analisis batubata

14
VOLUME 4 NO. 2, OKTOBER 2008 ________________________ 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, e-mail: [email protected] 1 ANALISA SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATU BATA BERDASARKAN SUMBER LOKASI DAN POSISI BATU BATA DALAM PROSES PEMBAKARAN Oscar Fithrah Nur 1 ABSTRAK Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi bangunan baik sebagai non-struktural ataupun struktural, diperlukan adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik peningkatkan kualitas bahan material batu bata maupun metoda pengolahan, pencetakan dan proses pembakaran batu bata itu sendiri. Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan survey lapangan untuk mendapatkan informasi lokasi pembuatan batu bata yang menggunakan sekam padi, kayu bakar dan kayu karet sebagai jenis bahan pembakaran batu bata, untuk meneliti sifat-sifat fisis dan mekanis batu bata. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada batu bata yang berasal dari tiga daerah di Sumatera Barat ini, akan didapatkan batu bata yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik berdasarkan bahan campuran batu bata, posisi batu bata pada lapisan pembakaran dan jenis bahan pembakaran yang digunakan. Penelitian ini diharapan dapat dijadikan pertimbangan oleh masyarakat dalam pemilihan batu bata yang berkualitas. Kata Kunci : batu bata, lokasi sumber material, jenis bahan pembakaran, posisi batu bata dalam proses pembakaran, sifat fisis dan sifat mekanis. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa yang melanda daerah Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan banyaknya kantor pemerintahan dan rumah masyarakat (non-engineered building) yang mengalami kerusakan pada bagian non-struktur, terutama pada dinding bangunan akibat batu bata yang mengalami retak atau pecah. Hal ini disebabkan karena kualitas batu bata yang kurang baik. Sehingga untuk merekonstruksi kembali bangunan yang rusak, diperlukan bahan-bahan yang berkualitas. Salah satu bahan non-struktural yang penting yaitu batu bata, banyak digunakan sebagai dinding atau pembatas ruangan di dalam bangunan. Masih kurangnya berbagai macam referensi mengenai perilaku mekanis batu bata, merupakan latar belakang penelitian ini, agar pasangan batu bata dapat diaplikasikan secara tepat, sesuai dengan fungsi batu bata itu sendiri. Berdasarkan hasil survei di lapangan dan pengalaman gempa bumi di Sumatera Barat, bangunan rumah yang runtuh/ roboh sebagian besar merupakan bangunan rumah berdinding tembok yang dibangun secara spontan dan menurut kebiasaan setempat dan kekuatan strukturnya tidak dihitung atau dikenal dengan non-engeneering building. Pembangunan rumah selalu berintegrerasi dengan alam lingkungannya dengan menggunakan bahan yang ada di sekitarnya dan tata cara pengolahan yang turun temurun, seperti tanah lempung sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan proses pengolahannya.

Upload: gianjar-sukma-spp

Post on 31-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis batubata

VOLUME 4 NO. 2, OKTOBER 2008

________________________ 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, e-mail: [email protected]

1

ANALISA SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATU BATA BERDASARKAN

SUMBER LOKASI DAN POSISI BATU BATA DALAM PROSES PEMBAKARAN

Oscar Fithrah Nur 1

ABSTRAK

Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi bangunan baik sebagai non-struktural ataupun struktural, diperlukan adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik peningkatkan kualitas bahan material batu bata maupun metoda pengolahan, pencetakan dan proses pembakaran batu bata itu sendiri. Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan survey lapangan untuk mendapatkan informasi lokasi pembuatan batu bata yang menggunakan sekam padi, kayu bakar dan kayu karet sebagai jenis bahan pembakaran batu bata, untuk meneliti sifat-sifat fisis dan mekanis batu bata. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada batu bata yang berasal dari tiga daerah di Sumatera Barat ini, akan didapatkan batu bata yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik berdasarkan bahan campuran batu bata, posisi batu bata pada lapisan pembakaran dan jenis bahan pembakaran yang digunakan. Penelitian ini diharapan dapat dijadikan pertimbangan oleh masyarakat dalam pemilihan batu bata yang berkualitas. Kata Kunci : batu bata, lokasi sumber material, jenis bahan pembakaran, posisi batu bata dalam

proses pembakaran, sifat fisis dan sifat mekanis. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa yang melanda daerah Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan banyaknya kantor pemerintahan dan rumah masyarakat (non-engineered building) yang mengalami kerusakan pada bagian non-struktur, terutama pada dinding bangunan akibat batu bata yang mengalami retak atau pecah. Hal ini disebabkan karena kualitas batu bata yang kurang baik. Sehingga untuk merekonstruksi kembali bangunan yang rusak, diperlukan bahan-bahan yang berkualitas. Salah satu bahan non-struktural yang penting yaitu batu bata, banyak digunakan sebagai dinding atau pembatas ruangan di dalam bangunan. Masih kurangnya berbagai macam referensi mengenai perilaku mekanis batu bata, merupakan latar belakang penelitian ini, agar pasangan batu bata dapat diaplikasikan secara tepat, sesuai dengan fungsi batu bata itu sendiri. Berdasarkan hasil survei di lapangan dan pengalaman gempa bumi di Sumatera Barat, bangunan rumah yang runtuh/ roboh sebagian besar merupakan bangunan rumah berdinding tembok yang dibangun secara spontan dan menurut kebiasaan setempat dan kekuatan strukturnya tidak dihitung atau dikenal dengan non-engeneering building. Pembangunan rumah selalu berintegrerasi dengan alam lingkungannya dengan menggunakan bahan yang ada di sekitarnya dan tata cara pengolahan yang turun temurun, seperti tanah lempung sebagai bahan dasar pembuatan batu bata dan proses pengolahannya.

Page 2: analisis batubata

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Batu Bata Berdasarkan Sumber Lokasi

dan Posisi Batu Bata dalam Proses Pembakaran

2 | JURNAL REKAYASA SIPIL

1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah : ─ Mengetahui dan memahami batu bata yang memiliki sifat fisis yang baik dan sifat mekanis yang

lebih baik berdasarkan posisi batu bata pada setiap lapisan pembakaran, yaitu lapisan atas, lapisan tengah dan lapisan bawah.

─ Untuk mengetahui dan memahami perbedaan sifat fisis dan mekanis batu bata yang dibakar dengan menggunakan sekam padi, kayu bakar dan kayu getah.

1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah : ─ Untuk ilmu pengetahuan, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat terhadap pengembangan

ilmu pengetahuan Teknologi Bahan Konstruksi pada Perguruan Tinggi maupun di Lembaga Penelitian yang berkaitan dengan bahan bangunan.

─ Untuk praktisi,diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi kontraktor maupun konsultan sebagai salah satu pengguna/ pengawas dalam suatu kegiatan proyek pembangunan yang menggunakan batu bata sebagai bahan bangunannnya.

─ Untuk pemerintah, diharapkan sebagai bahan pertinbangan oleh Pemerintahan Kota Padang Panjang (Padang Panjang), Pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman (Lubuk Alung) dan Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar (Batusangkar) dalam menetapkan standarisasi tentang bahan bangunan lokal yang dipergunakan untuk pembangunan daerah setempat.

1.4 Batasan Masalah Batasan pembahasan dari penelitian ini adalah : ─ Pengujian sifat fisis dan mekanis batu bata mengacu pada standar yang telah ditentukan yaitu

ASTM C 67-03, SNI 03-4164-1996, SNI 03-4165-1996 dan SNI 03-4166-1996. ─ Daerah pengambilan sampel adalah daerah Padang Panjang (Desa Tambangan), Lubuk Alung

(Desa Bari) dan Batusangkar (Desa Saruaso). ─ Bahan bakar yang digunakan dalam pembakaran batu bata adalah sekam padi (Padang

Panjang), kayu bakar (Lubuk Alung) dan kayu getah (Batusangkar). ─ Membandingkan sifat fisis dan mekanis batu bata berdasarkan posisi batu bata pada setiap

lapisan pembakaran yaitu pada lapisan atas, pada lapisan tengah dan pada lapisan bawah, yang dibakar dengan menggunakan sekam padi, kayu bakar dan kayu getah.

2. DASAR TEORI 2.1 Batu Bata Batu bata adalah bahan bangunan dari tanah liat dan mineral-mineral lain yang dibentuk dalam ukuran-ukuran tertentu. Pada dasarnya, terdapat tiga tipe tanah lempung yang digunakan sebagai bahan baku batu bata (Civil Engeneering Materials, 2001), yaitu : ─ Lempung permukaan (surface clays) ditemukan diatas permukaan bumi yang berasal dari

deposit tanah hasil sedimentasi alami. Jenis lempung ini memiliki kandungan asam 10 – 25%. ─ Lempung biasa (shales) juga merupakan hasil dari alam tetapi telah mengalami perlakuan

dengan memberi tekanan tinggi dan tidak larut dalam air. ─ Lempung tahan api (fired clays) merupakan bata yang memiliki tingkat kekuatan yang lebih

besar dari yang lain.

Page 3: analisis batubata

Oscar Fithrah Nur

VOLUME 4 NO. 2, OKTOBER 2008 | 3

Pada proses pembuatan batu-bata, terdapat tiga metoda (Civil Engeneering Materials, 2001), yaitu: ─ Stiff-mud process, dibuat dengan kandungan air 12 – 15 %. ─ Soft-mud process, dibuat dengan kandungan air 20 – 30 %. ─ Dry-press process, dibuat dengan kandungan air 7 – 10 % (plastisitas yang sangat rendah). Tahap pembuatan batu bata sebelum dapat dipakai untuk bahan bangunan (Brick Industry Association, Reston, Virginia, 2006), adalah sebagai berikut : ─ Penambangan/pengambilan bahan mentah (mining and storage of raw materials). ─ Persiapan bahan mentah, yaitu tanah lempung, bahan tambahan dan air (size reduction and

screening). ─ Pembentukan batu bata atau pencetakan (forming and cutting). ─ Pengeringan (coating and drying). ─ Pembakaran dan pendinginan (firing and cooling). ─ Penyimpanan (storage and shipping). Skema pekerjaan pembuatan bata dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Tahap Pembuatan Batu Bata (Brick Industry Association, 2006)

2.2 Sifat Fisis Batu Bata Sifat fisis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata tanpa adanya pemberian beban atau perlakuan apapun. Sifat fisis batu bata (Civil Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah: 1. Densitas atau Kerapatan Batu Bata

Densitas adalah massa atau berat sampel yang terdapat dalam satu satuan volume. Densitas yang disyaratkan untuk digunakan adalah 1,60 gr/cm3 – 2,00 gr/cm3. Persamaan yang digunakan dalam menghitung densitas atau kerapatan batu bata adalah :

D (density) = Berat KeringVolume

(gr/cm3) (1)

2. Warna Batu Bata Warna batu bata tergantung pada warna bahan dasar tanah, jenis campuran bahan tambahan kalau ada dan proses berlangsungnya pembakaran. Standar warna batu bata adalah orange kecoklatan.

3. Dimensi atau Ukuran Batu Bata Dimensi batu bata yang disyaratkan untuk memenuhi hal diatas adalah batu bata harus memiliki ukuran panjang maksimal 16 in (40 cm), lebar berkisar antara 3 in – 12 in (7,50 cm – 30,0 cm) dan tebal berkisar antara 2 in – 8 in (5 cm – 20 cm).

4. Tekstur dan Bentuk Batu Bata Bentuk batu bata berupa balok dengan ukuran panjang, lebar, tebal yang telah ditetapkan. Permukaan batu bata relatif datar dan kesat tapi tak jarang berukuran tidak beraturan.

Page 4: analisis batubata

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Batu Bata Berdasarkan Sumber Lokasi

dan Posisi Batu Bata dalam Proses Pembakaran

4 | JURNAL REKAYASA SIPIL

2.3 Sifat Mekanis Batu Bata Sifat mekanis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata jika dibebani atau dipengaruhi dengan perlakuan tertentu. Sifat teknis batu bata (Civil Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah : 1. Kuat Tekan Batu Bata

Kuat tekan batu bata adalah kekuatan tekan maksimum batu bata per satuan luas permukaan yang dibebani. Standar kuat tekan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 10,40 MPa. Persamaan yang digunakan dalam menghitung kuat tekan batu bata :

C = WA

(lb/in2) (2)

dimana C adalah kuat tekan sampel (lbf/in2), W adalah beban maksimum (lbf) dan A adalah luas rata-rata sampel yang di uji (in2).

2. Modulus of Rupture Batu Bata Modulus of rupture adalah modulus kegagalan dari batu bata akibat diberi beban maksimum. Standar modulus of rupture batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 3,50 MPa. Persamaan yang digunakan dalam menghitung modulus of rupture batu bata adalah:

S = 21.50 W l

b d (lb/in2) (3)

dimana S adalah modulus of rupture (lb/in2), W adalah beban maksimum (lbf), l adalah jarak antara pendukung (in), b adalah lebar sampeln(in) dan d adalah tebal sampel (in).

3. Penyerapan (absorbtion) Batu Bata Penyerapan (absorbtion) adalah kemampuan maksimum batu bata untuk menyimpan atau menyerap air atau lebih dikenal dengan batu bata yang jenuh air. Standar penyerapan (absorbtion) batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah masing-masing maksimum 13 % dan 17 %. Persamaan yang digunakan dalam menghitung penyerapan (absorbtion) batu bata adalah : a). Cold Water Absorption

% penyerapan = 100 ( )Ws WdWd

− (%) (4)

dimana Wd adalah berat kering sampel (N) dan Ws adalah berat jenuh sampel setelah direndam dalam air dingin (N).

b). Boiling Water Absorption

% penyerapan = 100 ( )Wb WdWd

− (%) (5)

dimana Wd adalah berat kering sampel (N) dan Wb adalah berat jenuh sampel setelah direndam dalam air mendidih (N).

c). Koefisien Kejenuhan Koefisien kejenuhan adalah perbandingan antara cold water absorption dengan boiling water absorption. Persamaannya adalah :

Sc = ( )( )Ws WdWb Wd

−−

(6)

4. Initial Rate of Suction (IRS) dari Batu Bata Initial Rate of Suction (IRS) adalah kemampuan dari batu bata dalam menyerap air pertama kali dalam satu menit pertama. Hal ini sangat berguna pada saat penentuan kadar air untuk mortar. Standar initial rate of suction (IRS) batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah minimum 30 gr/mnt/30 in2. Persamaan yang digunakan dalam menghitung initial rate of suction (IRS) batu bata adalah :

Page 5: analisis batubata

Oscar Fithrah Nur

VOLUME 4 NO. 2, OKTOBER 2008 | 5

IRS = (m1 – m2) K (7) dimana IRS adalah initial rate of suction, m1 adalah massa setelah direndam di air (N) dan m2 adalah massa kering (N). Karena IRS memiliki satuan gr/mnt/30 in2 atau gr/mnt/193,55 cm2, maka harus dikalikan dengan suatu faktor, yaitu :

K = 30Luas Area

atau K = 193,55Luas Area

(8)

5. Kuat Tekan Pasangan Batu Bata (Compressive Strength of Brick Prism) Kuat tekan pasangan batu bata (compressive strength of brick prism) adalah kemampuan maksimum dari pekerjaan pasangan batu bata dengan mortar. Standar prosedur percobaan kuat tekan pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 1314-03, adalah sebagai berikut :

fc' = Pu Wb h+ (MPa atau Psi) (9)

dimana fc’ adalah kuat tekan dinding pasangan batu bata (MPa atau Psi), Pu adalah beban uji maksimum (N atau lbf), W adalah massa alat bantu (N atau lbf), b adalah lebar benda uji (mm atau in) dan h adalah tinggi benda uji (mm atau in)

6. Pemeriksaan Kegagalan Ikatan Pasangan Batu Bata (Bond Flexure of Brick Prism) Pemeriksaan kegagalan ikatan pasangan batu bata (bond flexure of brick prism) adalah kemampuan menerima beban maksimum dari ikatan antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan kegagalan ikatan pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM E 518-03. Pemeriksaan kegagalan ikatan pasangan batu bata akan menghasilkan nilai modulus of rupture. Secara matematis dapat dihitung dengan rumus berikut :

R = 2( 0,75 )sP P l

b d+

(MPa atau Psi) (10)

dimana R adalah modulus of rupture (MPa atau Psi), P adalah beban maksimum ditunjukkan mesin tes (N atau lbf), Ps adalah berat contoh(N atau lbf), l adalah panjang bentang (mm atau in), b adalah Lebar rata-rata contoh (mm atau in), d adalah tebal rata-rata contoh (mm atau in).

7. Pemeriksaan Kuat Lentur Pasangan Batu Bata Pemeriksaan kuat lentur pasangan batu bata adalah kemampuan menerima beban lentur maksimum dari ikatan antara mortar dan batu bata.

fl = 2( )uP W l

b d+

(MPa atau Psi) (11)

dimana fl adalah kuat lentur dinding pasangan batu bata (MPa atau Psi), Pu adalah beban uji maksimum yang ditunjukkan mesin tes (N atau lbf), W adalah massa alat bantu (N atau lbf), b adalah lebar benda uji (mm atau in) dan d adalah Tinggi benda uji, satuannya mm (in)

8. Pemeriksaan Kuat Geser Pasangan Batu Bata (Shear Strength of Brick and Mortar) Pemeriksaan kuat geser pasangan batu bata (shear strength of brick and mortar) adalah kemampuan menerima beban geser maksimum dari ikatan antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan pemeriksaan kuat geser pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM E 519-02. Persamaan yang digunakan dalam menghitung kuat geser pasangan batu bata adalah:

fvh = 2uP W

b h+ (MPa atau Psi) (12)

dimana fvh adalah kuat geser horizontal dinding pasangan batu bata (MPa atau Psi), Pu adalah beban uji maksimum yang ditunjukkan mesin tes (N atau lbf), W adalah massa alat bantu (N atau lbf), h adalah panjang bidang geser (mm atau in) dan b adalah lebar batu bata (mm atau in).

Page 6: analisis batubata

6 | JUR

3. HAS 3.1 Perb Sampel balokasi yandari ketiga Tabel 1.

No. L

PengS

1. Padan2. Lubu3. Batus

3.2 Hasil 3.2.1 D

Densitas volumeny

pembuatanpengering 3.2.2 W

Batu bataBerdasarksampel sep

Dari datamemenuhdaerah LuWarna ya

G

RNAL REKAYAS

IL PENELIT

andingan Sa

atu batu yangng berbeda, ya sampel batu

Perbanding

Lokasi gambilan

Sampel

Pe

C

ng Panjang uk Alung sangkar

l Penelitian S

ensitas Batu

atau kerapataya. Dari hasil p

n batu bata ygan dan proses

Warna Batu B

a pada masinkan pengamatperti yang ter

a yang diperi standar waubuk Alung ang dihasilkan

Gambar 2. D

Ana

SA SIPIL

TIAN

ampel Batu B

g digunakan pyaitu daerah Pu bata yang di

an Sampel B

erbandingan Bahan

Campuran P

1 : 1 2 : 3 4 : 1

Sifat Fisis Ba

Bata

an batu batapengujian, ni

yang berpengs pembakaran

Bata

ng-masing datan secara virdapat pada T

roleh, dapat arna yang umdan Batusangn oleh batu b

Densitas Batu

lisa Sifat Fisis

Bata digunak

pada penelitiaPadang Panjaigunakan dala

Batu Bata yan

Proses Pengolahan Pe

Mesin Hewan Mesin

atu Bata

a adalah perblai densitas b

garuh pada dn.

aerah di Sumisual, diperol

Tabel 2 beriku

disimpulkan mum untuk bgkar yang bebata dipengar

u Bata

s dan Mekanisdan Posi

kan dalam Pe

an ini, diambiang, Lubuk Aam penelitian

ng Digunaka

Lama Proses

engeringan

UB

7 hari 22 hari 27 hari 2

bandingan anatu bata dapa

Dari dabahwa (lapisanpaling bLubuk gr/cm3,atas) sketentuadalahbata yadari daebawah)1,78 grdensitakomposyang di

daya ikat anta

matera Barat eh warna batut.

bahwa batuatu bata yaiterwarna meraruri oleh bah

s Batu Bata Beisi Batu Bata d

enelitian

l dari daerah Alung dan Ba, dapat dilihat

an dalam Pen

Ukuran Batu Bata

(cm)

KTun

24×11×6 10021×11×6 3022×11×5 100

ntara berat kat dilihat pada

ata yang diperbatu bata d

n bawah) mbesar yaitu 1,Alung (lapis

, dan daerah sebesar 1,45

uan densitas 1,60 – 2,0 gr/

ang memenuherah Batusang), 1,75 gr/cmr/cm3 (lapisans suatu batusisi bahan daigunakan sebaara butiran m

memiliki watu bata dari

u bata dari tu orange kecah banyak m

han campuran

erdasarkan Sudalam Proses

Sumatera Baatusangkar. Pet pada Tabel

nelitian

Kapasitas ngku/Waktu

JP

000/10 hari S0000/3 hari K000/10 hari K

kering batu ba Gambar 2 b

roleh, dapat ddari daerah Bmemiliki den,79 gr/cm3, disan bawah) sPadang Panja5 gr/cm3. B

batu bata r/cm3, maka dhi syarat adalagkar 1,79 gr/c

m3 (lapisan tn atas). Tinggu bata dipenasar atau tanaagai bahan camaterial, lama

arna yang betiga lokasi p

daerah Padancoklatan. Bat

mengandung on yang digun

umber Lokasi Pembakaran

arat dari tiga erbandingan 1 berikut.

Jenis Bahan Pembakaran

Sekam Padi Kayu Bakar Kayu Karet

bata dengan berikut.

disimpulkan Batusangkar nsitas yang iikuti daerah sebesar 1,44 ang (lapisan Berdasarkan disyaratkan

densitas batu ah batu bata cm3 (lapisan tengah) dan gi rendahnya garuhi oleh ah lempung ampuran anya proses

erbeda-beda. pengambilan

ng Panjang tu bata dari oksida besi.

nakan dalam

Page 7: analisis batubata

Oscar F campudalam Tabel

No. P

1. P

2. L

3. B

3.2.3

ukuranbata dasangat pemba

Ga

Fithrah Nur

ran batu bataproses pemba

2. Warna B

Lokasi Pengambilan S

Padang Panjan

Lubuk Alung

Batusangkar

Dimensi Ba

n atau dimensari daerah Lubervariasi. D

karan, karena

ambar 3. Gr

a, komposisi bakaran.

Batu Bata

Sampel Wa

L

ng

Orange

Oran

atu Bata

i yang palingubuk Alung Dimensi batua batu bata ak

rafik Dimens

bahan campu

arna Batu Batapisan Bawah

e kekuning-kuni

nge keputih-putih

Orange

g beraturan dibmemiliki uk

u bata dipenkan mengalam

si Rata-Rata

uran, lamanya

tu berdasarkah Lap

ingan Orange

han Orange

bandingkan bkuran atau dimgaruhi oleh

mi penyusutan

Batu Bata

VOLUME 4

a proses pemb

an Posisi Batu pisan Tengah

kemerah-merah

kemerah-merah

Merah

Dimensadalah ukuran (40,0 cm3 – 12 berkisacm). Jadaerahditentukdapat ddari Pukuran cm × 1batu baberukurdan Lub× 11cmdaerah

batu bata dari mensi yang pproses pence

n pada saat pe

NO 2 OKTOB

bakaran dan p

Bata dalam PLap

han Orang

han Orang

Orang

si bata yanbatu bata hpanjang ma

m) dan lebar in (7,50 – 3

r antara 2 in adi batu bat

memenuhi kan. Dari ha

disimpulkan bPadang Panj

yang paling 11 cm × 6 cmata daerah Batran 22 cm × buk Alung be

m × 6 cm. B Padang Panjdaerah lain, spaling tidak etakan dan laembakaran.

BER 2008 |

posisi batu ba

Pembakaran pisan Atas

ge kecoklatan

ge kecoklatan

ge kecoklatan

ng disyaratkaharus memiliaksimal 16 berkisar anta

30,0 cm), teb– 8 in (5 – 2

ta dari semusyarat yan

asil pengujiabahwa batu bajang memilibesar yaitu 2

m, diikuti oletusangkar yan11 cm × 5 c

erukuran 21 cBatu bata da

njang memiliksedangkan baberaturan ata

amanya pros

7

ata

an iki in

ara bal 20 ua ng an, ata iki 24 eh ng cm cm ari ki atu au

ses

Page 8: analisis batubata

8 | JUR

3.2.4 TeTekstur dberkualitabentuk yabatu bata aDaerah Pa

Daerah Lu

Daerah Ba

Jadi dapatyang baikbahan bakhewan dadaerah yan 3.3 Hasil 3.3.1 Ku

Kuat tekanbatu bata.

Dari data bawah) mPadang PaAlung (lapbata yang10,40 MPtersebut, dlamanya p 3.3.2 M

Modulus opengujian

Gambar

RNAL REKAYAS

ekstur dan Bedan bentuk baas baik jika mang beraturanadalah sebagaadang Panjang

ubuk Alung

atusangkar

t disimpulkank dari segi tekku campuranalam pengolang teliti.

l Penelitian S

Kuat Tekan Ba

n batu bata adHasil penguj

yang diperomemiliki kuat

anjang (lapisapisan bawah)

g diteliti belua. Kuat tekandimana kuat tproses pembak

Modulus of Ru

of rupture adamodulus of r

r 4. PengujiaBatu Ba

Ana

SA SIPIL

entuk Batu Batu bata dap

memiliki permn. Dari hasil pai berikut : g : permuk

beratur: Permuk

ukuran: Permuk

beraturn bahwa batukstur dan benn batu bata, bahannya baha

Sifat Mekani

atu Bata

dalah beban mian kuat tekan

oleh, dapat ditekan rata-rat

an tengah) seb sebesar 5,79

um memenuhin batu bata diptekan batu bakaran dan pos

upture Batu B

alah modulusrupture batu b

an Kuat Tekaata

lisa Sifat Fisis

Bata at menentuka

mukaan agak kpengamatan y

kaan kesat, ran. kaan kasar di

nnya lumayan kaan halus, ran. u bata dari dantuk. Jadi teksbaik yang mean bakunya d

is Batu Bata

maksimum yn batu bata da

isimpulkan bta sebesar 8,2besar 6,66 MP

9 MPa. Dari di standar kuapengaruhi oleata akan mensisi batu bata

Bata

s kegagalan dbata dapat dili

Gaman

s dan Mekanisdan Posi

an kualitas bkesat, berbunyang dilakuka

berdengung

selubungi pasberaturan. berdengung

aerah Padangstur batu bataenggunakan dan proses p

ang dapat dipapat dilihat pa

ahwa batu b27 MPa, kuatPa dan kuat t

data yang didaat tekan batu eh densitas ataningkat, jika d

dalam proses

dari batu bata ihat pada Gam

mbar 5. Gra

s Batu Bata Beisi Batu Bata d

batu bata yannyi nyaring bian, diperoleh

bila diketuk

sir, berbunyi n

bila diketuk

g Panjang mea dipengaruhimesin maupu

pencetakan y

pikul oleh satada Gambar

ata dari daert tekan rata-raekan rata-rataapatkan, kuatbata yang d

au kerapatan densitas batus pembakaran

akibat diberi mbar 7 berik

afik PengujiaRata Batu B

erdasarkan Sudalam Proses

ng baik. Batuila diketuk da

h tekstur dan

k dan ukuran

nyaring bila d

, dan ukuran

emiliki kriterii oleh proses un menggunaang berbeda

tu satuan luas5 berikut.

rah Batusangkata batu bata a batu bata dat tekan rata-radisyaratkan yadan warna da

u bata semakin.

beban maksikut.

an Kuat TekaBata

umber Lokasi Pembakaran

u bata yang an memiliki bentuk dari

nnya cukup

diketuk, dan

nnya cukup

ia batu bata pengolahan

akan tenaga dari setiap

s permukaan

kar (lapisan dari daerah

aerah Lubuk ata dari batu aitu sebesar ari batu bata in besar dan

imum. Hasil

an Rata-

Page 9: analisis batubata

Oscar F

Dari dabatu ba(lapisaMPa. Mbatu baantar msemaki 3.3.3

Penyerabsorpsuhu k

3.3.4 Penyerkemam100 %.

Gambo

Gam

Fithrah Nur

ata yang dipeata dari daeran tengah) sebModulus of ruata itu sendirmaterial penyin besar.

PenyerapanAbsorption)

rapan (absorption) adalah kamar) hingga

Penyerapan

rapan (absorbmpuan maksim. Hasil penguj

bar 6. Penguof Rupture B

mbar 8. GrafBata (C

eroleh, batu bah Batusangkbesar 18,36 Mupture dari bari. Semakin tiyusunnya, seh

n Batu Bata)

btion) batu kemampuan m

a jenuh. Hasil

n Batu Bata d

btion) batu bmum batu batujian boiling w

ujian ModuluBatu Bata

fik PenyerapCold Water Ab

bata yang memkar (lapisan bMPa dan batatu bata sanginggi moduluhingga beban

a dengan 24

bata dengan maksimum bapengujian co

dengan 5 jam

bata dengan a untuk meny

water absorpt

Gambus

an Rata-Ratbsorption)

miliki modulubawah) 18,60tu bata Lubuat dipengaruh

us of rupturen maksimum

4 jam Perend

24 jam peratu bata untukold water abso

DdLpyPdsbkmPkbkb

m Dididihkan

5 jam dididiyimpan atau mtion batu bata

bar 7. Grafik

ta Batu

VOLUME 4

us of rupture0 MPa. Untukuk Alung (laphi oleh kualitbatu bata, myang dapat d

daman pada

rendaman pak menyimpanorption dapat

Dari Gambdisimpulkan bLubuk Alungpersentase peyaitu 32,95 %Panjang (lapisdan daerah Bsebesar 15,73batu bata menkomposisi bamengisi rongPersentase pekekuatan batubata pada saatkecil penyerabesar daya tah

(Boiling Wa

hkan (boilingmenyerap air a dapat dilihat

k Modulus ofBata

NO 2 OKTOB

rata-rata palik batu bata Ppisan tengah)as ikatan anta

maka semakin dipikul batu

a Air Dingin

ada air dingin/ menyerap at dilihat pada

bar 8 disabahwa batu bg (lapisan anyerapan yan

%, diikuti dari san tengah) seatusangkar (l

3 %. Persentanunjukkan ku

atu bata sehingga-rongga

enyerapan beru bata atau dt cuaca burukapan, maka han dari batu

ter Absorptio

g water absohingga kejen

t pada Gamba

f Rupture Raa

BER 2008 |

ing baik adalaPadang Panjan) sebesar 18,2ar material dakuat daya ik

bata juga aka

n (Cold Wat

in (cold watair dingin (padGambar 8.

amping, dapbata dari daeraatas) memiling paling besdaerah Padan

ebesar 27,78%lapisan tengaase penyerapaurang padatnyngga air dapdi dalamny

rpengaruh paddaya tahan bak. Jika semakakan semakbata tersebut.

on)

orption) adalanuhan mencapar 9 berikut.

ata-Rata Batu

9

ah ng 27 ari kat an

ter

ter da

pat ah iki sar ng %, ah) an ya

pat ya. da

atu kin kin .

ah pai

u

Page 10: analisis batubata

10 | J

tahan batumaka daya 3.3.5 Ko

Koefisien sebenarnytersebut jeakan semaadalah bakejenuhanbawah) seBatusangk 3.3.6 In

Initial Radalam satu

Berdasark(lapisan tecm2, daera

Gambar of Su

Gambar 9

URNAL REKAY

u bata dan kea tahan dan k

Koefisien Keje

kejenuhan ya dapat terjaenuh hampir akin kurang

atu bata Lubun yang palingebesar 1,09 %kar (lapisan at

nitial Rate of

te of Suctionu menit pertam

kan Gambar engah) memiah Padang Pa

10. Pengujiuction (IRS) B

9. Grafik Pen(Boiling

Ana

YASA SIPIL

kuatan batu bkekuatan batu

enuhan Batu

menggambaradi atau 100

mendekati kdan sebaliknuk Alung (lag kecil. Koe%. Koefisientas) sebesar 1

f Suction (IRS

(IRS) adalahma. Hasil pen

11 di bawahliki initial ra

anjang (lapisa

ian Initial RaBatu Bata

nyerapan RatWater Absorp

lisa Sifat Fisis

bata tersebut.bata akan sem

Bata

rkan perband% jenuh. Ma

kejenuhan 100nya. Batu batapisan atas) sefisien kejenun kejenuhan 1,19 %, karen

S) Batu Bata

h kemampuanngujian IRS b

, dapat disimate of suctionan atas) denga

Gambate

ta-Rata Batuption)

s dan Mekanisdan Posi

DaridisimAlunpenyyaitubatubawrata-tengpenymenting100%udarSembatu

Begitupun smakin besar.

dingan kejenuaka semakin 0%, sehinggaa yang memsebesar 0,86 uhan batu babatu bata yaa harga koefi

n dari batu batu bata dapa

mpulkan bahwn (IRS) yang pan IRS rata-ra

bar 11. Grafi

u Bata

s Batu Bata Beisi Batu Bata d

i Gambar mpulkan bahwng (lapisan ayerapan rata-u 39,74 %,

u bata daerah wah) sebesar

-rata batu bagah) sebesaryerapan batundidih bertujkat kejenuha%, sehingga ra yang ada

makin besar u bata, makaebaliknya, se

uhan biasa dbesar koefis

a daya tahan iliki koefisien%, karena h

ata daerah Pang paling busien kejenuha

ata dalam meat dilihat pada

wa batu bata dpaling besar ata169,34 gr/

ik Grafik IRS

erdasarkan Sudalam Proses

9 di sampwa batu bata

atas) memilik-rata yang p

persentase Padang Panja31,40% dan

ata Batusangkr 17,32%.

u bata menggjuan untuk an bata yang

hampir sema terisi penu

persentase a semakin kuemakin kecil p

dengan kejensien kejenuha

dan kekuatan kejenuhan harga rata-ratPadang Panjauruk adalah an yang palin

enyerap air pa Gambar 11

dari daerah Luyaitu 234,25

/mnt/194 cm2

S Rata-Rata

umber Lokasi Pembakaran

ping, dapat dari Lubuk

ki persentase paling besar

penyerapan ang (lapisan penyerapan

kar (lapisan Persentase

gunakan air mengetahui

g mendekati mua rongga uh oleh air.

penyerapan urang daya penyerapan,

nuhan yang an batu bata an batu bata

paling baik ta koefisien

ang (lapisan dari daerah

ng besar.

pertama kali berikut.

ubuk Alung gr/mnt/194

2 dan daerah

a Batu Bata

Page 11: analisis batubata

Oscar F Batusa(IRS) ssiarnyabatu ba 3.3.7 Kuat tmemik

Kuat teper satbata adbata daPanjankekuatpermunpasang 3.3.8 Pemerimeneriikatan

G

Keg

Gam

Fithrah Nur

angkar (lapisasangat berpena. Semakin beata dengan sia

Pemeriksaa

tekan pasangkul beban. Ha

ekan dari pasatuan luas permdalah pasangaari daerah Lubng (lapisan tenan batu batngkaan batu

gan batu bata.

Pemeriksaa

iksaan kegagaima beban mpasangan bat

Gambar 14. Pgagalan Ikata

mbar 12. PenTekan Bat

an bawah) dengaruh pada esar nilai initiarnya, karena

an Kuat Teka

an batu batasil pengujian

angan batu bamukaannya. Dan batu bata buk Alung (lngah) sebesarta yang berhbata dengan

an Kegagalan

alan ikatan pamaksimum dartu bata dapat d

Pengujian an Batu Bata

ngujian Kuattu Bata

engan IRS ratkekuatan pe

ial rate of suca batu bata aka

an Pasangan

a adalah kemkuat tekan pa

ata adalah bebDari data yandari daerah Bapisan bawahr 1,30 MPa.hubungan demortar dan

n Ikatan Pasa

asangan batu ri ikatan antadilihat pada G

Ga

a

Gamt

ta-rata 100,95emasangan diction (IRS) man menyerap

Batu Bata (C

mampuan makasangan batu

ban maksimung diperoleh, kBatusangkar h) sebesar 2,3Kuat tekan dengan densitkomposisi c

angan Batu B

bata (bond flara mortar daGambar 15 b

ambar 15. GP

bar 13. Gra

VOLUME 4 NO

5 gr/mnt/194 inding temboaka akan semair pada camp

Compressive S

ksimum dari bata dapat di

um yang dapakuat tekan ter(lapisan teng

33 MPa dan bdari pasangantas (kerapataampuran mo

Bata (Bond F

lexure of brickan batu bata. berikut.

Grafik PengujPasangan Ba

fik Kuat Tek

O 2 OKTOBER

cm2. Initial ok antara bat

makin kecil/ kupuran siar.

Strength of B

pasangan bailihat pada Ga

at dipikul pasartinggi untuk

gah) sebesar 2batu bata dari n batu bata dian batu batartar yang dig

Flexure of Bri

k prism) adalHasil pengu

jian Kegagalatu Bata

kan Rata-Ra

R 2008 | 1

rate of suctiotu bata dengaurang kekuata

Brick Prism)

atu bata dalaambar 13.

angan batu bak pasangan ba2,87 MPa, badaerah Padan

ipengaruhi olea), daya lekgunakan dala

ick Prism)

ah kemampuaujian kegagala

lan Ikatan

ata Batu Bata

1

on an an

am

ata atu atu ng eh

kat am

an an

a

Page 12: analisis batubata

12 | J

Dari data bata dari ddaerah Lutengah) seadalah pasdari PadanBatusangk 3.3.9 Pe

Pemeriksamaksimum

3.3.10 Pe

Pemeriksamaksimumbata dapat

Gam

Gambar 1

URNAL REKAY

didapatkan mdaerah PadanubukAlung (lebesar 1798,6sangan batu bng Panjang, dkar.

erhitungan K

aan kuat lentm dari ikatan

erhitungan K

aan kuat gesm dari ikatan t dilihat pada

mbar 16. GrafPasan

17. Grafik PeB

Ana

YASA SIPIL

modulus of rung Panjang (lalapisan atas)

62 MPa. Jadi bata yang memdan pasangan

Kuat Lentur d

tur dari pasaantara mortar

Kuat Geser da

ser dari pasaantara mortaGambar 17

fik Pengujianngan Batu Bat

engujian KuaBatu Bata

lisa Sifat Fisis

upture tertingapisan tengah

sebesar 349dapat disimpmiliki modulun batu bata y

dari Pasangan

angan batu br dan batu bat

ari Pasangan

angan batu bar dan batu baberikut.

n Kuat Lenturta

at Geser Pasa

s dan Mekanisdan Posi

gi untuk pasah) sebesar 62993,53 MPa dpulkan bahwaus of ruptureyang mudah p

n Batu Bata

bata adalah kta (Gambar 1

DarpentertadaBat538AluMP(lapKuadipyancamcampensertdenmorbatu

n Batu Bata

bata adalah ata. Hasil pen

Daripengkuatbatadaersebedaersebedaersebepasakekudari kompros

r

angan

s Batu Bata Beisi Batu Bata d

angan batu ba97,70 MPa, dan dari daera

a pasangan bapaling besar

patah adalah

kemampuan 16).

ri data yangngujian, dapattinggi untukalah pasangtusangkar (la89,15 MPa, ung (lapisan Pa, dan batu bpisan tengah)at lentur engaruhi ole

ng dapat dmpuran batu mpuran batu bngeringan danta daya lekangan mortar drtar yang digu bata.

kemampuan ngujian kuat g

i data yanggujian ini, dat geser tertinga adalah parah Padang Pesar 110,47 rah Batusanesar 96,11 Mrah Lubuk esar 67,37 Mangan batu uatan batu ba

bahan cmposisi bahanses pencetaka

erdasarkan Sudalam Proses

ata adalah padiikuti oleh baah Batusangkatu bata yang yaitu pasangapasangan ba

menerima b

g diperoleh t disimpulkan

k pasangan gan batu apisan tengabatu bata d

bawah) sebebata dari Pada) sebesar 447

pasangan eh kekuatan ditentukan d

bata, kompbata, proses n lamanya p

at permukaandan komposisgunakan dalam

menerima bgeser dari pa

g diperoleh apat disimpuggi untuk passangan batuPanjang (lapi

MPa, batu ngkar (lapisaMPa dan batu

Alung (lapMPa. Kuat bata dipeng

ata yang dapacampuran bn campuran

an, proses pen

umber Lokasi Pembakaran

sangan batu atu bata dari kar (lapisan paling baik

an batu bata atu bata dari

beban lentur

dari hasil n kuat lentur

batu bata bata dari

ah) sebesar dari Lubuk sar 4487,42 ang Panjang 74,57 MPa. batu bata

batu bata dari bahan osisi bahan pencetakan,

pembakaran, n batu bata si campuran m pasangan

beban geser sangan batu

dari hasil ulkan bahwa sangan batu

u bata dari isan bawah)

bata dari an bawah) u bata dari pisan atas)

geser dari garuhi oleh at ditentukan batu bata,

batu bata, ngeringan,

Page 13: analisis batubata

Oscar Fithrah Nur

VOLUME 4 NO. 2, OKTOBER 2008 | 13

proses pembakaran, dan lekat permukaan batu bata dengan mortar dan komposisi campuran mortar dalam pasangan batu bata. 4. KESIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Posisi batu bata dalam lapisan pembakaran (lapisan bawah, lapisan tengah dan lapisan atas)

mempengaruhi sifat fisis dan mekanis batu bata, yaitu densitas, warna, ukuran, kuat tekan dan penyerapan batu bata.

2. Bahan pembakaran yang digunakan dalam pembakaran batu bata (sekam padi, kayu bakar dan kayu karet) akan menghasilkan sifat fisis dan mekanis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada jumlah bahan bakar yang digunakan dan lamanya waktu pembakaran.

3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan batu bata yang memiliki sifat fisis yang baik (warna, dimensi dan tekstur atau bentuk) sesuai dengan yang disyaratkan adalah batu bata daerah Padang Panjang, sedangkan untuk densitas (kerapatan batu bata) yang baik adalah batu bata dari daerah Batusangkar.

4. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan batu bata yang memiliki sifat mekanis yang baik (kuat tekan, modulus of rupture) adalah batu bata dari daerah Batusangkar. Sedangkan batu bata Lubuk Alung memiliki (absorbtion dan initial rate of suction) yang paling besar.

5. Kualitas dari pasangan batu bata dipengaruhi oleh sifat sifat fisis dan mekanis batu bata dan daya ikat batu bata dengan adukan mortar.

DAFTAR PUSTAKA ASTM C 67-03, (2003), Standard Test Methods for Sampling and Testing Brick and Structural

Clay Tile, USA.

ASTM E 518-03, (2003), Standard Test Methods for Flexural Bond Strength of Mansonry, USA.

SNI 03-4164-1996 (2002), Metoda Pengujian Kuat Tekan Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium, Balitbang Kimpraswil, Bandung.

SNI 03-4165-1996, (2002), Metoda Pengujian Kuat Lentur Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium, Balitbang Kimpraswil, Bandung.

SNI 03-4166-1996, (2002), Metoda Pengujian Kuat Geser Dinding Pasangan Bata Merah di Laboratorium, Balitbang Kimpraswil, Bandung.

Somayaji, Shan, (2001), Civil Enggineering Materials, 2nd ed., California Polytechnic State University, San Luis Obisco.

Page 14: analisis batubata

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Batu Bata Berdasarkan Sumber Lokasi

dan Posisi Batu Bata dalam Proses Pembakaran

14 | JURNAL REKAYASA SIPIL