undesensus testis
Post on 12-Aug-2015
162 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
UNDESENSUS TESTIS
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
___________________________________________________________________________
ABSTRAK
Kriptorkhismus dalam kebanyakan kasus di sebabkan oleh gagalnya testis turun dari
posisi retroperitoneal embriogenik ke dalam skrotum. Kriptorkhismus adalah kelainan paling
umum pada bayi baru lahir, dengan insidensi sekitar 1-4% dari bayi cukup bulan.
Berdasarkan penemuan kasus di RS Universitas Hasanuddin Makassar bulan februari
2013, dilaporkan seorang anak laki-laki usia 9 tahun , dengan buah zakar kecil sejak lahir dan
didiagnosis menderita penyakit kriptorkhismus (undesensus testis)
ABSTRACT
Cryptorchidism in the vast majority of cases is caused by a failure of the testis to
descend from its embryonic retroperitoneal position into the scrotum. Cryptorchidism is the
most common congenital abnormality in newborn boys, with an incidence of 1–4% in the
full-term newborn.
According to case found in Hasanuddin University Hospital Makassar on February
2013, reported of a 9 years old boy present with small testicle since born and been diagnosed
with cryptorchidism (undescended testis)
PENDAHULUAN
Kriptorkismus berasal dari kata cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi
dan orchis(latin) yang berarti testis. Nama lain dari kriptorkismus adalah undescended testis,
tetapi harus dijelaskan lanjut apakah yang di maksud kriptorkismus murni, testis ektopik, atau
pseudokriptorkismus. Pada umumnya testis turun pada skrotum secara sempurna pada akhir
tahun pertama. Kegagalan testis turun tetapi masih pada jalur normalnya disebut UDT. Testis
dapat berada sepanjang jalur penurunan. Kriptorkismus murni adalah suatu keadaan dimana
setelah usia satu tahun, satu atau dua testis tidak berada didalam kantong skrotum, tetapi
berada di salah satu tempat sepanjang jalur penurunan testis yang normal. Kadang setelah
melewati canalis inguinalis testis menyimpang dari jalur yang seharusnya, dan menempati
lokasi abnormal, hal ini disebut testis ektopik. dan yang terletak di jalur normal tetapi tidak
didalam skrotum dan dapat didorong masuk ke skrotum serta naik lagi bila dilepaskan
disebut pseudokritorkismus atau testis retraktil. Testis bisa terletak di interstitial (superfisial
dari m. obliquus abdominis externus) di paha sisi medial, dorsal penis atau kontralateralnya.
Diduga disebabkan oleh bagian gubernakulum yang melewati lokasi abnormal, dan testis
kemudian mengikutinya.
LAPORAN KASUS
Anak laki-laki berumur 9 tahun masuk RS Unhas pada tanggal 22 februari 2013
dengan keluhan buah zakar kecil sejak lahir. Riwayat buang air kecil dan air besar normal.
Lahir cukup bulan dengan persalinan normal. Riwayat keluarga menderita penyakit yang
sama disangkal. Riwayat ibu sakit selama kehamilan disangkal. Riwayat ibu mengkonsumsi
jamu disangkal. Riwayat ibu mengkonsumsi obat-obatan disangkal.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan pasien dengan sakit sedang, gizi cukup, dengan
keadaan sadar dengan heart rate 88 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu tubuh
37oC (aksila). Bentuk kepala normocephal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil bulat isokor, refleks cahaya positif. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan inspeksi
pergerakan hemithoraks kanan dan kiri simetris, palpasi vokal fremitus kanan dan kiri
simetris. Perkusi sonor dan auskultasi bunyi napas bronkovesikuler, tidak ada ronkhi dan
wheezing. Pada pemeriksaan jantung didapatkan ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba,
perkusi batas jantung normal, serta auskultasi BJ I-II murni, reguler, bunyi tambahan tidak
ada.
Pemeriksaan status lokalis di regio skrotum, berdasarkan inspeksi yang dilakukan
didapatkan tampak skrotum kecil simetris kiri dan kanan. Dari palpasi tidak terasa nyeri
tekan, serta tidak teraba testis pada skrotum kiri dan kanan. Hal ini termasuk dalam kelainan
undesensus testis.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 februari 2013 diperoleh nilai
hemoglobin 13,1 g/dl, hematokrit 38,3%, trombosit 333.000/uL, lekosit 9,06.103 /uL, eritrosit
4,89. 103/uL, gula darah sewaktu 81 mg/dl, natrium 145 mmol/l, kalium 3,9 mmol/l Klorida
106 mmol/l
Pada pemeriksaan CT-Scan abdomen 18 februari 2013 didapatkan kesan sesuai
dengan undesensus testis bilateral. Pada pemeriksaan USG Scrotal 14 februari 2013
didapatkan kesan undesensus bilateral dan suspek testis intra abdominal. Pada pemeriksaan
foto thoraks 14 februari 2013 tidak didapatkan kelainan pada foto thoraks tersebut.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang diatas pasien
didapatkan diagnosis dengan undesensus testis
FOTO KLINIS
FOTO THORAKS 14/02/2013
USG ABDOMEN 14/02/2013
CT-SCAN 18/02/2013
PEMBAHASAN
top related