upaya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan …
Post on 04-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Sarjana Pada Program Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
DEWI FEBRIANI
NIM: 105170429
Pembimbing I : Al Husni, S.Ag., M.H.I
Pembimbing II : Sigit Hartono, S.P., M.H
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
MOTTO
ية ضعفا خافىا عليهم فليتقىا الل وليخش الرين لى تسكىا من خلفهم ذز
﴾۹وليقىلىا قىل سديدا ﴿النساء :
Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab
itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (Q.S An-Nisa:
9)1
1 Q.S An-Nisa : 9.
v
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini senantiasa penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran serta sehat badan sehingga penulis bisa
menjalani hidup dengan penuh keberkahan. Rasullah SAW yang telah menuntun
dan memberikan petunjuk umatnya menuju jalan yang benar baik didunia dan
memberikan syafaat di akhirat. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Parmin,
ibunda Lasminah dan kakakku tersayang Rabiatun yang selalu memberikan doa
dan dukungan, serta kasih sayang kepadaku.Terima kasih atas semua nasehat dan
petuahnya sehingga saya bisa menempuh pendidikan seperti saat ini. Sahabat
Auliyana Sari, Egi Fitriyani, Novila Tesa Mawarni, Rismawati, Sukma Watil
Ridho serta Rekan-Rekan seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan, berkat
semangat dan dorongan kalianlah, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sahabat seperjuangan jurusan ilmu pemerintahan, fakultas syariah UIN STS
Jambi. Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.
vii
ABSTRAK
Dewi Febriani: Nim:105170429: Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan
Pertumbuhan Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional Kota Jambi).
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang upaya BKKBN
Kota Jambi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk berdasarkan UU
Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga serta faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian ke lapangan (Field
Research). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi,
wawancara dengan pihak terkait judul serta dokumentasi. Berdasarkan hasil
penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Kota Jambi dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk adalah Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya BKKN
atau Badan Keluarga Berencana Daerah dengan peranan strategis dalam
Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk. Peranan tersebut di wujudkan melalui
program-program KB dan Kesehatan Reproduksi. Faktor pendukung yaitu makin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana, adanya
dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas kelembagaan
manajemen maupun program. Faktor penghambat yaitu Sumber Daya Manusia
yang belum memadai. Solusi yang ditawarkan adalah program-program KB dan
Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam
hal meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada
pelayanan publik dan selain itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta
masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-program
yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya keluarga yang berkualitas.
Kata Kunci : Program Keluarga Berencana dan Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta teriring solawat dan salam selalu
dihadirkan kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
pengikut beliau serta setiap orang yang mengajak manusia mematuhi ajaran Allah
SWT, Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana stara satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN
Sultan Thaha Saifudin jambi.
Dalam penulisan ini penulis menyadari dan mengakui bahwa banyak
kesulitan-kesulitan yang dihadapi, namun atas bantuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing skripsi, maka selesai pula penulisan skripsi ini yang berjudul “Upaya
Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk (Studi Di Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi)”.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasi
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian pembuatan skripsi
ini, terutama sekali yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA. Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.I.R.,Ph.D selaku Wakil Dekan 1 Bidang
Akademik Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani.,SH,M.Hum selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan Dan Keuangan Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr.H.Ishaq.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibu Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si., M.SHS Selaku Ketua prodi Ilmu
Pemerintahan.
7. Bapak Al Husni, S.Ag.,M.H.I selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, pemikiran, koreksi, saran hingga penulisan skeripsi ini
selesai.
8. Bapak Sigit Hartono, S.P., M.H.I selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, pemikiran, koreksi, saran hingga penulisan
skeripsi ini selesai.
9. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawann dan karyawati
Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Ibu Insyah Yulikha, S.PSI., M.A selaku Kepala Bidang Kependudukan Badan
Keluarga Berencana Kota Jambi dan Ibu drg. Irawati Sukandar, M.Kes
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kota Jambi.
11. Bapak Pimpinan pustaka serta Kayawan dan Karyawati UIN Sulthan Thaha
Saifuddin
12. Bapak Pimpinan pustaka serta Kayawan dan Karyawati Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin
13. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini ysng tidsk dapat
x
penulis tuliskan satu persatu.
Disamping itu juga penulis sangat mengharapkan keritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini, karena tentunya
skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Penulis juga sangat
berharap semoga skripsi yang penulis buat dapat memberikan manfaat kepada
seluruh pembaca skripsi ini, kepada allah SWT penulis memohon ampun dan
segala amal kebaikan yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan
skripsi ini dibalas oleh allah SWT dibalas kebaikanya dan mendapatkan Rahmad-
nya.
Jambi, November 2020
Penulis
Dewi Febriani
NIM. 105170429
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBARAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iv
MOTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6
D. Batasan Masalah ....................................................................................... 7
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 17
BAB II METODE PENELITIAN .................................................................... 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 20
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 20
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 22
xii
D. Unit Analisi ............................................................................................... 23
E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 23
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 25
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 28
H. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
Kota Jambi ................................................................................................ 31
B. Visi Dan Misi Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional Kota Jambi ................................................................................. 33
C. Struktur Dan Tugas Organisasi Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional Kota Jambi ............................................................... 34
D. Sumber Daya Manusia di Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional................................................................................... 37
IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor Pendukung Dan Penghambat Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional Dalam Menjalankan Program
Keluarga Berencana di Kota Jambi ........................................................... 40
B. Upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
Dalam Program Mengendalikan Pertumbuhann Penduduk di
Kota Jambi ................................................................................................ 48
C. Solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasionaldalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk
xiii
di Kota Jambi ............................................................................................ 52
V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
CURICULUM VITAE .....................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BKKBN : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
DPPKB : Dinas Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
ALKON : Alat Kontrasepsi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
IUD : Intra Uterine Devica
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KK : Kepala Keluarga
MOLL : Manajemen Operasional Lini Lapangan
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
PKB : Penyuluh Keluarga Berencana
PLKB : Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana
PUS : Pasangan Usia Subur
WUS : Wanita Usia Subur
xv
DAFTAR TABEL
Tabel1: Jumlah Penduduk Kota Jambi 2016-2019 ............................................... 2
Tabel 2 : Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi ..................... 35
Tabel 3 : Profil Demografi Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi ........... 39
Tabel 4 : Jumlah Akseptor KB Aktif di Kota Jambi Tahun 2016-2019 .............. 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kependudukan yang terkait dengan jumlah penduduk
menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan dan menjadi salah satu
masalah yang sangat menarik perhatian pemerintah untuk segera diatasi. Menurut
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa kependudukan
adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut
politik, ekonomi, sosial budaya dan agama serta lingkungan penduduk setempat.1
Secara garis besar terdapat tiga aspek permasalahan kependudukan di
Indonesia yaitu struktur usia muda, kualitas kependudukan, dan persebaran
penduduk antar wilayah yang tidak merata. Masalah kependudukan ini berdampak
kepada bidang social, ekonomi, politik dan pertahanan dan keamanan. Masih
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan kurang seimbangnya
struktur umur penduduk Indonesia dibeberapa provinsi merupakan masalah
pokok yang dihadapi dalam bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi. Menurut data Worldometers, Indonesia menempati urutan ke empat
1 Kemenkes RI, „UU RI No 52 Pasal 1 ayat (2) Tentang Perkembangan Kependudukan
Dan Pembangunan Keluarga‟, Kemenkes RI, 2009.
1
2
diantara penduduk terbesar dunia, dengan jumlah penduduk 268,074 juta
jiwa.2 Seiring dengan pertambahan penduduk hal ini tentunya akan membawa
tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan
kesempatan bekerja, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas
pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan infrastruktur dan layanan publik.
Berdasarkan hasil data diatas maka pemerintah Indonesia harus melakukan
tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang sangat besar, salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan peran institusi
atau instansi dalam merespon permasalahan pertumbuhan penduduk.
Salah satu Kabupaten atau Kota di Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi yang
merupakan salah satu Kota yang mengalami kenaikan jumlah penduduk yang
cukup tinggi dimana setiap tahunnya kota tersebut mengalami kenaikan jumlah
penduduk yang tidak sedikit dan dengan laju pertumbuhan yang terus meningkat
dari tahun ke tahun yang tercatat dari tahun 2016 hingga sampai 2019 Kota Jambi
mengalami peningkatan jumlah penduduk, seperti yang tertera di dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kota Jambi Tahun 2016-2019
No Tahun Jumlah Penduduk
Total
Penduduk
Laju
Pertumbuhan
Penduduk Laki-Laki Perempuan
1. 2016 293. 217 290. 270 583. 487 1,2%
2. 2017 297. 036 294. 098 591. 134 1,3%
3. 2018 300. 566 297. 537 598. 103 1,8%
4. 2019 303. 818 300 918 604 736 1,10%
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 2016,2017,2018,20193
2 Dwi Hadya Jayani,”Jumlah Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa, Terbesar Keempat
Didunia” https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269-
juta-jiwa-terbesar-keempat-dunia.html, diakses pada tanggal 29 April 2019 pukul 10.37. 3 https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1676/1/penduduk-keadaan-bulan-juni-.html
3
Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat jelas bahwa di Kota Jambi dalam
waktu empat tahun terakhir mengalami kenaikan jumlah penduduk yang cukup
tinggi karena menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional laju
pertumbuhan penduduk yang ideal adalah 0,5% pertahunnya maka untuk
mengatasi hal yang demikian pemerintah melakukan upaya untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk dengan program Kependudukan Keluarga Berencana
sebagaimana telah diketahui di dalam Undang Undang No 52 Tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa,
Kelurga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya membangun kebahagian
dan kesejahteraan keluarga. Tujuan utama dari Keluarga Berencana adalah untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dengan mengatur kelahiran istri
atau ibu mendapatkan banyak kesempatan untuk memperhatikan dan mendidik
anak serta memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas sebagai ibu
rumah tangga. Di sisi lain, suami atau ayah tidak perlu direpotkan dengan
kebutuhan biaya hidup dan biaya pendidikan anak secara tergesa gesa. Tidak
hanya itu anak juga akan mendapat perhatian penuh dari orang tuanya, jelasnya
akan berdampak positif bagi tumbuh kembang karakter anaknya sehingga menjadi
manusia yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sesuai dengan keyakinan agama
4
untuk menjadi anak yang soleh dan soleha.4
Melalui keluarga berencana masyarakat diharuskan untuk membatasi
jumlah kelahiran anak yaitu setiap keluarga memiliki anak maksimal dua. Tidak
tanggung-tanggung keluarga berencana diberlakukan kepada seluruh lapisan
masyarakat dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam masyarakat.
Pemerintah Kota Jambi terus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk dengan melakukan program Keluarga Berencana yang di naungi Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi serta Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jambi. Berdasarkan
Undang-Unadang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang
kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, Provinsi dan
Kabupaten atau Kota. Di dalam Undang-Undang ini secara tegas dijelaskan 4
bagian urusan yang menjadi kewenangan bersama yaitu Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, Standarisasi Pelayanana KB dan
Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PLKB).
Oleh karena itu, program Keluarga Berencana yang telah dilakukan
merupakan bukti implementsi akan adanya upaya pemerintah dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu masalah pertumbuhan
penduduk harus menjadi perhatian kita bersama karena kedepan persoalan
4 Andre Kawalur, “Peran Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Dalam
Pembanguna Kesejahteraan Sosial (Suatu Studi Di Bidang Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa Selatan)”,Jurnal Administrasi Publik,
2015, hlm 10.
5
kependudukan akan semakin kompleks, persoalan kependudukan di Kota Jambi
kedepan tidak saja menyangkut persoalan jumlah dan pertumbuhan penduduk
yang masih tetap memerlukan penanganan namun juga menyangkut persoalan
jumlah perubahan dinamika struktur rumus dan distribusi penduduk.5
Dengan program-program tersebut keluarga kurang mampu yang dibawah
garis kemiskinan diharapkan menjadi wahana peningkatan sumber daya manusia
(SDM) yang bisa menjadi pembentuk masyarakat yang maju, modren, dan
mandiri.
Maka berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian “Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Pertumbuhan
Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga
Berencana di Kota Jambi?
2. Bagaimana upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam
program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi?
3. Apa saja solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam
program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi?
5 Dokument Kantor Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jambi.
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan
penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor penghambat Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga Berencana di
Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota
Jambi.
3. Untuk mengetahui solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota
Jambi.
Dari penelitian di atas, maka hasil penilitian ini akan memiliki kegunaan
bagi penulis maupun pembaca, adapun kegunaan penulis sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis, sebagai salah satu bahan perbandingan dari studi lebih
lanjut dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
ilmu pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan peran pemerintah
dalam proses pengendalian pertumbuhan penduduk.
2. Kegunaan praktis, sebagai salah satu masukan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan di Kota Jambi, diutamakan untuk memberikan masukan kepada
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam melaksanakan
tugas–tugas pemerintahan demi untuk mengatur SDM yang semakin
meningkat.
7
3. Sebagai syarat dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Dalam Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS JAMBI.
D. Batasan Masalah
Untuk memperdalam kajian dan membatasi ruang lingkup penelitian serta
menghasilkan uraian yang sistematis maka penulis memberikan batasan agar tidak
terjadi penyimpangan pembahasan dan tetap terfokus dalam pembahasan. Adapun
batasan masalahnya adalah mengenai bagaimana upaya Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di
Kota Jambi, bagaimana faktor penghambat Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga Berencana di Kota
Jambi dan bagaimana solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi.
E. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian peryataan sistematik yang bersifat abstrak
tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat, nilai-nilai,
norma norma, prantara-prantara sosial, peristiwa-peristiwa, serta perilaku
manusia. Kerangka teori diperlukan dalam jenis penelitian kelapangan (field
research) dan jenis peneltian (library research). Sedangkan kerangka teoritis
didefinisikan sebagai suatu model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari
suatu hubungan antara masing-masing faktor yang telah didefinisikan sebagai
penting untuk masalah.6
Berdasarkan rumusuan di atas, penulis akan mengemukakan teori pendapat
6Sayuti Una, “Pendoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press, 2014,
hlm. 25.
8
ataupun gagasan yang akan dijadikan landasan berfikir dalam penelitian ini.
1. Teori Urbanisasi
Kata Urbanisasi atau Urbanization didefinisikan yaitu meningkatnya
jumlah penduduk perkotaan akibat proses migrasi penduduk perkotaan atau
perluasan wilayah perkotaan. Urbanisasi dapat terjadi melalui dua cara, pertama
aliran penduduk dari pedesaan ke kota, dan yang kedua karena perubahan di
daerah pedesaan, karena faktor-faktor tertentu, perubahan tersebut lambat laun
menjadi perkotaan.7 Urbanisasi dipandang sebagai suatu proses dalam arti sebagai
berikut:
a. Meningkatnya jumlah penduduk di kota menjadi lebih banyak sebagai akibat
dari pertambahan penduduk baik oleh fertilitas penghuni kota maupun karena
adanya tambahan penduduk dari desa yang bermukim dan berkembang di
kota.
b. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu negara atau wilayah sebagai akibat
dari perkembangan ekonomi, budaya, dan teknologi yang baru.
c. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi kehidupan kota.
Sebab-sebab Urbanisasi dapat dikemukakan diantaranya yaitu:
a. Migrasi
Migrasi adalah arus dari desa ke kota biasanya dianggap sebagai salah satu
faktor utama yang mendasari proses urbanisasi. Secara umum arus penduduk
perdesaan ke kota dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pendorong, faktor
7 Arini Dyah Setyowati, “Pengaruh Industrialisasi dan Pertumbuhan Penduduk Terhadapa
Proses Urbanisasi Di Jawa Tengah Tahun 1990-2005”, Skripsi Universitas Sebelah Maret
Surakarta, (2011), hlm. 10
9
pendorong dan faktor penghambat.8
b. Pertumbuhan Alamiah
Pertumbuhan alamiah adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi
oleh angka kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Fertilitas adalah proses
melahirkan dari rahim perempuan dengan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas,
menangis, dan bergerak, sedangkan mortalitas mengacu pada peristiwa hilangnya
semua tanda kehidupan secara permanen, yang dapat terjadi kapan saja setelah
kelahiran hidup. Jika ada perbedaan positif antara kelahiran dan kematian, berarti
daerah tersebut mengalami pertumbuhan penduduk.9
F. Kerangka Konseptual
1. Konsep Penduduk
Menurut Undang-Undang 1945 Pasal 26 ayat 2, Penduduk adalah warga
negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Populasi
adalah jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan,
kehamilan, kematian, distribusi mobilitas, kualitas dan ketahanan yang berkaitan
dengan politik, ekonomi, masyarakat dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan
pembangunan keluarga untuk menjaga keseimbangan penduduk dalam segala
dimensi dan mengembangkan kualitasnya.10
Menurut Mulyadi Subri, pertumbuhan penduduk merupakan
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan
kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan
8 Ibid., hlm. 12.
9 Ibid., hlm. 14.
10 Muhammad Fitra Admaja, Rita Kalalinggi, Anwar Alaydrus, “Peran Dinas
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (dppkb) Dalam Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk Di Kota Samarinda”,eJournal Ilmu Pemerintahan,Vol 7, No 2. 2019, hlm. 986.
10
oleh empat komponen yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi
masuk, dan migrasi keluar.11
Perkembangan kependudukan merupakan suatu keadaan yang berkaitan
dengan perubahan kondisi kependudukan, perubahan kondisi kependudukan dapat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan yang berkelajutan dan dapat juga
dipengaruhui olehnya. Kualitas penduduk mengacu pada kondisi fisik dan non
fisik penduduk yang meliputi kesehatan, pendidikan, produktivitas, tingkat sosial,
kemampuan beradaptasi, kemandirian, dan kecerdasan yang merupakan indikator
dasar dari perkembangan kemampuan dan kenikmatan hidup sebagai ukuran dasar
untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia
yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Jadi
dapat disimpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang berbeda di
dalam suatu wilayah yang terkait oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling
berintraksi satu sama lain secara terus menerus.12
2. Konsep Efektifitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia efektifitas berasal dari kata efektif
yang artinya mempunyai nilai, pengaruh atau pengaruh yang efektif. Bisa
mengacu kepada kegiatan yang dapat memberikan hasil yang memuaskan, dapat
juga dikatakan efektifitas berada di antara tujuan yang telah ditetapkan dengan
hasil. Dan menunjukkan tingkat konsistensi antara keduanya. Tujuan yang
11
Ibid. 12
Ibid., hlm. 987.
11
dinyatakan dan hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.13
Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain
mampu memilih metode atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan dan
keputusan yang efektif adalah hasil dari keputusan yang tepat, yang membantu
untuk mencapai misi perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut.14
Menurut Starwaji yang mengkutip pendapat Cambell, terdapat cara
pengukuran terhadap efektivitas yang secara umum dan yang paling menonjol
adalah sebagai berikut:
a. Keberhasilan program
b. Keberhasilan sasaran
c. Keputusan terhadap program
d. Tingkat input dan output
e. Pencapaian tujuan menyeluruh
Dapat disimpulkan bahwa konsep efektifitas adalah suatu kegiatan atau
suatu kegiatan berhasil mencapai tujuannya, indikatornya berdasarkan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya, dan jika tujuan tersebut dapat dicapai berdasarkan
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya maka kegiatan tersebut dianggap
efektif.15
3. Konsep Keluarga Berencana
Keluarga Berencana merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
13
Rosa Pasrah S.D, TrI Sukirno Putro, Toti Indrawati, “Efektifitas Program Keluarga
Berencana dalam Menekankan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kota Pekanbaru”, Jurnal
Ekonomi, Vol.1 No.2 Oktober 2014, hlm 8 14
Ibid. 15
Ibid., hlm. 9.
12
partisipasi masyarakat melalui usia perkawinan, pengendalian kelahiran,
pemupukan daya tahan tubuh, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.16
Di dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang landasan hukum
Perlembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga memuat berbagai
definisi.
Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat, pengendalian kelahiran, meningkatkan adaptasi keluarga dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang dilandasi
oleh perkawinan yang sah yang dapat memenuhi kebutuhan kehidupan spiritual
dan materiil, berkomitmen kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki
hubungan yang harmonis dan seimbang antar anggota serta antara keluarga dan
masyarakat dan lingkungan. .
Selain UU yang mengatur tentang KB, Hanafi Hartanto juga menjelaskan
konsep keluarga berencana (KB) sebagai ikhtiar atau upaya manusia untuk
mengatur kehamilan dalam keluarga bukan pelanggaran. Hukum agama dan kode
etik Pancasila untuk mendapatkan keuntungan keluarga yang istimewa, dan
kesejahteraan seluruh negeri.17
Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera antara lain diperlukan berbagai cara:
16
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencanaan (KB) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56. 17
Siti Soleha, “Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penajam Paser Utas”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1, 2016, hlm 41.
13
a. Mengatur jarak kehamilan
b. Mendewasakan usia perkawinan
c. Penyuluhan tentang pentingnya KB
d. Penyedian saran dan prasarana KB dan Posyandu18
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengendalian kelahiran, penguatan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga merupakan salah satu landasan hukum program
Keluarga Berencana. Dari pasal ini dapat disimpulkan bahwa dasar hukum
keluarga berencana adalah pemerintah telah menetapkan kebijakan keluarga
berencana melalui penyelenggaraan keluarga berencana. Kebijakan keluarga
berencana diterapkan untuk membantu calon atau pasangan suami istri mengambil
keputusan yang bertanggung jawab dan mewujudkan hak reproduksi.19
Tentunya ketika program KB dilaksanakan akan berdampak positif dan
negatif. Glacier menjelaskan, program keluarga berencana berdampak positif
dengan mengurangi kepadatan penduduk, mengatasi kesehatan reproduksi, dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, Glacier juga memaparkan
beberapa dampak negatif dari ber-KB, yaitu efek samping ber-KB terhadap
18
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56. 19
Siti Soleha, “Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016, hlm. 42.
14
kesehatan, dan besarnya anggaran untuk pembelian alat kontrasepsi.
4. Konsep Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
Selain Undang-Undang yang telah disebutkan diatas, pemerintah
(Presiden) juga menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Perpres
tersebut juga mengatur tentang tugas, fungsi dan wewenang Komisi Keluarga
Berencana Nasional itu sendiri. Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 yang berbunyi:
“Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.”20
Seperti terlihat di atas, pemerintah berusaha mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk. Di media elektronik dan media cetak, salah satu rencana
pemerintah pusat yang sering kita jumpai atau temui di berbagai media adalah
“Dua Anak Lebih Baik”. Istilah ini juga yang menjadi slogan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden ini, selain fungsi Komisi
Keluarga Berencana Nasional, Komisi Keluarga Berencana Nasional sendiri juga
mempunyai fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1):21
“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2”, Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
20
Republik Indonesia, Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, Bab I, Pasal 2. 21
Ibid., Pasal 3.
15
penyelenggaraan keluarga berencana.
b. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengedalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
d. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana.
f. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian
pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Selain fungsi yang ditentukan oleh Keputusan Presiden di atas, Badan
Keluarga Berencana dan Kependudukan Nasional juga memiliki fungsi lain, yaitu:
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera.
b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional.
c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, dan
masyarakat di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera.
Dengan berjalannya tugas dan fungsi Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional dengan baik maka sudah dapat dipastikan laju pertumbuhan
penduduk akan dapat dikendalikan, namun kesadaran masyarakat lagi – lagi
menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat.
16
Salah satu cara lain yang dapat kita lakukan ialah menjalankan kewenangan
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dengan baik, dimana
kewenangan itu meluputi:
a. Penyusunan rencana nasional.
b. Perumusan kebijakan berdasarkan bidangnya.
c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian ibu, bayi dan anak.
d. Penetapan sistem informasi dibidangnya.
Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan yang berlaku, yaitu:
a. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang keluarga berencana
dan keluarga sejahtera.
b. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.
Di bawah kekuasaan pemerintah pusat (daerah) Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional pertumbuhan dipastikan dapat ditekankan secara
tepat melalui kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan peraturan dan kondisi
yang ada di lapangan. Dalam melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan,
pemerintah dan masyarakat harus berkoordinasi agar dapat beroperasi sesuai
dengan UUD 1945.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian, langkah terpenting yang harus dilakukan
peneliti adalah melakukan tinjauan pustaka. Sebelum peneliti menemukan
masalah, memang diperlukan tinjauan pustaka.
17
Pertama, Jurnal yang dibuat oleh Siti Soleha Mahasiswa Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas
Mulawarman tahun 2016 yang berjudul “Studi Tentang Dampak Program
Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara “
dalam jurnalnya siti soleha menjelaskan Program KB di kabupaten Penajam Paser
Utara tertuang pada Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencana Pembangunan
Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
bagian keenam Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan pasal 24
sampai dengan pasal27, yang berisi tentang tugas pokok dan fungsi dari Kantor
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Selain itu program KB juga
tertuang pada Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 28 tahun
2009 tentang Penetapan Jenis Urusan Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser
Utara yang diserahkan kepada Desa, pada bab II Jenis Urusan Pemerintahan pasal
2 sampai dengan pasal 4 yang berisi tentang pemerintah daerah menyerahkan
urusan pemerintahan kabupaten kepada desa dalam bidang pertanian dan
ketahanan pangan, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
dan lain sebagainya.22
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Andre Kawulur, dkk dengan judul
“Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu Studi di Badan
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
22
https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.
18
Kabupaten Minahasa Selatan)”.Metode dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mengingat pentingnya
peran BKKBN atau Panitia KB di daerah dalam pembangunan kesejahteraan
sosial, maka Badan Keluarga Berencana yang telah atau sedang dilaksanakan,
rencana pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Minahasa
Selatan perlu terus dilakukan, ditingkatkan bahkan diimbangi. memperluas. sekali
lagi. Peningkatan dan perluasan program KB harus dibarengi dengan peningkatan
dana usaha. Untuk tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Nanshui ah Selatan perlu
meningkatkan atau memperluas Departemen Keluarga Berencana,
memberdayakan perempuan dan melindungi alokasi anggaran anak-anak.23
Ketiga, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Helwa Septi Tricahyani Dengan
Judul, “Peran Humas Bkkbn Provinsi Sumatera Selatan Dalam Mensosialisasikan
Program Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga
Berbasis Keluarga”. Bagaimana peran humas BKKBN Provinsi Sumatera Selatan
dalam mensosialisaikan program Kependudukan Keluarga Berencana
Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga serta faktor apa saja yang menjadi
hambatan dan tantangan humas BKKBN dalam mensosialisaikan program
Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga
adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih berfokuskan
bagaimana KB dalam kewenangan nya terhadap pelayanan publik, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih memfokuskan bagaimana upaya
23
Andre Kawulur dkk, “Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu
Studi di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Minahasa Selatan),”Jurnal Administrasi Publik, Tahun 2015, hlm. 10.
19
pemerintah khususnya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, pada umum
nya penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu. Namun penelitian ini
di lakukan pada tempat dan waktu yang berbeda , penelitian ini di lakukan di
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi. Akan tetapi, dalam
penelitian ini penulis lebih mengarah kan pada peran instansi ataupun peran dinas
tersebut dalam mensukseskan program bidang keluarga berencana serta faktor-
faktor penduduk dan yang menghambat dalam pelaksanaan kerja tersebut dan
upaya dalam mengatasinya.
20
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu penomena sosial dan
masalah manusia.24
Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, tentunya
merupakan sebuah penelitian yang dipertanggung jawabkan dengan baik, maka
dalam penulisan ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kantor Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi.
2. Waktu Penelitian
Mengingat, menimbang, serta memperhatikan segala kekurangan dan
keterbatasan baik waktu, tenaga, fikiran, moral, dan materil pada diri peneliti
maka waktu penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 2 bulan yaitu mulai dari
bulan Oktober sampai bulan November 2020.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi
pemerintahan dengan metode kualitatif deskriptif. Secara umum sosiologi
pemerintahan mengkaji hubungan antara yang diperintah (masyarakat) dengan
yang memerintah (pemerintah) yang dipandang sebagai usaha penataan
masyarakat. Secara khusus, sosiologi pemerintahan mengkaji hubungan antara
24Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif,, cet ke-1, (Jakarta: Gaung Persada, 2014),
hlm.11.
20
21
yang diperintah (masyarakat) dan yang memerintah (pemerintah) khususnya
tentang sejauhmana pengaruh dari yang memerintah (pemerintah) mampu dalam
mengadakan perubahan hubungan masyarakat atau kelompok dalam masyarakat
dan sebaliknya juga melihat sejauhmana yang diperintah (masyarakat) atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat diubah dalam hubungan-hubungan
masyarakat tersebut.
Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
menjelaskan fenomena, dalam hal penelitian skripsi penulis yaitu tentang masalah
bagaimana cara pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dalam
peneliti ini penulis berusaha mendeskripsikan mengenai upaya Pemerintah dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk (Studi di Badan Kependudukan Keluarga
Berencanan Nasional Kota Jambi).
Dengan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris dapat
dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas dan lebih akurat.25
Oleh karena itu
untuk kesempurnaan kajian ini, maka penelitian ini harus dilakukan secaa utuh.
Maksudnya dalam penelitian ini harus menggunakan kata-kata yang baik dan
ilmiah berdasarkan dokumen dan arsip Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional Kota Jambi. Dalam hal ini peneliti bermaksud memahami upaya Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) di Kota Jambi
secara mendalam guna memperoleh data yang valid dan kongkrit sesuai dengan
temuan di lapangan.
25
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), hlm. 147.
22
C. Jenis dan Sumber Data
Ada 2 (dua) jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
di lapangan. Data primer penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan
pengendalian penduduk yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional Kota Jambi. Adapun sumber datanya adalah upaya instansi
dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk, faktor penghambat dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk dan solusi apa yang dilakukan dalam
mengendalikan pertumbuhan penduduk.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian
yang diteliti. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa
dokumen-dokumen penting seperti undang-undang yang mengatur tentang
kependudukan, buku-buku, kitab-kitab, struktur organisasi, internet dan sumber-
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi peneliti, kemudian data sekunder
diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh kantor Badan
Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) dan Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana.
23
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.26
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis
judul:“Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk (Studi
Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi)”. Penelitian ini, unit
analisisnya adalah Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan
Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi.
Penetapan unit analisis tersebut karena penelitian yang dilakukan tidak
menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-
dokumen dari Masyarakat dan pihak terkait dan informasi-informasi yang berasal
dari masyarakat atau pihak terkait saja serta informasi yang didapat melalui
wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informan
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan
berbagai teknik. Namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat mengerjakan data, yaitu fakta tentang dunia nyata yang diperoleh melalui
26
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, 2012), hlm. 62.
24
observasi.27
Metode observasi disebut juga dengan pengamatan kegiatan
pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.28
Dalam
penelitan ini menggunakan observasi partisipan dimana peneliti secara langsung
turun ke lapangan dan menjadi instrument penelitian. Dalam penelitian ini metode
observasi digunakan untuk melihat situasi langsung dilapangan tentang upaya
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.29
Saat mengumpulkan informasi, peneliti banyak mengajukan
pertanyaan secara lisan dan melakukan wawancara ini untuk mendapatkan data
yang maksimal. Dengan cara ini, peneliti juga akan berusaha mendapatkan data
yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab untuk memastikan keakuratannya.
Wawancara atau inteviwe ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang
upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung : ALfabeta, 2012), hlm.
226. 28
Ibid., hlm. 321. 29
Sayuti Una, (Ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,
2011), hlm. 51.
25
Menurut Hartinis, “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya”.30
Dokumentasi adalah data sekunder yang
diperoleh dari dokumen pemerintah, dan dokumen lainnya.31
Dalam hal ini dokumentasi diproleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-
arsip dari lembaga pemerintah yang diteliti. Dokumentasi dalam peneliti sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk mengamalkan. Analisis
dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber di Kantor Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi dan Badan Pusat
Statistik Kota Jambi dari arsip dan dokumen yang berada di kantor yang
berhubungan dengan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Pengumpulan Data dan Analisis data bukanlah suatu kegiatan yang
terpisahkan melainkan berproses secara simultan serta berbentuk siklus bukan
linier. Menurut Huberman dan Miles, sifat-sifat interaksi koleksi atau
pengumpulan dan analisisnya tentang data merupakan hal yang berkaitan dalam
proses penelitian. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data model
induktif, yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data.
30
Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif. Hlm.219. 31
Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, 2012), hlm. 52.
26
a. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
5. Studi Lapangan (observasi)
Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
pada objek yang diteliti. Metode ini dilakukan untuk mengetahui upaya
pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.
6. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara melakukan interaksi tanya jawab dengan
pemerintah atau instansi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.
b. Reduksi Data
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Kota Jambi Tahun 2016-2019
No Tahun
Jumlah Penduduk Jumlah
Penduduk
Laju Pertumbuhan
penduduk Laki-Laki Perempuan
1. 2016 293. 217 290. 270 583. 487 1,2%
2. 2017 297. 036 294. 098 591. 134 1,3%
3. 2018 300. 566 297. 537 598. 103 1,8%
4. 2019 303. 818 300. 918 604. 736 1,10%
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 2016,2017,2018,201932
Berdasarkan Tabel 2.1 Kota Jambi mengalami peningkatan jumlah
penduduk setiap tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah penduduk sebanyak 583.487
32
https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1676/1/penduduk-keadaan-bulan-juni-.html.
27
jiwa dengan laju pertumbuhan 1,2%, pada tahun 2017 jumlah penduduk sebanyak
591.134 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,3%, pada tahun 2018 jumlah penduduk
sebanyak 598.103 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,8%, dan pada tahun 2019
jumlah penduduk sebesar 604.736 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,10%. Dengan
laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2016-2019 tersebut menunjukkan bahwa
laju pertumbuhan di Kota Jambi diatas angka ideal Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional yaitu 0,5%.
c. Pengelolaan Data
Setelah semua data dan fakta dimaksudkan sebagai usaha untuk
menggolongkan data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan
ini disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri.
d. Verifikasi Data
Pengertian Verifikasi Data adalah pembentukan kebenaran dari suatu teori
atau fakta atas data yang dikumpulkan. Pada Verifikasi Data, biasanya Data yang
dikumpulkan akan diolah dan kemudian dianalisis agar dapat diuji secara
hipotesis. Hipotesis kemudian diuji menggunakan fakta empirik agar
mendapatkan jawaban yang benar secara ilmiah.
Pengertian verifikasi didalam filsafat adalah suatu teori filsafat positif
yang logis untuk memilih dan menyatakan bahwa pengalaman merupakan suatu
sumber dasar pengetahuan.
e. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data yang
28
terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian
lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di peroleh.33
Kesimpulan ini
merupakan data yang mengenai dengan data yang bersangkutan dengan upaya
pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk (Studi di Badan
Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi).
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam
penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan Bab I, Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya
menjadi pijakan bagi penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
Kemudian pada Bab II, membahas tentang metode penelitian dalam
pembutan skripsi dengan sub-sub tempat dan waktu penelitian, pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, analisis data
sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Untuk mempermudah penulis dalam
menggunakan waktu dengan tepat maka dibuat jadwal penelitian dalam sub-sub
ini agar penelitian dalam penlisan ini selesai teepat pada waktunya.
Dalam Bab III berisi tentang gambaran umum Badan Kependudukan
Keluarga Berencana (BKKBN).
Selanjutnya dalam Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian
yang akan menguraikan bagaimana upaya Badan Kependudukan Keluarga
33
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi, Syariah Press IAIN STS
2012. Hlm. 69.
29
Berencana Nasional Kota Jambi dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk.
Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V yaitu bab penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan
curriculum vitae. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan dari uraian yang telah
ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan
resume dari apa yang ditulis dahulu kesimpulan adalah jawaban masalah dari data
yang telah diperoleh.
H. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
No
Kegiatan
Tahun
2019 2020
November Februari September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
x
2 Pembuatan
Proposal
x
3 Perbaikan
Proposal dan
Seminar
x
4 Surat Izin x
30
Riset
5 Pengumpulan
Data
x
6 Pengolahan
dan Analisis
Data
x
7 Pembuatan
Laporan
x
8 Bimbingan
dan
Perbaikan
x x x x
No
Kegiatan
Tahun
2020 2021
Desember Januari Februari Maret April
9 Agenda dan
Ujian Skripsi
x
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
x x
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota
Jambi
Berdasarkan Keppres Nomor 38 Tahun 1978, jangkauan program KB
Nasional diperluas lagi kesebelas Provinsi di Luar Jawa Bali II yaitu: Provinsi
Jambi, Bengkul, Riau, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Irian
Jaya dan Timor-Timur. Sehingga seluruh wilayah Republik Indonesia sudah
dijangkau oleh program KB Nasional.
Sesuai Keppres tersebut pelaksanaan Program KB Nasional di daerah,
termasuk di Provinsi Jambi dilaksanakan oleh unit-unit pelaksana/pelaksana
Program Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Madya. Sehingga di Provinsi
Jambi dibentuk Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN
1978-2020), dengan kepala perwakilan BKKBN Povinsi Jambi dari masa ke
masa:
1. dr.W.A Sinurat (1979-1984)
2. dr. Kusdinar Yogasara, SKM (1984-1988)
3. drg. Soeharto, SKM (1989-1991)
4. Drs. Sutejo Yuwono (1991-1992)
5. Drs. Djoko Soepodjo (1992-1997)
6. dr. Rusdi Satria Ridwan, MPH (1997-1999)
7. Drs. Iljas Bachtiar (1999-2001)
8. Muksin Hamza, SKM,. SE (2001-2006)
31
32
9. Drs. M.Muslih Usman (2006-2009)
10. Drs. Satrijo Pramono Hindarto. M.Sc (2009-2011)
11. Dra. Retno Munfaati, MM (24 Maret 2011-28 Agustus 2012)
12. Setia Edi, SE, M.Kes (28 Agustus 2012-21 Mei 2014)
13. Drs. Waspi (7 Agustus 2014-12 Agustus 2016)
14. Drs. Endang Agus Sapri, MM (3 Agustus 2016-12 Juni 2017)
15. Mukhtar Bakti, SH, MA, (17 Juli- Sekarang)
Sedangkan dalam kurun waktu mulai berdiri hingga tahun terakhir,
Struktur Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi mengalami beberapa kali perubahan
selaras dengan secara nasional. Diantaranya mengacu dengan Keppres Nomor 64
Tahun 1983 tentang Penyempurnaan struktur organisasi, Keppres ini lebih
ditekankan kepada Program Keluarga Berencana secara menyeluruh dan terpadu
dengan program Keluarga Berencana, dimana tugas pokok BKKBN adalah
menyiapkan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraa
Program Keluarga Berencana Nasional.
Periode berikutnya adalah organisasi BKKBN berdasarkan Keppres
Nomor 109 Tahun 1993, hal penting pada priode ini ditandai dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dimana jangkauan program
BKKBN bukan hanya Keluarga Berencana, namun meluas dengan
menyelenggarakan pengelolaan pembangunan keluarga sejahtera sebagai
konsekuensi logis dari keberhasilann program KB Nasional.
Peran BKKBN tidak terbatas pada penyelenggaraan Program KB akan
33
tetapi juga meliputi penyerasian pengendalian penduduk dengan di terbitkannya
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga. Selanjutnya diterbitkan Peraturan Presiden Nomor
62 tahun 2010 yang mengubah status Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) menjadi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Berdasarkan Perpres tersbut maka diterbitkan Peraturan Kepala
Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKKBN Pusat dan
Perka Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisai dan Tata Kerja Perwakilan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.
Sebagai bagian dari rencana besar pembangunan BKKBN, maka kebijakan
kependudukan tak lepas dari keseluruhan kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan pembangunan kependudukan ditunjukan untuk “mengurangi angka
pertumbuhan penduduk”. Inilah yang menjadi arah utama implementasi kebijakan
kependudukan dengan pendekatan yang ditempuh adalah dengan cara
memasyarakatkan program penjarangan kelahiran atau Keluarga Berencana (KB).
Perwakilan BKKBN di Jambi terus berupaya meningkatkan kualitas atau
sumber daya manusia dan pelayanan KB. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui program KB Mobile dan
memberikan KIE secra maksimal agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap program BKKBN.34
34
Dokumentasi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Tahun 2020.
34
B. Visi Visi dan Misi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
1. Visi
“Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”.35
2. Misi
a. Mengharusutamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
b. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
c. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
d. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
e. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
C. Struktur Organisasi Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Jambi.
Berdasarkan Peraturam Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor
273/PER/B4/2014, maka struktur organisasi perwakilan BKKBN di Provinsi
Jambi
35
http://jambi.bkkbn.go.id/?page_id=533.
35
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi
Sumber:Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi.36
36
Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasiona Kota Jambi, 12 Oktober 2020.
36
Adapun penjabaran tugas masing-masing bidang beserta satuan kerja
dibawahnya sebagai berikut:
1. Kepala Badan
Kepela Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Badan juga menjalankan fungsinya yaitu:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan serta kesekretariatan Badan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretariat.
Melaksanakan koordinas pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perwakilan
BKKBN Provinsi.
3. Bidang Pengendalian Penduduk.
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pemantauan evaluasi di bidang pengendalian penduduk.
37
4. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standarm prosedur, dan kriteriaserta
pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
5. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga.
6. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi.
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggrakan, dan informasi.
7. Bidang Pelatihan dan Pengembangan.
Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana.
D. Sumber Daya Manusia di Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional
Penataan Sumber Daya Manusia di Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi
mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara dan ketentuan reformasi birokras. Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi
telah melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia secara professional dimana
fungsi-fungsi Sumber Daya Manusia dari perencanaan, analisis jabatan,
38
rekrutmen, manajemen karir saling terintegrasi. Kebijakan dalam upaya program
antara lain peningkatan kompetensi dan kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang professional dan kompeten serta pelayanan administrasi kepegawaian
yang optimal.
Aparatur sipil negara sebagai bagaian dari reformasi birokrasi
berkewajiban mempertanggung jawabkan kinerjanya. Sejak tahun 2017,
pengelolaan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan sebagai upaya untuk
mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di Perwakilah Provinsi Jambi sebagai
berikut:
1. Pemberlakuan sistem merit, yaitu penggabungan melalui kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi dan kinerja secara adil
dan wajar dengan tana membedakan latar belakang ras, warna kulit, agama,
asal-usul, jenis kelamin, status perkawinan, umur ataupun kondisi kecacartan.
2. Pengisian jabatan struktural untuk pemimpin tinggi madya dan pratama telah
dilaksanakan melalui seleksi terbuka (Open Bidding) sesuia dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kulifikasi, kepangkatan, pendidikan, dan
pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain
sesuia dengan peraturan perundang-undangan.
3. Melaksanakan internalisasi budaya kerja Cerda, tangguh, kerjasama,
integritas, dan iklas yaitu proses menanamkan dan menumbuhkan nilai
budaya kerja menjadi bagian dari diri pegawai ASN di lingkungan BKKBN.
4. Penyediaan profil kompetensi Sumber Daya Manusia pegawai yang
komprehensif dan terkini diwujudkan dengan melaksanakan asesmen
39
terhadap seluruh pergawai yang dapat digunakan sebagai bahan pembahasan
peningkatan karies pegawai.
Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi di
dukung 426 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti sosial, hokum,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, psikologi , teknis, administrasi, dan lainnya.
Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi tersebut ditempatkan pada kantor
Perwakilah BKKBN Provinsi Jambi sebanyak 65 orang dan Petugas Keluarga
Berencana (PKB) di kecamatan yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota se-Provinsi
Jambi sebanyak 356 orang. Dalam konteks perimbangan pegawai, terdapat
15,25% pegawai di kantor provinsi dan 84,74% pegawai di kecamatan.
Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi juga telah mempertimbangkan pegawai,
tedapat 15,25% pegawai di kantor provinsi dan 84,74% pegawai di kecamatan.
Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi juga telah mempetimbangkan komposisi dari
segi jabatan, golongan, pendidikan, usia atau generasi, serta kompetensi. Berikut
adalah profil demografi pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi.
Tabel 3.3
Profil Demografi Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi
Golongan /
Ruang
Eselon Non Eselon
Total II III IV
Fungsional
Umum
Fungsional
Tertentu
Golongan IV 1 4 2 7
Golongan III 16 33 4 53
Golongan II 5 5
Golongan I 0
Total 1 4 18 38 4 65
23 42 65
Sumber: Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota
Jambi
40
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Faktor Pendukung dan Penghambat Badan Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional Dalam Menjalankan Program Keluarga Berencana
di Kota Jambi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bertujuan
untuk mengatur kelahiran, jarak dan usia ideal anak melalui promosi,
perlindungan dan pendampingan sesuai dengan hak reproduksi mengatur
kehamilan, dan membangun keluarga yang berkualitas. Pelaksanaan kehamilan
merupakan upaya untuk membantu pasangan suami istri agar dapat melahirkan
pada usia ideal, memiliki banyak anak, dan menggunakan metode, alat, dan obat
kontrasepsi untuk menyesuaikan jarak kelahiran anak yang ideal.
Kebijakan Keluarga Berencana bertujuan untuk mengatur kehamilan,
menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak,
meningkatkan ketersediaan dan kualitas informasi, pendidikan, penyuluhan
Keluarga Berencan dan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan partisipasi laki-
laki.
Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) antara lain diperlukan berbagai cara :
1. Mengatur jarak kehamilan.
2. Mendewasakan usia perkawinan.
3. Penyuluhan tentang pentingnya KB.
40
41
4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.37
Undang-undang tersebut menjelaskan hak masyarakat untuk
memperoleh informasi dan layanan reproduksi dalam rangka perwujudan dan
perlindungan hak asasi manusia. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah
dalam kependudukan adalah menentukan kebijakan dan program jangka
menengah dan panjang pembangunan kependudukan atau keluarga. Tanggung
jawab Pemerintah diantaranya yaitu:
1. Menetapkan kebijakan nasional.
2. Menetapkan pendoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan
kriteria.
3. Memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, fasilitasi, sosialisasi,
advokasi, dan koordinasi.
4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi
berkedudukan sebagai bagian dari Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana memiliki tugas merumuskan teknik dan strategi,
melaksanakan urusan, pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hermawi S.H selaku Kepala
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi.
37
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (Kb) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56.
42
“Dalam pelaksanaan tugas pokoknya Dinas PP dan KB Kota Jambi
berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis di bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga.
Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Pengendalian pemanduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kualitas
penduduk, pelaksanaan pemetaan perkiraan pengendalian penduduk.
Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian
penduduk dan keluarga berencana. Pelaksanaan pendayagunaan tenaga
penyuluhan KB atau petugas lapangan KB dan Kader KB. Pelaksanaan
pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi,
pelaksanaan pelayanan KB. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan
peran serta organisasi kemsyarakatan dalam pelaksanaan pelayanan,
pembinaan kesertaan ber- KB, pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga, penyelenggaraan urusan kesekretariatan serta pembinaan
kelompok pejabat fungsional”.38
Berdasarkan wawancara di atas bahwa tugas pokoknya DPPKB sebagai
perumus kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk telah dilakukan
dengan baik. Bahwa setiap kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk dan
keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga. Pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, keluarga
berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Pengendalian pemanduan dan
sinkronisasi kebijakan pengendalian kualitas penduduk, pelaksanaan pemetaan
perkiraan pengendalian penduduk mereka adalah sebagai perumus, jadi jika
mereka tidak melaksanakan kebijakan ataupun programnya maka mereka akan
menerima sanksi dan akan berakibat kepada masyarakatnya yang acuh terhadap
program KB.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam
38
Wawancara Hermawi, Kepala Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana, 19 Oktober 2020.
43
menjalankan program-program yang telah di jelaskan diatas dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk di Kota Jambi. Faktor pendukung dan penghambat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk
melalui program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi antara lain
a. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2 menjelaskan
bahwa kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya dan agama
serta lingkungan penduduk setempat..
b. Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Kedudukan
Badan Kependudukan dan Keluaraga Berencana Nasional.
c. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN
No.74/HK.010 /B5/2001 tahun 2001 tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi
dan kabupaten/Kota. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) melalui pembinaan kesehatan
reproduksi remaja.
d. Meningkatkan kepedulian dan peran serta Pasangan Usia Subur (PUS)
sebagai peserta KB untuk mewujudkan keluarga kecil sejahtera.
44
e. Meningkatnya keterampilan kader institusi masyarakat dalam pengelolaan
program KB diwilayahm Kota Jambi untuk menurunkan unment need
(kebutuhan yang tidak terpenuhi) serta drop out peserta KB.
f. Meningkatnya penyuluhan dan konseling pelayanan KB di tempat-tempat
pelayana KB untuk mewujudkan kepuasan Peserta Usia Subur (PUS)
menggunakan alat kontrasepsi serta mencegah timbunya kasus efek samping,
komplikasi dan kegagalan akibat penggunaan alat kontrasepsi.39
Bedasarkan wawancara dengan Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku
Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di BKKBN.
“Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya KB dan membatasi
jumlah anak, serta memperhatikan faktor pendidikan dan ekonomi anak di
masa depan, telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
program KB, yang akan membantu dalam mengendalikan pertumbuhan
penduduk di Kota Jambi ini”.40
Pelayanan konsultasi dalam urusan keluarga berencana sangat penting,
karena sebagian orang tidak mau membicarakan masalahnya secara terbuka.
Dengan adanya pelayanan khusus, masyarakat tidak akan malu untuk
menyuarakan masalah, terutama masalah alat kontrasepsi yang aman dan mudah
digunakan sesuai kebutuhan masyarakat. Bedasarkan wawancara dengan Ibu
Fatmawati selaku masyarakat Kota Jambi.
”Pada masa sekarang ini memang lebih baik mengikuti program Keluarga
Berencana salah satunya yaitu kb, karena lebih baik untuk ke depan
dengan membatasi jumlah anak maka akan lebih fokus untuk menyiapkan
39
Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan DPPKB, 19
Oktober 2020. 40
Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,
Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.
45
pendidikan untuk anak. Ekonomi sedang sulit jadi harus banyak
pertimbangan”.41
Dalam pengelolaan ini, pelayanan-pelayanan atau instalasi kontrasepsi
yang direkomendasikan oleh pemerintah sangat membantu, sehingga masyarakat
tidak lagi takut menggunakan alat kontrasepsi, karena pemerintah telah
menugaskan tenaga ahli untuk menangani pelayanan tersebut, sehingga program
pemerintah dapat berjalan dengan normal. Demi kenyamanan masyarakat setelah
menggunakan alat kontrasepsi, pemerintah juga terus memantaunya dan ini sudah
dilakukan dengan adanya pelayanan dan sosialisasi awal kepada masyarakat
tentang efek yang dapat timbul setelah menggunakan alat ini sehingga masyarakat
sudah siap menerima resiko yang ada.
Bedasarkan wawancara dengan Bapak Hermawi, S.H Selaku sekretaris
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi.
“Dinas PP dan KB melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga lain
dalam hal ini kondisi stabilitas keamanan yang kondusif di Kota Jambi.
Adanya kemungkinan keterbukaan kerjasama dengan berbagai lembaga
lain baik pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah Kab/Kota
lain, swasta, Lembaga Donor, LSM dan lembaga lainnya”.42
Berdasarkan wawancara diatas bahwa adanya koordinasi antara
pemerintah, berbagai lembaga lain baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah Kab/Kota lain, swasta, Lembaga Donor, LSM dan masyarakat
sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program pemerintah, tidak terkecuali
program yang disajikan oleh Dinas Kependudukan Keluarga Berencana
41
Wawancara Dengan Fatmawati, Masyarakat Kota Jambi, 20 Oktober 2020. 42
Wawancara Hermawi, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana, Paal Lima, Kec. Kota Baru-Jambi, 19 Oktober 2020.
46
Nasional sendiri koordinasi ini sangat dibutuhkan karena pelayanan program
KB langsung tertuju kepada masyarakat.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam melaksanakan program-program KB dan
Kesehatan Reproduksi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk yang terdiri
dari:
a. Kurangnya Petugas Lapangan Penyuluh KB (PLKB).
b. Peserta KB aktif masih didominasi oleh metode kontrasepsi Suntik dan Pil
karena masyarakat Kota Jambi lebih menginginkan pelayanan KB yang
bersifat praktis, mudah didapat disekitar tempat tinggalnya dan dengan harga
yang terjangkau.
c. Belum meratanya keterampilan tenaga pelayanan dalam berkomunikasi
dengan klien, agar proses informed choice dapat berjalan dengan baik.
d. Bertambahnya penduduk sementara itu luasan lahan permukiman semakin
menyempit
e. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang masih sangat tinggi sehingga hal ini
dapat mempengaruhi unmet need (kebutuhan yang tidak terpenuhi).43
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku
Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di BKKBN.
“Kebanyakan masyarakat lebih sering menggunakan metode kontrasepsi
jangka pendek. Dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, Anda
hanya perlu melakukan pemasangan satu kali saja dan alat kontrasepsi
pun sudah efektif. Istilahnya, fit and forget, pasang dan tidak perlu
mengingat jadwal penggunaan, seperti halnya pil KB maupun KB
43
Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan DPPKB, 19
Oktober 2020.
47
suntik. Meskipun terdengar simpel, tidak semua ibu baru serta merta
mantap memilih kontrasepsi jangka panjang. Alasannya taku, bagi yang
tidak memiliki cukup informasi, sekedar membayangkan sebuah benda
asing tertanam di rahim atau lengan saja menimbulkan rasa tidak
nyaman.Sementara itu, kontrasepsi jangka pendek memang terlihat lebih
“tidak menyakitkan”. Tetapi, jika efektifitas kontrasepsi akan berkurang
jika jadwalnya terlewati.”44
Karena dengan alat kontrasepsi inilah masyarakat dapat mengatasi
masalah kependudukan salah satunya mengatur jarak kelahiran yang ideal
sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah. Alat kontrasepsi yang
digunakan juga sudah bertaraf internasional dan aman digunakan, tetapi harus
sesuai melalui konsultasi terlebih dahulu kepada pihak yang lebih mengerti
sebelum menggunakannya, berikut ini alat kontrasepsi yang disediakan oleh
pemerintah untuk masyarakat.
Wawancara dengan zainun selaku masyarakat Kota Jambi mengatakan.
“Saya takut kalau pasang alat kontrasepsi jangka panjang katanya sakit,
jadi saya pakai yang jangka pendek saja, yang penting ingat tanggal
jadwalnya.” 45
Dalam hal ini Badan Keluarga Berencana mempunyai tugas untuk
melakukan pendekatan dan memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang
alat kontrasepsi yang baik. Maka pemerintah selaku pelaksana yang sangat
berpengaruh, sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat agar dapat
mengerti program pemerintah yang bertujuan membina suatu keluarga dengan
cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
44
Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,
Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020 45
Wawancara Dengan Zainun , masyarakat Kota Jambi, Paal Lima, Kec. Kota Baru-
Jambi, 20 Oktober 2020.
48
B. Upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Dalam
Program Mengendalikan Pertumbuhann Penduduk di Kota Jambi
Dalam menghadapi faktor penghambat Sumber Daya Manusia yang belum
memadai, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat. Upaya yang harus
dilakukan pemerintah khususnya Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam program
mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi adalah:
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia khususnya Petugas Lapangan Penyuluh
KB (PLKB).
Kompetensi petugas yaitu kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan yang memuaskan masyarakat yang sesuai standar dan telah ditentukan
oleh unit penyelenggara pelayananan. Setiap pelayanan sudah memiliki standar
pelayanan yang jelas dan tepat. Setiap unit pelayanan harus mempunyai kesiapan
untuk memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat sehingga terciptanya
pelayanan prima. Kompetensi atau kemampuan petugas lapangan atau kader KB
sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan pelaksanaan program
KB, di mana para PLKB adalah para petugas yang langsung turun di masyarakat,
sehingga kemampuan mereka dalam mengajak dan memengaruhi masyarakat
dalam pelaksanaan program KB sangat penting serta kreativitas serta ketekunan
mereka sangatlah dibutuhkan. Untuk merubah pola pikir masyarakat yang masih
sempit tentang KB peran petugas lapangan dalam mensosialisakan program
keluarga berencana sangat lah mendukung dalam pencapaian target
49
2. Menjamin ketersedian kontrasepsi dan pelayanan program bagi seluruh KB,
khususnya dalam pemberian kontrasepsi gratis bagi keluarga sejahtera 1 atau
keluarga miskin lainnya serta peningkatan kesertaan KB pria.
Pelayanan konseling dalam hal KB sangat penting, karena ada beberapa
masyarakat yang malu–malu untuk mengatakan masalahnya secara terbuka.
Dengan adanya pelayanan khusus masyarakat juga sudah tidak merasa malu untuk
mengatakan permasalahannya khususnya masalah alat–alat kontrasepsi yang
aman dan baik untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam
pengeloalaan ini adanya jasa pelayanan atau pemasangan alat kontrasepsi yang
dianjurkan oleh pemerintah, sangat membantu sehingga masyarakat sudah tidak
merasa takut lagi untuk menggunakan alat kontrasepsi karena adanya tenaga ahli
yang diturunkan pemerintah untuk menanggulangi pelayanan ini, sehingga
program pemerintah dapat berjalan dengan baik.
3. Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi
dalam merencanakan kehamilan serta meningkatkan status kesehatan
perempuan dan anak untuk mewujudkan keluarga sehat dengan anak ideal.
Hak reproduksi banyak terkait dengan penghormatan tehadap
harkat seorang manusia. Dalam hal ini laki-laki dan perempuan sama-sama
bertanggung jawab atas pengendalian fertilitas dan masalah kesehatan reproduksi
pada umumnya. Dalam memilih jenis KB yang akan diikuti, pengetahuan
tentang alat kontrasepsi menjadi penting. Terbukti masih kurang pengetahuan tentang
berbagai alat kontrasepsi yang tersedia. Masih banyak akseptor yang menentukan
metode yang dipilih hanya berdasar informasi sekedarnya yang diperoleh dari
50
akseptor lain berdasar pengalaman masing-masing.
Dalam pemilihan alat atau cara KB seharusnya harus melalui konseling.
Konseling sangat penting sebagai bagian dari pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi. Melalui konseling, berarti petugas telah membantu masyarakat
memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang dipilih dan digunakan. Hal ini
dikuatkan hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa konseling yang baik
akan memberi kepuasan kepada masyarakat dan akan membantu keberhasilan
KB karena masyarakat ingin menggunakan kontrasepsinya lebih lama. Fakta
lapangan yang disampaikan penelitian ini menunjukkan bahwa koseling masih
kurang diterima masyarakat sehingga keputusan pemilihan alat atau cara
kontrasepsi belum sepenuhnya didasarkan pengetahuan yang cukup tentang alat
atau cara KB. Temuan di lapangan tersebut membuktikan bahwa perlunya
informasi bagi masyarakat karena akan membantu kesuksesan program KB.
Berikut beberapa hasil wawancara mengenai upaya dalam mengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui program KB. Berdasarkan wawancara dengan Ibu
Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan
Penduduk di BKKBN.
“Dalam menghadapi kendala dalam melaksanakan program-program KB
dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan adalah
meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi
pada pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber
PLKB.”46
Menurut analisis penulis berdasarkan wawancara diatas bahwa di dalam
melaksanakan program-program KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal
46
Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,
Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.
51
yang harus di lakukan lebih baik lagi adalah dalam hal meningkatkan tata kelola
pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada pelayanan publik, selain itu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana. Pemerintah
diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta masyarakat
harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-program yang di buat
oleh pemerintah demi mengatur pengendalian pertumbuhan penduduk.
Undang-undang tersebut menjelaskan hak masyarakat untuk
memperoleh informasi dan layanan reproduksi dalam rangka perwujudan dan
perlindungan hak asasi manusia. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah
dalam kependudukan adalah menentukan kebijakan dan program jangka
menengah dan panjang pembangunan kependudukan atau keluarga. Tanggung
jawab Pemerintah diantaranya yaitu:
1. Menetapkan kebijakan nasional.
2. Menetapkan pendoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan
kriteria.
3. Memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, fasilitasi, sosialisasi,
advokasi, dan koordinasi.
4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi
berkedudukan sebagai bagian dari Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana memiliki tugas merumuskan teknik dan strategi,
melaksanakan urusan, pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan
52
pelaksanaan tugas di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
C. Solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam
program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi
Solusi untuk melaksanankan arah kebijakan Nasional di bidang
pengendalian pertumbuhan penduduk dan pembangunan keluarga telah
ditetapkan, di mana BKKBN sebagai badan yang ditunjuk untuk mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan hal pertumbuhan penduduk. Hal yang dilakukan
Badan Kependudukan Keluarga Berencana diantaranya adanya peningkatan
jumlah alat kontrasepsi. Untuk lebih jelasnya berikut tabel jumlah peserta KB
aktif dan alat kontrasepsi yang digunakan
Tabel 4.1
Jumlah Akseptor KB di Kota Jambi Tahun 2016-2019
No Alat
Kontrasepsi
Tahun Jumlah
Pengguna
Akseptor
2016 2017 2018 2019
1. IUD 1.351 981 6.014 5.998 14.344
2. MOW 635 647 2.004 2.045 5.331
3. Pil 2.633 2.723 23.668 22.495 51.519
4. Kondom 766 1.168 3.328 2.881 8.143
5. MOP 0 6 132 466 604
6. Implant 816 785 4.549 4.654 10.804
7. Suntik 7.689 8.090 32.879 3.440 52.098
Jumlah Akseptor Per
Tahun
13.899 14.401 72.559 73.246 142.843
Berdasarkan data pada tabel 4.1 bahwa masyarakat Kota Jambi yang
terdaftar menjadi akseptor setiap tahunnya mengalami peningkatan, bahkan yang
alkon MOP yang pada tahun 2016 sama sekali tidak ada yang menggunakan, dan
53
di tahun 2019 mengalami penigkatan yang begitu tinggi. Di Kota Jambi ini
terbuka dan bersedia untuk memberikan pendidikan mengenai program yang
dicanangkan pemerintah dan seharusnya apabila semakin meningkatnya peserta
KB aktif, maka akan berakibat pada penurunan angka kelahiran. Namun
kenyataan yang ada ialah angka kelahiran semakin tinggi.
Melihat kejadian sosial serta data yang ada di lapangan, bahwa ada
indikasi lain yang menyebabkan kurang berjalannya program, indikasi tersebut
adalah masih banyaknya masyarakat yang memakan alat kontrasepsi berjangka
pendek seperti pil, kondom dan suntik. Hal tersebut dikarenakan masih banyak
yang terkena pengaruh sosial dan sudah terpengaruh oleh isu-isu negative yang
beredar di tengah masyarakat yang belum tentu kebenarannya. Masih banyak dari
masyarakat yang rupanya takut untuk memakai alat konrasepsi yang ditawarkan
pemerintah sebagai alat kontrasepsi yang sangat terjamin keberhasilannya.
Maka menurut analisis penulis melihat data yang tertera diatas bahwa
pemerintah harus lebih memberikan pendidikan terhadap masyarakat untuk ber
KB jangka panjang seperti implant karna menurut kepala bidang pengendalian
pertumbuhan penduduk di BKKBN Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc bahwa
penggunaan alkon yang berjangka panjang akan lebih efektif dibandingkan dengan alkon
yang berjangka pendek karena masyarkat harus mengingat tanggal untuk penggunaanya.47
Maka dari itu pemerintah khususnya PLPKB harus mensosialisasikan mengenai
penggunaan akon agar program yang dicangkan pemerintah berjalan dengan baik.
47
Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,
Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor pendukung yaitu makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan Keluarga Berencana, adanya Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2
menjelaskan tentang kependudukan, adanya surat Keputusan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN No.74/HK.010 /B5/2001 tahun 2001
tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi dan kabupaten/Kota. Meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) melalui
pembinaan kesehatan54543 reproduksi remaja, adanya kepedulian dan peran serta
Pasangan Usia Subur (PUS) sebagai peserta KB untuk mewujudkan keluarga kecil
sejahtera, adanya dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas
kelembagaan manajemen maupun program. Faktor penghambat yaitu kurangnya
Petugas Lapangan Penyuluh KB (PLKB). Kurangnya keikutsertaan KB Pria yang
masih rendah terutama Medis Operasi Pria (MOP) karena masih kuatnya persepsi
masyarakat tentang pelaksanaan program KB hanya di lakukan oleh perempuan.
Kurangnya peserta KB aktif masih didominasi oleh metode kontrasepsi Suntik
dan Pil karena masyarakat Kota Jambi lebih menginginkan pelayanan KB yang
bersifat praktis, mudah didapat disekitar tempat tinggalnya dan dengan harga yang
terjangkau.
54
55
2. Upaya yang dilakukan adalah program-program KB dan Kesehatan
Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal
meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada
pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
sarana prasarana merupakan jalan penting demi perbaikan kedepan strategi
yang di buat harus sesuai dengan kenyataan lapangan dengan analisis yang
tepat. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik
serta masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-
program yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya penduduk yang ideal.
3. Solusinya adalah program-program KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan
hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal meningkatkan tata kelola
pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada pelayanan publik, selain itu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana merupakan
jalan penting demi perbaikan kedepan strategi yang di buat harus sesuai dengan
kenyataan lapangan dengan analisis yang tepat. Pemerintah diharapkan untuk
meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta masyarakat harus lebih peduli
dan ikut berpartisipasi dalam program- program yang di buat oleh pemerintah
demi terciptanya keluarga berkualitas.
B. Saran
Sebagai penutup dari tulisan ini, setelah penulis mengamati melalui
penelitian peran pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan penduduk oleh
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi, penulis menyimpulkan
bahwa upaya dalam mengatasi hal ini menjalankan tugas sesuai dengan yang telah
56
ditentukan juga sangat membantu dan sesuai dengan fungsi dan perannya. Oleh
sebab itu diharapkan:
a. Pemerintah harus menjalankan tugasnya sesuai dengan yang telah ditentukan
dari pusat maupun yang ada di daerah.
b. Fungsi dan peran Badan Keluarga Berencana harus berjalan sesuai dengan
bagiannya masing–masing guna untuk mengendalikan jumlah pertumbuhan
penduduk.
c. Dalam proses pelaksanaan program kerja diharapkan keikutsertaan
masyarakat sehingga dapat berjalan dengan baik serta menjalankan kehidupan
berkeluarga dengan baik dan sesuai dengan apa yang diusung oleh
pemerintah. Proses pelaksanaan penyuluhan lapangan dapat dilakukan secara
berkesinambungan serta adanya penambahan porsenil sehingga dapat
menjangkau seluruh kawasan.
57
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Agustina MAulida, “Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Srudi Kasus
pada Siswa SMA Sederajat di Kota Banda Aceh)”, SKripsi UIN Ar-
Raniry Darussalam, Banda Aceh , 2016.
Al-Fauzi, Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan,
Vol. 3 No.1, Maret 2017.
Andre Kawulur, “Peranan BKKBN Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Suatu Studi Di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa Selatan)”, Jurnal
Administrasi Publik, 2015.
Hadari nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. (Jakarta: Gadjah mada
university press, 1993.
Harry Gunawan, “Strategi Humas Bkkbn Dalam Mensosialisasikan Program
Keluarga Berencana di Provinsi Riau”, SKripsi Sulthan Syarif Kasim
Riau, 2013.
Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran , dan Kelebihan Peran terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan
Publik yang Bermitra dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di
Wilayah DKI Jakarta,” Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Mei 2009.
Minnati Daniyyati, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Keluarga Berencana
Menurut Yusuf Al- Qaradawi”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Tahun 2016.
58
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985.
Sabarudin Bintang, “Tinjauan Hukum Tentang Sterilisasi dalam
Keluarga Berencana (Analisa Terhadap Fatwa MUI tentang
Sterilisasi)”,Skripsi Universitas UIN Jakarta Tahun 2010.
Una Sayuti, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press,
2014, hlm. 25.
Siti Soleha,” Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa
Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu
Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016.
Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat
Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
B. Undang-undang
Undang-Undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 tentang kependudukan
dan pembangunan keluarga Pasal 20 Undang‐ Undang Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah
yang di laksanakan bersama oleh pemerintah pusat.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Pasal 3 Ayat (1)
Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
59
Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak Dan Pengendalian Pendudul.
C. Lain-lain
BPS Provinsi Jambi dalam Angka 2016-2019.
Dokumntasi Kanto PP dan KB tahun 2019.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Jambi 2017-2020.
Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk
BKKBN, Kota Jambi.
Wawancara Hermawi, Kepala Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana, Kota Jambi.
Wawancara Dengan MHD. Irzal, Kepala Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Reproduksi, BKKBN, Kota Jambi.
Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan
DPPKB, Kota Jambi.
Wawancara Dengan Fatmawati, Masyarakat, Kota Jambi.
Wawancara Dengan Zainun , Masyarakat, Kota Jambi.
60
DOKUMENTASI LAPANGAN
61
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Dewi Febriani
Nim : 105170429
TTL : Talang Bakung
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Alamat : Jl. Buper Rt 08 Tangkit Kec. Sungai Gelam Kab. Ma
Jambi
No Hp : 085368838778
B. Riwayat Pendidikan
NO JENJANG PENDIDIKAN TEMPAT TAHUN
1. SDN 22/IX Tangkit MUARO JAMBI 2006-2012
2. MTSN TALANG BAKUNG KOTA JAMBI 2012-2014
3. MAN MODEL JAMBI KOTA JAMBI 2015-2017
4. UIN STS JAMBI MUARO JAMBI 2017-Sekarang
top related