analisa risiko kredit modal kerja ditinjau dari …perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja...
TRANSCRIPT
ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI
SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Lucia Hermawati
NIM: 052114028
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
i
ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI
SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Lucia Hermawati
NIM: 052114028
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Belajarlah bagaimana mengendalikan segala sesuatu yang berada di bawah
kendali Anda. Lupakan apa yang berada di luar kendali Anda”
(Vincent P. Collins)
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, namun berusahalah
untuk menjadi manusia yang berguna”
(Albert Einstein)
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak & ibu, Mas Titus, Mbak Susie, Mas Budi, Mbak Etik, Bowo, Lexa,
Ciela dan Aurel, Lius dan teman-temanku yang lain. Thanks for everything.
vii
ABSTRAK
ANALISA RISIKO KREDIT MODAL KERJA DITINJAU DARI SUKU BUNGA DAN JENIS JAMINAN KREDIT
Studi Kasus pada PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
Lucia Hermawati NIM: 052114028
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19.2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22.8% per tahun dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan. Risiko kredit tidak dapat dihindari akan tetapi risiko kredit dapat diminimalkan melalui kebijakan kredit. Kebijakan kredit dibatasi pada suku bunga dan jenis jaminan kredit. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yang dilaksanakan di PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann-Whitney U-Test yang merupakan salah satu bentuk lain dari Independent-Sample T Test dengan prasyarat yang lebih longgar. Kelonggaran tersebut adalah data yang digunakan tidak memerlukan asumsi terdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menetapkan apakah nilai variabel tertentu berbeda di antara dua kelompok. Hasil penelitian dengan menggunakan taraf nyata (level significance) 5% menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19.2% per tahun dan suku bunga 22.8% per tahun, terbukti dari besarnya nilai probabilitas = 0.041. Oleh karena 0.041 < 0.05, maka H0 ditolak sehingga menerima Ha.. Sedangkan untuk jenis jaminan, hasil penelitian dengan menggunakan taraf nyata (level significance) 5% menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan kendaraan, terbukti dari besarnya nilai probabilitas = 0.034. Oleh karena 0.034 < 0.05, maka H0 ditolak sehingga menerima Ha. Jadi tinggi rendahnya tingkat risiko kredit berkaitan dengan besarnya suku bunga yang dibebankan kepada masing-masing debitur dan jenis jaminan yang diserahkan oleh masing-masing debitur.
viii
ABSTRACT
WORKING CAPITAL CREDIT RISK ANALYSIS AS SEEN FROM INTEREST RATE AND KIND OF CREDIT COLLATERAL
Case Study in PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
Lucia Hermawati NIM: 052114028
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
The aims of the research were to know whether there was difference in credit risk between working capital credit with interest rate 19.2% per year and working capital credit with interest rate 22.8% per year and to know whether there was difference in credit risk between working capital credit with land collateral and working capital credit with car collateral. Credit risk could not be avoided but it could be minimized through credit policy. The research type was case study that was done in PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem. The techniques was Mann-Witney U-Test, another form of Independent Sample T-Test with looser requirement. The loose one was that the data used did not need to be normal assumption-distributed. The test was used to settle on, was certain variable value different between two groups. The result using significance level 5% showed that there was significantly difference average value of credit risk between working capital credit with interest rate 19.2% per year and interest rate 22.8% per year, proved from probability value was 0.041. Because of 0.041 < 0.05, so H0 was rejected and Ha was accepted. Where as for kind of collateral, the result using significance level 5% showed that there was significantly difference average value of credit risk between working capital credit with land collateral and car collateral, proved from probability value was 0.034. Because of 0.034 < 0.05, so H0 was rejected and Ha was accepted. So the high or low of credit risk level related to how much interest rate that was charged to each debtor and kind of collateral that was submitted by each debtor.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, rahmat
dan bimbing-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
a. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada
penulis.
b. Drs. YP. Supardiono, M.Si.,Akt.,QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
c. Drs. Yusef Widyakarsana, M.Si.,Akt.,QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
d. Firma Sulistiyowati, S.E.,M.Si.,QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membantu serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
e. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si dan A. Diksa Kuntara, S.E., MFA., QIA
atas masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini.
x
f. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan
kuliah.
g. Tribowo, S.E.,M.M dan Purwanto, S.E., selaku direksi PT. BPR Bhakti
Daya Ekonomi Pakem yang telah berkenan memberikan ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
h. PD. Bayu Broto W, AMD dan segenap Karyawan PT. BPR Bhakti Daya
Ekonomi Pakem yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh
data yang diperlukan.
i. Bapak dan ibu terkasih yang tidak pernah menyerah dalam berjuang dan
selalu peduli terhadap masa depan putra-putrinya melalui pendidikan,
mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
j. Saudara-saudaraku terkasih (Mas Titus, Mbak Susie, Mas Budi, Mbak
Etik, Bowo, Mbak Yohana, dll), keponakan-keponakanku terkasih (Lexa,
Ciela dan Aurel) dan calon keponakanku yang masih di “dalam” sana
kalian menjadi semangat dan motivasiku.
k. Teman-teman angkatan 2005, Vtea, Jo, Rio, Yudha, Kiki, Chuse (karla)
atas kebersamaan dan kekonyolan kita yang ternyata teramat manis untuk
dikenang. Untuk Lius terima kasih atas waktu dan dukungannya. Tuhan
sangat bijak sehingga menciptakan kamu tanpa harga karena kalau Dia
memberikan harga atas dirimu aku tidak akan pernah bisa membayarnya.
xi
Gizi (thanks ya giz atas waktu dan masukannya), Pakdhe Agus (suwun ya
sudah bangun bagi untuk bantu aku prepare....)
l. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Oktober 2009
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT.................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah ................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 6
xiii
BAB II: LANDASAN TEORI.................................................................. 8
A. Tinjauan tentang Bank .......................................................... 8
B. Tinjauan tentang Kredit......................................................... 9
C. Tinjauan tentang Risiko Kredit ............................................. 14
D. Tinjauan tentang Suku Bunga ............................................... 17
E. Tinjauan tentang Jaminan Kredit .......................................... 20
BAB III: METODE PENELITIAN............................................................ 22
A. Jenis Penelitian...................................................................... 22
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .............................. 22
C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian .............................. 22
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 23
E. Teknik Pengambilan Sampel................................................. 24
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 24
G. Sumber Data.......................................................................... 25
H. Data yang Diperlukan ........................................................... 25
I. Perumusan Variabel Penelitian ............................................. 26
J. Teknik Analisa Data.............................................................. 27
BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................... 34
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ............................................. 34
B. Tujuan Perusahaan ................................................................ 36
C. Struktur Organisasi ............................................................... 37
D. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-masing Bagian.... 38
E. Personalia Perusahaan........................................................... 46
F. Produk dan Prosedur Pemberian Kredit................................ 48
xiv
BAB V: ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 51
A. Deskripsi Data....................................................................... 51
B. Analisis dan Pembahasan...................................................... 53
BAB VI: PENUTUP................................................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................... 63
B. Keterbatasan dalam Penelitian .............................................. 64
C. Saran...................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66
LAMPIRAN.................................................................................................. 68
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga 19,2% per Tahun ........................................................ 27
Tabel 2 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan
Suku Bunga 22.8% per Tahun ........................................................ 28
Tabel 3 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Tanah.............. 31
Tabel 4 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Kendaraan ...... 31
Tabel 5 Tests of Normality untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit .................................................................. 54
Tabel 6 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk Risiko Kredit ModalKerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit ......... 56
Tabel 7 Tests of Normality untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit...... 59
Tabel 8 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk
Risiko Kredit Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit ........................... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Struktur Organisasi PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.......... 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan masalah
pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan untuk keperluan konsumsi, investasi
atau keperluan usaha. Menurut Suyatno (2007), kebutuhan manusia yang
beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan
kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas, oleh
sebab itu manusia dalam upaya mencapai sesuatu yang diinginkan itu
membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Untuk keperluan usaha, para pengusaha membutuhkan permodalan untuk
meningkatkan daya guna suatu barang. Sumber modal dapat berasal dari
dalam perusahaan itu sendiri dan dari pihak lain, yang diberikan dalam bentuk
pinjaman. Berkembangnya suatu usaha diiringi dengan meningkatnya
kebutuhan modal usaha, tetapi seringkali kebutuhan modal usaha itu tidak
dapat dipenuhi sendiri. Oleh sebab itu, para pengusaha membutuhkan
tambahan modal dari sumber modal yang lain, salah satunya adalah bank.
Bank merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pelayanan jasa, yang
salah satu kegiatannya ialah menerima atau mengumpulkan dana dari pihak
ketiga dalam berbagai bentuk, pihak ketiga dalam hal ini adalah masyarakat,
kemudian dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit, salah satunya ialah kredit modal kerja.
2
Jenis bank yang ada di Indonesia adalah Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Tentang pengertian Bank Umum dan BPR, UU
No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa:
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Yang membedakan antara prinsip syariah dengan prinsip konvensional ialah
prinsip syariah berdasarkan bagi hasil sedangkan prinsip konvensional
berdasarkan bunga.
BPR memiliki beberapa kelebihan, diantaranya BPR dapat menjangkau
lokasi-lokasi yang tidak tersentuh oleh bank-bank besar serta memberikan
kemudahan dalam proses dan jaminan kredit. BPR juga turut berperan dalam
pemerataan perekonomian dengan menciptakan mekanisme pemanfaatan uang
yang tidak produktif menjadi lebih produktif melalui pemberian kredit. Hal ini
terutama dapat dirasakan oleh masyarakat kalangan menengah kebawah. BPR
juga berperan dalam pengembangan sektor industri dengan memberikan kredit
modal kerja. Semakin berkembangnya sektor industri ini, maka akan
memperluas lapangan pekerjaan, dengan demikian secara tidak langsung turut
membantu dalam peyerapan tenaga kerja.
Kegiatan kredit melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang berkelebihan dana
(surplus unit) dan pihak yang membutuhkan dana (deficit unit). Bila terjadi
persetujuan kredit, maka pihak yang kelebihan dana akan memberikan dana
kepada pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang menerima dana harus
3
mengembalikan dana tersebut pada waktu yang sudah ditentukan, pada masa
yang akan datang. Menurut Suyatno (2007), jenis-jenis kredit yang diberikan
oleh bank kepada masyarakat dapat dilihat dari sudut tujuan, jangka waktu,
jaminan dan dari sudut penggunaannya.
Kredit diberikan kepada nasabah yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan oleh pihak bank. Sebelum memberikan persetujuan kredit, pihak
bank harus melakukan analisa kredit terlebih dahulu secara hati-hati dan teliti.
Dalam melakukan analisa kredit, bank berpedoman pada prinsip 5C atau 6C,
yang meliputi: Character, Capital, Capacity, Condition of Economy,
Colllateral dan Constrains (Dendawijaya, 2001).
Setiap kali bank memberikan kredit kepada debitur selalu ada risiko yang
mungkin terjadi, risiko yang mungkin terjadi ini disebut risiko kredit. Menurut
Siamat (1993), pengertian risiko kredit merupakan suatu risiko akibat
kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman
yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan atau dijadwalkan. Kegagalan nasabah untuk
mengembalikan pinjaman secara tepat waktu akan mempengaruhi kegiatan
bank. Kegagalan ini mengakibatkan tidak lancarnya lalulintas perputaran
uang. Risiko kredit tidak bisa dihindari tetapi dapat diminimalkan. Sebagai
upaya untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi, pihak bank
perlu membuat kebijakan–kebijakan yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam membuat keputusan pemberian kredit.
4
Namun pada kenyataannya, meskipun pihak bank telah membuat
serangkaian kebijakan-kebijakan kredit dan melakukan analisa kredit, tetapi
masih ada debitur yang akhirnya terlambat dalam melakukan pembayaran
kredit. Hal ini disebabkan karena risiko kredit hanya dapat diminimalkan dan
tidak bisa dihindari. Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk
melihat apakah ada perbedaan risiko kredit yang diakibatkan oleh adanya
kebijakan-kebijakan kredit yang dibuat oleh bank, khususnya untuk kredit
modal kerja. Kebijakan kredit yang dimaksud disini adalah mengenai suku
bunga kredit, dan jenis jaminan kredit..
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku
bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8%
per tahun ?
2. Apakah ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan
jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis secara lebih spesifik membatasi masalah pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Data debitur yang diteliti adalah data debitur yang masih menanggung
kredit dan data debitur yang sudah tidak menanggung kredit pada tahun
5
2006 - 2007, dan membayar angsuran tidak tepat pada waktu yang sudah
ditentukan atau terlambat dalam membayar angsuran kredit.
2. Suku bunga kredit pada tingkat suku bunga 19,2% per tahun dan 22,8%
per tahun yang ditentukan dengan sistem bunga tetap (flat rate).
3. Jenis jaminan kredit berbentuk tanah atau kendaraan.
D. Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit
modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja
dengan suku bunga 22,8% per tahun.
2 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit
modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan
kendaraan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis.
Dalam penelitian ini penulis dapat menerapkan teori yang sudah diterima
dalam perkuliahan kedalam kondisi yang sebenarnya.
2. Bagi BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat sejauh mana perbedaan
risiko kredit modal kerja yang diakibatkan oleh kebijakan kredit yang
berbeda dan selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat keputusan persetujuan kredit.
6
3. Universitas Sanata Dharma.
Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi pustaka bagi Universitas
Sanata Dharma, dan dapat dijadikan salah satu acuan bagi peneliti
selanjutnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian teoritis yang berasal dari studi pustaka. Uraian
ini yang nantinya dapat dijadikan landasan berpikir bagi penulis
dalam mengolah data yang diperoleh, dan menganalisa data
tersebut untuk mendapatkan pemecahan atas permasalahan yang
diajukan.
BAB III. : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat
penelitian dan waktu penelitian, subyek penelitian dan obyek
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,
teknik pengumpulan data, jenis data, data yang diperlukan,
perumusan variabel penelitian dan teknik analisa data.
7
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah berdirinya
perusahaan dan perkembangannya, bidang usaha, tujuan yang ingin
dicapai, struktur organisasi perusahaan, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing bagian, personalia perusahaan dan produk
dan prosedur pemberian kredit BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisa data yang
diperoleh dari BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem dengan
menggunakan metode dan teknik yang sudah diuraikan dalam
metode penelitian serta pembahasannya.
BAB VI : PENUTUP
Dengan melihat hasil penelitian, pada bab ini akan diuraikan
kesimpulan, keterbatasan dan saran-saran dari penulis untuk
memperbaiki kekurangan yang ada, yang diharapkan berguna bagi
pihak BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang Bank
1. Pengertian Bank
Kata bank tidak asing lagi ditelinga masyarakat, bahkan dalam
masyarakat kalangan bawah. Masyarakat selalu mengaitkan bank dengan
uang, hal ini disebabkan masyarakat secara umum mengenal bank sebagai
tempat menyimpanan uang. Menurut Santoso (1994), bank adalah suatu
industri yang bergerak dibidang kepercayaan, yang dalam hal ini sebagai
media perantara keuangan (financial intermediary) antara debitur dan
kreditur dana.
Menurut UU No.10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
2. Penggolongan Bank
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 pasal 5, berdasarkan jenisnya bank
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat. Tentang pengertian Bank Umum dan BPR, UU No. 10 tahun 1998
menyatakan bahwa:
Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
9
kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
B. Tinjauan tentang Kredit
1. Pengertian Kredit
Sebagian besar masyarakat sudah mengenal kata kredit. Secara
sederhana masyarakat memaknai kata kredit sebagai pinjaman kepada
pihak lain. Menurut Suyatno (2007), istilah kredit berasal dari bahasa
Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena
itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau badan yang
memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit pada masa yang akan
datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan, yang
dapat berupa barang, uang, atau jasa.
Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, pengertian kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2. Unsur–unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan pada
kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan
pemberian kepercayaan. Pemberi kredit akan mengabulkan permohonan
kredit yang diajukan hanya bila ia yakin bahwa penerima kredit dapat
10
mengembalikan pinjaman beserta bunganya secara tepat waktu, sesuai
dengan perjanjian yang disepakati. Menurut Suyatno (2007), unsur-unsur
yang terdapat dalam kredit adalah:
a. Kepercayaan.
Keyakinan dari Si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik
dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterima
kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Waktu.
Merupakan suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang.
c. Degree of Risk.
Merupakan suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai suatu
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari.
d. Prestasi.
Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Karena kehidupan
ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi
kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktik
perkreditan.
11
3. Fungsi Kredit
Dalam kehiduan perekonomian yang modern, bank memegang peranan
yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena salah satu usaha yang
dijalankan oleh bank adalah memberikan bantuan permodalan, yaitu
berupa kredit. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian
dan perdagangan antara lain sebagai berikut (Suyatno, 2007):
a Meningkatkan daya guna uang.
Para pemilik uang/modal dapat meminjamkan uangnya secara
langsung kepada para pengusaha untuk meningkatkan produksi atau
meningkatkan usahanya, atau menyimpan uangnya di bank sebagai
pinjaman kepada perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat meningkatkan
peredaran uang kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang
pula.
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku
menjadi barang jadi, sehingga daya gunanya meningkat.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan
kepada usaha antara lain :
(1) Pengendalian inflasi
(2) Peningkatan ekspor
(3) Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
12
e. Meningkatkan kegairahan berusaha
Seringkali keinginan seseorang untuk meningkatkan usahanya dibatasi
oleh kemampuan dibidang permodalan, oleh sebab itu bantuan kredit
yang diberikan oleh bank dapat menjadi solusi untuk memecahkan
masalah ini.
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru, dengan demikian dapat
menyerap tenaga kerja sehingga pemerataan pendapatan akan
meningkat pula.
g. Meningkatkan hubungan internasional.
Bank-bank besar di luar negeri yang memiliki jaringan usaha, dapat
memberikan bantuan dalam bentuk kredit kepada perusahaan dalam
negeri. Bantuan kredit ini dapat mempererat hubungan ekonomi antar
negara dan meningkatkan hubungan internasional.
4. Jenis Kredit.
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat dapat
dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut (Suyatno, 2007):
a. Kredit dilihat dari sudut tujuannya.
(1) Kredit Konsumtif
Kredit untuk memperoleh atau membeli barang–barang dan
kebutuhan lain yang bersifat konsumtif.
13
(2) Kredit Produktif
Kredit yang diberikan untuk melancarkan jalannya proses
produksi, misalnya untuk modal usaha.
(3) Kredit Perdagangan
Kredit untuk membeli barang yang kemudian untuk dijual lagi.
b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya.
(1) Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)
Kredit yang berjangka waktu maksimum dari satu tahun.
(2) Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan)
Kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun.
(3) Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)
Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
c. Kredit dilihat dari sudut jaminannya.
(1) Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)
(2) Kredit dengan Jaminan (Secured Loan): jaminan barang, jaminan
pribadi, dan jaminan efek.
d. Kredit dilihat dari sudut penggunaanya
(1) Kredit Eksploitasi atau Modal Kerja.
Kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank
kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar.
14
(2) Kredit Investasi
Kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh
bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau
penanaman modal.
C. Tinjauan tentang Risiko Kredit
Dalam pemberian kredit, bank menyadari adanya risiko kredit yang
mungkin terjadi dikemudian hari, yang bisa mempengaruhi lalulintas
perputaran uang dan kegiatan bank. Bank harus melakukan usaha-usaha untuk
meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi ini. Tentang risiko kredit,
Siamat (1993) menyatakan sebagai berikut:
Risiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan.
Risiko kredit dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah angsuran x Hari Keterlambatan x (Bunga : 12) Risiko Kredit =
360
(Sumber: Samosir, 2003)
Menurut Sinungan (1993), Apabila suatu risiko bertambah tinggi maka
bertambah tinggi pula tingkat suku bunga yang dikenakan, demikian
sebaliknya, bertambah rendah risiko kredit akan bertambah rendah pula bunga
15
yang dikenakan. Kemungkinan terjadinya risiko kredit ini pasti ada, hal ini
disebabkan oleh dua faktor sebagai berikut (Kasmir, 2008):
1. Dari pihak perbankan
a. Analis kredit kurang teliti, sehingga apa yang sebenarnya bisa terjadi
tidak diprediksi sebelumnya.
b. Analis kredit tidak bersikap obyektif, dan terjadi praktik kolusi yang
dilakukan antara analis dan debitur.
c. Pihak bank mengharapkan keuntungan yang besar tanpa
memperhatikan pedoman kredit, misalnya dengan menetapkan suku
bunga kredit yang terlalu tinggi, jangka waktu kredit yang panjang,
dan keloggaran dalam penilaian agunan kredit yang disertakan.
2. Dari pihak debitur
Dilihat dari pihak debitur, risiko kredit dapat terjadi karena dua hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan: dalam hal ini, debitur secara sengaja
untuk tidak bermaksud membayar kejibannya. Dapat dikatakan tidak
adanya unsur kemauan untuk membayar.
b. Adanya unsur tidak sengaja: dalam hal ini, sebenarnya debitur ingin
melunasi hutangnya, akan tetapi debitur tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar. Biasanya diakibatkan karena hal-hal
yang di luar kendali perusahaan, misalnya usaha debitur mengalami
musibah kebakaran, bencana alam atau debitur mengalami
kebangkrutan karena dampak dari perubahan keadaan perekonomian.
16
Sebelum memberikan persetujuan kredit, bank harus melakukan analisa
kredit. Analisa kredit ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 5C
atau 6C. Menurut Dendawijaya (2001), analisa kredit dengan prinsip 6C dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Character (C-1)
Analisa mengenai watak atau karakter nasabah yang mempengaruhi
integritas calon debitur, dimana integritas ini sangat mempengaruhi
willingness to pay atau kemauan untuk membayar kembali nasabah atas
kredit yang telah dinikmati.
2. Capital (C-2)
Penilaian ini berhubungan dengan nilai modal yang dimiliki oleh calon
nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan, karena pembiyaan
suatu proyek yang akan dijalankan tidak seluruhnya dari bank.
3. Capacity (C-3)
Penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi
kewaiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad
kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.
4. Condition of economy (C-4)
Faktor–faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi proyek akan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap ciri/corak bisnis atau proyek
yang akan dibangun, baik proyek baru maupun proyek perluasan.
17
5. Collateral (C-5)
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, setiap
pemberian kredit oleh bank harus disertai jaminan/agunan yang memadai,
kecuali untuk proyek pemerintah. Collateral/agunan kredit merupakan
salah satu syarat kredit yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
permohonan kredit disetujui.
6. Constraints (C-6)
Merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor–faktor sosial
psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang
menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.
D. Tinjauan tentang Suku Bunga
Pemberian kredit umumnya disertai dengan bunga kredit yang harus
dibayarkan oleh pihak debitur. Bunga adalah penambahan, perkembangan,
peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam
dari jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau
berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu.
Penentuan suku bunga kredit untuk setiap jenis bank berbeda-beda.
Perbedaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, secara umum penentuan bunga
kredit yang membedakan antara kredit dengan kredit lainnya adalah:
1 Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu kredit pada umumnya merupakan cerminan dari risiko kredit
yang mungkin terjadi, maka bank akan membebankan bunga yang lebih
18
tinggi pada kredit jangka panjang dibandingkan dengan kredit jangka
pendek
2 Kualitas Jaminan Kredit
Jaminan kredit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
memberikan pertimbangan mengenai berapa besarnya bunga yang akan
dibebankan kepada seseorang nasabah/ debitur.
Tentang kualitas jaminan kredit, Suyatno (2007) menyatakan sebagai
berikut:
Bila nasabah memberikan jaminan kredit yang mempunyai kualitas yang tinggi yaitu mudah dicairkan, nilainya tidak mengalami penurunan, sangat mudah diperjualbelikan, berarti risiko atas kredit yang diberikan bank rendah. Dengan demikian bank juga akan membebankan bunga kredit yang rendah.
3 Reputasi Perusahaan
Pada umumnya perusahaan-perusahaan penerima kredit dapat dibedakan
dalam kelompok besar yaitu:
a. Perusahaan besar (Join Venture)
b. Perusahaan milik negara (BUMN)
c. Perusahaan menengah (Whole sale, perdagangan Impor dan
Ekspor)
d. Perusahaan-perusahaan kecil (Pengusaha perorangan)
Kualitas dan reputasi dari keempat jenis perusahaan tersebut berbeda, yang
tercermin dari credit rating perusahaan tersebut. Perusahaan dengan credit
rating sangat baik dinilai bank mempunyai tingkat risiko yang rendah.
Sedangkan perusahaan-perusahaan yang mempunyai credit rating yang
19
kurang baik mempunyai tingkat risiko yang sangat tinggi. Sebaliknya
kepada perusahaan yang mempunyai reputasi dengan credit rating
kurang baik akan membebankan bunga kredit yang lebih tinggi.
4 Hubungan Baik
Yang dimaksud dengan hubungan baik disini adalah seberapa jauh
perusahaan telah mengadakan hubungan (transaksi) dengan bank,
bagaimana catatan dari hubungan tersebut.
5 Jaminan Pihak Ketiga
Adanya jaminan pihak ketiga yang cukup bonafit dari segi
penilaian bank akan mempengaruhi penentuan bunga kredit yang
dibebankan bank. Selain itu, jaminan pihak ketiga yang cukup
bonafit dari segi penilaian bank akan mempengaruhi penentuan
harga kredit yang dibebankan oleh bank
Besarnya bunga yang akan dibebankan kepada masing-masing debitur
sangat bervariasi. Menurut Suyatno (2007), cara perhitungan bunga kredit
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sliding Rate
Pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun
dari bulan ke bulan, sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai
akibat pembayaran cicilan pokok pinjaman.
2. Flat Rate
Pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap pada setiap
bulannya, walau pokok pinjaman menurun sebagai akhibat adanya
pembayaran cicilan
20
3. Floating Rate
Pembebanan bunga yang besarnya tidak ditetapkan untuk suatu jangka
waktu, namun diambangkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga
yang ada di pasar uang.
E. Tinjauan tentang Jaminan Kredit
Setiap melakukan pengajuan kredit, calon nasabah harus menyerahkan
sejumlah jaminan. Nilai jaminan tersebut harus cukup untuk menjamin
fasilitas kredit yang diterima debitur. Secara umum jaminan kredit diartikan
sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk
menanggung pembayaran kembali suatu hutang (Suyatno, 2007).
Barang-barang yang telah diterima bank harus dikuasai atau diikat secara
yuridis dengan suatu perjanjian kredit, baik dibawah tangan maupun dengan
akta notaris. Kegunaan jaminan adalah untuk (Suyatno, 2007) :
1. Memberikan hak dan kekuasaan pada bank untuk mendapatkan pelunasan
dengan barang-barang jaminan tersebut bila nasabah melakukan cidera
janji, yaitu tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang sudah di
tentukan
2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usahanya atau
proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya, dapat
dicegah atau diminimalkan.
21
3. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit,
khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat–syarat
yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah
dijaminkan kepada bank.
Pada prinsipnya pemberian kredit harus disertai dengan jaminan, jaminan
tersebut dapat berupa benda atau perorangan. Kredit dengan jaminan memiliki
risiko yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan kredit tanpa jaminan.
Pada kredit tanpa jaminan, apabila kreditur mengalami suatu masalah dan
akhirnya tidak dapat melunasi pinjamannya, maka pihak bank akan
mengalami kesulitan dalam menutupi kerugian atas kredit yang disalurkan.
Sebaliknya, pada kredit dengan jaminan pihak bank akan lebih mudah untuk
mengatasi masalah tersebut.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan
latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta
interaksinya dengan lingkungan (Indriantoro, 2002). Data yang diperoleh
kemudian diolah dan dianalisis selanjutnya ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi BPR Bhakti Daya Ekonomi
Pakem.
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi, Jl.
Kaliurang Km 17 Pakem, Yogyakarta pada bulan Juli 2009 sampai dengan
bulan Agustus 2009.
C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan
informasi yang berhubungan dengan penelitian yaitu Staf bagian Kredit
UMKM dan HRD.
23
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah data-data atau dokumen yang
berhubungan dengan kebijakan kredit bank itu sendiri. Data-data atau
dokumen yang dimaksud adalah data-data mengenai risiko kredit modal
kerja debitur, tingkat suku bunga kredit dan jenis jaminan kredit modal
kerja.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang akan diteliti (Boedijoewono,
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah data dari semua debitur yang
membayar angsuran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan atau
terlambat membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006-2007.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Boedijoewono,
2007). Sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Data dari semua debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan atau terlambat membayar angsuran kredit
modal kerja pada tahun 2006-2007, dengan suku bunga 19.2% per tahun
atau suku bunga 22.8% per tahun.
2. Data dari sebagian debitur yang membayar angsuran tidak sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan atau terlambat membayar angsuran kredit
modal kerja pada tahun 2006-2007, dengan jenis jaminan kredit berupa
tanah atau kendaraan.
24
E. Teknik Pengambilan Sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2007). Yang menjadi pertimbangan bagi penulis dalam pengambilan sampel
ini adalah pada tingkat suku bunga 19.2% per tahun dan 22.8% per tahun
menunjukkan jumlah debitur yang terbanyak yang tidak tepat waktu dalam
membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006 sampai dengan tahun
2007. Sedangkan pengambilan sampel untuk risiko kredit modal kerja ditinjau
dari jenis jaminan menggunakan teknik simple random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak tanpa melihat strata yang ada dalam populasi.
F. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya
jawab secara lisan kepada KaBag Kredit UMKM dan HRD untuk
memperoleh informasi mengenai kebijaksanaan kredit modal kerja yang
dijalankan khususnya tentang suku bunga kredit, jenis jaminan kredit dan
praktik kredit yang dijalankan, dan semua informasi yang berhubungan
dengan BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.
2. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat
berkas, catatan, dan dokumen lain yang dimiliki oleh BPR Bhakti Daya
Ekonomi Pakem yang berkaitan dengan obyek penelitian.
25
G. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer.
Peneliti mendapatkan data secara langsung dari sumber data asli. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara
dengan KaBag Kredit UMKM dan HRD BPR Bhakti Daya Ekonomi
Pakem.
2. Data Sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder diperoleh
dengan cara melihat dokumen atau catatan yang dimiliki oleh BPR Bhakti
Daya Ekonomi Pakem.
H. Data yang Diperlukan.
1. Sejarah dan gambaran umum BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem.
2. Data mengenai kebijakan kredit yang diterapkan (suku bunga dan jenis
jaminan kredit)
3. Data mengenai jenis kredit yang diberikan.
4 Data mengenai kredit, debitur dan keterlambatan pembayaran.
26
I. Perumusan Variabel Penelitian
1. Perumusan Variabel.
Variabel-variabel yang akan diperiksa dalam penelitian ini adalah :
a. Kebijakan kredit yang diterapkan di BPR Bhakti Daya Ekonomi
Pakem, dalam hal ini mengenai :
(1) Suku bunga kredit, yaitu pada tingkat suku bunga 19,2% per tahun
dan 22,8% per tahun.
(2) Jenis Jaminan kredit, yaitu jenis jaminan tanah dan kendaraan.
b. Risiko kredit yang berkaitan dengan masing–masing kebijakan yang
diterapkan.
Agar tidak terjadi perbedaan interpretasi, maka dijelaskan mengenai
apa yang dimaksud dalam variabel-variabel di atas. Suku Bunga Kredit
adalah prosentase imbalan yang akan diterima bank karena telah
meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah. Tingkat suku bunga ini
yang menentukan adalah pihak bank dan setiap nasabah yang akan
meminjam uang di bank tersebut telah menyetujui besarnya bunga
yang akan mereka bayar.
Jaminan Kredit adalah benda yang dijadikan tanggungan apabila
debitur ingkar janji atau melakukan wanprestasi atau tidak
melunasi hutangnya kepada bank. Apabila debitur ingkar janji maka
benda tersebut menjadi milik bank yang bersangkutan.
Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak
mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima
27
dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan atau dijadwalkan.
2. Pengukuran Variabel
Untuk mengukur risiko kredit dihitung dari debitur yang melakukan
keterlambatan dalam mengangsur dan diukur dalam satuan rupiah,
dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah angsuran x Hari Keterlambatan x (Bunga : 12) Risiko kredit =
360
J. Teknik Analisa Data
Untuk melihat ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal
kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku
bunga 22,8% per tahun, langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Membuat tabel perhitungan risiko kredit modal kerja berdasarkan suku
bunga kredit.
Tabel 1 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga 19,2% per Tahun
No Debitur
(n)
Tingkat Suku
Bunga (%)
Besar Kredit
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Jangka Waktu
(Bulan)
Jumlah hari Keterlambatan
(Hari)
Risiko Kredit
(Rp)
1. 2. 3. Dst
∑XA
AX
28
Tabel 2 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga 22.8% per Tahun
No Debitur
(n)
Tingkat Suku
Bunga (%)
Besar Kredit
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Jangka Waktu
(Bulan)
Jumlah hari Keterlambatan
(Hari)
Risiko Kredit
(Rp)
1. 2. 3. Dst
∑XB
BX
Keterangan :
∑XA, XB : Jumlah risiko kredit pada suku bunga kredit sebesar 19,2 % per
tahun dan suku bunga kredit 22,8% per tahun.
AX , BX : Rata-rata risiko kredit pada tingkat suku bunga kredit sebesar
19,2 % per tahun dan tingkat suku bunga kredit sebesar 22,8%
per tahun.
2. Melakukan uji normalitas data dengan α = 0,05
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berasal dari distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan
dengan mengggunakan uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov)
yang terdapat dalam prosedur SPSS Explore, dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Uyanto, 2009):
a. Membuat hipotesis untuk uji normalitas.
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Melakukan pengujian data dengan prosedur SPSS Explore.
29
c. Menarik keputusan apakah menolak atau menerima H0 berdasarkan
kriteria berikut:
Jika P – value < α , maka H0 ditolak.
Jika P – value ≥ α , maka H0 tidak dapat ditolak
3. Melakukan pengujian terhadap data dengan menggunakan Mann-Whitney
U-Test, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2009 dan
Trihendradi, 2005):
a. Membuat hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk risiko
kredit modal kerja berdasarkan suku bunga kredit.
BAo XXH =:
Tidak terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan
antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan
suku bunga 22,8% per tahun.
BAa XXH ≠:
Terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara
kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan suku
bunga 22,8% per tahun.
Keterangan:
AX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2 %
per tahun.
BX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8%
per tahun.
30
b. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi
(level significance) = 0,05
Jika nilai probabilitas (Sig) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.
Jika nilai probabilitas (Sig) ≥ taraf nyata (0,05), maka H0 tidak dapat
ditolak.
c. Menarik kesimpulan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol
(H0) berdasarkan hasil uji statistik yang sudah dilakukan.
Apabila hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas < 0,05
sehingga H0 ditolak, hal ini berarti BAa XXH ≠: , maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang
signifikan antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per
tahun dan suku bunga 22,8% per tahun. Apabila hasil uji statistik
menunjukan bahwa nilai probabilitas ≥ 0,05 sehingga H0 tidak dapat
ditolak, hal ini berarti BAo XXH =: , maka dapat disimpulkan tidak
terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara
kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan suku
bunga 22,8% per tahun.
Untuk melihat ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit modal
kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan,
langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
31
1. Membuat tabel perhitungan risiko kredit modal kerja berdasarkan jenis
jaminan kredit.
Tabel 3 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Tanah No
Debitur
(n)
Tingkat Suku
Bunga (%)
Besar Kredit
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Jangka Waktu
(Bulan)
Jumlah hari Keterlambatan
(Hari)
Risiko Kredit
(Rp)
1. 2. 3. Dst
∑XA AX
Tabel 4 Contoh Tabel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Kendaraan No
Debitur
(n)
Tingkat Suku
Bunga (%)
Besar Kredit
(Rp)
Angsuran
(Rp)
Jangka Waktu
(Bulan)
Jumlah hari Keterlambatan
(Hari)
Risiko Kredit
(Rp)
1. 2. 3. Dst
∑XB BX
Keterangan :
∑XA, XB : Jumlah risiko kredit dengan jaminan tanah dan kendaraan.
AX , BX : Rata-rata risiko kredit dengan jaminan tanah dan kendaraan.
2. Melakukan uji normalitas data dengan α = 0,05
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berasal dari distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan
dengan mengggunakan uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov)
32
yang terdapat dalam prosedur SPSS Explore, dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Uyanto, 2009):
a. Membuat hipotesis untuk uji normalitas.
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Melakukan pengujian data dengan prosedur SPSS Explore.
c. Menarik kesimpulan apakah menolak atau menerima H0 berdasarkan
kriteria berikut:
Jika P – value < α , maka H0 ditolak.
Jika P – value ≥ α , maka H0 tidak dapat ditolak
3 Melakukan pengujian terhadap data dengan menggunakan Mann-Whitney
U-Test, dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2009 dan
Trihendradi, 2005):
a. Membuat hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk risiko
kredit berdasarkan jenis jaminan kredit
BAo XXH =:
Tidak terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan
antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan
kendaraan.
BAa XXH ≠:
Terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara
kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan kendaraan.
33
Keterangan:
AX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan tanah.
BX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan.
b. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi
(level significance) = 0,05
Jika nilai probabilitas (Sig) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.
Jika nilai probabilitas (Sig) ≥ taraf nyata (0,05), maka H0 tidak dapat
ditolak
c. Menarik kesimpulan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol
(H0) berdasarkan hasil uji statistik yang sudah dilakukan.
Apabila hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas < 0,05
sehingga H0 ditolak, hal ini berarti BAa XXH ≠: , maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang
signifikan antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan
kendaraan. Apabila hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai
probabilitas ≥ 0,05 sehingga H0 tidak dapat ditolak, hal ini berarti
BAo XXH =: , maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan nilai
rata–rata risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan
jaminan tanah dan jaminan kendaraan.
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
B. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Bank Perkreditan rakyat merupakan wujud dari kepedulian pemerintah
terhadap masyarakat, terutama terhadap masyarakat tingkat menengah
kebawah. Hal ini karena sebagian dari penduduk Indonesia merupakan
masyarakat tingkat menengah kebawah. Tujuannya diantaranya adalah untuk
memperlancar kegiatan usaha terutama kelompok pengusaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dan sebagai intermediasi keuangan supaya menjadi lebih
produktif. Karena seringkali pemilik usaha kecil dan menengah mengalami
kesulitan dalam hal pendanaan, sehingga usahanya sulit untuk bersaing dan
berkembang.
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem merupakan salah satu Bank Perkreditan
Rakyat yang ada di kota Yogyakarta. Lokasi BPR Bhakti Daya Ekonomi
Pakem di Jl. Kaliurang Km 17 Pakem, Yogyakarta. Masyarakat menyebut
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem sebagai Bank Pakem atau BPR BDE.
Pada tahun 1969, beberapa tokoh lokal yang memiliki kepedulian terhadap
rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar Pakem karena
merajalelanya praktik rentenir merintis perusahaan ini dengan membentuk
“Panitia Tujuh”. Panitia Tujuh tersebut terdiri dari Raden Stanislaus Subijat
Prodjohatmodjo, Johanes Tedjoharsojo, Ignatius Padmoharsono, R.M Ing.
35
Soemarno, Hadi Wandowo, Marcus Markono, dan FX. Dirdjo Wiharsono.
Pada tanggal 2 April 1970 berdasarkan Akte Notaris Nomor 2 BPR Bhakti
Daya Ekonomi Pakem secara resmi didirikan sebagai Bank Desa dan mulai
beroperasi dibawah pimpinan Drs. J. Soekidjo Dwidjosiswoyo.
Modal yang terkumpul pada awal pendirian sebesar Rp. 750.000,00. Modal
tersebut dikumpulkan dari para pemegang saham, pada saat itu ada 70 orang
pemegang saham. Pada tahun 2007 modal usaha yang dimiliki perusahaan
sebesar Rp. 8.000.000.000,00 yang berasal dari para pemegang saham dan
masyarakat. Usaha yang dijalankan perusahaan bergerak dibidang jasa
keuangan, yaitu jasa simpan pinjam. Perusahaan menerima dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan dan memberikan dana kepada masyarakat
dalam bentuk pinjaman dengan tingkat bunga tertentu dan jenis jaminan
tertentu sesuai dengan kesepakatan.
Pada tahun 2007 dibawah pimpinan A. Tony Prasetiantono, Ph.D. dan Fx.
Rukmo Hartono, SE yang menjabat sebagai Dewan Komisaris, BPR BDE
semakin dikukuhkan keberadaannya sebagai perusahaan perbankan. Sampai
akhir tahun 2007 lalu, BPR BDE telah melayani 21.221 orang nasabah. Terdiri
dari 12.544 orang penabung, 7.363 orang nasabah kredit dan 1.314 orang
deposan. Agar lebih dapat mengembangkan eksistensinya, saat ini perusahaan
juga menjalin kerja sama denga pihak luar, diantaranya dengan Instansi-
instansi Pemerintah, BI, BNI, NIAGA, Danamon, Jamsostek, Jasa Raharja,
Bumiputra dan Andi Offset.
36
B. Tujuan Perusahaan
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem selakyaknya perusahaan pada
umumnya, memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan umum yang ingin
dicapai BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem yaitu untuk memperoleh
keuntungan atau laba semaksimal mungkin untuk menunjang usahanya dalam
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Tujuan khusus yang ingin
dicapai perusahaan yaitu:
1. Membebaskan masyarakat dari praktik rentenir.
2. Turut serta dalam usaha pemerataan pembangunan, membantu
perekonomian dengan memberikan kontribusi pendanaan pada usaha
mikro, kecil dan menengah melalui pelayanan jasa perbankan.
3. Menjadi BPR profesional, tangguh dan terpercaya dengan selalu
mengutamakan kepuasan nasabah.
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem berusaha mencapai tujuan–tujuan yang
telah ditentukan tersebut dengan cara sebagai berikut:
1. Menjalankan aktivitas BPR unggul yang mengutamakan pelayanan
pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan
ekonomi rakyat kecil.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang didukung oleh organisasi, manajemen dan sumberdaya manusia
yang profesional, tangguh dan terpercaya.
3. Memberikan manfaat yang optimal kepada pemegang saham,
karyawan, nasabah dan pemerintah.
37
C. Struktur Organisasi
Gambar 1: Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: PT BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
38
D. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-masing Bagian
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Pemegang saham memiliki wewenang untuk mengembangkan modalnya
serta membentuk perwakilan yaitu Dewan Komisaris dan Direktur.
2. Dewan Komisaris
Wewenang:
a. Mengawasi pekerjaan Direksi.
b. Memeriksa dan mengevaluasi perkembangan kondisi bank.
c. Memeriksa dan menyetujui neraca dan perhitungan laba/rugi serta
surat-surat pertanggungjawaban tahunan lainnya
d. Memeriksa buku-buku, bukti, surat-surat, mencocokan keadaan uang
kas dan lain sebagainya serta mengetahui semua tindakan yang telah
dijalankan.
e. Memberikan masukan kepada Direksi yang bisa dijadikan
pertimbangan untuk memotivasi perkembangan bank, agar menjadi
lebih baik lagi
Tanggung Jawab:
a. Membuat catatan atas hasil pemeriksaan.
b. Membuat laporan Komisaris kepada Bank Indonesia mengenai
perkembangan usaha bank serta rencana-rencana yang akan
dilaksanakan secara periodik.
c. Tugas-tugas lain yang berhubungan dengan Dewan Komisaris
39
3. Direksi
Wewenang:
a. Memberikan laporan kegiatan bank kepada instansi-instansi yang
berkaitan dengan fungsi dan statusnya bila instansi tersebut
memintanya. Memberikan laporan berkala kepada Dewan Komisaris.
b. Mengusulkan perbaikan-perbaikan bagi hak-hak karyawan kepada
Dewan Komisaris.
c. Menyimpan warkat-warkat berharga.
d. Membuat keputusan untuk mengangkat atau memberhentikan
karyawan.
Tanggung Jawab:
a. Membuat rencana kerja bank secara periodik untuk dilaporkan kepada
Bank Indonesia.
b. Mencocokkan kas tunai dari rekapitulasi kas dengan mutasi pada buku
kas harian setiap tutup jam kerja.
c. Tugas-tugas lain yang berhubungan dengan Direksi.
4. SPI ( Satuan Pengendali Intern)
Wewenag:
a. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait.
b. Melakukan kerjasama dengan instansi atau pihak terkait.
c. Melakukan investigasi langsung kepada nasabah.
d. Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas setiap bagian.
40
Tanggung Jawab:
a. Pengawasan semua kegiatan di perusahaan agar berjalan dengan baik
dan benar.
b. Pengawasan terhadap proses dan prosedur akuntansi.
c. Pengembangan sisdur operasional.
5. Sekretaris Perusahaan
Wewenang:
a. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait
b. Melakukan kerjasama dengan instansi atau pihak terkait.
Tanggung Jawab:
a. Membantu pekerjaan Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Sebagai Public Relation untuk relasi-relasi utama prusahaan.
6. Bagian Akuntansi dan Pelaporan.
Wewenang:
a. Mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
b. Memprakarsai kebijakan anggaran dan keuangan.
c. Mengelola data-data keuangan perusahaan.
Tanggung Jawab:
a. Melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan perusahaan.
b. Melaksanakan rencana strategik di bidang keuangan.
c. Perencanaan pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk pihak
ekstern maupun intern.
d. Penyusunan SPT masa dan tahunan.
41
e. Pengarsipan voucher dan bukti-bukti transaksi keuangan.
f. Penyediaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan.
g. Evaluasi dan pelaporan perkembangan keuangan perusahaan.
7. Bagian Pelayanan dan Monitoring.
Wewenang:
a. Pelaksanaan kecepatan, kenyamanan dan kepuasan pelayanan.
b. Menjaga likuiditas kas teller.
c. Memberikan persetujuan transaksi kas sesuai dengan wewenangnya.
d. Melakukan komunikasi secara efektif dengan nasabah dan calon
nasabah.
e. Memprioritaskan pelayanan kepada nasabah potensial.
Tanggung Jawab:
a. Penyusunan anggaran keuangan.
b. Pengendalan arus kas masuk dan arus kas keluar.
c. Menjamin kecepatan, kenyamanan dan kepuasan pelayanan.
d. Menjamin kelancaran pelayanan nasabah dan tabungan SAE.
e. Menjamin ketepatan jumlah kas masuk dan kas keluar.
f. Melaporkan kinerja pada atasan sesuai dengan lingkup kerjanya.
g. Menjaga sarana dan prasarana kerja.
h. Mengelola persediaan materai.
i. Mengelola persediaan form cetakan di lingkup kerjanya.
j. Peningkatan dan pengembangan kemampuan stafnya.
42
k. Memberikan informasi dan mempromosikan produk-produk
perusahaan.
l. Menjamin terlaksananya standar pelayanan.
8. Bagian HRD (Human Resource Development)
Wewenang:
a. Memprakarsai recruitment, mutasi, rotasi, promosi dan demosi.
b. Memprakarsai pemberian reward dan punishment.
c. Memprakarsai pelatihan-pelatian dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas SDM.
d. Pembinaan kedisiplinan karyawan.
e. Conseling and coaching
f. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait.
g. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga sesuai dengan
wewenangnya.
Tanggung Jawab:
a. Menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan SDM di perusahaan
berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang telah
ditetapkan sesuai dengan praturan pemerintah yang berlaku agar
diperoleh SDM dengan kinerja, kapabilitas dan kompetensi yang
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
b. Menyusun rencana kerja anggaran bagiannya sesuai dengan strategi,
kebijakan dan sisem SDM yang telah ditetapkan untuk memastikan
tercapainya sasaran bagian SDM.
43
c. Mengloordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM di
seluruh perusahaan untuk memastikan semuanya sesuai dengan
strategi, kebijakan, sistem, dan rencana kerja yang telah disusun.
d. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan perkembangan
organisasi, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan rekrutmen dan seleksi untuk memastikan tesedianya tenaga
kerja yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi yang
diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.
9. Bagian Rahdana.
Wewenang:
a. Melakukan koordinasi dengan kepala bagian lain.
b. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait.
c. Mengusulkan pemberian special rate.
d. Memprakarsai pengembangan produk maupun kegiatan operasional.
e. Memprakarsai pemberian kartu ucapan dan bingkisan kepada nasabah.
f. Memprakarsai perubahan biaya penghimpunan dana.
g. Memprakarsai mutasi, promosi, rotasi dan degradasi jabatan.
h. Memprakarsai penyelenggaraan undian SAE.
i. Pengelolaan dana pihak ketiga.
j. Pengambilan da penyetoran dana pada bank.
Tanggung Jawab:
a. Melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan perusahaan.
b. Melaksanakan rencana strategik rahdana.
c. Membuat pelaporan penjaminan ke LPS.
d. Mengembangan produk dan segmen pasar rahdana.
44
e. Pengelolaan kas RSPN.
f. Monitoring penyelenggaraan undian SAE.
g. Pembinaan pada para deposan dan penabung.
h. Pelaksanaan operasional tabungan, deposito, dan tabungan SAE.
i. Melakukan evaluasi kegiatan operasional secara periodik dan
mempertangggungjawabkan kepada Direktur.
j. Menerapkan peraturan-peraturan perbankan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
k. Merawat sarana dan prasarana kerja dilingkungannya.
10. Bagian Kredit UMKM.
Wewenang:
a. Memutuskan kredit sesuai dengan wewenangnya.
b. Melakukan kerja sama dengan pihak terkait.
c. Memprakarsai pengembangan produk dan kegiatan operasional.
d. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait baik mengenai dana atau
kredit.
Tanggung Jawab:
a. Melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan perusahaan.
b. Melaksanakan perencanaan strategik kredit dibidang operasional.
c. Pengembangan produk berdasarkan jenis kredit, segmen pasar, wilayah
operasional dan plafond kredit.
d. Pengelolaan kolektibilitas kredit dan extra countable.
e. Pengelolaan kas pelayanan.
f. Pembinaan kepada debitur secara proaktif, terencana dan terpadu.
g. Pengawasan kegiatan operasional dana maupun kredit.
45
h. Penyusunan kajian hukum terhadap kredit-kredit yang bermasalah.
i. Melakukan evaluasi target dan kegiata operasional secara periodik.
j. Menjamin kecocokan rupa-rupa pasiva.
k. Melakukan evaluasi kegiatan operasional secara periodik dan
mempertangggungjawabkan kepada Direktur
l. Menerapkan peraturan-peraturan perbankan.
m. Merawat sarana dan prasarana kerja dilingkungannya.
11. Bagian Kredit Pegawai dan Lansia atau Pensiunan.
Wewenang:
a. Memutuskan kredit sesuai dengan wewenangnya.
b. Penyusunan kajian hukum terhadap kredit-kredit yang bermasalah.
c. Melakukan kerja sama dengan instansi dan pihak terkait.
d. Memprakarsai pemindahan instansi dari Kredit Pegawai Utama ke
Kredit Pegawai Prima atau sebaliknya.
e. Memprakarsai perubahan suku bunga dan biaya operasional yang
terkait.
f. Memprakarsai perubahan kebijakan kredit.
g. Menandatangani surat tagihan dan cash in transit.
h. Memprakarsai usulan mengenai penghapusan kredit.
Tanggung Jawab:
a. Melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan perusahaan.
b. Melaksanakan perencanaan strategik dibidang pengembangan atau
pemasaran.
c. Melaksanakan kebijakan perusahaan dibidang pemasaran, analisa
kredit, rutinitas penagihan dan penanganan kredit bermasalah.
46
d. Pengelolaan kolektibilitas kredit.
e. Pengadaan sarana promosi.
f. Pengembangan produk dan segmen pasar.
g. Menangatur, mengkoordinir, dan mengevaluasi tugas dan kinerja
kepala seksi dibawahnya.
h. Pengelolaan kolektibilitas kredit dan extra countable
i. Menjamin kecocokan rupa-rupa pasiva
j. Melakukan evaluasi kegiatan operasional secara periodik dan
mempertangggungjawabkan kepada Direktur
k. Pembinaan kepada debitur secara proaktif, terencana dan terpadu.
l. Merawat sarana dan prasarana kerja dilingkungannya
12. Kantor Cabang Gejayan.
Kantor Cabang berwenang untuk mengelola rumah tangganya sendiri
sesuai dengan peraturan yang berlaku dibawah pengawasan Kantor Pusat,
dan menjalankan usahanya sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang
sudah ditetapkan. Kantor Cabang bertanggungjawab kepada Kantor Pusat
atas usaha yang dijalankan. Secara periodik, Kantor Cabang harus
membuat laporan perencanaan strategik perusahaan, laporan keuangan,
dan keadaan atau perkembangan perusahaan untuk dilaporkan ke Kantor
Pusat.
E. Personalia Perusahaan
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem membantu pemerintah dalam usaha
pemerataan pembangunan dengan pemberian kredit UMKM dan ikut berperan
47
dalam mengurangi jumlah pengangguran. Jumlah karyawan PT. BPR Bhakti
Daya Ekonomi pada tahun 2009 mencapai 78 karyawan yang terdiri dari 41
karyawan tetap dan 37 karyawan kontrak. Dari 78 karyawan tersebut, 11
karyawan diantaranya bekerja di Kantor Cabang Gejayan. Pada hari senin
sampai hari jumat karyawan mulai bekerja pada pukul 08.00 WIB sampai
pukul 16.00 WIB, dan jeda istirahat makan siang pada pukul 12.00 WIB
sampai pukul 12.45 WIB. Tetapi pada hari sabtu karyawan mulai bekerja pada
pukul 08.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB.
Untuk memenuhi kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
dan kompeten dibidangnya, maka recruitment karyawan dilakukan dengan
beberapa tahapan sebagai berikut:
Tahap I : Seleksi administrasi.
Tahap II : Seleksi tertulis.
Tahap III : Seleksi wawancara I.
Tahap IV : Psikotes.
Tahap V : Seleksi wawancara II.
Tahap VI : Seleksi wawancara III, atau Tes kesehatan.
Semua calon karyawan mengikuti semua tahap seleksi tersebut. Direktur
Utama berhak untuk mengangkat calon karyawan menjadi karyawan BPR
Bhakti Daya Ekonomi Pakem berdasarkan hasil seleksi yang sudah
dilaksanakan, dan berhak memberhentikan karyawan dengan alasan yang
sudah dipertimbangkan.
48
F. Produk dan Prosedur Pemberian Kredit.
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem memiliki fungsi dan peranan sebagai
perusahaan perbankan yang memberikan intermediasi keuangan bagi pelaku
ekonomi skala mikro, kecil dan menengah. Oleh sebab itu, BPR Bhakti Daya
Ekonomi Pakem menyediakan produk dan layanan jasa perbankan yang
diarahkan mampu menjadi solusi bagi kebutuhan seluruh lapisan dalam
masyarakat. Setiap produk jasa yang ada dirancang sedemikian rupa agar
mudah diakses, cepat dalam proses, dan aman.
Produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem
yaitu:
1 Produk Deposito Berjangka BDE.
2 Produk Tabungan.
3 Produk Kredit.
Produk-produk kredit yang ditawarkan oleh BPR Bhakti Daya Ekonomi
Pakem dikelompokan menjadi tiga, yaitu Kredit Modal Kerja, Kredit
Investasi, dan Kredit Konsumsi.
Sasaran perusahaan dibidang perkreditan adalah seluruh lapisan mayarakat
yang membutuhkan dana sebagai tambahan modal atau untuk
mengembangkan usahanya, yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ada. Kredit modal kerja diperuntukan bagi para pengusaha, terutama
pengusaha mikro, kecil dan menengah yang berdomisili dan atau mempunyai
usaha di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Syarat utama yang harus
dipenuhi calon debitur agar dapat mengajukan kredit modal kerja adalah
49
mempunyai usaha produktif yang mendukung dan sudah berjalan minimal
satu tahun, dan mempunyai jaminan yang mendukung. Calon debitur dapat
memberikan jaminan berupa:
1 Jaminan Benda Bergerak: Kendaraan.
2 Jaminan Benda Tidak Dapat Bergerak: Tanah bersertifikat, Deposito
berjangka.
Calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit modal kerja harus
mengikuti beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Pengisian Form atau Kelengkapan.
Calon debitur harus mengisi formulir Permohonan Kredit Umum yang
berisi data diri calon debitur, usaha, jumlah kredit yang diminta, jangka
waktu, keperluan kredit, serta kesanggupan calon debitur untuk mentaati
peraturan yang bersangkutan dengan kredit, apabila permohonan kredit
dikabulkan. Calon debitur harus memenuhi kelengkapan persyaratan
permohonan kredit.
2. Survey.
Petugas Kredit UMKM melakukan survey ke lokasi usaha calon debitur,
ke rumah, dan lokasi tanah yang menjadi jaminan atau memeriksa jaminan
yang lainnya. Survey dilakukan dengan tujuan untuk menyelami karakter
calon debitur dan mengantisipasi agar kredit yang diberikan tidak salah
sasaran dan salah guna.
50
3. Analisa Secara Formal.
Analisa secara formal dilakukan oleh petugas terhadap data-data mengenai
calon debitur yang dimiliki dengan berpedoman pada prinsip 5C atau 6C.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi.
Hasil analisa selanjutnya diajukan kepada Komite Kredit.
4. Keputusan Komite Kredit.
Komite Kredit membuat keputusan untuk mengabulkan atau menolak
kredit yang diajukan oleh calon nasabah, dengan mempertimbangkan hasil
analisa kredit yang dibuat oleh petugas kredit, dan mempertimbangkan
risko kredit yang mungkin terjadi.
Besarnya kredit modal kerja yang diberikan dihitung berdasarkan analisa
petugas kredit terhadap kebutuhan modal kerja calon debitur yang didapat dari
hasil survey dan dari hasil analisa kredit. Selain itu, besarnya nilai jaminan
juga menentukan besarnya kredit yang akan diberikan. Bunga kredit yang
didebankan kepada masing-masing debitur berbeda-beda dan ditentukan
dengan sistem bunga tetap (flat rate), tetapi untuk beberapa debitur bunga
yang dibebankan ditentukan dengan sistem bunga menurun (sliding rate).
Sistem pengembalian kredit modal kerja adalah dengan sistem angsuran
bulanan. Pengembaliam kredit dimulai pada bulan berikutnya setelah kredit
diterima. Setiap bulan, debitur menyetorkan angsuran pokok dan angsuran
bunga sebelum batas waktu yang sudah ditentukan. Tetapi untuk beberapa
kasus dengan sistem bunga menurun, sistem pengembalian kredit dilakukan
sesuai perjanjian pada awal pengajuan kredit.
51
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Risiko kredit merupakan salah satu masalah yang crucial dalam dunia
perbankan, karena risiko kredit merupakan risiko terbesar dalam suatu
perbankan. Risiko kredit merupakan suatu risiko yang muncul karena debitur
tidak tepat waktu atau terlambat dalam membayar angsuran kredit yang sudah
ditentukan. Risiko kredit dapat terjadi karena berbagai faktor, diantaranya
karena keadaan perekonomian yang tidak stabil, hal ini terutama terjadi pada
kredit modal kerja.
BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem menyadari bahwa suatu risiko tidak
bisa dihindari tetapi suatu risiko bisa ditekan atau diminimalkan. Dalam upaya
meminimalkan risiko kredit modal kerja yang mungkin terjadi, BPR Bhakti
Daya Ekonomi Pakem dalam melayani nasabahnya selain menerapkan prinsip
”mudah–murah–cepat-cukup” juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
pemberian kredit untuk tujuan modal kerja. Prinsip kehati-hatian ini tercermin
dalam tatacara penilaian kredit yang diajukan oleh calon debitur. Petugas
secara hati-hati memeriksa formulir pengajuan kredit, melakukan survey,
melakukan penilaian terhadap barang jaminan, memonitor penggunaan kredit,
dan mengumpulkan informasi yang penting mengenai calon debitur. BPR
Bhakti Daya Ekonomi Pakem juga membuat serangkaian kebijakan kredit
untuk meminimalkan risiko kredit modal kerja tersebut, diantaranya dengan
52
menentukan suku bunga kredit dan mewajibkan penyertaan jaminan kredit
oleh calon debitur.
Tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan oleh BPR Bhakti Daya
Ekonomi Pakem diantaranya adalah 19,2% per tahun dan 22,8% per tahun.
Data mengenai debitur dengan tingkat suku bunga tersebut merupakan data
pada tahun 2006 – 2007. Jumlah debitur yang memperoleh kredit modal kerja
dengan suku bunga 19,2% per tahun dan melakukan keterlambatan dalam
membayar angsuran kredit ada 30 debitur dan jumlah debitur yang
memperoleh kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun dan
melakukan keterlambatan dalam membayar angsuran kredit ada 35 debitur.
Sehingga total debitur yang terlambat membayar angsuran kredit dengan suku
bunga tersebut ada 65 debitur.
Debitur wajib menyertakan jaminan pada saat mengajukan permohonan
kredit. Penulis mengelompokkan jenis jaminan kredit menjadi dua yaitu tanah
dan kendaraan. Populasi dalam penelitian ini adalah data dari semua debitur
yang membayar angsuran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
atau terlambat membayar angsuran kredit modal kerja pada tahun 2006 - 2007,
dengan jenis jaminan kredit berupa tanah atau kendaraan. Jumlah sampel pada
penelitian ini ada 68 debitur, dari jumlah sampel yang ada yang menyertakan
jaminan tanah ada 34 debitur dan yang menyertakan jaminan kendaraan ada
34 debitur.
53
B. Analisis dan Pembahasan
Dalam analisis dan pembahasan ini terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai perhitungan risiko kredit. Untuk menghitung risiko kredit, terlebih
dahulu penulis menghitung besarnya angsuran per bulan (lihat lampiran_A1)
berdasarkan besarnya kredit, suku bunga kredit, dan jangka waktu kredit
masing-masing debitur.
1. Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit yang
Berbeda.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit
modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja
dengan suku bunga 22,8% per tahun, cara menghitung risiko kredit dapat
dilihat pada lampiran_A2 dan hasil perhitungan risiko kredit dapat dilihat
pada lampiran_A3 untuk suku bunga 19,2% per tahun dan lampiran_A4
untuk suku bunga 22,8% per tahun.
Pada lampiran hasil perhitungan risiko kredit dapat diketahui jumlah
risiko kredit masing-masing kelompok sampel. Pada sampel kredit modal
kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun, debitur yang melakukan
keterlambatan dalam membayar angsuran kredit ada 30 debitur diketahui
jumlah risiko kredit Rp 16.685,86 dan rata-rata risiko kredit Rp 556,20.
Pada sampel kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun,
debitur yang melakukan keterlambatan dalam membayar angsuran kredit
ada 35 debitur dan diketahui jumlah risiko kredit Rp 52.692,85 dan rata-
rata risiko kredit Rp 1.505,51. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada
54
sampel kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun jumlah
debitur yang melakukan keterlambatan dalam membayar angsuran kredit
lebih banyak, jumlah risiko kredit dan rata-rata risiko kredit juga lebih
besar, selisihnya sebesar Rp 36,006.99 dan Rp 949,31.
Untuk memecahkan masalah yang pertama ini, penulis terlebih dahulu
melakukan uji normalitas data dengan α = 0,05. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang digunakan berasal dari distribusi
normal. Hipotesis untuk uji normalitas data adalah sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji Normalitas
Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dengan menggunakan prosedur SPSS
Explore dari program SPSS for Windows versi 12. Rangkuman hasil
pengujian disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5 Tests of Normality untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit
Bunga kredit per tahun
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Risiko kredit modal kerja
19.2 .254 30 .000 .522 30 .000
22.8 .261 35 .000 .702 35 .000 Sumber: Data diolah
Hasil pengujian menunjukkan kedua kelompok data risiko kredit pada
kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan suku bunga
55
22,8% per tahun sama-sama memiliki P– value 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
sehingga menerima H1. Hal ini berarti data risiko kredit dari kedua
tingkatan suku bunga tersebut tidak berasal dari populasi yang terdistribusi
normal.
Oleh karena data tidak terdistribusi normal atau data tidak normal,
maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik yaitu
Mann-Whitney U-Test yang merupakan salah satu uji statistik Two
Independent Sample Test dengan menggunakan SPSS for Windows versi
12. Mann-Whitney U-Test digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis
komparatif dua sampel yang independen.
1. Membuat hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk risiko
kredit modal kerja berdasarkan suku bunga kredit.
BAo XXH =:
Tidak terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan
antara kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan
suku bunga 22,8% per tahun.
BAa XXH ≠:
Terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara
kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun dan suku
bunga 22,8% per tahun.
56
Keterangan:
AX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2 %
per tahun.
BX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8%
per tahun.
2. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan taraf nyata (level
significance) = 0,05
Jika nilai probabilitas (Sig) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.
Jika nilai probabilitas (Sig) ≥ taraf nyata (0,05), maka H0 tidak dapat
ditolak.
3. Penarikan kesimpulan
Tabel 6 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Suku Bunga Kredit
Risiko kredit modal kerja Mann-Whitney U 370.000Wilcoxon W 835.000Z -2.040Asymp. Sig. (2-tailed) .041
Sumber: Data diolah
Tabel Test Statistics yang merupakan hasil Mann-Whitney U-Test
memaparkan analisis hipotesis. Hasil pengujian ada tidaknya
perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga
19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per
tahun, menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.041
atau nilai probabilitas adalah 0,041. Oleh karena nilai probabilitas,
57
0,041 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga menerima aH . Hal ini berarti
BA XX ≠ maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai rata–rata
risiko kredit yang signifikan antara kredit modal kerja dengan suku
bunga 19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga
22,8% per tahun.
Risiko kredit pada kredit modal kerja sangat mungkin terjadi dan
tidak dapat dihindari. Besarnya risiko kredit pada kredit modal kerja
sangat bervariasi, hal ini bisa terjadi karena perubahan keadaan
perekonomian yang menjadi kurang kondusif, keadaan dari usaha atau
bisnis masing-masing debitur, perbedaan tingkat suku bunga yang
dibebankan oleh bank kepada masing-masing debitur, atau petugas dari
bank kurang bisa bersikap obyektif terhadap debitur. Besarnya risiko
kredit pada kredit modal kerja yang bervariasi dapat dilihat pada
lampiran_A3 dan lampiran_A4. Kredit modal kerja yang memiliki
probabilitas terjadinya risiko kredit yang lebih besar biasanya akan
dikenakan beban bunga yang lebih tinggi, dan sebaliknya, bila
probabilitas terjadinya risiko kredit lebih kecil biasanya akan
dikenakan beban bunga yang lebih rendah pula. Tingkat suku bunga
yang lebih tinggi biasanya juga memiliki tingkat risiko yang lebih
besar pula, hal ini dapat kita lihat pada lampiran_B1. Pada tabel
descriptives, kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per tahun
besarnya risiko minimum adalah Rp 22,0 dan risiko maximum Rp
4.498,00, sedangkan pada kredit modal kerja dengan suku bunga
58
22,8% per tahun besarnya risiko minimum adalah Rp 75,61 dan risiko
maximum Rp 9.073,56. Oleh sebab itu bank harus lebih berhati-hati
dalam memberikan kredit modal kerja dalam jumlah yang besar dan
tingat suku bunga yang tinggi.
2. Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit yang
Berbeda.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan risiko kredit antara kredit
modal kerja dengan jaminan tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan
kendaraan, hasil perhitungan risiko kredit modal kerja dapat dilihat pada
lampiran_A5 untuk jaminan tanah dan lampiran_A6 untuk jaminan
kendaraan.
Pada lampiran hasil perhitungan risiko kredit dapat diketahui jumlah
risiko kredit masing-masing kelompok sampel. Pada sampel kredit modal
kerja dengan jaminan tanah, debitur yang melakukan keterlambatan dalam
membayar angsuran kredit ada 34 debitur diketahui jumlah risiko kredit
Rp 80.913,67 dan rata-rata risiko kredit Rp 2.379,81. Pada sampel kredit
modal kerja dengan jaminan kendaraan, debitur yang melakukan
keterlambatan dalam membayar angsuran kredit ada 34 debitur diketahui
jumlah risiko kredit Rp 20.683,02 dan rata-rata risiko kredit Rp 608,32.
Dari hasil perhitungan risiko kredit tersebut terlihat bahwa pada sampel
kredit modal kerja dengan jaminan tanah memiliki jumlah risiko kredit dan
rata-rata risiko kredit yang lebih besar dibandingkan dengan sampel kredit
59
modal kerja dengan jaminan kendaraan, selisihnya sebesar Rp 60.230,65
dan Rp 1.771,49.
Untuk memecahkan masalah yang kedua, penulis terlebih dahulu
melakukan uji normalitas data dengan α = 0,05. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang digunakan berasal dari distribusi
normal. Hipotesis untuk uji normalitas data adalah sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji Normalitas
Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dengan menggunakan prosedur SPSS
Explore dari program SPSS for Windows versi 12. Rangkuman hasil
pengujian disajikan dalam tabel 7.
Tabel 7 Tests of Normality untuk Risiko Kredit Modal Kerja Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit
Jenis jaminan kredit
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Risiko kredit modal kerja
Tanah .227 34 .000 .779 34 .000
Kendaraan .216 34 .000 .688 34 .000 Sumber: Data diolah
Hasil pengujian menunjukan bahwa kedua kelompok data risiko kredit
pada kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan kendaraan
sama-sama memiliki P– value 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga
menerima H1. Hal ini berarti data risiko kredit dari kedua jenis jaminan
tersebut tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
60
Berdasarkan hasil uji normalitas yang sudah dilakukan, karena data
tidak terdistribusi normal atau data tidak normal, maka seperti pada
permasalahan yang pertama, uji statistik yang digunakan adalah uji
statistik non parametrik yaitu Mann-Whitney U-Test yang merupakan salah
satu uji statistik Two Independent Sample Test dengan menggunakan SPSS
for Windows versi 12.
1. Membuat hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk risiko
kredit berdasarkan jenis jaminan kredit
BAo XXH =:
Tidak terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan
antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan
kendaraan.
BAa XXH ≠:
Terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit yang signifikan antara
kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan jaminan kendaraan.
Keterangan:
AX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan tanah.
BX : Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan.
2. Menentukan kriteria pengujian hipotesis dengan taraf nyata (level
significance) = 0,05
Jika nilai probabilitas (Sig) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.
Jika nilai probabilitas (Sig) ≥ taraf nyata (0,05), maka H0 tidak dapat
ditolak
61
3. Penarikan kesimpulan
Tabel 8 Test Statistics Hasil Mann-Whitney U-Test untuk Risiko Kredit Ditinjau dari Jenis Jaminan Kredit
Sumber: Data diolah Pada tabel 8 dapat diketahui hasil dari pengujian ada tidaknya
perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah
dan jaminan kendaraan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,034 atau nilai probabilitas adalah
0,034. Oleh karena nilai probabilitas 0,034 < 0,05 maka H0 ditolak
sehingga menerima aH . Hal ini berarti BA XX ≠ maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata–rata risiko kredit
yang signifikan antara kredit modal kerja dengan jaminan tanah dan
jaminan kendaraan.
Seperti pada permasalahan yang pertama, perbedaan nilai rata-rata
risiko kredit juga terdapat pada kredit modal kerja dengan jaminan
tanah dan jaminan kendaraan. Besarnya risiko kredit yang bervariasi
dapat dilihat pada lampiran_A5 dan lampiran_A6. Besarnya risiko
minimum dan maksimum dapat dilihat lampiran_B2, pada tabel
descriptives menunjukan bahwa kredit modal kerja dengan jaminan
tanah memiliki risiko kredit minimum sebesar Rp 25,63 dan risiko
Risiko kredit modal kerjaMann-Whitney U 405.500Wilcoxon W 1000.500Z -2.116Asymp. Sig. (2-tailed) .034
62
kredit maksimun Rp 11.291,46 sedangkan untuk kredit modal kerja
dengan jaminan kendaraan memiliki risiko kredit minimum Rp 57,67
dan risiko kredit maksimum Rp 3.318,52.
Mengenai jenis jaminan, bank mempunyai penilaian bahwa jaminan
yang mudah dicairkan, nilainya tidak mengalami penurunan dalam
jangka waktu yang panjang, dan mudah untuk diperjualbelikan
memiliki risiko kredit yang cenderung kecil. Jaminan kendaraan
dianggap lebih mudah untuk diperjualbelikan, sehingga dianggap
memiliki risiko kredit yang cenderung kecil untuk kredit jangka
pendek bila dibandingkan dengan jaminan tanah, namun tidak
demikian untuk kredit jangka panjang karena nilai jaminan akan
cenderung menurun apabila dalam jangka waktu yang panjang. Untuk
kredit modal kerja jangka panjang yang kemungkinan memiliki risiko
kredit yang lebih besar biasanya diikuti oleh jaminan yang bernilai
lebih besar dan lebih berkualitas. Dalam penelitian ini, rata-rata risiko
kredit modal kerja dengan jaminan tanah = Rp 2.379,81 sedangkan
rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan = Rp
608,32. Rata-rata risiko kredit modal kerja dengan jaminan tanah lebih
besar daripada kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan,
kemungkinan hal ini diakibatkan oleh karena faktor karakter dari
masing-masing debitur. Karakter debitur merupakan prinsip yang
paling penting dalam analisa kredit dengan menggunakan prinsip 6C
karena mempengaruhi willingness to pay atas kredit yang sudah
diterima.
63
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem dan
hasil analisis data, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan suku bunga
19,2% per tahun dan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per
tahun. Hal ini didukung oleh hasil Mann-Whitney U-Test yang
menunjukan bahwa nilai probabilitas = 0,041 sedangkan taraf nyata =
0,05. Probabilitas = 0,041 lebih kecil dari 0,05 menyebabkan H0 ditolak
sehingga menerima Ha. Kredit modal kerja dengan suku bunga 19,2% per
tahun memiliki rata-rata risiko kredit yang lebih kecil dibandingkan
dengan kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun.
2. Ada perbedaan risiko kredit antara kredit modal kerja dengan jaminan
tanah dan kredit modal kerja dengan jaminan kendaraan. Hal ini didukung
oleh hasil Mann-Whitney U-Test yang menunjukan bahwa nilai
probabilitas = 0,034 sedangkan taraf nyata = 0,05. Probabilitas = 0,034
lebih kecil dari 0,05 menyebabkan H0 ditolak sehingga menerima Ha.
Kredit modal kerja dengan jaminan tanah memiliki rata-rata risiko kredit
yang lebih besar dibandingkan dengan kredit modal kerja dengan jaminan
kendaraan.
64
B. Keterbatasan dalam Penelitian
1. Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dalam memperoleh data yang
lengkap dan keterbatasan informasi intern karena terbentur waktu dan
kebijaksanaan BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem untuk menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam menjaga kerahasiaan informasi. Sehingga
penulis tidak dapat melihat dokumen secara lengkap untuk mendapatkan
informasi yang penulis perlukan.
2. Dalam penelitian ini, besarnya risiko kredit yang terjadi pada kredit modal
kerja hanya ditinjau dari suku bunga dan jenis jaminan saja dan tidak
mempertimbangkan faktor lain yang mungkin bisa mempengaruhi.
C. Saran
1. Untuk meminimalkan risiko kredit yang mungkin terjadi pada pemberian
kredit modal kerja, BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem hendaknya lebih
memperketat seleksi terhadap permohonan kredit para calon debitur,
terutama pada kredit modal kerja dengan risiko kredit yang tinggi. Dan
melakukan pengawasan dan pembinaan kepada para debitur, hal ini agar
kredit modal kerja yang sudah diberikan tepat sasaran dan tidak disalah
gunakan.
2. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem hendaknya memberikan perhatian yang
lebih terhadap kredit modal kerja dengan suku bunga 22,8% per tahun, dan
kredit modal kerja dengan jaminan tanah karena berdasarkan hasil analisis
memiliki rata-rata risiko kredit yang lebih besar sehingga memiliki potensi
65
kredit macet yang lebih besar pula dibandingkan dengan kredit modal
kerja dengan suku bunga 19,2% dan kredit modal kerja dengan jaminan
kendaraan.
3. Untuk meminimalkan risiko kredit pada kredit modal kerja yang mungkin
terjadi karena debitur tidak bisa membayar angsuran secara tepat waktu,
ada baiknya BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem mempertimbangkan
jaminan kredit lain berupa tabungan. Terkait dengan rencana BPR Bhakti
Daya Ekonomi Pakem yang akan menerapkan sistem otomatis, kredit
dengan jaminan tabungan akan memiliki pengaruh yang lebih baik
terhadap kelancaran perputaran uang, hal ini terkait dengan fungsi bank
sebagai intermediary keuangan.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin memperdalam penelitian ini, jangka
waktu kredit bisa dijadikan variabel penelitian untuk mengetahui risiko
kredit yang mungkin terjadi.
66
DAFTAR PUSTAKA
Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Jilid 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Cahyono, Bambang Tri. 1983. Manajemen Perkreditan. Yogyakarta: Ananda
Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. Program Studi Akuntansi, Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2007
Saba, Frianty Paskasari. 2006. Resiko Kredit Ditinjau dari Suku Bunga Kredit dan
Jenis Jaminan: Studi Kasus pada PD. BPR Arta Perwira Purbalingga. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Samosir, Trisanti Paula. 2003. Resiko Pemberian Kredit Modal Kerja Ditinjau
dari Suku Bunga Kredit dan Agunan Studu Kasus pada PT. BPR Redjo Bhawono Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarrta.
Santoso, Ruddy Tri. 1994. Mengenal Dunia Perbankan. Yogyakarta: ANDI OFFSET ................................1996. Kredit Usaha Perbankan. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Sartika, Titik. Peranan Kredit dan Modal dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja dan Ekspor Sektor Industri di Indonesia. Media Ekonomi. Vol.11, No.1 Hal 59 – 73
Senduk, Safir. Berkenalan dengan Kredit Bank. Internet http:// perencanaankeuangan.com - dikutip dari Tabloid NOVA
No.684/XIV Siamat, Dhahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: termedia
Sinungan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA
67
Sukirman. 2003. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Pengalokasian Dana pada Bank Perkreditan Rakyat – Badan Kredit Kecamatan (Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat – Badan Kredit Kecamatan se Kabupaten Batang). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.1, No.1 Hal 24 – 38
Suyatno, Thomas, H.A Chalik, Made Sukada, C.Tinon Yunianti Ananda, dan
Djuhaepah T. Marala. 2007. Dasar – dasar Perkreditan. Jakarta: PT. Gramedia.
Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: ANDI Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1998 Tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
LAMPIRAN A
Lampiran ini berisi tentang contoh cara menghitung angsuran pokok dan bunga, contoh cara menghitung risiko kredit per hari, hasil perhitungan risiko kredit berdasarkan suku bunga dan
jenis jaminan
Lampiran_A1: Contoh Cara Menghitung Angsuran Pokok dan Bunga.
Nomor Nasabah : 2
Besar Kredit (M) : Rp 15,000,000
Suku Bunga (i) : 19,2% per tahun
Jangka Waktu (t) : 2 tahun
Jumlah bulan angsuran selama masa kredit (n) : 24 bulan
M + (M x i x t) Angsuran Pokok dan Bunga = n
Rp 15,000,000 + (Rp 15,000,000 x 19,2% x 2) = 24 = Rp 865,000
Lampiran_A2: Contoh Cara Menghitung Risiko Kredit per Hari.
Nomor Nasabah : 2
Angsuran : Rp 865,000
Suku Bunga : 19,2% per tahun
Hari Keterlambatan : 2 hari
Jumlah angsuran x Hari Keterlambatan x Bunga : 12 Risiko Kredit = 360
Rp 865,000 x 2 x 19,2% : 12 =
360 = Rp 76,89
Lampiran_A3: Hasil Perhitungan Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga 19,2% per Tahun Nomor Debitur
Suku Bunga
Besar Kredit
Angsuran Jangka Waktu
Hari Keterlambatan
Risiko Kredit
(n) (%) (Rp) (Rp) (Bulan) (Hari) (Rp) 1 19.2 10,000,000 576,667 24 1 25.632 19.2 15,000,000 865,000 24 2 76.893 19.2 5,000,000 496,667 12 6 132.444 19.2 10,000,000 576,667 24 18 461.335 19.2 13,000,000 1,291,333 12 16 918.286 19.2 5,000,000 496,667 12 9 198.677 19.2 6,000,000 596,000 12 10 264.898 19.2 5,000,000 496,667 12 14 309.049 19.2 10,000,000 576,667 24 34 871.4110 19.2 5,000,000 496,667 12 3 66.2211 19.2 7,500,000 432,500 24 3 57.6712 19.2 15,000,000 865,000 24 17 653.5613 19.2 5,000,000 496,667 12 12 264.8914 19.2 7,000,000 695,333 12 19 587.1715 19.2 5,000,000 496,667 12 12 264.8916 19.2 10,000,000 576,667 24 33 845.7817 19.2 5,000,000 496,667 12 1 22.0718 19.2 7,000,000 695,333 12 13 401.7519 19.2 10,000,000 993,333 12 15 662.2220 19.2 5,000,000 496,667 12 27 596.0021 19.2 10,000,000 576,667 24 21 538.2222 19.2 5,000,000 496,667 12 17 375.2623 19.2 5,000,000 496,667 12 8 176.5924 19.2 8,000,000 461,333 24 6 123.0225 19.2 10,000,000 993,333 12 23 1015.4126 19.2 8,000,000 794,667 12 12 423.8227 19.2 10,000,000 993,333 12 15 662.2228 19.2 45,000,000 2,595,000 24 39 4498.0029 19.2 15,000,000 865,000 24 27 1038.0030 19.2 5,000,000 496,667 12 7 154.52
∑X = 16685.86
556.20
=AX
Lampiran_A4: Hasil Perhitungan Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga 22.8% per Tahun. Nomor Debitur
Suku Bunga
Besar Kredit
Angsuran Jangka Waktu
Hari Keterlambatan
Risiko Kredit
(n) (%) (Rp) (Rp) (Bulan) (Hari) (Rp) 1 22.8 40,000,000 2,982,222 18 27 4249.672 22.8 10,000,000 1,023,333 12 28 1512.263 22.8 6,000,000 614,000 12 5 162.034 22.8 5,000,000 511,667 12 3 81.015 22.8 7,000,000 716,333 12 2 75.616 22.8 5,000,000 511,667 12 8 216.047 22.8 10,000,000 1,023,333 12 10 540.098 22.8 20,000,000 1,213,333 24 25 1600.939 22.8 5,000,000 511,667 12 15 405.0710 22.8 6,000,000 614,000 12 3 97.2211 22.8 25,000,000 1,516,667 24 32 2561.4812 22.8 35,000,000 2,123,333 24 44 4930.8513 22.8 12,000,000 728,000 24 5 192.1114 22.8 20,000,000 2,046,667 12 24 2592.4415 22.8 15,000,000 910,000 24 20 960.5616 22.8 8,000,000 818,667 12 11 475.2817 22.8 12,000,000 728,000 24 5 192.1118 22.8 6,000,000 614,000 12 10 324.0619 22.8 6,000,000 614,000 12 10 324.0620 22.8 5,000,000 511,667 12 13 351.0621 22.8 5,000,000 511,667 12 3 81.0122 22.8 11,000,000 667,333 24 53 1866.6823 22.8 12,000,000 728,000 24 6 230.5324 22.8 15,000,000 910,000 24 19 912.5325 22.8 35,000,000 3,581,667 12 48 9073.5626 22.8 30,000,000 1,820,000 24 53 5090.9427 22.8 7,000,000 716,333 12 81 3062.3328 22.8 30,000,000 1,820,000 24 63 6051.5029 22.8 5,000,000 511,667 12 7 189.0330 22.8 10,000,000 1,023,333 12 13 702.1231 22.8 10,000,000 1,023,333 12 12 648.1132 22.8 11,000,000 667,333 24 32 1127.0533 22.8 5,000,000 511,667 12 20 540.0934 22.8 12,000,000 728,000 24 20 768.4435 22.8 8,500,000 869,833 12 11 504.99
∑XA = 52692.85
BX 1505.51
Lampiran_A5: Hasil Perhitungan Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Tanah
Nomor Debitur
Suku Bunga
Besar Kredit
Angsuran Jangka Waktu
Hari Keterlambatan
Risiko Kredit
(n) (%) (Rp) (Rp) (Bulan) (Hari) (Rp) 1 22.8 20,000,000 1,213,333 24 25 1600.932 22.8 6,000,000 614,000 12 3 97.223 22.8 25,000,000 1,516,667 24 32 2561.484 22.8 35,000,000 2,123,333 24 44 4930.855 22.8 12,000,000 728,000 24 5 192.116 22.8 15,000,000 910,000 24 20 960.567 22.8 11,000,000 667,333 24 53 1866.688 22.8 15,000,000 910,000 24 19 912.539 22.8 35,000,000 3,581,667 12 48 9073.5610 22.8 30,000,000 1,820,000 24 53 5090.9411 22.8 30,000,000 1,820,000 24 63 6051.5012 19.2 10,000,000 576,667 24 1 25.6313 19.2 15,000,000 865,000 24 2 76.8914 19.2 10,000,000 576,667 24 18 461.3315 19.2 6,000,000 596,000 12 10 264.8916 19.2 7,000,000 695,333 12 19 587.1717 19.2 5,000,000 496,667 12 8 176.5918 19.2 8,000,000 461,333 24 6 123.0219 19.2 10,000,000 993,333 12 23 1015.4120 19.2 10,000,000 993,333 12 15 662.2221 19.2 45,000,000 2,595,000 24 39 4498.0022 20.4 60,000,000 2,686,667 36 89 11291.4623 20.4 90,000,000 4,030,000 36 1 190.3124 16.8 25,000,000 1,391,667 24 145 7847.4525 16.8 45,000,000 2,505,000 24 79 7695.9226 16.8 30,000,000 1,670,000 24 34 2208.1127 16.8 30,000,000 1,420,000 30 71 3920.7828 12 10,000,000 516,667 24 16 229.6329 12 20,000,000 1,033,333 24 5 143.5230 12 125,000,000 6,458,333 24 6 1076.3931 12 14,000,000 723,333 24 7 140.6532 11.4 20,000,000 1,023,333 24 1 27.0033 11.4 25,000,000 1,279,167 24 54 1822.8134 11.4 50,000,000 3,252,778 18 36 3090.14
∑X = 80913.67
2379.81
=AX
Lampiran_A6: Hasil Perhitungan Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Kendaraan
Nomor Debitur
Suku Bunga
Besar Kredit
Angsuran Jangka Waktu
Hari Keterlambatan
Risiko Kredit
(n) (%) (Rp) (Rp) (Bulan) (Hari) (Rp) 1 22.8 10,000,000 1,023,333 12 28 1512.262 22.8 7,000,000 716,333 12 2 75.613 22.8 5,000,000 511,667 12 8 216.044 22.8 10,000,000 1,023,333 12 10 540.095 22.8 10,000,000 1,023,333 12 12 648.116 22.8 5,000,000 511,667 12 15 405.077 22.8 20,000,000 2,046,667 12 24 2592.448 22.8 5,000,000 511,667 12 20 540.099 22.8 8,000,000 818,667 12 11 475.2810 22.8 12,000,000 728,000 24 5 192.1111 22.8 6,000,000 614,000 12 10 324.0612 22.8 5,000,000 511,667 12 13 351.0613 22.8 12,000,000 728,000 24 20 768.4414 22.8 5,000,000 511,667 12 3 81.0115 22.8 5,000,000 511,667 12 7 189.0316 22.8 10,000,000 1,023,333 12 13 702.1217 19.2 13,000,000 1,291,333 12 16 918.2818 19.2 5,000,000 496,667 12 14 309.0419 19.2 10,000,000 576,667 24 34 871.4120 19.2 5,000,000 496,667 12 3 66.2221 19.2 7,500,000 432,500 24 3 57.6722 19.2 15,000,000 865,000 24 17 653.5623 19.2 5,000,000 496,667 12 12 264.8924 19.2 5,000,000 496,667 12 12 264.8925 19.2 10,000,000 576,667 24 33 845.7826 19.2 10,000,000 576,667 24 21 538.2227 19.2 5,000,000 496,667 12 17 375.2628 19.2 8,000,000 794,667 12 12 423.8229 19.2 15,000,000 865,000 24 33 1268.6730 19.2 5,000,000 496,667 12 7 154.5231 12 20,000,000 1,866,667 12 64 3318.5232 12 12,000,000 620,000 24 28 482.2233 11.4 5,000,000 464,167 12 12 146.9934 11.4 5,000,000 464,167 12 9 110.24
∑XA = 20683.02
BX 608.32
LAMPIRAN B
Lampiran ini berisi tentang uji normalitas data
Lampiran_B1: Uji Normalitas Data Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Bunga kredit per tahun N Percent N Percent N Percent 19.2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%Risiko kredit modal
kerja 22.8 35 100.0% 0 .0% 35 100.0% Descriptives
Bunga kredit per tahun Statistic Std. Error
Risiko kredit modal kerja
19.2 Mean 556.1953 147.05684
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 255.4303
Upper Bound 856.9603
5% Trimmed Mean 430.8880
Median 388.5050 Variance 648771.424 Std. Deviation
805.46348
Minimum 22.07 Maximum 4498.00 Range 4475.93 Interquartile Range 513.22 Skewness 4.276 .427 Kurtosis 21.057 .833 22.8 Mean 1505.5100 349.38130 95% Confidence Interval
for Mean Lower Bound
795.4818
Upper Bound 2215.5382
5% Trimmed Mean 1236.3269 Median 540.0900 Variance 4272355.326 Std. Deviation
2066.96766
Minimum 75.61 Maximum 9073.56 Range 8997.95 Interquartile Range 1650.64 Skewness 2.132 .398 Kurtosis 4.641 .778
-2,500 0 2,500 5,000 7,500 10,000
Observed Value
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
for Bunga_kredit= 22.8
Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
Tests of Normality
Bunga kredit per tahun Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Risiko kredit modal kerja 19.2 .254 30 .000 .522 30 .000 22.8 .261 35 .000 .702 35 .000
-1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
Observed Value
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
for Bunga_kredit= 19.2
Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
Observed Value
-1
0
1
2
3D
ev fr
om N
orm
al
for Bunga_kredit= 19.2
Detrended Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000
Observed Value
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
Dev
from
Nor
mal
for Bunga_kredit= 22.8
Detrended Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
Lampiran_B2: Uji Normalitas Data Risiko Kredit Berdasarkan Jenis Jaminan
Case Processing Summary
Jenis jaminan kredit Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent Risiko kredit modal kerja
Tanah 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
Kendaraan 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%
Descriptives
Jenis jaminan kredit Statistic Std. Error
Risiko kredit modal kerja
Tanah Mean 2379.8141 513.74120
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1334.5998
Upper Bound 3425.0284
5% Trimmed Mean 2066.2156 Median 987.9850 Variance 8973620.660 Std. Deviation 2995.60022 Minimum 25.63 Maximum 11291.46 Range 11265.83 Interquartile Range
3878.21
Skewness 1.505 .403 Kurtosis 1.520 .788 Kendaraan Mean 608.3241 118.56786 95% Confidence Interval
for Mean Lower Bound 367.0960
Upper Bound 849.5522
5% Trimmed Mean 504.7637
Median 414.4450 Variance 477983.442 Std. Deviation 691.36347 Minimum 57.67 Maximum 3318.52 Range 3260.85 Interquartile Range 527.36 Skewness 2.678 .403 Kurtosis 7.995 .788
-1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000
Observed Value
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
for Jaminan_kredit= Kendaraan
Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Jenis jaminan kredit Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tanah .227 34 .000 .779 34 .000Risiko kredit modal kerja Kendaraan .216 34 .000 .688 34 .000
a Lilliefors Significance Correction
0 5,000 10,000
Observed Value
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
for Jaminan_kredit= Tanah
Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000
Observed Value
-0.6
-0.3
0.0
0.3
0.6
0.9
1.2D
ev fr
om N
orm
alfor Jaminan_kredit= Tanah
Detrended Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
0 1,000 2,000 3,000 4,000
Observed Value
-1
0
1
2
Dev
from
Nor
mal
for Jaminan_kredit= Kendaraan
Detrended Normal Q-Q Plot of Risiko kredit modal kerja
LAMPIRAN C
Lampiran ini berisi tentang uji Mann-Whitney U
Lampiran_C1: Uji Mann-Whitney U Terhadap Sampel Risiko Kredit Berdasarkan Suku Bunga Kredit
Ranks Bunga kredit per tahun N Mean Rank Sum of Ranks Risiko kredit modal kerja 19.2 30 27.83 835.00 22.8 35 37.43 1310.00 Total 65
Test Statistics(a)
Risiko kredit modal kerja
Mann-Whitney U 370.000 Wilcoxon W 835.000 Z -2.040 Asymp. Sig. (2-tailed) .041
a Grouping Variable: Bunga kredit per tahun
Lampiran_C2: Uji Mann-Whitney U Terhadap Sampel Risiko Kredit Berdasarkan Jaminan Kredit
Ranks Jenis jaminan kredit N Mean Rank Sum of Ranks Risiko kredit modal kerja Tanah 34 39.57 1345.50 Kendaraan 34 29.43 1000.50 Total 68
Test Statistics(a)
Risiko kredit modal kerja
Mann-Whitney U 405.500 Wilcoxon W 1000.500 Z -2.116 Asymp. Sig. (2-tailed) .034
a Grouping Variable: Jenis jaminan kredit
LAMPIRAN D
Lampiran ini berisi daftar pertanyaan
DAFTAR PERTANYAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Kapan perusahaan didirikan? 2. Apakah bentuk perusahaan saat didirikan? 3. Siapa pendiri perusahaan? 4. Apa maksud dan tujuan perusahaan ini didirikan? 5. Bidang usaha apa yang dilaksanakan oleh perusahaan? 6. Apakah perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak luar perusahaan? Apabila iya,
perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak mana saja? 7. Darimanakah sumber modal yang digunakan dan berapa besarnya modal tersebut? 8. Bagaimana perkembangan perusahaan selanjutnya?
B. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan? 2. Bagaimana wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing bagian tersebut?
C. Personalia
1. Berapa jumlah karyawan? 2. Berapa jumlah karyawan tetap dan karyawan tidak tetap? 3. Bagaimana cara yang dilakukan perusahaan untuk merekrut karyawan? 4. Siapakah yang berhak untuk mengangkat dan memberhentikan karyawan?
D. Perkreditan
1. Siapa saja yang menjadi sasaran perusahaan? 2. Produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan? 3. Siapa saja yang bisa mengajukan kredit modal kerja? 4. Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi calon debitur agar dapat mengajukan kredit
modal kerja? 5. Bagaimana penentuan besarnya kredit modal kerja yang akan diberikan? 6. Bagaimana sistem penentuan suku bunga kredit modal kerja? 7. Apakah setiap pengajuan kredit modal kerja selalu harus disertai dengan jaminan? Dan
apa saja jenis jaminannya? 8. Bagaimana sistem pengembalian kredit modal kerja tersebut?
LAMPIRAN E
Lampiran ini berisi tentang surat keterangan dari PT. BPR Bhakti Daya Ekonomi Pakem, contoh
formulir permohonan kredit dan perjanjian utang piutang