analisis bab 4

31
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin dalam memberlakukan akuntansi piutang usahanya tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana piutang yang disajikan sebesar nilai brutonya saja tanpa mencantumkan cadangan penyisihan piutang usaha sebagai estimasi adanya kemungkinan piutang usaha yang tidak dapat tertagih. Ketidaktepatan dalam laporan keuangan yang disajikan mengakibatkan informasi yang dihasilkan datanya kurang akurat, sehingga dapat menimbulkan interprestasi yang keliru dalam pengambilan keputusan ekonomi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Hal tersebut dapat dilihat pada laporan keuangan yang dibuat oleh koperasi, dimana di neraca tidak terdapat adanya rekening cadangan penyisihan piutang usaha. Saldo rekening piutang usaha yang

Upload: luthfibio11

Post on 08-Feb-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Bab 4

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin dalam memberlakukan

akuntansi piutang usahanya tidak sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan dimana piutang yang disajikan sebesar nilai

brutonya saja tanpa mencantumkan cadangan penyisihan piutang

usaha sebagai estimasi adanya kemungkinan piutang usaha yang

tidak dapat tertagih. Ketidaktepatan dalam laporan keuangan yang

disajikan mengakibatkan informasi yang dihasilkan datanya kurang

akurat, sehingga dapat menimbulkan interprestasi yang keliru

dalam pengambilan keputusan ekonomi yang dilakukan oleh pihak-

pihak yang tidak berkepentingan.

Hal tersebut dapat dilihat pada laporan keuangan yang

dibuat oleh koperasi, dimana di neraca tidak terdapat adanya

rekening cadangan penyisihan piutang usaha. Saldo rekening

piutang usaha yang disajikan hanyalah jumlah kotor dari piutang

usaha dan pada laporan sisa hasil usaha yang disajikan belum

mencerminkan Laporan Keuangan yang sebenarnya dimana

kerugian piutang masih belum diperhitungkan sebagai biaya.

Page 2: Analisis Bab 4

36

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada laporan keuangan

Kopersi Mulya Abadi Banjarmasin berikut ini :

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINNERACA

PER 31 DESEMBER 2012

Page 3: Analisis Bab 4

37

A.ASET LANCARKas

Piutang usaha

B.ASET TETAP

Harga Perolehan

Akm.penyusutan aset tetap

Simpanan berjangka

Tabungan koperasi

Pinjaman yang diterima

Beban yang masih harus dibayar

Kewajiban lain-lain

Kekayaan bersih:a. Simpanan pokokb. Simpanan wajibc. Cadangan umumd. Modal penyertaane. SHU tahun jalanan

ASET

Jumlah aset lancar

Rp.70.050.000,00

(Rp.4 5 . 037 . 50 0,00)

Jumlah aset tetap

Total aset

Kewajiban dan Ekuitas

Total Kewajiban dan Ekuitas

Rp. 23.198,350,00

Rp.36 0 . 400 . 0 00,00 Rp.383.598.350,00

Rp. 25 . 012 . 50 0,00

Rp.40 8 .6 10 . 85 0,00

Rp.160.000.000,00

Rp. 79.499.750,00

Rp. 10.000.000,00

-

Rp.24.409.600,00

Rp. 1.750.000,00

Rp.33.548.000,00 Rp.29.054.300,00

Rp.25.000.000,00Rp.4 5 . 3 49. 2 00,00

Rp.40 8 . 610 . 850 ,00 Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN SISA HASIL USAHA (SHU)

Page 4: Analisis Bab 4

38

PER 31 DESEMBER 2012PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALA. PENDAPATAN

OPERASIONAL

1. Bunga atas piutang usaha

2. Pendapatan administrasi

3. Pendapatan jasa pelayanan

Jumlah pendapatan operasional

B. BEBAN OPERASIONAL

1. Bunga simpanan atas tabungan

2. Beban umum dan administrasi

3. Beban organisasi

4. Beban operasional lainnya

5. Beban penyusutan aset

6. Beban administrasi pinjaman

Jumlah Beban Operasional

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Rp. 97.100.200,00

Rp. 62.166.500,00

Rp.29 5 . 306 . 5 00,00

Rp. 8.880.000,00

Rp.328.260.000,00

Rp. 25.990.700,00

Rp. 42.630.300,00

Rp. 2.663.000,00

Rp. 800.000,00

Rp.454.573.200,00

(Rp. 409.224.000,00)

Rp. 4 5 . 3 49. 2 00,00

Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

Page 5: Analisis Bab 4

39

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU)

PER 31 DESEMBER 2012Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun buku 2010

Cadangan pajak : 10 % x Rp.45.349.200,00

Sisa setelah dikurangi pajak.......

Dimasukkan ke cadangan untuk

pembulatan.......

Adapun Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :

1. 25% Cadangan

2. 25% Jasa Usaha Anggota

3. 20% Jasa Simpanan Anggota

4. 10% Dana Pengurus

5. 5% Dana Karyawan

6. 5% Dana Pendidikan

7. 5% Dana Sosial

8. 5% Dana Pembangunan Daerah Kerja

JUMLAH.................

Rp.45.349.200,00

(Rp. 4. 53 4.9 2 0,00 )

Rp.40.814.280,00

(Rp. 8 0,00)

Rp.40.814.200,00

Rp.10.203.550,00

Rp.10.203.550,00

Rp. 8.162.840,00

Rp. 4.081.420,00

Rp. 2.040.710,00

Rp. 2.040.710,00

Rp. 2.040.710,00

Rp. 2. 040 . 710 ,00

Rp.4 0 . 814 . 2 00,00

Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

Page 6: Analisis Bab 4

40

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Akuntansi Piutang Usaha Yang Diterapkan KoperasiSelama ini koperasi dalam mengakui dan menyajikan

piutang usaha dalam neraca hanya sebesar nilai brutonya saja

tanpa memunculkan cadangan penyisihan piutang usaha. Padahal

kalau dilihat dari saldo piutang usahanya yang cukup besar, maka

piutang usaha tersebut memiliki kemungkinan tidak tertagihnya

pun cukup besar.

Dengan melihat kenyataan tersebut maka sudah

selayaknya untuk diadakan pengkajian ulang terhadap penyajian

dan cara memberlakukan piutang usaha pada Koperasi Mulya

Abadi Banjarmasin, karena apabila koperasi tetap berpatokan pada

sistem yang ada, dikhawatirkan isi laporan keuangan yang

disajikan koperasi tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,

yang ada gilirannya dapat menyesatkan pihak-pihak yang

berkepentingan akan laporan keuangan dalam mengambil

keputusan.

Adanya kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha

akan mengakibatkan tidak seluruhnya piutang usaha yang ada

dapat diterima pembayarannya. Dengan tidak dibebankannya

taksiran jumlah kerugian tidak tertagihnya piutang usaha koperasi

mengakibatkan sisa hasil usaha yang dilaporkan koperasi per 31

Page 7: Analisis Bab 4

41

Desember 2012 sebesar Rp. 45.349.200,00 menjadi terlalu besar

dan tidak mendekati kenyataan.

4.2.2 Administrasi Piutang Usaha Yang Diterapkan Koperasi

Pada umumnya koperasi menjalankan kegiatan

operasionalnya sehari-hari melakukan suatu kebijaksanaan

pinjaman kredit agar dapat mencapai laba maksimal. Demikian

pula dengan koperasi Mulya Abadi Banjarmasin yang dalam

menjalankan usahanya memberikan pinjaman kredit kepada

anggotanya. Kegiatan tersebut akan menimbulkan piutang yang

akan diterima pelunasannya dikemudian hari dalam bentuk kas.

Namun seperti yang terlihat dalam kenyataannya laporan

keuangan Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin tampak bahwa jumlah

piutang relatif besar sehingga resiko tidak tertagihnya piutang

usaha itu sendiri juga semakin meningkat. Sehingga sisa hasil

usaha yang dilaporkan koperasi tidak mencerminkan hasil yang

diperoleh.

Demikian pula pada neraca yang disajikan oleh koperasi

tidak menggambarkan kemampuan riilnya karena piutang usaha

yang diakui hanya sebesar jumlah piutang yang dapat tertagih.

Padahal piutang usaha tersebut harus menggambarkan nilai yang

Page 8: Analisis Bab 4

42

dapat direalisasikan. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi masih

lemah dalam hal administrasi piutang usahanya.

4.3 Pemecahan Masalah

4.3.1 Akuntansi Piutang Usaha yang Berdasarkan SAK No.27

Tahun 2009

Penyisihan piutang usaha yang seharusnya ini

dimaksudkan agar dapat mengetahui piutang usaha yang tepat

dan benar menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), bila

dibandingkan dengan akuntansi piutang usaha yang selama ini

dilakukan Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin. Bila diperhatikan

kembali seperti yang telah diuraikan di sebelumnya, Koperasi

Mulya Abadi Banjarmasin mempunyai kebijaksanaan dengan

memberikan pinjaman kredit. Hal ini tentu saja mengakibatkan

meningkatnya jumlah piutang usaha dari tahun ke tahun, sehingga

terjadinya peningkatan piutang usaha yang mengakibatkan

semakin besar pula resiko tidak tertagihnya piutang tersebut.

Dalam hal ini, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah

mengatur bagaimana penyajian piutang usaha yang seharusnya

untuk mengatasi hal tersebut diatas. Menurut Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) bahwa piutang usaha yang disajikan sebesar

jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak

Page 9: Analisis Bab 4

43

dapat ditagih, maka dalam neraca jumlah kotor piutang usaha

harus disajikan di ikuti dengan cadangan penyisihan piutang usaha

berupa taksiran-taksiran piutang yang tidak tertagih.

Dari keterangan tersebut di atas dapat diketahui bahwa

dalam melaporkan piutang usaha dalam neraca adalah sebesar

jumlah yang akan direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan akan

tertagih. Karena neraca disusun setiap akhir periode, maka setiap

akhir tahun perlu diperhitungkan perkiraan kerugian dari piutang

yang terjadi pada periode tersebut. Apabila piutang sudah

dipastikan tidak tertagih, maka rekening cadangan kerugian

piutang didebet dan piutang usaha di kredit. Taksiran jumlah

piutang yang tidak tertagih ini berfungsi mengeleminir bila

terdapat adanya kemungkinan piutang tidak tertagih.

Pada Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin tidak pernah membuat

estimasi kerugian piutang usaha sebelumnya, maka laba atau SHU

tahun 2012 Rp Rp. 45.349.200,00 yang disajikan dalam laporan

keuangan koperasi bukanlah laba atau SHU yang sebenarnya

diperoleh koperasi. Oleh sebab itu berdasarkan permasalahan yang

telah ada, maka peneliti berusaha untuk memberikan saran untuk

di telaah dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) dan landasan teoritis yang telah peneliti kemukakan guna

memperbaiki cara penyajian akuntansi piutang usaha sehingga

Page 10: Analisis Bab 4

44

piutang usaha yang disajikan dapat menunjukkan nilai bersih yang

dapat diharapkan dapat teralisasi.

Untuk hal tersebut di atas, peneliti menggunakan

metode cadangan yang dinaikkan menjadi jumlah tertentu dengan

menganalisa umur piutang usaha koperasi. Dikarenakan koperasi

memberikan piutang usaha dengan cara berjangka, maka

kemungkinan semakin lama umur piutang usaha yang jatuh tempo

akan semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

Dengan metode ini koperasi akan dapat menganalisis umur piutang

yang dapat ditagih yang sesuai dengan keadaan dan lebih

mendekati kenyataan

Dengan menggunakan metode cadangan berdasarkan

analisa umur piutang, maka penulis menganjurkan untuk

menggelompokkan piutang usaha dalam kelompok umur piutang

usaha sebagai berikut :

a. Belum menunggak

b. Menunggak, yang sesuai dengan syarat

pembayarannya dapat dikelompokkan menjadi :

1. Menunggak 1 sampai dengan 30 hari

2. Menunggak 31 sampai dengan 60 hari

3. Menunggak 61 sampai dengan 90 hari

4. Menunggak 91 sampai dengan 180 hari

Page 11: Analisis Bab 4

45

5. Menunggak 181 sampai dengan 365 hari

6. Menunggak lebih dari 365 hari

Perhitungan umur piutang usaha tersebut didasarkan

pada tanggal kwitansi yang merupakan tanggal penyerahan

pinjaman kepada anggota sampai tanggal jatuh tempo.

Berdasarkan pengelompokkan umur piutang usaha tersebut dan

juga berdasarkan data yang telah penulis peroleh maka dapat

disusun analisa umur piutang usaha pada tabel berikut ini :

Page 12: Analisis Bab 4

46

Page 13: Analisis Bab 4

47

Page 14: Analisis Bab 4

48

Page 15: Analisis Bab 4

49

Page 16: Analisis Bab 4

50

Dengan adanya analisis terhadap umur piutang usaha

tersebut maka pihak manajemen koperasi juga dapat melakukan

penilaian terhadap para anggotanya, apakah anggota tersebut

mempunyai tanggung jawab yang baik dalam melakukan

kewajibannya. Atas dasar itu koperasi dapat mengambil tindakan

berupa suatu kebijaksanaan pemberian kredit yang lebih baik

kepada para anggota sesuai dengan sifat dan kebiasaannya di

dalam memenuhi kewajibannya.

Atas dasar pemikiran bahwa semakin lama umur piutang

usaha maka semakin besar pula persentase kemungkinan tidak

tertagihnya piutang, maka Koperasi Mulya Abadi menentukan

persentase kerugian dari kelompok umur piutang usaha sebagai

berikut :

Tabel : 2PERSENTASE KERUGIAN PIUTANG

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR PIUTANG USAHAKELOMPOK UMUR PERSENTASE KERUGIAN

PIUTANG

Page 17: Analisis Bab 4

51

Belum Jatuh tempo

Menunggak 1-30 hari

31-60 hari

61-90 hari

91-180 hari

181-365 hari

> 365 hari

1%

3%

5%

5%

6%

8%

10%

Terhadap piutang usaha yang belum menunggak,

koperasi menetapkan persentase sebesar 1%. Karena dalam

kondisi demikian belum ada resiko dari piutang usaha yang tidak

dapat tertagih, sedangkan untuk piutang usaha yang menunggak

antara 1-30 hari kerugian yang ditaksir dapat ditetapkan sebesar

3%.

Sedangkan persentase kerugian piutang usaha yang

ditaksir untuk kelompok umur yang menunggak 31-60 hari adalah

sebesar 5% dan terhadap umur piutang yang menunggak 61-90

hari ditetapkan taksiran kerugian piutang usaha sebesar 5%. Untuk

kelompok umur yang menunggak 91-180 hari adalah 6% dan

kelompok umur piutang usaha yang menunggak dalam jangka

waktu 181-365 hari sebesar 8% .

Page 18: Analisis Bab 4

52

Untuk piutang usaha yang menunggak lebih dari 365

hari ditetapkan taksiran kerugian piutang usaha sebesar 10%

karena jatuh tempo tertunggaknya sangat lama. Sehingga dapat

dikatakan kemungkinan dapat diterimanya pelunasan piutang

usaha untuk anggota walaupun anggota yang bersangkutan masih

ada dan masih menjalankan usahanya.

Berdasarkan penerapan persentase taksiran kerugian

piutang usaha di atas dan dengan menggunakan daftar analisa

umur piutang usaha yang telah dibuat, maka dapat dilakukan

perhitungan taksiran kerugian piutang Koperasi Mulya Abadi

Banjarmasin sebagai berikut :

Tabel : 3Koperasi Mulya Abadi BanjarmasinTaksiran Kerugian Piutang Usaha

Per 31 Desember 2010KELOMPOK

UMURJUMLAH PIUTANG USAHA

PERSENTASE KERUGIAN PIUTANG USAHA

CADANGAN PIUTANG

USAHA YANG DIPERKIRAKAN

Belum menunggakMenunggak :

1-30 hari

Rp.150.700.000,00

Rp. 27.650.000,00

1%

3%

5%

Rp.1.507.000,00

Rp. 829.500,00

Page 19: Analisis Bab 4

53

31-60 hari

61-90 hari

91-180 hari

181-365 hari

> 365 hari

Rp. 46.500.000,00

Rp. 61.950.000,00

Rp. 43.950.000,00

Rp. 13.950.000,00

Rp. 15.700.000,00

5%

6%

8%

10%

Rp.2.325.000,00

Rp.3.097.500,00

Rp.2.637.000,00

Rp.1.116.000,00

Rp.1.570.000,00

Rp.360.400.000,00

Rp.13.820.000,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa taksiran cadangan piutang

usaha yang diperkirakan adalah sebesar Rp.13.820.000,00. Dengan

adanya jumlah cadangan piutang yang diragukan

sebesarRp.13.820.000,00, maka sesuai Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang menyatakan bahwa piutang usaha disajikan

di neraca adalah sebesar nilai realisasinya yaitu nilai kotor piutang

usaha dikurangi dengan cadangan piutang usaha yang

diperkirakan. Jadi jumlah nilai realisai piutang usaha dalam neraca

Koperasi Mulya Abadi banjarmasin per 31 Desember 2012 akan

berjumlah Rp. 346.580.000,00 Jurnal penyesuaian untuk mencata

kerugian piutang usaha per 31 Desember 2012 dan rekening

cadangan kerugian piutang usaha dengan asumsi pembukuan

tahun 2012 belum ditutup adalah sebagai berikut :

Beban Penyisihan Piutang Usaha Rp.13.820.000,00

Page 20: Analisis Bab 4

54

Cadangan penyisihan Piutang Usaha Rp.13.820.000,00

Dengan dibentuknya rekening cadangan kerugian

piutang usaha sebagai (contra account) terhadap piutang usaha

akan berpengaruh langsung pada sisi debet neraca koperasi,

sedangkan rekening kerugian piutang usaha akan berpengaruh

langsung terhadap laporan laba rugi (perhitungan sisa hasil usaha)

yang disusun koperasi.

4.3.2. Administrasi Piutang Yang Disarankan

Untuk memperbaiki keadaan ini, penulis mencoba memberikan

saran yang dapat bermanfaat agar nantinya keadaan piutang

usaha Mulya Abadi Banjarmasin menjadi lebih baik. Saran dari

peneliti agar Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin lebih mengaktifkan

bagian pembukuan dalam menangani piutang dan transaksi

kerugian piutang usaha yang diperlukan dapat dicatat dengan

menggunakan jurnal umum. Penentuan jumlah taksiran kerugian

piutang tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah

satunya adalah seperti yang telah peneliti sarankan yaitu agar

koperasi menggunakan metode analisa umur piutang. Akibat dari

pembebanan biaya kerugian piutang usaha pada tahun 2012, maka

biaya untuk tahun 2012 tersebut harus ditambah sebesar

penyisihan piutang usaha tak tertagih yang dibebankan yaitu

Page 21: Analisis Bab 4

55

sebesar Rp.13.820.000,00 sehingga SHU koperasi akan menurun

dari Rp.45.349.200,00 menjadi Rp.31.529.200,00. Namun laporan

keuangan tahun 2012 sudah ditutup maka saldo laba tahun 2012

dikoreksi sebesar Rp.13.820.000,00

sehingga jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut ;

Sisa Hasil Usaha Rp.13.820.000,00

Cadangan penyisihan Piutang tak Tertagih Rp.13.820.000,00

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntansi piutang

usaha yang diterapkan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang ditetapkan.

Berikut ini disajikan perubahan-perubahan yang terjadi

di dalam pos-pos laporan keuangan koperasi yang dapat dilihat

dengan membandingkan antara laporan keuangan neraca dan

laporan laba rugi per 31 Desember 2012 yang disajikan oleh

koperasi dengan laporan setelah adanya perubahan dalam

pengakuan piutang usaha seperti yang penulis sarankan sebagai

berikut :

Page 22: Analisis Bab 4

56

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINNERACA(Disarankan)

PER 31 DESEMBER 2010

Page 23: Analisis Bab 4

57

A.ASET LANCARKas

Piutang usaha

Cadangan penyisihan Piutang Usaha

B.ASET TETAP

Harga Perolehan

Akm.penyusutan aset tetap

KEWAJIBAN&EKUITAS

Simpanan berjangka

Tabungan koperasi

Pinjaman yang diterima

Beban yang masih harus dibayar

Kewajiban lain-lainKekayaan bersih:f. Simpanan pokokg. Simpanan wajibh. Cadangan umumi. Modal penyertaanj. SHU tahun jalanan

ASET

Rp.360.400.000,00

(Rp. 13.820.000,00 )

Jumlah aset lancar

Rp.70.050.000,00

(Rp.4 5 . 037 . 50 0,00)

Jumlah aset tetap

Total aset

Total Kewajiban dan Ekuitas

Rp.23.198.350,00

Rp.346.580.000,00

Rp.369.778.350,00

Rp. 25 . 012 . 50 0,00

Rp.3 94.790.850,00

Rp.160.000.000,00

Rp. 79.499.750,00

Rp. 10.000.000,00

-

Rp. 24.409.600,00

Rp. 1.750.000,00 Rp. 33.548.000,00 Rp. 29.054.300,00 Rp. 25.000.000,00 Rp . 31.529.200,00

Page 24: Analisis Bab 4

58

Rp.394.790.850,00Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN SISA HASIL USAHA(disarankan)

PER 31 DESEMBER 2010PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALC. PENDAPATAN

OPERASIONAL1. Bunga atas piutang

usaha

2. Pendapatan administrasi

3. Pendapatan jasa pelayanan

Jumlah pendapatan operasional

D.BEBAN OPERASIONAL

4. Bunga simpanan atas tabungan

5. Beban umum dan administrasi

6. Beban organisasi

7. Beban operasional lainnya

8. Beban penyusutan aset

9. Beban administrasi pinjaman

10. Beban penyisihan piutang tak tertagih

Jumlah Beban Operasional

Rp. 97.100.200,00

Rp. 62.666.500,00

Rp.29 5 . 306 . 5 00,00

Rp. 8.880.000,00

Rp.328.260.000,00

Rp. 25.990.700,00

Rp. 42.630.300,00

Rp. 2.663.000,00

Rp. 800.000,00

Rp.454.573.200,00

(Rp. 423.044.000,00)

Rp.

Page 25: Analisis Bab 4

59

Sisa Hasil Usaha (SHU)Rp 13.820.000,00

31.529.200 ,00

Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

KOPERASI MULYA ABADI BANJARMASINLAPORAN PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU)(disarankan)

PER 31 DESEMBER 2010

Page 26: Analisis Bab 4

60

Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun buku 2010

Cadangan pajak : 10 % x Rp.33.448.200,00

Sisa setelah dikurangi pajak.......

Dimasukkan ke cadangan untuk

pembulatan.......

Adapun Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :

1. 25% Cadangan

2. 25% Jasa Usaha Anggota

3. 20% Jasa Simpanan Anggota

4. 10% Dana Pengurus

5. 5% Dana Karyawan

6. 5% Dana Pendidikan

7. 5% Dana Sosial

8. 5% Dana Pembangunan Daerah Kerja

JUMLAH.................

Rp.31.529.200,00

(Rp. 3.152.920,00 )

Rp.28.376.280,00

(Rp. 80 ,00)

Rp.28.376.200,00

Rp.7.094.050,00

Rp.7.094.050,00

Rp.5.675.240,00

Rp.2.837.620,00

Rp.1.418.810,00

Rp.1.418.810,00

Rp.1.418.810,00

Rp.1.418.810,00

Rp .28.376.200 ,00

Sumber : Koperasi Mulya Abadi Banjarmasin

Page 27: Analisis Bab 4

61