warkah al-basyar vol. ix edisi 05 th. 2010
Post on 12-Mar-2016
224 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Menyuarakan Risalah Agama untuk Keadilan
PENANGGUNG JAWAB KH. Husein Muhammad
REDAKTUR AHLI KH. Syarif Usman Yahya,
KH. A. Ibnu Ubaidillah SyathoriKH. A. Chozin Nasuha,
KH. Syakur Yasin, KH. Maman Imanulhaq,
KH. Wawan Arwani, Ny. Hj. Hamidah,
KH. Faqihuddin Abdul Kodir.
PEMIMPIN REDAKSI Marzuki Wahid
REDAKTUR PELAKSANA Marzuki Rais & Alimah
DEWAN REDAKSI Nurul Huda SA, Roziqoh,
Alifatul Arifiati, Ali Mursyid, Satori, Rosidin, Obeng Nurosyid.
SETTING Lay-OUT an@nd
DISTRIBUTOR Ihabbudin, Lili, Jamal (Cirebon),
Fitrullah, Agus Idris, Masyithoh (Indramayu).
PENERBIT fahmina institute
Jl. Suratno No. 37 Cirebon Jawa Barat 45124
Telp./Fax. (0231) 203789,
WEBSITE http://www.fahmina.or.id
E-Mail fahmina@fahmina.or.id,
red_albasyar@fahmina.or.id
PRINTING Teguh Gemilang
Vol. IX [edisi 05] tahun 2010
Warkah al-Basyar terbit tiap hari Jumat. Warkah al-Basyar
menerima tulisan dua halaman quarto satu spasi. Tema tulisan
seputar agama dan realitas kehidupan dengan perspektif
advokasi yang berbasiskan tradisi/khasanah pesantren.
Redaksi berhak mengedit tanpa mengurangi substansi tulisan.
1
Setelah lulus tes seleksi di Depnaker, saya dan sejumlah teman harus
menjalani medical check-up. Proses ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan menjadi karyawan salah satu perusahaan elektronik di Ma lay sia. Salah seorang yang terseleksi adalah seorang ibu muda yang akrab dipanggil Mami (bukan nama sebenar nya).
Mami (38 th), seorang janda dengan dua orang anak asal Ciledug Kabupa
JIHAD BURUH MIGRANKisah Perempuan Kepala Keluarga
yang Meninggal dalam Bekerja
Oleh Masyithoh*
Warkahal-BasyarVol. IX/2010
0505 Maret 2010 M/19 Robi’ul Awal 1431 H
Katakanlah:
“Hai kaumku, bekerjalah
sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja
(pula), maka kelak kamu akan
mengetahui.
(AzZumar [11]: 39)
Jika melakukan pembayaran, usahakan ;untuk mendapat kuitansi atas nama PT (di atas kertas berkop, ada nama, alamat, logo dan stempel perusahaan). Kuitansi ini bisa menjadi barang bukti untuk menuntut ganti-rugi jika sewaktu-waktu terjadi masalah.
19 Februari 2010 M/05 Robi’ul Awal 1431 H
Vol. IX [edisi 05] tahun 20102
ten Cirebon, terpaksa menjadi bu ruh migran (TKI) di Malaysia, mengais rezeki demi menghidupi kedua anaknya. Dia adalah sosok ibu yang baik, ramah dan pandai bergaul.
Jika dilihat dari usia, sebenarnya Mami sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai calon TKI di pabrik. Akan tetapi karena Mami memaksa, dibuatlah dokumen dengan mengubah usianya menjadi lebih muda. Sikap pemaksaan diri Mami tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, sekaligus kepala keluarga (single parent) dari dua orang anaknya.
Setahun sudah dia bekerja di Malaysia, seluruh TKI diharuskan menjalani medical check-up tahunan, termasuk Mami. Selama setahun itulah, Mami selalu tampak bersemangat dan sehat. Tetapi ketika menjalani medical check-up, ternyata Mami menderita kanker payudara stadium tinggi. Atas kesepakatan dari pihak perusahaan dan dokter, akhirnya Mami dianjurkan untuk berobat jalan. Namun apa hasilnya? penyakitnya semakin parah. Hingga suatu hari Mami meninggal dunia di Malaysia.
Semangat kemandirian Mami sangat sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, Imam AlGhozali pun pernah mengutip nasihat Lukman alHakim kepada anaknya (505H/1111 M): “Wahai anakku, lakukanlah pekerjaan yang halal, agar kamu bisa memenuhikebutuhan
kamu dan tidak jatuh miskin. Karena ketika seseorang jatuh miskin, ia akan mengalami tiga hal : Lemah agamanya, pendek pikiran-nya dan hilang kehormatannya. Lebih dari itu, ia akan direndahkan orang lain”
Memang kematian seseorang itu kehendakNya. Namun jika saat Mami medical check-up di Indonesia sudah ter
deteksi gejala penyakitnya, mungkin Mami akan me ng urungkan ni atnya untuk pergi bekerja di Malaysia. Kalau sudah begitu ke jadiannya, siapa yang harus mempertanggungjawabkan tentang kesehatan calon TKI saat mau bekerja ke luar negeri?
Terkadang atas permintaan calon TKI sendiri, meskipun hasil medical check-upnya unfit (tidak sehat). Tetapi dengan menggunakan surat pernyataan,
19 Februari 2010 M/05 Robi’ul Awal 1431 H
Vol. IX [edisi 05] tahun 2010 3
*Penulis adalah mantan buruh migran (TKI) di Malaysia. Kini aktif sebagai mahasiswi
Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, aktif menulis, melakukan kajian keagamaan kritis, dan
berwirausaha.
akhirnya dibuat keterangan fit (sehat) dengan tanpa memperhitungkan risiko yang akan ditanggung nanti. Sedangkan untuk mendapatkan surat pernyataan pada umumnya menggunakan uang “pelicin” kepada pihak medical check-up. Bukankah lembagalembaga kesehatan yang di tunjuk untuk medical check-up
telah mengetahui standar kesehatan bagi para calon TKI? Kenapa masih banyak masalah TKI yang belum terpenuhi hakhak kesehatannya?
Undangundang tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (PPTKILN) sudah jelas bahwa calon TKI harus memenuhi syarat sehat jas mani dan rohani (UU RI Nomor 39 Tahun 2004, Pasal 35). Dalam Pasal tersebut juga
dinyatakan, “Pelaksana pe nempatan TKI swasta dilarang menempatkan calon TKI yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi.” Undangundang ini dibuat untuk menghindari segala kemungkinan buruk yang terjadi kepada TKI di luar negeri.
Perjalanan Mami adalah jihad buruh migran yang penting untuk menjadi pelajaran bagi kita semua. Mami telah berjuang keras lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi untuk kesejahteraan kehidupan diri dan keluarganya. Dia adalah seorang ibu, orang tua tunggal, dan sekaligus perempuan kepala keluarga. Belajar dari kasus Mami, kepada para calon TKI, para calo, para pemimpin perusahaan tenaga kerja, dan para pejabat pemerintah: jangan sekalisekali memaksakan kehendak kita dengan realitas yang ada, ikuti aturan yang berlaku, jujur pada diri sendiri, tunjukkan sikap tanggungjawab kepada profesi dan kemanusiaan. Jika tidak, maka dampak yang buruk, bahkan tak terduga sebelumnya, akan menimpa kita. Semoga tidak akan ada lagi Mamimami berikutnya. Semoga arwahnya tenang dan selalu dikenang. Semoga Mami damai di sisiNya. Amin. Wallahu’alam.[]
Vol. IX [edisi 05] tahun 2010
19 Februari 2010 M/05 Robi’ul Awal 1431 H
4
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa
lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.
Mutiara Hikmah
Jika melakukan pembayaran, ;usahakan untuk mendapat kuitansi atas nama PT (di atas kertas berkop, ada nama, alamat, logo dan stempel perusahaan). Kuitansi ini bisa menjadi barang bukti untuk menuntut ganti-rugi jika sewaktu-waktu terjadi masalah.
Jika tidak mendapat kuitansi ;atas nama PT, pastikan Anda membuat Surat Bukti Pembayaran menggunakan kertas segel bermaterai dan disebutkan secara jelas hak dan
kewajiban masing-masing. Selanjutnya, masing-masing pihak harus memegang surat segel bermaterai yang asli (bukan fotokopi).
Contoh Surat Bukti Pembayaran:
Saya Susilowati membayarkan uang sejumlah Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) kepada Arjuna Wiwaha untuk biaya pemberangkatan TKI ke Taiwan, dalam tempo 12 (dua belas). Jika setelah lewat 12 bulan (dua belas) bulan tersebut, Susilowati belum diberangkatkan, uang harus dikembalikan sepenuhnya, paling lambat 1 (satu) bulan, sejak jatuh tempo. Jika dalam waktu 1 (satu) bulan tidak terpenuhi, Susilowati berhak untuk mengambil, menjual, menggadaikan hak milik Arjuna Wiwaha sejumlah uang yang telah dibayarkan, serta melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwenang untuk diproses secara hukum.
Demikian perjanjian ini dibuat dengan sadar dan tanpa paksaan.
Tandatangan Tandatangan
Susilowati Arjuna
Kiat-Kiat Menghadapi Calo (2)
(sumber:http://www.mekarwangi.org/2007/01/kiat-kiat-menghadapi-calo.html)
top related