analisis bab 4
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin dalam memberlakukan
akuntansi piutang usahanya tidak sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dimana piutang yang disajikan sebesar nilai
brutonya saja tanpa mencantumkan cadangan penyisihan piutang
usaha sebagai estimasi adanya kemungkinan piutang usaha yang
tidak dapat tertagih. Ketidaktepatan dalam laporan keuangan yang
disajikan mengakibatkan informasi yang dihasilkan datanya kurang
akurat, sehingga dapat menimbulkan interprestasi yang keliru
dalam pengambilan keputusan ekonomi yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang tidak berkepentingan.
Hal tersebut dapat dilihat pada laporan keuangan yang
dibuat oleh koperasi, dimana di neraca tidak terdapat adanya
rekening cadangan penyisihan piutang usaha. Saldo rekening
piutang usaha yang disajikan hanyalah jumlah kotor dari piutang
usaha dan pada laporan sisa hasil usaha yang disajikan belum
mencerminkan Laporan Keuangan yang sebenarnya dimana
kerugian piutang masih belum diperhitungkan sebagai biaya.
36
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada laporan keuangan
Kopersi Mulya Abadi Banjarmasin berikut ini :
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINNERACA
PER 31 DESEMBER 2012
37
A.ASET LANCARKas
Piutang usaha
B.ASET TETAP
Harga Perolehan
Akm.penyusutan aset tetap
Simpanan berjangka
Tabungan koperasi
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih harus dibayar
Kewajiban lain-lain
Kekayaan bersih:a. Simpanan pokokb. Simpanan wajibc. Cadangan umumd. Modal penyertaane. SHU tahun jalanan
ASET
Jumlah aset lancar
Rp.70.050.000,00
(Rp.4 5 . 037 . 50 0,00)
Jumlah aset tetap
Total aset
Kewajiban dan Ekuitas
Total Kewajiban dan Ekuitas
Rp. 23.198,350,00
Rp.36 0 . 400 . 0 00,00 Rp.383.598.350,00
Rp. 25 . 012 . 50 0,00
Rp.40 8 .6 10 . 85 0,00
Rp.160.000.000,00
Rp. 79.499.750,00
Rp. 10.000.000,00
-
Rp.24.409.600,00
Rp. 1.750.000,00
Rp.33.548.000,00 Rp.29.054.300,00
Rp.25.000.000,00Rp.4 5 . 3 49. 2 00,00
Rp.40 8 . 610 . 850 ,00 Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN SISA HASIL USAHA (SHU)
38
PER 31 DESEMBER 2012PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALA. PENDAPATAN
OPERASIONAL
1. Bunga atas piutang usaha
2. Pendapatan administrasi
3. Pendapatan jasa pelayanan
Jumlah pendapatan operasional
B. BEBAN OPERASIONAL
1. Bunga simpanan atas tabungan
2. Beban umum dan administrasi
3. Beban organisasi
4. Beban operasional lainnya
5. Beban penyusutan aset
6. Beban administrasi pinjaman
Jumlah Beban Operasional
Sisa Hasil Usaha (SHU)
Rp. 97.100.200,00
Rp. 62.166.500,00
Rp.29 5 . 306 . 5 00,00
Rp. 8.880.000,00
Rp.328.260.000,00
Rp. 25.990.700,00
Rp. 42.630.300,00
Rp. 2.663.000,00
Rp. 800.000,00
Rp.454.573.200,00
(Rp. 409.224.000,00)
Rp. 4 5 . 3 49. 2 00,00
Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
39
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU)
PER 31 DESEMBER 2012Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun buku 2010
Cadangan pajak : 10 % x Rp.45.349.200,00
Sisa setelah dikurangi pajak.......
Dimasukkan ke cadangan untuk
pembulatan.......
Adapun Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :
1. 25% Cadangan
2. 25% Jasa Usaha Anggota
3. 20% Jasa Simpanan Anggota
4. 10% Dana Pengurus
5. 5% Dana Karyawan
6. 5% Dana Pendidikan
7. 5% Dana Sosial
8. 5% Dana Pembangunan Daerah Kerja
JUMLAH.................
Rp.45.349.200,00
(Rp. 4. 53 4.9 2 0,00 )
Rp.40.814.280,00
(Rp. 8 0,00)
Rp.40.814.200,00
Rp.10.203.550,00
Rp.10.203.550,00
Rp. 8.162.840,00
Rp. 4.081.420,00
Rp. 2.040.710,00
Rp. 2.040.710,00
Rp. 2.040.710,00
Rp. 2. 040 . 710 ,00
Rp.4 0 . 814 . 2 00,00
Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
40
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Akuntansi Piutang Usaha Yang Diterapkan KoperasiSelama ini koperasi dalam mengakui dan menyajikan
piutang usaha dalam neraca hanya sebesar nilai brutonya saja
tanpa memunculkan cadangan penyisihan piutang usaha. Padahal
kalau dilihat dari saldo piutang usahanya yang cukup besar, maka
piutang usaha tersebut memiliki kemungkinan tidak tertagihnya
pun cukup besar.
Dengan melihat kenyataan tersebut maka sudah
selayaknya untuk diadakan pengkajian ulang terhadap penyajian
dan cara memberlakukan piutang usaha pada Koperasi Mulya
Abadi Banjarmasin, karena apabila koperasi tetap berpatokan pada
sistem yang ada, dikhawatirkan isi laporan keuangan yang
disajikan koperasi tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,
yang ada gilirannya dapat menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan akan laporan keuangan dalam mengambil
keputusan.
Adanya kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha
akan mengakibatkan tidak seluruhnya piutang usaha yang ada
dapat diterima pembayarannya. Dengan tidak dibebankannya
taksiran jumlah kerugian tidak tertagihnya piutang usaha koperasi
mengakibatkan sisa hasil usaha yang dilaporkan koperasi per 31
41
Desember 2012 sebesar Rp. 45.349.200,00 menjadi terlalu besar
dan tidak mendekati kenyataan.
4.2.2 Administrasi Piutang Usaha Yang Diterapkan Koperasi
Pada umumnya koperasi menjalankan kegiatan
operasionalnya sehari-hari melakukan suatu kebijaksanaan
pinjaman kredit agar dapat mencapai laba maksimal. Demikian
pula dengan koperasi Mulya Abadi Banjarmasin yang dalam
menjalankan usahanya memberikan pinjaman kredit kepada
anggotanya. Kegiatan tersebut akan menimbulkan piutang yang
akan diterima pelunasannya dikemudian hari dalam bentuk kas.
Namun seperti yang terlihat dalam kenyataannya laporan
keuangan Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin tampak bahwa jumlah
piutang relatif besar sehingga resiko tidak tertagihnya piutang
usaha itu sendiri juga semakin meningkat. Sehingga sisa hasil
usaha yang dilaporkan koperasi tidak mencerminkan hasil yang
diperoleh.
Demikian pula pada neraca yang disajikan oleh koperasi
tidak menggambarkan kemampuan riilnya karena piutang usaha
yang diakui hanya sebesar jumlah piutang yang dapat tertagih.
Padahal piutang usaha tersebut harus menggambarkan nilai yang
42
dapat direalisasikan. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi masih
lemah dalam hal administrasi piutang usahanya.
4.3 Pemecahan Masalah
4.3.1 Akuntansi Piutang Usaha yang Berdasarkan SAK No.27
Tahun 2009
Penyisihan piutang usaha yang seharusnya ini
dimaksudkan agar dapat mengetahui piutang usaha yang tepat
dan benar menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), bila
dibandingkan dengan akuntansi piutang usaha yang selama ini
dilakukan Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin. Bila diperhatikan
kembali seperti yang telah diuraikan di sebelumnya, Koperasi
Mulya Abadi Banjarmasin mempunyai kebijaksanaan dengan
memberikan pinjaman kredit. Hal ini tentu saja mengakibatkan
meningkatnya jumlah piutang usaha dari tahun ke tahun, sehingga
terjadinya peningkatan piutang usaha yang mengakibatkan
semakin besar pula resiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
Dalam hal ini, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah
mengatur bagaimana penyajian piutang usaha yang seharusnya
untuk mengatasi hal tersebut diatas. Menurut Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) bahwa piutang usaha yang disajikan sebesar
jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak
43
dapat ditagih, maka dalam neraca jumlah kotor piutang usaha
harus disajikan di ikuti dengan cadangan penyisihan piutang usaha
berupa taksiran-taksiran piutang yang tidak tertagih.
Dari keterangan tersebut di atas dapat diketahui bahwa
dalam melaporkan piutang usaha dalam neraca adalah sebesar
jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan akan
tertagih. Karena neraca disusun setiap akhir periode, maka setiap
akhir tahun perlu diperhitungkan perkiraan kerugian dari piutang
yang terjadi pada periode tersebut. Apabila piutang sudah
dipastikan tidak tertagih, maka rekening cadangan kerugian
piutang didebet dan piutang usaha di kredit. Taksiran jumlah
piutang yang tidak tertagih ini berfungsi mengeleminir bila
terdapat adanya kemungkinan piutang tidak tertagih.
Pada Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin tidak pernah membuat
estimasi kerugian piutang usaha sebelumnya, maka laba atau SHU
tahun 2012 Rp Rp. 45.349.200,00 yang disajikan dalam laporan
keuangan koperasi bukanlah laba atau SHU yang sebenarnya
diperoleh koperasi. Oleh sebab itu berdasarkan permasalahan yang
telah ada, maka peneliti berusaha untuk memberikan saran untuk
di telaah dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dan landasan teoritis yang telah peneliti kemukakan guna
memperbaiki cara penyajian akuntansi piutang usaha sehingga
44
piutang usaha yang disajikan dapat menunjukkan nilai bersih yang
dapat diharapkan dapat teralisasi.
Untuk hal tersebut di atas, peneliti menggunakan
metode cadangan yang dinaikkan menjadi jumlah tertentu dengan
menganalisa umur piutang usaha koperasi. Dikarenakan koperasi
memberikan piutang usaha dengan cara berjangka, maka
kemungkinan semakin lama umur piutang usaha yang jatuh tempo
akan semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
Dengan metode ini koperasi akan dapat menganalisis umur piutang
yang dapat ditagih yang sesuai dengan keadaan dan lebih
mendekati kenyataan
Dengan menggunakan metode cadangan berdasarkan
analisa umur piutang, maka penulis menganjurkan untuk
menggelompokkan piutang usaha dalam kelompok umur piutang
usaha sebagai berikut :
a. Belum menunggak
b. Menunggak, yang sesuai dengan syarat
pembayarannya dapat dikelompokkan menjadi :
1. Menunggak 1 sampai dengan 30 hari
2. Menunggak 31 sampai dengan 60 hari
3. Menunggak 61 sampai dengan 90 hari
4. Menunggak 91 sampai dengan 180 hari
45
5. Menunggak 181 sampai dengan 365 hari
6. Menunggak lebih dari 365 hari
Perhitungan umur piutang usaha tersebut didasarkan
pada tanggal kwitansi yang merupakan tanggal penyerahan
pinjaman kepada anggota sampai tanggal jatuh tempo.
Berdasarkan pengelompokkan umur piutang usaha tersebut dan
juga berdasarkan data yang telah penulis peroleh maka dapat
disusun analisa umur piutang usaha pada tabel berikut ini :
46
47
48
49
50
Dengan adanya analisis terhadap umur piutang usaha
tersebut maka pihak manajemen koperasi juga dapat melakukan
penilaian terhadap para anggotanya, apakah anggota tersebut
mempunyai tanggung jawab yang baik dalam melakukan
kewajibannya. Atas dasar itu koperasi dapat mengambil tindakan
berupa suatu kebijaksanaan pemberian kredit yang lebih baik
kepada para anggota sesuai dengan sifat dan kebiasaannya di
dalam memenuhi kewajibannya.
Atas dasar pemikiran bahwa semakin lama umur piutang
usaha maka semakin besar pula persentase kemungkinan tidak
tertagihnya piutang, maka Koperasi Mulya Abadi menentukan
persentase kerugian dari kelompok umur piutang usaha sebagai
berikut :
Tabel : 2PERSENTASE KERUGIAN PIUTANG
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR PIUTANG USAHAKELOMPOK UMUR PERSENTASE KERUGIAN
PIUTANG
51
Belum Jatuh tempo
Menunggak 1-30 hari
31-60 hari
61-90 hari
91-180 hari
181-365 hari
> 365 hari
1%
3%
5%
5%
6%
8%
10%
Terhadap piutang usaha yang belum menunggak,
koperasi menetapkan persentase sebesar 1%. Karena dalam
kondisi demikian belum ada resiko dari piutang usaha yang tidak
dapat tertagih, sedangkan untuk piutang usaha yang menunggak
antara 1-30 hari kerugian yang ditaksir dapat ditetapkan sebesar
3%.
Sedangkan persentase kerugian piutang usaha yang
ditaksir untuk kelompok umur yang menunggak 31-60 hari adalah
sebesar 5% dan terhadap umur piutang yang menunggak 61-90
hari ditetapkan taksiran kerugian piutang usaha sebesar 5%. Untuk
kelompok umur yang menunggak 91-180 hari adalah 6% dan
kelompok umur piutang usaha yang menunggak dalam jangka
waktu 181-365 hari sebesar 8% .
52
Untuk piutang usaha yang menunggak lebih dari 365
hari ditetapkan taksiran kerugian piutang usaha sebesar 10%
karena jatuh tempo tertunggaknya sangat lama. Sehingga dapat
dikatakan kemungkinan dapat diterimanya pelunasan piutang
usaha untuk anggota walaupun anggota yang bersangkutan masih
ada dan masih menjalankan usahanya.
Berdasarkan penerapan persentase taksiran kerugian
piutang usaha di atas dan dengan menggunakan daftar analisa
umur piutang usaha yang telah dibuat, maka dapat dilakukan
perhitungan taksiran kerugian piutang Koperasi Mulya Abadi
Banjarmasin sebagai berikut :
Tabel : 3Koperasi Mulya Abadi BanjarmasinTaksiran Kerugian Piutang Usaha
Per 31 Desember 2010KELOMPOK
UMURJUMLAH PIUTANG USAHA
PERSENTASE KERUGIAN PIUTANG USAHA
CADANGAN PIUTANG
USAHA YANG DIPERKIRAKAN
Belum menunggakMenunggak :
1-30 hari
Rp.150.700.000,00
Rp. 27.650.000,00
1%
3%
5%
Rp.1.507.000,00
Rp. 829.500,00
53
31-60 hari
61-90 hari
91-180 hari
181-365 hari
> 365 hari
Rp. 46.500.000,00
Rp. 61.950.000,00
Rp. 43.950.000,00
Rp. 13.950.000,00
Rp. 15.700.000,00
5%
6%
8%
10%
Rp.2.325.000,00
Rp.3.097.500,00
Rp.2.637.000,00
Rp.1.116.000,00
Rp.1.570.000,00
Rp.360.400.000,00
Rp.13.820.000,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa taksiran cadangan piutang
usaha yang diperkirakan adalah sebesar Rp.13.820.000,00. Dengan
adanya jumlah cadangan piutang yang diragukan
sebesarRp.13.820.000,00, maka sesuai Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang menyatakan bahwa piutang usaha disajikan
di neraca adalah sebesar nilai realisasinya yaitu nilai kotor piutang
usaha dikurangi dengan cadangan piutang usaha yang
diperkirakan. Jadi jumlah nilai realisai piutang usaha dalam neraca
Koperasi Mulya Abadi banjarmasin per 31 Desember 2012 akan
berjumlah Rp. 346.580.000,00 Jurnal penyesuaian untuk mencata
kerugian piutang usaha per 31 Desember 2012 dan rekening
cadangan kerugian piutang usaha dengan asumsi pembukuan
tahun 2012 belum ditutup adalah sebagai berikut :
Beban Penyisihan Piutang Usaha Rp.13.820.000,00
54
Cadangan penyisihan Piutang Usaha Rp.13.820.000,00
Dengan dibentuknya rekening cadangan kerugian
piutang usaha sebagai (contra account) terhadap piutang usaha
akan berpengaruh langsung pada sisi debet neraca koperasi,
sedangkan rekening kerugian piutang usaha akan berpengaruh
langsung terhadap laporan laba rugi (perhitungan sisa hasil usaha)
yang disusun koperasi.
4.3.2. Administrasi Piutang Yang Disarankan
Untuk memperbaiki keadaan ini, penulis mencoba memberikan
saran yang dapat bermanfaat agar nantinya keadaan piutang
usaha Mulya Abadi Banjarmasin menjadi lebih baik. Saran dari
peneliti agar Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin lebih mengaktifkan
bagian pembukuan dalam menangani piutang dan transaksi
kerugian piutang usaha yang diperlukan dapat dicatat dengan
menggunakan jurnal umum. Penentuan jumlah taksiran kerugian
piutang tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah
satunya adalah seperti yang telah peneliti sarankan yaitu agar
koperasi menggunakan metode analisa umur piutang. Akibat dari
pembebanan biaya kerugian piutang usaha pada tahun 2012, maka
biaya untuk tahun 2012 tersebut harus ditambah sebesar
penyisihan piutang usaha tak tertagih yang dibebankan yaitu
55
sebesar Rp.13.820.000,00 sehingga SHU koperasi akan menurun
dari Rp.45.349.200,00 menjadi Rp.31.529.200,00. Namun laporan
keuangan tahun 2012 sudah ditutup maka saldo laba tahun 2012
dikoreksi sebesar Rp.13.820.000,00
sehingga jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut ;
Sisa Hasil Usaha Rp.13.820.000,00
Cadangan penyisihan Piutang tak Tertagih Rp.13.820.000,00
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi piutang
usaha yang diterapkan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditetapkan.
Berikut ini disajikan perubahan-perubahan yang terjadi
di dalam pos-pos laporan keuangan koperasi yang dapat dilihat
dengan membandingkan antara laporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi per 31 Desember 2012 yang disajikan oleh
koperasi dengan laporan setelah adanya perubahan dalam
pengakuan piutang usaha seperti yang penulis sarankan sebagai
berikut :
56
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINNERACA(Disarankan)
PER 31 DESEMBER 2010
57
A.ASET LANCARKas
Piutang usaha
Cadangan penyisihan Piutang Usaha
B.ASET TETAP
Harga Perolehan
Akm.penyusutan aset tetap
KEWAJIBAN&EKUITAS
Simpanan berjangka
Tabungan koperasi
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih harus dibayar
Kewajiban lain-lainKekayaan bersih:f. Simpanan pokokg. Simpanan wajibh. Cadangan umumi. Modal penyertaanj. SHU tahun jalanan
ASET
Rp.360.400.000,00
(Rp. 13.820.000,00 )
Jumlah aset lancar
Rp.70.050.000,00
(Rp.4 5 . 037 . 50 0,00)
Jumlah aset tetap
Total aset
Total Kewajiban dan Ekuitas
Rp.23.198.350,00
Rp.346.580.000,00
Rp.369.778.350,00
Rp. 25 . 012 . 50 0,00
Rp.3 94.790.850,00
Rp.160.000.000,00
Rp. 79.499.750,00
Rp. 10.000.000,00
-
Rp. 24.409.600,00
Rp. 1.750.000,00 Rp. 33.548.000,00 Rp. 29.054.300,00 Rp. 25.000.000,00 Rp . 31.529.200,00
58
Rp.394.790.850,00Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN SISA HASIL USAHA(disarankan)
PER 31 DESEMBER 2010PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALC. PENDAPATAN
OPERASIONAL1. Bunga atas piutang
usaha
2. Pendapatan administrasi
3. Pendapatan jasa pelayanan
Jumlah pendapatan operasional
D.BEBAN OPERASIONAL
4. Bunga simpanan atas tabungan
5. Beban umum dan administrasi
6. Beban organisasi
7. Beban operasional lainnya
8. Beban penyusutan aset
9. Beban administrasi pinjaman
10. Beban penyisihan piutang tak tertagih
Jumlah Beban Operasional
Rp. 97.100.200,00
Rp. 62.666.500,00
Rp.29 5 . 306 . 5 00,00
Rp. 8.880.000,00
Rp.328.260.000,00
Rp. 25.990.700,00
Rp. 42.630.300,00
Rp. 2.663.000,00
Rp. 800.000,00
Rp.454.573.200,00
(Rp. 423.044.000,00)
Rp.
59
Sisa Hasil Usaha (SHU)Rp 13.820.000,00
31.529.200 ,00
Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU)(disarankan)
PER 31 DESEMBER 2010
60
Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun buku 2010
Cadangan pajak : 10 % x Rp.33.448.200,00
Sisa setelah dikurangi pajak.......
Dimasukkan ke cadangan untuk
pembulatan.......
Adapun Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :
1. 25% Cadangan
2. 25% Jasa Usaha Anggota
3. 20% Jasa Simpanan Anggota
4. 10% Dana Pengurus
5. 5% Dana Karyawan
6. 5% Dana Pendidikan
7. 5% Dana Sosial
8. 5% Dana Pembangunan Daerah Kerja
JUMLAH.................
Rp.31.529.200,00
(Rp. 3.152.920,00 )
Rp.28.376.280,00
(Rp. 80 ,00)
Rp.28.376.200,00
Rp.7.094.050,00
Rp.7.094.050,00
Rp.5.675.240,00
Rp.2.837.620,00
Rp.1.418.810,00
Rp.1.418.810,00
Rp.1.418.810,00
Rp.1.418.810,00
Rp .28.376.200 ,00
Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin
61