analisa gangguan
DESCRIPTION
analisa gangguanTRANSCRIPT
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada meter elektronik,dikenal adanya kondisi normal dan kondisi
abnormal. Kondisi normal merupakan kondisi dimana meter elektronik dalam
keadaan standar/baik.Sedangkan kondisi abnormal kebalikannya, artinya meter
elektronik sedang mengalami gangguan dalam pengoperasiannya.
Kondisi normal meter elektronik sebagai berikut :
a. Tegangan terukur sesuai spesifikasi
b. Beban di pelanggan bersifat induktif
c. Daya berada pada kuadran I
d. Daya aktif bernilai positif
e. Daya reaktif bernilai positif
f. Urutan fasa 1-2-3 atau R-S-T
g. Arus untuk ketiga fasa relatif seimbang
Kondisi normal dan abnormal meter elektronik dapat dipantau dan
dideteksi oleh sistem AMR pada Control Center. Karena pada control center
terdapat fitur analisa data yang dinamakan DLPD. DLPD ini singkatan dari Data
Langganan yang Perlu Diperhatikan. DLPD ini dapat menampilkan parameter
meter elektronik yang mengalami masalah/ gangguan.
Parameter DLPD AMR ialah sebagai berikut :
a. Tegangan Lebih
b. Tegangan Terlalu Rendah
c. Arus Tidak Seimbang
d. Arus Berlebih
46
Politeknik Negeri Sriwijaya
47
4.1 Analisis DLPD Automatic Meter Reading
Analisis DLPD ini diperlukan untuk memudahkan peng-identifikasian
gangguan yang terjadi.
4.1.1 Analisis Tegangan Lebih
Tabel 4.1 Data Tegangan Terlalu Tinggi
No. Date Time V A %Phasa
RPhasa
SPhasa
TPhasa
RPhasa
SPhasa
T1 Tue Jan 3,
2012 10:30:00251.728 253.660 254.673 2.567 2.367 2.452 110.7
2 Tue Jan 3,2012 12:00:00
251.566 253.352 253.229 2.677 2.385 2.446 110.0
3 Fri Jan 6,2012 12:30:00
251.532 253.210 254.392 2.656 2.362 2.421 110.6
4 Fri Jan 6,2012 13:00:00
251.420 252.442 253.529 2.439 2.470 2.350 110.2
5 Fri Jan 6,2012 13:30:00
250.037 252.119 253.190 2.294 2.286 2.319 110.1
Penyebab :
1. Tegangan naik (pada sebagian fasa)
Tegangan lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem
tenaga listrik lebih besar dari yang seharusnya gangguan tegangan lebih dapat
terjadi karena kondisi eksternal dan internal pada sistem berikut ini :
1. Kondisi Internal
Hal ini terjadi karena osilasi akibat perubahan yang mendadak dari kondisi
rangkaian atau karena resonansi. Misalnya operasi hubung pada saluran
tanpa beban, perubahan beban yang mendadak, operasi pelepasan pemutus
tenaga yang mendadak akibat hubungan singkat pada jaringan, kegagalan
isolasi dan sebagainya. Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama
disebabkan oleh putaran akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor
pada generator mengatur kecepatan putaran agar putarannya tetap normal. Namun
rentang waktu yang diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu terjadi
Politeknik Negeri Sriwijaya
48
tegangan lebih yang sangat membahayakan piranti–piranti kelistrikan lainnya.
Tegangan lebih ini akan merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas
yang berlebihan.
2. Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal akibat adanya sambaran petir. Petir terjadi Disebabkan oleh
terkumpulnya muatan listrik, yang mengakibatkan bertemunya muatan positif
dan negatif. Pertemuan ini berakibat terjadinya beda tegangan antara awan
bermuatan positif atau negatif dengan tanah.
Gambar 4.1 Grafik Tegangan per fasa pada tegangan lebih
Dari data dan grafik dapat dilihat bahwa tegangan pada fasa T dan sebagian fasa S
terlalu tinggi. Batas Tegangan normalnya 110% dari 230 V( tegangan untuk meter
dengan meter TM) yaitu 253 V. Ini dapat dilihat pada data tegangan di fasa T
dari sebagian fasa S yaitu > 253 V. Dan ini dapat dibuktikan dengan menghitung
persen dari data. Tegangan di fasa T pada tanggal 03 Januari 2012 adalah 254,673
V. Dan tegangan untuk meter dengan meter TM (Tegangan Menengah) yaitu 230
V. Sehingga di dapat :
254,673
230 x 100 % = 110,7 %
Politeknik Negeri Sriwijaya
49
Hasil ini telah menunjukkan bahwa tegangan di fasa T terlalu tinggi yaitu >110%
yaitu 110,7%
4.1.2 Analisis Tegangan Terlalu Rendah
Tabel 4.2 Data Tegangan Terlalu Rendah
Date Time V A %Phasa
RPhasa
SPhasa
TPhasa
RPhasa
SPhasa
T1 Mon Nov 14, 2011
23:15:0057.321 56.437 33.727 0.176 0.197 0.067 58.6
2 Mon Nov 14, 201100:30:00
57.425 56.290 33.267 0.143 0.189 0.078 57.6
3 Mon Nov 14, 201100:45:00
57.556 56.228 34.578 0.193 0.249 0.146 59.9
4 Mon Nov 14, 201101:15:00
57.929 56.249 34.232 0.159 0.271 0.241 59.3
5 Mon Nov 14, 201101:30:00
57.127 56.362 34.234 0.148 0.269 0.263 59.3
Penyebab :
1. Tegangan turun (pada sebagian fasa)
Tegangan turun bisa dikarenakan arus hubung singkat yang terjadi pada
jaringan.
2. Tegangan hilang (pada sebagian fasa)
Pada sebagian fasa tegangan hilang atau tidak terbaca dikarenakan koneksi
pengawatan tidak sempurna, sehingga harus diperiksa kembali koneksi
pengawatan pada meter elektronik pelanggan.
Politeknik Negeri Sriwijaya
50
Gambar 4.2 Grafik Tegangan Per Fasa Pada Tegangan Terlalu Rendah
Dari data dan grafik dapat dilihat bahwa tegangan pada fasa T terlalu rendah.
Batas Tegangan normalnya 70% dari 57,7 V ( tegangan untuk meter dengan meter
TR) yaitu 40,39 V. Ini dapat dilihat pada data tegangan di fasa T yaitu < 40,39 V.
Dan ini dapat dibuktikan dengan menghitung persen dari data. Sebagai contoh :
tegangan di fasa T pada tanggal 14 November 2011 pada jam 00:30:00 adalah
sebesar 33.267 V. Dan tegangan untuk meter dengan meter TR (Tegangan
Rendah) yaitu 57,7 V. Sehingga didapat :
33.26757,7 x 100% = 57,6 %
Hasil ini telah menunjukkan bahwasanya tegangan di fasa T terlalu rendah yaitu
< 70 % yaitu sebesar 58,6%.
Politeknik Negeri Sriwijaya
51
4.1.3 Analisis Arus Tidak Seimbang
V A
No. Date time Phasa R PhasaS PhasaT
PhasaR
PhasaS
PhasaT
%
1 Fri Mar 16,2012, 16:00:00
214.489 203.212 267.710 0.000 0.623 0.000 PhaseCurrent = 0
2 Fri Mar 16,2012, 16:30:00
213.335 198.231 276.752 0.000 0.667 0.000 PhaseCurrent = 0
3 Fri Mar 16,2012, 17:30:00
216.329 198.763 197.432 0.000 0.843 0.000 PhaseCurrent = 0
4 Sat Mar 17,2012, 20:15:00
218.027 196.677 199.896 0.000 0.783 0.000 PhaseCurrent = 0
5 Sat Mar 17,2012, 20:30:00
217.126 195.467 204.546 0.000 0.686 0.000 PhaseCurrent = 0
Penyebab :
1. Beban pelanggan tidak seimbang
Arus tidak seimbang atau arus di sebagian fase bernilai nol, ini disebabkan dari
adanya gangguan ketidakseimbangan beban di generator, biasanya disebabkan
adanya kebocoran atau hubungsingkat penghantar ketanah atau antar
penghantar. Gangguan ini menyebabkan adanya arus negatif yang mengalir pada
penghantar bernilai nol. Pada keadaan demikian generator harus segera di
amankan agar kerusakan dapat dihindari.
2. Koneksi pengawatan arus tidak sempurna
Apabila ini terjadi maka harus memperbaiki koneksi pengawatan arus pada meter
elektronik.
Politeknik Negeri Sriwijaya
52
4.1.4 Analisis Arus Berlebih
No. Date Time V A %Phasa
RPhasa
SPhasa
TPhasa
RPhasa
SPhasa
T1 Tue Feb 24, 2012
04:00:00222.442 223.457 226.473 5.393 6.252 6.001 125.0
2 Tue Feb 24, 201204:30:00
221.332 223.563 226.239 5.840 6.241 5.911 124.8
3 Tue Feb 24, 201205:00:00
221.390 222.683 226.298 5.762 6.341 6.031 126.8
4 Tue Feb 24, 201205:30:00
220.787 221.642 229.321 6.324 6.352 6.212 127.0
5 Tue Feb 24, 201206:00:00
220.93 220.728 223.342 6.039 6.374 6.234 127.4
Penyebab :
1. Beban pelanggan melebihi batas
2. Kondisi short circuit di pelanggan
Gangguan arus berlebih seringkali terjadi akibat adanya hubung singkat
atau beban lebih. Hubung singkat merupakan terjadinya hubungan penghantar
bertegangan atau penghantar tidak bertegangan secara langsung tidak melalui
media (resistor/beban) yang semestinya sehingga terjadi aliran arus yang
tidak normal (sangat besar). Hubung singkat merupakan jenis gangguan yang
sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada saluran udara 3 fasa. Arus
hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan,sehingga
untuk mengamankan peralatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka
hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu diputuskan dengan
peralatan pemutus tenaga atau circuit breaker (CB).
Akibat dari Arus lebih ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebihan
sehingga bisa menimbulkan kerusakan pada isolasi.
Politeknik Negeri Sriwijaya
53
Gambar 4.3 Grafik Arus Per Fasa Pada Arus Berlebih
Dari data dan grafik dapat dilihat bahwa Arus pada fasa S dan T terlalu tinggi.
Batas arus normalnya 120% dari 5A yaitu 6 A. Ini dapat dilihat pada data arus di
fasa S dan sebagian fasa T yaitu > 6 A. Dan ini dapat dibuktikan dengan
menghitung persen dari data. Sebagai contoh : arus di fasa S pada tanggal 24
Februari 2012 adalah 6,374 A. Dan arus normalnya yaitu 5 A.
Sehingga didapat :
6,3745 x 100% = 127,4
Hasil ini telah menunjukkan bahwasanya besar arus di fasa S terlalu tinggi yaitu
> 120 % yaitu 127,4 % .
Politeknik Negeri Sriwijaya
54
4.2 Analisis Gangguan dengan Menggunakan Program Matlab
4.2.1 Analisis Tegangan Terlalu Tinggi
Sebelum membuat program matlab untuk menganalisa tegangan terlalu
tinggi,terlebih dahulu kita harus mengetahui data-data yang akan di masukkan.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.%Grafik Perbandingan Tegangan Lebih
x=[1;2;3;4;5];
y1=[251.728;251.566;251.532;251.420;250.037];
y2=[253.660;253.352;253.210;252.442;252.119];
y3=[254.673;253.229;254.392;253.529;253.190];
plot (x,y1,x,y2,x,y3);
title ('Grafik Perbandingan Tegangan Lebih')
xlabel('Banyaknya Gangguan')
ylabel('Tegangan Lebih (V)')
legend('Phasa R','Phasa S','Phasa T')
grid on;
setelah membuat program pada m-file, hasil dapat dilihat pada command
windows.
Politeknik Negeri Sriwijaya
55
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5250
250.5
251
251.5
252
252.5
253
253.5
254
254.5
255Grafik Perbandingan Tegangan Lebih
Banyaknya Gangguan
Tega
ngan
Leb
ih (V
)
Phasa RPhasa SPhasa T
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Tegangan Lebih
Dari grafik diatas dapat kita pilih tegangan tertinggi pada fasa T yaitu sebesar
254,673 V. Batas tegangan normalnya 110% dari 230 V yaitu 253 V. Sehingga
dapat di hitung besarnya persentase tegangan lebih pada fasa T dengan
menggunakan program matlab.
%Perhitungan Persentase Tegangan Lebih Pada Phasa T
Ttinggi=254.673;%Tegangan Tertinggi Pada Phasa T
Vtinggi= 230; %Tegangan Normal
disp ('A. persentase Tegangan Lebih pada Phasa T')
persen1 = (Ttinggi/Vtinggi)*100; %dalam satuan persen
disp(['persen1 = ',num2str(persen1),' %'])
Setelah membuat program perhitungan persentase tegangan lebih pada fasa T,
maka hasilnya seperti dibawah ini :
A. persentase Tegangan Lebih pada Phasa T
persen1 = 110.7274 %
Sehingga persentase pada fasa T tegangan lebihnya adalah 110,7% yang
dimana normalnya 110 %.
Politeknik Negeri Sriwijaya
56
4.2.2 Analisis Tegangan Terlalu Rendah
Sebelum membuat program matlab untuk menganalisa tegangan terlalu
Rendah,terlebih dahulu kita harus mengetahui data-data yang akan di masukkan.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2x=[1;2;3;4;5];
y1=[57.321;57.425;57.556;57.929;57.127];
y2=[56.437;56.290;56.228;56.249;56.362];
y3=[33.727;33.267;34.578;34.232;34.234];
plot (x,y1,x,y2,x,y3);
title ('Grafik Perbandingan Tegangan Terlalu Rendah')
xlabel('Banyaknya Gangguan')
ylabel('Tegangan Terlalu Rendah (V)')
legend('Phasa R','Phasa S','Phasa T')
grid on;
Setelah membuat program pada m-file hasilnya dapat dilihat pada command
windows.
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 530
35
40
45
50
55
60Grafik Perbandingan Tegangan Terlalu Rendah
Banyaknya Gangguan
Tega
ngan
Ter
lalu
Ren
dah
(V)
Phasa RPhasa SPhasa T
,
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Tegangan Terlalu Rendah
Politeknik Negeri Sriwijaya
57
Dari gangguan diatas dapat dilihat tegangan terendah berada pada fasa T
adalah 33.267 V. Batas tegangan normalnya 70% dari 57,7 V (tegangan untuk
meter tegangan rendah). Sehingga dapat dihitung besarnya persentase tegangan
rendah pada fasa T dengan menggunakan matlab.
%Perhitungan Persentase Tegangan Terlalu Rendah Pada Phasa T
TRendah=33.267;%Tegangan Terendah Pada Phasa T
VRendah= 57.7; %Tegangan Normal
disp ('A. persentase Tegangan Terlalu Rendah pada Phasa T')
persen2 = (TRendah/VRendah)*100; %dalam satuan persen
disp(['persen2 = ',num2str(persen2),' %'])
Setelah membuat program perhitungan persentase tegangan rendah pada fasa T,
maka hasilnya seperti dibawah ini :
A. persentase Tegangan Terlalu Rendah pada Phasa T
persen2 = 57.6551 %
Sehingga persentase pada fasa T tegangan rendahnya adalah 57.6551 % yang
dimana normalnya 70%.
4.2.3 Analisis Arus Berlebih
Sebelum membuat program matlab untuk menganalisa arus berlebih,
terlebih dahulu kita harus mengetahui data-data yang akan dimasukkan. Data arus
tidak seimbang dapat dilihat di tabel 4.4x=[1;2;3;4;5];
y1=[5.393;5.840;5.762;6.324;6.039];
y2=[6.252;6.241;6.341;6.352;6.374];
y3=[6.001;5.911;6.031;6.212;6.234];
plot (x,y1,x,y2,x,y3);
title ('Grafik Perbandingan Arus Berlebih')
xlabel('Banyaknya Gangguan')
ylabel('Arus Lebih (V)')
legend('Arus R','Arus S','Arus T')
grid on;
Politeknik Negeri Sriwijaya
58
Setelah membuat program pada m-file, hasilnya dapat dilihat pada
command windows.
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 55.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6Grafik Perbandingan Arus Berlebih
Banyaknya Gangguan
Aru
s Le
bih
(V)
Arus RArus SArus T
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Arus Berlebih
Dari grafik diatas dapat dilihat arus berlebih berada pasa fasa S yaitu
6.374 A. Batas arus normalnya 120% dari 5 A yaitu 6A. Sehingga dapat di hitung
besarnya persentase arus berlebih pada fasa S dengan menggunakan program
matlab.
%Perhitungan Persentase Arus Berlebih Pada Phasa S
Alebih=6.374;%Arus Berlebih Pada Phasa S
Arus= 5; %Arus Normal
disp ('A. persentase Arus Berlebih pada Phasa S')
persen1 = (Alebih/Arus)*100; %dalam satuan persen
disp(['persen1 = ',num2str(persen1),' %'])
Setelah membuat program perhitungan persentase arus berlebih pada fasa
S, maka hasilnya seperti dibawah ini:
A. persentase Arus Berlebih pada Phasa S
persen1 = 127.48 %
Politeknik Negeri Sriwijaya
59
Sehingga persentase pada fasa S arus lebihnya adalah 127,48 % yang
dimana normalnya 120 %.
4.3 Pencegahan Gangguan
Sistem tenaga listrik dapat dikatakan baik apabila dapat mencatu dan
menyalurkan tenaga listrik ke konsumen dengan tingkat keandalan yang tinggi.
Keandalan di sini meliputi kelangsungan, stabilitas, dan harga per KWH yang
terjangkau oleh konsumen. Pemadaman listrik sering kali terjadi akibat
gangguan yang tidak bisa diatasi oleh sistem pengamannya.Keadaan ini akan
sangat mengganggu kelangsungan penyaluran tenaga listrik.Naik turunnya kondisi
tegangan dan catu daya listrik pun bisa merusakkan peralatan listrik. Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis gangguan pada saluran tenaga
listrik yang memang tidak semuanya bisa dihindarkan. Untuk itu perlu dicari cara
upaya pencegahan agar bisa memperkecil kerusakan pada peralatan
listrik,terutama pada manusia akibat adanya gangguan. Pencegahan gangguan
pada sistem tenaga listrik bisa dikategorikan menjadi 2 langkah sebagai berikut :
1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan
Karena gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah hal yang tidak diinginkan
tetapi tidak dapat dihindarkan, maka perlu dilakukan usaha – usaha untuk
memperkecil terjadinya gangguan dengan memperhatikan hasil analisa gangguan
seperti telah diuraikan diatas.
Usaha – usaha untuk memperkecil terjadinya gangguan dapat dilakukan dengan :
a. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan sesuai dengan buku
Instruksi Pemeliharaan.
b. Membuat Rencana Operasi yang mencakup butir a serta juga memperhatikan
agar tidak aka bagian – bagian instalasi yang mengalami beban lebih.
c. Memeriksa alat – alat pengaman (relay – relay) secara periodik dan juga secara
insidentil segera setelah ada laporan yang menyatakan keraguan atas kerjanya
suatu relay.
d. Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan.
Politeknik Negeri Sriwijaya
60
e. Dalam operasi real time mengikuti perkembangan cuaca khususnya yang
menyangkut petir karena penyebab gangguan terbesar adalah gangguan petir.
Jika diketahui bahwa daerah suatu SUTT sedang banyak petir, diusahakan
mengurangi bebannya. Selama ini mungkin dilakukan dengan mengatur
alokasi pembangkitan dalam sistem sehingga apabila SUTT tersebut
mengalami gangguan diharapkan tidak mengalami gangguan kaskade.
f. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi
terhadap sambaran petir.
g. Memasang lighting arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada
peralatan akibat sambaran petir.
h. Mengadakan analisa gerakan untuk menemukan sebab gangguan dengan tujuan
sedapat mungkin mencegah atau mengurangi kemungkinan terulangnya
gangguan yang serupa.
i. Mengembangkan sistem seirama dengan pertumbuhan beban sehingga dapat
dicegah terjadinya beban lebih dalam sistem. Untuk ini diperlukan analisa dan
evaluasi secara terus menerus mengenai perkembangan sistem.
j. Karena salah satu sumber gangguan yang utama adalah kesalahan dalam
montage (pemasangan) peralatan maka perlu adanya pendidikan dan pelatihan
secara terus menerus dengan tujuan agar kesalahan montage peralatan dapat
dihindarkan.
k. Pada SUTM dan SUTR , tanaman juga merupakan sumber gangguan yang
utama karena SUTM dan SUTR tidak mempunyai jalur khusus yang bebas
tanaman. Sehingga perlu adanya pemeliharaan yang intensif agar pada jalurnya
tidak terdapat tanaman yang menyentuh penghantar.
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan antara lain
sebagai berikut :
a. Mengurangi akibat gangguan, misalnya dengan membatasi arus hubung
singkat, caranya dengan menghindari konsentrasi pembangkitan atau dengan
Politeknik Negeri Sriwijaya
61
memakai impedansi pembatas arus, pemasangan tahanan, atau reaktansi untuk
sistem pentanahannya sehingga arus gangguan satu fase terbatas. Pemakaian
peralatan yang tahan atau andal terhadap terjadinya arus hubung singkat.
b.Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai
pengaman lebur atau dengan relay pengaman dan pemutus beban dengan
kapasitas pemutusan yang memadai.
c.Merencanakan bagian agar sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari
sistem tidak akan mengganggu operasi sistem secara keseluruhan atau
penyaluran tenaga listrik ke konsumen tidak terganggu.
d.Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan , yaitu dengan
memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan
generator yang memadai.
e.Membuat data/pengamatan gangguan yang sistematis dan efektif,misalnya
dengan menggunakan alat pencabut gangguan untuk mengambil langkah-
langkah pencegahan lebih lanjut.