video profil pesona teluk penyu dan benteng pendem sebagai .../video...pesona teluk penyu dan...
Post on 09-Mar-2019
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Video profil pesona teluk penyu dan benteng pendem
Sebagai aset kota cilacap
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Memenuhi Syarat dalam Meraih Gelar Ahli Madya Diploma III Desain Komunikasi Visual
Disusun Oleh : DRAJAT EKO NUGROHO
C.9506031
PROGRAM STUDI DIII DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan Judul:
VIDEO PROFIL PESONA TELUK PENYU DAN BENTENG PENDEM
SEBAGAI ASET KOTA CILACAP
Disetujui untuk dipertahankan di depan dewan penguji
Pembimbing Tugas Akhir I
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
Pembimbing Tugas Akhir II
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si NIP. 19791109 200801 2 015
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual
Univesitas Sebelas Maret Surakarta Pada Tanggal,………
Panitia penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Andreas Slamet Widodo, S.Sn (....................................) NIP. 19751201 200112 1 002 Sekretaris Sidang Tugas Akhir
Hermansyah Muttaqin, S.Sn (....................................) NIP. 19711115 200604 1 001 Pembimbing Tugas Akhir I
Arief Iman Santoso, S.Sn. (....................................) NIP. 19790327 200501 1 002 Pembimbing Tugas Akhir II
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (....................................) NIP. 19791109 200801 2 015
Mengetahui
Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. Sudarno, MA NIP. 19530314 198506 1 001
Ketua Program D3 Desain Komunikasi Visual FSSR
Andreas Slamet Widodo, S.Sn NIP. 19751201 200112 1 002
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan seluruh doa, harapan, kepercayaan, restu serta kasih sayang.
v
MOTTO
Selalu hidup apa adanya dengan perjuangan, semangat, dan berani menjalani tantangan hidup yang baru
karena hidup hanya sementara.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat tersusun dan diselesaikan. Dengan judul
Video Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset Kota
Cilacap.
Dalam pengerjaannya, Penulis banyak sekali memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Sudarno M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah
berkenan mengijinkan untuk menyusun tugas akhir.
2. Andreas S Widodo, S.Sn selaku Ketua Prodi D3 Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Arief Iman S, S.Sn, dan Ibu Esty Wulandari, S.Sos, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing penulis menyelesaikan laporan ini.
4. Pihak Pemerintah Kabupaten Cilacap yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan survei di tempat tersebut.
5. Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap yang telah mengijinkan penulis
untuk melakukan survei di tempat tersebut.
6. Pihak Objek Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem Kabupaten Cilacap
yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan pengambilan gambar dan
wawancara di tempat tersebut.
vii
Akhirnya, penulis menyadari bahwa laporan ini banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu segala kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini akan
diterima dengan senang hati. Semoga laporan ini memberikan manfaat.
Surakarta, Juni 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………....... i
HALAMAN PERSETUJUAN..……………………………………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......……………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................. iv
HALAMAN MOTTO...………………………………………….……. v
HALAMAN KATA PENGANTAR.....……………………………..… vi
HALAMAN DAFTAR ISI...…………………………………………... viii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar belakang masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 3
C. Tujuan............................................................................... 3
BAB II. IDENTIFIKASI DATA............................................................ 4
A. Data Perusahaan................................................................ 4
B. Media Promosi Yang Pernah Digunakan......................... 9
C. Target Market dan Target Audience................................. 10
D. Target Karya……............................................................. 13
E. Komparasi………………………………………………. 13
BAB III. KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN PERENCANAAN MEDIA...................................................................................... 15
A. Metode Perancangan Media Penunjang............................ 15
B. Konsep Kreatif.................................................................. 21
C. Standar Visual................................................................... 23
D. Konsep Perancangan Film................................................ 29
E. Spesifikasi Teknis Alat..................................................... 42
F. Story Line......................................................................... 44
ix
BAB IV. VISUALISASI KARYA......................................................... 45
A. Detail Visualisasi Karya................................................... 45
B. Karya Pendukung.............................................................. 46
BAB V. PENUTUP.................................................................................. 54
A. Kesimpulan........................................................................ 54
B. Saran.................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
ABSTRAK
2009. Penelitian ini bertujuan : (1) memperkenalkan objek wisata Teluk Penyu
dan Benteng Pendem kepada masyarakat luas. (2) merancang desain media
promosi yang tepat bagi kegiatan dalam memperkenalkan objek wisata Teluk
Penyu dan Benteng Pendem ke masyarakat. Penelitian dalam hal ini difokuskan
pada pengumpulan data, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan
pengelola objek wisata, pengunjung maupun pedagang souvenir. Data-data yang
dikumpulkan diantaranya adalah: (1) jumlah rata-rata pengunjung yang datang,
(2) keunikan pada objek wisata (3)segmentasi golongan kehidupan para
konsumen. Data yang diperoleh, diolah menjadi suatu rancangan untuk
menciptakan sebuah video profil yang nantinya akan di jadikan sebagai bahan
media promosi utama objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem beserta
media pendukungnya. Konsep Tugas Akhir ini dijabarkan dalam lima bab dan
lampiran yaitu, pendahuluan, identifikasi data, konsep Kreatif perancangan dan
Perencanaan Media, visualisasi karya dan penutup.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan pariwisata yang ada di Indonesia, membuat
Negara Indonesia memiliki harta yang tidak ternilai. Semua ini dapat kita lihat dari
banyaknya tempat-tempat pariwisata di setiap wilayah yang ada di Indonesia yang
berupa alam dan budaya yang memiliki nilai-nilai budaya dan religius. Pariwisata
merupakan salah satu yang penting dalam kebutuhan hidup manusia. Bagi mereka yang
sehari-harinya disibukkan dengan pekerjaan dan berbagai aktivitas, sangatlah penting
melepas kepenatan sejenak dihari libur dengan berwisata ketempat yang indah dan
menarik. Wisatawan baik lokal maupun mancanegara dimasa sekarang mengalami
perubahan pada pola komsumsi. Para wisatawan sekarang ini banyak yang ingin
menikmati panorama alam yang indah dan menarik disuatu tempat.
Di Jawa Tengah banyak sekali karakteristik utama pariwisata yang
mengandalkan panorama atau bentang alam yang indah, budaya tradisional yang masih
terjaga, disertai dengan ketersediaan pemandu wisata yang professional dan berbagai
fasilitas yang berstandar internasional, Kabupaten Cilacap salah satunya. Perpaduan
antara berbagai objek wisata yang menarik dan sentuhan manajemen modern,
berdampak positif bagi perkembangan industri pariwisata di Kabupaten Cilacap. Cilacap
mempunyai banyak wisata yang menarik dan bagus yaitu salah satunya Pantai Teluk
Penyu dan Benteng Pendem.
xii
Nama Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem tentu sudah tidak asing lagi
ditelinga kita. Begitu mendengar nama tempat wisata tersebut, maka yang tergambar
adalah panorama alam dan peninggalan budaya yang sangat indah dan menarik. Pantai
Teluk Penyu dan Benteng Pendem merupakan salah satu tempat wisata alam di Kota
Cilacap. Walaupun banyak wisata alam di Kota Cilacap, namun Teluk Penyu dan Benteng
Pendem merupakan tempat yang tepat untuk berwisata atau berlibur bersama keluarga
tercinta. Dikawasan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem ini kita akan merasa
tenang dan damai dengan suasana yang alami dan nyaman.
Kawasan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem ini merupakan salah satu
objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kedua tempat wisata ini posisinya sangat
berdekatan. Kedua tempat ini masih sangat alami, sehingga sangat menarik untuk
dikunjungi. Namun sampai saat ini jumlah pengunjung masih minim. Minimnya
pengunjung dikawasan ini dikarenakan kurangnya informasi kepada masyarakat luas,
Sehingga masih sangat dibutuhkan promosi untuk memajukan Wisata Teluk Penyu dan
Benteng Pendem, agar dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat
wisata tersebut. Untuk menarik minat para pengunjung, diperlukan strategi khusus
untuk menempati bagian persaingan pasar dalam kondisi masyarakat sekarang ini, salah
satunya dengan cara membuat sebuah Video Profil objek wisata Teluk Penyu dan
Benteng pendem.
xiii
B. Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam memajukan dan mengangkat
Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem untuk dapat bertahan disektor pariwisata,
yaitu:
1. Bagaimana mempromosikan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan
menggunakan Video Profil?
2. Bagaimana menciptakan sebuah Video Profil objek wisata Pantai Teluk Penyu dan
Benteng Pendem yang dapat menarik perhatian konsumen?
C. Tujuan Perencanaan
Dari berbagai perencanaan yang timbul, adapun tujuan dari kegiatan yang dilakukan
agar Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem tetap bertahan dan semakin berkembang
disektor pariwisata, antara lain:
1. Mempromosikan Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan media promosi
Video Profil, agar Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem diminati oleh
masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan intensitas pengunjung.
2. Menciptakan sebuah Video Profil yang dapat menrik perhatian konsumen, sehingga
Wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem menjadi lebih menarik untuk dikunjungi.
xiv
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
D. Data Perusahaan
1. Teluk Penyu
Pantai Teluk Penyu merupakan obyek wisata alam yang cukup terkenal di
Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Obyek wisata seluas 18 hektar ini
mempunyai panorama alam yang indah. Keberadaannya didukung pula oleh obyek
wisata sejarah Benteng Pendem, dan Pulau Nusakambangan yang terletak tidak jauh
dari lokasi pantai ini. Benteng Pendem ialah bekas markas pertahanan tentara
Belanda yang terletak sekitar 0,5 km arah selatan obyek wisata Pantai Teluk Penyu
dan menghadap ke selat Nusakambangan.
Menurut cerita masyarakat setempat, pada zaman dulu banyak penyu-
penyu yang hidup dan berkembang biak di pantai ini. Sebab, kondisi lingkungannya
tidak terlalu panas, sehingga cocok bagi penyu-penyu tersebut untuk berkembang
biak. Di samping itu, lokasi ini jauh dari predator yang mengganggu kelangsungan
hidupnya. Karena keberadaan penyu-penyu itulah, kemudian pantai ini diberi nama
Pantai Teluk Penyu.
Pantai Teluk Penyu memiliki pemandangan alam yang indah, udara yang
sejuk, dan hamparan pasir yang luas. Di tempat ini pengunjung dapat melakukan
berbagai aktivitas yaitu aktivitas olahraga dan bersantai sambil melihat deburan
xv
ombak. Selain itu pengunjung juga dapat melihat perahu nelayan yang berlalu
lalang, pohon kelapa yang berjajar rapi, serta kilang minyak yang Pertamina yang
menjulang tinggi dan nampak megah. Apabila pengunjung yang gemar memancing
ada persewaan perahu motor yang dapat mengantarkan pengunjung ke tengah laut.
Para wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pantai Teluk Penyu,
pengunjung dapat memulai perjalanan dari Terminal Cilacap. Dari terminal ini,
pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang memiliki akses ke lokasi.
Perjalanan dari Terminal Cilacap sampai ke lokasi biasanya ditempuh dalam waktu
kurang lebih 12 menit, sebab jarak terminal sampai pantai hanya sekitar 5 km.
Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari pusat Kota Cilacap dengan naik
taksi atau mobil sewaan, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit karena jarak
pusat kota ke pantai hanya sekitar 2 km.
Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam di Pantai Teluk Penyu
hanya dipungut biaya sebesar Rp. 4.000. Namun, jika pengunjung ingin memancing
ke tengah laut, terdapat persewaan perahu nelayan dengan tarif antara Rp. 70.000 –
Rp. 100.000, tergantung berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Fasilitas umum yang terdapat pada objek wisata Pantai Teluk Penyu adalah
mushola, tempat parkir yang luas, tempat bersantai, dan tempat persewaan
peralatan memancing. Di area ini juga terdapat kios buah-buahan, oleh-oleh khas
Cilacap, aksesoris, cenderamata, souvenir, dan lampu hias yang terbuat dari kulit
kerang. Bagi wisatawan yang ingin bermalam, disediakan penginapan yang dikelola
oleh masyarakat maupun yang dikelola oleh swasta.
xvi
Bagi wisatawan yang ingin menikmati masakan sea food, banyak warung
makan sea food yang berjajar di area pantai dengan harga terjangkau. Banyak juga
pedagang kaki lima yang menjajakan aneka macam jajanan. Bagi pengunjung yang
ingin membawa oleh-oleh ikan laut untuk dimasak dirumah, terdapat kios khusus
yang menjual ikan laut, baik ikan asin kering maupun ikan segar yang siap dimasak.
2. Benteng Pendem
Benteng Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut ”Kusbatterij op
de Lantong te Cilacap”, terletak sekira setengah kilometer ke arah selatan dari objek
wisata pantai Teluk Penyu. Bangunan ini adalah bekas markas pertahanan tentara
Hindia Belanda yang dibangun secara bertahap tahun 1861-1879 dengan luas 6,5
hektar. Berada di ujung selatan pantai Teluk Penyu dan menghadap ke selat
Nusakambangan.
Benteng ini ditemukan tahun 1986 M oleh masyarakat setempat dalam
keadaan terpendam didalam tanah dan diselimuti semak belukar. Penemuan
bangunan bersejarah ini kemudian dinamakan Benteng Pendem. Setelah setahun di
bersihkan dan diteliti kondisi bangunannya, kemudian situs bersejarah ini dibuka
untuk umum pada tahun 1987 M. Penemuan Benteng ini menandakan Kota Cilacap
adalah satu kota penting pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sebab
letaknya cukup strategis dengan adanya selat Nusakambangan yang merupakan
gerbang pelabuhan utama di daerah itu.
Pada masa pemerintahan Belanda, banyak tentara yang dipenjara di
Benteng Pendem dikabarkan tidak kembali. Di lokasi ini diperkirakan masih terdapat
xvii
bangunan lain yang tertimbun. Dari Benteng Pendem itu pula, konon terdapat
terowongan yang menghubungkan dengan benteng sejenis serta sejumlah gua-gua
di Pulau Nusakambangan melalui bawah laut.
Menurut masyarakat setempat, setelah Belanda meninggalkan Kota Cilacap,
Benteng ini digunakan tentara Jepang sebagai markas pertahanan sekitar tahun
1942 M. Pada tahun 1949 M Benteng ini juga pernah menjadi markas latihan perang
TNI dan Kesatuan Banteng Loreng Jawa Tengah.
Keistimewaan Benteng Pendem adalah struktur bangunannya terdiri dari
bagian-bagian yang cukup lengkap. Di dalam benteng terdapat beberapa ruangan
yang terdiri dari 60 kamar istirahat, gudang senjata, terowongan, ruang pengintai,
ruang penjara, ruang rapat, ruang amunisi, ruang klinik pengobatan, ruang perwira,
dapur, ruang tembak, dan 13 tempat penting pertahanan yang dikelilingi oleh pagar
besi. Masing-masing ruangan itu terdapat terowongan yang dapat menghubungkan
satu ruangan dengan ruangan yang lainnya. Walau bangunannya tampak sederhana
tetapi benteng ini dapat menampung tentara sebanyak satu batalyon.
Benteng seluas 6,5 hektar ini cukup unik. Keunikan itu tampak pada
bangunan yang terpendam di dalam tanah sedalam kurang lebih 3 meter, sehingga
tidak tampak dilihat dari kejauhan. Di bagian depan benteng dikelilingi parit yang
tinggi dan sungai buatan. Pada zaman dulu parit ini berfungsi sebagai menara dan
sekaligus sebagai pelindung benteng dari serangan musuh. Sedangkan sungai buatan
sebagai sarana transportasi kapal dari benteng menuju selat Nusakambangan.
xviii
Pengunjung yang ingin masuk ke dalam obyek wisata Benteng Pendem
dikenai harga tiket yang bervariasi. Hari biasa pengunjung dewasa dikenai tiket
sebesar Rp. 3.000 untuk pagi dan malam hari, sementara pada siang hari sebesar Rp.
4.000 per orang. Untuk anak-anak, pada hari biasa dikenai biaya sebesar Rp. 2.500
pada pagi dan malam hari, sedangkan pada siang hari sebesar Rp.3.000. Harga tiket
pada hari libur akan lebih mahal Rp. 500 sampai Rp. 1.000 baik dewasa maupun
anak-anak.
Fasilitas lain di objek wisata ini yaitu sarana permainan motor all terrain
vehicle (ATV) dan lain-lain, pengunjung harus mengeluarkan ongkos tambahan
sebesar Rp. 50.000, atau Rp. 10.000 untuk 3 kali putaran di sebuah sirkuit mini.
Para wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Benteng Pendem,
pengunjung dapat memulai perjalanan dari Terminal Cilacap. Dari terminal ini,
pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang memiliki akses ke lokasi.
Perjalanan dari Terminal Cilacap sampai ke lokasi biasanya ditempuh dalam waktu
kurang lebih 12 menit. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari pusat Kota
Cilacap dengan naik taksi atau mobil sewaan, hanya membutuhkan waktu sekitar 5
menit karena jarak pusat kota ke pantai hanya sekitar 2 km.
xix
E. Media Promosi Yang Pernah Dilakukan
Kawasan objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem telah
menggunakan beberapa media promosi yang cukup menunjang pemasaran objek wisata
tersebut, diantaranya adalah papan penunjuk ruang, papan penunjuk arah, spanduk,
xx
denah lokasi, serta gapura masuk.
xxi
Namun beberapa media promosi yang digunakan Objek wisata tersebut masih sangat
terbatas, maka diperlukan media promosi lain untuk lebih mempromosikan objek wisata
Teluk Penyu dan Benteng Pendem kepada masyarakat luas.
F. Target Market dan Target Audience
Semakin banyaknya kawasan objek wisata yang menyajikan keindahan,
kenyamanan dan berbagai fasilitas yang disediakan untuk dapat menarik para
pengunjung baik wisatawan lokal maupun asing, maka timbullah persaingan pemasaran
dan promosi yang sangat ketat. Sehingga masalah pemasaran merupakan salah satu
masalah yang tidak mudah dihadapi. Maka sangatlah penting untuk mengetahui dan
menentukan target market dan target audience yang dibidik.
Di sini target audience objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem
adalah semua orang yang ada di kawasan Cilacap, dan seluruh kota di Indonesia.
Ditujukan bagi semua kalangan baik kelas menengah ke atas maupun kelas menengah ke
bawah. Jadi, siapa saja dapat menjadi target audience objek wisata Pantai Teluk Penyu
dan Benteng Pendem. Sedangkan target market objek wisata Pantai Teluk Penyu dan
Benteng Pendem disini dibagi menjadi dua kelompok yaitu primer dan sekunder.
1. Target Primer :
i. Aspek Geografis
1) Daerah sasaran : Kabupaten Cilacap
2) Iklim : Tropis, Subtropis
ii. Aspek Demografis
1) Umur : 13 th – 40 th
xxii
2) Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3) Agama : Semua Agama
4) Tingkat ekonomi : Kelas menengah ke bawah
5) Pendidikan : Sasaran objek wisata ini adalah mulai dari SMP
sampai Perguruan Tinggi
iii. Aspek psikografis
Target market primer objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng
Pendem menurut Psikografis yaitu orang-orang yang suka berwisata, ingin
menikmati keindahan alam dan peninggalan tempat bersejarah.
2. Target Sekunder :
i. Aspek Geografis
1) Daerah sasaran : Seluruh wilayah di Indonesia
2) Iklim : Tropis, Subtropis
ii. Aspek Demografis
1) Umur : 13 – 60 th
2) Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3) Agama : Semua Agama
xxiii
4) Tingkat ekonomi : Kelas menengah ke atas
4) Pendidikan : Sasaran objek wisata ini adalah SMP sampai
Perguruan Tinggi
iii. Aspek psikografis
Target market sekunder objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng
Pendem menurut Psikografis yaitu orang-orang yang senang berwisata, ingin
menikmati keindahan alam dan peninggalan tempat bersejarah.
G. Target Karya
Dalam Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota
cilacap” memiliki sarana penunjang berupa media line bawah,sebagai berikut:
1. Kalender
2. Pin
3. Sticker
4. Mug
5. Jam dinding
6. Kaos ( T-shirt )
xxiv
7. Cover CD/DVD
8. Gantungan kunci
H. Komparasi
Dengan adanya Video Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem dalam
mempromosikan kawasan wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai salah satu
tempat tujuan wisata, terdapat Video profil sebelumnya yang telah beredar salah
satunya Video Profil Kota Solo. Penulis mencoba menciptakan Video Profil yang berfokus
pada promosi salah satu wisata di kota Cilacap, guna menjadi bahan referensi bagi Video
Profil yang akan penulis buat, dan di dapatkan data sebagai berikut:
1. Video Profil Kota Solo
Instansi : Pemerintah kota Solo
Sinopsis : Menceritakan tentang berbagai macam aset kota Solo
Alur Cerita : Alur maju, dimana cerita di awali dari pengenalan sejarah
berdirinya kota Solo kemudian dilanjutkan dengan pengenalan
potensi dan aset kota Solo.
Sistem Editing : Tekhnik editing yang digunakan sudah cukup menarik,di mulai
dengan pembukaan memakai logo Pemerintah kota Solo yang
berbentuk 3D, dengan durasi lebih kurang 45 Menit, mampu
menyampaikan informasi secara jelas.
xxv
Kelebihan dan Kekurangan : Secara keseluruhan sudah bagus, informasi yang ingin
disampaikan kepada penonton sudah mengena. Kekurangannya
hanya sedikit, yaitu pada transisi perpindahan gambar pada
salah satu scene , efek transisi tampak kurang halus, mungkin
saat saat proses editing , editor kurang teliti. Walaupun terkesan
kesalahan kecil, namun cukup mengganggu.
xxvi
BAB III
KONSEP KREATIF PERANCANGAN
DAN PERENCANAAN MEDIA
A. Metode Perancangan Media Penunjang
1. Tujuan Media
Selama ini sistem promosi yang dilakukan belum terlalu banyak , hanya
menggunakan media promosi didalam kawasan objek. Hal ini tentu berpengaruh
pada perkembangan Objek wisata ini sendiri.
Dalam perkembangan zaman saat ini periklanan sangatlah penting dalam
menunjang materi suatu produk barang ataupun jasa. Secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan
lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Rhenald Kasali,
1995 : 11).
Pengetahuan periklanan adalah pengetahuan umum. Sesuatu hal yang
senantiasa kita lakukan, kita bayangkan, kita pikirkan, dan kita rencanakan, pasti
hampir berhubungan dengan ilmu periklanan. Sedangkan periklanan merupakan
keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penyampaian iklan (Rhenald Kasali, 1995 : 11).
xxvii
Ada tiga unsur utama dalam periklanan yaitu produk atau produsen, media
iklan, dan konsumen. Suatu iklan baru bisa dipahami maksudnya apabila
menjelaskan barang atau produk tersebut. Suatu iklan akan berarti apabila ada
media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi.
Dalam hal ini penulis mencoba membuat format yang berbeda, yaitu dalam
bentuk Audio Visual. Dipilihnya Audio Visual sebagai media promosi utama, dengan
alasan Audio Visual lebih efektif karena pesan yang akan di sampaikan lebih
mengena kepada konsumen yang dituju dan mudah di mengerti. Media komunikasi
yang dipergunakan dalam kegiatan promosi ini juga menggunakan media penunjang
lainnya.
Perencanaan media bertujuan untuk :
a. Menyampaikan informasi lebih mudah dipahami dan mudah diingat oleh
konsumen.
b. Mempromosikan objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem agar lebih
diminati oleh masyarakat.
c. Menciptakan visual yang menarik.
2. Strategi Media
Stategi media adalah bagaimana memilih dan menentukan media yang
tepat untuk menjangkau sasaran sehingga mampu menarik minat para konsumen,
media merupakan sebuah wadah komunikasi yang digunakan oleh seorang
produsen untuk menyampaikan informasi yang ingin diberikan. Media yang baik
xxviii
mampu mempengaruhi sikap orang-orang terhadap produk yang dipromosikan.
Media yang baik sangat penting untuk memperkenalkan dan memberikan informasi
agar tidak terjadi kesalah pahaman. Pemakaian jenis media tergantung kepada
tujuan iklan itu sendiri. Sebenarnya semua jenis media dapat saling diperbandingkan
berdasarkan faktor-faktor tertentu sampai sejauh mana perusahaan harus
menggunakan media. Menurut Radionusu (1987 : 215 ), setidaknya tiga faktor
seperti :
a. Kebiasaan seseorang yang menjadi sasaran media
b. Efektifitas media untuk menyajikan iklan
c. Biaya golongan masing-masing media
Dan dalam hal ini penulis ingin menggunakan media Audio Visual yang
penulis yakini bahwa media ini lebih efektif kerena kita dapat menciptakan visual
yang menarik sehingga dapat menggugah perasaan hati si penonton.
3. Bentuk-bentuk media Penunjang
Beragam jenis media yang ditawarkan, namun tak semuanya selalu
efektif kita harus bijak memilih dalam menetukan media tersebut ada baiknya jika
kita sesuaikan dengan target yang ingin kita capai. Video profil “Pesona Teluk Penyu
dan Benteng Pendem sebagai Aset kota Cilacap” media yang digunakan untuk
mempromosikan Video Profil ini yang termasuk media lini bawah antara lain:
a. Kalender
xxix
Media ini memang sering kali digunakan diberbagai perusahaan ataupun
instansi pemerintah untuk melakukan promosi atau iklan. Hal ini terjadi karena
hampir setiap orang memiliki, memerlukan, dan menggunakan kalender. Maka
dari itu kalender juga dapat menjadi media yang efektif sebagai media
penunjang dari materi promosi Teluk Penyu dan Benteng Pendem.
Konsep desain dari kalender ini tergolong sederhana dengan menampilkan 7
halaman brukuran 21 cm x 15 cm, yaitu halaman depan sebagai cover dan
halaman lainnya memuat 2 bulan setiap halaman. Bentuk kalender ini dijilid
spiral dengan model kalender duduk.
Media ini akan diberikan kepada rombongan pengunjung Pantai Teluk Penyu
dan Benteng Pendem dengan cuma-cuma sebagai souvenir, di letakkan di meja
ruang tunggu hotel dan biro perjalanan.
b. Pin
Pin dapat juga digunakan sebagai salah satu media promosi penunjang Teluk
Penyu dan Benteng Pendem Cilacap. Dengan menampilkan konsep desain pantai
Teluk Penyu dan Benteng Pendem dengan ukuran 4.4 cm x 4.4 cm, pin dapat
menjadi point of interest tersendiri bagi pengunjung. Pin dapat dipakai dimana
saja tergantung selera, dan memungkinkan akan menjadi perhatian khalayak
bagi yang melihatnya.
Media ini akan diberikan kepada pengunjung Pantai Teluk Penyu dan Benteng
Pendem dengan cuma-cuma sebagai souvenir, serta dijual di kios-kios souvenir
kawasan objek wisata.
xxx
c. Stiker (Sticker)
Stiker merupakan media yang sangat relatif disukai oleh sebagian masyarakat
dan mempunyai daya tahan yang cukup lama diantara media lain. Selain itu juga
sangat fleksibel, dalam artian media ini dapat ditempatkan dimanapun
tergantung selera, dan memungkinkan orang dapat selalu melihat ilustrasi atau
pesan yang disampaikan lewat stiker tersebut, sehingga stiker memiliki
kemampuan sebagai media promosi yang efektif.
d. Mug
Penulis membuat mug sebagai media promosi yang efektif karena secara sering
digunakan oleh orang-orang. Mug memliki kegunaan primer sebagai tempat
untuk minum, mug juga memiliki kegunaan sekunder yaitu sebagai penempatan
media promosi. Mug digunakan sebagai pilihan merchandise pantai Teluk Penyu
dan Benteng Pendem yang akan dijual di kios-kios souvenir sekitar kawasan
objek wisata tersebut.
e. Jam dinding
Jam dinding dipilih penulis sebagai media promosi penunjang karena jam
memang sangat berguna bagi semua orang sebagai penunjuk waktu. Sehingga
jam dinding sangat efektif sebagai media promosi penunjang pantai Teluk Penyu
dan Benteng Pendem. Konsep desain dari jam ini sangat sederhana hanya
menampilkan headline dan gambar objek wisata tersebut agar tidak telalu
banyak menempati rauang. Jam dinding ini akan dijual di kios-kios souvenir
kawasan Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem serta di letakkan di ruang
tunggu hotel dan biro perjalanan.
xxxi
f. Kaos
Kaos atau lebih dikenal dengan sebutan T-Shirt ini selain berfungsi sebagai
penutup tubuh, dapat juga sebagai media promosi. Media ini sangat efektif
untuk menyampaikan sebuah pesan ataupun materi promosi.
Dengan demikian, akan banyak orang yang tanpa sengaja membaca pesan yang
tertulis. Dengan menampilkan logo, headline, ilustrasi dan pemilihan warna yang
tepat akan menampilkan kesan tersendiri bagi orang yang memakai maupun
yang melihatnya. Secara tidak langsung orang yang memakai kaos ini ikut
mempromosikan isi dari kaos yang mereka pakai.
Sebagai salah satu media promosi, kaos di buat dengan desain yang minimalis
namun mampu menarik orang untuk membeli dan bangga memakainya.
Menanamkan tulisan panorama alam Teluk Penyu dan Benteng Pendem pada
depan kaos dan ilustrasi objek wisata sedangkan bagian belakang terdapat logo
Dinas Pariwisata untuk lebih menekankan dan memperkenalkan bahwa itu
merupakan salah satu objek wisata kota Cilacap. Kaos di buat sebagai souvenir
dan bisa didapatkan pada kios-kios penjualan souvenir.
g. Cover CD/DVD
Cover CD/DVD di buat sebagai tempat wadah CD video profil “ Pesona Teluk
Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap “ . Didesain tidak terlalu
rumit namun tetap menarik, dengan sedikit info yang dicantumkan di bagian
belakang tentang isi video tersebut. Nantinya CD/DVD ini akan dibagikan kepada
pengunjung sebagai media promosi, sebagai dokumentasi Dinas Pariwisata kota
xxxii
Cilacap, Diberikan pada biro perjalanan, hotel, serta diputar di salah satu acara
televisi lokal.
h. Gantungan kunci
Media promosi ini dipilih juga karena banyak sering digunakan oleh orang,
karena itu media penunjang ini juga sangat efektif digunakan untuk promosi.
Gantungan kunci ini didesain dengan sederhana hanya menampilkan baseline
Teluk Penyu dan Benteng Pendem serta penambahan ilustrasi. Gantungan kunci
digunakan sebagai merchandise serta pengunjung yang ingin mempunyai
Gantungan kunci tersebut dengan membeli dikios-kios kawasan Teluk Penyu dan
Benteng Pendem.
B. Konsep Kreatif
1. Pendekatan kreatif
Ada berbagai macam pendekatan kreatif, dimana itu tergantung pada
strategi konsep periklanan serta siapa khalayak sasaran yang dituju. Adapun
penyampaian pesan dari iklan tersebut dilakukan dengan banyak alternatif, apakah
dengan hard sell, soft sell, information, emotion, membuka citra, melawan
competitor, dan sebagainya. Dalam rangka mempromosikan pantai Teluk Penyu dan
Benteng Pendem, penulis membuat Video Profile “Pesona Teluk Penyu dan Benteng
xxxiii
Pendem sebagai aset kota Cilacap”dengan pendekatan kreatif yang digunakan
adalah:
a. Informational
Pesan-pesan yang disampaikan dibuat berdasarkan fakta dan logika, yaitu
informasi mengenai Teluk Penyu dan Benteng Pendem berikut pesona dan
keindahan yang dimilikinya.
b. Emotional
Berdasarkan materi film yang ada, maka pendekatan psikologi secara emosional
yang diterapkan adalah kepedulian terhadap Pariwisata Indonesia, menanamkan
rasa bangga memiliki dan melestarikan salah satu panorama alam dan
peninggalan tempat bersejarah Indonesia. Bentuk pendekatan yang
membangkitkan emosi dan merangsang perasaan tertentu cenderung tidak
mudah untuk dilupakan.
c. Image
Image atau citra dibangun berdasarkan gaya atau simbol kehidupan, serta nilai-
nilai yang diinginkan. Dalam hal ini citra yang ingin dibangun adalah bahwa
pariwisata di Indonesia khusunya kota Cilacap juga sangat menarik serta tidak
kalah bagus dengan kota-kota yang lain.
2. Unique Selling Preposition
Keunggulan yang dimiliki dari video profil ”Pesona Teluk Penyu dan Benteng
Pendem sebagai aset kota Cilacap”, ini adalah dengan menciptakan visual yang
xxxiv
menarik, serta diperoleh dari paduan hasil wawancara dengan berbagai pihak yang
terkait langsung.
3. Big idea
Dalam penyusunan konsep kreatif mempromosikan pantai Teluk Penyu dan
Benteng Pendem, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep kreatif merancang
video profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap
“dengan:
a. Ide Kreatif
Penulis mencoba menciptakan dan menawarkan visual yang menarik, informasi
yang akurat, namun disajikan secara ringkas mudah dimengerti dengan
pemilihan Audio Visual sebagai media utama promosi, karena media ini belum
pernah di gunakan untuk media promosi.
b. Ide Media
Media-media promosi yang dipilih oleh penulis diusahakan sangat selektif dan
tepat sasaran, terutama pemilihan media penunjang promosi. Dengan konsep
pendekatan, memakai media-media yang sangat sering digunakan oleh
Konsumen.
C. Standar Visual
1. Strategi konsep
xxxv
Strategi konsep disusun dan diketahui dengan menentukan ide atau pesan yang
akan disampaikan maka selanjutnya adalah bagaimana kita menyampaikan pesan
tersebut kepada konsumen sehingga dapat diterima dan menghasilkan respon dari
konsumen.
a. Pesan
1) menyampaikan informasi dan memperkenalkan Pantai Teluk Penyu dan
Benteng Pendem kepada masyarakat luas.
2) menampilkan identitas Video Profil ”Pesona Teluk Penyu dan Benteng
Pendem sebagai aset kota Cilacap” sebagai sarana promosi yang tepat untuk
lebih memperkenalkan prospek pariwisata ini di khalayak umum.
b. Bentuk pesan
1) menggunakan bahasa yang sesuai dengan segmentasi pasar.
2) pesan yang disampaikan bersifat singkat dan padat, tetapi menarik
perhatian.
2. Logo
Logo merupakan identitas suatu perusahaan. Identitas diciptakan melalui
suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal yang khas atau unik
berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan. Secara fisik, desain tersebut
mempunyai wujud sedemikian rupa sehingga akan dapat diingat khalayak dengan
keberadaan tempat tersebut. Logo merupakan elemen penting dalam
memperkenalkan suatu nama perusahaan kelingkungan luas.
xxxvi
Logo memiliki peranan penting dalam komunikasi pemasaran. seringkali
masyarakat atau calon konsumen “membeli merek” terutama terhadap barang yang
dapat menaikkan gengsi atau statusnya di lingkungan sekitar. Logo yang
dipergunakan objek wisata Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem yaitu
menggunakan logo pemerintahan kota Cilacap, karena kedua tempat ini masih satu
lokasi tetapi berbeda manajemennya.
3. Tipografi
Tipografi adalah seni mengatur (setting dan pengaturan) huruf (type) dan
kemudian mencetaknya (Rhenald Kasali,1995 : 90) Tipografi yang baik mengarah
pada keterbacaan dan kemenarikan serta desain huruf tertentu dapat menciptakan
gaya dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan. (Frank
Jefkins,1996 : 248).
Perencanaan tipografinya harus memprtimbangkan karakteristik huruf yang
sesuai dengan gaya audience, sedangkan pertimbangan lain adalah segi keindahan
dan keterbacaan serta dapat menjadi karakteristik subjek yang dipromosikan. Huruf
mempunyai banyak jenis atau style, masing-masing jenis huruf tersebut biasanya
disebut typeface. Masing-masing typeface mempunyai karakter tersendiri yang
mampu menggambarkan suatu perasaan yang menjadi pelengkap suatu gambar
atau suatu rangkaian kata-kata. Jenis tipografi yang digunakan adalah jenis huruf
yang dapat menciptakan kesan kreatif dan dinamis. Arial adalah jenis font yang
simple, mudah dibaca dan terkesan formal tapi tidak terlalu serius atau ilmiah
sehingga cocok untuk memberikan teks informasi pada sebuah promosi. Bertram
LET merupakan font formal namun sedikit memiliki unsur dekoratif yang masih
xxxvii
simple, disini memberikan kesan tegas teks Pantai Teluk Penyu & Benteng Pendem.
Font-font tersebut memiliki keunikan tersendiri dan dapat menarik konsumen pada
media promosi tertentu.
Perkembangan tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase
penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga menggunakan komputerisasi. Fase
komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam
waktu yang lebih cepat dengan pilihan ratusan jenis huruf.
Tipografi harus sesuai dengan jenis desain, bentuk pesan dan media
periklanan yang digunakan. sehingga membentuk suatu perpaduan yang baik
Adapun dalam pemilihan tipe huruf banyak faktor yang harus diperhatikan yaitu
mencakup pengaturan kolom, lebar, spasi, ukuran sebenarnya, serta style dan
bobotnya (nilai jual). Beberapa type huruf yang dipakai dalam perencanaan sebagai
berikut :
a. Arial
Arial adalah huruf yang sederhana dan sering digunakan dalam berbagai desain
jenis huruf ini mudah dibaca, dimengerti dan cukup simple. huruf ini memiliki
karakter yang tegas, resmi namun mudah untuk dipahami. Contoh tipografinya:
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
b. Bertram LET
xxxviii
Bertram LET ini adalah huruf jenis dekoratif, hurufnya terkesan agak lebih tebal
sehingga kelihatan kokoh. Huruf ini memiliki kesan kokoh dan lebih terkesan
natural sehingga font ini dipilih sebagai Headline. Contoh tipografinya :
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr
Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
c. Loki cola
Loki cola termasuk adalah huruf jenis dekoratif, disetiap sudutnya mempunyai
lengkungan dan terkesan agak lebih tebal. Lebih mendekati atau menyerupai
tulisan tangan. Huruf ini memiliki kesan halus dan lebih terkesan natural
sehingga font ini dipilih sebagai sub headline. Contoh tipografinya :
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr
Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
4. Warna
Pada dasarnya warna memiliki karakteristik yang masing-masing warna tersebut
memiliki suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu obyek kemata manusia dan
hal inilah yang akan menimbulkan suatu persepsi, warna berperan untuk
mempengaruhi serta merangsang mata manusia sehingga menimbulkan getaran-
getaran elektromagnetik yang dapat membangkitkan emosi pemirsa (Dendi
Sudiana, 1986 : 38). Menurut Dendi Sudiana dalam bukunya komunikasi periklanan
cetak, warna dapat digunakan sebagai tujuan komunikasi seperti :
xxxix
a. Untuk identifikasi : dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang terjadi penggunaan
warna sebagai lambang atau tanda-tanda tertentu yang mengandung makna
yang telah disepakati bersama, seperti pada lampu lalu lintas. Penggunaan
warna sebagai lambang-lambang, kadang tidak bersifat universal karena
terdapat berbagai tradisi kebudayaan. Seperti tradisi Barat yang memiliki warna
hitam sebagai tanda berkabung, namun di negara China justru warna putih yang
dipakai sebagai tanda berdukacita.
b. Untuk menarik perhatian : menurut penelitian, para pembaca lebih tertarik
untuk melihat iklan karena pesan yang tercetak dibubuhi oleh warna.
c. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis : warna-warna yang ada dalam iklan
harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan, pemberian warna yang
menyelingkan kesejukan dan kehangatan secara silih berganti menggambarkan
suatu suasana diantara formal dan ceria.
d. Untuk mengembangkan asosial: wajar bila orang awam seringkali
menghubungkan warna-warna tertentu dengan produk tertentu. Seperti merah
dihubungkan dengan apel atau hijau dengan sayuran yang segar.
e. Untuk membangun ketahanan minat : ketika menggambarkan sesuatu, tidak
jarang kita merujuk pada warnanya. Ini disebabkan karena warna memiliki nilai
kenangan yang tinggi. Suatu segi yang paling mudah ditanamkan oleh
komunikator kepada benak komunikan. Warna akan membantu pemirsa untuk
mengingat apa yang pernah dilihat, dengan mengulang warna-warna tertentu
dalam kampanye iklan makin memapankan identitas produk.
Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, pemberian warna mungkin
dapat merebut perhatian awal komunikasi, tetapi apabila keadaan tersebut tidak
xl
dikembalikan menjadi minat, maka pembaca yang sibuk tidak akan meluangkan
waktunya yang menyerap pesan yang disampaikan. Berbagai kecenderungan warna
berhubungan dengan usia, latar belakang pendidikan dan letak geografis. Warna-
warna cerah digemari oleh anak-anak muda, warna lunak untuk orang dewasa.
Warna-warna dominan yang nantinya dipakai dalam karya pendukung Video
Profil Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap”
menggunakan warna-warna yang tenang namun kuat, yaitu :
a. Biru, merupakan warna yang melambangkan unsur alam dan mempunyai kesan
“tenang” sehingga sesuai dengan keadaan pantai Teluk Penyu dan Benteng
Pendem.
b. Hitam, merupakan warna yang memiliki makna yang kuat dan kokoh.
xli
c. Merah, adalah warna yang melambangkan berani, kuat dan elegan. Bermakna
sesuai dengan Teluk Penyu dan Benteng Pendem yang berani menghadapi
persaingan dunia pariwisata di Indonesia yang semakin ketat.
D. Konsep Perancangan Film
1. Konsep Perancangan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
Film merupakan salah satu media yang dapat penulis jadikan sebagai dasar
dalam mempromosikan objek wisata Teluk Penyu dan Benteng Pendem ini, bentuk
film ini merupakan cerita yang penulis ambil dari berbagai sumber, dan
menghasilkan cerita yang menggambarkan kondisi sebenarnya, adapun sumber
tersebut penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait
langsung, seperti: pengunjung, pengelola objek wisata, dan pedagang serta
informasi yang didapatkan dari internet. Tujuan perancangan dalam film yang
berdurasi kurang lebih 13 menit ini, untuk memberikan informasi tentang prospek
objek wisata ini dan mempromosikan akan keberadaanya ke khalayak umum.
Video Profil juga memiliki alur cerita. Alur itu sendiri memiliki pengertian
sebagai jalan cerita dalam sebuah film, adapun alur yang digunakan dalam
xlii
pembuatan video profil “ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset
kota cilacap “ yaitu : Alur Maju
Alur maju yaitu Alur dimana cerita diawali dari pengenalan tokoh
kemudian dilanjutkan dengan klimaks dan diakhiri dengan anti klimaks. Video Profil
“ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap ” memakai
alur maju, yang meliputi profil keadaan kota Cilacap hingga berlanjut kedalam
objek wisata ini.
2. Proses Pembuatan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim,
bukan perorangan. Dalam pembuatan diperlukan banyak para pekerja kreatif,
dimana pekerja tersebut ahli di bidangnya. Pembuatan layar lebar atau film yang di
putar di bioskop lebih banyak melibatkan pekerja, sedangkan pada film pendek
(Indie) lebih sedikit, biasanya terdiri dari tim yang memiliki peran yang sangat
penting saja. Dalam pembuatan film terdapat mekanisme secara umum, dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Pra Produksi
Pra Produksi disebut juga masa persiapan sebelum membuat film. Disini
dimana masa pemilihan dan pembuatan naskah yang akan dibuat film.
Setelah terpilih atau dibuat kemudian melakukan eksplorasi atau membedah
naskah itu. Setelah melakukan tahap tersebut selanjutnya membuat skenario
tahap pertama, yang nantinya akan ada revisi dari tim yang sudah dibentuk.
xliii
Bukan hanya dari departement penyutradaraan saja yang melakukan
persiapan, dari divisi artistic juga mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan, membuat setting dan property untuk shooting baik itu film
panjang maupun film pendek akan melewati masa ini. Pada masa ini sang
sutradara melakukan riset-riset segala hal yang berhubungan dan yang
mempengaruhi film yang akan dibuat, biasanya melakukan eksplorasi pada
naskah. Hal ini mencangkup hunting lokasi, berinteraksi langsung dengan para
pelaku dimana dalam hal ini adalah pengelola objek wisata, perijinan tempat,
pengurusan surat jalan. Selain itu juga menyiapkan tim produksi yang terdiri
dari, kameraman, lighting, artistic, dan segala keperluan dibidang
keproduksian, selain bidang kreatif yang dipersiapkan bidang keproduksian
juga diperhitungkan, dalam hal ini bidang keproduksian yang dimaksud
adalah bidang yang diluar kreatif antara lain dari segi akomodasi seperti
konsumsi pada saat shooting, transportasi, ijin penggunaan tempat dan hal-
hal yang berhubungan dengan pembuatan film.
b. Produksi
Setelah segalanya sudah siap, pengambilan gambar sudah bisa dilakukan,
atau lebih dikenal dengan istilah shooting. Pada saat shooting sutradara
mengarahkan pemain, menentukan shoot yang akan diambil, segala sesuatu
yang terjadi pada saat shooting merupakan tanggungjawab sutradara selaku
pemimpin dalam shooting, pada saat pengambilan gambar atau shooting
diperlukan kerja tim yang solid, karena dalam pembuatan film satu aspek
dengan aspek yang lain saling berhubungan. Sutradara membuat storyline
xliv
atau jika diperlukan storyboard sebagai pegangan pada saat shooting. Adapun
proses yang dilakukan dalam tahap produksi , yaitu sebagai berikut :
1) Hari pertama dilakukan shooting tahap 1, pada pagi hari difokuskan
pada Pantai Teluk Penyu dengan mengambil matahari terbit dan
suasana pantai. Siang hari shooting dilakukan di Benteng Pendem. Serta
sedikit wawancara dengan pedagang dan pengelola objek. Shooting
dilakukan jam 05.00 sampai dengan jam 16.00 WIB.
2) Hari berikutnya dilakukan shooting tahap 2. Mengambil fokus lokasi
kota Cilacap yang indah dan rapi. Dilanjutkan pengambilan gambar di
kios-kios pedagang, baik pedagang souvenir, makanan, dan lainnya serta
pengambilan gambar wawancara salah satu pengunjung. Waktu
shooting dari pagi jam 07.00 hingga sore hari jam 15.00.
c. Paska Produksi
Rekaman hasil shooting kemudian dikirim ke studio untuk di edit, masa paska
produksi berarti masa setelah shooting. Dimasa ini para editor bekerja,
rekaman-rekaman tadi disusun sesuai dengan skenario, editor diberi
kebebasan untuk berkreasi, tetapi tidak boleh menyimpang dari konsep yang
telah ditentukan. Adapun beberapa tahap dalam proses editing:
1) Logging, proses editor memotong gambar, mencatat waktu
pengambilan gambar dan memilih shot-shot yang ada disesuaikan
dengan kamera report.
2) Digitizing, proses merekam/memasukan gambar dan suara yang telah di
logging tadi.
xlv
3) Offline editing, sebuah proses menata gambar digitizing sesuai dengan
sekenario dan urutan shot yang telah ditentukan oleh sutradara.
4) Online editing, proses editing ketika seorang editor mulai memperhalus
hasil offline editing, memperbaiki kualitas hasil dan memberi tambahan
transisi serta effek khusus yang di butuhkan.
5) Mixing, berkaitan dengan proses syncroning audio dan juga memberi
ilustrasi musik maupun audio efek. Yang harus dimixing adalah dialog,
effek, dan musik.
Film merupakan kreasi dari beberapa orang, bukan hanya dari satu orang.
Walaupun sutradara berkuasa atas karyanya, tetapi dia bekerja dengan orang lain.
sejauh mana sutradara berhasil membuat film yang layak ditonton dengan tim
yang solid, kreatifitas banyak orang juga mempengaruhi hasil jadi film, oleh karena
itu sutradara juga harus membangun tim kreatif yang baik. Semua itu akan
berpengaruh sejauh mana sang sutradara berhasil dengan filmnya. Proses editing
Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap”
tidak memakan waktu yang lama, karena alur cerita menggunakan alur maju,
sehingga pada saat proses editing tinggal mengikuti cerita yang sudah ada saja.
Pemindahan dari satu gambar ke gambar lain menyesuaikan dari keadaan atau alur
pada cerita yang telah ditentukan. Proses editing menggunakan beberapa Program
editing antara lain Adobe Premier 6.5, ulead 11, dan beberapa program pendukung
lain untuk media promosinya menggunakan program CorelDraw, swishmax, dan
Adobe photoshop7.
Pada masa paska produksi juga dilakukan promosi – promosi, promosi
dilakukan dengan tujuan dengan menarik perhatian pada masyarakat untuk
xlvi
tertarik menonton film, berikut ini adalah bagan mekanisme kerja dalam
pembuatan film :
3. Struktur Kerja Dalam Pembuatan Video Profil
Pembuatan film, perlu di ketahui memiliki struktur kerja sehingga dalam
proses pembuatannya tidak simpang siur. Adapun sturktur kerja dalam pembuata
film mulai dari tim kreatif sampai pada para pekerja diluar tim kreatif. Dalam
pembuatan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset
Kota Cilacap” terdapat beberapa tim kerja yang penulis tempatkan berikut struktur
yang penulis buat :
Crew Video Profil
“ Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem sebagai aset kota Cilacap ”
PRA PRODUKSI PRODUKSI PASKA PRODUKSI
Produser : Drajat
Pen Skenario : Drajat
xlvii
Sutradara : Drajat
Dep. Kamera : Fendy
Dep. Lighting : Erik
Dep. Artistik: Atin
· Kamera I : Drajat · Kamera II : Fendy · Kamera III: Erik
· Pemb I : Atin · Pemb II : Fendy
· Wardrobe: Rini · Make-up: Rini · Property: Atin
Penata Suara : Rini
Pemb I : Erik
Dep. Editing: Drajat
Fendy
Pemb I : Fendy
Narator : Rini
xlviii
Penanggungjawab :
Tim kerja :
Diagram diatas tidaklah baku, penulis buat untuk memudahkan dalam sytem kerja saja
agar semua teratur dan mengetahui jabatan dan tanggung jawabnya masing-masing.
a. Produser
Apakah tugas produser sebenarnya? Sebelum membahas tugas produser, khususnya
di Indonesia, satu sebutan dengan sebutan lain sering kacau dan tidak membedakan
deskripsi pekerjaannya. Apakah perbedaan tugas dan tanggun jawab seorang
Produser Eksekutif (Executive Producer), dengan Produser (Producer), produser
pendamping (Associate Produser), Produser Pelaksana (Line Produser), Pimpinan
Produksi, dll. Secara singkat bisa disebut bahwa aneka sebutan diatas berkaitan
dengan mereka yang bertanggung jawab dalam mengelola jalannya sebuah produksi
film, mulai dari persiapan hinggga film selesai di shooting. Kadang peran produser
berlanjut hingga kemasalah promosi dan pemasaran film tersebut. Dalam
pembuatan film indie tidaklah terdiri dari beberapa Produser seperti di atas namun
cukup dengan satu produser
b. Penulis Skenario
Sebagai sebuah karya tulis, skenario yang baik bukan dari enaknya dibaca, melaikan
efeksitasnya sebagai cetak biru untuk sebuah film. Seorang penulis skenario adalah
insinyur dalam merangkai cerita yang nantinya akan dibuat film. Penulisan sebuah
skenario merupakan sebuah proses bertahap yang bermula dari ide penulis,
xlix
misalnya cerita pendek, berita kisah nyata, naskah drama dan novel, selanjutnya
pembuatan apa yang disebut treatment yang lebih luas serta mendetail. Sebuah
treatment yang baik harus disampaikan dalam bentuk pengembangan cerita dan
meliputi kejadian serta adegan-adegan penting dari skenario yang akan dibuat,
setelah treatment dibuat lalu menulis skenario tahap pertama bentuk skenario utuh
yang dilengkapi dengan dialog. Skenario ini akan mengalami revisi hingga beberapa
kali sehingga layak untuk dibuat film. Skenario yang digunakan dalam pembuatan
skenario Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota
Cilacap” tidak mengalami banyak perubahan, karena semua bisa berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
c. Sutradara
Perlu dicamkan oleh setiap Sutradara yaitu sebenarnya oleh semua kru, khususnya
kepala departemen, bahwa hanya penguasaan skenario yang menyeluruh yang bisa
memperlancar jalannya produksi. Dalam pelaksanaan produksi segala sesuatu bisa
terjadi, mulai dari perubahan, penambahan, perbaikan maupun kompromi. Hal itu
seringkali harus dilakukan dan diputuskan dalam waktu singkat. Dengan penguasaan
skenario yang menyeluruh, sutradara akan selalu siap menghadapi segala
kemungkinan perubahan yang terjadi di lokasi/lapangan. Pada saat manajer
Produksi sedang melakukan pembedahan skenario, sutradara juga mempunyai tugas
dimasa persiapan produksi ini yaitu:
1) Membedah Skenario
2) Memahami Skenario
3) Menghafal skenario
l
4) Menyerap skenario
5) Menyatu dengan skenario
d. Director of Photography
Departemen kamera di kepalai oleh Director of Photography dan beranggotakan
operator kamera/kameraman, chief lighting atau gaffer, dan assistennya. Sebagian
besar orang mengartikan DOP sama dengan kameraman, padahal anggapan
tersebut salah. Penata photografi tersebut menyusun daftar perangkat kamera yang
dibutuhkan. Tentu saja itu dilakukan setelah melihat storyboard yang telah
disepakati bersama, setelah merekap segala keperluan, ia kemudian
menyerahkannya kepada manajer produksi untuk mendapat persetujuan. Jadi
secara teknis, kerja seorang Director of Photography adalah menentukan dan
mengupayakan kualitas terbaik dari gambar yang direkam. Ada beberapa type shot
dalam pengambilan gambar, antara lain sebagai berikut :
1) CU (Close Up), Framing pengambilan gambar yang dihasilkan memenuhi ruang
frame. Tipe shot ini lebih luas dari pada (BCU), shot ini memberi ruang pada
wajah sampai leher sehingga ketika objek bergerak masih terlihat pada frame.
Type ini digunakan dalam pengambilan gambar wawancara agar kelihatan jelas
dan nyata.
2) MS (Medium Shot), pengambilan gambar subyek kurang lebih setengah badan.
Type ini digunakan dalam pengambilan gambar wawancara dan suasana objek
pariwisata.
li
3) Medium Full Shot (Knee Shot), pengambilan gambar dengan batasan framing
tokoh kira-kira ¾ ukuran tubuh tokoh. Type ini digunakan dalam pengambilan
gambar pengunjung yang sedang bermain di pantai.
4) FS (Full Shot), pengambilan gambar subyek secara utuh dari kepala sampai kaki
dengan teknis batasan diberi sedikit ruang untuk heand room. Shot ini akan
memberi kesan objek dan ruang sekitar yang telihat luas. Type ini digunakan
dalam pengambilan gambar aktifitas pengunjung yang berolahraga dan
memancing di Pantai Teluk Penyu.
5) LS (Long Shot), tipe shot dengan ukuran framing antara MLS dan ELS. Shot ini di
gunakan untuk menggambarkan tokoh yang berada pada tempat yang jauh
seperti di jalan, lorong, padang pasir, hutan sehingga memberikan kesan jauh
dan menggambarkan pemandangan. Type ini digunakan dalam pengambilan
gambar suasana objek wisata agar telihat pemandangan yang bagus.
6) Bird’s eye view/high angle, pandangan dari atas ke bawah, seperti layaknya
mata burung. Shot ini akan memberi kesan pada objek terlihat pendek dan kecil.
Type ini digunakan dalam pengambilan gambar perahu-perahu yang berjajar
rapi di pinggir pantai.
7) Frog’s eye view/low angle, pandangan dari bawah ke atas, seperti layaknya mata
kodok. Shot ini kebalikan dari high angle, objek akan terlihat tinggi dan akan
memberikan kesan objek itu seorang tokoh yang gagah (besar). Type ini
digunakan dalam pengambilan gambar gerbang masuk kota Cilacap.
8) Eye Level, pengambilan gambar sejajar dengan tinggi kita. Type ini diginakan
dalam pengambilan gambar wawancara.
lii
9) Panning, gerakan kamera secara mendatar kekiri maupun kekanan tanpa pindah
dari poros kamera. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar suasana
objek wisata.
10) Tracking, gerakan kamera kedepan maupun ke belakang, kekanan maupun ke
kiri. Type ini digunakan dalam pengambilan gambar saat pengunjung sedang
beramin air dan pada salah satu ruangan yang ada di Benteng Pendem.
Kir i Kanan
Paning Lef t Paning Right
Camera
Gambar 3.1 Diagram Pergeseran Panning Camera
Depan
Bel akang
Tr ack In
Tr ack Out
Gambar 3.3 Diagram Gerakan Kamera Tracking
e. Lighting
Sering kali film maker pemula memandang enteng kerja seorang lightingman, yang
sekedar menjadi pelengkap produksi atau sebagai penata cahaya yang kurang
berpengalaman yang ingin tetap ikut berkaya dalam filmnya. Dapat di bayangkan
bahwa dalam memproduksi film tanpa tata cahaya adalah seperti melukis pada kanvas,
liii
tetapi tidak terlihat sama sekali. Tata cahaya adalah warna cat yang dioleskan pada
kanvas film kita. Video merupakan media untuk merekam gambar yang pada
prinsipnya memanfaatkan fenomena fotografi, yang hanya tercipta jika ada cahaya
(foto). Jenis lighting yang digunakan dalam produksi Video Profil “Pesona Teluk Penyu
dan Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” adalah : Available Light
Availabel Light adalah cahaya yang berasal dari alam (nature). Termasuk di dalamnya
cahaya matahari, bulan, ataupun cahaya yang berasal dari api. Dalam produksi Video
ini lebih pada menggunakan cahaya matahari.
f. Penata suara
Dalam pembuatan film dimana film merupakan suatu bentuk kehidupan. Jadi tidak
hanya aspek visual saja yang diperhatikan. Karena dalam film merupakan sebuah
media audiovisual. Aspek audio atau suara juga turut serta terlibat. Sebab suara
merupakan aspek dari kehidupan. Sebuah film menyampaikan pesannya bukan hanya
dari gerak tubuh tetapi juga menggunakan dialog. Sehingga teknis pengambilan suara
juga perlu di perhatikan. Tata suara dikerjakan di Studio, penata suara yang dalam
tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga pendamping seperti perekam suara pada saat
shooting.
g. editing
Proses setelah produksi, editing merupakan pekerjaan dalam studio yaitu pekerjaan
menyusun gambar sesuai dengan skenario. Dalam pembuatan film indie menggunakan
jenis kamera digital yang memudahkan untuk di edit yang nantinya akan ditambahkan
efek-efek dan perbaikan gambar maupun suara sehingga film tersebut enak untuk
dilihat.
liv
E. Spesifikasi Teknis Alat
Pembuatan film seperti yang kita ketahui, merupakan hobi atau pekerjaan yang
membutuhkan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Perangkat dan peranti produksi
merupakan hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Artinya, kebutuhan utama seperti
kamera-pun, yang notabene tersedia dalam berbagai pilihan dengan segala kelebihan
dan fasilitas masing-masing.
Secara prinsip, konsep kamera dimana saja sama yaitu sebagai peranti untuk
menangkap imaji sementara. Bahan penyimpannya adalah film dan pita magnetis. Di
Indonesia, di kenal beberapa jenis pita video yang bisa digunakan oleh para film maker
pemula, antara lain VHS/Super VHS, Betamax, Video 8/Hi 8. seiring dengan
perkembangan tehnologi, kini telah diproduksi juga jenis Mini DV (digital video) dan
digital 8, dengan sistem perekaman yang tidak analog lagi, melainkan sudah
mengunakan sistem digital. Dalam produksi Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan
Benteng Pendem Sebagai Aset Kota Cilacap” menggunakan jenis pita video yaitu mini
DV.
Sistem standar kamera yang biasa digunakan di Indonesia adalah PAL (Pashe
Alternate Line). Berbeda dengan standar yang biasa digunakan di Jepang dan Amerika
yaitu sistem NTSC ( National Television System Committe).
Dalam pembuatan Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap” ini penulis menggunakan beberapa alat sebagai berikut:
lv
1. Lighting, konsep tata cahaya yang matang sangat mendukung hasil produksi
pengambilan gambar yang baik. Hal yang terpenting adalah bagaimana subjek bisa
terekam jelas oleh kamera sesuai dengan konsep cerita. Dalam hal ini penulis
mengunakan jenis lighting yang natural yaitu cahaya matahari.
2. Tripod, piranti bantu untuk tatakan kamera berupa kaki tiga yang berguna saat
pengambilan gambar pada saat posisi diam.
3. Kamera, adalah suatu alat yang menangkap imaji sementara dan disimpan pada film
atau pita maghnetis. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis kamera Sony Handy
Cam dan Panasonic MD 10000.
lvi
F. Story Line
Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng Pendem
Sebagai Aset Kota Cilacap”
Berawal dari profil suasana kota Cilacap beserta keindahan yang dimilikinya
kemudian menuju kepotensi pariwisata di kota Cilacap yaitu diantaranya Pantai Teluk
Penyu dan Benteng Pendem. Dengan memulai pengambilan gambar pada gerbang
masuk objek wisata Teluk Penyu serta dilanjutkan dengan melihat keindahan Pantai
Teluk Penyu yang menawan. Melihat aktivitas pengunjung dan masyarakat setempat.
Kemudian menuju ke kawasan objek wisata Benteng Pendem yang tidak jauh dari lokasi
Teluk Penyu. Jarak antara objek wisata ini adalah 0.5 km dan masih dalam satu kawasan.
Di dalam Benteng Pendem melakukan pengambilan gambar bangunan bersejarah yang
sudah tua namun masih kokoh berdiri. Di selingi dengan sedikit wawancara dengan para
pengunjung dan pengelola objek wisata ini. Cerita ini diakhiri dengan menampilkan
cuplikan gambar utama dan pesan-pesan dari penulis.
lvii
BAB IV
VISUALISASI KARYA
A. Detail Visualisasi Karya
Karya utama adalah hasil jadi Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng
Pendem sebagai aset Kota Cilacap”, yang utama dalam setiap proses keproduksian:
1. Format Film : DV standar PAL (720x576)
2. Durasi Film : 12.54 detik
3. Naskah Film : Skenario “Pesona Teluk Penyu dan
Benteng Pendem”
4. Story Board : Konsep cerita bergambar yang nantinya menjadi
patokan dasar dalam pengambilan gambar
5. Teknis Editing : Ulead11, Adobe Premier 6.5, Photoshop7
CorelDraw12, 3max Studio, SWISHmax
6. Mastering : AVI
7. Realisasi : DVD
lviii
B. Karya Pendukung
Karya pendukung sebagai media promosi Video Profil “ Pesona Teluk Penyu dan
Benteng Pendem sebagai aset Kota Cilacap “ antara lain:
1. Kalender
a. Ukuran : 25 cm x 15 cm
b. Bahan : Art paper
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap, gambar Objek Wisata dan
grafis
lix
d. Typografi : Arial, Bertram let dan Arial
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Cetak Offset
g. Distribusi : Diberikan kepada rombongan pengunjung atau wisatawan.
: Di letakkan di meja pada ruang tunggu hotel dan biro
perjalanan.
lx
2. Pin
a. Ukuran : 4.4 cm x 4.4 cm
b. Bahan : Standar pin
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar Objek Wisata
d. Typografi : Bertram let, Loki Cola dan Arial
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Digital Printing
lxi
g. Distribusi : - Diberikan kepada setiap pengunjung dalam setiap
pembelian kelipatan 3 tiket.
- Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli
pengunjung atau wisatawan pada kios-kios souvenir objek
wisata
3. Sticker
a. Ukuran : 10 cm x 6 cm
b. Bahan : Kertas sticker glossy
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap, grafis dan gambar Objek
lxii
Wisata
d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Cetak Printing
g. Distribusi : Ditempelkan pada kendaraan pengunjung misalnya bus,
mobil, dan sepeda motor.
4. Mug
lxiii
a. Ukuran : Standar Mug (diameter 8 cm)
b. Bahan : keramik
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar objek wisata
d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Sablon
g. Distribusi : Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli pengunjung
atau wisatawan pada kios-kios souvenir objek wisata
5. Jam Dinding
lxiv
a. Ukuran : Diameter 23 cm
b. Bahan : Art Paper
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan grafis
d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Digital Printing
g. Distribusi : - Dijadikan merchandise yang dijual di Outlet Objek
wisata
- Di letakkan di ruang tunggu hotel dan biro perjalanan
pariwisata sebagai penunjuk waktu
lxv
6. Kaos
a. Ukuran : All size
b. Bahan : Kain katun
c. Ilustrasi : Logo Pemerintah Cilacap dan gambar objek wisata
d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Teknis : Corel Draw 12, Photoshop 7
f. Realilasi : Sablon
g. Distribusi : Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli pengunjung
/ wisatawan pada kios-kios souvenir objek wisata.
lxvi
7. Cover CD & Label CD
a. Ukuran : 27.5 cm x 18 cm dan diameter 12 cm
b. Bahan : Art paper
c. Iliustrasi : Logo Pemerintah Cilacap, gambar objek dan grafis
d. Typografi : Bertram let, Arial dan Loki Cola
e. Realisasi : Cetak Printing
f. Distribusi : - Diberikan kepada pengunjung yang membeli tiket
kelipatan 5
- Diberikan pada biro perjalanan, hotel, serta diputar di salah
satu acara televisi lokal.
- Sebagai dokumentasi DIPARTA Cilacap
lxvii
8. Gantungan Kunci
a. Ukuran : 8 cm x 4 cm
b. Bahan : Acrilic
c. Ilustrasi : Gambar objek wisata
d. Typografi : Bertram let
e. Realisasi : Cetak Printing
f. Distribusi : Dijadikan merchandise yang nantinya dapat dibeli pengunjung
/ wisatawan pada kios-kios souvenir objek wisata
lxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab demi bab di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagai salah satu perusahaan pemerintah daerah di bidang
pariwisata, Teluk Penyu dan Benteng Pendem memiliki peluang yang cukup besar untuk
dapat berkembang menjadi salah satu kawasan pariwisata yang bisa diandalkan dan
menjadi salah satu aset perekonomian dan peninggalan sejarah untuk daerah
pemerintah Kabupaten Cilacap.
Dengan melakukan promosi melalui Audio Visual, diharapkan mampu membawa
dampak yang besar dalam membangun minat masyarakat luas terhadap citra positif
Teluk Penyu dan Benteng Pendem serta dapat meningkatkan intensitas pengunjung.
Karena media audio visual merupakan media yang lebih efektif mengena dan mudah
ditangkap oleh masyarakat, sehingga konsumen dapat langsung mengerti isi pesan yang
hendak disampaikan.
B. Saran
Diharapakan dengan adanya Video Profil “Pesona Teluk Penyu dan Benteng
Pendem sebagai aset Kota Cilacap” ini penonton dapat tersadarkan dan tertarik untuk
ikut melestarikan dan menjaga objek wisata yang ada pada bangsa indonesia, dan
menimbulkan kebanggan tersendiri untuk mengunjungi objek wisata dalam negeri.
lxix
Tidak mudah menyerah dalam memperjuangkan sesuatu, terus berusaha
dengan segala kemampuan yang kita punya, penulis membuat film ini dengan penuh
kerja keras dan kerjasama tim yang handal. Dengan segenap kemampuan yang ada,
dengan segala keterbatasan, kita bisa memperoleh segala yang kita capai dengan
berjuangan sungguh-sungguh dan pantang berputus asa.
lxx
DAFTAR PUSTAKA
Dodik, Wijaya. 2003. Televisi. Jakarta : Grasindo.
Heru, Efendi. 2002. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta :Grasindo.
M. Bayu Widagdo, Winastwan Gora S. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Prisma, Rusdi. 2007, Bikin Film Kata 40 Pekerja Film. Jakarta : PT. Penerbit Majalah Bobo.
Rhenald, Kasali. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Tino, Saroengallo. 2008. Dongeng Sebuah Produksi Film. Jakarta : Intisari
lxxi
LAMPIRAN
lxxii
TERIMA KASIH
Dalam pengerjaannya, penulis juga banyak sekali memperoleh bantuan
dari berbagai pihak, baik dari segi moril, materi, maupun dukungan dan semangat
yang tidak henti-hentinya diberikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
7. Orang yang spesial dihatiku, yang membuat hidupku lebih indah, Rini Dwi
Astuti. Yang selalu memberikan doa, suport, perhatian dan pengertian selama
ini, Terima kasih.
8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan
Film Fendy, Erik, Atin, Budi, dan semua teman – teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu terimakasih banyak.
9. Keluarga besar Bapak Larno yang telah memberikan doa dan dukungannya
kepada penulis.
10. Keluarga besarku yang telah memberikan doa, suport, perhatian dan kasih
sayangnya kepada penulis.
11. Teman – teman mahasiswa Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual
khususnya angkatan 2006 kelas A, atas segala bantuan dan dorongan yang
diberikan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.
12. Seluruh staf Tata Usaha di D3 Deskomvis, terima kasih sudah bersedia
banyak direpotkan oleh penulis.
13. Teman – teman Karang Taruna Wahana Krida yang telah memberikan doa
dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.
lxxiii
14. Dan semua pihak lain yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak buat semua bantuanya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semuanya
laporan Tugas Akhir ini tidak akan pernah selesai. Penulis tidak dapat berbuat
banyak untuk membalas jasa kalian semua, semoga Allah SWT yang akan
memberikan balasannya. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.
lxxiv
STORY BOARD
Video Profil
PESONA TELUK PENYU DAN BENTENG PENDEM
SEBAGAI ASET KOTA CILACAP
lxxv
lxxvi
lxxvii
lxxviii
lxxix
top related