upaya meningkatkan ketrampilan...
Post on 01-Feb-2018
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN
IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO
KABUPATEN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
MUHAIMINURROCHMAN
NIM. 073111250
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
ABSTRAK
Muhaiminurrochman (NIM: 073111250). “ Upaya Meningkatkan Ketrampilan
Pengamalan Ibadah Shalat Dengan strategi Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih
Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo”. Skripsi. Semarang: Program
Strata I jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.Tujuan yang
menjadi kajian peneliti, yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi
dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano
Kabupaten Purworejo. 2) Untuk mengetahui relevansi metode demonstrasi dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok
shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode
dokumentasi, metode observasi dan metode tes. Indikator kinerja penelitian berupa
tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan klasikal. Hasil penelitian
menunjukkan : 1) Yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode demontrasi
pada mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano
Kabupaten Purworejo, yaitu guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran dengan baik. Guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik.
Guru harus lebih dapat menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi. Guru harus mendemonstrasikan shalat secara pelan-pelan, guru
menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dan teman yang sudah bisa. Guru harus sering berkeliling
mendekati peserta didik dan mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama
kegiatan demonstrasi berlangsung. Guru mengisi Lembar Observasi Siswa, 2)
Perolehan nilai peserta didik pada masing-masing siklus di atas menunjukkan adanya
peningkatan prestasi belajar yang signifikan di tiap-tiap siklusnya, Peserta didik yang
v
semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan
secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah
diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik
yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata
hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak
yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang
vi
MOTTO
):(
"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk danagama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan
cukuplah Allah sebagai saksi." (Al Fath : 28)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali -art, 2004), hlm. 51
vii
PERSEMBAHAN
Terimakasih penulis ucapkan dengan kerendahan hati, kupersembahkan
karya tulis ini untuk orang yang berarti dalam hidupku:
v Ayah (Djanatun) dan Ibu (Napsiyah) tercinta, terima kasih atas do’a restu
serta pengorbanannya demi study anak terkasihmu.
v Istriku tercinta yang selalu menjadi spirit dalam hidupku.
v Kepala MTs Negeri Loano (Maksum, S.Pd ) yang selalu memberi semangat
v Seluruh guru dan karyawan MTs Negeri Loano yang selalu member motivasi
v Seluruh Pengurus Ta’mir Kampus III IAIN Walisongo Semarang tercinta
yang senantiasa mendo’akanku, dan memberikan tempat bernaung, dan
memberikan fasilitas selama kuliah
v Ketua Takmir Kampus III ( Sutriyono S.HI, Anggit, Anas,Ari Afandi, Amoh,
Hanafi, Ihsan, terima kasih atas dukungannya.
v Teman dekatku ( Taufiq Irfandi ) yang selalu memberi semangat dan
menemani dalam pembuatan skripsi
v Much Yusuf, yang selalu memboncengku dalam perjalanan kuliah ke kampus
II
v Mokh. Kharisun, SHI,terima kasih atas motifasi dalam penulisan skripsi
v Anakku tersayang Muhammad Wafa Mubarok dan Muhammad Malkan
Shidqi yang selalu jadi dambaan semoga menjadi anak yang soleh , berguna
bagi agama, nusa bangsa dan berbakti kepada kedua orang tua.
v Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu,
terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi
ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
dan selaku pembimbing, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan
pelayanan dengan baik, selama masa penelitian.
2. Maksum, S.Pd selaku Kepala MTs Negeri Loano, yang telah bersedia memberi
pengarahan.
3. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga budi
baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan
kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Abstraks .............................................................................................. ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan Pembimbing ................................................................................... iv
Halaman Motto .................................................................................................. v
Halaman Persembahan ....................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................... vi
Deklarasi………………………………………………………………………… vii
Daftar Isi ............................................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
Bab II : LANDASAN TEORI ............................................................................ 9
A. Pengamalan Ibadah ............................................................................ 9
1. Pengertian Pengamalan Ibadah ....................................................... 9
2. Hakikat Ibadah ............................................................................... 9
3. Materi Shalat .................................................................................. 10
B. Metode Demonstrasi .......................................................................... 18
1. Pengertian Metode Demonstrasi ..................................................... 18
2. Tujuan Metode Demonstrasi........................................................... 19
3. Aspek-aspek dalam Metode Demonstrasi ....................................... 20
4. Langkah-langkah Demonstrasi ....................................................... 20
x
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ............................. 22
C. Hasil Belajar ...................................................................................... 23
1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 23
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 24
3. Aspek-aspek Hasil Belajar.............................................................. 26
D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih................ 28
E. Kajian Pustaka yang Relevan ............................................................. 32
F. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 33
BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................... 34
A. Tujuan Penelitian ............................................................................... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 34
1. Waktu Penelitian ............................................................................ 34
2. Tempat Penelitian .......................................................................... 34
C. Obyek Penelitian ................................................................................ 34
D. Metode Penelitian .............................................................................. 34
E. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 39
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40
G. Indikator Kinerja ............................................................................... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 42
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................... 42
1. Persiapan Penelitian ....................................................................... 42
2. Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus ............................................ 42
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ................................................. 44
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ................................................ 53
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................... 60
1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus ......................................... 60
2. Analisis Penelitian Tindakan Siklus I............................................. 62
3. Analisis Penelitian Tindakan Siklus II ............................................ 65
BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 66
xi
A. Kesimpulan ....................................................................................... 66
B. Saran-saran ........................................................................................ 68
C. Penutup .............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta didik Kelas VII
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I
Lampiran 3 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Siklus II
Lampiran 5 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus II
Lampiran 6 : Surat Penunjukan Pembimbingan Skripsi
Lampiran 7 : Surat Mohon Riset
Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 9 : Foto Kegiatan Penelitian
xii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 25 Maret 2011
Deklarator,
Muhaiminurrochman
NIM. 073111250
1
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus
dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam,
yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri dari empat mata
pelajaran yaitu : Al- Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah
Kebudayaan Islam. Masing–masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya
saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Syari’ah Fiqih merupakan sistem
norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama
manusia dengan makhluk lainnya (muamalah)
Pendidikan shalat kewajiban bagi mukallaf, artinya baru wajib
melaksanakan shalat sudah akil balig, akil artinya berakal, yaitu akalnya
berkembang sedemikian rupa sehingga sudah adanya kewajiban shalat.
Sedangkan balig artinya sampai pertumbuhan dan perkembangan tertentu
yaitu telah keluarnya mani bagi anak laki-laki dan menstruasi bagi anak
perempuan, untuk mempersiapkan mereka agar mereka dapat melaksanakan
shalat dengan baik maka nabi Muhammad SAW menyuruh anak-anak
berumur 7 tahun mulai dilatih dan dibiasakan shalat. Dan pada umur 10 tahun
hendaklah mendisiplinkan shalat secara lebih ketat, bahkan diperintahkan
dipukul jika dengan sengaja meninggalkannya.
2
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan
untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan
kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode
dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode
bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran
sehingga apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah
mungkin. Dengan demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan
bahwa ada materi yang berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik,
yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda.
Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan
ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum.
Madrasah Negeri Loano Kabupaten Purworejo menampakkan unsur–unsur
agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang
lebih mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta
didik berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu
yang baik. MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo peserta didiknya berasal
dari daerah pegunungan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di MTs Negeri
Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan tata
cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian pembelajaran
yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi peserta
didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa adanya
suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam
pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti
dan mengontrol anaknya.
Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat,
disamping itu model pembelajaran yang dilaksankan proses pembelajaran di
Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek.
Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
3
internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran1
Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik
dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda–beda. Oleh karena itu
mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup
maka diperlukan seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang
guru harus mampu menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan
metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar
mengajar. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk
mencapai tujuan pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu
pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi
itu sendiri. Dengan menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh
siswa, meskipun materinya kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup
menarik, karena penyampaianya kurang menarik maka materi itu kurang
dapat diterima oleh siswa.
Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan
untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan
kesuksesan operasional pembelajaran.2
Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan
melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN
KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN
STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH
KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN 2010- 2011.”
1Ismail SM, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM,( Semarang: Ra SAILMedia Group.2008) hlm, 9.
2 Ibid, hlm.18
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang
timbul antara lain :
1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar.
2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan
ibadah shalat.
3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya
mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan.
Dengan melihat fenomena inilah yang menarik penulis untuk
mengadakan penelitian sehingga dapat mengetahui akurasi pengamalan
ibadah shalat.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang
benar terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai
istilah pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut :
1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud.3
2. Meningkatkan
Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf)
mempertinggi, memperhebat mendapat awalan “me” dan akhiran “an”
yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.4
3. Pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar amal , yang mempunyai arti
perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama
Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses
(perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses
3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984 ), Hlm. 1132
4. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3,2006). hlm, 1280-1281
5
(perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).5 Dari pengertian pengamalan
tersebut penulis menerangkan tentang perbuatan, gerakan dan bacaan
dalam pelaksanaan ibadah shalat.
4. Ibadah shalat
a. Ibadah
Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan
bentuk dan tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai
dengan petunjuk Allah dan penjelasan yang diberikan oleh nabi
Muhammad SAW.6 Ahli lughat mengartikannya taat, menurut,
mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga tunduk yang
setinggi-tinginya, dan doa. 7
b. Shalat
Menurut bahasa, shalat artinya bedo’a sedang menurut istilah
syara’ ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan,
dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut-
syarat dan rukun yang telah ditentukan8.
Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib.
Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah
baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah
shalat yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan
perintah dan petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-Nya .
5. Fiqih
Kata Fikih secara arti kata berarti :’’ paham yang mendalam.9
Tetapi fiqih yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu mata
pelajaran yang terdapat di kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo.
Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
5Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 256Amir Syarifuddin, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Mrdia, 2003), hlm., 13.7 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, (
Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm,1.8 Moh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I (Semarang : CV Wicaksana,1998) hlm., 181.9Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : PRENADA MEDIA, 2003), hlm., 4
6
membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-
pokok hukum Islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan
hubungan manusia dengan Allah SWT.10
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
fiqih dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa
yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih.
6. Strategi Demonstrasi
Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan
tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam
prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.
Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian
bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat.11
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.12
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.13.
Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses
demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas
VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kepada peserta didiknya.
Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan
kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII
10Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang StandarKopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.hlm,51.
11 http://www.scribd.com/doc/30424476/Pengertian-Metode-Demonstrasi12 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2009 ), hlm, 83.13Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail
Media Grup, 2008 ), hlm. 20
7
MTs Negeri Loano materi Shalat dengan menggunakan metode
demonstrasi.
7. Siswa Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo
MTs. Negeri Loano Kabupaten Purworejo adalah Madrasah
Tsanawiyah Negeri” yang mempunyai dua lokasi , Lokasi Banyuasin
Kembaran dan lokasi desa Kebongunung Jl. Magelang KM 9 Loano,
akan tetapi peneliti memilih lokasi Banyuasin Kembaran Kecamatan
Loano, Kabupaten Purworejo.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat
dirumuskan menjadi fokus kajian dalam skripsi yaitu :
”Apakah penerapan strategi demonstrasi dapat meningkatkan akurasi
ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran fiqih kelas
VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo” ?
E. MANFAAT PENELITIAN
Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini
diharapkan juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis.
1. Secara teoritis
Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul
yang sejenis.
2. Secara praktis
a. Bagi Madrasah Tsanawiyah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah,
guru, maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya
mata pelajaran fiqih.
b. Bagi Orang Tua Siswa
8
Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih
kepada anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang
positif untuk meningkatkan pengamalan ibadah shalat.
c. Bagi siswa
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam
terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar
fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi
pengamalan ibadah shalat.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengamalan ibadah
1. Pengertian pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar “amal”, yang mempunyai arti
perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama
Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses
(perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses
(perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).1
Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang
dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan
masih butuh objek kegiatan.Sedangkan pengertian ibadah menurut
Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala taat yang dikerjakan untuk
mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat. 2
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengamalan
ibadah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri sehingga akan mendatangkan pahala dan hasil
belajar mata pelajaran fikqih sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Loano Kabupaten
Purworejo.
2. Hakekat ibadah
Hakekat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena perasaan
cinta akan Tuhan yang Ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran
beritikad bahwa alam ada kekuasaan, yang akal tidak dapat mengetahui
hakikatnya. Boleh juga dikatakan memperhambakan jiwa dan
1 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 252 Hasby Ash Shiddiqy, Kuliah Ibadah, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000, cet. ke-1,
hlm. 5.
10
mempertundukannya kepada kekuasaan yang ghaib tak dapat diliputi ilmu
dan tak dapat diketahui hakikatnya.3
Ibadah menurut para sufi menekankan pada upaya kelanggengan
hubungan komunikatif dengan Allah. Mereka menyembah kepada Allah
karena keyakinnan bahwa Dia memang seharusnya disembah, 4
Ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam
sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqih dan fiqih Islam. Karena
seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga perlu
diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri
anak, agar kelas mereka menjadi insan–insan yang bertakwa. Pranata-
pranata ibadah di dalam Islam termasuk shalat, karena shalat merupakan
tiang dari segala amal ibadah.5
3. Materi Shalat
a. Pengertian shalat
Menurut bahasa, shalat artinya berdoa, sedang menurut syara’
ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai
dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syarat-
syarat dan rukun yang telah ditentukan.6.
Dalil yang mewajibkan shalat
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa: 103 yang
berbunyi:
Artinya : ”Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukanwaktu- waktunya atas orang-orang yang beriman.7
3 Ibid., hlm. .9.4Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunah Wal Jama’ah Dalam Persepsi Dan Tradisi NU,
(Jakarta : Lantabora Press, 2005), hlm, 157.5Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Ra SAIL
Media Group, 2009), hlm,41.6Muh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998), hlm.,181
7 Al-Qur’an dan Terjemah, Sabiq,( Pati : 2010).
11
b. Shalat Fardhu dan waktunya
Shalat fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu
yang ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu
dalam waktunya masing-masing,
1) Zhuhur
Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit.
Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah
samapanjangnya dengan itu.
2) Ashar
Wakunya mulai dari habisnya waktu dhuhur, sampai terbenamnya
matahari.
3) Magrib.
Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq
(awan senja ) merah.
4) Isya’
Waktunya dari terbenamnya syafaq ( awan senja ), hingga terbit
fajar.
5) Subuh
Waktunya dari terbinya fajar shidiq, hinga terbit matahari.8
c. Bacaan-bacaan dalam shalat
Ibadah shalat itu terdiri dari gerakan dan bacaan. Shalat tidak
sempurna dan sah apabila gerakan atau bacaannya saja yang
dilakukan. Di bawah adalah bacaan yang harus dibaca ketika shalat.
1) Niat shalat
8 Muh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang : 2008), hlm,62.
12
Niat shalat dibaca dalam hati dan boleh diucapkan dengan
lisan perlahan dan dibaca bersamaan dengan takbiratul ikhram.
Bacaan niat harus sesuai dengan shalat yang dikerjakan. Berikut ini
contoh bacaan niat shalat wajib lima waktu:
a) Shalat subuh
Artinya: ”Saya shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat padawaktunya karena Allah ta’ala”.
b) Shalat dhuhur
Artinya: ”Saya shalat dhuhur empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.
c) Shalat ashar
Artinya: ”Saya shalat ashar empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.
d) Shalat maghrib
Artinya: ”Saya shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.
e) Shalat isya’
Artinya: ”Saya shalat isya empat rakaat menghadap kiblatpada waktunya karena Allah ta’ala”.
2) Bacaan takbiratul ihram
Bacaan takbiratul ihram adalah Allahu Akbar
3) Bacaan doa iftitah
.
.
13
. .
Artinya: “Allah maha besar lagi sempurna kebesaran-Nya dansegala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah, danMaha Suci Allah sepanjang pagi dan sore, kuhadapkandiriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,dalam keadaan cenderung kepada agama yang benarsebagai muslim, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnyashalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untukAllah, Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya.Demikian itulah yang diputuskan kepadaku, dan akuadalah orang yang pertama-tama menyerahkan dirikepada Allah”..
4) Membaca surah Al Fatihah
Surah Al Fatihah dibaca setelah doa iftitah. Bacaan surah Al
Fatihah yaitu sebagai berikut:
Artinya: ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang .Segala puji bagi Allah, Tuhansemesta alam.Maha Pengasih lagi MahaPenyayang.Yang menguasai hari pembalasan.Hanyakepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepadaEngkaulah kami mohon pertolongan.Tunjukkanlah kamijalan yang lurus.Yaitu jalan orang-orang yang telahEngkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan)mereka yang sesat”.
5) Membaca ayat atau surah Al Qur’an
Sesudah membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat
atau surah Al Qur’an yang sudah dihafal, misalnya surah Al Ikhlas,
Al Falaq, An nasr, atau surah Al Qur’an yang lain.
6) Bacaan ruku’
Pada waktu ruku’ yang dibaca adalah sebagai berikut:
14
Artinya: “Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengansegala puji-Nya”.
7) Bacaan i’tidal
Pada waktu I’tidal atau bangkit dari ruku’ doa yang dibaca
adalah:
Artinya: “Allah mendengar bagi siapa yang memuji-Nya”.
Sesudah berdiri tegak lurus dilanjutkan dengan bacaan:
Artinya: “Ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji sepenuh langitdan sepenuh bumi dengan sepenuh apa yang Engkaukehendaki sesudah itu”.
8) Bacaan sujud
Pada waktu sujud disunnahkan membaca tasbih seperti berikut:
Artinya: “Maha suci Tuhanku yang Maha tinggi dan dengansegala puji-Nya”.
9) Duduk antara dua sujud
Pada waktu duduk antara dua sujud disunnahkan membaca doa
sebagai berikut:
Artinya: ”Ya Tuhanku ampunilah dosaku, berilah aku rahmat,sempurnakanlah ibadahku, tingkatkanlah derajatku,berilah aku rezeki, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku,dan maafkanlah aku”
10) Membaca tasyahud awal
. .
15
. ..
Artinya: ”Segala pengagungan yang berkah dan kebaikan yangbaik itu adalah bagi Allah. Keselamatan semoga selaludilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmatdan berkah Allah. Semoga keselamatan dilimpahkankepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Akubersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan akubersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah,limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad”.
11) Tasyahud akhir
Bacaan tasyahud akhir ini terdiri dari bacaan tasyahud awal
ditambah dengan salawat Nabi Muhammad saw. dan salawat Nabi
Ibrahim a.s.
.Artinya: ”Ya Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada Muhammad
dan keluaganya sebagaimana Engkau limpahkanrahmat-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Ya Allahlimpahkanlah berkah-Mu kepada Muhammad dankeluarganya sebagaimana Engkau limpahkan berkah-Mukepada Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam.Sesungguhnya Engkau dzat yang senantiasa dipuji dandiagungkan.”.
12) Bacaan salam
Bacaan salam disertai menengok ke kanan dan ke kiri sampai
terlihat pipinya dari belakang. Bacaan salam adalah sebagai
berikut:
Artinya: ”Keselamatan dan rahmat Allah atas kamu.”9
9 Ibid, hlm.37-47
16
d. Gerakan dalam shalat
1) Berdiri tegak sempurna dan menghadap kiblat
Setiap muslim yang mampu berdiri wajib melakukannya bagi
yang tidak mampu, misalnya karena sakit, atau sudah tua, boleh
melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri
pandangan mata diarahkan ke tempat sujud.
2) Berniat dan Takbiratulihram
Setelah shalat dimulai, terlebih dahulu kita berniat. Niat shalat
boleh dibaca dalam hati, boleh juga dilafalkan. Pada saat itulah di
dalam hati harus berniat (menyengaja) untuk melakukan shalat
karena Allah.Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan
bahu da telapak tangan terbuka sambil mengucapkan Allahu Akbar.
3) Berdiri sempurna tangan bersedekap
Setelah mengucapkan takbir, kedua tangan bersedekap. Kedua
telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar. Telapak tangan
kanan berada di atas punggung telapak kiri.
4) Ruku’
Gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan
(sebagaimana takbirotulihram sambil membaca Allahu Akbar)
Kemudian membungkukan badan. Pada saat itu posisi
punggung dan kepala rata. Kedua tangan memegang lutut dan
ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil memaca
do’a rukuk.
5) I’tidal
Gerakan i’tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah ruku’.
Pada saat i’tidal kedua tangan diangkat seperti ketika takbiratul
ihram, saat mengangkat kedua tangan membaca sami’allaahuliman
hamidah, kedua tangan diturunkan kembali dan diletakkan di
samping badan. Pada saat tangan di samping badan membaca
lanjutan bacaan i’tidal.
17
6) Sujud
Gerakan sujud adalah menempatkan wajah ke tempat sujud
sambil membaca takbir. Pada saat sujud. Posisi dahi, hidung, kedua
telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki diletakkan
ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke
kiblat sambil membaca doa sujud.
7) Duduk diantara dua sujud
Gerakan duduk antara dua sujud (duduk iftirosy) adalah duduk
dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan
berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan ujung jari
kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua
lutut sambil membaca doa duduk diantara dua sujud.
8) Duduk tasyahud awal
Duduk tasyahud awal juga disebut duduk iftirasy. Posisi duduk
iftirasy sama seperti duduk di antara dua sujud, saat iftirasy
telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali
untuk shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat
kedua langsung duduk tasyahud akhir.
9) Duduk tasyahud akhir
Duduk tasyahud akhir disebut juga duduk tawaruk. Tawaruk
dilakukan dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri
dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak
dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan
disunnahkan menunjuk ke arah kiblat.
10) Salam
Setelah semua gerakan dan bacaan shalat di atas, ditutup
dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh tetap dalam
18
keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan
(hukumnya wajib) lalu menoleh ke kiri (hukumnya sunah) 10
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan
pemeragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.11
Demonstration is a strategy to use when you are teaching any kind of step
by step procedure as possible you encourage student to be mentally a
cert” ( Demonstrasi adalah strategi yang digunakan ketika mengajar
berbagai jenis melangkah langkah demi langkah sebisa mungkin
mendorong siswa berani secara mental ) 12
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif,
sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan
mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.13
Pada intinya metode bertujuan untuk mengantarkan sebuah
pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan cepat dan tepat
sesaui dengan yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang
umum dalam memfungsikan ,metode yaitu prinsip menyenangkan,
menggembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi
pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.14
Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau
10T Ibrahim- H. Darsono, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta : PTTiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005), hlm. 67-71.
11Ismail, SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Ra SAILMedia Group.2008 ), hlm. 18.
12 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies to teach any subject, (Massachusetts: allynand Bacon, 1996), hlm.150.
13R Ibrahim Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), hlm,106.
14Ismail SM, op. cit.,hlm. 18.
19
orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas
tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan
tertentu. Contohnya proses mengerjakan shalat.
2. Tujuan Metode Demonstrasi
Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu memperlihatkan,
memperagakan dan mempraktekkan, maka tujuan demonstrasi yaitu anak
diarahkan dan dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara
terpadu sebagai hasil dari pengamatan.
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan
(meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. 15
Metode demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan
pengalaman belajar agar anak dapat menguasai pelajaran lebih baik.
Metode demonstrasi anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting
untuk proses pengamatan, maka kemungkinan melakukan kesalahan
sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh
guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan
penjelasan lisan.
Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak antara lain:
a. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/
dilaksanakan/ diperagakan.
b. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan.
c. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan
cermat.
d. Membantu mengembangkan untuk melakukan segala pekerjaan secara
teliti dan cermat.
e. Membantu mengembangkan kemampuan menirukan dan pengenalan
secara tepat.16
15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT RemajaRosdakarya, 2008 ), hlm, 208.
16 Ibid, hlm, 210.
20
Metode demonstrasi mempunyai pengaruh terhadap proses belajar
peserta didik dan bertujuan sebagai berikut:
a. Memberikan latihan keterampilan tertentu pada peserta didik.
b. Memudahkan penjelasan dan peserta didik terampil melakukannya.
c. Membantu peserta didik dalam memahami suatu proses secara cermat
dan teliti.17
3. Aspek-Aspek dalam Metode Demonstrasi
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh peserta didik.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti oleh aktivitas
peserta didik.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal yang bersifat praktis.
e. Beri pengertian dan landasan teori yang akan didemonstrasikan.
f. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.18
4. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh
agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah:
a. Perencanaan
Hal yang dilakukan adalah:
1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode
demonstrasi berakhir.
2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan.
3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
17 Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,2004), hlm, 108.
18 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002),hlm, 47.
21
4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya
introspeksi diri apakah:
a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh
peserta didik.
b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang
baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat.
c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.
b. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik.
3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
4) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya
mengikuti demonstrasi dengan baik.
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
c. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan
peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang
diharapkan.19
19Ibid., hlm. 121-136
22
5. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Metode Demonstrasi
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Perhatian siswa akan berpuat sepenuhnya pada anak yang
didemonstrasikan.
2) Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan
yang kuat dan ketrampilan dalam berbuat.
3) Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab
4) Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu
kesimpulan, karena meraka mengamati secara langsung jalannya
demonstrasi.20
b. Kekurangan metode demonstrasi
1) Perkembangan mengajar berpusat pada suatu minat atau suatu
kegiatan, yang membutuhkan waktu yang lama untuk
mendemonstrasikan mengajar.
2) Ketidak mampuan beperapa supervisor untuk mengadakan
demonstrasi mengajar.
3) Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membatu
supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar.21
4) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan
alat-alat modern.
5) Demonstrasi tak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa
yang memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangmampuan fisik
tertentu. 22
c. Manfaat Metode Demonstrasi
1) Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut kegiatan
pemeragaan.
2) Menghemat waktu belajar.
20M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers,2002 ), hlm, 46.
21Piet A. Sahertian, Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000), hlm. 116
22 Ibid, hlm, 210.
23
3) Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen
4) Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas
materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.
5) Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa.
6) Memberikan pemahaman yang lebih jelas.23
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Prinsip kebulatan , dengan prinsip evaluator
dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi
cecara menyeluruh terhadap peserta didik, baik segi pemahamannya
terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif),
maupun dari segi penghayayan (aspek afektif) dan pengamalanya (aspek
psikomor..24
Hasil belajar merupakan penguasaan ketrampilan dan pengetahuan
yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan
tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan
sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.
Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai
(dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata
pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula.
Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar.
Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan
yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan
proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus
menyelenggarakan evaluasi.
23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT RosdaKarya, 2008 ), hlm, 209.
24Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Grafindo Persada, 2001), hlm,48.
24
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga menentukan kualitas hasil belajar peserta didik.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor
eksternal ini meliputi:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu.
Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif bagi kegiatan belajar seseorang.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang mempengaruhi proses belajar adalah:
a) kecerdasan/ intelegensi peserta didik
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang
mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
25
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek,
orang, peristiwa, dan sebagainya.
e) Bakat
Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.25
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
peserta didik. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di
sekolah.
b) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik
akan mempengaruhi belajarnya.
c) Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak
bagi aktivitas belajar peserta didik.
2) Lingkungan non sosial
a) Lingkungan alamiah
Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan
25Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),hlm. 19-25
26
membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, proses belajar
peserta didik akan terhambat.
b) Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam, yaitu:
(1) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.
(2) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, panduan silabi dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran.
Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia perkembangan
peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik.26
3. Aspek-aspek Hasil Belajar
Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku.
Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan,
pembentukan sikap dan keterampilan.
Sessungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk ) aktivitas (
yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).
a. Aspek kognitif
Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut
Bloom terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut:
1) Pengetahuan yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan
menjelaskan.
2) Pengertian yaitu meliputi menerjemahkan, menafsirkan,
meramalkan dan memperhitungkan.
3) Penerapan yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan.
26 Ibid., hlm. 26-28
27
4) Analisis, yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara
kerjanya suatu proses.
5) Sintesis, yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi
satu.
6) Evaluasi . yaitu mampu menjawab pertanyaan guru.
b. Aspek afektif
Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/
emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.
Dalam aspek afektif sebagai berikut:
1) Penerimaan yaitu memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan.
2) Merespon (menerima), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan
menjawab pertanyaan.
3) Menghargai, yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai yang
diperoleh.
4) Pengorganisasian, yaitu dengan memilah-milah nilai yang
diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.
5) Mewatak (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter
seseorang.
c. Aspek psikomotorik
Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang
menunjukkan gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.
E.J. Simpson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu:
1) Mengindera, yaitu mendengarkan, melihat, meraba, mencecap,
membau dan bereaksi.
2) Kesiagaan diri, yaitu konsentrasi mental, berposes badan,
mengembangkan perasaan (sikap positif untuk melakukan sesuatu).
3) Bertindak secara terpimpin), yaitu dapat menirukan, mencoba yang
dicontohkan.
4) Bertindak secara mekanik, yaitu dapat menguasai garakan-gerakan
tertentu.
28
5) Bertindak secara komplek, yaitu sudah sampai pada taraf mahir,
gerakannya sudah disertai berbagai improvisasi.27
Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak
bisa dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan.
Penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas
keberhasilan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu
perubahan yang khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga
kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada
peserta didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan.
Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan
proses pembelajaran, dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metode-
metode tertentu, cara inilah yang sering disebut metode pembelajaran.
Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif
dan efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik
dengan baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta
didik dapat mudah menerima materi pelajaran.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat
efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran
dan membantu peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran.
27Mustaqim, Psikologi Pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2007), hlm, 40-48.
29
Pelaksanaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fikih, dalam
pokok bahasan shalat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut:
1. Perencanaan/ persiapan
Perencanaan meliputi:
a. Penentuan tujuan demonstrasi
Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan
terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan bacaannya
dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan shalat serta
terbiasa melaksanakannya.
b. Penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi
Setelah penentuan tujuan demonstrasi sudah jelas, langkah
selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi.
Misalnya gerakan dan bacaan shalat.
1) Gerakan shalat
Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes :
berdiri, tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i’tidal, sujud, duduk
antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan
salam.
2) Bacaan shalat
Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu
bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, i’tidal, sujud, duduk
antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan
salam
3) Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat
Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan
bacaannya.
c. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih dahulu
mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam
30
demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk
demonstrasi.
2. Pelaksanaan demonstrasi
Selama pelaksanaan demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:
a. Mengusahakan agar demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh semua
peserta didik di dalam kelas
b. Menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, sehingga terdapat tanya
jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba, sehingga
merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.
d. Membuat penilaian dari kegiatan peserta didik dalam demonstrasi
tersebut.
3. Tindak lanjut demonstrasi
Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas
kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk
praktek.
Secara garis besar, persiapan guru untuk menggunakan metode
demonstrasi sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada
metode demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta
didik, tetapi oleh satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai
pengamat. Setelah proses pelaksanaan metode demonstrasi dalam
pembelajaran fikih selesai, kemudian guru mengadakan evaluasi.
Yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan.untuk
mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan
yang telah diberikan.28
Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat
untuk melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:
28R. Ibrahim Nana Syaudih. S, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002),hlm,131.
31
a. Teknik penilaian melalui tes
Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari
mempelajari bidang itu.29 Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk
mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan proses belajar.
Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan
pada tiap akhir siklus.
Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:
1) Tes Seleksi, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran
dalam rangka penerimaan calon siswa baru.
2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan
proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta
didik.
3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir
suatu jenjang pendidikan.
4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu
mata pelajaran tertentu.
5) Tes akhir, yaitu untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh
peserta didik. 30
b. Teknik penilaian melalui observasi
Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang
diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.31
Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta
didik dalam melakukan proses pembelajaran.
29Mustaqim, op.cit, hlm. 233.30 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2001), hlm, 70.31Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2007 ) ,hlm, 231.
32
Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:
1). Observasi langsung, Pengamat dilakukan terhadap/gejala atau
proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh pengamat.
2). Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilaksanakan
dengan menggunakan bantuan alat tertentu.
3). Observasi partisipasi, peneliti ikut melibatkan didik dalam
kehidupan responden yang sedang diteliti.32
Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Untuk mengukur keberhasilan peserta dididik peserta didik yang
pandai dan yang lebih pandai.
2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran.
3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik
setelah mengalami didikan dan ajaran.
4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta
didik.
5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan,
metode dan berbagai penyesuaian di dalam kelas.33
E. Kajian Pustaka yang Relevan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai
acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah:
Pertama, Skripsi M. Syihabudin berjudul ”Pengaruh motivasi belajar
pendidikan Agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa MTs Ma’arif
Dawung Tegalrejo Magelang. Sekripsi ini berisi tentang bagaimana pengaruh
motivasi belajar pendidikan agama Islam, Bagaimana tingkat pengamalan
ibadah siswa. Pada judul skripsi tersebut fokusnya terletak pada seberapa
pengaruh adanya motifasi terhadap pengamalan ibadah siswa.
32Ibid, hlm. 232.33Anas Sudijono,op.cit., hlm,34-38
33
Kedua buku, R. Ibrohim Nana Syaodih. S, ”Perencanaan Pengajaran”,
Reneka Cipta, Jakarta, 2003.. Buku tesebut peneliti jadikan pedoman
bagaimana metode mengajar untuk mengajarkan sesuatu bahkan pengajaran
yang memerlukan pemeragaan dapat menambah wawasan peneliti.
Ketiga buku, Piet A Sahertian, ”Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi
Pendidikan”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tehnik
demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan
mempunyai tujuan tertentu, memberikan kepada guru–guru untuk melihat
metode-metode mengajar yang baru atau berbeda
Keempat buku,Moeslichatoen ”Metode Pengajaran di Taman Kanak-
Kanak”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tujuan demonstrasi
mengajar yang baik harus direncanakan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian
dengan menggunakan metode demonstrasi.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti.
Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan.
Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya34.
Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi
dalam pembelajaran mata pelaran fikih kelas VII materi pokok shalat, hasil
belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Metode demonstrasi sendiri bertujuan
untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru, karena guru menjelaskan disertai dengan praktek.
Dengan metode ini peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara
langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat
memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran
maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
34Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses
belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh
berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik
sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
Dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan akurasi
pengamalan ibadah shalat pada siswa kelas VII MTsN Loano Kabupaten
Purworejo.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 30 hari terhitung mulai izin penelitian
secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo
Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data
mulai tanggal 17 November 2010 sampai dengan 17 Desember 2010.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri
Loano Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri atas
20 orang siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik
35
dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1
1. Metode penelitian tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi
4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Refleksi
pada siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk pelaksanaan siklus
selanjutnya, sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya. Adapun alur dari
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:2
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral
dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan
pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi.
1Mahfud Junaedi, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ( Classroom ActionResearch) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang2010), hlm. 7
2ibid, hlm. 16
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS IIRefleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
?
36
2. Kolaborator
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan Drs. Mustamir
selaku guru mata pelajaran PAI yang ada di MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
fikih kelas VII dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi
shalat.
3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator hasil belajar adalah:
1) Peserta didik dapat menampilkan bacaan shalat.
2) Peserta didik dapat menampilkan gerakan shalat.
3) Peserta didik dapat menyerasikan antara bacaan dengan gerakan shalat
dengan benar.
4. Jadwal pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo:
No. Rencana KegiatanWaktu (minggu) ke-
1 2 3 4
1. Observasi Awal X
2. Menyusun konsep
pelaksanaan
X
3. Menyepakati jadwal dan
tugas
X
4. Menyusun Instrumen X
5. Diskusi konsep pelaksanaan X
6. Pelaksanaan pra siklus X
7. Pelaksanaan Siklus I X X
8. Pelaksanaan Siklus II X X
9. Menyusun konsep laporan X
10. Pembuatan laporan X
37
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan
tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario
pembelajaran. Tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan
1) Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah
dan menganalisis akar penyebab masalah dengan melakukan
pengamatan proses pembelajaran di kelas.
2) Peneliti bersama guru pendidikan agama Islam berkolaborasi untuk
menentukan dan menetapkan tindakan apa yang akan digunakan
untuk mengatasi masalah.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Membuat Lembar Observasi Siswa (LOS)
5) Penyusunan instrumen.
Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam
pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan
adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri. Langkah-langkah
penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Menentukan materi shalat
b) Menyusun soal psikomotorik tes perbuatan yang telah
ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pra siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih
menggunakan metode lama.
2) Siklus I
Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya
terdiri dari :
a) Perencanaan
38
Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru
- Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti
- Merencanakan model atau metode apa yang akan
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
- Membuat RPP
- Membuat LOS (lembar observasi siswa)
b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
dan LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
d) Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah dilakukan.
- Peneliti bersama guru PAI membahas hasil evaluasi yang
telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan
digunakan pada siklus II.
3) Siklus II
a) Perencanaan
- Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama
guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan
pada siklus ini.
b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan
LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat
berlangsungnya pembelajaran
d) Refleksi
39
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
- Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya
memuaskan maka penelitian dapat dihentikan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data antara lain:
1. Metode Observasi
Metode observasi yaitu mengamat-amati, jadi observasi adalah
mencari dan mengumpulkan data-data fakta mengenai gejala tertentu
secara langsung dengan menggunakan alat-alat pengamatan indera, dan
mencatat fakta-fakta itu menurut teknik tertentu, di sepanjang waktu
tertentu.3
Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang
dilakukan pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat
dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo Berupa proses pembelajaran atau tindakan yang dilakukan guru
pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan
metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo.
2. Metode Tes
Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4
Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar
siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, dengan
diadakan tes pada tiap akhir siklus.
3S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Semarang: Reneka Cipta, 1996), hlm. 158.4Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm , 28.
40
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Data-
data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan
menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode
demonstrasi pada materi shalat di kelas VII MTs Negeri LoanoKabupaten
Purworejo.
Semua data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif
prosentase. Dimana hasil penelitian dianalisis dua kali, yaitu analisis
ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal.
1. Ketuntasan belajar secara individu
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara
individual adalah sebagai berikut:
Skor yang dicapaiNilai = X 100
Skor maksimal
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Nilai post test diperoleh dari nilai tes yang diadakan pada tiap akhir
siklus, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara
klasikal adalah sebagai berikut:
%1001 xnn
P∑∑=
Keterangan:
P = nilai ketuntasan belajar
∑ 1n = jumlah siswa tuntas belajar secara individual
∑n = jumlah total siswa
41
G. Indikator Kinerja
Hasil belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik
mampu memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 70 %.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Persiapan Penelitian
Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum
pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Peneliti meminta izin pra riset kepada Kepala Madrasah sebagai izin
awal untuk mengadakan penelitian di MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo.
b. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru mata pelajaran fikih pada tanggal, 17 November
2010
c. Peneliti meminta persetujuan izin riset dan menyerahkan proposal kepada
Kepala Madrasah selanjutnya bertemu dengan guru mata pelajaran fikih.
d. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subjek
penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik kelas VII MTs
Negeri Loano tahun ajaran 2010/ 2011.
e. Peneliti melakukan tersebut diatas setelah peneliti mendapatkan surat izin
riset atas Nama Muhaiminurrochman NIM: 073111250 yang diterbitkan
dari Kementerian Agama Institut Agma Islam Negeri Walisongo
Fakultas Tarbiyah pada tanggal, 1 Nopember 2010 dengan Nomor :
In.06.3/DI/TL.00/3949/2010.
2. Penelitian Tindakan Kelas Pra siklus
Langkah pertama dalam kegiatan penelitian tindakan ini adalah pra
siklus, pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode
yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang
digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih
menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi
shalat fardhu kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh sedangkan
43
aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat
dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelaskan materi
shalat fardhu maka dilanjutkan dengan memberikan contoh sedangkan
peserta didik menulis di buku tulis mereka masing-masing.
Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa
daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal peserta
didik diambil dari nilai pre-test berupa nilai terakhir peserta didik materi
pokok shalat sebelum menggunakan metode demonstrasi. Nilai awal berupa
aspek psikomotorik tes perbuatan pengamalan ibadah shalat peserta didik.
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel .1
Nilai Pre-tes
Aspek Psikomotorik Tes Perbuatan
Pengamalan Ibadah Shalat Peserta Didik
No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 502 Ahmad Fahrurozi 603 Akhmad Wafi 654 Amat Ihsan 555 Anik Siswanti 506 Aprilia Astuti 407 Ari Saputra 758 Dani Setiawan 559 Data 60
10 Eko Rosyid Wardoyo 6511 Fakhul Arifin 7512 Finda Arifatul Janah 8013 Habibaturrohmah 7514 Lailatul Muyasaroh 7515 Lia Nikmatul Ulya 6016 Lilik Chanifah 7017 Mita Indrianawati 7018 Muhamad Ahsin 6019 Muhamad Faizul Muna 6020 Muhamad Iqbal Amri S 3021 Muhlisin 7022 Muhsinudin 5523 Musafingan 50
44
24 Nafisatul Ma’firoh 7025 Neneng Lisdiyanti 6026 Ngatimah 7527 Nuriya Kusniana 6528 Nurul Latifah 4529 Ria Apriliani 4030 Rita Lestari 7031 Saniyatul Isroriyah 3532 Siti Fatimah 6533 Siti Karimah 7034 Tsalis Anisatul 6535 Windarto 7036 Zaenal Arifin 7537 Zainatul Milah 65
Nilai rata-rata 61,4Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik
berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta
didik hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas
belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran masih menggunakan metode lama. Peserta didik
kurang aktif karena metode yang di gunakan selalu monoton, apa lagi dalam
materi pokok shalat, gerakan shalat tidak bisa dimengerti peserta didik
apabila hanya dengan penjelasan lisan saja tanpa disertai praktek. Atas dasar
di atas peneliti bersama guru menyusun rencana untuk perbaikan hasil
belajar peserta didik dengan mengubah metode pembelajarannya, guru
menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Fikih materi pokok
shalat.
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 1 Desember 2010
peneliti didampingi Mustamir, S.Pd.I sebagai Kolaborator. Penelitian yang
telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
45
a. Perencanaan
Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan hal-
hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan
permasalahan yang terjadi kelas VII yakni tentang hasil belajar peserta
didik yang masih dibawah ketuntasan minimum yaitu 7,0. Selain itu yang
menjadi ganjalan guru saat pembelajaran fikih berlangsung siswa kurang
memperhatikan materi yang telah diajarkan oleh beliau, karena pada tahun
pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan semua peserta didik baik peserta
didik yang berprestasi maupun yang kurang berprestasi dijadikan satu
kelas. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya dimana peserta didik
yang berprestasi dipisah dengan peserta didik yang kurang berprestasi
dalam kelas yang lain. Sehingga penyampaian metode harus bisa
menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang beragam tersebut. Saat
pelajaran. Permasalahan lain seperti peserta didik tidak lagi
memperhatikan pelajaran malah gaduh sendiri sehingga mengganggu
konsentrasi peserta didik lain, fenomena yang terjadi pada MTs Negeri
Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan
ketrampilan ibadah shalat Dari sinilah peneliti mencoba menawarkan
suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dengan menggunakan
metode demonstrasi. Guru menyetujui tawaran dari peneliti tersebut
karena memang Madrasah tersebut belum pernah tersentuh oleh model
pembelajaran PAIKEM sehingga sangat antusias ketika ditawarkan
metode pembelajaran aktif tersebut. Peneliti dan kolaborator merancang
skenario pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi,
membuat lembar observasi Setelah peneliti mengidentifikasi masalah,
maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu
berupa penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi. Selanjutnya peneliti bersama guru menyusun perangkat
pembelajaran yang berupa RPP, LOS dan soal-soal tes aspek psikomotorik
tes perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu pada mata pelajaran fikih
kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
46
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk kelas VII MTs Negeri
Loano Kabupaten Purworejo dilaksanakan langsung oleh peneliti
didampingi oleh Kolaborator, Drs. Mustamir selaku guru mata pelajaran
fikih kelas VII pada tahun 2009/2010 pada hari Rabu tanggal, 1
Desember 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit.
Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai,
keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai dan peseta didik juga
belum pada hadir karena letak atau jarak MTs Negeri Loano dengan
rumah peserta didik yang sangat jauh dan terletak di pegunungan
sehingga peserta didik berjalan kaki karena belum adanya transportasi,
pelajaran dimulai pada jam pertama dan masih nunggu anak yang belum
datang karena terlambat karena setelah ditanya anak tersebut bilang,
keterlambatan saya karena saya tidak dikasih uang saku oleh ayah.
Pelajaran dimulai pertama kali dengan berdoa dipimpin oleh
peneliti sebagai pelaksana penerapan pembelajaran dilanjutkan dengan
perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali
dilakukan. Setelah proses perkenalan dan mengabsen sebagai perkenalan
terhadap peserta didik selesai, maka pelajaran dimulai menuliskan di
papan tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian
yakni “shalat fardhu” serta menerangkan secara singkat (10 menit)
indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus pertama ini yaitu
pengertian shalat fardhu, bacaan-bacaan dan gerakan. Saat diterangkan
peserta didik dalam keadaan gaduh, ramai dan kondisi peserta didik yang
baru tahap adaptasi penyesuaian dengan teman-temanya karena baru
masuk dibangku kelas lanjutan tingkat pertama dan memang tidak bisa
dipungkiri bawaan dari asal mereka sekolah, khususnya peserta didik
yang duduk di deretan belakang selalu ramai saat diterangkan, setidaknya
hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode ceramah jika dilakukan
terus menerus.
47
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode
demonstrasi, peneliti melakukan kegiatan kegiatan tentang bacaan dan
gerakan dalam shalat.
Selama demonstrasi berlangsung ada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang
sudah disusun dalam RPP. Guru menyampaikan penjelasan tentang
materi pokok shalat dan proses demonstrasi saat demonstrasi
berlangsung. Guru mendemonstrasikan bacaan shalat dengan benar di
depan kelas, kemudian guru meminta peserta didik untuk
memperhatikan. Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk
mendemonstrasikan bacaan shalat. Guru membimbing peserta didik yang
belum dapat mendemonstrasikan dengan baik.
Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan
guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada
pembelajaran. Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam
pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap
aktivitas peserta didik menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah
disiapkan terlebih dahulu. Guru memberikan tes perbuatan kepada
peserta didik di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan materi
pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas. Guru melafalkan bacaan
shalat dengan fasih kemudian peserta didik mempraktekkan secara
bergantian.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan
metode ini kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa
peserta didik yang masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran.
Peserta didik kurang tertarik pada pembelajaran Fikih, karena peserta
didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi.
Demonstrasi pada siklus I belum menunjukkan proses
demonstrasi, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya.hal ini
disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan penerapan
metode demonstrasi ini. Tetapi ada pertanyaan muncul dari Aprilia Astuti
48
lagi saat pertanyaan dibuka pertanyaan tersebut adalah “Bagaimana jika
orang shalat tetapi tidak membaca surat Al-Fatikhah diganti dengan
surat yang lain ?”. Pertanyaan yang cukup berbobot untuk anak seusia
tingkat MTs sudah bertanya seperti itu.
Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil demonstrasi yang
telah dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang telah demonstrasikan. Dilanjutkan dengan
memberikan tes psikomotorik perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu
peserta didik mendemonstrasikan maju di depan kelas satu persatu
berdasarkan nomor absen masing-masing.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta
didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan
psikomotorik pengamalan ibadah shalat fardlu dan aktifitas belajar
peserta didik dan kegiatan guru.
Aspek-aspek psikomotorik yang diamati terhadap kegiatan
peserta didik adalah:
1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan materi.
2) Peneliti mengamati peserta didik memecahkan masalah yang
dihadapi.
3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil
demonstrasi.
5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil
yang dicapai selama pembelajaran.
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti terhadap
ketrampilan peserta didik pada siklus pertama, adalah sebagai berikut:
1) Penelitian siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal, 1
Desember 2010 tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) belum dibagikan
49
kepada peserta didik sehingga pembelajaran mengalami kesulitan
karena peserta didik belum memiliki pedoman tentang materi
2) Peserta didik belum mampu melafalkan bacaan shalat dan
gerakannya dengan metode demonstrasi dikarenakan belum terbiasa,
dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran demonstrasi belum terlaksana sebagaimana
mestinya.
3) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
4) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
5) Peserta didik yang duduk dibelakang masih banyak yang berbicara
sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya saat guru
menyampaikan materi.
Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari nilai tes
psikomotorik peserta didik pada akhir siklus dengan sebanyak 20 butir
soal. Nilai akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Tabel. 2
Aspek Psikomotorik Pengamalan Ibadah Shalat fardlu Peserta Didik
Dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 552 Ahmad Fahrurozi 653 Akhmad Wafi 704 Amat Ihsan 605 Anik Siswanti 606 Aprilia Astuti 557 Ari Saputra 808 Dani Setiawan 609 Data 7510 Eko Rosyid Wardoyo 7011 Fakhul Arifin 7012 Finda Arifatul Janah 80
50
13 Habibaturrohmah 7514 Lailatul Muyasaroh 8015 Lia Nikmatul Ulya 7016 Lilik Chanifah 6517 Mita Indrianawati 6018 Muhamad Ahsin 8019 Muhamad Faizul Muna 8020 Muhamad Iqbal Amri S 6021 Muhlisin 9022 Muhsinudin 6523 Musafingan 6524 Nafisatul Ma’firoh 7525 Neneng Lisdiyanti 8526 Ngatimah 7027 Nuriya Kusniana 7528 Nurul Latifah 6029 Ria Apriliani 5030 Rita Lestari 7531 Saniyatul Isroriyah 5532 Siti Fatimah 8533 Siti Karimah 7534 Tsalis Anisatul 7035 Windarto 7536 Zaenal Arifin 7537 Zainatul Milah 70
Nilai rata-rata 69,4Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%
. Dari data di atas ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai
70, ada 7 orang yang mendapat nilai 70 dan 16 orang mendapat nilai
di atas 70. Dari data hasil belajar peserta didik tersebut menunjukkan
bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar dan 23 peserta
didik yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena peserta didik
kurang optimal dalam melaksanakan demonstrasi, hal ini terlihat dari
beberapa peserta didik yang masih belum bisa melafalkan bacaan dan
gerakan shalat dengan benar dan masih ada beberapa peserta didik
yang mengobrol sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.
51
Bentuk psikomotorik tes perbuatan dalam metode demonstrasi
materi pokok shalat yang dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:
Tabel.3
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir
Pada Tahap Prasiklus dan siklus I
No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)
1 Prasiklus 61,4 37,8 %
2 Siklus I 69,4 62,2 %
d.Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, bahwa masih
banyak peserta didik yang masih kurang aktif, masih banyak yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, tidak mau bertanya saat mengalami
kesulitan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa menggunakan
metode demonstrasi dan masih terpengaruh dengan metode yang lama.
Pada siklus I guru menggunakan metode demonstrasi. Guru menjelaskan
di depan kelas, guru mempraktekkan bacaan shalat dengan fasih, peserta
didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian siswa
diminta oleh guru untuk mendemonstrasikan bacaan shalat dengan baik
dan benar. Guru membimbing peserta didik yang belum bisa
mendemonstrasikan dengan baik.
Karena masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka
berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini
terlihat pada data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang
menunjukkan bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal belum tercapai, peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai
62,2%. Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai
52
70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas
belajar.
Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi
Siswa pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan
mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama
terhadap permasalahan yang ditemukan dikelas dengan melakukan
tindakan selanjutnya.
Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi
peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Peneliti berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi
lebih menyenangkan dan menunjuk peserta didik yang sudah benar dalam
keakurasin pengamalan ketrampilan ibadah shalat untuk memberikan
motivasi pada peserta didik yang belum berani mendemonstrasikan shalat
dengan baik dan benar, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan
oleh pihak MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.
Berdasarkan analisis data pada siklus I, upaya yang harus dilakukan
adalah merencanakan dan melaksanakan kembali upaya perbaikan dengan
menyusun kembali sekenario pembelajaran pada siklus II yang berupa
RPP, LOS, dan soal tes perbuatan siklus II.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses belajar mengajar pada kegiatan pembelajaran Fikih
materi pokok shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri
Loano Kabupaten Purworejo. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai
rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya perbaikan terhadap
proses pembelajaran peserta didik pada siklus I. Untuk menentukan
indikator keberhasilan secara indifidu mendapatka nilai 70 dan ketuntasan
secara klasikan 70 % maka peneliti melakukan siklus yang II agar
mencapai taraf keberhasilan yang telah peneliti tentukan.
53
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada siklus I, masih banyak peserta didik yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang masih mengobrol sendiri
dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak mau bertanya saat
peserta didik belum paham dan sebagian dari mereka belum merasa
tertarik dengan proses pembelajaran. Dalam siklus ini ada 14 peserta
didik yang belum mencapai nilai 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16
anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar.
Karena masalah tersebut peneliti beserta guru menyusun kembali
upaya perbaikan pada siklus II. Peneliti menyusun kembali RPP, kisi-kisi
soal, LOS dan soal tes siklus II.
Guru mengupayakan agar proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, guru memberikan variasi-variasi kecil agar peserta didik tidak
jenuh. Dan mengusahakan agar peserta didik yang kurang aktif menjadi
lebih aktif.
b. Pelaksanaan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan
penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal
yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Desember 2010 dengan alokasi
waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
metode demonstrasi.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas,
peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan
kolaborator yang masuk bersama peneliti duduk pada bangku belakang
dengan membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar
pengamatan. Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan
penelitian pada siklus pertama yakni dimulai menuliskan di papan tulis
54
pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni
“gerakan-gerakan shalat fardhu” serta menerangkan secara singkat (10
menit) indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus kedua ini
yaitu menyebutkan syarat wajib shalat, menjelaskan keakurasian shalat.
Kondisi peserta didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang,
karena letak gedung kelas VII berada di lantai 2 .
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap psikomotor guru dan peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan belajar
peserta didik dan kegiatan guru.
Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus
II adalah:
1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan shalat.
2) Peneliti mengamati peserta didik memperhatikan demonstrasi.
3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi.
5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil
yang dicapai selama pembelajaran.
Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran
adalah:
1) Proses demonstrasi berjalan dengan lancar, hal ini karena peserta didik
dalam bentuk kelompok.
2) Antusias peserta didik dalam keakurasian shalat sudah mulai nampak.
3) Sudah ada peningkatan pada siklus II yaitu semua soal yang diberikan
oleh guru dikerjakan tuntas oleh peserat didik dan sudah banyak yang
benar walaupun ada beberapa jawaban dari peserta didik yang kurang
tepat (masih terdapat kesalahan) tetapi pada dasarnya mereka bisa
memperhatikan penjelasan dari guru maka dari itu peserta didik lebih
bisa menjawab tes yang diberikan guru
55
Bentuk psikomorik dalam metode demonstrasi materi shalat yang
dilakukan oleh siswa dapat peneliti gambarkan sebagai berikut dengan
bentuk penilaian terlampir :
Tabel .4
Aspek Psikomotorik Peserta Didik
dalam Proses Pembelajaran Siklus II
No Nama Siswa Nilai1 Ahmad Fahim 652 Ahmad Fahrurozi 703 Akhmad Wafi 804 Amat Ihsan 755 Anik Siswanti 656 Aprilia Astuti 707 Ari Saputra 858 Dani Setiawan 809 Data 9010 Eko Rosyid Wardoyo 9511 Fakhul Arifin 8012 Finda Arifatul Janah 10013 Habibaturrohmah 9514 Lailatul Muyasaroh 8515 Lia Nikmatul Ulya 7016 Lilik Chanifah 7517 Mita Indrianawati 7518 Muhamad Ahsin 8519 Muhamad Faizul Muna 8520 Muhamad Iqbal Amri S 7521 Muhlisin 10022 Muhsinudin 7523 Musafingan 7024 Nafisatul Ma’firoh 9525 Neneng Lisdiyanti 9026 Ngatimah 9527 Nuriya Kusniana 8028 Nurul Latifah 7029 Ria Apriliani 6030 Rita Lestari 8031 Saniyatul Isroriyah 6532 Siti Fatimah 90
56
33 Siti Karimah 8034 Tsalis Anisatul 7535 Windarto 8036 Zaenal Arifin 9037 Zainatul Milah 85
Nilai rata-rata 77,9Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah
tuntas belajar ada 33 anak dan 4 anak tidak tuntas belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah
tercapai. Ada 5 peserta didik yang mendapat nilai 70, 28 peserta didik
mendapat nilai di atas 70 dan hanya 4 peserta didik yang belum
mencapai nilai 70,di dapat bahwa rata-rata hasil belajar siklus II yaitu,
77,9 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 89,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran Fikih materi pokok shalat dengan
menggunakan metode demonstrasi telah berhasil dan ini sudah di atas
indikator yang ditetapkan sebesar 70 %, sehingga tidak perlu
melakukan siklus tahap berikutnya.
\ Tabel.5
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir
Pada Tahap siklus I dan siklus II
No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)
1 Siklus I 69,8 62,2 %
2 Siklus II 77,9 89,2 %
57
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar
peserta didik adalah 89,2%. Pada siklus II menunjukkan terjadi
peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan
suasana pembelajaran menjadi menarik sehingga peserta didik sudah mulai
tertarik dengan proses pembelajaran. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru sehingga peserta didik merasa lebih mudah dalam
memahami pelajaran, karena guru mempraktekkan didepan kelas dan
peserta didik memperhatikan. Setelah semua peserta didik dianggap
paham, guru meminta peserta didik mendemonstrasikan gerakan shalat di
depan kelas dengan baik dan benar. Ada 5 peserta didik yang mendapat
nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan ada 4 peserta didik
belum mencapai nilai 70.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru mengalami
peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara klasikal
sebanyak 62,2%. Siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal
89,2%. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar, dan
setelah diadakan perbaikan pada siklus II ada 4 peserta didik yang tidak
tuntas belajar.
B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus
Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik sebelum menggunakan metode demonstrasi. Tahap ini
menggunakan nilai hasil belajar peserta sebelum menggunakan metode
demonstrasi dan sesudah menggunakan metode demosntrasi pada tahun
2010/2011.
58
Tabel .6Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : Muhaiminurrochman Kelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0 Materi : shalat fardhu
No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 50 TT2 Ahmad Fahrurozi 60 TT3 Akhmad Wafi 65 TT4 Amat Ihsan 55 TT5 Anik Siswanti 50 TT6 Aprilia Astuti 40 TT7 Ari Saputra 75 T8 Dani Setiawan 55 TT9 Data 60 TT10 Eko Rosyid Wardoyo 65 TT11 Fakhul Arifin 75 T12 Finda Arifatul Janah 80 T13 Habibaturrohmah 75 T14 Lailatul Muyasaroh 75 T15 Lia Nikmatul Ulya 60 TT16 Lilik Chanifah 70 T17 Mita Indrianawati 70 T18 Muhamad Ahsin 60 TT19 Muhamad Faizul Muna 60 T20 Muhamad Iqbal Amri S 30 TT21 Muhlisin 70 T22 Muhsinudin 55 TT23 Musafingan 50 TT24 Nafisatul Ma’firoh 70 T25 Neneng Lisdiyanti 60 TT26 Ngatimah 75 T27 Nuriya Kusniana 65 TT28 Nurul Latifah 45 TT29 Ria Apriliani 40 TT30 Rita Lestari 70 T31 Saniyatul Isroriyah 35 TT32 Siti Fatimah 65 TT33 Siti Karimah 70 T34 Tsalis Anisatul 65 TT35 Windarto 70 T36 Zaenal Arifin 75 T
59
37 Zainatul Milah 65 TTNilai rata-rata 61,4
Prosentase ketuntasan klasikal 37,8%
Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas
70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• ∑ = 2275)(xdidikpesertaseluruhnilai
• 14)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 37)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =N
Ftb x100%
=37
2275 = 3714
x 100%
= 61,4 = 37,8 %
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik
berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik
hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas
belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran masih menggunakan metode lama.
Peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang terjadi sehingga
menyebabkan nilai hasil belajar peserta didik rendah antara lain:
a. Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang sedang
diajarkan, sehingga peserta didik bosan dan kurang semangat dalam
menerima pelajaran.
b. Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga peserta didik jenuh
dengan proses pembelajaran.
c. Belum terciptanya pembelajaran PAIKEM
d. Kondisi siswa yang berasal dari pegunungan yang jauh dari majlis ta’lim.
e. Perhatian orang tua yang kurang dalam mengontrol dan memotifasi anak
untk belajar, karena kondisi orang tua yang sibuk mencari kebutuhan
60
rumah tangga yang kesehariannya hanya bercocok tanam, pekerja
bangunan yang kadang-kadang pulang sore atau tidak pulang.
f. Jarak MTs Negeri Loano yang jauh dari tempat siswa tinggal dan siswa
sudah capek karena untuk ke MTs Negeri Loano mereka jalan kaki kurang
lebih 4-5 km, tiap harinya.
Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, pembelajaran
fikih harus dikemas semenarik mungkin, memberikan inovasi baru dalam
proses pembelajaran agar memberikan kesan menyenangkan dan menambah
keaktifan peserta didik di kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu
perlu adanya metode baru yang bisa mengajak peserta didik untuk aktif di
kelas yakni dengan metode pembelajaran demonstrasi.
2. Analisis Penelitian Tindakan siklus I
Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik melakukan kegiatan-
kegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP dan LOS. Kegiatan yang
dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa yang harus
dilakukan pada saat mendemonstrasikan shalat. Peserta didik diminta untuk
mengamati secara cermat dan teliti pada saat guru mendemonstrasikan di
depan kelas. Guru membimbing peserta didik pada saat proses demonstrasi
berlangsung. Di akhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk
menarik kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir
siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.
Tabel .7Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : MuhaiminurrochmanKelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0Materi : shalat fardhu
No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 55 TT2 Ahmad Fahrurozi 65 TT3 Akhmad Wafi 70 T
61
4 Amat Ihsan 60 TT5 Anik Siswanti 60 TT6 Aprilia Astuti 55 TT7 Ari Saputra 80 T8 Dani Setiawan 60 TT9 Data 75 T
10 Eko Rosyid Wardoyo 70 T11 Fakhul Arifin 70 T12 Finda Arifatul Janah 80 T13 Habibaturrohmah 75 T14 Lailatul Muyasaroh 80 T15 Lia Nikmatul Ulya 70 T16 Lilik Chanifah 65 TT17 Mita Indrianawati 60 TT
18 Muhamad Ahsin 80 T19 Muhamad Faizul Muna 80 T20 Muhamad Iqbal Amri S 60 TT21 Muhlisin 90 T22 Muhsinudin 65 TT23 Musafingan 65 TT24 Nafisatul Ma’firoh 75 T25 Neneng Lisdiyanti 85 T26 Ngatimah 70 T27 Nuriya Kusniana 75 T28 Nurul Latifah 60 TT29 Ria Apriliani 50 TT30 Rita Lestari 75 T31 Saniyatul Isroriyah 55 TT32 Siti Fatimah 85 T33 Siti Karimah 75 T34 Tsalis Anisatul 70 T35 Windarto 75 T36 Zaenal Arifin 75 T37 Zainatul Milah 70 TNilai rata-rata 69,4Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%
Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas
70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• 2585)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai
62
• 23)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 37)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =N
Ftb x100%
=37
2585 = 3723
x 100%
= 69,4 = 62,2 %
Berdasarkan table tersebut pelaksanaan siklus I, diperoleh data bahwa
masih banyak peserta didik yang kurang berhasil, banyak yang tidak
memperhatikan guru. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus
I dengan ketuntasan 62,2% dan rata-rata hasil belajar, 69,4 belum dapat
mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada siklus I ada 14
peserta didik yang belum tuntas belajar, hal ini diakibatkan karena:
a. Banyak peserta didik yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat
mengalami kesulitan
b. Banyak peserta didik yang kurang sepenuhnya memperhatikan
demonstrasi guru
c. Banyak peserta didik yang belum terbiasa mendemonstrasikan shalat
dengan benar
Untuk itu guru bersama peneliti menyusun kembali upaya perbaikan
pada siklus II.
3. Analisis Penelitian Tindakan siklus II
Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP dan LOS.
Guru memperbaiki cara mengajarnya supaya peserta didik termotifasi
untuk memperhatikan, bertanya dan serius dalam mendemonstrasikan
gerakan shalat. Guru memacu peserta didik untuk memperhatikan dan
mengamati dengan lebih seksama lalu mendemonstrasikan hasil
pengamatannya dengan benar. Guru memberi sanksi bagi peserta didik
yang tidak memperhatikan guru. Guru membimbing peserta didik saat
demonstrasi berlangsung. Guru mengajari peserta didik yang kesulitan
dalam mendemonstrasikan gerakan shalat.
63
Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Guru menjelaskan secara terperinci gerakan dan bacaan dalam shalat
b. Memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam
proses pembelajaran
c. Peserta didik diminta untuk lebih serius dalam mendemonstrasikan
gerakan dan bacaan shalat.
Diakhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk menarik
kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir siklus
untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.
Tabel 8Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : MuhaiminurrochmanKelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0Materi : shalat fardhu
No Nama Siswa Nilai Ketercapaian1 Ahmad Fahim 65 TT2 Ahmad Fahrurozi 70 T3 Akhmad Wafi 80 T4 Amat Ihsan 75 T5 Anik Siswanti 65 TT6 Aprilia Astuti 70 T7 Ari Saputra 85 T8 Dani Setiawan 80 T9 Data 90 T10 Eko Rosyid Wardoyo 95 T11 Fakhul Arifin 80 T12 Finda Arifatul Janah 100 T13 Habibaturrohmah 95 T14 Lailatul Muyasaroh 85 T15 Lia Nikmatul Ulya 70 T16 Lilik Chanifah 75 T17 Mita Indrianawati 75 T18 Muhamad Ahsin 85 T
64
19 Muhamad Faizul Muna 85 T20 Muhamad Iqbal Amri S 75 T21 Muhlisin 100 T22 Muhsinudin 75 T23 Musafingan 70 T24 Nafisatul Ma’firoh 95 T25 Neneng Lisdiyanti 90 T26 Ngatimah 95 T27 Nuriya Kusniana 80 T28 Nurul Latifah 70 T29 Ria Apriliani 60 TT30 Rita Lestari 80 T31 Saniyatul Isroriyah 65 TT32 Siti Fatimah 90 T33 Siti Karimah 80 T34 Tsalis Anisatul 75 T35 Windarto 80 T36 Zaenal Arifin 90 T37 Zainatul Milah 85 T
Nilai rata-rata 77,9Prosentase ketuntasan klasikal 89,2%
Keterangan:Kriteria hasil belajar :< 70 = tidak tuntas
70 = tuntasBerdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:• 2885)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai
• 33)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 37)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) =N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =N
Ftb x100%
=37
2885 = 3733
x 100%
= 77,9 = 89,2%
Berdasarkan table hasil belajar pelaksanaan siklus II, diperoleh data
bahwa Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang
tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%.
65
Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II,
hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai
89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9,
berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus
dihentikan, maka dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran
metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs
Negeri Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011
pada materi pokok shalat fardhu.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya maka tentang skripsi
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah Shalat
Dengan Strategi Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas VII MTs
Negeri Loano Kabupaten Purworej “, dapat disimpulkan bahwa:
Penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan
pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri
Loano Kabupaten Purworejo, yaitu guru menyiapkan bahan pelajaran
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Guru menyiapkan RPP dan
skenario pembelajaran. Guru mendemonstrasikan gerakan shalat dengan jelas
di depan kelas, guru meminta peserta didik untuk memperhatikan. Setelah
selesai guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan di hadapan teman-
temannya. Guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan
demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang berdemonstrasi.
Selama awal proses demonstrasi guru mengalami kesulitan, karena peserta
didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi, peserta didik masih
terbiasa dengan metode lama, peserta didik belum aktif saat proses
pembelajaran berlangsung, mereka masih malu saat diminta
mendemonstrasikan di depan kelas. Namun selelah diadakannya siklus II,
peserta didik mulai terbiasa menggunakan metode demonstrasi, mereka
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, peserta didik dapat
mendemonstrasikan dengan baik dan benar. Guru membimbing dan
memantau proses demonstrasi, guru membuka tanya jawab bagi peserta didik
ynag belum paham. Guru sering berkeliling mendekati peserta didik,
mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi
berlangsung dan mengisi Lembar Observasi Siswa. Metode demonstrasi
efektif karena dengan metode demonstrasi peserta didik mengamati saat
67
proses berlangsung, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil,
apabila ia sering menirukan apa yang didemonstrasikan oleh guru.
Setelah observasi selesai dilakukan, peneliti bersama kolaborator dalam
penelitian tindakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo
kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi tersebut.
Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap
prasiklus, siklus I sampai siklus II. Terjadi peningkatan penguasaan materi
shalat fardhu peserta didik dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.
Peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus penelitian. Hasil tes
akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta didik dari tahap
siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas
belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata
hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar
menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33
peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9, berarti bahwa
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus dihentikan, maka
dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs Negeri
Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada
materi pokok shalat fardhu. Setelah peneliti mengetahui bahwa dengan
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan keakurasian shalat
sudah baik dan benar peneliti bermusyawarah kepada Kepala , Waka
kurikulum, Keiswaan, dan waka humas, maka MTs Negeri Loano Kabupaten
Purworejo akan mempratekkan semua bidang keagamaan terutama mata
pelajaran fiqih, karena mata pelajaran fiqih disamping ilmu yang diajarkan di
MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo akan bermanfaan bagi diri siswa
untuk bekal hidup bercampur dengan masyarakat, sehingga MTs Negeri
Loano akan tampak berbeda dengan sekolah-sekolah yang sederajat. Dengan
68
demikian MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo sudah sesuai dengan VISI
dan MISI MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo yang berbunyi :
VISI : Unggul dalam prestasi dan berakhlaqul karimah
MISI : 1.Memberikan pendidikan dan pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh
2.Meningkatkan profesionalisme guru, guna tercapainya
pendidikan yang berkwalitas.
3.Menjadikan Madrasah sebagai harapan masyarakat.
B. Saran-saran
Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran
dengan maksud proses pembelajaran Fikih dengan metode demonstrasi yang
diterapkan dapat mengikatkan kualitas pendidikan.
1. Kepada guru
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya
menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi
yang berupa proses atau bahan ajar yang berupa kemampuan psikomotorik
sehingga peserta didik akan lebih tinggi tingkat pemahamannya.
2. Kepala Madrasah dan Komite
a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya
lebih dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang
keberhasilan metode yang digunakan.
b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada
lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat
keagamaan. Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah
pengetahuan agamanya.
69
3. Kepada Siswa
Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan
hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha
membiasakan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kepada Orang Tua
Sebagai Orang tua yang peduli terhadap perkembangan moral anaknya
harus mendukung program belajar yang di desain sekolah dengan
membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih baik serta
memantau dan mengawasi kegiatan anak di rumah terutama dalam
mengamalkan nilai-nilai ibadah.
C. Penutup
Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesainya skripsi ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan
yang ada pada diri penulis, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan dalam
skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran demi lebih
sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah mem bantu dalam penulisan skripsi ini, dengan
harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi
pahala dunia dan akhirat.
Dengan teriring doa dan harapan semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 )
Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2010)
Darsono, T Ibrahim, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta :
PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)
Hasan, Muhammad Tholhah, Ahlussunah Wal Jama’ah Dalam Persepsi Dan Tradisi
NU, (Jakarta : Lantabora Press, 2005)
http://www.scribd.com/doc/30424476/Pengertian-Metode-Demonstrasi
Junaedi, Mahfud, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom
Action Research) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang 2010)
Margono, M, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies To Teach Any Subject,
(Massachusetts: allyn and Bacon, 1996)
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang Standar
Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di
Madrasah.
Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004)
Muh Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang: 2008)
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2007)
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3,
2006)
Rifai, Muh, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998)
Sahertian, Piet A., Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000)
SM, Ismail, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM, (Semarang: Ra
SAIL Media Group.2008)
Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2001)
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009)
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008)
Syaodih S, R Ibrahim Nana, Perencanan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003)
Syarifuddin, Amir, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Media, 2003)
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhaiminurrochman
NIM : 073111250
Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 2 Juni 1977
Alamat Asal : Dusun Gupaan Rt, 008/004, Desa Banyuasin KembaranKecamatan Loano Kabupaten Purworejo.
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kembaran lulus tahun 1991
2. MTs Negeri Filial Purworejo di Banyuasin lulus tahun 1994
3. Madrasah Aliyah Al Iman Purworejo lulus tahun 2000
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan Tahun 2007
Demikian daftar riwayat hidup pendidikan penulis ini dibuat dan harap dijadikan maklum
adanya.
Semarang, Maret 2011
Muhaiminurrochman073111250
Lampiran 1
Tabel Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri Loano
No Nama Peserta Didik P/L
1 Ahmad Fahim L
2 Ahmad Fahrurozi L
3 Akhmad Wafi L
4 Amat Ihsan L
5 Anik Siswanti P
6 Aprilia Astuti P
7 Ari Saputra L
8 Dani Setiawan L
9 Data L
10 Eko Rosyid Wardoyo L
11 Fakhul Arifin L
12 Finda Arifatul Janah P
13 Habibaturrohmah P
14 Lailatul Muyasaroh P
15 Lia Nikmatul Ulya P
16 Lilik Chanifah P
17 Mita Indrianawati P
18 Muhamad Ahsin L
19 Muhamad Faizul Muna L
20 Muhamad Iqbal Amri S L
21 Muhlisin L
22 Muhsinudin L
23 Musafingan L
24 Nafisatul Ma’firoh P
25 Neneng Lisdiyanti P
26 Ngatimah P
27 Nuriya Kusniana P
28 Nurul Latifah P
29 Ria Apriliani P
30 Rita Lestari P
31 Saniyatul Isroriyah P
32 Siti Fatimah P
33 Siti Karimah P
34 Tsalis Anisatul P
35 Windarto L
36 Zaenal Arifin L
37 Zainatul Milah P
Jumlah Peserta Didik Laki-laki 17
Jumlah Peserta Didik Perempuan 20
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
( Siklus I )
Mata Pelajaran : Fiqih
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano
Kelas / Semester : VII/I
Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu
Kompetensi Dasar : Menyebutkan shalat fardlu
Indikator:
1. Menyebutkan shalat fardlu
2. Menyebutkan syarat dan rukun shalat
3. Menampilkan bacaan shalat yang benar
4. Mempratikkan shalat farlu
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan shalat fardlu
2. Siswa dapat menyebutkan syarat dan rukun shalat
3. Siswa dapat menampilkan bacaan shalat yang benar
4. Siswa dapat mempratikan bacaan dan gerakan shalat fardlu
B. Materi Ajar
1. Syarat dan rukun shalat
2. Bacaan dalam shalat
3. Gerakan shalat fardlu
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan
Kegiatan
Proses Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan • Salam pembuka
• Berdo’a
5 Menit
2 Inti • Guru menjelaskan pengertian
shalat, macam-macam shalat,
syarat dan rukun shalat, serta
bacaan dalam shalat
• Guru menunjuk siswa untuk
mendemonstrasikan bacaan
shalat sesuai dengan yang telah
diamati
• Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
demonstrasi
• Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
65 Menit
3 Penutup • Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah
diajarkan
• Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup
10 Menit
E. Sumber Belajar
1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah
2. LKS Fikih kelas VII
3. Muh Rifa’i, Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT
TohaPutra, 2008 ).
4. Muh Rifa’i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 ).
F. Penilaian
1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus
Purworejo, 18 November 2010
Peneliti / Guru Mapel
Muhaiminurrochman
073111250
Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Loano
Maksum. S. Pd
NIP. 195606041992031001
Lampiran 3
Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat
Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus I
Nama siswa :No _bsent :Nilai :
NO KODE ASPEK YANG DIAMATI1 S-01 Bacaan niat shalat2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom3 S-03 Bacaan do’a iftitah4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al-
Qur’an5 S-05 Bacaan ruku’6 S-06 Bacaan I’tidal7 S-07 Bacaan sujud8 S-08 Bacaan sujud9 S-09 Duduk diantara dua sujud10 S-10 Membaca tasyahud awal11 S-11 Tasyahud akhir12 S-12 Bacaan salam13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul
ikhram14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan
pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri15 S-15 Ruku’ gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana
takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepalarata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ketempat sujud sambil membaca doa ruku’
16 S-16 I’tidal, dilakukan setelah ruku’ pada saat I’tidal kedua tangan diangkatseperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membacasami’allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan disamping badan , membaca lanjutan bacaan I’tidal
17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir,posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruhujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kakimenghadap kiblat sambil membaca do’a sujud
18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dantelapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tanganmemegang lutut sambil membaca doa dua sujud.
19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud , telunjuk kananmenunjuk kea rah kiblat,
20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kakikanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangankananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
( Siklus II )
Mata Pelajaran : Fikih
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Loano
Kelas / Semester : VII/I
Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu
Kompetensi Dasar : Mempraktekkan shalat fardlu
Indikator:
1. Menampilkan gerakan shalat yang benar
2. menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar
3. Mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat gerakan shalat yang benar
2. Siswa dapat menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar
3. Siswa dapat mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari
B. Materi Ajar
• Gerakan dalam shalat
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan
Kegiatan
Proses Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan • Salam Pembuka
• Berdo’a
• Guru menjelaskan sekilas tentang
pelajaran minggu lalu
5 Menit
2 Inti • Guru dan siswa menyiapkan
bahan/alat yang digunakan
• Guru mendemonstrasikan
gerakan serta bacaan shalat di
depan kelas
• Guru meminta siswa untuk
mendemonstrasikan sesuai yang
telah mereka amati
• Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
demonstrasi
• Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
65Menit
3 Penutup • Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah
diajarkan
• Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup
10 Menit
E. Sumber Belajar
1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah
2. LKS Fikih kelas VII
3.Muh Rifa’I,Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT
TohaPutra, 2008 )
4.Muh Rifa’i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 )
F. Penilaian
1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus
Purworejo, 7 Desember 2010
Peneliti / Guru Mapel
Muhaiminurrochman
073111250
Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Loano
Maksum. S. Pd
NIP. 195606041992031001
Lampiran 5
Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat
Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus IINama siswa :No absen :Nilai :
NO KODE ASPEK YANG DIAMATI1 S-01 Bacaan niat shalat2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom3 S-03 Bacaan do’a iftitah4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al-
Qur’an5 S-05 Bacaan ruku’6 S-06 Bacaan I’tidal7 S-07 Bacaan sujud8 S-08 Bacaan sujud9 S-09 Duduk diantara dua sujud10 S-10 Membaca tasyahud awal11 S-11 Tasyahud akhir12 S-12 Bacaan salam13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul
ikhram14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan
pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri15 S-15 Ruku’ gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana
takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepalarata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ketempat sujud sambil membaca doa ruku’
16 S-16 I’tidal, dilakukan setelah ruku’ pada saat I’tidal kedua tangan diangkatseperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membacasami’allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan disamping badan , membaca lanjutan bacaan I’tidal
17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir,posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruhujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kakimenghadap kiblat sambil membaca do’a sujud
18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dantelapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tanganmemegang lutut sambil membaca doa dua sujud.
19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud , telunjuk kananmenunjuk kea rah kiblat,
20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kakikanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangankananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,
Lampiran 3
TABEL HASIL TESSIKLUS I
No
Kode
No Butir Soal Jumlah
Nilai
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1 S-01
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 11
55
TT
2 S-02
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13
65
TT
3 S-03
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
70
T
4 S-04
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12
60
TT
5 S-05
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12
60
TT
6 S-06
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11
55
TT
7 S-07
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16
80
T
8 S-08
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12
60
TT
9 S-09
0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15
75
T
10
S-1
1 1 0 1 1 14
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14
70
T
011
S-11
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14
70
T
12
S-12
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16
80
T
13
S-13
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15
75
T
14
S-14
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16
80
T
15
S-15
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14
70
T
16
S-16
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13
65
TT
17
S-17
1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 12
60
TT
18
S-18
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16
80
T
19
S-19
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16
80
T
20
S-20
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12
60
TT
21
S-21
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18
90
T
22
S-22
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 13
65
TT
2 S 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 6 T
3 -23
3 5 T
24
S-24
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 15
75
T
25
S-25
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17
85
T
26
S-26
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14
70
T
27
S-27
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15
75
T
28
S-28
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12
60
TT
29
S-29
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 10
50
TT
30
S-30
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15
75
T
31
S-31
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11
55
TT
32
S-32
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
85
T
33
S-33
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15
75
T
34
S-34
1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
70
T
35
S-3
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 15
75
T
536
S-36
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15
75
T
37
S-37
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14
70
T
Jumlah
34
26
24
27
38
48
20
21
45
42
31
36
30
37
48
44
47
44
51
36
517
2585
Rata-rata 69,4
Ketuntasan klasikal 62,2%
23
Lampiran 5
TABEL HASIL TES SIKLUSII
No Kode No Butir Soal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 S-01 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 02 S-02 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13 S-03 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 04 S-04 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15 S-05 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 06 S-06 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 17 S-07 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 S-08 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 S-09 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 110 S-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
11 S-11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 112 S-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 113 S-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 114 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 115 S-15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 116 S-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 117 S-17 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 118 S-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 119 S-19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 120 S-20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 121 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 S-22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 S-23 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 124 S-24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 125 S-25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 126 S-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 127 S-27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 028 S-28 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 029 S-29 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 030 S-30 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 131 S-31 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 132 S-32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 133 S-33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 034 S-34 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 135 S-35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 136 S-36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 137 S-37 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1Jumlah 29 23 33 35 35 31 40 37 45 45 31 42 43 44 46 49 47 52 49Rata-rataKetuntasan klasikal
Lampiran : 10FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
DI MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO
GEDUNG MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO
KEADAAN SISWA DALAM MELAKUKAN SHALAT ? SEHINGGA PENELITI MELAKUKAN PENELITIAN
PENELITI MELAKUKAN DEMONSTRASI SHALAT
a PENELITI MENYURUH ANAK
MENDEMONSTRASIKAN SHALAT DI DEPAN KELAS.
KEADAAN SISWA SAAT ANAK MENDEMONSTRASIKAN DI DEPAN KELAS
PENELITI MENYURUH ANAK UNTUK MAJU KE DEPAN KELAS DAN MENDEMONSTRASIKAN SECARA INDIVIDU
KEADAAN DEMONSTRASI BERLANGSUNG, BANYAK ANAK YANG TIDAK MEMPERHATIKAN DEMONSTRASI.s
top related