dan edema yang terbentuk di
kulit punggung mencit
Gambar 9. Pengukuran tebal kulit normal dan tebal edema pada punggung
mencit menggunakan jangka sorong digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 7. Krim Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum, Uji Homogenitas,
dan Pengolesan Krim Ekstrak Pada Punggung Mencit
Gambar 10. Krim ekstrak metanol daun Piper crocatum konsentrasi 2%, 4%, dan
8%
Gambar 11. Uji homogenitas krim ekstrak metanol daun Piper crocatum
konsentrasi 2%, 4%, dan 8%
Gambar 12. Pengolesan krim ekstrak metanol daun Piper crocatum pada kulit
punggung mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 8. Uji Kadar Air Dengan Moisture Balance
Gambar 13. Alat moisture balance
Pengujian kadar air pada serbuk dilakukan terlebih dahulu sebelum di
ekstraksi. Kadar air pada serbuk diuji dengan alat moisture balance. Prinsip dari
alat tersebut adalah thermogravimetri, yaitu pengeringan sampel dengan cara
pemanasan hingga diperoleh bobot sampel yang konstan. Tujuan penetapan kadar
air adalah untuk memastikan serbuk simplisia yang digunakan memenuhi
persyaratan simplisia yang baik sehingga mengurangi resiko kontaminasi jamur dan
kapang. Menurut farmakope herbal, kadar air yang terkandung dalam serbuk
simplisia < 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 9. Uji Pendahuluan
Sebelum dilakukan uji efek antiinflamasi ekstrak metanol daun Piper
crocatum, dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu. Tujuan uji pendahuluan
adalah untuk orientasi konsentrasi optimal yang dapat digunakan dalam penelitian
ini.
Gambar 14. Kurva pengukuran edema setiap 1 jam hingga 6 jam dari 3
konsentrasi karagenin secara subkutan
Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa pada karagenin konsentrasi 3% menunjukkan
ketebalan lipat kulit yang mencapai lebih dari tiga kali lipat dari tebal lipat kulit
normal yaitu dari 1,09 mm menjadi 4,48 mm pada jam ke-3 dan mampu
mempertahankan ketebalannya hingga jam ke-6. Walaupun pada konsentrasi 2%
juga menunjukkan ketebalan lipat kulit mencapai lebih dari tiga kali lipat namun
bila dibandingkan dengan konsentrasi 3% maka lebih optimal yang konsentrasi 3%
karena pada konsentrasi tersebut lebih mampu mempertahankan udema sampai jam
ke-6.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 1 2 3 4 5 6 7
Ket
eba
lan
Ku
lit
Men
cit
(mm
)
Jam ke-
Kons 1%
Kons 2%
Kons 3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 10. Data perhitungan AUC tebal lipat kulit punggung mencit
Keterangan :
AUC0-6 = area di bawah kurva dari jam ke-0 sampai jam ke-6
(cm2.jam)
yn-1 = luas area pigmentase pada jam ke-(n-1)(cm2)
yn = luas are pigmentase pada jam ke-n (cm2)
xn = jam ke-n (jam)
xn-1 = jam ke-(n-1) (jam)
Contoh perhitungan :
AUC pada jam ke-1
y1 (luas area pigemtasi pada jam ke-1) = 3,81 mm
yn-1 (luas area pigmentasi pada jam ke-0 (1-1) = 0,96 mm
𝐴𝑈𝐶1 = ∑ [(3,81𝑚𝑚+0,96𝑚𝑚)(1−0)
2]1
0 =2,39mm.jam
a. Hasil Edema Kontrol Negatif (Karagenin 3%)
Jam/Mencit 1 2 3 4 5
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 2.39 2.25 2.91 2.77 2.82
2 3.95 3.94 5.01 4.91 5.00
3 4.25 4.33 5.21 5.28 5.27
4 4.36 4.47 5.25 5.32 5.24
5 4.16 4.40 5.06 5.17 4.88
6 3.97 4.18 4.90 4.92 4.37
AUC total 23.07 23.57 28.32 28.36 27.56
b. Hasil Edema Kontrol Biocream
Jam/Mencit 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0
1 3.25 2.365 3.065 2.5 2.74
2 5.89 4.775 5.82 4.73 5.05
3 6.455 5.635 6.35 5.5 5.58
4 6.08 5.16 6.095 5.49 5.585
5 5.4 4.285 5.505 5.03 5.21
6 4.815 3.93 5.035 4.73 5
𝐴𝑈𝐶0−6 = ∑ [(𝑦𝑛−1 + 𝑦𝑛)(𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−1)
2]
6
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
AUC total 31.89 26.15 31.87 27.98 29.165
c. Hasil edema EMDPc 2%
Jam/mencit 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0
1 2.545 2.58 2.79 2.11 2.63
2 3.83 4.05 4.19 3.115 4.065
3 3.385 3.465 3.77 2.75 3.615
4 3.035 2.985 3.49 2.39 3.255
5 2.86 2.665 3.235 2.12 3.005
6 2.54 2.39 2.98 1.955 2.765
AUC total 18.195 18.135 20.455 14.44 19.335
d. Hasil edema EMDPc 4%
Jam/mencit 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0
1 2.79 2.71 2.55 2.43 2.615
2 4.52 4.325 4.195 3.925 3.765
3 4.2 3.78 3.535 3.505 3.01
4 3.52 3.37 2.815 3.17 2.625
5 2.75 3.075 2.355 2.885 2.385
6 2.29 2.31 1.885 2.345 2.18
AUC total 20.07 19.57 17.335 18.26 16.58
e. Hasil edema EMDPc 8%
Jam/mencit 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0
1 2.67 2.375 2.69 2.56 2.66
2 4.04 3.4 4.24 3.975 4.28
3 3.435 2.67 3.69 3.235 3.77
4 3.04 2.345 3.135 2.58 3.175
5 2.39 2.04 2.325 1.8 2.49
6 1.69 1.785 1.65 1.105 1.92
AUC total 17.265 14.615 17.73 15.255 18.295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 11. Data perhitungan persen penghambatan inflamasi (%PI)
Menghitung presentase penghambatan inflamasi
Keterangan :
(AUC0-6)0 = AUC0-6 rata-rata kontrol negatif (mm.jam)
(AUC0-6)n = AUC0-6 masing-masing mencit pada kelompok yang diberi
senyawa uji dengan konsentrasi sebesar n (mm.jam).
Contoh perhitungan:
Diketahui:
(AUC0-6)0 AUC total rata-rata dari jam ke-0 sampai jam ke-6 = 26,17
(AUC0-6)n AUC total dari jam ke-0 sampai jam ke-6 tiap menit = 18,20
𝑃𝐼(%) = 26,17 𝑚𝑚. 𝑗𝑎𝑚 − 18.20 𝑚𝑚. 𝑗𝑎𝑚
26.17 𝑚𝑚. 𝑗𝑎𝑚× 100 = 30, 45%
a. Kontrol Negatif
Mencit AUC K.NEG NILAI AUC %PI
1 26.17 23.07 11.84562
2 26.17 23.57 9.93504
3 26.17 28.32 -8.21551
4 26.17 28.36 -8.36836
5 26.17 27.56 -5.31143
b. Kontrol Biocream
Mencit AUC K.NEG NILAI AUC %PI
1 26.17 31.89 -21.8571
2 26.17 26.15 0.076423
3 26.17 31.87 -21.7807
4 26.17 27.98 -6.91632
5 26.17 29.165 -11.4444
𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑚𝑎𝑠𝑖 (%) = (𝐴𝑈𝐶0−6)0 − (𝐴𝑈𝐶0−6)𝑛
(𝐴𝑈𝐶0−6)0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Kelompok Perlakuan EMDPc 2%
Mencit AUC K.NEG NILAI AUC %PI
1 26.17 18.195 30.47382
2 26.17 18.135 30.7031
3 26.17 20.455 21.83798
4 26.17 14.44 44.82232
5 26.17 19.335 26.11769
d. Kelompok Pelakuan EMDPc 4%
Mencit AUC K.NEG NILAI AUC %PI
1 26.17 20.07 23.30913
2 26.17 19.57 25.21972
3 26.17 17.335 33.76003
4 26.17 18.26 30.22545
5 26.17 16.58 36.64501
e. Kelompok Pelakuan EMDPc 8%
Mencit AUC K.NEG NILAI AUC %PI
1 26.17 17.265 34.02751
2 26.17 14.615 44.15361
3 26.17 17.73 32.25067
4 26.17 15.255 41.70806
5 26.17 18.295 30.09171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4 5 6 7
Rat
a-ra
ta S
elis
ih T
ebal
Kuli
t (m
m)
Jam ke-
KN
KB
EMDPC 2%
EMDPc 4%
EMDPc 8%
Lampiran 12. Kurva Rata-rata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit
Gambar 15. Kurva Rata-rata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit
Pada tiap kelompok kontrol dan perlakuan diinjeksikan 3% karagenin secara
subkutan setelah pengukuran tebal kulit normal punggung mencit dan dibiarkan
selama 1 jam kemudian dilakukan pengukuran kembali 1 jam setelah pemberian
karagenin supaya karagenin dapat meresap dengan maksimal pada bagian
punggung mencit sehingga cairan pembentukan edema dapat terakumulasi dengan
optimal. Injeksi karagenin akan menyebabkan terbentuknya edema dan inflamasi
secara cepat, yaitu mencapai maksimal 3-5 jam setelah pemberian karagenin.
Gambar 10 memperlihatkan bahwa semua kelompok perlakuan terjadi penebalan
lipat kulit pada jam ke-1 setelah injeksi karagenin 3% secara subkutan. Menurut
Necas (2013) mekanisme pembentukan edema oleh karagenin terjadi secara dua
tahap. Tahap pertama terjadi pelepasan histamin dan serotonin yang dimulai segera
setelah diinduksi dan berkurang setelah dua jam. Tahap kedua terjadi pelepasan
bradikinin dan prostaglandin yang dimulai pada akhir tahap pertama dan bertahan
pada jam ketiga sampai jam kelima. Pada gambar 10 terlihat bahwa pada kontrol
negatif dan Biocream® terjadi peningkatan edema yang besar sampai jam ke-3 dan
pada jam ke-6 belum kembali ke tebal lipat kulit normalnya. Pada kelompok
perlakuan EMDPc konsentrasi 8% menunjukkan selisih tebal kulit yang paling
kecil dibandingkan kelompok perlakuan lainnya.
Keterangan :
KN : Kontrol Negatif
KB : Kontrol Biocream
EMDPc : Ekstrak Metanol Daun Piper crocatum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 13. Hasil analisis statistik AUC total rata-rata
a. Uji normalitas
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
AUC Kontrol Negatif 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Kontrol Biocream 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 2% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 4% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 8% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AUC Kontrol Negatif ,300 5 ,159 ,784 5 ,060
Kontrol Biocream ,238 5 ,200* ,906 5 ,446
EMDPc 2% ,304 5 ,147 ,898 5 ,397
EMDPc 4% ,195 5 ,200* ,949 5 ,727
EMDPc 8% ,253 5 ,200* ,896 5 ,388
*. This is a lower bound of the true significance.
Sig./p > 0,05 distribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Nilai Standar error (SE) dan mean AUC total tiap perlakuan
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
AUC Kontrol Negatif Mean 26,1760 1,17730
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 22,9073
Upper Bound 29,4447
5% Trimmed Mean 26,2272
Median 27,5600
Variance 6,930
Std. Deviation 2,63251
Minimum 23,07
Maximum 28,36
Range 5,29
Interquartile Range 5,02
Skewness -,565 ,913
Kurtosis -3,140 2,000
Kontrol Biocream Mean 29,4110 1,11657
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 26,3109
Upper Bound 32,5111
5% Trimmed Mean 29,4544
Median 29,1650
Variance 6,234
Std. Deviation 2,49672
Minimum 26,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Maximum 31,89
Range 5,74
Interquartile Range 4,82
Skewness -,201 ,913
Kurtosis -1,836 2,000
EMDPc 2% Mean 18,1120 1,01184
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 15,3027
Upper Bound 20,9213
5% Trimmed Mean 18,1858
Median 18,1950
Variance 5,119
Std. Deviation 2,26254
Minimum 14,44
Maximum 20,46
Range 6,01
Interquartile Range 3,61
Skewness -1,253 ,913
Kurtosis 2,217 2,000
EMDPc 4% Mean 18,3630 ,65640
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 16,5405
Upper Bound 20,1855
5% Trimmed Mean 18,3672
Median 18,2600
Variance 2,154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Std. Deviation 1,46775
Minimum 16,58
Maximum 20,07
Range 3,49
Interquartile Range 2,86
Skewness -,003 ,913
Kurtosis -2,119 2,000
EMDPc 8% Mean 16,6320 ,71890
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 14,6360
Upper Bound 18,6280
5% Trimmed Mean 16,6517
Median 17,2650
Variance 2,584
Std. Deviation 1,60750
Minimum 14,62
Maximum 18,30
Range 3,68
Interquartile Range 3,08
Skewness -,465 ,913
Kurtosis -2,495 2,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Test of Homogeneity of Variances
AUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,095 4 20 ,386
ANOVA
AUC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 645,903 4 161,476 35,071 ,000
Within Groups 92,085 20 4,604
Total 737,987 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Scheffe
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower Bound
Kontrol Negatif Kontrol Biocream -3,23500 1,35709 ,264 -7,8300
EMDPc 2% 8,06400* 1,35709 ,000 3,4690
EMDPc 4% 7,81300* 1,35709 ,000 3,2180
EMDPc 8% 9,54400* 1,35709 ,000 4,9490
Kontrol Biocream Kontrol Negatif 3,23500 1,35709 ,264 -1,3600
EMDPc 2% 11,29900* 1,35709 ,000 6,7040
EMDPc 4% 11,04800* 1,35709 ,000 6,4530
EMDPc 8% 12,77900* 1,35709 ,000 8,1840
EMDPc 2% Kontrol Negatif -8,06400* 1,35709 ,000 -12,6590
Kontrol Biocream -11,29900* 1,35709 ,000 -15,8940
EMDPc 4% -,25100 1,35709 1,000 -4,8460
EMDPc 8% 1,48000 1,35709 ,876 -3,1150
EMDPc 4% Kontrol Negatif -7,81300* 1,35709 ,000 -12,4080
Kontrol Biocream -11,04800* 1,35709 ,000 -15,6430
EMDPc 2% ,25100 1,35709 1,000 -4,3440
EMDPc 8% 1,73100 1,35709 ,802 -2,8640
EMDPc 8% Kontrol Negatif -9,54400* 1,35709 ,000 -14,1390
Kontrol Biocream -12,77900* 1,35709 ,000 -17,3740
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
EMDPc 2% -1,48000 1,35709 ,876 -6,0750
EMDPc 4% -1,73100 1,35709 ,802 -6,3260
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Scheffe
(I) Kelompok (J) Kelompok
95% Confidence Interval
Upper Bound
Kontrol Negatif Kontrol Biocream 1,3600
EMDPc 2% 12,6590
EMDPc 4% 12,4080
EMDPc 8% 14,1390
Kontrol Biocream Kontrol Negatif 7,8300
EMDPc 2% 15,8940
EMDPc 4% 15,6430
EMDPc 8% 17,3740
EMDPc 2% Kontrol Negatif -3,4690
Kontrol Biocream -6,7040
EMDPc 4% 4,3440
EMDPc 8% 6,0750
EMDPc 4% Kontrol Negatif -3,2180
Kontrol Biocream -6,4530
EMDPc 2% 4,8460
EMDPc 8% 6,3260
EMDPc 8% Kontrol Negatif -4,9490
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kontrol Biocream -8,1840
EMDPc 2% 3,1150
EMDPc 4% 2,8640
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
AUC
Scheffea
Kelompok N
Subset for alpha = 0.05
1 2
EMDPc 8% 5 16,6320
EMDPc 2% 5 18,1120
EMDPc 4% 5 18,3630
Kontrol Negatif 5 26,1760
Kontrol Biocream 5 29,4110
Sig. ,802 ,264
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 14. Hasil analisis statistik % Penghambatan Inflamasi
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PI Kontrol Negatif 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Kontrol Biocream 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 2% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 4% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
EMDPc 8% 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
PI Kontrol Negatif Mean -,0229 4,49865
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -12,5132
Upper Bound 12,4673
5% Trimmed Mean -,2187
Median -5,3114
Variance 101,189
Std. Deviation 10,05928
Minimum -8,37
Maximum 11,85
Range 20,21
Interquartile Range 19,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Skewness ,565 ,913
Kurtosis -3,140 2,000
Kontrol Biocream Mean -12,3844 4,26660
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -24,2304
Upper Bound -,5384
5% Trimmed Mean -12,5504
Median -11,4444
Variance 91,020
Std. Deviation 9,54042
Minimum -21,86
Maximum ,08
Range 21,93
Interquartile Range 18,40
Skewness ,201 ,913
Kurtosis -1,836 2,000
EMDPc 2% Mean 30,7910 3,86641
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 20,0561
Upper Bound 41,5259
5% Trimmed Mean 30,5089
Median 30,4738
Variance 74,746
Std. Deviation 8,64556
Minimum 21,84
Maximum 44,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Range 22,98
Interquartile Range 13,78
Skewness 1,253 ,913
Kurtosis 2,217 2,000
EMDPc 4% Mean 29,8319 2,50821
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 22,8680
Upper Bound 36,7958
5% Trimmed Mean 29,8157
Median 30,2255
Variance 31,456
Std. Deviation 5,60853
Minimum 23,31
Maximum 36,65
Range 13,34
Interquartile Range 10,94
Skewness ,003 ,913
Kurtosis -2,119 2,000
EMDPc 8% Mean 36,4463 2,74703
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 28,8193
Upper Bound 44,0733
5% Trimmed Mean 36,3712
Median 34,0275
Variance 37,731
Std. Deviation 6,14254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Minimum 30,09
Maximum 44,15
Range 14,06
Interquartile Range 11,76
Skewness ,465 ,913
Kurtosis -2,495 2,000
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PI Kontrol Negatif ,300 5 ,159 ,784 5 ,060
Kontrol Biocream ,238 5 ,200* ,906 5 ,446
EMDPc 2% ,304 5 ,147 ,898 5 ,397
EMDPc 4% ,195 5 ,200* ,949 5 ,727
EMDPc 8% ,253 5 ,200* ,896 5 ,388
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Aktivitas
Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah
(Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Pada Mencit Diinduksi
Karagenin” memiliki nama lengkap Rafaella Daramika
Dwi Esti, merupakan anak kedua dari dua bersaudara
pasangan Andreas Sudarto dan T.A Amrih Bekti Rahayu.
Penulis dilahirkan di Kabupaten Semarang, 21 September
1995.
Pendidikan formal yang telah ditempuh, yaitu TK
Kanisius Kurmosari Semarang (1999-2001), kemudian
melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD
Kanisius Kurmosari Semarang (2001-2007). Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama ditempuh oleh penulis di SMP PL Domenico Savio Semarang, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Kolese Loyola
Semarang. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013. Semasa kuliah, penulis
cukup aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan di dalam fakultas. Penulis pernah
menjadi sie acara “SEMNAS JMKI 2014”, koordinator sie acara “Pelepasan
Wisuda II tahun 2014”, sie dekorasi dan dokumentasi “TITRASI 2015”, sie
dekorasi dan dokumentasi “Lomba Cerdas Cermat Kimia 2015” dan koordinator
divisi Medfar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related