undang-undang republik indonesia · 2019. 11. 22. · (kadin) dikukuhkan dengan keputusan presiden...
Post on 03-Mar-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1987
TENTANG
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Presiden Republik Indonesia
Menimbang :
a. bahwa dalam usaha untuk lebih meningkatkan pelaksanaan
Pembangunan Nasional pada umumnya dan pembangunan di bidang ekonomi pada khusunya, diperlukan langkah-langkah
untuk terus mengembangkan iklim usaha yang sehat, meningkatkan pembinaan dunia usaha, mengembangkan dan
mendorong pemerataan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat pengusaha untuk ikut serta dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang ekonomi berdasarkan Pancasila dan Udang-Undang Dasar 1945;
b. bahwa pembinaan dunia usaha nasional diarahkan untuk
menciptakan iklim dan tata hubungan yang mendorong kerja sama yang serasi atar usaha negara, koperasi, dan usaha
swasta agar mampu memegang peran sebagai tulang
punggung perekonomian nasional yang sehat dan sekaligus mewujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan ketahanan nasional;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, diperlukan
adanya Kamar Dagang dan Industri yang merupakan wadah pembinaan untuk meningkatkan kemampuan profesi
pengusaha Indonesia dalam kedudukannya sebagai pelaku-pelaku ekonomi nasional, dan sebagai wadah penyaluran
aspirasi dalam rangka keikutsertaannya dalam pelaksanaan pembangunan di bidang ekonomi berdasarkan Demokrasi
Ekonomi sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
d. bahwa Kamar Dagang dan Industri juga merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha Indonesia dan
Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah
perdagangan, perindustrian, dan jasa;
e. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka
perlu adanya Undang-Undang tentang Kamar Dagang dan Industri;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
a. Kamar Dagang dan Industri adalah wadah bagi pengusaha Indonesia dan
bergerak dalam bidang perekonomian;
b. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan
hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan;
c. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus, yang didirikan dan bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba;
d. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang
perekonomian, yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan/atau laba;
e. Organisasi Pengusaha adalah wadah persatuan dan kesatuan bagi pengusaha
Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar kesamaan tujuan, aspirasi, strata kepengurusan, atau ciri-ciri alamiah tertentu;
f. Organisasi Perusahaan adalah wadah persatuan dan kesatuan bagi perusahaan
Indonesia yang didirikan secara sah atas dasar kesamaan jenis usaha, mata dagang, atau jasa yang dihasilkan ataupun yang diperdagangkan.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Kamar Dagang dan Industri berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas.
(2) Asas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dicantumkan dalam Pasal
Anggaran Dasar.
Pasal 3
Kamar Dagang dan Industri bertujuan:
a. membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan, dan kepentingan
pengusaha Indonesia di bidang usaha negara, usaha koperasi, dan usaha swasta
dalam kedudukannya sebagai pelaku-pelaku ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat dan tertib
berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
b. menciptakan dan mengembangkan iklim dunia usaha yang memungkinkan keikutsertaan yang seluas-luasnya bagi pengusaha Indonesia sehingga dapat
berperan serta secara efektif dalam Pembangunan Nasional.
BAB III
BENTUK DAN SIFAT
Pasal 4
Dengan Undang-Undang ini ditetapkan adanya satu Kamar Dagang dan Industri yang
merupakan wadah bagi pengusaha Indonesia, baik yang tidak bergabung maupun yang bergabung dalam organisasi pengusaha dan/atau organisasi perusahaan.
Pasal 5
Kamar Dagang dan Industri bersifat mandiri, bukan organisasi pemerintah dan bukan organisasi politik serta dalam melakuakn kegiatannya tidak mencari
keuntungan.
BAB IV
FUNGSI DAN KEGIATAN
Pasal 6
Kamar Dagang dan Industri merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar
pengusaha Indonesia dan antara pengusaha Indonesia dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdaangan, perindustrian, dan jasa.
Pasal 7
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Kamar Dagang
dan Industri melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. penyebarluasan informasi mengenai kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi
kepada pengusaha Indonesia
b. penyampaian informasi mengenai permasalahan dan perkembangan perekonomian dunia, yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi dan
dunia usaha nasional, kepada pemerintah dan para pengusaha;
c. penyaluran aspirasi dan kepentingan para pengusaha dibidang perdagangan, perindustrian, dan jasa dalam rangka keikutsertaannya dalam pembangunan di
bidang ekonomi;
d. penyelenggaraan pendidikan, latihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat dalam rangka pembinaan dan pengembagnan kemampuan
pengusaha Indonesia;
e. penyelenggaraan dan peningkatan hubungan dan kerja sama yang saling menunjang dan saling menguntungkan antar pengusaha Indonesia, termasuk
pengembangan keterkaitan antar bidang usaha industri dan bidang usaha sektor
ekonomi lainnya;
f. penyelenggaraan upaya memelihara kerukunan di satu pihak serta upaya
mencegah persaingan yang tidak sehat di pihak lain di antara pengusaha
Indonesia, dan mewujudkan kerja sama yang serasi antar usaha negara, koperasi, dan usaha swasta serta menciptakan pemerataan kesempatan
berusaha;
g. penyelenggaraan dan peningkatan hubungan dan kerja sama antar pengusaha Indonesia dan pengusaha luar negeri seiring dengan kebutuhan dan kepentingan
pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan tujuan Pembangunan Nasional;
h. penyelenggaraan promosi dalam dan luar negeri, analisa statistik, dan pusat informasi usaha;
i. pembinaan hubungan kerja yang serasi antar pekerja dan pengusaha;
j. penyelenggaraan upaya penyeimbangan dan melestarikan alam serta mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup;
Pasal 8
Selain kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dalam rangka
pembinaan pengusaha Indonesia dan menciptakan iklim usaha yang sehat dan tertib, Kamar Dagang dan Industri dapat pula melakukan:
a. jasa-jasa baik dalam membentuk pemberian surat keterangan, penengahan,
arbitrasi, dan rekomendasi mengenai usaha pengusaha Indonesia, termasuk legalitas surat-surat yang diperlukan bagi kelancaran usahanya;
b. tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pemerintah.
BAB V
ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN]
Pasal 9
Organisasi yang dibentuk oleh pengusaha Indonesia yang memenuhi ketentuan
untuk disebut Kamar Dagang dan Industri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini, ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 10
(1) Bentuk dan susunan organisasi, keanggotaan, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan organisasi Kamar Dagang dan Industri, diatur lebih lanjut dalan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Ruang lingkup keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi usaha negara, usaha koperasi, dan usaha swasta.
BAB VI
PENGAWASAN
Pasal 11
Pemerintah melakukan pengawasan terhadap Kamar Dagang dan Industri mengenai pelaksanaan ketentuan dalan Undang-Undang ini, ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya, dan kebijaksanaan Pemerintah di bidang pembangunan ekonomi.
Pasal 12
Apabila kemudian hari ternyata terjadi penyimpangan dari ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini, Pemerintah dapat mencabut Keputusan Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13
(1) selambat-lambatnya dalam waktu (1) tahun sejak berlakunya Undang-undang
ini, Kamar Dagang dan Industri yang berdasarkan Undang-undang ini telah dibentuk oleh pengusaha Indonesia.
(2) Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1973 tentang Kamar Dagang dan Industri
(KADIN) tetap berlaku sampai dibentuknya Kamar Dagang dan Industri berdasarkan Undang-undang ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Undang-undang ini dimulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Januari 1987
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Januari 1987
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
SUDARMONO, S.H.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1987 NOMOR 8
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Hukum
Dan perundang-undangan
ttd
Bambang Kesowo, S.H., LL.M.
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1987
TENTANG
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
UMUM
Dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara telah ditegaskan bahwa pelaksanaan Pembangunan Nasional ditujukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya dasar Demokrasi Ekonomi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 dan Penjelasannya.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, Garis-Garis Besar Haluan Negara juga
menetapkan bahwa dalam jangka panjang, sasaran utama yang diciptakan adalah
landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri. Dalam rangka usaha ini, titik berat diletakkan pada
pembangunan di bidang ekonomi.
Pelaksanaan pembangunan selam ini menunjukkan bahwa tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang atau golongan tertentu saja, termasuk oleh Pemerintah
sendiri. Garis-Garis Besar Haluan Negara telah memberikan isyarat secara jelas mengenai penting dan perlunya secara terus menerus upaya untuk mendorong,
membina, dan meningkatkan keikutsertaan secara aktif segenap lapisan masyarakat dalam rangka kegiatan pembangunan, termasuk di dalamnya pengusaha Indonesia,
baik yang berada dalam usaha negara, usaha koperasi, maupun usaha swasta yang secara bersama-sama memikul beban dan tanggung jawab atas pelaksanaan
pembangunan dan juga menerima kembali hasil-hasilnya.
Sejak zaman kolonial Belanda dunia usaha sudah berperan di Indonesia dengan wadah yang disebut Kamers van Koophandel en Nijverheid in Nederlandsch Indie
berdasarkan Besluit van den Gouvernur Generaal van Nederlandsch Indie van den
29sten October 1863, Nummer 18 (Staatsblad 1863 Nummer 144).
Setelah kemerdekaan Indonesia, kebutuhan adanya keikutsertaan dunia usaha
dirasakan pula oleh Pemerintah sehingga dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 1956 tentang Dewan dan Majelis-majelis Perniagaan dan Perusahaan yang dimuat dalam Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 17.
Dalam perkembangan selanjutnya Dewan Perniagaan dan Perusahaan dipandang
tidak sesuai lagi sehingga Pemerintah pada waktu itu mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1964 tentang Badan Musyawarah Pengusaha Nasional
Swasta yang sekaligus mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1956.
Berdasarkan Peraturan Presiden tersebut dibentuk Badan Musyawarah Pengusaha Nasional Swasta, yang selanjutnya disebut BAMUNAS, yang berkedudukan di ibu
kota Republik Indonesia dan mempunyai cabang di ibu kota daerah yang disebut BAMUNAS daerah. Tetapi, karena materi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1964
dinilai tidak sesuai lagi dengan suara hati nurani rakyat, maka dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1968 tentang Pernyataan Tidak Berlakunya Berbagai
Penetapan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia, Peraturan Presiden tersebut dinyatakan tidak berlaku.
Selanjutnya, dalam Pemerintahan Orde Baru, untuk meningkatkan peran serta
pengusaha nasional dalam kegiatan pembangunan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1973.
Untuk lebih meningkatkan keikutsertaan secara aktif pengusaha Indonesia,
diperlukan adanya satu wadah yang secara efektif mampu menunjang keikutsertaannya. Wadah demikianlah yang dikehendaki dan diatur di dalam
Undang-undang, selanjutnya disebut Kamar Dagang dan Industri sebagai suatu
lembaga ekonomi.
Berlandaskan pemikiran tersebut, adanya Undang-undang ini memberikan dasar
hukum yang jelas bagi keberadaan Kamar Dagang dan Industri.
Dalam Undang-undang ini diatur hanya hal-hal yang pokok saja, sedangkan mengenai susunan organisasi dan keanggotaan serta lain-lainnya yang bersifat
operasional, cukup diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya
yang disusun berdasarkan musyawarah pengusaha Indonesia.
Hal ini penting karena selain menjaga kekenyalan dan keluwesan Undang-udang ini
dalam menghadpi perkembangan keadaan yang berlangsung cepat juga tidak terlalu
membatasi ruang gerak organisasi tersebut.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Huruf a
Wadah pengusaha Indonesia dalam ketentuan ini diartikan sebagai perwujudan
keikutsertaan pengusaha Indonesia untuk mengembangkan kehidupan perekonomian nasional secara bersama atas asas kekeluargaan dalam upaya
mencapai tujuan Pembangunan Nasional.
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Dalam ketentuan ini pengertian Organisasi Pengusaha meliputi juga himpunan, persatuan atau kerukunan dari para pengusaha, yang didirikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya himpunan pengusaha muda,
persatuan pengusaha ekonomi lemah, dan kerukunan usahawan kecil. Organisasi Pengusaha tersebut dapat bersifat nasional, daerah, dan lokal yang dalam
kegiatannya tidak mencari keuntungan dan/atau laba.
Huruf f
Dalam ketentuan ini pengertian Organisasi Perusahaan meliputi juga asosiasi,
gabungan, perhimpunan dari perusahaan, yang didirikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, misalnya asosiasi perstektilan, gabungan perushaan elektronika, dan perhimpunan perhotelan dan restoran.
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Ketentuan ini dimaksudkan agar Kamar Dagang dan Industri benar-benar berswadaya dan mandiri, tidak terikat atau tidak merupakan organisasi kekuatan
sosial politik, atau tidak merupakan bagiannya.
Pengusaha Indonesia yang menjadi anggota Partai Politik atau Golongan Karya dapat menjadi anggota atau pengurus Kamar Dagang dan Industri, tetapi tidak dibenarkan
menyalurkan aspirasi politiknya dalam bentuk atau cara apa pun melalui Kamar
Dagang dan Industri.
Kamar Dagang dan Industeri bukan pula merupakan bagian dari Pemerintah.
Kamar Dagang dan Industri tidak melakukan kegiatan usaha dan karena itu tidak
mencari keuntungan materiel.
Pasal 6
Dalam ketentuan pasal ini dimaksudkan agar pengusaha Indonesia mampu memerankan fungsinya, antara lain, mempererat persatuan dan kesatuan serta
membina dan meningkatkan kemampuan profesional masyarakat dunia usaha Indonesia.
Ruang lingkup perdagangan, perindustrian, dan jasa dalam ketentuan pasal ini
adalah dalam arti yang luas sebagai kegiatan ekonomi yang mencakup komposisi produksi nasional.
Pasal 7
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Aspirasi dan kepentingan tersebut disalurkan dalam rangka mekanisme komunikasi dan konsultasi yang erat dan berkelanjutan, baik antara sesama pengusaha maupun
antara Kamar Dagang dan Industri dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
Huruf d
Pembinaan dan pengembangan kemampuan pengusaha Indonesia ditujukan
terutama kepada pengusaha menengah, kecil, dan pengusaha sektor informal.
Huruf e
Rumusan ketentuan ini ditujukan khusus dalam peningkatan kerjasama usaha yang
saling menunjang dan menguntungkan antara pengusaha besar, menengah, dan kecil dengan memperhatikan pengusaha sektor informal.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Dalam melaksanakan ketentuan ini, Kamar Dagang dan Industri senantiasa mengikuti kebijaksanaan Pemerintah.
Huruf h
Kamar Dagang dan Industri dapat menyelenggarakan promosi di bidang
perekonomian yang dilakkukan secara berencana dan terpadu, agar tidak terjadi tumpang tindih dengan promosi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan lembaga
ekonomi lainnya, sehingga dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saing barang-barang produksi Indonesia.
Demikian pula kegiatan di bidang analisis statistik dan pusat informasi usaha, benar-
benar dapat bermanfaat bagi dunia usaha nasional.
Huruf j
Ketentuan ini dimaksudkan agar setiap pembangunan yang dilakukan para
pengusaha yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap lingkungan hidup,
hendaknya mendasarkan pada Analisis Dampak Lingkungan.
Pasal 8
Bilamana terdapat perkembangan keadaan, serta kebutuhan, dan kemampuan yang
telah memenuhi persyaratan, Kamar Dagang dan Industri dapat diberi tugas tertentu yang lazimnya dilakukan oleh Pemerintah dalam pembinaan dunia usaha. Tugas
yang dapat diberikan, ditentukan oleh penilaian Pemerintah atas hal-hal tersebut
diatas.
Pasal 9
Penetapan dengan Keputusan Presiden atas organisasi yang dibentuk pengusaha
Indonesia sebagai Kamar Dagang dan Industri sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini bersifat pengakuan atas keberadaan (eksistensi) organisasi
tersebut.
Pasal 10
Ayat (1)
Ketentuan pasal ini memberikan hak kepada Kamar Dagang dan Industri untuk
mengatur dirinya sendiri dalam hal menentukan bentuk dan susunan organisasi, serta keanggotaan dan lain-lainnya atas dasar musyawarah.
Mengenai susunan organisasi dan kedudukannya serta hubungan antara Kamar
Dagang dan Industri pusat dan daerah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Udang-undang ini,
misalnya dalam melakukan kegiatan harus tetap memperhatikan ketentuan Pasal 7.
Mengenai keanggotaan dalam Anggaran Dasar diatur antara lain jenis dan kedudukan serta hak dan kewajiban, termasuk dalam kaitannya dengan peran
organisasi pengusaha dan/atau organisasi perusahaan.
Kamar Dagang dan Industri sebagai wadah pengusaha hendaklah benar-benar dirasakan dukungan dan manfaatnya secara umum bagi para anggotanya dan
sebaliknya dukungan aktif para anggota merupakan faktor yang penting bagi Kamar Dagang dan Industri. Oleh karena itu, mengenai keanggotaan diserahkan
sepenuhnya kepada pertimbangan pengusaha Indonesia yang bersangkutan.
Ayat 2
Yang dimaksud dengan:
a. usaha negara meliputi badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik
daerah (BUMD);
b. usaha koperasi ialah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian beserta peraturan
pelaksanaannya;
c. usaha swasta meliputi usaha besar, menengah, dan kecil.
Setiap pengusaha Indonesia yang berada dalam lingkup usaha negara, usaha koperasi, dan usaha swasta diberi hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi
anggota Kamar Dagang dan Industri.
Pasal 11
Pengertian pengawasan dalam ketentuan ini termasuk unsur-unsur pembinaan, antara lain, pemberian petunjuk, dorongan, dan bimbingan sehingga Kamar Dagang
dan Industri benar-benar dapat melaksanakan ketentuan Undang-undang ini dalam kegiatannya.
Pasal 12
Pencabutan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini merupakan upaya terakhir yang
dapat dilakukan setelah mendengar keterangan dari pengurus Kamar Dagang dan Industri dan setelah mendapat pertimbangan dalam segi hukum dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga pencabutan tersebut dapat dipertanggungjawabkan dari semua segi.
Pasal 13
Ayat (1)
Jangka waktu 1 (satu) tahun dirasakan cukup bagi pengusaha Indonesia untuk membetuk Kamar Dagang dan Industri sesuai dengan Undang-undang ini.
Pengusaha Indonesia yang telah bergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1973 diberi
prioritas untuk memprakarsai pembentukan Kamar Dagang dan Industri dengan
bimbingan Pemerintah. Ketentuan ini berarti bahwa setelah dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak berlakunya Undang-undang ini, Keputusan Presiden No. 49 Tahun
1973 tidak berlaku lagi.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas.
PRESIDENREPUBLIK INDON
KEruTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ITTAHUN 2O1O
]TNTANG
PERSFTI{UAN PERIIBAHAN
ANGGAMN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPI,JBLIK INDONESIA.
Menirnbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional
Khusus Kamar Dagang dan Industri tanggal ZS Apnl ZOIO
di Jakarb" telah ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri sebagai
pengganti Anggarun Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Kzmar Dagang dan Industri yang telah disahkan dengan
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2006;
bahwa atas perrnintaan Kamar Dagang dan Industri, dan
sesuai dengan ketentuan Undang-IJndang Nomor I Tahun
1987 tentangl(a,mar Dagang dan Industri, dipandangperlu
unfuk mengesahkan perubahan Anggamn Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga l(zmar Dagang dan Industri yang
baru tersebut dengan Keputusan Presiden;
Meng;ngat : 1, Pasal 4 ayat (1) Undang-Un dang Da.sar Ig4S sebagaimana
telah diabah dengan perubahan Keempat tJndang-tJndang
Dasar l94S:
2. Undang-undang...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2
Undang-undang Nomor I Tahun l9a7 tentang Kamar
Dagang dan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahvn 1.987 Nomor 8, Tambahsn l*mbaran Negara Nomor
s346);
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TDNTANG PERSffUJUAN pERUBAHAN
ANGGAMN DASAR DAN ANGGAMN RUMAH TANGGA KAMAR
DAGANG DAN INDUSTRI.
Pasal '1.
Menyetujui Wrubahan Anggaran Dasurr dan Angaran Frtmah
Tangga Kamat Dagang dan Industri hasil Keputusan
Musyawarah Nasional Khusus Kamar Dagang dan Industri
Nomor Skep/008,/Munassw,/N/IOLO,tanggal 25 April 2OIO dr
Jakarta, sebagaimana terlampb dalam Keputusan Presiden ini.
Pa$aI2
Dengan berlakunya lGputusan Presiden ini, Keputusan Presiden
Nomor 16 Tahun 2OOG tenfnng Persetujuan Perrfuahan
Arrggaran Da.sar dan Angg;aran F.nmah Tangga K,anar Dagang
dan lndusfi, dtcr;bttt dan dtnyaio,kan tidak berlaku.
Pasal 3....
t.
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
-3
Pasal s
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal drtetaphan.
Dibfa;pkandtJakzfia
pada bnggal 23 Agushts 2OlO
PRESIDEN REPI.JBLIK INDONESTA.
nd.
DR H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
C
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN PRESIDEN REPI,JBLIK INDONESIA
NOMOR : lTTAHttN 2010
TANGGAL : 25Agustus2OIO
ANGGARANDASAR
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
MI.IKADIMAH
Pengusaha Indonesia menyadad sedalam-dalamnya bahwa dunia usaha nasional yang
tangguh merupakan triang punggang perekonomian nasional yang sehat dan d.inamis
daLam mewujudkan pemerataan, keadilan dan kesejahteraan rakyaf, serra
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangv dalam upaya menrng!<atkan ketahanan
rasional dalam Wrcataran Wrckonomian regSonal dan furtenrasional.
Sesuai dengan amanat dan semangat pasal 83 lJndang-tJndang Dasar l94S sebagai
landasan konstifusional pembangtnan di bidang ekonomi, maka pengu..saha Indonesia
dengan dilandasi jiwa yang luhur, bersih, transpa ran, dan profesional, serta produktif
dan inovatif harus men-rbina dan mengembangkan kerja sanra sinergistik yang
seinrbang can selaras.. baik sektoral dan iintas-sekto ral, antar-skala, daerah, nasional
naupun internasional, dalam nngka mewujudkan iklim usaha yang sehat dan dinamis
unruk nrendorong penlerataan kesempatan berusaha yang seluas-lu asnya bagi duniausaha Indonesia dalam ikut serla melaksan akan pembanganan nasiortaL dan daerah dibidang ekonomi,
undang'undang Nomor 1 Tahtm lg87 tentang Kamar Dagang dan Industri
nrenetapkan bahwa seluruh pengasaha Indonesia dr bidang usaha negara, usaha
koperasi dan usata swasta secara bercama-sama membenfuk organisasi Kamar Dagang
dan Industri sebagai wadah dan wahana pembinaan, komunikasi, infornasi,representasi, konsultasi, fasilitasi dan advokasi pengasaha Indonesia, dalam rangka
mewujudkan dunia usaha Indonesia yang kuat dan berdaya saing hnggi yangbeftumpu pada keunggalan nyata sunrber daya nasional, yang memadukan secara
seimbang keterkaitan antar-potensi ekonomi nasional, yakni antar-sektor, antar-skala
txahar,,,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2
usaha, dan antal-daera1n.. dalam dimensi tertib hukum, etika bisnis, kemanusiaan, dan
kelestarian lingkungan dalam suatu tatanan ekonomi pasar dalam percabtran
perekonomian gJobal dengan berbasis pada L,ekuatzn daetah, sektor usaha, dan
hubttngan htar negei.
Atas berkat rahmat Tvhan Yang l\Laha Esa dan didorong oleh keinginan hthar, pam
pengasaha Indonesira dr bidang uwha negara, usaha koperasi dan usaha srasta sebagai
pelaku ekonomi, men)rusun Angamn Dasar dan Anggamn Rumah Tangga Yamar
Dagang dan Industri.
BAB I
KET'ENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan:
a. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia ya:ng memegang kekuasaan
penreitriahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud daLam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Daerah adalah
Gubernur, Bupatt, dan Walikota dan pemngJ<at daerah sebagai unsur
peny elenggar a pemerintah daerah,
b, Kamar Dagang dan Industri adaLah satr wadah bagi pengusaha Indonesia dan
mentpakan induk organisasi dari Organis asi Penxahaan dan Organisasi Pengusaha
yangberperan al:tif sebagai mitra Pemerintah dalam bidang perekonomian.
c. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum
yang menjalankan suafu jenis perusahaan,
d. Perusahaan adalah setiap benfuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus, didrrikan, bekerja, dan berkeAtd*an dt dalam
wilayah Negara Republik Indonesia sertz berfltjuzn memperoleh lcewttangan atau
manfaat dan/ atzu laba,
e. Usaha ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3
Usaha adalah setiap findakan, perbuatan, dan/atau kegSatan dalam bidang
perekonomian yang dilalrl.;Jr.an oleh setiap pengusaha dengan tujuan memperoleh
keuntungan ataa manfaat dan/ atau laba sesuai dengan asas pelaku ekonomi yang
bersangkutan.
Organisasi Pengusaha dengan sebutan Himpunan, Ikatan, Dewan Bisnis, Dewan
Kerja Sanra Bisnis, atau nama apapun yang sentpa, adalah wadah persatuan dan
kesatuan para Wngusalw, yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan
Wrataran perundang-vndangan yang berlaku atzs dasar kesamaan hrjuan, aspirasi,
shata kepengusahaan, abu ciri-ciri alannah terlentu, atau wadah konsultasi dan
komunikasi antatz pengavta Indonesia dengan pengumha as:l:rg dai suatu negara,
bersifat intenrasional, nasional abu daerah yang dalam kegpabrnya ber sifat ntrlaba,
dan nremiliki Anggaran Dasar dzn Angaran Frrmah Tangga yang sejalan dengan
Undang-Undang Nomor I Tahun 1987 tentungKamar Daga g dan lndustrl.
Organisasi Perusahaan dengan sebutan Asosiasi, Gabungan, ata;lt nama aqpvn
yanS serupa, adalah wadah persatuan dan kesataan dan pensahaan-perusahaan
Badan Usaha Milik Negara, Badan tJsaha Milik Daerah, Badan lJsaha Koperasi
maupun Badan UsaLn Swasta, atav wadah komunikasi dan konsultasi antara
Wrusr,haan Indonesia dan prumhaan asing dari sesuzrtu negararyang drdirikan secara
sah berdasarkan ketentuan prrafuran prundang-undangan yang Lr-rlal<u atas dasar
kesamaan jenis usaha, mab dagangan atav ja.e yang dthasilkan abtr yarrg
dtprdagang]<an,lrrrr/rfat nasional abapxr daemh, yarg daiam kegSakrwrya berrifat
ntrlaba, dan memiliki !$tgguan Dasat dan Rumah Tangga yang sejalan
denganUndang-Undang Nomor I Tahun L987 tentungKamar Dagang dan lrdustri.
Badan Usaha Milik Negara (BUMI\O adalah peraxhaan yang modal dan sa,hamnya
baik seluruhnya mavpun rr,bagran besar dimiliki oleh Negara, yang didirikan
berdasarkzn ketenfuan perafi)ran pen:rrdang- undangan yang berlak a,.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adaLah perusahaan yang modal dan sahamnya
baik seluruhnya mavpur. sebag1an besar dimiliki oleh pemerintah Daenh, yang
didirikan berdasarkan ketentuan Wratvran perandang-vndangan yang berlaku.
f.
h.
j. Badan...
fn
Ir
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
,
j. Badan lJsaha Koperasi adalah badan usaha yang berunggotakan orung
perseorangan atzu badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerd<an ekonomi ta,$at yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan, yang didirikan btdasrkan ketenfuan
pemtur an perundang-undangan yang berlaku.
k BaAan Usaha Swasta adalah perttsaha,an yang tidak termasuk BUMN atau BUMD
dan Badan Usaha Koperasi, yang diusahakan oleh orang Wtsc,otangan atau
sekelompok otarLg, yarrg didirikan br-rdosu;rkan ketentuan perataran per,xrdang-
wdanganyangberlaku,
l, Badan dan/ atau Lembaga adalah organisasi internal Ya nrar Dagang dan Industri
yang dibenfuk berdasa*an Wraturru,'r atau keputusan Dewan Pengurus l(amar
Dagan1 dan Industri Indonesia/Provinsi/l@bapaten/Yrota, dengan tujuan, fungsi
dan tugas tertentu dalam mngka pengembangan dunia usaha nasional dan/ atau
meningkatkan hubungan ekonomi dan dagang tnternasional.
m. Anggota Biasa, disingkat AB, adalah anggota Kamar Dagang dan Industri berstatus
an1gota penuh yang memiliki hak dan kewajiban sebagai AB terdiri atas pengsaha
atau perusahaan sebagaimana dimaksud pada hwwf c dan huruf d.
n. Anggota TercaIat, disingkat AT, adalah anggota Kamar Dagang dan Industri
berstatus an1gota tercatat yang belum memiliki hak dan kewajiban sebagai AB
terdiri atas pengusaha atau perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf c dan
hunrf d.
o. Anggota Luar Biasa, disingkat ALB., adalah organisasi pengusaha dan organisasi
pentsahaan yang menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri sebagaimana
dinraksud huruf f dan huruf g.
p. Anggota Luar Biasa Tercatat, disingkat ALVI, adalah organisasi pengu.vha atau
organisasi perusahaan yang belum memenuhi persyaratan sebagai Anggota Luar
Biasa lGmar Dagang dan Industri sebagaimana dimaksud pada huruf f dan
huruf g.
BAB II ...
BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KE\JA DAN WAKru
Pasal 2
Nama
(1) Organisasi ini bernama Kamar Dagang dan Industri, yang untuk selanjuhrya
disingkat Kadin.
(2) Kamar Dagangdan Industri pada tin9kat nasional dinamakan Kamar Dagang dan
Industri Indonesia, disingkat Kadin Indonesia, dan dalam bahasa Inggris disebut
Indonesian Chamber of Commerce and Industty, disingkat ICCI.
(3) Ibmar Dagang dan Indusri pada ttngkat provinsi dinamakan Kamar Dagang dan
Industri, disingkat Kadin, disertai dengan nama provinsi yang bersangkutan, dan
dalam bahasa Inggris disebul Chamber of Commerce and Industry, disingkat CCI
didahuLui nama provinsi di deparmya,
(4) liurmar Dagang dan Indusfri pada nngkat daeruh kabupaten/kota dtnamakan
Kamar Dagang dan Industri lbbwpaten/Kota, dising$at IGdin, diserlai dengan
nama kabupaten/kota yang bersangkutan, dan dalarn bahasa lnggns disebut
Charnber of Commerce and Industry, disingkat CC! didahului nama kabupaten/
kota di depannya,
Pasal 3
Tempat Kedudukan
(1) Kadin Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
(2) Kadtn provinsi berkedudukan di ibukota provinsi yang bersangkutan, atav di
salah saf,t pusat kegiatzn ekonomi di provinsi yang bersangkutan.
(3) Kadin kabvpaten berkedudukan di ibukota kabupaten yang bersangkutan, atau di
salah sattt pusat kegiatan ekonomi di kabupaten yangbervng]<utan.
@) l<adin kota berkedudukan di kota yang bersangkutan.
Pasal 4 ..,
a
I
Ir
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-6
Pasal 4
Daerah Kerla
(7) Daerah kerja Kadin Indonesia meliputi seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia.
(2) Daerah kerja Ikdin provinsi meliputi seluruh wilayah provinsi yang
bersanglantan.
(3) Daerah kerja Kadin labupaten/kotz meliputi seluruh wilayah kabapaten/kota
yang bersangkutan.
Pasal 5
Waktu
Kadin didirikan pada tanggal 24 September L968, dan berdasatkan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1987 tentang I(amar Dagang dan Industri ditetapkan sebagai sat.t-
sahrnya Kamar Dagang dan Industri, dan didinkan untuk jangka waktu yang tidak
ditenfukan.
BAB III
ASAS, LANDASAN, DAN TIIUAN
Pasal6
Asas
IQdin berasaskan Pancasila,
Pasal 7
landasan
IGdin berlandaskan:
Undang-Undang Dasar 79 45 sebagai landa*an konstitusional;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 te tarlg l<amar Dagang dan Industri
sebagai landasan struktural;
Program pemb ar.ganan nasional se,bagai landasan pemb a\gunan)
Keputusan Musyawarah Nasional Kadin sebagai landasan operasional.
Pasal 8 ...
a,
b.
d.
PRESIDENREPUBLIK INOON
Pasal 8
Tujuan
liurdin befiujuan mewujudkan dwia usaha nasional yang ktwt, berdaya cipta dan
berdaya satng dnggi, dalam wadah Kadin yang profesional di seluruh tingkat dengan:
a, membks dan mengembangkan kemampuan, kegatan dan kepentingan
pengasaha Indonesia, sertz memadrtkan secara seimbang keterkaitan anta*
potensi ekonomi nasional di bidang usaha negara, usaha koperasi dan usaha
swasta, antar-sektor dan antavskala, dalam rungfu mewujudkan kehidupan
ekonomi dan dunia usaha nasional yang sehat dan tefiib berdasarkan Pasal 33
U ndzng- U ndang D asar 1 I 4 5 ;
b. menciptakan dan mengemb ang$an iklim dunira usaha yang kondusif, bersih dan
transparan yang memungkintan keikutsertaan yang seluas-luasnya bagS
pengasatw Indonesia sehingga dapat berpe:ran setfu sesata efeltif dalam
pembangunan nasional datam tatanan ekonomi pa.nr dalarn percaturan
perekonomian global.
BABW
FL'NGSI.TUGAS POKOKDAN FNKA BISMS
Pasal 9
fungsi
Ikdin berfungsi sebagai wadah dan walwna komunikasi, informasi, representasi,
konsultasi, fasilitasi dan advokasi pengasaha Indonesia, antara para pengusaha
Indonesia dan pemerintah, dan antara pan pengavha Indonesia dan para pengasaha
asing, mengenai lwL-hal yang berkaitan dengan masalah perdaganga.n, perindustrian,
dan jasa dalam artt luas yang mencakup seluruh kegqatan ekonomi, dalam rung$a
membenfuk iklim waha yang bersih, transparan dan profesional, serta mewujudkan
sinergi seluruh potensi ekonomi nasional.
Pasal 10 ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-8
Pasal 10
Tugas Pokok
Untuk mencap ai tujuan sebagaimana dimaksud Pasal. 3 Undang'Undang Nomor 1
Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri, sefia Pasal 8 dan Pasal I Anggaran
Dasar,Yadin mempunyai tugas pokok sebagaimarut dimaksud Pasal 6, Pasal 7 danPasal
8 rJndang-rJndang Nomor I Tahun 7987 tentangKamat Dagang dan Industri, serta:
a. memfasilitasi penciptaan sinergi antar Indonesia daTam pemen*wn
kebutnhan stxrtber daya;
b, melaksanakan komunikasi, konsultasi dan advokasi dengan pemerintah dalam
rangka mewakili kepeningan dttnia usaha;
c. mewakili dunia usatw dalamberbagai forum penentuan kebijaJsanaan ekonomi;
d. nremfasilitasi pengembangan tangang jawab sosial perusahaan;
e. membudayakan etika bisnis dan tata kelola perusahaan yangbaik (good corporate
govern ance) dr Lalangan d;.xria usaha;
f. membina dan memberdayakan organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha
sehingga mampuberpemn opimal dalam pembangnan &mia asaha;
g. memberikan akreditasi kepada Organtsasi Perusahaan yang akan menerbitkan
sertifikat sesuai dergan kriteria dan prosedur yang ditetapkan Kadin Indonesia;
h. memberikan jasa-jasa layanan, dalam bentuk pemberian surat keterangan,
penengahan, arbiftase, dan rekomeridasi mengenai usaha pengusaha Indonesia
termasuk legalisasi swat-surat yang diperlukan bagp kelancaran usahanya;
i. melaksanakan tagas-tvgas yang dibenkan oleh pemerintah, serta
mempe{uangkan berbagai peLimpahan wewenanS sesuai dengan semangat dan
jiwa |Jndang-undang Nomor 1 Tahun 1987 tentzngl(amar Dagang dan Industri;
j. nreningkatkan efisiensi dunia usaha Indonesia dengan menyediakan pelayanan di
bidang informasi pengembangan usaha, solusi teknologi, Sumber Daya Manusia
(SDM), Manajemen Kendali Mutu (MKM), manajemen energi, lingkungan, dan
sebagainya;
k. mendorong tumbuh berkembangnya kewirausahaan dan wirausaha baru sefia
mengembang\<an bisnis, baik yang memiliki lingkup nasional, regional maupun
internasional.
Pasal I 1 ..
PRESIDENREPUBLIK INOONESIA
-9
Pasal 11
PembagSanPeran
untuk keefelr:tifa n pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaftsud Pasal 10 AnSEaJ€:rl
Dasar, pembagsan peran lGdin, Organisasi Perusahaan dan organisasi Pengasaha
aAalah sebagai berikut:
a. Kadin menangani h^l-hal yang bersifat lintas-sektoral betdasrlan prinsip asas
beimbang;
b, Organisasi Perasahaan menangari hal-hal yangbtsrfat sektorall
c. Organisasi Pengusaha menangari haI-hal yangbersifat kesanaan aspirasi'
Pasal !2
Etika Bisnis
Kadin memiliki etika bisnis sebagai tuntunan moral dan perilaku yang mengskat bags
para ang4otanya yang ditetapkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
ORGANISASI
Pasal 13
Bentuk
Kadin sebagai wadah pengasaha,, baik yangbergabung maupun yang tidak bergabung
dalam Organisasi Perusahaan dan/ atau Organisasi Pengasaha adalah organisasi yang
berbentuk kesatuan dan r,ersatuan,
Pasal L4
Sifat
IQdin bersifat mandiri, bt;Jran organisasi Pemerintah, bt;Jran organisasi politik
dan/ atar ndak merupakan bagiannya, yang dalam melakukan kegiatannya tidak
mencari keuntungan,
Pasal 15 ...
t.
PRESIDENREPUALIK INDONESIA
-10
Pasal 15
Stnrktur dan Hubungan Kerja
(1) organisasi Ikdin terdiri atas:
a, Di ttng$at nasional disebut Kamat Dagang dan Industri Indonesia, disingkat
IQdin Indonesia;
b. Di tingkat provinsi disebut lGmar Dagang dan Industri, disingkat I(adin, dan
disertai dengan nama provinsi yang bercangtollanl
c. Di tingkat kabupaten/kota, disebut I(amat Dagang dan Industri disingkat
Ifudin, dan disertai nama kabupaten / kota yang bersangkutan.
(2) Di tingkat nasional hanya aAa saht l(amar Dagang dan Industri, yaita l(a,dtn
Indonesia.
(3) Di setiap provinsi hanya ada satu Kamar Dagang dan Industri, yaitu lQdin
Frovinsi.
(4) Di setiap kabupaten/kota hanya aAa satu Kamar Dagangdan Industri, yaitu IGdin
Kabupaten/Kota,
(5) Kadin Indonesia, Ikdin Provinsi dan l6din \{abupaten/Kota bemAa daLam satu
gais hubungan jenjang dalam struktur organisasi.
(6) Kadin Indonesia bertanggang jawab alzs penyusunan dan pelaksanazn Program
Umum Organisasi sebagai Garis Besar Prcgram Tingkat Nasional sesuai dengan
Keputusan Musyawarah Nasional.
(7) Kadin Provinsi befianggang jawab atas penyusunan dan pelaksanaan Program
Umum Organisasi sebagai Garis Besar Program Tingkat Provinsi sesuai dengan
keputusan Musyawarah Provinsi y ang ber sangkutan,
(8) Ikdin Kabttpaten/Kota bertangga:ng jawab atzs pen)usunan dan pelaknnaan
Program Umum Organisasi sebagai Garis Besar Program Tingkat l(abvpaten/lbta
sesuai dengan keputusan Musyawarah l(abapaten/ l(clta yangbersang$utan.
(9) Dalam...
I'
PFTESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 11
(9) Dalam memperkuat dan memajukan dtmia usatta, bebetapa lGdin
Kabttpaten / Kota dapat melal<ukan penggabwtgan iika:
a. l/vrdin Labvpaten/kota penenmaan keuangannya |l;dak dapat membiayai
kegpatan organisasi sebagaimana dimaksud Pasal 1o lutggaran Dasarl
b,DaemhkerjaKadinyansbersaburtlrnerupakanlu|ayahperekonomianyang
sama"
c. l(ota bercda di dalam wilayah V'abupaten.
(10) Dalam mengembangka n dan memajukan dunia usaha di wilayah kerjanya,I(g;din
Provinsi menjalankan:
a. fungsi sebagai koordinator, pendorong dan fasilitator pening$atan
kemampuan IGdin KabuPate n/ Kota;
b. fungsi memberdayakan organisasi Penxahaan dan organisasi Pengusaha
sehingga mampu berperan optimal dalam pembang'tnan dwia usaha di
tingkat provinsi.
(11) Datam mengembani$an dan memajukan duna usaha dt wilayah keqanya, Kadtn
llabtpaten/Kotamenjalankan:
a. fungsi pmbinaan petwsahaan/pengasaha berdasarkan sektor ekonomi/
bidang usaha dalam h,emngsa pembangunan duna usaha di tingkat
kabupaten/kota;
b. fungsi memberdayakan Organisasi Perasatnan dan organisasi Pengusaha
sehingga mamp:u berperan opfirr.a'l dalatn pembangttnwt &trua usaha di
ingkatkabupaten/kota.
Pasal 16
Perangla.t
(l) Perangkat organisasi l&din Indonesia terdiri atas:
a. Musyawarah Nasional;
b. Dewan Penasehat Kadin Indonesia;
c, Dewan Petttmbangan lGdin Indonesia;
d Dewan Pengurus Kadin Indonesia;
(2) Perangkat'
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-12
(2) Penngkatorganisasi IGdin Provinsi danlbdinlhbvpaten/Kota terdiri atas:
a. Musyawarah Frovinsi/Kabvpaten / l(otai"
b' Dewan Penasehat lGdin Provinsi /lhbvpaten/Kota' sesuai dengan kebutuhan
daerah;
c.DewanPertimbanganlkdinProvinsi/|bbupaten/Kota;
d. Dewan Pengurus Kadin Provinsi /lbbupaten/l(da'
(3) Dewan Pertrmbangan dan Dewan Pengurus setiap tingkat diangka't dan
diberhentikan oleh dan bertangio,,'g jawab kepaaa Musyawarah Nasional/
Provinsi/Kabup aten/Kota masing-masing ' yalg teta catarlya betdasarlan
Anggaran Dasat dat Anggann Rumah Tangga'
Pasal 17
MusYawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional, disingkat Munas' adalah petangkat organisasi lkdin
Indonesia sebagai Tembaga perwakilan ar14ot^ dan mervpakan lembaga
kekuasaan tertinggi lbdin'
(2) a. Munas diselenggarakan sahr kali dalam lima tahun oleh Dewan Pengurus
Ikdin Indones ia dan peraksanaanrya paring cepat dtn btaan seberum dan
paling lambat dua bulansesudah masa jabatankepengurusannya berakhir'
b. Dewan Pengurus Kadin Indonesia memberitahuka n secara tertulis rencana
penyelen5Saman Munas selambat-lambatnya dua bulan sebelum
pelaksanaannya kepada penngkat organisasi Ikdin Indonesia' Kadin Provinsi
dan Anggota Lvar Biasa Kadin Indonesia'
(3) Munas dihadiri oleh peserta dan peninjau'
(4) Peserta Munas terdiri atas:
a. AnSSota Biasa yang diwakili oleh utusan AnSSota' yaitu:
a.l. PataKetua Unum Dewan Pengurus lbdin Provinsi secata ex-officio'
a.2. lJrr)san anSSol;- provinsi yang dipilih dalam Rapat Dewan Pengurus
I*ngkap lQdin Provinsi yang dtagendakan khusus untuk itu menjelang
Munas, sebanYak dtn orung;
b. An88ot4 "'
f,
'I
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-73
b, Anggota Luar Biasa yang diwakili oleh ufusan Organisasi Petusahaan dan
Organisasi Pengusaha TinSk4t Nasional yang dipilih melalui konvensi
menjelang Munas, dan dtatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
c. Dewan Penasehat Kadin Indonesia;
d. Dewan Pertrmbangan lGdin Indonesia; dan
e. Dewan Pengurus lGdin Indonesia.
Peserta sebaga.imana dimaksud hurul a danb adalah Peserta Penth.
Peserta Munas harus memiliki l(a;rtu Tanda Anggota Biasa (KIA-B) Y'.adtn yang
masih berlaku.
(5) Ketentuan mengenai Peninjau Munas diatar dalam Anggaran Rumah Tangga.
(6) Hak peserla Munas:
a. Peseria Penuh sebagaimana dirnaksud ayat (4) huruf a dan huruf b
mempunyai hak suara,hakbican, dan hak dipilih;
b. Dewan Penasehat lGdin Indonesia mempunyai hak bicara dan hak dipilih;
c. Dewan Pertimbangan lGdin Indonesia mempunyai Lo,kbicara dan hak dipilih;
d. Dewan Pengurus lGdin Indonesia mempunyai hakbicaru danhak dipiLih.
(7) Kewajiban peserta Munas adalah menaatr dan melaksanakan semua ketentuan
Anggaran Dasar dan lvggaran Rumah Tangga serta tata l.ertib dan kefentuan-
ketentuan lain mengenai penyelengg;araan Munas, sepanjang tidak bertenbngan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(8) Munas mempunyai wewenang:
a, menetapkan dan mengesahkan penyempurnaen atau perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan/ atau mengamanatkan
penyelenggaruan Munassus untuk menetapkan penyempunaan atau
pentbahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanggal
b. memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungSawaban atas
pelaksanaan Ptogram Umum Organisasi, keua4gan, dan petbendahaman dai
Dewan Pengurus Kadin Indonesia serta pertanggungiawaban pelaksanaan
lrryas dari Dewan Penaselwt dan Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia;
c. menetapkan ,..
PRE9IDENREPUBLIK INDONESIA
-L4
c. menetzrpkan Program Umum Organisasi sebagai Garis Besar Prcgralr:.
Organisasi Tingkat Nasional;
d. nrenetapkan kepuhrsan untuk menyelesaikan pertnasalahan organisasi dan
nrasalah-masalah penting lainny a;
e. memilih dan mengangkat Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan, dan
Dewan Pengurus Kadin Indonesia.
(9) a. Pemilih an dan pengang$atan Dewan Penasetat, Dewan Petltmbangan, dan
Dewan Pengurus Kadin Indonesia sebagaimarn dimaksud ayat (8) huruf e
dilakukan melal:uii sistem pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin
Indonesia yang sekaligus merungSap ketua formatur , dan empat orang anSSotA
forrnatur.
b. Fonnatur sebagaimana dimaksud huruf a diberi kepercayaan dan wewenang
untuk memilih dan menetapkan Dewan Penasehat, Dewan Pertinrbangan dan
Dewan Pengurus Kadin Indonesia.
c. Dewan Pertin.rbangan dan Dewan Pengurus Kadin Indonesia dipilih dengan
mengutarnakan nama-nama dan daftar nama calon yang disusun oleh Dewan
P ertimbangan lGdin Indonesia.
d, Tatzcara pemilihan Dewan Penasehat, Dewan Perttmbangan, dan Dewan
Pengurus Kadin Indonesia diatw dalam Anggaran RwnahTangga,
( 1 0) Munas dinyatakan mencapai kuorum dan sah jil<a dihadirr oleh lebih dari sant per
dua dari jumlah Peserta sebagaimana dimaksud ayat @) huruf a danhuruf b dan
keputusannya dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggoia jika disepakati
secara musyawanh atau oleh suara terbanyak dari peserla yang plilVa hak suzra
yanghadir dalam Munas.
(11) Jika kuorum tidak tercapai, maka Munas ditunda paling lama dua jam,
(12) a. Jika, sesudah penundaan sebagaimana dimakud ayat (L1) kuorum belum juga
terc,apai tebpi dthadin oleh sekuung-kurangnya satu per tiga dari jumlah Peserta
Pewth sebagatmana dimaksud ayat (4) huruf a danfuJlltf brmal< M1lll.as E@p
dilangsungkan dan semua keputusan yang dianrbil adaJah sah dan mengjlat
organisasi dan anggota jika disepakati secara muElawarah abu oleh santerbanyak dari peserb yangpunya hak suan yarghadir dalam Munas.
b. Jika...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- lJ
b, Jika sesudah penundaan sebagaimana dimaksud ayat (ll) yanghadir kurang
dari satu per ttga dai jamlah peserra penuh sebagaimana dimaksud ayat (4)
lruruf a dan huruf b, naka Munas ditunda palinglama tigabubn,dan Dewan
Pengurus Kadin Indonesia segera menjadwalkan kembali penyelengaraan
Munas dan mengirimkan pembeitahuan dan undangan kembali menghadiri
Munas kepada peserta dan peninjau Munas.
c. Jika sesudah penttndaan sebagaimana dimaksud huruf b kuorum ndak juga
tercapai, maka Munas tetap dilangsungkan dan semua kepufus an yang diambil
adalah sah dan mengikat organisasi dan anggota jika disepakati secara
nrusyawarah atau oleh suara terbanyak dari peserta yang punya hak suanyanghadir dalam Munas,
(13) Khusus untuk penyempuft.man atzu perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah rangga, Munas dinyatakan mencapai kucirum dan sah apabila dihadirioleh sekurang-kurangnya dua per nga dat', jumlah peserta penuh rebagaimana
dimaksud ayat (4) hurul a dan huruf b, dan keputusannya dinyatzkan sh dan
mengikat organisasi dan anggota jika disepakaii *cara masyawarah ab.'u oleh
suata terbanyak dai peserta yangpunya lwk suam yanghadrr dabm Munas.
Pasal 18
Musyawarah Nasional Luar Biasa
(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa, disingkat Munaslub, adalah Munas yang
diseLenggarakan di luar jadwar berkara Munas untuk meminta
pertanggangsawaban Dewan pengurus l&din Indonesia mengenar pelanggaran-
peLanggaran prinsip atas Anggaran Dasar dan Artgg;aranRumah Tangga dan/ ataupenyelewengan-penyelewenga n keuangan dan perbendatwraan organisasi oleh
Dewan Pengurus Kadin Indonesia, dan/ abu tidak berfungsinya Dewan pengurus
Kadin Indonesia, setingga ketentuan-ketenhtan Anggiaran Dasar dan Anggaran
Runrah Tangga dan/ atau keputusan-kepufusan Munas tidak terraksana
sebagaimana mestinya.
(2) Munaslub.,.
t-
Q)
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-16
Munaslub sebagaimana dimaksud ayat (l) diselenggaraka n berdasarkan
permintaan sekurang-kurangnya satu per dua jumlah lGdin provinsi dan satu per
dua dan jumlah Anggotr Luar Biasa Tingkat Nasional yang mengikuti Munas
terakhir sesudah melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Dewan Pengurus Kadin Frovinsi dan Pengurus Organisasi pensahaan dan
Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud ayat (2)
berdasarkan kepufusan rapat Devtan pengurus l&din provinsi, serta pengurus
Organisasi Pentsahaan dan Organisasi pengusaha Tingkat Nasional masing-
masing memberikan petingatan terhrlis terlebih dahulu kepada Dewan
Pengurus Kadin lndonesia abs tLal-hal sebagaimana dimaksud ayat (l)sekaligus memberikan batus wakta paltng bma tiga puluh hari untuk
memperbaikinya.
b. Jika setelah batas wakttt sebagaimana dimaksud huruf a pingatan tersebut
tidak diindahkan oleh Dewan pengurus lGdin hdone sia, maka Dewan
Pengurus lGdin Provinsi serta pengurus Organisasi perusahawr dan
organisasi Pengusaha Tingkat Nasional memberi penngatan terhrlis kedua
dengan memberikan batas wal<tu pabng lamz tiga puluh hari untuk
memperbaikinya.
c. Jila setelah batzs wal<J;; sebagaimana dimaksud huruf b Dewan pengurus
IGdin Indonesia nde"k juga mengqndal*annya, maka Dewan pengurus Kadin
Provinsi serla Pengurus organisasi perwahaan dan organisasi pengusaha
TinSkat Nasional sebagaimana dimaksud ayar (2), berdasarkan keputusan
rapat Dewan Pengurus Ibdin Prcivinsi dan pengurus organisasi perusahaan
dan organisasi Pengusaha masing-masing terlebih dzhulu baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama, dapat mengajukan permintaan untuk mengadakan
Munaslub.
a' setiap Dewan Pengurus lQdin Provinsi serta pengurus organisasi perusahaan
dan Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang meminta diadakannya
Munaslub dapat menaik kembali permintzannya jika yang bersangkutan
berpendapat telah terjadi kesalahan dalam penilaian atas Dewan pengurus
Kadin Indonesia.
(3)
b. Dewan ...
|',
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 1.7
b. Dewan Pengurus IGdin provinsi serta pengurus organisasi perusahaan dan
organisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang menarik kembali permntaan
diadakannya Munasrub sebagarrnana dimaksud huraf a, ndak drtn,narkan
mengulangi permintaan atau ik t meminta dtadakawrya Munaslub unfukalasan kasus yang sama.
(4) Dewan Pengurus lGdin provinsi serta pengurus organisasi perusahaan danorganisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang meminta diadakannya Munaslub
menjadi penyeLenggar a dan penanggangSawab Munaslab,
(5) Penyelenggara dan penanggangtrawab Mw.*sLub mempersiaplan tata tertib yangjuga memvat tata cara penyampaian pendapat. dan penrraran a?.s hal-hal yang
telah dilakukan oleh Dewan pengurus lGdin Indones ia, yang dtanggap b,rahmenyimpang dan/ atau tidak sesuai dengan Arggaran Dasar dan Anggata'.Rumah Tanga., dan atas penyelewengan-penyelewengan keuanga:n danperbendaharaan organisasi dan/ ataa' ndak berfungsinya Dewan pengurus lkdinIndonesia sebagaimana mestinya.
(6) Keputusan-Keputusan Munaslub mengikat organisasi d,an anggota.
(7) Peserta Munaslub terdiri atas:
a. Anggolz- Biasa yang diwakili oleh utusan Anggota, yaiht:
a,l, Para Kefua umum Dewan pengurus I(adin provinsi secara ex-officiqa.2. utusan anggota l&din provinsi yang dipilih dalam Rapat Dewan pengurus
bngkap Kadin provinsi yang diagendakan khusus untuk itu menjelang
Munaslub, sebanyak dua orang;
b. Anggota Luar Biasa yang diwakili oleh utusan organisasi perusahaan danorganisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang dipilih melalui konvensi
menjelang Mun aslub, dan diatur dalam Anggann Rumah Tangga;
c. Dewan Penasehat Kadin Indonesia;
d. Dewan Pert'tmbangan l&din Indonesia; dan
e. f)elvan Fengurus lkdin Indonesia.
Peserb sebagainrana dimaksud ayat (Z) huruf a danb adajahpeserta penuh. peserla
harus memiliki r<ar'tuTanda Anggo@Biasa (KTA-B) r{,din yang masih berlaku.
(8) Pada...
I
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-18
(8) Pada Mun aslub ttdak ada penugau.
(9) Hak peserta Mr.rnaslub:
a. Peserta Penuh sebagaimana dimaksud ayat (Z) huruf a dan haruf bmempunyai hak suara,hakbicaru dan hak dipitih;
b. D ew an Penasehat Kadin Indonesia mempunyai to,k bicata dan hak drpirrh;c' Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia mempunyai hak bican dan hak dipilih;
dan
d, Dewan Pengurus lGdin Indonesia .mempunyai
twkbicaradan hak dipilih.(10) Kewajiban peserta Munasrub adalah menaati dan meraksanakan semua ketenruan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta tata tertib dan ketenruan_ketenfuan lain mengenai penyelenggaraan Munaslub sepanjang tidakbertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran RvmahTangga.
( 1 1) Munaslub mempttnyaiwewerurng:
a' rnenilai, menerima dan mengesahkan atau menolak pertanggangsawaban d,an/atau KneEa Dewan pengurus lGdin Indonesia;
b. jika pertanggu n$awaban dan/ atav kinerja Dewan pengurus Kadin Indonesiasebagaimana dimaksud huruf a ditorak at,'u fidak diterima, maka Munaslubdapat memberhentikan Dewan penasehat, Dewan pertrmbangan, dan DewanPengurus IGdin Indonesia;
c. dalam ha| terladi seperfi tersebu t pada hurur b, maka Munasrub segera merak-sanakan pemilihan dan pengang$atan Dewan penasehat, DewanPertinbangan, dan Dewan pengurus Iedin Indonesi a yangbarumelalui sistempemilihan dengan cara sebagaimana dimaksud pasal L7 ayat (9).
(12) Munaslub dinyatakan mencapai kuorum dan sah j*a. dihadtioleh lebih dan satuper dua dan jumlah peserta penuh sebagaimana dimaksud ayat (T) hun-tr a danhuruf b, dan keputusannya dinyatakan sah dan mdngikat organisasi dan anggowjika disepakafi secara musyawarah atau oreh suara terbanyak dan pserta yangpunya hak suara yangllaldir dztam Mwwslab.
(13) Jika kuorum tidak tercapairmaka Munasrub drtunda partngrama dtz- jam.
o4) Apabila sesudah penundaan tersebut ayat (r3) kuorum belum juga tercapai, makaMunaslub drnyatakan batar dan permintzan untuk mengadakan Munasrubdinyatakan gagur.
Pasal 19...
t.
(1)
(2)
PRESIDENREPUBLIK INDONEgIA
-L9
Pasal 1 9
Musyawarah Nasional Khusus
Musyawarah Nasional Khusus, disingkat Munassus, aAalah Mvnas unfak
menetapkan dan mengesahkan:
a. pentbahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; atau
b, pembttbaran organisasi.
a. Munassus untuk menetapkan dan mengesahkan perubahan Anggamn Dasar
dan Ang3gran Runah Tangga sebagaimana dknaksud ayat (l) huruf a
diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Kadin Indonesia berdasarkan amanat
Munas atau perrnintaan/persetujuan dari sekurang -krangnya dua per trga
jumlah IGdin Provinsi dan dua per tiga jtxrl|.iah Anggota Luar Biasa Tingkat
Nasional yang mengikuti Munas terakhir.
b. Munassus unfuk menetapkan dan mengesahkan pembubaran organisasi
sebagaimana dimaksud ayat (l) huruf b diselenggamkan oleh Dewan
Pengurus lGdin Indonesia berdasarksn permintaan dari sekurang-kurangnya
dua per nga jmlah lGdin Frovinsi.
Peserta Munassus terdiri atas:
a. AnggotaBnsayangdiwakili oleh utusan Anggota, yaitu:
a,7. Para Ketua Umum Dewan Pengurus lGdin Provinsi secara ex-officio,
a.2. Uhtsan anggota provinsi yang dipilih dalam Rapat Dewan Pengurus
I*ng$ap l(adin Provinsi yang dtagendakan khusus untuk itu menjelang
Munassw, sebanyak dua orang;
b, Anggota Luar Bia.sa yang diwakili oleh ufusan Organisasi perusahaan dan
Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang dipilih melalui konvensi
menjelang Munassus, dan diatur dalam Angg;amn Rumah Tangga.
c. Dewan Penasehat Kadin Indonesia;
d. Dewan Perirtbangan lGdin Indonesia; dan
e, Dewan Pengurus lGdin Indonesia.
Peserta sebagaimana dimaksad ayat (g) huruf a dan b adalah peserta penuh.
Pesertra harus memiliki Karts Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin yang masih
berlalat
(3)
(4) Peninjau.,.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-20
(4) Peninjau pada Munassus:
a. unfuk perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebag imana
dimaksud ayat (ll huruf a, ketenfuan mengenai peninjau Munassus sama
dengan ketentuan peninjau Munas sebagairnana dimaksud Pasal 77 ayat (5);
b. untuk pembubaran organisasi sebagaimana dimaksud ayat (l) huruf b, tidak
ada peninjau Munassus.
(5) Hak peserta Munassus:
a. Peserta Penuh sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a dan hurtf b
mempunyai hak suara dan hakbicara;
b. Dewan Penasehat IGdin Indonesi a mempunyai hakbicam;
c. Dewan Pert'tmbangan Kadin Indonesia mempunyai hakbican;
d. Dewan Pengurus Kadin Indonesia mempunyai hakbican;
serta hak-hak lainnya yang ditetapkan dalam tata lr;rnb dan ketentuan-ketentuan
Lain mengenai penyelenggaraan Munassus sepanjang lidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(6) Kewajiban peserta Munas sus adabh mertaatt dan melaksanakan semua ketentuan
Anggaran Dasar dan Arrggarun Rumah Tangga serla |ata tertib dan ketenfuan-
ketentuan lalu:r mengenai penyelenggaraan Munassus, wpanjang ndek
bertentangan dengan Anggamn Dasar dart Anggaran Rumah Tangga.
(7) a. Munassus untuk Wrabahan lnggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dtnyatakan mencapai kuorum dan sah jilrv- dihadn oleh sekurang -kuratgnya
dua perttga dan }amlah Peserla Penuh sebagaimana dimaksud ayat (g) fuirul a
danhurufb.
b. Munassus untuk pembubaran otganisasi dinyatalan mencapai kuorum dan
sah jika dihadiri oleh seluruh Peserta Penuh sebagaimana dimaksud ayat (31
huruf a dan hvwuf b.
(8) Apabila kuorum trdak tercapai maka Munassus dapat drtunda palirrg lama 2 (dw)
iam.
(9) Apabila...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2L
(9) Apabila sesudah penundaan sebagaimana dimaksud ayat (8) kuorum belum juga
tercapai, maka Munassus dinyatal<an batal dan petmintaan vntuk nengadakan
Muna.ssus diny atakan gtgal.
(1O) a. Keputusan mengenai Wnyempwrraan atav'ptubahan Angguan Dasar dan
Anggaran Rttmah Tangga harus disepakati secara musyawarah atan oleh suara
terbanyak dari pesefia penuh yang hadir dalatu Munassus setelah Munassus
dinyatakan mencapai kuorum dan vh sebagaimana dimaksud ayat Q) huruf a.
b. IGputusan mengenai pembabaran organisasi harus disepakati oleh seluruh
pesefta yang mempunyai hak suara yang hadir dalam Munassus setelah
Munassus dinyatakan mencapai kuorum dan sah rebagaimana dimalsud ayat
(D hurufb.
Pasa|20
Dewan Penasehat lGdin Indonesia
(1) Dewan Penasehat adalah penng$at organisasi Ikdin Indonesia yang dipilih dan
diangkat oleh Munas,
(2) Dewan Penasehat beranggotakan tokoh-tokoh dunra usalla nasional dan
masyarakat yang dtarggap mamplu memberikan pemikiran-pemikiran dalam
r angl<a pengembangan perekonomian Indonesia,
(3) Dewan Penasehat terdtn atas seoranS Keita dan beberapa Walcil Kefua serla
sejumlah anggota yang jumlahnya sesuai kebutuhan.
(4) Dewan Penasehat lGdin Indonesia dalam melaksanakan tugasnya berlanggung
jawab kepada Munas.
(5) Tugas dan Wewenang Dewan Penasehat \G;din Indonesia:
a. nremberikan nasehat mengenai perkembangan ekonomi baik diminta rnaupvn
tidak, dalam mngka pening]<atan daya saing ekonomi nasional sebagai
masukan dan usulan kepada Dewan Pengurus Kadin Indonesia sesuai
kebutuhan.
b. Dewan ...
t.
b.
o.",JlFulf,55r.",o-22
Dewan Penasehat menyampaikan analisis perkembangan ekonomi setiap akhirtahun dan prediksi perkembangan ekonomi tahun berikuhrya kepada DewanPengurus Ibdin Indonesia.
nrenyampaikan sara'.-saran untuk penyusuna n rancangan Kebijakan Umumdan Rencana lGrja Organisasi, khususnya yang menyangkut perkembangan
ekonomi kepada Munas.
menyampaikan saran x,bagai bahan unfuk penyusunan rancangan program
kerja tahunan, khususnya menyangkut perkembangan ekonomi kepada papat
Pimpinan Nasional.
bekerja secara kolektif yang tata cara\ya ditentukan dan drsepakatt daramrupat Dewan Penasehat Kadin trdonesia.
Dewan Penasetat Kadrn Indonesia menyelenggarakan rapat-rapat sesuai
kebuttthan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali, satu diantaranya
diselenggarakan sebelum Rapat pimpinan Nasional dan Musyawanh Nasionar,
Dewan Penasehat Kad.* Indonesira dapat merak*an rapat konsultasi dengan
Dewan Pengurus Kadin Indonesia unhtk mendapat penlelasan yangdiperlukan.
I.
Pasal 2l
Dewan perfimb angan Kadin Indonesia
(1) Dewan Pertrmbangan Kadin Indone sia adarah perangkat organisasi Kadin
Indonesia ya'g terdiri atas peraku ekonomi dan wakil pengusaha provinsi yang
dipilih dan diangkat oleh Munas/Munaslub melalui sistem pemilihan
sebagaunarn dimaksud pasal 1,7 ayat (g).
(2) Dewan Perttmbangan Ikdin Indones ia beranggotakan pelaku-pelaku ekonomiyang menya\urkan aspirasi ketiga unsur pelaku ekonomi, yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan ditambah unsur pengusaha provinsi dari sehap
Kadin Provinsi, yang masing-masing diwakili secara ex-officiooleh Ketua Dewan
Pertimbangan Kadin provinsi.
(3) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-23
(3) Dewan Perfrmbangan Iedin Indonesia dipimpin oleh seorang lirlhta dan empat
orang wakil Ketua, terdiri dari unsw Usaha Negara, unsur Usaha Koperasi, unsurusaha swasta, dan unsur pengusaha provinsi dan jika diperlukan dapat ditambah
sesuai dengan kebutuhan.
(4) Dewan Perttmbangan Kadin Indonesia dalam melaksanakan tugasnya
ber:tanggang jawab kepada Munas.
(5) Tugas dan wewenang Dewan perlinbangan lG_din Indonesia:
a. nrelakukan pemantauan terlwdap peraksanaan Artgaran Dasar dan Anggaran
Rtxnah Tangga dan Keputusan-Kepufusan Munas;
b. menilai dan mengusulkan penyempurn aan dan/ atau penelitian rebth lanjutatas laporan ker1a, keuangan, dan prbendahaman yang diajukan oleh Dewan
Pengurus Ikdin Indonesia;
c. nrelakukan pemantauan terhaaap dinamika Anggota Lvar Biasa agar tetap
sejalan dengan Kebijaksanaan umum Kadin dan memberikan pertimbangan
dan saran kepada Dewan pengurus Kadin Indonesi a mengenai pembinaannya;
d. nrenyampaikan pertimba ngan dan sann kepada Dewan pengurus Kadin
Indonesia baik diminta atz\tpun tidak mengena i hal-hal yang menyangkut
dunia usaha dan organisasi;
e. nrelakukan pengamatan dan penilaian atas pela!<sanaan bisnis yang bersih,
transpara\, profesional dan ettka bisnis oleh durua usaha dalam lingkup
nasional, regional, dan internasio rwr serta menyampaikan hasiL penlraian dan
saran-tindak kepada Dewan pengurus lGdin Indonesia;
f. menyampaikan pefirmbangan dan satan sebagai bahan untuk pen)rusunan
rancangan Program Umum organisasi kepada Munas, setelah menampung
aspirasi dan Anggota Luar Biasa dan pengasaha provinsi;
g. nrenrfasilitasi penyelenggaraan konvensi Anggota Luar Biasa untukmenetapkan utusan organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha Tingkat
Nasional pada Munas, Munaslub, dan Munassus sebagaimana dimaksud pasal
1.7 ayat (4) huruf b, Pasal 18 ayat (7) huruf b dan pasal t9 ayat (3) huruf b,sesuai ketenfuan yang diatur dalam Anggnan ktmah.tanggai
h. menlrusun ...
PRESIDENREPUBLIK INDONEgIA
-24
h. menyusun daf\ar nama ca|on Dewan Pet1atttbarrga:n Kadjn |ndonesia dan
DewanPensuruslbdinlndonesiadar'rAnggofuBiasaKadinsesuaidengan
ketentuan Pasal t huruf m yang memiliki K[A-B yang berlaku yang dicalonkan
atavpun mencalonkan diri sesuai .ketentuan Pasal 32, dan menyamput'zrnya
kepada Munas.
(6) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud ayat (5),
DewanPertimbanganlQdinlndonesiadapatmemberikansaranmengenai
pelaksanaan kebijaksanaan organisasi, Anggann Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga,, dan mengenai pelaksanaan Keputusan-Keputusan Munas kepada Dewan
Pengurus Kadin Indonesia.
(7') Dalam melaksanakan tagas dan wewenanS sebaSaimana dimaksud ayat (6),
Dewan Pertimb angan Kadtn Indonesia dapat membentuk komisi-komisi dan dan
di antara anggota Dewan Pertimba ngan l(adin Indonesia yang menjadi mitra kerja
yangbercamaan dari Dewan Pengurus Kadin Indonesia.
(8) Dewan Perttmbangan Kadin Indonesia bekerla secara kolektif yanS tata catanya
ditentukan dan disepakati oleh dan dalan rapal pleno Dewan Pertimbangan lkdin
Indonesia yang diadakan menurut kebufuhan dengan ketentuan sekurang-
laarangnya satu kali setahun.
(9) Penampungan aspirasi sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf f dilakukan dengan
mengadakan konsultasi atau rapat-tapat dengan Anggota Luar Bnsa, yaitu
Organisasi Perusahaan yang keanggotaannya terbuka bagtr Badan Usaha Milik
Negara, Badan llsaha Koperasi dan Badan Usaha Swasta, dan Organisasi
Pengusaha Tingkat Nasional dan Pengasalw Provinsi.
(10) Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia menyelenggatakan rapat pleno
tahunannya sebelunr diselenggarakatvrya Fg,pat Pimpinan Nasional, untuk
menyusun saran'satan yang akan Caaj'akan pada Rapat Pimpinan Nasional
tersebut.
(11) Rapat pleno Dewan Perfirnbangan lGdin Indonesia dtrryatzkan mencapai kuorum
dan sah jika dihadiri oleh lebih dan satrt pet dua jumlah arrgotanya dan
kepuhrsan dinyatakan satr dan mengikat anggof,'nya jika disepakati oleh suara
terbanyak dai anggota y ang hadtr.
(ID APabrla "'
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-25
(lD Apabila kuorum tidak tercapai, maka sidang pleno ditunda palinglama dua kaLi
30 (figa puluh) menit.
(13) Apabila sesudah penundaan sebagaimana dimalcsud ayat (12) kuorum ndak juga
tercapai tetapi dihadrri oleh sekurang -kurangnya sahr per tiga jumlah
anggolanya, maka sidang pleno tetap dilangsungkan dan semua keputusan yang
diambil adalah sah.
(14) Rapat pleno Dewan Pert'tmbangan Kadin Indonesia untuk pelaksana n fitgas dan
wewenang sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf f dan huruf g, dilaksanakan
sebelum peny elenggaruan Munas/Munaslub/Munassus.
(1)
Pasal 22
Dewan Pengurus lGdin Indoresia
Dewan Pergurus I(adin Indonesia adalah pranfut orgatdsasi l<afun Itdorsia darr
merupakan pimpinan |ertinggi Igdirt mewakili organivsi keluar deu:.ked ano dngan rrtas
kepengurusan lima bhuqyang dipilih dan diangkat oleh Munas/Munaslub melalui
sisiem pemilih an sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (9) terdiri &ri pengurus
Haian, Pengurus Harian l*ngTap, dan Pengurus kngfup.
(2) a- Penguus Harian I<admlndorsia adaJah Perangl@t De.unn Pergurus l{adin krdonesia yarg
Edllr: daxrK*nUmum &n Pa:a Walol IGfua Unuln
Pergunx llai:rinlrrrfup lQdin Indcnesia adalahPerzutglrzo- Deumn Perguns Ikdin
Indonesia yrg tudiri dar'Pagamsllarjian Kadin Indonesia dan Para Komiie Tetap langjwdafmla disesuaikan menund k#ufuharu
Pengurus Lenfup Kadin Irdmesia afuJah Pewtfut Deuan Pergmus lGdin Indcnesia
yarg brdiri dari Pengurus HariarL Pergurus Hat'rmlr,rd{ap enPara Wakil Kea,la I(omib
Tebp, &n Kelnm BadwvBadrr:. dNatus Keam knfug*Ir,tnLarga kmemal lGdin
Irdonesia
(3) Dewan Pengurus lkdin Indonesia Lrrfiryas menetapkan kebijakan pelaksanaan
fungsi dan tugas Kadin sebagaimarw dimaksud Pasal 9 dan pasal I0 serta
kepufusan-keputusan Munas dan Rapimnas, serta befianggang jawab kepada
Munas,
(4) Pemilihan ...
PRESIDENREPUBLIK INOONESIA
-26(4) Pemilihan dan pengang]<,atan Dewan pengurus Iedin Indonesia dalam
Munas/Munaslub dilakukan melalui pemilihan Kefua umum Dewan pengurus
Ikdin Indones ia yang sekaligus merangfup sebagai Ketua Forrnatu r dan empat
anggota formatur sebag aimana dinraksud pasal lZ ayat (g).
(5) Komite tetap merupakan baglan kepengurusan Kadin Indones ia yang menangani
aspek-aspek lintas- sektoral.
(6) Dewan Pengurus Ikdin Indone sia dalam melaksanakan tugas sebagaimana
din.raksud ayat (2) berwenang:
a. menetapkan kebijakan dan rcncana kerjal
b. mengangJ<at para Ketua dan Wakil Ketua Komite Tetap yang merupakan
bag\an dan kepengurusan Komite Tetap yang jumlal-ya disesuaikan menurut
kebtfithan;
c. membentuk badan-badan dan/ atau lembaga-lembaga internal, seperti komite-
komite luar negeri Oilateral, muJtilateral), komite-komite khusus/teknis, lem_
b aga-lembaga, b adan -b aAan, dan y aya.saa-y ay asarl:,
d' men$entuk panrtia dan komiie khusus yang bersifat ad hoc,serta mengangkat
penasehat-penasehat ahli yang diperh*an untak berbagai keglatan r tugas, dan
usaha;
e. menetapkan sanksi organisasi terhadap anggota Dewan penas ehat Kaarn
Indonesiia, Dewan Pefiimbangan Kadin Indonesia dan/ ab,' anggota Dewan
Pengurus Kadin Indonesia yang melakukan plangg;atan atas Anggaran Dasar
dan Anggamn Rttmah Tangga, dan ketenfuan organisasi lailuirya, setelah
berkonsultasi dengan Dewan perfirnb angan liu,.din lndonesia;
f . menetapkan sanlsi organis asi terhaaap Dewan pengurus lGdin provinsi yang
tidak melaksanakzn dan/ atau melakukan pelanggaran atas ketenttan
Anggaran Dasar dan Anggann Rumah Tangga, dan ketenfuan organisasi
lainnya setelah berkonsultasi dengan Dewan pertimbangan lGdin Indonesia.
Pembentukan badan-badan dan/atzu lembaga-lembaga internal sebagaimana
dimaksud huruf c dan d, diatur tersendiri dalam keputusan Dewan pengurus
Kadin lndonesia, dan dalanr peraksa nnn tvgasnya bertanggvng jawab kepada
Dewan Pengurus Kadin Indonesia.
I
(7) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-27
(7) Dewan PenSurus Ikdin Indonesia mengesahkan dan mengukuhkan Dewan
Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus lGdin Provinsi hasil
Musyawarah Provinsi.
(8) Dewan Pengurus Kadin Indonesia dapat mengangkat Anggota Kehormatan IGdin
Indonesia yang pengahffannya diteta;pkan lebih lanjtx dalam Anggaran Rumah
Tanga.
(9) Dewan Pengurus IGdin Indonesia bekerja secara kolektif yarLg tate caranya
ditentukan dan disepakati oleh dan dalam rupat Dewan Pengurus lGdin
Indonesia.
(10) Dewan Pengurus lGdin Indonesira unfuk menetapkan keputusan mengenai
masalah-masalah keorganisasian yang mendasar harus dilakul@n dalart rapat
yang mencapai kuorum dan sah j*a dihadiri oleh lebih dan sattt per dua jamlah
anggota Pengurus Hanan Le.ng$ap.
(ll) ApabiLa kuorum ttdak tercapar, maka rapat sebagainrana dimaksud ayat (lO)
ditunda selama dua kali lima belas menit,
(12) Jika sesudah dua kali penundaan sebagainwna dimalsud ayat (71) kuorum tidak
juga tercapu tetapi drhadrn oleh sekurang-kurangnya satu per tiga jumlah
anggotanya, mal<a rapat tetap dilangsungkan dan semua keputusan yang dtambil
adaLah sah.
(13) Dewan Pengurus lGdin Indonesia mengadakan Papat Pimpinan Nasional dan
rapat-rapaf lainnya yang dianggap perlu.
(14) Papat-Mpat Dewan Pengurus Kadin Indonesia:
a, Rapat Pengurus Hanan menelapkan kebijakan organisasi yang penting dan
nrendesak berdasarkan kepufusan-keputusan musyawarah, sekurang-
kurangnya satu kali dzlam 2 (dua) bvlan dan hasilnya harus dilaporkan
kepada rapat Pengurus Haian Lengkap,
b. Fapat Pengurus Harian Lengkap lGdin Indonesia menetapLan kebijakan dan
koordinasi atas kegiatan dan tugas-tagas Komite Tetap, dtalakan menurut
kebufuhan, sekunng-kurangny a satu kali dalam 3 (ngd buJan.
c. Rapat..,
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
-28
c. Rapat Pengurus Irngkap l(adin Indonesi:a menetapkan kebijaLan dan
koordinasi secara menyeluruh, dradakan menurut kebutuhan, sekurang-
kurangnya satu kali dalarr.6 (enam) bulan, satu di an&lranya draAakan
sebelum Rapat Pimpnan Nasional.
(15) Dewan Pengurus lGdin Indonesia menerima saran-saran baik diminta ataupun
tidak dan Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbanganlkdin Indonesia.
Pasal23
Rapat Pimpinan Nasional
(1) Rapat Pimpinan Nasional disingkat Rapimnas adalah rapat prmpinan jajaran
organisasi dalam mngfu koordinasi, sinkronisasi dan apaya-upaya sinergistik
daTam perencanaan dan pelaksanaan program-proguam ariar-jajann.
(2) Dewan Pengurus lGdin lrdonesia menyelenggarakan Rapimnas, sekurang-
larangnya satu kali dalam safit tahun, untuk menlalarkan ketentuan
sebagaimana ditentukan pada ayat (7).
(3) Rapimnas dihadii oleh peserla dan peninjatt.
(4) Peserta Rapimnas terdiri atas:
a. Dervan Penasehat Kadin Indonesia;
b. Dewan Pertimbangan IGdin Indonesia;
c. Dewan Pengurus IGdin Indonesia;
d. Ketua Umum-Kefua Umum Dewan Pengurus l(adin Provinsi;
e. Ictua Umum-Ketua Umum Anggota Lr:ar BiasaTtngSat Nasional.
(5) Peninjau Rapimnas terdinatzs:
a. AnBBota Kehonnatan l(adin Indonesia;
b. Utusan Dewan Pengurus lkdin Provinsi yang jumlahnya ditentukan oleh
Dewan Pengurus Ikdin Indonesia;
c. Utusan Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional yang jumla}u:rya ditentukan oleh
Dewan Pengurus Kadin Indonesia;
d. Direkhrr Eksekutif Kadin Indonesia dan lG;din Provinsi.
(6) Hak...
(6)
PRE9IDENREPUBLIK INDONESIA
-29
Hak dan Kewajiban Peserta dan Peninjau Rapimnas:
a. Setap peserta Rapimnas mempunyai twk yang vma, yaitrt hak suwa den hak
bicara.
b. Kewajiban peserta Rapimnas aAalah menaati dan melaksanakan semua
ketentuan Anggamn Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta tata terhb dan
ketenfuan-ketentuan Lain mengenai penyelenggiaraan Rapimnas, sepanjang
ttdakbertentangan dengan Anggaian Dasar dan !*tggaran Rumah Tangga.
c. Hak peninjau Rapimnas diatar dalam tata terttb pe,nyelenggaraan Rapimnas,
sepanjang ttdak beftentangan dengan ltnggaran Dasar dsn Anggaran Rumah
Tangga.
Rapimnas mempunyai wewelurng:
a, menetapkan Sasaran dan Program Kerja Tahunan serta pmbagtran tugas setiap
jajaran organisasil
b. nrelakukan evaluasi terhadap koordinasi, sinkronisasi dan upaya sinergistik
dalam perencanaan dan pelaksanaan prcgram-program anta*jajaran;
c. nembantu Dewan Pengurus l@din Indonesia untuk memutuskan hal-hal yang
hdak dapat diputuskannya sendiri, dan hasilnya diperlanggung -jawabkan
kepada Munas.
a. Khusus untuk pelaksanaan wewenang yang dimaksud ayat (7) huruf c,
Rapimnas harus mencapai kuorum dan drnyatakan s"h jika dihadiri oleh lebih
dari satu per dua jamlah peseria Rapimnas sebagainrana dimaksud ayat (4)
dan keputusannya dinyatzkan sah dan mengikat organisasi dan anggota jika
disepakati secara musyawamh atau oleh ssara terbanyak dai psefia yang
hadir.
b. Jika kuorum sebagaimana dimaksud huruf a ttdak tercapai, maka Bapimnas
dapat ditunc.a sebanyak-banyafu'rya dua kali satu jam.
c. Jika sesudah pewtndzan sebagaimarw dimaksud huruf b kuorum belum juga
tetcapai, maka Rapimnas teta'p dilangsungkan dan semva keputusan yang
dtambil adaLah sah dan mengjkat organisasi dan anggotu jika disepakati secara
musyawarah abu oleh suara terbanyak dari peset+a yanghadb.
(7)
(8)
LL
PasaL24 ,,,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-30
Pasal 24
Sekretariat IGdin Indonesia
(1) Sekretariat Kadin Indonesia adalah pelaksana kebijakan dan ptogtam kerla yang
dttetapkan Dewan Pengurus Kadin Indonesia, serta menyelenggarakan program
layanan kepada Anggota dan dunia usaha.
(2) Sekretariat IGdin Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Eksekutif
nrerupakan tenaga professional yang bekerja penuh wakfu,
yanS
bukan
pengusaha/ pegawai negeri/swasta dan tidak boleh drrangkap oleh Dewan
Pengurus, Dewan Penasehat dan/ atau Dewan Pertimbangan.
(3) Direktur Eksekutif Sekretariat Kadin Indonesia daLam melalsanakan layanan
kepada Anggota dan dunia usaha sebagaimana dimaksud ayat (1), berkewajiban
men)nlsun ptogram kerla dan anggaran tah'urwn sekretariat untuk disahkan oleh
Pengurus Harian Ikdin Indonesia.
(4) Direktur Eksekutif dipilih melalui prosedur uji kelayakan dan kepatubn (fit and
proper tesb dai calon-calon yang diseleksi secara terbul<a, dtang]<at dan
diberhentikan oleh dan bertanggung jawab kepada Pengurus Harian IGdin
Indonesia.
(5) Direktur Eksekutif mengajukan sfnrktur organisasi Sekretarirat Kadin Indonesia
unfuk ditetapkan oleh Pengnrus Hanan Kadrn lndonesia
Pa.sa|25
Musyawarah Provinsi/ l{ahapaten/1totu,
( 1 ) Musyawarah Frovinsi dan lbbupaten/ l(ota:
a, untuk Provinsi disingkat Muprov, adalah perang$at organisasi Kadin Provinsi
sebagai lembaga perwakilan anggota dan merttpakan brnbaga kekuasaan
tertings Kadin Provinsi;
b. untuk I(abupaten/Kota disingkat Mukab /M'rkota, adalah perung$at organisasi
lfcdin lbbupaten/Y\ota sebagai lembaga anggota dan mentpakan lembaga
kekuasaan teftinggi l&din lGbupat en/Kota;
(2) a. Muprov/ ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
-31
(2) a, Maprov / i|v{;tlJrab/ Mttkota diselenggankan sata kalt dalam 5 (lima) tahun oleh
Dewan Pengurus Kadin Provinsi,/Kabupaten/Y\ota masing-masing yang
pelaksanaannya paling cepat 2 (dud bulan sebelum atau paling lambat dua
bulan sesudah masa jabatan kepengurusannya berakhir;
b. Dewan Pengurus lGdin Provinsi/Yabupaten/Y'ota membeitahukan secara
tertulis renca a penyelenggaman Muprov/Mukab /Mvkota selarnbat-
lambatnya 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaannya kepada:
b.1. untuk Muprov: Kadin Indonesia, perang$,at lGdin Pncvinsi, Kadin
l(abupaten/Kota dan Anggota Luar Biasa lGdin Provinsi;
b.2. untttk MukablMukota: lhdin Provinsi, perungkat Kadin Kabupaten/ Kota,
Anggota Luat Biasa Ihdin lbbupaten/Kotz dan Anggota Biasa yang
bersangkutan.
(3) Muprov/Mukab/ Mvkota masing-masing dihadiri oleh pes erb dan peninjau.
(4) Peserta Muprov,/Mukab/Mukota terdid atas:
a. 1 . untuk Muprov : Anggotz Biasa yang diwakili utusan Anggota, yaitu:
c.
d.
a.7.7, Para Kefua Dewan Pengurus l(aArnl{abupaterr/l<ota secaru ex-offrcio,
a.1,.2. Utusan Anggota Labvpaten/kota yang dipilih dalam Rapat Dewan
Pengurus Innglap l(adin Kabupaten/lbta yang Htusus diadakan
menjelang Muprov, sebanyak 2 (dua) orang;
unfuk Mukab/Mukota: Anggota Biasa yangbercang\cutan;
untuk Muprov: Anggota Luar Biasa Tingkat Provinsi yang diwakili oleh
utusan OrSanisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Provinsi
yang dipilih melalui konvensi menielang Muprov, dan dtatur dalam
Anggar an Yumah T angg;a;
Dewan Penasehat Kadrrr Provinsi/kabup aten/ Kota yang bersangkutan;
Dewan Pertimb angan Kadin Provinsi/I&bupate n / Il-citz yang bersangl<wtzn;
Dewan Pengurus l(adin Provinsi/ l<ebupaten/I<ota yang bersangkutan.
Peseria sebagaimana dimaksud huruf a,1., a,2, danb adalah peserta penuh.
Peserta harus memiliki KaftaTanda Anggota Biasa (KIA-B) yang masih berlaku.
a.2.
b.
(5) Ketentuan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
-32
(5) Ketentuan mengenai Peninjau Muprov/Mukab /Mt;Jrota dtattlur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
(6) Hak peserta Muprov / Mukab / Mukota:
a.1. untuk Muprov: Peserla Penuh mempunyai bak suara yang mencakup hak
memilih Kefua Umum Dewan Pengurus lGdin Provinsi yang sekaligus
merangkap Kefua Formafur dan 4 (empat)'orang anggota" formafitr, hak
bicara dan hak dipilih;
a,2, untuk Mukab/Mukota: Peserla Penuh mempunyai hak suam yang mencakup
hak memilih Ketua Dewan Pengurus Kadim lhbupaten/Kota yang sekaligus
merangkap Kefua Forrnafur dan 4 (empat) omrlg arLggclz, formain, hak
bicara, hak drpihh dan hak mengusulkan nama calon Dewan Penasehat,
Dewan Pettimbangan dan Dewan Pengurus l<adrn llabupaten/Kota melaLur
Dewan Pertimba ngan Yra'din lbbupaten / Kota;
b. Dewan Penasehat l{adtn Pnrvinsi/Kabupaten/Kotu" yang bersangkutan
mempunyai hak bicaru dan hak drprhh;
c, Dewan Pertimbangan lkdin Provinsi/I(abupaten /l(oA yang bersangkutan
nrempunyai hakbicaru dan hak dipilih;
d. Dewan Pengurus l(adin Provirui/Kabryaten/lbta yang bersangkutan
mempunyai hakbicara dan hak dipilih.
(7) Kewajiban peserta Muprov/Mukab /Mrli.&lots, aAalah menaafi. dan meLalrsanalan
semua ketentuan Anggprarr Dasar dan Anggamn Rumah Tangga serta tata l.rrnb
dan ketenhnn-ketentuan lain mengenai penyelenggaraan Muprov/Mlkab/
Mukota sepanjang trdak bertentzngan denga.n Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
(8) Muprov/Mukab / Mukota mempunyai wewenang:
a, memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertangga gJawaban atas
peLak-saraan Program Umum Organisasi, keuangan, dan perbendatwraan daiDewan Pengurus Ikdin Frovinsi/IQbupaten/Kota yang bersangkutan, serta
perlangganglawaban peLaksanaan tugas Dewan Pertimbangan dan Dewan
Penasehat yang bersangkutan;
b. menetapkan ...
(9) a.
PRESIDENREPUBLIK INDON
_33
menetapkan Program Umum sebagai Garis Besar Program Organisasi lkdinProvinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan, yang *jalan denga:n program
Umum Organisasi Tingkat Nasional;
menetapkan Kebijakan Umum Organisasi Kadin fuovvtsi/Kabupaten/lbta
yang bersanghttan, yarrg seialer. dengan kebijakan umum organisasi yang
tingkatny a lebih tinggi;
menetapkan kepufusan untuk menyele satkan prmasalahan organisasi dan
masalah - masaLah p enhng latnny a;
memilih dan mengangl t Dewan Penasehat, Dewan Pefiirnbangan, dwt
Dervan Pengurus Kadin Provinsi /l{abapaEn/Kota yang bersangkutan.
Pemilihan dan penganglatan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangart darr
Dewan Pengunrs sebagaimana dimaksud ayat (8) huruf e difakukan melalui
sistem pemilihan Kefua Umum Dewan Pengurus IGdin Provinsi /Ketua Dewan
Pengurus Kadin lG,bupaten / I<ota masing-masing, yang sekaligus merangkap
sebagai kefua fornafur dan 4 (empat) omng anggota formatur.
Formatur sebagaimana dimaksud hurul a dibei kepercayaan dan wewenang
untuk memilih dan menetapkan Dewan Penasehat, Dewan Pet{trnbangan, dan
Dewan Pengurus Kadin Provinsi /lbbupaten/Kota yang bersangkutan.
Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan, dan Dewan Pengurus IGdin
Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan dipilih dengan mengatamakan
nama-nama dan daflar nama calon yang disusun oleh Dewan Perttmbangan
masing-masing.
Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan, dan Dewan Pengurus Kadin
Provinsi/Ikbupaten/Kota terpilih selanjutnya dimintakan pengesahan dan
pengakuhannya kepada Dewan Pengurus yang tingkatannya setingkat lebih
tinggi.
Tatz, cara pemilihan Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus lGdin
Provinsi/Kabup aten/ l<ota dratlTr dalam Anggaran Rumah Tangga.
b.
(lo) Muprov/ ...
PRESIDENREPUBLIK INDON
-34
(10) Muprov/Mukab /Mukota duryat*an mencapar kuorum dan sah jika dihadiri
oleh:
a. unhrkMuprov: lebih dari satuper duadari jumlah peserla penuh.
b. untuk Mukab /Mukota: lebih dai satu per dua jumlah peserta penuh.
Dan keputusannya dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggota jika
disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak dari peserta yang
nrenrpunyai hak suara yang hadir dalam Maprov / Mukab/ Mukota yang
bersangkutan.
(11) Jika kuorum tidak tercapai, maka Muprov/Mt*ab/Mr*ota yang bersangkutan
dit:undapalinglama 2 (dua) jam.
(12) JiVa sesudah penundaan sebagaimana dimaksud ayat (17) kuorum belum juga
tercapairmaka:
a. untuk Muprov:
a.l. Jika Muprov dihadiri oleh sekurang-hxangnya saf:rr per tTga dai jumlah
Peserta Penuh, maka Muprov tetap dilangsungkan, dan semua
keputusan yang diarnbil adalah sah dan mengikat organisasi dan
anggota jika disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak
dari peserta yang punya hak suara dalam Muprov.
a,2, Jika yang hadir kurang dai satu per nga dari jumlah Peserta Penuh,
nraka Muprov ditunda palinglama S (nge) bu,lan, dan Dewan pengurus
IGdin Frovinsi segera menjadwalkan kembali penyelenggaraan Muprlcv
dan mengirimkan pemberitahuan dan undangan kembali menghadiri
Muprov kepada Peserta dan Peninjau Muprov.
a.3. Jika, sesudah penrxrdaan sebagaimana dimaksud hwul a.2. kuorum tidak
juga tercapai, maka Muprov tetap dilangsung$an, dan semua kepufusan
yang diambil adalah sah dan mengikat organisasi dan anggota jika
disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak dari peserta
yang pvnya hak suara ya ghadft dalam Muprov.
b. untuk Mukab/Mukota:
b.1. Jika...
PRESIDENREPUBLIT. INDON
-35
b.l,.J*a MukablMukota dihaArn oleh sekurang-t<urangnya satu per tiga
dan jumlah Peserta Penuh, Mvkab/Mttkota tetap drlangsungkan, dan
semua keputusan yang diambil adalah sah d,an mengikat organisasi dan
anggota jika disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak
dari tu:ggotz Biasa yang hadir dalamM*ab/Mukota.
b.2, Jika yang hadir kurang dari sah,r per hga jumlah peserla penuh,
Mukab/Mukota drtunda paling lama 3 ggd bulan, dan Dewan
PenSurus Kadin lbbupaten/Kota segera menjadwalkan kembali
penyelenggaraan Mukab /Muko ta dan meng;Amkan pemberitahuan dan
ttndangan kenrbali nrenghadiri Mukab/Mukota l<epada pesefia dan
Peninjau Mukab / M'akota.
b.3. Jika sesudah penundaan sebagaimana dimaksud hvrut b.2. kuorum tidak
juga tercapai, maka Mukab/Mukota tetap dilangsungkan, dan semua
keputusan yang diambil adalah sah dan mengikat organisasi dan
anggota jika disepakati secara nrusyawarah atau oleh suara terbanyak
dari Anggota Biasa yang hadir dalam Mukab/Mukota.
Pasal26
Musyawarah Provinsi/IQbupaten / Kota Luar Biasa
(1) Musyawarah Frovinsi,/I(abupaten/Y,ota Luar Bia.v", disingkat Muprovlvb/
Mukablub,/Mukotalub, adalah Musyawarah yang diselenggarakan dr luar jadwaL
berh.ala Muprov/Mukab/Mukota untuk meminta pefiznggungSawaban Dewan
Pengurus Kadin Provinsi/ lhbupaten/ Kota mengenai pelanggann-pelanggaran
prinsip atas Anggaran Dasar dan Angamn F.umah Tangga dan/ atau
penyelewengan-penyelewengan keuangan dan perbendaharaan organisasi oleh
Dewan Pengurus Kadin Provinsi/l<abupatsn/lbta, dan/ atau tidak berfungsinya
Dewan Pengurus l&din Provinsi /Ihbupaten/lbta, sehingga ketentuan-ketentuan
A&ggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/ atza keputusan-keputusan
Muprov/Mukab/ Mukota tidak terlaksana sebagatnana mestinya.
(2) Muprovlub/ ...
PRESIDENREPUBLIK INDON
-36
(2) Muprovlub/Mukablub/Mukotalub sebagaimana dimaksud ayat (l) diselenggara-
kan berdasarkan pernintaan dan:
a. untnk Muprovlub: sekurang-kurangnya satu per dua jumlah Kadin
Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan sata pr dua dan jumLah Anggota
Luar Biasa Tingkat Provinsi yang mengikuti Muprov terakhir yang merupakan
hasil keputusan rapat Dewan Pengurus masing-masing;
b. untuk Mukablub/Mukotalub: sekurang-kurangnya satu per dva jumlah
Anggota Biasa Kabupaten/Kota, yang bersangkutan yang mervpakan hasil
kepuhrsan tapat Dewan Pengurus masing-masing.
(3) Pernrintaan penyelenggaraan Muprovlub / Mukablub/Mukotalub sebagatntana
dimaksud ayat (l) dan ayat (2) diajukan sesudah melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Ad^nya peingatan terhrlis terlebih dahulu kepada Dewan Pengurus lGdin
Provinsi,/Ikbupaten/Kota atas hal-ha| sebagaimana dimalsud ayat (l)
sekaligus memberikan batas wakbt paling Lama 30 (tiga puluh) hari untuk
ner.nperbaikinya yang diberikan:
a.1, untuk Muprovlub oleh Dewan Pengurus KaAn l@bupaten/Kota
sebagaimana dimalisud ayat (Z) huruf a, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, berdasarkan keputusan rapat Dewan Pengurus Kadin
Kabupate n / Kota masing- mas ing yang bersanglwtzn;
a.2. vnhtk Mukablub/Mukotalub oleh Anggota Biasa sebagaimarla
dimaksud ayat (21 huruf b.
Jika setelah batas waL<tu sebagaimana dimaksud huruf a pnngatan tersebut
trdak dtindal*an, maka Dewan Pengurus lGdin Provinsi/lbbupaten/ Kota
diberi peringatan tertulis keduz dengan batas wakit pabrg lama tiga puluh
hari untuk me mperbaikrnya.
Jika setelah batas wakhr sebagainzna dirnaksud huruf b Dewan Pengurus
Kadin Provinsi /Ibbapaten/Kota nd* juga mengindahkan peringatan tertulis
kedua tersebut. maka:
c.1 . untuk ...
(4)
WPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-37
c.1. unhrk Muprovlub: Dewan pengurus Kadin Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud ayat (2) ht''uf a, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, dapat mengajtkan permintazn untuk mengadakan
Muprovlub berdasatkan kepufusan rapat Dewan pengurus Kadin
Kabupaten/ I(ola masing-masing yang bersangkutan terlebih dahulu;
c.2, unhtk Mukablub/Mukotalub: Anggota Biasa sebagaimana dimaksud
ayat (2) huruf b secata bercama-sama dapat mengajrrlian prmintaanuntak mengaAakan Mukablub / MukotaLub.
a. settap Dewan Pengurus lGdin lGbupaten/Kota/ Anggota Biasa yang memintadiadakannya Muprovlub/Mukablub/M'kotarub dapat menarik kembaliperrnintaannya jika yang bersangkutan berpndapat telah te}adi kesalalwn
daLam penrlaian atas Dewan pengurus lGdin provinsi /yabupaten/Kotz.
b, Dewan Pengurus Kadin rbbupaten/Kota/ Anggotz Bia.sayang menarik kembalipermintaan dtadakatnya Muprovhtb/Mukablub/Mukotalub *bagainanadimaksud huraf a tidak drbenarkan mengulangi permimtaat atau ikut meminta
diadakannya Muprovlub/M*abLab/M'kotarab untuk alasan kasus yang
sama.
Penyelenggaru dan penattgungtrawab Muprovlub,/Mukablub/Mukotalub:
a' untuk Muprovlub: Dewan-Dewan pengurus lGdin lGbupaten /rbta yang
bersangkutan yang meminta diad,al<arnya Muprovlub menjadi penyebnggara
dan penanggxtg jawab pelaksanaan Muprovlub seterah berkonsurtasi terlebih
dahula dengan Dewan pengurus Kadin trdonesia;
b. untuk Mukabrub/Mr*otalub: Anggota Biasa yang bers ang$ttanyang meminta
diadakannya Mukablub/Mukotalub menjadi penyelenggan dan penanggtngjawab pelatrs anaan Mukablub / Mukotatub setelah berkonsultasi terlebih
dahulu dengan Dewan pengurus Kadin provinsi yang bersangkutan.
(s)
(6) Penyelenggara ...
PR ES IDENREPUBLIK INDONESIA
_38
(6) PenyelenSgara dan penangganl iawab Muprovlub/Mukablub/Mukotalub
mempersiapkan tata rcrnb yang juga memuat t,;ta cara penyampaian pendapat
dan penilaian atas hal-hal yang teLah dilakukan Dewan pengurus yang
bercangkutzn yang dianggap telah menyimp ang dan atau trdak sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggann Rumah Tangg a, dan atau pnyelewengan
keuangan dan perbendaharuan organisasi dan/ atau tidak berfungsinya Dewan
Pengurus Ikdin Provinsi / Iebup aten / y.ota,
(7) Keputusan-keputusan Muprovlub/MukabLub/M*otalub mengikat organisasi
dan anggota.
(8) Peserta Muprovlub / Mt*abLub / Mr*otalab:
a.l. untuk Muprovlub: Anggota Biasa yang diwakili utusan Anggo ta, yaiht:
a.1.1,. Pam Ketua Dewan Pengurus yadim l@bapaten/Kota secara ex-officiq
a.1,.2. Utusan Anggota kzbupaten/kota yang dipilih dalam papat Dewan
Pengurus lr;ngl<zp I(aAtn (ebupaten/Kotu yang khusus diadakan
menjelang Muprov, sebarryak dua orangl
a.2. untuk Mukablub/MukotaLub: Anggota Biasa yang bersang]<utan;
b. untuk Muprovlab: Anggota Luar Biasa yang diwakili oleh utusan organisasi
Perusahaan dan organisasi pengusaha Tirykat provinsi yang dipilih melalui
konvensi menjelang Muprov, dan dtatur dalam Anggatan Rumah Tangga;
c. Dewan Penasehat Kadin provinsi/Kabup aten/l(ota yang bersangkutan;
d. Dewan Pertimb angan Kadtn provinsi/IGbup aten/Kota yangbewng(atan;
e. Dewan Pengurus l&din Provinsi / Ibbupaten / Kota yang bersang]<ttan.
Peserfa sebagainrana dimaksud huruf a danb adalah peserta penuh
Peserta harus memiliki rkrtaTanda Anggota Biasa (KIA-B) yang masih berlaku.
(9) Peninjau pada Muprovlub/Mukablub/Mukotalub hanya Dewan pengurus yang
ttngj<atan or ganisasiny a lebih tinggi.
(1 0) FIak peserta Muprovlub/Mukablub/Mukotalub:
a.1. unfuk Muprovlub: Peserta penuh mempunyai hak suara yang mencakup hak
nremilih Ketua umum Dewan pengurus IGdin provinsi yang sekaligus
merangkap Kefua Fonnatur dan 4 (empat) orang anggota formatur, hak
bicara dan hak dipilih:
a.2, unt:,*,..
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_39
a.2. unhI* Mukzblub/Mukotalub: peserra penuh mempunyai hak suara yang
mencakup hak memilih Ketua Dewan pengurus r{*drn Kabapaten/rbta yang
sekaligus merang)<ap Ketua Forrnatur dan empat orang anggob forrnatur,
hakbicam dan hak dipilih;
b, Dewan Penasehat Kadrn provinsi/IGbupaten./I(ota memp unyu hak brcamdan hak dipilih;
c. Dewan Pertimbangan l&din provinsi /y,,abapaten/Kota mempunyai hak
bicara dan hak dipilih;
d. Dewan Pengurus l&din provinsi /Kabupaten/rbte yarLg bersangkutan
mempunyai hakbicara dan hak dipilih.
(11) Kewajiban peserta Muprovl ub/ Mulrablub/Mukotalub adabh menaat danmelaksanakan semua ketentuan Anggaran Dasar dan Anggara,. Rumah Tangga
sefta tata tertrb dan ketentuan-ketentuan lain mengenai penyelenggaraan
Muprovlub/Mukablub / Mr,d..otaLub sepa'jang |.dak bertentzngan dengan
Anggaran D asar dan Anggaran Rumah T angga,
(1 2) Muprovlub / Mukablub /Mukotalub mempunyai wewenang:
a. Menilai, menerinra, dan mengesahkan atau menolak pe,ttanggangsawaban
dan/ atau kinerja Dewan pengurus I(adin provinsi /r@bupaten/l$ta masing-
masing,
b, Jika pefianggongJawaban dan atav kinerja Dewan pengurus lkdinProvinsi/Kabupaten/r(ota sebagaimana dimaksud huruf a ditotak atau, trdak
diterima, maka Muprovlub/Mukablub/Mukotalub dapat rnemberhentikan
Dewan Penasehat, Dewan pertimbangan, dan Dewan pengurus Kadin
Provinsi/Kabupaten/ Kota yang bersangkutan.
c. Dalam hal terladi seperti sebagaimana dimaksud huruf b, maka Muprovlub/
Mukablub/Mukotalub segera mengadakaxt pemilihan dan penganglratan
Dewan Penasehat, Dewan pertimbangan, dan Dewan pengurus l(adin
Provinsi/IQbupaten/Kota baru yang bersangkutan dengan mengafumalan
nama-rwn1a yang tercar.hlm dalam daftar calon yang drustakan pada
Muprov/Mukab/ Mukota sebelumnya, melalui sistem pemilihan dengan urasebagaimana dimaksud pasal ZS ayat (9) dan selanjutnya dimintakanpengesahan dan pengil<vharnya kepada Dewan pengurus yang setingkat lebih
tingSi.
(13) Muprovlub/ ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-40
(13) Muprovlub/M*abrub/Mr*otalub dnyaakan merrcapai kuorum dan sah jrkz
dihadiri oleh:
a. untuk Muprovlub: sekurang-kurangnya dtn per nga da.. jumlah utusan
Anggota sebagaimana dimalaud ayat (g) hwaf a.l dan hlr:ut d serta
keputusannya dinyatakan sah dan mengikat organisasi dan anggota jika
disepakati secara musyawarah atau oleh suara terbanyak dan peserta yang
mempunyai hak suara yanghadb dalam Muprovlub yang bersangkutan;
b. untuk Mukablub/Mukotalub: sekurang-kura ngnya dua per ttga dan jumtah
Anggota Biasa yang bersangkutan sebagaimana dimaksud ayat (a\ hurut a.2
dan keputusannya drnyatahan sah dan mengikat organisasi dan anggota jito-
disepakati secara muayawaxah atau oleh suara terbanyak dari peserra yang
mempunyai hak suata yang hadfu dalam Makablub/Mukotalub yang
bersangkutan.
(14) Apabila kuorum trdak tercapai, maka Muprovlub/M*ablub/Mvkotalub yang
bersangkutan ditunda palingLama Z (dua) jam.
( 1 5) Apabila sesudah penundaan sebagaimana dimaksud ayat (14) kuorum belum juga
tercapai, maka Muprovlub/ Mukablub/ Mukotalub yang bersangku tan dinyataka,n
batal, dan permintaan untuk mengadakan Muprovlub/ Mukablub / Mukotalub
dinyatakan gagw.
PasaL 27
Dewan Penasehat Kadin provinsi,/IGbupate n / Kota
(1) Dewan Penasehat IGdin Provinsi/lebupaten/lbta adalah perangkat organisasi
Ikdin Provinsi/Kabupaten/Kota yang te'din day'. tokoh-tokoh dunia usaha
Provinsi/Ikbupaten/Kota dan masyarukat yang dipilih dan diangkat oleh
Muprv/Mukab /Mukota.
(2) Dewan Penasehat Ikdin provinsi/lbbupaten/lbta beranggotakan tokoh-tokoh
dunia usaha Provinsi/IGbupaten/rbta dan masyaral<at yang dtanggap mampv
memberitan pemikiran-pemikiran dalam ''ngS,
pngembangan perekonomian
Provinsi,/ I(abu paten / I(ota ber sang]<ttan.
(3) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
-41(3) Dewan Penasehat lGdin provinsi /lbbwpaten/Kota terdti atas seorang rGtua dan
beberapa wakil Ketua serta sejumlah anggota yang jumlahnya sesuai kebutuhan.
(4) Dewan Penasehat Kadin provinsi /Kabtpaten/Kob, dabrn melalsanakan ta8ru;rLya
bertanggang jawab kepada Maprov / Mukra;b / M*ota.
(5) Tugas dan wewenang Dewan penasehat l&din provins i/Kabupaten/Kota:
a. n-remberikan naseLtat mengenai perkembangan ekonomi baik dimrnta rnavpurL
tidak, dalam rangfu pnngsatan daya saing ekonomi
Provinsi/Kabupaten/rbta sebagai masukan dan usulan kepada Dewan
Pengurus Kadin Provinsi /Kabupaten/Kota bersangkutan sesuai kebutuhan.
b, Dewan Penasehat Ibdin proviru i/Kabapaten/rbta menyampailan anzli*perkembangan ekonomi setiap akhir tahrn dan prcdiksi perkembangan
ekonomi tahttn berikutnya kepada Dewan pengurus Kadin
Provinsi,/Ibbup aten / Kota.
c. Dewan Penasehat Iedin provins i/yabupaten/ Kota memilih dan menyusun
nanla-nama yang mewakili Kadin provinsi/Kabupaten/Kota di dalan badan
arbitrase serta mengusulkannya melalui Dewan pengurus IGdin
Provinsi,/ Kabu p aten / Kota,
d. menyampalkan saran sebagai bahan unt* pen)rusunan rancangan Kebijakan
Umunr dan Rencana IGrja Organisasi, khususnya yang menyangkut
perkembangan ekonomi kepada Muprov / Mukab/ Mukota,
e. nenyampaikan saran sebagai bahan vntt* peny4sunan rancangan prctram
kerja tahunan, khususnya menyangkut perkembangan ekonomi kepada papat
Pimpinan Provinsi/Ikbupaten / Kota,
f. bekerja secara kolekfif yang tata caranya ditentukan dan disepakah dalam
rapat Dewan Penasehat Kadin provinsi /I(abupaten/Kota,
g. Dewan Penasehat Kadin provinsi /Kabupaten/rkta menyelengg arakan rapat-
rapat sesuai kebutuhan sekurang-kura ngnya 6 (enam) bulan sekali, serta
diantaranya diselenggamkan sebelum Rapat pimpinan lGdin provinsi/
Kabupaten / lbta dan Muprov / Mukab / Mttkob,.
h. Dewan Penasehat lGdin provins i/ Kabupaten/rbta dapat melal<*an mpatkonsultasi dengan Dewan pengurus Kadin provins i/ rbbupaten/Kota unndmendap at penj elasan y ang diperlukan.
PalB.l28...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_42
Pasal 28
Dewan Pertimbangan l&din provinsi/Kabup aten/ I(ota
(1) Dewan Perttmbangan Kadin provinsi /lbbupaten/lbta adalah pemng$at organi-
sasi Kadin fuoimsi/Kabupaten/lbta yang terdiri atas pelaku ekonomi dan wakilpengusatwkabapaten/kota yang dipilih dan dtartgfut oleh Muprov,/ Muprovlub/Mltkeb / Mvkablub / Mvkota/ MukotaLub mastng-masing melalui sistem pemilihan
sebagaimana dirnaksud pasa| 25 ayat (9).
(2) Dewan Perlimbangan tkdin provinsi / lebupaten/Kota beranggotakan:
a. unfuk p'ovinsi: pelaku ekonomi yang menyalurkan aspirasi ketiga unsurpelaku ekonomi yang jumrahnya disesuaikan dengan kebutuhan, ditamb^h
unsur pengusaha dari settap kabupaten/kota di provinsi yang bersanglutan,
yang masing-masing diwakili secara ex-officio oleh Ketua Dewan
Pertimbanga.n Kadin (bbupaten / Kotai
b. untuk kabupaten/kota: pelaku ekonomi yang menyalurkan aspirasi kefiga
unsur pelaku ekonomi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(3) Dewan Perltmbangan Kadin provinsi /Kabupaten/Kota dipimpin oleh:
a' untuk provinsi: seorang Kehn dan empat orang wakil Kefua, dari unsur usaha
Negara atau unsur Usaha Daerah, unsur Usaha Koperasi, unsur usaha swasta
dan unsur Pengusaha Kabupaten/Kota, iika, diperlvkan jumlah dapat ditambah
sesuai dengan kebutuhan dengan ketentuan Kefua Dewan perttmbangan Kadin
Provinsi secara ex-officio merupakan anggota Dewan pertimbangan r(adin
Indonesial
b. unfuk kabtpaten/kota: seorang (Gtua dan bebenpa orang Wakil Ketua
dengan ketenfuan Kefua Dewan pertimbangan yadin Kabupaten/Kota secara
ex-officio merupakan anggota Dewan perfimbangan Kadin provinsi yang
bersangkutan.
(4) Dewan Pertimbangan Kadin provins i/rbbupaten/yatz daJarn melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Muprov / Mukab / Mvkota masing-masing.
(5) Tugas ...
REpuJf;FslRSS*u",o-43
(5) Tugas dan wewenang Dewan pertimba ngan r{adin proirsi/rbbupaten/rbta:a' melalcukan pemant'tan terhadap pelaksanaan Artggaran Dasr dan anggaran
Rumah Tangga dan Keputusan_Keputusan Muprov/Muka b/Mukota masing_masing;
b' menilai dan mengusurkan penyempu rnaan d,an/ atau penelifian lebih lanjutatas laporan kerja , keuanga n, dan perbendaharaan yang diajukan oreh DewanPengunrs masing- masingl
c' nrerakukan pemantauan terhadap dinamika Anggota Luar Biasa rkdrnProvinsi/Kabupaten/Kota masing_masing agar tetap re,jalan denganKebijaksanaan umurn Kadin dan memberika n pr'nmbangan dan saran-sarankepada Dewan pengurus l(adin provins i/lebupaten/Kota masing_masingmengenai pembinaanny a;
d, menyampaikan pertimba ngan dan saran kepada Dewan pengurus masing_masing, nrengenai hal-hal yang menyangkut dunia usaha danorganisasi;
e' melakukan pengamatan dan penilaian atas peraksanaan bisnis yang bersih,tuansparan, dan profesional oreh d'ania usaha daram ring)<up nasional,regional, dan internasionar serra menyampaikan hasil penilaian dan saran-tindak kepada Dewan pengurus Iedin provinsi/IGbu paten/Kota masing_masingl
f. menyampa ikan perhmbangan dan saran sebagai bahan untak penyusunanrancangan Program Umum Organisasi provinsi/ Iebupaten/Kota kepadaMuprov,/Mukab/Mrtkota yang bemangkutan, setelah menampuf,ig aspirasidari Anggota L'ar Biasa provinsi,/IGbup aten/Ko6 masing-masing, sertaPengusahalG,bu;paten/I(ota;
g' menlrusun daftar nama caron Dewan pertimbangan dan Dewan pengurus
IGdin Provinsi / rbbupaten/ Kota dan Anggota Biasa Iadin yang bercangftutansesuai dengan ketentuan pasal I huruf m yang dicalor*an ataupunmencalonkan diri sesuai ketentuan pasal Sl, yang memiliki KIA_B yangbetlal<t, dan menyampaftarnya kepada Muprov /Mr;ilrab/Mt;ir<ota yargbersangkutan.
(6) Dalam...
PR ESID ENREPUBLIK INDONESTA
-44(6) Dalanr melaksanakan tugas dan wewerumg sebagaimana dimaksud ayat (5),
Dewan Pertimbangan Kadin Frovinsi /rbbupaten/rbta dapat memberikan saranmengenai peraksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,kebijaksanaan Dewan pengurus Kadin provinsi/IGbup aten/Kotz yangbersangkutan, dan mengenai pelaksanaan Kepufusan-Kepufusan Muprov/Mukab,/Mukota masing-masing kepada Dewan pengurus lkdin provinsi,z
lbbupaten/Kota.
(7) Dalam rnelaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud ayat (6), setiapDewan Pertimb angan r(adin provinsi,/Iebup aten/Kota dapat membentuk komisi_komisi dari dan di antara anggotanya yang menjadr mitra kerja bidang-bidangyang bersanaan dai Dewan pengurus lGdin provinsi /rhbupaten/ Kota masing-masing.
(8) Dewan Pertimbangan Ikdin provins i/Kabrpaten/Kota bekeqa secara kolektifyang tata caranya ditenfukan dan disepakatr oleh dan daram rapat preno DewanPertimbangan lGdin provinsi,/Iebu patnn/rbta ya,.g dtadakan menurutkebutahan, dengan ketenfuan sekurang-kurangnya satu kali setahun.
(9) Penanrpungan aspirasi sebagaimana dimaksud ayat (s) huruf f dilakukan denganmengadakan konsultasi ataa rupat-rqpat dengan Anggota Luar Biasa, yaitaorganisasi Perusahaan yang keanggo taat*.ya terbuka bags Badan usaha MirikNegara, Badan Llsaha Koperasi, dan Baaan usaha swasta, seria organisasiPengusaha Tingkat provinsi/Ibbupaten/Kob masing-masing serta pengusah4
lbbupaten/ I(oia untuk Kadin provinsi.
(lo) Dewan Perimbangan lGdin provins i/r<abupaten/Kob" menyerenggarakwr rapatpleno tahanannya sebelum diselenggarakannya Rapat pimpinan provinsi/
Ibbvpaten/Kota masing-masing, untuk menyusun vranyang al<an dtajtil n paAa
Rapat Pimpinan masing- masing.
(11) Rapat pleno Dewan perttmbangan Kadin provins i/Kabapaten/Kota dinyatar nmencapai kuorum dan sah jika dihadii oreh tebih dari satu per dua jumlahanggotanya dan keputusannya dinyatakan sah dan mengikat anggotanya jikadisepakati oieh suara terbanyak dan anggota yanghadfu.
(12) Apabila...
.,'/4-(-)-\,
v,&y=>);y(g:-
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
-45(12) Apabila kuorum tidak tercapai, maka sidang pleno ditunda pahng lama &n kal
3o $ga puluh) menit.
(13) Apabira sesudah penundaan tersebut ayat o2\ kuorum trdak juga tercapai tetapidihadiri oleh sekurang'larangnya satu per
',ga jumlah an:tgotanya, maka sidang
pLeno tetap dilangsungkan dan semua keputusan yang diambit adaLah sah.
(14) Rapat pleno Dewan perttmbangan Kadin provins i/rebupaten/rbta vnfikpelaksanaan tagas dan wewenang sebagaimana dimaksud ayat (S) huruf f dan
huruf g drlaksanakan sebelum penyerenggaman Muprov/Muprovl ub/M*ab/Mukablub / Mukota/Mukotatub masing-masing.
Pasal29
Dewan pengurrus Ikdin provirui / Kabupaten / I(crk-
(1) Dewan Pengurus Iedin provinsi/l@bupaten/l(ota aaalah perangfut organisasi
IGdin Provinsi /rebwpatsn/Kota dan merupakan pimpinan terfinggi Kadin tingkatyang bersangsutan, mewakili organisasi keluar dan kedatarr., dengan masajabatan kepengurusan 5 (lima) tahun, terdiri dari pengurus Harian, pengurus
Hanan Letg}ap, dan pengarus Lengkap.
(2) Dewan Pengurus lQdin Provinsi /lebupaten/Kota berhrgas melaksanakan tugas,
fungsi dan kegiatan Kadin sebagaimana dirnaksud pasal 9 dan pasal 10 serta ke-
putusan-keputus an Muprw / Mukab / Mukota dan Rapimpro v / Rapimkab / Rapm-kota dan bertanggang jawab kepad,a Muprov/Mukab/Mutota.
(3) Dewan Pengurus lGdin Provinsi /Ibbupaten/ Kota terdiri atas:
a. Untuk Provinsi :
a.1. Pengurus Harian r(adin provinsi adalah Ketua umum dan para wakilKefua Umum.
a.2. Pengurus Haian l.e.ngkap lbdin provinsi adalah pengarus Haian dan
Para Ketua Komite Tetap yang jttmJatmya disesuaikan menurut
kebutuhan.
a.3. Pengnrus Lengkap Kadin provins i adalah pengurus Haian, pengurus
Haian Le,ngkap, Para Wakil Ketua Komite Tetap d,an Ketua Badan_Badan
dan/ atau Ketua kmbaga-lc.nbaga Internal lGdin provinsi,
b. Untuk...
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
-46b. Untuk lQbupaten/Ibta :
b.1. Pengurus Haaan Kadtn rbbupaten/r(ota adatah I ri.h,, dan para wakilKetua.
b-2. Pengurus Harian r.engkap Ikdin l&bupate n/Kota adalahpengurus Frarian
dan Para Ketua Komite Tetap yang jamratnya disesuaikan menurutkebutuhan.
b'3' Pengurus Lengkap redtn Kabupaten/Kota ad,,lah pengurus Harian, peng-
urus Harian le.ngkap, para waki| Ketua l(omite Tetap dzn Ken', Badan-Badan dan/ atau Ketua Lembaga-r.embaga Internal r(,dtn rbbapaten/rbta
(4) Pemilihan dan pengang]ratan Dewan pengurus I&din provins ilKabupaten/Kotadalam Muprov / Muprovlub / M*ab / M*ablub / Mvkotu / Mttkotalub dilakukanmelalui sistem pemilihan llotua umum Dewan pengurus provinsi,/Ketua DewanPengurus rkbupaten/Kota yang sekarigus merangl,p xbagaiKetua Forrnatur danempat anggota tornratur sebagaimana dimaksud pasaL ZS ayat (g),
(5) Dewan Pengurus IGdin provinsi /Ibbupaten/lbta dipilih:
a. unfuk Provinsi: dengan mengu.:tamakan ,7ama-nama dan daftar nama calonyang disusun oleh Dewan pettrmbangan ledin provinsi masa iabatansebelumnya.
b. untuk rbbupaten/r(ota: dengan mengutamakan nama-nama dan daftar nama
calon yang disusun oleh Dewan pertimbangan rbdin Kabupaten/Kota masajabatan sebelunnya berdasarkan caJon-caLon yang diusurkan oleh Anggota
Biasa I(abup aten / l(ota y ang bersangkutan.
(6) Komite Tetap merwpakan bagqan kepengurusan Ikdin provinsi /l{abupaten/Kotayang menangani aspek-aspek lintas_sektoral.
(7) Dewan Pengurus Lengkap Kadin provinsi/tGbu paten/r(ota merrpakankelengkapan perang]<at organisasi Tingkat provinsi/Kabup aten/Kota, terdiri atas
Dewan Pengurus lGdin provinsi/Kabup aten/Kota sebagafunana dimaksud ayat (s)
huruf a dan huruf b ditambah para wakil Ketua Komite Tetap dan Ketua Badan-Badan dan/ atau Le,mbaga-r*mbaga internar sebagaimana dimaksud ayat (g)
huruf c.
(8) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-47(8) Dewan Pengurus Kadin provins i/rebupaten/Kotz data"r- meraksanakan tugas
sebagaimana dimaksud ayat (2) berwervng:
a. menetapkan kebljakan dan rencanakerla;
b, mengangkat wakil Kefua Komite Tetap sebagai bagsan kepengarusan Komite
TetapbiLa dipedukan;
membentuk badan'badan dan/ ataw lembaga-Lenbaga internal, seperti komite-
komite luar nege i btla|n,ral, dengan r(a.din atau organisasi sejenis di luar negeriyang sefingkat (provinsi atau negara bagSan, unfu& provinsi, distrik/kotauntuk Kabupaten/Kota), serta komite-komite khusus/teknis, lembaga_
lemb aga, badan -b adan, dan y ay asan - y ay asan;
membentuk konrite-konrite khusus dan paniha-pani$a yang bercifat ad-hocdan mengangkat penasehat-penasehat ahli yang diperlukan untuk berbagukegiatan, tugas dan usaha;
Dewan Pengurus Kadin Provinsi/Kabupaten/ Kota berwewenang menetapkan
sanksi organisasi terhadap, anggota Dewan penasehat, anggota Dewan
Pettimbangan, dan/atau anggota Dewan Pengurus l@dinProvinsi/Kabupaten / Kota yang bersangku tan yang melakukan peranggaran
atas Anggaran Dasar dan Anggamn Rumah rangga, dan ketentuan organisasi
Iainnya, setelah berkonsultasi dengan Dewan pertimbangan masing-masing;
f. Dewan Pengurus Kadin provinsi berwewenang menetapkan sanksi organisasi
terlwdap Dewan Pengurus r,.din Kabupaten/yata yang adak meraksanakan
dan/ atau melakukan peranggaran atas Anggaran Dasar danAnggaran B.'mah
Tangga., dan ketentuan organisasi rainnya, seterah berkonsurtasi dengan
Dewan Pertin-rbangan Kadin provinsi.
Penrbentukan badan-badan dan/atau lembaga-lembaga intemal sebagaimana
dimaksud huruf b dan huruf c diator tersendiri dalam Keputusan Dewan
Pengurus Kadin Provinsi / Kabupaten/ Kota berdasarkan perahrran organisasi yang
ditetapkan oleh Dewan pengurus IGdin Indonesia.
(9) Dewan Pengurus Iedin provinsi mengesahkan dan mengukuhkan DewanPenasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan pengurus Kadin Kabupaten/Kota
hasil Muprov,/ Muprovlub,/Mukab /MtlsbLub/rvrttkob/Mukotarub di provinsi yang
bersangkutan.
(10) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-48
(10) Dewan Pengurus lGdin Provinsi/Kabvpatnn/Kota dapat mengang$at turggota
Kehormatan pada ingkatannya masing-masing, yang w gaturarTrlya drtetapkan
lebihlaryut dalam Anggaran Rumah Tangga.
(11) Dewan Pengurus IGdin Provinsi/Kabupaten/lbta bekerla secara kolektif yang
tatacaranya ditentukan dan dtsepakatt oleh dan dalam rapat rnasing-masing.
(12) Dewan Pengurus Kadin Provinsi /Kabupaten/Kota untuk menetapkan kepufusan
mengenai masalah-masalah keorganis asian yang mendasar harus dilakukan
dalam rupat yang mencapai kuorum dan sah jika dihadii oleh lebih dari saht per
dua jumlah anggota Pengurus Harian Lengkap.
(13) Apabila kuorum tidak tercapai, ntaka rapat sebaga.imana dimaksud ayat (12)
ditunda palinglama dua kali 30 (tiga puluh) menit.
(L4) Apabila sesudah peutndaan sebagaimana dimaksud ayat (lS) kuorum trdakjuga
tercapai tetapi dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu per Aga jvlrLlah
anggotanya, maka rapat tetap dtlangsungSan dan semua keputusan yang diambrl
adalah sah.
(15) Dewan Pengurus l(adin Provinsi/lbbupaten/I(ota mengadakan Rapat pimpinan
Provinsi / Kabupa ten/ Kota dan rapat lainnya yang dianggap perlu.
(16) Rapat- Rap at Dewan Pengurus lGdin Provinsi,/ l(abvpaten/Kotz:
Rapat PenSurus Hadan IQdin Provinsi /Kabupaten/Yata menetapkan
kebijakan organisasi yang penting dan mendesak berdasarkan keputusan-
keputusan nrusyawarah, sekurang-kura ngnya setll kah dalam 2 (dua) Lnilan
dan hasilnya barus dtlaporkan kepada rapat Pengurus llanan Lengl p Kadn
Provinsi / lG;bupaten / lbta.
Rapat Pengurus Hanan bngJ<l;p lGdin Provinsi/Kabup atsn/Y,ota menebpkan
kebijakan dan koordinasi atas keg1atan dan tugas-fugas Komite Tetap,
diadakan menurut kebutuhan, sekurang-kurangnya satu ka,h dalam S (trga)
bulan.
Rapat Pengurus l*ngkap Kadh Provinsi./Kabup aten/Kota menetapkan
kebijakan dan koordinasi secara menyeluruh, dradakan menurut kebutuhan,
sekurang-kurangnya sahr kah dalam 6 (enam) bulan, satu dtantaranya
diadakan sebelum Rapat Pimpinan provinsi/Ibbupaten/l$tz.
b.
(17) Dewan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-49
(77) Dewan Pengurus Kadin provins i/rebupaten/Kota menerima saran-saran. baikdiminta ataupun tidak, dan Dewan penasehat, dan Dewan pertim bangan masing-masing,
Pasal 30
Rap at p impinan lGdin provinsi,/ IGbu paten / Kota
(1) Rapat Pimpinan r.,ain provinsi/Iebup aten/Kota, disingkat Rapimprov/I{apirr*ablRapi'rkota, adaLah npat pimpinan jajaran organisasi daram nngkakoordinasi, sinkronisasi dan upaya-upaya sinergistik daram prencaraan danpelaksanaan program-prcgram antar_ jajaran paAa timgfut masing_masing.
(2) Dewan Pengurus Ikdin provinsi /rbbupaten/r(ota menyerenggarakan Rapimprov/Rapimkab/Rapimkota, sekurang-kura ngnya satu kaLi daram satu tahun, unfukmenjaLankan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (7),
(3) Rapimprov / Rapimkab /Rapimkota dihadiri oleh peserta dan peninjau.
(4) Peserta Rapimprov/Rapimkab/Rapimko ta terdti atas:
a, Dewan Penasehat masing-masing;
b, Dewan Pertimbangan masing-masing;
c. Dewan pengurus masing- masing;
d. Ketua-Ketua Dewan pengurus Ira.drn l@bapatenlKota untuk Rapimprov; dane, Ketua setiap Anggota Luar Bis.sa Kadin provinsi /l@bupaten/Kota.
(5) Peninjau Rapimprov,/Rapirntrab/Rapimkota terdiri atas:
a, Anggota Kehormatan Kadin provinsi /Kabupaten/lbta yang bersang]<ttan;b.1. untuk Fapimprov: Direktur Eksekutif l&din provinsi dan Kadfui
Kabupaten / I(otz yang betsang]<ttan;
b'2. untuk Rapimkab/Rapimkota: Direktur Eksehrtif rraain rbbapaten/Kota yangbersangJcutan,
(6) Hak dan Kewajiban peser'a dan peninjau Rapimprov/Rapimkab/Rapimkota:
a. Setiap peserta Rapimprov/Rapimkab/ Rapimkota mempunyai hak yang sama,yaiht hak suara dan hakbicara
b. Kewajiban...
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPI.JBLIK INDONESIA
NOMOR I7.TAHI.IN 2OIO
TEI\TTANG
PERSE"IUJUAN PERUBAHAN
ANGGAMN DASAR DANANGGARAN RUMAH TANGGA
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
PRDSIDEN REPUBLIK INDONESTA.
Menimbang i a. bahwa berda.sarkan Keputusan Musyawaruh Nasional
Khusus Kamar Dagang dan Industri tanggal 25 April 2O1O
di JakaftA teLah ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangg a Kamar Dagang dan Industri sebagai
pengganti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
l(amar Dagang dan Industri yang tnlah disahkan dengan
IGputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2006;
bahwa atzs permtttaan llamar.Dagang dan Industn, dan
sesuai dengan ketentuan lJndang-Undang Nomor 1 Tahun
7987 tentang l(o;mar Dagang dan Indusbi, dtpand,ang perLu
untuk mengesal.i<an perubahan Anggarun Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri yang
baru tersebut dengan Keputusan presiden;
Mengingat : 1. Pasal,4 ayat (1) Undang-Un dang Da.sar Lg4S x.bagaimana
telah dtubah dengan perabahan lGempat tJndang_tJndang
Dasar'1.945,-
PRESIDENREPUBLTK INDONESTA
-2
Undang-undang Nomor 1 Tahun lgg7 tlntang Kamar
Dagang dan Industri (lnmbatanNegara Republik Indonesia
Tahun 1987 Nomor 8, Tamb ahan l_embamn Negara Nomor
3346);
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan : KEPUIUSAN PRESIDEN TENTANG FERSH,UJUAN PERLJBAHAN
ANGGARAN DASARDANANGGAMN RUMAH TANGGA KAMAR
DAGANG DAN INDUSTRI.
Pasal 1
Menyetujui perubahan Angg;aran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Kamar Dagang dan Industri hasil Keputusan
Musyawarah Nasional Khusus lkmar Dagang dan Industri
Nomor Skep/008/Munassus/I\I / ZOIO, tanggal ZS Apnl ZOIO di
Jakafiz, sebagaimana terlampir datam Keputusan presiden ini.
Pasal2
Dengan berlakunya Keputusan presiden ini, Keputusan presiden
Nomor 16 Tahun 2006 tentang persetujuan perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga l(amar Dagang
dan Industri, di cabut dan dnyataL<an nd*berlaku,
Pasal 3....
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
-3
pasal S
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal drteapkan.
Ditetapkan drJakarta
pada bnggal Zg Agastus 20 1 O
PRESIDEN REPTIBLIK INDONESIA.
ttd.
DR H. SUSILOBAMBANG YTIDHOYONO
Salinan sesuai dengan aslinya
Kabinet
ukum,
I
,
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
LAMPIMNII
KEPUTUSAN PRESIDEN RDPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 17TAHUN2010
TANGGAL :23 Agushts 2O7O
ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMARDAGANG DAN INDUSTRI
BAB I
UMUM
Pasal I
landasan Penyusunan
Arrggamn Rumah Tangga disusun berlandasran pada Anggann Dasar KamarDagang dan Industri yang ditetapkan dan disahkan dalam Munas Khusus lGdin di
JakaftatanggaL2S - ZS April 2010.
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan yang ndak terpisahkandai Angg;arun Dasar sebagalmana dimaksud ayat (l).
BAB II
ORGANISASI
PasaL 2
Pembentukan Organisasi
(1) a. organisasi lGdin Indonesia wrtanakali dibentuk brrggatZ4 september 1968oleh IGdin Daemh Tingkat I atau liuldinda Tingkat I (sebutan unhrk l&dinProvinsi paaa wal<tu itu) yang ada di ser'ruh Indonesia atas prakarsa lGdinDK Jalar'ta, dan diakui pemerintah dengan lGputusan pnesiden RepublikIndonesia Nomor 49 Tahun'r.9zs, kemudian dibentuk kembali sesuai denganketentuan tJndang-tJndang Nomor I Tahun l9g7 tentangl<amar Dagang dan
(1)
(2)
Industri . . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
2-
lndustri dalam Musyawaruh pengusaha Indonesia tznggal 24 september l9g7di Jakarta yang diselengarakan oleh pengasaha Indonesia yang tergabung
dalam l(adin Indonesia beke{a sama dengan Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin) dan wakil-wakil Badan Usaha Milik Negara.
b. organisasi Ikdin Provinsi wfiar^a kali dibenhrk atau disusun oleh pengusaha
Indonesia di sefiap Daerah Tingkat I (sebutan untuk provinsi paaa waJ<tu itu)
dan dikukuhkan dengan lGputusan presiden Republik Indonesia Nomor 49
Tah'n 1'973, kemudian dibentuk kembali sesuai dengan ketenfuan tJndang-
undang Nomor 1 Tahrtn r,g87 teft,,ng Kamar Dagang dan rndustri dalzm
Musyawarah Pengusaha Daerah Tingl@t I yang di*elenggamkan oleh
Pengusaha Indonesia yang teryalrurrg dalam l<adurda Tingl@t I (sebutan untukKadin Provinsi pada waktu itu) 1*ke4a sarna dengan Dewan Koperasi
Indonesia Wilayah (Dekopinwil) dan wakil_wakil Badan Usaha MilikNegam/Daerah di Frovinsi masing-masing.
c. organisasi l<adtn lbbapaten/Kob pt1ama kali dibentuk atau disusun oleh
Pengusaha Indonesia di setiap Daeruh Tinskat II (sebutan untukkabupaten/laa) dan dikukuhkan dengan lGputusan presiden Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun Lg7s, kemudian dibentuk kembali sesuai dengan
ketenfuan undang-IJndang Nomor I Tahu:r r.9gz tentang Kamar Dagang danIndusfri dalam Musyawarah pengusaha Daerch Tingkat II yang
diselenggarakan oleh pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kadinda
Tingkat II (sebutan untuk Kadin r(abupaten/ Kota pada waktu itu) bekerja sama
dengan Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) dan wakil_wakil
Badan Usaha Milik Negara/Daemh dt y,abupaten/Kotz masrng_masing.
(2) Pembentukan organisasi dan kepengurusan Kadin di provinsi./Kab apaten/lbtayang belum memiliki organisasi Kadrn dtatur dalam perahnan organisasi yang
ditetapkan oleh Dewan pengurus lGdin Indonesia.
Pasal 3 ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
3-
Pasal 3
Dewan Bisnis
Dewan Bisnis atau Dewan Kerja Sama Bisnis atau narrr apapun yang serupa, starusnya
merupakan Organisasi Pengusaha re,bagumana dimaksud pasal I huruf e Anggaran
Dasar jil<a memiliki kemandirian dengan ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki Anggarun Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan
Undang-Undang Nomor l Tahun 1987 tentangy\amar Dagang dan Industri;
b. keangotaarvrya terbt*a, bagy para pengusaha Indonesia dan pengasalw negara
mitra bisnisnya;
c. namanya ttdak menggttnakan nama \(adin.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Anggota
setiap pengusaha Indonesia serta organisasi perusahaan dan otganr,sasi pengusaha
harus menjadi anggota lkdin dengan kewajiban mendaftar pada Kadrn.
Pasal 5
Persyaratan Anggota Luar Bia.s
(1) organisasi Perusahaan dan organisasi pengusaha yang dapat diterima sebagai
Anggota Luar Biasa (ALB) Kadin adalah yang memenuhi asas legalitas dan
legitimasi sebagai berikut:
a. memiliki Ang8ara Dasar dan Anggamn Rumah Tangga yang brlandaskan
undang-undang Nomor I Tahun r98z terLtang r@mar Dagang dan Industri
dan sejalan dengan Anggiarun Dasar dan Anggamn Rwnah Tangga (AD-AKI)
l<adlrr;
b.
c.
d.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4
tidakberdasarkan keagamaan, kesukuan, kedaerahan, tdeolog;t/polifik dan ras;
memiliki Kode Etik Organisasi;
tidak memiliki kesamaan nama, merk, rambang dan rogo dengan organisasi
sejenis yang sudah ada;
e. pengurus tidak merangkap jabatan pada organisasi sejenis;
f. organisasi atau cabang organisasi ang$,at Kabupaten/rbta jumlah anggotanya
nrinimal 20 (dua puluh) perusahaan /pngasaha, kecuali untuk Dewan Bisnis;
dibukfikan dengan kepemilikan rertaTanda Angota Biasa (KIA-B) Kadin;
g. organisasi yang pwsatnya berada pada tingkat provinsi harus memilikl cabang
paling sedikii 30 (tiga puluh) persen dar. irnlah kabupaten/kota pada
provirui yang bersangkutan dibuktikan dengan kepemilikan lhrtu Tanda
Alggota Luar Biasa (KlA- LB) Kadin;
h. organisasi yang pusatnya berada pada fingkat nasion ar, cabangnya harus adapaling sedikit di SO (nga puluh) persen jumlah provinsi yang tersebar di limawilayah Sumatera, Jawa, Kahmantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara_Maluku_
Papua dan dibuktikan dengan KTA-LB lGdin di provinsi yang bersangkutan;
i. organisasi Perusahaan Tingkat Nasional,/provinsi yang tidak memiliki cabang
dt daerah, tetapi rua g li.gkup usalw anggobnya bersl<ala atau bersifatnasional,/provinsi yang bersang$utan sehingga mempunyai pengaruh besar
dalam perekonomian nasional,/provinsi, ks.dudukannya sebagai Anggota LuarBiasa sama dengan kedudukan organisasi perusahaan Tingkat Nasionar/
Provinsi yang b ersanglutan lainrrya;
j. telah berdiri dan telah melaksanakan paling sedikit 1 (safu) kali Musyawarah
Ang3ot'-nya menurut ingkatan keanggotaawtya masing_masing, selain/ dr
luar waktu pen dinanrtya;
k. untuk organisasi perusahaan:, seiap perusahaan yang menjadi anggota hwusdidirikan dan / abu bercperasi sesuai dengan ketentuan perundang-ttndangan;
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
5-
l. unhrk Organisasi Pengusaha dan Dewan Bisnis: Setiap pengusaha yang
menjaAi anggota harus memiliki fungsi/ jabatan pda pentsahaannya sebagai
pemilik/komisais dan/atau pengurus perusahaan (eksekutif/direksi), serta
memiliki NPWP perseorangan;
m. memiliki selsetaiat/kantor dan alamat tetap yang jelas berikut perangkat
perLengJ<apan / peralatan kantor dan staf / karyawan yang memadai;
n. wajib menyeLenggankanlayanan informasi dan pmberdayaan anggota secara
terbuka serla wajib melaporkan hasll, keg1atarnya secara periodik satu tahun
sekali kepada Kadin pafu $rrykatannya masing-masing.
(2) Ketenfiun lebih rinci mengenai keanggotaan Organisasi Perusahaan dan
Organisasi Penguvha di Kadin ditetapkan dalam peraluran organisasi yang
ditetaplan oleh Dewan Pengurus lQdin Indonesira.
Pasal 6
Pendaft aranKeanggotaarr
(l) Prosedur dasar pendaftaran Anggota Biasa, Anggota Tercatat dan Anggota Luar
Biasa dan Anggota Luar Biasa Tercatat ditentukan dalam ayat (2) dan ayat (S),
prosedur rinci diafur dalam prahtran organisasi yang drtetapl<an oleh Dewan
Pengurus IGdin Indonesia.
(2) Pendaftaran Anggota Biasa dan AnggotzTercatat
a. Pendaf\aran Anggota Biasa
a.l. Pendafbran Anggota Biasa dilakukan pada Kadrn l(abapaten/l(ota ataa
melalui Anggota Luar Biasa yang bersangkutan di tempat perusahaan
atau cabang/ perval<tlan per:usahaan berdomisili, sesuai dengan
ketenfuan ayat (1).
a.2. Perusabaan yang dtterima menjadi Anggota Biasa akan mendapat Kartu
Tanda Anggota Biasa (KIA-B) yang diterbitkan oleh Kadin Indonesia dari
Kadin Provinsi melalui (GLdtn lebvpaten/ytota dt tempatnya mendaftar.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
6-
a.3. Keputusan tentang diterima abra ndafurya menjadi Anggota Biasa
disampaikan melalui surai pemberitahwn Dewan pengurus Kadin
r(abapaten/Yata, selambat-rambatrya trga puluh hari kerja seterah
fornulir pendaftatan diterirna oleh lGdin lhbupaten/Kota yang
bersangftutan, dengan menyerahkan Kartu Tanda Anggota Biasa KIA_B)kepada yangbercangguhnjika diterina menjadi Arggoia Biasa. Untuk
Daemh Khusus Ibukota Jakzrta, Wrrctzlpar. diterima atau t'rdalrlrya
menladi Aggota Biasa dilakul@n di Kadin provinsi.
a.4. Pendaftaran anggota dapat menggunakan fasilitas pelayanan elektronik(online qstem) berbasis web.
b, Pendaftamn Arggota Tercatat
b.l. Pendafuran Anggota Tercatat, dilakukan oleh IGdin rhbupaten/Kota ditempat perttsahaan atau wbang/ pemvaloran prusatvan berdomisili.
sesuai dengan ketentuan at'at (I).
b.2, Perushazn ya..g diterima menJadi Anggota Tercatat akan mendapat
lbr,tuTanda turgobrercatat (KAT) yang diterbitkan oleh Kadin provinsi
melalui Kadn Kabupaten/ Kota dr tsumpakrya mendaftar.
(3) Prosedur pendaftamn Anggota Luar Biasa dan Anggotz Luar Biasa Tercatat:
a. Pendaftzran Anggota L:uar Biasa
a'1. Pendaftamn organisasi pertxahaan dan organisasi pengusaha sebagai
Anggotz, Luar Biasa dilakukan sesuai dengan ketentuan ayat (1).
a.2. Dalam hal organisasi yang bersangkuta n dinyatakan memenuhi syarat
untuk diterim a dan dttetapkan menjadi Anggota Luar Biasa Kadin
sebagaimana dimaksud pasal 5, mal.o, Organisasi perusahaa n atau
organisasi Pengusaha tersebut terlebih dahulu harus membaya r L)ang
Pangkal dan uang Iuran Anggota Luar Biasa tahvn yangberjaran sesuai
ketenfuan.
a.3. organisasi Perusahaan dan organisasi pengusaha Tingkat Nasional, yang
memiliki cabang sebagaimana dimaksud pasal S ayat (1) hunfi h, dan
Dewan Bisnis Tingkat Nasional, pndaftamnnya dilakukan pada r{*dtnIndonesia.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
a.4 . Organisasi Perusahaan dan Organisas i pengusaha Tirgkat provinsi, yang
induk organisasinya berkedudukan dr daerah provinsi yang memiliki
paling sedikit cabang sebagaimana dimaksud pasal S ayat (l) huruf g,
dan Dewan Bisnis Tingkat hovinsi, pendafbrannya dilalcukan pada \(*Ain
Provinsi.
a.5. Organisasi Perusahaan dan Organisasi pengusaha, atau cabang
Organisasi Perusahaan dan Organisasi pengusaha yang ada di
kabupaten/kota, dan Dewan Bisnis Tingkat Ihbupaten/I(otapendaftamnnya dilakukan pada lGdin tebupaten/Kota yang
bersangkutan,
a.6' organisasi Perusahaan Tingkat Nasional yang ndak memiliki cabang di
daerah, tetapi ruang lingkup usaha anggotanya berskara atau bersifat
nasional sehingga mempunyai pengarvh besar dalam perekonomian
nasional, kedudukannya sebagai Anggota Luar Biasa sama dengan
kedudukan organisasi perusahaan Tingkat Nasional Lainnya sebagaimana
dimaksud hwuf a.5,, dan pendaftarannya dilakukan pada lierdin
Indonesia.
a.7. organisasi Perusahaan Tingkat provinsi yang f,dak memiliki cabang di
kabupaten/kota di daerah provinsi yang berang$wtan, tetapi ruang
Iingkup usaha anggotanya berskala atau bercifat provinsial sehingga
mempunyai penganth besar dalam perekonomiran daeruh prownsi yang
bersangkutan, kedudukannya sebagai Anggota Luar Biasa provinsi sama
dengan kedudukan Organisasi penxahaan Tingkat provinsi lainnya
sebaga.imana dimaksud huruf a.4. dan pendaf"tarannya dilakuka n pada
Kadin Provinsi.
a.8' organisasi Pentsahaan dan organisasi pengusaha yang diterima menjadi
Anggota Luar Biasa akan mendapat Karhr Tanda Arqgota Luar Biasa
(KIA-IB) yang diterbitkan lGdin Indonesia day'r lGdin di tempatuTya
mendaftar sebagaimana dimaksud ayat (S) huruf a.3. llampai dengan
hvrul a.7.
a.9, Keputusan diterima atzu ndafurya menjadi Anggota Luar Biasa,
disampaikan dengan sttrat pemberitahuan Dewan pensurus di temoatnva
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
8-
mendaftzr sebagaimana dimalaud ayat (S) hantf a.S. sampai huruf a.7,
reLama-lamanya enam puluh han keqa setelah formulir pendaftamn
diterima Kadin yang bersangkutan, dengan menyerahkan KTA-LB kepada
yang bersangku tan jika diterima menjadi Anggota Luar Biasa.
a.l.O.Cabang-cabang Organisasi perusahaan dan Organisasi pengusaha yang
induknya telah menjadi Anggota Luar Biasa, tidak otonratis menjadi
Anggota Luar Biasa pada Kadn provinsi/lbbupaten/Kota di tempat
domisilinya, dan karern itu harus tetap mendaftarkan pada I{'cLdrn
Provinsi/Kabupaten/l(ota yang bersangkutan dengan memenuhi
Wr sy aratAn keanggotaan y ang berlaku.
b. Pendaftamn Anggota Luar Biasr- Tercatat
b.7. Pendaftaran Anggota Luar Biasa Tercatat dilalcukan sesuai dengan
ketentuan ayat 0\.b .2 . Organisasi Perusahaan dan Organisas i pengasaha yang diterima menjadi
Anggota Luar Biasa Tercatat akan mendapatkan IGrtu Tanda Anggota
Luar Biasa Tercatat (KAtyI) yang diterbitkan oleh Kadin Indonesia untuk
tingkat Nasional dan oleh Iedin provinsi untuk tingkat
Provinsi/ IGbu p aten / Kota.
PasalT
Anggota Kehormatan
(1) Anggota Kehorrnatan adalah omng perseorangar. yang dtanggap mempunyai jasa
luar biasa dalam membentuk, m embrna, mengembangpan dan memaj*an lGdin.
Q) lvtgota Kehonnatan dranglrat untuk seumur hidup oleh Munas/ Muprov /Mukab/Mukota atau Rapimnas/Rapimprov/Rapimkab/papimkota masing-
masing berdasarkan:
a. usul Dewan Pertimb angan ataa Dewan pengurus l(adin Indone sia atzu
Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional dan/ atau usul lGdin provinsi untuk
Anggota Kehorrnatan lkdin Indonesia;
h rrsrr'l
PR ESIDENREPU BLIK INDONESIA
o
b. usul Dewan Perfimb angan atalt Dewan pengurus led.in provinsi atau Ar,ggo.r
Luar Biasa Tingkat Provinsi dan/ atau usul lGdin Kabupatenllbta untuk
Anggota Kehormatan Kadin provinsi;
c' usul Dewan Pertimbangan atau Dewan pengurus Kadrn rrabapaten/Kota atau
Anggota Luar Biasa Tingt.ut r(abapaten/Kota dan/ atau usul Anggota Biasa
l('din rbbupaten/Kota untuk Anggo ta Kehonnatan r{,drn rbbupaten/Kota,
(3) setiap msntan Ketua umum Kadin Indones ia/Kadin provinsi dan Ketua r{g,din
Kabupaten/Kota yang menyelesaikan masa jabatarnya secara penuh selama safu
periode mulai da"i pengang)<ztannya dalam Munas/ Muprov / Mukab / M'*otasampai ke Munas/Muprov /Ml*ab/M*ota berikutnya yang menerima Wfiang-gangtrawabawrya, otomatis drar,..gkat menjadi Anggota Kehornatan Kaarn yang
bersangkutan dengan sebutan Ketua IGhormatan Kadin yang bersangkutan.
(4) Arvgota lGhorznatan yang bvkan Anggota Biasa dibebaskan dan kewajiban
membayar uangpang\cal dan i;l,:an axLggota.
(5) Anggota Kehormatan mempunyai:
a. Hakbicara, yaitu hak mengajukan usul, saran ,pendapat, dan Wrtarryaan.b. Hak untuk mengikuti keglatan organisasi atzs vndangan Dewan pengurus
IGdin.
Pasal 8
Sanksi Terhadap Anggota
setiap anggota yang melakukan nndakan yang merugikan organisasi dapat dikenai
sanksi organisasiberdasarkanbesar kecitnya kesalahan yangdilakukan, berupa:
a. tegamr. atart perngatan terhrlis;
b. penghentian pelayanan orgarlsasi; atau
c. pemberhentian sebagai anggota.
Pasal 9 ...
(1)
(2)
(3)
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
I\J
Pasal 9
Kehilangan Keanggotaan
Anggota Biasa kehilangan keanggotaannya dalam KaArn karena:
a. mengundurkan diril
b. menghentikan usatnnya;
c. meninggal dunia (bag| Anggob Biasa perseorangan);
d. diberhentikan oleh organisasi; atau
e. semua izin yang dimilikinya dicabut oleh pemerintah.
Anggota Luar Biasa kehiJangan keanggotaannya dalam KaAtn karenat
a. mengundurkan diri;
b. membubarkandii;
c. diberhentikan oleh organisasil atau
d. dilarang oleh pemerintah.
IGhtJangan keanggotaan dalam YaA:lr- bag, Anggota lGhormatan, karena:
a, mengundurkan diri; atzu
b. meninggal dunia.
Paspl 10
Pemberhentian Keanggotaan
(1) Dewan Pengurus Kadin dapat melakukan pemberhentian atau pemberhentian
sementara keangotaan kepada anggota sebagaimana dimaksud pasal 4 jika
anggota y ang bersangkutan :
a. bernndak bertentangan dengan Angg;aran Dasar dan atau Anggaran fuimah
Tangga;atau
b. berfindak merugikan atatl mencemarkan namabak orgarusasi; atau
c. tidak memenuhi kewajiban L,eanggotaan sebagaimana yang ditetaplan
organisas\ atau
d. tidak memahrhi keputusan orgartrsasi; atau
e. menyalahgmakan kedudukan, wewenang, dan kepercayaan yang diberikan
organisasi.
PRESIDENREPUBLIK INDON
1.1.
(2) Keputusan pemberhentian atzv pemberhenian sementara keanggotaan dilakukan
sesudah ada peingatan terhrlis terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali berturut-
turut dalam jang$a waktu 3 (tigd bulan, terkecuali untuk Lwl-hal yangluat biasa;
dan untuk pemberhentian atau pmberhentian sementara kepad,a Anggota Luar
Biasa setelah berkonsultasi terlebih dahula dengan Dewan pertimb angan masing-
masing,
(3) Dalam masa pemberhentian atau pemberhenhan sementara, anggota yang
bersangkutan kehilangan hak-hak keanggo taannya.
@) a. Pemberhent'ran sebagairnana dimaksud ayat (I), ayat (2), dan ayat (3) adzlah
penghapusan keseluruhan lwk anggotz untuk selama -Lamanya karena
kesalahan prinsip anggota yangbersanglutan.
b, Pemberhentian sementara sebagaimana dimalsud ayat (I), ayat (2), dan ayat
$) adalah penghapusan sementara selurnh atau sebagian hak anggota untuk
jangka waktu tertentu karena kesalahan anggota yang bersangkulan, misalnya
tidak memenuhi kewajiban membayar uang iuran anggota yang ditetapkan
organisasi.
(5) Anggota yang terkena sanksi pemberh entian atau pemberhenttan sementara
berhak membela diri dan dapat naikbanding, secara berirat-ttrut, kepada:
a. Dewan Pengurus yang ing$atarnyalebih tinggi;
b. Rapintl<sb / Rapimkota yang bersang\abn;
c. M*ab / Mvkota yang bersangkutan;
d. Rapimprov yang bersangkutan;
e. Muprov yang bersangkutan;.
f. Rapimnas;
I, Munas.
(6) Anggota yang kehilangan haknya karcna terkera sanlsi pemberhentian atau
pemberhentian sementara, akan memperoleh pemulihan hak-haknya kembali,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 1,2
setelah sanlsi tersebut drcabut oleh.Dewan pengurus ya g bercangkwtan ata:u
Dewan Pengurus yang hngkatnya lebih tinggi atav papiml<ab/Rapimkota/
Mukab,/Mukota / Papimprw / Mttprov / Fapimnas/Munas sebagaimana dimaksud
ayat (5).
BAB IV
KEUANGAN
Pasal I 1
Sumber Dana
(1) Kadin memperoleh dana sebagaimana diatur dalam pasal gg Arrggaran Dasar.
(2) Besar uang pangka"l dan uang iwan anggota dttetapkan berdasarkan asas
proporsional dengan kemampuan anggota berdasarkan keputusan Dewan
Pengurus I(adin Provinsi masing-masing yang brpedoman paAa, atau mengikuti
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Organisasi.
(3) Untuk memperkuat keuangan Yvldn pada setiap tingkat, Dewan pengurus setiap
ttng$,at dibenarlan mengadakan tpaya sendiri yang sah, ti&k mengikat dan ndak
bertentangan denga.n Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
PasaL 12
PerimbanganPembagqanlbuangan
(1) Uang pang$aL danuang llran anggob yang ditarik oleh l&din y,abupatsn/Kota
pembagja;nrrya ditetapkan sebagai berikut:
a. untuk Y.'a;drn Kabupaten/l(ob yang bersangkutan sebesar 60 (enam puluh)
pe$en;
b. untuk lQdin Provinsi yang bersangkutan sebesar SO (tiga puluh) percen;
c. untuk lbdin lndonesia sebesar 10 (sepuluh) persen;
d. Khusns lGdin Kota yang berada dr ibltkota provinsi pembagqanrrya :
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-13
d.1. untuk Kadin lbta yangbersangkutan sebesar SO (lima puluh) persen;
d,2, untuk Ikdin Provinsi yang bersangkutan sebesar 40 (empat puluh)
persen;
d.3. untuk IGdin Indonesia sebesar lO (sepuluh) persen.
(2) Uang pang$.al dan vang iuran anggota yang ditarik oleh lGdin provinsi
pembag1anrty a drtetapkan sebagai berikut:
a. untuk I&din Provinsi yang bersangkutan sebesar 80 (delapan puluh) persen;
b. untuk lQdin Indonesia sebesar 20 (dua pu\th) persen.
(3) Uang pangkal dan uang iuran anggota yang &tzr,* oleh lGdin Indonesia
digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan Kadin Indonesia.
(a) Alokasi dara uang pangfur dan ivran a ggotn" sebagarmana dimaksud ayat (l)dan ayat (2) disampaikan oleh:
a. Dewan Pengurus lGdin lbbupaten/Kota berfalngglllrg jawab ak.s
penyampaian alokasi dana sebagaimana dimaksud ayat (l) melalui l&din
Provinsi yang bersang$tfun dengan melampirkan daffur anggotanya yang
tclahmembayarkewajibankeuangarmya.
b. Dewan Pengurus Kadin Provinsi berfunggtng jawab atas p:nyampaian alokasi
dana sebagairnana dimalcud ayat (l) dan ayat (2) dengan melampirkan
daf tatanggotayangtelahmembayarl<ewajibankeuanganrtya.
Pasal L3
PenggmaanDana
(1) Kebijakan prungganaan dan pngelolaan danb paAa sehap ttng$atan organisasi
ditetzpkan berdasarkan program ke4a tahvnan yang disusun oleh sekretariat
senap furyfutan, atas persehrjuan Dewan Pengurus masing-masing, dan
ketentuannya draivr dalam perab)ran organisasi.
(2) Dewan ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
t4
\2) Dewan Pengurus lGdin setirap ttngftatan bertanggang jawab atas pengawasan,
penenmaan dan pengganaan dana serta pngeloraan perbendaharaan ata$ harta
kekayaan organisasi p ada timgfutan masing- masing.
(3) untuk keperluan wngawasan, Dewan pengurus IGdin setiap thgl@tan harus
menggunakan akunian pubtk yang melakukan pemeriksaan keuatWan (audrt)
satu kali dalam setahan.
PasaI 14
PertanggongawabanKeuangan
(1) Rapat Dewan Pengurus Kadin untuk membahas dan meneliti laporan keuangan
dan perbendaharaan organisasi dari set<retariat masing-masing draaaban
selambat-lambatutya satltt kah daJam S (iga) bulan, dan laporan keuangan danperbendaharaan organisasi tahrtnon harus diaudit oleh akuntan publik.
(2) laporankeuangan dan perbendaharaan organisasi harus disampa ikan paaa setiap
Rapimnas/Rapim glrov / Rapimkab / papimkota tahwran masing-masing.
(3) Pembukuan organisasi di setiap {ngkatan dimulsi seiap tanggal vtu Januafsampai dengan tanggal nga pulvh satu Desember bhun yang sama.
(4) Dewan Pengurus Kadin mempeftznggangtrawabkan pengawas an pengelolaan
ketnngan dan perbendaharuan organisasi kepada Munas/Muprov /Mukab/Mukota masing- masing.
BAB V
PNLAKSANAANTWUAN, IUNGSI DAN Kf,GIATAN KADIN
Pasal 15
Pelaksanaan Tujuan, Fungsi dan Kegiatan l@din
untuk menjalankan h$uan dan kegiatan y.g,d:u:- sebagaimana dimaksud pasal s, pasal 6,
Pasal 7 dan Pasal 8 undang-undang Nomor 1 Tahun l9g7 tentang Kamar Dagang danIndustri, sefia menjabarkan ketentuan pasal lo Anggaran Dasar, setiap tingkat
organisasi Kadin melaksanakan:
PRESIDENREPUBLIK INDON
b.
15
advokasi dan prumbenan rekomendasi kepada Pemerintah, Dewan Perwakilan
Rakyat RI/Dewan Perwakilan Daemh dan Pemerintah Provinsi./IGbupaten/Kota,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka pembentukan iklim usaha yang
kondusif dan penyiapan rancangan Wratt ran perundang-un dangan;
penyebaran furfornasi perekonomian dan pemberdayaan dunia usaha;
penyelenggaruan pendidikan dan pelankan untuk para pengusaha dalam rangka
pengembangan sumber daya manusta;
penerbitan surat keterangan, mengakreditasi penerbit serfifikat kemampuan
usaha, surat rekomendasi/referensi, serta melegalisasi surat-surat dan dokumen-
dokumen yang diperlakan bagy kelancaran kegjatan usaha sesuai peraturan
organisasi yang ditetapkan oleh Kadin Indonesia;
upaya pelimpahan tugas-tugas dari pemeintah dalam rangfa pembinaan dunia
usaha.
BAB VI
KEPDNGURUSAN
Pasal I 6
Tirgas Dewan Pengurus
Dalam memenuhi fungsi dan tugas l(adrn sebagaimana dimalsud Pasal 9 dan Pasal 10
Anggaran Dasar, Dewan Pengurus beritgas menetapkan kebijakan dan kegSatan
sebagai berikut:
a. memajukan dan mengembanglan jiwa serta memajukan dan mengembangtan
kemampuan dan keterampilan paru pengusaha Indonesia 4gat dapat tumbuh dan
berkernbang secara dinamis dan mantap gana tercapainya perh.rmbuhan ekonomi,
peningkatan pembanga.nan, dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas;
b. memupuk dan meningkatkan partisipasi aLdif para pengasaha Indonesia guna
meningkatkan produksi nasional dengan can kerXa yang terampil, efisien,
berdisiplin, dan berdedikasi;
^ .- ^.^.,^t^^ --1-- ^ ^r-- --
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_16
menyebarltraskan informasi mengenai kebijalsanaan pemerintah di bidang
ekonomi kepada para pengusalna Indonesia;
menyampaikan informasi mengenai perma.salahan dan perkembangan
perekonomian dunia yang dapatberpengaruh terhadap kehidupan ekonomi dan
atau dunia usaha nasional rkepada Pemerintah dan pam pengusaha Indonesia;
menyelenggarakan pendidikan, pelatthan, dan kegiatan lain yang bewnanfaat
dalam rang]<,a membina dan mengemb angkan kemampuan para pengusaha
Indonesia, baik dilakukan sendiri mavpun bekerja sama dengan Organisasi
Perusahaan dan/ alau Organisasi Pengusaha;
menyelenggaral<an dan meningkatkan hvbungan dan ke4a sama yang saling
menunjang dan saling menguntungkan antar-penguvtw Indonesia, terrnasuk
pengembangan keterkaitan antar brdang usaha industri dan bidang usaha sekfor
ekonomi lainnyal
menyelenggamkan dan meningkatkan hvbungan dan ke4a satna antara para
pengasz,ha Indonesia dan pam pengasaha luar negeri seiring dengan kebutuhan
dan kepeningan pembangu.nan dr bidang ekonomi dan sesuai dengan fitjt-nn
pembanganan nasional;
menyelenggarzkan analisis dan statistik serta menyelenggarakan pusat informasi
usaha dan mengadakan promosi dr dalam dan di luar negen;
menyelenggarakan upaya pnyeimbangan dan peLestadan alam serta mencegah
timbulnya kerusakan dan atatpncnmaran lingkungan hidup;
menyiapkan dan memberikan keterangan yang diperlukan para pengasaha
Indonesia untuk keperluan perdagangan, industri dan jasa, baik untuk keperluan
dt dalam maupun di luar negeril
menytmbanglan pendapat dan saran kepada Pemerintah dan Lembaga lzircrya
berkaitan denga.n prcses pengambilan keputusan dalam kebijaknnaan ekonomi
nasional:
PRESIDENREPUBLIK INDON
t7
menyiapkln dan melaksanakan usaha arbitrase ataLL usaha menengahi,
nrendanraikan dan menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara para pengusaha
Indonesia dan/ atau perusahaan Indonesia, dan antara pengusaha dan pentsahaan
Indonesia dengan pengusaha dan perusahaan asing;
m. nrendorong para pengasaha Indonesia untuk bergabung dalam Organisasi
Perusahaan dan/ ataa Organisasi Pengusaha anggota lGdin demi meningkatkan
profesionalisme.
Pasal 17
Pembagian Tirgas Dewan Pengurus
(1) Pembag1an f:ctgas di antara Dewan Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum untuk
IGdin Indone sia/Kadin Provinsi dan Ketua untuk Kadin lbbupaten/lbta
berdasarkan Program Ke4a dan Kepufusan-Keputusan Munas/ Muprov /Mukab /Mukota serta Rapimnas/Rapimprov / R apimlab / Rapimkota masing-masing.
(2) Y\edudn*an Kadin dalam lenrbaga/baAarl negaru/daerah dan/atat di forum-
forum penentuan kebijaknnaan, diwakili otomatis *cara ex-of,frcio oleh Ketua
Umum Kadin IndonesiallGdin Provinsi/Ketua Yadrn Kabapaten/Kotu, abn oleh
salah seorang wakil Ketua umum lGdin Indonesia/I(adin provinsi/wakil lGtua
Ikdin I(abupaten /lbta yang dtnmj:uJr- dan dttebpkart oleh dan dalam rapat Dewan
Pengurus yang bersang]<utan yang diagendakan unfuk keperluan tersebut.
(3) Ketua umum l(adin lndonesia/rbdn Provinsi dan Ketaa Kadn lig,bttpaten/Kota
dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan kegsatan organisasi masing-masing
berkewajiban:
a. memimpin organisasi dan Dewan Pengurus masing-masing dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, baik keluat maupttn kedalam;
b. mengoordinas*an langfuh-langl<ah Dewan pengurus masing-masing dalam
hal yang bersifat kebljaksanaan;
c. memimpin...
PRESIDENREPUBLIK INDON
18
c. memimpin rapat-rapat yarrg diadakan Dewan Pengurus masing-masing;
d. mengoordinasikan dan menyintronisas*an plaksanaan tugas para WaU,rl
Ketua Umum/Wakil Ketua masing-masing;
e, beftanggung jawab kepada Munas / Muptov / Mttksb / Mltkota masing-masing.
(4) Para Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia./I(adin Provinsi dan paru Wakil Ketua
liad;m lbbupaten/Kota dalam tangka pebl<xnaart tugas, fungsi dan keg1atan
organisasi masing-masing berkewajiban:
a. mewakili Ketua Umum Kadin Indonesia/Kadin Provinsi dan Kenta Kadln
Ibbryaten/Kota masing-masing dalam mengoordinasikan dan menyintroni-
sasikan plal<sanaan tuga.s komite-komite tetap dalam lingkup bidang tugasrrya
masing-masing;
b, mengembang\an kerla samz yang serasi dan mengawasi kelancaran
pelal-sanazn tugas komite-komite tetap dalam lingkup bidang tugasnya
nlasing-masingl
c. mewakili Ketua Umum lGdin Indonesia/Kadn Proyinsi dan Ketua lGdin
lbbupaten/ lGlta atas dasar penunjukkan Ketua Umum/IGtua masing-masing;
d, bertanggang jawab kepada Ketua Umum Kadin Indonesia/Kadtn Provinsi dan
Ketua Kadin lkbttpaten/Kota dalam melaksanakan tugas masing-masing.
(5) Setiap kehra komite tetap l(g.duj. Indonesia/IQdin Provinsi/Kadin lbbupaten/Kota
daLamrang$apelaksanaanttgasrfungsirdankegtratan organisasi berkewajiban:
a. menrimpin, mengoordinasikan, menyinkronisasikan dan befianggung jawab
atas pelaksanaan tugas komite tetap masing-masing;
b, mewakili Ketua Umum/Wakil Ketua Umum IQdin Indonesia/Kadin
Provinsi/Ketua/Waki1 Ketua Kadin lbbupaten/l(ota sesuai bidangnya jika
yang bersangku tan b erhalangan;
c. berLansSung jawab dalam pelaL<sanaan tLrgasnya kepada lG;Ata Umum/Wakil
IGtua Umum,/Ketua,/Wakil lG'tua suuaibtdangnya masing-masing.
(A) Scfiavr
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
(6)
I9
Setiap Wakil Ketua Ibmite Tetap lGldim trdonesia/Iedin provinsi/I(adin
lbbupaten/Kota dalam rangle, pelaksanaan fugas, fungsi dan keg1atan organisasi
berkewajiban:
a. mewakili Ketua ltumite Tetap lGdin Indonesia /I<edu. provinsi/IGdin
Yabupaten/Kotz atzs dasar pnunjukkan Ketua Ibmite Tebp masing-masing;
b. bertangung jawab kepada lGtua Komite Tetap lGdin hdonesia,/IGdin
Provinsi,/IGdin lbbupaten / Y'ota dalam melaksanakan tugas masing-masing.
Jika Ketua Umum IGdin Indonesia/Kadin Provinsi atau Ketua lGdin
I(abupaten/Kota berhalangan sementara atau hdak dapat menjalankan tugas
sehari -harinya dalam wakJr,a tertentu:
a. untuk Kadin Indonesia/Kadin Provinsi: Ketua Umum menunjuk salah seorang
Wakil Ketua Umum lQdin lndonesio/l(adin Provinsi untuk mewakilinya, dan
jita semua wakil ketua umum berhalangan maka Ketua Umum menunjuk
salah seorang ketua komite tetap mewakilinyal
b. untuk I(adrn Yabupaten/I<otat Ketua menunjuk salah seorang wakil ketua
mewakilinya, dan jika semua wakil ketua brhalangan, maka Ketua menunjuk
salah seorang ketua komite tetap mewakilinya.
Pasal l8
Kerjasama Pihak Terkait
Dalam melalrsanakan fungsi dan tugasnya, Dewan Pengurus Iedin Indonesia/provinsi/
I(abupaten/Kota dapat melakukan keEa sama denga:n atau mendorong ke{a sama
antaru pihak te*ait Lrlrdasarkan ketentuan seb agai beril<u;tt
a, Keqasama dengan Pemerintah dilaksanakan dengan tujuan:
a.l. brkembangnya komunikasi dan konsultasi timbat balil< dengan Pemerintah
secara sinergistik untuk mengefektilkan peran serla dunja usaha dalam
pembangman;
(7)
a 2 tn c'txn t it t Alzq n
b.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-20
a.2. mewujudlan iklim usaha yang setat dan dinamis, yang diperlukan bagi
pengembangan dunia usaha;
a.3. menyalurkan informasi dan advokasi dunia usaha dan dan kepada
Pemerintah mengenai p,rmasalahan dan petkembangan perekonomianl
a.4. turut refia berperan aktif, mengajukan usul dan saran delam menenfukan
kerangka kebijakan Pengembangan Perekonomian di tingkat Pusat/Provinsi/
lbbupaten/Kota;
a.5, dalam rungka pemberian surat keterangan, penengahan, arbitrasi, dan
rekomendasi mengenai usaha pengusaha Indonesia terrnasuk legalisasi surat-
surat yang diperlukan Pemerintah tingkat Pusat/Provinsi/ l{abupaten / Kota;
a,6. melaksanakan tugas yang dtbeikan oleh Pemerintah tingkat Pusat/Provinsi/
Ibbttpaten/I(ota;
a.7, kerjasama dengan Pemerintah tingkat Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota,
dalam rang$a penyelenggataan pendidikan, laihan dan kegfutan Wn yang
bermanfaat dalam rungfa, pembnaan dan pengemb angan kemampuan
pengusaha Indonesia.
Kerjasama dengan Dewan Perwakilan Ra$at RJ/Dewan Perwakilan
(DPD) /DPR Provinsi./DPR lGbupa ten/ Kota dengantujuan u:rtulc
b.7. berkembangnya habungan ti'rnbal bahk arttara Kadin dengan
Perwakilan Rakyat RI/DPD/DPR Proviltsi/DPR lkbupaten/Kota
sinergistik untuk mengefekfifkan peran serta dul:na usaha
pembanganan di tingkai Nasional/Provinsi/lkbupaten/ Yala;
b.2. mewujudkan iklim usaha yang s.hat dan dinamis, yang diperlukan bagi
pngembangandtniauraha.
b.3, menyabsrkan informasi dan aspirasi funia, usaha dari dan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat RL/DPD/DPR Provinsi/DPR Kebupaten /Yata, mengenai
permasalahan dan perl<ertbangan perekonomian dan kepentingan para
pengasaha dalan rarrgks keikutsertaannya dalam pembargunan dt bidang
ekonomi;
Dewan
secata
dalam
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 21'
b.4, turut serta berperan aktif, mengajukan usul dan satan dalam menenfukan
kerangka Kebijakan pengembangan perekonomian di fingkat Nasional/
Provinsi/Ikbu paten / l<otz.
c. Kerjasama Antar-Pengusaha didorong dan difarilitasi Kadin untuk
mengembangkan hubungan yang serasi dan seimbang, yang saling menunjang
dan saling menguntungkan antara para pelaku ekonomi nasional dan a\tarapengusaha besar, menengah, dan kecil berdasarkan semangat kekeluargaan
dengan mengfiamakan kesejahteraan dan kepentingan rukyat banyak
ber dasarkan Demokrasi Ekonomi.
d. Kedasama Antar dan Antara organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha
dikembangkan oleh Ikdin da)am rangh,a memadukan sasaran dan menyahxkan
informasi dan aspirasi duria urr"ha untuk meningkatkan keterkaitan yang saling
menunjang dan saling menguntungkan bagy brdang-bidang usaha untuk
meningkatkan kemampuan dan efisiensi dalam srlmua keg[atan usaha nasional
sehingga mampu bersaing secara sehat dan ekonomis.
e. Kerjasama Ka-din dengan organisasi kemasyaralatan dan masyarakat pada
umumnya berhrjuan untulc
e.l. mengembangsat hubangan timbal balik antan Yadin dengan organisasi
kemasyarakabn dan masynakat dalam rang$a mengefektifkan tarrggargjawab sosial masing- masing;
e.2. mewujudkan semangat kebersamaan ,nrtara Kadin, organisasi
kemasyarakatan dan masyaral<at, demi meningkatkan keikutsertaan seluruh
masy ar akat daLam pe,mb angunan nasional.
f . Keqasama Luar Negeri dilakukan l{g,dtn dengan Kamar Dagang dan Industri dan
organisasi ekonomi dan bisnis di luar negeri, baik dt bidang investasi maupun di
bidang perdagangan, industri dan jasa, daLam rangka meningkatkan peranan
pengusaha lndonesia dalam pembanganan nasional.
PRE9IDENREPUBLIK INDONESIA
-22
Pasal 19
Sanksi terha.dap Dewan pengurus
(1) Dewan Pengurus Ikdin Provinsi/lebapaten/l(ota dapat dikenakan sanksi
organisasi berupa penrbekuan/pemberhentian kepengurusannya oleh Dewan
Pengurus yang setingkat lebih tinggi.
(2) Sanlci sebagaimana dimaksud ayat (L) diberikan jika Dewan pengurus yang
bersangkutan tidak melaksanakan ketentuan Da.sat dan Angg;aran
Rumah Tangga, dan/ atau dinilai tidak berfturgsi sebagaimarw mestinya oleh
Dewan Pengurus yang setingkat lebih tinggi setelah melalui lan$ah-langkah
tahapansebagaiberilafil.
a. adanya penngatan terhrlis terlebih dahulu kepada Dewan pengurus Kadin
Provinsi/IGbupaten/Kob atas ha|-hal ssb'agaimana dimaksud ayat (t)
sekaligus membenkonbatas waktu selama-lamanya SO (nga puluh) hari untuk
memperbaikinya, yang diberikan:
a,l. untuk lGdin Provinsi oleh Dewan pengurus Kadin Indones ia berdasarkan
kepuhtsan rapat Dewan Pengurus IGdin Indonesia;
a.2. 'Nttuk Kadrn Kabupaten/Kota oleh Dewan pengurus lbdin provinsi
berdasarkan kepatusan rupat Dewan pengurus lkdin provinsi;
b. jika setelah batas waktu sebagaimana dimaksud hwuf. a penngatan tersebut
ndak dtftl.d.ahka^, maka Dewan pengurus lbdin Indonesia/Kadrn prcvinsi
memberikan pedngatan terhrlis kedua dengan batas waktu paling lama SO
(tiga puluh) hari untuk memperbaikinya;
c. jika setelah batzs waktu sebagaimarw dimaksud huruf b Dewan pengurus
Kadin Provinsi /Kabupaten/Kota tidak juga mengindahkan nya, maka:
c.1, untuk IGdin Provinsi: Dewan pengurus Kadin Indonesia berdasarkan
keputusan rapafi:tya dapat menjatuhkan sanksi pembeleaan/
pemberhentian Dewan Pertimb angan dan Dewan pengwus l(adin
Pnovinsi sebagaintana dimaksud ayat (2) huruf a.1. setelah berkonsultasi
dengan Dewan Pertimb angan l(adin Indonesia ;
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
-23
c.2. nntuk IGdin Kabapaten/Ibta: Dewan pengurus IGdin provinsi
berdasarkan keputusan rapatuLya dapat menjafi*kan sanksi pembekuan/
pemberhentian Dewan pertimbangan dan Dewan pengurus lGdin
I@bupaten/Kota sebagawnana dimaksud ayat (2) lnuruf a.Z. seblah
berkonsultasi dengan Dewan pertimb angan Kadin provinsi.
(3) Dewan Pengurus yang menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud ayat (l) dan
ayat (2) harus segera membentuk kepengurusan sementara (caretakei di daerah
yang dikenakan sanksi pembelaan/pemberhentian untuk masa jabatan paling
lama satu tahun dengan tugas rtama menjaga agar fungsi dan tugas organisasi
tetap berlalan dan sekaligus mempersiapkan dzn menyelenggarakan
Maprov/M*ab/Mt;Jr.otayangbersang!<fi anyangdtpercepat.
(4) Dewan Pengurus yang menjaithkan sanksi sebagaimana dimaksud ayat (2) dan
ayat (3) mempertanggungi awabl<an kebijaksanaannya kepada Dewan pengurus
yang tingkatnya lebih tinggi dan kepada Munas/Muprov /Mt*ab/ Mukota yang
bersangkutan.
Pasal20
Sanksi terhadap Anggota pengurus
(1) Setiap anggota kepengurusan, bajr. a\ggota Dewan penasehat, Dewan
Pertimbangan mauptTn anggote Dewan Pengurus, dapat drkenai sanksi organisasi
oleh Dewan Pengurus yang bersangfiitan berdasarkan besar kecilnya kesalahan
yang dilakukan sampaipada bentuk pemberhentian denganberkonsultasi ierlebih
dahulu dengan Dewan Petlimbangan yang bersangkutan , dengan tingkatan sanksi
yang dilakukan secara terhrlis, sebagai berikut:
a. teguran atau peffrgatan;
b. peringatan keras;
c, pemberhentian sementara dari jabatan unluk jangka waktu tertentu;
d. pemberhenba tetap dari jabatan.
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
24
(Z) Sanksi organisasi sebagainrana dimaksud ayat (l) dikenakan apabla yang
bersangkutan:
a. secara sadar melanggar dzn ataa tidak memafuhi Anggarun Dasar dan atau
l\rLggar ar Rumah Tangga;
b. bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi;
c. melanggar peratulan dan ketentuan organisasi serta tidak mematuhi
kepufusan organisasil
d. ndak memenuhi dan atau melalaikan kewajibannya sebagai anggota
kepengurusan; atau
e. menyalahgarwkan kedudukan, wewenang, dan kepercayaan yang diberikan
organisasi.
(3) Keputusan pemberhentian atau pemberhentian . sementara dilakukan setelah
kepada yang bersangkutan diberikan peringatan tertulis riga kali berturut-turut
terlebih dahalu, terkecuali untnk hal-hal yang bersifat \uar biasa, melalui
kepufusan rapat Dewan Pengurus yang bersangkutan berdasarkan:
a. untttk anggota Dewan Penasehat
a.1. Keputusan Dewan Penasehat; atzu
a,2. Kepubtsan Dewan Penasehat setelah berkonsultasi dengan Dewan
Penasehat.
b. untuk anggota Dewan Pertimbanga:n:
b. 1 . IGputusan Dewan Perfrmbanganl alaa
b.2, Kepatusan Dewan Pengurus setelah berkonsuliasi dengan Dewan
Perhmbangan,
c. unhrk anggota Dewan Pengurus: kepufusan Dewan pengurus.
(4) Dalam masa pemberhentian atau pemberhentian sementara, anggota
kepengurusan yang bersangftlttan kehilangan hak-hak dan jabatannya sebagai
kepengurusan dan ndak lagS berfungsi sebagai anggotz kepengurusan.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
25
(5) Anggota kepengurusan yang diberhennkan atav diberhentikan sementara berhak
membela diri atau naikbandingberturut-turut p ada jenjang ttngkatan berikut:
a, DewanPengurus yang ttngkatannya lebih tinggi;
b. Papimkab / Rapimkota yang bersangkutan;
c. Mukab/Mukota yangbersang$utan;
d. Rapimprov yangbersangJattun;
e. Muprov yang bersangkutan;
f. Rapimnas;
g. Munas.
(6) Anggota kepengurusan yang ketnlangan hak dan jabatawrya karena terkena
sanlsi pemberhentian atat pemberhentran sementara akan memperoleh
pemulihan hak dan jabatannya, setelah sanksi yang dtkerwkan dicabut atau
diubah oleh Dewan Pengurus yang bertang]<vtan atuu Dewan Pengurus yang
frngSatawrya lebih tinggi atau Rapttnkab/Wimkota/Mukab/M*ota/
Rapimprov/Muprov/Rapimnas /Mtnas sebagaimana dimaksud ayat (5).
Pasal2l
Kesekretariatan Organisasi
Uraian fitgas dan tata kerja Sekretari at pada settap ttngkatan sebagai berikut:
a. Sekretariat Kadin setiap trngkatan melaksanakan kebijakan dan program kerla
Ikdin masing-masing nngkatan sefia layanankepada Anggota dan dunia usahal
b. Sekretarirat lQdin setiap tingfutan mengelola urusan administrasi, manajemen dan
petbendahar aan organisasi ;
c. Uji kelayakan dankepatutan Direktur Eksekutif dilakukan oleh tim seleksi yang
dibentuk oleh Dewan Pengurus masing-masing;
d. Direktur Eksekutif paAa x.tiap tingkatan berwenang menetapkan kebijakan
operasional dan dibantu para direktur dan pejabat setara ser,ta staf lainnya
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-26
merlrpakan tenaga profesional yang iu$Llah dan pett$agtan bidang kerjanya
diatur sesuai kebutuhan;
Direktur Eksekufrf pada seiap nng$atan memimpin dan mengoordinasikan
pelaksanaan hrgas-tugas yang diberikan oleh pengurus Hanan dengan dtbantu
oleh Para Direktur dan staf sekrebriat l(adin sesuai jenjaru organisasi l(adin disetiap Tingkatan;
Para Direktur dan pejabat setara serta staf tainnya sebagairnarw dimaksud huruf ddiangfut dan diberhentikan oleh serta be*znggung jawab kepada Direktur
Eksekudf, berdasarkan konhzk kerla dan/ atau sesuai dengan peraf,,,ran
kekaryawanan Sekretaiat pada seiap ttngJcatan.
Para Direktur memimpin dan mengoordinasikan pelaksaraan tugas-tugas staf
Sekretariat IGdin untuk mendukung peran dan fungsi Komite Tetap;
Dalam melaks anal<an kebijakan dan program kerja Kadin masing-masing
tingkatan, sekretariat melaksanakan fugasnya secara profesional sesuai dengan
pemfuran organisasi tentang ta+,a hubungan keqa antara Dewan pengurus dan
Dewan Pertimba ngan dengan Sekretariat;
Iayanar:. - Laya:nan Sekretariat
(l) Iayanan Pokok Sekretariat Kadin:
(a) layanan Pokok Sekretariat Kadin Indonesia
a.l, Sekretariat Kadin Indonesia membangun pedoman layanan, tata
kelola dan standar layanan sebagai panduan dan rujukan bagi li.ridin
Provinsi dan l@din lbbupaten/Kota dalam menjalankan tugas
layanan kepada dunia usaha.
a.2. Pedoman yang tarus dtbangtn oreh sekretariat Kadin Indonesia
sekurang-kurangnya aAalah :
a. Pedoman Marajemen Kesekretariatan
b. Pedoman layanan Bisnis
c. Pedoman Advokasi dan Konsultansi
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
27
d. Pedoman Perkuatan UKM dan Dwia llsaha
e. Pedoman tmh;I< income generating
a.3. Sekretariat lGdin Indonesia menetapkan standar mutu dan
menyelenggarakan worlcshop/ pebntwn sefia pendampingan bagi
Kadin Provinsi.
a.4. Setiap tahun Sekretariat lbdin Indonesia melakukan monitoring dan
evaluasi implementasi pedoman-pedoman layanan pokok dan
melakukan pembahantan/ rcvisi atas pedoman tersebut.
(b) Iayarwn Pokok Sekretariat Kadin Provinsi
b.1. Sekretariat Y.aAlu:. Provinsi mendiseminasikan dan melatihkan
pdoman layanan kepada Sekretarirat Kadtn Kabapaten/Kota dan
Asosiasi,/Himpunan.
b.2. Sekreiariat lGdin Provinsi menetapkan l{aAn lkbapaten/Kota dan
Asosiasi/Himpunan yang telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan pedoman lay anan pokok tersebut.
b.3. &fiap akhir tahun Sekretarirat Kadin Provinsi memberikan lapomn
kepada Sekretariat lGdin Indonesia mengenai pelaksanaan pedoman
Iayanan pokok yang dilaksanakan oleh Kadin Kabapaten/Kota dan
Asosiasi/ Himpunan.
(c) Iayanan Pokok Sekretarirat Kadtn Yabapaten/ Kotu
c. 1. Sekretariat l(adn Kabvpaten / Kota melal<sanakan tugas memberikan
layanan kepada anggota dan danta usaha sesuai kebutuhan prioritas
masing-masing Kabvpaten / l(ota dengan acuan pedoman lay arwn
yang drtetaplan lGdin Indonesia.
c.2. &kretariat lGdin lbbapaten/Y,ota melaporkan peleksanaan
pedoman layanan pokok sesuai dergan format yang telah ditetapkan
kepada Sekretariat lGdin Provinsi setiap akhir tahun.
(2) layanan Penunjang Sekretariat Kadin
PRESIDENREPUBLIK INDON
28
J.
(a) Sekretariat lGdin untuk seluruh finglatan baik nasional / provinsi/
kabapaten/kota berkewajiban menyelenggarakan layanan kegiatan
dalam rangJ<a mendukung peran dan fungsi lkdin.
(bl layanan penunjang yang berasal dan pendelegasian wewenang dari
Pemerintah nuupun dunia bisnis internasional dan berlaka, secara
nasional mavpun intemasional, maka lGdin Indonesia membuat
panduar^ penye(enggxaan keg1abn brsebut dalam rungka menjaga
kualitas dankeprcayaan Pemerintah dan dunira bisnis internasional.
Untuk implementasi layanan kepada dunta usaha yang membutuhkan
penanganan secara tetap dan terus menerus dt luat negeri, Dewan Pengurus
Ikdin Indonesia dapat membentuk I(antor Perwakilan Sekretariat Kadin Indonesia
di luar negeri yang firyas dan fungsinya diatur dalam petaturan organisasi,
Dalanr melaksanoka:n layanan kepada anggotz dan dunta usaha sebagaimana
dimaksud Pasal 23 ayat (3) Anggaran Dasar, Sekretaiat dapat menetapkanbiaya
layarwn setelah mendapat persetujuan Dewan Pengurus.
BABVII
MUSYAWAMH DANRAPAT
Pasal22
Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa,
dan Muryawarah Nasional Khusw
(1) Munas dan Munassus dilaksanakan oleh dan menjadi tangg'xtg jawab Dewan
Pengurus l&din Indonesia.
(2) Dewan Pengurus l&din Indonesia. mempersirapkan bahan-baha dan segala
sesuatu yang diperlukan beftaban dengan p,bksanaan Munas dan Munassus
sebagaimana dimaksud ayat ( 1).
PRESIDENREPUBLIK INDON
-29
(3) Munaslub diselenggarakan dan menjadi tanggtng jawab para Dewan pengurus
IGdin Provinsi dan Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional yang meminta
diadakarnya Munaslub.
(4) Peserta Munas, Munaslub, dan Munassus terdiri atas:
a. Anggota Biasa yang diwakili oleh utusan Anggo tz, yaitt:
a.l. IGtua Umum Dewan pengurus Kadin provinsi secara ex_ofliciq
a.2. Utusan Anggota yang dipilih dalam papat Dewan pengurus kngkapKadin Provinsi sebagaimarn dimalaud pasaL Zg ayat (7) Anggaran Dasar
yang dragendakan khusus menjelang Munas/Munaslub/Munassus
sebanyak dua orang;
masing-masing mempunyai Lwk suara, hak bicara, dan hak dipilih unfuk
Munas dan Munaslub, danhak suan danhakbicara, untuk Munassus;
b. Anggota Ltnr Biasa yang diwakili oleh utusan organisasi perusahaan dan
organisasi Pengusatw Tingkat Nasional yang dipilih melarui konvensi yang
khusus diadakan untuk itu meqielang Munas/Munaslub/Munassus memiliki
hak suara, hak bicara dan hak dipilih untuk Munas dan Munaslub, dan haksuaya dan hak bicar a unbtk Munassus.
c, Dewan Penasehat Kadin Indonesia.
d. Dewan Perlimbangan I&din brdone sia yang jumtatrnya sesuai dengan
kebutu'han yang menyararkan aspirasi ketiga unsur pelaku ekonomi, drtambah
unsur Pengusaha Provinsi yang masing-masing diwakili secara ex-officio oleh
Kefua Dewan Perfirnbangan Kadn provinsi, mempunyai:
d,l . daJam Munas dan Munaslub : hakbrcara don hak dipilih;
d,2, dalam Munassus: hak bicara.
e. Dewan Pengurus Ka.din Indonesia sebagdmana dimaksud pasa| 2l ayat (7)
huruf b dan huruf c AnggaranDasar, mempunyai:
e.1. dalam Munas dan Munaslub: hakbicara dan hak dipilih;
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
(J,
30
e,2. dalam Munassus: hak bicara.
Peserta Munas/Munaslub,/Munassus sebagaimana dimaksud huruf a dan fu:lrlf b
adalah Pesefia penah dan lGdin Provinsi dan Anggota Luar Biasa Tingkat
Nasional yang telah memenuhi seluruh kewajibannya sebaga:imana dimalaud
PasaL 34 Anggamn Dasar, tertnasuk kewajiban keuzngan pade organisasi sampai
denganta'htmbeqalan.
Peninjau Munas dan Munassus untak perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga terdiri atas:
a. Anggota Kehomatan Kadin Indonesia;
b. Utusan Anggota Proyinsi dt luar peserta dimaksud ayat (4) huruf a,2, dengan
membawa nwndat dan Dewan Pengurus Kadh Provinsi masing-masing;
c, Utusan Anggota lbbupaten/Kota dengan mbmbawa mandat dari Dewan
Pengurus lkAin l@bupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kadin Provinsi masing-
masingl
d. Utusan Anggota Luat Basa Tingkat Nasionalr. selain peserta yang dimalsud
ayat (4) huruf d, dengan membawa mandat dari orgatisasi masing-masing;
e. Tokoh-tokoh pe,ngtsaha dzn masyarakat Indonesia tingkat nasional;
f. Pengusaha asing;
g. Pejabat Pemerintah.
Jumfah pennjau Munas dan Munassus eebagaimana dimaksud huruf b sampai
dengan huruf g untuk perubahan AnggaranDast dan !,ngaranRumahTangga,
ditentukan oleh Dewan Pengurus l&din Indonesi:a dan masing-masing
mempunyai hakbicara.
Pada Munaslub dan Mu:rassus untuk pembubaran organisasi hLdak ada pentnjau.
Untuk melalaanakan Musyawarah sebagaimar.a dimal<sud ayat (l) Dewan
Pengurus l(adin Indonesia membentuk Panitia Penyelenggara, Panlta Pengamh,
dan Pani$a PeLaknna yang bertanggan$awab kepada Dewan Pengurus l&din
Indonesira.
(6)
(7)
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
31
Pasal23
Musyawarah Provinsi dan Musyawarah provinsi Luar Biasa
(1) Muprov dlaksanakan oleh dan menjadi tanggang jawab Dewan pengurus Kadin
Provinsi. Jika jang;ka waktu kepengurusan Kad.in prpvinsi sudah habis namun
Muprov belum dilaksanakan maka Dewan pengurus Kadin Indones ia berhak
memberhentikan kepengurusan yang bersangkutan dan menunjuk Dewan
Pengurus sementara (caretaked unfuk mempersiapkan dan melaksanakan
Muprov.
(2) Dewan Pengurus lGdin Provinsi mempersiapkan bahan yangdiperlukan bertalian
dengan pelaksanaan Muprov sebaga.anwrn dimalsud ayat (1).
(3) Muprovlub drselenggamlan dan menjadi tanggang jawab para Dewan pengurus
Ytad:rr Yabupaten/Kota dan Anggotz Luar Biasa tingkat provinsi yang meminta
Muprovlub, setelah berkonsultasi terlebih dahuju dengan Dewan
Pengurus Ikdin Indonesia.
(4) Peserta Muprov dan Muprovlub terdin atas:
a, Anggota Biasa yang diwakili oleh utusan Anggota yarry terdii atas:
a.1,. Ketua Dewan Pengurus l(aAn l@bapaten/Kota secara ex-officiq
a.2, Utusan Anggota Biasa yang dtpibh dalam Rapat Dew an pengurus tengtap
Ihbupaten/Kota sebagafunana dimalsud pasal 27 ayat (7) Anggann
Dasar menjelang Muprov/Muprovlub sebanyak dua orang;
masing-masing, menrpunyai hak suara,hakbicara dan hak dipilih.
Khusus bagi lGdin Pnrvinsi yang juriah pesertanya sebagaimana dimaksud hurufa.l. dan a.2. di atas kurang dai SO 0ima puluh) orang, maka harus memenuhijumlah sekurang-kurangnya s0 (lima puluh) orang yang dibags rata di antara
I(adin (iabupaten / Kota y ang bersangkutan.
b. Anggoia Luar Biasa yang diwakili oleh utusan organisasi perusahaan dan
organisasi Pengusaha Tingkat provinsi yang dipilih melalui konvensi
menjelang Muprov/Muprovlub mempunyai hak suara, hak bicara, dan hakdipilih;
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
32
c. Dewan Penasehat Kadin Indonesia;
d. Dewan Perhmbangan lGdin provinsi yang jumLah anggotanya sesuai dengan
kebutuhan yang mewakili dan menyaLurkan aspirasi ketiga unsur pelaku
ekonomi, ditambah unsur pengusaha lbbupaten/ llota yang masing-masing
diwakili secara ex-officio oleh Ketua Dewan pertimbangan seluruh IGdin
lbbupaten/Kota dari Provinsi yang bersangkutan, mempun yai hak:
d,L dalam Muprov: hak bicara, hak dipilih, dan hak men1ru$un daftar nama
calon Dewan Perlimbangan dan Dewan pengurus Ikdin provinsi periode
berikufirya;
d.2. dalam Maprovlub: hak bican dan hak dipilih.
e. Dewan Pengurus Kadin Frovinsi sebagaimarw dimaksud pasal 29 ayat (z)
Anggpnn Dasar mempunyai hakbicara seftz hak dipilih.
Peserta Muprov/Muprovlub sebagarrnara dimaksud ht,'uf a dan huraf d
adalah Peserta penuh dai Y'o;din lbbupaten/Kota dan Anggota Luar B:urlv-
Tingkat Provinsinya yang telah memenuhi seluruh kewajibarnya sebaga.imana
dimaksud Panl 34 Anggamn Dasar, terrnasuk kewajiban ketungan pada
organisasi sampai dengan talnun beryalan,
(5) Peninjau Muprov terdiri abs:
a. Anggota Kehormatan l(adin provinsi;
b. utusan AnggotaKa^nKabapaten/Kota di luar peserta yang dimaksud ayat (4)
huraf a dengan membawa mandat dan Dewan pengurus I{urdn Rbbupaten/
Kota masing- masing;
c. utusan Anggota Luar Biasa Tingkat provinsi di luar peserta sebagaimana
dimaksud ayat @) huruf d dengan membawa mandat dari pengurus organisasi
masing-masing;
d, Tokoh-tokoh pengusaha dan masyarakat Indonesia di provinsi;
e. Pengusaha asing;
f. Pejabat Pemerintah.
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
33
Jumlah penrnjaa Muprov sebagaimana dimal*ud hvruf'b sampai denganhuruf fditentukan oleh Dewan pengurus IGdin provinsi, dan masing-masing mempunyai
hakbicara,
(6) Peninjau pada Muprovlub haaya Dewan pengurus Kadin Indone sia yang
mempunyai hakbicara.
(7) Untuk melaksanakan Muprov sebagaimana dimalaud ayat (1), Dewan pengurus
lgdin Provinsi membentuk panitia penyelenggar% patitta pengarah, dan patif'v-
Pelaksana yang befianggng jawab kepada Dewan pengurus lGdin provinsi.
Pasal24
Musyawarah lkbupateniKota dan Musyawarah rebupaten/rbta Lvar Biasa
(1) Mukab/Mukota dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Dewan pengunrs
Kadin Kabupaten/Kota.
Jika jangka waktu kepengurus an Kzdtn rebupaten/Kota '.dah
habis namun
Mukab,/Mukota belum dilaksanakan maka Dewan pengurus Kadin provinsi
berhak memberhentikan kepengurusan yang bersangku tan dan menunjuk Dewan
Pengurus sementara (caretakei untuk mempersiapkan dan melaksanakan
Mukab/Mukota.
(2) Dewan Pengurus rhdrnlebupaten/Kota mempersiapkan bahan-bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan L"'rtalian dengan pelaksanaan Mukab,/Muko ta sebagai-
mana dimaksud ayat (l).
(3) Mukablub/Mukotalub diselenggaraka n dan menjadi tanggung jawab Anggota
Biasa IGdin lbbupaten/l(ota yang bersangkutan yang meminta dradakannya
Mukablub,/Mukotalub, setelah berkonsultasi terlebih dahul:o dengan Dewan
Pengurus Kadin Provinsi yang bersangkutan
(4) Peserta Mukab / Mrlfciota/ Mr*abl'u;b / Mukotalub terdiri atas:
a. Anggota Biasa dengan ketentuan:
a.I. Anqqota ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
34
a.l. Anggota Biasa yang ada dt wilayah babupaten/latz yang bersangkutan
mempunyai hak suara yang mencakup hak memilih Ketua Dewan
Pengurus Kadin Kabupaten/Kota yang sekaligu s metangkap Ketua
Formatur, dan 4 (empat) orung anggota formahx, hak bicara serta hak
dipilih.
a.2. Jlka jumlah Anggota Biasa sebagaimana dimaksud butir a. I . terlalu besar
sehingga secara teknis menyulitkan penyelenggaraan Musyawarah, nraka
kepesertaannya dapat Aafur dengan cara WrwakiLan anggota
berdasarkzn kesepakatan bersma antzra Dewan pengurus Kadin
l(abapate.n/Kota dan Dewan Pengurus Kadin provhsi yangbersangkutan,
dengan pedoman umum sebagai berikut
a.2.1. Jumlah peserta Mukab/Mukota/M*ablub/M*otalub yang
mewakili Anggota Biasa ditetapkan sebanyak jumlah yang secara
teknis mudah unfu k penyelengga raan Musy aw arah.
a.2.2. Jumlah peserta sebagaimara dimaksud bu|lrt a,2.1 merupakan
angka pembagi terhadap jumlah seluruh Anggota Biasa untuk
menentukan jumlah Anggota Biasa yang dapat diwakili oleh satu
orang peserta Musyawarah, dan hasiL bagynya drbulatkan ke atas.
a,2.3, Setiap peserta yang mewakili Anggota Biasa harus rnembawa
mandat dan yang diwakilinya.
a.2.4. Sr;fio'p peseria yang mewakili rebagaimana dimaksud ht:rruf a.Z.S
memiliki hak yang sama dan masing-masing menyvaraksr;/
membawakan hak-hak setiap Anggota Biasa yang diwakilinya.
b. Dewan Pertimbangan Kadrn Yabupaten/Koh" yang jvrdatnya disesuaikan
dengan kebutuhan yang menyalurkan aspirasi kefiga unsur pelaku ekonomi,
mempunyai:
b.1,. dalam Mukab/Mukota: lwkbicara serta hak dipilih, dan hak menpsun
daftar nama calon Dewan Pertrmbangan dan Dewan pengurus Kadin
Kabvpaten / l(ota periode berikutnya yang nama-namanya diusulkan oleh
Anggota Biasa Tintkat lbbupatei / l(ot:- ya g bersangkutan;
PR ESI D ENREPUBLIK INDONESIA
35
b.2. dalam M*ablub / Mukotalub: hak bicara dan hak dipilih.
c. Dewan Pengurus lr;ngkap l(aAtn I@bapaten/l<ota sebagaimana dimaksud Pasal
29 ayat (7) AnggaranDasar, mempunlm.i hakbrcam dan hak dipilih;
Peserta Mukab/Mukablub/Mukotz / Mtlkotalab sebagaimana dimaksud huruf a. 1
dan hurvf a,2 adalah Anggota Biasa Tingkat l{abupaten/Kota ya g bersangkutan
yang teLah memenuhi seluruh kewajibarnya sebagainwna dimaksud Pasal 34
Anggaran Dasar, terrnasuk kewajiban keuangan pada organisasi sampai dengan
tahunbeqalan.
(5) Peninjau Mukab /Mt*ota terdin atas:
a, Ang4ota Kehormatan Kadrn Kabryaten/ Kota;
b. Tokoh-tokoh pengusaha dan masyarakat Indonesia di kabupaten /kota yang
bersangkutan;
c. Pengusaha asing;
d. Pejabat Pemerintah;
Junrlah peninjau Mukab/Mukota sebagaimana dimaksud huruf b sampai dengan
huruf d ditentukan oleh Dewan Pengurus [(o;din lbbupaten/ Kota, dan masing-
masing nrenrpunyai hak bicaru,
(6) Peninjau pada Mulabfub/Mukotalub hanya Dewan Pengurus Kadin Provinsi dan
Dewan Pengurus lGdin Indonesia dan masing-masing mempunyai hakbicara.
(D Untuk melaksanakan Mukab/Mukota sebagaimana dimaksud ayat (l), Dewan
Pengurus l(a'dtn lbbapaten/Yrota membentuk Panitia Penyelenggara, Panitia
Pengarah dan Panria Pelaksana yangbeftanggang iawab kepada Dewan Pengurus
Kadrnl6bupaten/l(ota.
Pasal25
Rapat Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia
(1) Rapat Pleno Dewan Pertambangan Kadin Indonesia diselenggatal<an oleh Pimpinan
Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, dan pelaksanaan teknisnya dilaksanakan
oleh Sekretariat Kadin Indonesia.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
36
(2) Sebelum Munas diselenggarakan, Dewan Pefiimbangan Kadin Indonesia
mengadakan Rapat Pleno unfuk menampung masukan dan untuk menyusun usul
dan saran tentang Pancangan Frogram Umum Organisasi yang alan drajt;/ran
kepada Munas.
(3) Rapat Pleno Dewan Perfirtbangan Kadin Indonesiz sebagaimzna dimaksud ayat
(2) harus menzrmpung aspirasi Pengrxaha Indonesia, baft dan Anggota Luar
Biasa, Koperasi Tingkat Nasional, dan Badan Usaha Milik Negara Tingkat Nasional
anggota I&din yang tidak memiliki Organisasi Perusahaan, nrautrrun Pengasaha
Provinsi.
(4) Selain mebksnakan tugas sebagatmana dimaksud ayat (2) dan ayat (B), Dewan
Pertimbangan Kadin Indonesia jugr memfasilitasi pnyelenggaraan konvensi
Anggoia Luar Biasa menjelang Munas/Munaslub,/Munassus untuk menetapkan
utusan Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional pada
Munas, Munaslub dan Muressus sebagaimana dimaksud pasal 28,
Pasal26
Rapat Dewan Pefiimbangan Kadin Provinsi /lbbupaten/Ibta
Rapat Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi/IGbupaten/Kota pelaksanaannya
disesuaikan dengan ketentuan yang mengalur rapat Dewan pertimbangan IGdin
Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal?i ayat (l),ayat (2) danayat (S).
Pasal 27
Rapat Kerja
(1) Dewan Pengurus Kadin Indonesia dan setiap ataw beberapa Dewan pengurus
I@din Provinsi /Ibbupaten/lbta dapat menyelenggarakan rapat keqa pada ttngkat
masing-masing atau pada lintas-fingkat, baik linias-sekboral, sektoral, maupvn
menurut wilayah, sewakfu-waktu jika diperlukan.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
37
(2) Mpat kerja suatu bidang atau sektor:
a. pada tingkat nasional disebut Papat Kerla Nasional, disingkat Rakernas, diikuti
nama lintas-sektornya;
b, pada tingkat provinsi/kabupaten/kota disebut Rapat y.e1ja provinsi/
Kabupaten/I{ota, disingkat Rakerprov/Raketkab/pa.kerkota, diikuti nama
Iintas-sektornya;
diadakan untuk konsultasi antara Dewan pengurus yang terkait, unfuk membahas
masalah mengenai hal-hal yang bersrfat teknis dan substantif dari program Ke{a
organisasi yang dijabarkan dzlam program kerja setiap bidang/kottltte tetap dan
baAan-baAan dan/ atatt lembaga-lembaga internal sebagaimana dimaksud pasal
21, ayat (7) huruf c danPasal2T ayat (8) huruf c Anggaran Dasar.
(3) Rapat keqa antar bidang tingkat nasional disebut Rapat Koordinasi Nasional,
disingkat Rakornas Bidang; dan rapat kerya antar dderah prwinsi/kabupaten/kota
yang saling terkait disebut Rapat Koordinasi Wilayah, disingkat Rakonvil.
(4) Hasil settap rapat kerja dan rapat koordinasi merupakan rekomendasi kepa.da
Dewan Pengurus masing-masing, fun meng,ikatbagS seiap pesertanya.
(5) setiap rapat kerJa dan rupat koordinasi diatur menurut tab tefiib yang sesuai
dengan ketenfuan AnggaranDasar dan AnggaranRumah Tangga.
Pasal2S
Konvensi
(1) Konvensi merapakan forum bag\ Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional atau
Tingkat Provinsi yang diselenggarakan setiap menjelang Munas/Mvnaslub/
Munassus/Muprov,/Muprovlub untuk menetapkan utusan Anggota Luar Biasa
TinSkat Nasional atau TvtgJ<at provinsi yang akan mewakili Anggota Luar Biasa
Tingkat Nasional atau Tingfut Frovinsi sebagu peserta dalam rvranas/
Munasllub / Mtmassus /Muprov/ Muprovlub.
(2) Penyelenggaraan...
{2)
(3)
PRESIDENREPUBLIK, INDONESIA
-38
PenyeLenggaraan konvensi difasilitasi oleh Dewan perttmbangan IGdin Indonesia,/
Dewan Perfimbangan IGdin Frovinsi mengikuti pengelompokan Anggota Luar
Biasa Tingkat Nasional/Tingkat provinsi yang dikelompokkan berdasarl<an
pendekatan sektor atau jenis kegiatan seb agatmana dimaksud ayat (S) huruf d.
Jumlah keseluruhan utusan Anggota Lr;p'r Biasa Tingkat Nasional sebagai peserta
Munas/Munaslub/Munassus sebanyak BO (ngfl puluh) orang utusan dan tingkat
Provinsi sebagai peserta Muprov/Muprovlub sebanyak zo (dua puluh) persen
dari jumlah keseluruhan ufusan Anggota pada Mupnrv/Muprov1vb,, yang
pembagSannya untuk setiap kelompok Anggota Luar Biasa ditetapkan sebagai
berikut:
a. Anggota Luar Biasa yang dapat mengikuti Konvensi adalah Anggota Luat Biasa
yang mewajibkan anggotz;nya menjadi Anggo b Biarn Kad:r:r,
b, Jumlah utusan setiap kelompok ditetapkan berdasarla,n sistem kuota yang
dihitung berdasarkan jundah Anggota Luar Biasa yang terdaftar dan
memenuhi kewajibannya sebagai Anggota Luar Biasa, terznasuk kewajiban
keuangan pada organisasi, sampai dengan Ahan beqalan, yang terhimpun
dalam sata kelompok konvensi.
c. Kuota setiap kelompok konvensijika tidak terisi/terpenuhi oleh AnggotaLuar
Biasa dalam kelompoknya masing-masing, Adak dapat cligantikan,/diisi oleh
kelompok yanglatn.
d. Pengelompokan Anggota Luar B.,sa dalam konvensi dibagi sebagai berikut:
d. l. Asosiasi-Asosiasi Industri pertanran dan lG,hvfunan-
d.2. Asosiasi-Asosiasi Peternakan, petikanan dan pengolahan Makanan;
d.3. Asosiasi-Asosiasi Industri perbmbangandan Energi;
d.4. Asosiasi-Asosiasi Industri pengolahan Kimira;
d.5, Asosiasi-Asosiasi Industri pengolahan lagamdan Mesin;
d.6. Asosiasi-Asosiasi Industri pengolahan Larn-Launya;
d 7 A c^aia (i - A (.r<ia ai
PRESIDENREPUBLIK INDON
-39
d.7. Asosiasi-Asosiasi Jasa Perdagangan dan Jasa Ekspor-Impor;
d.8. Asosiasi-Asosiasi Jasa Konstrulsi dan Properti;
d.9. Asosiasi-Asosiasi la.e l<euangan dartlasa Pnofesi;
d. l0.AsosiasiAsosiasi Jasa Perhubungan, Paiwisata, Perposan, Media Massa,
Telcrologi l(omunikasi dan Informasi;
d. 1 I .Asosiasi-Asosiasi Penyedia Jas a lanrnyq' dan
d.lL.Ifumpanan dan Dewan Bisnis.
e, Pengelompokan Anggota Luar Biasa dalam konvensi paAa tng;kat provinsi
sebagumara dtaflar dalam huruf d tersebut, dapat drsesuailan menurut
keberadaan Asosiasi/Himpunan yang mertgacv pada stnrktur ekonomi dan
bidang-bidang usaha setempat.
f. Setiap Organisasi Perasahaan dan Organisasi Pengusaha dalam konvensi
hanya dapat mengikuti satu kelompok konvensi *baga:imana dimaksud huruf
c dan diwakili oleh 2 (dua) orang pengurus organisasi dengan membawa surat
mandat dan organisasinya masing-masing.
(4) &tiap rapat kelompok konvensi dipimpin oleh Ketua atau Wakil Kefua Dewan
Pertimbangan Kadin Indonesia/Kadin Provinsi, atau anggotz Dewan pertimba-
ngan Kadin Indonesia/Kadin Provinsi yang ditunjuknya, dan diikuti oleh anggota
Dewan Pertimbangan Kadin lndonesia / l(a;din provinsi.
BAB VIN
PEMBENTUKAN DEWAN PENASEHAT
PasL29
Dewan Penasehat Kadin Indonesia
(1) Anggota Dewan Penasehat Kadin Indonesia harus memiliki KIA-B yang masih
berlaku kecuali yang b erasal darib:uJran pngusaha.
(2) l.)errravr
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
40
(2) Dewan Penasehat Kadin Indonesia be ranggotakan wakil-wakil dari:
a. tokoh-tokoh dunia usaha nasional; dan
b, masyarakat yang dianggap mampu memberikan pemikiran-pemikiran dalam
rangfu pengemb angan perekonomian Indonesia.
(3) Pemilihan Dewan Penasehat Kadin Indonesia:
a, Dewan Penasehat lGdin Indonesia dipilih dan drtetapkan oleh Munas melalui
sistem pemilihan Ketua umum Dewan pengurus Kadin Indonesia sekaligus
meranggap sebagai lGtua Formatur dan 4 (empat) anggota formatw,sebagaimana dimaksud pasal 17 ayat (9) AnggaranDasan
b. Ketua umum Dewan pengurus Kadin rndonesia sekaligus merang$ap sebagai
IGtua Forrnatur dan 4 (empat) orang anggota" forrnatur terpiuh dalam Munas
diberi kepercayaan dan wewenang untuk memilih dan menetapkan Dewan
Penasehat, Dewan Pertimb angan, dan Dewan pengurus lGdin Indonesia.
(4) Ketua umum Dewan Pengurus lGdin Indonesia sekaligus memngfup *bagaiKefua Formatur dan 4 (empai ota,ng a\ggota formatw terpilih menyusun Dewan
Penasehat Kadin Indonesia atas mandat Munas dan sekaligus Munas menetapkan
batas waktu kerja formatur untuk menyusun Dewan penasehat l(adin Indonesia
dengan mengu.tamakan nama-nama da'j, daftar nama calon yang disusun oleh
Dewan Pertimb angan IKadin Indonesia.
(5) Daftar nama calon anggota Dewan penasehat Kadin Indonesia sebagaimana
dimaksud ayat (4) diusulkan kepada Dewan petfrrnbangan lGdin Indonesira oleh
anggotal(adrn.
(6) Daftar nama calon *bagaimana dimaksud ayat (5) disampaikan Dewan
P erttmb angan Ikdin Indones ia kep ada Munas.
Pasal 3O
Dewan penasehat Kadin provinsi/Igbupaten / Kota
(1) Anggota Dewan Penasehat Kadin provinsi/Kabu paten/ r(ota harus memiliki KTA-B
yang masih berlaku kecuali yang berasal dan bukan pengusaha.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 41.
(2) DewanPenasehat lGdin Provinsi /Kabupaten/Kotaberanggotakan wakil-wakil
dan:.
a. Tokoh-tokoh duria vsaha Provinsi/Kabupaten/y:ota.
b, masyarakat yang dianggap mampu memberikan pemikiran -pmilarun dalam
rangka pengemb angan petekonomian provinsi / lbbupaten/ Kota
bersangkutan.
(3) Pemilihan Dewan Penasehat lGdin provinsi/Kabu paten/ Kota;
a. Dewan Penasehat Ikdin Provinsi /lbbupaten/Kota dipilih dan ditetapkan oleh
Muprov/Mukab / Mtrkota melalui sistem pemilihan Ketua Umum Dewan
Pengurus Kadin Frovinsi /rebupaten/Kota sekaligus merangkap sebagai Kehn
Forrnatur dan 4 (empat) anggota formabtr, sebagaimana dimaksud pasal Zg
ayato) AnggaranDasat
b, Keh;, umum Dewan Pengurus Kadin provinsi /Ketua Dewan pengurus Kadin
lkbupaten/Kota sekaligus merang!<ap sebagai Ketua Formatur dan 4 (empat)
orang anggota formatur terpilih dalam Muprov/Mukab/Mukota ^bey'rkepercayaan dan wewenang untuk memilih dan menetapkan Dewan
Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan pengurus Ikdin provinsi/
Kabupaten/Kota.
(4) Ketua umum Dewan Pengurus IGdin provins i/l(abupaten/l(ota sekaligus
merang$ap sebagai Kehra Formatur dan 4 (empat) orang anggota fortnatur
terpilih men)rusun Dewan Penasehat y:adtn provinsi/Ikbupaten/Kota atas mandat
Maprov/Malab/Mukota dan sekaligus Muprov/Mukab /Mukota menetapkan
batas wal<ta kerja formatur unfuk men)rusun Dewan penasehat lGdin
Provinsi/IGbupate n/Koa dengan mengatamakarr nama-natnz dari. daffur nama
calon yang disusun oleh Dewan pertirnbangan lGdin provinsi,/Kabupate n/ Kota,
$) Daftzr nama calon anggota Dewan penasehat y,;.dtn provinsi./IebupatenlKota
sebagaimana dimaksud ayat ($ diusulkan kepa{a Dewan pertambangan I4g.dar
Provinsi/ Kabup aten / Kota oleh anggota lGdin.
(6) Daftar nama calon sebagaimana dimaksud ayat (S) disampaikan Dewan
Perhmbanga:n Kadin Provinsi /lbbupaten/l(ota kepa.da Muprov/Maka,b/Mukota.
PRESIDENREPUBLIK INDON
-42
BAB IX
FEMBENTIIKAN DEWAN FERIIMBANGAN
Pasal3l
Pemilihan Dewan Pertimbangan I(adin Indonesia
( 1 ) Persyaratan Anggota Dewan Pertimb angan Kadin lndonesia adalah harws memiliki
KTA-B yang masih berlaku selama masa jabatannya,
(2) Dewan Pertimbangan Kadin Indonesi a beranggotakan wakil-wakil dari:
a, Pengasaha yang me yal:urkan aspirasi ketiga unsur pelaku ekonomi, yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan; dan
b, Pengusaha Provinsi dari semua lkdin Frovinsi, masing-masing diwakili secara
ex- officio oleh Ketua Dewan Perttmbangan lGdin Provinsi,
(3) Pemilihan Dewan Pertimb angan l(adin Indonesia:
a, Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia sebagaimana dimaksud ayat (Z) hvruf a
dipilih dan ditetapkan oleh Munas melalui sistem pemilihan Ketua Umunr
Dewan Pengurus lGdin Indonesia sekaligus merangkap sebagai Ketua
Fornatur dan 4 (empai anggota formatur, sebagaunana dimaksud pasal 17
ayat (9) AnggaranDasar
b. Ketua Umum Dewan Pengurus Iedin Indonesia sekaligus merangSap *bagai
Ketua formatur dan 4 (empat) orang anggota formatur terpilih dalam Munas
diberi kepercayaan dan wewenang unfuk memilih dan menetapkan Dewan
Penasehat, Dewan Pertimb angan, dan Dewan pengurus IGdin Indonesia.
(4) Kehn Umum Dewan Pengurus Kadin tndonesia sekaligus merangkap sebagai
Ketua Forrnatur dan 4 (empat) orang anggot:- forrnatur terpilih menyusun Dewan
Pertimbangan Kadin Indone sia atas mandat Munas dan sekaligus Munas
menetapkan batas wakl,w kerja formatur untuk menyusun Dewan perlmbangan
Kadin Indonesia dengan menga:tamakan nama"-nama day'. dattar nama calon yang
disusun oleh Dewan Per{rrrbangan ledimlndonesia.
PRESIDENREPUBLIK INDON
43
(5) Daftar nama calon angota Dewan Pertimb anga Kadin Indonesia sebagaimana
dimaksud ayat (4) diusulkan kepada Dewan pertirnbangan Kadin Indonesia oleh
anggotaKadin.
(6) Daftar nama calon sebagatrnana dimalsud ayat (S) disampaikan Dewan
Pefitntbangan I(adin Indonesia kepada Man*s,
Pasal32
Pemilihan Dewan Pertimbangan l(aAin Provinsi
(1) Anggota Dewan Pertimbangan Kadrn Prcvinsi harus memiliki KIA-B yang masih
berlaku selama masa jabatannya.
(2) Dewan Pertfunbangan l@din Provinsi beranggohkan wakil-wakil dari:
a. Pengasaha yang menyalurkan asphasi ketiga unsur pelaku ekonomi yang
jumlrahnya sesuai kebunaharg dart
b. Pengusaha daerah dan semua kabttpaten/kota & provinsi yangbrsang]<utan,
masiry-masing diwakili secara ex-officio oleh Ketua Dewan pertimbangan
lbdin l(abapatenllbta masing-masing.
(3) Pemilihan Dewan Pertimb angan Yadin Frovinsi:
a. Dewan Pertimbangan lGdin Provinsi dipilih dan diktapkan oleh Muprov
melalui sistem pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin provinsi
sekaligus merangkap sebagai Ketua Formatur dan 4 Gmpat) orang anggota
formatur, sebagaimana dimaksud Pasal 24 ayat (g) Anggamn Dasan
b, Ketuta Umum Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang sekaligus merungkap
sebagai Ketua Formatur dan 4 (empat) omng anggota fornatur terpilih dalam
Muprov drben kepercayaan dan wewenang unfuk memilih dan menetapkan
Dewan Perfrmbangan dan Dewan Pengurus Kadin provinsi.
(4) Ketua umum Dewan Pengurus Kadin proyinsi sekaligus memngkap sebagai Ketua
Formatur dan 4 (empat) oran& anggota formatur terpilih menyusun Dewan
Pertirnbangan Kadin Provinsi atas mandat Muplov dan sekaligus Muprov
WPR ES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-44
menetapkan batas walrtu ke{a formatur untuk men1rusun Dewan pertimbangan
Ikdin Provinsi dengan mengatamakan nama-nama dan daf\arnama calon yang
disusun oleh Dewan Perttmbangan lkdin Provinsi.
(il Daftar nama calon anggota Dewan Pertimbangan Ibdin provins i sebagaimana
dimaksud ayat (3) diusulkan kepada Dewan pefiimbangan IGdin provinsi oleh
anggota Ikdin sesuai domisilinya.
(6) Daftar nama calon sebagumana dimaksud ayat (S) disampaikan Dewan
Pertfunbangan Kadin Provinsi kepa.da Muprov.
Pasal33
Pemilihan Dewan Perfimb angan Kadin Kabapatsn/Kota
(1) Anggota Dewan Pertimbangan Kadrn Kabapaten/Kota haras memiliki KIA-B
yang masih berlaku selama masa jabatarnya.
(2) Dewan Pertimbangan Kadtn Kabtpaten/Kota beranggotakan wakil-wakil dari
Pengusaha yang menyalurkan aspirasi ketiga unsur pelaku ekonomi, yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan,
(3) Pemilihan Dewan Pertimbangan Kadin lkbupaten/ytota:
a. Dewan Pertimbangan Kadtn Kabupaten/Kota dipilih dan ditetapkan oleh
Mukab/Mukota melalut sistem pemilihan Ketua Dewan pengurus lk"din
l{abupaten/l(ota sekaligus merung}<ap sebagai Ketua Fomatur dan 4 (empat)
orang anggota formatur sebagaiinana dimaksud pasaL 24 ayat (9) Anggaran
Dasar.
b. Ketua Dewan Pengurus lkdin Kabupaten/l{ota dan 4 (empat) orang a\ggorz,
formatur terpilih diberi kepercayaa dan wewenang untuk memilih dan
nrenetapkan Dewan Pertimb angan dan Dewan pengurus lGdin \ebupaten/
Kota.
(4) Ketua Dewan Pengurus Kadin lebupaten/r(otayangsekaligus merungkap sebagai
Ketua Forrnatur dan 4 (empat) orang anggola forrnatur terpilih men)rusun
Dewan..,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
45
Dewan Pertimbangan l(aldtrt l{abupatsn/l<ota atas mandat M*sb/Mrtkota dart
sekaligus Mukab/Mukota menetapkan batas wakttt kerja formatur menyusutl
Dewan Pertimb angan Kadm, l(abupaten / Kota dengan mengatamakar. nama -nama
dai daftar nama calon yang disusun oleh Dewan Pertrmbangan [(a;din
l(abupaten/Kota dai nama-nama yang diusulkan oleh Anggota Biasa Tingkat
lbbupaten / Kota y ang bercangl<ttan.
(5) Daftar nanta calon sebagaircana dimaksud ayat (4) disampaikan Dewan
Pert'tmbangan Kadin lbbupaten / l$ta kepada Mukab/Mukota.
0) a.
BAB X
PEMBENTUKAN DEWAN PENGIJRUS
Pasal34
Persyaratan danTata Cara Pemiihanlbtua Um:um/ Ketua Dewan Pengurus
Setirap calon Ketua Umum Kadin Indonesia yang sekaligus merang]<ap sebagai
Kefua Formatur pada dasarnya sekurang-kurangnya dalam 4 (empat) tahun
berturut-turut sampai tahun berlalan perusallazttrrya harus terdaftar menjadi
anggota Kadin dibuktikan dengan kepemilikan KIA-B Kadin dan
berpengalaman dalam kepengurusan Kadin atau Asosirasi/Himpunan,
Setiap calon Ketua Umum Kadin Provinsi yang sekaligus memng$ap sebagai
Ketua Formatur pada dasarnya sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) tahun
berhrrut-turut sampai tzhr;rr beqalan pe:rusahaarnya harus tetdaftar menjadi
arggota Kadin dibuktikan dengan kepemilikan KTA-B Kadin dan
berpengalaman dalam kepengarusan Kadin atau Asosiasi/Himpunan,
Setiap calon Ketua Kadin lbbupaten/Kota yarrg sekaligus memrrylap sebagai
Ketua Fornatux pada da.nrnya sekurang-kurangnya dalarr. 2 (dtn) tahun
berturut-turut sampai tahun beqalan W\rsahaaru:rya twrus terCaftar menjadi
anggota Kadin dibuktikan dengan kepemilikan KTA-B l@din dan
berpengalaman dalam kepengurusan Kadin atau Asosiasi,/Himpunan.
b.
PRESIDENREPUBLIK INDON
Q)
(3)
(4)
46
Pencalorwn menjadi Ketua Umum,/Ictua Dewan Pengurus sebagaimana dimaksud
ayat (1) diwmpal|can secara terhrlis kepada Dewan Pengurus yang bersangkutan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum pnyelenggaraan Munas/
Munaslub/Muprov/Muprovlub / M*ab / Mukablab / Mt:/rlora / M',tkotzLub y an1
bersangkutan.
Setiap calon Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus sebagaimana dimaksud ayat
(1) dan ayat (2) harus dapat menyampail<an visi dan misi tertulis dan lisan dalam
menrinrpin organisasi Kadin pada ung$aian acara Munas/Munaslub/Muprov/
Muprovlub,/Mukab/Mukabhtb/ Mukota/ Mttkotalub sebagaimana ditetapkan
Panifia Penyele nggara.
Pemilihan Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus sekaligus rnerangkap sebagat
Kefua Formafur dilakukan dengan cara pemvngatan suara dan pelaksanaannya
dlafi;r sebagai berikut:
a. CaLon yang memperoleh lebih dai SO (lima puluh) persen suzrra dari peserta
yarLS mengganakan hak sua& daLam Munas,/Munaslub / Muprov / M,tprovlub /M,nkab / Mttkz;bIub / Mt;{rrota / M*otalab, maka y a\g bersangkutan langsung
drtetapkan sebagai Ketua Umum/Ketua Dewan pengurus yang sekaligus
merangkap sebagai Ketua Formatur terpilih.
b. Jtka dalam pemilihan sebagaimana dimaksud huruf a Adak ada calon yang
memperoleh lebih dari 50 (lima puluh) persen suara darlr peserta yanS
men1gariaka:n hak suara., malv, ditalrc;irlan pemilihan tahap kedua yang diikuti
oleh dua calon yang memperoleh s:a;ra terbanyak kesatu dan kedua dalam
pemilihan tzhap Wrtama, dan yang memperoleh anra terbanyak datam
pemilihan talwp kedua dinyatakan lr,bagai Ketua Umum /Kelua Dewan
Pengurus yang sekaligus merangkap rr;bagai lGtua Formatur terpilih.
c, Jika pada pemilihan sebagatmarw dimaksud lnural a terdapat lebih dari satu
calon yang memperoleh suara dengan jttmlah yang sama dalam rnendapatkan
tempat keaua, maka tethadap calon-calon tersebut dilakukan pemilihan ulang
unhrk menetapkan suara tetbanyak kedr.ra untuk dapat mengikuti pemilihan
tahapkedua.
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
47
d.l.Untuk Munas:
j*a dalam pemilihan sebagaimana dimalaud huruf b hasil pemiliha n tetap
sama (druul maka pimpinan Munas berhak menetapkan tata cara penenhtan
untuk memutuskan Ketua Umum terpilih.
d. 2. Untuk Mup rov / Mr;|r;ab / Mttkotz:
jika dalam pemilihan *bagatnarw dimalsud h:uolaf b, hasil pemilihan tetap
sama (drav/) ntaka Dewan Pengurus yang setingkat lebih tinggi berhak
menetzpkan tatz cara pnenhtan unh.rk memufuskan lGtua Umum /Kefua
temilih.
Pasal 35
Pemilihan Dewan pengurus Ikdin lndonesia
(l) Anggota Dewan Pengurus lGdin Indonesia harus memiliki KIA-B yang masih
berlaku selama masa jabatawrya.
(2) Pemilihan Dewan Pengurus Kadin Indonesia dtlatrcanatie,n dengan sistem sebagai
berikut:
a. Dewan Pengurus Kadin Indonesia dipilih dan ditetapkan oleh
Munas/Munaslub melalui sistem pemilihan Ketua Umum Dewan pengurus
sekaligus merang$,ap sebagai Ketua Fornatur dan 4 (empat) orung anggota
formalur sebagaimana dimaksud pasal 1,7 ayat (g) Anggaran Dasar,
b. Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indones ia yang sekaligus merangkap
sebagai Ketua Forynatur dan 4 (empat) orang anggota, fonnatur terpilih diberi
kepercayaan dan wewenang untuk memilih dan menetapkan Dewan
Penasehat, Dewan Pertimb angan dan Dewan pengurus Kadin Indonesia,
dengan mengatamakan nama-nama dan daflar nama calon yang disusun
Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pasal 2I ayat (E) huruf hAnggaranDasan
PR ESIDENREPUBLIK INDONESIA
48
(3) Pen,ilihan formatur dllaksanal<an secara musyawarah atau dengan cara
pemungutan suara yang dilaksanakan dengan asas langsung, bebas, dan rahasia
olehpara peserta yang memiliki t:a,k suan.
a, Jika pemrllhzn Ketua Umum Dewan pengurus Kadin Indonesia yang sekaligus
merangkap ketua formatur dan 4 (empat) orang anggofu. formatur oleh peserta
penth sebaga.imana dimaksudPasaLZZ ayat (4\ huruf a dan httruf b dilalcukan
dengan cara pemvngata;n suara yang diTaL<sanakan dengan asas langsung,
bebas dan ral:asia, maka setiap peserta penuh utusan Anggota Biasa dan
utusan Anggota Luar Biasa yang mempunyai hak suan menetapkan secara
jelas dengan menuliskan sr;tu nama unhrk calon Ketua Umum Dewan
Pengurus lGdin Indonesia sekaligr$ mera;ngkglp ketua formafur paAa sana
Karhr Suara dan menuliskan 4 (empat\ nama lakmya yang berbeda unhrk
anggota formatw pada satu l(arhr Suara lalrrya.
b. Dan perhitungan $)a.ra2 nama calon lbtua Umum Dewan pengurus IedinIndonesia yang mendapatkan suara terbanyak sebagafunana dimaksud pasal 34
ayat (4) terpilih menjadt lctua Umum Dewan pengurus t@din Indonesia
sekaligus ketua forznatur, dan 4 (empat) nama calon arggota
formahtt yang metdapatkan suara terbanyak kesatu, kedua, kefiga, dan
keempat, terpilih me4iadi anggota formatur.
(4) Kebaa umum Dewan Pengurus lG.din Lrdonesia yang sekaligus memrLgkap *baga,ketua formatur dan empat orang angg:ota" formatur terpilih, memilih, dan
membenfuk Dewan Pengurus Kadin Indonesia sekaligus atas mandat Munas dan
Munas menetapkan batas waktu kerja formatur untuk menlrusun Dewan
Pengurus lGdin Indonesia dengan mengutamal<an nama-nama darj, daftar nama
calon sebagaimana dirnaksud ayat e) huruf b.
Pasal 36
Pemilihan Dewan Pengurus Kadin provinsi /lbbupaten/Kota
(1) Anggota Dewan Pengurus lkdin provinsi /lbbvpaten/Kotz harus memiliki KTA-B
yang masih berlaku selama masa jabatawLya.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
49
(2) Pemilihan Dewan Pengurus lGdin Provinsi /Kabupaten/Kob dilaul,anakan dengan
sistem sebagai berikut:
a. Dewan Pengurus lGdin Provinsi /Kabapaten/Kota dipillh dan ditetapkan oleh
Muprov/Muprovlub/Makab/M*ablab/M'kota/M'kotalubmelaluisistem
pemilihan sebagaimana dimaksud pasal24 ayat (9) AurrggaranDasat,
b. Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin provinsi /Ketua Dewan pengurus IGdin
I\abupaten/Kota dan 4 (empat) orang an:Bgota forrnatur terpilih diberi
kepercayaan dan wewenang unfuk memilih dan menetapkan Dewan
Perttmbangan dan Dewan Pengurus lGdin provinsi /I{abupaten/ Ibta.
(3) Muprov/Mup rovlub / M*ab / Mukablub / Mukota / Mvkotalub memilih dan mene -
tapkan Kefua Umum Dewan Pengurus Kadin Frovinsi /Kenn l(u.din rra"bupaten/
Kota yang sekaligus meranggap sebagai Ketua Fonnatur dan 4 (empat) orang
anggota fornatur dan peserh, dan penrnjau Muprov/Muprovlub/Mukab/
Mukablub/Mukota /Mukotalub yang mempunyai hak dipilih.
(4) Pemilihan fonnatur dilaksanakan secara musyawarah atau dengan caru
wmungotan suara yang dilaksanakan secara terhrlis dengan asas langsung, bebas,
dan rahasia oleh para peseria yang memiliki hak memilih.
a.1' unirk Kadin Provinsi: Jika pemithan Kefua umum Dewan pengurus Kadin
Provinsi yang sekaligus merangkap kefua forrnatnr dan 4 (empat) orung
anggota fornatur yang dipilih oleh peserla penuh sebagaimana dimaksud
Pasal 23 ayat (4) huraf a dan b dtlalrt;/r,an dengan cara pemungaten suara,
maka selap peserla ufusan anggob, yang mempunyai hak suwa menetapkan
sah) narna unfuk calon lGtua Umum Dewan pengurus Kadin provinsi
sekaligus merangkap Ketua Forrnatur pada satu ka/.M suam dan menuliskan
4 (empat) rwma lafuvrya yang berbeda untuk anggota formatur pada satu
karttt suaru yang lain.
a.2. urtuk lcadtn l<abapaten/r(ota: Jika pemilihan lGtua Dewan pengurus IGdin
lbbapaten/Kota yang sekaligus ketua formatur dan 4 (empat)
orang anggota fonnatur yang dipilih oleh Anggota Bra.sa Kabltpaten/l<ota
dilskrtkan
PRESIDENREPUBLIK INDONEgIA
50
Cilakukan dengan cata Wmnrtgatar. suara, maka setiap peserla Anggota
Biasa yang mempunyai hak suata menetapkan satu nema untuk calon lGtua
Dewan Pengurus Kadn l<abupate\/l<otu sekaligus memng$,ap kena
formafur pada sat'u karit suara dan menuliskan 4 (empat) nama binnya
yangbetbeda unhy'r anggota formatur paAa satu karhr suata yang lain.
b, Dari perhifungan su.ara, nsma caton Kefiia Umum Dewan Pengurus lGdin
Provinsi/Ketua Dewan Pengurus l(adn lbbupaten/Kota yang mendapatkan
suara terbanyak sebagaimana dimaksud Pasal 34 ayat @) terpilih menjadi
Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Prbvinsi/Ketua Dewan Pengurus Kadin
lbbtcpaten/Kofa sekaligus memng$ap Ketua Formatur, dan 4 (empatl nama
calon angota formatur yang mendapatkan suara terbanyak kesatu, kedua,
ketrga, dan keempat, terpilih menjadi anggota forrnafur.
(5) Daftar nama calon Dewan Pengurus lQdin Provinsi /lbbapaten/Kota diusulkan
kepada Dewan Peftimbangan Ikdin Provinsi /lhbupaten/Kota oleh anggota Kadin
sesuai domisilinya.
(6) Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Provinsi/Ketua Dewan Pengurus lGdin
I@bupaten/Kota yang sekaligus merang)<a:p ketua formatur dan 4 (empat) orung
anggota formah.u terpilih, memilih Dewan Pengurus Iedin provinsi /Iebupaten/
Yata, dengan mengatz;malK n nama-nama dai daftar nama calon yang disusun
Dewan Pertimbangan Ytadin Provinsi/ Kabapaten/ l(cita,
(7) Muprov/Muprovlub / Mt;Jrab / Mltl@blublMukota/Mukotalub memberikan man-
dat penuh kepada Iknla Umum Dewan Pengurus l@din Provinsi /Ketaa Dewan
Pengurus (bdin lbbupaten/lbta yang sekaligus merangj<ap kehn fownatur dan 4
(empat) orang anggota forrnatur terpilih, dan menetapkan batas waktu bekerjanya
untuk menyusun Dewan Pengurus Kadin Provins i/ lebupaten/Kota, dengan
mengatamakan nama-nama dan daftar rwma caLon sebagaimana dimaksud ayat
(5).
BABxI...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
CT
BAB XI
FNKA BISMS, LAMBANG, BENDERA, FIYA/TNE, DAN MARS ORGANISASI
Pasa|37
Etika Bisnis
Etika bisnis sebagai filrrtutan moral dan perilaku yang mengikat seluruh anggota lGdin
terteru pada lamptran I Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal 38
lanbang
Bentuk, arti dan malaa lambang lkdin tertera pada lanptmn Z Angaran Ntmah
Tanggairu.
Pasal59
Bendera
(1) Setiap tingkatan organisasi IGdin memiliki fundera yarlg seragam bentuknya,
sekaligus menunjukkan identitas masing-masing. Ketentuan mengenai 1rrr,ndem
tertera pada Lamprran 3 Anggaran Rumah Tangga ini.
(2) Pada hari-hari biasabenderulladrn dipasangdi l(antor Sekretariat di samping kiri
bendera Merah- Putih.
(3) Pada acara-acara resmi organisasi seperti Munas/Munaslub/Munassus/
Muprov/Muprovlub / Mukab/ Mukablub/Musko ta/ Mukotalub dan pertemuan
resmi lainnya, bendera l(a;din dan hngkat yang bersangkutan dipasang di depan
podium berdampingan dengan bendera Merah-putih, letaknya di sebelah kiri
Merah-Putih. Dibelakang atau di sampingnya dikelilingi oleh bendera Kadin daiorganisasi yang lngkatannya langsung di bawahnya,
PRESIDENREPUBLIK INDON
-52
Pasal 40
H)rmne
(1) Syair dan Lagu Hymne Kadin tertera pada lampran 5 Anggaran Rumah Tangga
ini.
(2) Hymne Kadin dinyanyikan setelah lagu Kebangsaan Indonesia Raya pada acara'
asara resmi organisasi, seperti Munas, Muprov/Mukab /Mt;&ota dan pertemuan
resmi lainnya.
Pasal4l
Mars
Syair dan laga Mars l(adin tefiera paAalamptran 4 Anggiaran Rumah Tangga ini.
Mars Kadin dinyanyikan setelah lagu Kebangsaat Indonesia Eaya paAa acara-
acara resmi organisasi, seperti Munas, Muprov/Mukab /Mt;d<ota dan pertemuan
resmi lainnya.
BAB)OI
PDRTIBAIIAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal42
Pervbahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga l<adln ditetapkan berdasatkan ketetapan Munas,
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (a) hurul a Anggaran Dasar atav ketetapan
Munassus sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf. a
AnggatanDasar.
(1)
Q)
a
PRE9IDEI{REPUBLIK INDONESIA
53
Pasal4S
Pengesahan
Anggarar Rumah Tangga ini merupakan petubahan dan penyemparnaan dai
Anggaran Rtrmah Tangga yang diputuskan dalam Munassus l(adin tangal L7
Desember 2OOg dL Jakafta dan disetujui dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2OO4 tanggal 18 Febiuari 2004, drtetapkan dan disahl<an dalam
Munassus Kadin tanggal s Juni 2oo5 di Jakarta dan drubah/ disempurnakan dan
disahkan dalam Munassus Kadin 2006 pada tanggal 8 Maret 2006 di lakarta dan
diubahldisempurnakandalamMunassus Kadntanggal2S-25 April 2010 drJat(9;tta.
BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 44
Pembubamn Organisasi
Pembubaran Kadrn dapat drlahsanakan apabtla merupakan putusan mvtlak dai
Wserta yang memiliki hak suara yang hadrr dalam Munassus sebagaimana
dimaksud Pasal 19 Anggaran Dasar.
Apablla l{adrn dibubarkan mal<a Munassus harus pula menetapkarL syarat
pmbubaran serta syarat likuidasi hafta kekayaan l(adin.
BAB XIV
ATURANPENUTUP
Pawl45
(1) Seluruh anggota lbdin bersepakat menyatakan Anggamn Rumah Tangga ini
berlaku setelah diterbitkarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia mengenai
persefujuan perubahan ilr:ggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangg;a Kamar
(1)
Q)
Dagang,..
llr
PRESIDENREPUBLIK INDON
54
Dagang dan Industri yang drtetapkan dan disatksn dalam Munassus Kadn paAa
tanglal 8 Juni 2005 di Jakarta dan drubah/drsempurnakan dan dtsahkan dalam
Munassus Kadin 2006 pada tanggal 8 Maret 2006 di Jakarta dan
diubah/disempurnakan dalam Munassus Kadin tanggal 23 - 25 April 2010 di
Jakaftz.
Q) Hal-hal yang belum cukup diahrr dt dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur
lebih lanjut oleh Dewan Pengurus lGdin Indonesia sekatigus dalam pemhran
organisasi atau ketentuan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggarun F.umah Tangga ini dan dipertanggungiawabkan
padaM.ur:ras.
Pasal46
Penutup
Sejak berlakunya Anggamn Rumah Tangga yang baru sebagaimatw dimaksud
Pasal 45 ayat (I), maka Anggaran Rumah tangga yang ada dan telah berlaku
sebelunr Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan ndakberlalailag;.
Agar sefiap anggota dapat mengetzhuinya, Dewan Pengurus Kadin Indonesia
diperintahkan unfuk mengumumkan dan atau menyebarluaskan Anggaran
Rumah Tangga inkepada sehap atggota danklwlzyaklaiwrya,
(1)
(2)
a
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
55
lamptuan I
Anggaran Rumah Tangga
Kamar D agang dan lndustri
HTIKA BISMS KADIN
Menyadan kedudukannya rebagat wadah pengusaha Indonesia yang mentpakan
bagtran yang tak lerpisahkan dari rakyat dan masyarah,at Indonesia, maka gana
nrewujudkan peran sefianya dalam mewujudkan kehidupan ekonomi dan dtnra usaha
yang sehat dan terf,b, Kadin menetapkan Etika Bisnis yang mentpakan hrntunan moral
dan pedoman perilaku bagl jajamtnya dan anggota Kadin di dalam meng$ayatt tugas
dan kewajiban masing-masing, sebagwbedla*:
1. Kegqatan usaha/bisnrs memiliki harkat dan maftabat terhormat yang senantiasa
harus dtpebhara dan dtjaga.
2. Senantiasa meningkatkan profesionalisme untuk mentng$atan mutu dan
kemampuan serta bertznggrxg jawab dalam mengantisipasi pentbahan
Iingkungan usaha.
3. Berprinsip satu kata dengan perbuatan dan selalv bersikap jujur dan dapat
dipercaya. Dalam nrenjalankan hak dan kebebasannya untuk segala kegiatan
usahalbisnis harus tetap ntengatamal<an profesionalisme, ketekunan dan
ketzbatnn, integritas tinggj, adanya kebulatan pikiran denga.n trndakan, dedikasi
dan loyalitas.
4. Membina hubungan usaha berlandaskan itikad baik, memenuhi ketentuan-
ketentuan yang dipeqanjikan serta menyelesaikan perselisihan dan/ atav
perbedaan pendapat secara musyawarah denga:n betlandaskan keadilan.
5. Memiliki kesadaran nasional yang |ilnggi dengan senantiasa melaksanakan
tanggang jawab sosial kepada masyankat sefia menaatt semva peraturan
perundang- undangan y ang berlalan.
6. Tidak...
PR ES IDENREPU BLIK INDONESIA
6.
.7
q
10.
56
Tidak melakukan perbuatan tetcela dan $ndakan yang dapat menimbulkan
persaingan ndak sehat.
Tidak melakukan prali:tik-praktik suap, yaitu tidak meminta, ttdak menawarkan,
tidak menjanjikan, tidak membei, dan tidak menerima suap'
Menghormati kepentingan bersama dan saling menjaga drcL fun perilaku
dan/ atau nndakan yang tidak etis dengan saling mengingatkan'
Turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam |u;paya Pemerintah untuk
membangantatapemeintahanyangbailc
Turut serta dalam pembangunan perekonomian negara dan bang dengan
keg4alan usaha y angbefianggtng jawab atas kelestarian linglungan'
I
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
OI
Iamprran2
Anggaran Rumah Tangga
l@mar Dagang dan tndustri
LAMBANG
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
akan diganti pada MunasKadin
(Rebranding)
I. Bentuk Iambang Kadin, seperfi tertera di atasrterdin dan:
P er ahu Layar, berw arna kuning emas;
Tiga baris nak air denganluna gelombangrberwarnabira;
Peisai, yang dasarnya bewrarna putrh;
Bendera Indonesia di tengah pensai (bagl Lambang Kadin Indonesia), dan
lambang daerah masing-masing bagi setiap lGdinda;
Dua ekor kuda mengapit peisairberwarna kuning emas;
Pita bersimpul, berwarna biru;
MoIto @TabahrJujur, Setia'. paAa prta bersirryul;
Dua helai daun semanggi BENIUK, WARNA DAN UKIIMN di balik pib
berwarna kuning emas.
2. Perbandingan ukuran titik terjauh horizontaL dan verfikal mendekati satubanding
satu ( l:1).
a,
b.
c.
d.
f.
s.
h.
MAKNA...
t.
PRESIDENUBLIK INDONESIA
-58
MAKNALAMBANG
Warna
a. Putih:
Melambang$an kesucian, kegotongroyongan betdasarkan pe'rsaudaraan,
percatnaan idiil dan kesatuan.
b. Merah;
MeLambangkan semangat yang dinamik dalam melaksanakan tugas, usaLlr dan
kewajiban.
c. Kuning emas
Melambanglan ketinggian mutu yang menjadi Wgangan dan pedoman da\am
meLaksanakan usaha.
d. Biru:
Melarnbangkan kesetiaan, kejujuran jiwa, dan semangat dalam melaksanakan
usaha mencapaikemajuan usaha dan pmbangtnan ekonomi.
Bentuk- bentuk dalam lambang
a. Perahu layar melambangkar
l) lndonesia sebagai negam kepulauan bahai, dan sejak dahulu kala
merupakan daerah yang terdiri dari kota dan batdat pu.vt perdagangan
dankegqatan ekonomi latn, dan Wawasan Nusantara.
2) lGtabahan, kebenaran, dan tahan uji dalam melaksanakan vpaya mencapai
cita-cita mengembangkan kemajuan usaha. .
3\ Wadah tempat bertaht ketiga pelaku ekonomi untuk mencapai cita-cita
bangsamenuju masyarakat adil dan malonur.
b. Gelombang atau nak air bewtarnabiru:
1) TiSa baris riak air melambangkan persatuan antara kettga unsur pelaku
ekonomi, yaitu unsur swasta, uxrsur koperasi, dan unsur usaha milik
lrI
d.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
59
negara/ daerah, yang bersatu. dalam Y'.adin sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor I Tahun 1987 tentangKamar Dagang dan Industri.
2) Lima riak gelombang melambangkanPancasila wbagai asas Kadin dan paru
pengusaha Indonesia dalam memajukan usahanya.
Kada, berurarna kuning emas, melambang$a:n:
l) Tenaga yang laat dan efekfif yang timbul dan persatuan dan kesatuan
pengusaha dari seluruh jenis usaha dalam segalabidangyang ada daLam
masyamkat,
2) tlasrat yang didukung daya dantenagayang tinggi dari para pngasaha
dalam berparttsipasi dalam akselerasi pembangunan ekonomi, baik di
daemh maupun di pusat.
Perisai melambangkan:
l) Wajah Wng satu dan kuat yang timbul
mengfiadapi bntangan dan cobaan,
dan percabaan dan kcsafuan
2) Kampfivnbrdang rn&xtri dalam mengfiadapi kemajuan teknologi serta
keikutsertaan melaksanakan industrialisasi demi mempeftz,har.kan
kelanjutan dan kemajuan usata.
Pita bersimpul melanb ang$,an:
1 ) Keterampilan dan keluwes an melaksana"kan usaha.
2) Persatuan kesatuan riga bi dang usaha, yaifi perdagangan, industn dan jasa,
Daun semanggi melambang$an:
kesuburan dan kemahnuran Bumi Indonesia yang menantikan tangan
pengasaha unfu k mengolahnya.
Lambang di tengah perisai:
l) Bag lQdin Indonesia
Merah putih berbatas diagonal melambangkan bendera pusaka Sang Dwi
W arna, bender a Indonesia.
IrI
t:I
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-60
2) BagKadindz
Lanrbang daetah, sesuai dengan maknanya masing-masing'
3. Motto
a, Tabah dalam meng$aAapi rintangan dan hambatan dalam mengembangTan
usaha.
b. Jujur melaksanaka n usha dalart mencapi tujuan'
c.SetiakepadaAnggamnDa'M't,AnggaranRumahTanggadanorganisasidalam
melaksanakan tujuan Kadin.
a
I
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-61
lanptran3
Anggatan Rumah Tangga
Kamar D agang dan Industri
BENDERA
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI
BENTUK
Bendera Kadin berbentuk empat persegi panjang dengan prbandngan sisi tiga
bandtng dua (3 : Z)rbentktran panjang 105 cm dan lebar 7O cm, terdin dai dua
mr;J<a ttrLbal-balik yang sama, dengan lambang Kadin di tengah dan untaian benang
berwarna kunirg emas di sekeliling benderu. Dibawahlambang terdapat namaKadin
setempat.
WARNA
Dasar berwanr a hijau, melambangkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
ketulusan.
Iambang di tengah perisai berbentuk dan berwarna sesuai dengan lambang daetah
IGdin masing-masing,
Tulisan bemrarna kuning melambangj<an kecintaan dan kesetiaan tethadap profesi,
bangsa dan negara.
lJntaian bernngberwarna kuninS emas melambang$an kesahtan dan kejayaan.
a
l,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-62
l-ampiran 4
AnggaranR:lxnahTangga
Kamar Dagang dan Industri
Hymne
HYMNE NASIONAL KADIN
Komponis: ADDIEMS.
Aransemen : ADDID MS.
DI SEPANJANG ZAMRUD KHATUUSTIWA
TANAH AIR INDONESTA TERCINTA
KADIN PADI]KAN CITA, KARSA, DAN KARYA
UNTIJK KEBANGGAAN BERSAMA
MAHAKARYA BAGI IBU PEKNWI
KADIN BERIWA TABAH, JITU& SLTIA
MARI PENGUS$IA INDOMSIA
MENITU MASA DEPAN CEMERLANG
SATUKAN NIAT DAN LANGKAH
DEMr TNDONEShSqIAHTRA
MAJU BERSAMA KADIN
e
,i
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
Mars
MARS NA$IONAL KADIN
LampiranS
Angga.ran Rumah Tangga
Kamar Dagang dan Industri
|3gu dan Syair oleh:Or. Jannor gniga.
34ma-n-
pE-mgr-
63
1- E 1t4
t 0 .7 lt 2 3 4
1. KA - DIN tJ - rul mem - ba-ngun nol. KA - DIN di -so-lu-ruh ta - nah
- ga- ra ki - ls,
55565hh, ma-ri ki -lasa-lu du-ni -a
i-slz.l
mem - Da-ngun.U-Sa-na.
ki - te,
i--t=-sa-ha- kan -. sg
Pe - ngu
Ke - rah
t_lr 6 5 4 3 2
td ta - bah iu - jur se -ti -ks-ja-ya-an In-do-no-
23
-98
534
4 5 | 6 .,{ 6 7 6 6
ds - bh pe - ju - ang b8ng - sa, Betnap ko-mam-pu-an ki - ta, Bs - gi,
rs - l(al Pan - ca - si - la yarE iqy4
o-- 6-17 lr z a rls---T-,r s--.=KA - DIN me - ngab: di pa - da Nd - sg dan Bano - saPo-ngu-s-ha ha-nE ber - ii -'Na ke-sa-tria
s s--i 6_E s--i | --= o---t-o 6- 6-- |
ngun ma-sya - ra- Ur i- dJ-man Rak- yat h- ta, Ma- 6va-ra-L, ran-la-ci -h lu - hur de mi ns-ga-ra kr - ta, mem-ba_ngun ma-sya_
r_i _l_2 i t als t 5l g 5-ce-$-ra ysng a-dil s9-iah-tra,
/6-mo -
Ba-Si
3
&sl&
I
la.TL
mem-ba-B€r - ci -
6 a--=ci -ta ki -ci -ta l{-
' oll
top related