uji kadar timbal pada daun mahoni sebagai media … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Post on 12-May-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UJI KADAR TIMBAL PADA DAUN MAHONI SEBAGAI MEDIA BELAJAR
(VIDEO) PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN UDARA
DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
SKRIPSI
Oleh:
CHRISNIA OCTOVI X4307021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UJI KADAR TIMBAL PADA DAUN MAHONI SEBAGAI MEDIA
BELAJAR (VIDEO) PADA POKOK BAHASAN
PENCEMARAN UDARA DI SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR
Oleh:
CHRISNIA OCTOVI
X4307021
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
” UJI KADAR TIMBAL PADA DAUN MAHONI SEBAGAI MEDIA
BELAJAR (VIDEO) PADA POKOK BAHASAN
PENCEMARAN UDARA DI SMA
NEGERI 2 KARANGANYAR”
Chrisnia Octovi
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa SMA 2 Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) menggunakan Randomized Control Only Design. Variabel bebas berupa media video pembelajaran dan variabel terikat adalah hasil belajar biologi siswa. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian adalah siswa kelas X.6 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes untuk hasil belajar ranah kognitif serta lembar observasi untuk hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Teknik analisis data dengan menggunakan uji t 2 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video pembelajaran berpengaruh nyata terhadap hasil belajar ranah kognitif dan ranah psikomotor tetapi tidak berpengaruh meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar. Kata Kunci: Media, Video Pembelajaran, Hasil Belajar, Pencemaran Udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
“TEST LEAD LEVELS IN THE LEAVES OF MAHOGANY AS A MEDIA
OF LEARNING (VIDEO) ON THE SUBJECT OF AIR
POLLUTION IN THE SMA NEGERI 2
KARANGANYAR”
Chrisnia Octovi* ABSTRACT
This research aims was to find out the use of video as media learning
toward the students achievement of the class X at SMA Negeri 2 Karanganyar. This study was a quasi-experimental studies which use Randomized
Control-Group Only Design. The independent variable in this research is video as media learning and the dependent variable was biology students’ achievement. The population of the study was the entire students of X second semester classes SMA Negeri 2 Karanganyar 2010/2011 school year. The sample of the study was the students of X.6 class as the control group and the students of X.5 class as the experiment group. The sample was taken by using Cluster Random Sampling method. The data are collected by using test for cognitive achievement and the observation methods was used to find out the learning effectivity and psychomotor domain. The technique of data analysis by using t-test.
The result shows the use of video as media learning was significantly influences the students’ achievement in cognitive and psychomotor aspect, but did not give effects improve the affective achievement of class X at SMA Negeri 2 Karanganyar
Key words: Media, Video Learning, Learning Achievement, The Air Pollution.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
dilaksanakan / diperbuatnya.
( Ali Bin Abi Thalib )
Keberhasilan yang kita capai bukanlah untuk diri sendiri, namun keberhasilan
yang sesungguhnya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain
Orang sukses adalah orang yang pernah menerima kegagalan untuk di hari
kemudian dijadikan cambuk keberhasilan dalam mencapai cita-cita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan ibu tercinta, atas segala limpahan kasih sayang, perhatian dan
doanya yang senangtiasa menyertaiku
Mas Bayu dan Desy tersayang yang selalu menyemangatiku
Ibu Muzzayinah dan Bapak Joko Ariyanto, terima kasih atas arahan,
bimbingan dan nasehatnya.
Ibu Lilis Kusumawati, terima kasih atas bantuan, arahan dan
bimbingannya.
Mami Rindu, Ika NH, Danik, Namel, Asri, Kresna, Al, Khotim, Puput,
Devi, Peni, Siti. Terima kasih semangat dan bantuannya.
Mas Teguh, Mb Adit, Ekata, Mb Pipit. Terima kasih semangat dan
bantuannya
Mb Citin, Mb Rina dan Mb Niar, Dama, Fatih, Sukma, Bram, Nining, Mb
Titis, Wulan. Yang menjadi tempat untuk saling bertukar pikiran dan
berbagi dalam berbagai hal.
Bioholik ’07 kebersamaan dan perjuangan kita tidak pernah terlupakan.
Temen-temen kost Doni
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UJI KADAR
TIMBAL PADA DAUN MAHONI SEBAGAI MEDIA BELAJAR (VIDEO)
PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN UDARA DI SMA NEGERI 2
KARANGANYAR
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar
sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Muzzayinah, M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
5. Joko Ariyanto, S.Si, M.Si, selaku pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
6. Drs. Wagiman, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberi ijin dalam penelitian.
7. Lilis Kusumawati, M.Pd, selaku guru mata pelajaran biologi yang telah
memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.
8. Siswa kelas X.5, X.6 dan X.8 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Februari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. v HALAMAN ABSTRACK ........................................................................... vi HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 5 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Hasil Belajar ................................................................................. 5 a. Aspek Kognitif ...................................................................... 6 b. Aspek Afektif ........................................................................ 6 c. Aspek Psikomotor ................................................................. 7
2. Media Pembelajaran .................................................................... 10 a. Media Pembelajaran................................................................ 10 b. Video ...................................................................................... 11
3. Tanaman Mahoni Sebagai Biofilter Pencemaran Timbal .............. 14 a. Mahoni (Swetinia mahogani) .................................................. 14 b. Pencemaran Udara .................................................................. 14 c. Biofilter Pencemaran Udara .................................................... 18
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 21 C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 21 D. Hipotesis ........................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 24 I. Penelitian Analisis Kandungan Pb Pada Daun Mahoni .......................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 24 B. Metode Penelitain .............................................................................. 24 C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 25 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 25 E. Prosedur Penelitain ............................................................................ 27 F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
II. Pembuatan Materi Video ...................................................................... 29 A. Tempat dan Waktu ............................................................................. 29 B. Bentuk dan Strategi Penelitian Untuk Media ...................................... 29 C. Sumber Data ...................................................................................... 31 D. Teknik Sampling ............................................................................... 31 E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 31 F. Analisis Data ..................................................................................... 31
III. Aplikasi Hasil Pembuatan Media Video ............................................... 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32 B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 33 C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35 D. Rancangan Penelitian ....................................................................... 40 E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 41
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN ............................................................... 45 A. Penelitian Analisis Kandungan Timbal (Pb) ........................................ 45
1. Hasil Penelitian Kandungan Timbal (Pb) Pada Daun Mahoni ........ 45 2. Pembahasan .................................................................................. 46
B. Pengembangan Materi Video ............................................................. 48 C. Penerapan Hasil Pembuatan Video Pada Pembelajaran Biologi ........... 50
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi ............................................. 50 2. Uji Prasyarat Analisis ................................................................... 57 3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 58
D. Pembahasan ....................................................................................... 60 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 64
A. Simpulan ........................................................................................... 64 B. Implikasi ........................................................................................... 64 C. Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66 LAMPIRAN ................................................................................................. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Ranah Afektif ................................................................................. 7 Tabel 2. Ranah Psikomotor…………………………….....................…..... 9 Tabel 3. Tabel 4.
Susunan Udara Bersih dan Kering…….......………............……. Baku Mutu Udara……………………………………………......
15 16
Tabel 5. Tabel 6.
Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas ……………………….. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas ..................…………
36 37
Tabel 7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran……………….. 38 Tabel 8. Rangkuman Hasil Try Out Uji Daya Beda……………………... 40 Tabel 9. Rancangan Penelitian Posttest only Control Group Design……. 40 Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan
Awal…………………………………………………………….. 42
Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal ………………………………. ...........................................
42
Tabel 12. Rangkuman Hasil Pengujian Uji-t Kemampuan Awal……......... 43 Tabel 13. Tabel 14.
Hasil Rata-Rata Kandungan Timbal (Pb) Pada Jalan Slamet Riyadi Sebagai Jalan Ramai dan Pada jalan Ki Hajar Dewantoro Sebagai Jalan Sepi………………………………………………... Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Kelas Kontrol..
45 50
Tabel 15. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Kelas Eksperimen....................................................................................
51
Tabel 16. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Kelas Kontrol…. 51 Tabel 17. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Kelas
Eksperimen……………………………………………………..... 52
Tabel18. Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol .........................................................................................................
52
Tabel 19. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen…………………………………………......................
53
Tabel 20. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Ditinjau dari Media Pembelajaran ………………............................................
54
Tabel 21. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Ditinjau dari Model Pembelajaran …................................................................
55
Tabel 22.
Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Ditinjau dari Model Pembelajaran …................................................................
55
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Dengan Variasi Media Pembelajaran .......................................................................
57
Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi dengan Variasi Media Pembelajaran .......................................................................
58
Tabel 25. Hasil Analisis Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ...........................................
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Bagan Paradigma Pemikiran …………...................................... 23
Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..............................................................
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian
a. Silabus ................…………………………………...……………………... b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ..................................… c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……....................... d. Lembar Kerja Siswa . ................................................................................... e. Kisi-kisi Soal Kognitif ......………………………………………………... f. Soal Kognitif ................……………………................................................. g. Kunci Jawaban Soal Kognitif .........................................………………...... h. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif ........................... i. Lembar Observasi Ranah Afektif………………………………………….. j. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif ………………………. k. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor..................... l. Lembar Observasi Ranah Psikomotor……………………………………... m. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor......................... n. Kisi-Kisi Penilaian Media Angket Siswa………………………………… o. Lembar Angket media Siswa….…………………………………………. p. Kisi-Kisi Penilaian Ahli Materi………………………………………… q. Lembar Angket Penilaian Ahli Materi………………………………… r. Kisi-Kisi Angket Ahli Media…………………………………………….. s. Lembar Angket Ahli Media………………………………………………
Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
Soal Kognitif ……………………………………………………............ b. Rangkuman Hasil Try Out ............................................................................ c. Jawaban Angket Siswa…………………………………………………….. d. Jawaban Angket Ahli Materi………………………………………………. e. Jawaban Angket Ahli Media……………………………………………….
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X6 (kontrol)................................................ b. Daftar Nilai Awal Siswa Kelas X5 (eksperimen) ........................................ c. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X6 (kontrol) .......................................... d. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas X5 (eksperimen) .................................... e. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X6 (kontrol) ............................................ f. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X5 (eksperimen) ...................................... g. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X6 (kontrol) ...................................... h. Daftar Nilai Psikomotor Siswa Kelas X5 (eksperimen) ............................... i. Distribusi Hasil Belajar ................................................................................ j. Deskripsi Data .............................................................................................. k. Hasil Penelitian Uji Kadar Timbal Pada Daun Mahoni……………………
Lampiran 4. Uji Prasyarat a. Uji Kemampuan Awal .................................................................................. b. Uji Normalitas ……...………………………………………………..……. c. Uji Homogenitas ……..…………………………………………………….
68 70 78 86 90 91 96 104 104 105 106 107 108 109 110 112 112 114 115 117 120 121 124 125 126 128 130 132 134 136 138 140 142 144 147 150 153 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 5. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif ................................…............ b. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Afektif ..........................………............ c. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Psikomotor .......................……............
Lampiran 6. Dokumentasi a. Dokumentasi Kelas Kontrol…………….................................…................ b. Dokumentasi Kelas Eksperimen…………….. ..........................……….....
Lampiran 7. Perijinan
159 160 161 162 163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil belajar biologi merupakan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar siswa pada materi pelajaran biologi dapat dilihat dari nilai
siswa yang masih banyak berada dibawah batas ketuntasan minimal. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pembelajaran biologi masih berpusat
pada guru, kurangnya penggunaan media dan menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar belum dimanfaatkan secara maksimal. Kurang aktif dan kurang
memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru, hal ini dimungkinkan karena peserta
didik kurang tertarik pada pelajaran biologi yang diberikan oleh guru dan tidak ada
motivasi belajar bahkan siswa menjadi enggan berpikir dan enggan mengikuti
pelajaran yang sedang berlangsung. Untuk mencapai batas ketuntasan belajar siswa
dapat dilakukan dengan banyak hal. Salah satunya dengan penggunaan media yang
tepat untuk mengatasi rendahnya hasil belajar mata pelajaran biologi. Penggunaan
media pembelajaran yang tepat dalam mengajar, diharapkan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa. Pemilihan media harus dipertimbangkan dari kecocokannya
terhadap materi yang diajarkan serta keadaan siswa meliputi kemampuan dan waktu
yang dimiliki.
Media pembelajaran harus dikembangkan dan dirancang secara sistematis
berdasarkan kebutuhan proses pembelajaran serta berdasarkan karakteristik siswa.
Video merupakan media pembelajaran yang efisien digunakan dalam pembelajaran.
Hal ini dikarenakan video dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
Pembelajaran biologi dengan bab ekosistem dan materi pencemaran udara
merupakan materi yang memerlukan interaksi langsung antara siswa dan
lingkungannya. Namun untuk melakukan interaksi dengan lingkungan memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
waktu, biaya dan tenaga yang banyak karena keberadaan SMA Negeri 2 Karanganyar
yang berada di daerah yang jauh dengan kondisi udara yang tercemar. Untuk
menagatasi keterbatasan tersebut lingkungan yang diinginkan dalam pembelajaran
dikemas dalam sebuah video pembelajaran. Video pembelajaran diharapkan dapat
mengefisienkan biaya, waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Video pembelajaran merupakan media atau alat bantu audio dan visual yang
berisi pesan-pesan pembelajaran yang baik berupa konsep, prinsip, prosedur, teori
aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap materi pembelajaran.
Video pembelajaran yang digunakan harus interaktif menarik dan menyenangkan.
Selain itu video pembelajaran ini berisikan hal-hal aktual tentang pencemaran udara.
Perilaku manusia yang dapat merusak lingkungan khususnya pencemaran
udara dapat dijadikan alternatif sumber belajar pada pokok bahasan ekosistem.
Konsep pembelajaran biologi yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) khususnya materi pencemaran udara tertuang dalam kompetesi dasar yang
sudah ditetapkan yaitu: “Menjelaskan Keterkaitan Antara Kegiatan Manusia Dengan
Masalah Kerusakan Atau Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan”.
Kompetesi dasar ini menuntut siswa memiliki pengalaman belajar berupa kegiatan
mengamati perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan kegiatan mengamati
lingkungan sekitar yang tercemar oleh polusi udara, menganalisis upaya
penanggulangan pencemaran.
Indikator yang menggambarkan keberhasilan pencapaian kompetensi dasar
tersebut antara lain siswa dapat menjelaskan sumber pencemaran, siswa dapat
menjelaskan jenis polutan yang dihasilkan, siswa dapat menjelaskan dampak dan
siswa dapat memberikan contoh upaya penanggulangan pencemaran udara.
Pencemaran yang terdapat di Surakarta, khususnya pencemaran udara yang
disebabkan oleh aktifitas trasportasi yaitu pengoprasian kendaraan yang dipercepat
atau diperlambat ternyata mengeluarkan emisi pencemaran yang meningkat.
Berdasarkan penelitian Minarni (2003), kepadatan kendaraan bermotor disurakarta
±187 buah per menit. Pencemaran udara tersebut belum diimbangi dengan usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk mengendalikan pencemaran lingkungan tersebut (Purwanti 2008). Jalan di kota
Surakarta yang padat lalu lintas diantaranya adalah jalan Slamet Riyadi. Banyaknya
kendaraan bermotor yang lalu lalang di sekitar dan di sepanjang jalan Slamet riyadi
menyebabkan daerah tersebut merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan
yang berasal dari ceceran minyak pelumas, oli, bahan bakar, dan asap knalpot
kendaraan yang berasal dari pembakaran bahan bakar yang mengandung logam berat
khususnya Pb yang dapat mencemari lingkungan di sekitar jalan Slamet Riyadi.
Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Jumlah kendaraan bermotor di kota Solo sangat tinggi. Pada
tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor di Surakarta mencapai 258.613 unit dengan
kecenderungan pertumbuhan 7,5% per tahun (Disbub,2010). Kemacetan merupakan
peristiwa rutin warga Kota Solo setiap hari pada jam-jam sibuk. Bertambahnya
jumlah kendaraan akan meningkatkan penggunaan bahan bakar dan secara langsung
meningkatkan polusi dalam udara.
Pencemaran udara merupakan materi pembelajaran biologi yang memerlukan
pengamatan terhadap lingkungan. SMA Negeri 2 Karanganyar yang jauh dari
lingkungan tercemar karena sekolah tersebut tidak terdapat di dekat jalan raya
maupun area pabrik maka siswa sulit untuk mendapatkan lingkungan sebagai
pengamatan pencemaran udara. Untuk mengatasi hal tersebut materi pencemaran
udara dikemas dalam bentuk video pembelajaran. Video pembelajaran diharapkan
siswa lebih tertarik pada pembelajaran biologi karena video pembelajaran ini berisi
tentang hal-hal aktual, real dan informatife tentang pencemaran udara sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari latar belakang yang dijelaskan di atas, maka telah dilakukan
penelitian dengan judul: “UJI KADAR TIMBAL PADA DAUN MAHONI
SEBAGAI MEDIA BELAJAR (VIDEO) PADA KOMPETENSI DASAR
PENCEMARAN DI SMA 2 KARANGANYAR“
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan tersebut dapat dapat
dirumuskan permasalahan, apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan
menggunakan media belajar berupa video pembelajaran dengan hasil belajar siswa
tanpa menggunakan media belajar berupa video pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap
hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain
1. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa dalam meningkatkan hasil belajar, siswa merasa tertarik
terhadap mata pelajaran Biologi dan terus termotivasi untuk mencapai
kompetensi-kompetensi dasar lainnya.
b. Memberikan alternatif sumber belajar yang dapat memperkaya informasi tentang
konsep pembelajaran biologi.
2. Bagi Guru
a. Memberikan informasi terhadap guru tentang alternatif penggunaan sumber
belajar berupa video penelitian pada materi pencemaran udara.
b. Memberikan masukan kepada guru dalam usaha mencari media belajar yang
tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Bermanfaat untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yang dinamis dan inovatif di lingkungan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang secara
permanen. Perubahan tingkah laku dapat berupa perubahan dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan yang terjadi tidak
hanya berupa aspek pengetahuan saja, namun dapat berupa pengertian, kebiasaan,
ketrampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Perubahan yang terjadi merupakan perubahan kearah positif yang akan memperbaiki
kualitas perilakunya. Perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar merupakan
perwujudan dari hasil belajar siswa, yang merupakan tolak ukur keberhasilan suatu
proses pembelajaran.
Belajar merupakan proses suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005:
22). Sedangkan menurut Yulaelawati (2004: 21) “hasil belajar mencerminkan
kemampuan peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman
belajar dalam kompetensi dasar”.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Yulaelawati (2004: 59-
61) mengemukakan bahwa ranah hasil belajar siswa dibagi menjadi tiga yaitu: a)
Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta-fakta
sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks sebagai
tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; b) Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan,
penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai; c) Ranah psikomotor
berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek yaitu gerakan
refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan komunikasi tidak
berwacana.
1) Ranah Kognitif
Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari
pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan
yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak
sebagai tingkatan yang paling tinggi. Menurut Yulaelawati (2004:59-61) keenam
tingkatan tersebut adalah C1 (pengetahuan) merupakan kemampuan mengingat
hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2 (pemahaman) merupakan
kemampuan memahami materi; C3 (penerapan) merupakan kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang
nyata; C4 (analisis) merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam
komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 (sintesis)
merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu
bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian) merupakan kemampuan untuk
memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu.
2) Ranah Afektif
Indikator ranah afektif dalam proses pembelajran merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang berkaitan
dengan sikap ilmiah. Dalam pembelajaran sains hasil dari pembelajaran tidak
hanya produk dan proses tetapi juga terdapat sikap (Rustaman, 2002: 91). Sikap
tersebut antara lain adalah teliti, disiplin, dan tanggungjawab. Kategori perilaku
dan kata kerja operasional yang mencakup aspek afektif dapat dilihat pada Tabel
1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tabel 1. Ranah Afektif
Tabel 1 merupakan aspek-aspek afektif yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar ranah
afektif siswa (Sudijono, 2008: 56).
3) Ranah Psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala kegiatan jasmaniah yang konkrit dan
mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya yang terbuka.
Kecakapan psikomotor siswa merupakan perwujudan wawasan pengetahuan dan
kesadaran serta sikap mentalnya.
Ranah psikomotorik menurut Yulaelawati (2004: 63-64) meliputi lima
jenjang yaitu: P1 (gerakan refleks) merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa
belajar dalam menanggapi stimulus; P2 (gerakan dasar) merupakan pola gerakan
yang diwarisi yang terbentuk dari gerakan reflek dan gerakan kompleks; P3
(gerakan tanggap) merupakan penafsiran terhadap rangsang membuat orang
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; P4 (kegitan fisik) merupakan
Konsep Sub variabel Aspek Indikator
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Sudijono, 2008:54)
Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya (Sudijono, 2008: 56).
Karakter 1. Ketelitian 2. Kedisiplinan.
Ketrampilan sosial
1. Bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kegiatan yang memerlukan kekutan otot, mental dan ketahanan; P5 (komunikasi
tidak berwacana) merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh.
Domain Psikomotor menurut Uno (2001: 10-13) adalah persepsi berkenaan
dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; kesiapan, merupakan
perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman tertentu; gerakan
terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model dan
meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasainya; gerakan
terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan
sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilkan suatu kemahiran; gerakan yang
komplek adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan yang tinggi.
Hasil belajar tdak hanya dilihat dari hasil kognitif saja. Aspek afektif dan
psikomotor merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam proses penilaian.
Kategori aspek psikomotor dapat dilihat pada Tabel 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Tabel 2. Ranah Psikomotor
Tabel 2 merupakan aspek-aspek dari ranah psikomotor yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan lembar observasi untuk mengukur
hasil belajar ranah psikomotor siswa.
Konsep Sub Variabel Aspek Indikator Kegiatan Anita Herrow (1972) dalam Yulaleawati (2004: 63-64) mengelola taksonomi ranah psikomotor menurut derajat koordinasi yang meliputi ketaksengajaan dan kemampuan yang dilatih
Gerak reflex, merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus (Yulaleawati. 2004: 63 )
Gerakan reflex 1. Mengamati
Gerakan dasar, merupakan pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan reflex dengan gerakan yang lebih kompleks (Yulaleawati. 2004: 64 )
Gerakan dasar 2. Mencatat
3. Menggunakan alat
Gerakan tanggap (perceptual), merupakan penafsiran terhadap segala rangsangan yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Hasil belajarnya berupa kewaspadaan berdasarkan perhitungan dan kecermatan (Yulaleawati. 2004: 64 )
Gerakan tanggap
4. Mengajukan pertanyaan
5. Mendiskusikan
6. Menyimpulkan
Kegiatan fisik, merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara (Yulaleawati. 2004: 64 )
Kegiatan fisik 7. Mempresentasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Media Pembelajaran
1. Media Video
a. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi (Sadiman, 2006: 6). Sejalan dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh Gagne (1970) yang menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Begitu pula Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah
sagala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional memberi batasan bahwa media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
Menurut Romiszowski dalam Wibawa (2001: 12), “media ialah
pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau
benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan
itu adalah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui
indra mereka”. Berbeda dengan Heinich (1996) dalam Uno (2010:121) Media
pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka
lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran. “Media jika dikaitkan dengan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pembelajaran maka dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta
didik”.
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa menurut
Sudjana (2001: 2).antara lain:
1) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah untuk
dipahami oleh siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
3) Metode pembelajaran yang digunakan lebih bervariasi.
4) Siswa banyak melakukan aktivitas kegiatan belajar seperti mengamati,
mendemontrasikan, dan lain-lain
b. Video
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, siswa dapat
diajak untuk memanfaatkan alat indera. Siswa dapat memproses pesan yang
disampaikan dengan berbagai indera apabila guru berupaya menampilkan pesan
tersebut secara tepat. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
mengolah dan menerima pesan maka semakin besar pula pesan tersebut
dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan siswa. Dalam journal of medical
education, Karimi, dkk menyebutkan bahwa penggunaan video lebih baik
dibanding ceramah apabila dalam penggunaannya disesuaikan dengan materi.
Apabila siswa diupayakan untuk menggunakan indera ganda, yaitu
penglihatan dan pendengaran sekaligus yang dapat memberikan keuntungan
bagi siswa. Siswa akan memahami lebih banyak dibanding menggunakan
indera pendengaran atau penglihatan saja.
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak. Pesan
yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun
fiktif (misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional
(Sadiman, 2002: 74). Video yang banyak digunakan sekarang adalah video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
interaktif yakni suatu system penyampaian pembelajaran dimana materi video
rekaman diputar dengan menggunakan computer kepada penonton (siswa) yang
ikut memberikan respon aktif (Arsyad, 2006: 36).
Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat
mengajak peserta didik untuk melanglang buana kemana saja walaupun dibatasi
dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, bervbahaya
atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh peserta didik karena lokasinya
dibelahan bumi lain dapat dihadirkan memalui media video Kemampuan video
untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), dapat membantu pengajar
untuk menjelaskan gerakan atau prosedur tertentu dengan lebih rinci (Uno,
2010: 135).
Kelebihan video adalah (a) penyajiannya tidak memerlukan ruang
gelap, (b) program dapat diputar berulang-ulang, (c) program sajian yang rumit
atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru
bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya, (d) mudah dikontrol oleh guru
(Wibawa, 2001: 72). (e) dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat
dari rangsangan yang luar biasa, (f) menghemat waktu, (g) keras lemahnya
suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan
didengar, (h) gambar proyeksi bisa di-“beku”-kan untuk diamati dengan
seksama, kontrol sepenuhnya ditangan guru (Sadiman, 2002: 75). Sedangkan
menurut Munadi (2008, 127)), karakteristik dari media video yang memiliki
banyak kemiripan dengan media film, diantaranya:
a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b) Video dapat diulang-ulang bila diperlukan untuk menambah kejelasan
c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
d) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
e) Mengembangkan imajinasi peserta didik
f) Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak dan dapat memberikan
gambaran yang lebih konkrit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
g) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
h) Mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa
i) Sangat tepat untuk menjelaskan suatu proses
j) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang memiliki prestasi
belajar tinggi maupun siswa yang memiliki prestasi belajar rendah.
k) Dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar
l) Penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi
Walaupun media video banyak kelebihan nemun media ini juga
memiliki kelemahan. Kelemahan dari video adalah (a) daya jangkaunya
terbatas, (b) sifat komunikasinya satu arah, (c) peralatanya cukup mahal
(Wibawa, 2001: 73). (d) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang dipraktekkan, (e) kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna (Sadiman, 2002: 75)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Tanaman Mahoni Sebagai Biofilter Pencemaran Timbal
a. Mahoni (Swetinia mahogani)
1) Klasifikasi
Klasifikasi tumbuhan mahoni:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni (L.)
2) Deskripsi
Tanaman mahoni berasal dari benua Amerika yang memiliki iklim tropis,
tetapi tanaman ini dapat dibudidayakan di Indonesia dan sudah beradaptasi dengan
iklim tropis. Mahoni dapat tumbuh di tempat terbuka dan terkena sinar matahari
langsung, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, ± ketinggian 1000 m di atas
permukaan laut.
Mahoni digunakan sebagai tanaman peneduh yang ditanaman di pinggir
jalan atau rumah tempat tinggal dan halaman. Mahoni merupakan tanaman pohon
tinggi dan memiliki percabangan banyak, tingginya ±10-30m. Mahoni memiliki daun
majemuk menyirip genap. Duduk daun menyebar anak daun berbentuk bulat telur,
elips memanjang. Ujung dan pangkal daun meruncing panjang antara 8-12, lebar 3-
5cm, berwarna hijau tua. Buahnya bertangkai, panjang tangkai ±1-3 cm, berbentuk
bola atau bulat telur memanjang, berwarna coklat.
b. Pencemaran Udara
Udara adalah campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi (atmosfir). Kandungan udara tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap air H2O dan karbon
dioksida CO2. Konsentrasi CO2 di udara selalu rendah yaitu 0,003%. Konsentrasi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
mungkin naik tetapi sangat kecil. Proses yang menghasilkan CO2 adalah pembusukan
sampah, pembakaran dan hasil respirasi manusia. (Srikandi, 1992: 91).
Tabel 3 Susunan Udara Bersih dan Kering
Unsur Formula % Volume Ppm Nitrogen N2 78,080000 780.800 Oksigen O2 20,950000 209.500 Argon Ar 0,934000 9.340 Karbondioksida CO2 0,031400 314 Neon Ne 0,001820 18 Helium He 0,000524 5 Krepton CH4 0,000200 2 Metana Kr 0,000114 1
Pencemaran udara adalah masuknya bahan–bahan atau zat asing ke dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu dan
berada di udara dalam waktu yang cukup lama, dapat mengganggu kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan. (Wisnu, 2001: ).
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41
Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sumber polusi utama adalah berasal dari transportasi, dimana hampir 60%
dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan hidrokarbon
(Srikandi, 1992). Baku mutu emisi menurut surat keputusan Mentri Negara
Keputusan dan Lingkungan Hidup No. Kep. 03/MEN KLH/II/1991. Kriteria dan
kualitas pencemaran udara seperti tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Tabel 4 Baku Mutu Udara
No Pencemaran Baku mutu udara Keterangan A B C
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sulfur asam sulfat atau sulfur trioksida atau keduanya Oksida Nitrogen (NOx) Karbon Monoksida(CO) Partikel padat (operasi lainnya) Nitrogen Sulfida (H2S) Metill Merkaptan (CH3SH) Amoniak (NH3) Gas klorin Hydrogen klorida(HCL) Flour, asal hidriflorida atau senyawa anorganik, flour Timbal hitam (Pb) Gas gas asam Seng (Zn) Air raksa (Hg) Kadmium (Cd) Arsen (AS) Antimony (Sb) Radio Nuklida Asap
0,200
1,700 1.000 0,400
5,000 0,002 1,000
0,2000,000
0,400
0,020 0,025 3,500 0,100 0,010 0,015 0,025
0,250
4,600 1.000 0,500
5,000
- -
0.250 0,500 0,020
0,025 6,000 0,100 0,100 0,015 0.025 0,025
0,300
4,600 11,000
0,600
6,250 0,010 5,000 0,300 0,600 0,020
0,040 7,500 0,150 0,150 0,025 0,040 0,040
1. gSO3/Nm3dari buangan gas.
2. Buangan gas bebas dari kabut yang bersistem
Buangan gas tak berwarna g/Nm3
g/Nm3
g/Nm3
ppm(V/V) ppm gm HCL(Nm3) gm HCL(Nm3) gm asam hydrogen florida Nm3
gm/Nm3
gm/Nm3 dari buangan gas gm/Nm3
gm/Nm3
gm/Nm3
gm/Nm3
Keterangan: A; Baku mutu ketat, B; Baku mutu sedang, C; Baku mutu ringan
(Sumber: Wisnu, 2001)
Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar
fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar
oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.
Secara umum pencemaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Karena faktor internal (alamiah), contoh:
1) Debu yang beterbangan karena tiupan angin.
2) Abu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi beserta gas vulkanik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3) Proses pembusukan sampah organik.
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1) Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2) Debu atau serbuk dari kegiatan industri.
3) Pemakaian zat zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Pencemaran udara dapat berupa campuran dari satu atau lebih bahan
pencemar, baik berupa padataan, cair maupun gas yang masuk terdispersi ke udara
kemudian menyebar ke lingkungan sekitar. Trasportasi sangat diperlukan untuk
kelancaran kegiatan. Kegiatan transportasi penyerap terbesar pemakaian bahan bakar
fosil. Sejalan dengan kemajuan dalam bidang transportasi yang sangat membutuhkan
banyak energi, produk bahan bakar fosil dari tahun ke tahun terus meningkat.
Meningkatnya produksi bahan bakar ini dapat diartikan bahwa:
a. Berkurangnya daya dukung alam, karena kekayaan alamnya diambil manusia.
b. Meluasnya dampak pencemaran llingkungan, terutama pencemaran udara
(Wisnu, 2001).
Komponen pencemar udara adalah sebagai berikut:
a. Karbon monoksida (CO). b. Nitrogen oksida (NOx).
c. Hidrokarbon (HC).
d. Sulfur diokside (SOx).
e. Partikel.
Komponen komponen diatas dapat dapat mencemari udara secara sendiri
sendiri atau secara bersama sama. Jumlah komponen pencemar tergantung dari
sumbernnya. Transportasi merupakan sumber utama pencemar udara (Srikandi,
1992).
Timbal atau timah hitam atau plumbum memiliki simbol Pb. Logam ini
termasuk kedalam kelompok logam golongan IV – A pada tabel periodik unsur
kimia. Memiliki nomor atom (NA) 82 dengan berat atom (BA) 207,2.
Logam timbal atau Pb mempunyai sifat khusus seperti:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau.
b. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat.
c. Mempunyai titik lebur rendah.
d. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam biasa.
e. Penghantar listrik yang tidak baik.
Dalam industri kimia, Timbal (Pb) dikenal dengan nama aditive yang
ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor. Senyawa yang digunakan
sebagai zat aditive yaitu (CH3)4 –Pb (tetrametil-Pb) dan (C2H5)4- Pb (tetraetil - Pb).
Timbal organik adalah logam berat dengan unsur berat logan yang lebih
tinggi yang mempunyai sifat bahan logam pada suhu ruangan sebaliknya timbal dapat
menjadi senyawa organik (tetra ethyl lead = TEL).
Emisi Pb di lapisan atmosfir dapat berbentuk gas dan partikel. Pb yang
berbentuk gas berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut
merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi pada mesin-mesin kendaraan. Pb
merupakan hasil samping dari pembakaran senyawa tetrametil- Pb dan Tetraetil- Pb
yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi
sebagai anti- knock pada mesin kendaraan (Heryando, 1995).
c. Biofilter Pencemaran
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemaran udara adalah dengan
menggunakan tumbuhan sebagai bioindikator. Kemampuan masing- masing
tumbuhan untuk menyesuaikan diri berbeda-beda sehingga menyebabkan adanya
tingkat kepekaan. Tingkat kepekaan tumbuhan ini berhubungan dengan
kemampuannya untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat sehingga tumbuhan
adalah bioindikator pencemaran yang baik. Daun merupakan organ tumbuhan yang
digunakan sebagai bioindikator yang paling peka terhadap pencemaran.
Timbal dapat terakumulasi di permukaan organ tanaman atau terserap ke
dalam jaringan. Konsentrasi timbal yang tinggi dalam jaringan tanaman disebabkan
karena proses masuknya timbal ke dalam jaringan dapat melalui beberapa cara yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
penyerapan melalui akar dan daun. Penyerapan melalui akar dapat terjadi apabila Pb
terdapat dalam bentuk senyawa terlarut.
Menurut Kramer dan Kozlowski (1979 dalam Rangkuti 2003) “menyatakan
bahwa sebagian besar bahan pencemar di udara akan menurunkan proses fotosintesis
baik secara langsung maupun tidak langsung”. Hal ini disebabkan oleh kerusakan
jaringan untuk melakukan fotosintesis dan gangguan dalam pembukaan stomata.
Bahan pencemar dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisiologis jauh di dalam
tanaman jauh sebelum terjadinya kerusakan fisik. Hal ini disebut dengan kerusakan
tersembunyi, dapa berupa penurunan penyerapan air, pertumbuhan sel yang lambat,
atau pembukaan stomata yang tidak sempurna.
Baker dan Allen (1978 dalam Rangkuti 2003) menyatakan bahwa “panjang
celah stomata daun berkisar antara 2-4 µm”, sedangkan Smith (1981 dalam Rangkuti
2003) menyebutkan “panjang stomata sekitar 10µm dan lebarnya 2-7 µm”.
Elsenreich et al (1986 dalam Rankuti 2003) “ukuran diameter Pb rata rata hanya
0,2µm, sehingga Pb dapat masuk kedalam jaringan daun melewati celah stomata dan
menetap di dalamnya”. Proses masuknya partikel Pb ini melalui penyerapan pasif.
Masuknya Pb dalam daun dapat terjadi karena partikel Pb di udara jatuh, mengendap
dan bahkan masuk melalui stomata. Pb yang dapat masuk ke dalam jaringan daun
tersebut berukuran sangat kecil yaitu kurang dari 2 µm.
Jenis permukaan daun sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan Pb
dalam jaringan daun. Permukaan daun yang kasar, berbulu dan lebar akan lebih
mudah menangkap partikel daripada permukaan daun yang halus, tidak berbulu dan
sempit (Flanagan et al, 1980 dalam Rankuti 2003).
Rahayu (1995 dalam Rankuti 2003) menyatakan bahwa “diantara jaringan
dalam organ tanaman, daun merupakan bagian yang kaya dengan unsur-unsur kimia,
sehingga kemungkinan akumulasi Pb di dalam jaringan daun akan lebih besar”.
Kozlowsky et al (1991 dalam Rankuti 2003) mengemukakan bahwa “kandungan Pb
yang lebih besar dari 10µg/kg bobot kering daun akan mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Hasil penelitian dari Endes (1989) menyatakan bahwa kemampuan jenis
pohon dalam menyaring dan menurunkan kandungan Pb di Udara berbeda-beda.
Berikut ini adalah urutan pohon yang dapat menurunkan kandungan Pb di udara
adalah:
a. Sangat tinggi: jambu batu (Psidium guajava L.), ketapang (Terminalia catapa L),
dan Bungur (Langerstroemi speciosa Pers.)
b. Tinggi: mahoni (Swietenia macropylla King).
c. Sedang: mangga (Mangifera indica L), Cemara gunung (Casuarina
junghuhniana Miq), dan angsana (Pterocarpus Indicus Willd).
d. Rendah: Kupu- kupu (Bauhinia purpurea L.), dan kenanga (Canangium
odoratum Baill).
e. Sangat rendah: kere paying (Filicium decipiens Thw), Kenari (Canarium
commune L.), Fikus (Ficus hirta vahl), Dadap (Erythrina variegate L. var.
orientalis merr) dan akasia (Acacia aruiculiformis)
Dalam penelitian ini dipilih daun tua pohon mahoni karena menurut hasil
penelitian Endes dkk (1989) “pohon mahoni memiliki kemampuan sangat tinggi
dalam menyerap kandungan Pb di udara dan pada daun Pb bersifat akumulatif, tidak
dieliminasi, tidak ditranslokasi sehingga semakin lama daun hidup maka semakin
banyak kadar Pb yang terkandung”.
Lokasi penelitian dipilih di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta dikarenakan di
jalan Slamet riyadi merupakan jalan yang padat dilalui kendaraan bermotor.
Konsentrasi Pb yang terkandung di udara tidak di ukur karena tingkat kepadatan
lalulintas pada suatu daerah akan menggambarkan tingkat pencemaran Pb di udara.
Semakin tinggi kendaraan bermotor yang melalui suatu daerah maka kandungan Pb di
udara semakin besar dibandingkan dengan daerah yang jarang atau rendah dilalui
dengan kendaraan bermotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Endes dkk, kandungan
tertinggi ditemukan pada daun yang sudah tua. Hal ini dikarenakan endapan partikel
Pb bersifat akumulatif, tidak dieliminasi, dan tidak ditranslokasikan pada organ
tanaman lainnya, sehingga semakin lama daun itu hidup maka semakin banyak
kandungan Pb yang terkandung di dalamnya. Selain itu Endes dkk menyatakan
bahwa jenis pohon yang permukaan daunnya kesat dan berbulu halus dan rapat
memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menjerap Pb daripada pohon yang memiliki
permukaan daun yang licin dan gundul. Pohon mahoni merupakan tanaman yang
memiliki kemampuan menyaring dan menurunkan kadar Pb di udara dengan hasil
penyerapan tinggi (Endes, 1989:47).
Jurnal penelitian Junita menyatakan bahwa skor rata-rata hasil belajar pada
kelas yang menggunakan media audiovisual memiliki hasil belajar lebih baik
dibandingkan dengan skor kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena dengan
menggunakan media audiovisual siswa tidak hanya dapat mendengar suara tetapi juga
dapat melihat gambar yang merupakan visualisai dari materi yang diajarkan untuk
memperjelas materi, sehingga dengan gambar tersebut dapat mendorong keinginan
siswa untukbermotivasi dalam belajar dan siswa tidak merasakan bosan. Penggunaan
gambar dalam media audiovisual akan membantu daya imajinasi siswa untuk
menghubungkan materi yang dipelajari dengan keadaan alam di sekitarnya. Selain itu
penggunaan audiovisual dapat menggambarkan proses informasi secara tepat atau
tidak berubah-ubah yang selalu dapat disaksikan secara berulang-ulang jika masih
dibutuhkan.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran memiliki tujuan untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika siswa dapat berinteraksi dengan sumber belajar. Sumber
belajar tidak hanya guru tetapi juga dapat berupa pengoranisiran antara orang, benda,
pesan, bahan, teknik dan latar. Guru harus mampu merencanakan dan menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
sumber belajar lain sehingga tercipta lingkungan yang kondusif. Apabila lingkungan
belajar kondusif maka siswa dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Pemanfaatan sumber belajar secara optimal dapat membentu siswa dalam
memecahkan masalah belajar dan dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa
dalam memperoleh hasil belajar dan mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Fungsi sumber belajar adalah sebagai saluran komunikasi dan
mampu berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Sumber belajar harus
dikembangkan dan dirancang secara sistematis berdasarkan kebutuhan proses
pembelajaran serta berdasarkan pada karakteristik siswa. Penggunaan sumber belajar
berupa video dalam proses pembalajaran dapat memberikan kemudahan bagi siswa
dalam memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, objek-objek tersebut dapat berupa kejadian atau peristiwa,
gambar maupun benda. Selain itu siswa dapat memperoleh kemudahan dalam
memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses
belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelian tentang penerapan
penggunaan sumber belajar. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dari uraian tersebut, dapat dibuat kerangka pemikiran seperti skema
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Bagan 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka
disusun hipotesis yang diuji:
1. Ada pengaruh penggunaan media belajar berupa video pembelajaran terhadap
hasil belajar kognitif kelas siswa SMA Negeri 2 Karanganyar.
2. Ada pengaruh penggunaan media belajar berupa video pembelajaran terhadap
hasil belajar afektif kelas siswa SMA Negeri 2 Karanganyar.
3. Ada pengaruh penggunaan media belajar berupa video pembelajaran terhadap
hasil belajar psikomotor kelas siswa SMA Negeri 2 Karanganyar.
Video Pembelajaran
Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Materi pembelajaran Pencemaran Udara + Media Pembelajaran .
Materi pembelajaran Pencemaran Udara
Proses belajar mengajar dengan tambahan media pembelajaran berupa video.
Proses belajar mengajar tanpa tambahan media pembelajaran
Hasil belajar siswa pada proses belajar mengajar dengan tambahan media pembelajaran berupa video.
Hasil belajar siswa pada proses belajar mengajar tanpa tambahan media pembelajaran.
Proses pembuatan video: 1. Pemilihan materi 2. Pengambilan
gambar 3. Pembuatan
media video
Masalah Pembelajaran: 1. Rendahnya hasil belajar biologi
siswa kelas X SMA negeri 2 Karanganyar.
2. Kebutuhan media pembelajaran pada proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
I. Penelitian Analisis Kandungan Pb Pada Daun Mahoni
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pengambilan sampel dilakukan di sepanjang jalan Slamet Riyadi.
Diambil 3 titik yaitu:
a. Stasiun 1. Dimulai dari pasar kleco sampai dengan depan kampus UNS
PGSD (jalan nasional ±1,25 km).
b. Stasiun 2. Dimulai dari depan kampus UNS PGSD sampai dengan
perempatan kota barat (jalan propinsi ± 0,70 km).
c. Stasiun 3. Dimulai dari perempatan kota barat sampai dengan gladak (jalan
kota ± 3,85 km).
Ketiga stasiun tersebut dibandingkan dengan pohon mahoni yang
terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kepadatan lalulintas yang rendah yaitu
jalan Ki Hajar Dewantoro. Jalan Ki Hajar Dewantoro sebagai titik keempat.
Penelitian kandungan timbal (Pb) daun mahoni (Swietenia mahagoni)
dilaksanakan di Sub. Lab. Kimia UPT labolatorium pusat MIPA Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian kandungan timbal (Pb) pada daun tua pohon mahoni
(Swietenia mahagoni) dilakukan mulai bulan januari 2011 sampai april 2011.
Tahapan praktikum meliputi: observasi, pengambilan sampel, dan analisis timbal.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan
observasi dan eksperimen yang meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Observasi, metode ini digunakan untuk menentukan lokasi jalan mana yang
akan digunakan dalam penelitian
2. Pengambilan sampel, metode ini digunakan untuk mengambil daun yang
digunakan sebagai sampel untuk di analisis
3. Analisis, merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kadar timbal
yang terkandung dalam daun mahoni (Swietenia mahagoni)
Hasil penelitian ini akan ditulis dalam bentuk media pembelajaran berupa
video yang akan digunakan dalam penelitian di kelas X SMA Negeri 2
Karanganyar.
C. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
data kendaraan bermotor yang melewati Jl. Slamet Riyadi pagi, siang dan sore
yang dihitung secara langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari dinas
perhubungan kota Surakarta, data kandungan udara kota Surakarta yang diperoleh
dari dinas lingkungan hidup kota Surakarta, dan analisis kandungan Pb pada daun
mahoni (Swietenia mahagoni) dengan menggunakan spektrofotometer (AAS)
dengan metode destruksi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
random sampling. Sampling ini dipilih berdasarkan tujuan yang akan dicapai
yaitu untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada daun mahoni melalui analisis
kandungan Pb berupa AAS.
E. Prosedur Penelitian
1. Survey Tempat dan penentuan Titik Sampling
Survey tempat dan penentuan titik sampling dilakukan dengan cara
observasi sepanjang jalan kota Surakarta dipilih jalan yang memiliki tingkat
kepadatan lalu lintas yang tinggi. Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian
adalah Jl slamet Riyadi sebagai jalan yang memiliki tingkat kepadatan lalulintas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang tinggi dan daerah sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki
tingkat kepadatan lalulintas yang rendah. Jl. Slamet Riyadi dibagi menjadi 3
titik, yaitu:
a. Stasiun 1. Dimulai dari pasar kleco sampai depan kampus UNS PGSD (jalan
nasional ±1,25 km).
b. Stasiun 2. Dimulai dari depan kampus UNS PGSD sampai dengan
perempatan kota barat (jalan propinsi ± 0,70 km).
c. Stasiun 3. Dimulai dari perempatan kota barat sampai dengan gladak (jalan
kota ± 3,85 km).
2. Persiapan Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian analisis kandungan timbal (Pb)
adalah: Timbangan analitik, Erlenmeyer (250 ml), Labu ukur (100 ml dan 1000
ml), Gelas beker (250 ml), Pipet tetes, Gelas ukur, Kaca arloji, Penangas listrik
(hot plate), Pipet volume, Corong, Batang pengaduk, Spektroskopi Serapan Atom.
Bahan yang digunakan dalam penelitian analisis timbal (Pb) adalah: daun
tua pohon mahoni (Swetinia mahagoni), Akuades, HNO3, HClO4, Kertas saring
dengan ukuran pori 8.0 µm.
3. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi sejauh 5,9
km. Pengambilan sampel berdasarkan pada status jalan, hal ini dikarenakan setiap
status jalan di lalui oleh kendaraan yang berbeda, titik pengambilan sampel dibagi
menjadi 3 stasiun dengan mengabaikan jumlah dua tanaman pelindung yang
terdapat di setiap stasiun. Emisi gas buang kendaraan bermotor diukur dengan
cara menghitung kepadatan lalu lintas yang melintas di jl Slamet Riyadi yaitu
pada setiap stasiun dihitung banyaknya kendaraan bermotor yang melintasi
selama 1 jam pada pagi, siang dan sore hari.
a. Stasiun 1. Dimulai dari pasar kleco sampai depan kampus UNS PGSD (jalan
nasional ±1,25 km).
b. Stasiun 2. Dimulai dari depan kampus UNS PGSD sampai dengan
perempatan kota barat (jalan propinsi ± 0,70).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c. Stasiun 3. Dimulai dari perempatan kota barat sampai dengan gladak (jalan
kota ± 3,85).
Setelah diketahui stasiun pengambilan sempel dilanjutkan dengan
pengambilan sampel daun sebagai berikut.
a. Setiap stasiun dipilih 3 pohon yang terdapat pada tempat tempat yang ramai
atau pemberhentian kendaraan, misalnya pusat pembelanjaan, halte, dan lain
lain. Setiap pohon diambil 3 sampel, setiap sampel diambil dari ranting yang
berbeda. Pengambilan sampel daun dilakukan pada ranting yang menghadap
kearah jalan.
b. Daun yang diambil dipisahkan dari batang dan diambil daun yang tua. Daun
tua dibatasi pada no urut 4-8 dari pucuk ranting. Masing masing daun
dimasukkan ke dalam plastik gelap yang berbeda yang telah diberi label.
c. Sampel daun kemudian di bawa ke labolatorium pusat MIPA Universitas
Sebelas Maret Surakarta untuk di analisis kandungan timbal (Pb) daun.
4. Prosedur Kerja Di Labolatorium
a. Pembuatan Larutan Baku Timbal, Pb 1000 ppm
1) Melarutkan 1 gram Pb (NO3)2 ke dalam akuades.
2) Menambahkan larutan asam nitrat, HNO3 1,0 N sampai tanda tera ke
dalam labu ukur 1000 ml.
Pembuatan Larutan Pb (NO3)2 dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm,
8 ppm, dan10 ppm
1) Mengambil larutan baku timbal sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml 4 ml, dan 5 ml.
2) Menambahkan asam nitrat,HNO3 1,0 N ke dalam masing – masing labu
ukur 100 ml sampai tanda tera.
b. Metode Destruksi
1) Menyiapkan erlenmeyer volume 250 ml.
2) Menimbang contoh uji yang sudah dihomogenkan sebanyak 3 g,
memasukkan kedalam erlenmeyer.
3) Menambahkan 25 ml air suling, mengaduk dengan menggunakan
pengaduk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Menambah 5 ml sampai dengan 10 ml asam nitrat, HNO3 pekat,
mengaduk hingga bercampur rata.
5) Meletakkan erlenmeyer tersebut diatas penangas listrik, mengatur
suhunya pada 1050 C sampai dengan 1200 C.
6) Memanaskan sampai volume contoh uji tinggal + 10 ml.
7) Mengangkat dan mendinginkan.
8) Menambahkan 5 ml asam nitrat, HNO3 pekat dan 1 ml sampai dengan 3
ml asam perklorat, HClO4 pekat tetes demi tetes melalui dinding kaca
erlenmeyer.
9) Memanaskan kembali pada penangas listrik sampai timbul asap putih dan
larutan contoh uji menjadi jernih.
10) Setelah timbul asap putih, memanaskan kembali selama + 30 menit.
11) Mengulangi langkah no. 8 sampai dengan no. 10, jika larutan contoh uji
belum jernih.
12) Mendinginkan contoh uji. Menyaring dengan kertas saring kuantitatif
dengan ukuran pori 8,0 µm. Menempatkan filtrat contoh uji pada labu
ukur 100 ml dan menambahkan air suling sampai tanda tera. Mengukur
filtrat contoh uji ke dalam spektrofotometer serapan atom.
c. Pengukuran Kadar Timbal (Pb)
1) Mengatur spektrofotometer serapan atom (AAS) dan mengoptimalkan
untuk pengujian timbal, Pb sesuai dengan petunjuk penggunaan alat.
2) Menginjekkan larutan dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,
dan 10 ppm ke dalam spektrofotometer serapan atom pada panjang
gelombang optimal di sekitar 217,0 nm.
3) Membuat kurva kalibrasi dari data diatas atau menentukan garis lurusnya.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam praktikum ini diperoleh dengan cara statistik
menggunakan anava. Anava memerlukan memerlukan uji prasyarat analisis yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
II. Pembuatan Materi Video
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pembuatan perekaman video ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai
dengan bulan Oktober 2011. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di Kota
Surakarta.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian pengembangan,
yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain
produk, (4) validasi produk, (5) perbaikan desain 1, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk 2, (8) uji coba empiris, dan (9) revisi produk 3 atau penyempurnaan
(Sugiyono, 2008: 298). Karena keterbatasan peneliti, pengembangan ini dibatasi
pada tahap revisi produk kedua untuk menghasilkan produk yang sesuai setelah
melalui penugasan-demonstrasi pada kelompok kecil dengan sampel guru.
Perancangan media pembelajaran dalam penelitian ini mengadopsi model
Instructional System Design (ISD) (Merrienboer: 1997) yang meliputi
langkahlangkah strategis dan sistematis sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan yang meliputi: identifikasi masalah, analisis ranah
kemampuan atau kompetensi.
Pada langkah ini dilakukan analisis kondisi lapangan berupa prasurvei
untuk mengumpulkan data awal dari kondisi lapangan (guru, siswa, dan
fasilitas pembelajaran) yang dapat dijadikan faktor penghambat ataupun
faktor pendukung dalam proses pengembangan dan implementasi
pengembangan media pembelajaran. Karakteristik dan tujuan materi
Pencemaran Udara yang telah dituangkan dalam Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
b. Memilih dan mengurutkan materi Pencemaran udara meliputi: macam-
macam polusi udara, jenis-jenis polutan yang dihasilkan, dampak dan
upaya penanggulangan polusi udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Mengembangkan langkah pembelajaran meliputi: analisis situasi, analisis
kegiatan pembelajaran, mengembangkan pesan (materi) dalam proses
pembelajaran.
d. Melaksanakan yaitu menerapkannya kepada peserta didik
e. Mengevaluasi produk pengembangan untuk memastikan pencapaian hasil
yang diinginkan.
Untuk menetapkan tingkat kemudahan (compatibility) penggunaan produk
yang berupa program pembelajaran oleh guru dan tingkat keampuhan (effacy)
dalam membelajarkan siswa, maka produk pengembangan tersebut perlu
dilakukan uji coba dan ditentukan kriteria keberhasilannya.
a. Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang
dirancang dan dihasilkan. Kelayakan tersebut mengacu tingkat kesesuaian dengan
pengguna untuk menyelesaikan masalah pembelajaran Polusi Udara. Untuk
melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
b. Kriteria Keberhasilan
Produk pengembangan ini dikatakan berhasil jika memenuhi dua kriteria,
yaitu: (1) kriteria pembelajaran (Instructional Criteria), dan (2) kriteria
penampilan (Presentation Criteria). Kriteria keberhasilan penelitian ini mengacu
pada keberhasilan pelaksanaan uji coba produk, terutama pada tahap awal dan
tahap terbatas. Keberhasilan mencakup proses dan hasil, yang semuanya
mengarah pada diperolehnya hasil perancangan gaya mengajar (Teaching Style)
yang: (1) aplikatif dan sesuai, (2) menyenangkan, (3) diterima oleh guru dan siswa
sebagai produkinovatif dalam pembelajaran, dan (4) Berdampak untuk
memfasilitasi siswa mengeksplorasi pengalaman-pengalaman baru dalam belajar
yang lebih aktif dan produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah:
1. Ahli materi
Ahli materi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Dr. Prabang Setyono,
M.Si.
2. Ahli media
Ahli media yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Dr. Sarwanto, S.Pd,
M.Si.
D. Teknik Sampling
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Criterion-
based selection purposive sampling atau internal sampling, yaitu pengambilan
cuplikan didasarkan atas berbagai pertimbangan tertentuPertimbangan tersebut
diantaranya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya bukan populasinya,
informan dipilih karena memiliki akses dan informasi yang berkaitan dengan
permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data
yang mantap.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh dari :
1. Wawancara mendalam (in-depth interviewing) yaitu wawancara yang
dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) dan
menggali informasi lebih jauh, lengkap, dan mendalam
2. Kuesioner, dalam penelitian ini kuesioner digunakan sebagai data
pendukung, untuk mendukung data yang telah diperoleh peneliti
F. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif.
Proses ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh lewat
wawancara dan quesioner dengan melihat tingkat kesamaannya, perbedaannya,
dan kemungkinan lain yang muncul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
III. Aplikasi Hasil Pembuatan Media Video.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun
pelajaran 2011/2012 yang beralamat di Jl. Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Pada penelitian ini waktu penelitian dilakukan secara bertahap yang
secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan, meliputi: permohonan pembimbing, survey sekolah yang
bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen penelitian, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Juli 2011 sampai November 2011.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian, meliputi : semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat
penelitian yang meliputi uji coba instrument penelitian, dan pengambilan data.
Dilaksanakan pada bulan Desember 2011.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian, meliputi: analisa data dan penyusunan laporan.
Dilaksanakan pada bulan Januari 2012.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 8 kelas dan
rata-rata jumlah siswa tiap kelas adalah 35 orang siswa dengan jumlah populasi
285 orang siswa.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populaasi yang memiliki ciri atau keadaan
yang mewakili seluruh populasi (Ridwan, 2009: 56; Slamet, 2006: 42). Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
merupakan unit analisis yang dipilih dalam berbagai unit pengambilan sampel,
dan sampel tersebut selanjutnya akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini terdiri
dari dua kelas, yaitu kelas X6 sebanyak 35 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas
X5 sebanyak 36 siswa sebagai kelas eksperimen.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Cluster Random Sampling. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam
populasi yang mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa
secara individual tetapi kelas. Dari delapan kelas yang ada di kelas X SMA Negeri
2 Karanganyar dilakukan pengambilan secara random dua kelas untuk dijadikan
sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan sebagai
factor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel-variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang
dipilih untuk mencari pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah media belajar yang digunakan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh
variabel yang lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa yang
ditinjau dari ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu bentuk
pilihan ganda.
b. Metode non tes
1) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data, berupa
catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek
penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai rapot
semester gasal. Data tersebut digunakan untuk mengukur kesetimbangan
awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen, serta diuji
normalitas dan homogenitasnya.
2) Teknik pengamatan (Observasi)
Observasi merupakan pengamatan secaa langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek yang diamati adalah
proses belajar mengajar di kelas yang mencangkup cara mengajar guru,
kondisi kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik
observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan
psikomotor.
3. Teknik Penyusunan Instrumen
a. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif
Pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan tes. Adapun
langkah-langkah penyusunan sebagai berikut:
1) Memilih materi berdasarkan kurikulum dan kompetensi dasar.
2) Membuat indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif
3) Pembuatan alat ukur sesuai indikator.
4) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan.
5) Soal-soal yang disusun mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5
(sintesis), C6 (evaluasi) menurut Yulaelawati (2004: 59-63).
6) Penyusunan item soal ranah kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
7) Pengujian kesahihan item menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
8) Item diuji lagi dengan daya pembeda dan tingkat kesukaran item.
9) Soal digunakan untuk post test.
b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif menggunakan lembar observasi dengan
pernyataan tertutup. Penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan
melakukan checklist (√). Ranah afektif menurut Sudijono (2008: 58) meliputi
lima jenjang kemampuan yaitu (1) receiving (penerimaan), (2) responding
(menanggapi), (3) valuing (menilai), (4) organization (mengorganisasi), dan
(5) characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau kompleks nilai). Penilaian ranah afektif hanya pada jenjang ke 5
yaitu karakterisasi nilai berupa karakter dan keterampilan sosial yang
dijabarkan dalam tiap indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif.
Uji kesahihan menggunakan triangulasi penyelidik dengan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data dengan membandingkan hasil pengamatan
observer satu dengan yang lain.
c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Skor berupa skala penilaian yang tersaji dalam penyataan “Ya” dan
“Tidak”. Pengukuran ranah psikomotorik dengan observasi dilakukan pada
saat kegiatan belajar mengajar.
Ranah psikomotorik menurut Yulaelawati (2004: 59-63) meliputi 5
jenjang kemampuan yaitu P1 (peniruan), P2 (manipulasi), P3 (kecermatan), P4
(artikulasi) dan P5 (naturalisasi). Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan
reliabilitas menurut Arikunto (2002: 64-113).
4. Analisis Instrumen
Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrument
penilaian ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Sebelum
digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji cobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrument
yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan statistik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a. Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas item/butir. Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan
menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai
berikut:
rXY = }}{{ 2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rXY: koefisien korelasi antara x dan y
N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)
X : skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek uji coba)
Jika harga rXY < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika rXY > r tabel maka item
petanyaan dinyatakan valid. Hasil try out uji validaitas tes kognitif secara
lengkap disajikan pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (Hal 117).
Tabel. 5 Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas
Valid Invalid
Kognitif 35 31 4
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji
validitas soal kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 31 item dan
item invalid sebanyak 4 item.
Validitas lembar observasi untuk penilaian hasil belajar ranah
psikomotor dan afektif dilakukan dengan memanfaatkan pengamat atau
penyelidik untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan
pengamat lain membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan
data yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tiga observer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan
rumus Kuder Richason (KR-20) menurut Riduwan (2009:108):
2
2
11 1 SpqS
nnr
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
Acuan penilaian validitas dari butir soal atau item menurut Riduwan
(2009:98) adalah:
0,8 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)
0,6 – 0,799 : Tinggi (T)
0,4 – 0,599 : Cukup (C)
0,2 – 0,399 : Rendah (R)
0,00 – 0,199 : Sangat Rendah (SR)
Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif secara lengkap disajikan
pada tabel 6. Dan selengkapnya pada Lampiran 2 (Hal 117).
Tabel 6. Rangkuman hasil try out Uji Reliabilitas
Instrumen Penelitian Jumlah Item Kriteria Keputusan Uji Reliabilitas
Kognitif 35 Tinggi 0,869
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif
menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,869 yang
berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Berdasarkan hasil
uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian reliabel atau
memiliki ketetapan tinggi untuk digunakan.
c. Tingkat Kesukaran Soal Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang
menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
juga tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal
dengan kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal
digunakan rumus Arikunto (2002:209-210):
sJB P
Keterangan :
P = tingkat kesukaran item soal
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :
Soal dengan 0,00 p < 0,30 : sukar
Soal dengan 0,30 p < 0,70 : sedang
Soal dengan 0,70 p 1,00 : mudah
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara lengkap disajikan
pada tabel 7 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (Hal 117).
Tabel 7. Rangkuman Hasil Try Out Uji taraf Kesukaran
Variabel Jumlah Soal Kriteria
Mudah Sedang Sukar
Soal Pencemaran udara 35 16 17 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh
soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebanyak 16 soal, sedang 17
soal, dan sukar sebanyak 2 soal.
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal
yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut
dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus
yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah:
D = BJ −
BJ = P − P
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
J : banyaknya peserta kelompok atas
J : banyaknya peserta kelompok bawah
Y : skor total (dari subyek uji coba)
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2002:218) adalah sebagai
berikut:
D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)
D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)
D: 0.40 – 0.70 : baik (good)
D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif
dibuang
Butir soal yang dipakai adalah yang mempunyai nilai D baik dengan
indeks 0.40 – 0.70 dan baik sekali dengan indeks 0.70 – 1.00.
(Arikunto, 2002: 213-218)
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara lengkap disajikan
pada tabel 8 dan selengkapnya pada Lampiran 2 (Hal 117).
Tabel 8. Rangkuman Hasil Try Out Uji Daya Beda
Variabel Jumlah Soal
Kriteria
Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali
Soal Pencemaran udara 35 - 4 24 6 1
Tabel 8. Menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang
mempunyai indeks deskriminasi baik sekali sebanyak 1, baik sebanyak 6 soal,
cukup sebanyak 24 soal, dan jelek sebanyak 4 soal. Soal yang memiliki indeks
deskrimitif jelek sebanyak 4 soal tidak dipakai (drop) dan 31 soal yang
memiliki indeks diskrimitif cukup dan baik dipakai.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
exsperimental research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari
hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua
kelompok eksperimen. Rancangan penelitian Posttest only Control Group Design
ini dapat digambarkan pada tabel 9.
Tabel 9. Rancangan Penelitian Posttest only Control Group Design.
Group Treatment Post Test
Eksperimen Group (R) X T2
Control Group (R) - T2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu
dengan penggunaan sumber belajar berupa Video
T2 :Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan
kelompok control
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random)
E. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan
dua perlakuan dengan uji t (t test), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai perlakuan
bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Secara
statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang
independen. Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
tersebut seimbang digunakan uji-t. sebulum uji-t dilakukan uji prasarat yaitu uji
Anderson-Darling uji normlitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada
Minitab 16.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima
4) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima
Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan menggunakan
uji Anderson-Darling dapat dilihat pada Tabel 10 dan selengkapnya pada
Lampiran 4 (Hal 150).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 10. Rangkuman Hasil perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal
Kemampuan awal (kognitif, afektif,
psikomotor)
p-value Kriteria Keputusan H0 Kelompok
control Kelompok eksperimen
0,760 0,478 p-value > 0,05 Diterima
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa kemampuan awal kognitif,
afektif dan psikomotor pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-
value > 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian menggunakan uji Levene’s pada
Minitab.
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen)
H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probability (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α=0,05 maka H0 diterima.
4) Kesimpulan
a. Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima.
b. Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak.
Hasil perhitungan uji homogenitas kemampuan awal dengan
menggunakan uji Levene’s dapat dilihat pada Tabel 11 dan selengkapnya pada
Lampiran 4 (Hal 150).
Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal
Kemampuan awal (kognitif, afektif,
psikomotor)
p-value Kriteria Keputusan H0 Kelompok
control Kelompok eksperimen
0,229 0,220 p-value > 0,05 Diterima
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada
kelompok control dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga sampel
berasal dari populasi yang homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Uji Keseimbangan
Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan T-test pada
Minitab 16
1) Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak
sama)
2) Taraf signifikan (α) = 0,05
3) Keputusan uji untuk nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai
signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
4) Kesimpulan:
a. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0
diterima.
b. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0
ditolak.
Hasil perhitungan uji kesetimbangan 2 sampel t-test dapat dilihat pada
Tabel 12 dan selengkapnya pada Lampiran 4 (Hal 152).
Tabel 12. Rangkuman Hasil pengujian Uji-t kemampuan Awal
Kemampuan awal (kognitif, afektif, psikomotor)
p-value
Kriteria Keputusan H0
0,008 p-value > 0,05 Diterima
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga dapat
diartikan bahwa sampel yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
ini dari populasi atau distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel dari sejumlah populasi apakah sama atau tidak. Perhitungan uji
homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Leneve’s.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan uji-t dengan menggunakan
bantuan program Minitab 16.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian Ananlisis Kandungan Timbal (Pb)
1. Hasil Penelitian Kandungan Timbal (Pb) pada Daun Mahoni
(Swetinia mahogoni)
Hasil penelitian kandungan timbal (Pb) pada daun Mahoni (Swetenia
mahogoni) di jalan Slamet Riyadi sebagai jalan ramai dan jalan Ki Hajar Dewantoro
sebagai jalan sepi terdapat pada tabel 13 selengkapnya pada Lampiran 3 (Hal 148).
Table 13. Hasil Rata-Rata Kandungan Timbal (Pb) Pada Jalan Slamet Riyadi Sebagai Jalan Yang Tingkat Lalulintas Kendaraan Tinggi Dan Pada Jalan Ki Hajar Dewantoro Sebagai Jalan Yang Tingkat Lalulintas Rendah.
Lokasi pengambilan
sampel
Titik
pengambilan
Rata-rata kandungan
timbal (µg/gr).
Jalan Slamet Riyadi Solo I 0,0616
II 0,0375
III 0,0190
Jalan Ki Hajar Dewantoro IV 0,0019
Pada Tabel 13 di atas jumlah kandungan timbal (Pb) pada daun mahoni
(Swetenia mahogoni) adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata kandungan timbal pada titik satu adalah 0,0616 µg/gr. Rata-rata
tersebut berasal dari tiga pohon dengan tiga perulangan.
b. Rata-rata kandungan timbal pada titik dua adalah 0.0375 µg/gr. Rata-rata
tersebut berasal dari tiga pohon dengan tiga perulangan.
c. Rata-rata kandungan timbal pada titik tiga adalah 0,0190 µg/gr. Rata-rata
tersebut berasal dari tiga pohon dengan tiga perulangan.
d. Rata-rata kandungan timbal pada titik empat adalah 0,0019 µg/gr. Rata-rata
tersebut berasal dari tiga pohon dengan tiga perulangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Pembahasan
Berdasarkan rata-rata kandungan timbal (Pb) diatas terdapat perbedaan pada
setiap titik pengambilan sampel. Setiap titik diambil tiga pohon, masing-masing
pohon diulang tiga kali. Pada titik kesatu diperoleh rata-rata kandungan timbal
sebesar 0,0616 µg/gr. Pada titik kesatu ini diperoleh rata-rata kandungan timbal yang
paling banyak diantara titik yang lainnya. Titik kedua diperoleh rata-rata kandungan
timbal sebesar 0.0375 µg/gr, pada titik ketiga diperoleh rata-rata kandungan timbal
sebesar 0,0190 µg/gr, dan pada titik keempat diperoleh rata-rata kandungan timbal
sebesar 0,0019 µg/gr.
Titik satu terdapat pada jalan slamet riyadi dimulai dari kleco sampai dengan
depan kampus UNS PGSD (jalan nasional ±1,25 km). Pada titik kesatu diperoleh
rata-rata kandungan timbal paling banyak dibandingkan dengan titik yang lainnya.
Hal ini dikarenakan pada titik satu ini merupakan jalan nasional yang dilewati oleh
berbagai kendaraan. Di titik satu ini kendaraan yang lewat meliputi bus, truk, motor,
mobil dan lain-lain. Beberapa truk dan bus yang melewati jalan ini merupakan
kendaraan yang menghasilkan partikel timbal banyak karena bus dan truk ini
mengeluarkan asap yang berwarna hitam pekat.
Titik dua terdapat pada jalan Slamet Riyadi dimulai dari depan kampus UNS
PGSD sampai dengan perempatan kota barat (jalan propinsi ± 0,70 km). pada titik
kedua ini diperoleh rata-rata kandungan timbal lebih rendah daripada titik satu. Hal
ini dikarenakan pada titik dua ini merupakan jalan propinsi yang dilewati oleh
kendaraan berupa bus umum, mobil dan motor. Kendaraan yang melewati jalan ini
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang melewati titik satu,
sehingga rata-rata kandungan timbal yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan
dengan titik kesatu.
Titik ketiga terdapat pada jalan Slamet Riyadi dimulai dari perempatan kota
barat sampai dengan gladak (jalan kota ± 3,85 km). pada titik ketiga ini diperoleh
rata-rata kandungan timbal lebih rendah daripada titik satu dan titik dua. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dikarenakan pada titik ketiga ini merupakan jalan kota yang dilewati mobil dan
motor. Di titik tiga ini merupakan jalan searah, sehingga rata-rata kandungan timbal
yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan titik kesatu dan kedua.
Titik keempat terdapat pada jalan Ki Hajar Dewantoro (jalan menuju ke
Mojosongo). Pada titik keempat ini diperoleh rata-rata kandungan timbal terendah
daripada titik satu, dua dan tiga. Hal ini dikarenakan titik keempat ini merupakan
jalan yang sepi dilalui oleh kendaraan bermotor, sehingga rata-rata kandungan timbal
yang diperoleh paling sedikit dibandingkan dengan titik satu, dua dan tiga.
Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran udara.
Semakin tinggi kendaraan bermotor yang melintas maka semaki tinggi pula kadar
timbal (Pb) dalam udara, pernyataan tersebut sesuai dengan Lindri (2008:18) yang
menyatakan bahwa Semakin tinggi kepadatan kendaraan bermotor menyebabkan
semakin tinggi pula konsentrasi timbal (Pb) di udara.
Timbal (Pb) sangat berbahaya bagi manusia baik pada anak maupun orang
dewasa.hal ini sesuai dengan pernyataan Balt (2009:28-19) yang menyatakan bahwa
kadar timbal (Pb) darah 70 µg/dl pada anak dan 100 µg/dl pada orang dewasa akan
mengalami keracunan berat. Pada anak-anak keracunan timbal 60-70 µg/dl dapat
menurunkan IQ anak dan menyebabkan gangguan perkembangan mental.
Pernyataan tersebut sama dengan Lestari (2006) pada anak timbal dapat
menyebabkan penurunan tingkat penurunan tingkat kecerdasan. Penurunan
kemampuan belajar. Pada orang dewasa pencemaran timbal dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi, serangan jantung, kemandulan dan pada level yang sangat
tinggi dapat menyebabkan kematian.
Salah satu upaya untuk mengurangi dampak polutan timbal yang
diemisikan oleh kendaraan bermotor adalah dengan membangun jalur-jalur hijau di
sepanjang jalan raya. Jalur hijau ini berfungsi sebagai penyangga bagi penghuni
atau penduduk di sekitar jalan raya. Mekanisme jalur hijau dalam mengurangi
dampak polutan timbal melalui dua proses yaitu : 1) absorpsi (penyerapan),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
untuk tanaman yang stomata daunnya mempunyai diameter lebih besar dari ukuran
partikel; 2) adsorpsi (penjerapan), lebih bersifat sebagai barrier fisik dengan
penempelan pada bagian pohon, terutama tajuk.
Pohon mahoni (Swetinia mahogani) merupakan salah satu pohon yang sering
dijumpai dipinggir jalan raya. Fungsi pohon mahoni selain untuk memperindah
pemandangan juga dapat berfungsi sebagai penyerapan partikel timbal (Pb) di udara.
Berdasarkan pernyataan Endes (1989: 47) menyatakan bahwa pohon mahoni
memiliki tingkat kemampuan tinggi dalam menyaring dan menurunkan konsentrasi
timbal (Pb) di udara. Endes juga menyatakan bahwa jenis pohon yang permukaan
daunnya kesat atau berbulu halus dan rapat memiliki kemampuan yang lebih tinggi
menjerap timbal (Pb) dibandingkan dengan jenis pohon yang permukaan daunnya
licin dan gundul. Daun mahoni memiliki ukuran permukaan yang lebar, hal ini
menyebabkan tingginya kandungan timbal (Pb) yang terjerap maupun terserap pada
daun.
B. Pengembangan Materi Video
Data uji coba diperoleh dari beberapa ahli dengan bidang yang mendukung
komponen-komponen terhadap media yang dibuat meliputi ahli bidang pendidikan,
ahli bidang studi, dan ahli bidang media. Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh
data sebagai berikut:
1. Ahli materi
Data dari ahli menyatakan bahwa media ini sudah sesuai karena sudah
memiliki kelengkapan untuk digunakan sebagai media pembelajaran, dimana dalam
media tersebut sudah mencakup kompetensi yang harus dicapai siswa, materi
Pencemaran udara, eksperimen tentang pencemaran udara serta penguatan tentang
materi pencemaran udara.
Selain itu prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media juga sudah dipenuhi,
Prinsip tersebut diantaranya: (1) tujuan pemilihan media ini untuk untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pembelajaran (Siswa belajar), sehingga perlu ada kelengkapan- kelengkapan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran, (2) Karakteristik media pembelajaran yang
dilihat dari segi keampuhannya dalam membelajarkan, cara pembuatan, dan cara
penggunaannya, (3) Alternatif pemilihan media, karena guru dapat memilih
menggunakan media ini disesuaikan dengan materi pencemaran udara yang memiliki
karakteristik memerlukan pengamatan lingkungan tercemar secara langsung yang
banyak memerlukan biaya, waktu dan tenaga.
Hasil analisis berdasarkan angket dari ahli materi, baik secara kuantitatif dan
kualitatif menyatakan bahwa media yang dibuat 76,6% memiliki kriteria yang baik.
2. Ahli media
Dari ahli bidang media pembelajaran menyatakan bahwa media:
a. pembelajaran yang dikembangkan sudah baik dan beliau juga menyarankan
adanya perbaikan secara umum diantaranya:
b. Perlu dipertimbangkan untuk diperbaiki dalam pemilihan warna agar terkesan
bersahabat dengan siswa (pengguna)
c. Tambah satu tampilan daftar pustaka
d. Perlu diberi tambahan narasi singkat agar lebih mudah dan jelas dalam
pengoperasiannya
Hasil analisis berdasarkan angket dari ahli media, baik secara kuantitatif dan
kualitatif menyatakan bahwa media yang dibuat 80% memiliki kriteria yang baik.
3. Uji Kelompok Kecil
Setelah produk selesai diuji cobakan pada ahli materi dan ahli media,
mengalami perbaikan, dan produk dinyatakan baik, maka ahap selanjutnya produk
siap diuji cobakan pada siswa. Uji coba dilakukan pada siswa. Uji coba dilakukan
pada siswa SMA Negeri 2 Karanganyar kelas X semester II sebanyak 37 siswa. Hasil
analisis berdasarkan angket dari siswa, baik secara kuantitatif dan kualitatif
menyatakan bahwa media yang dibuat 80% memiliki kriteria yang baik.secara umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
siswa memberikan tanggapan bahwa produk media yang dibuat telah memiliki
kriteria baik.
C. Penerapan Hasil Penelitian Pada Pembelajaran Biologi
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi
a. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Secara Keseluruhan.
Penelitian mendapatkan hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ranah kognitif merupakan ranah hasil belajar yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual, ranah afektif merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan
sikap siswa dan ranah psikomotor merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan
ketrampilan dan kemampuan bertindak. Hasil perhitungan distribusi hasil belajar
biologi siswa dapat dilihat pada Lampiran 3 (Hal 142) dan terangkum pada Tabel 14,
15, 16, 17, 18, dan 19.
Tabel 14 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Kelas Kontrol No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 57-62 56,5 5
2 63-68 62,5 6
3 69-74 68,5 15
4 75-80 74,5 4
5 81-86 80,5 1
6 87-92 86,5 4
Jumlah 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 15 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Kelas Eksperimen No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 57-63 56,5 7
2 64-70 3,5 5
3 71-76 70,5 11
4 77-83 76,5 4
5 84-90 83,5 7
6 91-96 90,5 2
Jumlah 36
Berdasarkan Tabel 14 dan 15 di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Tabel 14 menunjukkan 16 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas nilai
biologi SMA Negeri 2 karanganyar), artinya lebih 25% siswa sudah
mencapai ketuntasan.
2) Tabel 15 menunjukkan 12 siswa nilainya kurang dari 70 (batas ketuntasan
nilai biologi SMA Negeri 2 karanganyar), artinya lebih dari 25% siswa
sudah mencapai ketuntasan.
Tabel 16 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Kelas Kontrol No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 27-34 26,5 1
2 35-42 34,5 3
3 43-50 43,5 7
4 51-58 50,5 10
5 59-66 58,5 8
6 67-74 66,5 6
Jumlah 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 17 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Kelas Eksperimen No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 36-45 35,5 2
2 46-55 45,5 10
3 56-65 55,5 9
4 66-75 65,5 7
5 76-85 75,5 6
6 86-95 85,5 2
Jumlah 36
Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Tabel 16 menunjukkan 29 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas
biologi SMA Negeri 2 Karanganyar), artinya lebih 25% sudah mencapai
ketuntasan.
2) Tabel 17 menunjukkan 21 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas
biologi SMA Negeri 2 Karanganyar), artinya lebih 25% sudah mencapai
ketuntasan.
Tabel 18 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 44-50 43,5 6
2 51-57 50,5 5
3 58-62 57,5 0
4 63-69 62,5 12
5 70-76 69,5 7
6 77-83 76,5 5
Jumlah 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 19 Distribusi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen No Interval Nilai Batas Bawah Frekuensi
1 44-52 43,5 3
2 53-61 52,5 2
3 62-70 61,5 14
4 71-79 70,5 4
5 80-88 79,5 5
6 89-97 88,5 8
Jumlah 36
Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Tabel 18 menunjukkan 23 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas
biologi SMA Negeri 2 Karanganyar), artinya lebih 25% sudah mencapai
ketuntasan.
2) Tabel 19 menunjukkan 19 siswa nilainya kurang dari 70 (batas tuntas
biologi SMA Negeri 2 Karanganyar), artinya lebih 25% sudah mencapai
ketuntasan.
b. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Media Video Pembelajaran
Data hasil penelitian berupa hasil belajar siswa yang mencangkup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan penilaian produk
atau konten yaitu pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan ranah
afektif merupakan penilaian sikap dan ranah psikomotor merupakan penilaian
penilaian pada proses pembelajaran berupa ketrampilan. Data hasil belajar
diperoleh dari dua kelas yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Kelas X5
sebanyak 36 siswa dengan menggunakan media video pembelajaran sebagai
kelompok eksperimen dan kelas X6 sebanyak 35 siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berikut ini adalah data penelitian hasil belajar biologi siswa:
1) Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Data penelitian hasil belajar biologi ranah kognitif pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
(Hal 144) dan terangkum pada Tabel 20 sebagai berikut:
Tabel 20. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Ditinjau dari Media Pembelajaran.
Hasil Statistik Kelompok Kontrol (Konvensional)
Kelompok Eksperimen (Media Video Pembelajaran)
Rata-rata 70,857 75,722 Standar deviasi 8,630 10,339 Variansi 74,479 106,892 Minimum 57 57 Maksimum 87 94 Median 71 74 N 35 36
Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar deviasi
dan Variasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol
artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata-rata pada kelompok
eksperimen lebih besar. Rentang nilai minimum kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sama, sedangkan nilai maksimum pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
2) Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Data penelitian hasil belajar biologi ranah afektif pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
3(Hal 145) dan terangkum pada Tabel 21 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 21. Deskripsi hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Ditinjau dari Penggunaan Sumber Belajar.
Hasil Statistik Kelompok Kontrol (Konvensional)
Kelompok Eksperimen (Media Video Pembelajaran)
Rata-rata 56,943 64,444 Standar deviasi 13,315 14,849 Variansi 177,291 220,483 Minimum 27 36 Maksimum 82 91 Median 55 64 N 35 36
Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar deviasi
dan variasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol
artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata-rata pada kelompok
eksperimen lebih besar. Rentang nilai minimum dan nilai maksimum kelompok
kontrol lebih kecil daripada nilai kelompok eksperimen. Median atau nilai
tengah pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
3) Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Data penelitian hasil belajar biologi ranah psikomotor pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
(Hal 146) dan terangkum pada Tabel 22. sebagai berikut:
Tabel 22. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Ditinjau Dari Media Video Pembelajaran
Hasil Statistik Kelompok Kontrol (Konvensional)
Kelompok Eksperimen (Media Video Pembelajaran)
Rata-rata 65,571 72,750 Standar deviasi 11,102 13,312 Variansi 123,252 177,221 Minimum 44 44 Maksimum 81 94 Median 69 69 N 35 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Standar
deviasi dan variansi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
kontrol artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata-rata pada
kelompok eksperimen lebih besar. Rentang nilai minimum pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sama, sedangkan rentang nilai maksimum
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Median aau nilai
tengah pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama.
Berdasarkan data pada Tabel 20, 21 dan 22 dapat dibuat diagram
batang perbandingan hasil belajar biologi kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen seperti pada Gambar 2:
Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen. Gambar 2 menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media
video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
0
20,000
40,000
60,000
80,000
KELOMPOK KONTROL
KELOMPOK EKSPERIMEN
71,171 74,556
55,91464,69465,571
72,750
RA
TA-R
ATA
HA
SIL
BEL
AJA
R
HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN
KOGNITIF
AFEKTIF
PSIKOMOTOR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal
merupakan prasyarat dari uju hipotesis dengan t-test. Perhitungan uji normalitas
pada penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling pada minitab 16.
Kriteria pengujian pada uji ini yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal jika nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyata α = 0,05.
Hasil uji normalitas hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara
lengkap disajikan Lampiran 4 dan terangkum dalam Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Hasil Belajar
P-value Kriteria Keputusan
Uji H0 Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Kognitif 0,088 0,135 p-value >0,05
Diterima, Normal
Afektif 0,091 0,082 p-value >0,05
Diterima, Normal
Psikomotor 0,074 0,105 p-value >0,05
Diterima, Normal
Berdasarkan tabel 23 di atas, dapat dilihat data asumsi normalitas yang
diperoleh menurut uji normalitas Anderson-Darling menunjukkan nilai
probabilitas (p-value) lebih besar dari pada nilai signifikasi 0,05, sehingga
keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua sampel
yang diambil dalam penelitian terdistribusi secara normal, sehingga prasyarat
uji t terpenuhi.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variasi-variasi
pada populasi sama dan homogen. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian
ini menggunakan uji Levene’s. kriteria pengujian homogenitas adalah varians
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
populasi baik yang diteliti dinyatakan homogen jika nilai nyatasi
probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyatasi α = 0,05. Hasil uji
homogenitas hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara
lengkap disajikan pada Lampiran 4 dan terangkum pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Biologi dengan Menggunakan Media Video Pembelajaran.
Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Nilai Kognitif 0,586 p-value > 0,05 Diterima, Homogen Nilai Afektif 0,409 p-value > 0,05 Diterima, Homogen
Nilai Psikomotor 0,440 p-value > 0,05 Diterima, Homogen
Tabel 24 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua
variasi berdasarkan Media Video lebih dari signifikan 0,05 sehingga keputusan
uji H0 diterima. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kedua sampel
mempunyai variasi sumber belajar yang homogen.
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan t-test. Prasyarat t-test
yaitu uji normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, yang berarti sampel
populasi harus terdistribusi normal dan memiliki variasi yang sama.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah
signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika
signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya
jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima.
a. Uji Hipotesis
Hasil analisis pengaruh penggunaan media video pembelajaran
terhadap hasil belajar biologi berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 5
dan disajikan pada Tabel 25.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 25. Hasil Analisis Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.
Ranah Hasil Belajar P-value Kriteria Keputusan Uji H0
Kognitif 0,035 P-value < 0,05 Ditolak, Berbeda Nyata
Afektif 0,053 P-value > 0,05 Diterima,
Tidak Berbeda Nyata
Psikomotor 0.016 P-value < 0,05 Ditolak, Berbeda Nyata
Berdasarkan Tabel 25 diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Perhitungan pada ranah kognitif dan psikomotor, HO ditolak Ha diterima
pada hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor antara kelompok kontrol
dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan
media video pembelajaran berbeda nyata sehingga penggunaan media video
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar biologi.
2) Perhitungan pada ranah afektif, HO diterima Ha ditolak artinya hasil
belajar ranah afektif antara kelompok kontrol dengan pembelajaran
konvensional dan kelompok eksperimen dengan penggunaan media video
pembelajaran tidak berbeda nyata sehingga penggunaan media video
pembelajaran tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada
ranah afektif.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif
Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran yang digunakan oleh
guru akan berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar biologi ranah kognitif
yang dicapai oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran yang menarik akan
memotifasi siswa untuk belajar, karena perasaan senang dan antusias, sehingga
siswa akan lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
gilirannya akan meningkatkan hasil belajar biologi ranah kognitif. Sebaliknya,
apabila siswa belajar dengan rasa jenuh karena pembelajaran yang monoton
maka siswa akan kurang bisa menangkap materi pembelajaran yang diberikan
oleh guru sehingga hasil belajar biologi ranah kognitif akan kurang baik. Jadi
dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik akan
membantu meningkatkan hasil belajar biologi ranah kognitif.
Dalam pembelajaran biologi, jika menggunakan video pembelajaran,
maka hasil belajar ranah kognitif akan lebih baik jika dibandingkan tanpa
menggunakan media video pembelajaran. Hal ini terlihat dari perolehan rata-
rata hasil belajar ranah kognitif materi pokok pencemaran udara dengan
menggunakan media video pembelajaran sebesar 75,722 lebih baik daripada
tanpa menggunakan video pembelajaran (70,857). Perbedaan hasil belajar ini
karena dalam pembelajaran tanpa menggunakan video pembelajaran. Hal
tersebut sesuai dengan MoemenNasab (2002) bahwa hasil belajar kognitif pada
pembelajaran menggunakan video lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran secara konvensional. Siswa lebih suka menggunakan video
pembelajaran karena siswa lebih memahami dasar teori terlebih dahulu sebelum
melakukan praktikum dan video pembelajaran lebih efektif untuk digunakan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karimi (2003)
bahwa video berbasis pendidikan merupakan metode yang efektif digunakan
untuk mengikat pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan ranah
kognitif.
Nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan
media video siswa tidak hanya mendengar suara tetapi siswa juga dapat melihat
gambar-gambar yang merupakan visualisasi dari materi yang diajarkan untuk
memperjelas penyajiannya. Sehingga dengan kemampuan yang dapat
melukiskan gambar-gambar tersebut dapat mendorong keinginan siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
termotivasi dalam belajar dan siswa tidak merasa bosan. Penggunaan gambar-
gambar dalam media video membantu daya imajinasi siswa untuk
menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan keadaan alam di
sekitarnya.
Pembelajaran menggunakan media video pembelajaran ternyata mampu
mengkatkan hasil belajar kognitif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal
tersebut sesuai dengan Munadi (2010: 128) yang menyatakan bahwa pemakaian
video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberi rangsangan berupa
gerak yang serasi. Selain itu pesan yang disampaikan dalam video cepat dan
mudah diingat.
2. Hasil Belajar Ranah Afektif
Uji t-test pada hasil belajar siswa ranah afektif menunjukkan tidak ada
beda antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil belajar ranah afektif
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak ada beda. Hal ini dapat dilihat
rata-rata kelas tersebut yang masih berada dibawah batas ketuntasan. Kelas
kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 56,943, sedangkan pada kelas kontrol
memiliki rata-rata sebesar 64,444 Berdasarkan pengamatan dari tiga observer
menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol namun keduanya memiliki rata-rata yang dibawah batas tuntas.
Hal tersebut dapat dilihat dari sikap siswa yang mencangkup ketelitian dalam
mengerjakan tugas, kedisiplinan dan kerjasama dengan temannya. Hal ini tidak
sejalan dengan Munadi (2010: 128) yang menyatakan bahwa penggunaan teknik
dan efek video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi
sikap dan emosi. Dalam video pembelajaran ini penggunaan teknik dan efek
video yang kurang sehingga tidak berpengaruh pada hasil belajar afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3. Hasil Belajar Ranah Psikomotor
Berdasarkan hasil t-test diketahui bahwa penggunaan media vedio
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah
psikomotor. Hasil uji t menunjukkan bahwa hasil belajar ranah psikomotor
siswa kelas eksperimen sebesar 72,750 lebih baik daripada kelas kontrol
(65,571). Hal ini disebabkan karena sebelum proses praktikum kelas
eksperimen diputarkan langkah kerja praktikum sehingga kelas eksperimen
dapat melihat langkah-langkah praktikum yang terdapat pada video yang
kemudian mempraktekknya pada kegiatan praktikum sehingga ketrampilan
kelas eksperimen lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Munadi
(2010: 128) bahwa pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh ketrampilan gerak. Pernyataan tersebut sejalan
dengan pernyataan Karimi (2003) yang menyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan video disertai dengan praktikum dapat meningkatkan hasil
pembelajaran ranah kognitif dan psikomotor.
Berdasarkan data dari tiga observer menunjukkan siswa kelas
eksperimen lebih teliti dalam mengamati, mencatat, berdiskusi, mengajukan
pertanyaan dan menyimpulkan materi pelajaran. Siswa kelas eksperimen
tampak lebih teliti dalam mengamati gambar yang di tampilakan guru dan objek
dalam praktikum, siswa merasa tertarik dengan gambar dan objek praktikum
tersebut. Saat diskusi, dan presentasi siswa mencatat hal-hal yang peting dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Pada penelitian ini dihasilkan produk pengembangan berupa media video
pembelajaran untuk pembelajaran materi Pencemaran Udara SMA kelas X.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media video pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dapat disimpulkan
sebagai berikut: penggunaan media video pembelajaran memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor tetapi
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah afektif siswa
kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar.
B. IMPLIKASI
Pemakaian media video pembelajaran yang dikembangkan dengan bantuan
komputer pada mata pelajaran biologi SMA kelas X materi Pencemaran Udara
sebagai salah satu media pembelajarran yang diharapkan dapat memfasilitasi siswa
dalam belajar.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memberi
pembelajaran biologi yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif,
menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga mampu mengoptimalkan hasil
belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
C. SARAN
1. Penggunaan media video pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar afektif
perlu untuk lebih dicermati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Guru mata pelajaran biologi dapat menggunakan media video pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa.
3. Guru dapat menerapkan dan menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan sebagai uji coba pada proses pembelajaran.
top related