welcome to my blog deden guevara.docx
Post on 08-Jul-2016
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
WELCOME TO MY BLOG DEDEN GUEVARA Kamis, 13 Juni 2013
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATERI PERUBAHAN SOSIAL KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1 SEKADAU
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA MATERI PERUBAHAN SOSIAL
KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1
SEKADAU
Oleh :
DEDEN F55011020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK2013
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
PADA MATERI PERUBAHAN SOSIAL
KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1
SEKADA
DEDENNIM F55011020
DESAIN PENELITIANDiajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Penelitian Tindakan Kelas
Program Studi Pendidikan Sosiologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpah
karunianya penulis dapat menyelesaikan desain penelitian ini, yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Talking Stick Pada Materi Perubahan
Sosial Kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau”.
Penyusunan desain penelitian ini merupakan tugas yang di berikan untuk pemenuhan
tugas akhir mata kuliah “Penelitian Tindakan Kelas” prodi pendidikan sosiologi pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun desain penelitian ini.
Tetapi, jika terdapat kesalahan dan kekeliruan, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritik konstruksif I dari berbagai pihak demi perbaikan desai penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga desain penelitian ini bermanfaat bagi sumua
pihak. Amin.
Pontianak, 24 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. JUDUL
B. LATAR BELAKANG
C. RUMUSAN MASALAH
D. PEMECAHAN MASALAH
E. TUJUAN
F. MANFAAT
G. DEFENISI OPERASIONAL
H. KAJIAN PUSTAKA
I. METODE PENELITIAN
J. KERANGKA BERFIKIR
K. JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. JUDUL :
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA
MATERI PERUBAHAN SOSIAL KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 1 SEKADAU
B. LATAR BELAKANG
Proses belajar berkaitan dengan pola perilaku siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran. Siswa seringkali mengalami masalah pembelajaran di sekolah khususnya di dalam
kelas. Motivasi belajar siswa yang kurang dalam menerima pelajaran menjadi kendala guru
dalam proses pembelajaran. Kurangnya motivasi belajar siswa salah satunya dilatar belakangi
karena guru menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga murid merasa jenuh
karena model pembelajaran yang digunakan tidak bervarisi.
Melihat kondisi lemahnya proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa tersebut
beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah melalui penggunaan model pembelajaran
Talking Stick pada materi perubahan sosial mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1
Sekadau. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat
mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Talking Stick.
(Sugiarto,Iwan. 2004.) Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa atas materi yang telah di sampaikan oleh guru.
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa guru kelas melaksanakan pembelajaran
konvensional/klasikal tanpa mengembangkannya. Dari metode tersebut, siswa merasa jenuh,
tidak bergairah dan bosan mengikuti pelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak
bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari
alternatif-alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran di kelas, dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah metode
pembelajaran talking stick.
Pada prinsipnya, metode talking stick merupakan metode pembelajaran interaktif
karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran
dapat dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan. Untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa, guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan talking stick.
Talking stick dapat dilakukan di sela-sela atau akhir pembelajaran. Setelah guru menjelaskan
materi pelajaran, guru meminta siswa untuk melakukan penghafalan materi dengan terlebih
dahulu menetapkan lamanya waktu yang dibutuhkan sampai talking stick akan dilaksanakan.
Setelah hal tersebut dilakukan, maka guru dan siswa memulai talking stick. Guru terlebih
dahulu memberikan tongkat kepada salah satu siswa secara acak, setelah itu guru dan siswa
secara bersama menyanyikan lagu tertentu sambil menyerahkan tongkat dari siswa pertama
ke siswa lainnya, begitu hingga lagu dinyatakan berhenti oleh guru dengan tanda-tanda
tertentu yang telah disepakati.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan metode talking stick
karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran,
siswa diberikan waktu beberapa saat untuk menghafal materi pelajaran yang telah diberikan,
agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat talking stick berlangsung.
Mengingat dalam talking stick, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan, misalnya siswa
disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan metode talking stick murni
berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka dipilih model pembelajaran
talking stick sebagai model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas XI IPS2 SMA Negeri
1 Sekadau dengan pertimbangan beberapa aspek, yakni :
1. Kelas XI IPS2 memiliki motivasi belajar yang kurang terhadap mata pelajaran sosiologi
pada materi Perubahan sosial.
2. Dalam proses mengajar guru masih kurang menggunakan model – model pembelajaran,
sehingga dalam proses belajar mengajar siswa merasa bosan.
3. Model pembelajaran Talking Stick belum pernah diterapkan di SMA Negeri 1 Sekadau pada
mata materi perubahan sosial mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS2
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
untuk upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS2 melalui model
pembelajaran Talking Stick pada materi perubahan sosial dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengapa motivasi belajar siswa di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau cenderung rendah
dalam mengikuti proses belajar mengajar?
2. Apa yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa pada pada mata pelajaran
sosiologi kususnya pada materi perubahan sosial di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau?
3. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau?
.
D. PEMECAHAN MASALAH
Untuk mengatasi masalah – masalah tersebut dapat menggunakan model pembelajaran
Talking Sick. Dengan model ini diharapkan motivasi siswa terhadap materi kelompok sosial
pada mata pelajaran Sosiologi pada siswa kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau dapat
ditingkatkan. Adapun langkah – langkah penerapannya adalah sebagai berikut :
1. Kolaborasi
Peneliti besama guru mata pelajaran Sosiologi melakukan kerja sama dalam
menentukan konsep menyiapkan dan menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran yang telah disepakati dengan setting kelas yang akan diberi tindakan.
2. Brainstroming
Peneliti bersama guru mata pembelajaran Sosiologi melakukan musyawarah untuk
menyusun skenario tindakan yang perlu disiapakan dalam proses pembelajaran dikelas XI
IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau dengan model pembelajaran Talking Stick peneliti menyiapkan
materi untuk pelaksanakan model pembelajaran Talking Stick.
3. Observasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi keberhasilan atau kegagalan
dalam penerapan model pembelajaran talking stick dikelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau.
Hasil kegiatan ini akan memberikan masukan yang berguna dalam menempuh cara
pemecahan masalah yang dihadapi dan sekaligus dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyusun rencana tindakan selanjutnya.
4. Refleksi
Peneliti bersama guru mata pelajaran Sosiologi melakukan diskusi guna membahas
serta menganalisa hasil pengamatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempeoleh informasi
tentang keberhasilan atau pun kegagalan dan penyebannya, serta kekurangan – kekurangan
yang dialami. Hasil kegiatan ini akan memberikan masukan yang sangat berguna dalam
menentukan cara pemecahan masalah yang dihadapi dan selanjudnya menjadi bahan
pertimbangan untuk menyusun rencana tindakan.
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau pada
materi perubahan sosial.
2. Untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa di kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau
pada mata pelajaran sosiologi.
3. Meningkatkan kemampuan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat
memberikan pemahaman siswa sehingga hasil belajarnya meningkat.
F. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara
lain :
1. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk melakukan perubahan
dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi kelompok sosial mata pelajaran sosiologi
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran.
2. Bagi Guru
Dengan penelitian ini, guru dapat menerapkan atau menggunakan model
pembelajaran Talking Stick sebagai salah satu model pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dikelas, sehingga masalah – masalah yang dihadapi dapat diatasi.
3. Bagi Lembaga
Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat beraktifitas dalam menerapkan ilmu yang
didapat dari bangku perkuliahan dengan kenyataan yang ada dilapangan dan
mengaplikasikannya serta mengembangkan dengan teori-teori.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, pihak sekolah dapat menerapkan metode dan model
pembelajaran lain dalam mengatasi masalah sebagai pengalaman dalam menerapkan metode
yang ada. Serta pihak pengelola dapat meningkatkan dan merancang studi serta menciptakan
latihan dalam mencegah dan memecahkan masalah yang kemungkinan akan timbul melalui
metode yang ada.
G. DEFENISI OPERASIONAL
1. Pembelajaran Talking Stick
Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick diawali oleh penjelasan
guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca
dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk ativitas ini.
Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil
tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu
peserta didik. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab
pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta
didik lainnya, seyogianya diiringi musik.
Langkah akhir dari metode talking stick adalah guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberi
ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama
peserta didik merumuskan kesimpulan.
2. Motivasi Belajar
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi,
ialah (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat
membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang
lain; (2) menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku
seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk
meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.
Mc Donald (1959) merumuskan, bahwa …. “Motivation is an energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. Yang diartikan
bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada
tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut:
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi
disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia,
mislanya: karena terjadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di
samping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui;
2. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula berupa ketegangan
psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang
bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh: seorang terlibat dalam
suatu diskusi, dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karenanya dia
bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lencar dan cepat;
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
memberikan respons-respons kea rah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi
mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Tiap respons
merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan. Contoh: si A ingin mendapat hadiah,
maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, menempuh tes, dan
sebagainya.
H. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia
sehingga tidak ada kata terlambat untuk belajar. Demikian juga pengertian belajar sudah
banyak dikemikakan oleh para ahli dari sudut pandang masing-masing. Hal ini justru akan
menambah cakrawala dan pengetahuan belajar.
Menurut Morgan (Dalam M. Dalyono 2003:211) mengatakan “belajar adalah setiap
perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman
Menurut Rochman Natawijaya (2001:13) mengatakan “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam reaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Herman Hudoyo (2002:21) mendefinisikan “belajar sebagai perubahan dalam
perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman”
Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
kegiatan mencari fakta-fakta dengan berbagai macam metode dari pengalaman individu
melalui latihan dengan pendekatan yang konkrit.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi (Motivation)
Berikut beberapa pengertian motivasi yang dikutip dari Arya (2011): Menurut Mc.
Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah “perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi merupakan sesuatu yang kompleks”.
Menurut Sumadi Suryabrata ( 1993:70) Motivasi adalah “keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai
tujuan tertentu. Tiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang pasti didorong oleh sesuatu
kekuatan dari dalam diri orang itu, yang disebut dengan motivasi”.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai “serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelak perasaan tidak suka itu”.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan motivasi sebagai “suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat
memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang
tergantung motivasi yang mendasarinya”.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam
artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek itu dapat tercapai.
b. Macam-macam Motivasi
1. Penggolongan berdasarkan atas terbentuknya motivasi dibedakan atas dua macam Menurut Sumadi Suryabrata (1993:71), yaitu :
(a). Motifasi bawaan Motivasi bawaan sejak lahir, jadi tanpa dipelajari misalnya dorongan untuk makan dan
minum.(b). Motivasi yang dipelajari Motivasi yang timbul karena dipelajari, misalnya dorongan untuk belajar sesuatu ilmu
pengetahuan. 2. Penggolongan berdasarkan atas jalarannya, motivasi dibedakan atas dua macam yaitu: (a). Motivasi ekstrinsik Motivasi yang berfungsi karena adanya rangasangan dari luar, seperti misalnya orang belajar
giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi ujian.(b). Motivasi Instrinsik Motivasi yang berfungsi tidak uasah dirangsang dari luar. Memang dalam diri individu telah
ada dorongan itu.
3. Cara Meningkatkan Motivasi BelajarAda beberapa Cara untuk meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di
sekolah, misalnya saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman (2005:92-94), yaitu :
a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru
untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
b. Hadiah Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang
akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
c. Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
a. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
b. Memberi Ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan
terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
c. Mengetahui Hasil Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil
belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
d. Pujian Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan
pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
e. Hukuman Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan
bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
4. Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif,
dimana model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang dipergunakan
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar
di kelas model pembelajaran ini berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui
permainan tongkat yang diberikan guru dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Pada saat
guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini dilakukan hingga semua siswa
berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Pembelajaran
dengan model Talking Stick juga melatih siswa mambaca dan memahami dengan cepat materi
yang telah diajarkan oleh guru, agar siswa lebih giat belajar.
Pada dasarnya model pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu alternative yang
mengarah pada pemahaman konsep. Kiranawati (2011:2) yang menjelaskan bahwa “Talking
Stick merupakan model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat
wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya”.
Widodo (2009:2) mengemukkan Bahwa model pembelajaran Talking Stick merupakan
model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat petunjuk giliran, siswa
yang mendapatkan tongkat akan diberi pertanyaa dan harus menjawabnya. Kemudiaan secara
estafet tongkat tersebut berpindah ketangan siswa lainnya secara bergilir, demikian
seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat pertanyaan.
Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran Talking Stick merupakan model
pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi siswa yang mendapat tongkat tersebut wajib
menjawab pertanyaan yang diberikan guru, demikian seterusnya sampai seluruh siswa
mendapat tongkat dan pertanyaan.
Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat. Adapun langkah-langkah Pembelajaran Talking Stick menurut
Suprijono, (2009:110) adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut.
b. Guru meminta selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunyac. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya, tongkat tersebut diberikan
kepada salah satu peserta didik, peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikan seterusnya
d. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogianya diiringi musike. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang
telah dipelajarif. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didikg. Bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.
Hanafiah (2009:49) mengemukakan beberapa langkah-langkah model pembelajaran
Talking Stick antara lain :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari3. Kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari
materi pegangannya, setelah membaca buku dan mempelajarinya peserta didik dipersilahkan untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian menjawab sesuai pertanyaan dari guru.
Dari pendapat di atas dalam langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick memiliki
beberapa tahapan dimana guru menyiapkan sebuah tongkat, lalu guru menyampaikan materi
pokok yang akan dipelajari, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
membaca buku dan mempelajari materi pelajaran. Setelah siswa selesai membaca buku dan
mempelajarinya, lalu guru menyuruh siswa untuk menutup bukunya. Kemudian guru
mangambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan
dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya hingga
seluruh siswa mendapat bagian untuk untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kemudian guru memberikan kesimpulan dari hasil pendapat siswa.
Menurut Kiranawati (2011) bahwa model pembelajaran Talking Stick memiliki kelebihan dan
kelemahan antara lain :
(a) Menguji kesiapan siswa,
(b) Melatih siswa membaca dan memahami dengan cepat, dan
(c) Agar siswa lebih giat belajar.
Kelemahannya adalah membuat siswa senam jantung.
Dalam model pembelajaran Talking Stick guru menguji kesiapan siswa terhadap materi
pelajaran, lalu siswa dilatih membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah
diajarkan oleh guru, dengan adanya model ini siswa lebih giat lagi untuk belajar, sehingga
membuat siswa senam jantung.
I. KERANGKA BERFIKIR
1. Keadaan Awal
Selama penulis melakukan penelitian, penulis banyak menemukan kekurangan-
kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya didalam proses pembelajaran
banyak guru yang belum menggunakan metode mengajar yang tepat. Sehingga
banyak siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi pembelajaran, siswa
mengantuk dalam kegiatan pembelajaran, siswa sering ribut dalam kelas.
2. Perlakuan
Dari masalah yang telah ditemukan peneliti, maka tindakan yang akan dilakukan
antara lain :
1. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick.
2. Memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.
3. Keadaan Akhir
Setelah dilakukan penanganan atau perlakuan khusus berdasarkan masalah-masalah
yang di uraikan di atas, maka terjadilah perubahan terhadap diri siswa. Siswa menjadi lebih
aktif dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga lebih fokus terhadap
materi yang disampaikan oleh seorang guru dengan demikian suasana dalam kelas menjadi
lebih menarik. Selain itu siswa juga termotivasi karena dengan penggunaan metode yang
menarik menjadikan siswa lebih tertarik dan juga mmempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
J. METODE PENELITIAN
1. Setting penelitian
Penelitian tindakkan kelas di lakukan di SMA Negeri 1 Sekadau di kelas XI IPS2
tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 37 orang, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 22
siswi perempuan.
SMA Negeri 1 Sekadau berlokasi di kota sekadau tepatnya dijalan sekadau-sanggau. penulis
memilih lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a. Aktivitas belajar siswa disekolah tersebut masih rendah.
b. Metode pembelajaran yang di gunakan oleh guru di sekolah tersebut kurang bervariasi.
Untuk mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka ada beberapa
faktor yang diselidiki, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor guru, yaitu dengan melihat guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
sosiologi dengan menggunakan metode talking stick apakah mampu membangkitkan
motivasi siswa dikelas.
b. Faktor siswa yaitu dengan melihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sosiologi
dengan menggunakan metode talking stick, serta melihat perubahan berupa meningkatnya
motivasi belajar siswa dikelas tersebut.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilakukan dalam 2 kali
pertemuan dan 1 kali test serta dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.
Adapun prosedur penelitian tindakan untuk tiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Persiapan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
(1). Menyusun rencana pembelajaran meliputi sekenario, alokasi waktu dan menyiapkan soal tes.
(2). Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas
ketika pelaksanaan pengajaran menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dalam tahap ini meliputi:
(1). Guru menyiapkan pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Talking Stick.
(2). Guru menyajikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
(3). Guru menutup pelajaran dan memberikan soal tes kepada siswa.
c. Observasi
Selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas guru bersama rekan sejawat mata
pelajaran Sosiologi mengadakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi
Dari hasil observasi yang diperoleh dilakukan refleksi. Guru bersama rekan sejawat
mata pelajaran Sosiologi melakukan diskusi tentang temuan maupun masalah-masalah yang
dirasakan oleh guru. Hasil analisa proses dan data yang dilaksanakan pada tahap ini akan
dijadikan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya
3. Prosedur Penelitian Tiap Siklus
Prosedur penelitian tiap siklusnya adalah sebagai berikut :
a. Siklus Pertama
Tiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari dua kali pertemuan, setiap pertemuan observer
menyiapkan RPP dan lembar observai untuk mempermudah penelitian. Kemudian dalam
pelaksanaannya penyampaian materi di sampaikan dengan menerapkan metode Talking
Stick. Setelah melakukan observasi, guru dan observer tersebut melakukan refleksi,
mengoreksi kira-kira apa sja yang kurang dan tidak tercapai dalam pertemuan pertama. Agar
bias diperbaiki di pertemuan berikutnya.
b. Siklus Kedua
Siklus kedua ini merupakan siklus lanjutan dari siklus pertama, dilakukan siklus kedua
dikarenakan ketidakberhasilan dalam siklus pertama. Dalam penelitian siklus kedua ini, bias
di lakukan dengan materi yang sama atau ganti materi.
4. Data dan Cara Pengambilannnya
a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS2 SMA Negeri 1 Sekadau dan
guru mata pelajaran Sosiologi di kelas tersebut.
b. Jenis data yang didapat adalah data yang terdiri dari :
(1). Rencana pembelajaran
(2). Hasil belajar
(3). Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick.
c. Cara pengambilan data
(1). Data tentang belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan, diambil dengan
menggunakan lembar observasi.
(2). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari perencanaan
pengajaran dan lembar observasi.
(3). Data motivasi siswa Sosiologi di lihat dari hasil tes berupa ulangan harian yang diambil.
5. Indikator Kinerja
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas ini maka indikasi yang dapat
dilihat adalah :
a. Adanya perubahan terhadap motivasi belajar siswa yang lebih antusias dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
b. Adanya peningkatan motivasi belajar yang terlihat dari hasil tes yang dilakukan siswa
dengan ketentu.
K. JADWAL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini akan Dilaksanakan pada bulan Juli-September, Tahun ajaran
2013/2014
Kegiatan
Bulan
Juli/Minggu September/Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan Perencanaan kegiatan
Pelaksanaan
Siklus I pertemuan I
Siklus I pertemuan 2
Siklus I evaluasi
Refleksi
Tindak lanjut Siklus II pertemuan I
Siklus II pertemuan 2
Siklus II evaluasi
Refleksi Penyusunan Menyusun laporan
Daftar pustaka
A.M.Sudiman. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Fathurohman Pupuh. Prof. dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika Aditama.
Kiranawati. 2007. Talking Stick (Guru PKn Belajar Menulis.mht) http://www.wordpress.com/html, diakses tanggal 14 april 2013.
Latuheru, Jhon. D 2002. Media Pembelajaran (Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini). Ujung Pandang : Badan Penerbit UNM.
Suhermn, Eman. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. http://www.wordpress.com/html, diakses tanggal 12 april 2013
Lampiran 1
Lembar Observasi Guru Pertemuan :Hari / Tanggal :
Mata Pelajaran :Pokok Bahasan :Kelas / Semester :Nama Guru :Sekolah :
No Hal – hal yang diamati Ya tidak1 Guru menjelaskan model pelajaran talking stick2 Guru menulis judul pelajaran3 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai4 Guru mengemukakan konsep atau permasalahan5 Guru memberikan perangkat pembelajaran
(permasalahan yang mempunyai alternative jawaban)
7 Guru menyiapkan tongkat dan music sebagai media pembantu proses pembelajaran.
8 Guru mulai menjelaskan proses pembelajaran dan materi yang akan di pelajari sesuai tujuan yang akan di capai.
9 Guru mulai mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggulirkan tongkat dan diiringi music
10 Guru merangkum pembelajaran 11 Guru melaksanakan kegiatan sesui dengan waktu yang telah
ditetapkan
Pontianak, Mei 2011
Observer
Lampiran 2
Lembar Observasi Siswa
Pertemuan :Hari / Tanggal :Mata Pelajaran :Pokok Bahasan :
Kelas / Semester :Nama Guru :Sekolah :
No Hal – hal yang diamati Siklus …
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak
1 Siswa aktif dalam melakukan tugas yang diberikan guru
2 Siswa serius mengikuti proses pembelajaran
3 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru
4 Siswa dapat memahami materi pelajaran menggunakan model pembelajaran talking stick.
Pontianak, Mei 2011
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Observer
( ) ( )
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sekadau
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/ Semester : XI / 2
: 1. Menganalisis perubahan sosial dalam masyarakat.
: 2.2 Menganalisis bentuk-bentuk perubahan sosial dalam masyarakat.
Indikator :
- Mengidentifikasikan perubahan sosial yang terdapat dalam masyarakat.
- Mengklasifikasikan bentuk-bentuk perubahan sosial dalam masyarakat.
- Mendeskripsikan dampak positif dan dampak negatif perubahan sosial dalam masyarakat.
Alokasi Waktu : 6 X 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. mendeskripsikan pengertian perubahan sosial
2. mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial.
3. mendeskripsikan dampak positif dan damapak negatif perubahan sosial.
B. Materi Pembelajaran
1. Perubahan sosial
C. Metode Pembelajaran
1. Informasi
2. Diskusi
3. Penugasan
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran
Keterangan
1. Pendahuluan
a. Apresepsi
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran,
seperti absensi, kebersihan kelas, dan ketenangan.
b. Memotivasi
Siswa diberi penjelasan oleh guru tentang pokok
bahasan, pengertian, contoh, pemahaman materi yang
10 menit
akan dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan
akhir dari pembelajaran materi pada hari itu.
2. Kegiantan Inti
a. Guru menjelaskan tentang materi pokok yang akan dipelajari.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi tersebut dari literature yang telah diberikan.
c. Selanjutnya guru meminta siswa menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat yang telah disediakan. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik, peserta didik yang menerima tongkanya wajib menjawab pertanyaan dari guru. Demikian seterusnya.
Saat tongkat bergulir, sebaiknya diiringi music untuk
mencerahkan suasana belajar.
55 Menit
3. Kegiatan Akhir
a. memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap pelajaran yang telah diterima.
b. Kemudian guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan semua siswa.
c. Selanjutnya, bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.
Penutup: guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kemudian
menutupnya dengan doa.
20 Menit
E. SUMBER PEMBELAJARAN
a. Buku Sosiologi SMA Kelas 2 ESIS.
b. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
c. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.
F. Media
Alat tulis menulis, tongkat dan music.
G. Penilaian
1. Guru menberikan pertanyaan kepada siswa dengan memberikan tongkat kepada siswa yang
akan diberikan pertanyaan.
2. Soal di ambil dari LKS ESIS kelas 2 SMA materi perubahan sosial.
3. Diskusi kelompok
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN
No Nama SiswaAspek yang Dinilai
Skor/ Jumlah1 2 3 4 5 6
Aspek yang dinilai:
1. Kemampuan menyampaikan pendapat.2. Kemampuan memberikan argumentasi.3. Kemampuan memberikan kritik.4. Kemampuan mengajukan pertanyaan.5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.6. Kelancaran berbicara.
Penskoran: Jumlah skor:A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat BaikB. Kurang Baik Skor 2 18—23 = BaikC. Cukup Baik Skor 3 12—17 = CukupD. Baik Skor 4 6—11 = KurangE. Sangat Baik Skor 5
Mengetahui : Pontianak, Juni 2013
Kepala SMA Negeri 1 Sekadau Guru Bidang Studi
DEDEN
NIM : F55011020
Diposkan oleh Deden guevara di 04.13 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog ▼ 2013 (4)
o ► Oktober (1) o ▼ Juni (3)
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI...
AKSESBILITAS KELOMPOK MISKIN DALAM PROSES PENDIDIK...
ANALISIS DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEBUDAYAAN DA...
hayy selamat datang diblog gue, salam kenal..
Deden guevara Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Gambar template oleh wibs24. Diberdayakan oleh Blogger.
top related