upaya madrasah dalam mengembangkan...
Post on 05-Feb-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MADRASAH DALAM MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
(Penelitian di MAN 4 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh
Sofi Roziqoh
NIM: 1110011000060
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler disusun oleh Sofi Roziqoh, NIM
1110011000060, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakn sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah seuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta. 09 Januari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Yudhi Munadi. MA
NIP. 197012031998031003
Lembar Pengesahan Panitia ujian
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler disusun oleh Sofi Roziqoh Nomor Induk Mahasiswa
1110011000060, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada
tanggal 05 Februari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana S I (S. Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 08 Februari 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jtrusan/Program Studi)
Dr. H. Abdul Majid Khon. M. AeNIP. 19580707 198703 1 005
Sekertaris (Sekertari s Jurusan/Prodi)
Marhamah Saleh Lc. MANIP. 19720313 200801 2 010
Penguli I
Dr. H. Sapiudin Shidik. M.AgNIP. 19670328 200003 1 001
Penguji tl
Siti Khadijah. MANIP. 19700727 t99703 2 004
Tanggal
{f,L -1-?tgzlbr.s<C1
-//Itf ,'t'-i(
Mengetahui:Dekan,
Nurlena kffa'i MA. Ph. DNIP. 19591020 198603 2 001
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Sofi Roziqoh
1 1 1001 1000060
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jl. Assofa II Rt 005/ 01 No. 5 Sukabumi Utara Jakarta Barat
: Yudhi Munadi, MA
: 19701203 1 99803 1 003
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Madrasah dalam Mengembangkan Kreativitas
Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
NIP
Jurusan/Program Studi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
J akarta, 09 J anuari 20I 5
t--
i
ABSTRAK
Sofi Roziqoh (NIM: 1110011000060). Upaya Madrasah dalam
Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler (di
MAN 4 Jakarta).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya madrasah, faktor
pendukung dan penghambat kegiatan, serta keberhasilan yang diraih MAN 4
Jakarta dalam mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lebih spesifik lagi
penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dalam upaya
mengembangkan kreativitas melalui kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta
terlihat cukup efektif dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatannya. Mengenai faktor pendukung kegiatan ditandai dengan
besarnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan, sedangkan faktor penghambat
kegiatan yaitu perlu pengembangan untuk sarana prasarananya serta terbatasnya
dana untuk kegiatan. Untuk keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta yaitu
terbukti dengan banyaknya prestasi yang diraih dari setiap kegiatan
ekstrakurikuler.
i
ABSTRACT
Tittle : Efforts in Developing Creativity Madrasah Students Through
Extracurricular Activities (in MAN 4 Jakarta)
The purpose of this study was to determine the madrassa efforts in developing
students' creativity through extracurricular activities. This study used a qualitative
approach to generate descriptive data in the form of words written or spoken of
people and behaviors that can be observed. The data were collected through
observation, interviews, and documentation.
From the research that has been done can be seen that in developing creativity
through extracurricular activities at MAN 4 Jakarta looks quite effective in terms
of planning, implementation, monitoring and evaluation activities. It can be
known after the author conducted research on MAN 4 Jakarta efforts in
developing students' creativity which in terms of planning, ie to plan and
extracurricular programs, planning time and space, infrastructure and budget, as
well as the selection of coaches, trainers and managers of activities in accordance
with expertise in every type of extracurricular. In practice, the level of
participation of students is large enough to take part. In terms of supervision that
is the direct inspection carried out by the respective coaches of extracurricular as
well as the evaluation of extra-curricular activities that have been very effective,
although it is still the need for development in terms of planning and
implementation to improve the quality of MAN 4 Jakarta.
ii
Kata Pengantar
حيمالّر حمنالّر هللا بسم
Maha suci Allah, segala puji bagi-Nya, Dialah yang telah melimpahkan
segala nikmat, mencurahkan rahmat dan karunia untuk hamba-Nya.
Shalawat serta salam tak lupa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW. Teladan bagi umat manusia dan rahmat bagi seluruh alam, rasa syukur
alhamdulillah dipanjatkan kehadirat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tentunya banyak pihak yang terlibat dan
selalu meberi sumbangsi berupa motivasi, petunjuk, bimbingan dan arahan kepada
penulis, oleh karenanya dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Hj. Nurlela Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan beserta para wakil dekan dan jajarannya
3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah jakarta dan Ibu Hj. Marhamah
Saleh, Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam serta
Bapak Faza Amri, S.Th.I
4. Bapak Yudhi Munadi, MA. Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran serta telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk penulis
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya yang berharga
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
6. Kepala Madrasah, segenap Dewan Guru dan siswa-siswi MAN 4
Jakarta yang turut membantu dan meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan penulis
iii
7. Orang tua penulis yaitu Hafiz Abd Halim dan Fatimah, penulis
mengucapakan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas pengorbanan
dan kasih sayangnya selama ini. Semoga Allah senantiasa memuliakan
dan mengangkat derajatnya serta mengganjarkan surga atas apa yang
mereka korbankan
8. Kakak Rifkah Hanikah serta adik-adikku tersayang Ais, Laili dan tak
lupa abang ipar Ahmad Khusairi yang telah menghibur penulis lewat
candaannya sehingga penulis selalu semangat menyelesaikan skripsi
ini
9. Sahabat-sahabat penulis, Fitri Farhani, The Rempongs (Ela, Aji,
Ngeok, Puji, Ncek, Wilda) serta teman seperjuangans penulis saat
mengerjakan skripsi: Yani, Reren, Ziah, Teti dan tak lupa teman-teman
mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI
khususnya kelas B dan Peminatan Fiqih
10. Teman-teman Languange Army, Mecosin, dan lainnya yang tak henti
menghibur dan mendoakan penulis sehingga bisa menyelesaikan
skripsi ini
Penulis tidak dapat membalas segala kebaikannya kecuali mendoakan
segala usaha, pengorbanan dan amal baik semua pihak mendapatkan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi yang telah penulis
selesaikan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 09 Januari 2015
Sofi Roziqoh
1110011000060
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori…………………………. ......................................... 6
1. Upaya Madrasah....................................................................... 6
a. Pengertian Upaya Madrasah ................................................ 6
b. Karakteristik Pendidikan di Madrasah ................................ 7
c. Peluang dan Tantangan Madrasah ...................................... 10
2. Konsep Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler ........................................................................ 11
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ................................. 11
b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ................................. 13
c. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ...................... 13
d. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ........................... 14
e. Pengertian Pengembangan Kreativitas ............................... 15
f. Ciri Kreativitas ................................................................... 19
g. Proses Kreativitas ............................................................... 19
h. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas ................ 21
3. Lingkup Pengembangan Kreativitas siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler ......................................................................... 27
v
B. Penelitian yang Relevan...................................................... .......... 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 3 5
B. Metodologi Penelitian .................................................................. 36
C. Sumber Data ................................................................................. 36
D. Prosedur pengumpulan dan Pengolahan Data .............................. 37
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .......................... 38
F. Analisis Data ................................................................................ 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta ................................................ 43
1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta ............................................... 43
2. Visi, Misi MAN 4 Jakarta ....................................................... 44
3. Data Siswa dan Data Guru ....................................................... 44
4. Sarana Prasarana ..................................................................... 44
5. Program Ekstrakurikuler .......................................................... 45
B. Deskripsi Data ................................................................................ 49
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 50
1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................... 50
a. Penyusunan rencana dan program ekstrakurikuler ................ 51
b. Waktu dan Tempat ............................................................... 52
c. Sarana prasarana dan anggaran kegiatan .............................. 52
d. Pembina, pelatih dan pengelola kegiatan ............................ 53
2. Pelaksanaan kegiatan kestrakurikuler ...................................... 54
a. Partisipasi siswa ................................................................... 57
b. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler 58
c. Program penunjang kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
intrakurikuler dan kokurikuler .......................................... 59
3. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler ................................... 61
4. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler ....................................... 61
a. Pihak yang terlibat dan perannya dalam evaluasi
ekstrakurikuler ..................................................................... 62
vi
b. Penilaian kegiatan eksrakurikuler ........................................ 62
5. Keberhasilan Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................. 63
a. Motivasi internal................................................................... 64
b. Motivasi eksternal............................................................... 64
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 65
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Implikasi .................................................................................... 68
C. Saran ........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan madrasah saat ini tengah menghadapi masalah-masalah
global, yang bukan saja membutuhkan ilmu agama, ilmu umum, tetapi juga
keterampilan untuk masuk ke dunia kerja. Untuk itu diperlukan madrasah
yang bukan saja profesional dalam pengelolaannya, tetapi juga lengkap dalam
sarana dan prasarana pembelajarannya baik yang berkaitan dengan
pengembangan keilmuan maupun yang berkaitan dengan peningkatan skill
siswa.1
Seperti pada umumnya, kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata
pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan pada kegiatan tatap
muka di kelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan
berdasarkan kurikulum (pembelajaran reguler), untuk itu dimungkinkan dan
bahkan sangat disarankan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di
luar kelas guna memperdalam materi dan kompetensi yang sedang dikaji dari
setiap mata pelajaran melalui jenis kegiatan pengembangan diri yaitu kegiatan
ekstrakurikuler.2 Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan
pengorganisasian pengembangan diri yang betul-betul diarahkan untuk
melayani seluruh siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal
sesuai bakat, minat dan kebutuhannya masing-masing.3
Sangatlah penting bahwa orang tua atau pendidik menyadari ciri-ciri
siswa manakah yang perlu dipupuk untuk menumbuhkan pribadi-pribadi yang
kreatif. Biasanya pendidik atau orang tua kurang menyadari dampak dari
sikap mereka terhadap perkembangan kepribadian siswa.
1 Hasbi Indra, Pendidikan Melawan Globalisasi, (Jakarta: Ridamulia, 2005), h. 210.
2 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 415-416.
3 Ibid., h. 418.
2
Di lingkungan sekolah, siswa sering kurang mendapat kesempatan untuk
mengembangkan kreativitasnya jika kurikulum terlalu padat dan jika
dipentingkan hanya pemecahan menuju satu jawaban tunggal. Dengan
demikian, perkembangan kreativitas, seperti potensi-potensi lain perlu diberi
kesempatan dan rangsangan untuk berkembang.4
Sebetulnya alternatif sistem program pendidikan untuk siswa berbakat
cukup banyak dan bervariasi mulai dari program yang diberikan di dalam
kelas atau di sekolah biasa, program yang diberikan di luar jam pelajaran atau
di dalam masa liburan. Namun dari sekian banyak kemungkinan, dengan
kekuatan dan kelemahan masing-masing, perlu ditinjau dan kemudian
diambil keputusan, alternatif manakah yang paling berdayaguna dan berhasil
guna untuk dikembangkan?5
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki siswa yang perlu
dikembangkan sejak usia dini. Setiap siswa memiliki bakat kreatif dan perlu
dipupuk sejak dari usia dini. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat
tersebut tidak akan berkembang secara optimal, bahkan menjadi bakat yang
terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Oleh sebab itu diperlukan upaya
pendidikan yang dapat mengembangkan kreativitas siswa.
Selain bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan manusia yang
sedemikian unik dan kreatif, kita juga perlu mensyukuri kiprah orang yang
senantiasa menjaga kekuatan daya hidup dan kreativitasnya. Karena berkat
jasa orang-orang inilah maka kehidupan dapat berkembang.
Harus kita akui secara jujur, tidak semua orang mau berpikir dan bekerja
keras seperti Archimides ataupun Newton. Tidak semua orang berani
berkhayal dan mewujudkan khayalannya, seperti Wright bersaudara yang
ingin terbang seperti burung hingga terciptalah pesawat terbang. Tidak semua
orang mau tetap berkarya meskipun dicerca orang seperti Mozart, tidak setiap
4 Monty P. Satiadarma & Fidells E. Waruru, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer
Obor, 2003), h. 115-117.
5 Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat, Pembinaan dan Pendidikannya, (Jakarta: Rajawali,
1982).
3
orang memperhatikan rengekan anaknya yang berusia 3 tahun seperti yang
dilakukan Edwind Land sehingga terciptalah foto langsung jadi. Tidak semua
orang punya keinginan untuk selalu maju dan meningkatkan diri, punya
motivasi dan jiwa pencari pengetahuan yang besar seperti Aristoteles ataupun
Plato. Orang-orang kreatif inilah yang sebenarnya banyak memberikan
sumbangsih bagi dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan, karya
mereka, dan ilmu pengetahuan. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa
penemuan-penemuan baru hanya dapat dihasilkan oleh manusia yang berani
berpikir “lain daripada yang lain” walaupun pada zamannya hal itu mungkin
dianggap “nyeleneh”, “aneh” ataupun “gila”. Namun pada akhirnya
masyarakat dunia pun tidak dapat memungkiri manfaat besar yang diperoleh,
karena keberanian orang-orang kreatif ini. sehingga kehidupan pun semakin
maju, lebih mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih cepat dan lain
sebagainya.6
Kenyataannya, banyak kita temui persoalan yang muncul menyangkut
kegiatan ekstrakurikuler. Diantaranya kurangnya waktu untuk melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan padatnya program intrakurikuler yang
wajib siswa ikuti. Selain itu masih terdapat siswa-siswi yang menganggap
kegiatan ekstrakurikuler hanya kegiatan selingan saja dan tidak perlu
mengikutinya secara serius, kurangnya kemauan anak untuk berpikir luas dan
mencoba hal-hal yang baru. Maksudnya, siswa hanya mengikuti kegiatan/
tuntutan yang berlaku di sekolah. Dorongan dan motivasi yang kurang dari
berbagai pihak serta adanya batasan yang menghambat siswa untuk
berkreativitas.
Melihat permasalahan tersebut, maka mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “UPAYA MADRASAH DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER”.
6 Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 4.
4
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta dengan identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Masih terdapat siswa-siswi yang menganggap kegiatan ekstrakurikuler
hanya kegiatan selingan saja dan tidak perlu mengikutinya secara
serius
2. Masih kurangnya kesadaran pihak madrasah dalam melayani
kebutuhan siswanya untuk kegiatan ekstrakurikuler
3. Kurangnya kemauan siswa untuk berpikir luas dan mencoba hal-hal
yang baru
4. Dorongan dan motivasi yang kurang dari berbagai pihak serta adanya
batasan yang menghambat siswa untuk berkreativitas, seperti ruang
dan waktu yang kurang memadai serta masih terdapat hambatan
dalam pengelolaan program ekstrakurikuler, terutama dari segi sarana
dan prasarana serta terbatasnya dana untuk kegiatan ekstrakurikuler.
C. Pembatasan Masalah
Sebelum penulis menguraikan permasalahan lebih lanjut, maka penulis
akan memberikan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang akan
diteliti disini yaitu upaya mengembangkan kreativitas melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang diminati siswa di MAN 4 Jakarta yaitu Tari Saman,
ECC dan PASKIBRA.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan penulis bahas adalah:
1. Bagaimanakah upaya MAN 4 Model Jakarta dalam mengembangkan
kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di
MAN 4 Model Jakarta?
5
3. Apa saja keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam
mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan
ekstrakurikuler?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui upaya MAN 4 Model Jakarta dalam membantu
siswanya mewujudkan kemampuan potensi dan mengembangkan
kreativitasnya melalui kegiatan ekstrakurikuler
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Model Jakarta
3. Untuk mengetahui keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam
mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan
ekstrakurikuler
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah.
1. Bagi siswa
Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuannya melalui
kegiatan ekstrakurikuler agar menjadi seorang yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat
2. Bagi guru dan pembina ekstrakurikuler
Agar lebih memperhatikan dan membimbing siswa agar siswa mampu
mengembangkan dirinya menjadi seorang yang berguna bagi dirinya
dan masyarakat
3. Bagi madrasah
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mencapai hasil-
hasil yang optimal dengan mengembangkan pengelolaan dan
pengorganisasian program pengembangan diri siswa khususnya melalui
program eksktrakurikuler yang diarahkan untuk melayani seluruh siswa
agar dapat mengembangkan dirinya untuk berkreativitas secara optimal
sesuai bakat, minat dan kebutuhannya.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Upaya Madrasah
a. Pengertian Upaya Madrasah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “upaya” berarti: usaha;
ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari
jalan keluar, dsb).1
Sebelum penulis memaparkan tentang pengertian madrasah,
terlebih dahulu penulis menjelaskan seputar kemunculan madrasah.
Madrasah adalah salah satu bentuk kelembagaan pendidikan Islam
yang memiliki sejarah sangat pannjang. Pendidikan itu sendiri dalam
pengertian umum dapat dikatakan muncul atau berkembang seiring
dengan kemunculan Islam itu sendiri, yakni berawal dari pendidikan
yang bersifat informal berupa dakwah islamiyah untuk menyebarkan
Islam. Seiring dengan perkembangan Islam dan terbentuknya
masyarakat Islam, pendidikan Islam diselenggarakan di masjid-masjid
yang dikenal dalam bentuk halaqah. Kebangkitan madrasah merupakan
awal dari bentuk pelembagaan pendidikan Islam secara formal.2
Madrasah merupakan isim makan dari fi’il madhi “darasa”, yang
mengandung arti tempat atau wahana untuk mengenyam proses
pembelajaran.3
Menurut Abd. Hamid Al-Hasyim sebagaimana dikutip oleh Andewi
Suhartini dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, “istilah madrasah
tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga dapat
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h. 1250.
2 Maksum, Madrasah; Sejarah & Perkembangannya, (Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu,
1999), h. 1.
3 Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia, 2009), h. 117.
7
dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid dan lain-
lain. Bahkan, seorang ibu dapat dikatakan sebagai madrasah pemula”.4
Mengenai sejarah dan perkembangan madrasah, Prof. Malik Fajar
sebagaimana dikutip oleh Abdul Rachman Shaleh dalam bukunya
Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,
“Madrasah adalah madrasah, artinya, lembaga madrasah tidak
dapat digantikan dengan lembaga-lembaga lainnya, karena
madrasah mempunyai visi, misi dan karakteristik yang sangat
spesifik di dalam masyarakat maupun kelembagaannya, baik dilihat
dari segi kebudayaan, sosial politik maupun ekonomi”.5
Selanjutnya menurut Hasan Abd al-„Al, “madrasah sebagai era
baru dari tahapan perkembangan institusi pendidikan Islam”.6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa madrasah adalah lembaga
pendidikan yang bercirikan Islam untuk mengenyam pendidikan yang
mana akan mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan
perubahan masyarakat.
b. Karakteristik Pendidikan di Madrasah
Wirjosukarto membagi pendidikan pada abad 20 M menjadi corak
lama yang berpusat di pondok pesantren (madrasah) dan corak baru
yang lahir dan berkembang dari sekolah-sekolah yang didirikan oleh
pemerintah Belanda (sekolah). Wirjosukarto secara spesifik merinci
ciri-ciri dari masing-masing corak pendidikan tersebut. Menurutnya,
ciri yang dimiliki oleh madrasah pada periode awal (corak lama) dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1) Berorientasi menyiapkan calon kyai atau ulama yang hanya
menguasai masalah agama semata.
2) Kurang memberikan pengetahuan untuk menghadapi perjuangan
hidup sehari-hari.
4 Ibid., h. 117.
5Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta, PT RajaGrafindo
Persada, 2004), cet. 1, h. 67.
6 Maksum, Madrasah; Sejarah & Perkembangannya, (Jakarta, PT LOGOS WACANA ILMU,
1999), cet. 1, h. 53.
8
3) Sama sekali tidak memberikan pengetahuan umum.
4) Mengisolasi diri, disebabkan sikap non kooperasi secara total
dari pihak pesantren terhadap segala sesuatu yang berbau Barat.
Berbeda dengan madrasah, pendidikan kolonial Belanda
mempunya ciri sebagai berikut:
1) Hanya menonjolkan pengetahuan umum saja
2) Pada umumnya bersikap negatif terhadap agama Islam
3) Alam pikirannya terasing dari kehidupan bangsanya.
Jurang yang memisahkan antara kedua golongan ini semakin jelas
dan semakin hari semakin meluas, baik dalam aktifitas-aktifitas sosial
maupun intelektual, dalam cara bergaul, berpakaian, berbicara, berfikir,
dan sebagainya.
Beberapa intelektual muslim, seperti H. Abdullah Ahmad,
Zeinuddin Labay El-Yunusiy, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Ilyas
(penerus perjuangan KH. Hasyim Asy‟ari) berupaya melakukan inovasi
penyelenggaraan pendidikan melalui dua cara, yaitu:
Pertama, mendirikan lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-
ilmu pengetahuan agama dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Dengan begitu, madrasah diharapkan akan dapat melahirkan ulama-
intelek.
Kedua, memberikan tambahan pelajaran agama pada sekolah-
sekolah umum yang sekuler. Tujuannya, mengisi kekosongan
intelegensia masyarakat kolonial akan agama, atau minimal
menghilangkan sikap negatif mereka terhadap agama (Islam). Idealnya,
langkah ini dapat meningkatkan concern dan semangat mereka untuk
memperdalam pengetahuan agama (Islam) secara mandiri.
Dari uraian ini, dapat ditegaskan bahwa di samping kedua corak
pendidikan di atas, pada perkembangan selanjutnya, terdapat corak
pendidikan ketiga yang dianggap sebagai sintesa antara corak lama dan
dengan corak baru. Yaitu, corak pendidikan yang berusaha
memasukkan pendidikan agama pada sekolah umum. Corak madrasah
9
seperti inilah yang kemudian dinilai sebagai embrio bagi penyiapan
calon ulama-intelek atau intelek-ulama.7
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pada periode H.A. Mukti
Ali (mantan Menteri Agama RI), ia menawarkan konsep alternatif
pengembangan madrasah melalui kebijakan SKB 3 Menteri, yang
berusaha menyejajarkan kualitas madrasah dengan non-madrasah,
dengan porsi kurikulum 70% umum dan 30% agama.
Pada periode Menteri Agama RI H. Tarmizi Taher menawarkan
konsep madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan agama Islam.
Dilihat dari isu sentralnya, Mukti Ali ingin mendobrak pemahaman
masyarakat yang bernada sumbang terhadap eksistensi madrasah, di
mana ia berkutat pada kajian masalah keagamaan Islam dan miskin
pengetahuan umum.
Sebagai akibat dari kemandulan keilmuan yang dimiliki output
madrasah, maka Menteri Agama Tarmidzi Taher mencoba menawarkan
kebijakan dengan jargon madrasah “madrasah sebagai sekolah umum
yang berciri khas agama Islam”, yang muatan kurikulumnya sama
dengan sekolah non-madrasah.
H. A Malik Fadjar memantapkan eksistensi madrasah untuk
memenuhi tiga tuntutan minimal dalam peningkatan kualitas madrasah,
yaitu: (1) bagaimana menjadikan madrasah sebagai wahana untuk
membina ruh atau praktik hidup keIslaman (2) bagaimana
memperkokoh keberadaan madrasah sehingga mampu merespon
tuntutan masa guna mengantisipasi perkembangan iptek dan era
globalisasi.8
7 Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta‟arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren,
(Jakarta: Listafariska Putra, 2004), h. 37-38.
8 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 197-199.
10
c. Peluang dan Tantangan Madrasah
1) Peluang Madrasah
a) Kehidupan beragama yang semakin semarak dan semakin
diamalkan baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam
kehidupan sosial kemasyrakatan, memberikan peluang untuk
bersama-sama membangun khususnya di bidang pendidikan
yang mempunyai peran strategis dalam peningkatan sumber
daya manusia.
b) Terbukanya peluang yang seluas-luasnya secara yuridis sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem
Pendidikan Nasional yang mampu mengayomi dan memberikan
jaminan hukum terhadap masyarakat yang berperan serta dalam
menyelenggarakan madrasah. Selanjutnya dengan ini
dimaksudkan untuk mengatur pengembangan madrasah sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
mengindahkan ciri kekhususan yang dimiliki madrasah.
c) Adanya peluang untuk mengembangkan program sesuai dengan
kemandirian dan ciri kekhususan madrasah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional.
2) Tantangan Madrasah
a) Adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perubahan
sosial dan globalisasi yang demikian cepat, yang tidak
dibarengi dengan percepatan konsepsional, teknik metodologi
maupun administrasi manajemen di lingkungan madrasah.
b) Adanya ketidaksiapan pelaksanaan pendidikan di madrasah
berkenaan dengan tuntutan kurikulum, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perubahan sosial, khususnya
dalam hubungan dengan kemampuan teknik metodologis dan
manajemen pendidikan.
11
c) Implementasi kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan
pada madrasah antara pembina dan masyarakat pengelola
madrasah belum dikembangkan secara optimal dan profesional.9
Madrasah dalam posisinya memasuki Era Indonesia Baru
menghadapi persaingan yang berorientasi kelulusan. Oleh karena itu,
dunia madrasah memerlukan dinamika di bidang pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Madrasah harus membekali lulusannya
untuk ke masyarakat. Selanjutnya dalam rangka menghadapi tantangan
ke depan yang semakin kompleks, madrasah harus mampu beradaptasi
dengan kecenderungan nasional dan global.10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa madrasah harus meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikannya seiring perkembangan zaman serta
sesuai dengan kebutuhan dan perubahan masyarakat.
2. Konsep Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam kamus ilmiah popular, kata ekstrakurikuler memiliki arti
kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan
di luar kurikulum.11
Pengertian lain mengenai kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.12
9 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta:
PT Gemawindu Pancaperkasa, 2000), h. 134-138.
10
Ibid., h. 65.
11
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 187-188.
12
Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada
Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 74.
12
Lebih lanjut Percy E. Burrup, dalam bukunya “Modern High School
Administration” yang dikutip oleh Mulyono mengemukakan, kegiatan
ekstrakurikuler adalah: “variously referred to as “ectracuriculer,” “co-
curiculer,” or “out school activities”. Artinya, bermacam-macam
kegiatan seperti ekstrakurikuler atau kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
Kegiatan itu lebih baik digambarkan sebagai kegiatan di luar kelas hanya
sebagai kegiatan-kegiatan siswa. Dengan demikian yang dimaksud
kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang
dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat mengembangkan potensi, minat bakat dan hobi yang dimilikinya
yang dilakukan di luar jam pelajaran normal.13
Menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa pengertian, diantaranya:
1) Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian siswa secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler
yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib
diikuti oleh seluruh siswa.
3) Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh siswa sesuai bakat
dan minatnya masing-masing.
13 Mulyono, op. cit., h. 187-188
13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran
(kurikulum) untuk menumbuhkembangankan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang dimiliki siswa, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu
pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk
membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada
dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.14
b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan
penguasaan keilmuan, kemampuan akademik dan penelitian.
3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater
dan keagamaan.
4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara
lain karier, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM,
keagamaan dan seni budaya.15
c. Fungsi dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi; 1) Pengembangan, yaitu
fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan
kreativitas siswa sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka, 2)
Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
14 Ibid.
15
Muhaimin, op. cit., h. 75.
14
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa, 3) rekreatif, yaitu
fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,
menggembirakan dan menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses
perkembangan, 4) persiapan karier, yaitu kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karier siswa.16
5) menyalurkan dan
mengembangkan potensi dan bakat siswa agar dapat menjadi manusia
yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya 6) memberikan
bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik
yang sehat, bagus, kuat, cekatan dan terampil 7) memberi peluang siswa
agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan
baik, secara verbal dan nonverbal.17
d. Prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler
Bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikulerjuga perlu dikembangkan
dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa
serta tuntutan-tuntutan lokal di mana sekolah maupun madrasah berada.
Sehingga melalui kegiatan yang diikutinya, siswa mampu belajar untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkembang dilingkungannya
dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang
juga harus pula diketahui oleh siswa.18
Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan melalui
prinsip-prinsip; 1) individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
sesuai denga potensi, bakat dan minat siswa masing-masing, 2) pilihan,
yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan yang
diikuti secara sukarela siswa, 3) keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan
ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan siswa secara penuh, 4)
menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana
yang disukai dan menggembirakan siswa 5) etos kerja, yaitu prinsip
kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat siswa untuk bekerja
16 Ibid., h. 75.
17
Mulyono, op. cit., h. 188-189.
18
Mulyono, Ibid., h. 189.
15
dengan baik dan berhasil, 6) kemanfaatan sosial, prinsip kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-
jenis kegiatan yang memuat unsur-unsur, yaitu:
1) Sasaran kegiatan
2) Substansi kegiatan
3) Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta
keorganisasiannya
4) Waktu dan tempat
5) Sarana.19
e. Pengertian Pengembangan Kreativitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengembangan” berarti:
proses, cara, perbuatan mengembangkan.20
Di dalam bahasa Arab, kata kreatif merupakan terjemahan dari kata
al-mushawwir, yakni orang yang menciptakan sesuatu dari yang tidak
ada menjadi ada. Ia adalah seorang yang inovatif, kreatif, imajinatif dan
progresif. Kata al-mushawwir selanjutnya menjadi salah satu sifat yang
dimiliki Allah Swt. Hal ini sejalan dengan firman Allah Swt dalam surat
Al-Imran ayat 6 dan surat Al-Mu‟min ayat 64, sebagai berikut:
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
19 Muhaimin, op. cit., h. 75.
20
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h. 538.
16
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan
langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan
rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang
baik-baik. yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha
Agung Allah, Tuhan semesta alam.”21
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kreativitas, sebagai
berikut:
Menurut James J. Gallagher yang dikutip oleh Yeni Rahmawati &
Euis Kurniati mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by
which an individual creates new ideas or products, or recombines
existing ideas and products, in fashion that is novel to him or her”
(kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu
berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara
keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).
Supriadi mengutarakan sebagaimana dikutip oleh Yeni Rahmawati
& Euis Kurniati bahwa kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada”.22
Angelou berpendapat sebagaimana dikutip oleh Yuliani Nurani
Sujiono dan Bambang Sujiono bahwa kreativitas ditandai dengan adanya
kemampuan untuk menciptakan, mengadakan, menemukan suatu bentuk
baru dan atau untuk menghasilkan suatu melalui keterampilan
imajinatif.23
21 H. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2012), h. 236.
22
Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, op. cit., h. 13-14.
23
Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), h. 38.
17
Lebih lanjut lagi Seto Mulyadi yang dikutip dalam buku
pengalaman hidup 10 tokoh kreativitas Indonesia mengembangkan
kreativitas memaknai kreativitas dengan merumuskan strategi 4-P,
yaitu pribadi (person), proses, produk dan press;
1) Pribadi. Kreativitas disini dikaitkan dengan adanya ciri-ciri
kreativitas yang terdapat pada diri individu, yaitu ciri-ciri yang
bersifat aptitude atau kognitif (berkaitan dengan kemampuan
berpikir) seperti kelancaran, keluwesan, keunikan dan
kemampuan elaborasi, serta ciri-ciri yang bersifat non-aptitude
atau afektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan) seperti: rasa
ingin tahu, ingin mencoba hal-hal baru, berani menghadapi risiko,
tidak takut salah, keras kepala, dan sebagainya.
2) Pendorong. Pendorong yang bersifat internal adalah pendorong
dari dalam diri individu, yaitu hasrat dan motivasi yang kuat pada
diri kita sendiri. Sementara pendorong yang bersifat eksternal
adalah pendorong dari luar diri individu, seperti: diperolehnya
aneka macam pengalaman yang kaya, lingkungan yang cenderung
menghargai berbagai gagasan unik dari sang anak, tersedianya
sarana dan prasarana yang menunjang sikap kreatif, dan
sebagainya.
3) Proses. Disini lebih ditekankan pada kegiatan bersibuk diri secara
kreatif. Artinya kreativitas lebih ditinjau dari aspek kegiatan
„bermain‟ dengan gagasan-gagasan dalam pikiran tanpa terlalu
menekankan pada apa yang dihasilkan oleh proses tersebut.
Keasyikan yang timbul akibat dari keterlibatannya dengan
aktivitas yang penuh dengan tentangan itulah yang lebih
mendapatkan porsi utama.
4) Produk. Disini kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan dan menghasilkan produk-produk baru.
Pengertian baru disini tidak berarti harus selalu baru sama sekali,
namun bisa pula merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari
beberapa hal yang sebelumnya sudah pernah ada. Dari seseorang
yang memiliki ciri pribadi yang kreatif, memperoleh sesuatu
pendorong untuk mengembangkan kreativitasnya secara optimal,
melalui suatu proses kreatif yang aman dan bebas secara
psikologis, maka akan memungkinkan lahirnya produk-produk
kreatif yang bermakna. Menurutnya lagi tentang kreativitas yang
senantiasa diajarkan oleh Ibu Utami Munandar kepada saya: K = f
(I x D x E x A) dimana kreativitas adalah merupakan fungsi dari
adanya Imajinasi, Data, Evaluasi dan Aksi. Maksudnya memiliki
imajinasi kreatif, lalu mengumpulkan data untuk bahan-bahan
perbandingan, kemudian mengevaluasi apa yang sudah diperoleh,
18
akhirnya melakukan suatu aksi yang konkret dalam bentuk sebuah
karya nyata.24
Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta
suatu produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru,
mungkin saja gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya
sudah ada sebelumnya.25
Maka produk baru yang dimaksud di sini adalah
inti dari ide-ide baru yang biasanya dengan meminjam, menambah,
menggabungkan atau menyempurnakan yang lama. Bagaimanapun juga,
setiap hal yang lama dapat dikombinasikan dalam berbagai cara. Dan
disinilah daya kreatif itu digunakan.26
Menurut buku Utami Munandar yang berjudul Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, kreativitas adalah kemampuan
untuk kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur
yang ada. Yang dimaksudkan dengan data, informasi, atau unsur-unsur
yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, atau sudah dikenal
sebelumnya, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang
selama hidupnya. Jelaslah, makin banyak pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki seseorang makin memungkinkan dia memanfaatkan dan
menggunakan segala pengalaman dan pengetahuan tersebut untuk
bersibuk diri secara kreatif.27
Misalnya orang yang pertama kali
menemukan sepatu roda sebagai gabungan dari sepatu dan roda juga
termasuk orang yang kreatif. Jadi di sini kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-
hubungan baru antara unsur, data atau hal-hal yang sudah ada
sebelumnya.28
24 Utami Munandar, Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia Mengembangkan
Kreativitas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001), h. 205-208.
25
Conny Semiawan., dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,
(Jakarta: PT Gramedia, 1990), h. 8.
26
Michael Le Boeuf, Imageenering (Bagaimana Cara Memanfaatkan Daya Kreativitas
Anda), (tt.p: t.t). h.45.
27
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), h. 47.
28
Conny Semiawan., dkk, op. cit., h. 8.
19
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan kreativitas merupakan suatu proses tumbuh kembang diri
seseorang yang didukung oleh motivasi internal maupun eksternal untuk
melahirkan suatu gagasan ataupun produk baru atau mengombinasikan
sesuatu yang sudah ada menjadi baru dan dikembangkan melalui sikap
dan pengalaman yang seseorang alami dalam perkembangannya.
f. Ciri Kreativitas
Sund menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat
dikenal melalui ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar
2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
3) Panjang akal
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti
5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
8) Berpikir fleksibel
9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak
10) Memiliki semangat bertanya serta meneliti
11) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
12) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas29
g. Proses Kreativitas
Proses kreativitas dapat dibagi dalam beberapa tahap:
1) Persiapan
Mengumpulkan informasi, berkonsentrasi, dan mengakrabkan diri
sepenuhnya dengan semua aspek masalah.
2) Inkubasi
Beristirahat sejenak, mengesampingkan dahulu masalah, memberi
waktu bagi pikiran untuk beristirahat dan mengumpulkan energi.
Ada sebuah hipotesa yang mengatakan bahwa permasalahan yang
menyibukkan pemikiran orang kreatif dalam waktu yang lama
sebenarnya adalah aktivitas dalam daerah bawah sadar setelah
29 Slameto, op. cit., h. 147-148.
20
ditinggalkannya selama beberapa saat. Meskipun kita tidak
mengetahui bagaimana solusi itu datang, tetapi solusi itu mungkin
datang setelah ia terbangun dari tidurnya, atau di sela-sela
menjalankan aktivitasnya sehari-hari.30
3) Iluminasi
Saat NAH, INI DIA! Saat jawaban tiba-tiba muncul sering terjadi
saat sedang benar-benar santai dan melakukan hal lain.
4) Implementasi
Menyelesaikan masalah praktis, berusaha memperoleh dukungan
orang lain, menentukan berbagai sumber daya yang diperlukan.
Dalam fase ini, orang kreatif melakukan pengujian atas kebenaran
dan kelayakan kreativitasnya melalui eksperimen. Bisa jadi dalam
fase ini dilakukan sebagian revisi atau perubahan atas produk
kreativitas tersebut yang dimaksudkan untuk memperbaikinya dan
memunculkannya dengan bentuk sebaik mungkin.31
Kita akan mengkhususkan diri pada tahap persiapan dan iluminasi.
Pemetaan-pikiran menolong kita menyusun informasi sedemikian rupa
sehingga memantul kesana-sini serta terbentuk kaitan-kaitan baru.
Teknik ini memusatkan pemikiran dan informasi kita dengan sangat
cepat, dan sering membawa kita langsung melaju ke tahap iluminasi.32
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses kreativitas adalah sebuah
proses berpikir untuk menciptakan atau mengkreasikan sesuatu dengan
kemampuan inderawi yang dimiliki seseorang dengan cara berfantasi dan
berimajinasi seluas-luasnya tanpa perlu khawatir gagal yang kemudian
diaplikasikan menjadi produk kreativitas.
30 Amal Abdussalam Al-khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 247.
31
Ibid., h. 248.
32
Joyce Wycoff, Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran, (Bandung:
Kaifa, 2003), hal. 52.
21
h. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas
Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan
kreativitas yaitu;
Pertama, memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif
maupun kepribadiannya serta suasana psikologis (Psichological
Athmosphere).
Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan
anak untuk mengakses apa pun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan
dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental
dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja
simulan otak kiri dan kanan.
Ketiga, peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya
ketika kita ingin siswa menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru
yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada
siswa.
Keempat, peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas
siswa.
1) Rangsangan mental
Suatu karya kreatif dapat muncul jika siswa mendapatkan
rangsangan mental yang mendukung. Pada aspek kognitif siswa
distimulasi agar mampu memberikan berbagi alternatif pada
setiap stimulan yang muncul. Pada aspek kepribadian siswa
distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi
pribadi kreatif seperti percaya diri, kepribadian, ketahanan diri,
dan lain sebagainya. Pada aspek suasana psikologis
(Psichological Athmosphere) distimulasi agar siswa memiliki
rasa aman dan kasih sayang dan penerimaan. Hal ini berarti para
pendidik harus siap untuk menerima apa pun karya siswa
dukungan mental bagi siswa sangat diperlukan. Dengan adanya
dukungan mental siswa akan merasa dihargai dan diterima
keberadaannya sehingga ia akan berkarya dan memiliki
22
keberanian untuk memperlihatkan kemampuannya. Sebaliknya,
tanpa dukungan mental yang positif bagi siswa maka kreativitas
tidak akan terbentuk.
2) Iklim dan Kondisi Lingkungan
Cherry dan Ayan mengemukakan beberapa kondisi
lingkungan yang harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa
kreatif, sebagai berikut;
a) Pencahayaan
Cahaya merupakan salah satu sumber energi kreatif
paling ampuh, bahkan cahaya matahari yang terang
langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan
pikiran.
b) Sentuhan warna
Ada beberapa cara dasar penggunaan warna untuk
menciptakan lingkungan kreatif. Pertama, warnailah
sebagian besar ruang kerja untuk mendapatkan perasaan
yang diinginkan. Kedua, buatlah variasi warna sesuatu
dengan suasana hati dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga,
banyaknya warna merangsang berbagai pikiran dan
perasaan.
c) Seni dalam lingkungan
Seni dalam lingkungan meliputi apa saja mulai dari
poster, hiasan dinding dan foto berbingkai, hingga hiasan
kecil, ukiran dan benda seni. Seni bernuansa lingkungan
tidak harus sempurna atau abadi, namun ia dapat diubah dan
diganti karena “keanekaragaman adalah bumbu kehidupan”.
d) Bunyi dan musik
Musik dan bunyi mempunyai 2 fungsi:
(1) Jenis musik tertentu dapat meningkatkan fungsi otak
dan membantu kecepatan belajar dan daya ingat.
(2) Mempengaruhi penataan dan suasana hati.
Musik dapat mengeluarkan siswa dan zona
kenyamanan menuju pikiran dan perasaan baru, tpat
pada bidang yang kita butuhkan agar menjadi kreatif.
e) Aroma
Menurut berbagai sumber bebauan dan aroma diketahui
secara langsung merangsang bagian otak-sistem limbik-
yang bekerja atas emosi dan ingatan primitif. Akibatnya
satu jenis bau mampu mengeruk segunung emosi dan
menggugah ingatan lama.
23
f) Sentuhan
Menurut beberapa kiat yang dapat mempertimbangkan
unsur sentuhan dan cara tekstur agar mempengaruhi suasana
hati dan kreativitas, diantaranya:
(1) Gunakan sentuhan untuk menghadirkan kenyamanan
fisik dan relaksasi
(2) Gunakan sentuhan untuk mencapai ketenangan
(3) Gunakan sentuhan dan gerak untuk mendapatkan
rangsangan
g) Cita Rasa
Santapan mempengaruhi suasana mental dan emosional
menurut Junith Wurtman, ada tiga prinsip penting dalam
masalah gizi yang harus diingat:
(1) Karbohidrat menyebabkan kantuk, dan akan
mengurangi energi kreatif
(2) Protein meningkatkan kesiagaan, sedangkan lemak
menumpulkan ketajaman mental
(3) Pola makan terbaik adalah yang mementingkan buah-
buahan segar dan sayuran, hindari makanan yang
diproses, bahan sintesis, gula, tepung, kafein dan
alkohol.
3) Peran guru
Semua siswa di sekolah memerlukan guru yang baik, tidak
hanya siswa berbakat. Guru menentukan tujuan dan sasaran
belajar; membantu pembentukan nilai-nilai pada siswa, misalnya
nilai hidup, nilai moral, dan nilai sosial; memilihkan
pengalaman belajar; menentukan metode atau strategi mengajar;
dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa.33
Beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam
mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
a) Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan syarat penting yang harus
dimiliki siswa untuk menghasilkan karya kreatif. Hal ini
diawali dengan keberanian mereka dalam beraktivitas. Dan
setiap siswa akan berani menampilkan karya alami mereka
jika lingkungan terutama orang tua dan guru
menghargainya.
33 Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan
Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 144.
24
b) Berani mencoba hal baru
Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, mereka perlu
dihadapkan pada berbagai kegiatan baru yang bervariasi.
Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan wawasan siswa
tentang segala sesuatu.
c) Memberikan contoh
Diakui atau tidak seorang guru tetap merupakan figur
dan teladan bagi siswa-siswanya. Demikian juga dalam
pengajaran kreativitas. Seorang guru yang tidak kreatif,
tidak mungkin dapat melatih siswanya untuk menjadi
kreatif.
d) Menyadari keragaman karakteristik siswa
Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing
berbeda satu sama lain. Pemahaman dan kesadaran ini akan
membantu guru menerima keragaman perilaku dan karya
mereka dan tidak memaksakan kehendak.
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi dan
bereksplorasi
Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya
memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan
mengeksplorasi kegiatan yang mereka inginkan. Dengan
demikian guru harus menyiapkan berbagai pendekatan,
metode dan media pembelajaran yang akan membuat siswa
bebas mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya.
f) Positive thingking
Siswa yang aktif, tidak bisa diam, punya cara dan
kehendak sendiri dalam mengerjakan tugas, tidak bisa
langsung diberi cap sebagai siswa nakal, guru harus
memprioritaskan positive thingkingnya, ketimbang asumsi
negatifnya. Dengan melakukan positive thingking guru akan
25
mereduksi hambatan yang tidak perlu dan menghindari
masalah baru yang mungkin timbul.
Maker membagi karakteristik guru siswa berbakat menjadi
tiga kelompok: filosofis, profesional, dan pribadi.
1) Karakteristik filosofis: karakteristik yang penting
karena cara guru memandang pendidikan mempunyai
dampak terhadap pendekatan mereka terhadap
mengajar. Jika guru memandang keberbakatan sebagai
meliputi potensi intelektual yang tinggi, pengikatan diri
terhadap tugas, kreativitas, dan prestasi yang tinggi,
mereka akan menggunakan pendekatan terhadap siswa
berbakat dari segi kekuatannya dan cenderung untuk
berpusat terhadap bahan mata ajaran
2) Karakteristik profesional: dapat dikembangkan melalui
pelatihan dalam jabatan seperti kemampuan untuk
mempergunakan keterampilan dinamika kelompok,
teknik dan strategi yang maju dalam mata ajaran
tertentu, memberi pelatihan penyelidikan, dan
memahami ilmu komputer
3) Karakteristik pribadi: Karakteristik pribadi guru
meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa humor,
kesabaran, minat luas, dan keluwesan (fleksibilitas).34
4) Peran orang tua
Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru,
anggota keluarga, teman orangtua, atau kakek-nenek. Tetapi
model yang paling penting adalah orangtua yang kreatif yang
memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya, yang
menunjukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja, semangat
dan motivasi internal. Beberapa sikap orangtua yang memupuk
kreativitas anak adalah:
34
Munandar, op. cit., h. 145-147.
26
a) Menikmati keberadaannya bersama anak
b) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak
c) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak35
d) Menghargai pendapat anak dan mendorong untuk
mengungkapkan serta menunjang kegiatan anak.
e) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung
dan berkhayal
f) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang
ingin dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan.36
5) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a) Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik
akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan
b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.37
Menurut Rogers sebagaimana dikutip dari buku Munandar
menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologislah
yang memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.
(1) Keamanan Psikologis: (a) Menerima individu
sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya (b) Mengusahakan suasana yang di
dalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-
kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek
35 Ibid., h. 135-137.
36
Yeni Rahmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 27-33.
37 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet.
19, h. 89-91.
27
mengancam) (c) memberikan pengertian secara empatis
(dapat ikut menghayati).
(2) Kebebasan Psikologi: Orang tua atau guru mengizinkan
atau memberi kesempatan kepada siswa untuk bebas
mengekspresikan secara simbolis pikiran atau
perasaannya sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.38
3. Lingkup Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pada dasarnya penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia
persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam
bidang tertentu. Karena itu, aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan
dengan hobi serta kondisi siswa sehingga melalui kegiatan tersebut, siswa
dapat memperjelas identitas dirinya.39
Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sesuai
dengan kebutuhannya.40
Misalnya, kebutuhan untuk mengembangkan
kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam dunia proses pendidikan dikenal ada beberapa kegiatan yang
cukup elementer selain kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan kurikuler
dan kokurikuler.
a. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler adalah kegiatan pokok pendidikan yang di
dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswa dan guru
untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh
peserta didik.41
Setiap teori belajar menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam
belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses
pembelajaran yang berlangsung.
38 Munandar, op. cit., h. 57-58.
39
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 187.
40 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), cet. 1, h. 65.
41
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 186.
28
Teori-teori belajar dibangun secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam dua macam aliran, yaitu:
1) Disiplin mental atau psikologi daya, yang memandang
bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah daya yang
beraneka ragam.
2) Behaviorisme atau psikologi tingkah laku, yang
menganggap bahwa tingkah laku manusia merupakan
kumpulan respon terhadap rangsangan.
Kajian tentang belajar berdasarkan psikologi daya banyak
menekankan pada pembentukan daya mental tertentu. Oleh karena
itu, bisa dipahami bila dalam menerapkan teori belajar menurut
psikologi daya ini adalah kesulitan untuk menentukan jenis bahan
pelajaran apa yang terbaik untuk melatih, membentuk atau
mengembangkan otak. Proses belajar yang paling menonjol dalam
penerapan teori daya adalah dengan melalui praktik dan latihan
(diantaranya memecahkan soal, menghafal, dan mengarang).
Berbeda dengan kajian psikologi daya, aliran behaviorisme
memandang bahwa perilaku manusia merupakan respon terhadap
stimulus (rangsangan). Cabang dari aliran ini adalah asosiasi atau
koneksionisme dan gestalt.
Menurut teori asosiasi atau koneksionisme, belajar dalam hal
ini adalah membentuk sejumlah ikatan stimulus-respon pada diri
individu. Teori ini juga menganggap bahwa perilaku tertentu dapat
dibentuk melalui pembiasaan. Maksudnya bahwa latihan yang
berulang-ulang dapat menghasilkan suatu perilaku stimulus itu
dalam keadaan biasa mempunyai ikatan dengan respon yang
dilatihkan atau dibiasakan.
Menurut teori gestalt memandang bahwa proses kognitif yang
berupa insight (pemahaman/wawasan) merupakan ciri asasi dari
respon manusia yang diberikan daam menanggapi lingkungan
betatapun sederhananya. Dapat dikatakan bahwa insight
29
merupakan semacam reorganisasi pengalaman yang terjadi secara
tiba-tiba, seperti ketika seseorang menemukan suatu ide baru atau
memecahkan suatu masalah.42
Terkait dengan strategi pembelajaran siswa, peran guru
sebagai fasilitator diharuskan membantu siswanya dalam belajar,
bukan hanya sekedar menyampaikan materi tanpa mengetahui
apakah materi tersebut sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum.
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis
belajar (multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang
kondusif, baik internal maupun eksternal. Untuk itu, guru dituntut
untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa melalui model PAIKEM, yaitu partisipatif, aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya siswa dapat
menciptakan sebuah karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil
penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya. 43
Guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar,
ia pun harus mampu merencana dan mencipta sumber-sumber
belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai
penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau
diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, yang
biasa dikenal sebagai “media pembelajaran”. Media pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.44
b. Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih
42 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 21-24.
43
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 307.
44
Ibid., h. 5-8.
30
menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti
mempelajari buku-buku tertentu, melakukan penelitian, membuat
karangan, dan kegiatan-kegiatan yang sejenis dengan tujuan untuk
lebih menghayati/memperdalam apa yang telah dipelajari. Hasil
kegiatan ini ikut menentukan dalam pemberian nilai bagi para
siswa.
Dari setiap aspek kegiatan, siswa diharapkan berkembang
menjadi lebih baik, terutama dalam perkembangan motorik,
perkembangan kognitif dan perkembangan sosial dan moral, selain
itu perlu adanya motivasi instrinsik maupun ekstrinsik yang
mempengaruhi perkembangan siswa dalam kegiatannya. Setelah
itu, siswa diharapkan dapat menunjukkan peningkatan prestasi
maupun perilaku positif, seperti: kedisiplinan, kerajinan, kerja
sama, tanggung jawab, prestasi hasil belajar dan kematangan diri.
Target pengembangan kreativitas siswa meliputi tumbuh kembang
siswa, motivasi instrinsik dan ekstrinsik serta gagasan/produk yang
dihasilkan:
1. Tumbuh kembang siswa
Tumbuh kembang dapat diartikan meningkat dan meluasnya
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau
kedewasaan dan pembelajaran.
Proses-proses perkembangan meliputi:
a. Perkembangan motor (motor development), yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan
perolehan aneka ragam keterampilan fisik siswa (motor
skill)
b. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni
perkembangan fungsi intelektual atau proses
perkembangan kemampuan/ kecerdasan otak siswa
31
c. Perkembangan sosial dan moral (social dan moral
development), yakni proses perkembangan mental yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan cara siswa
berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok.45
Dalam mengembangkan setiap kegiatan, sasaran dari
pengembangan kegiatan kesiswaan adalah terwujudnya berbagai
kegiatan kesiswaan dalam berbagai bidang sehingga program-
program yang dapat dikembangkan antara lain:
1) Penyosialisasian kegiatan kesiswaan
2) Peningkatan perencanaan program kegiatan kesiswaan
(kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas, lomba-lomba dan
olimpiade)
3) Peningkatan implementasi kegiatan kesiswaan
4) Peningkatan supervisi, monitoring, dan evaluasi dalam
program kegiatan kesiswaan
5) Peningkatan manajemen program kegiatan
Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran
tersebut antara lain:
1) Melaksanakan workshop/ pelatihan secara internal di
sekolah
2) Melakukan kerjasama dengan komite sekolah
3) Melakukan kerjasama dengan masyarakat
4) Melakukan kerjasama dengan LPTI/ instansi lain yang
relevan
5) Melakukan kerjasama dengan dunia usaha/ industri
6) Melaksanakan lomba-lomba dan sebagainya
Hasil yang diharapkan dan dapat diperoleh dari sasaran
tersebut adalah:
45 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Remaja Rosdakarya, 2008),
Cet. 14, h. 60.
32
1) Terwujudnya sosialisasi kegiatan kesiswaan
2) Tercapainya peningkatan perencanaan program kegiatan
kesiswaan (kegiatan ekstrakurikuler, kreativitas, lomba-
lomba dan olimpiade)
3) Tercapainya peningkatan implementasi kegiatan
kesiswaan dan hasil-hasil atau prestasi akademik dan
nonakademik siswa
4) Tercapainya peningkatan supervisi, monitoring, dan
evaluasi dalam program kegiatan kesiswaan
5) Tercapainya peningkatan manajemen program kegiatan
kesiswaan.46
2. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
Dalam pengembangan kreativitas, motivasi intrinsik dan
ekstrinsik sangat dibutuhkan untuk membangun keinginan dalam
melakukan sesuatu/kegiatan agar dapat mencapai tujuan menjadi
orang yang berpengetahuan dan ahli dalam bidang tertentu.
a. Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi
instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang
studi tertentu.
b. Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.47
Motivasi ekstrinsik yang dimaksud juga dapat terletak
pada lingkungan siswa/sarana prasarana. Misalnya, orang
tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan
sarana prasarana pendidikan yang ia butuhkan. Atau
46 Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), cet. 1, h. 94.
47
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet.
19, h. 89-91.
33
ekonominya cukup tinggi tetapi kurang memberi perhatian
terhadap pendidikan siswa.
Selain sarana prasarana, motivasi ekstrinsik untuk
mendukung tujuan pembelajaran agar efektif dan efisien
perlu adanya sumber daya yang memadai. Komponen sumber
daya dijabarkan menjadi:
1) Sumber daya manusia yang meliputi: kepala
sekolah, guru-guru dan tenaga lainnya
2) Sumber daya keuangan yang meliputi: swadana dan
pemerintah.48
3. Gagasan/ produk yang dihasilkan
Produktivitas pendidikan berkaitan dengan keseluruhan
proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kualitas lulusan
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan besar
pengaruhnya terhadap produktivitas organisasi.
Adapun produktivitas pendidikan mencangkup tiga fungsi:
a. Fungsi managerial, yang berkaitan dengan berbagai
pelayanan untuk kebutuhan siswa dan guru. Diantaranya
adanya perlengkapan mengajar, ruangan, dan lain-lain
yang memungkinkan tercpainya pelaksanaan pendidikan
dengan baik
b. Fungsi behaviorial, yang keluarannya merujuk kepada
fungsi pelayanan yang dapat merubah perilaku siswa
dalam kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap
c. Fungsi ekonomi, yang keluarannya diidetifikasi sebagai
lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga
apabila bekerja dapat memperoleh penghasilan tinggi. 49
48 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 283-284.
49
Sobry Sutikno, Pendidikan Sekarang dan Masa Depan, (Mataram: NTP Press, 2006), Cet.
3, h. 114-115.
34
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Trijadi Risnanto yang berjudul “Peran
Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan
Kreativitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu” menunjukkan bahwa
peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam mengembangkan
kreativitas anak di kelurahan Jurang Mangu sejauh ini telah sangat
baik dengan melihat sejumlah indikator dari terselenggaranya program
pengembangan kreativitas yang berjalan dengan baik, perubahan sikap
dan disiplin para anak menjadi lebih baik, dan tentunya membuat para
anak menjadi lebih kreatif dan memiliki pengetahuan lebih luas
dibanding sebelumnya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sriningsih yang berjudul
“Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia”
menunjukkan bahwa penerapan full day school dapat meningkatkan
kreativitas siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia
hal ini terbukti bahwa penerapan full day school telah mendorong dan
membuka ruang bagi munculnya kreativitas siswa Madrasah
Ibtidaiyah Al-Azhar Asy-Syarif Indonesia baik akademik/ non
akademik
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hilda IndiaSari yang berjudul
“Persepsi Guru Tentang Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan
Pendidikan Di MTs Khazanah Kebajikan” menunjukkan bahwa upaya
sekolah dalam mengarahkan kemampuan untuk mrnguasai technical
skills sangat menguasai. Hal ini terbukti dari data hasil penelitian yang
telah penulis lakukan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 4 Jakarta yang berlokasi di daerah
Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Oktober dan berakhir pada bulan November dengan rincian jadwal
sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Penyerahan revisi proposal
ke jurusan dan
pengumuman dosen
pembimbing
2. Bimbingan awal dengan
dosen pembimbing
memperbaiki rancangan
outline, bab 1 dan bab 2.
3. Membuat bab 3 serta
instrumen penelitian
4. Pengajuan surat izin
penelitian ke sekolah dan
permohonan Surat
Rekomendasi Penelitian
dari Kanwil DKI Jakarta
5. Melakukan Penelitian di
sekolah (pengambilan data)
6. Uji keabsahan data
7. Pengolahan data dan
penyusunan skripsi
36
B. Metode Penelitian
Metodologi penelitian berisi jenis penelitian yanng digunakan peneliti
untuk memecahkan masalah penelitian. Berbagai macam metode atau teknik
penelitian antara lain: metode penelitian korelasi, eksperimen, kasual
komparatif, deskriprif, evaluasi, kebbijakan, tindakan kelas, sejarah, survei,
studi kasus, pengembangan (R & D), dan metode penelitian kepustakaan.1
Untuk sampai pada inti permasalahan yang dibahas, penulis
menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif metode yang
dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.2
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dll, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.3
C. Sumber Data
Dalam hubungan populasi dan sampel Prof. Sutrisno Hadi, MA
menjelaskan bahwa sampel atau contoh adalah;
Sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.
Supaya lebih objektif istilah individu sebaiknya diganti istilah subyek
atau obyek. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau
representatif artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili
sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.4
Pemilihan sampel bukan saja diterapkan pada manusia sebagai
responden, melainkan juga pada latar (setting), kejadian dan proses.5
Jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
purposeful sampling, yakni jurus agar manusia, latar, dan kejadian tertentu
1 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 61.
2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 5.
3 Ibid., h. 6.
4 Cholid Narbuko & H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2004), hal. 107
5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011), h. 102.
37
(unik, khusus, tersendiri, aneh, nyeleneh) betul-betul diupayakan terpilih
untuk memberikan informasi penting yang tidak mungkin diperoleh melalui
jurus lain.6
Yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah:
1. Pembina OSIS, guru seni budaya, guru BK dan pembina
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yang banyak diminati siswa (Tari
Saman, PASKIBRA dan ECC) untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai pengelolaan dan pengorganisasian dalam
upaya pengembangan kreativitas anak melalui kegiatan
ekstrakurikuler
2. Siswa-siswi MAN 4 Jakarta untuk mendapatkan data informasi
mengenai program pengembangan kreativitas khususnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk memperoleh data dari penelitian ini, penulis menggunakan
penelitian lapangan, dengan empat metode:
1. Observasi
Teknik ini memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan)
ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau
proses yang diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri
pemahaman yang tidak terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori
digunakan langsung (theory-in-use), dan sudut pandang responden yang
mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai.
2. Wawancara atau interviu
Wawancara atau interviu meminta waktu dan kesungguhan dari sang
peneliti. Interviu dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Melalui interviu peneliti bisa
mendapatkan informasi yang mendalam (indepth information) karena
beberapa hal, antara lain:
6 Ibid., h. 103.
38
a. Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang
tidak dimengerti responden
b. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up
questions)
c. Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan
d. Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam.
3. Analisis dokumen
Dalam literatur paradigma kualitatif ada dibedakan istilah documents
dari records (bukti catatan). Guba dan Lincoln (1981) dengan singkat
membedakannya sebagai berikut: records segala catatan tertulis yang
disiapkan seseorang atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa atau
menyajikan perhitungan, sedangkan dokumen dalah barang yag tertulis
atau terfilmkan selain records yang tidak disiapkan khusus atas permintaan
peneliti.7
Dengan kata lain, analisis dokumen merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-
dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah.8
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Penelitian
Untuk memeriksa atau mengecek keabsahan data peneliti akan
menggunakan cara berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu
dilakukan maka akan membatasi:
a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks
b. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti
7 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011), h. 110-111.
8 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 14-15.
39
c. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang
tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan
jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.
Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data
c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan
data dapat dilakukan. 9
Laporan hasil penelitian akan disertai dengan penjelasan guna
meningkatkan kepercayaan yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam mengetahui upaya madrasah dalam mengembangkan
kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data
kemudian setelah itu peneliti melakukan pengkodingan dari data-data yang
telah terkumpul kemudian dikategorisasikan.
1. Tahap Pra Lapangan
Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan sebelum memasuki tahap
lapangan adalah:
a. Menyusun rencana penelitian
Rencana penelitian disusun berdasarkan BAB I (pendahuluan) yang
telah ditulis yakni Upaya Madrasah dalam Mengembangkan
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 327-332.
40
Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakutikuler yang dilakukan
di MAN 4 Jakarta. Adapun fokus penelitiannya yakni ingin
mengetahui upaya yang dilakukan madrasah dalam
mengembangkan kreativitas siswanya melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
b. Memilih lapangan penelitian
Lokasi yang penulis pilih adalah MAN 4 Jakarta, karena lokasinya
mudah terjangkau dan dirasa tepat karena memiliki kegiatan
ekstrakurikuler yang banyak sehingga mendukung peneliti dalam
melakukan penelitian
c. Mengurus perizinan
Sebelum peneliti melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta, terlebih
dahulu meminta surat izin observasi dan penelitian di akademik
lantai 2 yang mana setelah itu diketahui oleh Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Setelah itu peneliti meminta surat
rekomendasi penelitian dari Kanwil Dki Jakarta baru kemudian
memberikan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di
MAN 4 Jakarta ke bagian Humas untuk diserahkan kepada kepala
sekolah.
2. Tahap Lapangan
Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan pada saat memasuki tahap
lapangan adalah:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Peneliti memulai dengan mengamati situasi dan kondisi seputar
MAN 4 Jakarta dan menyesuaikan diri dengan berprilaku sesuai
dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan dan adat istiadat serta
prosedur melakukan penelitian di MAN 4 Jakarta
b. Memasuki lapangan
Ketika peneliti berada di lapangan, peneliti berupaya menjalin
keakraban dan sikap saling percaya kepada warga MAN 4 Jakarta
41
agar tidak ada informasi yang disembunyikan lagi dan apabila
tersebut dapat tercipta, maka dapat diharapkan informasi yang
diperoleh akurat.
c. Mengumpulkan data
Peneliti terlebih dahulu mencari tahu informasi seputar kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta. Sambil mengamati
jalannya kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari
Jumat dan Sabtu, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dengan alat
bantu handphone untuk mengambil rekaman suara saat
wawancara dan gambar kegiatan.
F. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Proses berjalannya analisis data kualitatif, sebagai berikut:
1. Mencatat yang mengasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusiri
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,mensistesiskan,
membuat ikhtisar dan membuat indeksnya
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan-temuan umum.
Adapun secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data,
kategorisasi data, sintesasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
1. Reduksi Data
a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya
satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang
42
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian.
b. Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat
koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap
‘satuan’, agar supaya tetap dapat ditelusuri data/ satuannya,
berasal dari sumber mana. Perlu diketahui bahwa dalam
pembuatan kode untuk analisis data dengan komputer cara
kodingnya lain, karena disesuaikan dengan keperluan analisis
komputer tersebut.
2. Kategorisasi
a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah
setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan
b. Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’.
3. Sintesisasi
a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan
kategori lainnya
b. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama/ label
lagi
4. Menyusun Hipotesa Kerja’
Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan
yang proposional. Hipotesa kerja ini sudah merupakan teori
substantif (yaitu teori yang berasal dan masih terkait dengan data).10
10 Ibid., h. 288.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MAN 4 Jakarta
1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Lembaga
Pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas
Keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan
sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan
Teknologi (IPTEK) dan dibekali dengan Iman dan Takwa (IMTAK)
sebagai Madrasah Aliyah yang didirikan pada tahun 1992 hasil alih fungsi
dari PGAN 28 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor 64
tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas
berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model
untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen
Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4
Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional (MSN), seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional,
maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintisan
Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala
Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan
Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) maka kini MAN 4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai
Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI).
2. Visi dan Misi MAN 4 Jakarta
a. Visi MAN 4 Jakarta
“Pengembang pendidikan islami unggul dalam prestasi"
b. Misi MAN 4 Jakarta
1) Menjadikan Agama Islam sebagai Ruh dan Sumber Nilai
Pengembangan Madrasah
44
2) Mengembangkan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan
Bernuansa Islam.
3) Menjadikan Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat sebagai
Mitra dan Modal Kerja Madrasah.
4) Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat, Lingkungan dan Berbagai
Instansi yang concern terhadap Madrasah.
5) Menyiasati Kurikulum secara Cermat dan Akurat.
6) Menempatkan Tugas Pendidik Mengajar sesuai Latar Belakang
Disiplin Keilmuannya dan Meningkatkan Profesionalisme melalui
Berbagai Penataran, Pembinaan dan Pelatihan.
7) Menambah dan Mengembangkan Sarana Pendukung Pembelajaran.
8) Memotivasi Semangat Peserta Didik, Pendidik dan Seluruh
Komponen Madrasah lainnya untuk Belajar dan Kerja Keras.
9) Mengembangkan Madrasah sebagai Wahana Pengembangan
Potensi Peserta Didik.
10) Mengembangkan Madrasah melalui Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 900: 2008.
3. Data Siswa dan Data Guru
Siswa dan siswi yang terdapat di MAN 4 Jakarta tahun pelajaran
2014/2015 berjumlah 927 siswa, yaitu kelas X berjumlah 317, kelas XI
berjumlah 314 dan kelas XII berjumlah 296.
Untuk jumlah guru-guru yang terdapat di MAN 4 Jakarta yaitu
berjumlah 91 orang yang masing-masing mengajar sesuai dengan mata
pelajaran yang ditetapkan.
4. Sarana Prasarana MAN 4 Jakarta
Pada dasarnya setiap sekolah untuk mewujudkan tujuannya didukung
oleh segala sarana dan prasarana yang memadai. Dengan saran dan
prasarana yang memadai, kegiatan di sekolah berjalan dengan baik dan
berhasil sesuai dengan sasaran mutu sekolah.
45
Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdirilah MAN 4 Jakarta yang
memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun
2007, seperti:
a. Hotspot area
b. Ruang belajar dilengkapi dengan LCD, AC, dan Sound System
c. Lab. IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi)
d. Lab. IPS
e. Lab. Bahasa
f. Lab. Agama
g. Lab. Komputer
h. Ruang Multimedia dan Workshop
i. Ruang Bimbingan Konseling
j. Alat musik (Band, Kedaerahan dan Marawis)
k. PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama)
l. Asrama (daya tampung 80 siswa)
m. Kantin dan koperasi
n. Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket)
o. Masjid
p. Kebun apotik hidup
q. UKS dengan Dokter jaga
r. Lapangan parkir yang luas dan aman.
5. Program Ekstrakurikuler
Pelaksanaan program ekstrakurikuler antara satu sekolah dan sekolah
yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh
kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MAN 4 Jakarta yaitu:
a. FIMK & Rohis
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Ruang. 101 yang dibimbing oleh H. Hafidz Abdillah, S.Pdi
46
b. Qiraat & Shalawat
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang. 102 yang dibimbing oleh Drs. Sholahudin
c. Kaligrafi & Qira’atul Kutub
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Mushalla yang dibimbing oleh Muchlis Amanudin, S.Ag
d. Naady Araby
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.00-16.00 di
Ruang L.05 yang dibimbing oleh Endah Umayanah, S.Ag
e. Pramuka
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang C.205/ Lapangan yang dibimbing oleh Drs. Agus Salim
f. PMR
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang UKS yang dibimbing oleh Dra. Eridawati
g. PASKIBRA
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Lapangan upacara yang dibimbing oleh Rosmawati, S.Ag
h. KIR
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang 102 yang dibimbing oleh Abd. Ghafur, S.PdI
i. KJS & Teater
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 103 yang dibimbing oleh Neneng Amalia, S.Pd
j. GEMPALA
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang C204 / Depan kantin yang dibimbing oleh Abdullah, S.PdI
k. ECC
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang 103 yang dibimbing oleh Eva Zahrawati, S.Pd
47
l. Sepak Bola/ Futsal
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Lapangan sepak bola yang dibimbing oleh Drs. A. Kodir
m. Basket
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Lapangan basket yang dibimbing oleh Hilal Najmy, S.Pd
n. Pencak Silat & Taekwondo
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Parkiran motor yang dibimbing oleh Drs. Jejen Zainuddin
o. Marawis
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 07.30-09.30 di
Mushalla yang dibimbing oleh Drs. Sholahudin
p. Paduan Suara
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.00-17.00 di
Ruang C03 yang dibimbing oleh Tommy Safrizal
q. Saman
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Teras depan BK yang dibimbing oleh Indria Sukmawati, S.Pd
r. Colstra
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
PSBB yang dibimbing oleh Drs. Ida Chandraeni
s. Badminton
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul di Depan
Boarding yang dibimbing oleh Eddy Harapan
t. Nihon
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang 105 yang dibimbing oleh Mauli
48
u. Biologi dan Fisika
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 201 dan 202 yang dibimbing oleh Dra. Hj. Yulisnaeni dan
Dra. Sahmiati
v. Kimia
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 203 yang dibimbing oleh Dra. Sri. Mayati, M, kim
w. Matematika
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 204 yang dibimbing oleh Dra. Elida Syarifah
x. Akuntansi & Ekonomi
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 205 yang dibimbing oleh Rita Widiarti, SE
y. Sains Bumi
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang 206 yang dibimbing oleh Femmy Marliana, S.Pd
z. TIK
kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat pukul 15.30-17.00 di
Ruang Lab. Komputer yang dibimbing oleh Fathan Mubin,
S.Kom.
Dari hasil penjelasan mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler di
atas, sudah terlihat jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak
mengambil waktu pada kegiatan intrakurikuler siswa di kelas yang
dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 06.30 pagi
hingga pukul 15.30 sore.
Adapun prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi MAN 4
JAKARTA diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2011
1) Juara I lomba tari saman festival UMB ke 4
2) Juara I lomba kaligrafi putra HUT Pramuka ke 50 KWARCAB
Jak-Sel 15 Agustus 2011
49
3) Juara I lomba pidato dalam rangka KONGRES HISPISI XIII
Oktober 2011
4) Juara I lomba CCI pekan muharam 1432 H SMAN 49
5) Juara I lomba PBB & Formasi tingkat SD/MI, SMP/MTS,
SMA/SMK/MA kota Jak-Sel 2011
b. Tahun 2012
1) Juara I lomba tari saman hari amal bakti ke 66 KEMENAG RI
tahun 2012
2) Juara III lomba basket putri tahun 2012
3) Juara II lomba futsal CIVI CUP 2012 HMS Universitas Trisakti
5-9 Maret 2012
c. Tahun 2013
1) Juara I lomba Ratu Jaroe High School Celebration SMAN 34
Jakarta 2013
2) Juara III lomba Band dalam acara Psyculture Fest 2013 BEMF
Psikologi UIN Jakarta
3) Juara I lomba pidato bahasa inggris tingkat MA/ SMA/ Pondok
Pesantren bulan syiar maulid Nabi Muhammad SAW tanggal
23-25 Jaanuari 2013, Masjid Istiqlal
d. Tahun 2014
1) Juara I lomba Jakarta Saman Competition Sonic Linguistic 2014
2) Juara II lomba futsal SKY 2014 SKY BATTLE
3) Juara II lomba turnamen basket putri tingkat SMA/MA 40 th
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
4) Juara II lomba puisi siswa festival Timur Tengah 2014
5) Juara I NEPAL CUP 10 Best Performance SMAN 3 Tangerang
Selatan.
B. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di MAN 4 Jakarta yaitu menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang
menggambarkan kondisi objek, berbagai situasi atau berbagai fenomena
50
realitas sosial masyarakat yang menjadi objek penilaian dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh data
mengenai profil sekolah, baik keadaan fisik maupun non fisik, data tentang
guru, siswa serta untuk mengetahui pengorganisasian dan pengelolaan
program ekstrakurikuler. Dalam teknik wawancara, peneliti mewawancarai
pembina OSIS, guru seni budaya, guru BK, sebagian pembina ekstrakurikuler
dan siswa-siswi MAN 4 Jakarta.
Upaya-upaya yang dilakukan MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan
kreativitas siswa melalui program-program yang ditawarkan sekolah,
khususnya kegiatan ekstrakurikuler terlihat dari pengelolaan program
ekstrakurikuler dengan langkah-langkah diantaranya yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan keberhasilan sekolah dalam
mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang akan disajikan secara deskriptif
berdasarkan hasil penelitian melalui instrumen penelitian berupa wawancara,
observasi dan studi dokumentasi.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian mengenai upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta:
1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam mempertimbangkan segala macam bentuk kegiatan yang akan
dilaksanakan di setiap lembaga atau organisasi harus direncanakan secara
matang dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis dan program
ekstrakurikuler agar proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
menghasilkan sesuatu yang maksimal dan mencapai sasaran yang dituju.1
Begitupula dengan kegiatan pengembangan kreativitas melalui
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta perlu direncanakan dengan baik dan
matang.
1 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
51
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler memuat unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Penyusunan rencana dan program ekstrakurikuler
Dalam merencanakan program ekstrakurikuler, perlu adanya
pertimbangan yang matang agar kegiatan berjalan dengan lancar dan
sesuai yang diharapkan.
Pertimbangan dalam merencanakan program ekstrakurikuler
tentu saja harus dilihat dari segi kemanfaatan serta nilai gunanya,
yang mana melalui ekstrakurikulerlah siswa diharapkan dapat
berdedikasi kepada sekolah dengan mengharumkan nama sekolah
lewat prestasi-prestasinya dan juga melatih dirinya agar dapat
mandiri dan bertanggung jawab.2
Selain memperhatikan kebutuhan dasar siswa serta kebutuhan-
kebutuhan lain berdasarkan jenis dan program ekstrakurikuler
pastinya kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta memiliki prinsip
harus berpondasi kuat dalam segi keagamaan. Misalnya ketika
melakukan kegiatan ekstrakurikuler ke luar, terdapat susunan acara
yang di dalamnya terdapat jadwal shalat, mengaji dan kultum
walaupun ekstrakurikuler umum, diharapkan siswa mengetahui
batasan-batasan yang harus mereka lakukan dan yang tidak. 3
Untuk pengelolaan ekstrakurikuler, diutamakan ditangani oleh
siswa-siswi itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan
keterlibatan guru-guru atau pihak-pihak lain, seperti pengurus OSIS,
pembina, pelatih dan pengurus ekstrakurikuler.4
Konstribusi sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
sangat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, karena dengan peran
serta pihak-pihak dan juga dukungan dari sekolah dalam hal sarana
dan prasarana serta pembiayan yang memadai, akan membantu
2 Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014).
3 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
4 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
52
menyukseskan tujuan kegiatan sesuai dengan perencanaan program
kegiatan.
b. Waktu dan tempat
Untuk waktu dan tempat kegiatan dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi kegiatan sehingga tepat guna dan tepat sasaran,
untuk itu kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan
pada hari Jumat dan Sabtu agar tidak mengganggu mata pelajaran
wajib di sekolah.5
Dalam menentukan waktu kegiatan ekstrakurikuler perlu
perencanaan yang baik, seperti adanya program jangka pendek dan
jangka panjang yang sudah terorganisir secara formal dan struktural
yang mana rancangan tersebut dilaporkan ke OSIS untuk diminta
persetujuannya agar dapat berjalan dengan baik.6
c. Sarana prasarana dan anggaran kegiatan
Sarana prasarana dan anggaran kegiatan adalah faktor yang turut
mendukung keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler, tersedianya
sarana prasarana dan anggaran kegiatan yang dibutuhkan dapat
membantu menyukseskan tujuan kegiatan sesuai dengan
perencanaan program kegiatan.
Dinamika dan kapasitas anak-anak MAN 4 Jakarta yang sangat
banyak pastinya membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana
yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler.7
Untuk sarana prasarana yang sudah tersedia sebaiknya sekolah
dapat memanage pemeliharaannya dengan baik sedangkan untuk
sarana prasarana yang belum tersedia sebaiknya sekolah melakukan
pengadaan baik alat maupun non-alat, karena kurangnya
5 Hasil wawancara dengan Pembina Paskibra, (Rabu, 19 November 2014).
6 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
7 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS (Selasa, 28 Oktober 2014).
53
ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler tidak akan berjalan efektif.8
Keberhasilan suatu kegiatan ekstrakurikuler juga bergantung
pada anggaran yang dialokasikan. Dapat diketahui bahwa untuk
anggaran kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta masing-masing
anggota ekstrakurikuler membuat kebijakan bersama untuk membuat
program anggaran mandiri karena jika hanya mengandalkan bantuan
dari pihak sekolah tentu banyak kekurangan karena mereka
menyadari begitu banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ada yang
mana dana bantuan tersebut tidak mungkin sepadan dengan
kebutuhan dari masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Untuk
itulah para anggota ekstrakurikuler masing-masing berinisiatif
membentuk program anggaran sendiri yang mereka namakan
DANUS (Dana Usaha).
Untuk pengelolaan dana setiap ekstrakurikuler di MAN 4
Jakarta yaitu dengan cara diberi urutan melalui prinsip seleksi
program kerja yang tersedia dan besaran dana yang dibutuhkan.9
Karena setiap ekstrakurikuler mempunyai pengurus, seperti ketua,
wakil, bendahara serta anggota-anggota ekstrakurikuler, jadi dalam
pengelolaan dana mereka saling berkomunikasi setiap ingin
merencanakan kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah setelah
itu diketahui oleh pembinanya masing-masing untuk diketahui dan
disetujui.
d. Pembina, pelatih dan pengelola kegiatan
Keberadaan para pembina, pelatih dan pengelola kegiatan sangat
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler untuk
membantu para siswa mencapai tujuan program yang telah
direncanakan.
8 Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
9 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
54
Berdasarkan penelitian, para pembina, pelatih dan pengelola
kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah ditentukan dengan
baik sesuai dengan keahliannya serta mengerti organisasi, karena
jika tidak mengerti proses organisasi bagaimana bisa mengelola dan
mengembangkan kegiatan eksktrakurikuler yang dibinanya.10
Dapat disimpulkan dalam aspek perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif, yaitu
dengan menyusun rencana dan program ekstrakurikuler,
perencanaan waktu dan tempat, sarana prasarana dan anggaran
kegiatan, serta pemilihan pembina, pelatih dan pengelola kegiatan
yang sesuai dengan keahlian dari setiap jenis ekstrakurikuler.
2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Dengan adanya dasar tentang pelaksanaan ekstrakurikuler pada
Permendikbud Tentang Ekstrakurikuler No 62 Tahun 2014 sebuah
sekolah akan lebih mantap dan lebih yakin dalam penerapan dan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Dijelaskan dalam lampiran
Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang rincian kegiatan
ekstrakurikuler, termasuk di dalamnya adalah ekstrakurikuler wajib, yaitu
pramuka dan ekstrakurikuler pilihan.11
Untuk ekstrakurikuler Pramuka
wajib diikuti oleh siswa kelas X dan untuk ekstrakurikuler pilihan
minimal siswa punya satu yang harus diikuti di sekolah.12
Kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan pada hari
Jumat dan Sabtu. Pada hari Jumat kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
setelah pulang sekolah, yaitu pada pukul 15.30-17.00, sedangkan pada
hari Sabtu, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada pukul 07.30-
11.30.
Berdasarkan hasil observasi, berikut akan penulis paparkan kegiatan
ekstrakurikuler yang diminati siswa yaitu Tari Saman, PASKIBRA dan
ECC:
10 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
11
Lampiran Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014.
12
Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
55
a. Tari Saman
Ekstrakurikuler saman merupakan wadah bagi para siswa yang
memiliki minat dan bakat dalam bidang olah gerak tubuh yang
terwujud dalam sebuah gerakan yang teratur dan indah pada sebuah
tarian yang berasal dari budaya Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Teras depan BK yang dibimbing oleh Indria Sukmawati, S.Pd.
Eksrakurikuler saman di MAN 4 Jakarta dikenal sebagai kegiatan
yang sangat diminati siswa karena mempunyai unsur keindahan
dalam gerakan tariannya, yang mana berkat ide dan kreativitas para
pembina serta pelatihnya dalam menciptakan tarian-tarian yang unik
dan indah membawa ekstrakurikuler Saman sampai mengikuti lomba
Go International, terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah
diraih.
Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler
tari saman diantaranya:
1) Siswa turut menuangkan ide kreatifnya dengan merancang
konsep acara yang menarik guna memperkenalkan keindahan
tarian dan melestraikan tarian Indonesia.
2) Memperindah tarian dengan melakukan inovasi tarian yang
indah dan unik.
3) Memberikan ide-ide dalam pembuatan kostum.
4) Mendekorasi ruangan dan panggung yang menarik saat
mengadakan acara.
b. PASKIBRA
Paskibra adalah (Pasukan Pengibar Bendera) melatih para siswa
agar memiliki kemampuan dalam baris-berbaris serta memiliki
kedisiplinan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Lapangan upacara yang dibimbing oleh Hj. Nining Yuningsih, S.Pd.
Kegiatan PASKIBRA yang dilakukan memiliki peranan penting
56
dalam kelancaran kegiatan sekolah, seperti upacara pengibara
bendera setiap hari Senin dan upacara perayaan hari-hari besar
Nasional.
Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler
PASKIBRA diantaranya:
1) Siswa merancang konsep acara menarik yang menumbuhkan
sikap kemandirian, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.
2) Melakukan inovasi dalam membuat formasi gerakan untuk
ditampilkan saat acara-acara besar.
c. ECC
ECC atau English Conversation Club adalah kegiatan yang
bertujuan agar siswa dapat memperdalam keterampilan berbahasa
inggris, seperti reading, writing, speaking dan listening.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 09.30-11.30 di
Ruang 103 yang dibimbing oleh Eva Zahrawati, S.Pd. Kegiatan ini
menambah pengetahuan bahasa inggris dengan mempelajari kosa
kata, arti kata dan cara mengejanya. Ekstrakurikuler ini juga
diharapkan dapat mewakili sekolah dalam lomba bahasa inggris
tingkat sekolah, wilayah, nasional bahkan tingkat internasional.
Terbukti dari prestasi yang pernah diraih kegiatan ini yaitu pernah
menjadi The Best Second Speaking Sejabodetabek.
Adapun kreativitas yang ditunjukkan siswa pada ekstrakurikuler
ECC diantaranya:
1) Menciptakan suasana outdoor (melakukan kegiatan di luar
sekolah) dengan membuat games yang menarik saat latihan.
2) Mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan ide kreativitas
siswa dalam membuat materi dan susunan acara.13
Dari uraian di atas mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
yang terdapat di MAN 4 Jakarta dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini
dapat mengembangkan ide dan kreativitas siswa melalui sasaran mutu,
13 Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta.
57
program kerja dan langkah-langkah kegiatan yang mereka buat melalui
kegiatan ini pula banyak manfaat yang diperoleh siswa dalam
membentuk karakter siswa diantaranya memiliki kemandirian dan
kemampuan dalam hidup beragama, memiliki kepedulian sosial, budaya
dan alam sekitarnya, serta dapat menanamkan sikap sebagai warga
negara yang baik dan bertanggung jawab melalui berbagai kegiatan
positif.14
Lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, berikut
akan penulis paparkan mengenai partisipasi siswa, faktor pendukung dan
penghambat kegiatan serta program penunjang kegiatan ekstrakurikuler.
1) Partisipasi siswa
Siswa-siswi MAN 4 Jakarta sangat merespon positif kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah, terbukti dari partisipasi aktif
dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan, walaupun sudah
waktunya pulang mereka masih tetap ingin melanjutkan kegiatannya
sampai selesai.15
Selain itu banyaknya jenis kegiatan ekstrakurikuler
di MAN 4 Jakarta serta program kegiatannya yang ditawarkan juga
turut mengundang partisipasi aktif dan minat siswa di sekolah.
Partisipasi dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler mempermudah siswa untuk mengembangkan potensi
dan kreativitasnya, karena kegiatan ekstrakurikuler yang mereka
ikuti sesuai dengan keinginan, kemauan, minat dan bakatnya yang
kemudian tersalurkan, dari situlah nanti siswa akan menghasilkan
produk dan prestasi untuk sekolah maupun untuk diri siswa itu
sendiri serta mengetahui kemana ia harus melanjutkan
pendidikannya sesuai dengan bakat yang ia punya.16
Dapat disimpulkan mengenai pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan cukup efektif
terlihat dari tingkat partisipasi siswa yang cukup besar dan dalam
14 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
15
Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
16
Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
58
menentukan jadwal kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan
akademik siswa. Program pendukung kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
intrakurikuler dan kokurikuler, yang mana para guru MAN 4 Jakarta
memberikan materi pelajaran, strategi dan media pembelajaran yang
dapat mengembangkan kreativitas siswa salah satunya berdiskusi,
yang mana siswa dituntut aktif dan kreatif dalam mengemukakan
pendapat.
2) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaan suatu program kegiatan ekstrakurikuler pasti
terdapat hambatan dan dukungan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil observasi di MAN 4 Jakarta faktor pendukung
dalam pelaksanaan ekstrakurikuler, diantaranya peran dan partisipasi
aktif dari siswa dan pembinanya dalam mengikuti kegiatan, terbukti
dengan banyaknya siswa-siswa yang menjuarai lomba-lomba dan
adanya piala-piala yang tidak lain juga sudah membuktikan
keprofesionalan para pembina dan pelatihnya.17
Untuk sarana prasarana ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta
walaupun sudah memadai tetapi masih ada sarana yang belum
terealisasikan, seperti penuturan dari guru seni budaya “sarana
prasarana disini ada yang sudah terpenuhi ada yang belum.
Khususnya paduan suara yaa karena alat musiknya ada yang rusak
padahal saya sudah mengajukan kepada pihak sekolah untuk
membelinya tetapi belum direalisasikan. Kemudian untuk tempat
masih pindah sana-sini dan terkadang masih dibatasi”18
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa faktor
penghambat dalam kegiatan ekstrakuriler di MAN 4 Jakarta salah
satunya adalah ketersediaan sarana prasarana yang kurang lengkap.
Selain itu di samping faktor sarana prasarana yang perlu
dikembangkan, faktor lain yang menjadi penghambat kegiatan di
17 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
18
Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
59
MAN 4 Jakarta yaitu terbatasnya dana untuk kegiatan
ekstrakurikuler yang mana tidak adanya dana bantuan dari sekolah
dikarenakan siswa tidak dipungut bayaran, jadi sekolah hanya
memberikan untuk kinerja pembinanya sedangkan dana untuk
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dari swadaya dan pengelolaan
anak-anak.19
Dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilihat dari partisipasi aktif siswa
dalam pelaksanaan serta adanya pembina dan pelatih yang
membimbing serta melatih siswa secara profesional dalam
bidangnya sedangkan faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler di
MAN 4 Jakarta yaitu masih kurangnya fasilitas untuk beberapa
ekstrakurikuler dan terbatasnya dana untuk kegiatan ekstrakurikuler.
3) Program penunjang kegiatan ekstrakurikuler yaitu:
intrakurikuler dan kokurikuler
Kegiatan-kegiatan yang termasuk ruang lingkup kegiatan ekstra
kurikuler adalah sebagai berikut :
a) Intrakurikuler
Kegiatan intrakurikuler di MAN 4 Jakarta dilaksanakan
setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 06.30 pagi hingga
pukul 15.30 sore dengan melakukan moving class dengan materi
pelajaran, strategi dan media pembelajaran yang dapat
membangkitkan semangat belajar siswa dan mampu
mengembangkan kreativitas siswa.20
Untuk mata pelajaran di MAN 4 Jakarta yang dapat
mengembangkan kreativitas siswa hampir semua sesuai dengan
minat dan bakat anak itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh
guru Bimbingan Konseling yaitu Ibu Titi Sumanti, “Mata
pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas itu banyak
19 Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
20
Hasil Observasi di Man 4 Jakarta.
60
sekali, hampir semuanya tergantung dari bakat dan minatnya.
Misalnya bagi orang yang ikut olimpiade matematika, untuk
kesenian dari seni musiknya atau tarinya, untuk bahasa,
mungkin ia bisa cerpen, puisi dan lain sebagainya.”21
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan guru di
MAN 4 Jakarta sangat beragam sesuai dengan kebutuhan siswa
sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru seni budaya
“untuk metode semuanya yaa seperti demo, ceramah, diskusi,
nonton film sejarah musik zaman romantik, zaman klasik agar
siswa mengenal ciri-ciri dan tokoh-tokohnya. Dan untuk
ulangan saya latihan atau praktek untuk menambah ilmu juga
dan melalui teori untuk menambah referensi juga”22
b) Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran
biasa yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih
menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler.
Berdasarkan penelitian yang ditemukan, kegiatan
kokurikuler yang ada di MAN 4 Jakarta yaitu diadakannya
jadwal rutin shalat zuhur berjamaah, pembacaan doa dan setelah
itu ada siswa yang diminta menyampaikan kultum sebagai
penutup. Selain itu ada kegiatan Hifzil Qur’an yang
dilaksanakan pada hari Rabu setelah pulang sekolah di ruang
kelasnya masing-masing. Jadi setiap siswa dituntut untuk
setoran ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan buku pedoman yang
dipegang oleh masing-masing siswa.23
21 Hasil wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling, (Rabu, 29 Oktober 2014).
22
Hasil wawancara dengan Guru Kesenian, (Selasa, 28 Oktober 2014).
23
Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta (Oktober, 2014).
61
3. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengawasan dilakukan pada kegiatan yang akan berlangsung, sedang
berlangsung dan telah berlangsung untuk menjamin agar kegiatan
tersebut terselenggara dengan baik. Karena bagaimanapun pengawasan
bertujuan untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler.
Setiap pelaksanaan ekstrakurikuler, inspeksi langsung dilakukan oleh
masing-masing pembina ekstrakurikuler, walaupun terkadang ada yang
berhalangan untuk hadir, pembina ekstrakurikuler yang lain saling
mengawasi agar pelaksanaan kegiataan ekstrakurikuler tetap berjalan.24
Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta juga dilakukan
oleh pihak intern, yaitu kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan dan
pihak ekstern, yaitu pembina dan pelatih ekstrakurikuler.25
Dapat disimpulkan bahwa mengenai aspek pengawasan kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta secara umum sudah berjalan efektif,
karena adanya inspeksi langsung yang dilakukan oleh masing-masing
pembina ekstrakurikuler serta adanya pengawasan dari pihak intern dan
ekstern yang ikut mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
4. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler
Sistem evaluasi di MAN 4 Jakarta yaitu setiap eksktrakurikuler itu
ada alumni, yang mana setiap ingin mengadakan kegiatan alumni akan
meminta BPH mengadakan pertemuan dan disanalah ada evaluasi.
Prosesnya yaitu melalui LDK, menyusun perencanaan program yang
biasanya didampingi oleh alumni juga, jadi ketika siswa ingin melakukan
kegiatan setelahnya ada evaluasi agar tahun kedepan bisa lebih baik
lagi.26
Kalau untuk bentuk evaluasi langsung yaitu saat latihan
berlangsung, disitulah ada evaluasi/nilai. Adanya evaluasi dimaksudkan
untuk bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari yang dievaluasi
24 Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta, (Sabtu, 08 November 2014).
25
Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014).
26
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
62
kemudian sebagai bahan perbandingan untuk masa yang akan datang dan
bisa jadi perbaikan dan pertimbangan untuk ke depannya.27
a. Pihak yang terlibat dan perannya dalam evaluasi
ekstrakurikuler
Berjalannya sistem evaluasi pastinya didukung dengan adanya
komponen-komponen penting yang berperan di dalamnya. Pihak yang
terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta diantaranya
kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan yang mana membimbing
dan memantau kegiatan ekstrakurikuler serta pihak-pihak lain seperti
pengurus OSIS yang memonitoring langsung kegiatan ekstrakurikuler
di lapangan, mencatat materi pelatih dan kehadiran peserta
ekstrakurikuler, pembina ekstrakurikuler yang memonitoring secara
umum ekstrakurikuler yang dibina, menilai dan mengembangkan,
pelatih ekstrakurikuler yang menumbuhkembangkan kegiatan
ekstrakurikuler secara teknis untuk mendapatkan prestasi yang
diinginkan dan pengurus ekstrakurikuler yang mewujudkan program
kerja ekstrakurikulernya.28
b. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler
Sistem penilaian kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta
menekankan pada aktivitasnya (kehadiran), prestasinya, kerjasama
dan kemandiriannya serta pemberian sumbangsih, maksudnya
seberapa sering siswa ikut dan memenangkan lomba.29
Dari evaluasi juga dapat diketahui siapa saja siswa yang aktif,
kreatif dan berprestasi sehingga apabila ada permintaan perlombaan
maupun kompetisi pihak sekolah sudah bisa memilih berdasarkan
monitoring.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pihak yang
mengembangkan instrumen evaluasi di MAN 4 Jakarta dalam
pelaksanaan program ekstrakurikuler dilakukan secara rutin, baik
27 Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014).
28
Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
29
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
63
antara kepala sekolah dalam menyusun perencanaan,
mengkoordinasikan dan mengelola seluruh sumber daya yang tersedia,
pembina OSIS dan pembina ekstrakurikuler.30
Dapat disimpulkan bahwa aspek evaluasi ekstrakurikuler di MAN
4 Jakarta sudah berjalan efektif karena didukung dengan adanya
komponen-komponen penting yang berperan di dalamnya. Pihak yang
terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta diantaranya
kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan, serta pihak-pihak lain
seperti pembina OSIS, pengurus OSIS, pelatih, pembina dan pengurus
ekstrakurikuler. Untuk aspek penilaian ekstrakurikuler di MAN 4
yaitu dengan menekankan pada aktivitasnya, prestasi, kerjasama dan
kemandiriannya serta pemberian sumbangsih, maksudnya seberapa
sering siswa ikut dan memenangkan lomba.
5. Keberhasilan Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa bukan hanya
mendapatkan kepuasan dalam menyalurkan hobi dan perasaan
senangnya, tetapi siswa juga berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka. Melalui
interaksinya dalam kegiatan ekstrakurikuler, seorang siswa belajar
meningkatkan kreativitas mereka dalam menghadapi kondisi yang secara
potensial dapat menimbulkan kebekuan daya kreativitas siswa.31
Ekstrakurikuler merupakan sarana bagi siswa untuk belajar mengenal
lingkungan kehidupannya karena siswa juga belajar berinteraksi secara
sosial, berlatih untuk saling berbagi dengan orang lain, meningkatkan
tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif untuk memberikan kontribusi
sosial bagi kelompoknya.32
Dapat dilihat juga melalui ekstrakurikuler
pramuka dan paskibra misalnya siswa belajar menghubungkan teori
30 Hasil wawancara dengan Pembina OSIS, (Selasa, 28 Oktober 2014).
31
Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014).
32
Hasil wawancara dengan Siswa, (Sabtu, 15 November 2014).
64
kedisiplinan dengan tindakan nyata. Dan dilihat secara fisik,
ekstrakurikuler memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuan motoriknya, seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang
terdapat di MAN 4 Jakarta seperti: sepak bola, basket, pencak silat,
taekwonodo, badminton yang mengembangkan kelenturan, kekuatan
serta ketahanan otot pada siswa. Selain itu melalui ekstrakurikuler
pulalah siswa bisa kreatif dalam memanajemen waktunya dalam program
jangka pendek dan jangka panjang pelaksanaan ekstrakurikuler, membuat
acara-acara yang bervariatif dan menarik serta dapat mengembangkan
kreativitasnya masing-masing dalam perkembangan IPTEK dan IMTAQ
dimanapun dan kapanpun ia berada.33
Faktor keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler yang mempengaruhi
perkembangan kreativitasnya yaitu dengan adanya motivasi internal dan
eksternal guna mendukung keberhasilan kegiatan yang dijalani.
a. Motivasi internal
Motivasi dari dalam diri siswa-siswi di MAN 4 Jakarta yaitu
karena tertarik pada pengorganisasiannya yang mana mereka melihat
sesuatu yang beda dan unik dari masing-masing ekstrakurikuler yang
mereka lihat saat demo ekstrakurikuler.34
b. Motivasi eksternal
Untuk motivasi eksternal atau motivasi dari luar diri siswa yaitu
adanya dukungan dari orang tua dan lingkungan yang mendukung
keberhasilan kegiatan.
Dari faktor-faktor tersebut, MAN 4 Jakarta berhasil menuai prestasi
yang diraih. Banyak sekali prestasi yang telah diraih siswa-siswi MAN 4
Jakarta dalam berbagai lomba dan kompetisi-kompetisi yang mereka
juarai. Untuk tari saman pernah menjuarai lomba nasional Ratu Jaroh
(tari saman) tingkat nasional yang memperebutkan piala gubernur
33 Hasil Observasi di MAN 4 Jakarta.
34
Hasil wawancara dengan Siswa, (15 November 2014).
65
Aceh.35
Untuk ekstrakurikuler paskibra yaitu juara 2 dalam lomba PBB
di Kanwil dan juara kenaikan bendera serta formasi baris-berbaris.36
Sedangkan untuk prestasi yang diraih ECC yaitu pernah menjadi the best
second speaker sejabodetabek, lalu memenangkan lomba pidato di
Istiqlal dan memenangkan lomba story telling di @America di SMA 2
Tangerang.37
Dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan ekstrakurikuler banyak
manfaat yang siswa dapatkan. Selain berkembangnya kreativitas siswa,
kegiatan ekstrakurikuler juga sangat mempengaruhi perkembangan siswa
dalam hal perkembangan kognitif, psikomotorik dan perkembangan
sosialnya. Untuk itulah faktor lingkungan sekolah amatlah menentukan
perkembangan siswa, terutama yang berkaitan dengan kegiatan
ekstrakurikuler pada siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitiaan ini, terdapat beberapa hal yang dijumpai peneliti di
dalam proses penelitian, sehingga penelitian tidak memberikan hasil
sebagaimana mestinya, yaitu:
1. Peneliti
Dari segi peneliti sendiri memiliki beberapa keterbatasan dalam
melakukan penelitian, yaitu: keterbatasan dari aspek waktu,
kesempatan dan biaya. Selain itu, keterbatasan komunikasi dengan
para informan membuat penulis kesulitan dalam menentukan jadwal
wawancara, oleh karena itu peneliti membatasinya dengan memilih
tiga kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diminati siswa yaitu
ekstrakurikuler Tari saman, PASKIBRA dan ECC.
2. Tempat Penelitian (MAN 4 Jakarta)
Adapun beberapa hal keterbatasan penelitian yang berasal dari pihak
tempat penelitian adalah: Pertama, sistem pendataan di MAN 4
35 Hasil wawancara dengan Pembina Tari saman, (Rabu, 29 Oktober 2014).
36
Hasil wawancara dengan Pembina PASKIBRA, (Rabu, 19 November 2014).
37
Hasil wawancara dengan Pembina ECC, (Rabu, 19 November 2014).
66
Jakarta yang tidak bisa diminta dengan lengkap sehingga peneliti
tidak mudah memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan.
Kedua, terkait dengan dokumentasi, rincian seluruh program
ekstrakurikuler, pendataan prestasi, dan rekapitulasi absensi seluruh
kegiatan ekstrakurikuler sehingga penulis sulit untuk melengkapi
data terkait program ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aspek perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah
berjalan cukup efektif, yaitu dengan menyusun rencana dan program
ekstrakurikuler, perencanaan waktu dan tempat, sarana prasarana dan
anggaran kegiatan, serta pemilihan pembina, pelatih dan pengelola
kegiatan yang sesuai dengan keahlian di setiap jenis ekstrakurikuler.
2. Aspek pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah
berjalan cukup efektif terlihat dari tingkat partisipasi siswa yang cukup
besar dalam mengikuti kegiatan dan dalam pengawasannya langsung
dilakukan oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler. Untuk jadwal
kegiatan, dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu yang mana tidak
mengganggu kegiatan akademik siswa. Untuk program pendukung
kegiatan ekstrakurikuler yaitu: intrakurikuler dan kokurikuler, yang mana
para guru MAN 4 Jakarta memberikan materi pelajaran, strategi dan media
pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas siswa salah satunya
berdiskusi, yang mana siswa dituntut aktif dan kreatif dalam
mengemukakan pendapat.
Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4
Jakarta yaitu:
a. Faktor pendukung pengembangan kreativitas di MAN 4 Jakarta seperti
partisipasi siswa dalam pelaksanaan serta sarana dan prasarana yang
sudah cukup lengkap dan memadai walaupun masih perlu adanya
pengembangan agar lebih optimal.
b. Faktor penghambat pengembangan kreativitas di MAN 4 Jakarta yaitu:
1) terbatasnya dana bantuan untuk kegiatan ekstrakurikuler 2) sarana
dan prasarana yang masih perlu dikembangkan.
68
3. Aspek pengawasan kegiatan ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta terlihat
cukup baik karena adanya inspeksi langsung yang dilakukan oleh masing-
masing pembina ekstrakurikuler, kemudian jika ada yang berhalangan
untuk hadir, pembina ekstrakurikuler yang lain siap mengawasi agar
pelaksanaan kegiataan ekstrakurikuler tersebut tetap berjalan.
4. Aspek evaluasi ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta sudah berjalan efektif
karena didukung dengan adanya komponen-komponen penting yang
berperan di dalamnya. Pihak yang terlibat dalam evaluasi ekstrakurikuler
di MAN 4 Jakarta diantaranya kepala sekolah, wakasek bidang kesiswaan,
serta pihak-pihak lain seperti pembina OSIS, pengurus OSIS, pelatih,
pembina dan pengurus ekstrakurikuler. Untuk sistem penilaian kegiatan
ekstrakurikuler di MAN 4 Jakarta yaitu menekankan pada aktivitasnya
(kehadiran), prestasinya, kerjasama dan kemandiriannya serta pemberian
sumbangsih, maksudnya seberapa sering dia ikut dan memenangkan
lomba.
5. Untuk keberhasilan yang diraih MAN 4 Jakarta dalam mengembangkan
kreativitas siswanya melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu tak lepas dari
motivasi dari siswa-siswi itu sendiri, dukungan orang tua serta faktor
lingkungan yang mendukungnya. Keberhasilan juga terlihat dari
banyaknya prestasi yang telah diraih siswa-siswi MAN 4 Jakarta dalam
berbagai lomba dan kompetisi-kompetisi yang mereka juarai.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi program ekstrakurikuler di
MAN 4 Jakarta yaitu:
1. Pengembangan dan perhatian yang penuh dari sekolah pada aspek
perencanaan kegiatan ekstrakurikuler agar dalam pelaksanaannya sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Pengembangan dalam membuat agenda kegiatan ekstrakurikuler yang
positif dan mengasah kemampuan serta kreativitas siswa.
69
C. Saran
1. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana
kegiatan ekstrakurikuler yang belum memadai, karena tak dapat dipungkiri
bahwa sarana dan prasarana salah satu hal yang dibutuhkan demi
lancarnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
2. Pihak sekolah hendaknya terus memberikan motivasi dan dukungan
kepada siswa-siswinya agar terus meningkatkan dan mempertahankan
prestasi yang telah diraih dengan meningkatkan sarana dan prasarana serta
memberikan sumbangsi tambahan untuk kebutuhan kegiatan
ekstrakurikuler
3. Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan saran dan masukan positif
yang diajukan saat rapat ataupun evaluasi, baik dari pembina atau pelatih
maupun dari siswa-siswi dalam hal pemenuhan kebutuhan kegiatan
ekstrakurikuler
4. Diharapkan kepada siswa-siswi di MAN 4 Jakarta agar lebih
memaksimalkan dan memanfaatkan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler
dengan baik agar prestasi yang diraih sekolah lebih meningkat dan melalui
kegiatan ekstrakurikuler pulalah masa depan siswa terjamin.
70
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 2011.
Dawam Ainurrafiq dan Ahmad Ta’arifin. Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren. Jakarta: Listafariska Putra, 2004.
Ghozi, Abdul. Wawancara. Jakarta, 28 Oktober 2014.
Indra, Hasbi. Pendidikan Melawan Globalisasi. Jakarta: Ridamulia, 2005.
Khalili, Amal Abdussalam. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2005.
Le Boeuf, Michael. Imageenering (Bagaimana Cara Memanfaatkan Daya
Kreativitas Anda). (tt.p: t.t).
Maksum. Madrasah; Sejarah & Perkembangannya. Jakarta, PT Logos Wacana
Ilmu, 1999.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
-------. Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia Mengembangkan
Kreativitas. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001.
-------. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT
Grasindo, 1999.
Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2004.
Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2012.
71
Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: 2013.
Rahmawati, Yeni & Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010.
Rohiat. Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Refika Aditama, 2010.
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Satiadarma, Monty P. & Fidells E. Waruru. Mendidik Kecerdasan. Jakarta:
Pustaka Populer Obor, 2003.
Semiawan, Conny dkk. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah.
Jakarta: PT Gramedia, 1990.
Shaleh, Abdul Rachman. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004.
-------. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: PT
Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuanlitatif, Kualitatif, dan
R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suhartini. Andewi. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Departemen Agama
Republik Indonesia, 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Sumanti, Titi. Wawancara. Jakarta, 29 Oktober 2014.
Sutikno, Sobry. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram: NTP Press,
2006.
Syafrizal, Tomi. Wawancara. Jakarta, 28 Oktober 2014.
Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Remaja Rosdakarya,
2008.
Wycoff, Joyce. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran.
Bandung: Kaifa, 2003.
Yuliani, Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Pedoman Wawancara Pembina OSIS
LAMPIRAN 2 : Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler Tari Saman
LAMPIRAN 3 : Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler PASKIBRA
LAMPIRAN 4 : Pedoman Wawancara Pembina Ekstrakurikuler ECC
LAMPIRAN 5 : Pedoman Wawancara Guru Kesenian dan BK
LAMPIRAN 6 : Pedoman Wawancara Siswa
LAMPIRAN 7 : Jadwal Ekstrakurikuler MAN 4 Jakarta
LAMPIRAN 8 : Foto-Foto
LAMPIRAN 9 : Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 10 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
LAMPIRAN 11 : Uji Referensi
WAWANCARA PEMBINA OSIS
Nama : Abd. Ghozi, S.Ag
Hari / Tanggal : Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi wawancara : MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut
banyak diminati siswa?
3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar
untuk masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Apa manfaat yang siswa dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
6. Bagaimana pertimbangan dalam menentukan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler?
7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa? Mengapa?
9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan
program ekstrakurikuler?
10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang
profesional?
12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara
mengatur keuangan dengan baik?
13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah
terdapat kriteria dalam penilaian?
14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan
diadakannya sistem evaluasi?
15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen
evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan
meningkatkan program ekstrakurikuler?
Jawaban:
1. Pastinya anak antusias dan aktif terbukti dari data dan nilai-nilainya
juga terkadang anak-anak sudah waktunya pulang masih tetap ingin
melanjutkan kegiatannya.
2. Banyak, seperti band akustik, futsal, basket, badminton, saman.
Terbukti saman juara 1 nasional (Gubernur Aceh) dan masih banyak
lagi kegiatan yang sering menjuarai pas ikut kompetisi-kompetisi.
3. Sangat, karena bisa menyalurkan bakat, energi dan karakter khususnya
dan yang terpenting tidak menjadi siswa nganggur. 95% siswa masuk
perguruan tinggi negeri. Kalau pengaruhnya untuk masyarakat sangat
banyak terutama dalam kegiatan sosial di lingkungan masyarakat
seperti lebaran haji, ulang tahun MAN 4 Jakarta juga kita memberikan
bantuan berbentuk sunatan massal, pembagian sembako dan lain
sebagainya.
4. Untuk sarana sebenarnya sudah ada, tetapi terkadang masi kurang
memadai dikarenakan dinamika dan kapasitas anak-anak. Barangkali
tempat sudah tersedia tetapi kurang pengembangannya saja.
5. - Karakter anak lebih dewasa
- Anak jadi solutif, dapat memecahkan masalah dengan baik
- Kemandirian
- Kreatif
6. Jumlah anggotanya, jenis kegiatannya (outdoor atau indoor), kebutuhan
dan aktifitasnya serta alat-alat yang digunakan.
7. Ya, wajib untuk kelas X pramuka dan untuk ekstrakurikuler pilihan
minimal 1. Untuk kelas XI dan XII tidak wajib pramuka karena mereka
hanya menjadi leader, sedangkan untuk ekstrakurikuler pilihan kelas XI
juga ikut.
8. Karena ekstrakurikuler adalah sarana mengekspresikan kemampuan dan
bakat anak untuk kesenangan dan kemandiriannya. Kecuali untuk siswa
yang fisiknya lemah, tapi itu hanya hitungan jari saja sedangkan yang
lain sangat antusias.
9. Yang pasti kebutuhan dasar berdasarkan jenis dan program
ekstrakurikulernya untuk mencapai sasaran.
10. Yang terlibat dalam kegiatan itu pertama, pembina OSIS aktif pada
setiap jenis ekskulnya di lapangan. Kedua, pengurus OSIS yang
mengkoordinir dan memonitoring jalannya kegiatan serta PPK dan
pengurus-pengurus dan anggota-anggota dari setiap ekstrakurikuler.
11. - Yang pasti tahu akan kemampuan anak dan pengembangannya
- Sisioner
- Ngemong anak
- Tidak pilih-pilih kasih.
Menurut saya semua pelatih sudah melakukan yang terbaik terbukti
dengan banyaknya siswa-siswa yang menjuarai lomba-lomba dan
adanya piala-piala juga sudah membuktikan keprofesionalan para
pelatih, sampai-sampai masih banyak piala yang tidak muat di lemari
dan di simpan dulu di sini (ruang pembina OSIS).
12. Untuk dana intern masing-masing kegiatan ekstrakurikuler punya.
Kalau secara keseluruhan BOP itu bendahara sekolah. Cara mengelola
dengan baik yaitu dengan cara di beri urutan melalui prinsip seleksi
program kerja yang tersedia dan besaran dana yang dibutuhkan. Untuk
anggaran mandiri anak-anak berinisiatif membentuk yang namanya
DANUS (Dana Usaha).
13. - Dari aktivitasnya (kehadiran)
- Dari prestasi
- Dari kerjasama dan kemandirian.
Dan nilai kegiatan ekstrakurikkuler itu masuk ke rapor.
14. Dari evaluasi, kita bisa meyeleksi mana yang aktif, kreatif juga yang
berprestasi mempersiapkan bibit unggul. Bila ada permintaan, entah
perlombaan atau kompetisi kita sudah tinggal pilih berdasarkan
monitoring. Dan setiap bulan kita mengevaluasi perkembangannya
dinamis.
15. Pengurus OSIS : memonitoring langsung kegiatan ekstrakurikuler di
lapangan, mencatat materi pelatih dan kehadiran peserta ekstrakurikuler
Pembina ekstrakurikuler : memonitoring secara umum ekstrakurikuler
yang dibina, menilai dan mengembangkan
Pelatih ekstrakurikuler : menumbuh kembangkan kegiatan
ekstrakurikuler secara teknis untuk mendapatkan prestasi yang
diinginkan
Pengurus ekstrakurikuler : mewujudkan program kerja
ekstrakurikulernya.
Program evaluasi selalu meningkat, dan sportivitas semakin kuat.
WAWANCARA PEMBINA TARI SAMAN
Nama : Ibu Indriyani
Hari / Tanggal : Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi wawancara : MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut
banyak diminati siswa?
3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar
untuk masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Apa manfaat yang siswa dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
6. Bagaimana pertimbangan dalam menentukan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler?
7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa? Mengapa?
9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan
program ekstrakurikuler?
10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang
profesional?
12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara
mengatur keuangan dengan baik?
13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah
terdapat kriteria dalam penilaian?
14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan
diadakannya sistem evaluasi?
15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen
evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan
meningkatkan program ekstrakurikuler?
16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
Bapak/ Ibu bina?
Jawaban:
1. Kalo siswa itu memang aktif dalam mengikuti kegiatan sampai pulangnya
sore-sore dan di teleponin masih tetap ingin ikuti terus kegiatan ekskul, dan
dibuktikan juga dengan prestasinyanya khususnya anak saman yang selalu
juara kalau lomba
2. Yang saya tahu selain saman itu futsal yah, mungkin karena ramai dan
banyak suporternya kan anak-anak suka yang ramai-ramai yah dan dari
penghargaannya juga
3. Manfaat untuk siswanya yaitu 1) disiplin 2) mandiri apapun keadaan dan
situasinya 3) harus bisa berkarya dimanapun dia berada sedangkan manfaat
untuk masyarakat setiap setahun sekali saman selalu kasih seperti bulan
bakti ke panti asuhan, panti jompo disisihkan dari uang hasil kemenangan
dari lomba-lomba yang diraih saman. Saman InsyAllah sangat
berpengaruh, karena setiap kali saman menang dapat piagam dan
piagamnya itu bisa disertakan buat undangan masuk ke perguruan tinggi
negeri jadi makanya kita punya target tiap bulan punya piagam kejuaraan
4. Alhamdulillah sarana prasarana tersedia tetapi masih perlu diperbaiki,
warga Man 4 kan banyak tuh sementara sarana dan prasarana kurang
memadai kalau ada lapangan indoor kan kalau hujan enak kita tidak
kehujanan. Kalau untuk saman sendiri terkadang di mushalah atau di depan
BK
5. Kalau masalah jadwal saya hanya mengikuti scadhule yang sudah
ditentukan dari sekolah pada jumat dan sabtu
6. Ya, perlu. Karena sekolah tidak hanya melatih otak kanan dan kiri saja
yang bekerja untuk itu kita harus menyeimbangkannya supaya anak tidak
stres
7. Ya, pasti karena dengan adanya ekstrakurikuler anak dapat melampiaskan
hobinya jadi ga kemana-kemana lagi, dari pada main kemana-mana ga jelas
8. Yang dipertimbangkan 1) manfaat dan nilai gunanya 2) harus bisa melatih
kemandirian anak 3) berdedikasi pada sekolah 4) mencapai sasaran
9. Waka kesiswaan, diketahui waka humas, dibina dengan pembina OSIS
baru pembina ekskulnya
10. Yang harus bisa menempatkan waktu dan tempat dia berada dan yang jelas
harus disiplin
11. Yang mengelola dana kegiatan itu anak-anak sendiri dan cara mengaturnya
hanya anak-anak yang mengatur
12. Untuk anggaran saman swadaya dari anak-anak dan pembinanya
13. Kalau untuk kriteria penilaian dari kewenangan pembina OSIS bukan dari
saya, kalau saya hanya menjalankan kegiatan dan melatih sebagai pembina
harus sesuai jalurnya
14. Diadakannya evaluasi supaya kesalahan tidak terjadi dan terulang lagi dan
lebih meningkatkan prestasi dari tahun ke tahun
15. Yang terlibat waka humas, waka siswa, pembina OSIS dan pembina
ekstrakurikuler, mungkin kalau perannya yang pasti memberi support dan
motivasi khususnya kalau anak-anak ingin lomba itu di latih dan di
motivasi terus supaya semangatnya dia tidak luntur
16. Untuk tari saman prestasinya banyak, tahun kemarin saman juara lomba
nasional Ratu Jaroh (tari saman) tingkat nasional yang memperebutkan
piala gubernur Aceh selanjutnya hari Rabu depan tanggal 12 November
saman mau tampil menghadiri event undangan serta perlombaan di
Malaysia dan Singapura untuk ada pertukaran kebudayaan antara Indonesia
dan Malaysia.
WAWANCARA PEMBINA PASKIBRA
Nama : Ibu Rosmawati
Hari / Tanggal : Rabu/ 19 November 2014
Lokasi wawancara : MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut
banyak diminati siswa?
3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar
untuk masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Apa manfaat yang siswa dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
6. Bagaimana pertimbangan dalam menentukan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler?
7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa? Mengapa?
9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan
program ekstrakurikuler?
10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang
profesional?
12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara
mengatur keuangan dengan baik?
13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah
terdapat kriteria dalam penilaian?
14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan
diadakannya sistem evaluasi?
15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen
evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan
meningkatkan program ekstrakurikuler?
16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
Bapak/ Ibu bina?
Jawaban:
1. Saya pikir ya, karena kan pilihan ekskul itu sesuai dengan pilihan mereka, jadi
kalau mereka sudah masuk pasti mereka akan aktif dan antusias
2. Kegiatan yang banyak diminati saman, kolstra, ECC karena memang lebih
cenderung kegiatannya di luar dan kalau saman karena keunikan tariannya, jadi
ketika orang lain lihat ada keindahan, kalau untuk paskibra mungkin karena
ada formasi dan perubahan-perubahan formasi yang unik, juga sering ikut dan
tampil di event-event penting seperti uapacara, 17 Agustusan, dan hari-hari
besar lainnya
3. Untuk paskibra saya pikir selama dia serius dan tekun pasti punya pengaruh,
minimal kedisiplinan dan keterlatihan dalam ekskul membentuk kepribadian
mereka menjadi lebih baik dan untuk ekskul lainnya juga seperti itu, pasti
ketika mereka sudah menjadi anggota mereka akan terbawa dengan
kedisiplinan dan peraturan-peraturan yang ada. Kalau pengaruh untuk
masyarakat mungkin sosial livenya mereka kepada orang-orang lebih baik
4. Untuk sarana mungkin ditambah aja kali, misalnya untuk saman pasti butuh
seragam, paskibra butuh bendera dan seragam juga. Tapi sejauh ini InsyAllah
sudah memadai
5. Pastinya ketika latihan harus di luar jam sekolah, paskibra di hari sabtu dari
jam 07.00-12.00 karena perlu banyak latihan
6. Kita mengusahakan mereka untuk ikut tetapi tergantung kepada mereka
sendiri, disini maksimal dua yang harus diikuti, tapi kita selalu mengusahakan
dan bilang bahwa eksktrakurikuler untuk menambah skill, karena kita
menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik
7. Ya, pasti karena dari sekian banyak jenis ekskul pastinya siswa ada yang
disuka dan diminati masing-masing
8. Kita lebih cenderung kepada rutinitas, jadi apa yang sudah dilaksanakan kita
teruskan saja
9. Pembina OSIS, Waka Kesiswaan dan langsung ke kepala sekolah
10. Yang pasti harus tanggung jawab dengan apa yang sudah dijadwalkan,
kemudian harus baik akhlaknya karena mereka kan menjadi model untuk
siswa-siswanya
11. Yang mengelola dana paskibra itu siswa dan saya juga sebagai pembina tahu
karena mereka meminta izin dan tanda tangan saya dahulu untuk acara apa-
apanya dan untuk dimana
12. Kalau untuk ekskul dari BOP untuk pelatih, kayanya untuk kegiatan ekskul
mandiri dari anak-anak karena anak-anak kan ada uang kas untuk kegiatan-
kegiatan dan membeli perlengkapan paskibra
13. Yang jelas aktif, yang rajin latihan dan bertanggung jawab
14. Kalau adanya evaluasi untuk bisa melihat kekurangan dan kelebihan dari yang
dievaluasi kemudian sebagai bahan perbandingan untuk masa yang akan
datang dan bisa jadi perbaikan dan pertimbangan untuk ke depannya. Kalau
untuk bentuk evaluasi di paskibra mungkin saat latihan kita langsung evaluasi/
nilai
15. Kalau yang internal pastinya pelatih dan pembina, pasti cenderung ke
pembinaan dan pengawasannya tapi kalo untuk sekolah itu pembina OSIS,
Waka Kesiswaan dan kepala sekolah
16. Juara 2 lomba PBB di Kanwil dan juara 2 kenaikan bendera dan formasi dan
biasanya dari KEMENAG untuk paskibra kita yang diminta untuk pembukaan
dan terkadang mereka mengadakan acaranya disini
WAWANCARA PEMBINA ECC
Nama : Mrs.Eva
Hari / Tanggal : Rabu/ 19 November 2014
Lokasi wawancara : MGMP MAN 4 Jakarta
1. Apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
2. Kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa kegiatan tersebut
banyak diminati siswa?
3. Apakah ekstrakurikuler yang diikuti mempunyai pengaruh yang besar
untuk masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Apa manfaat yang siswa dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
6. Bagaimana pertimbangan dalam menentukan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler?
7. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
8. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa? Mengapa?
9. Apakah yang menjadi pertimbangan Bapak/Ibu dalam merencanakan
program ekstrakurikuler?
10. Siapa sajakah pihak yang ikut berperan aktif dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler?
11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kriteria pengelola dan pelatih yang
profesional?
12. Siapa yang mengelola dana kegiatan ekstrakurikuler dan bagaimana cara
mengatur keuangan dengan baik?
13. Bagaimana sistem penilaian dalam program ekstrakurikuler? Apakah
terdapat kriteria dalam penilaian?
14. Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dan apa manfaat dan tujuan
diadakannya sistem evaluasi?
15. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam mengembangkan instrumen
evaluasi dan bagaimana peran mereka dalam mengembangkan dan
meningkatkan program ekstrakurikuler?
16. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
Bapak/Ibu bina?
Jawaban:
1. Ya, siswa sangat antusias dan aktif karena siswa yang mengikuti ekskul
tersebut mereka sudah mengetahui tujuan mengapa ambil ekskul tersebut juga
berdasarkan hoby dan kemauan dia pastinya
2. Yang banyak diminati saman, paskibra dan lainnya, karena banyak dipanggil
lomba, sering mengadakan kegiatan di luar sekolah
3. Kalau untuk ECC tentu punya, karena mengembangkan skill mereka juga
membuat mereka confidence dalam berbahasa inggris, kalau pengaruhnya
untuk masyarakat setiap ekskul itu mengadakan bakti sosial, kalau ECC setiap
bulan puasa mengadakan sumbangan membagikannya kepada karyawan-
karyawan di sekolah atau mereka pergi ke suatu daerah Sukabumi/ apa nanti
mereka membagikan buku-buku dan mengajarkan kepada anak-anak kecil yang
ada di sana
4. Kalau untuk fasilitas sudah cukup memadai terutama untuk ECC karena ga
terlalu butuh banyak media yang penting praktis karena kita bisa pakai di ruang
kelas, taman dan sering keluar juga. Untuk semua ekskul InsyAllah sudah
memadai
5. Kan mereka ada jangka pendek dan ada jangka panjang, jadi mereka juga harus
menentukan dan merencanakan dengan baik setelah itu dilaporkan ke OSIS apa
yang sudah dikerjakan apa yang belum bisa dikerjakan dan apa yang akan
dilakukan kemudian, jadi jadwal kegiatan beranjak dari proses organisasi
secara formal yang direncanakan
6. Ya, setiap siswa wajib memilih satu ekskul apalagi dengan adanya kurikulum
13 seluruh siswa kelas X harus mengikuti kepramukaan dan satu ekskul pilihan
maka dari itu ekskul sangat berpengaruh di dalam proses pendidikan di sekolah
7. Ya, rata-rata ekskul yang mereka ikuti akan menjadi asahan untuk diri dia
pengembangan skill yang dia punya, contohnya anak yang bergabung pada
ECC mereka akan mengikuti lomba-lomba seperti pidato, story telling dan
lainnya yang berkaitan dengan minat dan bakat dia
8. Pertimbangannya yaitu untuk pengembangan skill mereka, perkembangan
kedewasan dan jati diri mereka, harus berpondasi keagamaan, misalnnya ketika
dia bersosialisasi ke luar berkumpul satu sama lain kita susun acara ada jadwal
shalat, mengaji dan kultum walaupun kita ekskul ECC kita juga harus
mengetahui batasan-batasan yang harus mereka lakukan dan yang tidak
9. Waka kesiswaan, pembina OSIS dan di bawah naungan OSIS ada divisi-divisi
yang memantau seluruh kegiatan ekstrakurikuler dan di bawah pembina OSIS
ada pembina ekskul baru ke siswa
10. Yang punya kemampuan pastinya, kalau dia pembina ECC tentu harus punya
basic english karena mau tidak mau dia harus mengajar dan melihat
kemampuan dan perkembangan siswa, lalu mengerti organisasi kalau tidak
mengerti mana bagaimana dia mengelola, dan harus care kepada anak-anak
11. Kalau di EEC di pengurusannya ada ketua, wakil, bendahara, mereka setiap
pertemuan akan memberikan infak dan itu juga kita tidak memaksakan. Dan
kita juga ada iuran bulanan itu juga sesuai kesepakatan mereka, yang
menentukan badan pengurus hariannya kemudian dikominukasikan kepada
anggotanya baru ditetapkan berapa nominal iurannya, jadi dari mereka untuk
mereka. Kalau pembina ECC hanya tahu kalau misalnya buat acara apa lalu
melihat keuangannya ada berapa dan mereka kelola.
12. Kalau untuk dana bantuan pada saat sekarang karena sekolah tidak dipungut
bayaran maka untuk ekskul tidak ada, tetapi untuk kinerja pembinanya
mungkin sekolah berikan, kalau untuk kegiatan dari swadaya dan pengelolaan
ank-anak
13. Sistem penilaiannya yaitu kehadiran, keaktifan, memberikan sumbangsih apa,
maksudnya seberapa sering dia ikut dan memenangkan lomba
14. Sistem evaluasi itu setiap ekskul itu ada alumninya, setiap mau mengadakan
kegiatan alumni akan meminta BPH mengadakan pertemuan dan disanalah ada
evaluasi. Pertama melalui LDK, menyusun perencanaan program agar tahun
kedepan bisa lebih baik lagi. Manfaat adanya evaluasi agar tidak ada lagi
kejadian-kejadian yang kurang baik dan agar kegatan yang akan datang akan
lebih baik lagi
15. Pihak yang terlibat biasanya akan ada format evaluasi dan laporan kegiatannya
yang diserahkan ke pembina OSIS. Dan setiap bulan/ 2 bulan sekali tidak tentu
pembina OSIS akan mengadakan rapat bersama pembina-pembina OSIS dan
disana akan ada evaluasi secara keseluruhan terhadap ekskul-ekskul yang aktif
dan pasif
16. Pernah jadi the best second speaker sejabodetabek, menang lomba pidato di
istiqlal, kemudian menang lomba story telling di SMA 2 Tangerang dan
banyak lagi dan pialanya ada disini.
WAWANCARA GURU MAN 4 MODEL JAKARTA
Nama : Tomy Syafrizal
Bidang Study Yang Diajarkan : Kesenian
Hari / Tanggal : Selasa/ 28 Oktober 2014
Lokasi Wawancara : MAN 4 Jakarta
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti
Program Madrasah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler?
2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler?
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler mempunyai pengaruh yang besar untuk
masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah
memberikan layanan dan pelatihan dengan baik dan profesional?
6. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja mata pelajaran yang dapat mengembangkan
kreativitas siswa?
8. Bagaimana tugas dan kegiatan yang Bapak/Ibu berikan untuk
pengembangan kreativitas siswa?
9. Materi dan metode apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk pengembangan
kreativitas dan dapat mencapai tujuan pembelajaran?
10. Apa sajakah media yang Bapak/Ibu gunakan dan seberapa besar
pengaruhnya dalam pengembangan kreativitas siswa?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa?Mengapa?
Jawaban:
1. Dalam mengikuti program madrasah, anak mempunyai ciri dan
karakteristik yang bermacam-macam, ada yang antusias dan ada yang
masih perlu dibimbinga secara personal, ada yang malas-malasan dan lain
sebagainya.
2. Diharapkan anak mempunyai modal untuk mengenal dan punya ilmu-ilmu
dasar yang ia miliki untuk mengeksplornya. Kalau untuk kegiatan yang
saya bimbing (paduan suara) anak-anak minimal mengenal jenis suara yang
ia miliki dan bisa menyalurkan nanti.
3. Ya, karena kegiatan ekstrakurikuler anak-anak diharapkan keinginannya,
kemauannya, minat dan bakatnya tersalurkan dari situlah nanti di asa bakat-
bakatnya dan untuk melanjutkan lagi nanti kemana jalan yang sesuai
dengan bakat yang ia punya.
4. Ada yang sudah terpenuhi ada yang belum. Khususnya paduan suara
karena alat musiknya ada yang rusak saya sudah mengajukan kepada pihak
sekolah untuk membelinya. Kemudian untuk tempat masih pindah sana-sini
dan terkadang masih dibatasi sedangkan anak-anak pulangnya sampai jam
setengah 4 dan kumpul-kumpul jam 4 itu baru mulai latihan. Sedangkan
anak-anak jam 5 sudah harus pulang, jadi hanya sekitar 1 jam sehingga
kurang eksplor. Apalagi jika mau ada tampilan itu anak-anak frekuensinya
harus lebih tapi anak-anak minta dispensasi untuk latihan.
5. Yang lain saya kurang begitu perhatikan, tapi kalau saya sudah berusaha
semampu saya membawa anak-anak saya berkompetisi sampai bisa juara.
Dulu ekstrakurikuler band yang saya pegang juara di instansi swasta/
sekolah-sekolah swasta seperti Sekolah Penabur dan lain-lain. Yang
terpenting sekolah mendukung dari segi waktu dan tempat agar bakat anak
terpenuhi karena kalau tidak, menghambat anak-anak dan pelatihnya juga
sehingga mood menjadi kurang.
6. Ilmu dasar yang dimiliki anak nanti ia kembangkan dan tersalurkan seperti
hobi dan minatnya di musik, nanti jika ia lanjut ke sekolah musik/seni ia
sudah punya ilmu dasarnya.
7. Saya rasa semua mata pelajaran dapat mengembangkan kreativitas siswa,
yang namanya fisika, matematika itu kan ilmu logika. Ada yang
membutuhkan psikomotor dan pemikiran dengan membaca buku di sana-
sini kan dapat berkembang pemikirannya dan tergantung siswanya juga
karena kita sebagai guru hanya merangsang saja tapi tentu kita selalu
memotivasi agar siswa lebih berkembang.
8. Saya dengan bermain musik bersama-sama memainkan lagu mancanegara,
lagu kontemporer indonesia, lagu daerah dan lagu wajib. Karena
background saya musik saya lebih fokus di musik mungkin kalau seni tari
dan teater sedikit ilmu yang saya punya. Seperti tari hanya teori saja.
Karena seperti yang kita ketahui seni dan budaya adalah dua bahasa yang
sangat luas, seni ada seni tari, rupa, musik, kalau semuanya guru menguasai
gak mungkin atau jarang ya itu mungkin pentium 10 kali. Kalau untuk saya
sendiri saya hanya menguasai musik di alat-alatnya ada 5 alat yang saya
kuasai dan mungkin di seni gambar juga saya kuasai.
Untuk pemberian tugas saya praktek/latihan dan anak membawa alat musik
sendiri-sendiri seperti gitar, pianika dan saya mengajak siswa untuk aktif
bermain musik sambil membaca not sehingga tempo, notasi dan
harmonisasinya sama.
9. Kalau untuk metode semuanya yaa seperti demo, ceramah, diskusi, nonton
film sejarah musik zaman romantik, zaman klasik agar siswa mengenal
ciri-ciri dan tokoh-tokohnya. Dan untuk ulangan saya latihan atau praktek
untuk menambah-nambah ilmu juga kalau teori anak-anak sudah pasti lebih
sulit karena banyak sekali kalau melalui teori tapi kalau untuk menambah
referensi juga kadang teori dipakai.
10. Infokus, alat musik seperti gitar, pianika, piano dan aktif terus, ini saya
bawa gitar terus nih setiap ngajar.
11. Yaa dituntut wajib, minimal ia punya satu yang diikuti karena setiap anak
dilahirkan pasti membawa bakat. Mungkin waktunya saja yang kurang
karena jadwal mereka terlalu padat sehingga anak-anak kasihan faktor
psikologisnya nanti padahal anak butuh bermain, olahraga dan
kecerdasannya seperti anak-anak tuh dijajah dengan dicekokin terlalu
banyak kurikulum apalagi kita madrasah beda dengan SMU madrasah lebih
banyak lagi.
12. Tidak 100%, ada yang mereka untuk pelarian saja karena dipaksa di
sekolah ada yang karena dari minat anak itu sendiri. Kalau untuk bidang
yang saya ajar biasanya saya melatih olah vocal anak satu persatu dengan
memainkan lagu-lagu baru yang anak tahu agar ia antusias dan tertarik
dengan begitu bisa terlihat jenis suara yang ia miliki setelah itu saya beri
dukungan agar ia merasa percaya diri agar ia tidak ragu mengeluarkan
suaranya. Saya ga galak-galak kalau mengajarkan, tapi saya melayani anak-
anak maunya gimana agar bisa berinteraksi dan berhasil juga supaya anak
mau bisa.
WAWANCARA GURU MAN 4 MODEL JAKARTA
Nama : Dra. Hj. Titi Sumanti
Bidang Study Yang Diajarkan : Bimbingan Konseling
Hari / Tanggal : Rabu/ 29 Oktober 2014
Lokasi Wawancara : Ruang Bimbingan Konseling
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah siswa aktif dan antusias dalam mengikuti
Program Madrasah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler?
2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang diharapkan setelah siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler?
3. Apakah kegiatan ekstrakurikuler mempunyai pengaruh yang besar untuk
masa depan siswa?
4. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
5. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah
memberikan layanan dan pelatihan dengan baik dan profesional?
6. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dapat siswa hasilkan setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler untuk kepentingan siswa itu sendiri dan
masyarakat?
7. Menurut Bapak/Ibu, apa saja mata pelajaran yang dapat mengembangkan
kreativitas siswa?
8. Bagaimana tugas dan kegiatan yang Bapak/Ibu berikan untuk
pengembangan kreativitas siswa?
9. Materi dan metode apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk pengembangan
kreativitas dan dapat mencapai tujuan pembelajaran?
10. Apa sajakah media yang Bapak/Ibu gunakan dan seberapa besar
pengaruhnya dalam pengembangan kreativitas siswa?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler siswa dituntut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa?Mengapa?
Jawaban:
1. Anak-anak itu sangat antusias sekali dalam mengikuti program-
program madrasah, sampai-sampai sudah waktunya jam pulang (jam 5
sore) dan disuruh pulang tetap ingin melanjutkan kegiatan
ekstrakurikulernya sampai selesai.
2. Hambatannya sebenarnya hanya waktu, kalau ia pergunakan waktunya
secara maksimal kan sudah ada jadwal-jadwal khusus yang sudah di
tetapkan kapan ia harus latihan kapan ia harus mengikuti kegiatan itu,
mungkin kendalanya anak-anak itu hanya kurang bisa membagi waktu
sehingga waktunya habis untuk melakukan kegiatan eksktrakurikuler.
Itu juga bagi anak-anak tertentu tidak semuanya.
3. Kalau menurut saya harapan setelah ia mengikuti ekstrakurikuler yang
pasti ia bisa menyalurkan bakat dan minatnya ke bidang yang ia sukai
sehingga bakat dan minat tersebut bisa berkembang secara optimal.
4. Menurut saya sangat mempengaruhi, contoh saja kalau ia ikut paskibra.
Orang paskibra itu kan harus disiplin, tegas dan lain sebagainya. Disini
biasanya pada saat ia melamar pekerjaan dan ia mencantumkan
ekskulnya itu biasanya akan mempengaruhi dan dapat penilaian
tersendiri, misalnya ia berarti bisa kerja tim dan lain sebagainya.
5. Alhamdulillah untuk sarana ekstrakurikuler sudah cukup bagus dan
lengkap tinggal bagaimana memanage pemeliharaannya saja. Kalau ia
ikut marawis sudah ada tempat latihannya, ikut basket sudah ada
lapangannya. Ruang dan waktu pun sudah di set dengan baik.
6. Kalau menurut saya sudah, karena setiap tahun kan ada yang namanya
evaluasi pelatih, jadi ada penilaian tersendiri untuk pelatih apakah ia
sudah bagus atau belum kemudian seandainya ada keluhan dicatat dan
keluhan itu di informasikan dan ditindaklanjuti. Kalau saya bilang
profesional itu kan yang menilai orang lain bukan saya sendiri, tetapi
secara syarat-syarat keprofesionalan sudah saya lengkapi dan saya
miliki karena saya adalah jurusan saya ini adalah jurusan psikologi
pendidikan dan bimbingan kemudian saya menjadi guru BK saya pikir
untuk profesional saya mempunya sertifikat untuk sebagai guru BK.
7. Yang pasti untuk siswa itu sendiri adalah paling tidak ia bisa
mengembangkan bakat dan minatnya sehingga kalau bakat dan
minatnya itu sesuai dengan kegiatan yang pas berarti akan tersalurkan.
Kalau untuk masyarakat seandainya saja ia ikut marawis, ia bisa
tampilkan di masyarakat kalau lagi ada acara-acara dan bisa mengikuti
kejuaraan-kejuaraan. Alhamdulillah untuk saman sudah menjuarai
tingkat nasional dan hampir semua kegiatan sering menjuarai sampai
penuh yang namanya piala-piala itu.
8. Mata pelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas itu banyak
sekali, hampir semuanya tergantung dari bakat dan minatnya. Kalau
umpamanya matematika bagi orang yang ikut olimpiade matematika,
untuk kesenian mungkin dari seni musiknya atau tarinya, untuk bahasa,
mungkin ia bisa mengarang, cerpen, puisi dan lain sebagainya, jadi
hampir semua mata pelajaran selama ia senang dan bisa
memanfaatkannya biasanya bisa mengembangkan kreativitasnya.
9. Pasti semua guru tujuannya ingin mengembangkan kreativitas
siswanya. Kalau saya sebagai guru BK kan ada bimbingan individu,
kelompok ada tes dan analisis tugas perkembangannya macam-
macamlah. Untuk Bk di Man 4 tidak ada masuk jam kelas kecuali hari
senin ada jam pembinaan kita masuk bergantian dengan wali kelas.
10. Saya pikir semua guru sudah memberikan materi dan metode
kreativitas kan jelas di kurikulum 13 misalnya guru memberi sebuah
kasus atau fakta kemudian di analisa dan dilihat. Saya pikir untuk guru-
guru sudah menggunakan metode-metode dengan baik, untuk saya
sendiri saya pernah mengajak menonton film motivasi agar anak bisa
menganalisa dan mengambil pelajaran dari film motivasi tersebut
istilahnya pembelajaran apa yang ia bisa ikuti dari film itu. Untuk
materi dan film saya kasi yang film motivasi, tentang perilaku-perilaku
yang menyimpang yang boleh dan tidak, kita kan ada beberapa layanan
orientasi, layanan informasi, konseling, bimbingan pribadi, kelompok.
Alhamdulillah sekarang ini anak-anak sudah tidak menganggap guru
BK itu sebagai polisi sekolah jadi malah menjadi tempat bagaimana ia
mencari informasi, motivasi dan lain sebagainya.
11. Ekstrakurikuler itu biasanya minimal 1 siswa 1 kegiatan, tapi bagi yang
tidak mengikuti sama sekali biasanya dengan alasan-alasan tertentu
seperti ada anak-anak yang fisiknya gak kuat.
12. Ya, pasti. Karena dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler anak akan tau
bakatnya dan bisa mengembangkan bakatnya disitu. Kalau untuk BK
sendiri sebagai tempat mencari informasi dan motivasi khususnya kelas
XII ada yang bimbingan saya berikan solusi tetapi untuk pemberian
solusi saya memberikan alternatif pilihan sedangkan keputusan ada di
client atau anak itu sendiri beda dengan pemberian nasehat, kalau guru
BK itu harus memberikan alternatif-alternatif pilihan jalan keluar kita
sampaikan nanti keputusan terakhir tetap ada di anak itu walaupun kita
tetap mengarahkan dan sampaikan misalnya kalau ingin ke perguruan
tinggi mana nanti kita jelaskan ke lapangan pekerjaannya kemana.
WAWANCARA SISWA-SISWI MAN 4 MODEL JAKARTA
Nama : Nurul Azkia, Farhan Qusoyyi, Amanda
Puteri, Azka Dity N.E, Raudatul Aisy
Fachrudin dan Austina Luthfiyanti
Hari / Tanggal : 15-22 November 2014
Lokasi wawancara : MAN 4 Jakarta
Ekstrakurikuler yang diikuti : TIK dan Fisika, PASKIBRA, KJS, PMR
dan Tari Saman
1. Apakah kamu aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
2. Menurut kamu, kegiatan apa yang banyak diminati siswa dan mengapa
kegiatan tersebut banyak diminati siswa?
3. Apa harapan kamu setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
4. Apa yang memotivasi kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler?
5. Apakah ekstrakurikuler yang kamu ikuti mempunyai pengaruh yang besar
untuk masa depan?
6. Apakah sarana dan prasarana yang tersedia untuk kegiatan ekstrakurikuler
sudah baik/ perlu diperbaiki?
7. Apakah pengelola dan pelatih ekstrakurikuler sudah memberikan layanan
dan pelatihan dengan baik dan profesional? Seperti apakah kriteria
pengelola dan pelatih yang diharapkan siswa?
8. Apa yang dapat kamu hasilkan setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
untuk kepentingan diri kamu sendiri dan masyarakat?
9. Bagaimana kamu menjalin kerjasama dalam mengikuti ekstrakurikuler
berkelompok?
10. Menurut kamu, apakah materi dan metode yang digunakan Madrasah dapat
mengembangkan kreativitas?
11. Mengapa selain kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler harus diikuti siswa?
12. Apakah kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat
siswa? Mengapa?
13. Prestasi apa saja yang telah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
kamu ikuti?
Jawaban:
1. Ya, siswa dari MAN 4 banyak yang berpartisipasi dan aktif dalam ekskul
mereka masing-masing dan saya sendiri juga aktif di ekskul paskibra.
(Farhan Qusoyyi)
2. Ekskul kita disini rata dan banyak peminatnya dari ekskul paskibra, saman,
futsal dan ekskul lainnya kaya sains-sains banyak peminatnya. Karena di
MAN 4 itu terkenal banyak ekskulnya dan kegiatan-kegiatannya aktif juga
di MAN 4 dan di luar juga. (Farhan Qusoyyi)
3. Harapan saya dari ekstrakurikuler yang saya ikuti saya dan teman-teman
bisa mempergunakan ilmu saya khususnya pada ekskul TIK saya bisa
membuat Web atau Blog, juga bisa bermanfaat jika saya sudah memasuki
dunia kerja. (Nurul Azkia)
4. Dari ayah aku sih pengennya aku bisa bahasa inggris jadinya aku disuruh
ikutan ekskul yang ada bahasa inggrisnya dan dari diri sendiri juga karena
dari SMP aku sudah ikut english club juga. (Amanda Puteri)
5. Ya, karena dengan kekreatifan kita dapat berpengaruh besar dan ilmu yang
kita miliki dan bisa di ajarkan untuk masyarakat. (Azka Dity N.E)
6. Belum, terkadang masih pindah-pindah dan waktu untuk latihan saman
masih dibatasi kecuali kalau misalnya ingin ikut lomba baru di usahakan
ruang dan waktu latihan yang memadai. (Austina Luthfiyanti)
7. Pelatihannya sudah baik kalau kehadiran terkadang masih suka berhalangan
karena gurunya mengajar di tempat lain juga. Kalau untuk ekstrakurikuler
fisika kalau pembimbingnya tidak hadir di gantikan oleh kaka kelas dan
kegiatan tetap berjalan. Mungkin dari segi medianya atau ruang kelas yang
lebih tertata dan lebih nyaman lagi. (Nurul Azkia)
8. Ya, sangat berpengaruh soalnya saya ingin menjadi dokter, saya juga udah
belajar banyak di PMR belajar cara tensi darah dan lain-lain. Kalau untuk
masyarakat kita dari PMR ada donor darah dan setiap ada event-event besar
kita ada acara pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat yang kurang
mampu. (Raudatul Aisy Fachrudin)
9. Kita bisa saling membantu dan berbagi ide atau info-info yang kita ketahui
agar bisa lebih kompak dan untuk support dengan memberikan semangat
karena ekskul yang sudah kita pilih adalah tanggung jawab kita. (Austina
Luthfiyanti)
10. Ya, karena dari masing-masing guru kan berbeda-beda cara mengajarnya
ada yang menggunakan metode ceramah, diskusi, presentasi dan lain-lain.
(Austina Luthfiyanti)
11. Ya, mungkin untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan karena kan kalau
belajar terus kita bisa cape dan bosan, jadi ekskul untuk hiburan dan
menghilangkan kejenuhan juga untuk mengembangkan bakat. (Austina
Luthfiyanti)
12. Ya, karena ekskul tempat mencari bakat yang cocok dengan kita. (Austina
Luthfiyanti)
13. Untuk prestasinya TIK pernah juara tingkat nasional saat lomba desain
poster dan pernah ikut dan juara olimpiade fisika kalau engga salah di UIN.
(Nurul Azkia)
Penghargaannya pernah memenangkan piala best of the best piala bergilir
dari gubernur Aceh, lalu juara 1 waktu di undang event dikmenti yang dari
seluruh kampus, juara di Al-Azhar BSD dan nanti kalau tidak ada halangan
tanggal 12-16 November tari saman di undang event di Singapura dan
Malaysia. (Austina Luthfiyanti)
Kalau prestasi kita lomba PBB/ Formasi Kibar Bendera menang juara
UMUM MAN se-DKI Jakarta diselenggarakan oleh PPIMA Purna
Paskibra DKI kemudian di sekolah luar di Sekolah IC/Insan Cendikia.
(Farhan Qusoyyi)
Banyak, pernah lomba story telling dan salah satunya pernah lomba di
UIN. (Amanda Puteri)
Tahun-tahun sebelumnya di FKUI menang lomba PP, tandu dan lain-lain.
(Raudatul Aisy Fachrudin)
JADWAL KEGIATAN LATIHAN EKSKUL
MAN 4 JAKARTA
TAHU N P ELAJARAN 2OL4 / ZOIS
PEMBINA/PELATIH WAKTU TEMPATNO EKSKUL HARI
07.30-o9.30 R.101L FMIKA & ROHIS SABTU H L]AEIN7 ABNII I AH. S Pdi
15.30-17.00 R.102? QIRAAT & SHALAWAT JUMAT NRS qF{OI AHUDIN
07.30-09.30 MUSHALLA3 KALIGRAFI & QIRA.ATUL KUTUB SABTU N,,lI I'I.{t IS AMANUDIN.S.AS
1s.00-16.00 R.LOS4 NAA.DY ARABI JUMAT trt\rnaH I IMAYANAH. S.As
09.30-11.30 R.C2055 PRAMUKA SABTU NRq AGI IS SALIM
09.30-11.30 R.UKS6 PMR SABTU NRA FRIDAWATI
09.30-11.30 LAPANGAN UPACARA-7 )ASKIBRA SABTU ROSMAWATI, 5. Ag
09.30-11.30 R.1028 KIR SABTU ^P,n
GHAFT lR s.odl
1s.30-17.00 R.1039 KJS dan TEATER JUMAT NENENG AMALIA, S.Pd
09.30-11.30 R.C2O4 / DEPAN KANTIN
R.10310 GEMPALA SABTU ABDULLAH, S.PdI
SABTU EVA ZAHRAWATI, S.Pd. -
09.30-11.307L ECC
07.30-09.30 LAPANGAN SEPAK BOLA17 SEPAK BOLA/FUTSAL SABTU DRS. A. KODIR
07.30-09.30 LAPANGAN BASKET13 BASKET SABTU HIIAI NAIMY. S.Pd
07.30-09.30 PARKIRAN MOTOR1_4 PENCAK SILAT & TAEKWCNDO SABTU NRq IFIFN TAINUDIN
07.30-09.30 MUSHALLA15 MARAWIS SABTU NRq SHOIAHUDIN
1s.00-17.00 R.C0316 PADUAN SUARA JUMAT Tr)N/IIV1Y SAFRIZAL
0e.30-11.30 TERAS DEPAN BKL7 iAMAN SABTU INDRIA SUKMAWATI,S.Pd
PSBB18 KOLSTRA SABTU NRq INA CHANDRAENI 09.30-11.30
c7.30-09.30 DEPAN BOARDING1_9 BADMINTON SABTU EDDY HARAPAN
20 NIHON SABTU MAULI 09.30-11.30 R.105
z7 BAND AKUSTIK SABTU EBRIN 09.30-11.30 PSBB
22 BIOLOGI JUMAT DRA. HJ. YULISNAENI 15.30-17.00 R.201
23 :ISIKA JUMAT DRA. SAHMIATI 15.30-17.00 R.202
24 KIMIA JUMAT NRA SRI MAYATI. M.KiM 1s.30-17.00 R.203
15.30-17.00 R.20425 MATEMATIKA JUMAT DRA. ELIDA SYARIFAH
26 AKUNTANSI & EKONOMI JUMAT RITA WIDIARTI. SE 15.30-17.00 R.205
15.30-1"7.00 R.20627 SAINS BUMI JUMAT FEMMY MARLIANA,S.Pd
2a TIK JUMAT FATHAN MUBIN, S,KOM 15.30-17.00 LAB. KOMPUTER
Jakarta, Juli 2014
l(epala Madrasah
Dra. Hj. lsnadiar Dekok, MM.
N r P 195411081981032003
Hasil Pengamatan
Prestasi yang Telah Diraih Oleh MAN 4 Jakarta
KEMENTEKIAN AGAMAKANTOR WILAYATI PKOVINSI DAEKAH KNUSUS IBI.IKOTA JAKARTAJL. D.t PANJAITAN NO. 1O TELEPON 8197479,8198296, 851?403,8563530 (HUNTING)
FAX.8512402 KODE POS 13340
Nomor t Kw.O9.4f 2/TL.OO/ (1 3zz /2O14Sifot : PentingLompPerihol , Rekomendosi
Jokorto, Z5- SePtember 2014
Kepodo Yth.Kepolo Modrosoh AliYoh Negeri 4
DiJokorto
Assolomu'oloikum Wr. Wb.
Menindokloniuti surot dori Kciiur Pendidikon Agomo lslom ulN syorif
Hidoyotuttoh, nornor', U".Oi /F.i /KlA.Al.S1ZOAa72014 .tartgEdl, l9 September 2O14
perihol lzin Penelition, otos nomo mohosiswo sebogoi beiikut :
NomoNIMJuruson
Tembuson Yth:1. Kepolo Konwil Kementerion Agomo2. Koiur Pendidikon Agomo lslom UIN
3. Ybs
' SOFI ROZIQOH
, 11100'l ]000060: Pendidikon Agomo lslom
Provinsi
skripsi yong beriudul "upoyo Modrosoh Dolom Mengembongkon Kreotiviios
Siswq" guno mendopdtkciii dOfO-doto yong diperlukon dolom rongko pembuoton Skripsi'
dengon ketentuon'1. Penelition tersebut tidok menggonggu.kegioton beloior mengoior;
). Memperhoiikon segolo perofurdfi dd; tdfd lertib yong berloku di Modrosoh Aliyoh
Negeri 4 Jokorto.
Demikion otos perhotionnyo diucopkon tefirno kosih'
Wossolom,
epoloo Bidong Pendidikon Modrosoh
A
ds*Y+Y
Syorif Hidoyotulloh
199102 1 00t
KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGER! (MAN} 4 JAKARTA
lnduk : Jl. Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12310 Tlp. O2t-769O283Fax.021-7697795website : www.man4ikt.kemenoq.qo.id E-mail : mo n4i kt@ keme na o.ao.id
Filial : Jl. M. Kahfi ll No. 64 Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, t2640Tlp./Fax.021.-7868970Website i www.mo-olozhor.com E-mail : humos@mo-olazhor.com
SURAT KETERANGANNomor: Ma.09. 1 .41TL.00 12245 12014
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta
dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini :
Nama
NIM
Program Studi
Jenjang Pendidikan
Sofi Roziqoh
1 1 1001 1000060
Pendidikan Agama Islam
( S1) Strata Satu
Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Qf$ Syahid,
telah melaksanakan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Penelitian
dilaksanakan pada tatggal : 9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi " Upaya
Madrasah dalam mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler ".
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakhrta" 16 Desember 2014Kepalari,.
lah, M.Pd8t994032001
No. Dok : MA-FR-15-03-02 Tgl. Terbit : 01-11-2010 No. Revisi:02 Hal: 1/1
KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ATIYAH NEGERI (MAN) 4 JAKARTA
tnduk : Jl. ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta selatan, 12310 Tlp. 021-7690283- Fa x. O2L-7697795
website : www. mo n4i kt.ke me h a q. o o.i d E-mail : m o n4 i kt @ ke m e n a o.o o.idFilial : Jl. M. Kahfi ll No. 6A Srengseng Sawah, jagakarsa, Jakarta Selatan, L264OTlp./Fax. 021-7868970
Website : WWW.lTld-Alazho r,cOm E-mail : humas@mo-olozhor.com
SURAT KBTERANGANNomor: Ma.09. 1 .41TL.0012245 l20l 4
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta
dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini :
Nama
NIM
Program Studi
Jenjang Pendidikan
Sofi Roziqoh
I I 1001 1000060
Pendidikan Agama Islam
( Sl) Strata Satu
Nama tersebut diatas adalah benar Mahasiswa Universitas Islam Negeri OfN) Syahid,
telah melaksanakan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal : 9 Oktober s.d. 28 November 2014, dengan judul skripsi " Upaya
Madrasah dalam mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler "'
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 16 Desember 2014Kepala,
"tt^lM.Pdr994032001
No. Dok : MA-FR-15-03-02 Tgl. Terbit : 01 -l I-20I0 No. Revisi :02 Hal: 1/l
LEMBAR UJI REFERBNSI
Nama : Sofi Roziqoh
NIM : 11 1001 1000060
Jurusan : Pendidikan Agama Islarn (PAI)
Judul : Upaya Madrasah dalam Mengernbangkan Kreativitas Siswa
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
NO REFERENSI HALAMAN PARAF
PEMBIMBING
I Amal Abdussalam Al-khalili,
Mengembangkan Kreativitas Anak.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
241,248
2. A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya
Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang
Dan Melakukan Penelitian l1nhatif.Jakarta: PT. Dunia Pustaka laya,2Oll.
102,103, 1 10-
111
3. Ainunafiq Dawa.n dan Ahmad Ta'arifin.
Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren. Jakarla: Listafariska Putra,
2004.
J /-J6
\.
4. Hasbi Indra, Pendidikart ll,{elcnt;cut
Globalisasi. Jakarla: RIDAMULIA.
2005.
210
;.
5. Maksum. fuIoclrasah; Sejarcth APerlientbangannya. Jakafta, PT LOGOS
53
-+-
WACANA ILMU, 1999.
6. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2007 .
6,327-332
7. Muhaimin, dkk. Pengembangan Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiknn
6fSO Pada Sekolah & Madrasah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
74.75,357-359
8. Mulyono. Manajemen Administrasi &
Organisasi Pendidikan Jogjakarla: Ar-
Ruzz Media,2070.
75,187-189,
283-284,285
9. Utanri Munandar, Kreativitas dan
Keberbakatan Strategi l4ewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat Jakarla: PT
Grarnedia Pustaka Utama, 1999.
--------.Pengalaman Hidup l0
Tokoh Kreativitas Indonesia
Mengembangkan Kreativitas. Jakarla:
Pustaka Populer Obor, 2001.
t45-147 ,135-
t37 , 57 -58
205-208
10. Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadr.
Metodologi Penelitian Jakarla: PT Bumi
Aksara.2004.
107
t1 Abuddin Nata. Kapita Selekta
Pendidilcan Islam. Jakarla: PT
RajaGrafindo Persada, 2012.
236
12. Yeni Rahn-rarvati & Euis Kumiatr 4,73-14,14-15,<___->
Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak UsiaTaman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana, 2010.
L I-J)
13. Rohiat. Manajemen Sekolah. Jakarta: pT
Refika Aditama, 2010.
115-116
---'-"'-'-
t4. Rusman. Manajemen Kurikulum.
Jakarta: Rajawali Press, 2009.
415-416,419,
307
15. Monty P. Satiadarma & Fidells E
Waruru. Mendidik Kecerdasan. Jakafia
Pustaka Populer Obor, 2003.
115-117
-^
16. Abdul Rachnran Shaleh, Madrasah dan
Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: pT
RajaGrafindo Persada, 2004.
67
65,134-139
Agama dan Keogamaan, Visi, Misi dan
Aksi. Jakarta: PT Gemawindu
Pancaperkasa, 2000.
i7. Slarneto. Belcjar dan Faktor-Faktor
yang Mentpengaruhinya. Jakarta: pT
Rineka Cipta, 2010.
137 ,145, 147 -
148 --) '
18. Sugiyono. Metode penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kttanlitatif
Kualitati,f, dan n & D. Bandung:
Alfabeta, 2010.
247-252
19. Arrdervi Suharlini, Sejarah pendidikan
Islam. Jakarla: Departemen Agama
It7
Republik Indonesia, 2009.
20. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006.
l4-15
------/'
21 Yudhi Munadi, Media Pembelcijaran,
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2010)
21 22
-r
22. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Remaja
Rosdakarya, 2008.
60
23. Joyce Wycoff, Metladi Super Kreatif
Melalui Metode Pemetaan-Pemikiran.
Bandung: Kaifa, 2003.
52
25. Sardiman, Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar., (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011)
89-91
26. Abdurralnnan An-Nahlawi, Pendidikan
islant di rumah, sekolah dan masyarakat,
Qakarta: Gema Insani Press, 1996)
187
"/
27. Eka Prihatin, Manajernen Peserta Didik,
(Bandung: Alfabeta, 20I 1)
159,164,181
28. Sobry Sutikno, Pendidikan Sekarang
dan Masa Depan. Mataram: NTP Press,
2006.
114-115
-)-
top related