upaya penindakan bpom palembang terhadap makanan
Post on 16-Apr-2022
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
UPAYA PENINDAKAN BPOM PALEMBANG
TERHADAP MAKANAN KADALUARSA DALAM
PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN HUKUM ISLAM
SKRIPSI
Disusun dalam rangka untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NOVA LESTARI
NIM : 1651500043
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dan perkembangan perekonomian
dibidang perindustrian nasional telah menghasilkan
berbagai variasi barang atau jasa yang dapat dikonsumsi.
Ditambah dengan globalisasi yang didukung dengan
kemajuan teknologi telekomunikasi kiranya memperluas
ruang gerak arus transaksi barang atau jasa. Akibat
barang atau jasa yang ditawarkan bervariasi yang
dilakukan oleh para produsen baik industri-industri besar
maupun industri yang kecil yang memproduksi
khususnya makanan.
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok
yang sangat diperlukan oleh manusia. Manusia tidak bisa
dipisahkan dengan makanan, karena makanan menjadi
3
penopang energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Didalam pasal 1 Undang-Undang No. 18 tahun 2012
tentang Pangan dijelaskan bahwa pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, perikanan, perternakan, perairan
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau
pembuatan makanan dan minuman.1
Bentuk-bentuk kemasan bahan pangan yang sering
dijual di toko-toko antara lain berupa:
1Tim Redaksi Permata Press, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Permata Press,
2016), hlm. 8
4
1. Kemasan kaleng, misalnya produk susu (bubuk
dan kental), sarden, kornet, roti, minuman (soft
drink) dan lain-lain.
2. Kemasan plastik, misalnya roti kering, mie
instant, kecap dan sebagainya.
3. Kemasan kardus/kotak misalanya produk susu
bubuk, makanan bayi, minuman dan
sebagainya.2
Dari bermacam-macam bentuk kemasan diatas,
kriteria kerusakan / kemasan bermasalah yang sering
terjadi antara lain:
1. Kemasan kaleng misalnya berlubang, berkarat
atau label hilang.
2. Kemasan plastik sobek
2 Beti Wahyu Kapitania, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
Atas Produk Makanan Dalam Kemasan Di Pasar Kota
Sukoharjo,(Surakarta: Universitas Muhammadiya, Skripsi,
2010),hlm. 3
5
3. Kemasan kardus / kotak berlubang,bocor
4. Kemasan yang berbeda dengan isinya.3
Roti adalah makanan yang banyak digemari oleh
banyak orang, dan sering digunakan sebagai pengganti
nasi atau alternatif cemilan. Roti pada umumnya
merupakan makanan yang memiliki bahan dasar tepung
terigu dan air yang difermentasikan oleh ragi. Roti
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu roti kering yang memiliki
tekstur renyah, dan bisa bertahan hingga 1 bulan dan roti
basah yang memiliki terkstur empuk, lembut, dan tidak
bertahan lama.
Banyak produsen berlomba-lomba untuk membuat
atau memproduksi makanan dengan modal yang sedikit
dan mendapat keuntungan yang banyak. Pemikiran
3 Beti Wahyu Kapitania, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen
Atas Produk Makanan Dalam Kemasan Di Pasar Kota
Sukoharjo,(Surakarta: Universitas Muhammadiya, Skripsi,
2010),hlm. 3
6
menggunakan modal sedikit dan mendapatkan
keuntungan yang banyak membuat produsen tidak
mematuhi keamanan, kemurnian dan higienisnya
makanan tersebut tanpa melindungi konsumennya.
Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum
yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat
mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen
diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-
kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah
antara berbagai pihak satu dengan yang lain yang
berkaitan dengan barang atau jasa konsumen pergaulan
hidup.4
Produk pangan yang diproduksi oleh usaha makanan
yang banyak diperjual-belikan diwarung-warung atau
4 AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum, Tinjauan Sosial
Ekonomi dan Hukum pada Perlindungan Kosumen,(Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan 2010),hlm 64-65.
7
supermarket.Masih banyak menjual produk dan makanan
yang kadaluarsa, sehingga dalam hal ini konsumen telah
dirugikan karena produk tidak memuat ketentuan yang
telah ditepatkan dalam perundang-undangan tertama
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Masa kadaluarsa suatu produk
makanan dan minuman yang berupa tangga, bulan, dan
tahun, dicantumkan pada label kemasan yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada konsumen
mengenai produk yang akan dikonsumsi.5 Tentang
makanan yang menjadi objek penelitian, dari hal ini
peneliti ingin melihat upaya BPOM dalam menindak
makanan yang kadaluarsa.
Keinginan yang hendak dicapai dalam perlindungan
konsumen adalah menciptakan rasa aman bagi konsumen
5 Ahmad Miru dan Sutarman Yudo, Hukum Perlindungan
Konsumen (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014), hlm. 77.
8
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Terbukti bahwa
semua perlindungan konsumen dalam Undang-Undang
perlindungan konsumen memiliki sanksi pidana.
Singkatnya bahwa segala upaya yang dimaksudkan
dalam perlindungan konsumen tersebut tidak saja
terhadap tindakan preventif, akan tetapi juga tindakan
represif dalamsemua bidang perlindungan yang
diberikan kepada konsumen. Maka pengaturan
perlindungan konsumen dilakukan dengan:
1. Menciptakan sistem perlindungan konsumen
yang mengandung unsur keterbukaan akses
informasi, serta menjamin kepastian hukum.
2. Melindungi kepentingan konsumen pada
khususnya dan kepentingan seluruh pelaku
usaha.
3. Meningkatkan kualitas barang dan jasa.
4. Memberikan perlindungan kepada konsumen
dari praktik usaha yang menipu dan
menyesatkan.
5. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan
dan pengaturan perlindungan konsumen dengan
9
bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang
lainnya.6
Perlindungan konsumen harus mendapat perhatian
yang lebih, karena investasi asing telah menjadi bagian
pembangunan ekonomi Indonesia, di mana ekonomi
Indonesia juga berkaitan dengan ekonomi dunia.
Persaingan internasional dapat membawa implikasi
negative bagi konsumen. Perlindungan konsumen tidak
saja terhadap barangbarang berkualitas rendah, akan
tetapi juga terhadap barang-barang yang membahayakan
kehidupan masyarakat.7
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau
disingkat BPOM adalah sebuah lembaga
di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-
6Tim Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, (Bandung: Citra
Umbara, 2015), hlm. 2. 7 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), hlm. 21.
10
obatan dan makanan di Indonesia. Badan Pengawas Obat
dan Makananyang selanjutnya disingkat BPOM adalah
lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
pengawasan Obat dan Makanan. BPOM berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.8
BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Obat dan Makanan terdiri atas obat, bahan obat,
narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat
tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan
olahan.
8https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawas_Obat_dan_Ma
kanan
11
Dalam pandangan Islam perlindungan konsumen
sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW belum
diangkat menjadi Rasul, beliau membawa barang
dagangan Khadijah binti Khuwailid dengan
mendapatkan imbalan atau upah.9Sekalipun tidak banyak
literatur yang berbicara tentang aspek perlindungan
konsumen ketika itu, namun prinsip-prinsip
perlindungan konsumen dapat ditemukan dari praktik-
praktek bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Kejujuran, keadilan dan integritas Rasulullah tidak
diragukan lagi oleh penduduk Mekkah, sehingga potensi
tersebut meningkatkan reputasi dan kemampuannya
dalam berbisnis.10
Allah berfirman dalam al-Quran :
9 Mahdi Rizqullah Ahmad, Biografi Rasulullah,Sebuah studi
Analisis Berdasarkan Sumber-sumber Autentik, ( Jakarta: Qisthi
Press, 2009), hlm. 152. 10 Jusmaliani, dkk, Bisnis berbasis syariah, (Jakarta: Bumi
Aksar, 2009), hlm. 4.
12
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.11
Sepintas ayat ini memang berbicara tentang riba,
tetapi secara implisit mengandung pesan-pesan
perlindungan konsumen. Diakhir ayat disebutkan tidak
menganiaya dan tidak dianiaya (tidak menzalimi dan
tidak pula dizalimi). Dalam konteks bisnis, potongan
pada akhir ayat tersebut mengandung perintah
perlindungan konsumen, bahwa antara pelaku usaha dan
konsumen dilarang untuk saling menzalimi atau
11Indra Laksana, dkk, al-Quran dan Terjemahan New
Cordova, (Bandung: Kiaracondong Bandung. 2012).
13
merugikan satu dengan yang lainnya. Hal ini berkaitan
dengan hak-hak konsumen dan juga hak-hak pelaku
usaha (produsen). Konsep bisnis dalam Islam harus
dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang menjunjung
tinggi kejujuran dan keadilan.12
Tentang aturan apakah upaya penindakan yang
dilakukan oleh pihak BPOM telah dilaksanakan sesaui
aturan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Kosumenupaya yang telah dilaksanakan
oleh BPOM melaksanakan tugas atau melakukan
pengecekan barang kelapangan dan melakukan
penindakan yang tegas sesuai Undang-Undang ketika
menemukan barang yang expired sedangkan hukum
Islam mengenai perlindungan konsumen terhadap
makanan yang expired tidak dilakukan penindakan ke
12 Zulham, Hukum perlindungan konsumen, ( Jakarta:Kencana,
2013), hlm. 41
14
lapangan melainkan kesadaran pihak pedangan dalam
menjual barang yang layak dimakan.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan
permasalahan diatas, penulis tertarik untuk meneliti
masalah ini lebih mendalam dengan judul : “UPAYA
PENINDAKAN BPOM PALEMBANG TERHADAP
MAKANAN KADALUARSA DALAM
PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN HUKUM ISLAM”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah
yang diangkat dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana Upaya Penindakan BPOM
Palembang Terhadap Makanan Kadaluarsa
15
Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen?
2. Bagaimana Upaya Penindakan Makanan
Kadaluarsa dalam Hukum Islam dan
Perbandingan dengan Hukum Positif?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui Upaya Penindakan BPOM
Palembang Terhadap Makanan Kadaluarsa
Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
16
b. Mengetahui Upaya Penindakan Makanan
Kadaluarsa Hukum Islam dan Perbandingan
dengan Hukum Positif.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
penelitian diatas, maka diharapkan dengan adanya
penelitian ini mampi memberikan manfaat dari segi
Teoristis maupun Praktis;
1. Secara teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu
hukum baik hukum Islam maupun
hukum positif.
b) Penelitian ini berguna untuk menambah
wawasan pengetahuan bagaimana Upaya
penindakan BPOM Palembang terhadap
makanan kadaluarsa dalam perspektif
17
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999tentang perlindungan konsumendan
hukum Islam serta perbandingan dengan
hukum positif.
2. Secara Praktis
Penelitian ini berguna bagi peneliti sendiri,
mahasiswa, pembaca, masyarakat, dan bagi
peneliti berikutnya. Diharapkan penelitian ini
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
masyarakat dalam pengembangan ilmu hukum
Islam, khususnya dalam bidang jual-beli yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis yang
berhubungan dengan pelaku usaha dan
konsumen baik di Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999tentang perlindungan konsumen
ataupun di hukum Islam.
18
D. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan
penelitian mengenai upaya penindakan BPOM
Palembang terhadap makanan kadaluarsa. Namun
sebelumnya sudah ada penulis yang melakukan
penelitian berkaitan dengan upaya atau perlindungan
terhadap konsumen dalam hukum Islam maupun
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999tentang
perlindungan konsumen yang berupa jurnal maupun
skripsi dan berikut beberapa penelitian tersebut.
Irsyad Santoso, skripsi (2014), Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menulis
tentang “Perlindungan Kosumen Terhadap Produk
Makanan dan Minuman Menurut MUI dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentan Perlindungan
Konsumen”. Penulis menitikberatkan mengenai bentuk
19
perlindungan terhadap produk makanan dan minuman
menurut MUI dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 serta dampak apabila tidak ada perlindungan
konsumen terhadap makanan. Hasil dari penelitian
tersebut adalah pemberian sanksi sebagai akibat hukum
dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.13
Darmawan Febri Padmono, skripsi (2014), Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
menulis tentang “Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Atas Penjaminan Mutu Makanan yang
Beredar di Pasaran Oleh BPOM Daerah Istimewa
Yogyakarta di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumemn”.
Penulis Menitikberatkan mengenai peranan BPOM
13 Irsyad Santoso, Perlindungan Kosumen Terhadap Produk
Makanan dan Minuman Menurut MUI dan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 Tentan Perlindungan Konsumen, (Skripsi: UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, Skripsi, 2014)
20
dalam melakukan penjaminan atas mutu makanan
berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
serta kendala yang dialami oleh BPOM dalam mengenai
kasus produk makanan kadaluarsa.14
Hamdi Maulana, Skripsi (2017), Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Raden Fatah Palembang, yang menulis
tentang “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen
Dalam Transaksi Jual Beli Online Menurut Undang-
Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen Ditinjau Dari Hukum Islam”. Penulis
menitikberatkan mengenai hak terhadap konsumen
14 Darmawan Febri Padmono, Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Atas Penjaminan Mutu Makanan yang Beredar di
Pasaran Oleh BPOM Daerah Istimewa Yogyakarta di Tinjau dari
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumemn, (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Skripsi,
2014)
21
dalam pembelian barang online diambil dari Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan hukum Islam.15
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian yang dilakukan pada penulisan
skripsi ini adalah field researchyaitu (penelitian
lapangan) penelitian yang bersifat datang langsung
kelokasi dimana tempat penelitian itu dilakukan
guna memperoleh data yang valid dan relevan
dengan peristiwa yang terjadi dimasyarakat.
Pendekatan ini merujuk ke yuridis normatif
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
15Hamdi Maulana, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen
Dalam Transaksi Jual Beli Online Menurut Undang-Undang No 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Ditinjau Dari Hukum
Islam, (Skripsi: UIN Raden Fatah Palembang, Skripsi, 2017)
22
3. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data yang
bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, (sebagian lawanya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara pusposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan)
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.16
Adapun sumber data dalam penelitian ini
adalah:
16 Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta cv, 2015),
hlm. 15
23
a. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah karyawan BPOM Palembang yang
berkaitan dengan upaya penindakan
terhadap makanan yang kadaluarsa.
b. Sumber data Sekunder semua bahan kajian
yang mengenai penelitian ini, seperti: buku-
buku, tesis, skripsi, junal, dan KUHAP.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah dalam suatu
penelitian.17 Adapun penelitian ini merupakan jenis
penelitian lapangan, dengan menggunakan data
primer yang merupakan informasi yang
dikumpulkan secara langsung dari lapangan, dan
17 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis,
Desertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2014), hlm. 138.
24
pengumpulan data sesuai dengan data yang
diperlukan serta metode-metode yang dipergunakan
adalah sebagai berikut:
a. Dokumentasi, data yang dilakukan untuk
menyediaan dokumen-dokumen dengan
menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan sumber-sumber informasi.
b. Wawancara/Interview, yaitu teknik ini
digunakan untuk mengupulkan data dengan
cara wawancara.
c. Study Literature, yaitu data yang diperoleh
bersumber dari buku-buku yang ada
hubungan dengan masalah yang dibahas
penulis.
5. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
25
Setelah data terkumpul, akan dilakukan
pengolahan data dengan cara mengedit, membuat
klasifikasi dan memeriksa kembali kelengkapannya.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Komparatif, yaitu menjelaskan,
menggambarkan serta menyajikan seluruh masalah
yang ada secara tegas dan sejelas jelasnya kemudian
disimpulkan dari penyataan yang bersifat umum ke
khusus. Sehingga penelitian dapat mudah dipahami
dan dimengerti.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan skripsi ini dapat dengan mudah
dipahami, maka sistematika penyusunan diselesaikan
dengan tata cara urutan permasalahan yang ada. Dalam
hal ini, penyusun membagi menjadi 4 (empat) bab yang
masing-masing bab terdiri dari sub bab.
26
BAB IMerupakan bagian Pendahuluan yang terdiri dari;
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Kegunaan, Penelitian Terdahulu, Metode
Penelitian, Sistematika Penulisan, yang
merupakan dasar pengkajian dari bab-bab
berikutnya agar saling berkaitan satu dengan
yang lain.
BAB IIMerupakan Tinjauan Pustaka mengenai makanan
kadaluarsa dalam bab ini memiliki 3 (tiga) sub
bab. Sub bab pertamaberisi tinjauan
tentangpengertian konsumen terhadap makanan
yang kadaluarsa:pengertian perlindungan,
pengertian konsumen, pengertian kadaluarsa,
pengertian makanan kadaluarsa, ciri-ciri
makanan kadaluarsa, dan dampak terhadap
makanan kadaluarsa. Sub bab kedua berisi
27
konsep Islam tentang makanan: makanan yang
layak dimakan menurut hukum Islam, dan
konsep makanan halal menurut hukum Islam.
Dan sub bab ketiga upaya melindungi
konsumen dalam Islam:Konsep jinayah dalam
Islam, Had, dan Ta’zir.
BAB IIIBab ini membahas tentang Lokasi Penelitian
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Palembang, Sejarah Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Palembang, Visi dan Misi
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Palembang, Keadaan Karyawan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Palembang, Kegiatan-Kegiatan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Palembang, Tugas dan Fungsi Badan Pengawas
28
Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, dan
Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Palembang.
BAB IVMerupakan bagian pembahasan yang memiliki
dua sub bab yang menjawab dari rumusan
masalah, yaitu Upaya Penindakan BPOM
Palembang Terhadap Makanan Kadaluarsa
Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumendan Upaya Penindakan Makanan
Kadaluarsa Menurut Hukum Islamdan
Perbandingan dengan Hukum Positif
BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran
penulis
top related