analisa hubungan mekanisme corporate governance dengan
TRANSCRIPT
Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governance Dengan Corporate
Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Publik yang Mengeluarkan
Sustainability Report di BEI Periode 2008- 2011
GAYATRI ARINA LESTARI Departemen Ilmu Administrasi, FISIP Universitas Indonesia
This research aims to analyze the Corporate Governance Mechanisms that influencing the disclosure of corporate social responsibility (CSR) in Public Firms that listed in Indonesia Stock Exchange, which published CSR-Report on 2008 – 2011. Corporate Governance Mechanisms characteristics that was applied in this research are Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence, Audit Committee size, Managerial ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio.This Research used quantitative approach and Multiple Linear Regression Method. This Research analyze annul report and sustainability report of the firms. The population in this research are all of Indonesian firms listed in Indonesian Stock Exchanges (IDX) 2008. Total sample in this research are 30 firms that selected with purposive sampling. Data analyzed with normal distribution test , panel data test and examination of hypothesis with multiple linear regression method.Result of this research indicates that Concentrated ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio had a significant effect and positive relation to CSR disclosure in Indonesia. And also, Institutional ownership and leverage had insignificant effect and negative relation to CSR-disclosure. Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence and Managerial ownership has insignificant effect and positive relation to CSR-disclosure. Overall, using f-test, CG Mechanisms had significant effect to CSR-disclosure
Keywords : Corporate social responsibility (CSR), CSR-disclosure, Corporate Governance Mechanisms, Board of commissioner, Audit committee, Firms ownership.
Tata kelola perusahaan merupakan istilah yang muncul dari interaksi antara manajemen,
pemegang saham, dan dewan direksi serta pihak terkait akibat adanya ketidakseimbangan,
sehingga isu tata kelola perusahaan muncul (Calbury committee,2003). Sejak krisis ekonomi
tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan atau lebih dikenal corporate governance menjadi
isu yang mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan perusahaan di
Indonesia pada masa itu, menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Semenjak
kondisi tersebut, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan. Berbagai upaya
memperbaiki tata kelola yang dilakukan dengan menerapkan prinsip Good Corporate
Governance di semua lini masyarakat. Sebenarnya pengungkapan CG tidak hanya dilakukan
untuk memenuhi kegiatan public yang kian meningkat, tetapi juga menjadi sarana untuk
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
meningkatkan daya saing di mata masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena secara tidak langsung
dapat membantu perusahaan dalam mengelola aset dan transaksi secara efisien. Serta pemenuhan
terhadap prinsip GCG bisa membuat pengungkapan informasi menjadi lebih jelas dan terbuka
sehingga dapat mengurangi tingkat keraguan masyarakat terhadap perusahaan.
Sebagai contoh sengketa perusahaan Bumi Resources (Kompas, 26 September 2012)
Perusahaan batubara PT Bumi Resources diperkirakan akan kesulitan melakukan pendanaan
pada tahun-tahun ke depan jika menghadapi tuduhan penyimpangan dalam laporan keuangannya.
Hal ini berdasarkan keterangan dari pemeringkat Moody's Investor Service. Moody's mengubah
prospek peringkat korporasi dan peringkat obligasi dengan penjaminan menjadi negatif dari
stabil. "Prospek negatif mencerminkan keprihatinan Moody's atas masalah tata kelola perusahaan
pada Bumi Resources yang akan berdampak pada kemampuannya membiayai utang yang akan
jatuh tempo lebih dari 300 juta dollar AS pada tahun 2013," tutur Vice President Moody's Simon
Wong, dalam pernyataannya.
Sengketa perusahaan Bumi Resources memperlihatkan bahwa bagi perusahaan yang
ingin melakukan pembenahan diri maka implementasi CG akan sangat berguna. Sebab selain
pemenuhan prinsip GCG sendiri dapat membantu perusahaan untuk mengelola asset dan
keuangan. GCG juga dapat menjadi pilihan untuk memperbaiki kredibilitas dan meningkatkan
citra perusahaan di mata investor dan masyarakat. Shleifer dan Vishny (1997) menjelaskan
bahwa GCG sebagai bagian dari cara untuk meyakinkan pemilik modal dalam memperoleh
imbal hasil yang sesuai dengan investasi yang telah ditanamkan.
Isu tanggung jawab social perusahaan (corporate social responsibility) yang berkembang akhir
akhir ini adalah salah satu implikasi terkait dengan pendekatan stakeholder. Pada dasarnya
pendekatan ini mendefinisikan perusahaan sebagai tempat atau wilayah tempat interaksi antar
berbagai pihak secara luas. Dalam hal ini interaksi tidak sekedar melibatkan pengelola
perusahaan dan pemilik modal, tetapi juga pihak pihak lain seperti pekerja, pemasok, konsumen,
masyarakat lokal dan pemerintahan daerah. Pendekatan ini memiliki tujuan agar setiap
perusahaan hidup dalam suatu kesinambungan yang panjang.
Menurut World Business Council on Sustainability Development (2007) CSR merupakan
suatu komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Komitmen dari perusahaan ini termasuk kedalam usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
luas. Keselarasan diantara perusahaan dan para stakeholdernya dapat terpenuhi apabila terdapat
komitmen penuh dari manajemen puncak perusahaan terhadap penerapan CSR. Perkembangan
praktik dan pengungapan CSR di Indonesia dilatarbelakangi oleh dukungan pemerintah, yaitu
dikeluaranya regulasi, terhadap kewajiban praktik dan pengungkapan CSR melalui Hal tersebut
berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 66 dan 74, yang mewajibkan
perusahaan untuk melakukan dan mengungkapan kegiatan CSR. Ini berarti bahwa perusahaan
dalam mengungkapkan aktivitasnya tidak hanya terfokus pada lingkungan melainkan pada
aktivitasnya yang berkaitan dengan karyawan, masyarakat, keamanan produk dan juga para
pemegang saham. Selain itu kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur dalam Undang-Undang
Penanaman Modal No.25 Tahun 2007 Pasal 15 Bagian b, pasal 17, pasal 34, yang mengatur
setiap penanaman modal diwajibkan untuk ikut serta dalam tanggung jawab social perusahaan.
Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR-disclosure) merupakan sebuah
informasi yang diungkapkan oleh manajemen, sebagai sinyal kepada stakeholder tentang
aktifitas yang berkaitan dengan tanggungjawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan.
Menurut Chariri (2008), bahwa CSR-disclosure sangat besar peranannya bagi perusahaan, salah
satunnya digunakan untuk menarik dana investasi bagi masyarakat. Nurdin dan Cahyandito
(2006), membenarkan dengan bukti empiris, bahwa secara simultan pengungkapan CSR
perusahaan berpengaruh terhadap keputusan investor yang dilihat dari perubahan harga saham
dan volume perdagangan saham. Berdasarkan peraturan PSAK No 1 Revisi 2009 “ Entitas atau
perusahaan dapat menyajikan terpisah dari laporan keuangan. Laporan mengenai lingkungan
hidup, khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan
bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting.
Sustainability report sering disebut juga triple bottom line reporting istilah itu
dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) dalam Wibisono (2008) yang memberi
pandangan perusahaan berkelanjutan untuk memperhatikan 3P (Profit, People, Planet). CSR-
report melaporkan informasi periodik dikeluarkan tahunan tentang kinerja perusahaan mengenai
dimensi lingkungan dan social disamping informasi yang umum tentang kinerja ekonomi
perusahaan.Sustainability report sering dijadikan penilaian awal kredibilitas suatu perusahaan.
Pada umumnya, laporan keuangan merupakan referensi utama bagi para investor dalam menilai
kinerja perusahaan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Pelaporan berkelanjutan
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
bisa dijadikan sebagai alat untuk meyakinkan pemegang saham (investor) dan calon investor.
Hal ini diakibatkan mulai berkurangnya kepercayaan masyarakat pada kasus Enron, Desember
2001.
Tindakan CSR dapat digunakan manajer untuk menghadapi konflik kepentingan
berdasarkan teori agensi yaitu untuk memaksimalkan tujuan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain yang memiliki kepentingan yang berbeda, dan kepentingan merekasendiri
mengenai manajemen kompensasi yang didasarkan pada penghasilan manajemen. (Chih et al.,
2008:182).Teori stakeholder berpendapat bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun memberikan manfaat bagi stakeholders.Di dalam perusahaan ada pihak yang diutamakan yaitu stakeholders. Terdapat sejumlah stakeholders yang ada di masyarakat, dan dengan pengungkapan CSR merupakan cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan kelompok stakeholders. Tujuan utama dari manajer perusahaan adalah untuk menyeimbangkan konflik dengan stakeholders. Sehingga CSR merupakan perangkat canggih yang dapat digunakan untuk menggalang dukungan dari para pemangku kepentingan.Kegiatan CSR ini bahkan digunakan juga sebagai tameng bagi manajer perusahaan. Prior et. al. (2007:4) menyatakan bahwa manajer yang memanipulasi pendapatan (earning management) menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai salah satu strateginya untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan Mekanisme CG dengan
CSR-disclosure. Penelitian pertama dilakukan oleh Jo dan Harjoto (2011). Berdasarkan 3000
sampel perusahaan periode 1993-2004 yang ada di US, Hasil Penelitian menunjukan bahwa CSR
tidak memmpengaruhi CG, namun CG secara postif berhubungan dengan CSR setelah melihat
beberapa karakteristik perusahaan. Penelitian ini mengambil teori keagenan dan teori stakeholder
untuk melihat hubungan CSR,CG dan Corporate Financial Performance. Penelitian ini juga
melihat hubungan CSR dan CFP. Setelah dilakukan beberapa teknik penelitian ditemukan bahwa
CSR berhubungan positif terhadap CFP dan mendukuung hipootesis conflict-resolution
berdasarkan teori stakeholder. Tapi tidak mendukung CSR overinvestment berdasarkan teori
agensi. Selain itu, keterlibatan CSR pada suatu perusahaan dengan masyarakat, lingkungan,
keragaman, dan karyawan memainkan peran positif dan signifikandalam meningkatkan CFP.
Penelitian ini menggunakan dua metode metode instrumental variable (Gompers et al,2010) dan
metode Endogenous Treatment Effects(Greene 1993).
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Penelitian kedua dilakukan oleh Said et al (2009). Tujuan dari penulisan penelitian ini
adaah untuk mendapatkan bukti empiris karakteristik corporate governance (board size, board
independence, duality, audit committee, ten largest shareholder, managerial ownership, foreign
ownership dan government ownership) dibandingkan dengan corporate social responsibility
disclosure itu sendiri.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hierarchical regression
analysis digunakan untuk membuktikan hubungan antara CSR dan CG.Berdasarkan metode yang
telah dilakukan ditemukan hasil bahwa hanya dua variabel yang berhubungan secara signifikan
yaitu government ownerhsip dan komite audit..
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Data Sumber : Hasil pengolahan data, 2013
Hipotesis
Menentukan Variabel • Mekanisme Corporate
GovernaceUkuran dewan komisaris,Independensi dewan komisaris, Ukuran komite audit, ,kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Kepemilikan terkonsentrasi
• Corporate Social Responsibility Disclosure
Menetukan Sumber Data • Populasi : 301 Perusahaan yang
terdaftardi BEI • Sampel : 30 Perusahaandi BEI
yang mengeluarkan CSR-report • Pengambilan sampel :
Purpossive Sampling
Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian
Observasi Lapangan dan pengujian
Mengumpulkan Data
MULAI
Survey Literatur
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengolahan Data
Analisis Data
Menarik Kesimpulan
Selesai
Data Sekunder : Annual Report, Komposit Index, CSR-Report
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR),
tetapi dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Mekanisme Corporate Governance
dengan proksi ukuran dewan komisaris, Independensi dewan komisaris, Ukuran komite
audit,kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Kepemilikan terkonsentrasi) yang akan
diteliti pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 yang
mengeluarkansustainability Report. Sedangkan CSR-disclosure akan dilihat berdasarkan CSR-
Report yang berdasarkan Indikator GRI yang berisikan 5 tema terkait CSR-disclosure. 5 tema
tersebut yaitu (1) Economy, (2) Environment, (3) Human Resource, (4) Community, (5)
Product. Selain itu pola hubungan juga didukung oleh beberapa variabel pengendali ukuran
perusahaan (Roshima Said et al, 2009).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini menggunakan data annual report, composit index dan sustainability reports berada dalam
tahun 2008 -2011.Data yang diambil berkaitan dengan Mekanisme CG dan CSR-disclosure yang
dijadikan sampel penelitian. Penarikan sampel dilakukan dengan metode Purpossive Sampling.
Pada penelitian ini dilakukan pemilihan perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yaitu
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 - 2011. Perusahaan juga menerbitkan
Sustainability Report periode 2008 - 2011. Tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dalam
Gambar 1.
KLASIFIKASI DATA
Data yang diperlukan berkaitan dengan mekanisme CG yaitu ukuran jumlah anggota
komite audit, ukuan jumlah anggota dewan komisaris, persentase indepndensi dewan komisais,
persentase struktur kepemilikan institusional, manajerial, konsentrasi. Serta ukuran perusahaan
dan leverage. Menentukan Pengaruh Mekanisme CG terhadap CSR-disclosure (menentukan α
dan β dengan menggunakan model regressi linier sederhana. MODEL PENELITIAN CSR –Disclosure index (Said et al,2009)
= ! + !1 !"#$%&'()%&*+,-.%$-. + !2 !"#$%$"#$"&'($)*"+,-'&*.'& +
!3 !"#$%&'()%&*+,-.(/#0-. + !5!"#"$%&%'()*()(+",%(& + !6 !"#"$%&%!'(%)*%*+)%,('& +
!7!"#"$%&%'()*"+',)-")*+(-% + !8 !"#$%&'($#)%ℎ!!" + !9!"#"$%&" + e Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial (CSR)
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Penelitian ini menggunakan teknik content analysis digunakan untuk mengukurpengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Content analysis adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan (Sembiring 2005:383). Apabila item informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Pada penelitian ini itemitem CSR menggunakan indikator yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI) yang berjumlah 78 item dimana merupakan standar yang banyak digunakan oleh banyak perusahaan di dunia. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Index) adalah penjumlahan dari seluruh item-item CSR berdasarkan GRI yang diungkapkan di dalam laporan tahunan perusahaan dibagi dengan total item keseluruhan (Haniffa dalam Sayekti, 2007). MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Independensi Dewan Komisaris
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak berafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006).
Proporsi dewan komisaris = !"#$%!!"##$%!&$'()!*()("+,-,"+,"!"#$%!!"#$%$!!"##$%!&'(!"!"#$%&'$%
Ukuran DewanKomite Audit
Ukuran dewan komite audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif
ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial diukur dengan menghitung
persentase (%) jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajer, komisaris terafiliasi (diluar
komisaris independen), dibagi total jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan Saham Institusional
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Kepemilikan saham institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor
institusional. (Dallas,2004) Investor institusional mencakup bank, perusahaan asuransi, perseroan
terbatas, dan lembaga keuangan lainya. Kepemilikan institusional dinyatakan dalam persentase
jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi total jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan Terkonsentrasi
Kepemilikan saham terkonsentrasi merupakan kepemilikan saham yang sebagian besar saham
dimiliki oleh individu tertentu.(Dallas, 20004). Kepemilikan saham terkonsentrasi dinilai dengan
menggunakan variabel dummy yaitu 1 untuk perusahaan yang kepemilikanya terkonsentrasi, dan
0 untuk perusahaan yang kepemilikanya menyebar.
Ukuran Perusahaan (Variabel Kontrol)
Penilaian variabel ini diukur melalui logaritma total aset. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (labelle, 2002) yang menunjukan bahwa perusahaan yang berukuran besar
menyediakan informasi yang lebih berkualitas atas praktik CG. (Said et al,2009)
SIZE = log (nilai buku total aset)
Leverage (Variabel Kontrol)
Variabel ini diukur melalui Debt to Equity (DER). Variabel ini mencerminkan tingkat
kemampuan perusahaan dalam berutang. Semakin tinggi tingkat DER maka semakin tinggi
tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan. (Said et al,2009)
DER (Debt Equity Ratio) = !"#$%&'(#!"#$%&'()#*
TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 18, Eviews 07. Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara Mekanisme CG dengan CSR Disclosure secara parsial maupun simultan. Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolineoritas). Kemudian dilakukan Uji Data panel menggunakan Metode Pooled Least Square. Terakhir dilakukan uji hipotesis menggunakan Uji-F, Uji R2, , Uji t HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa jumlah observasi (N) adalah 120.
Didapatkan dari data panel 30 perusahaan dalam 4 tahun. Dari 30 jumlah observasi terhadap
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
sampel, nilai variabel ukuran dewan komisaris (UKOM) yang terkecil adalah 4 dan yang terbesar
adalah 11. Pada Variabel independensi Dewan Komisaris (INDKOM), semakin besar nilai
Independensi dewan komisaris berarti prorporsi komisaris independen yang ada dalam dewan
komisaris semakin banyak. Hasil statistik menunjukan nilai yang terkecil adalah 0.2 dan nilai
yang terbesar adalah 1.25. Pada variabel ukuran komite audit (UDIT), nilai yang terkecil adalah
2 dan nilai terbersar adalah 11. Pada variabel kepemilikan saham manajerial (MANG), nilai yang
terkecil adalah 0.00 dan nilai terbersar adalah 0.1787. Pada variabel kepemilikan saham
institusional (INST), nilai yang terkecil adalah 0.2413 dan nilai terbesar adalah 1.00. Pada
variabel ukuran perusahaan (SIZE), semakin besar nilainya, artinya perusahaan tersebut semakin
besar karena mempunyai jumlah asset (log Aset) yang lebih banyak. Nilai yang terkecil adalah
15,40183 dan nilai yang terbesar adalah 33.13664 dengan nilai rata-rata sebesar 23.74683. Pada
variabel Rasio Leverage perusahaan (LEV), semakin besar variabel tersebut, berarti nilai
perbandingan hutang terhadap ekuitas semakin besar. Nilai yang terkecil adalah 0.03 dan nilai
yang terbesar adalah 12.07174 dengan nilai ratarata sebesar 1.615423.
Tabel 2. Descriptive Statistics CSRI INDKOM INST KONST LEV MANG SIZE UDIT UKOM Mean 0.6359 0.4443 0.6881 0.8983 1.6377 0.0089 24.8602 3.8983 5.9831 Median 0.5486 0.4000 0.6500 1.0000 1.0983 0.0001 24.7107 4.0000 6.0000 Maximum 1.0000 1.2500 1.0000 1.0000 12.0717 0.1787 33.7835 11.0000 11.0000 Minimum 0.3333 0.2000 0.2413 0.0000 0.0300 0.0000 15.4018 2.0000 4.0000 Std. Dev. 0.2397 0.1939 0.1727 0.3035 2.2485 0.0315 4.4156 1.7016 1.5077 Skewness 0.4833 2.4807 -0.0520 -2.6356 2.7928 4.4227 -0.2669 2.3753 1.4113 Kurtosis 1.6358 10.9171 2.6126 7.9465 10.3833 21.7648 3.0471 10.8176 5.3910 Observations 120 120 120 120 120 120 120 120 120 Sumber : Data Diolah Peneliti, 2013
UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 3. Normal P-Plot of Regretion Standardized Residual
Sumber : Data diolah SPSS 17.0, Maret 2013
Pada hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov - Smirnov (K-S) dapat dilihat bahwa nilai
Kolmogorov - Smirnov sebesar 0.206 dan signifikan pada 0,05 (karena p = 0,206 > 0,05), maka
dapat dinyatakan bahwa residual berdistribusi normal. Tabel 4. Hasil Uji Kolmorgov-Smirnov
Sumber : Data diolah SPSS 17.0, Maret 201
Uji Multikolinearitas
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa UKOM, INDKOM, UDIT, MANG, INST, KONST, SIZE, dan LEV menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dengan rentang 0,565 – 0,874 dan nilai VIF < 10 dengan rentang 1.132-1.710 . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah
Grafik 4.3.2Hasil Uji Multiklonieritas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .657 .182 3.606 .000
Ukom .025 .015 .157 1.664 .099 .874 1.144
Indkom .185 .126 .150 1.466 .145 .750 1.333 Udit -.026 .014 .188 1.958 .049 .848 1.180
Inst -.035 .158 -.025 -.220 .826 .601 1.663 Mang 1.216 .722 .160 1.683 .095 .865 1.157
Konst .033 .013 .0189 .2544 .012 .585 1.710
Lev -.015 .010 -.145 -1.539 .127 .883 1.132 Size .053 .011 .544 4.378 .003 .750 1.333
Sumber : Data diolah SPSS 17.0
UJI DATA PANEL
Berdasarkan tabel 6 uji data panel, hasil estimasi dengan menggunakan model Common Effect
Least Squares (OLS) menunjukkan pengaruh variabel UKOM, INDKOM, UDIT, INST, MANG,
SIZE dan LEVERAGE terhadap CSRI. Hal ini berarti dengan menggunakan model Common
Effect,secara keseluruhan variabel independen cukup berpengaruh terhadap variabel dependen
dimana angka yang di dapatkan dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 38,92% dan 61.08%
dijelaskan oleh variabel lain, sehingga dapat dikatakan model ini tepat untuk digunakan melihat
besarnya angka koefisien determinasi.
Dependent Variable: CSRI
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Metode Pooled Least Square
Sumber : Data diolah Eviews 7.0 UJI HIPOTESIS • Uji F
Tabel 4.4.1 Hasil Uji F (F-test) Model-1
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig.
Regression Residual
Total
1.006 5.716 6.722
8 109 117
.126
.052 2.398 .020a
a. Predictors: (Constant), Size, Mang, Lev, Ukom, Udit, Inst, Indkom, Konst
b. Dependent Variable: CSRI
Sumber : Data diolah SPSS 17.0,Maret 2013
Method: Panel Pooled Least Squares Date: 03/18/13 Time: 06:18 Sample: 2008 2011 Periods included: 4 Cross-sections included: 30 Total panel (balanced) observations: 120
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.643595 0.179555 3.584391 0.0005
INDKOM 0.185208 0.125125 1.480180 0.1417 INST -0.029577 0.156686 -0.188767 0.8506
KONST 0.036641 0.090498 0.404883 0.6863 LEV -0.015005 0.009922 -1.512364 0.1333
MANG 1.235339 0.716291 1.724632 0.0874 SIZE* 0.005607 0.005481 1.022910 *0.0086 UDIT* 0.026618 0.013411 1.984786 *0.0496 UKOM 0.025491 0.014883 1.712734 0.0896
R-squared 0.389271 Mean dependent var 0.634180 Adjusted R-squared 0.387957 S.D. dependent var 0.238032 S.E. of regression 0.227323 Akaike info criterion -0.052854 Sum squared resid 5.735991 Schwarz criterion 0.156208 Log likelihood 12.17125 Hannan-Quinn criter. 0.032047 F-statistic 2.434541 Durbin-Watson stat 0.638263 Prob(F-statistic) 0.018293
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Pengujian pada model 1 ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel
dependen. Dari hasil pengujian ini pada tabel 4.4 dapat dilihat pada nilai F hitung sebesar 2,398
dan signifikan pada 0,020. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5%, maka H0
berhasil ditolak dan H1 Gagal ditotak. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa
nilai sig (0,020) < dari α (alfa) = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bahwa
UKOM, INDKOM, UDIT, MANG, INST, KONST, SIZE, dan LEV secara bersama-sama
(simultan) mempengaruhi variabel CSR-dislosure (CSRI).
• Uji R2
Berdasarkan tabel 4.4.2 Model 1 dapat dilihat besar nilai adjusted R2 sebesar 0,417 yang
berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar
41,7%. Hal ini berarti 41,7% pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipengaruhi
variabel ukuran Dewan Komisaris, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, ,
kepemilikan saham manajerial,kepemilikan saham institusional, kepilikan saham terkonsentrasi,
ukuran (size) perusahaan dan rasio Leverage perusahaan.
Sedangkan sisanya 58,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Standar Error of the Estimate (SEE) menunjukkan nilai 0,658346 hal ini
menunjukkan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk
memprediksi variabel dependen. Sementara itu, nilai R sebesar 0,691 menunjukkan hubungan
antara variabel dependen yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan variabel
independen yaitu ukuran Dewan Komisaris, Independensi Dewan Komisaris, Jumlah rapat
Dewan Komisaris, Ukuran Komite Audit, Jumlah rapat Komite Audit, kompetensi Komite
Audit, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham
asing, kepilikan saham terkonsentrasi, ukuran (size) perusahaan dan rasio Leverage perusahaan
cukup kuat.
Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
1 .691a .478 .417 .0658346
a. Predictors: (Constant), Size, Mang, Lev, Ukom, Udit, Inst,
Indkom, Konst
• UJI T
Tabel 4.4.3 Hasil Uji-t Model 1 (SPSS 17.0)
Model 1
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
Terhadap
Ho B Std. Error Beta 1 (Constant) .657 .182 3.606 .000
Ukom .025 .015 .157 1.664 .099 Tidak Ditolak
Indkom .185 .126 .150 1.466 .145 Tidak Ditolak
Udit* .026 .014 .188 1.958 *.049 Ditolak Inst -.035 .158 -.025 -.220 .826 Tidak Ditolak
Mang 1.216 .722 .160 1.683 .095 Tidak Ditolak
Konst* .033 .013 .0189 .2544 *.012 Ditolak
Lev -.015 .010 -.145 -1.539 .127 Tidak Ditolak Size* .053 .011 .544 4.378 *.003 Ditolak
Sumber : Data diolah SPSS 17.00. (2013 Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat kesalahan atau α (0.05). dari hasil analisis uji t, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Lima variabel independen ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan manajemen,kepemilikan institusi, kepemilikan konsentrasi. Serta dua variabel kontrol yaitu size dan leverage, hanya kepemilikan manajemen yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk kepemilikan manajemen. Dapat disimpulkan bahwa variabel CSR dipengaruhi oleh kepemilikan manajemen dengan persamaan regresi yaitu: CSRI = .657 + 0.025 Ukom + 0.185 Indkom + 0.026 Udit – 0.35 Inst + 1.216 Mang + 0.033 – 0.015 Lev + 0.53 Size Konstanta sebesar .657 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata pengungkapan CSR sebesar 65.7%.
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
ANALISA HASIL Analisa Hubungan Mekanisme CG terhadap CSR-Disclosure Berdasarkan analisis data mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan independen ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, kepemilikan konsentrasi. Serta dikontrol oleh dua variabel yaitu size dan leverage, hanya ukuran komite audit, size dan kepemilikan konsentrasi yang hubunganya signifikan. Dalam hal ini pengungkapan CSR merupakan salah satu bentuk dalam menjalin hubungan dengan stakeholder seperti masyarakat, pemasok, perbankan, pemerintah, pasar modal dan stakeholder lainya. Penelitian yang diteliti ini ingin melihat bagaimana hubungan mekanisme internal dengan CSR-disclosure. Dengan hasil penelitian bahwa ukuran dewan komisaris dan independensi dewan komisaris tidak berhubungan secara signifikan, hal ini membuktikan, bahwa banyak Komisaris di perusahaan Indonesia tidak melakukan fungsi kontrolnya terhadap Direksi dengan baik. Salah satu sebabnya adalah banyak perusahaan di Indonesia masih dikendalikan oleh pemegang saham pengendali. (Nugroho,2007). Kepemilikan institusi dan kepemilikan manajerial juga tidak berpengaruh secara signifikan karena tidak menerima hipotesis kedua yang menyatakan kepemilikan institusi berpengaruh signifika terhadap Corporate social responsibility. Hal ini dikarenakan semakin banyak saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi, maka institusi mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Investor institusional dapat melakukan pemantauan terkait dengan hak kepemilikan atas perusahaan dengan cara menekan manajer agar mewujudkan kepentingan pemegang saham salah satunya menentukan banyaknya pengungkapan CSR yang dibuat. Penekanan akan semakin tinggi dilakukan apabila persentase kepemilikan dari investor institusional besar. Hasil analisis leverage dengan menggunakan regresi linear berganda dengan memasukkan variabel kontrol menunjukkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate social responsibility, sedangkan pengaruh yang ditimbulkan adalah negatif yang berarti semakin tinggi leverage perusahaan, maka pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin rendah. Pengungkapan CSR yang tepat dan sesuai harapan stakeholder dapat digunakan perusahaan sebagai sinyal berupa goodnews yang diberikan oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan dan memastikan terciptannya sustainability Development. Perusahaan melakukan pengungkapan corporate social responsibility dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan melalui
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
peningkatan harga saham.Karena tanggung jawab sosial merupakan cara agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kepentingan hidup pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. (Said et al, 2009). Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (planet) (Nugroho, 2007). Pengawasan dalam hal ini mekanisme CG yang baik diperlukan untuk mewujudkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dapat tumbuh dengan baik karena perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Dallas,2004).. Dengan adanya fungsi control perusahaan dengan baik, maka ambisi agen untuk bertindak sesuai dengan harapan dan kepentingan pribadi (self interest) tanpa memandang kepentingan prinsipal akan dapat diminimalisir. Dengan demikian, dengan terciptannya good corporate governance akan meningkatkan faktor beliefs investor terhadap kinerja perusahaan termasuk kinerja sosial dan lingkungan yang diungkapkan dalam annual report maupun media pelaporan yang lain. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustantibility tentu akan menerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapatmenggunakan informasi CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan. Eipstein dan Freedman (1994) seperti yang dikutip Sayekti dan Ludovicus, (2007), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Menurut Arya dan Zhang (2009) seperti yang dikutip Nuzula dan Kato (2010), upaya perusahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor memberikan respon yang baik pada perusahaan–perusahaan tersebut. Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan Kelana dan Chandra Wijaya (2005) menyatakan bahwa aspek kepercayaan dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh investor dengan beragam. Pengungkapan CSR yang
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
dilakukan perusahaan diharapkan mampu mem-berikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor.Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Suatu Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko (Wijaya,2005). Apabila investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Coles et al. 1995:362); (Clarkson et al. 1996:69,79). Keuntungan potensial dari pengungkapan CSR yang tinggi, selain banyak menarik investor juga mengurangi risiko estimasi dan asimetri informasi, di mana masingmasing menunjukkan pengurangan biaya modal. PENUTUP Pada Uji f disimpulkan bahwa setiap proksi dalam variabel corporate governance bahwa ukuran
dewan komisaris, Independensi dewan komisaris, Ukuran komite audit, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional,Kepemilikan terkonsentrasi secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi variabel CSR-dislosure (CSRI). Pada Uji t disimpulkan dalam variabel
Mekanisme CG, Ukuran komite audit, Kepemikan terkonsentrasi, ukuran perusahaan memiliki
hubungan yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA
Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008. “The Impact Of Government And Foreign Affiliate Influence On Corporate Social Reporting (The Case Of Malaysia)”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 23,No. 4, hal. 386-404.
Anggraini, Fr. Reni. Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Agustus.
Dima Jamali*, Asem M. Safieddine and Myriam Rabbath, 2008, “Corporate Governance and Concentration And Disclosure”. University of Hong Kong.
Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Peranan Dewan Komisaris dan Komte Audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan (corporate governance). Jakarta
Ghozali, I dan A. Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip. Semarang.
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Ghozali, Imam. 2007. SPSS. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip: Semarang.
Global Reporting Initiatives (GRI). 2006. Sustainability reporting Guidelines. Amsterdam
Hackston, D., dan M.J. Milne. 1996. “Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand companies”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1, hal 77-108.
Handajani, Lilik, Sutrisno dan Grahita Chandrarin, 2009, The Effect of Earnings Management And Corporate Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility Disclosure : Study at Public Companies in Indonesia Stock Exchange, Simposium Nasional Akuntansi XII Universitas Sriwijaya Palembang 04-06 November.
Hoje Jo • Maretno A. Harjoto, 2011, The Causal Effect of Corporate Governance on Corporate Social Responsibility, Springer Science+Business Media
Huafang, Xiao dan Jianguo, Yuan. 2007. “Ownership structure, board composition and corporate voluntary disclosure: Evidence from listed companies in China”. Managerial Auditing Journal Vol. 22 No. 6.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007. Jakarta: Salemba Empat.
Kaihatu, Thomas S. 2006. “Good corporate governace dan penerapannya di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.8 No.1 Maret2006.
Kim, Kenneth A, 2003, Corporate governance, Pearson Prentice Hall
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Peraturan No X.K.6 : Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik
Manuel Castelo BrancoLúcia Lima Rodrigues, 2007, Positioning Stakeholder Theory within the Debate on Corporate Social Responsibility, Electronic Journal of Business Ethics and Organization StudiesVol. 12, No. 1
Matoussi, Hamadi, dan Chakroun, Raida. 2008. ” Board Composition, Ownership Structure And Voluntary Disclosure In Annual Reports: Evidence From Tunisia” Laboratoire Interdisciplinaire De Gestion Université-Entreprise (LIGUE).
Md. Habib-Uz-Zaman Khan, 2010, The effect of corporate governance elements on corporate social responsibility (CSR) reporting, International Journal of Law and Management Vol. 52 No. 2.
Moeljono Djokosantoso, 2006,Good Corporate Culture Sebagai Inti Dari Good Corporate Governance, Jakarta, PT Gramedia
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
Muhammad Titan Terzaghi, 2012, Pengaruh Earning Management Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.1 Januari 2012
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009)
Puspitasari, Apriani Daning. 2009. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Putri, Anggi Miharsa. 2009. “Pengaruh Independensi dan efektivitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Robert A G Monks, Nell Minow, 2001, Corporate Governance, Hongkong, T.J. International
Roshima Said, Yuserrie Hj Zainuddin and Hasnah Haron, 2009, The relationship between corporate social responsibility disclosure and corporate governance characteristics in Malaysian public listed companies, Social Responsibility Journal J Vol. 5 No. 2 2009, Pp.212-226.
Sayekti, dan Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Sembiring, Eddy Rismanda, 2005, Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15 – 16 September.
Solomon, Jill, 2003, Corporate governance and accountability, Hongkong, T.J. International
Taridi, Tirmidzi, 2009. Perkembangan GCG di Indonesia. Seminar Nasional “Rejuvenating Our Teaching Research in Financial Accounting and Modeling GCG in Indonesia”. Yogyakarta.
Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate social responsibility. Sinar Grafika. Jakarta.
Utama, Sidharta. 2007. “Evaluasi infrastruktur pendukung pelaporan tanggung Jawab sosial dan lingkungan di Indonesia”. Pidato ilmiah pengukuhan guru besar FEUI. Jakarta
Www.csrindonesia.com
Yu, Guanghua dan Shao, Li. 2007. “Against Legal Origin: Of Ownership Concentration And Disclosure”. University of Hong Kong.
Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013