web viewproposal tesis ini penulis ajukan untuk memenuhi syarat mencapai ... memberikan bantuan...
Post on 13-Feb-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROPOSAL TESIS
IMPLEMENTASI TATA KELOLAH IT DALAM MEMBANGUN KELANGSUNGAN DAN KETERSEDIAAN LAYANAN PADA PENYEDIA LAYANAN WEB HOSTING
IRFAN A PALALLOINRP 9110 205 304
DOSEN PEMBIMBINGProf. Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, MSc
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGIBIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASIPROGRAM PASCA SARJANAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TESIS
Judul :
DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
UNTUK PELAYANAN PASIEN
STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Oleh : Kristofel Santa
NRP : 9109205503
Telah diseminarkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 20 April 2011
Tempat: Ruang 215
Mengetahui/menyetujui:
1. Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom
(Pembimbing)
NIP. 197302191998021001
2. Daniel Oranofa S, S.Kom., Msc., PD.Eng (Penguji)
NIP. 132318029
3
3. Mudjahidin, S.T., M.T(Penguji)
NIP.197010102003121001
= Halaman ini sengaja dikosongkan =
12 DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
3 UNTUK PELAYANAN PASIEN4 STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Nama Mahasiswa : Kristofel SantaNRP : 9109205503Pembimbing :Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom
ABSTRAKSI
Rumah sakit umum daerah (RSUD) mempunyai fokus utama adalah pelayan kesehatan masyarakat di daerah sekitar. Untuk meningkatkan pelayanannya, RSUD selalu mengikuti perkembangan ilmu di bidang kesehatan terutama pada bagian perawat. Perkembangan ilmu sangat penting untuk rumah sakit, karena dengan ilmu tersebut akan membantu pihak rumah sakit untuk menangani kasus-kasus baru yang berkembang di masyarakat. Semakin berkembangnya penyakit di masyarakat menuntut pihak rumah sakit untuk melakukan beberapa perubahan, antara lain setiap perawat harus memiliki kemampuan yang sama dalam hal menangani pasien. Selain itu hal lain yang menjadi masalah dalam pelayanan rumah sakit kepada masyarakat adalah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam menangani pasien (malpraktek).
Untuk menangani dua masalah di atas peneliti membuat sebuah rancangan desain knowledge management keperawatan. Rancangan ini akan memberikan gambaran kepada pihak rumah sakit tentang pengembangan dan pertukaran ilmu pengetahuan keperawatan. Desain ini memungkinkan para perawat tidak harus melakukan tatap muka langsung dalam pertukaran ilmu, tetapi bisa melalui media yang akan dibangun sesuai desain yang telah dirancang. Selain itu rancangan ini juga akan memberikan gambaran bagaimana menerapkan knowledge management sebagai media untuk menambah pengetahuan para perawat yang bersumber dari pengalaman-pengalaman perawat lain dalam menangani pasien.
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini merujuk ke metodologi knowledge management yang di kembangkan oleh Amrit Tiwana dengan beberapa penyesuaian oleh peneliti. Pada metodologi ini terdapat 4 tahap utama, yaitu: evaluasi infrastruktur, analisis dan desain knowledge management, pengembangan knowledge management dan evaluasi. Dengan metodologi ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas dua masalah di atas, yaitu sebuah rancangan desain aplikasi knowledge management untuk pelayanan pasien.
Kata Kunci: Desain Aplikasi, Knowledge Management, Pelayanan Pasien
5
KNOWLEDGE MANAGEMENT APPLICATION DESIGNFOR PATIENT SERVICES
CASE STUDY REGIONAL GENERAL HOSPITAL
Student Name : Kristofel SantaNRP : 9109205503 Advisor : Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S. Kom., M. Kom
ABSTRACT
Regional general hospital (Hospital) has a primary focus is community health service in the area. To improve its services, hospitals keep up to date knowledge in the field of health, especially on the part of nurses. The development of science is very important for hospitals, because with such knowledge will help the hospital to handle new cases developing in the community. The continued development of disease in the community requires the hospital to make some changes, among others, each nurse must have the same capabilities in terms of treating patients. In addition, other things become a problem in the hospital service to the community is the occurrence of mistakes in handling the patient (malpractice).
To handle the two problems mentioned above researchers create a draft design of knowledge management in nursing. This design will give to the hospitals on the development and exchange of nursing science. This design allows the nurses do not have to do face to face in the exchange of knowledge, but can through the media that will be built according to designs that have been designed. In addition, this design will also give you an idea of how to apply knowledge management as a means to increase the knowledge of nurses who come from the experiences of other nurses in managing patients.
The methodology used in this study refers to the knowledge management methodology that was developed by Amrit Tiwana with some adjustments by the researchers. In this methodology there are 4 main stages, namely: infrastructure evaluation, analysis and design of knowledge management, knowledge management development and evaluation. With this methodology is expected to provide answers to two problems mentioned above, namely a draft design of knowledge management applications for patient care.
Keywords: Application Design, Knowledge Management, Patient Services
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Berkat dan
Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis ini dengan
judul:
“DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
UNTUK PELAYANAN PASIEN
STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH”
Proposal tesis ini penulis ajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar
Magister Manajemen Teknologi pada Pasca Sarjana MMT-ITS, jurusan
Manajemen Teknologi Informasi.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc, selaku Penanggung Jawab
Program Studi MMT ITS.
2. Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc., selaku Ketua Bidang
Akademik MMT ITS.
3. Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom., selaku Ketua Bidang Administrasi dan
Keuangan MMT ITS.
4. Para dosen pengajar di MMT ITS yang senantiasa memberikan masukan
dalam pembuatan proposal tesis ini.
5. Ayahanda dan Ibunda, serta saudara-saudariku yang telah memberikan
semangat, motivasi dan doa kepada penulis.
7
6. Para teman-teman mahasiswa MMT yang telah membantu dan menolong
penulis dalam menyelesaikan proposal tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal tesis ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis akan senantiasa menunggu dan
menerima saran dan kritik yang membangun untuk perkembangan dan kemajuan
proposal tesis ini dimasa selanjutnya.
Surabaya, 01 Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISILembar Pengesahan................................................................................................. i
Abstraksi ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar........................................................................................................ v
Daftar Isi............................................................................................................... vii
Daftar Tabel............................................................................................................ ix
Daftar Gambar......................................................................................................... x
DESAIN APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT ................................... 4
UNTUK PELAYANAN PASIEN .......................................................................... 4
STUDI KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ........................................ 4
1BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 11
1.1Latar Belakang .................................................................................................. 11
1.2Rumusan Masalah ............................................................................................. 11
1.3Tujuan Penelitian .............................................................................................. 12
1.4Manfaat Penelitian ............................................................................................ 12
1.5Batasan Masalah ............................................................................................... 12
2BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 14
2.1Pengertian Knowledge dan Knowledge Management ...................................... 14
2.2Proses Penciptaan Knowledge .......................................................................... 15
2.3Model Sistem Knowledge Management ........................................................... 15
2.4Perbedaan Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge ...................................... 16
2.5Metode dalam Membangun Knowledge Management ..................................... 16
2.6Rumah Sakit ...................................................................................................... 19
2.6.1Pengertian Rumah Sakit .............................................................................................. 19
2.6.2Fungsi Rumah Sakit .................................................................................................... 19
9
2.6.3Tugas Rumah Sakit ..................................................................................................... 19
2.6.4Alur Proses Pelayanan di Rumah Sakit ....................................................................... 19
2.6.5Pengetahuan Explicit dan Tacit Rumah Sakit Umum Daerah ..................................... 20
Tabel 2.2 Contoh Pengetahuan Explicit Dan Tacit .............................................................. 20
2.7Pengenalan Dasar Tentang Jaringan .................................................................. 21
2.7.1Apa yang dimaksud dengan Jaringan .......................................................................... 21
2.7.2Jenis-Jenis Jaringan Komputer .................................................................................... 21
2.7.3Manfaat Jaringan Komputer ........................................................................................ 21
2.7.4Perbedaan Internet, Intranet dan Ekstranet ................................................................. 22
2.8UML 23
3BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 27
3.1Pengantar ........................................................................................................... 27
3.2Evaluasi Infrastruktur ........................................................................................ 27
3.2.1Analisis Infrastruktur yang ada ................................................................................... 27
3.2.2Menyelaraskan Strategi Knowledge Management dengan Strategi Bisnis
Rumah Sakit 27
3.3Analisis dan Desain Knowledge Management ................................................ 27
3.3.1Merancang Infrastruktur Knowledge Management .................................................... 28
3.3.2Audit Terhadap Aset Pengetahuan dan Sistem yang ada ........................................... 28
3.3.3Merancang Tim Knowledge Management .................................................................. 28
3.3.4Analisis Knowledge Management .............................................................................. 28
3.3.5Desain Knowledge Management ................................................................................ 28
3.4Pengembangan Knowledge Management ......................................................... 29
3.4.1Interface Knowledge Management ............................................................................. 29
3.5Evaluasi ............................................................................................................. 29
3.5.1Evaluasi Knowledge Management .............................................................................. 29
3.6Kesimpulan dan Saran ...................................................................................... 29
3.7Penyusunan Tesis dan Jadwal ........................................................................... 29
4DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge........................... 10
Tabel 2.2 Contoh Pengetahuan Explicit Dan Tacit................................................ 18
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Penciptaan Pengetahuan.......................................................... 7
Gambar 2.2 Model Sistem Knowledge Management...............................................9
Gambar 2.3 Metode dalam Membangun Knowledge Management ......................10
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian........................................................................29
5
1 BAB 1
PENDAHULUAN
5.1 Latar Belakang
Peranan Teknologi Informasi pada industri Web Hosting merupakan faktor
yang sangat dominan, sehingga kunci kesuksesan industri web hosting yaitu
pengoptimalan seluruh sumber daya Teknologi Informasi yang dimilikinya dalam
menunjang dan menjalankan operasional layanaan perusahaan. Perusahaan tidak
hanya dituntut untuk terus memperbaiki diri namun juga melakukan evaluasi
berkelanjutan agar kelangsungan layanan serta perusahaan itu sendiri dapat terus
berkembang kearah jangka panjang.
Pengoptimalan pengelolan Teknologi Informasi baik terkait aspek internal
seperti software dan eksternal seperti jaringan tidak dapat dilakukan secara
serampangan sesuai selera manajemen maupun pemilik perusahaan. Permasalahan
pengelolaan TI telah mengalami peralihan dari permasalahan teknologi menjadi
permasalahan manajemen dan pengelolaan. Hal tersebut dipicu oleh
meningkatnya ketergantungan perusahaan akan kebutuhan dibidang TI. Teknologi
Informasi harus dikelola seperti halnya mengelola aset-aset perusahaan yang lain.
Layanan Web Hosting (web hosting service) termasuk salah satu dari
beberapa kegiatan yang umumnya di outsourchingkan oleh perusahan publik,
pemerintahan maupun organisasi lainnya. Penyedia Layanan Web Hosting
menyiapkan perangkat server, teknologi web server, keamanan dan lainnya.
Mengacu pada hal tersebut diatas Penyedia Layanan Web Hosting
berkepentingan untuk senantiasa melakukan evaluasi kinerja TI-nya agar tetap
optimal sehingga layanan kepada pelanggan tetap sesuai dengan jaminan layanan
yang diberikan berdasarkan SLA yang ada. MakassarTECH Dotcom sebagai salah
satu Penyedia Layanan Web Hosting dalam upaya meningkatkan tata kelolah TI
yang mendukung kelancaran operasional serta layanan yang diberikan kepada
pelanggan terfokus pada ketersedian dan kelancaran layanan. Kegiatan Penyedia
Layanan Web Hosting sangat tergantung pada layanan pihak ketiga sebagai
penunjang utama layanannya. Hal ini meliputi penyedia data center, penyedia
13
aplikasi automasi manajemen server, penyelenggara / penyedia SSL serta pihak
ketiga lainnya yang mendukung kelancaran dan keamanan layanan Web Hosting.
Kerangka kerja CobIT memberikan pemetaan keterkaitan antara Tujuan
Bisnis dan Tujuan TI sehingga dapat dijadikan acuan dalam menerjemahkan
kebutuhan bisnis akan ketersediaan TI. Dari uraian permasalahan diatas,
hubungan antara Tujuan Bisnis yang ada di dalam CobIT dengan Tujuan TI dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Tujuan TI
Jaminan akan kepuasan yg saling menguntungkan dgn pihak ketiga
Gambar 1.1 Keterkaitan Tujuan Bisnis dan TI
Penggunaan model kedewasaan ( maturity level ) akan membantu suatu
organisasi dalam menilai kondisi pengelolaan teknologi informasi saat ini (as-is)
dan kondisi pengelolaan yang diharapkan (to-be) sehingga langka untuk perbaikan
memiliki dasar.
5.2 Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti meliputi :
1. Bagaimana mengetahui tingkat kematangan dari pengelolaan teknologi
informasi di MakassarTECH Dotcom saat ini ?
2. Bagaimana menemukan strategi yang dapat diusulkan untuk memperbaiki
pengelolaan teknologi informasi di MakassarTECH Dotocm.
3. Bagaimana menyusun tata kelola proses TI yang berkaitan dengan mengelolah
layanan pihak ketiga.
5.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan tata kelola TI dalam
mengelola layanan pihak ketiga untuk MakassarTECH Dotcom dengan
menggunakan kerangka COBIT.
5.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibedakan secara internal dan
eksternal perusahaan (bagi masyarakat luas). Manfaat secara internal antara lain :
1. Memberikan suatu informasi terkait pengelolaan teknologi informasi
saat ini serta harapan perbaikan yang dibutuhkan di masa mendatang
2. Memberikan suatu panduan terkait dengan upaya-upaya yang dapat
dilakukan perusahaan dalam pengelolaan teknologi informasinya di jangka
panjang.
Sedangkan secara eksternal, penelitian ini diharapkan mampu menjadi
pedoman bagi penyedia layanan Web Hosting lainnya atau perusahaan dibidang
lainnya yang akan melakukan penilaian dan pengembangan tata kelola teknologi
informasi untuk proses mengelola layanan pihak ketiga.
5.5 Batasan Masalah
Batasan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Obyek penelitian pada penulisan ini adalah tata kelola teknologi
informasi untuk proses mengelola layanan pihak ketiga di
MakassarTECH Dotcom.
2. Penelitian hanya dilakukan pada analisa kondisi tata kelola teknologi
informasi untuk proses pengelolaan data saat ini (as-is) dan kondisi
yang diharapkan (to-be).kh
15
= Halaman ini sengaja dikosongkan =
6 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6.1 Pengertian Knowledge dan Knowledge Management
Dalam buku yang ditulis oleh Von Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000) dan
Chun Wei Choo (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari
pengertian knowledge adalah sebagai berikut :
1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipercayakan (justified true
believe),
2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit),
3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang
memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut,
4. Penciptaan inovasi melibatkan lima langkah utama, yaitu:
a. Berbagi knowledge terpikirkan (tacit),
b. Menciptakan konsep,
c. Membenarkan konsep,
d. Membangun prototype, dan
e. Melakukan penyebaran knowledge tersebut.
Beberapa pengertian knowledge management menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut:
1. Davidson dan Voss (2003) mengatakan bahwa knowledge management adalah
bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling
berbicara.
2. Amrit Tiwana (2001), yaitu pengelolaan knowledge perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage)
dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian dan
pengaplikasian semua knowledge yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian
tujuan bisnis.
17
3. APQC (American Productivity and Quality Center), adalah systemic
approaches to help information and knowledge emerge and flow to the right
people at the right time to create value.
4. IBM Consuting Group, mendefinisikan knowledge management sebagai a set
of pratices that allows/enables organizations to better create, understand, and
utilize what they know.
5. Sveiby mendefinisikan knowledge management sebagai the art of creating
commercial value from intangible assets.
6.2 Proses Penciptaan Knowledge
Nonaka (2000) menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi
terjadi karena adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge dan explicit
knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi
seperti terlihat pada gambar 2.1 Proses penciptaan pengetahuan.
1. Sosialisasi
Proses sosialisasi antar-SDM di organisasi salah satunya dilakukan melalui
pertemuan tatap muka (rapat, diskusi dan pertemuan bulanan). Melalui
pertemuan tatap muka ini SDM dapat saling berbagi knowledge dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi mereka.
Rapat dan diskusi yang dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat.
Notulen rapat ini kemudian menjadi bentuk explicit (dokumentasi) dari
knowledge.
2. Eksternalisasi
Sistem knowledge management akan sangat membantu proses eksternalisasi
ini, yaitu proses mengartikulasi tacit knowledge menjadi suatu konsep yang
jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan
mendokumentasikan notulen rapat (bentuk explicit dari knowledge yang
tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk
kemudian dapat dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan.
3. Kombinasi
Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan
berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem
knowledge management. Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum
diskusi), database organisasi dan internet untuk memperoleh sumber eksternal.
4. Internalisasi
Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan
dapat dibaca oleh orang lain. Pada proses ini terjadi peningkatan knowledge
sumber daya manusia. Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh
melalui media intranet (database organisasi), surat edaran/surat keputusan,
papan pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber eksternal.
Untuk dapat mendukung proses ini, sistem perlu memiliki alat bantu pencarian
dan pengambilan dokumen.
Gambar 2.1 Proses Penciptaan Pengetahuan. [SET09].
Penerapan knowledge management ini, tidak hanya didukung oleh SDM
yang berkualitas (memiliki informasi, pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan)
dan teknologi informasi yang tepat guna, tetapi juga budaya berbagi knowledge.
6.3 Model Sistem Knowledge Management
Bambang Setiarso, Nazir Harjanto, Triyono dan Hendro Subagyo (2009)
menjelaskan bahwa untuk merancang sistem knowledge management yang dapat
membantu organisasi dalam meningkatkan kinerjanya diperlukan empat
komponen seperti terlihat pada gambar 2.2 Model sistem knowledge management,
berikut penjelasannya:
1. Aspek Manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/mempekerjakan
seorang dokumen kontrol atau knowledge manager yang bertanggung jawab
mengelola sistem knowledge management dengan cara mendorong para
karyawan untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan knowledge
mereka, mengatur file, menghapus knowledge yang sudah tidak relevan dan
mengatur sistem reward/punishment.
2. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep
model SECI (Socialization, Externalization, Combination dan Internalization)
dalam pelaksanaannya.
19
3. Teknologi, telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yang diperlukan
untuk menunjang berjalannya sistem knowledge management yang efektif.
4. Content (isi), telah dirancang content dari sistem knowledge management yaitu
berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Gambar 2.2 Model Sistem Knowledge Management. [SET09].
6.4 Perbedaan Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge
Sangkala (2007) menjelaskan perbedaan antara tacit knowledge dengan
explicit knowledge. Perbedaan tersebut dapat dipahami dalam beberapa hal antara
memerlukan sejenis proses yang simultan dari kompleksitas isu-isu yang di bagi
oleh individu. Dengan kata lain, explicit knowledge adalah mengenai peristiwa
atau objek “di sana (there) dan kemudian (then)” dan lebih berorientasi kepada
teori yang bebas dari konteks. Inilah yang oleh Bateson disebutnya dengan istilah
aktifitas “digital”. Lebih jelas perbedaan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge
Tacit Knowledge (subjective) Explicit Knowledge (objective)
Knowledge of experience (body)
Simultaneous knowledge (here and now)
Analog knowledge (pratice)
Knowledge of reationality (mind)
Sequential knowledge (there and then)
Digital knowledge (theory)
Sumber: [SAN07]
6.5
6.6 Metode dalam Membangun Knowledge Management
Amrit Tiwana (1999) mengemukakan metodologi dalam membangun
knowledge management sistem, yaitu digambarkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 Metode dalam Membangun Knowledge Management.Sesuai gambar 2.3 Metode dalam Membangun Knowledge Management,
Metode tersebut terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Evaluasi Infrastruktur
a. Analisis infrastruktur yang ada,
Langkah ini dimaksudkan untuk mengaudit infrastruktur teknologi yang ada
di dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk menentukan teknologi apa yang
saat ini dimiliki, dan teknologi apa yang seharusnya ditambahkan untuk
meningkatkan dukungan penerapan manajemen pengetahuan di dalam
organisasi. Dengan menganalisis dan menilai infrastruktur yang telah ada,
manajemen dapat mengenali kekurangan infrastruktur yang dimiliki organisasi
saat itu.
b. Menyelaraskan knowledge management dengan strategi bisnis,
2. Analisis, Desain dan Pengembangan Sistem KM
c. Desain infrastruktur knowledge management,
Pada tahap ini, pihak manajemen sudah harus menentukan sejak awal jenis
teknologi dan alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk sistem manajemen
pengetahuan yang akan diterapkan. Agar lebih relevan dengan kebutuhan
sistem manajemen pengetahuan, pertanyaan berikut dapat dijadikan sebagai
yang lebih luas untuk membantu karyawan menemukan, menjumlahkan,
memaknai dan menganalisis data yang sangat banyak?.
d. Audit terhadap aset pengetahuan dan sistem yang ada,
Tujuan audit pengetahuan adalah untuk menilai apa saja pengetahuan yang
sudah ada di dalam perusahaan saat itu, dan menentukan fokus aktivitas
manajemen pengetahuan. Untuk mencapai tujuan audit, dianjurkan untuk
membentuk tim audit yang terdiri dari seorang ahli strategi, senior manajer,
karyawan bidang keuangan, bagian sumber daya manusia, orang pemasaran,
Bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa persediaan pengetahuan terus
menerus meningkat?
21
- Apakah kita sudah menggunakan dengan baik sumber daya pengetahuan
tersebut?
e. Desain tim knowledge management,
Tim manajemen pengetahuan didesain dengan komposisi sebagai berikut:
- Local expert and interdepartemental gurus, yaitu pengadobsi awal
teknologi, yang bekerja di berbagai macam bidang fungsional di organisasi.
Mereka mempunyai pengetahuan dalam bidang tertentu seperti pemasaran,
keuangan dan pengetahuan teknologi.
- Internal information-technologhy expert, yaitu ahli teknologi informasi
yang berasal dari dalam organisasi yang diharapkan banyak mengetahui
kondisi internal organisasi.
- Nonlocal expert and extradepartemental gurus, yaitu orang yang memiliki
keahlian lintas organisasi dan lintas fungsional. Mereka dapat berhubungan
yang berbeda.
- Consultan, yaitu orang yang berasal dari luar organisasi dengan keahlian
tertentu.
- Senior manager, yaitu orang yang harus secara aktif berpartisipasi karena
dukungan diperlukan untuk mendapatkan legitimasi dan memenangkan
upaya manajemen pengetahuan. Mereka inilah yang membawa perspektif
strategi ke dalam usaha penerapan manajemen pengetahuan.
f. Membuat blueprint knowledge management,
Pada langkah sebelumnya, tim manajemen pengetahuan mendesain sistem
manajemen baru. Desain sistem harus berisi spesifikasi sebagai berikut:
- Knowledge repositories, yaitu database dimana pengetahuan disimpan.
- Collaborative platform, yaitu memungkinkan kepada pengguna mencari isi
- jaringan perdagangan, forum industri, pertukaran, baik langsung maupun
melalui telekonferensi.
- Culture, yaitu mengacu kepada metode untuk mendorong karyawan
meggunakan sistem manajemen pengetahuan dan berbagi pengetahuan.
g. Mengembangkan sistem knowledge management,
Pada tahap ini tim harus bekerja sekaligus menggabungkan sistem
manajemen pengetahuan yang sudah dibangun pada langkah sebelumnya.
Konstruksi sistem mencakup tujuh lapisan, yaitu sebagai berikut:
- Interface layer
Ini merupakan penghubung lapisan tertinggi antara orang dengan sistem
manajemen pengetahuan yang berfungsi menciptakan, menggunakan,
menemukan kembali dan berbagi pengetahuan.
- Access and authentication layer
Ini merupakan lapisan yang membuktikan keaslian pengguna siapa yang
mengakses database ini, menyediakan keamanan untuk mencegah pengakses
yang tidak sah dan menyediakan cadangan apabila ada pihak yang akan
merusak database tersebut.
- Collaborative filtering and intelligence layer
Lapisan ini berisi sarana untuk meminta data sesuai permintaan, mencari,
mengindeks dan sebagainya.
- Application layer
Lapisan ini berisi tempat penyimpanan keterampilan, yellow pages, sarana
berkolaborasi, piranti keras dan lunak konferensi yang menggunakan video,
whiteboard digital, electronic forum dan sebagainya.
- Transport layer
Lapisan ini memuat teknologi seperti web server, email server, pendukung
untuk alur video dan audio dan sebagainya.
- Middleware and legacy-integration layer
Legacy system merupakan mainframe atau sistem komputer yang sudah ada.
Middleware dalam hal ini berfungsi menghubungkan format data lama dengan
yang baru.
- Repositories
Lapisan ini berisi database operasional, database hasil-hasil diskusi, arsip
forum yang menggunakan web, data yang sudah lama, arsip dokumen dan
database lainnya yang menggambarkan pondasi sistem manajemen
pengetahuan.
23
3. Sistem Penyebaran
h. Penyebaran, menggunakan metodologi result-driven incremental,
Langkah ini merupakan upaya untuk menguji prototype yang telah dibuat
sebelumnya, dan memperbaiki sistem tersebut bila tidak berjalan sesuai
rencana. Prototype yang dibuat mungkin saja di bawah standar sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, tim dapat menggunakan strategi
result-driven incremental atau perbaikan yang di dorong oleh hasil.
i. Mengelola perubahan, budaya dan struktur reward,
Satu hal yang harus dicatat dalam kaitannya dengan upaya menjalankan
tahap ini bahwa sukses tidaknya manajemen perubahan tidak hanya tergantung
kepada teknologi, tetapi di kebanyakan organisasi justru lebih ditentukan pada
perubahan kultur dan perubahan di dalam sistem penghargaan. Oleh karena itu,
penting bagi pihak tim pengembangan untuk menyusun langkah-langkah
strategi supaya penerapan manajemen pengetahuan berlangsung dengan baik.
4. Evaluasi
j. Melakukan evaluasi kinerja, mengukur ROI (return on invesment) dan
menyempurnakan knowledge management secara periodik.
Pada tahapan ini hasil implementasi dari knowledge management sudah
mulai diukur dan di evaluasi. Pengukuran hasil implementasi knowledge
management sangat diperlukan untuk dapat mengetahui keefektifan dari
implementasi knowledge management di suatu perusahaan.
6.7 Rumah Sakit
6.7.1 Pengertian Rumah Sakit
Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli
(Azrul Azwar, 1996), diantaranya :
a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit
adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan
serta penelitian kedokteran diselenggarakan.
b. Menurut American Hospital Assosiation (1974) rumah sakit
adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis professional
yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
diderita oleh pasien.
c. Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah
tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa
kedokteran, perawat dantenaga profesi kesehatan lainya
diselenggarakan.
6.7.2 Fungsi Rumah Sakit
Permenkes RI No. 159b/MenKes/Per/1998 (Wijono, 1997), fungsi
rumah sakit adalah :
a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik,
penunjang medik. Rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
kesehatan.
b. Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga
medik dan paramedik.
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan
teknologi bidang kesehatan.
6.7.3 Tugas Rumah Sakit
Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan
cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya
peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan
upaya rujukan.
25
6.7.4 Alur Proses Pelayanan di Rumah Sakit
Menurut Jan Carlzon (1987) mengadopsi dari ilmu marketing bahwa
alur proses pelayanan di rumah sakit terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Pelayanan Pre-Hospital
Tahap ini merupakan tahap sebelum pelanggan/pasien memutuskan
untuk datang ke rumah sakit. Sebelum memutuskan untuk datang ke
rumah sakit biasanya pelanggan/pasien lebih dahulu menentukan rumah
sakit mana yang akan dipilih. Pilihan itu dipengaruhi oleh berbagai hal,
seperti:
- Apakah pelanggan/pasien pernah datang ke rumah sakit itu.
- Mendengar cerita tentang rumah sakit tersebut.
- Melalui brosur, iklan atau rekomendasi orang terdekat
pelanggan/pasien.
- Kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh
pelanggan/pasien baik melalui telepon maupun yang datang
langsung ke rumah sakit.
- Keramahan dari pegawai rumah sakit sehingga pasien mendapatkan
informasi yang sejelas mungkin baik mengenai fasilitas maupun
produk layanan rumah sakit.
b. Pelayanan During-Hospital
Tahap ini merupakan tahap cara bagaimana rumah sakit bisa
membuat proses pelayanan di rumah sakit menjadi lebih menyenangkan
dan lebih mudah bagi pelanggan. Tahap ini dimulai pada saat
pelanggan/pasien datang ke rumah sakit, pelanggan/pasien melakukan
pendaftaran, sampai pelanggan/pasien mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkan di rumah sakit.
c. Pelayanan Post-Hospital.
Tahap ini merupakan tahap yang sangat sensitif, karena pada saat
pelanggan/pasien pulang akan berhubungan dengan masalah uang. Pada
saat bagian keuangan mendapatkan informasi bahwa pasien rawat inap
akan keluar/meninggal, maka pembuatan rekening harus segera
dimulai. Lebih cepat pihak yang bertanggung jawab atas biaya pasien
mengetahui jumlah yang harus dibayar, makin besar kemungkinan
pembayaran yang akan diterima. Jadi penting sekali penataan rekening
pasien secara tepat dan akurat. Selain itu, pegawai rumah sakit dituntut
untuk bekerja dengan tenang, sabar, teliti, dan dapat mengendalikan
dirinya sendiri. [WIL09].
6.7.5 Pengetahuan Explicit dan Tacit Rumah Sakit Umum
Daerah
Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh setiap perawat
merupakan dasar dari pengetahuan explicit dan tacit yang akan di
dokumentasikan. Pengalaman itu meliputi pengalaman cara menangani
pasien, baik yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan
keperawatan atau pengalaman diluar ilmu kependidikan. Di bawah ini
penulis akan mencantumkan ke dalam tabel beberapa contoh pengetahuan
tacit dan explicit yang dimiliki perawat.
6.7.6 Tabel 2.2 Contoh Pengetahuan Explicit Dan TacitEXPLICIT TACIT
Pemberian obat seperti alumunium
hidroksida (300-1800 mg) atau kalsium
karbonat (500-3000 mg) dan dilakukan
terapi
Penekanan paha bagian atas untuk
menangani kram kaki pada
penderita ginjal
1. Periksa jalannya nafas
2. Pindahkan ke tempat yang lebih
sejuk, tidak panas
3. Baringkan pasien dengan kaki
sedikit lebih tinggi daripada kepala
4. Pemberian aroma amoniak untuk
Menusuk dengan jarum steril pada
5 ujung jari dekat kuku untuk
menyadarkan pasien yang
mengalami pingsan lebih dari 10
menit.
27
merangsang kesadaran pasien
5. Jika sudah sadar, dan nafas sudah
teratur bisa diberikan cairan glukosa
Pemberian alat bantu nafas (Nebulizer) Menekan tulang punggung
sebanyak 60 kali sesuai detak
jantung untuk menangani
penderita sesak nafas
Pemberian susu formula kepada bayi
untuk pengganti ASI pertama
Pemberian cairan glukosa 5% untuk
bayi baru lahir yang sang ibu
belum bisa mengeluarkan ASI
Memberikan bantuan nafas berupa
tabung oksigen dan memberi obat pereda
rasa sakit (paracetamol)
Penekanan pergelangan tangan
sejajar dengan jari kelilingking
untuk pasien kram jantung.
Memberikan obat pereda sakit gigi
(Aspirin)
Penekanan telinga bagian bawah
untuk mengurangi rasa sakit pasien
penderita sakit gigi yang belum
bisa diberi penanganan karena
masih merasakan rasa sakit.
Pengetahuan tacit dimiliki oleh para perawat dari pengalaman para
senior mereka. Pengetahuan tacit digunakan ketika berada di kondisi-
kondisi darurat dimana pasien membutuhkan pertolongan secepat mungkin
untuk menghilangkan rasa sakit yang mereka derita atau di kondisi yang
tidak terduga yang mungkin terjadi di rumah sakit, seperti keterbatasan alat
dan obat atau kesiapan alat untuk menangani pasien.
6.8 Pengenalan Dasar Tentang Jaringan
6.8.1 Apa yang dimaksud dengan Jaringan
Darmawan (2008), Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan
komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu
kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar
dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama
menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap
komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut
node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau
bahkan jutaan node.
6.8.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Darmawan (2008), membedakan jaringan komputer menjadi 5 jenis,
antara lain:
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi
di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai
beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam
kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama
sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar
informasi.
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan
versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan
teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-
kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota
dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau
umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat
berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah
geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah Negara bahkan
Benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan
untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
Internet
29
Sebenarnya terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-
beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bias
berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan
lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan
yang seringkali tidak kompatibel dan berbeda. Biasanya untuk
melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway
guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang
diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan
internet.
Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap
komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang
menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi
atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada di atas mobil
atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan
karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau
pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan
dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan
kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan
yang menggunakan kabel.
6.8.3 Manfaat Jaringan Komputer
Darmawan (2008), menjelaskan manfaat jaringan komputer, antara
lain:
Resource Sharing, dapat menggunakan sumber daya yang
ada secara bersama-sama. Misal seorang pengguna yang berada
100km jauhnya dari suatu data, tidak mendapatkan kesulitan
dalam menggunakan data tersebut, seolah-olah data tersebut
berada didekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan
komputer mengatasi masalah jarak.
Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan
mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-
sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat
disimpan atau dicopy ke dua, tiga atau lebih komputer yang
terkoneksi kejaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak,
maka salinan di mesin yang lain bisa digunakan.
Menghemat uang, komputer berukuran kecil mempunyai
rasio harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
komputer yang besar. Komputer besar seperti mainframe
memiliki kecepatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan
komputer kecil/pribadi. Akan tetapi, harga mainframe seribu kali
lebih mahal dari komputer pribadi. Ketidakseimbangan rasio
harga/kinerja dan kecepatan inilah membuat para perancang
sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari komputer-
komputer pribadi.
6.8.4 Perbedaan Internet, Intranet dan Ekstranet
Internet
Prinsip dasar sistem jaringan adalah proses pengiriman data atau
informasi dari komputer pengirim ke komputer penerima melalui
suatu media komunikasi tertentu secara cepat dan tepat.
Jaringan komputer memiliki beberapa keuntungan antara lain:
- Integrasi Data
Pengintegrasian data dari berbagai transaksi ke pusat
pengolahan data
- Proses Terdistribusi
Setiap proses data tidak harus dilakukan di satu komputer,
melainkan dapat didistribusikan ke komputer lain dengan
menggunakan jaringan komputer.
- Komunikasi
31
Dapat digunakan untuk bertukar pesan melalui email atau
teleconference
- Berbagi Peralatan dan Sumber Daya
Komputer dapat memanfaatkan peralatan dan sumber daya
secara bersama-sama
- Keamanan Data
Keamanan data lebih mudah dilindungi karena terpusat
pada server. Pengaturan hak akses pemakai dilakukan dengan
menggunakan password
- Koneksitas Berbagai Jenis dan Merk Komputer
Semua jenis dan merk komputer dapat saling berkomunikasi
dalam jaringan
- Keteraturan Aliran Informasi
Data yang didistribusikan melalui sistem offlineakan
memakan waktu lama, sedangkan dengan menggunakan
jaringan komputer, data atau aliran informasi dapat
didistribusikan dengan cepat
Dalam rangka menyediakan jaringan menuju informasi
global, maka sebuah jaringan internet membutuhkan peralatan
jaringan seperti Repeater (penguat sinyal), Bridge (penghubung
antar jaringan), Router (pengatur lalu lintas dalam jaringan) dan
Gateway.
Komputer terkoneksi ke internet menggunakan modem
yang terhubung ke sebuah Internet Service Provider (ISP). ISP
kemudian terkoneksi ke dalam sebuah jaringan yang lebih besar.
Demikian seterusnya sehingga internet merupakan jaringan
yang berisi jaringan.
Jika pengguna ingin terkoneksi ke internet menggunakan
ISP, maka ISP harus menyediakan tempat atau terminal yang
digunakan untuk mengakses jaringan yang disebut Point of
Presence (POP)
Intranet
Intranet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang
menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau
HTTP. Oleh karena itu, sebuah jaringan intranet memiliki semua
fasilitas yang dimiliki oleh internet seperti email, Transfer File
Protocol (FTP), dan sebagainya.Jaringan intranet merupakan
jaringan lokal dan tidak bisa diakses dari luar.
Biasanya intranet dimiliki oleh perusahaan besar yang
menggunakan banyak komputer dalam menjalankan sistemnya.
Komputer lokal tersebut terhubung satu sama lain. Tujuan utama
intranet adalah untuk membagi informasi perusahaan dan sumber
daya komputer. Dengan intranet, perusahaan dapat mengelola isi,
mengarahkan, menerbitkan dan mengarsip dokumen. Intranet juga
digunakan untuk mendukung kerja kelompok dan teleconference.
Sama halnya dengan internet, intranet menggunakan web
browser sebagai antarmukanya. Web browser merupakan antarmuka
berbasis grafis, sehingga meningkatkan kemudahan dalam
penyampaian informasi.
Ekstranet
Ekstranet adalah merupakan jaringan intranet yang dapat
diakses dari luar. Pengaksesan menggunakan teknologi internet serta
sistem telekomunikasi umum untuk mengamankan informasi bisnis
atau interaksi dengan pemasok, vendor, pelanggan atau jenis bisnis
lain. Keamanan jaringan ekstranet dapat diatur oleh server firewall
yang menggunakan digital certificate, proses otentikasi dan pesan
terenskripsi.
Web yang menggunakan jaringan ekstranet dapat diakses dari
manapun, tetapi dilindungi oleh kata kunci. Jadi pengguna dengan
kata kuncilah yang dapat melihat situs. Hal seperti demikian
umumnya digunakan oleh organisasi atau perusahaan yang ingin
situsnya dapat diakses dari rumah. Contoh penggunaan ekstranet
yang umum adalah internet banking. [SMC08].
33
6.9 UML
Dharwiyanti (2003), Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah
bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang
dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar
untuk merancang model sebuah sistem.
Dengan menggunakan UML, dapat membuat model untuk semua jenis
aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras,
sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman
apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep
dasarnya, maka UML lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-
bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun
demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam
VB atau C. UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:
Use case Diagram
Class Diagram
Statechart Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Collaboration Diagram
Component Diagram
Deployment Diagram
Pada tesis ini diagram yang akan digunakan antara lain Use case diagram,
Class diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan
dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem dan
bukan bagaimana sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi
antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu,
misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja dan
sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin
yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
tertentu.
Use case diagram dapat sangat membantu bila sedang menyusun
requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien
dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.
Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain
sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa
use case yang di-includeakan dipanggil setiap kali use case yang meng-
include dieksekusi secara normal. Sebuah usecase dapat di-include oleh
lebih dari satu usecase lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat
dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common.
Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan
behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar usecase
menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang
lain.
Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan
menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan
desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti)
suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan
tersebut (metoda/fungsi).
Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi Class,
package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment,
pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
Class memiliki tiga area pokok:
1. Nama (stereotype)
2. Atribut
3. Metoda
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut:
Private, tidak dapat dipanggil dari luar Class yang bersangkutan.
35
Protected, hanya dapat dipanggil oleh Class yang bersangkutan
dan anak-anak yangmewarisinya.
Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.
Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam
sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,
decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity
diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi
pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian
besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh
selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity
diagram tidak menggambarkan behavior internal sebuah sistem dan
interaksi antar subsistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-
proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih.
Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case
menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan
aktivitas.
Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan
sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk
menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan
proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat
berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane
untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas
tertentu.
Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam
dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa
message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar
dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario
atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah
event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-
trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara
internaldan output apa yang dihasilkan.
Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal.
Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek
lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi
operasi/metoda dari class.
Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses,
biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk objek-objek
yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk
objek boundary, controller dan persistententity.
37
= Halaman ini sengaja dikosongkan =
7
8 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
8.1 Pengantar
Referensi metode penelitian yang digunakan adalah metodologi knowledge
management, Amrit Tiwana (1999). Metode penelitian dari Amrit Tiwana (1999)
dilakukan beberapa penyesuaian untuk diterapkan pada penelitian yang akan
dilaksanakan di RSUD. Penyesuaian yang dilakukan dapat terlihat pada gambar
3.1 Metode Penelitian di bawah ini:
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian8.2 Evaluasi Infrastruktur
Dalam tahap evaluasi infrastruktur terdapat dua langkah yang akan
dilakukan yaitu analisis infrastruktur yang ada dan menyelaraskan strategi
knowledge management dengan strategi bisnis rumah sakit. Di bawah ini akan
dijelaskan langkah-langkah dari tahap evaluasi infrastruktur.
8.2.1 Analisis Infrastruktur yang ada
Pada langkah ini yang menjadi input adalah form wawancara yang
berisi tentang infrastruktur yang ada di rumah sakit. Form wawancara
tersebut disusun/didapat dari sumber-sumber antara lain: buku dan journal
yang pernah membahas tentang knowledge management dalam organisasi.
Proses pada langkah ini, yaitu melakukan wawancara/interview
dengan pihak rumah sakit antara lain: Admin dan Kepala Ruangan di rumah
sakit. Sedangkan untuk output yang didapat adalah peta infrastruktur saat ini
dan peta infrastruktur teknologi yang harus ditambahkan untuk mendukung
knowledge management dapat berjalan dengan lancar.
39
8.2.2 Menyelaraskan Strategi Knowledge Management
dengan Strategi Bisnis Rumah Sakit
Dokumen strategi bisnis rumah sakit dan dokumen strategi
knowledge management sebagai input dalam langkah ini. Dan proses yang
dilakukan berupa wawancara/interview dan mengumpulkan dokumen dari
kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi RSUD.
Output yang dihasilkan pada langkah ini, yaitu berupa gambaran
knowledge gaps, dengan fokus utama untuk mencapai keselarasan antara
knowledge management yang akan didesain dengan strategi bisnis yang
dimiliki oleh rumah sakit.
8.3 Analisis dan Desain Knowledge Management
Pada tahap kedua ini, penelitian dimulai dari merancang infrastruktur
knowledge management, kemudian dilanjutkan dengan langkah mengaudit aset
knowledge dan sistem yang sudah dimiliki RSUD, lalu merancang tim kemudian
menganalisa dan mendesain knowledge management.
8.3.1 Merancang Infrastruktur Knowledge Management
Untuk langkah ini peta infrastruktur hasil dari output tahap pertama
dijadikan sebagai input pada proses merancang desain infrastruktur. Pada
proses langkah ini melibatkan admin IT rumah sakit dan output yang
dihasilkan adalah desain infrastruktur knowledge management.
8.3.2 Audit Terhadap Aset Pengetahuan dan Sistem yang ada
Input dari langkah ini adalah form wawancara dengan fokus
pertanyaan berupa aset dan sistem yang dimiliki rumah sakit.
Wawancara/interview tersebut akan diajukan kepada kepala ruangan di
RSUD. Output dari langkah ini yaitu daftar aset dan sistem yang dimiliki
oleh tiap ruangan di RSUD.
8.3.3 Merancang Tim Knowledge Management
Tujuan dari langkah merancang tim knowledge management adalah
untuk mengidentifikasi stakeholder, menentukan sumber untuk bidang
tertentu (expert), memilih project leader yang berpengalaman,
mengidentifikasi keterlibatan antara end-user dengan manajemen, dan
menyeimbangkan tim manajemen dengan teknologi.
Input pada langkah ini yaitu berupa daftar nama-nama calon anggota
tim knowledge management dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah
mendapatkan input, maka proses selanjutnya yaitu wawancara dengan
kepala bagian ketenagaan dan logistic keperawatan untuk menentukan
kelayakan calon tim knowledge management. Output dari hasil proses ini
berupa daftar anggota tim knowledge management.
8.3.4 Analisis Knowledge Management
Dari hasil desain infrastruktur, daftar tim knowledge management
dan daftar aset serta sistem yang dimiliki rumah sakit, maka bisa dilanjutnya
untuk proses menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam diagram-
diagram menggunakan UML. Ouput dari langkah ini yaitu use case
diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram.
Use case Diagram: menjelaskan secara grafis perilaku sistem
aplikasi.
Activity Diagram: menjelaskan secara detail aktivitas dari sistem
aplikasi.
Class Diagram: menjelaskan visualisasi struktur kelas-kelas dari
sistem dan memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan
detail dari tiap kelas.
Sequence Diagram: menjelaskan interaksi objek yang disusun
dalam satu urutan waktu.
8.3.5 Desain Knowledge Management
Langkah ini mempunyai input berupa daftar kebutuhan sistem,
lengkap dengan desain infrastruktur, daftar anggota tim, dan daftar aset serta
41
sistem yang selanjutnya akan diproses untuk mendesain knowledge
management. Output yang dihasilkan berupa desain arsitektur, desain
database dan desain user interface.
Desain Arsitektur
Desain arsitektur pada langkah ini bertujuan untuk menentukan
bagian-bagian sistem dan membangun kerangka kerja sistem dan
komunikasi pada sistem.
Desain Database
Desain Database pada langkah ini akan dirancang sebuah
database yang dapat memenuhi kriteria antara lain: database dapat
melakukan penambahan data, penghapusan data dan pengeditan data.
Desain User Interface
Desain user interface pada langkah ini akan dibuat sebuah desain
dengan mempertimbangkan keinginan dari pihak rumah sakit.
8.4 Pengembangan Knowledge Management
Pengembangan knowledge management merupakan tahap lanjutan dari
hasil-hasil tahap analisa dan desain knowledge management. Pada tahap ini akan
dilakukan satu langkah, yaitu membuat interface knowledge management.
8.4.1 Interface Knowledge Management
Pada langkah ini, peneliti mengguna literatur dari buku dan internet
sebagai input dalam membuat interface knowledge management. Dari
sumber-sumber itu, selanjutnya adalah proses pembuatan interface
knowledge management. Dan output dari langkah ini yaitu berupa interface
knowledge management.
8.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir pada metodologi penelitian ini. Evaluasi
desain aplikasi knowledge management dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keselarasan antara rancangan yang dibuat oleh peneliti dengan strategi
knowledge management yang diinginkan pihak rumah sakit.
8.5.1 Evaluasi Knowledge Management
Input dari langkah evaluasi ini adalah hasil analisis dan desain
knowledge management yang telah dirancang. Untuk prosesnya adalah
mengevaluasi desain knowledge management bersama pihak rumah sakit
bagian diklat, bagian IT dan kepala ruangan. Sedangkan untuk output dari
langkah ini yaitu berupa list kesesuaian hasil evaluasi antara desain
knowledge management dengan standar yang diinginkan pihak rumah sakit.
8.6 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian berisi tentang jawaban dari tujuan penelitian.
Sedangkan saran merupakan harapan pengembangan dari penelitian yang dibuat
untuk penelitian berikutnya.
8.7 Penyusunan Tesis dan Jadwal
Tesis yang disusun meliputi lima bab, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 membahas latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta metodologi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 berisi tentang definisi dan teori yang digunakan dalam penelitian,
serta sumber referensi yang diambil dari jurnal, buku teks, artikel dan
referensi internet yang terkait.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab 3 menjelaskan tahapan teoritis dan praktis dari metodologi riset yang
dijalankan penulis. Langkah penelitian terdiri dari 4 tahap meliputi evaluasi
infrastruktur, analisis dan desain, pengembangan dan evaluasi.
BAB 4 EVALUASI INFRASTRUKTUR
43
Bab 4 menguraikan langkah-langkah dalam melakukan evaluasi
infrastruktur. Untuk langkah analisis infrastruktur yang ada outputnya antara
antara lain peta infrastruktur saat ini dan peta infrastruktur teknologi yang
harus ditambahkan untuk mendukung knowledge management, sedangkan
untuk langkah menyelaraskan strategi knowledge management dengan
strategi bisnis rumah sakit menghasilkan output berupa knowledge gaps
dengan menyelarasan antara knowledge management yang akan didesain
dengan strategi bisnis yang dimiliki oleh rumah sakit
BAB 5 ANALISIS, DESAIN DAN PENGEMBANGAN KNOWLEDGE
MANAGEMENT
Bab 5 menguraikan langkah-langkah dalam melakukan analisis, desain dan
pengembangan knowledge management. Terdiri dari langkah sebagai berikut
merancang infrastruktur knowledge management, audit terhadap aset
pengetahuan dan sistem yang ada, merancang tim knowledge management,
analisis knowledge management, desain knowledge management, dan desain
interface knowledge management.
BAB 6 EVALUASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
Bab 6 menguraikan langkah-langkah dalam melakukan evaluasi knowledge
management. Hasil dari evaluasi ini berupa list kesesuaian hasil evaluasi
antara desain knowledge management dengan standart yang diinginkan
pihak rumah sakit
RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
Schedule/Minggu
Evaluasi Infrastruktur
45
Analisis, Desain da
n Pengembangan Knowledge Management
47
Evaluasi Knowledge Managem
49
ent
9 DAFTAR PUSTAKA
[AKH06] Akhmad Hidayatno, (2006), Kuliah Knowledge Management
Departemen Teknik Industri, Universitas Indonesia
[DAR02] Darsono Yusuf, (2002), Analisis Pelayanan Pasien Rawat
Inap di Kelas II Kasus Hipertensi dengan Jaminan PT. Askes
dan Umum pada Rumah Sakit Mohamad Hoesin Palembang,
Tesis M.Kes, Universitas Indonesia, Jakarta
[DAR08] Darmawan, Wahyudi, (2008), Modul Pembelajaran Kelas IX
(Sembilan), Pengertian Intranet dan Internet
[GUW10] Guwandi, J, (2010), Malpraktek Medik, Jakarta, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
[HEL03] Helm, A, RN,MS, JD, (2003), Malpraktik Keperawatan
Menghindari Masalah Hukum, Jakarta, EGC
[IKC03] ilmukomputer.com, (2003), Pengantar Unified Modeling
language (UML), Sri Dharwiyanti,
dharwiyanti@rnd.inti.co.id
[JHN07] johantambotoh.wordpress.com, (2007), Pengertian
Manajemen Pengetahuan, johan tambotoh,
http://johantambotoh.wordpress.com/2007/08/05/pengertian-
manajemen-pengetahuan/
[RIE07] riezqa.blogspot.com, (2007), Knowledge Management,
riezqa, http://riezqa.blogspot.com/2007/08/knowledge-
management.html
[SAN07] Sangkala, (2007), Knowledge Management, Suatu pengantar
memahami bagaimana organisasi mengelola pengetahuan
sehingga menjadi organisasi yang unggul, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada
[SET09] Setiarso, B, Harjanto, N, Triyono dan Subagyo, H, (2009),
Perapan Knowledge Management pada Organisasi,
Yogyakarta, Graha Ilmu
[SMC08] suksesmarketing.com (2008), Konsep Dan Aplikasi Internet
51
[TOB07] Tobing, Paul l, (2007), knowledge management konsep,
arsitektur dan implementasi, Jakarta, graha ilmu
[TRI06] Triyadi, 2006, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Solo,
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
[WIL09] Wildan Pahlevi, (2009), Analisis Pelayanan Pasien Rawat
Inap di Unit Admisi RSUD Budhii Asih, Skripsi S.Kes,
Universitas Indonesia, Jakarta
[YUL05] Yuliazmi, (2005), Penerapan Knowledge Management Pada
Perusahaan Reasuransi : Studi Kasus PT. Reasuransi
Nasional Indonesia, Tesis M.Kom, Universitas Budi Luhur,
Jakarta
top related