analis a karya czardasvittorio monti untuk solo violin
TRANSCRIPT
Analis
untuk
Alexande
28151013
Skripsi ya
satu persy
JURUSAN
FAKULT
UNIVER
JULI 201
sa Kar
k Solo V
r Satria Te
36
ang diajukan
yaratan dalam
N SENI MU
TAS BAHA
SITAS NE
4
rya Cza
Violin
eguh Praset
n kepada Un
m mempero
USIK
ASA DAN S
GERI JAK
ardasV
tya
niversitas N
oleh gelar S
SENI
KARTA
Vittorio
Negeri Jakar
arjana
Monti
rta untuk me
i
emenuhi sallah
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama : Alexander Satria Teguh P. No Reg. : 2815101336 Program studi : Pendidikan seni musik Jurusan : Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Judul skripsi : Analisa Karya Czardas Vittorio Monti untuk Solo Violin Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji, dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mempertahankan gelar Sarjana pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I Pembimbing II R. M. Aditya Andriyanto S.Pd, M.Sn. Dra. Caecilia Hardiarini, M.Pd.
NIP. 19591109 1985 03 200 1 Penguji I Penguji II Helena Evelin Limbong, M.Sn Dra. Rien Safrina, M.A, Ph.D NIP. 19770704 200501 2 001 NIP. 19610804 198403 2 001
Ketua Penguji
Helena Evelin Limbong, M.Sn NIP. 19770704 200501 2 001
Jakarta, Juli 2014
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Dr. Aceng Rahmat, M.Pd 19571214 199003 1 001
iii
LEMBAR PERNYATAAN Yang bertandatangan di bibawah ini Nama : Alexander Satria Teguh Prasetya No. Reg : 2815101336 Program Studi : Pendidikan Seni Musik Jurusan : Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Judul Skripsi : Analisa Karya Czardas Vittorio Monti untuk Solo Violin Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, apabila terbukti saya melakukan tindakan plagiat. Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya.
Jakarta, Juni 2014
Alexander Satia T. P. NIM. 2815101336
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademia Universitas Negeri Jakarta, saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Alexander Satria
No. Reg : 2815101336
Jurusan : Seni Musik
Fakultas : Bahasa dan Seni
Jenis Karya : Skripsi
Judul : Analisa Karya Czardas Vittorio Monti untuk Solo Violin.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah saya.
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Negeri Jakarta berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data
(database), mendistribusikan, menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media
lainnya untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu mendapat ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam
karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, Juni 2014
Yang Menyatakan,
Alexander Satia T. P.
NIM. 2815101336
v
ABSTRAK
Alexander Satria Teguh Prasetya. Analisa Karya Czardas Vittorio Monti untuk Solo
Violin. Skripsi. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jakarta. April.
2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memeproleh cara interpretasi yang tepat
pada Komposisi Violin Czardas karya Vittorio Monti (1904), fokus penelitian kepada
bentuk, struktur, ritmik, harmoni, dan teknik permainan violin.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif melalui studi pustaka. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret hingga Juni
2014. Objek penelitian ini adalah Komposisi Violin Czardas karya Vittorio Monti.
Hasil Penelitianmenyimpulkan bahwa Czardas karya Vittorio Monti ini
mempunyai bentuk lagu 4 bagian yang terdiri dari bagian A – B – C – B’ dan terdiri
dari 134 birama. Musiknya mempunyai birama 4/4 dan 2/4 dengan pola ritmik biner.
Terdapat banyak embelishment pada melodinya yang merupakan ciri khas musik gipsi.
Pemain violin diharuskan untuk menguasai beberapa teknik permainan yaitu Sautille,
sul G dan Fageoletuntuk dapat memainkan karya ini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisa
Karya Czardas Vittorio Monti untuk Solo Violin.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mengakhiri perkuliahan pada
tahun pelajaran 2013/2014.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Arly Budiono, selaku ketua jurusan pendidikan Seni Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
2. R.M. Aditya Andriyanto, S.Pd, M.Sn, selaku dosen pembibing materi skripsi
yang telah mengarahkan penulis dalam pembuatan materi skripsi.
3. Dra. Caecilia Hardiarini, M.Pd, selaku dosen pembimbing metodologi skripsi
yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun laporan.
4. Siti Khumaidah S.Pd, selaku dosen mayor violin yang telah membimbing
penulis selama menempuh pendidikan violin di Universitas Negeri Jakarta.
5. Semua dosen jurusan pendidikan seni musik Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Jakarta, yang telah membimbing penulis selama masa
perkuliahan berlangsung.
6. Semua staff jurusan pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Jakarta.
vii
7. Mas Alvin Witarsa, selaku pakar violin dan narasumber yang telah membantu
penulis dalam menyusun skripsi.
8. Mbak Yasmina, selaku praktisi violin dan narasumber yang telah membantu
penulis dalam menyusun skripsi.
9. Orang tua (Ibu M.E. Sri Endah Sulastri, Bapak P. Ng. Hardiwiyana) dan kakak –
kakak dan adik tercinta (Dian Ayu, Bambang Hendrawan, Sulistiarum Septi,
Veronica Destina), yang telah memberi doa, dukungan dan semangat baik moril
maupun materil selama penulis melaksanakan pendidikan.
10. Teman-teman 2010, yang telah memberikan warna selama masa perkuliahan
11. Giceila Dias Praditya, yang terus memberikan doa, dukungan, semangat, dan
arahan.
Semoga Skripsi yang penulis buat dengan judul Analisa Karya Czardas Vittorio
Monti untuk Solo Violin, dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Juni 2014
A S T P
viii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................................... iv
ABSTRAK.......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xi
DAFTAR NOTASI............................................................................................................. xii
DAFTAR SKEMA.............................................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL............................................................................................................... xvi
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 4
C. Fokus Penelitian ................................................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
A. Pengertian Analisa Musik ................................................................................................................ 5
ix
B. Unsur Musik ........................................................................................................................................... 6
a. Ritme ........................................................................................................................... 6
b. Tempo ......................................................................................................................... 8
c. Melodi ......................................................................................................................... 9
d. Dinamik .................................................................................................................... 12
e. Harmoni .................................................................................................................... 14
f. Bentuk Musik ............................................................................................................ 18
C. Violin ....................................................................................................................................................... 26
D. Musik Gipsi ........................................................................................................................................... 35
E. Komponis Czardas ............................................................................................................................. 37
F. Sejarah Czardas .................................................................................................................................. 38
BAB III ................................................................................................................. 41
METODE PENELITIAN ................................................................................... 41
A. Tujuan Penelitian .............................................................................................................................. 41
B. Waktu Penelitian ............................................................................................................................... 41
C. Objek Penelitian ................................................................................................................................. 41
D. Fokus Penelitian ................................................................................................................................ 41
E. Metode Penelitian .............................................................................................................................. 42
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................................................ 42
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................................ 42
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................................................ 43
x
BAB IV ................................................................................................................. 51
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 51
A. Hasil Analisa ........................................................................................................................................ 52
a. Analisa Struktur Materi ............................................................................................ 52
b. Analisa Deskriptif ..................................................................................................... 58
BAB V ................................................................................................................... 95
PENUTUP ............................................................................................................ 95
A.Kesimpulan ........................................................................................................................................... 95
B.Saran ........................................................................................................................................................ 96
GLOSARIUM ...................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...…………................100
LAMPIRAN…………………………………………………………………..…...........102
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Keluarga Violin …………………………………………… 26
Gambar 2. Rentang Nada Violin …………………………………… 28
Gambar 3. Bagian Violin …………………………………………… 29
Gambar 4. Posisi Tangan Kiri …………………………………… 30
Gambar 5. Nomor Jari …………………………………………… 30
Gambar 6. Fingerboard …………………………………………… 31
Gambar 7. Posisi Tangan Kanan …………………………………… 33
Gambar 8. Bagian Bow …………………………………………… 38
Gambar 9. Bangsa Gipsi …………………………………………… 35
Gambar 10. Vittorio Monti …………………………………………… 38
Gambar 11. Tarian Czardas …………………………………………… 39
xii
DAFTAR NOTASI
Notasi 1. Birama Sederhana …………………………………… 7
Notasi 2. Birama Majemuk …………………………………… 7
Notasi 3. Birama Campuran …………………………………… 8
Notasi 4. Tangga nada mayor …………………………………………… 10
Notasi 5. Tangga nada minor asli …………………………………… 11
Notasi 6. Tangga nada minor harmonik …………………………… 11
Notasi 7. Tangga nada minor melodik …………………………… 11
Notasi 8. Tangga nada gipsi …………………………………… 12
Notasi 9. Susunan akor …………………………………………… 15
Notasi 10. Kadens Perfek ...........…………………………………… 16
Notasi 11.Kadens Plagal …………………………...........………… 17
Notasi 12.Kadens Interupsi ……….......................…………………… 17
Notasi 13. Kadens Imperfek ……….......................…………………… 17
Notasi 14. Frase kalimat …………………………………………… 19
Notasi 15. Song of The Wind …………………………………………… 20
xiii
Notasi 16. Lightly Row ............…………………………………… 21
Notasi 17. The Happy Farmer…………………………………………… 23
Notasi 18. Repetisi …………………………………………… 24
Notasi 19. Sequence …………………………………………… 24
Notasi 20. Embelishment …………………………………………… 25
Notasi 21. Contrary Motion …………………………………………… 25
Notasi 22. Retrograde …………………………………………………… 25
Notasi 23. Interlocking …………………………………………… 26
Notasi 24. Sumber Partitur …………………………………………… 52
Notasi 25. Birama 1 – 3, Motif Embelishment pada Introduksi …… 58
Notasi 26. Birama 3 – 4, Akhir bagian introduksi …………………… 59
Notasi 27. Birama 5 – 8, Sul G …………………………………… 60
Notasi 28. Birama 5 – 8, Ornamentasi …………………………… 61
Notasi 29. Birama 9 – 12, Kalimat antecedens dan consequens …… 61
Notasi 30. Birama 13, Akhir frase consequens …………………… 63
Notasi 31. Birama 14 – 16, Arpeggio …………………………………… 63
Notasi 32. Birama 18 – 19, Embelishment …………………………… 64
xiv
Notasi 33. Birama 19 – 20, Ornamentasi …………………………… 65
Notasi 34. Birama 21, Akhir bagian “b kecil” ……….…………… 65
Notasi 35. Birama 22 – 24, Frase kalimat antecedens …………… 66
Notasi 36. Birama 22 – 24, 2 beats patttern …………………………… 67
Notasi 37. Birama 26 – 27, Motif repetisi …………………………… 68
Notasi 38. Birama 28 …………………………………………… 69
Notasi 39. Birama 29, Akhir frase antecedens …………………… 69
Notasi 40. Birama 30 – 32, Motif repetisi dan sekuens …………… 70
Notasi 41. Birama 33 – 35, Motif repetisi …………………………… 71
Notasi 42. Birama 37, Akhir frase kalimat consequens …………… 72
Notasi 43. Birama 38 – 40, Ornamentasi …………………………… 72
Notasi 44. Birama 42 – 44, Motif transposisi …………………………… 73
Notasi 45. Birama 45, Akhir frase antecedens …………… 74
Notasi 46. Birama 46 – 48, Motif repetisi dan sekuens …………… 74
Notasi 47. Birama 49 – 51, Motif repetisi …………………………… 75
Notasi 48. Birama 53, Akhir frase kalimat consequens …………… 76
Notasi 49. Birama 54 – 56, Bagian C …………………………… 77
xv
Notasi 50. Birama 58 –60 …………………………………………… 78
Notasi 51. Birama 61 …………………………………………………… 78
Notasi 52. Birama 62 – 64, Motif repetisi …………………………… 79
Notasi 53. Birama 66 – 68 …………………………………………… 80
Notasi 54. Birama 69, Akhir frase kalimat consequens …………… 80
Notasi 55. Birama 70 – 72, Teknik Fageolet …………………………… 81
Notasi 56. Birama 86 – 88, Bagian B’ …………………………… 82
Notasi 57. Birama 90 – 92, Motif transposisi …………………… 83
Notasi 58. Birama 93, Akhir frase kalimat antecedens …………… 84
Notasi 59. Birama 94 – 96, Motif repetisi dan sekuens …………… 84
Notasi 60. Birama 97 – 99, Motif repetisi …………………………… 85
Notasi 61. Birama 100, Akhir frase kalimat consequens …………… 86
Notasi 62. Birama 101 – 104 …………………………………………… 87
Notasi 63. Birama 106 – 108, Motif repetisi …………………………… 88
Notasi 64. Birama 109, Akhir frase kalimat antecedens …………… 89
Notasi 65. Birama 110 – 112, Motif repetisi dan sekuens …………… 89
Notasi 66. Birama 113 – 116, Motif sekuens dan repetisi …………… 90
xvi
Notasi 67. Birama 118 – 120, Motif repetisi …………………………… 91
Notasi 68. Birama 126 – 128, Motif repetisi dan sekuens …………… 92
Notasi 69. Birama 129 – 130, Motif repetisi …………………………… 93
Notasi 70. Birama 133 – 134, Akhir bagian B’ …………………… 94
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Skema Struktur Materi …………………………………… 53
Skema 2. Grafik Dinamik Czardas …………………………………… 57
Skema 2. Grafik Tempo Czardas …………………………………… 57
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama Akor …………...........………………………… 16
Tabel 2. Tabel Struktur Materi …………………………………… 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi serta diberi kemampuan
oleh Tuhan untuk dapat berpikir baik secara logika, rasio ataupun menggunakan
akalnya. Tidak hanya berpikir saja, namun manusia juga mempunyai satu
kelebihan yang tidak dipunyai makhluk hidup lainnya yaitu memiliki citarasa.
Menurut filusuf Imanuel Kant, citarasa adalah kemampuan mental untuk melihat
suatu benda atau gagasan dalam hubungannya dengan kepuasan atau
ketidakpuasan 1 . Salah satu bidang yang sangat membutuhkan citarasa dari
manusia adalah seni.
Menurut Caecilia Tridjata, Seni berdasarkan bentuk dan mediumnya
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu seni rupa, seni pertunjukkan, dan
seni sastra. Seni pertunjukkan mencakup seni tari, seni musik, seni drama, seni
film, serta pantomin dan seni sastra meliputi prosa, puisi, dan jenis seni lainnya2.
Musik termasuk dalam bentuk seni pertunjukan. Selain termasuk dalam
bentuk seni, Musik juga adalah bahasa, yaitu sebuah bentuk komunikasi yang
dapat membangkitkan rasa emosional yang ada pada manusia. Musik merupakan
bahasa abstrak yang artinya tergantung dari hubugan antara pencipta dan
1Asmowati Sarjono, Pengantar Studi Estetika (Universitas Negeri Jakarta),h.2 2 Caecilia Tridjata S, Dasar-Dasar Estetika (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta), 2005, h. 13-14
2
pendengar musik 3 . Tanpa ilmu yang mendalam dan kebiasaan secara terus
menerus kemungkinan sulit bagi orang untuk menangkap arti dari musik secara
mendalam.
Musik juga merupakan sebuah media yang berguna untuk hiburan serta
sebagai wadah ungkapan emosi. Hal ini terjadi pada bangsa Gipsi, mereka
menggunakan musik sebagai media hiburan dan ungkapan emosi mereka. Maka
ciri khas musik Gipsi memiliki karakter yang cenderung penuh rasa dan musiknya
sering menggabungkan teknik glissando atau slide antar melodinya. Ada
pengaruh yang kuat dari musik Romani4 di Eropa Tengah dan Timur , terutama di
negara-negara seperti Hungaria , Romania dan Yugoslavia .
Di Eropa Timur musik ini digunakan untuk hiburan di restoran, dan di
pesta-pesta perayaan . Musik ini dipengaruhi bangsa Hungaria , Romania , dan
Rusia. Tetapi berkembang dan menjadi sangat populer di tempat-tempat seperti
Budapest dan Wina. Kemudian mendapatkan tempat di Eropa Barat , dimana
banyak Orkestra Romania yang aktif bermain.
Salah satu karya terkenal yang ada dalam musik Gipsi ini adalah Czardas.
Czardas adalah tarian rakyat tradisional Hungaria, nama yang diambil dari
Csarda yang berarti kedai dalam bahasa Hungaria tua. Komposer klasik yang
telah menggunakan tema Czardas dalam karya mereka adalah Emmerich Kálmán,
Franz Liszt, Johannes Brahms, Léo Delibes, Johann Strauss, Pablo de Sarasate,
Pyotr Ilyich Tchaikovsky dan lain-lain. Salah satu karya Czardas yang paling 3 Yunike Juniarti Fitria, Analisis Bentuk Dan Struktur Lagu Playful Duet (Universitas Negeri Yogyakarta),h.2 4Musik Romani: Musik yang berasal dari rakyat Romania. Berasal dari India Utara dan masuk ke Eropa hingga saat ini. (Anna Piotrowska, Gypsy Music in European Culture: From the Late Eighteenth to the Early Twentieth Century).
3
terkenal adalah dari komposer berkebangsaan Italia yaitu Vittorio Monti yang
ditulis untuk violin dan piano.
Czardas karya Vittorio Montimencapai puncaknya pada abad 20, namun
pembahasan tentang karya tersebut sangat kurang. Hal ini sangat penting
ketikaseorang pemainviolin mengikuti Masterclassatau saat mengikuti mata
kuliah resital mayor violin di Universitas Negeri Jakarta. Karena kurangnya
sunber informasi, menimbulkan keterbatasan interpretasi serta pengetahuan teknik
dan gaya permainan gipsi yang tidak ketahui oleh pemain pada saat
masterclassatau pada saat mata kuliah resital violin. Oleh karena itu dengan
adanya skripsi ini diharapkan para pemain violin khususnya mahasiswa mayor
violin di Universitas Negeri Jakarta mendapatkan wawasantentang gaya musik
gipsi dan karya czardas itu.
Berdasarkan hal-hal diatas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan,
yaitu: Pertama, kurangnya sumber informasi yaitu literatur bahan bacaan yang
membahas tentang karya musik Gipsi.Kedua, ditinjau dari teknik bermain,
kurangnya wawasan pemain violin tentang permainan gaya Gipsi. Ketiga,
kurangnya pembahasan mengenai karyaCzardas Vittorio Monti. Keempat,
pentingnya interpretasi serta pengetahuan tentang gaya permainan gipsi bagi
pemain violin. Dari latar belakang tersebut, maka timbul ide dan motivasi
ditulisnya skripsi yang berjudul “Analisa Karya Czardas Vittorio Monti untuk
Solo Violin”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut
“Bagaimanakah bentuk, struktur, melodi, serta teknik permainan violin
pada Karya Czardas Vittorio Monti?”
C. Fokus Penelitian
Untuk lebih mendalami bentuk, struktur, melodi, serta teknik permainan
violin pada Karya Czardas Vittorio Monti”.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang
pendidikan antara lain:
1. Dapat dijadikan referensi tentang bentuk, struktur dan teknik
permainan violin untuk pemahaman pada saat memainkan karya
Czardas.
2. Sebagai bahan kajian karya musik bagi mahasiswa mayor violin di
Universitas Negeri Jakarta
3. Bahan Apresiasi seni musik bagi para pecinta musik klasik.
4. Bahan pendidikan seni musik bagi para pembaca.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Analisa Musik
Secara umum, analisa didefinisikan sebagai kegiatan mengurai suatu
masalah lalu menempatkannya dalam bentuk potongan-potongan atau bagian-
bagian yang disusun dalam suatu penjelasan yang dapat ditangkap makna atau
artinya5.
Menurut Schoenberg (1874-1951), yang dimaksud dengan analisa musik
adalah kegiatan menguraikan masalah suatu karya musik dalam bentuk unsur-
unsur yang dapat ditempatkan dalam kategori-kategori musikal seperti, harmoni,
melodi, ritme, tempo, dinamik dan bentuknya 6 . Hal yang ditekankan oleh
Schoenberg dalam pengertian ini adalah mengenai “bentuk” dan “struktur.”.
Dari pengertiantersebut, dapat disimpulkan bahwa analisa musik adalah
penguraian suatu bagian yang paling besar menjadi berbagai bagian yang paling
sederhana dari sebuah karya musik, untuk dapat dimengerti dan dipahami arti
keseluruhannya sehingga dapat membantu seorang pemain musik dalam
membawakan dan menginterpretasikan sebuah karya musik.
5Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Perum Balai Pustaka). 1998. 6Arnold Schoenberg, Fundamentals of Musical Composition (London: Faber and Faber) 1967, h. xiv.
6
B. Unsur Musik
Unsur - unsur musik yang perlu diperhatikan dalam analisa adalah
harmoni, melodi, ritmik, tempo, dinamika serta bentuk musik, yang berguna untuk
mengidentifikasikan bagian yang paling besar dan di lanjutkan hingga ke bagian
yang paling kecil7.
Unsur-unsur musik yang mendukung analisis tersebut adalah:
a. Ritme
Plato mendefinisikan ritme sebagai “prinsip ukuran gerak”,
khususnya gerakan badaniah. Ritme berkaitan dengan gerakan badaniah,
suara, bahasa, nyanyian, dan gerakan nada yang dihasilkan oleh alat
musik. Pada abad pertengahan berkembanglah notasi mensural atau teknik
notasi di mana tidak hanya ditentukan tinggi nada tetapi juga durasi nada.
Mulai dari saat itu berkembanglah ritmik pada masa modern abad 20. Pada
masa ini, ritmik sebagai ulangan suatu ide, termasuk deretan ruang birama
dengan pola hitungan yang ragam mulai ditinggalkan8. Berikut ini adalah
beberapa contoh birama yang digunakan pada masa ini :
7Leon Stein, Structure and Style, The Study And Analysis Of Musical Forms (Princeton, New Jersey: Summy-Birchard Music, De Paul University School Of Music), h.3 8 Karl-Edmund Prier, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi), 2011, h.185
-
-
Birama Se
Birama M
ederhana
( Su
Majemuk
(Su
7
Notasi 1. B
umber : Dian H
Notasi 2.
umber : Dian
Birama Sederh
Herdiati, Teor
Birama Majem
Herdiati, Teor
hana
ri Musik I)
muk
ri Musik I)
-
b. Tempo
in
c
te
y
m
a
B
9Leon SteinJersey: Sum
Birama Ca
o
Tempo
ndikasi tem
epat atau l
empo beras
yang domin
musik kita, k
atau simbol
Beberapa ist
n, Structure anmmy-Birchard
ampuran
(Su
o adalah tin
mpo adalah
ambatnya s
al dari Itali
nan pada pe
ketika komp
untuk men
tilah tempo
nd Style, The S
Music, De Pa
8
Notasi 3. B
umber : Dian
ngkat gerak
tidak hany
sebuah kary
ia, hal ini d
eriode abad
poser meras
nunjukkan t
yaitu,
Study And Anaul University
Birama Camp
Herdiati, Teor
kan cepat at
ya yang me
ya musik, t
dikarenakan
d 17 dan aw
sa perlu atau
tempo, dina
nalysis Of MuSchool Of M
puran
ri Musik I)
tau lambat.
enyangkut
tetapi juga
n Italia adala
wal abad 1
u membutuh
amika, dan
sical Forms (PMusic), h.258
. Terkait de
dengan ger
karakter. I
ah negara m
8 dalam se
hkan suatu
tanda eksp
Princeton, New
engan
rakan
stilah
musik
ejarah
tanda
presi9.
w
9
Tempo lambat :
‐ Grave : Lambat, gagah,
‐ Largo : Sangat lambat,
‐ Larghetto : Sedikit lebih cepat dari Largo,
‐ Lento : Lambat,
‐ Adagio : Dengan lemah lembut.
Tempo sedang:
‐ Andante : Seperti orang berjalan,
‐ Andantino : Sedikit lebih cepat dari Andante,
‐ Moderato : Sedang.
Tempo cepat:
‐ Allegretto : Agak cepat,
‐ Allegro : Cepat,
‐ Vivace : Lincah, cemerlang dan cepat,
‐ Presto : Sangat cepat,
‐ Prestissimo : Sangat sangat cepat10.
c. Melodi
Schoenberg memakai istilah Klangfarbenmelodie atau melodi warna
suara untuk mendefinisikan melodi.
“The freedom of instrumental melodies (Klangfarbenmelodie) is also restricted by the technical limitations of the various instruments. These limitations differ in nature and degree, particularly with respect to the compass, from those of vocal music.
10Dian Herdiati, Teori Musik I (Universitas Negeri Jakarta)2004, h. 55
10
Nevertheless, an instrumental melody should still be such that, ideally, it could be sung,
if only by a voice of incredible capacity.” 11. Menurut Schoenberg yang dimaksud dengan melodi adalah garis
nada atau getaran biasa yang diterima pendengar dalam bentuk tunggal.
Melodi ini tidak hanya keluar dari satu per satu alat musik melainkan dari
pertautan dua alat musik. Sebagai fenomena akustik hal itu memiliki
empat karakteristik penting yaitu nada, intensitas, durasi, dan warna suara.
Dalam unsur melodi, juga dikenal tangga nada, yaitu susunan
beberapa buah nada atau melodi yang berurutan dan mempunyai jarak
tertentu. Tangga nada mempunyai beberapa jenis berdasarkan jarak
interval antar nada atau melodinya yaitu:
- Tangga nada Mayor :
Dibentuk dengan jarak : 1 – 1 - ½ - 1 – 1 – 1 - ½
Notasi 4. Tangga nada mayor
(Sumber : Djanuar Ishak, Mode Musik)
- Tangga nada Minor Asli :
Dibentuk dengan jarak : 1 – ½ – 1 – 1 – ½ - 1 – 1
11Arnold Schoenberg, Fundamentals of Musical Composition (London: Faber and Faber) 1967, hal. 101.
11
Notasi 5. Tangga nada minor asli
(Sumber : Djanuar Ishak, Mode Musik)
- Tangga nada Minor Harmonik :
Dibentuk dengan jarak : 1 – ½ - 1 – 1 – ½ - 1 ½ - ½
Notasi 6. Tangga nada minor harmonik
(Sumber : Djanuar Ishak, Mode Musik)
- Tangga nada Minor Melodik :
Dibentuk dengan jarak nada atau melodi naik dan turun yang berbeda,
yaitu :
Naik ; 1 – ½ - 1 – 1 – 1 – 1 – ½
Turun ; 1 – 1 – ½ - 1 – 1 – ½ - 1
Notasi 7. Tangga nada minor melodik
(Sumber : Djanuar Ishak, Mode Musik)
12
Selain keempat tangga nada tersebut, terdapat juga tangga nada
yang biasa dimainkan pada karya-karya musik Gipsi, yaitu:
- Tangga nada Gipsi :
Dibentuk dengan jarak12 : ½ - 1 ½ - ½ - 1 – ½ - 1 ½ - ½
Notasi 8. Tangga nada Gipsi
(Sumber : Djanuar Ishak, Mode Musik)
d. Dinamika
Dinamika adalah istilah untuk membedakan keras lembutnya
dalam pembawaan karya musik 13 . biasanya digunakan dengan
menggunakan bahasa Itali untuk menyebut nama dinamika. Dinamika
yang sering digunakan adalah :
‐ Mezzopiano (mp) : Sedikit lembut,
‐ Piano (p) : Lembut,
‐ Pianissimo (pp) : Sangat Lembut,
‐ Mezzoforte (mf) : Sedikit keras,
‐ Forte (f) : Keras,
‐ Fortissimo (ff) : Sangat Keras.
Selain itu juga terdapat dinamika yang menunjukan proses di
dalamnya yaitu:
12 Djanuar Ishak, Mode Musik (Jakarta, Djanuar Ishak) 2006, h.61 13 Karl-Edmund Prier sj, Kamus Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi) 2011, h.33
13
‐ Crescendo (<) : Semakin keras,
‐ Decrescendo (>) : Semakin lembut.
Istilah-istilah dinamika dan tempo terkadang menggunakan tambahan
di depannya seperti :
‐ Meno : Lebih sedikit,
‐ Poco : Sedikit,
‐ Poco a poco : Sedikit demi sedikit,
‐ Molto : Banyak,
‐ Piu : Lebih banyak,
‐ Assai : Sangat/banyak,
‐ Sempre : Selalu,
‐ Simile : Seperti,
‐ Con : Dengan,
‐ Subit : Segera14,
Dinamika merupakan unsur yang paling penting dalam pembawaan
musik. Puncak perkembangan dinamika terjadi pada abad 19. Dinamika
perlu ditangani secara saksama dan penuh dengan perasaan untuk
mencapai maksud dari sang komponis. Selain dinamika dan tempo,
terdapat juga beberapa istilah yang menyatakan ekspresi dalam bermusik,
yaitu:
‐ Con Anima : Dengan semangat hidup,
‐ Con Brio : Dengan gembira/semangat,
14Dian Herdiati, Teori Musik I (Universitas Negeri Jakarta)2004, h. 57
14
‐ Cantando : Bernyanyi,
‐ Cantabile : Seperti orang bernyanyi,
‐ Grazioso : Anggun, lemah gemulai,
‐ Giocoso : Bermain, melucu,
‐ Maestoso : Agung,
‐ Scherzando : Riang, lucu,
‐ Sostenuto : Menahan not,
‐ Affettuoso Con Affetto : Cenderung dengan cinta,
‐ Dolce : Manis,
‐ Expressivo Con Espressione : Dengan penuh perasaan,
‐ Doloroso : Sedih, kecewa,
‐ Energico : Dengan energik,
‐ Con Spirito : Hidup dengan penuh semangat,
‐ Con Fuoco : Dengan berapi api,
‐ Con Sentimento : Dengan perasaan halus,
‐ Tranquillo : Tenang15.
e. Harmoni
Harmoni adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam
mengkombinasikan nada menjadi akor atau pengelompokan nada secara
vertikal. Harmoni bersumber dari interval sederhana yaitu prime, oktaf,
15Dian Herdiati, Teori Musik I (Universitas Negeri Jakarta)2004, h. 58
dan
ter
nad
16Leon SteinJersey: Sum
n kwint. Ha
rsebut berke
Beriku
da C mayor
Akor
I
II
III
IV
n, Structure a
mmy-Birchard
armoni teru
embanglah s
ut ini adalah
r :
Nam
C
D
E
F
and Style, The Music, De Pa
15
us berkemba
susunan ako
Notasi 9. S
(Sumber :
h tabel susu
ma Akor
Mayor
D Minor
E Minor
Mayor
Study And Anaul University
ang menyes
or maupun u
Susunan akor
Dok Pribadi)
unan akor
Susuna
Ton
Super T
Med
Sub Do
nalysis Of MusSchool Of M
suaikan jam
urutan akor
dengan ber
an Akor
nika
Tonika
dian
ominan
sical Forms (PMusic), h.261
mannya. Da
16.
rdasarkan ta
Unsur Ak
C – E –
D – F –
E –G –B
F – A –
Princeton, Ne
ri hal
angga
kor
G
A
B
C
w
ata
ada
-
V
VI
VII
Seluruh su
au akhiran.
alah :
Kadens Pe
G
A
B Di
usunan ako
Beberapa
erfek
(Sumber
16
Mayor
A Minor
iminished
Tabel 1.
(Sumber :
r tersebut d
jenis kade
Notasi 10. K
: Karl-Edmun
Dom
Sub M
Leadin
Nama Akor
Dok Pribadi)
dapat diben
ens yang b
Kadena Perfek
nd Prier sj, Ka
minan
Median
ng Not
ntuk menjad
berupa trin
k
amus Musik)
G – B –
A – C –
B – D –
di sebuah ka
nada diantar
D
E
F
adens
ranya
-
-
-
Kadens Pl
Kadens In
Kadens Im
lagal
(Sumber
nterupsi
(Sumber
mperfek
(Sumber
17
Notasi 11.
: Karl-Edmun
Notasi 12. K
: Karl-Edmun
Notasi 13. K
: Karl-Edmun
Kadens Plaga
nd Prier sj, Ka
Kadens Interup
nd Prier sj, Ka
Kadens Imperf
nd Prier sj, Ka
al
amus Musik)
psi
amus Musik)
fek
amus Musik)
18
Selain Kadens dan Trinada, terdapat akor Superimpose yang merupakan
akor yang memiliki jumlah lebih dari tiga nada. Dari unsur musik yang meliputi
ritme, tempo, melodi, dinamik dan harmoni terdapat bentuk musik.
f. Bentuk Musik
Istilah bentuk yang digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola yang lebih
kecil bekerja baik di musik instrumental ataupun vokal. Istilah ini berasal dari
struktur yang ditemukan dalam lagu berukuran kecil atau sedang, seperti lagu-
lagu rakyat dan himne. Bentuk struktural utama, disebut dengan bagian.
Makaistilah dua bentuk bagian atau tiga bentuk bagian lagu tidak mengacu pada
jumlah suara yang berpartisipasi atau instrumen, tetapi untuk bagian utama17.
Beberapa unsur yang mendukung bentuk musik adalah motif, frase kalimat serta
struktur.
Frase kalimat/ Periode
Merupakan sejumlah ruang birama yang merupakan satu kesatuan.
Kesatuan ini dapat terlihat pada akhir kalimat yang menimbulkan kesan
berakhirnya lagu, pada progresi akor tertentu yang menimbulkan kekhasan
sesuatu, pada simetri kalimat. Untuk memperlihatkan struktur musik, maka ilmu
bentuk menggunakan sejumlah kalimat/periode yang ditandai dengan huruf besar
(A, B, C, dsb)18. Bila sebuah kalimat/periode diulang dengan disertai perubahan,
maka huruf besar disertai tanda aksen (‘) misalnya A’, B’, C’ dsb. Di dalam
kalimat ini terdapat dua anak kalimat (Phrase), yang terdiri atas: 17Karl-Edmund Prier sj, Ilmu Bentuk Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi) 1996, h.2 18Ibid. h.2
19
Notasi 14. Frase kalimat
(Sumber : Dok. Pribadi)
1. Kalimat pertanyaan/ antecedens phrase
Berada di awal kalimat. Disebut kalimat pertanyaan karena berhenti pada
nada yang mengambang, maka pada umumnya disini terdapat akor
dominan yang menimbulkan kesan belum selesai dan lagu tersebut akan
dilanjutkan.
2. Kalimat Jawaban/ consequens phrase
Merupakan bagian kedua dari kalimat atau biasa disebut dengan kalimat
jawaban karena melanjutkan pertanyaan dan berhenti akor tonika19.
Ada beberapa tipe bagian bentuk lagu, yaitu :
i. Satu bagian
Lagu dengan satu kalimat yang terdiri dari antecedens dan
consequence atau lagu dengan satu periode saja yang biasa dilambangkan
dengan huruf “A”20.
19Karl-Edmund Prier sj, Ilmu Bentuk Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi) 1996, h.3 20Ibid, h.5
C
C
ii. D
y
y
d
21Karl-Edm
Contoh :
Contoh lagu
Dua bagian
Lagu d
yang mempu
yang paling
dilambangka
mund Prier sj, I
No
(Sumb
yang meng
‐ Ba
‐ Ko
‐ So
dengan dua
unyai dua
g banyak
an dengan h
Ilmu Bentuk M
20
otasi 15. Song
ber : Suzuki V
ggunakan be
agimu Nege
ole kole
ong of The W
a kalimat A
periode yan
dipakai da
huruf “A B”
Musik (Yogya
g of The Wind
Violin School V
entuk satu b
eri
Wind
ntecedens d
ng berlaina
alam musik
”.
akarta: Pusat M
d
Vol.1)
bagian:
dan Conseq
an. Merupak
k sehari-ha
Musik Liturgi)
quence atau
kan bentuk
ari 21 . Bias
) 1996, h.7
u lagu
k lagu
sanya
C
C
iii. D
k
d
Contoh :
Contoh lagu
Dual (Bentu
Bentuk
khusus untu
disebut bent
(Sum
yang meng
‐ Sa
‐ Ibu
‐ So
‐ Lig
k Instrumen
k lagu dua b
uk musik in
tuk ‘Dual’.
21
Notasi 16.
mber : Suzuki
ggunakan du
atu Nusa Sat
u Kita Karti
oleram
ghtly Row
ntal)
bagian men
nstrumental
Bentuk ini
. Ligthly Row
Violin Schoo
ua bagian :
tu Bangsa
ini
ndapat suatu
(terutama s
mirip deng
w
l Vol.1)
u perubahan
selama zam
gan bentuk l
n kedalam be
man Barok)
lagu dua ba
entuk
yang
agian,
22
karena lagu ini juga terdiri dari dua bagian utuh. Namun pada lagu ini
bagian pertama mirip dengan bagian kedua, dengan kata lain perubahan
pada motif-motifnya kurang terlihat22.
iv. Tiga bagian
Lagu yang terdiri dari tiga kalimat Antecedens dan Consequence
atau lagu yang mempunyai tiga periode yang berlainan 23 . Biasa
dilambangkan dengan “ A B A’ “ atau “ A B C “.
Contoh :
A B A’
Contoh lagu yang menggunakan tiga bagian :
‐ Nun Dia Di Mana
‐ Bengawan Solo
‐ Indonesia Raya
‐ The Happy Farmer
22Karl-Edmund Prier sj, Ilmu Bentuk Musik (Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi) 1996, h.10 23Ibid, h.12
C
v. T
te
C
||
B
24Karl-Edm
Contoh :
Tiga bagian
Memp
ersebut diga
Contoh :
A B A
Bagian perta
A
mund Prier sj, I
Nota
(Sumber
besar
punyai dasar
andakan24.
A’ || C
ama Bagi
Ilmu Bentuk M
23
asi 17. The Ha
: Suzuki Viol
r dari lagu t
D C’ ||
ian tengah
B
Musik (Yogya
appy Farmer
lin School Vo
tiga bagian,
A B A
Bagian per
A’
akarta: Pusat M
l.1)
namun sem
A’ ||
rtama (da c
’
Musik Liturgi)
mua kalimat
apo)
) 1996, h.16
t lagu
vi. Figur, m
F
diartikan s
Figur han
kecil25.
Berikut i
digunakan
a. Repet
pada m
b. Seque
25Leon SteinJersey: Sum
motif,dan s
Figur merup
sama denga
nya memenu
ni adalah
n :
tition / Repe
Merupaka
motif yang
ence / Sekue
Pengu
n, Structure a
mmy-Birchard
emi-phrase
pakan unit
an motif. N
uhi satu hit
contoh-con
etisi.
an pengemb
sama.
(Sumber :
en.
ulangan mot
(Sumber : L
and Style, The Music, De Pa
24
terkecil d
amun, figur
tungan saja
ntoh pengo
bangan mot
Notasi 18. R
Leon Stein,St
tif dengan c
Notasi 19. Se
Leon Stein, S
Study And Anaul University
dari sebuah
r sebenarny
atau biasa
olahan figu
tif dengan
Repetisi
tructure and S
ara melangk
equence
tructure and S
nalysis Of MusSchool Of M
h musik. T
ya adalah ba
juga diseb
ur dan mo
menggunak
Style)
kah atau me
Style)
sical Forms (PMusic), h.3
Terkadang f
agian dari m
but dengan
otif yang
kan pengula
elompat
Princeton, Ne
figure
motif.
motif
biasa
angan
w
c. Embe
d. Contr
mo
e. Retrog
cermi
f. Interl
ellishment.
Pengem
rary Motion
Disebu
otif dengan
grade.
Pengemb
in.
locking.
mbangan m
N
(Sumber : L
n.
ut juga den
menggunak
No
(Sumber : L
angan moti
N
(Sumber : L
25
motif dengan
Notasi 20. Emb
Leon Stein, S
ngan gerak
kan arah yan
otasi 21. Cont
Leon Stein, S
if yang perg
Notasi 22. Re
Leon Stein, S
n mengguna
bellishment
tructure and S
kan berlawa
ng berlawan
trary Motion
tructure and S
gerakan me
trograde
tructure and S
akan nada h
Style)
anan. Yaitu
nan dari mo
Style)
lodinya me
Style)
hiasan.
u pengemba
otif sebelum
enyerupai se
angan
mnya.
ebuah
26
Motif yang memiliki rangkaian figurasi dua suara atau lebih dengan
pengisian pola yang saling bersahutan.
Notasi 23. Interlocking
(Sumber : Leon Stein, Structure and Style)
C. Violin
Keluarga violin sudah ada sejak awal abad 16. Perbedaan antar instrumen
yang ada dalam keluarga ini tidak begitu terlihat kecuali cello dan contrabass yang
memilki fisik lebih besar26.
Anggota keluarga violin:
Gambar 1. Keluarga Violin.
(Sumber : Dok. Pribadi)
26Percy A. Scholes, The Oxford Companion to Music (New York: Oxford University Press) 1970, h. 1081
27
‐ Violin : Violin I dan violin II memiliki fungsi yang hampir sama seperti
sopran I dan sopran II.
‐ Viola : Dibandingkan violin, viola mempunyai nada yang lebih rendah dan
karakter tune yang “dalam”. Terkadang viola disebut sebagai violin tenor
sebenarnya yang mempunyai bentuk lebih kecil dari cello.
‐ Violincello : Biasa disebut dengan cello
‐ Contrabass atau Double Bass : Contrabass yang asli memiliki bentuk yang
lebih besar dan gemuk dibandingkan dengan bentuk contrabass pada masa
sekarang ini. Namun tampaknya sudah ditinggalkan karena alasan
kenyamanan dan masalah resonansi. Dan mulai saat itu munculah
contrabass yang sekarang ini.
Semua instrumen ini memiliki empat dawai kecuali contrabass, yang
dulunya memiliki tiga dawai namun sekarang empat dan terkadang lima dawai.
Semua instrumen memiliki tuning yang berdasarkan dari lima interval kecuali
contrabass yang memiliki empat interval untuk menghindari rentangan jari
pemain yang terlalu jauh27.
27Ibid, h. 1082
28
Gambar 2. Rentang nada Violin.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Violin_family)
Contoh :
‐ Violin : G – D – A – E.
‐ Viola : C – G – D – A.
‐ Cello : C – G – D – A.
‐ Contrabass : E – A – D – G.
Kualitas Keluarga violin28 :
‐ Nada mereka menyenangkan dan sangat ekstrim, dan bisa memiliki variasi
dengan mudah dari lembut menjadi keras.
28Ibid, h. 1083
29
‐ Rentang nada mereka dari yang paling rendah yang dimiliki Contrabass
dan yang paling tinggi yang dimiliki Violin mempunyai jumlah hampir
tujuh Oktaf.
‐ Mereka mempunyai kekuatan yang hampir tidak terbatas terhadap variasi
efek pada Bow.
Gambar 3. Bagian Violin
(Sumber : C. Paul Herfurth,A Tune A Day For Violin)
Violin tidak memiliki fret seperti gitar sebagai penanda jari. Seorang
pemain violin harus benar-benar tahu di mana letak suatu nada dengan
menggunakan perasaan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan berlatih terus
menerus sehingga jari-jari tangan dapat secara otomatis menekan nada yang
diinginkan dengan tepat. Selain melatih jari, pemain violin juga harusmelatih
telinga sehingga dapat membedakan nada-nada sumbang, walaupun hanya sedikit
saja.
30
Gambar 4. posisi tangan kiri
(Sumber : C. Paul Herfurth,A Tune A Day For Violin)
Pada posisi pertama ada sembilan 'nada tertutup' atau 'senar tertutup', yaitu
nada yang berbunyi jika ditekan oleh jari yang memiliki resonansi akustik dengan
keempat nada kiriterbuka di atas.
Gambar 5. Nomor jari
(Sumber : C. Paul Herfurth,A Tune A Day For Violin)
Jari tangan biasanya diberinomor 1 (telunjuk) hingga 4 (kelingking), dan
not-not musik, terutama untuk para pemula, diberi penomoran demikian untuk
menandai
tidakmene
Po
menggamb
dasar) dise
tangan dap
G dengan
gesek lain
De
dikatakan
telunjuk (j
Po 29C. Paul H
jari mana
ekan senar).
sisi jari, sep
barkan leta
ebut Posisi
pat digunak
nada tertin
nnya posisi i
engan meng
posisinya
jari 1) pada
osisi 2 mem
Herfurth, A Tun
yang harus
.
(Sumber : ht
perti yang t
ak tangan te
1; pada pos
kan untuk m
ggi nada B
ini merupak
ggeser posi
telah berub
jari 2 di po
miliki jangk
ne A Day For
31
s digunakan
Gambar 6
ttp://id.wikipe
telah dising
erhadap leh
sisi ini tang
memainkan s
pada senar
kan posisi y
isi tangan k
bah. Posisi
osisi 1.
auan mulai
Violin(Boston
n. Nomor 0
. Fingerboard
dia.org/wiki/V
ggung di ata
her violin.
an kiri mem
seluruh tang
E. Pada vio
ang paling s
kiri turun k
2 dicapai
i dari nada
n Music Comp
0 berarti na
d
Violin_fingerb
as, merupak
Posisi natu
megang lehe
gga nada G
olin maupun
sering digun
ke arah bad
dengan me
terendah B
pany) h. VI
ada terbuka
board)
kan istilah u
ural (yaitu p
er violin, jar
mulai dari
n alat-alat m
nakan29.
dan violin
emposisikan
B di G dan
a (jari
untuk
posisi
ri-jari
senar
musik
maka
n jari
nada
32
tertinggi C# di E. Posisi ketiga dari C di G hingga D# dan seterusnya. Setelah
Posisi 5 biasanya hanya pemain yang mahir yangmenggunakannya untuk dapat
memainkan nada-nada tinggi di senar E, dan biasanya sudah tidak diberi nama
lagi. Posisi terendah biasanya disebut Posisi ½, yaitu di antara nada terbuka dan
Posisi 1, walaupun posisi ini jarang digunakan.
Senar yang digunakan untuk memainkan suatu nada biasanya
memengaruhi kualitas nada, atau yang disebut dengan timbre, yang dihasilkan.
Contohnya, walaupun nada E rendah dapat dimainkan di senar G (Posisi 2 - Posisi
5) dan di senar D (Posisi 1), namun kadang-kadang komposer menginginkan nada
tersebut dimainkan di senar tertentu, contohnya dengan simbol sul G yang berarti
hanya bermain di senar G. Jika tidak disebutkan, maka seorang pemain dapat
secara bebas menggunakan senar yang dipilihnya.
Menggesek ataupun memetik senar terbuka (yaitu membunyikan nada
tanpa menekan senar dengan jari) memiliki suara yang khas dan berbeda dengan
nada yang sama jika dibunyikan secara tertutup atau ditekan oleh jari, misalnya
nada terbuka di senar D dan nada D pada senar G. Hal ini dikarenakan getaran
senar yang lebih leluasa pada sadel atas jika tidak dihalangi oleh jari tangan.
Selain dari nada G rendah, yang hanya memiliki satu cara untuk memainkannya,
biasanya pemain musik violin klasik cenderung menghindari bunyi nada terbuka,
karena kualitas nadanya yang lebih 'kasar' (terutama senar terbuka E) dibanding
nada-nada tertutup lainnya, dan pemain tidak dapat menggunakan teknik getaran
atau vibrato pada nada terbuka. Walaupun bagi pemain yang mahir hal ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan teknik vibrato pada nada yang satu oktaf
33
lebih tinggi dari nada terbuka tersebut.
Gambar 7. Posisi tangan kanan
(Sumber : C. Paul Herfurth,A Tune A Day For Violin)
Tangan kanan sebagai pemegang bow memiliki peranan penting dalam
menciptakan suara. Tangan kanan bertanggung jawab dalam hal kualitas nada,
ritme, dinamik, artikulasi, dan timbre. Dengan mengetahui teknik-teknik
menggesek busur atau Bow yang baik, maka seorang pemain dapat mengatur
suara yang dihasilkan oleh violin. Teknik yang terpenting dalam menggesek
violin adalah cara memegang bow.
Biasanya bow dipegang dengan jempol yang dimasukkan di sela-sela
ujung bawah busur. Jari-jari yang lain diletakkan di sebelah atas bow. Suara yang
dihasilkan akan lebih keras jika bow digesek dengan kecepatan tinggi atau
34
denganmemberi tekanan pada senar violin30.
Gambar 8. Bagian Bow
(Sumber : C. Paul Herfurth,A Tune A Day For Violin)
Kualitas suara yang dihasilkan berbeda, jika senar semakin ditekan oleh
bow, maka suara yang dihasilkan akan semakin kasar. Posisi senar yang digesek
juga memengaruhi suara yang dihasilkan. Senar yang digesek di dekat bridge
violin atausul ponticello akan lebih besar suaranya daripada jika digesek jauh dari
bridge violin.Ada banyak teknik menggesek violin yang memungkinkan berbagai
macam pemain untuk menghasilkan berbagai macam suara, termasuk di antaranya
adalah legato, sautillé, spiccato, dan staccato.
Beberapa jenis teknik menggesek:
‐ Staccato : Menggesek dengan cara terputus
‐ Spiccato : Teknik menggesek dengan cara memantulkan Bow pada dawai.
‐ Sautillé : Biasa disebut dengan fast spiccato atau spiccato yang dipercepat
‐ Legato : Teknik menggesek dengan menggunakan seluruh Bow untuk
menimbulkan kesan menyambung antar nada.
30C. Paul Herfurth, A Tune A Day For Violin (Boston Music Company) h. VII
35
‐ Fageolet : Teknik harmonik pada violin yang menimbulkan kesan seperti
tiupan flute31.
D. Musik Gipsi
Di semua tempat orang-orang bangsa Gipsi memang telah dikenal sebagai
musisi. Hidup mereka berpindah-pindah tempat atau nomaden dikarenakan orang-
orang bangsa Gipsi sejak dulu bekerja sebagai penghibur atau pengamen keliling
dan pedagang. Jarak perjalanan yang ditempuh sangatlah jauh sehingga mereka
mendapat banyak pengaruh , dimulai dari India tempat mereka berasal, kemudian
terpengaruh oleh bangsa Yunani, Arab , Persia, Turki , Serbia , Ceko, Slavia ,
Romania , Jerman, Perancis dan Spanyol.
Gambar 9. Bangsa Gipsi
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gypsy_music)
31C. Paul Herfurth, A Tune A Day For Violin (Boston Music Company) h. VII
36
Musik gaya Gipsi itu sendiri merupakan musik yang kental dengan ciri
khas Eropa Timur yang sering dimainkan di kedai-kedai kopi, rumah makan, di
pesta-pesta dan juga di panggung pertunjukan di Eropa 32 .Merupakan musik
instrumental yang biasa di mainkan oleh keluarga string (violin, viola, cello dan
contrabass), kecuali versi Romania yang menggunakan flute sebagai melodi
utamanya.
Nada-nadanya mempunyai banyak hiasan atau embelishment hingga
terkadang melodi utama atau cantusfirmus tidak terdengar bahkan tidak di kenali.
Dari lagu-lagu rakyat yang sederhana kemudian berubah menjadi melodi-melodi
yang rumit. Perubahan sudah di mulai saat bermain di satu nada. Sebuah nada
panjang tidak hanya sekedar dimainkan namun di beri suatu ornamen yang rumit
atau menggunakan teknik slide untuk menuju nada berikutnya33.
Cara untuk memberikan embelishment atau hiasan yaitu dengan
menggunakan variasi ritmik pada melodi, atau menggunakan rubato untuk
mencapai nada tujuan. Dan dalam memainkan irama yang cepat dapat
menimbulkan efek memantul pada bow atau spiccatto.
Apa yang terjadi pada melodi juga berlaku untuk iringan. Iringan tidak
hanya mengikuti struktur harmoni asli tetapi juga diberi suatu embelishment.
Karakteristiknya adalah:
• Variasi akord lebih banyak daripada melodi,
32Kim Burton, World Music The Rough Guide (London: Rough Guides Ltd) 1994, h.59 33Anna Piotrowska, Gypsy Music in European Culture: From the Late Eighteenth to the Early Twentieth Century (Lebanon: Northeastern University Press, 2013), hal. 207
37
• Perpindahan akord yang terjadi pada lagu asli di Inversikan atau menggunakan
pedal point sehingga terdengar seolah-olah itu sebuah akord baru,
• Pada akhir melodi biasanya ditambahkan akord transisi untuk persiapan
mengulang melodi yang sama,
• Efek lain yang terjadi dalam rubato adalah adanya kesan improvisasi dalam lagu
atau frase yang dimainkan. Terkadang seorang pemain violin Gipsi menggunakan
teknik slide pada salah satu senar untuk mencapai nada tujuan,
Ciri khas musik Gipsi memiliki karakter vokal yang cenderung penuh rasa,
dan musiknya sering menggabungkan teknik glissando atau slide antar
melodinya34. Instrumentasinya bervariasi menurut wilayah musiknya berasal. Ada
pengaruh yang kuat dari musik Romani di Eropa Tengah dan Timur , terutama di
negara-negara seperti Hungaria , Romania dan Yugoslavia .
Di Eropa Timur musik ini digunakan untuk hiburan di restoran, dan di
pesta-pesta perayaan . Musik ini dipengaruhi bangsa Hungaria , Rumania , dan
Rusia. Tetapi berkembang dan menjadi sangat populer di tempat-tempat seperti
Budapest dan Wina. Kemudian mendapatkan tempat di Eropa Barat , di mana
banyak Orkestra Romania yang aktif bermain.
E. Komponis Czardas
Vittorio Monti (6 Januari 1868 - 20 Juni 1922) adalah seorang komposer
Italia, pemain violin, mandolin dan konduktor. Karyanya yang paling terkenal
34Kim Burton, World Music The Rough Guide (London: Rough Guides Ltd) 1994, h.60
38
Gambar 10. Vittorio Monti
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Monti)
adalah Czardas, ditulis sekitar tahun 1904 dan dimainkan oleh hampir setiap
orkestra Gipsi.
Monti lahir di Naples, di mana ia belajar violin dan komposisi di
Conservatorio di SanPietro a Majella., Sekitar tahun 1900 ia menerima tugas
sebagai konduktor untuk Lamoureux Orchestra di Paris, di mana dia menulis
beberapa karya balet dan operet, misalnya, Noël de Pierrot. Ia juga menulis
sebuah metode untuk mandolin yaitu Petite Metode pour mandolin, 98049, di
mana ia memasukan beberapa karyanya sendiri, Perle BrillanteDans Una
Gondola, dan Au Petit Jour. Dan juga karya dari F. Paolo Tosti.
F. Sejarah Czardas
Czardas, adalah tarian rakyat tradisional Hungaria, nama yang diambil
dari Csarda atau istilah Hungaria tua untuk kedai, berasal dari Hungaria dan
dipopulerkan oleh grup musik Romania atau Cigány di Hungaria dan tanah
39
tetangga Serbia, Slovakia, Slovenia, Burgenland, Kroasia, Ukraina, Polandia,
Transylvania dan Moravia, serta antara Bulgaria Barat, termasuk di Bulgaria35 .
Para penari adalah laki-laki dan perempuan, seorang perempuan
mengenakan rok lebar tradisional, yang membentuk bentuk yang khas ketika
mereka berputar.
Gambar 11. Tarian Czardas
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Czardas)
"Csardas" atau "Czardas" adalah komposisi karya komposer Italia
Vittorio Monti. Karya yang ditulis pada tahun 1904 itu adalah bagian dari lagu
rakyat terkenal yang berdasarkan dari lagu Czardas Hungaria. Pada awalnya
35Kim Burton, World Music The Rough Guide (London: Rough Guides Ltd) 1994, h.59
40
terdiri untuk violin, mandolin atau piano. Kemudian dibuat untuk orkestra dan
sejumlah instrumen solo36.
Dari beberapa kajian teori tersebut, wawasan tentang bagaimana
pengertian analisa, unsur musik, instrumen violin dan juga tentang gaya musik
Gipsi secara umum berusaha diberikan dalam skripsi ini. Untuk itu, kajian teori
ini merupakan landasan utama pada hasil penelitian di bab IV.
36Anna Piotrowska, Gypsy Music in European Culture: From the Late Eighteenth to the Early Twentieth Century (Lebanon: Northeastern University Press, 2013), hal. 207
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat mengenai bentuk, struktur, melodi,
serta teknik permainan violin pada karya Czardas Vittorio Monti.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Maret 2014 sampai bulan Juli
2014.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah partitur violin karyaCzardas Vittorio Monti
edisi Carl Fischer tahun 1922 yang diedit oleh Richard Czerwonky37. (Partitur
terlampir pada halaman 44).
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengkaji karya dengan memperhatikan
melodi, harmoni, iringan serta teknik permainan karya czardas Vittorio Monti.
37 Lih. hal. 44
42
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
melalui studi pustaka dan studi dokumentasi berupa partitur czardas karya
Vittorio Monti edisi Carl Fischer tahun 1922. Sistematika penulisan ini meliputi
pengumpulan, pengolahan, dan menganalisis data yang terdapat pada komposisi
violin Czardas karya Vittorio Monti.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu peneliti sendiri yang meneliti dan
menganalisa partitur dari komposisi violin Czardas karya Vittorio Monti edisi
Carl Fischer tahun 1922.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka untuk mendapatkan informasi tentang komposer dan sejarah
karyanya.
2. Dokumentasi berupa partitur Czardas karya Vittorio Monti edisi Carl Fischer
tahun 1922 yang diedit oleh Richard Czerwonky.
3. Wawancara dengan praktisi dan pakar violin yaitu Alvin Witarsa dan
Yasmina.
4. Menyaksikan video permainan violin Czardas oleh David Garrett, Maxim
Vengerov dan Iskandar Widjaja.
43
H. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah menganalisis data secara lengkap yang dilakukan adalah
mengumpulkan semua data mengenai bentuk dan analisis dari komposisi violin
Czardas karya Vittorio Monti.
Semua data yang terkumpul kemudian diurutkan dan dikelompokkan
sesuai dengan historis sesuai dengan obyek penelitian, melalui beberapa tahapan:
1. Membaca buku-buku serta membuat beberapa catatan mengenai sejarah
musik Gipsiyang berguna untuk mengetahui karakteristik musik Gipsi.
2. Membaca, meneliti dan mengidentifikasisetiap bagian dan struktur yang
meliputi tema melodi, harmoni, pola iringan serta teknik permainan dari
partitur Czardas karya Vittorio Monti edisi Carl Fischer.
3. Menganalisis struktur melodi, bentuk, ritmik, melodi, dan teknik permainan
violin pada Partitur karya CzardasVittorio Monti edisi Carl Fischer.
Berikut inni adalah parrtitur Czard
44
das yang meenjadi bahann sumber annalisa :
45
46
47
48
49
50
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Czardas secara umum dikaitkan dengan kebudayaan Gipsi di Hungaria
abad ke-1938. Dipopulerkan oleh Franz Lizt dan Richard Strauss dalam Opera Die
Fleidermaus dan juga ditampilkan dalam bentuk orchestra. Di awal abad ke-20,
Vittorio Monti membuat komposisi czardas untuk instrumen violin dan piano.
Komposisi tersebut kemudian yang memperkenalkan dan mengangkat czardas
menjadi dikenal di dunia.
Struktur dan bentuk czardas terbagi dalam dua bagian yaitu, lebih lambat
(lassan) dan lebih cepat (friska). Tangga nada minor pada bagian introduksi
memperbolehkan pemakaian berulangkali intervalsecondaugmented pada melodi,
yang mulanya dimulai pada nada rendah violin. Pada bagian iringan piano, akor
yang dimainkan dengan arppegio meniru bunyi sejenis mandolin39.
Czardas secara khusus dikenal dalam literatur musik di awal abad ke-20
yang biasa dimainkan oleh para amatir. Struktur dan komponen-komponennya
secara khusus bisa dikaitkan dengan pengertian umum mengenai musik-musik
tradisional Gipsi. Lebih lanjut, penggunaan dari not tuplet dan grace note
membantu menciptakan kesan-kesan improvisasi pada violin. Komposer klasik
yang telah menggunakan tema Czardas dalam karya mereka adalah Emmerich 38Percy A. Scholes, The Oxford Companion to Music (New York: Oxford University Press) 1970, h. 272 39Anna Piotrowska, Gypsy Music in European Culture: From the Late Eighteenth to the Early Twentieth Century (Lebanon: Northeastern University Press, 2013), hal. 207.
Kálmán, F
Sarasate, P
A. Hasil A
a. A
Franz Liszt
Pyotr Ilyich
Analisa
Analisa Stru
K
B, C, B’)
Ba
‐ Bagian
‐ Bagian
‐ Bagian
‐ Bagian
t, Johannes
h Tchaikovs
uktur Mater
arya ini ter
dan diawal
agian terseb
n A dimulai
n B dimulai
n C dimulai
n B’ dimula
No
52
Brahms, L
sky dan lain
ri
rdiri dari 13
li dengan in
but terdiri d
i dari biram
i dari biram
i dari biram
ai dari biram
otasi 24. Sumb
Léo Delibes
n-lain.
34 birama y
ntroduksi seb
ari :
ma 5 sampai
ma 22 sampa
ma 54 sampa
ma 86 sampa
ber partitur
s, Johann S
yang memil
banyak 4 bi
birama 21.
ai birama 53
ai birama 85
ai birama 13
trauss, Pab
liki 4 bagia
irama.
3.
5.
34.
blo de
an (A,
53
Bagan Struktur Materi :
Introduksi A BC B’
a ba b b’ a’ 1- 45–13 14–21 22-
37 38-53 54–85 86-99 100-134
Skema 1. Skema struktur materi
Dari bagan struktur materi di atas, maka seluruh bagian pada
karya ini dapat diuraikan menjadi tabel di bawah ini :
Bagian Birama Keterangan
Introduksi
1 – 4
Melodi : Menggunakan tangga nada D minor harmonik,
embelishment.
Ritmik : Menggunakan pola irama biner dengan birama 2/4.
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Tekstur : Tebal dan terkesan dramatis.
Intensitas : Menggunakan dinamik forte yang cenderung rata,
menggunakan tempo Largo.
A
a
5 – 13
Melodi : Menggunakan tangga nada D minor harmonik,
Terdapat embelishment berupa acciaccatura dan
appoggiatura.
54
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Ritmik : Menggunakan pola irama biner dengan birama 4/4.
Tekstur : Tipis pada instrumen piano sedangkan terkesan tebal
pada intrumen violin. Menggunakan teknik sul G yaitu
bermain dengan satu senar saja (senar G) yang memberikan
efek tebal pada nada yang dihasilkan.
Intensitas : Menggunakan dinamik piano yang cenderung rata,
penggunaan tempo Largo yang cenderung bebas atau ad lib.
b
14 – 21
Melodi : Menggunakan tangga nada D minor harmonik,
terdapat embelishment berupa acciaccatura dan appoggiatura.
Arpeggio akor C7 dan A7.
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Tekstur : Tebal dan terdapat banyak embelishment.
Intensitas : Menggunakan dinamik forte yang cenderung rata,
menggunakan tempo Largo.
B
a
22 – 37
Melodi : Menggunakan tangga nada D minor harmonik.
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Ritmik : Menggunakan pola irama biner dengan birama 2/4.
Tekstur : Tipis dan beberapa bagian di akhir frase yang
cenderung tebal.
55
Intensitas : Menggunakan dinamik piano yang cenderung
meningkat menjadi forte. Perubahan tempo menjadi Allegreto
Vivace.
Teknik : Menggunakan teknik Sautille yaitu mempercepat
gerak Bow sehingga menimbulkan efek memantul yang lincah
dan ringan.
b
38 – 53
Melodi : Menggunakan tangga nada D minor harmonik,
terdapat embelishment berupa acciaccatura dan appoggiatura.
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Tekstur : Tipis dan beberapa bagian di akhir frase yang
cenderung tebal.
Intensitas : Menggunakan dinamik piano yang cenderung
meningkat menjadi forte. Tempo yang digunakan Allegreto
Vivace.
Teknik : Menggunakan teknik Sautille yaitu mempercepat
gerak Bow sehingga menimbulkan efek memantul yang lincah
dan ringan.
C
54 - 85
Melodi : Menggunakan tangga nada D mayor, terdapat
embelishment berupa acciaccatura dan appoggiatura
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Tekstur : Tebal dan beralih menjadi tipis.
56
Intensitas : Menggunakan dinamik forte dan secara tiba-tiba
menurun menjadi pianissimo. Perubahan tempo dari Molto
meno menjadi Meno quasi lento.
Teknik : Menggunakan teknik double stop yaitu
membunyikan lebih dari satu sampai dua nada. Menggunakan
teknik fageolet atau Harmonik yang memberikan efek suara
tiupan flute pada violin.
B’
b’
86 – 99
Melodi : Menggunakan tangga nada D mayor, terdapat
embelishment berupa acciaccatura dan appoggiatura
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
Tekstur : Tipis dan beberapa bagian di akhir frase yang
cenderung tebal.
Intensitas : Menggunakan dinamik piano yang cenderung
meningkat menjadi forte. Tempo yang digunakan Allegro
Vivace.
Teknik : Menggunakan teknik Sautille yaitu mempercepat
gerak Bow sehingga menimbulkan efek memantul yang lincah
dan ringan.
a’
100 – 134
Melodi : Menggunakan tangga nada D mayor, terdapat
embelishment berupa acciaccatura dan appoggiatura
Harmoni : Terdiri dari Akor Inversi I dan II, akor
superimpose.
57
Tekstur : Tipis dan beberapa bagian di akhir frase yang
cenderung tebal.
Intensitas : Menggunakan dinamik piano yang cenderung naik
menjadi forte. Perubahan tempo menjadi Allegreto kemudian
semakin meningkat menjadi Molto piu vivo.
Teknik : Menggunakan teknik Sautille yaitu mempercepat
gerak Bow sehingga menimbulkan efek memantul yang lincah
dan ringan.
Tabel 2. Tabel struktur materi
Skema 2. Grafik dinamika Czardas
Skema 3. Grafik tempo Czardas
I
b. A
40Percy A. Sh. 272
VI
Analisa Desk
perlah
cepat
disebu
Musik
birama
dengan
dan m
Notasi
mengg
Scholes, The O
I V
kriptif
Terdapat
han-lahan at
atau frisk
ut ritka Cs
knya mempu
Namun, C
a dan mem
n introduks
menggunakan
i 25. Birama 1
Pada biram
gunakan ako
Oxford Comp
V
58
dua bagian
tau Lassan d
ka. Ada be
sardas, Sur
unyai biram
Czardas kar
miliki 4 bag
i sebanyak
n tempo Lar
1-3, Motif Em
ma 1, instru
or I – VI da
panion to Mus
Em
V
n dalam ka
dan berakhi
berapa var
ru Csardas
ma 4/4 dan 2
rya Vittorio
gian (A, B,
4 birama de
rgo serta m
mbelishment pa
umen piano
an dilanjutk
ic (New York
mbelishmen
arya Czarda
ir dalam tem
iasi lain da
s dan szök
2/4.
o Monti ini
, C, B’). L
engan tangg
enggunakan
ada Introduksi
membuka k
kan akor IV
k: Oxford Univ
nt
as, dimulai
mpo yang s
ari tempo,
kős Csarda
terdiri dar
Lagu ini di
ga nada D m
n birama 2/4
i
karya ini de
V pada biram
versity Press)
i dari
angat
yang
as 40 .
ri 134
awali
minor
4.
engan
ma 2,
1970,
59
yang dimainkan dengan cara arpeggio atau broken chord.
Permainan arpeggio dengan menggunakan tempo Largo dan
disertai dinamika Forte membuat introduksi atau pembuka dari
karya ini terkesan dramatis.
Pada birama 3, terdapat embelishment yang menghiasi akor
V. terdapat fermata pada embelishment yang bertujuan untuk
memberi nafas pada motif ini.
Notasi 26. Birama 3-4, Akhir bagian introduksi
Bagian Introduksi ini di akhiri pada birama 4 yang menggunakan
akor V7.
Bagian A pada karya ini dimulai pada birama 5 sampai
birama 21 yang terdiri dari bagian “a kecil” dimulai pada birama 5
sampai birama 13 dan “b kecil” dimulai pada birama 14 sampai
birama 21.
V 7
S
Sul G : Bermai
Bagian
Largo.
diperta
“a kec
ini ada
dengan
dan efe
dalam
in hanya di senNota
Bagian “a
n ini mengg
. Terdapat
ahankan hin
cil”. Teknik
alah SulG
n satu sena
fek portame
frase “a kec
nar G
60
asi 27. Birama
a kecil” dim
gunakan bira
t dinamika
ngga menin
k permainan
yang dilam
ar yaitu sen
nto pada se
cil” ini.
a 5 – 8, Sul G
mulai dari b
ama 4/4 dan
a piano da
ngkat menja
n violin yan
mbangkan d
nar G, yang
etiap perpind
birama 5 sam
n tetap men
an crescen
adi forte pa
ng digunaka
dengan “IV
g menimbul
dahan nada
mpai biram
nggunakan t
ndo yang
ada akhir b
an dalam b
” yaitu ber
lkan kesan
yang dimai
ma 13.
empo
terus
agian
agian
rmain
tebal
inkan
I
birama
kemud
point
Birama
“kalim
terdapa
acciac
diinve
invers
terdap
OrnaNotasi 2
Bagian “a
a 5. Kemud
dian bepinda
sampai bir
a 5 ini me
mat tanya” y
at pada bir
ccatura.
Pada bir
ersikan menj
i III denga
pat embelish
amentasi
61
28. Birama 5 –
a kecil” dia
dian akor I t
ah menjadi
rama 6 yan
erupakan aw
yang dimili
rama 5 me
rama 7, te
njadi inversi
an tetap m
hment yang b
V– 8, Ornament
awali denga
tersebut dii
inversi II d
ng dimaink
wal dari fr
iki bagian
nggunakan
erdapat ako
i II yang ke
enggunakan
berupa appo
VI tasi
an akor I o
nversikan m
dengan men
kan dengan
rase antece
“a kecil” d
Ornamenta
or VI yait
emudian be
n pedalpoin
oggiatura.
oleh piano
menjadi inv
nggunakan p
n cara arpe
edens atau
dan melodi
asi yang b
tu Em7/G
erpindah me
nt. Pada m
pada
versi I
pedal
eggio.
frase
yang
erupa
yang
enjadi
melodi
antecede
ens
Notasi
frase “
ketuka
frase c
ini. Fr
menjad
mengg
cara a
teknik
decres
tensi d
terdapa
menca
berakh
conseq
i 29. Birama 9
Pada bira
“kalimat ta
an 3, dan pa
consequens
ase consequ
di inversi I
gunakan ped
arpeggio. T
SulG hing
scendo dan
dinamik kem
at moltoral
apai klimaks
Pada biram
hir pada din
quens
I
62
9 – 12, Kalima
ama 9 meru
anya” bagia
ada nada “a
atau frase “
uens ini dim
I kemudian
dal point sam
Teknik perm
ga akhir ba
crescendo
mbali meni
ll yang sem
s akhir frase
ma 11 terda
amik forte d
at antecedens
upakan akhi
an “a kecil
a” ketukan
“kalimat jaw
mulai denga
n bepindah
mpai biram
mainan viol
agian “a ke
pada biram
ingkat di b
makin mela
e pada biram
apat cresce
di birama 13
dan conseque
ir dari frase
l” tepatnya
3 ½ meru
wab” pada
an akor I ya
menjadi in
ma 10 dan di
lin masih m
cil” ini. Te
ma 10 yan
birama 11.
ambat dan
ma 13.
ndo menuju
3.
ens
antecedens
a pada nad
upakan awa
bagian “a k
ang diinver
nversi II de
imainkan de
mempertaha
erdapat dina
ng menyeba
Pada biram
bertujuan u
u birama 12
s atau
a “f”
l dari
kecil”
rsikan
engan
engan
ankan
amika
abkan
ma 12
untuk
2 dan
Arp
pada b
dengan
Pada b
bagian
bagian
peggio C7
Notasi 30
Pada bira
bagian “a k
n mengguna
Bagian “b
bagian ini,
n “b kecil” i
Notasi 31.
Pada bir
n “b kecil
63
0. Birama 13,
ama 13 me
kecil”. Frase
akan dinam
kecil” dim
tempo lar
ni.
Birama 14 –
rama 14 m
l”. Terdapa
Akhir frase c
erupakan ak
e ini di akh
ik forte.
mulai dari bi
rgo tetap d
16, Arpeggio
merupakan a
at dinamik
I
onsequens
khir dari fr
hiri dengan
irama 14 hi
dipertahanka
awal frase
ka mezzofo
frase conseq
akor I inv
ingga biram
an hingga
antecedens
orte serta
quens
versi I
ma 21.
akhir
s dari
tetap
Arpeggio A7
64
mempertahankan tempo largo. Pada bagian melodi, tonalitas tetap
menggunakan tangga nada D minor harmonik. Terdapat permainan
arpeggio C7 pada birama 14, dan permainan arpeggio A7 pada
birama 16.
Notasi 32. Birama 18 – 19, Embelishment
Pada birama 18 terdapat embelishment yang menghiasi nada
“bes”. Terdapat juga fermata pada nada “bes” tersebut yang
bertujuan untuk memberi nafas sebelum memainkan embelishment
tersebut. Biasanya pemain violin memainkan motif ini secara bebas
atau adlib. Pada birama 18 ini juga terdapat poco rall yang
bertujuan untuk memperlambat tempo sehingga dapat mencapai
klimaks yang ada pada birama 21.
Embelishment
yang b
kemba
dan 4 y
Nota
Pada biram
berupa appo
ali melamba
yang akan m
No
I
65
asi 33. Birama
ma 20, terd
oggiatura p
at menjadi r
menuju klim
tasi 34. Biram
V7
a 19 – 20, Orn
dapat a temp
ada ketukan
rall molto ya
maks pada b
ma 21, Akhir b
7 I
namentasi
po dalam m
n 1 dan 2. K
ang terdapa
birama 21.
bagian “b keci
O
motif orname
Kemudian te
at pada ketuk
il”
Ornamenta
entasi
empo
kan 3
asi
66
Pada birama 21, merupakan akhir dari bagian “b kecil” dan
juga merupakan akhir dari bagian A. Pada birama ini terdiri dari
akor I inversi I dan akor V7 dan diakhiri dengan akor I inversi I.
Bagian B dalam karya ini dimulai pada birama 22 sampai
birama 53. Bagian ini memiliki dua bagian yaitu bagian “a kecil”
yang dimulai dari birama 22 sampai birama 37 dan bagian “b kecil”
yang dimulai dari birama 38 sampai birama 53. Pada bagian B,
tonalitas tetap menggunakan tangga nada D minor harmonik.
Notasi 35. Birama 22 – 24, Frase kalimat antecedens
Pada birama 22, merupakan awal frase kalimat antecedens
dari bagian “a kecil” pada bagian B. Terdapat perubahan biryang
semula menggunakan birama 4/4 menjadi birama 2/4. Sedangkan
terjadi perubahan tempo yang sangat ekstrim, yang semula largo
kemudian berubah menjadi Allegretto Vivace yang terus
dipertahankan hingga akhir bagian B ini. Pada birama 22, melodi
diawali dengan dinamika piano yang terus dipertahankan hingga
birama 25. Teknik permainan violin pada melodi di birama 22
hingga birama 23 adalah staccatto, yaitu teknik gesekan terputus –
67
putus yang menimbulkan karakter melodi yang terkesan ringan dan
juga mendukung karakter dari not sinkup yang terdapat pada
birama 22 hingga birama 23.
Notasi 36. Birama 22 – 24, 2 beats pattern
Pada bagian B, style iringan pada piano berubah menjadi
pola iringan 2 beat pattern atau iringan dengan pola birama 2
hitungan pada setiap akor dan Bass line yang bergerak hanya
dengan interval kwint.
Pada birama 22, akor yang digunakan adalah D minor atau
akor I inversi II yang terus dipertahankan hingga birama 28. Bass
pada akor tersebut hanya bergerak dengan interval kwint yaitu dari
nada “D” ke nada “A” dan terus mengalami repetisi hingga birama
28.
Bass line Interval Kwint
2 Beat Pattern
68
Notasi 37. Birama 26 – 27, Motif repetisi.
Pada birama 26, terdapat motif repetisi pada melodi utama.
Motif ini dipertahankan hingga birama 27. Teknik yang digunakan
dalam melodi adalah sautille atau teknik mempercepat gesekan
bow pada senar sehingga menimbulkan efek memantul secara cepat
dan terkesan lincah dan ringan. Akor yang digunakan dalam motif
ini adalah akor I inversi II yaitu D minor. Style iringan 2 beat
pattern pada piano tetap dipertahankan pada motif ini. Terdapat
tanda dinamik crescendo yang mencapai klimaks pada birama 28.
Motif Repetisi
I I
klimak
Akor y
inversi
Pada Bira
ks dari dina
yang dipak
i I.
Not
69
Nota
ama 28, ter
amik crescen
kai pada bir
tasi 39. Biram
IV6
IV6
si 38. Birama
rdapat dinam
ndo pada bi
rama ini ad
ma 29, Akhir fr
IV6
6 IV
28.
mik forte y
irama 26 hi
dalah akor
rase anteceden
6
V6
yang merup
ingga biram
IV6 yaitu
ns
pakan
ma 27.
Gm6
70
Birama 29 merupakan akhir dari frase kalimat antecedens dari
bagian “a kecil” pada bagian B.
Frase ini diakhiri dengan nada “e” pada melodi utama
sedangkan akor yang digunakan adalah akor IV6 atau Gm6 inversi
I.
Notasi 40. Birama 30 – 32, Motif repetisi dan sekuens
Birama 30 merupakan awal dari frase kalimat consequens.
Pada birama ini, pengembangan motif yang digunakan pada melodi
utama adalah repetisi hingga birama 31. Kemudian pada birama
31 dan birama 32, pengembangan motif berubah menjadi sekuens.
Akor yang digunakan pada birama 30 adalah Gm6/E dan Gm6/B
dan akor bergerak menjadi akor I inversi I yaitu Dm/A pada birama
32.
Repetisi Sekuens
IV6 IV6 IV6 IV6 I I
Repetisi
I
dimula
atau D
birama
D min
minor
diguna
Terdap
birama
i
I
Notasi 41.
Pada bira
ai pada bira
Dm/F dan D
a 34 terdap
nor melodik
Pada bira
harmonik
akan pada b
pat tanda d
a 39.
V
71
. Birama 33 –
ama 33, ter
ama 32. Pad
Dm/A yang
pat susunan
yang dimul
ama 35, me
yang dim
birama terse
dinamik cr
Tangga na
V7
35, Motif rep
rdapat moti
da birama te
g diinversik
melodi yan
lai dari nad
elodi kemba
mulai dari
ebut adalah
rescendo ya
ada D mino
V7
petisi
f repetisi y
ersebut men
kan menjadi
ng memben
a “a1” hing
ali menjadi
nada “bes
akor V7 ata
ang menuju
or melodik
V7
yang seben
nggunakan a
i inversi I.
ntuk tangga
gga nada “a2
i tangga na
s2”. Akor
au A7/E dan
u klimaks
V7
arnya
akor I
Pada
nada
2”.
ada D
yang
n A7.
pada
VII7
No
dari b
dengan
dan Dm
forte y
sampa
Orname
7 VI
otasi 42. Biram
Birama 37
bagian “a k
n nada “d1
m/A. Tanda
yang sudah d
Bagian “b
i birama 53
Notasi 43
I
entasi
I7
72
ma 37, Akhir f
7 merupaka
kecil” pada
” dan deng
a dinamik y
dimulai dar
b kecil” pad
.
. Birama 38 –
I I
VII7
frase kalimat c
an akhir dar
a bagian B
gan akor I i
yang diguna
i birama 36
da bagian B
– 40, Ornamen
VII7
consequens
ri frase kali
. kalimat t
inversi I at
akan pada b
6.
B ini dimula
ntasi
II
imat conseq
tersebut dia
tau akor Dm
birama ini a
ai dari biram
I
quens
akhiri
minor
adalah
ma 38
III
Moti
if Transpos
yang
ornam
allegre
Akor y
C7 in
diperta
cresce
No
yang
birama
menin
sisi
Birama 38
diawali d
entasi yang
etto vivace t
yang diguna
nversi III.
ahankan hi
ndo pada bi
otasi 44. Bira
Pada biram
berasal dar
a 42, din
ngkat denga
73
8 merupaka
dengan na
g berupa ap
tetap dipert
akan pada b
Terdapat
ngga biram
irama 40 ya
ama 42 – 44, M
ma 42 dan
ri motif pa
namika dim
an crescend
an awal dar
ada “c1”
ppoggiatura
ahankan hin
birama ini
tanda din
ma 39, kem
ang akan me
Motif transpos
birama 43
ada birama
mulai dari
do pada bira
ri frase kal
dengan ta
a. Pada bir
ngga akhir b
adalah akor
namik mez
mudian me
enuju klima
sisi
, terdapat m
38 dan b
piano, k
ama 44. Te
limat antece
ambahan
rama ini, te
bagian “b k
r VII7 atau
zzo forte
eningkat de
aks di biram
motif transp
birama 39.
kemudian m
eknik perm
edens
motif
empo
kecil”.
u akor
yang
engan
ma 41.
posisi
Pada
mulai
mainan
R
IV6
tetap m
restez
bagian
diakhir
Notasi
Repetisi
IV6
menggunak
yang berart
Notasi 45. B
Birama 45
n “b kecil”
ri dengan ak
i 46. Birama 4
IV6
74
kan teknik s
ti simile ata
Birama 45, Ak
5 merupaka
” pada bag
kor I invers
46 – 48, Motif
I
sautille yan
au sama.
khir frase ante
an akhir da
gian B. Fra
i I.
f repetisi dan s
I
IV6
g ditandai d
ecedens
ari frase kal
ase kalimat
sekuens
Sek
I
dengan lam
limat antece
t anteceden
kuens
I
mbang
edens
ns ini
Mo
otif Repetis
bagian
motif
birama
pengem
diguna
Gm6/E
pada b
repetis
nada y
melod
“a2”.
si
Birama 46
n “b kecil”
yang digun
a 47. K
mbangan m
akan pada b
E dan akor
birama 48.
Notasi 47.
Pada biram
si dari moti
yang beruru
dik. Susunan
Kemudian
Ta
75
6 merupaka
pada bagia
nakan pada
Kemudian
motif beru
birama 46
r bergerak
. Birama 49 –
ma 49, terda
f di birama
utan sehing
n nada itu
pada biram
ngga nada
an awal dar
an B. Pada
a melodi uta
pada bira
ubah menj
adalah ako
menjadi ak
51, Motif rep
apat motif r
a 48. Pada b
gga memben
dimulai da
ma 51, tang
D minor m
ri frase kali
birama ini
ama adalah
ama 47 d
adi sekuen
or IV6 atau
kor I invers
petisi
repetisi. Mo
birama 50, t
ntuk tangga
ari nada “a
gga nada k
melodik
imat conseq
, pengemba
h repetisi hi
an birama
ns. Akor
u akor Gm6
si I yaitu D
otif ini meru
terdapat sus
a nada D m
a1” sampai
kembali ber
quens
angan
ingga
a 48,
yang
6 dan
Dm/A
upaka
sunan
minor
nada
rubah
menja
dimula
“e1”.
menuj
No
bagian
ini dia
merup
yang m
birama
Terdap
kemud
di tangga
ai dari nad
Pada biram
u klimaksny
otasi 48. Biram
Birama 53
n “b kecil”
akhiri denga
akan klima
merupakan k
Bagian C
a 85. Pada
pat peruba
dian pada ba
I
76
nada D m
da “bes2” y
ma ini terdap
ya pada bira
ma 53, Akhir f
3 merupaka
dan juga m
an akor I at
aks dari ba
klimaks dar
pada kary
bagian ini
ahan temp
agian C ini b
minor harm
yang kemud
pat tanda din
ama 53.
frase kalimat c
an akhir dar
merupakan a
tau akor Dm
agian B. ter
ri crescendo
ya ini dimu
tonalitas b
po yang s
berubah me
monik. Peru
dian turun m
namik cresc
consequens
ri frase kali
akhir dari ba
m inversi I.
rdapat tand
o pada biram
ulai dari bir
berubah me
semula Al
enjadi Molto
ubahan ter
menuju ke
cendo yang
imat conseq
agian B. Bi
Birama ini
da dinamik
ma 51.
rama 54 hi
enjadi D m
llegretto v
o meno.
rsebut
nada
g akan
quens
irama
i juga
forte
ingga
mayor.
vivace
77
Notasi 49. Birama 54 – 56, Bagian C
Pada birama 54, terdapat teknik doublestop atau teknik
memainkan lebih dari satu nada pada dawai atau senar violin yang
terdapat pada melodi utama yang dipertahankan hingga birama 69.
Penggunaan teknik doublestop ini menghasilkan tekstur tebal dari
melodi utama pada karya ini. Akor yang digunakan pada birama 54
adalah akor I dari tangga nada D mayor. Terdapat tanda dinamik
forte yang dipertahankan hingga birama 57. Pada birama 55, akor
berubah menjadi akor I Aug atau akor D Aug/F#.
Pada birama 56, terdapat embelishment yang berupa
appoggiatura tepatnya pada ketukan 3. Akor yang digunakan pada
birama ini adalah akor IIm9 atau akor Em9 inversi II.
I I Aug II m9
berarti
terdapa
instrum
forte m
yang b
Nota
Pada bira
i anggun at
at penurun
men piano,
menjadi pia
berupa appo
78
asi 50. Birama
ama 58, te
tau lemah g
nan dinamik
dinamika t
anissimo. Pa
oggiatura te
Notasi 51. Bir
I
a 58 – 60
rdapat tand
gemulai pad
k menjadi
terjadi penu
ada birama
epatnya pada
rama 61
da ekspresi
da melodi u
mezzo fort
urunan dras
60, terdap
a ketukan 3
i grazioso
utama, dan
te. Namun
stis yang se
pat embelish
.
yang
n juga
pada
emula
hment
Motif
Repetisi
pada b
inversi
klimak
N
bagian
merup
Akor y
birama
Birama 61
bagian C. K
i II. Terdap
ks pada awa
Notasi 52. Bir
Birama 62
n C. Pada b
akan repeti
yang diguna
a 54 hingga
79
1 merupaka
Kalimat ini
pat tanda d
al frase kalim
rama 62 – 64,
2 merupaka
irama 62 h
isi dari mot
akan pada b
birama 57.
an akhir da
i diakhiri d
dinamik cre
mat consequ
Motif repetis
an awal fras
ingga biram
tif pada bir
birama ini ju
ari frase kal
dengan akor
escendo yan
uens di bira
si
se kalimat c
ma 65, terda
rama 54 hin
uga merupa
limat antece
r I atau ak
ng akan me
ama 62.
consequens
apat motif
ngga biram
akan repetis
edens
kor D
enuju
pada
yang
ma 57.
si dari
I
rall y
diguna
tanda d
conseq
berupa
No
Notasi
Pada biram
yang semak
akan pada b
dinamik for
quens pada b
Pada Bira
a appoggiat
otasi 54. Biram
V
80
53. Birama 66
ma 66, terd
kin melam
birama ini
rte yang dip
bagian C.
ama 68, te
tura tepatny
ma 69, Akhir f
V9
I
6 – 68
dapat perub
mbat hingga
adalah ako
pertahankan
erdapat ter
ya pada ketu
frase kalimat c
bahan tempo
a birama
or I atau ak
n hingga akh
rdapat emb
ukan 3.
consequens
I
o menjadi m
69. Akor
kor D. Ter
hir frase ka
belishment
molto
yang
rdapat
alimat
yang
81
Birama 69 merupakan akhir dari frase kalimat consequens
pada bagian C. Kalimat ini diakhiri dengan akor I atau akor D.
terdapat tanda dinamik forte yang merupakan klimaks dari frase
kalimat consequens pada bagian C.
Pada bagian C ini terdapat variasi tema. Variasi itu terletak
pada teknik permainan violin yang menggunakan teknik fageolet
yaitu teknik harmonik pada violin yang menghasilakn suara seperti
suara tiupan instrumen flute. Bagian variasi ini menggunakan
tempo yang berbeda dari sebelumnya yaitu Meno, quasi lento.
Notasi 55. Birama 70 – 72, Teknik Fageolet
Pada bagian variasi ini, seluruh motif yang digunakan
merupakan repetisi dari motif pada birama 54 hingga birama 69.
Perbedaan terdapat pada rentang nada dari pola iringan piano yang
menggunakan kunci “G” pada bass, sehingga menghasilkan tekstur
yang tipis dikarenakan rentang nada pada bass yang semakin
82
tinggi. Pada birama 70, terdapat tanda dinamik pianissimo yang
terus dipertahankan hingga akhir dari bagian variasi ini.
Bagian B’ pada karya ini dimulai dari birama 86 hingga
birama 134. Bagian B’ ini merupakan pengembangan dari bagian B
yang terdapat pada birama 22 hingga birama 53. Pada bagian B’ ini
terbagi menjadi bagian “b’ kecil” yang dimulai dari birama 86
hingga birama 100, dan bagian “a’ kecil” yang dimulai dari birama
102 hingga birama 134. Tonalitas pada bagian B’ ini menggunakan
tangga nada D minor dengan dengan menggunakan teknik sautille
pada permainan violin. Pada bagian ini pola iringan piano kembali
menggunakan gaya polka.
Notasi 56. Birama 86 – 88, Bagian B’
Birama 86 merupakan awal dari frase kalimat antecedens
bagian “b’ kecil” pada bagian B’ yang diawali dengan nada “c1”
dengan tambahan motif embelishment yang berupa
VII7 VII7
Mot
tif Transpo
appogg
hingga
ini ad
dinami
mening
klimak
No
yang
birama
menin
osisi
giatura.Pad
a akhir bagi
dalah akor
ik piano ya
gkat dengan
ks di birama
otasi 57. Biram
Pada biram
berasal dar
a 90, din
ngkat denga
83
da birama
ian “b’ keci
VII7 atau
ang diperta
n crescend
a 89.
ma 90 – 92, M
ma 90 dan
ri motif pa
namika dim
an crescend
ini, tempo
il”. Akor ya
akor C7 i
ahankan hin
do hingga bi
Motif transposi
birama 91
ada birama
mulai dari
do pada bira
allegro vi
ang digunak
inversi III.
ngga biram
irama 88 ya
isi
, terdapat m
86 dan b
piano, k
ama 92. Te
ivace digun
kan pada bi
Terdapat
ma 87, kemu
ang akan me
motif transp
birama 87.
kemudian m
eknik perm
nakan
irama
tanda
udian
enuju
posisi
Pada
mulai
mainan
Repetisi
IV6
tetap m
restez
Notas
bagian
diakhir
No
IV6
menggunak
yang berart
i 58. Birama 9
Birama 93
n “b’ kecil”
ri dengan ak
otasi 59. Biram
I
84
kan teknik s
ti simile ata
93, Akhir fras
3 merupaka
” pada bag
kor I invers
ma 94 – 96, M
I
sautille yan
au sama.
e kalimat ante
an akhir da
gian B’. Fra
i I.
Motif repetisi d
g ditandai d
ecedens
ari frase kal
ase kalimat
an sekuens I
dengan lam
limat antece
t anteceden
Sekuens
I
mbang
edens
ns ini
s
Mo
otif Repetis
bagian
motif
birama
pengem
diguna
Gm6/E
pada b
No
merup
terdap
si
Birama 94
n “b’ kecil”
yang digun
a 95. K
mbangan m
akan pada b
E dan akor
birama 96.
otasi 60. Biram
Pada bir
pakan repet
pat susunan
85
4 merupaka
pada bagia
nakan pada
Kemudian
motif beru
birama 94
r bergerak
ma 97 – 99, M
ama 97,
tisi dari m
nada yang b
an awal dar
an B’. Pada
a melodi uta
pada bira
ubah menj
adalah ako
menjadi ak
Motif repetisi
terdapat m
motif di bira
berurutan s
ri frase kali
a birama ini
ama adalah
ama 95 d
adi sekuen
or IV6 atau
kor I invers
motif repe
ama 96. P
ehingga me
Tangg
imat conseq
i, pengemba
h repetisi hi
an birama
ns. Akor
u akor Gm6
si I yaitu D
etisi. Motif
Pada birama
embentuk ta
ga nada A m
quens
angan
ingga
a 96,
yang
6 dan
Dm/A
f ini
a 98,
angga
mayor
86
nada D minor melodik. Susunan nada itu dimulai dari nada “a1”
sampai nada “a2”.
Kemudian pada birama 99, tangga nada berubah menjadi
tangga nada A mayor dengan maksud pengantar modulasi untuk
perpindahan tangga nada menjadi tangga nada D mayor pada
birama 100. Perubahan tersebut dimulai dari nada “bes2” yang
kemudian terus naik menuju ke nada “cis3” namun nada “bes2”
pada ketukan ke empat berubah menjadi nada “b2”. Pada birama
ini terdapat perubahan tempo menjadi rall yang akan menuju
klimaksnya pada birama 100.
Notasi 61. Birama 100, Akhir frase kalimat consequens
Birama 100 merupakan akhir dari frase kalimat consequens
bagian “b’ kecil” pada bagian B’. Pada birama ini, terjadi
I I
Introd
I
duksi
I
pening
tonalit
forte y
introdu
tonalit
“b’ ke
bagian
birama
bagian
pengem
terdap
ini ad
I
gkatan tem
tas menjadi
yang merupa
Bagian “a
uksi seban
tas menjadi
cil’ yaitu pa
Notasi 6
Pada biar
n “a’ kecil”
a ini adalah
Birama 10
n “a’ kecil”
mbangan d
pat pada bir
dalah tonal
I
87
mpo menja
i D mayor y
akan klimak
a’ kecil” d
yak satu b
i D mayor
ada birama
62. Birama 10
rama 101,
” pada bagia
akor I atau
02 merupak
pada bagian
dari motif b
ama 22 hin
litas yang
I
adi allegre
yang juga b
ks dari biram
dalam bagia
birama pad
sudah dimu
100.
01 – 104
terdapat in
an B” ini. A
u akor D inv
kan awal da
n B’. Motif
bagian “a k
ngga birama
digunakan
etto. Terda
bersamaan
ma 99.
an B’ ini
da birama
ulai sejak a
ntroduksi y
Akor yang
versi I.
ari frase kal
f pada biram
kecil” pada
a 37. Perbe
n adalah D
apat perub
dengan din
dimulai de
101. Perub
akhir dari b
yang meng
digunakan
limat antece
ma ini merup
bagian B
daan pada
D mayor
bahan
namik
engan
bahan
agian
awali
pada
edens
pakan
yang
motif
yang
88
sebelumnya menggunakan tonalitas D minor melodik. Terdapat
dinamik fortissimo yang terus dipertahankan hingga birama 105.
Akor yang digunakan pada birama ini adalah akor I atau akor D
inversi I yang ditahan hingga birama 107.
Notasi 63. Birama 106 – 108, Motif repetisi
Pada birama 106, terdapat motif repetisi pada melodi
utama. Motif ini dipertahankan hingga birama 107. Teknik yang
digunakan dalam melodi adalah sautille atau teknik mempercepat
gesekan bow pada senar sehingga menimbulkan efek memantul
secara cepat dan terkesan lincah dan ringan. Akor yang digunakan
dalam motif ini adalah akor I yaitu akor D inversi I. Style iringan
polka pada piano tetap dipertahankan pada motif ini. Terdapat
tanda dinamik crescendo yang menghubungkan dinamik piano dan
forte yang terdapat pada birama 108.
Motif Repetisi
I I I I
IV
V6
Notasi 6
bagian
birama
Notasi 65
Repetisi
IV6
64. Birama 10
Birama 10
n “a’ kecil”
a ini adalah
5. Birama 110
IVM7
IV6
89
09, Akhir frase
09 merupak
” pada bag
akor IVM7
0 – 112, Motif
IVM7
I
e kalimat ante
kan akhir da
gian B’. Ak
7 atau akor G
f repetisi dan s
V6
ecedens
ari frase kal
kor yang d
GM7 invers
sekuens
I
limat antece
digunakan d
si I.
Seku
edens
dalam
uens
I
Seku
I
uens
I
bagian
motif
birama
pengem
diguna
G6 da
birama
yang
pada b
birama
yaitu a
IIM at
IIM
Birama 11
n “a’ kecil”
yang digun
a 111. K
mbangan m
akan pada b
an akor ber
a 112.
Notasi 66. B
Pada bira
digunakan
birama 114
a 115. Ako
akor D inve
tau akor E in
M II
90
10 merupak
pada bagia
nakan pada
Kemudian
motif beru
birama 110
rgerak men
Birama 113 –
ma 113 da
pada melo
4, terdapat
r yang digu
ersi I. Kem
nversi I dan
IM
kan awal da
an B’. Pada
a melodi uta
pada biram
ubah menj
adalah ako
njadi akor I
116, Motif sek
an birama
odi utama a
pengemban
unakan pada
mudian pada
n II.
Re
IIM
ari frase kali
a birama ini
ama adalah
ma 111 da
adi sekuen
or IV6 atau
I inversi I
kuens dan rep
114, penge
adalah seku
ngan motif
a birama 1
a birama 11
epetisi
IIM
imat conseq
i, pengemba
h repetisi hi
an birama
ns. Akor
u akor G6/E
yaitu D/A
petisi
embangan
uens. Kemu
f repetisi hi
13 adalah a
14, terdapat
quens
angan
ingga
112,
yang
E dan
pada
motif
udian
ingga
akor I
t akor
M
Motif Repet
I
dinam
Nota
birama
Yang
yang s
mempe
diguna
tisi
I
Pada biram
mik forte pad
asi 67. Birama
Pada bira
a 129 merup
membedaka
semakin m
ertahankan
akan pada b
91
ma 113 terd
da birama 1
a 118 – 120, M
ama 118, s
pakan repet
an dalam m
meningkat y
dinamik f
irama 118 a
I
dapat dinam
16.
Motif repetisi
eluruh mot
isi dari bira
motif dibira
yang ditand
forte hingg
adalah akor
I
mik crescen
tif yang di
ama 102 hin
ama 118 in
dai dengan
a birama 1
I atau akor
do yang me
igunakan hi
ngga birama
ni adalam te
piu presto
125. Akor
r D inversi I
enuju
ingga
a 113.
empo
o dan
yang
II.
92
Notasi 68. Birama 126 – 128, Motif repetisi dan sekuens.
Pada birama 126 terdapat motif repetisi hingga birama 127.
Pada birama ini terdapat perubahan tempo menjadi molto piu vivo
yang dipertahankan hingga akhir bagian B’ ini. Terdapat dinamik
piano dan terus meningkat dengan crescendo dan berakhir pada
birama 133 dan birama 134. Akor yang digunakan pada birama 126
dan 127 adalah akor IV6 atau akor G6 inversi I.
Pada birama 128 terdapat motif sekuens yang dimulai dari
birama 127. Akor yang digunakan pada birama ini adalah akor I
atau akor D inversi II.
Repetisi Sekuens
IV6 IV6 IV6 IV6 I I
Mo
otif Repetis I
yang d
dimaks
violin.
D inve
mening
si Notasi 69. B
Pada bira
dimulai dar
sud untuk m
Akor yang
ersi I. Pada
gkat hingga
I
93
Birama 129 – 1
ama 129, te
ri birama 1
memperlam
g digunakan
a birama in
a menjadi fo
130, Motif rep
erdapat pen
28. Terdap
mbat dan me
n pada biram
ni, terdapat
ortissimo pa
petisi.
ngembangan
pat simbol s
emperlebar
ma ini adalah
dinamik p
ada birama 1
n motif re
stringendo
gerak bow
h ako I atau
piano yang
133.
petisi
yang
pada
u akor
terus
I Notasi
utama.
ini terk
dinami
yang d
birama
pada k
untuk m
bersam
birama
i 70. Birama 1
Pada biram
. Hal ini di
kesan tebal
ik fortissim
digunakan p
a ini juga t
ketukan 2.
menuju bag
Pada biram
maan dengan
a 134 ini ad
94
133 – 134, Ak
ma 133, ter
imaksudkan
karena tekn
o yang mer
pada birama
terdapat tan
Hal ini dim
gian akhir p
ma 134, m
n dinamik f
alah akor I
khir bagian B’
rdapat tekn
n agar tekstu
nik tersebut
rupakan klim
a ini adalah
nda fermata
maksudkan
ada karya in
melodi utam
fortissimo.
atau akor D
nik doublest
ur pada bag
t bersamaan
maks dari b
h akor V at
a pada tand
agar memb
ni.
ma berakhir
Akor yang
D.
I
top pada m
gian akhir k
n dengan ad
birama 129.
au akor A.
da diam 1 k
beri kesan
pada nada
digunakan
melodi
karya
danya
Akor
Pada
ketuk
nafas
“d1”
pada
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa czardas karya Vittorio Monti ini terdiri
dari 134 birama dan memiliki bentuk lagu 4 bagian yang terdiri dariA – B – C –
B’.
Karya ini diawali dengan introduksi sebanyak 4 birama dengan tangga
nada D minor dan menggunakan tempo Largo serta menggunakan birama 2/4.
Kemudian saat masuk pada bagian A, birama berubah menjadi 4/4, kemudian
tempo menjadi AllegrettoVivace pada bagian B. Pada bagian C, muncul tema baru
yang ditandai dengan perpindahan tonalitas ke D mayor dengan perubahan tempo
menjadi kembali lambat menjadi molto meno dan meno, quasi lento. Karya ini
diakhiri dengan tonalitas D mayor dengan tempo Allegrovivace pada bagian B’.
Banyak terdapat embelishment dan ornamentasi yang menghiasi seluruh
melodi utama pada karya ini, dikarenakan ini merupakan ciri khas dari musik
gipsi yang lebih sering memainkan variasi pada melodi utama. Kesan tebal dan
dramatis muncul pada bagian introduksi dan bagian A ketika seluruh motif pada
bagian ini dimainkan dengan satu senar atau satu dawai yaitu di senar “G” yang
bersamaan dengan tempo Largo. Pada bagian A, seleruh motif dimainkan dengan
portamento sehingga menimbulkan kesan pemain bebas berekspresi dalam
96
bermain. Namun kesan ringan dan lincah muncul pada saat bagian B dan B’
ketika seluruh motif pada bagian ini dimainkan dengan teknik sautille. Kesan
megah dan tebal dimunculkan pada bagian C saat pemain menggunakan teknik
doublestop pada seluruh motif di bagian ini. Tidak hanya itu, pada bagian C ini
juga terdapat variasi tema dengan membuat tekstur menjadi sangat tipis yaitu
dengan cara menggunakan teknik fageolet atau teknik harmonik pada violin yang
memberi efek tiupan instrumen flute.
Pada karya ini pemain violin diharuskan untuk bisa menguasai beberapa
teknik khususnya teknik Sautille, Sul G, dan fageolet. Pemain violin juga dituntut
untuk bisa memainkan karya ini dengan memperhatikan permainan gaya Gipsi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dijelaskan pada uraiannya
sebelumnya, maka disarankan sebagai berikut:
1. Untuk penulis agar lebih sering memainkan serta menambah wawasan
tentang karya – karya musik Gipsi.
2. Untuk mahasiswa ataupun pecinta musik agar lebih dahulu menganalisis
sebuah karya sebelum memainkannya untuk memudahkan dalam
berinterpretasi.
3. Kepada masyarakat luas agar mengetahui tentang karya – karya komposisi
violin Gipsi.
97
GLOSARIUM
Acciaccatura : Nada hiasan pendek, berbunyi seperti orang pincang yang
sedang berjalan. (Prier, 2009 : 6).
Akor : Kumpulan nada yang dibunyikan bersamaan. (Prier, 2009:
7).
Appogiatura : Nada hiasan/ awalan panjang yang menggeser nada pokok
kebelakang. (Prier, 2009 :11)
Arpeggio : Teknik permainan musik dimana nada-nada dibunyikan
tidak serentak tetapi sata per satu dengan tempo cepat,
seperti pada harpa. (Prier,2009 : 11)
Contrary Motion :Motif bergerak berlawanan
Dramatis : Merupakan kesan yang memiliki kekuatan besar dan
kontras dalam hal dinamika karena suara yang dikeluarkan
sangat kuat
Deletion :Pengurangan nilai motif(Stein, 1979: 4-25)
Embellishment : Penambahan nilai motif(Stein, 1979: 4-25)
Fageolet : Teknik harmonik pada violin yang memberi efek tiupan
instrumen flute.
Intervallic Contraction: Pengecilan interval(Stein, 1979: 4-25)
Intervallic Expansion : Permbesaran interval nada(Stein, 1979: 4-25)
Introduksi : Istilah untuk bagian awalan pada sebuah karya musik.
(Prier, 2009 : 75)
98
Motif : Bagian terkecil dari suatu kontruksi musik. terdiri dari
sedikitnya satu karakteristik ritmik dan satu karakteristik
interval. Terminologi motif kadang disamakan dengan
istilah figur.(Stein, 1979: 4-25)
Musik Programma : Istilah dari musik yang diciptakan oleh seorang komponis
dimana selain not, komponis juga mencantumkan pula
suatu keterangan tambahan (dalam judul, sub judul, atau
komentar khusus) tentang isi musikal dari komponis
tersebut.(Prier, 2011: 169)
Pedal point : Berupa penahanan not pada harmoni yang mengalami
pergerakkan. Secara umum, teknik ini diaplikasikan pada
not bass baik secara tonik ataupun dominan. Digunakan
untuk memunculkan tensi dan ketertarikan baru pada
harmoni.(Rawlins, 2004 :132)
Ritardando : Istilah untuk pembawaan tempo yang berangsur-angsur
lambat
Repetition :Pengulangan motif dan nada (Schoenberg,1979:4 – 25 )
Retrograde : Pembalikan motif dari belakang ke depan.
Restez : Sama.
Sautille : Teknik Spiccato yang dipercepat.
Sekuens : Istilah dalam bentuk musik untuk pengulangan motif lagu
dalam tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah
99
Sinkup : Istilah untuk pemberian tekanan berat pada bagian ringan
dalam suatu birama. dengan demikian, aksen bergeser dari
tempat yang semestinya (Prier, 2009: 201)
Superimpose : (Extended chord, polychord, extension), penambahan not
pada akor (7th, 9th, 11th, 13th), yang dapat menambah
kualitas dan disonan tanpa merubah fungsi akor tersebut.
(Rawlins, 2004 :132).
SulG : Senar / dawai “G” pada violin, dimaksudkan untuk
memainkan seluruh nada hanya di senar / dawai “G” saja.
Spiccato : Teknik pantulan bow pada senar / dawai violin.
Triad : Susunan akor dalam interval yang berjarak tiga serta
interval yang berjarak lima nada.
100
DAFTAR PUSTAKA
Blatter, Alfred. Instrumentation and orchestration. (USA:Schirmer-thomson learning). 1997
Burton, Kim. World Music The Rough Guide. London: Rough Guides Ltd. 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. 1998. Fitria, Yunike Juniarti. Analisis Bentuk Dan Struktur Lagu Playful Duet. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Herdiati, Dian. Teori Musik I. Jakarta; Universitas Negeri Jakarta. 2004. Herfurth, D.Paul. A Tune A Day For Violin. Boston Music Company Honegger, M. Dan Massenkeil, G. Das Grosse Lexikon Der Musik. Germany: Freinburg Graphische Betriebe. 1987 Ishak, Djanuar. Mode Musik. Jakarta: Djanuar Ishak. 2006. Loverlock, William. First Year Harmony. Norwich, Englan: William Elklin
Music Services Mack, Dieter. Sejarah Musik Jilid 4. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2007 Piotrowska, Anna. Gypsy Music in European Culture: From the Late Eighteenth to the Early Twentieth Century. Lebanon: Northeastern University Press, 2013. Prier, Karl-Edmund. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 1996. ---. Ilmu Harmoni. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2006 ---. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. 2011. Sarjono, Asmowati. Pengantar Studi Estetika. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
101
Schoenberg, Arnold. Fundamentals of Musical Composition. London: Faber and Faber. 1967. Scholes, Percy A. The Oxford Companion to Music. New York: Oxford University Press. 1970. Stein, Leon. Structure and Style. New Jersey: Summy-bichard music. 1979 Tridjata S, Caecila. Dasar-Dasar Estetika. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2005. http://id.wikipedia.org/wiki/Gypsy_music
http://id.wikipedia.org/wiki/Violin_Family
http://id.wikipedia.org/wiki/Monti
http://id.wikipedia.org/wiki/Czardas
102
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
Berikut ini adalah pedoman wawancara yang akan menjadi pertanyaan
untuk narasumber :
‐ Apa itu Czardas ?
‐ Apa keunikan dari karya ini?
‐ Bagaimana bentuk dan struktur Czardas?
‐ Apa saja teknik permainan violin yang ada pada Czardas?
‐ Siapa itu Vittorio Monti?
103
LAMPIRAN II
WAWANCARA DENGAN PAKAR
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 27 Mei 2014, pukul 12.00, di BSD
City, Tanggerang selatan, tepatnya dikediaman narasumber yaitu Alvin Witarsa
yang merupakan seorang pemain violin dan orkestrator. Berikut ini adalah
pertanyaan yang disampaikan oleh penulis beserta jawaban dari narasumber :
Penulis Narasumber
Selamat siang mas Alvin.. Sekarang ini
saya sedang mengerjakan skripsi yang
membahas tentang czardas karyaVittorio
Monti.. Kira-kira apakah mas Alvin
bersedia membantu saya..?
Oiya mas.. pasti saya bersedia.. lalu, apa
nih yang bisa saya bantu? Memang mas
Alex mau meneliti czardas ini dari segi
apa nih?
Begini mas, karena skripsi saya akan
membahas tentang bentuk dan struktur
czardas, Nah kalau menurut mas Alvin
czardas itu apa? Lalu, bagaimana
bentuknya menurut mas Alvin?
Okee.. setahu saya, czardas inikan salah
satu musik tarian untuk bangsa Gipsi,,
dan kalau dari segi bentuk, sebenarnya ya
tidak ada pakemnya harus seperti apa…
karena pada dasarnya orang bikin lagu
atau karya itukan tidak pakai rumus,,
misalnya ini lagunya harus gini lho!
Atau, itu bikinnya salah yang bener bikin
104
nadanya tuh gini!
Iyakan?? Jadi memang pada dasarnya
kalau membuat suatu karya itu ya tidak
ada pakemnya.. bahkan sebuah sonata
pun itu juga banyak yang tidak sesuai
dengan pola bentuk atau pakem yang
diteorikan.. gituu.. naah.. kalau czardas
itu sendiri yang saya tahu hanya terdiri
dari 2 bagian.. bagian lambat sama cepat..
tapi kembali lagi ke masalah tadi..
apalagi inikan musik dari bangsa gipsi,
jadi pastinya kemungkinan besar untuk
keluar dari pakem itu pasti ada.. karena
mereka itukan hidupnya memang
berpindah-pindah dan selalu dipengaruhi
budaya lain toh.. gituu..
Lalu kalau keunikan atau yang
membedakan dari Czardas ini menurut
mas Alvin apa?
Sebenarnya kalau keunikan itu ngga ada
ya menurut saya.. paling ya itu, kalau
sebenarnya lagu ini tuh memang tidak
ada pakemnya yang jelas.. karena
sebenarnya lagu ini memang tidak
termasuk dalam kumpulan lagu-lagu
klasik ya.. jadi lagu ini memang hanya
105
sekedar encore atau kayak semacam lagu
hiburan gitulah..
Dari segi teknik, menurut mas Alvin apa
saja sih teknik yang digunakan dalam
karya ini?
Oke kalau teknik itu, ya hanya 2 koq..
yang pertama itu sautille, lalu fageolet..
sudah hanya itu saja.. nah lalu, sautille itu
sendiri adalah fast spiccato jadi cara
mainkannya tuh kamu hanya tinggal
percepat gerak bow saja.. beda ya dengan
spiccato.. kalo spicato itu justru malah
kamu harus mantulkan bow itu jd
suaranya ga secepat sautille... kalo
fageolet itu bisa dibilang itu harmonik.
Cuman aku ga setuju sama istilah
harmonik itu yaa.. karena harmonik itu
sendiri bukan untuk terminologi
instrumen string. Harmonik itu untuk
gitar yaa, kamu jangan salah lhoo.. nah
kalo fageolet itu caranya ya misalkan jari
1 kamu nekan senar nah jari 4 kamu
hanya tinggal di sentuh aja sama senar,,
jd nanti seakan-akan suaranya kayak
suara flute gitu lhoo.. nah, nanti itu akan
ada hubungan nya sama istilah harmonic
106
series..
Lalu menurut mas Alvin kesulitan dari
teknik itu apa mas?
Ya kalo menurut aku sih itu sebenarnya
teknik standar koq.. dan semua orang bisa
buat belajar, jadi kalo kesulitan itu ya
tergantung bagaimana orang itu
latiannya.. tapi kalo teknik itu dijelaskan
saya rasa ga akan bisa mas, karena
menurut saya musik inikan ilmu terapan
jadi kalo mau dijelaskan teknik ya
gimana caranya coba? Sama aja kayak
kita main tenis trus suruh menjelaskan
cara mukul bolanya.. atau kita makan
suruh jelaskan cara makan yang baik dan
benar. Ya kalo cara makan yang benar ya
intinya masukan makanan ke mulut toh,
udah.. selesaikan? Hehe.. jd ya intinya
kalo menurut saya menjelaskan teknik itu
ya ga akan bisa kalau tidak dilihat sendiri
dan dilatih atau dipraktekan sendiri..
gituu..
Sekarang mengenai Vittorio monti mas,
apa sih yang mas tahu tentang Monti ini?
Ya yang aku tahu tentang Monti ini, jadi
dia ini seorang pemain violin, mandolin
sama konduktor juga.. nah lalu dia mulai
107
buat komposisi, karena pada jaman itu
banyak player yang mulai bikin
komposisi dan ga cuma main saja,,
Oke terima kasih ya mas Alvin sudah
mau membantu saya
Waahhh dengan senang hati, kalau ada
yang kurang bilang saja mas Alex.. pasti
saya bantu.. Semoga cepat selesai
skripsinya yaa.
108
LAMPIRAN III
WAWANCARA PRAKTISI
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2014, pukul 10.00 di Jakarta
Conservatory of Music di Cipete Jakarta Selatan, dengan Yasmina yang
merupakan seorang praktisi dan pengajar violin. Berikut ini adalah pertanyaan
yang disampaikan oleh penulis beserta jawaban dari narasumber :
Penulis Narasumber
Selamat pagi mbak Yasmina.. Sekarang
ini saya sedang mengerjakan skripsi yang
membahas tentang czardas karyaVittorio
Monti.. Kira-kira apakah mbak Yasmina
bersedia membantu saya..?
Okee boleh.. terus, apa nih yang bisa saya
bantu? Memang apa yang mau diteliti
tentang czardas ini?
Begini mbak, karena skripsi saya akan
membahas tentang bentuk, struktur dan
juga teknik dari czardas, Nah kalau
menurut mbak Yasmina czardas itu apa?
Lalu, bagaimana bentuknya menurut
mbak Yasmina?
Okee.. jadi gini ya, czardas itu adalah
musik dari bangsa gipsi, lebih tepatnya
hungarian gipsi, trus kalau dari bentuk
sebenarnya tuh lagu ini hanya 2 bentuk
koq.. yang pertama itu biasanya dia
lambat dulu. Habis itu masuk ke bagian
cepatnya. Tapi.. itu semua memang
bukan suatu pakem yaa, karena
109
czardasnya si Monti ini kayaknya
memang bukan 2 bagian gitu..
Lalu kalau keunikan atau yang
membedakan dari Czardas ini menurut
mbak Yasmina apa?
Sebenarnya kalau keunikan itu ngga ada
ya menurut saya.. paling ya itu, kalau
sebenarnya lagu ini tuh memang tidak
ada pakemnya yang jelas.. karena
sebenarnya lagu ini memang tidak
termasuk dalam kumpulan lagu-lagu
klasik ya.. jadi lagu ini memang hanya
sekedar lagu hiburan gitulah..
Dari segi teknik, menurut mbak Yasmina
apa saja sih teknik yang digunakan dalam
karya ini?
Oke kalau teknik itu, ya hanya 2 koq..
yang pertama itu sautille, lalu fageolet..
sudah hanya itu saja..
Sekarang mengenai Vittorio monti mbak,
apa sih yang mbak tahu tentang Monti
ini?
Oke yang aku tahu dia ini yang Jelas
komposer kebangsaan Italia, dia juga
pemain violin, mandolin trus juga
conductor juga, tapi kalau kamu mau
lebih lengkapnya kamu coba cari refrensi
di pusat kebudayaan Itali ya coba..
Oke terima kasih ya mbak Yasmina
sudah mau membantu saya
Oke deeh.. sama-sama.. nanti pokoknya
kalau ada yang kurang bilang aja yaa..