usulan pengecekan bahan baku dengan metode …
Post on 03-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
USULAN PENGECEKAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE PENERIMAAN SAMPEL GANDA PADA
BAGIAN QC INCOMING DI PT. ANI
Oleh :
Muchamad Jalal Sodiq
NIM. 004201205048
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademi
Mencapai Gelar Strata Satu
pada Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Usulan Pengecekan Bahan Baku Dengan
Metode Penerimaan Sampel Ganda Pada Bagian QC Incoming Di
PT. ANI” yang disusun dan diajukan oleh Muchamad Jalal Sodiq
sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Strata Satu
(S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi
persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya merekomendasikan
skripsi ini untuk maju sidang.
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Usulan Pengecekan
Bahan Baku Dengan Metode Penerimaan Sampel Ganda Pada
Bagian QC Incoming Di PT. ANI” adalah hasil dari pekerjaan saya
dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip
dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat
dengan sebenar – benarnya dan jika penyataan ini tidak sesuai dengan
kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan
dikenakan pada saya.
Cikarang, Indonesia, 23 Mei 2019
iii
USULAN PENGECEKAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE PENERIMAAN SAMPEL GANDA PADA
BAGIAN QC INCOMING DI PT. ANI
Oleh
Muchamad Jalal Sodiq
ID No. 004201205048
iv
ABSTRAK
Pengambilan sampel penerimaan merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membuat keputusan dalam menerima atau menolak lot produksi berdasarkan
tingkat kualitas suatu lot produksi. Pengambilan sampel penerimaan pada
penelitian ini digunakan pada pengendalian kualitas bahan baku yang datang dari
pemasok. Data bahan baku cacat yang lolos ke produksi sebanyak 35 unit dengan
rasio sebesar 1,7 ppm ( part per million ) pada bulan Oktober 2018 sampai
Desember 2018. Pengambilan sampel penerimaan menggunakan pengambilan
sampel tunggal dan ganda. Masih banyaknya bahan baku cacat yang masuk ke
bagian produksi, sehingga perlu dilakukan perbaikan. Perusahaan memiliki target
di tahun 2019 dengan rasio cacat sebesar 0,5 ppm. Penerimaan sampel tunggal
merupakan metode yang sedang digunakan, sedangkan penerimaan sampel ganda
adalah yang diusulkan. Berdasarkan dari jumlah kedatangan bahan baku dan nilai
AQL yang sudah ditetapkan, diperoleh nilai probabilitas penerimaan, ASN, ATI,
dan AOQ yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sampel. Penerimaan sampel
tunggal memiliki probabilitas penerimaan 0,8781, ASN = 125 unit, ATI = 415
unit, AOQ = 0,44%, Biaya inspeksi Rp. 99.835,00. Sedangkan untuk probabilitas
penerimaan 0,85, ASN = 121 unit, ATI = 458 unit, AOQ = 0,41%, Biaya inspeksi
Rp. 110.159,00. Meskipun biaya inspeksi penerimaan sampel ganda lebih mahal,
tapi hasil yang dicapai lebih baik. Karena nilai ASN dan AOQ penerimaan sampel
ganda lebih rendah. Dibulan April rasio bahan baku cacat lolos ke produksi
menurun dari 15 unit menjadi 2 unit, Untuk biaya inspeksi 100% dari Rp.
3.010.625,00 menjadi Rp. 1.204.250,00 atau penurunan biaya sebesar Rp.
1.806.375 atau penurunan biaya sebesar 60%.
Kata Kunci : AQL, ASN, ATI,AOQ, PPM
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kehidupan kita ke zaman keemasan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa President University jurusan Teknik Industri untuk
mencapai gelar Strata Satu Teknik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr.-Ing. Erwin Sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik President
University.
2. Ibu Ir. Andira, M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Industri President
University.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, MT., selaku Dosen Pembimbing.
Terima kasih atas dukungan, saran, dan evaluasi pada penyusunan skripsi
ini.
4. Seluruh Dosen President University yang telah memberikan ilmu dan
pembelajaran yang berharga selama proses perkuliahan.
5. Bapak Slamet Budi Hartono selaku Staff QC Incoming yang memberikan
ide dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
6. Rekan-rekan kerja di PT. ANI bagian QC Incoming, PPIC Material, dan
Produksi atas bantuannya dalam menyelesaikan laporan ini.
7. Seluruh Staff Fakultas Teknik Industri President University yang telah
membantu pada kelancaran proses perkuliahan.
8. Istri tercinta yang telah memberikan dorongan, doa dan kasih sayang, serta
pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
vi
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, doa dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
maupun dalam menyelesaikan penelitian di President University.
10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa President University Jurusan Teknik
Industri angkatan 2012 atas kebersamaan dan dukungannya.
11. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu
dalam penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi rekan-
rekan maupun pihak lain yang berkepentingan.
Cikarang, Indonesia, 23 Mei 2019
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.5 Asumsi ...................................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II STUDI PUSTAKA ..................................................................................... 5
2.1 Pengendalian Kualitas .............................................................................. 5
2.2 Ruang Lingkup Kontrol Kualitas ............................................................. 5
2.3 Langkah – Langkah Pengendalian ........................................................... 6
2.4 Standar Kualitas ....................................................................................... 6
2.5 Acceptance Sampling ............................................................................... 7
2.5.1 Jenis – jenis Acceptance Sampling .................................................... 8
2.6 Pemilihan Rencana Penarikan Sampel untuk Meminimasi Total .......... 11
viii
2.7 ABC MIL-STD-105E ............................................................................. 12
2.7.1 Tahapan Implementasi MIL-STD-105E ......................................... 12
2.7.2 SWITCHING RULE for MIL-STD-105E ........................................ 13
2.8 Distribusi Probabilitas Poisson .............................................................. 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 15
3.1 Langkah – Langkah Penelitian ............................................................... 15
3.2 Observasi Awal ...................................................................................... 16
3.3 Identifikasi Masalah ............................................................................... 16
3.4 Metode yang Digunakan ........................................................................ 17
3.5 Data yang Diperlukan ............................................................................. 17
3.6 Pengolahan Data ..................................................................................... 17
3.7 Analisa dan Pembahasan Masalah ......................................................... 18
BAB IV DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 19
4.1 Process Overview ................................................................................... 19
4.1.1 Produk Cover Sub Assy .................................................................. 20
4.1.2 Proses Penerimaan Bahan Baku Secara Umum .............................. 21
4.1.3 Perencanaan Penerimaan Sampel Tunggal ..................................... 22
4.1.4 Perencanaan Penerimaan Sampel Ganda ........................................ 24
4.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 25
4.2.1 Hasil Pengecekan Saat Ini ............................................................... 25
4.2.2 Perhitungan Probabilitas Penerimaan Sampel Tunggal .................. 26
4.2.3 Perhitungan ASN ( Average Sample Number ) Sampel Tunggal ... 27
4.2.4 Perhitungan ATI ( Average Total Inspection ) Sampel Tunggal .... 28
4.2.5 Perhitungan AOQ ( Average Outgoing Quality ) Sampel Tunggal 28
4.2.6 Perhitungan Biaya Inspeksi ............................................................. 28
4.3 Analisis Data Kondisi Awal Untuk Perbaikan ....................................... 29
ix
4.4 Proses Improvement ............................................................................... 29
4.4.1 Perhitungan Probabilitas Penerimaan Sampel Ganda ..................... 29
4.4.2 Perhitungan ATI ( Average Total Inspection ) Sampel Ganda ....... 31
4.4.3 Perhitungan ASN ( Average Sample Number ) Sampel Ganda ...... 31
4.4.4 Perhitungan AOQ ( Average Outgoing Quality ) Sampel Ganda ... 32
4.4.5 Perhitungan Biaya Inspeksi ............................................................. 32
4.5 Analisa Perbandingan Metode Penerimaan Tunggal dan Ganda ........... 32
4.5.1 Hasil Perhitungan Penerimaan Sampel Tunggal ............................. 32
4.5.2 Hasil Perhiungan Penerimaan Sampel Ganda ................................. 34
4.5.3 Keuntungan yang Diperoleh dari Aspek Biaya Kerugian ............... 35
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 37
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 37
5.2 Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Jumlah kelolosan produk cacat ke produksi ........................................ 19
Tabel 4. 2 Rasio Cacat .......................................................................................... 25
Tabel 4. 3 Tabel Biaya Inspeksi 100% Sebelum Perbaikan.................................. 34
Tabel 4. 4 Hasil Perhitungan Penerimaan Sampel Ganda..................................... 34
Tabel 4. 5 Biaya inspeksi 100% sesudah perbaikan ............................................. 35
Tabel 4. 6 Evaluasi Biaya Inspeksi ....................................................................... 35
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Single Acceptance Sampling .................................................. 9
Gambar 2. 2 Skema Double Acceptance Sampling .............................................. 10
Gambar 2. 3 Skema Multiple Acceptance Sampling ............................................ 11
Gambar 3. 1 Flow Chart Metodologi Penelitian .................................................. 15
Gambar 4. 1 Cover Sub Assy ( OK ) .................................................................... 20
Gambar 4. 2 Cover Sub Assy ( NG Scrath ) ......................................................... 21
Gambar 4. 3 Flow Proses Penerimaan Bahan Baku .............................................. 22
Gambar 4. 4 Proses Penerimaan Sampel Tunggal ................................................ 23
Gambar 4. 5 Proses Penerimaan Sampel Ganda ................................................... 25
Gambar 4. 6 Probabilitas Penerimaan Sampel Tunggal........................................ 26
Gambar 4. 7 Probabilitas Penerimaan Sampel Ganda .......................................... 30
Gambar 4. 8 Grafik Evaluasi Biaya Inspeksi ........................................................ 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Table of the Poisson Comulative Distribution ................................ 40
Lampiran 2. Tabel Sample Size Code Letters ...................................................... 42
Lampiran 3. Single Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table)........ 43
Lampiran 4. Single Sampling Plans for Tightened Inspection (Master Table).... 44
Lampiran 5. Single Sampling Plans for Reduced Inspection (Master Table) ...... 45
Lampiran 6. Double Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table) ...... 46
Lampiran 7. Double Sampling Plans for Tightened Inspection (Master Table) .. 47
Lampiran 8. Double Sampling Plans for Reduced Inspection (Master Table) .... 48
xiii
DAFTAR ISTILAH
AQL : Acceptable Quality Levels (Batas penerimaan yag bisa diterima
oleh perusahaan)
ASN : Average Sample Number (Rata-rata banyaknya sampel yang
diambil)
ATI : Average Total Inspection (Rata-rata jumlah yang diinspeksi jika
pemeriksaan 100%)
AOQ : Average Outgoing Quality (Rata-rata kualitas bahan baku cacat
yan akan dikirim kedepan)
PPM : Part Per Million (Rasio produk dalam 1 juta)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Statistik merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengelompokkan, menganalisa, menginterpretasikan dan mempresentasikan data
(Ariani, 2004). Penerapan ilmu statistik banyak dilakukan dalam dunia industri,
diantaranya dalam pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas merupakan
pengukuran terhadap kualitas produk yang dihasilkan yang sesuai dengan
spesifikasi dari konsumen serta melakukan perbaikan apabila ada perbedaan
(Montgomery, 1996). Pengendalian kualitas meliputi seluruh kegiatan produksi
dari awal, aliran informasi beserta flow process hingga barang tiba di konsumen.
Salah satu pengendalian kualitas tersebut adalah pengecekan bahan baku dari
pemasok. Pengambilan sampel dari suatu lot yang digunakan untuk mewakili
keseluruhan tingkat kualitas suatu lot dari bahan baku tersebut. Teknik
pengambilan sampel ini yang kita kenal dengan metode acceptance sampling.
Metode acceptance sampling ini melindungi pihak penerima dari peluang
menerima produk yang cacat. Dari sisi pembuat, metode ini bermanfaat untuk
mengendalikan kualitas dari jumlah variasi dan tingkat kesulitan suatu produk,
untuk menentukan apakah produk ini sesuai dengan yang diinginkan atau
sebaliknya (Schilling & Neubauer, 2009).
Quality control ( QC ) pada PT. ANI dibagi dalam 2 bagian, yaitu QC Inspection
dan Incoming. QC Inspection bertugas untuk mengontrol dan mengendalikan
kualitas material atau produk yang dihasilkan selama proses produksi. Sedangkan
QC Incoming tugasnya untuk mengontrol dan mengendalikan kualitas dari produk
– produk yang dikirim oleh pemasok. Sesuai dari penjelasan di atas, bahwa PT.
ANI menerapkan metode acceptance sampling pada bagian QC Incoming ini.
Bagian ini menentukan apakah produk sesuai dengan standar dan layak untuk
digunakan. Resiko dari acceptance sampling adalah diterimanya produk cacat dari
pemasok. Kelolosan pengecekan ini sampai ke bagian produksi, sehingga
2
mengakibatkan produksi terganggu. Apabila terjadi kelolosan, bagian QC
Incoming melakukan pengecekan 100% untuk menjaga agar produksi tetap bisa
beroperasi. Data dari bagian produksi menunjukkan ada 35 unit bahan baku yang
lolos dari 20.416.874 unit bahan baku yang masuk dari bulan Oktober sampai
Desember 2018. Angka kelolosan ini memiliki rasio cacat sebesar 1,7 ppm (part
per million). Masih seringnya bahan baku cacat lolos ke produksi, dan memenuhi
target perusahaan untuk menurunkan rasio cacat menjadi 0,5 ppm, sehingga perlu
dilakukan perbaikan dengan melakukan penelitian tentang metode penerimaan
sampel. Penelitian ini dilakukan dari Oktober 2018 sampai Maret 2019 pada
bagian QC Incoming di PT. ANI. Penelitian ini akan mengusulkan metode
penerimaan sampel ganda, sedangkan metode yang masih digunakan adalah
metode penerimaan sampel tunggal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, Hal – hal yang menjadi pokok – pokok penelitian pada
permasalahan tersebut adalah :
1. Bagaimana pemilihan metode penerimaan sampel pada proses pengecekan
bahan baku untuk mengurangi bahan baku cacat lolos ke bagian produksi?
2. Bagaimana pengaruh metode penerimaan sampel terhadap biaya inspeksi
100%?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pemilihan metode penerimaan sampel pada proses
pengecekan bahan baku untuk mengurangi bahan baku cacat lolos ke
bagian produksi.
2. Mengetahui pengaruh metode penerimaan sampel terhadap biaya inspeksi
100%.
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian fokus tehadap rumusan masalah, maka diperlukan adanya batasan
dalam penelitian sebagai berikut:
3
1. Data penelitian adalah data primer dan sekunder.
2. Waktu penelitian dari bulan Oktober 2018 – Maret 2019.
3. Bahan baku yang dilakukan untuk penelitian adalah Cover Sub Assy.
4. Perbaikan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan QC Incoming.
1.5 Asumsi
Penelitian yang dilakukan memiliki kondisi-kondisi yang tidak bisa diprediksi
selama penelitian berlangsung, sehingga perlu asumsi dalam pengumpulan data di
perusahaan sebagai berikut:
1. Operator yang melakukan pengecekan memiliki pengalaman yang sama.
2. Jumlah kedatangan bahan baku Cover Sub Assy adalah sama setiap hari
selama penelitian.
3. Selama penelitian level performance pemasok sama.
1.6 Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi terdapat sistematika penulisan yang berguna agar urutan
penelitian sesuai dengan sistematika penulisan dalam skripsi hingga diperoleh
data akhir penelitian yang valid sebagai hasil akhir penelitian yang telah dilakukan
sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Materi dalam bab ini berisi awal mula masalah yang dihadapi
perusahaan yang selanjutnya dilakukan observasi untuk
menentukan permmasalahn yang dihadapi dengan tujuan
memperbaiki atau menghilangkan masalah yang dihadapi serta
adanya batasan-batasan dan asumsi untuk mempermudah
penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi konten dan materi yang memperkuat dasar penelitian yang
dilakukan sebagai upaya mencapai hasil akhir penelitian yang
valid dengan landasan teori yang kuat.
4
BAB III : METODE PENILITIAN
Bab ini berisikan urutan penelitian yang dilakukan dari awal mula
masalah dengan sistematika penelitian yang tertera dalan diagram
aliran penilitian.
BAB IV : DATA DAN ANALISIS
Data penelitian yang diperoleh akan diolah menjadi informasi
yang akan dibahas serta menyelesaikan masalah tersebut dengan
metode yang digunakan dan menganalisis proses dan hasil
penyelesaian masalah.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir berisikan hasil akhir perumusan masalah dan tujuan penilitan. Saran
berisi tentang arahan dalam tindakan perbaikan penilitan untuk waktu yang akan
datang.
5
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengendalian Kualitas
marketing, engineering, manufacture, dan maintenance adalah unsur yang
terkandung dalam produk dan jasa yang mana unsur karakter yang terkandung
tersebut memiliki value dalam kualitas yang sejalan dengan permintaan dan
keinginan customer. (Feigenbaum, 1992).
Pendapat lain mengemukakan bahwa dari setiap produk yang diproduksi tidak
akan terhindar dari keempat karakteristik dari kualitas yang ditetapkan. Dari setiap
karekteristik memiliki ketetapan yang berbeda-beda sehingga perlu untuk
dilakukan pengendalian terhadap kualitas tersebut. Untuk memperbaiki dari
kualitas suatu produk maka manajemen perlu alat untuk pengendalian kualitas
dalam nilai value kualitas tidak berubah serta meminimasi dari jumlah bahan NG.
(Sukanto, 2000:245)
Control dalam kualitas memiliki memiliki tujuan untuk meminimasi dari
kesalahan dan keluhan dengan peningkatan pada aspek kualitas serta menaikkan
atau menjaga image perusahaan.
2.2 Ruang Lingkup Kontrol Kualitas
Agar dapat dilaksanakan kontrol kualitas dalam perusahaan sehingga diperlukan
beberapa pendekatan. diantaranya yaitu (Ahyari, 1998 : 263):
a. Pendekatan Bahan Baku
Bahan baku yang berkualitas diperlukan adanya pendekatan bahan baku
sehingga produk yang dihasilkan juga memiliki nilai value dalam kualitas.
Perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan dalam pendekatan ini yaitu
pemilahan dari sumber material, pengontrolan terhadap dokumen invoice .
6
b. Pendekatan Proses Produksi
Urutan dalam pendekatan proses produksi ini untuk yang pertama
menentukan kualitas standar, perencanaan dalam standarisasi kualitas,
penentuan aturan kerja yang layak, pemakaian bahan baku dengan kualitas
baik serta kegiatan pelatihan dengan seleksi karyawan.
c. Pendekatan Produk Akhir
Untuk melihat dari hasil akhir keadaan produk agar lebih pasti maka
pendekatan produk akhir diperlukan agar barang terbaik sampai di
pelanggan.
2.3 Langkah – Langkah Pengendalian
Berikut empat langkah dalam control kualitas (Gaspersz, 2001:301):
a. Standar kualitas produk yang akan dibuat perlu ditatapkan.
b. Penilaian terhadap kualitas produk terhadap standar yang ditetapkan.
c. Masalah dan penyebab yang terjadi perlu dilakukan perbaikan.
d. Merencanakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas.
2.4 Standar Kualitas
Kualitas yang sudah ditetapkan terhadap barang produksi maka ada beberapa hal
yang perlu ditekankan berikut ini (Ahyari, 1998 : 263):
1. Bahan Baku
Dilakukan penentuan standar RAW material yang berhubungan erat dalam
lini proses dan kualitasdari barang jadi perusahaan.
2. Tenaga Kerja
Operator produksi memegang peranan penting dalam menentukan kualitas
produk, karena berhubungan langsung dengan produksi, tercapai atau
tidaknya standar kualitas produk yang telah ditetapkan. Standar jam kerja
dan standar upah perlu diperhatikan dalam hal ini.
3. Peralatan Produksi
Tingkat operasi perusahaan memiliki hubungan terhadap peralatan
perusahaan untuk optimasi produktifitas. Pemakaian serta pengecekan
7
peralatan industry harus disesuaikan dengan aturan pemakaian yang telah
ditetapkan agar ketidaksesuaian hasil produksi dapat dihindari.
4. Proses Produksi
Standar operasional selama proses produksi sangat dibutuhkan karena
berperan dalam penyusunan rencana produksi serta estimasi dari
pengiriman produk sampai di customer.
2.5 Acceptance Sampling
Tata cara pengambilan keputusan dengan dasar terhadap sampel yang telah diuji
dari suatu produk atau item yang dihasilkan adalah metode acceptance sampling
dengan hasil akhir yang berupa diterima atau ditolaknya suatu produk atau item.
Acceptance sampling merupakan alat untuk mengendalikan suatu produk sesuai
dengan spesifikasinya.
Acceptance sampling terhadap lot suatu produk dilakukan karena beberapa faktor,
yaitu:
a. Mahalnya biaya pengecekan.
b. Meminimalkan kerusakan dalam pengujian produk.
c. Pengecekan 100% memerlukan waktu yang lama.
Menurut pendapat Besterfield (1998), acceptance sampling memiliki kelemahan
dan keunggulan. Keunggulan nya sebagai berikut :
a. Minim biaya.
b. Kerusakan dan perpindahan tangan dapat diminimasi
c. Kesalahan inspeksi dapat dikurangi.
d. Pemasok mendapat dorongan jika ada RAW materia atau bahan baku yang
ditolak.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Produk cacat yang ditolak maupun produk baik yang diterima memiliki
resiko.
b. Spesifikasi produk minim.
8
c. Dalam prosedur pengambilan sampel diperlukan pendokumentasian dan
perencanaan.
d. Produk yang memenuhii spesifikasi tidak ada jaminan mengenai
kuantitinya.
Acceptance sampling diambil berdasarkan dari sampel pada item yang sudah
ditentukan atau diamati atau yang diterima yang kemudian dibuat keputusannya
yang dapat dilakukan pada data variable maupun atribut. Untuk data atribut
diambil ketika produk yang telah di inspeksi kemudian diklasifikasikan sebagai
produk baik yang mana untuk produk cacat tidak ada tingkat klasifikasi kesalahan
pada produk tersebut.
Sedangkan untuk data variable setiap sampel memiliki karakter kualitas, oleh
karena itu rata-rata sampel serta penyimpangan (standar deviasi) perlu dilakukan
kalkulasi. Ketika dilauar jangkauan dari rata-rata sampel maka penerimaan akan
ditolak. Pengambilan sampel dengan pengembalian dengan perbaikan serta
pengambilan sampel tanpa pengembalian dan perbaikan juga berada dlam ruang
lingkup acceptancesampling.
2.5.1 Jenis – jenis Acceptance Sampling
Ditinjau dari cara pengambilan keputusan dibagi menjadi :
a. Single Acceptance Sampling
b. Double Acceptance Sampling
c. Multiple Acceptance Sampling
2.5.1.1 Single Acceptance Sampling
Dengan dasar keputusan pada pemeriksaan satu kali pengambilan sampel untuk
rencana sampling merupakan metode single acceptance sampling yang dijelaskan
pada Gb 2.1 di bawah ini.
9
Gambar 2. 1 Skema Single Acceptance Sampling
Prinsip dalam Sampling Tunggal pada gambar 2.1 adalah dengan mengambil
sejumah sampel (n), jumlah produk cacat yang tidak sesuai spesifikasi diperiksa
dan dicatat(d), kemudian diambil keputusan apakah lot akan diterima atau
ditolak. Syarat dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:
d ≤ c → terima lot
d ≥ c → tolak lot
dimana: d : total cacat produk
c : jumlah penerimaan
hasil akhir dari sampling tunggal hanya ada 2 dimana lot produk akan diterima
ataukah ditolak. Untuk kalkulasi dari peerimaan sampling tunggal (Pa) adalah
dengan distribusi poison . kalkulasi yang akan digunakan adlah sebagai berikut.:
Pa = P (d ≤ c ; µ)
dimana: µ = n . p
p = proporsi cacat
2.5.1.2 Double Acceptance Sampling
Dengan dasar pada pemeriksaan dua kali penarikan sampel untuk menerima atau
menolak merupakan rencana sampling untuk double acceptance sampling pada
Gb 2.2 di bawah ini akan dijelaskan aliran pengambilan keputusannya.
10
Gambar 2. 2 Skema Double Acceptance Sampling
Prinsip dalam Sampling Ganda adalah pengambilan sampel ( n1 ), jumlah produk
cacat ( d1 ), selanjutnya buat keputusan apakah lot: diterima atau ditolak. Jika
ragu-ragu dalam pengambilan, ambil sampel ke dua ( n2 ) lalu buat keputusan lagi
apakah lot dteria atau ditolak dengan cacatan jika :
d1+ d2 ≤ c2 → Terima Lot
d1+ d2 ≥ r2 → Lot Ditolak ( atau: d1+ d2 > c2)
dimana: d : jumlah cacat
c :angka penerimaan
sehingga dalam keputusan sampling ganda terdapat tigahasil yaitu untu lot
diterima, lot ditolak dan ragu-ragu dimana total jumlah produk cacat (d1) posisi
berada:
c1< d1< r1.
Dasar perhitungan dalam sampling ganda juga menggunakan distribusi poisson
dimana ada dua nilai probabilitas penerimaan (Pa) yaitu Pa1 dan Pa2 sehingga
untuk menentukan sampling ganda ( Pa Total) dengan cara sebagai berikut:
PaTOTAL= Pa1 + Pa2
dimana: Pa1 : Probabilitas Penerimaan Sampel 1
Pa2 : Probabilitas Penerimaan Sampel 2
11
2.5.1.3 Multiple Accaptance Sampling
Dengan dasar penarikan beberapa sampel untuk menentukan apakah lot ditolak
atau diterima adalah rencana sampling dengan metode multiple acceptance
sampling yang urutan pengambilan keptusan disajikan pada gambar Gb 2.3 di
bawah ini.
Gambar 2. 3 Skema Multiple Acceptance Sampling
Sama dalam prinsip sampling ganda untuk sampling jamak penarikan sampel
dapat dilakukan beberapa kali..
2.6 Pemilihan Rencana Penarikan Sampel untuk Meminimasi Total
Jumlah lot yang ditolak dengan pemeriksaan 100% merupakan masalah
minimum dari total pemeriksaaan tergantung pada tingkat kualitas produk yang
diserahkan. Rencana penarikan sampel yang dianalisis serta dievauasi akan lebih
mudah apabila ditetapkan dalam Rata-Rata Pemeriksaan Total (ATI [Average
Total Inspected]) sedangkan untuk Rata-Rata Bagian yang Diperiksa (AFI
[Average Fraction Inspected]) dimana dlam rencana penarikan sampel tunggal,
untuk ATI dan AFI didapatkan dari:
12
a) ATI = nPa + N(1 – Pa) atau = n + (N – n)(1 – Pa)
b) AFI = ATI/N
c) AOQ = N pa.p( N 1)
d) AOQL = Max AOQ
Keterangan :
N = Sampel yang diambil dalam pemeriksaan
Pa = Probabilitas Penerimaan
N = jumlah dalam satu lot
P = Proporsi Kesalahan
Sedangkan untuk rumus ATI untuk penarikan sampel rangkap dua adalah :
a) ATI = n1Pa(n1) + (n1 + n2)Pa(n2) + N(1 – Pa)
atau = n1Pa + n2[Pa(n2)] + N(1 – Pa )
Pa = Pa(n1) + Pa(n2)
b) AFI = ATI/N
c) AOQ = N paI N n1 paII N n1 n2
d) AOQL = Max AOQ
Keterangan :
Pa = Probabilitas penerimaan.
n1 = sampel pertama
n2 = sampel kedua
N = jumlah dalam satu lot
paI = Probabilitas penerimaan pertama
paII = Probabilitas penerimaan kedua
2.7 ABC MIL-STD-105E
2.7.1 Tahapan Implementasi MIL-STD-105E
Berikut adalah tahapan – tahapan melakukan perencanaan penerimaan sampel :
1. Tetapkan nilai AQL (Acceptable Quality Level) berdasarkan komitmen
produsen dan pelanggan.
13
2. Gunakan inspeksi Normal Inspection, Level II atau tentukan modus beserta
tingkat inpeksinya.
3. Tetapkan dari ukuran lot item yang akan dicek.
4. Gunakan tabel Sample Size Code Letters untuk memilih huruf kode yang
sesuai.
5. Ambil salah satu dari prosedur pengambilan sampel apakah: single, double,
atau multiple sampling yang akan digunakan.
6. Gunakan tabel yang berkaitan dengan prosedur pengambilan sampel terpilih
(tahap 5) dan modus/tingkat inspeksi (tahap 2) untuk mendapatkan ukuran
sampel dan angka penerimaan (Ac) serta angka penolakan (Re). Dalam
kasus dimana suatu rancangan tidak ada untuk ukuran lot dan AQL-nya,
hati-hati mengikuti tanda panah dalam tabel ke rancangan terdekat yang ada.
7. Rancangan yang sudah ditetapkan maka selanjutnya adalah megevaluasi dari
penerimaaan dan penolakan agar dapat menerapkan switching rule. Apabila
switching terjadi maka tetapkan modus tingkat serta ulangi tahap 4 hingga 6
agar rancangan pengambilan sampel yag baru daidapatkan.
2.7.2 SWITCHING RULE for MIL-STD-105E
Berikut adalah aturan perubahan level :
1. Level Normal Inspection ke Tightened Inspection : ketika 2 lot ditolak dari
2hingga 5 lot berurutan akan setelahnya akan berganti menjadi tightened
inspection.
2. Level Tightened ke Normal Inspection : ketika 5 lot berurutan diterima
setelahnya menjadi level normal
3. Level Normal ke Reduced Inspection : apabila kondisi pertama dimana
diterima ke 10 lot secara berurutan, kemudian kondisi kedua untuk ke 10 lot
tersebut untuk jumlah total nonconforming items tidak melebihi batas pada
Table VIII. Limit Numbers for Reduced Inspection., selanjutnya untuk
kondisi ke tiga sebagaimana produksi stabil/mantap tidak ada maslah dalam
lot pengecekan, dan yang terakhir kondisi ke empat otoritas yang
bertanggungjawab menyetujui.
14
4. Level Reduced ke Normal Inspection terjadi jika pada kondisi pertama
bahwa ditolaknya suatu lot tunggal, kemudian kondisi ke dua bahwa hanya
sebagian lot yang diterima ( di jumlah nonconforming items diantara angka
diterima dan ditolak), selanjutnya pada kondisi ke tigabahwa ketidakstabilan
produksi,atau pada kondisi ke empat dimana kondisi-kondisi lain yang
menjamin bahwa inspeksi Normal dapat dilakukan.
2.8 Distribusi Probabilitas Poisson
Perkiraan distribusi yang presisi serta tidak hanya dapat diterapkan hanya pada
perkiraan adalah distribusi poisson. Penggunaanya dapat dipalikasikan secara
tepat apabila kesempatan utuk terjadi memiliki banyak kesempatan dan
kemungkinan. Lampiran 1 menampilkan Tabel of the Poisson Comulatif
Distribution.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah – Langkah Penelitian
Di bawah ini adalah langkah-langkah metodologi penelitian guna pencapaian
tujuan dari penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan
permasalahan pada penelitian ini dijelaskan pada gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3. 1 Flow Chart Metodologi Penelitian
16
Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian ( Lanjutan )
3.2 Observasi Awal
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi pada QC
incoming. Pada tahap ini, dilakukan dengan observasi langsung ke area QC
incoming yang bersangkutan dan melakukan wawancara dengan Supervisor QC
PT. ANI beserta segenap jajarannya termasuk operator QC incoming untuk
mendapatkan gambaran keadaan perusahaan saat ini. Untuk memastikan
permasalahan, dilakukan pengamatan terhadap metode proses pengecekan yang
ada di bagian QC Incoming PT.ANI secara langsung.
3.3 Identifikasi Masalah
Observasi sudah dilakukan, selanjutnya ditetapkan latar belakang masalah yang
dihadapi oleh QC Incoming PT. ANI, kemudian menentukan perumusan masalah
dari latar belakang yang telah dijabarkan. Selanjutnya dari rumusan masalah
tersebut dapat diketahui tujuan dari penelitian yang akan menjawab semua
17
masalah yang telah dirumuskan tadi. Setelah itu, ditentukanlah batasan-batasan
agar tidak keluar dari ruang lingkup penelitian yang telah ditetapkan, juga
beberapa asumsi guna membantu dalam penyelesaian masalah yang telah
dirumuskan. Hal – hal diatas dijelaskan pada Bab I.
3.4 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode sampling penerimaan
tunggal dan ganda. Dari data yang dihasilkan nantinya akan dibandingkan. Dalam
hal ini akan ditentukan tahapan untuk berfikir secara sistematis yang akan
menggambarkan tahapan-tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan,
menganalisa, memecahkan suatu masalah dan sampai pada akhirnya kita dapat
menarik suatu kesimpulan dari masalah yang dijadikan objek pengamatan.
3.5 Data yang Diperlukan
Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung menyelesaikan perumusan
masalah yang telah dijelaskan sebelumnya. Beberapa data yang diperlukan
sebagai pendukung adalah sebagai berikut :
1. Data observasi langsung dari bagian QC Incoming, meliputi :
a. Data kedatangan bahan baku Cover Sub Assy.
b. Data rata-rata cacat.
c. Data kualitas dan biaya pengecekan.
d. Data laporan masalah dari produksi.
3.6 Pengolahan Data
Dari data yang telah dikumpulkan, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data.
Proses yang dilakukan untuk pengolahan data ini adalah :
1. Menghitung data yang diperlukan dengan penerimaan sampel tunggal .
2. Menghitung data yang diperlukan dengan penerimaan sampel ganda.
3. Melakukan perbandingan dari kedua sampel penerimaan.
4. Setelah dilakukan perbandingan, akan dipilih metode yang lebih tepat untuk
mengontrol kualitas pada QC Incoming PT. ANI.
18
3.7 Analisa dan Pembahasan Masalah
Pada bagian ini berisi analisa hasil perhitungan dari perencanaan penerimaan
sampel tungal dan ganda. Dari perhitungan yang diperoleh, selanjutnya akan
dianalisa dengan membandingkan dari penerimaan sampel tunggal dan ganda.
19
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Process Overview
Persaingan dalam pasar industri membuat perusahaan manufacturing untuk terus
meningkatkan produksinya. Peningkatan harus dilakukan dalam semua aspek
antara lain kualitas, jumlah produksi, harga bersaing, pengiriman tepat waktu.
Peningkatan ini bertujuan agar konsumen tetap percaya dan puas.
QC Incoming tugasnya untuk mengontrol dan mengendalikan kualitas dari produk
– produk yang dikirim oleh pemasok. QC Incoming PT. ANI menerapkan metode
acceptance sampling. Metode ini memiliki keuntungan dan kekurangan, salah satu
keuntungannya adalah cepat dan biaya yang murah, sedangkan untuk
kekurangannya adalah menerima produk cacat dan menolak produk bagus.
Kekurangan ini juga dialami QC Incoming PT. ANI, masih banyak komplain
terkait bahan baku cacat yang lolos ke bagian produksi. Berikut laporan data dari
kelolosan produk cacat ke bagian produksi yang tertera pada tabel 4.1. di bawah
ini.
Tabel 4. 1 Jumlah kelolosan produk cacat ke produksi
No Part No Part
Name
Supplier
Name
Problem
Name
Qty
NG Founder
1 1311-03550 Cover Sub
Assy PT STEP Scarth 15 Production
2 1324-03550 Cover
Diaphram PT FUJIKIN Dent 8 Production
3 1671-00930 Pipe PT NIDEC Burry 5 Production
4 5811-02630 Cup
Reservoir
PT IMC
TEKNO Crack 4 Production
5 2312-03550 Shaft PT KOHWA Burry 3 Production
Jumlah 35
20
Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa produk 1311-03550 ( Cover Sub Assy )
dari PT. STEP menjadi produk yang paling banyak lolos yaitu 15 pcs. Oleh
karena itu produk ini akan dijadikan objek untuk penelitian.
4.1.1 Produk Cover Sub Assy
Produk Cover Sub Assy dari pemasok PT. STEP yang berlokasi di kawasan
industri Jababeka 1. Cover Sub Assy ini merupakan komponen dari produk
Exhaust Gas Recirculation ( EGR ). Produk EGR berfungsi sebagai pengontrol
dari gas buang agar bisa digunakan lagi ke ruang pembakaran. Ketatnya
persaingan industri menuntut perusahaan untuk menekan biaya produksi,
diantaranya adalah melokalisasikan bahan baku. Produk ini menggantikan produk
impor dari Jepang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya part Cover
Sub Assy ini lolos ke produksi, antara lain:
1. Perbedaan material plating ( pelapis ) dari Jepang ke lokal
2. Perbedaan keputusan antara QC dan produksi
3. Pemasok belum memahami karakter cacat
Gambar 4. 1 Cover Sub Assy ( OK )
21
Gambar 4. 2 Cover Sub Assy ( NG Scrath )
Gambar 4.1 dan 4.2 di atas merupakan contoh produk dari Cover Sub Assy.
Produksi EGR meningkat seiring dengan permintaan dari beberapa konsumen.
Peningkatan ini juga mempengaruhi meningkatnya pemesanan bahan baku Cover
Sub Assy ke PT. STEP. Tetapi peningkatan produksi line EGR terkendala oleh
seringnya produk Cover Sub Assy yang cacat lolos ke produksi. Dari beberapa
penyebab yang sudah disebutkan di atas, sudah dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan.
4.1.2 Proses Penerimaan Bahan Baku Secara Umum
Proses penerimaan bahan baku di QC Incoming PT. ANI secara umum ada
beberapa tahap proses, yaitu :
1. Penulisan Kedatangan
Proses ini bertujuan sebagai informasi tentang jenis dan jumlah bahan baku
yang datang. Penulisan dilakukan pada form yang sudah disediakan.
2. Penentuan Jumlah Sampel
Proses ini bertujan untuk menentukan jumlah sampel sesuai aturan yang
ditentukan berdasrkan AQL.
3. Persiapan Pengecekan
22
Persiapan pengecekan ini meliputi pengambilan sampel bahan baku,
pemasangan work instruction ( WI ) atau standar kerja, dan menyalakan
lampu.
4. Pengecekan
Proses ini merupakan proses inti dari QC Incoming. Pada proses pengecekan
dilakukan berdasarkan pada work instruction ( WI ) yang telah ditentukan.
5. Judgement
Proses setelah pengecekan adalah QC memutuskan menerima atau menolak
bahan baku tersebut. Apabila diterima, maka bahan baku akan diserahkan ke
bagian PPIC untuk didistribusikan ke bagian produksi. Apabila bahan baku
ditolak, maka akan diinformasikan ke pemasok untuk melakukan penegcekan
100% terhadap bahan baku tersebut.
Dari penjelasan aliran proses di atas, dapat divisualisasikan ke dalam flow proses
pada gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4. 3 Flow Proses Penerimaan Bahan Baku
4.1.3 Perencanaan Penerimaan Sampel Tunggal
Ada beberapa tahapan perencanaan acceptance sampling single yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan AQL
Penentuan Acceptable Quality Levels ( AQL ) ini berdasarkan dari
kesepakatan antara produsen dan konsumen. PT. ANI menerapkan angka
AQL adalah 0,5%.
PENULISAN KEDATANGAN
START
JUDGEMENT PENGECEKAN
PERSIAPAN PENGECEKAN
JUMLAH SAMPEL
FINISH
2 2
23
2. Menentukan tingkatan inspeksi
Menentukan tingkatan inspeksi ini berdasarkan dari inspeksi level terbaru.
Supervisor QC melakukan update inspeksi level setiap 1 bulan sekali. Bahan
baku Cover Sub Assy berada pada General Inspection Levels di level II.
Tingkatan inspeksi level untuk pemasok dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Menentukan kode huruf pada Sample Size Code Letters
Sesuai dari asumsi pada penelitian ini bahwa jumlah kedatangan bahan baku
Cover Sub Assy adalah sama selama penelitian yaitu 2.500 unit/hari.
Berdasarkan Tabel K Sample Size Code Letters untuk angka 2.500 unit
memililki kode huruf “K”. Tabel K. Sample Size Code Letters dapat dilihat
pada lampiran 2.
4. Menentukan tipe pengambilan sampel
Untuk pengumpulan data kondisi awal memakai tipe pengambilan sampel
tunggal ( single ).
5. Menentukan angka penerimaan ( Ac ) dan angka penolakan ( Re )
Tabel L. Single Sampling Plans for Normal Inspection ( Master Table )
menunjukkan bahwa angka penerimaan kode “ K “ adalah 1 dan angka
penolakan adalah 2. Sedangkan untuk ukuran sampel adalah 125 unit. Tabel
L. Single Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table) dapat
dilihat pada lampiran 3. Dari 5 tahapan penerimaan sampel tunggal dapat
digambarkan seperti pada gambar 4.4 berikut ini :
Gambar 4. 4 Proses Penerimaan Sampel Tunggal
24
4.1.4 Perencanaan Penerimaan Sampel Ganda
Ada beberapa tahapan dalam proses acceptance sampling double yaitu sebagai
berikut:
1. Menentukan AQL
Penentuan Acceptable Quality Levels ( AQL ) ini berdasarkan dari
kesepakatan antara produsen dan konsumen. PT. ANI menerapkan angka
AQL adalah 0,5%.
2. Menentukan tingkatan inspeksi
Menentukan tingkatan inspeksi ini berdasarkan dari inspeksi level terupdate.
Supervisor QC melakukan update inspeksi level setiap 1 bulan sekali. Bahan
baku Cover Sub Assy berada pada General Inspection Levels di level II.
3. Menentukan kode huruf pada Sample Size Code Letters
Sesuai dari asumsi pada penelitian ini bahwa jumlah kedatangan bahan baku
Cover Sub Assy adalah sama selama penelitian yaitu 2.500 unit/hari.
Berdasarkan tabel K Sample Size Code Letters untuk angka 2.500 unit
memililki kode huruf “K”. Tabel K. Sample Size Code Letters dapat dilihat
pada lampiran .
4. Menentukan tipe pengambilan sampel
Untuk pengumpulan data kondisi awal memakai tipe pengambilan sampel
ganda ( double ).
5. Menentukan angka penerimaan ( ac ) dan angka penolakan ( re )
Tabel O. Double Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table)
menunjukkan bahwa angka penerimaan pertama kode “ K “ adalah 0 dan
angka penolakan kedua 2. Sedangkan untuk ukuran sampel penolakan
pertama adalah 2, Angka penerimaan kedua adalah 1 dan angka pertama dan
kedua sama yaitu 80 unit. Tabel O. Double Sampling Plans for Normal
Inspection (Master Table) dijelaskan pada lampiran 4. Dari 5 tahapan
penerimaan sampel ganda dapat digambarkan seperti pada gambar 4.5
berikut ini :
25
Gambar 4. 5 Proses Penerimaan Sampel Ganda
4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlukan agar penelitian tetap bisa berlanjut. Penelitian ini
akan menganalisis data – data yang sudah dikumpulkan agar mendapatkan hasil
sesuai yang diinginkan.
4.2.1 Hasil Pengecekan Saat Ini
Jumlah penerimaan bahan baku dari pemasok setiap hari adalah rata – rata
318.200 unit, dan jika dihitung dalam satu bulan maka PT. ANI menerima bahan
baku sebesar 318.200 unit dikali rata – rata hari kerja dalam satu bulan 22 hari
adalah 7.000.000 unit/bulan.
Tabel 4. 2 Rasio Cacat
BULAN REJECTION
PART ( PCS ) INCOMING PART ( PCS )
REJECTION
RATIO ( PPM )
Okt 12 7.266.834 1,65
Nov 14 7.192.774 1,95
Des 9 5.957.266 1,51
JUMLAH 35 20.416.874 5,11
RATA-RATA 11,67 6.805.625 1,70
* PPM ( Part Per Million )
26
Dari tabel 4.2 di atas terlihat bahwa bahan baku yang datang tidak semua dalam
kondisi baik, masih terdapat bahan baku yang diluar spesifikasi yang lolos ke
produksi. Jika dilihat dari Oktober 2018 sampai Desember 2018 jumlah bahan
baku yang diterima sejumlah 20.416.874 unit, namun terdapat 35 unit bahan baku
buruk yang lolos ke produksi atau sekitar 1,7 ppm. Dari sisi lain, rasio cacat yang
lolos juga masih tinggi yaitu rata – ratanya adalah 1,70 ppm ( Part Per Million ).
Di awal tahun 2019 ini, Perusahaan menargetkan angka rasio cacat lolos ke
produksi turun menjadi 0,5 ppm.
4.2.2 Perhitungan Probabilitas Penerimaan Sampel Tunggal
Penerimaan sampel tunggal membutuhkan informasi dalam prosesnya. Dari
informasi tahapan perencanaan penerimaan sampel di atas diperoleh ukuran
sampel ( n ) = 125 unit, angka penerimaan ( Ac ) = 1, dan angka penolakan ( Re )
= 2. Nilai sampel dan angka penerimaan serta penolakan ini menjadi pedoman
untuk perhitungan selanjutnya. Satu sampel mewakili jumlah kedatangan yang
digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak berdasarkan hasil
inspeksi sampel tersebut. Jumlah kedatangan Cover Sub Assy setiap hari 2.500
unit. Nilai AQL 0,5%. Informasi di atas dapat digambarkan seperti gambar 4.6 di
bawah ini.
Gambar 4. 6 Probabilitas Penerimaan Sampel Tunggal
27
Dari gambar 4.6 di atas nilai dari probabilitas penerimaan sampel tunggal adalah
0,8781. Nilai ini berdasarkan pada tabel poisson dengan nilai µ = 0,6. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.
Diketahui:
N = 2500 pcs
Ac = 1
Re = 2
P = 0,5% = 0,005
n = 125 pcs
µ = n . p’ = 125 unit . 0,005 = 0,625 = 0,6
Probabilitas Lot yang diterima :
Pa = P ( d ≤ Ac ; µ )
= P ( d ≤ 1 ; 0,6 )
= 0,8781
Probabilitas Lot yang ditolak :
Pr = P ( d ≥ Re ; µ )
= P ( d ≥ 2 ; 0,6 )
= 1 – 0,8781
= 0,1219
Dari gambar 4.5 dan perhitungan di atas, terlihat bahwa untuk kedatangan bahan
baku 2.500 unit, dengan level II pada General Inspection Levels maka jumlah
sampel adalah 125 unit. Apabila dalam 125 unit ditemukan dua atau lebih yang
cacat, maka sampel tersebut ditolak. Apabila dalam sampel tersebut tidak
ditemukan cacat atau kurang dari sama dengan satu, maka sampel tersebut
diterima. Nilai Pa adalah 0,8781. Angka probabilitas berdasarkan pada tabel
poisson.
4.2.3 Perhitungan ASN ( Average Sample Number ) Sampel Tunggal
28
Pada proses pengambilan sampel tunggal, nilai ASN adalah sama dengan jumlah
sampel ( n ).
ASN = n = 125 unit.
Rata – rata banyaknya sampel yang diambil adalah sebanyak 125 unit.
4.2.4 Perhitungan ATI ( Average Total Inspection ) Sampel Tunggal
Rata-rata dari jumlah pemeriksaan per kedatangan jika pemeriksaan 100 %.
Pa = 0,8781
ATI = n . Pa + N (1 – Pa)
= 125 . 0,8781 + 2500 (0,1219)
= 109,7625 + 304,75
= 414,5125
Rata – rata banyaknya bahan baku yang harus diperiksa oleh QC Incoming adalah
sebesar 414,5125 unit = 415 unit.
4.2.5 Perhitungan AOQ ( Average Outgoing Quality ) Sampel Tunggal
AOQ adalah suatu teknik koreksi untuk memperbaiki perencanaan pengambilan
sampel. Pada AOQ diasumsikan bahan baku yang ditolak diperbaiki atau diganti
dengan bahan baku yang 100% baik.
Pa = 0,8781
ATI = 415
AFI = ATI / N
= 415 / 2500 = 0,166
AOQ = p’ (1-AFI)
= 0,005 (1 – 0,166)
= 0,005 (0,834) = 0,0044
Rata – rata kualitas bahan baku cacat untuk jangka panjang yang dikirim pemasok
sebesar 0,0044 = 0,44%.
4.2.6 Perhitungan Biaya Inspeksi
29
Biaya inspeksi adalah baiay yang dibayarkan untuk inspeksi suatu produk. Biaya
inspeksi diperoleh dari perhitungan gaji operator, tunjangan operator, waktu
standar inspeksi 1 unit dan nilai ATI.
Biaya Inspeksi 1 unit = ATI . Biaya inspeksi
= 414,5125 . 240,85
= 99.835,34
Jadi biaya inspeksi untuk penerimaan sampel tunggal adalah 99.835,34.
4.3 Analisis Data Kondisi Awal Untuk Perbaikan
Berdasarkan informasi di atas didapatkan bahwa data kelolosan bahan baku cacat
yang lolos ke bagian produksi sebesar 35 unit dari 20.416.874 unit kedatangan
dalam 3 bulan atau rata – rata 1,7 ppm. Untuk mengurangi kelolosan bahan baku
cacat lolos ke bagian produksi dan untuk mencapai target dari perusahaan maka
diperlukan adanya perbaikan. Perbaikan akan dilakukan dengan mengusulkan
metode penerimaan sampel ganda pada proses penerimaan bahan baku, dengan
pertimbangan mengapa diusulkan metode penerimaan sampel ganda berasumsi
bahwa dengan sampel ganda maka banyaknya sampel yang diperiksa lebihbanyak
sehingga peluang untuk bahan baku cacat lolos berkurang.
4.4 Proses Improvement
Setelah tahap mengenai proses overview, pengumpulan data serta analisa data
maka untuk menyambung dan meneruskan penelitian selanjutnya adalah dengan
proses perbaikan, fundamental dari proses di manufaktur modern adalah dengan
memperhatikan tentang material, proses dan sistem.(Groover and mikell, 2007),
Proses perbaikan ini dilakukan metode penerimaan sampel ganda sesuai dari
usulan perbaikan. Di bawah ini adalah proses dari perhitungan dengan metode
penerimaan sampel ganda.
4.4.1 Perhitungan Probabilitas Penerimaan Sampel Ganda
Berdasarkan pengumpulan data di atas, Untuk kedatangan Cover Sub Assy setiap
hari adalah 2.500 unit dengan nilai AQL 0,5%. Maka diperoleh jumlah sampel
pertama dan kedua n1 = n2 = 80 unit. Angka penerimaan pertama ( Ac1 ) = 0,
Angka penolakan pertama ( Re2 ) = 2, Angka penerimaan kedua ( Ac2 ) = 1 dan
30
angka penolakan kedua ( Re2 ) = 2. Untuk detailnya , dilihatkan pada gambar 4.7
berikut ini :
Gambar 4. 7 Probabilitas Penerimaan Sampel Ganda
Untuk perhitungan probabilitas penerimaan sampel ganda adalah sebagai berikut :
Diketahui: N = 2500 pcs, Ac1 = 0, Re1 = 2,
n1 = n2 = 80 pcs, Ac2 = 1, Re2 = 2,
p’ = 0,5% = 0,005
µ1 = µ2 = n . p’ = 80 pcs . 0,005 = 0,4
Probabilitas Lot yang diterima pada sampel pertama :
Pa(n1) = P ( d1 ≤ Ac1 ; µ1 )
= P ( d1 = 0 ; 0,4 )
= 0,6703
Probabilitas yang diterima pada sampel kedua :
Pa(n2) = P ( d1 = 1 ; µ1 ) . P (d2 ≤ 0 ; µ2 )
= P ( d1 = 1 ; 0,4 ) . P (d2 ≤ 0 ; 0,4 )
= (0,9384 – 0,6703) . 0,6703
= 0,2681 . 0,6703 = 0,1797
Probabilitas total diterima :
Pa = Pa(n1) + Pa(n2)
= 0,6703 + 0,1797 = 0,8500
Probabilitas ditolak :
Pr = 1 – Pa
31
= 1 – 0,8500
= 0,1500
Berdasarkan pada gambar 4.6 dan perhitungan di atas, maka dari jumlah
kedatangan bahan baku 2.500 unit, akan diambil sampel pertama ( n1 ) = 80 unit.
Dengan nilai p’ = 0,5% akan diputuskan apabila cacat pada sampel pertama
besarnya d1 = 0 maka sampel tersebut langsung diterima. Apabila cacat pada
sampel pertama sama dengan atau lebih besar dari pada 2, maka bahan baku
langsung ditolak. Kemungkinan terakhir adalah apabila cacat pada sampel
pertama adalah 1, maka berlanjut ke pengambilan sampel kedua. Jumlah sampel
kedua ( n2 ) = 80 unit. Apabila cacat kurang dari atau sama dengan 1 maka
diterima. Apabila cacat lebih dari atau sama dengan 2 maka ditolak. Bahan baku
yang diterima selanjutnya akan dikirimkan ke proses berikutnya, sedangkan yang
ditolak akan ada 100% inspeksi oleh pemasok sebelum masuk ke proses
berikutnya.
4.4.2 Perhitungan ATI ( Average Total Inspection ) Sampel Ganda
Rata-rata dari jumlah pemeriksaan per kedatangan jika pemeriksaan 100 %.
ATI = n1. Pa(n1) + (n1 + n2) Pa(n2) + N (1 – Pa)
= 80 . 0,6703 + 160 . 0,1797 + 2500 . 0,1500
= 53,624 + 28,752 +375
= 457,376
Rata – rata banyaknya bahan baku yang harus diperiksa oleh QC Incoming adalah
sebesar 457,376 unit = 458 unit.
4.4.3 Perhitungan ASN ( Average Sample Number ) Sampel Ganda
Jika pemeriksaan sampel di atas tidak dilakukan 100%, maka nilai ASN adalah :
ASN = n1.(Pa(n1) + Pr(n1)) + (n1 + n2).(Pa(n2) + Pr(n2))
= 80.(0,6703+0,0616)+(80+80).(0,1797+0,2516)
= 80. 0,7319 + 160. 0,4313
= 54,552 + 66,008
= 120,56
= 121
32
Rata – rata banyaknya sampel yang diambil adalah sebanyak 121 unit.
4.4.4 Perhitungan AOQ ( Average Outgoing Quality ) Sampel Ganda
AOQ adalah suatu teknik koreksi untuk memperbaiki perencanaan pengambilan
sampel. Pada AOQ diasumsikan bahan baku yang ditolak diperbaiki atau diganti
dengan bahan baku yang 100% baik.
AFI = ATI / N
= 458 / 2500 = 0,1832
AOQ = p’ (1-AFI)
= 0,005 (1-0,1832) = 0,005 (0,8168) = 0,0041
Rata – rata kualitas bahan baku buruk untuk jangka panjang yang dikirim
pemasok sebesar 0,0041 = 0,41%.
4.4.5 Perhitungan Biaya Inspeksi
Biaya inspeksi adalah baiay yang dibayarkan untuk inspeksi suatu produk. Biaya
inspeksi diperoleh dari perhitungan gaji operator, tunjangan operator, waktu
standar inspeksi 1 unit dan nilai ATI.
Biaya Inspeksi 1 unit = ATI . Biaya inspeksi
= 457,376 . 240,85
= 110.159,00
Jadi biaya inspeksi untuk penerimaan sampel tunggal adalah 110.159,00.
4.5 Analisa Perbandingan Metode Penerimaan Tunggal dan Ganda
Setelah dilakukan perhitungan terhadap penerimaan sampel tunggal dan ganda,
Selanjutnya adalah melakukan analisa dan pembahasan mengenai hasil
perhitungan tadi.
4.5.1 Hasil Perhitungan Penerimaan Sampel Tunggal
Data untuk penerimaan sampel tunggal dilakukan pada bulan Januari sampai
dengan Maret 2019. Dari data yang diperoleh dengan proporsi cacat 0,5%
33
ditemukan produk cacat adalah 15 unit. Data sampel tersebut dilakukan
pengolahan data sehingga menghasilkan perhitungan pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Penerimaan Sampel Tunggal
P' Pa Pr ASN AOQ ATI
0.5 0.8781 0.1219 125 0.0044 414.5125
Dengan data kedatangan bahan baku Cover Sub Assy setiap hari adalah 2.500 unit,
dengan jumlah sampel 125 unit. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai Probabilitas penerimaan ( Pa ) untuk kedatangan 2.500 unit adalah
0,8781.
2. Rata – rata banyaknya jumlah sampel yang diambil pada pengecekan
adalah 125 unit.
3. Rata – rata kualitas bahan baku cacat yang dikirim pemasok dalam jangka
panjang adalah 0,44%.
4. Rata – rata jumlah banyaknya bahan baku yang harus diperiksa adalah
414,5125 unit = 415 unit.
Dengan rata-rata kualitas bahan baku 0,44% ternyata masih ditemukan cacat
sampai ke bagian produksi. Kelolosan ini mengakibatkan proses produksi
terganggu. Apabila ditemukan bahan baku yang cacat di bagian produksi, maka
semua bahan baku akan di inspeksi. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa
produk 1311-03550 ( Cover Sub Assy ) dari PT. STEP menjadi produk yang
paling banyak lolos yaitu 15 unit. Data ini diambil dari data kelolosan bahan baku
di bagian produksi pada bulan Januari sampai Maret 2019. Kelolosan ini sangat
mengganggu proses produksi, karena apabila terjadi kelolosan maka seluruh stok
bahan baku harus di inspeksi 100 %. Inspeksi 100% ini seharusnya dilakukan oleh
pemasok, tapi dalam prakteknya respon dari pemasok rata – rata di hari
berikutnya. Jadi apabila ada kelolosan maka QC Incooming inspeksi 100% untuk
mengamankan proses produksi. Masalah ini menjadi kerugian besar karena harus
mengecek setidaknya jumlah produksi dalam sehari sebesar 2.500 unit.
Biaya inspeksi 100% = Produksi dalam 1 hari . Biaya inspeksi 1 unit
34
= 2.500 unit . 240,85 = 602.125,00
Jadi biaya inspeksi 1 kali kelolosan adalah 602.125,00.
Tabel 4. 3 Tabel Biaya Inspeksi 100% Sebelum Perbaikan
BULAN
REJECTI
ON PART
( PCS )
INCOMI
NG PART
( PCS )
REJEC
TION
RATIO
( PPM )
Cost 100% Total Cost
Jan 5 7.266.834 0,69 602.125,00 3.010.625,00
Feb 4 5.957.266 0,67 602.125,00 2.408.500,00
Mar 6 7.192.774 0,83 602.125,00 3.612.750,00
Total 15 20.416.874 2,19 602.125,00 9.031.875,00
Rata-rata 5 6.805.625 0,73 602.125,00 3.010.625,00
Dari tabel 4.4 diperoleh jumlah kelolosan dari cover sub assy dari bulan Januari
sampai Maret sebesar 15 unit, biaya inspeksi apabila terjadi kelolosan ke bagian
produksi rata-rata biayanya adalah 3.010.625,00 dengan rasio cacat 0,73 ppm.
4.5.2 Hasil Perhiungan Penerimaan Sampel Ganda
Data untuk penerimaan sampel ganda dilakukan pada bulan April 2019. Dari data
pengambilan sampel tersebut dilakukan pengolahan data sehingga menghasilkan
perhitungan pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4. 4 Hasil Perhitungan Penerimaan Sampel Ganda
P' Pa Pr ASN AOQ ATI
0.5 0.8500 0.1500 121 0.0041 457.376
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Nilai Probabilitas penerimaan ( Pa ) untuk kedatangan 2.500 unit adalah 0,85.
2. Rata – rata banyaknya jumlah sampel yang diambil pada pengecekan adalah
120,56 unit = 121 unit.
3. Rata – rata kualitas bahan baku cacat yang dikirim pemasok dalam jangka
panjang adalah 0,41%.
35
4. Rata – rata jumlah banyaknya bahan baku yang harus diperiksa adalah
457,376 unit = 458 unit.
Dengan rata-rata kualitas bahan baku sebesar 0,41% kelolosan bahan baku cacat
menurun dari 15 unit menjadi 6 unit. Dalam penelitian ini hanya pada bahan baku
Cover Sub Assy saja yang dilakukan penerimaan sampel ganda. Dengan hasil yang
signifikan menekan angka kelolosan ke produksi, akan diterapkan juga pada
pemasok yang lain.
Tabel 4. 5 Biaya inspeksi 100% sesudah perbaikan
BULAN
REJECTI
ON PART
( PCS )
INCOMING
PART ( PCS
)
REJECTIO
N RATIO (
PPM )
Cost
100% Total Cost
Jan 2 6.678.224 0,30 602.125 1.204.250
Feb 1 5.708.343 0,18 602.125 602.125
Mar 3 7.455.789 0,40 602.125 1.806.375
Total 6 19.842.356 0,90 602.125 3.612.750
Rata-rata 2 6.614.119 0,29 602.125 1.204.250
* PPM ( Part Per Million )
Dari tabel 4.5 di atas diperoleh pada bulan Januari sampai Maret bahan baku cacat
yang lolos adalah rata-rata 2 unit, rasio cacat sebesar 0,29 ppm dan biaya inspeksi
100% sebesar Rp. 1.204.250,00.
4.5.3 Keuntungan yang Diperoleh Perusahaan dari Aspek Biaya Kerugian
Berdasarkan dari analisa hasil pengolahan data di atas, diperoleh penurunan biaya
inspeksi pada penerimaan sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan. Evaluasi
biaya inspeksi akan divisualisasikan pada table 4.6 di bawah ini ;
Tabel 4. 6 Evaluasi Biaya Inspeksi
METODE KERUGIAN
SEBELUM 3.010.625,00
SESUDAH 1.204.250,00
36
Gambar 4. 8 Grafik Evaluasi Biaya Inspeksi
Dari gambar 4.8 di atas diperoleh evaluasi biaya inspeksi sebelum dilakukan
perbaikan sebesar Rp. 3.010.625 kemudian sesudah dilakukan perbaikan dengan
mengubah metode pengambilan tunggal ke ganda diperoleh biaya inspeksi sebesar
Rp. 1.204.250 atau penurunan biaya sebesar Rp. 1.806.373 atau penurunan biaya
sebesar 60%.
3.010.625,00
1.204.252,00
-
500.000,00
1.000.000,00
1.500.000,00
2.000.000,00
2.500.000,00
3.000.000,00
3.500.000,00
SEBELUM SESUDAH
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan tetap sesuai dengan yang
diinginkan, maka perlu dilakukan pengambilan penerimaan sampel. Pengambilan
penerimaan sampel bisa dilakukan pada produk yang dihasilkan perusahaan atau
bahan baku yang datang dari pemasok. Penelitian ini metode penerimaan sampel
diterapkan pada penerimaan bahan baku dari pemasok. Penerimaan sampel yang
dilakukan meliputi penerimaan sampel tunggal dan ganda. Hasil dari penerimaan
sampel tunggal dan ganda pada penelitian ini adalah :
1. Pemilihan penerimaan sampel bahan baku untuk mengurangi bahan baku
lolos ke bagian produksi menggunakan penerimaan sampel ganda, karena
mampu menurunkan jumlah bahan baku cacat yang lolos dari 15 unit
menjadi 6 unit atau turun sebesar 9 unit.
2. Pengaruh metode penerimaan sampel ganda adalah perusahaan mendapat
keuntungan dari penurunan biaya inspeksi 100% dari Rp 3.010.625,00
menjadi Rp 1.204.250,00 atau turun sebesar Rp 1.806.373,00.
5.2 Saran
Adapun saran yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pembaca yang akan melanjutkan dengan tema penelitian ini, dapat
ditambahkan dengan penerimaan sampel banyak.
2. Penelitian ini diterapkan pada penerimaan bahan baku, untuk penelitian
selanjutnya dapat diterapkan pada produk yang dihasilkan perusahaan.
3. Penelitian ini memakai nilai AQL sebesar 0,5%, untuk penelitian
selanjutnya dapat diganti dengan besaran yang sesuai kesepakatan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Eugen, L and Richard, S. penerjemah. (Ir. Hudaya K). (2001). Pengendalian Mutu
Statistik jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Indra, K. (2019). Perencanaan Pengambilan Sampel Tunggal dan Ganda untuk
Data Atribut dalam Pengambilan Sampel Penerimaan. USD. Yogyakarta.
M. Fitriyan, H. dan Agus, S. (2011). Pengendalian Kualitas dengan Metode
Acceptance Sampling. UTM : Bangkalan.
Schilling, E.G. & Johnson, L.I. (1980). Tables for the construction of matched
single, double, and multiple sampling plans with application to MIL-STD-
105D, Journal of Quality Technology. 12(4): 220-229.
Schilling, E.G. & Neubauer, D.V. (2008). Acceptance Sampling in Quality
Control. 2nd
Edition. New York: Taylor & Francis Group, LLC.
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Table of the Poisson Comulative Distribution
41
42
Lampiran 2. Tabel Sample Size Code Letters
43
Lampiran 3. Single Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table)
44
Lampiran 4. Single Sampling Plans for Tightened Inspection (Master Table)
45
Lampiran 5. Single Sampling Plans for Reduced Inspection (Master Table)
46
Lampiran 6. Double Sampling Plans for Normal Inspection (Master Table)
47
Lampiran 7. Double Sampling Plans for Tightened Inspection (Master Table)
48
Lampiran 8. Double Sampling Plans for Reduced Inspection (Master Table)
top related