analisis audit expectation gap pada · pdf filepenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: DIAH ANANTA SETYORINI NIM: S4307058 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hanguyet

Post on 03-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN)

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: DIAH ANANTA SETYORINI

NIM: S4307058

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN)

Disusun Oleh :

DIAH ANANTA SETYORINI NIM: S 4307058

Telah disetujui Pembimbing Pada tanggal, 2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Rachmawati, M.Si., Ak.

NIP. 19680401 199303 2 001

Pembimbing II

Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak. NIP. 19730825 200012 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Dr. Bandi, M.Si., Ak NIP. 19641120 199103 1 002

Page 3: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN)

Disusun Oleh :

DIAH ANANTA SETYORINI NIM: S 4307058

Telah disetujui Tim Penguji Pada tanggal, 2010

Ketua : Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. ( )

Sekretaris : Drs. Djoko Suhardjanto,

M.Com (Hons)., Ph.D., Ak. ( )

Anggota : Prof. Dr. Rachmawati, M.Si., Ak. ( )

Anggota : Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak. ( )

Mengetahui,

Direktur PPs UNS Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.

NIP. 19570820 198503 1 004

Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Dr. Bandi, M.Si., Ak NIP. 19641120 199103 1 002

Page 4: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Diah Ananta Setyorini

NIM : S 4307058

Program Studi : Magister Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Analisis Audit

Expectation Gap Pada Pemerintah Daerah (Studi Empiris Di Kabupaten Sragen)”

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis

ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar saya

atas tesis tersebut.

Surakarta, 2010

Yang Menyatakan,

Diah Ananta Setyorini

Page 5: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

“Dan, cukuplah Rabb-mu

menjadi Pemberi Petunjuk dan

Penolong” (QS. Al-Furqan: 31)

“Dan, Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui...Dan adalah karunia Allah itu sangat besar” (QS. An-Nisa': 113)

Page 6: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Karya ilmiah ini ku dedikasikan untuk Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Kedua Orang tuaku, Suamiku & Airaku

Page 7: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

tercinta, keluargaku, dan teman-temanku yang selalu membantuku di saat aku membutuhkan........

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Analisis Audit

Expectation Gap pada Pemerintah Daerah (Studi Empiris di Kabupaten Sragen)”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Magister pada program

Magister Akuntansi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tanpa mengurangi rasa hormat, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan

memberikan bantuan kepada peneliti berupa Beasiswa Unggulan Diknas

dalam menyelesaikan studi di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Magiter Akuntansi

Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3. Ibu Prof. Dr. Rachmawati, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II, atas

segala informasi, arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis ini,

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. dan Bapak Drs. Djoko

Suhardjanto, M.Com (Hons)., Ph. D., Ak. selaku dosen penguji,

5. Kepala Sekretariat Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Provinsi

Jawa Tengah serta seluruh pegawainya yang telah bersedia memberikan

fasilitas dalam menyebarkan kuesioner penelitian ini dan auditor BPK atas

kesediaannya memberikan waktu luang sebagai responden dalam Tesis ini,

6. Sekretaris DPRD Kabupaten Sragen serta seluruh pegawainya yang telah

bersedia memberikan fasilitas dalam menyebarkan kuesioner penelitian ini

Page 8: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

dan anggota DPRD Kabupaten Sragen atas kesediaannya memberikan

waktu luang sebagai responden dalam Tesis ini,

7. Kepala DPPKAD Kabupaten Sragen serta seluruh pegawainya yang telah

bersedia memberikan fasilitas serta atas kesediaannya memberikan waktu

luang sebagai responden dalam Tesis ini,

8. Kepala DP2D Kabupaten Sragen serta seluruh pegawainya yang telah

bersedia memberikan fasilitas/data dan masyarakat pembayar pajak daerah

Kabupaten Sragen atas kesediaannya memberikan waktu luang sebagai

responden dalam Tesis ini,

9. Pimpinan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sragen dan Sekretariat

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sragen yang telah mengijinkan

penulis untuk melanjutkan studi,

10. Orang tuaku, suamiku, Aira anakku dan seluruh keluarga atas bantuan

do’a dan pengertiannya,

11. Bapak Cuk Sugiyarso dan Mbak Rusliyawati yang telah mengijinkan

penulis dalam menggunakan kuesioner penelitiannya,

12. Seluruh teman-teman MAKSI angkatan IV dan admisi atas kebersamaan

yang terjalin selama ini, serta semua pihak yang membantu atas

terselesaikannya Tesis ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat di dalam Tesis ini yang

memerlukan saran dan kritik sebagai masukan bagi perbaikan penelitian di masa

yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga Tesis ini dapat

memberikan manfaat bagi Auditor BPK dan pengguna laporan keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Terima kasih.

Surakarta, 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iv

PRAKATA..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii

ABSTRAKSI ......................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................1 B. Perumusan Masalah ........................................................................6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................7 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka.............................................................................9

1. Audit Sektor Publik...................................................................9 2. Auditor Pemerintah...................................................................11 3. Audit Expectation Gap ..............................................................13 4. Peran Auditor ............................................................................21 5. Independensi Auditor................................................................25 6. Pengetahuan Audit ....................................................................29

B. Kerangka Pemikiran........................................................................32 C. Pengembangan Hipotesis ................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel .........................................35 B. Teknik Pengumpulan Data..............................................................37 C. Variabel Penelitian..........................................................................38 D. Analisis Data...................................................................................41

1. Uji Validitas ..............................................................................41 2. Uji Reliabilitas ..........................................................................41 3. Uji Asumsi ................................................................................42 4. Uji Hipotesis .............................................................................43

Page 10: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.................................................................................45

1. Deskripsi Responden ................................................................45 2. Distribusi Tanggapan Responden .............................................54

B. Analisis Data...................................................................................55 1. Pengujian Instrumen .................................................................55

a. Uji Validitas ........................................................................55 b. Uji Reliabilitas ....................................................................57 c. Uji Asumsi ..........................................................................58

2. Pengujian Hipotesis ..................................................................61 a. Pengujian Hipotesis 1 .........................................................61 b. Pengujian Hipotesis 2 .........................................................65 c. Pengujian Hipotesis 3 .........................................................68

C. Pembahasan.....................................................................................74

BAB V PENUTUP A. Simpulan .........................................................................................88 B. Keterbatasan....................................................................................89 C. Saran ...............................................................................................89 D. Implikasi...........................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................91

LAMPIRAN........................................................................................................94

Page 11: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Definisi Independensi Auditor...........................................................28

Tabel 2. Tingkat Pengembalian Kuesioner ......................................................45

Tabel 3. Deskripsi Masa Kerja Responden......................................................46

Tabel 4. Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden .........................................47

Tabel 5. Deskripsi Latar Belakang Pendidikan Responden.............................48

Tabel 6. Deskripsi Pengalaman Kerja di Bidang Akuntansi............................49

Tabel 7. Deskripsi Pengalaman Kerja di Bidang Auditing..............................50

Tabel 8. Deskripsi Frekuensi Menggunakan/Membaca Laporan Hasil Audit.51

Tabel 9. Deskripsi Terminologi Salah Saji Material........................................52

Tabel 10. Deskripsi Terminologi Wajar Tanpa Pengecualian ...........................52

Tabel 11. Deskripsi Terminologi Menyajikan Secara Wajar Dalam Semua Hal Yang Material..............................................................................53

Tabel 12. Statistik Deskriptif .............................................................................54

Tabel 13. Hasil Uji Validitas..............................................................................56

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas..........................................................................58

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ..........................................................................59

Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas.......................................................................60

Tabel 17. Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel Peran Auditor ............................................................61

Tabel 18. Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel Peran Auditor ............................................................63

Tabel 19. Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel Independensi Auditor................................................66

Tabel 20. Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel Independensi Auditor................................................67

Tabel 21. Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel Pengetahuan Audit ....................................................69

Tabel 22. Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel Pengetahuan Audit ....................................................56

Page 12: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian.........................................................32

Page 13: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pengantar Kuesioner ....................................................................95

Lampiran 2. Kuisioner......................................................................................99

Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian (Responden Auditor BPK)...................104

Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian (Responden Anggota DPRD) ..............105

Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian (Responden Pegawai DPPKAD) .........106

Lampiran 6. Tabulasi Data Penelitian (Responden Masyarakat Pembayar Pajak Daerah)...............................................................................107

Lampiran 7. Statistik Deskriptif .......................................................................108

Lampiran 8. Validitas Peran Auditor................................................................109

Lampiran 9. Validitas Independensi Auditor ...................................................110

Lampiran 10. Validitas Pengetahuan Audit........................................................111

Lampiran 11. Reliabilitas Peran Auditor............................................................112

Lampiran 12. Reliabilitas Independensi Auditor................................................114

Lampiran 13. Reliabilitas Pengetahuan Audit....................................................116

Lampiran 14. Normalitas Peran Auditor, Independensi Auditor, dan Pengetahuan Audit .......................................................................118

Lampiran 15. Homogenitas Peran Auditor.........................................................119

Lampiran 16. Homogenitas Independensi Auditor ............................................120

Lampiran 17. Homogenitas Pengetahuan Audit.................................................121

Lampiran 18 Kruskal-Wallis Test (Peran Auditor) ...........................................122

Lampiran 19 Kruskal-Wallis Test (Independensi Auditor) ...............................125

Lampiran 20 Kruskal-Wallis Test (Pengetahuan Audit) ...................................127

Page 14: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH

(STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN)

DIAH ANANTA SETYORINI NIM. S.4307058

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai audit expectation gap di antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah mengenai peran auditor, independensi auditor, dan pengetahuan audit. Hipotesis penelitian adalah (1) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor, (2) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor, dan (3) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit.

Penelitian ini menggunakan sampel dari 120 responden yang terdiri atas 30 auditor pemerintah (BPK), 30 anggota DPRD, 30 pegawai Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sragen, dan 30 masyarakat pembayar pajak daerah. Pengumpulan data menggunakan purposive sampling. Data penelitian secara statistik dianalisa dengan menggunakan SPPS versi 12.00. Analisis data dilakukan untuk validitas data, reabilitas data, normalitas data, homogenitas data, dan hipotesis. Hasil pengujian normalitas data mengindikasikan bahwa data tidak terdistribusi secara normal sehingga pengujian hipotesis dengan Kruskal-Wallis Test dapat dilakukan.

Hasil Penelitian adalah: (1) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor, (2) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor, dan (3) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit. Penelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik.

Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor, independensi auditor,

pengetahuan audit, auditor pemerintah (BPK), pengguna laporan keuangan pemerintah daerah, Kabupaten Sragen

Page 16: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ABSTRACT

ANALYSIS AUDIT EXPECTATION GAP ON LOCAL GOVERNMENT

(EMPIRICAL STUDY IN SRAGEN REGENCY)

DIAH ANANTA SETYORINI NIM. S.4307058

The objectives of this research are to find out the empirical evidences related to audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement about the role of auditor, independence of auditor, and knowledge of audit. Hypothesiss of the research are (1) there is audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of the role of auditor; (2) there is audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of independence of auditor; and (3) there is audit expectation gap between governmentalal auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of knowledge of audit. This research uses samples from 120 respondents that consist of 30 governmental auditors (BPK), 30 parliament members, 30 staffs of Resource Agency, Financial Managing, and Region Assets of Sragen Regency and 30 society payers of region lease. The data collection utilizes purposive sampling. The statistical research data are analyzed with SPPS 12.00. The analysis of the data is conducted for the validity of data, realibility of data, normality of data, homogeneity of data, and hypothesis. From the assessment of the normality of the data indicate that the data are not normally distributed so the hypothesis assessment by applying Kruskal-Wallis Test can be conducted. The research results are: that (1) there is audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of the role of auditor; (2) there is audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of independence of auditor; and (3) there is audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement from side of knowledge of audit. This research shows the existence of audit expectation gap in public sector. Keywords : audit expectation gap, the role of auditor, independence of auditor,

knowledge of audit, governmental auditor (BPK), the user of local government financial statement, Sragen Regency

Page 17: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Page 18: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan mengharuskan Pemerintah Daerah untuk

menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang

terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh

suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan

informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja

keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya

(SAP, 2005).

Laporan keuangan mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan

informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang

dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari

operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.

Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi

apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran dan

indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,

termasuk batasan yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (SAP, 2005).

Page 19: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Laporan keuangan merupakan perwujudan dari pelaksanaan akuntabilitas

publik. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari

pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain,

yaitu para pemangku kepentingan yang ada tentang kondisi keuangan pemerintah

daerah. Pemerintah daerah berkewajiban mempertanggungjawabkan laporan

keuangan pemerintah daerah kepada pemangku kepentingannya. Pemangku

kepentingan yang utama adalah masyarakat dan dewan legislatif daerah (DPRD).

Permasalahan akuntabilitas publik bisa muncul apabila pemerintah daerah tidak

mampu menyajikan informasi mengenai laporan keuangan secara relevan, handal,

sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat sebagai konstituennya

(Mahmudi, 2007).

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah diandalkan

oleh banyak pihak sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Laporan

keuangan publikasian tersebut harus disajikan secara wajar terbebas dari salah saji

yang material sehingga tidak menyesatkan pembaca dan pengguna laporan

keuangan. Jika laporan keuangan yang dipublikasikan buruk, artinya laporan

tersebut dihasilkan dari sistem akuntansi yang buruk sehingga di dalamnya

mengandung kesalahan yang material dalam penyajian angka, tidak disusun sesuai

dengan standar pelaporan, dan tidak tepat waktu dalam penyampaiannya.

Laporan keuangan yang buruk menyebabkan pengguna laporan keuangan

memperoleh informasi yang salah dan menyesatkan (Mahmudi, 2007).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Page 20: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

berkewajiban melaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah

daerah. Mahmudi (2007) menambahkan dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan

keuangan ini, BPK sebagai auditor yang independen akan melaksanakan audit

sesuai dengan standar audit yang berlaku dan akan memberikan pendapat (opini)

atas kewajaran laporan keuangan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan memuat tentang laporan audit yang dihasilkan BPK.

Berdasarkan Undang-undang tersebut BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD

sesuai dengan kewenangannya. BPK juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara

tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Hasil

pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang telah

diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD dinyatakan terbuka untuk umum.

Mahmudi (2007) menegaskan bahwa auditor yang melakukan auditing sektor

publik harus memiliki kompetensi, profesionalisme, dan independensi agar audit

yang dihasilkan handal dan dapat dipercaya. Salehi (2009) menyatakan bahwa

independensi merupakan inti dari sistem audit. Wibowo (2009) menambahkan

bahwa independensi auditor merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat

pada profesi auditor dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

menilai mutu jasa audit. Tanpa adanya independensi auditor tidak berarti apa-apa.

Masyarakat tidak akan mempercayai hasil auditan auditor.

Page 21: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Harapan para pemakai laporan keuangan terhadap laporan keuangan auditan

terkadang melebihi apa yang menjadi peran dan tanggung jawab auditor.

Marianne (2006) menyatakan bahwa kemungkinan kurangnya kejelasan antara

pengguna laporan keuangan, masyarakat umum dan auditor sebagai pihak yang

berkaitan dengan definisi yang tepat tentang peran dan definisi audit berkontribusi

terhadap expectation gap. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat mengenai

profesionalisme auditor menunjukkan besarnya expectation gap. Han (2002)

menambahkan bahwa expectation gap terjadi ketika ada perbedaan antara apa

yang masyarakat atau pemakai laporan keuangan harapkan dari auditor dan apa

yang sebenarnya dilakukan oleh auditor.

Penelitian mengenai expectation gap telah banyak dilakukan di sektor privat,

sedangkan di sektor publik masih sangat kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat

Yuliati et al. (2007) yang menyatakan bahwa penelitian mengenai keberadaan

expectation gap di sektor swasta telah banyak dilakukan, namun penelitian

mengenai keberadaan expectation gap di sektor publik khususnya di Indonesia

masih jarang dilakukan. Penelitian tentang audit expectation gap telah dilakukan

sebelumnya oleh Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009).

Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan

keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari

sisi pelaporan, akuntabilitas, independensi auditor, kompetensi auditor, pendapat

wajar dan audit kinerja. Perbedaan persepsi tersebut menimbulkan expectation

gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan daerah.

Page 22: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Penelitian Sugiyarso (2009) menemukan bahwa terdapat audit expectation gap

antara auditor BPK dan pengguna laporan keuangan pemerintah (anggota DPRD,

pemeriksa Bawasda/Inspektorat, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat),

terdapat audit expectation gap antar pengguna laporan keuangan pemerintah dan

tidak terdapat audit expectation gap antar pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah satu dengan lainnya. Penelitian Sugiyarso (2009) menggunakan sampel

dari populasi penelitian di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten

Temanggung dan Kabupaten Wonosobo yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. auditor BPK pada Perwakilan BPK-RI di Yogyakarta;

2. kelompok pengguna laporan keuangan sektor publik (anggota DPRD,

pemeriksa Bawasda/Inspektorat, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini

berbeda dengan penelitian Rusliyawati dan Halim (2008). Penelitian ini mencari

bukti empiris mengenai audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor,

independensi auditor dan pengetahuan audit, sedangkan penelitian Rusliyawati

dan Halim (2008) mencari bukti empiris mengenai audit expectation gap antara

auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari

sisi pelaporan, akuntabilitas, independensi auditor, kompetensi auditor,

materialitas, bukti audit, pendapat wajar dan audit kinerja.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Sugiyarso (2009). Penelitian ini

mencari bukti empiris mengenai audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor,

Page 23: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

independensi auditor dan pengetahuan audit, sementara penelitian

Sugiyarso (2009) mencari bukti empiris mengenai audit expectation gap antara

auditor dan pengguna laporan keuangan dilihat dari sisi peran auditor dan

pengetahuan audit. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen dan

menggunakan sampel dari populasi penelitian yang dikelompokkan sebagai

berikut:

1. auditor pemerintah (BPK) pada Perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah;

2. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu anggota DPRD;

3. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu pemerintah daerah yang

diwakili pegawai di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

Daerah (DPPKAD);

4. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu masyarakat pembayar pajak

daerah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini mencoba mencari

bukti secara empiris mengenai audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan

pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor?

Page 24: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Apakah terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan

pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor?

3. Apakah terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan

pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai persepsi auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

mengenai peran auditor.

2. Untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai persepsi auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

mengenai independensi auditor.

3. Untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai persepsi auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

mengenai pengetahuan audit.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, sebagai

berikut:

Page 25: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Memberikan gambaran kepada auditor pemerintah (BPK) sehingga dapat

mengembangkan usaha-usaha untuk mengeliminasi adanya audit expectation

gap dan meningkatkan fungsi pengauditan pada pemerintah daerah.

2. Memberikan gambaran kepada anggota DPRD sehingga dapat

mengembangkan pemahamannya mengenai peran auditor, independensi

auditor dan pengetahuan audit serta meningkatkan fungsi pengawasan.

3. Memberikan gambaran kepada masyarakat pembayar pajak daerah sehingga

dapat mengembangkan pemahamannya mengenai peran auditor, independensi

auditor dan pengetahuan audit serta meningkatkan fungsi pengawasan.

4. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya serta bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 26: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Audit Sektor Publik

Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa auditing adalah suatu

proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan

tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya

kepada pemakai yang berkepentingan. Auditing merupakan suatu proses

sistematik, yang berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,

bererangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah

yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan. Proses sistematik ditujukan

untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu

atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka

terhadap bukti-bukti tersebut. Bastian (2007) menambahkan bahwa secara umum

pemeriksaan atau auditing merupakan proses investigasi independen terhadap

beberapa aktivitas khusus.

Auditing merupakan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi.

Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses

akuntansi. Proses akuntansi menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam

Page 27: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

laporan keuangan. Proses pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi

terhadap hasil pengumpulan bukti dalam proses auditing dimaksudkan untuk

menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan

(Mulyadi dan Puradireja, 1998).

Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa kriteria atau standar yang

dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa:

a. peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif;

b. anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen;

c. prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles).

Umumnya, auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

menggunakan kriteria undang-undang (merupakan produk badan legislatif

negara), prinsip akuntansi berterima umum, atau peraturan-peraturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan audit atas laporan

pertanggungjawaban keuangan instansi pemerintah.

Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa penyampaian hasil auditing

sering disebut dengan atestasi. Penyampaian hasil auditing dilakukan secara

tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Atestasi dalam bentuk laporan

tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai

informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit. Pemakai

informasi keuangan di sektor publik menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah

masyarakat, para wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak

Page 28: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman,

pemerintah.

Mahmudi (2007) menambahkan bahwa pemakai informasi keuangan di sektor

publik adalah masyarakat pembayar pajak daerah, pemberi dana bantuan (donor),

investor, masyarakat pengguna jasa pelayanan publik yang disediakan pemerintah

daerah, karyawan/pegawai pemerintah daerah, penyedia barang dan jasa (pelaku

bisnis di daerah), DPRD, masyarakat pemilih, badan pengawas dan advokasi,

lembaga perating (rating agencies), analis ekonomi dan keuangan, pemerintah

pusat, pemerintah daerah lain, lembaga-lembaga internasional, dan manajemen.

Bastian (2007) menyatakan bahwa audit sektor publik berbeda dengan audit

pada sektor bisnis atau swasta. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi

pemerintahan yang bersifat nirlaba, seperti sektor pemerintahan daerah, BUMN,

BUMD dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aktiva/kekayaan

negara. Audit sektor publik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Audit Keuangan

(Financial), Audit Kinerja (Audit Performance) dan Audit Investigasi (Special

Audit).

2. Auditor Pemerintah

Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa auditor adalah orang atau lembaga

yang melakukan audit. Auditor sektor publik, selanjutnya dibatasi auditor

pemerintah, adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara

pada instansi-instansi pemerintah. Messier et al. (2005) menambahkan bahwa

Page 29: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

auditor pemerintah dipekerjakan oleh negara dan secara umum dapat dianggap

sebagai bagian dari kategori yang lebih luas dari auditor internal.

Mahmudi (2007) menyatakan bahwa auditor memiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi audit (pemeriksaan) dan fungsi atestasi (pemberian pendapat/opini).

Fungsi audit bisa dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal, tetapi fungsi

atestasi hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal yang independen.

Rondo (2006) menambahkan bahwa auditor eksternal/auditor independen adalah:

a. auditor yang secara struktural tidak berada di bawah dan tidak bertanggung

jawab langsung kepada manajemen,

b. pihak luar yang berfungsi menilai kinerja manajemen,

c. dalam bidang pemerintahan, auditor eksternal memberikan penilaian atas

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Hasil pemeriksaan auditor eksternal disertai opini untuk meningkatkan

akuntabilitas keuangan pemerintah daerah dan dinyatakan terbuka untuk umum

dimana hasil pemeriksaan dipertanggungjawabkan kepada DPR, DPD, DPRD dan

masyarakat.

Rondo (2006) menyatakan bahwa Undang-undang Dasar 1945 Pasal 23 E, G

memberikan kewenangan kepada eksternal auditor seperti Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) sebagai satu-satunya lembaga yang melakukan pemeriksaan

terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah. BPK adalah badan pemeriksa

eksternal pemerintah yang mempunyai fungsi utama memeriksa pengelolaan dan

pertanggung-jawaban keuangan negara apakah telah sesuai dengan ketentuan

Page 30: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

perundang-undangan yang mengatur bagaimana pemerintah harus mengelola dan

mempertanggungjawabkan keuangan negara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan menjelaskan bahwa BPK merupakan lembaga negara yang

bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. BPK merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam

memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

3. Audit Expectation Gap

Salehi et al. (2009) menyatakan bahwa audit pada dasarnya mempercayai tugas

pelaporan yang sebenarnya dalam laporan keuangan dan kebenarannya adalah

harapan pengguna informasi akuntansi. Bagaimanapun, auditor tidak mungkin

membuktikan kebenaran dan kebenaran ini mungkin menyentuh sedikit dari

harapan pengguna. Defisit dalam efektivitas audit ini secara luas disebut sebagai

audit expectation gap. Sebagian besar pengguna laporan keuangan

mempertimbangkan laporan auditor menjadi bukti yang sempurna. Maka harapan

dari pengguna laporan keuangan terhadap auditor melebihi dari apa yang

seharusnya mereka lakukan. Expectation gap terjadi ketika ada perbedaan di

antara apa yang diharapkan publik dari auditor dan apa auditor mampu

memberikannya.

Salehi dan Rostami (2009) menambahkan bahwa banyak pemakai laporan

keuangan yang kurang memahami sifat dasar dari fungsi atestasi, terutama dalam

Page 31: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

konteks opini tidak memenuhi syarat. Beberapa pemakai laporan keuangan

percaya bahwa opini tidak memenuhi syarat berarti bahwa entitas mempunyai

laporan keuangan yang dibuat dengan bukti atas kesalahan atau kegagalan.

Beberapa pemakai laporan keuangan menyatakan bahwa auditor semestinya tidak

hanya menyediakan suatu opini audit, tetapi juga menginterpretasikan laporan

keuangan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengambil

keputusan.

Pemakai laporan keuangan mengharapkan auditor untuk melaksanakan

beberapa dari prosedur audit sementara melakukan fungsi atestasi seperti

menyusup ke dalam skandal entitas, melakukan pengawasan manajemen dan

mendeteksi tindakan ilegal atau fraud pada bagian manajemen. Itu adalah

harapan yang tinggi pada pihak pemakai laporan keuangan yang menciptakan

suatu gap antara auditor dan pemakai laporan keuangan. Para pemakai laporan

keuangan juga menempatkan tanggung jawab untuk membatasi gap pada auditor

dan pihak lainnya melibatkan dalam menyiapkan dan mempresentasikan laporan

keuangan (Salehi dan Rostami, 2009).

Berbagai studi telah menetapkan keberadaan audit expectation gap. Istilah

expectation gap biasanya digunakan untuk mendeskripsikan situasi dimana

terdapat perbedaan dalam harapan yang muncul di antara suatu kelompok dengan

keahlian tertentu dengan suatu kelompok yang mana percaya terhadap

keahliannya. Persepsi publik dari suatu tanggung jawab auditor berbeda dengan

profesinya dan perbedaan ini dikenal sebagai expectation gap (Salehi dan

Rostami, 2009).

Page 32: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Salehi et al. (2009) menyatakan bahwa salah satu dari diskusi pertama

mengenai expectation gap pada laporan keuangan dilakukan oleh Liggio pada

tahun 1974. Profesi akuntan telah dikritik kualitas kinerja profesionalnya sejak

akhir tahun 1960. Kritik tersebut dilakukan dengan alasan adanya kesediaan yang

lebih besar untuk memegang akuntabilitas lainnya khususnya profesionalitas

untuk mengetahui kelakuan yang tidak benar dan expectation gap sebagai faktor

dari tingkatan kinerja yang diharapkan oleh akuntan independen dan pemakai

laporan keuangan. Perbedaan di antara tingkatan kinerja yang diharapkan adalah

expectation gap.

Salehi et al. (2009) menambahkan bahwa definisi expectation gap yang telah

didiskusikan Liggio pada tahun 1974 diperluas di dalam Komisi Cohen pada

tahun 1978. Komisi Cohen mempertimbangkan apakah suatu gap mungkin

muncul di antara apa yang masyarakat harapkan atau butuhkan dan apakah auditor

dapat dan pasti bijaksana dalam merealisasikannya. Mereka tidak

mempertimbangkan adanya kinerja di bawah standar. Hal tersebut merupakan

pendapat bahwa gap yang memberikan permulaan untuk memberikan kritikan

auditor bahwa di antara apa yang masyarakat harapkan dan apakah mereka

mendapatkannya dari mereka. Oleh karena itu selanjutnya gap lebih baik apabila

diberi judul “audit expectation performance gap” yang didefinisikan sebagai gap

di antara harapan masyarakat dari auditor dan kinerja auditor yang disadari

masyarakat.

Page 33: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Salehi et al. (2009) menyatakan bahwa berdasarkan definisi yang telah

dikembangkan Komisi Cohen, diindikasikan bahwa gap mempunyai dua

komponen utama:

a. gap antara apa yang diharapkan masyarakat dari auditor untuk dicapai dan

apakah mereka dapat mengharapkan akan dipenuhi secara layak oleh auditor

(yang ditunjuk gap kebijaksanaan); dan

b. gap antara apa yang masyarakat selayaknya harapkan dari auditor untuk

dipenuhi dan apa yang auditor rasakan untuk dicapai (yang ditunjuk gap

kinerja).

Salehi dan Rostami (2009) menyatakan bahwa komponen-komponen dari audit

expectation gap dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

a. gap di antara yang layak diharapkan dari auditor dan auditor menampilkan

kewajiban sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang;

b. gap di antara standar kinerja auditor yang diharapkan auditor dan tugas-tugas

yang diharapkan dan dirasa oleh masyarakat.

Hasil penelitian yang dilakukan Best et al. (2001) menemukan adanya

expectation gap yang sangat luas, terutama dalam hubungannya dengan tingkatan

dan jenis tanggung jawab auditor. Expectation gap telah ditemukan terutama

pada isu tanggung jawab auditor untuk pencegahan dan pendeteksian fraud, dan

tanggung jawab auditor untuk memelihara rekaman akuntansi dan melatih

pertimbangan dalam menyeleksi prosedur audit.

Untuk jangkauan yang lebih luas, expectation gap juga ditemukan berkenaan

dengan tanggung jawab auditor untuk ketepatan pengendalian internal, derajat di

Page 34: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mana laporan keuangan memberi suatu pandangan yang benar dan adil,

persetujuan auditor dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan

keuangan dan kegunaan laporan keuangan yang sudah diaudit dalam monitoring

kinerja entitas (Best et al., 2001).

Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa di Indonesia keberadaan expectation

gap telah diteliti oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian Saifulah (2003) dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa

akuntansi sebelum dan sesudah mendapatkan mata kuliah Auditing terhadap

tanggung jawab relatif auditor dan persiapan laporan keuangan, sedangkan

tanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan tidak terdapat perbedaan.

Mahasiswa akuntansi setelah mendapatkan mata kuliah Auditing mendapatkan

keyakinan bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tersebut andal.

Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa sebelum

mendapatkan mata kuliah Auditing dengan mahasiswa setelah mendapatkan mata

kuliah Auditing. Tetapi ada beberapa persamaan persepsi mahasiswa terhadap

tanggung jawab untuk mencegah kecurangan, mendeteksi kecurangan, dan

mendeteksi kecurangan kecil.

Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa Marsono pada tahun 2004 menyelidiki

keberadaan expectation gap antara pemakai laporan keuangan, auditor, dan

mahasiswa akuntansi dalam isu auditor dan proses audit dan kasus-kasus khusus.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi yang signifikan

antara pemakai laporan keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi terhadap

expectation gap dalam isu auditor dan proses audit. Sedangkan untuk isu kasus-

Page 35: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kasus khusus, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemakai laporan

keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi.

Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa dalam sektor publik, keberadaan

expectation gap pernah diteliti oleh Nugroho pada tahun 2004. Penelitian tersebut

dilakukan untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara auditor pemerintah

dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah, antara pemakai laporan

audit sektor swasta dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah, antara

pemakai laporan keuangan auditan pemerintah di daerah satu dengan daerah yang

lain. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara auditor pemerintah dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah

(anggota DPRD), ada perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan

auditan sektor swasta dengan pemakai laporan keuangan pemerintah, dan tidak

ada perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan pemerintah di sektor

pemerintahan daerah satu dengan pemakai laporan keuangan pemerintah daerah

lain, hal ini di karenakan tingkat pendidikan anggota DPRD satu daerah dengan

daerah lain relatif sama.

Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan

keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari

sisi pelaporan. Hal ini menunjukkan eksistensi audit expectation gap di antara

pengguna laporan keuangan daerah. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi

antara auditor BPK dan masyarakat. Hasil pengujian hipotesis kedua dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan

Page 36: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan

masyarakat dilihat dari akuntabilitas. Perbedaan ini menunjukkan eksistensi audit

expectation gap antara BPK dan pengguna laporan keuangan daerah. Perbedaan

persepsi yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan masyarakat.

Hasil pengujian hipotesis 3a dalam penelitian Rusliyawati dan Halim (2008)

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan

pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan

masyarakat dilihat dari independensi. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi

antara auditor BPK dan masyarakat. Hasil Pengujian hipotesis 3b dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan

pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan

masyarakat dilihat dari kompetensi. Perbedaan ini menunjukkan eksistensi audit

expectation gap di antara pengguna laporan keuangan daerah. Perbedaan persepsi

yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan masyarakat.

Hasil Pengujian hipotesis 3e dalam penelitian Rusliyawati dan Halim (2008)

terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan

keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari

sisi pendapat wajar. Perbedaan persepsi juga terjadi antara BPK dengan

masyarakat. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan

pemerintah daerah. Hasil Pengujian hipotesis 3f terdapat perbedaan persepsi

antara auditor BPK dengan pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota

DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dilihat dari audit kinerja. Perbedaan

persepsi juga terjadi antara DPRD dengan masyarakat. Hal ini menunjukkan

Page 37: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

eksistensi expectation gap di antara pengguna laporan keuangan daerah.

Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan masyarakat.

Hasil penelitian Yuliati et al. (2007) berdasarkan analisis hipotesis

menggunakan independent sample t-test, dapat diketahui bahwa terdapat

expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah dan auditor

pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor pemerintah. Auditor

pemerintah mempunyai persepsi yang lebih tinggi terhadap peran dan tanggung

jawabnya dibanding pemakai laporan keuangan pemerintah. Hasil pengujian per

faktornya menunjukkan bahwa:

a. tidak terdapat expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah

dan auditor pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor

pemerintah pada faktor mendeteksi dan melaporkan kecurangan;

b. tidak terdapat expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah

dan auditor pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor

pemerintah pada faktor mempertahankan sikap independensi;

c. terdapat expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah dan

auditor pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor pemerintah

pada faktor mengkomunikasikan hasil audit;

d. terdapat expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah dan

auditor pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor pemerintah

pada faktor memperbaiki keefektivan audit. Auditor pemerintah mempunyai

persepsi yang lebih baik daripada pemakai laporan keuangan pemerintah

untuk memperbaiki keefektivan audit.

Page 38: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Peran Auditor

Auditor mempunyai peran yang sangat strategis dan tanggung jawab yang

sangat penting. Pendapat yang dinyatakan auditor akan berguna bagi pihak

pemakai laporan keuangan hasil auditan untuk membuat keputusan ekonomi

(Yuliati et al., 2007). Auditor berperan untuk meningkatkan kredibilitas

informasi pertanggungjawaban dari pihak manajemen kepada pihak prinsipal dan

stakeholders lainnya (United Nations Development Programme, 2009). Peran

eksternal auditor adalah mendorong peningkatan akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah (Rondo, 2006). Tanggung jawab utama dari auditor adalah

untuk memverifikasi apakah laporan keuangan memaparkan pandangan yang

benar dan adil (Salehi et al., 2008).

Salehi et al. (2008) menyatakan bahwa berdasarkan fakta pihak ketiga

menginginkan auditor eksternal dapat menjamin keakuratan dari rekening yang

ditampilkan, maka dalam kondisi ini mereka menginginkan bahwa tujuan dari

audit sebagai berikut:

a. mendeteksi kecurangan,

b. mendeteksi kesalahan teknik,

c. mendeteksi kesalahan yang prinsip.

Pihak ketiga mempunyai persepsi bahwa tanpa mendeteksi kecurangan maka tidak

ada gunanya praktek audit, sedangkan profesi audit mempercayai tanggung

jawabnya terbatas untuk merencanakan audit.

Bisri (2008) menyatakan bahwa auditor BPK berperan dalam upaya

pemberantasan korupsi dengan melaporkan tindakan korupsi, kolusi dan

Page 39: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

nepotisme kepada penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan Komisi

Pemberantasan Korupsi). Pandangan Bawasda atas peran eksternal auditor (BPK)

dalam mendorong akuntabilitas penyelenggaraan keuangan daerah adalah sebagai

berikut:

a. eksternal auditor berperan independen dan satu-satunya lembaga negara

(BPK) sesuai Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 yang berhak memeriksa

dan menilai dengan cara memberikan opini terhadap laporan keuangan

pemerintah daerah sebelum disampaikan kepada DPRD;

b. eksternal auditor membantu pemerintah daerah dalam mengungkapkan

kelemahan-kelemahan manajemen pengelolaan keuangan daerah terhadap

pemeriksaan belanja setiap tahun termasuk mengungkapkan keuangan daerah

serta melanjutkan dengan audit investigasi bila ditemukan unsur-unsur tindak

pidana korupsi.

c. membantu DPRD untuk mengawasi tindak lanjut hasil pemeriksaan melalui

penyampaian setiap laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPRD sesuai

MoU yang telah disepakati (STAR-SDP, 2006).

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-

Standar Auditing Seksi 110 menyatakan bahwa auditor berperan dalam

merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai

tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang

disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan

karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, namun

bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi. Auditor tidak bertanggung

Page 40: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan

bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan

yang tidak material terhadap laporan keuangan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-

Standar Auditing Seksi 110 menambahkan bahwa auditor tidak bertanggung

jawab terhadap laporan keuangan, tanggung jawab auditor adalah menyatakan

pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak bertanggung jawab memelihara

pengendalian intern, pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalian

intern terbatas pada apa yang diperolehnya melalui audit.

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-

Standar Auditing Seksi 310 menyatakan bahwa auditor dapat membuat

pengaturan tentang keikutsertaan spesialis atau auditor intern jika diperlukan dan

membuat pengaturan tentang keikutsertaan auditor pendahulu. Standar Auditing

Seksi 315 menambahkan perlunya permintaan keterangan kepada auditor

pendahulu. Review yang dilakukan oleh auditor pengganti terhadap kertas kerja

auditor pendahulu dapat berpengaruh terhadap sifat, saat, dan luasnya prosedur

auditor pengganti yang berkaitan dengan saldo awal dan konsistensi prinsip

akuntansi.

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-

Standar Auditing Seksi 316 menyatakan bahwa auditor wajib untuk menaksir

secara khusus risiko salah saji sebagai akibat kecurangan dan menyediakan

golongan faktor risiko kecurangan yang harus dipertimbangkan oleh auditor.

Standar Auditing Seksi 316 menegaskan bahwa auditor tidak bertanggung jawab

Page 41: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Manajemen harus bertanggung

jawab untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan memuat aturan bahwa BPK wajib menggunakan Standar

Pemeriksaan sebagai patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar

pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan. Dalam menjalankan tugas-tugas

auditnya auditor menggunakan keahliannya dalam pengumpulan bukti-bukti

termasuk dengan judgment. Auditor membuat judgment dalam mengevaluasi

pengendalian intern, menilai risiko audit, merancang dan mengimplementasikan

pemilihan sampel dan menilai serta melaporkan aspek-aspek ketidakpastian.

Auditor secara eksplisit maupun implisit memformulasikan suatu hipotesis terkait

dengan tugas-tugas judgement mereka.

Andryan (2010) menyatakan bahwa secara konstitusional BPK diatur dalam

UUD 1945 Pasal 23 E dan diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK. Pada Pasal 6 menyatakan bahwa BPK

bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,

Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan

Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan

negara. Dalam ketentuan itu, maka peran BPK sangat membantu dalam

menanggulangi kerugian negara akibat pengelolaan keuangan oleh lembaga-

lembaga negara kurang baik.

Page 42: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Andryan (2010) menambahkan bahwa lingkup pemeriksaan yang menjadi

tugas BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara, dan

pemeriksaan atas tanggung jawab mengenai keuangan negara. Pemeriksaan

tersebut mencakup seluruh unsur keuangan negara sebagaimana yang termaktub

dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Pemeriksaan keuangan negara oleh BPK juga dikaitkan oleh objek pemeriksaan

pertanggungjawaban hasil pemeriksaan yang lebih luas dan melebar. BPK juga

diharuskan menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada DPR, DPD dan DPRD

sesuai dengan kewenangan masing-masing. Bahkan, dalam hal hasil pemeriksaan

itu mengindikasikan perlunya penyelidikan dan penyidikan diproses secara hukum

oleh lembaga penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan, KPK).

5. Independensi Auditor

Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa dalam standar umum yang

kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya.

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti

adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya

pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan

dan menyatakan pendapatnya.

Swanger (2001) menyatakan bahwa independensi adalah suatu konsep yang

terabaikan dan kontroversial untuk profesi akuntansi, karena publik tidak

mengetahui dengan pasti status dasar yang benar dari independensi (independensi

Page 43: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dalam kenyataan), publik bisanya tumbuh dengan mempercayai apa yang terlihat

(penampilan dari independensi) sedangkan fraksi tertentu di dalam profesi

menyatakan bahwa fakta dari independensi dengan apa yang seharusnya terkait,

regulator dan yang lainnya berpegang teguh pada dugaan bahwa penampilan

mempunyai arti.

Salehi (2009) menyatakan bahwa independensi adalah inti dari sistem audit.

Independensi auditor penting karena merupakan bagian kepemilikan dari

manajemen, faktor independen adalah dasar dari profesi akuntansi publik dan

pemeliharaannya tergantung pada kekuatan profesinya. Independensi adalah

dasar keandalan dari laporan auditor. Laporan auditor akan tidak terpercaya,

investor dan kreditor akan memiliki sedikit kenyamanan jika auditor tidak

independen baik secara sikap mental maupun penampilan. Independensi auditor

dipertimbangkan dalam profesi auditing. Independensi dipandang sebagai faktor

yang paling penting di sektor bisnis dalam mempertahankan minat beberapa

pihak.

James (2001) menambahkan bahwa independensi baik secara sikap mental

maupun penampilan bersama-sama dengan kemampuan, integritas, kerahasiaan

dan kepedulian terhadap kewajiban merupakan atribut penting dari auditor

ekstrenal. Independensi dalam kenyataan umumnya menghalangi auditor dari

pembuatan keputusan manajemen. Independensi aktual menyiratkan bahwa

auditor dapat memandang opini yang tidak memihak pada laporan keuangan,

dimana investor dan stakeholders lainnya dapat bergantung kepadanya.

Page 44: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa sikap mental independen

sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur

audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari

setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam entitas yang

diauditnya. Auditor harus menghindari keadaan-keadaan yang dapat

mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya sehingga di samping

harus benar-benar independen, auditor juga harus menimbulkan persepsi di

kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. Sikap mental independen

menurut persepsi masyarakat inilah yang tidak mudah pemerolehannya. Peraturan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara memuat aturan mengenai independensi

auditor. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,

organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan

penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat

mempengaruhi independensinya.

Salehi (2009) menyatakan bahwa persepsi publik pada independensi auditor

penting karena independensi yang nyata tergantung pada persepsi masyarakat

apakah dapat melemahkan independensi aktual. Auditor eksternal harus berusaha

keras untuk memastikan bahwa kualitas audit dan kinerja auditnya tidak akan

dikompromikan. Rusliyawati dan Halim (2008) menambahkan bahwa

independensi auditor dalam sektor publik berhubungan dengan luasnya area sektor

publik. Integritas auditor harus dilindungi dari pengaruh kelompok pemerintah

pusat/daerah, status sebagai pegawai negeri sipil dan politisi.

Page 45: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Salehi et al.(2009) menyatakan bahwa definisi yang dapat menggambarkan

independensi auditor ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 1 Definisi Independensi Auditor

Nama Pengarang Definisi De Angelo, 1981 Probabilitas bersyarat dari laporan

pengungkapan Knapp, 1985 Kemampuan untuk melawan tekanan klien Magill dan Previts, 1991 Fungsi karakter, dengan sifat kejujuran dan hal

yang dapat dipercaya menjadi kunci AICPA, 1985 Ketiadaan kepentingan yang membentuk resiko

bias yang tidak dapat diterima FEE, 1995 Independen adalah arti pokok di mana auditor

menunjukkan bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya secara objektif

ISB, 2000 Kebebasan dari tekanan dan faktor lain yang dikompromikan, kemampuan auditor membuat keputusan audit yang objektif

Sumber : Salehi et al. (2009)

James (2001) menyatakan bahwa ikatan ekonomi dapat menyebabkan auditor

kehilangan independensinya dan kemampuannya untuk membentuk opini yang

tidak memihak. Salehi et al. (2009) menambahkan bahwa independensi auditor

mungkin dipengaruhi oleh kesalahan yang disengaja atau oleh kesalahan yang

tidak disengaja dalam melaporkan informasi. Kesalahan yang disengaja

disebabkan beberapa faktor sebagai berikut:

a. kedekatan dengan klien;

b. ketergantungan pada klien untuk mata pencahariannya;

c. digerakkan oleh keinginan untuk sukses dalam sosial dan ekonominya;

d. berhubungan dekat dengan klien eksekutif;

Page 46: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. hubungan darah atau hubungan pernikahan dengan klien;

f. penerimaan barang atau jasa dari klien secara langsung atau melalui

karyawannya;

g. terikat dengan dewan direktur untuk penunjukkan ulang.

Salehi et al. (2009) menyatakan bahwa kesalahan yang tidak disengaja

disebabkan beberapa faktor sebagai berikut:

a. auditor mungkin bergantung kepada direktur cabang;

b. bergantung pada konfirmasi eksternal sementara membuat opininya pada

akun, misalnya konfirmasi dari debitur, kreditur, pihak bank;

c. bergantung pada manajemen untuk verifikasi dan proses penilaian aset untuk

jangkauan yang lebih luas.

Beattie et al. (1999) mengidentifikasikan empat pokok sebagai penghalang

independence sebagai berikut:

a. ketergantungan ekonomi dari auditor kepada klien;

b. kompetisi pasar audit;

c. pemberian dari jasa non audit;

d. kerangka peraturan.

6. Pengetahuan Audit

Heang dan Ali (2008) menyatakan bahwa pemahaman publik yang kurang

terhadap fungsi audit yang kompleks berpengaruh terhadap eksistensi audit

expectation gap. Pengetahuan audit dari pengguna laporan keuangan diyakini

dapat mengurangi expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan.

Page 47: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gloeck et al. (1993) menyatakan bahwa suatu konsensus dan pemahaman yang

jelas mengenai peran auditor dibutuhkan dalam memahami dan mengevaluasi

persepsi yang bijaksana dari pemakai jasa audit mengenai tanggung jawab dan

fungsi auditor. Koh dan Woo (1998) menambahkan bahwa beberapa studi telah

menemukan bukti yang mendukung kepercayaan bahwa pengetahuan dari

pengguna laporan keuangan mempengaruhi besarnya expectation gap. Oleh

karena itu, beberapa peneliti mendukung pendidikan dalam mempersempit

expectation gap.

Koh dan Woo (1998) menyatakan bahwa Bailey et al. (1983) melakukan studi

di USA dan menemukan pengguna laporan keuangan yang lebih memiliki

pengetahuan menempatkan lebih sedikit tanggung jawab auditor dibandingkan

dengan pengguna laporan keuangan yang kurang memiliki pengetahuan. Studi

Bailey et al. (1983) menyiratkan bahwa gap yang lebih besar muncul di antara

auditor dan pengguna laporan keuangan yang kurang berpengalaman. Koh dan

Woo (1998) menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan Epstein dan

Geiger (1994) menemukan bahwa investor yang lebih berpendidikan (dengan

kepedulian terhadap akuntansi, pengetahuan analisis investasi dan keuangan) lebih

sedikit menuntut jasa auditor yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mereka

mengusulkan bahwa satu cara untuk mempersempit expectation gap adalah

dengan meningkatkan kesadaran publik dari sifat dasar dan keterbatasan audit.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengguna laporan

keuangan adalah penting untuk mengkomunikasikan keunggulan dan keterbatasan

dari audit setiap ada kesempatan, cara lainnya adalah dengan memiliki laporan

Page 48: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

audit yang sangat jelas menunjukkan jasa yang masuk akal. Peran dasar dari audit

dalam masyarakat harus dikaji ulang oleh profesi audit dan pengguna laporan

keuangan dan mereka harus setuju untuk menutup gap.

Koh dan Woo (1998) menyatakan bahwa Monroe dan Woodliff (1993) telah

mempelajari pengaruh pendidikan pada pelajar mengenai persepsi dari pesan yang

dikomunikasikan melalui laporan audit di Australia. Penelitian tersebut

menemukan bahwa pendidikan merupakan pendekatan yang efektif untuk

mempersempit expectation gap. Koh dan Woo (1998) menambahkan bahwa hasil

penelitian Monroe dan Woodliff (1994) dapat disimpulkan adanya perbedaan

persepsi di antara pengguna laporan keuangan yang lebih berpengalaman dan

auditor adalah lebih kecil dibandingkan pengguna laporan keuangan yang tidak

berpengalaman dan auditor. Mereka menyarankan pendidikan sebagai sarana

untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dari kelompok pengguna laporan

keuangan supaya mengurangi audit expectation gap. Marianne (2006)

menambahkan bahwa implementasi dari pendidikan audit telah disarankan

sebagai sarana untuk mengurangi expectation gap. Pendidikan audit pasti akan

membantu mengurangi expectation gap tetapi tidak dengan sendirinya cukup

untuk menyelesaikan masalah dari semua komponen expectation gap. Pendidikan

audit akan menyelesaikan sebagian masalah dari harapan yang tidak masuk akal.

Page 49: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

C. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas disertai dengan beberapa penelitian sebelumnya

maka diperoleh beberapa hipotesis dalam penelitian ini. Auditor dalam

menjalankan perannya berpegang pada standar yang telah ditetapkan dalam

profesi audit. Harapan para pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

Peran Auditor

Pengetahuan Audit Ada Tidaknya Audit Expectation Gap

Independensi Auditor

Anggota DPRD

Pegawai DPPKAD

Masyarakat Pembayar

Pajak Daerah

Auditor BPK

Page 50: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terhadap peran auditor terkadang melebihi apa yang menjadi peran dan tanggung

jawab auditor yang telah ditetapkan dalam profesi audit. Semakin besarnya

tuntutan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah mengenai peran auditor

menunjukkan besarnya expectation gap. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Salehi et al. (2009) yang menyatakan bahwa expectation gap terjadi ketika ada

perbedaan di antara apa yang diharapkan publik dari auditor dan apa auditor

mampu memberikannya. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

H1 : Terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi

peran auditor

Salehi (2009) menyatakan bahwa independensi adalah inti dari sistem audit.

Independensi auditor penting karena merupakan bagian kepemilikan dari

manajemen, faktor independen adalah dasar dari profesi akuntansi publik dan

pemeliharaannya tergantung pada kekuatan profesinya. Independensi adalah

dasar keandalan dari laporan auditor. Laporan auditor akan tidak terpercaya,

investor dan kreditor akan memiliki sedikit kenyamanan jika auditor tidak

independen baik secara sikap mental maupun penampilan. Semakin besarnya

tuntutan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah mengenai independensi

auditor menunjukkan besarnya expectation gap. Berdasarkan hal tersebut, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

Page 51: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

H2 : Terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi

independensi auditor

Selain peran auditor dan independensi auditor maka hal lain yang penting

dalam audit expectation gap adalah pengetahuan audit. Pengetahuan audit dari

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah diyakini dapat mempengaruhi

expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah. Koh dan Woo (1998) menyatakan bahwa pengetahuan dari pengguna

laporan keuangan mempengaruhi besarnya expectation gap. Berdasarkan hal

tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

H3 : Terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi

pengetahuan audit

Page 52: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Populasi

penelitian ini dikelompokkan sebagai berikut:

a. auditor pemerintah (BPK), yaitu auditor yang ada pada kantor perwakilan

BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah;

b. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu anggota DPRD;

c. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu pemerintah daerah yang

diwakili pegawai pemerintah daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD);

d. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu masyarakat pembayar pajak

daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran.

Alasan dipilihnya masyarakat pembayar pajak daerah yang diwakili

masyarakat pembayar pajak restoran karena masyarakat pembayar pajak daerah

merupakan salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) yang membutuhkan

laporan keuangan pemerintah daerah.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Sekaran (2006) menyatakan bahwa purposive sampling digunakan karena

informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Sekaran (2006) menambahkan bahwa

Page 53: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

ukuran sampel dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.

Keputusan pengambilan sampel harus mempertimbangkan desain pengambilan

sampel dan ukuran sampel. Pedoman untuk menentukan ukuran sampel mengacu

pada pendapat Roscoe dalam Sekaran (2006) sebagai berikut:

a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.

b. Di mana sampel dipecah ke dalam sub sampel, ukuran sampel minimum 30

untuk tiap kategori.

Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing populasi adalah sebagai

berikut:

a. auditor pemerintah (BPK), yaitu auditor yang ada pada kantor perwakilan

BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 30 sampel;

b. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu anggota DPRD sebanyak

30 sampel;

c. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu pemerintah daerah yang

diwakili pegawai pemerintah daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) sebanyak 30 sampel;

d. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu masyarakat pembayar pajak

daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran sebanyak

30 sampel.

Page 54: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang diperoleh melalui kuesioner yang langsung disebarkan kepada auditor

pemerintah (BPK) yang ada pada kantor perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa

Tengah dan pengguna laporan keuangan pemerintah yang ada di wilayah

Kabupaten Sragen (anggota DPRD, pemerintah daerah yang diwakili pegawai

pemerintah daerah di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, masyarakat

pembayar pajak daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran).

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner yang pernah digunakan

Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009). Kuesioner mengenai

independensi auditor pernah digunakan Rusliyawati dan Halim (2008) dalam

penelitiannya mengenai penginvestigasian audit expectation gap pada sektor

publik, kuesioner tersebut diadaptasi dari penelitian Chowdhury et al. (2005).

Chowdury et al. (2005) meneliti tentang audit expectation gap sektor publik di

Bangladesh. Kuesioner mengenai peran auditor dan pengetahuan audit pernah

digunakan Sugiyarso (2009) dalam penelitiannya mengenai analisis expectation

gap di sektor publik, kuesioner tersebut diadaptasi dari penelitian

Nugroho (2004).

Penggunaan kembali kuesioner dari penelitian Rusliyawati dan Halim (2008)

dan Sugiyarso (2009) berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan

Page 55: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari

sisi pelaporan, akuntabilitas, independensi auditor, kompetensi auditor,

pendapat wajar dan audit kinerja. Perbedaan persepsi tersebut menimbulkan

expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan daerah.

Penelitian Sugiyarso (2009) menemukan bahwa terdapat audit expectation gap

antara auditor BPK dan pengguna laporan keuangan pemerintah (anggota

DPRD, pemeriksa Bawasda/Inspektorat, anggota Lembaga Swadaya

Masyarakat), terdapat audit expectation gap antar pengguna laporan keuangan

pemerintah dan tidak terdapat audit expectation gap antar pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah satu dengan lainnya.

b. Berdasarkan saran dari penelitian tersebut bahwa perlu dilakukan penelitian di

daerah yang lain sehingga hasilnya dapat digeneralisir dan perlunya

menggunakan sampel yang berbeda dari pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah yang mempunyai kepentingan langsung terhadap kinerja

pemerintah daerah.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi masing-masing

kelompok responden mengenai pengauditan pada pemerintah daerah. Operasional

variabel mencakup pengukuran variabel yaitu memberikan nilai terhadap persepsi

kelompok responden mengenai pengauditan eksternal pemerintahan.

Sugiyarso (2009) menyatakan bahwa kuesioner mencakup dua bagian, yaitu:

Page 56: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. open ended question yang memberikan pernyataan mengenai data identitas

pribadi responden untuk mendukung data demografi;

b. close ended question yang memberikan pernyataan kepada responden

mengenai pengauditan pada pemerintah daerah.

Tiga kelompok pernyataan utama dalam close ended question mengukur

dimensi peran auditor, independensi auditor dan pengetahuan audit, yang diukur

dengan skala likert dari 1 sampai dengan 5 (sangat tidak setuju sampai dengan

sangat setuju). Operasional variabel dijabarkan sebagai berikut:

a. Variabel peran auditor dalam penelitian ini diwakili dengan pernyataan bahwa

auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas

baik buruknya kinerja pemerintah daerah (pernyataan nomor 1), auditor

eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan

kesalahan pengujian (pernyataan nomor 2), auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan

pengujian/baik yang material maupun tidak (pernyataan nomor 3), auditor

eksternal (BPK) harus melaporkan seluruh salah saji/baik yang material

maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit (pernyataan nomor 4),

auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam

struktur pengendalian pemerintah daerah (pernyataan nomor 5), dan auditor

eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan

akuntansi pemerintah daerah (pernyataan nomor 6).

b. Variabel independensi auditor dalam penelitian ini diwakili dengan pernyataan

bahwa auditor eksternal (BPK) independen terhadap pemerintah

Page 57: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

daerah/eksekutif (pernyataan nomor 7), auditor eksternal (BPK) independen

terhadap pegawai negeri sipil (pernyataan nomor 8), auditor eksternal (BPK)

independen terhadap para politisi/legislatif (pernyataan nomor 9), dan auditor

eksternal (BPK) mempunyai standar etika yang tinggi (pernyataan nomor 10).

c. Variabel pengetahuan audit dalam penelitian ini diwakili dengan pernyataan

bahwa auditor eksternal (BPK) mempunyai tanggung jawab untuk membuat

laporan keuangan pemerintah daerah (pernyataan nomor 11), auditor eksternal

(BPK) harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah. Mereka

tidak boleh menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit

(pernyataan nomor 12), laporan keuangan pemerintah daerah yang telah

diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali (pernyataan nomor 13),

nilai aktiva yang terdapat dalam neraca pemerintah daerah merupakan nilai

sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut (pernyataan nomor 14), laporan kinerja

non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam

laporan tahunan pemerintah daerah (pernyataan nomor 15), auditor eksternal

(BPK) harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat

hasil kerja auditor lain dan para ahli (pernyataan nomor 16), dan pengguna

laporan keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan

absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji (pernyataan nomor 17).

Kelompok terminologi umum dalam pengauditan dimaksudkan untuk

menambah pemahaman expectation gap berkaitan dengan karakteristik responden.

Ada tiga item yang digunakan untuk mengetahui terminologi responden mengenai

pengauditan yaitu terminologi mengenai salah saji material (nomor 18), wajar

Page 58: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tanpa pengecualian (nomor 19), dan menyajikan secara wajar dalam semua hal

yang material (nomor 20). Jawaban responden diukur dengan pernyataan

mengerti, tidak yakin, dan tidak mengerti.

D. Analisis Data

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas,

uji reliabilitas, dan uji asumsi. Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini

menggunakan alat analisa one-way ANOVA dengan menggunakan bantuan

software statistik komputer SPSS versi 12.0.

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor. Asumsi

yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus

memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Alat uji yang digunakan

untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan

analisis faktor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy

(KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari nol sampai dengan satu. Nilai yang

dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2005).

2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Page 59: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Nunnaly (1967)

menambahkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one

shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi

antar jawaban pertanyaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3. Uji Asumsi

Rusliyawati dan Halim (2008) menyatakan bahwa sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi. Pengujian

asumsi meliputi pengujian normalitas sebaran dan pengujian homogenitas

(kesamaan varians). Ghozali (2005) menambahkan bahwa uji normalitas data

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah

memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal.

Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan

membandingkan Asymptotic Significance dengan α = 5%. Dasar penarikan

kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic

Significance > 0,05.

Uji homogenitas (kesamaan varians) dengan menggunakan Levene’s Test of

Homogeneity of Variance. Uji homogenitas ini untuk menguji asumsi ANOVA

bahwa setiap grup (kategori) variabel independen memiliki variance sama. Jika

Page 60: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Levene Statistic signifikan pada 0,05 maka kita dapat menolak hipotesis nol yang

menyatakan grup memiliki variance sama (Ghozali, 2005).

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan pada hasil verifikasi terhadap data yang diperoleh, maka

dilakukan pengujian hipotesis. Apabila data setiap variabel yang akan dianalisis

membentuk distribusi normal, maka semua hipotesis tersebut diuji dengan

menggunakan alat analisa one-way ANOVA. Pengujian terhadap hipotesis

penelitian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Masing-

masing hipotesis diuji dengan menggunakan uji-F (F-test). Lind (2008)

menyatakan bahwa penggunaan uji-F (F-test) dapat digunakan untuk

membandingkan tiga rata-rata populasi atau lebih untuk menentukan apakah

semua nilainya dapat sama. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

a. Apabila nilai probabilitas (p) > α = 5%, maka maka hipotesis yang diajukan

(Ha) ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas (p) < α = 5%, maka hipotesis yang diajukan (Ha)

diterima.

Apabila data setiap variabel yang akan dianalisis tidak berdistribusi normal,

maka statistik non parametrik akan digunakan untuk menguji hipotesis. Uji yang

digunakan adalah Kruskal-Wallis test. Ghozali (2006) menyatakan bahwa

Kruskal-Wallis test adalah one way analysis of variance by rank. Kruskal-Wallis

test merupakan alat uji statistik non parametrik yang sangat berguna untuk

menentukan apakah k sampel independen berasal dari populasi yang berbeda.

Page 61: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kruskal-Wallis test menguji hipotesis nol bahwa k sampel berasal dari populasi

yang sama atau populasi yang identik dengan median yang sama. Kaidah

pengambilan keputusan adalah:

a. Apabila nilai probabilitas (p) > α = 5%, maka maka hipotesis yang diajukan

(Ha) ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas (p) < α = 5%, maka hipotesis yang diajukan (Ha)

diterima.

Page 62: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden

Pengiriman kuesioner dilakukan selama satu bulan yaitu dari bulan Juni

sampai dengan bulan Juli. Kuesioner disebarkan di wilayah Pemerintah Daerah

Kabupaten Sragen, yaitu ke anggota DPRD, pegawai pemerintah daerah di Dinas

Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD), masyarakat

pembayar pajak daerah (pajak restoran) dan auditor pemerintah (BPK) pada

Kantor Perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah. Tingkat pengembalian

kuesioner ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 2 Tingkat Pengembalian Kuesioner

Kelompok Responden Kuesioner

Dikirim Kuesioner Kembali dan

Dapat Digunakan Respon

Rate Auditor BPK 30 30 100%

Anggota DPRD 30 30 100% Pegawai DPPKAD 30 30 100% Masyarakat Pembayar Pajak Daerah

30 30 100%

Total 120 120 100% Sumber: data primer yang diolah

Kuesioner yang dikirim berjumlah 120 eksemplar, kuesioner yang kembali dan

memenuhi syarat untuk diolah berjumlah 120 eksemplar sehingga memenuhi

aturan umum sampel minimum yang disyaratkan dalam penggunaan analisis

Page 63: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

faktor. Syarat ukuran sampel minimum dalam analisis faktor adalah 5 kali

variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Utama (2010) yang

menyatakan bahwa ukuran sampel untuk analisis faktor adalah minimal 5 kali

variabel yang diteliti.

Responden dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah (BPK) pada Kantor

Perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah dan pengguna laporan keuangan

pemerintah, yaitu anggota DPRD, pegawai pemerintah daerah di Dinas

Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD), dan masyarakat

pembayar pajak daerah. Gambaran responden diperoleh dari data yang terdapat

dalam kuesioner pada bagian identitas responden dan terminologi umum.

Gambaran umum responden meliputi masa kerja, tingkat pendidikan, latar

belakang pendidikan, pengalaman kerja di bidang akuntansi, pengalaman kerja di

bidang auditing dan terminologi umum.

a. Masa Kerja Responden

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi masa

kerja responden yang ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 3 Deskripsi Masa Kerja Responden

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah Masa Kerja

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1-5 Tahun 19 63,33 17 56,67 4 13,33 11 36,67 6-10 Tahun 4 13,33 11 36,67 4 13,33 6 20,00 Lebih dari 10 Tahun

7 23,33 2 6,67 22 73,33 13 43,33

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Page 64: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan masa kerja

1 sampai dengan 5 tahun yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak

19 orang (63,33%). Jumlah responden dengan masa kerja 6 sampai dengan

10 tahun yang terbanyak adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 11 orang

(36,67%). Jumlah responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun yang

terbanyak adalah pegawai DPPKAD, yaitu sebanyak 22 orang (73,33%).

b. Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi

tingkat pendidikan responden yang ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 4 Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Tingkat Pendidikan

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % SMU - - 11 36,67 9 30,00 22 73,33 D3 1 3,33 - - 3 10,00 1 3,33 S1 25 83,33 12 40,00 12 40,00 7 23,33 S2 4 13,33 7 23,33 6 20,00 - - S3 - - - - - - - - Lainnya - - - - - - - -

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan tingkat

pendidikan SMU yang terbanyak adalah masyarakat pembayar pajak daerah,

yaitu sebanyak 22 orang (73,33%). Jumlah responden dengan tingkat

pendidikan D3 yang terbanyak adalah pegawai DPPKAD, yaitu sebanyak

3 orang (10,00%). Jumlah responden dengan tingkat pendidikan S1 yang

terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 25 orang (83,33%). Jumlah

Page 65: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

responden dengan tingkat pendidikan S2 yang terbanyak adalah anggota

DPRD, yaitu sebanyak 7 orang (23,33%).

c. Latar Belakang Pendidikan Responden

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi latar

belakang pendidikan responden yang ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 5 Deskripsi Latar Belakang Pendidikan Responden

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD

Pegawai DPPKAD Masyarakat

Pembayar Pajak Daerah

Latar Belakang

Pendidikan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Akuntansi 8 26,67 - - 3 10,00 1 3,33 Ekonomi Non Akuntansi

5 16,67 2 6,67 14 46,67 2 6,67

Lain-lain 17 56,67 28 93,33

13 43,33 27 90,00

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan latar

belakang pendidikan akuntansi yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu

sebanyak 8 orang (26,67%). Jumlah responden dengan latar belakang

pendidikan ekonomi non akuntansi yang terbanyak adalah pegawai DPPKAD,

yaitu sebanyak 14 orang (46,67%). Jumlah responden dengan latar belakang

pendidikan di luar akuntansi dan ekonomi non akuntansi yang terbanyak

adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 28 orang (93,33%).

Page 66: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

d. Pengalaman Kerja di Bidang Akuntansi

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi

pengalaman kerja di bidang akuntansi responden yang ditunjukkan tabel

berikut ini.

Tabel 6 Deskripsi Pengalaman Kerja di Bidang Akuntansi

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Pengalaman Kerja

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 0-1 Tahun 8 26,67 - - - - 2 6,67 1-3 Tahun 3 10,00 2 6,67 3 10,00 5 16,67 Lebih dari 3 Tahun

6 20,00 - - 11 36,67 1 3,33

Tidak Berpengalaman

13 43,33 28 93,33 16 53,33 22 73,33

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengalaman

kerja di bidang akuntansi selama nol sampai dengan 1 tahun yang terbanyak

adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 8 orang (26,67%). Jumlah responden

dengan pengalaman kerja di bidang akuntansi selama 1 sampai dengan 3 tahun

yang terbanyak adalah masyarakat pembayar pajak daerah, yaitu sebanyak

5 orang (16,67%). Jumlah responden dengan pengalaman kerja di bidang

akuntansi lebih dari 3 tahun yang terbanyak adalah pegawai DPPKAD, yaitu

sebanyak 11 orang (36,67%). Jumlah responden yang tidak memiliki

pengalaman kerja di bidang akuntansi yang terbanyak adalah anggota DPRD,

yaitu sebanyak 28 orang (93,33%).

Page 67: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

e. Pengalaman Kerja di Bidang Auditing

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi

pengalaman kerja di bidang auditing responden yang ditunjukkan tabel berikut

ini.

Tabel 7 Deskripsi Pengalaman Kerja di Bidang Auditing

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Pengalaman Kerja

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 0-1 Tahun 4 13,33 - - - - 1 3,33 1-3 Tahun 13 43,33 2 6,67 2 6,67 - - Lebih dari 3 Tahun

13 43,33 - - - - - -

Tidak Berpengalaman

- - 28 93,33 28 93,33 29 96,67

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengalaman

kerja di bidang auditing selama 1 sampai dengan 1 tahun yang terbanyak

adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 4 orang (13,33%). Jumlah responden

dengan pengalaman kerja di bidang auditing selama 1 sampai dengan 3 tahun

yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 13 orang (43,33%).

Jumlah responden dengan pengalaman kerja di bidang auditing lebih dari

3 tahun yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 13 orang

(43,33%). Jumlah responden yang tidak memiliki pengalaman kerja di bidang

auditing yang terbanyak adalah masyarakat pembayar pajak daerah, yaitu

sebanyak 29 orang (96,67%).

Page 68: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

e. Frekuensi Menggunakan/Membaca Laporan Hasil Audit

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data deskripsi

frekuensi menggunakan/membaca laporan hasil audit responden yang

ditunjukkan tabel berikut ini.

Tabel 8 Deskripsi Frekuensi Menggunakan/Membaca Laporan Hasil Audit

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah Frekuensi

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tidak Pernah

- - 1 3,33 8 26,67 20 66,67

Kadang-kadang

- - 26 86,67 21 70,00 9 30,00

Sering 30 100,00 3 10,00 1 3,33 1 3,33 Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak pernah

menggunakan/membaca laporan hasil audit yang terbanyak adalah masyarakat

pembayar pajak daerah, yaitu sebanyak 20 orang (66,67%). Jumlah responden

yang kadang-kadang menggunakan/membaca laporan hasil audit yang

terbanyak adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 26 orang (86,67%). Jumlah

responden yang sering menggunakan/membaca laporan hasil audit yang

terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 30 orang (100%).

d. Terminologi Umum

Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data pengetahuan

responden terhadap terminologi salah saji material, wajar tanpa pengecualian,

Page 69: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material yang ditunjukkan

tabel-tabel berikut ini.

Tabel 9 Deskripsi Terminologi Salah Saji Material

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Pengetahuan Responden

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Mengerti 30 100,00 12 40,00 16 53,33 7 23,33 Tidak Yakin - - 17 56,67 9 30,00 6 20,00 Tidak Mengerti

- - 1 3,33 5 16,67 17 56,67

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa responden yang mengerti terminologi

salah saji material yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak

30 orang (100%). Jumlah responden yang tidak yakin terminologi salah saji

material yang terbanyak adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 17 orang

(56,67%). Jumlah responden yang tidak mengerti terminologi salah saji

material yang terbanyak adalah masyarakat pembayar pajak daerah, yaitu

sebanyak 17 orang (56,67%).

Tabel 10 Deskripsi Terminologi Wajar Tanpa Pengecualian

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Pengetahuan Responden

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Mengerti 30 100,00 18 60,00 19 63,33 8 26,67 Tidak Yakin - - 11 36,67 10 33,33 3 10,00 Tidak Mengerti

- - 1 3,33 1 3,33 19 63,33

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Page 70: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa responden yang mengerti terminologi

wajar tanpa pengecualian yang terbanyak adalah auditor BPK, yaitu sebanyak

30 orang (100%). Jumlah responden yang tidak yakin terminologi wajar tanpa

pengecualian yang terbanyak adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 11 orang

(36,67%). Jumlah responden yang tidak mengerti terminologi wajar tanpa

pengecualian yang terbanyak adalah masyarakat pembayar pajak daerah, yaitu

sebanyak 19 orang (63,33%).

Tabel 11 Deskripsi Terminologi Menyajikan Secara Wajar Dalam Semua

Hal Yang Material

Kelompok Responden

Auditor BPK Anggota DPRD Pegawai

DPPKAD

Masyarakat Pembayar Pajak

Daerah

Pengetahuan Responden

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Mengerti 30 100,00 3 10,00 18 60,00 3 10,00 Tidak Yakin - - 25 83,33 8 26,67 8 26,67 Tidak Mengerti

- - 2 6,67 4 13,33 19 63,33

Total 30 30 30 30 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa responden yang mengerti terminologi

menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material yang terbanyak

adalah auditor BPK, yaitu sebanyak 30 orang (100%). Jumlah responden

yang tidak yakin terminologi menyajikan secara wajar dalam semua hal yang

material yang terbanyak adalah anggota DPRD, yaitu sebanyak 25 orang

(83,33%). Jumlah responden yang tidak mengerti terminologi menyajikan

secara wajar dalam semua hal yang material yang terbanyak adalah

masyarakat pembayar pajak daerah, yaitu sebanyak 19 orang (63,33%).

Page 71: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Distribusi Tanggapan Responden

Pernyataan-pernyataan responden mengenai variabel penelitian dapat dilihat

pada jawaban rersponden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti. Data yang

diperoleh dari responden harus dikuantitatifkan dengan menggunakan format

alternatif jawaban dengan skala Likert 5 point karena kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Data dalam analisis ini disajikan dalam

bentuk statistik deskriptif yang terlihat dalam tabel 12. Tabel 12 menampilkan

data mengenai nilai minimum, maksimum, rata-rata, standard deviation, variance,

skewness dan kurtosis.

Tabel 12 Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std Variance Skewness Kurtosis Peran Auditor 120 6,00 30,00 20,9500 6,04166 36,502 -0,859 -0,399 Independensi Auditor

120 15,00 20,00 17,0250 1,44631 2,092 1,312 0,287

Pengetahuan Audit

120 11,00 35,00 24,8167 6,80828 46,353 -0,671 -0,820

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 12 menunjukkan jumlah responden adalah 120 orang. Dari 120

responden ini variabel independensi auditor memiliki nilai rata-rata terkecil yaitu

sebesar 17,0250 dengan standar deviasi sebesar 1,44631. Variabel pengetahuan

audit memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu sebesar 24,8167 dengan standar

deviasi sebesar 6,80828. Nilai skewness dan kurtosis variabel peran auditor

adalah -0,859 dan -0,399. Nilai skewness dan kurtosis variabel independensi

auditor adalah 1,312 dan 0,287. Nilai skewness dan kurtosis variabel pengetahuan

audit adalah -0,671 dan -0,820. Nilai skewness dan kurtosis ketiga variabel

tersebut menunjukkan bahwa ketiganya tidak terdistribusi normal. Hal ini sesuai

Page 72: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dengan pendapat Ghozali (2005) yang menyatakan bahwa data yang terdistribusi

secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol.

B. Analisis Data

1. Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian ini diambil dari penelitian yang telah dilakukan

Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009). Teknik pengujian instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas dan uji

asumsi.

a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor.

Ghozali (2005) menyatakan bahwa asumsi yang mendasari dapat tidaknya

dilakukan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang

cukup. Salah satu alat uji yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Masing-

masing variabel penelitian diuji terpisah dengan KMO MSA. Nilai KMO

bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk

dapat dilakukan analisis faktor. Apabila nilai KMO masing-masing variabel

terpenuhi maka dilanjutkan dengan analisis faktor.

Page 73: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Analisis faktor dilakukan terpisah untuk masing-masing variabel

penelitian. Indikator-indikator variabel yang dianalisis harus menjadi 1 faktor

berdasarkan pada nilai eigen value > 1, sehingga indikator masing-masing

variabel akan mengelompok pada 1 faktor tersebut dan dapat disimpulkan

bahwa masing-masing variabel memiliki unidimensionalitas atau dengan kata

lain indikator masing-masing variabel semuanya valid. Hasil uji validitas

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 13 Hasil Uji Validitas

Variabel KMO MSA Faktor Loading Peran Auditor 0,908 0,812-0,943 Independensi Auditor 0,766 0,587-0,974 Pengetahuan Audit 0,891 0,160-0,935

Sumber: data primer yang diolah

Analisis faktor dapat dilanjutkan apabila masing-masing variabel

mempunyai nilai KMO MSA > 0,50. Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan

bahwa pada variabel peran auditor dapat dilanjutkan analisis faktor karena

mempunyai nilai KMO MSA 0,908. Setelah dilakukan analisis faktor terlihat

bahwa analisis faktor yang dilakukan mengelompokkan indikator-indikator

variabel tersebut ke dalam 1 faktor dengan faktor loading 0,812-0,943

sehingga dapat dikatakan indikator-indikator variabel peran auditor valid.

Variabel independensi auditor memiliki nilai KMO MSA 0,766 sehingga

dapat dilakukan analisis faktor. Hasil analisis faktor yang dilakukan

mengelompokkan indikator-indikator variabel tersebut ke dalam 1 faktor

Page 74: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan faktor loading 0,587-0,974sehingga dapat dikatakan indikator-

indikator variabel independensi auditor valid.

Tabel 13 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan audit mempunyai nilai

KMO MSA 0,891 sehingga dapat dilakukan analisis faktor. Hasil analisis

faktor yang dilakukan mengelompokkan indikator-indikator variabel tersebut

ke dalam 1 faktor dengan faktor loading 0,160- 0,935 sehingga dapat

dikatakan indikator-indikator variabel pengetahuan audit valid.

b. Uji Reliabilitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Nunnaly (1967) menambahkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat

dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Di sini

pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 14 sebagai berikut.

Page 75: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 14 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Peran Auditor 0,948 Independensi Auditor 0,900 Pengetahuan Audit 0,909

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas untuk variabel peran

auditor menghasilkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,948 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel tersebut reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha

0,948 > 0,60. Hasil uji reliabilitas untuk variabel independensi auditor

menghasilkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,900 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel tersebut reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha 0,900 > 0,60.

Hasil uji reliabilitas untuk variabel pengetahuan audit menghasilkan

Cronbach’s Alpha sebesar 0,909 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

tersebut reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha 0,909 > 0,60.

c. Uji Asumsi

Rusliyawati dan Halim (2008) menyatakan bahwa sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi.

Pengujian asumsi meliputi pengujian normalitas sebaran dan pengujian

homogenitas (kesamaan varians).

Page 76: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1) Uji Normalitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji normalitas data dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria

sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asymptotic Significance

dengan α = 5%. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan

berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut.

Tabel 15 Hasil Uji Normalitas

Variabel Asymptotic Significance Peran Auditor 0,000 Independensi Auditor 0,000 Pengetahuan Audit 0,001

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 15 menunjukkan hasil uji normalitas terhadap variabel peran auditor

adalah 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel peran auditor

tidak berdistribusi normal karena nilai 0,000 < 0,05. Hasil uji normalitas

terhadap variabel independensi auditor adalah 0,000 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data variabel independensi auditor tidak berdistribusi

normal karena nilai 0,000 < 0,05. Hasil uji normalitas terhadap variabel

pengetahuan audit adalah 0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

variabel pengetahuan audit tidak berdistribusi normal karena

nilai 0,001 < 0,05.

Page 77: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas (kesamaan varians) dengan menggunakan Levene’s Test

of Homogeneity of Variance. Uji homogenitas ini untuk menguji asumsi

ANOVA bahwa setiap grup (kategori) variabel independen memiliki variance

sama. Jika Levene Statistic signifikan pada 0,05 maka kita dapat menolak

hipotesis nol yang menyatakan grup memiliki variance sama (Ghozali, 2005).

Hasil uji homogenitas ditunjukkan tabel 16 sebagai berikut.

Tabel 16 Hasil Uji Homogenitas

Variabel Levene Test Peran Auditor 0,491 Independensi Auditor 0,000 Pengetahuan Audit 0,232

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 16 menunjukkan bahwa hasil uji Levene Test pada variabel peran

auditor sebesar 0,491 sehingga tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05) sehingga

hipotesis nol yang menyatakan variance sama tidak dapat ditolak. Hasil uji

Levene Test pada variabel independensi auditor sebesar 0,000 sehingga

signifikan pada 0,05 (p < 0,05) sehingga hipotesis nol yang menyatakan

variance sama ditolak. Hasil uji Levene Test pada variabel pengetahuan audit

sebesar 0,232 sehingga tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05) sehingga

hipotesis nol yang menyatakan variance sama tidak dapat ditolak.

Page 78: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Kruskal-Wallis test.

Penggunaan Kruskal-Wallis test disebabkan data setiap variabel yang dianalisis

tidak berdistribusi normal sehingga statistik non parametrik digunakan untuk

menguji hipotesis.

a. Pengujian Hipotesis 1

Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor yang ditunjukkan tabel 17

dan tabel 18 sebagai berikut.

Tabel 17 Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel Peran Auditor

Pernyataan Populasi N Mean Rank Auditor BPK 30 17,40 Anggota DPRD 30 77,97 Pegawai DPPKAD 30 71,95

1. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah.

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 74,68

Total 120 Auditor BPK 30 15,53 Anggota DPRD 30 74,38 Pegawai DPPKAD 30 73,25

2. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 78,83

Total 120 Auditor BPK 30 16,92 Anggota DPRD 30 76,50 Pegawai DPPKAD 30 74,08

3. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian (baik yang material maupun tidak).

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 74,50

Total 120 Auditor BPK 30 25,47 Anggota DPRD 30 72,35 Pegawai DPPKAD 30 63,18

4. Auditor eksternal (BPK) harus melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit). Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 81,00

Total 120

Page 79: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 17 (Lanjutan)

Pernyataan Populasi N Mean Rank Auditor BPK 30 18,30 Anggota DPRD 30 91,12 Pegawai DPPKAD 30 67,22

5. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah daerah. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 65,37

Total 120 Auditor BPK 30 15,65 Anggota DPRD 30 75,57 Pegawai DPPKAD 30 73,20

6. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi pemerintah daerah. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 77,58

Total 120 Sumber: data primer yang diolah

Tabel 17 menunjukkan hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel peran

auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk

memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah, populasi

auditor BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 17,40. Mean

rank tertinggi terdapat pada populasi anggota DPRD yaitu sebesar 77,97.

Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian,

populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 15,53.

Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat pembayar pajak daerah

yaitu sebesar 78,83. Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor

eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan

kesalahan pengujian (baik yang material maupun tidak), populasi auditor BPK

menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 16,92. Mean rank tertinggi

terdapat pada populasi anggota DPRD yaitu sebesar 76,50.

Page 80: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor eksternal (BPK) harus

melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang

ditemukan dalam laporan audit), populasi auditor BPK menghasilkan mean

rank terendah yaitu sebesar 25,47. Mean rank tertinggi terdapat pada

populasi masyarakat pembayar pajak daerah yaitu sebesar 81,00. Hasil

Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor eksternal (BPK) bertanggung

jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah daerah,

populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 18,30.

Mean rank tertinggi terdapat pada populasi anggota DPRD yaitu sebesar

91,12. Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi

pemerintah daerah, populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah

yaitu sebesar 15,65. Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat

pembayar pajak daerah yaitu sebesar 77,58.

Tabel 18 Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel

Peran Auditor

Pernyataan Asymptotic Significance

1. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah.

0,000*

2. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian.

0,000*

3. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian (baik yang material maupun tidak).

0,000*

4. Auditor eksternal (BPK) harus melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit).

0,000*

5. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah daerah.

0,000*

6. Auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi pemerintah daerah.

0,000*

Keterangan : * Signifikan pada α = 1% Sumber : data primer yang diolah

Page 81: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 18 menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis untuk variabel

peran auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) bertanggung jawab

untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja pemerintah daerah

adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis

nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili

anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian

adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis

nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili

anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan

pengujian (baik yang material maupun tidak) adalah 0,000. Oleh karena nilai

asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK) harus

melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang

ditemukan dalam laporan audit) adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic

Page 82: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian

pemerintah daerah adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic

significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi

pemerintah daerah adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic

significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

b. Pengujian Hipotesis 2

Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

Page 83: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor ditunjukkan

tabel 19 dan tabel 20 sebagai berikut.

Tabel 19 Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel

Independensi Auditor

Pernyataan Populasi N Mean Rank Auditor BPK 30 77,00 Anggota DPRD 30 59,00 Pegawai DPPKAD 30 49,00

7. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap pemerintah daerah (eksekutif).

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 57,00 Total 120

Auditor BPK 30 72,65 Anggota DPRD 30 60,42 Pegawai DPPKAD 30 50,50

8. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap pegawai negeri sipil.

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 58,43 Total 120

Auditor BPK 30 74,00 Anggota DPRD 30 60,00 Pegawai DPPKAD 30 50,00

9. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap para politisi (legislatif).

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 58,00 Total 120

Auditor BPK 30 61,00 Anggota DPRD 30 41,00 Pegawai DPPKAD 30 55,00

10. Auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika yang tinggi.

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 85,00 Total 120

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 19 menunjukkan hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel

independensi auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) independen

terhadap pemerintah daerah (eksekutif), populasi auditor BPK menghasilkan

mean rank tertinggi yaitu sebesar 77,00. Mean rank terendah terdapat pada

populasi pegawai DPPKAD yaitu sebesar 49,00. Hasil Kruskal-Wallis test

untuk variabel independensi auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

independen terhadap pegawai negeri sipil, populasi auditor BPK

Page 84: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

menghasilkan mean rank tertinggi yaitu sebesar 72,65. Mean rank terendah

terdapat pada populasi pegawai DPPKAD yaitu sebesar 50,50.

Hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel independensi auditor pada

pernyataan auditor eksternal (BPK) independen terhadap para politisi

(legislatif), populasi auditor BPK menghasilkan mean rank tertinggi yaitu

sebesar 74,00. Mean rank terendah terdapat pada populasi pegawai DPPKAD

yaitu sebesar 50,00. Hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel independensi

auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika

yang tinggi, populasi masyarakat pembayar pajak daerah menghasilkan mean

rank tertinggi yaitu 85,00 sedangkan auditor BPK tidak berbeda jauh yaitu

sebesar 61,00. Mean rank terendah terdapat pada populasi anggota DPRD

yaitu sebesar 41,00.

Tabel 20 Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel

Independensi Auditor

Pernyataan Asymptotic Significance

7. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap pemerintah daerah (eksekutif). 0,000* 8. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap pegawai negeri sipil. 0,003* 9. Auditor eksternal (BPK) independen terhadap para politisi (legislatif). 0,001* 10. Auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika yang tinggi. 0,000*

Keterangan : * Signifikan pada α = 1% Sumber : data primer yang diolah

Tabel 20 menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis untuk variabel

independensi auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) independen

terhadap pemerintah daerah (eksekutif) adalah 0,000. Oleh karena nilai

asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

Page 85: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah. Hasil pengujian hipotesis

pada pernyataan auditor eksternal (BPK) independen terhadap pegawai negeri

sipil adalah 0,003. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka

hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang

diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak

daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

independen terhadap para politisi (legislatif) adalah 0,001. Oleh karena nilai

asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah. Hasil pengujian hipotesis

pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika yang tinggi

adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis

nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili

anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

c. Pengujian Hipotesis 3

Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat

audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

Page 86: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit ditunjukkan

tabel 21 dan tabel 22 sebagai berikut.

Tabel 21 Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel

Pengetahuan Audit

Pernyataan Populasi N Mean Rank Auditor BPK 30 16,88 Anggota DPRD 30 78,52 Pegawai DPPKAD 30 52,97

11. Auditor eksternal (BPK) mempunyai tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 93,63

Total 120 Auditor BPK 30 16,80 Anggota DPRD 30 72,87 Pegawai DPPKAD 30 63,37

12. Auditor eksternal (BPK) harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah. Mereka tidak boleh menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit.

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 88,97

Total 120 Auditor BPK 30 16,20 Anggota DPRD 30 73,67 Pegawai DPPKAD 30 57,43

13. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 94,70

Total 120 Auditor BPK 30 54,50 Anggota DPRD 30 40,50 Pegawai DPPKAD 30 72,50

14. Nilai aktiva yang terdapat dalam neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 74,50

Total 120 Auditor BPK 30 21,70 Anggota DPRD 30 72,35 Pegawai DPPKAD 30 67,05

15. Laporan kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 80,90

Total 120 Auditor BPK 30 17,00 Anggota DPRD 30 67,78 Pegawai DPPKAD 30 70,62

16. Auditor eksternal (BPK) harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli. Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 86,60

Total 120 Auditor BPK 30 15,85 Anggota DPRD 30 69,28 Pegawai DPPKAD 30 70,55

17. Pengguna laporan keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji.

Masyarakat Pembayar Pajak Daerah 30 86,32

Total 120 Sumber: data primer yang diolah

Page 87: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 21 menunjukkan hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel

pengetahuan audit pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai

tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah,

populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 16,88.

Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat pembayar pajak daerah

yaitu sebesar 93,63. Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor

eksternal (BPK) harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah

mereka tidak boleh menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit,

populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 16,80.

Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat pembayar pajak daerah

yaitu sebesar 88,97. Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan laporan

keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap

tiga bulan sekali, populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah

yaitu sebesar 16,20. Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat

pembayar pajak daerah yaitu sebesar 94,70.

Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan nilai aktiva yang terdapat dalam

neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva

tersebut, populasi anggota DPRD menghasilkan mean rank terendah yaitu

sebesar 40,50 sedangkan populasi auditor BPK tidak berbeda jauh yaitu

sebesar 54,50 . Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat

pembayar pajak daerah yaitu sebesar 74,50. Hasil Kruskal-Wallis test pada

pernyataan laporan kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit

harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah, populasi auditor

Page 88: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BPK menghasilkan mean rank terendah yaitu sebesar 21,70. Mean rank

tertinggi terdapat pada populasi masyarakat pembayar pajak daerah yaitu

sebesar 80,90. Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan auditor eksternal

(BPK) harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat

hasil kerja auditor lain dan para ahli, populasi auditor BPK menghasilkan

mean rank terendah yaitu sebesar 17,00. Mean rank tertinggi terdapat pada

populasi masyarakat pembayar pajak daerah yaitu sebesar 86,60.

Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan pengguna laporan keuangan

auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan

tidak mengandung salah saji, populasi auditor BPK menghasilkan mean rank

terendah yaitu sebesar 15,85. Mean rank tertinggi terdapat pada populasi

masyarakat pembayar pajak daerah yaitu sebesar 86,32.

Tabel 22 Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel

Pengetahuan Audit

Pernyataan Asymptotic Significance

11. Auditor eksternal (BPK) mempunyai tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah.

0,000*

12. Auditor eksternal (BPK) harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah. Mereka tidak boleh menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit.

0,000*

13. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali.

0,000*

14. Nilai aktiva yang terdapat dalam neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut.

0,000*

15. Laporan kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah.

0,000*

16. Auditor eksternal (BPK) harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli.

0,000*

17. Pengguna laporan keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji.

0,000*

Keterangan : * Signifikan pada α = 1% Sumber : data primer yang diolah

Page 89: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 22 menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis untuk variabel

pengetahuan audit pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai

tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah

adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis

nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili

anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK) harus

memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah, mereka tidak boleh

menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit adalah 0,000. Oleh

karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak

sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD,

pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan laporan keuangan pemerintah

daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali

adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis

nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili

anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan nilai aktiva yang terdapat dalam

neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva

tersebut adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka

Page 90: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang

diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak

daerah.

Hasil pengujian pada pernyataan laporan kinerja non keuangan pemerintah

daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah

daerah adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka

hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang

diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak

daerah. Hasil pengujian pada pernyataan auditor eksternal (BPK) harus

menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja

auditor lain dan para ahli adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic

significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan pengguna laporan keuangan

auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan

tidak mengandung salah saji adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic

significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

Page 91: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai

DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.

C. Pembahasan

Hasil pengujian data menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Kruskal-Wallis

test membuktikan adanya audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD,

pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi peran

auditor, independensi auditor dan pengetahuan audit. Hal ini bisa dilihat dari

indikator masing-masing variabel yang menunjukkan nilai asymptotic

significance < 0,05 sehingga semua hipotesis yang diajukan diterima.

Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan

masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi peran auditor. Hasil pengujian

hipotesis tersebut sesuai dengan penelitian Sugiyarso (2009) yang menyimpulkan

bahwa terdapat audit expectation gap antara auditor BPK dan pengguna laporan

keuangan pemerintah (anggota DPRD, pemeriksa Bawasda/Inspektorat, anggota

Lembaga Swadaya Masyarakat) pada variabel peran auditor.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja

pemerintah daerah lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan

Page 92: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan

tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor BPK bahwa auditor eksternal (BPK)

tidak bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja

pemerintah daerah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat

sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara

auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.

Tingginya expectation dari pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

terhadap peran auditor dibandingkan dengan expectation dari auditor pemerintah

(BPK) disebabkan pengguna laporan keuangan kurang memahami peran dari

auditor pemerintah (BPK), sedangkan auditor pemerintah (BPK) dalam

menjalankan perannya berpedoman pada standar yang telah ditetapkan dalam

profesi audit. Auditor pemerintah (BPK) dalam menjalankan tugasnya

berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dan Standar Profesional

Akuntan Publik. Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar Profesional

Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 230 menyatakan bahwa auditor bukanlah

penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan, karena pendapat auditor

atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian lebih

kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut dapat

disimpulkan pendapat auditor BPK bahwa auditor eksternal (BPK) tidak

bertanggung jawab untuk mencegah kecurangan dan kesalahan pengujian,

Page 93: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Fakta tersebut

menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Pendapat auditor BPK

didukung dengan pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar

Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 316 yang menegaskan bahwa

auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan.

Manajemen harus bertanggung jawab untuk mencegah dan mendeteksi

kecurangan. Hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Best et al. (2001) yang menemukan adanya expectation gap yang sangat luas,

terutama dalam hubungannya dengan tingkatan dan jenis tanggung jawab auditor.

Expectation gap telah ditemukan terutama pada isu tanggung jawab auditor untuk

pencegahan dan pendeteksian fraud.

Expectation gap pada tanggung jawab mencegah kecurangan dan kesalahan

pengujian sesuai dengan pernyataan Salehi et al. (2008) yang menyatakan bahwa

berdasarkan fakta, pihak ketiga menginginkan auditor eksternal dapat menjamin

keakuratan dari rekening yang ditampilkan, maka dalam kondisi ini mereka

menginginkan bahwa tujuan dari audit adalah untuk mendeteksi kecurangan,

mendeteksi kesalahan teknik, dan mendeteksi kesalahan yang prinsip. Pihak

ketiga mempunyai persepsi bahwa tanpa mendeteksi kecurangan maka tidak ada

gunanya praktek audit, sedangkan profesi audit mempercayai tanggung jawabnya

terbatas untuk merencanakan audit.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan

Page 94: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pengujian (baik yang material maupun tidak) lebih kecil dibandingkan dengan

mean rank pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 17).

Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat

auditor BPK bahwa auditor eksternal (BPK) tidak bertanggung jawab untuk

mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian (baik yang material

maupun tidak), sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya.

Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Pendapat

auditor pemerintah (BPK) diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam

Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110 yang menyatakan

bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan

audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang

disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan yang tidak material terhadap laporan

keuangan.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

harus melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang

ditemukan dalam laporan audit) lebih kecil dibandingkan dengan mean rank

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean

rank pada pernyataan tersebut terlihat bahwa auditor BPK berpendapat bahwa

auditor eksternal (BPK) tidak bertanggung jawab untuk melaporkan seluruh salah

saji (baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit),

sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Fakta tersebut

menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)

Page 95: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Ikatan Akuntan Indonesia

(2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110

menyatakan bahwa auditor berperan dalam merencanakan dan melaksanakan

audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan

bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan. Auditor tidak bertanggung jawab terhadap salah saji yang tidak

material.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah

daerah lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut

terlihat bahwa auditor BPK berpendapat bahwa auditor eksternal (BPK) tidak

bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian pemerintah

daerah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Fakta

tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Ikatan Akuntan

Indonesia (2001) dalam Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing

Seksi 110 menyatakan bahwa auditor tidak bertanggung jawab memelihara

pengendalian intern, pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalian

intern terbatas pada apa yang diperolehnya melalui audit.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi

pemerintah daerah lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan

Page 96: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan

tersebut terlihat bahwa auditor BPK berpendapat bahwa auditor eksternal (BPK)

tidak bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi

pemerintah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya.

Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor

pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.

Saifulah (2003) menyatakan bahwa pihak manajemen yang bertanggung jawab

untuk memelihara catatan laporan keuangan bukan auditor. Eksistensi audit

expectation gap pada pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Best et al. (2001) yang menemukan adanya expectation gap pada tanggung jawab

auditor untuk memelihara rekaman akuntansi.

Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan

masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi independensi auditor. Hasil

pengujian hipotesis tersebut sesuai dengan penelitian Rusliyawati dan Halim

(2008) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara auditor

BPK dengan pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah

daerah dan masyarakat dilihat dari independensi. Perbedaan persepsi tersebut

menunjukkan eksistensi audit expectation gap di antara pengguna laporan

keuangan daerah.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

independen terhadap pemerintah daerah (eksekutif), auditor eksternal (BPK)

Page 97: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

independen terhadap pegawai negeri sipil, auditor eksternal (BPK) independen

terhadap para politisi (legislatif) lebih besar dibandingkan dengan mean rank

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 19). Mean rank auditor

pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai standar

etika yang tinggi lebih besar dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah (anggota DPRD dan pegawai DPPKAD), sedangkan

dengan masyarakat pembayar pajak daerah lebih rendah tetapi tidak berbeda jauh.

Tingginya expectation dari auditor pemerintah (BPK) terhadap independensi

auditor dibandingkan dengan expectation dari pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah disebabkan keinginan auditor pemerintah (BPK) untuk

meningkatkan kualitas kinerja profesionalnya dengan cara meningkatkan

independensinya. Hal ini didukung oleh Mulyadi dan Puradireja (1998) yang

menyatakan bahwa sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian

dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap

auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari

pemilikan kepentingan dalam entitas yang diauditnya. Auditor harus menghindari

keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan

independensinya sehingga di samping harus benar-benar independen, auditor juga

harus menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar

independen. Hasil dari penelitian ini diperkuat dengan pendapat Rusliyawati dan

Halim (2008) yang menyatakan bahwa independensi auditor harus dilindungi dari

pengaruh kelompok pemerintah pusat/daerah, status sebagai pegawai negeri sipil

dan politisi.

Page 98: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa terdapat audit

expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan

masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi pengetahuan audit. Hasil

pengujian hipotesis tersebut sesuai dengan penelitian Sugiyarso (2009) yang

menyimpulkan bahwa terdapat audit expectation gap antara auditor BPK dan

pengguna laporan keuangan pemerintah (anggota DPRD, pemeriksa

Bawasda/Inspektorat, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat) pada variabel

pengetahuan audit.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

mempunyai tanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah daerah

lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut

dapat disimpulkan pendapat auditor pemerintah (BPK) bahwa auditor eksternal

(BPK) tidak bertanggung jawab untuk membuat laporan keuangan pemerintah

daerah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga

dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang

dapat menimbulkan audit expectation gap. Ikatan Akuntan Indonesia (2001)

dalam Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110

menambahkan bahwa auditor tidak bertanggung jawab terhadap laporan

keuangan, tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat atas laporan

keuangan.

Page 99: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah, mereka tidak boleh

menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit lebih kecil dibandingkan

dengan mean rank pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21).

Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat

auditor pemerintah (BPK) bahwa auditor eksternal (BPK) menggunakan sampel

dalam melaksanakan suatu audit, sedangkan pengguna laporan keuangan

berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat menimbulkan audit expectation gap.

Messier (2005) mendukung pernyataan auditor pemerintah (BPK) bahwa auditor

menggunakan pendekatan sampel untuk memeriksa transaksi.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan laporan keuangan

pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan

sekali lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut

terlihat pendapat auditor pemerintah (BPK) bahwa laporan keuangan pemerintah

daerah yang telah diaudit tidak dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali,

sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat

menimbulkan audit expectation gap. Perbedaan persepsi tersebut disebabkan

kurangnya pengetahuan audit dari pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, laporan keuangan pelaksanaan APBD

Page 100: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun

anggaran berakhir. Pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK diselesaikan

selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari

pemerintah daerah, sehingga laporan keuangan pemerintah daerah yang telah

diaudit tidak dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali.

Mean rank anggota DPRD pada pernyataan nilai aktiva yang terdapat dalam

neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva tersebut

lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan

pemerintah daerah lainnya, sedangkan auditor BPK lebih tinggi (Tabel 21).

Auditor pemerintah (BPK) berpendapat bahwa nilai aktiva yang terdapat dalam

neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva,

sedangkan responden dari anggota DPRD tingkat keyakinannya terhadap

pernyataan tersebut lebih rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat

perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat menimbulkan audit

expectation gap. Perbedaan persepsi tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan

audit dari pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (anggota DPRD).

Pendapat mengenai aktiva tetap ditegaskan oleh Bastian (2007) yang menyatakan

bahwa aktiva tetap dilaporkan di neraca pada harga pokok atau nilai pasar yang

paling tepat.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan laporan kinerja non

keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan

tahunan pemerintah daerah lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna

laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada

Page 101: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor BPK bahwa laporan

kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit tidak harus termasuk

dalam laporan tahunan pemerintah daerah, sedangkan pengguna laporan keuangan

berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat menimbulkan audit expectation gap.

Bastian (2007) menyatakan bahwa audit kinerja merupakan pelengkap audit

keuangan dan kepatuhan. Hasil audit harus disampaikan dalam bentuk laporan

audit kepada manajemen. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: KEP/134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian

Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik menegaskan bahwa

laporan tahunan harus memuat penilaian terhadap kinerja direksi mengenai

pengelolaan perusahaan. Keputusan tersebut tidak menekankan ketentuan untuk

memuat laporan kinerja non keuangan yang telah diaudit dalam laporan tahunan.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)

harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja

auditor lain dan para ahli lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna

laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada

pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor pemerintah (BPK) bahwa

auditor eksternal (BPK) harus menyelesaikan penugasan audit dengan

menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli, sedangkan pengguna

laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat menimbulkan

audit expectation gap. Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar

Page 102: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 310 menyatakan bahwa

auditor dapat membuat pengaturan tentang keikutsertaan spesialis atau auditor

intern jika diperlukan dan membuat pengaturan tentang keikutsertaan auditor

pendahulu. Pandangan auditor pemerintah (BPK) mengenai pernyataan auditor

eksternal (BPK) harus menyelesaikan penugasan audit dengan

menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli berpedoman pada

Standar Auditing Seksi 315 yang menegaskan perlunya permintaan keterangan

kepada auditor pendahulu. Review yang dilakukan oleh auditor pengganti

terhadap kertas kerja auditor pendahulu dapat berpengaruh terhadap sifat, saat,

dan luasnya prosedur auditor pengganti yang berkaitan dengan saldo awal dan

konsistensi prinsip akuntansi.

Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan pengguna laporan

keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa

laporan tidak mengandung salah saji lebih kecil dibandingkan dengan mean rank

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean

rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor pemerintah

(BPK) bahwa pengguna laporan keuangan auditan pemerintah daerah tidak dapat

memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji,

sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat

menimbulkan audit expectation gap. Pendapat dari auditor BPK berdasarkan

pada fakta yang ditegaskan Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar

Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110 bahwa auditor berperan

Page 103: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan

memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik

yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit

dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai,

namun bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap indikator dalam variabel-

variabel penelitian terlihat bahwa kurangnya pengetahuan audit dari pengguna

laporan keuangan pemerintah daerah menyebabkan eksistensi audit expectation

gap. Kurangnya pengetahuan audit dari pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah ditunjukkan pada sedikitnya responden yang memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi, pengalaman kerja di bidang akuntansi, pengalaman kerja di

bidang auditing, frekuensi membaca/menggunakan laporan hasil audit dan

kurangnya memahami istilah-istilah dalam audit yang ditunjukkan dalam

terminologi umum. Expectation auditor pemerintah (BPK) yang lebih rendah

pada variabel peran auditor dan pengetahuan audit disebabkan adanya pengalaman

dan pendidikan yang memadai di bidang audit sehingga mereka mempunyai

pengetahuan yang memadai. Masyarakat pembayar pajak daerah dan anggota

DPRD rata-rata memiliki mean rank yang tertinggi di antara pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah lainnya. Mean rank yang tinggi disebabkan

kurangnya pengetahuan dari masyarakat pembayar pajak daerah dan anggota

DPRD yang bisa dilihat dari tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan,

pengalaman kerja di bidang akuntansi, pengalaman kerja di bidang auditing,

Page 104: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

frekuensi membaca/menggunakan laporan hasil audit, dan kurangnya memahami

istilah-istilah dalam audit yang ditunjukkan dalam terminologi umum.

Pentingnya pengetahuan dari pengguna laporan keuangan pemerintah daerah

ditegaskan oleh Koh dan Woo (1998) yang menyatakan bahwa pengetahuan dari

pengguna laporan keuangan mempengaruhi besarnya audit expectation gap.

Pengguna laporan keuangan yang lebih berpengetahuan menempatkan tanggung

jawab yang lebih rendah dibandingkan pengguna laporan keuangan yang kurang

berpengetahuan, mengindikasikan bahwa gap yang lebih besar muncul di antara

auditor dan pengguna laporan keuangan yang kurang berpengalaman.

Page 105: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu anggota DPRD,

pegawai DPPKAD dan masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi peran

auditor.

Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu anggota DPRD,

pegawai DPPKAD dan masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi

independensi auditor.

Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah

(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu anggota DPRD,

pegawai DPPKAD dan masyarakat pembayar pajak daerah dilihat dari sisi

pengetahuan audit.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap indikator dalam variabel-

variabel penelitian terlihat bahwa kurangnya pengetahuan audit dari pengguna

Page 106: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

laporan keuangan pemerintah daerah menyebabkan eksistensi audit expectation

gap.

B. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat berpengaruh

pada hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode survei sehingga peneliti

tidak bisa mengontrol jawaban responden. Karena bisa saja responden tidak jujur

dalam menjawab pernyataan yang diajukan. Ruang lingkup penelitian ini masih

terbatas, yaitu hanya di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Penelitian ini

hanya menggunakan responden pengguna laporan keuangan dari kelompok

anggota DPRD, pegawai DPPKAD dan masyarakat pembayar pajak daerah,

sementara masih banyak pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang bisa

digunakan sebagai responden.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian ini, maka peneliti mengajukan

saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Saran yang dimaksud adalah

perluasan area penelitian sehingga penelitian dapat digeneralisasi di seluruh

Indonesia. Jumlah kelompok responden pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah yang digunakan sebaiknya ditambah sehingga hasil penelitian yang

diperoleh lebih baik.

Page 107: ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA · PDF filePenelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik. Kata kunci : audit expectation gap, peran auditor,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini maka masih terdapat audit

expectation gap di antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah. Audit expectation gap dapat dikurangi dengan

meningkatkan pengetahuan audit pada pengguna laporan keuangan pemerintah

daerah, untuk itu diperlukan peran aktif dari pemerintah daerah.

D. Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pengauditan

berpengaruh terhadap audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan

pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini terlepas dari

keterbatasannya diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah

dan auditor pemerintah (BPK) untuk menurunkan audit expectation gap di sektor

publik.

Pemerintah daerah dapat menurunkan audit expectation gap di sektor publik

dengan cara meningkatkan pemahaman atas pengauditan terhadap pengguna

laporan keuangan pemerintah daerah. Peningkatan pemahaman terhadap

pengauditan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan audit terhadap

pengguna laporan keuangan daerah. Pengetahuan audit dari pengguna laporan

keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap besarnya audit expectation

gap di sektor publik. Auditor pemerintah (BPK) dapat mengurangi audit

expectation gap di sektor publik dengan cara meningkatkan kualitas audit dan

efektivitas audit.