analisa sintesa tindakan nebulizer

9
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN SUCTION INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. KARIADI SEMARANG Inisial pasien : Ny.S/50 tahun Hari/Tanggal : 3 Oktober 2015, 07.30 WIB Diagnosa Medis : AMI No. Register : C4952XX 1. Diagnosa Keperawatan dan dasar pemikiran a.Diagnosa Keperawatan DS: - DO: - KU: Soporo Coma, E1M3V1 - Tampak lemah. - RR : 30x/menit, dangkal. - Ronki (+/+), gurgling (+) - Batuk (+) berdahak. - Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan - Tampak mengeluarkan lendir bening, pekat dari sela bibir mulut dan tampak pula di sekitar Oropharingeal Tube (OPA). Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: sekresi yang tertahan.

Upload: iprascorporation

Post on 04-Jan-2016

426 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Analisa Tindakan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

SUCTION

INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Inisial pasien : Ny.S/50 tahun

Hari/Tanggal : 3 Oktober 2015, 07.30 WIB

Diagnosa Medis : AMI

No. Register : C4952XX

1. Diagnosa Keperawatan dan dasar pemikiran

a. Diagnosa Keperawatan

DS: -

DO:

- KU: Soporo Coma, E1M3V1

- Tampak lemah.

- RR : 30x/menit, dangkal.

- Ronki (+/+), gurgling (+)

- Batuk (+) berdahak.

- Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan

- Tampak mengeluarkan lendir bening, pekat dari sela bibir mulut dan

tampak pula di sekitar Oropharingeal Tube (OPA).

Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan napas

berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: sekresi yang tertahan.

b. Dasar pemikiran:

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung

akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner

berkurang.

Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot

jantung terganggu.

.

Page 2: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

Terdengar suara gurgling dan saat auskultasi terdengar ronki basah

pada paru kanan dan kiri klien. Klien dengan penurunan kesadaran, akan

kehilangan refeks batuk, sehingga tidak dapat mengeluarkan sputum

secara mandiri. Lendir yang kental dan menumpuk yang tidak segera

dikeluarkan pada saluran napas akan menganggu jalan napas. Hal ini

menyebabkan sputum hanya dapat dikeluarkan dikeluarkan dengan

bantuan suction.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi diagnosa keperawatan bersihan

jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi jalan nafas : sekresi

yang tertahan adalah dengan suction.

3. Prinsip Prinsip Tindakan

Prosedur :

a. Beri penjelasan pada klien.

b. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan

- semifowler dengan kepala mengarah ke perawat (oropharingeal suction)

- semifowler dengan leher hiperekstensi, bila tidak ada kontraindikasi

(nasipharingeal suction)

- lateral dengan muka menghadap perawat (bila klien sadar)

c. Persiapan alat

Alat Steril:

- Kateter suction

- Sarung tangan steril

- Bak steril sedang

- Kom steril (diisi dengan NaCl)

- Tongue spattel (digunakan bila klien tidak sadar)

Alat tidak steril:

- Tabung oksigen

Page 3: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

- Mesin suction

- Perlak

- Bengkok

- Larutan disinfektan dalam tempat yang agak besar

- Tissue

d. Tahap Kerja

1) Mencuci tangan

2) Pasang pengalas di dada klien

3) Pasang oksigen dengan konsentrasi tinggi

4) Buka paket steril dan buat area steril (buka kateter dan simpan di bak

steril)

5) Gunakan sarung tangan steril

6) Sambung kateter dengan selang dari mesin, dengan tangan dominan

memegang ujung selang dari mesin (bersih)

7) Nyalakan mesin suction.

8) Test kemampuan mesin dengan cara menarik cairan NaCl

9) Masukan kateter perlahan pada lubang hidung yang paling lapang

sampai ke karina. Bila diperlukan oropharingeal suction maka

tindakan dilakukan setelah (naso) atau ganti kateter baru. Keterangan:

Nasopharingeal ½ kateter yang masuk

Oropharingeal ¾ kateter yahg masuk

10) Tutup thumb control dan tarik kateter dengan arah memutar

(waktunya tidak lebih dari 10 detik)

11) Bersihkan kateter dengan cara dimasukan kedalam NaCl steril

12) Beri klien oksigen

13) Matikan mesin dengan tangan tidak steril dan auskultasi klien

(suaranya)

14) Bila perlu pengulangan, ulangi prosedur setelah 20-30 detik dari yang

pertama

15) Lipat kateter dan pegang dengan sarung tangan steril, masukkan

selang kateter pada larutan desinfektan.

Page 4: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

16) Bersihkan daerah mulut dan hidung

17) Buka sarung tangan.

18) Evaluasi : auskultasi suara nafas, kenyamanan klien, periksa respirasi

dan adanya tanda-tanda sesak nafas

19) Rapikan kembali posisi klien

20) Merapikan alat

21) Cuci tangan

22) Dokumentasi: waktu, jumlah dan karakteristik sekret, hasil

pemeriksaan sauar nafas dan respiras rate serta nama perawat yang

melakukan.

4. Analisa tindakan

Tujuan dari tindakan suction adalah untuk membantu mengeluarkan

sputum yang menghalangi jalan nafas klien agar jalan nafas klien bersih.

Prinsip steril pada prosedur suction sangat diperhatikan untuk mengurangi

infeksi/pencegahan infeksi. Tindakan suction yang dilakukan pada Ny.S

dilakukan secara mandiri.

Tahap interaksi yang dilakukan oleh perawat yaitu memberi

penjelasan kepada klien, walaupun klien dalam kondisi penurunan

kesadaran. Persiapan alat telah dilakukan. Perawat telah menggunakan

sarung tangan bersih, sedangkan alat suction sudah terpasang sebelumnya.

Perawat sebelum melakukan tindakan suction tidak mencuci tangan,

kemudian menggunakan sarung tangan bersih.

Alat suction di IGD selalu dalam kondisi ready to use, sehingga alat

tidak perlu disiapkan, hanya dicek saja. Perawat menyalakan alat suction

dan membersihkan selang dengan larutan cairan lalu melakukan suction

pada Ny.S dengan memasukan selang suction pada OPA sepanjang 7-

10cm dengan menutup thomb control dan mengeluarkan dengan gerakan

memutar selama <15 detik. Perawat men-suction lewat OPA sebanyak 2x

diselingi dengan membilas dengan menggunakan air, dan kemudian

suction dimasukkan ke dalam sisi mulut kanan dan kiri.

Page 5: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

Setelah suara gurgling berkurang, perawat membersihkan selang

suction dengan larutanl. Selesai melakukan suction, perawat melepas

sarung tangan dan mencuci tangan.

Analisa tindakan. Tindakan suction yang dilakukan menggunakan

prinsip steril karena suction merupakan tindakan invansif, yaitu

memasukkan benda asing ke dalam tubuh klien, sehingga ke-steril-an

harus tetap dijaga untuk menghindarkan resiko infeksi.

Setelah melakukan tindakan suction, perawat memeriksa suara napas

klien dengan auskultasi dan hasilnya didapatkan suara ronki berkurang,

meskipun tetap terdengar ronki halus di lobus kiri dan kanan atas.

5. Bahaya yang dapat terjadi

Penghisapan suction yang cukup lama bisa menimbulkan iritasi.

Suction juga dapat menimbulkan perdarahan saluran pernafasan dan resiko

infeksi saluran pernafasan.

Bahaya yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan suction adalah

akan terjadi penimbunan sputum pada jalan nafas yang akan menjadikan

sumbatan, sehingga menyulitkan klien dalam bernafas. Kesulitan bernafas

pada klien akan menyebabkan kekurangan suplai oksigen pada jaringan

termasuk otak yang akan berakibat fatal apabila tidak segera tertangani.

6. Hasil yang Didapat dan Maknanya

Hasil yang didapat setelah pasien dilakukan suction adalah

S:-

O:

- Suara gurgling (-)

- Ronki berkurang

- RR menurun menjadi 26 x/menit

- SaO2 99%.

- Otot bantu napas (+) namun berkurang

Page 6: Analisa Sintesa Tindakan Nebulizer

- Sputum yang dikeluarkan cukup banyak, konsistensi kental, warna

putih kekuningan.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lakukan suction secara berkelanjutan per 8 jam atau bila diperlukan

untuk menghindari penumpukan sputum berlebihan.

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa

keperawatan di atas

a. mandiri :

- Observasi tanda-tanda vital dan suara nafas.

- Pantau saturasi oksigen

b. kolaboratif

- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

8. Kepustakaan

Gallo & Hudak. Keperawatan Kritis, edisi VI. 1997. EGC. Jakarta

Noer Staffoeloh et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. 1999. Balai

Penerbit FKUI. Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I. 1994,EGC, Jakarta.

9. Evaluasi diri

Tindakan yang dilakukan pada prinsipnya sudah sesuai teori. Evaluasi:

pelaksana harus selalu mempertahankan prinsip steril saat melakukan

suction untuk mencegah resiko terjadinya infeksi dan penyebaran

mikroorganisme.

Semarang, 3 Oktober 2015Pembimbing klinik, Mahasiswa Praktikan,

Dina Ratnawati