analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan kaleng pt. indocitra...
DESCRIPTION
analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudera di Negara BaliTRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS BIAYA POKOK PRODUKSI DENGAN PEDOMANPENENTUAN HARGA JUAL PRODUK IKAN KALENGPT. INDOCITRA JAYA SAMUDERA DI NEGARA BALI
Oleh :
NI PUTU SRI WIDIAYANTINIM 1261201073P3
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGITAHUN 2013
ANALISIS BIAYA POKOK PRODUKSI DENGAN PEDOMANPENENTUAN HARGA JUAL PRODUK IKAN KALENGPT. INDOCITRA JAYA SAMUDERA DI NEGARA BALI
Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas EkonomiUniversitas Bakti Indonesia Banyuwangi untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikanProgram Studi S-1 Manajemen
Oleh :
NI PUTU SRI WIDIAYANTINIM 1261201073P3
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGITAHUN 2013
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
S-1 Manajemen
Oleh :
NI PUTU SRI WIDIAYANTINIM 1261201073P3
Banyuwangi, 10 September 2013
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Sulistiyono, S.Pd.,MM. Anang Joko Purwanto, S.Pd.,MM.NIDN. 0705106505 NIDN. 0707106502
LEMBAR PENETAPAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Telah diuji
Pada tanggal 10 September 2013
TIM PENGUJI
Pembimbing I, Pembimbing II,
Sulistiyono, S.Pd.,MM. Anang Joko Purwanto, S.Pd.,MM.NIDN. 0705106505 NIDN. 0707106502
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS BIAYA POKOK PRODUKSI DENGAN PEDOMANPENENTUAN HARGA JUAL PRODUK IKAN KALENG PT.
INDOCITRA JAYA SAMUDERA DI NEGARA BALI
Diserahkan Oleh Fakultas Ekonomi Universitas Bakti Indonesia Banyuwangiuntuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi S-1 Manajemen
Pada tanggal 10 September 2013
MengesahkanFakultas Ekonomi Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi
Program Studi S-1 Manajemen
Dekan Ketua Program Studi,Fakultas Ekonomi Mnajemen,
Anang Joko Purwanto, S.Pd.,MM.NIDN. 0707106502
Devi Dwi Aprima, S.E.
MengetahuiRektor,
Universitas Bakti IndonesiaBanyuwangi
Sulistiyono, S.Pd.,M.MNIDN. 0705106505
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Negara, September 2013
Ni Putu Sri Widiayanti
Karya Ini Kupersembahkan Untuk:
Ida Sang Hyang Widhi WasaKarena-Mu, aku ada dan bisa menjadi diriku yang seutuhnya.
Suamiku TercintaI Komang Kariana
Terima kasih atas segala pengorbanan, jerih payah, semangat,dan kasih sayang yang tak akan tergantikan.
Anak-anakkuI Putu Bagus Adi Nugraha dan Ni Made Asti Dwi Lestari
Yang selalu memberikan keceriaan dalam hidupku.
Seluruh Keluarga BesarTerima kasih atas dorongan, bantuan, dan doa yang diberikan
selama ini.
TEMAN-TEMAN ’GeNk BiLLeN’ :Ni Komang Sri Lestari, Ni Nyoman Yogi Astuti, Luh Asriasih,
Ni Luh Putu Suardiyanti dan Putu Ayu Martha Pramidari
Terima kasih atas canda tawa, motivasi dan dukungannya.Keceriaan bersama kalian takkan terlupakan
Hidup tidak akan berubah sebelum aku
merubahnya........
ABSTRAK
NI PUTU SRI WIDIAYANTI
ANALISIS BIAYA POKOK PRODUKSI DENGAN PEDOMANPENENTUAN HARGA JUAL PRODUK IKAN KALENG PT. INDOCITRA
JAYA SAMUDERA DI NEGARA BALI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis penetapan biaya pokokproduksi ikan kaleng oleh PT. Indocitra Jaya Samudra serta melihat adanyapengaruh penetapan biaya pokok produksi terhadap harga jual produk. Dua jenisproduk ikan kaleng yang akan dianalisis penetapan harga produksinya adalahsarden ukuran 155 gram dan sarden ukuran 425 gram. Data-data yangdikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang biaya produksi yangmeliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik; biaya operasi yang meliputi biaya pemasaran danbiaya administrasi umum; data cara penetapan harga jual dari perusahaan sertalaba yang diharapkan. Metode pengumpulan data dengan wawancara dandokumentasi. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu biaya produksi sebagaivariabel pengaruh dan harga jual sebagai variabel terpengaruh. Pengujianhipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier. Berdasarkan data yangdikumpulkan, ditemukan bahwa dalam penetapan biaya pokok produksi terdapatbeberapa biaya yang belum terkalkulasi sehingga ada perbedaan antara biayapokok produksi historis dan biaya pokok produksi normatif. Perbedaan ini akanmenyebabkan perbedaan penetapan harga jual. Terjadi selisih harga jual sebesarRp. 16,00 per kaleng untuk sarden ukuran 155 gram dan Rp. 33,00 per kalenguntuk sarden ukuran 425 gram. Dengan analisis regresi linier, terlihat bahwapenentuan biaya pokok produksi mempengaruhi harga jual produk ikan kaleng.Pengaruh tersebut terdapat pada kedua jenis ikan kaleng yang diproduksi PT.Indocitra Jaya Samudra.
Kata kunci: Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual
ABSTRACT
NI PUTU SRI WIDIAYANTI
ANALYSIS COST OF GOODS MANUFACTURED WITH A GUIDE TODETERMINATION THE SELLING PRICE OF FISH CANNED
PRODUCTS PT. INDOCITRA JAYA SAMUDRA NEGARA BALI
This study aims to determine the analytical determination of cost of goodsmanufactured canned fish by PT. Samudera Jaya Indocitra and seen the impact ofproduction costing for determining the selling price of the product. Two types ofcanned fish were analyzed in this study is sardine size of 155 grams and 425grams. The data collected in this study is data on production cost which includesthe cost of raw materials, auxiliary materials costs, direct labor costs, and factoryoverhead costs; operating costs which includes marketing expenses and generaladministrative expenses; procedures for determining the selling price and theexpected profit. Methods of data collection in this study was to interview anddocumentation. Variable in this study is twofold, namely cost of goodsmanufactured as the independent variable and selling price as the dependentvariable. Testing the hypothesis on this research using linear regression analysis.Based on the data collected, found that in the determination of cost of goodsmanufactured there are some costs that have not been calculated so there is adifference between the historical cost of goods manufactured and the normativecost of goods manufactured. This difference will lead to differences in thedetermination of selling price. There is a difference in the selling price about Rp.16,00 for each tin of sardines 155 gram and Rp. 33,00 for each tin of sardines 425gram. By linear regression analysis, seen that the determination of cost ofproduction affect the selling price of canned fish products. The effect found inboth types of canned fish produced by PT. Indocitra Jaya Samudra.
Keyword: Cost of Goods Manufactured and Selling Price.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida
Sanghyang Widhi Wasa atas segala anugrah dan karunia-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul “Analisis Biaya
Produksi Dengan Pedoman Penentuan harga Jual Produk Ikan Kaleng pada PT.
Indocitra Jaya Samudera Negara Bali Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi dalam
rangka menyelesaikan kuliah di Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi.
Sehubungan dengan itu, di dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah
mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu salah satu hal yang sangat
menggembirakan dalam penyusunan Skripsi ini adalah kesempatan untuk
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Sulistiyono, S.Pd.,M.M, selaku Rektor Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
mengikuti pendidikan sampai terwujudnya penelitian ini.
2. Bapak Anang Joko Purwanto, S.Pd.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Ekonomi Universitas Bakti Indonesia yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam mengikuti pendidikan sampai terwujudnya penelitian
ini.
3. Bapak I Komang Tirta, S.Pd.,M.Pd., selaku pendamping yang telah banyak
memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini
iv
4. Bapak I Made Witanya Semara, SE selaku Plant Manager yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT.
Indocitra Jaya Samudra.
5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Bakti Indonesia
yang telah memberikan dukungan moral dan material serta Do’a kepada
penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh
dari sempurna, karenanya penulis sangat mengharapkan komentar, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca. Dengan demikian semoga
penelitian ini cukup bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para Sarjana
Ekonomi.
Jembrana, 9 September 2013
Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 7
2.2 Kerangka Berpikir dan Hipotesis ...................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ........................................................................ 26
3.2. Obyek Penelitian ............................................................................... 26
3.3.Definisi Operasional Variabel ............................................................. 27
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28
3.5. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
3.6. Jadwal Penelitian ................................................................................ 33
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Biaya .................................................................................... 34
4.2. Kalkulasi Biaya pokok Produksi Secara Historis .............................. 35
4.3. Kalkulasi Biaya pokok Produksi Secara Normatif ............................. 38
4.4. Perhitungan Harga Jual Berdasarkan Kalkulasi Biaya pokok
Produksi yang Diperhitungkan Perusahaan ........................................ 40
4.5. Perhitungan Harga Jual Berdasarkan Kalkulasi Biaya pokok
Produksi Secara Normatif ................................................................... 44
4.6. Membandingkan Biaya pokok Historis dengan Biaya pokok
Normatif .............................................................................................. 46
4.7 Hubungan/Pengaruh Biaya Pokok Produksi dengan Harga Jual
Produk Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra................................. 48
4.8 Pembahasan.......................................................................................... 53
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................. 55
5.2 Saran ................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah Produksi, Biaya Produksi, Biaya pokok Perunit dan
Harga Jual (Historis) Produk Ikan Kaleng PT. Indocitra Samudra
Tahun 2012 ............................................................................................ 4
3.1 Definisi Operasional Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Produksi . 26
3.2 Jadwal Penelitian................................................................................... 33
4.1 Alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung ke Masing-masing Jenis Produk
Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012.......................... 36
4.2 Alokasi Biaya Overhead ke Masing-masing Jenis Produk Ikan Kaleng
PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012............................................... 37
4.3 Perhitungan Biaya pokok Produksi Ikan Kaleng Secara HistorisPT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012............................................... 37
4.4 Perhitungan Biaya pokok Produksi Ikan Kaleng Secara Normatif
PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012............................................... 39
4.5 Alokasi Biaya Umum Administrasi ke Masing-masing Jenis Produk
Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012.......................... 41
4.6 Alokasi Biaya Pemasaran ke Masing-masing Jenis Produk Ikan Kaleng
PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012............................................... 42
viii
4.7 Biaya Operasi yang Dikeluarkan oleh PT. Indocitra Jaya Samudra
Tahun 2012 ............................................................................................ 42
4.8 Perbandingan Kalkulasi Biaya pokok Produksi Secara Historis dengan
Kalkulasi Biaya pokok Produksi Secara Normatif pada Jenis Produk Ikan
Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012 .................................. 46
4.9 Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Ikan Kaleng PT. Indocitra
Samudra Tahun 2005 Sampai Dengan Tahun 2012 .............................. 48
4.10 Hasil Analisis SPSS Untuk Pengujian Hipotesis Produk Sarden Ukuran
155 Gram ............................................................................................... 51
4.11 Hasil Analisis SPSS Untuk Pengujian Hipotesis Produk Sarden Ukuran
425 Gram ............................................................................................... 52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Biaya Bahan Baku, Biaya Penolong dan Jumlah Produksi Ikan
Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Lampiran 2. Biaya Overhead Pabrik PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Lampiran 3. Biaya Operasi Pabrik (Biaya Pemasaran dan Biaya Umum
Administrasi) PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Lampiran 4. Uji Regresi Linier Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Produk IkanKaleng PT. Indocitra Jaya Samudra
Lampiran 5. Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 7. Struktur Kepegawaian PT. Indocitra Jaya Samudra
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tentunya
menginginkan usahanya semakin lama semakin berkembang sesuai tujuan yang
ingin dicapai, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Salah
satu tujuan dari perusahaan sekaligus keinginan dari setiap perusahaan adalah
memperoleh laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas
dari pengaruh biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk
memperoleh hasil produk suatu perusahaan yang dapat ditentukan secara
kuantitatif. Besar kecilnya biaya produksi dalam suatu perusahaan sangat
tergantung dari manajemen perusahaan, biaya pembelian bahan baku, biaya upah
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, serta biaya bahan penunjang.
Dalam perusahaan industri, masalah biaya pokok produksi merupakan hal
yang sangat penting diperhatikan, karena kesalahan dalam menentukan biaya
pokok produksi akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kontinuitas
usaha dan akan menyebabkan kegagalan bagi perusahaan yang bersangkutan,
misalnya suatu perusahaan menetapkan harga jualnya terlalu tinggi dibandingkan
dengan biaya pokok produksinya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam menjual hasil produksinya tidak akan laku terjual. Demikian juga
2
sebaliknya, penetapan harga jual yang lebih rendah dari biaya pokok produksinya,
maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Dengan demikian, jika perusahaan ingin menentukan biaya pokok
produksinya secara tepat, maka perusahaan tersebut harus menghitung dengan
seteliti mungkin terhadap biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk.
Adapun perhitungan-perhitungan yang dilakukan harus didasarkan pada teori
mengenai biaya pokok produksi, artinya bahwa elemen-elemen biaya sebagai
komponen biaya produksi harga dimasukkan dan dibebankan pada pos-pos biaya
sesuai dengan unsur biaya itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya penentuan biaya
pokok produksi, maka dipandang perlu untuk mengadakan penelitian pada
perusahaan PT. Indocitra Jaya Samudra dalam hal menentukan biaya pokok
produksinya. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi pengalengan ikan
dengan jenis produk berupa sarden. Adapun jenis sarden yang diproduksi terbagi
dalam dua ukuran, yaitu ukuran 155 gram dan ukuran 425 gram. Perusahaan PT.
Indocitra Jaya Samudra berproduksi secara terus-menerus atau kontinyu, sehingga
metode yang dipergunakan dalam hal pengumpulan biaya produksinya adalah
metode biaya pokok proses. Di dalam menghasilkan produksinya, perusahaan PT.
Indocitra Jaya Samudra mengeluarkan biaya-biaya yang dapat membentuk barang
tersebut menjadi produk jadi. Biaya-biaya yang dibebankan oleh perusahaan PT.
Indocitra Jaya Samudra di dalam menghitung biaya pokok produksinya meliputi:
3
1. Biaya bahan baku, yaitu biaya pembelian ikan lemuru
2. Biaya bahan penolong, yaitu biaya sauce, gram dan kaleng.
3. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah dan jaminan sosial masing-
masing tenaga kerja langsung.
4. Biaya overhead pabrik, yaitu biaya penyusutan aktiva tetap, biaya
asuransi, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya solar, biaya listrik,
biaya batu bara, biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan.
Biaya bahan baku, biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja sudah
diperhitungkan sebagaimana mestinya dalam perhitungan biaya pokok produksi.
Namun dalam menghitung biaya pokok produksinya, perusahaan belum
membebankan biaya-biaya secara keseluruhan. Biaya-biaya yang belum
terkalkulasi dalam perhitungan biaya pokok produksi terjadi pada komponen
biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya jaminan sosial tenaga kerja. Selain itu,
perusahaan juga tidak mengkalkulasikan adanya pendapatan dari nilai produk
sampingan yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan data biaya
produksi, jumlah produksi, biaya pokok perunit dan harga jual (historis) produk
ikan kaleng yang diproduksi PT. Indocitra Jaya Samudra pada tahun 2012.
4
Tabel 1.1 Jumlah Produksi, Biaya Produksi, Biaya pokok Perunit dan Harga Jual(Historis) Produk Ikan Kaleng PT. Indocitra Samudra Tahun 2012
KETERANGANJENIS PRODUK (SARDEN)
155 Gram 425 GramBiaya Produksi:Biaya bahan baku 1.276.110.300 850.740.200Biaya bahan penolong 957.171.240 683.114.160Biaya tenaga kerja langsung 959.761.799 639.841.199Biaya overhead pabrik 1.675.294.132 1.116.862.754Total biaya produksi 4.868.337.470 3.245.558.314Jumlah produksi (kaleng) 2.795.665 864.793Biaya pokok per unit 1.741 3.753Harga jual (historis) 2.320 5.000
Sumber: PT. Indocitra Jaya Samudra (diolah)
Sebagai akibat masih adanya beberapa komponen biaya overhead pabrik
yang belum terkalkulasi dalam perhitungan biaya pokok produksi, maka akan
menimbulkan perbedaan biaya pokok yang diperhitungkan oleh perusahaan (biaya
pokok historis) dengan biaya pokok produksi yang seharusnya terjadi (biaya
pokok normatif). Demikian pula halnya dalam perhitungan harga jual, maka akan
terjadi perbedaan antara harga jual yang diperhitungkan oleh perusahaan dengan
harga jual yang seharusnya terjadi sesuai dengan besarnya laba yang diharapkan.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
judul: Analisis Biaya Pokok Produksi sebagai pedoman penentuan Harga Jual
Produk Ikan Kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di Pengambengan
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
5
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut.
Adakah hubungan biaya pokok produksi ikan kaleng dengan harga jual
produksi pada PT. Indocitra Jaya Samudera di Pengambengan Kecamatan
Negara, Kabupaten Jembrana.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian adalah:
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk bagaimana
pedoman penentapan harga pokok produksi dan penentuan harga jual yang
dilakukan oleh perusahaan pengalengan ikan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui biaya pokok produksi ikan kaleng pada PT. Indocitra
Jaya Samudera.
2. Untuk mengetahui pedoman penentuan harga jual produk ikan kaleng pada
PT. Indocitra Jaya Samudera.
3. Untuk mengetahui hubungan biaya pokok produksi ikan kaleng dengan
harga jual produksi, pada PT. Indocitra Jaya Samudera di Pengambengan,
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
6
1.4 Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa, untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
kebulatan studi strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Bhakti
Indonesia.
2. Bagi Universitas, secara teoritis ilmiah melalui penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan kemampuan penulis
dalam mengaplikasikan ilmu ekonomi yang diperoleh khususnya yang
berkaitan dengan biaya pokok produksi.
3. Bagi Perusahaan, dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran pada pengembangan dan kinerja perusahaan,
khususnya yang berkaitan dengan masalah kalkulasi biaya pokok produksi
dan penetapan harga jual, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
dalam penetapan biaya pokok produksi dan harga jual di masa-masa yang
akan dating.
4. Bagi Peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan berbagai
ilmu yang telah didapatkan peneliti selama perkuliahan. Selain itu,
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penetapan harga pokok
produksi terhadap penentuan harga jual produk.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.
2.1.1 Pengertian Biaya
a. Pengertian biaya
Pada tahap permulaan biasanya perusahaan menekankan pada usaha untuk
mendapatkan laba yang merupakan tujuan jangka pendeknya, di mana dari tujuan
jangka pendek ini diharapkan dapat menunjang tujuan jangka panjang yaitu
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Setiap pengusaha akan selalu berusaha
agar perusahaannya memperoleh laba yang layak dan diharapkan tiap tahun terus
meningkat. Oleh sebab itu sangat penting dipandang dari semua unsur yang
menentukan besarnya laba atau keuntungan tersebut. Salah satu unsur tersebut
adalah biaya.
Drs. Mulyadi (1979: 3) mengartikan biaya sebagai “pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dengan satuan uang telah terjadi atau kemungkinan akan
terjadi untuk mencapai tujuab tersebut”. Pengertian di atas memberikan arti bahwa
setiap pengorbanan dari sumber-sumber yang langka akan mempunyai nilai.
Jumlah nilai yang dikorbankan diukur dengan satuan uang, baik pengorbanan
yang telah terjadi maupun pengorbanan dari sumber-sumber ekonomis yang
mungkin terjadi.
8
Sementara itu, Soemita Adikoesoemah memberikan pengertian tentang
biaya dengan menguraikan pengorbanan menjadi dua pengertian yaitu biaya dan
pemborosan sebagai berikut.
“Biaya adalah pengorbanan nilai yang memberikan sumbangan yangberfaedah untuk memprodusir barang dan jasa-jasa yang tidak dapatdihindarkan dan diduga sebelumnya, pengorbanan mana kalaudihubungkan dengan proses produksi dapat ditentukan secara kuantitatif.Sedangkan pemborosan adalah pengorbanan nilai yang dapat dicegah padasuatu organisasai produksi yang bertujuan” (Soemita Adikoesoemah,1976: 11).
Dengan memperhatikan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
pengorbanan itu dapat dikatakan sebagai biaya apabila yang dikorbankan itu
merupakan sumbangan ekonomis yang bertujuan untuk memprodusir barang-
barang dan jasa-jasa, dan nantinya akan diperhitungkan sebagai bagian dari biaya
pokok.
b. Klasifikasi Biaya
Manajemen perusahaan di dalam mengelola usahanya sudah tentu
memerlukan informasi tentang biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan.
Informasi biaya yang diperlukan oleh manajemen ini harus dicatat dan
digolongkan sesuai dengan tujuan untuk apa manajemen memerlukan informasi
biaya tersebut.
Di dalam akuntansi biaya terdapat berbagai macam catatan penggolongan
atau pengklasifikasian biaya. Supriyono menggolongkan biaya sebagai berikut.
9
1) Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktifitasperusahaan.
2) Penggolongan biaya sesuai dengan tedensi perusahaannya terhadapaktivitas atau kegiatan atau volume.
3) Penggolongan biaya sesuai dengan p[eriode akuntansi dimana biayadibebankan.
4) Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayai.5) Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.6) Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.
(Supriyono, 1982: 16)
Ad.1). Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas
perusahaan. Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat digolongkan
dalam:
a) fungsi produksi, yaitu fungsi berhubungan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.
b) fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan produk jadi yang siap dijual dengan cara yang memuaskan
pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
Ad.2). Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perusahaannya terhadap
aktivitas atau kegiatan atau volume. Tendensi perubahan biaya terhadap
kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi:
a) Biaya tetap (fixed cost),
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut.
i. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh volume
kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkat tertentu.
10
ii. Pada biaya tetap, biaya satuan akan berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan,semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biay
satuan.
b) Biaya variable (variabel cost)
Biaya variable memiliki karakteristik sebagai berikut.
i. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan
semakin tinggi jumlah total biaya variable, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah total biaya variable.
ii. Pada biaya variable, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan. Jadi biaya satuan konstan.
c) Biaya semi variable (semi variable cost)
Biaya semi variable memiliki karakteristik sebagai berikut.
i. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
ii. Biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan
dengan perubahan volume kgiatan, tetapi sifatnya tidak sebanding.
Ad.3). Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya
dibebankan. Untuk itu perlu dibahas penggolongan pengeluaran sebagai
berikut.
11
a) Pengeluaran modal (capital expenditures)
b) Adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat pada beberapa
periode akuntansi yang akan dating
c) Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure)
d) Adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode
akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi
Ad.4). Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya, dapat dibagi
menjadi:
a) Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang terjadi atau manfaatnya
dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau
biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya
Ad.5). Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.
Untuk biaya pengendalian, informasi biaya yang ditujukan kepada
manajemen dikelompokkan ke dalam:
a) Biaya terkendali (controllable cost) yaitu biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
b) Biaya tak terkendali (uncontrollable cost) yaitu biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan berdasar wewenang yang dia miliki
atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat tertentu dalam jangka
waktu tertu.
12
Ad. 6) . Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.
Untuk tujuan pengambilan oleh manajemen, data biaya dikelompokkan ke
dalam:
a) Biaya relevan (inrelevan cost) yaitu biaya yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan.
b) Biaya tidak relevan (inrelevan cost) yaitu biaya yang tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan. Oleh karena itu biaya ini tidak perlu
diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan.
Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis
besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan
istilah biaya konversi, yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah)
bahan baku menjadi produk jadi.
2.1.2 Pengertian Harga dan Biaya pokok Produksi
a. Pengertian Harga
Harga adalah sebuah cerminan dari nilai yang dipersepsikan olehkonsumen. Dalam sebuah persaingan untuk mendapatkan konsumen,perusahaan menggunakan taktik untuk mengalah pesaingnya. Salah satutaktik yang digunakan adalah harga. Dengan menciptakan harga yangNampak murah sering menjadi tujuan, tetapi hal ini justru mengarahkankepada menurunnya keuntungan industri bersangkutan.
(Ali Nuryadin, 2012: 187)
13
Pricing proses manual dari penetapan harga untuk perintah membeli dan
menjual, yang didasarkan pada faktor seperti jumlah nyang ditetapkan, kuantitas,
promosi, dan pengiriman.
a) Harga efektif: harga yang diterima perusahaan setelah perhitungan untuk
potongan, promosi, dan insentif lainnya.
b) Price Lining ( Garis Harga): penggunaan jumlah harga yang terbatas untuk
semua penawaran produk.
c) Loss Leader (Harga Umpan): suatu produk yang mempunyai harga yang
ditetapkan dibawah marjin operasi.
d) Penetapan Harga Premium (Prestise): strategi penetapan harga pada titik
mutakhir dari kisaran harga yang mungkin.
Harga adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah uang,
dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang/pengusaha berusaha melepaskan
barang/jasa yang dimiliki kepada pihak lain (Alex, 1981; 55). Sedangkan menurut
Basu Swastha (1979: 147), harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa
barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.
b. Pengertian Biaya pokok
Setiap perusahaan bagaimanapun kecilnya dan apapun jenis perusahaan itu
akan mengalami persoalan biaya pokok. Apabila perusahaan melakukan
ketidaktelitian di dalam perhitungan biaya pokok dari produk yang dihasilkan,
14
maka akan timbul dua kemungkinan yakni memperoleh biaya pokok yang sangat
tinggi atau juga sebaliknya mendapatkan biaya pokok yang rendah.Setiap
perusahaan, sebelum menjualn produk yang diproduksi, maka perusahaan itu
harus menentukan terlebih dahulu biaya pokok produk yang diproduksi.
Menurut Manullang (1991:139) biaya pokok adalah jumlah biaya yang
seharusnya untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya seharusnya
lainnya hingga barang itu berada di pasar. Sedangkan Norman Lee Burton dalam
buku Pengantar Ekonomi Perusahaan karangan Manullang, memberikan
pengertian biaya pokok produksi sebagai berikut: “The cost of the product is the
sum of the expenditure incurred in making it available at the point where it is to
be used or from which it is to be sold”.
Kalau dibandingkan kedua pengertian diatas maka akan memperlihatkan:
1) pandangan pertama mengatakan biaya pokok adalah jumlah biaya seharusnya
untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya
hingga barang itu berada dipasar, disebut dengan biaya pokok normatif
2) pandangan kedua yang mengatakan biaya pokok adalah jumlah biaya
seluruhnya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk memproduksikan suatu barang
ditambah dengan biaya lainnya hingga barang itu berada dipasar disebut
dengan biaya pokok historis.
15
c. Unsur-unsur biaya pokok produksi
Untuk dapat menentukan berapa besarnya biaya pokok produksi suatu
barang, maka terlebih dahulu harus diketahui unsur-unsur yang menjadi bagian
dari biaya pokok produksi.
Abas Kartadinata (1981:37) mengatakan biaya pokok produk suatu
perusahaan industri selalu mengandung unsur-unsur: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya pabrikasi tidak langsung. Sedangkan menurut Mulyadi
(1979:37), biaya pokok produksi mengandung unsur-unsur: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Dengan memperhatikan kedua pendapat diatas, maka dapat diketahui
bahwa secara umum biaya pokok produksi meliputi tiga unsur yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut
akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut.
1) Biaya bahan baku adalah biaya pokok bahan baku tersebut yang diolahdidalam proses produksi
2) Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapatdiidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu
3) Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahanbaku dan biaya tenaga kerja langsung
(Mulyadi, 1986 : 11)
2.1.3 Tujuan dan Kebijakan Penetapan Harga
Meskipun peranan faktor-faktor non-harga semakin meningkat dalam
proses pemasaran modern, harga tetap merupakan elemen penting dalam
pemasaran yang diwarnai dengan persaingan monopoli atau oligopoly.
16
Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya,
misalnya mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin
memenangkan bagian pasar, atau kualitas produk. Perusahaan menentukan kurva
permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual
per periode, pada tingkat-tingkat harga alternatif. Semakin tidak elastik
permintaan, semakin tinggi pula harga yang bisa dipasang oleh perusahaan.
Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat
produksi yang berbeda-beda. Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing
sebagai dasar untuk menetapkan harga mereka sendiri. Perusahaan memilih salah
satu dari metode penetapan harga antar lain penetapan harga biaya-plus, analis
pulang-pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh,
penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga
dalam sampul tertutup.
Perusahaan memiliki harga final, menyatakannya dalam cara psikologis
yang paling efektif dan mengeceknya untuk menyakinkan bahwa harga tersebut
sesuai dengan kebijakan penetapan harga perudahaan serta sesuai pula dengan
para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok dan pemerintah.
a. Tipe Penetapan Harga
Perusahaan menerapkan bermacam-macam strategi penetapan harga atas
harga dasar:
1) Penetapan harga geografis, dimana perusahaan tersebut memutuskan
bagaimana memasang harga bagi pembeli yang jauh, dengan memilih salah
satu dari berbagai alternative seperti penetapan harga FOB, penetapan harga
17
pengiriman seragam, penetapan harga wilayah, penetapan harga titik-
pangkalan, dan penetapan harga absorsi angkutan.
2) Penetapan harga potongan dan hadiah, dimana perusahaan tersebut member
potongan tunai, potongan fungsional, potongan musiman, dan hadiah.
3) Penetapan harga promosi, dimana perusahaan tersebut memutuskan untuk
memasang harga barang yang dirugikan, penetapan harga kesempatan-khusus
dan potongan tunai.
4) Penetapan harga diskriminasi dimana perusahaan memasang harga yang
berlainan berdasarkan pert6imbangan pembeli, bentuk produk, tempat, dan
waktu yang berbeda-beda.
5) Penetapan harga produk baru, dimana perusahaan tersebut memutuskan
antara memperkenalkan sebuah inovasi produk yang dilindungi hak paten
dengan harga lintas pasar dan harga tembus pasar. Perusahaan itu menentukan
salah satu dari Sembilan strategi harga/kualitas untuk memperkenalkan sebuah
produk tiruan.
6) Penetapan harga bauran produk, di mana perusahaan itu menentukan tingkat
harga untuk beberapa produk dalam satu lini produk, dan penetapkan harga
produk penawan, dan produk sampingan.
Bila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memulai perubahan
harga, perusahaan itu harus secara hati-hati mempertimbangkan reaksi-reaksi
pembeli dan pesaing. Reaksi pembeli dipengaruhi oleh makna yang dilihat
pembeli sehubungan dengan perubahan harga. Reaksi-reaksi pesaing berasal baik
dari seperangkat kebijakan reaksi atau dari tafsiran baru terhadap setiap situasi.
18
Perusahaan yang memprakasai perubahan harga juga harus meramalkan reaksi
yang mungkin timbul dari para grosir, penyalur, dan pemerintah.
Perusahaan yang menghadapi perubahan harga yang diprakasai oleh
seorang pesaing harus mencoba memahami maksud pesaing tersebut dan jangka
waktu perubahan. Jika dibutuhkan kecepatan reaksi, perusahaan itu harus
merencanakan lebih dahulu reaksi-reaksinya atas berbagai kemungkinan tindakan
harga yang dilakukan oleh para pesaing.
Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga penjualan eceran
dari produknya, karena sukses marketing produknya tergantung dari harga
penawaran kepada konsumen. Para produsen yang memperhatikan harga yang
ditawarkan oleh retailer sebelum menetapkan harga jualnya disebut “inverted
pricing” kebijakan produsen dalam menetapkan harga bias dilihat dari prosesnya
antara lain:
1) Skiming price, menetapkan harga setinggi-tingginya dengan alas an
permintaan bersifat in elastic pada waktu barang dipasarkan danm pasaran
ditujukan kepada konsumen highclass. Selain untuk mengembalikan modal
yang telah di investasikan dalam waktu singkat serta tidak dikhawatirkan
masuknya pesaing baru.
2) Penetrasi price, ini kebalikan dari skiming price yaitu memasang harga yang
rendah pada permulaan pemasaran kemudian dinaikkan secara bertahap
dengan alasan permintaan bersifat elastic, volume produksi yang tinggi
sehingga biaya bias ditekan dan ketakutan ada pesaing yang masuk dalam
pasar kita.
19
3) Competitor price, penetapan harga yang mengikuti harga pesaing.
4) Cost Of Goods, harga menjadi pedoman dalam penetapan harga bila biaya
produksi perusahaan lebih rendah dari biaya produksi perusahaan lainnya ada
beberapoa pendapat dalam hal policy.
5) Biaya pokok lebih rendah dari saingan. Produsen yang bekerja secara efisien
dan efektif akan memperoleh banyak keuntungan karena penghematan.
b. Tujuan penetuan biaya pokok
Dalam suatu perusahaan industri penentuan biaya pokok sangat penting
artinya, hal ini disebabkan karena kesalahan dalam menentukan biaya pokok dapat
menyebabkan kerugia bahkan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu dalam
menetukan biaya pokok produksi, suatu perusahaan harus mengusahakan untuk
mendapatkan biaya pokok yang seteliti mungkin. Pentingnya penentuan biaya
pokok ini mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai dasar utama dalam penetuan harga jual2) Menentukan efesien tidaknya suatu perusahaan3) Menetukan kebijaksanaan dalam penjualan4) Sebagai pedoman dalam pembelian alat-alat perlengkepan baru5) Untuk perhitungan neraca
(Manullang, 1991:138)
Ad.1). Sebagai dasar utama dalam penentua harga jual
Apabila suatu barang baru pertama kali dibawa kepasar, maka sebagai
dasar pertimbangan didalam menentuka harga jualadalah biaya produksi dari
barang yang bersangkutan. Ini dapat diartikan bahwa seorang produser tidak
20
memproduksikan suatu barang apabila ia tidak mendapatkan keuntungan dari
barang itu.
Ad.2). Menentukan efisien tidaknya suatu perusahaan
Dengan membandingkan biaya pokok standardengan biaya pokok
historis,dapat diketahui efisien tidaknya suatu perusahaan itu bekerja. Apabila
biaya pokok historis lebih besar dari pada biaya pokok standar, maka hal ini
berarti bahwa perusahaan tidak bekerja efisien. Tetapi kalau biaya pokok historis
sama atau lebih rendah dari biaya pokok standar, hal ini berarti perusahaan
bekerja secara efisien.
Ad.3). Menentukan kebijaksanaan dalam penjualan
Keuntungan atau kerugian suatu perusahaan mencerminkan kebijaksanaan
dari pimpinan perusahaan. Biaya pokok merupakan alat pula untuk mengetahui
apakah suatu kebijaksanaan dalam cara penjualan barang perlu dirubah atau tidak.
Dalam hal ini pimpinan perusahaan bagian penjualan harus mencari saluran
marketing yang memungkinkan biaya pokok serendah mungkin. Selanjutnya
mana yang lebih menguntungkan, menjual sedikit dengan harga yang tinggi atau
menjual sebanyak mungkin dengan harga yang rendah.
Ad.4). Sebagai pedoman dalam pembelian alat-alat perlengkapan baru
Jika biaya pokok historis suatu barang diakibatkan oleh biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan, itu
menandakan bahwa mesin-mesin dan alat perlengkapan sudah terlalu tua untuk
melakukan tugasnya. Dalam hal ini perhitungan biaya pokok hanya sekedar
memberikan keterangan yang diperlukan.
21
Ad.5). Untuk Perhitungan Neraca
Untuk keperluan penyusunan neraca perlu diketahui harga barang-barang
jadi yang masih ada dalam gudang. Ini dapat ditentukan dengan mengetahui
berapa biaya pokok dari barang-barang jadi yang bersangkutan. Dengan
mengetahui pentingnya penentuan-penentuan biaya pokok produksi seperti yang
disebutkan diatas, maka perhitungannya harus diusahakan seteliti mungkin.
2.1.4 Cara Penetapan Harga Jual
Harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi seorang
konsumen untuk mengambil keputusan, apakah dia akan membeli barang tersebut
atau tidak. Begitu pula seorang konsumen akan menetapkan berapa jumlah barang
yang akan dibeli berdasarkan harga tersebut. Akan tetapi jika diteliti lebih jauh,
sebenarnya harga yang harus ditetapkan oleh perusahaan kemungkinan lebih dari
satu. Misalnya seorang produsan dapat menetapkan harga untuk agen tunggalnya,
grosir dan pengecer, tergantung dari tingkat saluran distribusi yang dipakai. Jadi
suatu perusahaan yang menjual barangnya langsung kepada pengecer-pengecer
cukup kalau menetapkan dua macam harga yaitu kepada pengecer dan kepada
konsumen pemakai terakhir. Berdasarkan uraian di atas, maka setiap perusahaan
hendaknya dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti dapat
memberikan keuntungan yang layak baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Ada beberapa metode dasar dalam penentuan harga jual yang
dikemukakan oleh Mas’ud, yaitu:
22
1) Gross margin pricing2) Direct cost pricing3) Full cost pricing4) Time and material pricing5) Return on capital employed pricing
(Mas’ud, 1985; 113)
Dari kelima metode di atas mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai
dengan jenis perusahaan yang menggunakannya, seperti misalnya perusahaan
perdagangan, perusahaan industry atau perusahaan jasa. Kelima metode penetapan
harga jual di atas dapat diuraikan satu-persatu sebagai berikut :
Ad.1). Gross margin pricing
Metode penentuan harga jual dengan proses margin pricing pada
umumnya tepat digunakan oleh perusahaan perdaganggan, dimana jenis
perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual. Caranyan dengan
menentukan prosentase tertentu di atas harga produk yang dibeli. Prosentase ini
meliputi dua komponen yaitu bagian untuk menutupi biaya operasi dan bagian
yang merupakan laba yang diinginkan.
Ad.2). Direct cost pricing
Metode kalkulasi biaya langsung atau juga dikenal dengan kalkulasi biaya
variable atau biaya pokok marginal merupakan suatu metode perhitungan biaya
pokok yang membebankan suatu produk yang dihasilkan dengan biaya-biaya
yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi atau dengan kata lain pada
metode ini yang dimasukkan ke dalam perhitungan biaya pokok hanyalah elemen
biaya produksi yang sifatnya variabel.
23
Ad.3). Full cost pricing
Penentuan harga jual dengan metode ini hampir sama dengan penentuan
harga jual dengan metode direct cost pricing. Perbedaannya terletak pada dasar
pembebanan costnya, kalau dalam direct cost pricing hanya biaya variabel saja
sebagai dasar perhitungan harga jual, tetapi dalam metode ini semua jenis biaya
dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga jual. Jadi semua biaya untuk
membuat suatu produk tersebut dihitung ditambah prosentase laba yang
diinginkan untuk menutup biaya operasi dan laba yang diinginkan.
Ad.4). Time and material pricing
Dalam menentukan harga jual hampir semuanya mempunyai langkah yang
sama, pertama menghitung cost produk, kemudian menambah prosentase tertentu
untuk laba. Dalam metode ini tarif tertentu ditentukan dari bahan baku masing-
masing, kemudian dijadikan satu ditambah dengan jumlah tertentu dari biaya tak
langsung serta laba yang diinginkan.
Ad. 5). Return on capital employed pricing
Prosedur penetapan harga jual pada metode ini dengan menentukan
prosentase mark-up tertentu dari capital employed, yaitu capital yang dianggap
mempunyai peranan dalam memprodusir barang ( produk ), caranya dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
Total + 9% X Total capital employed
Harga Jual =
Volume penjualan ( unit)
24
2.2 Krangka Berpikir dan Hipotesis
2.2.1 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas, masalah biaya pokok
produksi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam sebuah
perusahaan, karena kesalahan dalam menentukan biaya pokok produksi akan
membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kontinuitas usaha dan akan
menyebabkan kegagalan bagi perusahaan yang bersangkutan, misalnya: suatu
perusahaan menetapkan harga jualnya terlalu tinggi dibandingkan dengan biaya
pokok produksinya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menjual
hasil produksinya tidak akan laku terjual. Demikian juga sebaliknya, penetapan
harga jual yang lebih rendah dari biaya pokok produksinya, maka perusahaan
akan mengalami kerugian.
Dengan demikian setiap perusahaan yang ingin menentukan biaya pokok
produksinya secara tepat, maka perusahaan tersebut harus menghitung dengan
seteliti mungkin terhadap biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk.
Adapun perhitungan-perhitungan yang dilakukan harus didasarkan pada teori
mengenai biaya pokok produksi, artinya bahwa elemen-elemen biaya sebagai
komponen biaya produksi harga dimasukkan dan dibebankan pada pos-pos biaya
sesuai dengan unsur biaya itu sendiri. Dari uraian tersebut dapat digambarkan
kerangka berpikir seperti berikut.
25
Diagram: Kerangka Teoritis
Keterangan:X : Biaya ProduksiY : Harga Jual
: Pengaruh/berpengaruh
2.2.2 Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori
atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi atau persamaan-persamaan yang bekaitan dengan bidang ilmu yang
diteliti. Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Menurut Sakaran dalam Juliansyah Noor (2011: 79), mendefinisikan
hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih
variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.
Berdasarkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah dan kerangka
berpikir, maka disusun hipotesis hasil penelitian adalah sebagai berikut.
H0: Tidak ada hubungan antara biaya pokok produksi dengan harga jual
produk ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di
pengambengan, kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
H1: Ada hubungan antara biaya pokok produksi dengan harga jual produk
ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di pengambengan,
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
YX
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan (Nursalam,2008:77).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kausal
komparatif, karena penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara kalkulasi
biaya pokok produksi yang diperhitungkan oleh perusahaan (historis) dengan
kalkulasi biaya pokok produksi secara normatif dalam kaitannya dengan
penentuan harga jual produk ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera.
3.2 Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Indocitra Jaya Samudra di
pengambengan, Kecamatan Negara, kabupaten Jembrana. Adapun pertimbangan
memilih lokasi pada perusahaan ini adalah:
1) Kesediaan dari pimpinan perusahaan untuk diteliti perusahannya
2) Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu masalah kalkulasi biaya
pokok produksi dalam kaitannya dengan penetapan harga jual.
27
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari suatu yang didefinisikan (Nursalam, 2008:101).
Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah
konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indicator)
dari suatu konsep/variabel (Juliansyah Noor, 2011:97)
Adapun definisi operasional variabel dapat digambarkan dalam table
berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Produksi
Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor/KriteriaVariabelbebas(X):Biayapokokproduksi
Biaya produksimerupakan biayayang terjadi untukmengolah bahanbaku menjadiproduk jadi yangsiap dijual. Menurutobjekpengeluarannya,secara garis besarbiaya produksi inidibagi menjadibiaya bahan baku,biaya bahanpenolong, biayatenaga kerjalangsung, dan biayaoverhead pabrik.
CatatandokumentasiWawancara
Nominal Satuan biaya
Variabelterikat(Y):biayapokokpenjualan
Biaya pokokpenjualan adalahharga yangditetapkan olehperusahaan untukmenjual sebuahproduk dengan
CatatandokumentasiWawancara
Nominal Satuan harga
28
mempertimbangkanlaba yang didapatberdasarkan atasbiaya pokokproduksi yang telahdi keluarkan
3.4 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kasus, karena
penelitian ini bertujuan untuk menelaah suatu kejadian atau kasus yaitu masalah
penentuan biaya pokok produksi sebagai pedoman penentuan harga jual produk
ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di pengambengan, Kecamatan
Negara, Kabupaten Jembrana.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2008:111).
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara
mengumpulkan data dapat menggunakan teknik: wawancara (interview), angket
(questionnaire), pengamatan (observation), studi dokumentasi, dan Focus Group
Discussion (FGD) (Juliansyah Noor, 2011:138).
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk
mendapatkan keterangan informasi secara lisan dari responden dengan cara
29
bercakap-cakap atau berdialog antara peneliti dengan responden, terutama untuk
pengumpulan data sekunder. Data yang akan dijaring melalui wawancara ini
adalah digunakan untuk menentukan langkah kegiatan dan menentukan
keberhasilan belajar.
Wawancara adalah merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi
dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan
lain. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. (Juliansyah Noor, 2011:138).
Metode wawancara juga biasa disebut dengan metode interview adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, atau tanpa menggunkan pedoman (guide) wawancara (Burhan
Bungin, 2013:133).
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah dutujukan untuk memproleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian
(Riduwan, 2004:105). Teknik ini dilakukan untuk mengambil data berdasarkan
benda-benda tertulis, foto, arsip atau keterangan lainnya yang dapat memberikan
informasi untuk mendukung, memperjelas dan memberi keterangan terhadap
fakta-fakta, konsep yang berhubungan dengan masalah dan obyek penelitian.
30
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodelogi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi
adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis (Burhan Bungin,
2013:153).
3.5 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian termasuk
alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian (Juliansyah
Noor, 2011:162).
1.5.1 Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari perusahaan. Data yang dimaksud adalah data yang
sesuai dengan tujuan penelitian ini dilakukan.
Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain:
a. Data jumlah produksi
b. Data biaya produksi
c. Data biaya operasi
d. Data harga jual
e. Data persentase keuntungan yang diharapkan.
1.5.2 Metode analisa data
Untuk menguji hipotesa yang diajukan, maka digunakan metode analisa
data sebagai berikut:
31
a. Data Biaya Produksi
Data biaya produksi akan di analisa dalam perhitungan biaya pokok
produksi meliputi
1. Biaya bahan baku/bahan penolong langsung
Untuk menghitung bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, dapat
digunakan langkah perhitungan sebagai berikut :
Biaya bahan baku/penolong langsung = persediaan awal + pembelian –persediaan akhir.
(Bambang Riyanto, 1983 : 61)
2. Biaya tenaga kerja
Untuk tenaga kerja tetap, masing-masing pekerja menerima upah/gaji tetap per
bulan. Sedangkan untuk tenaga kerja harian, menggunakan sitem upah
menurut sebagai berikut :
a) Sistem upah menurut waktu adalah Jumlah jam kerja x upah per jamkerja
b) Sistem upah menurut kesatuan hasil adalah Hasil prestasi kerja per kg xupah per kg.
(Soemita, 1973 : 171)
b. Perhitungan Biaya Pokok Produksi
Untuk memperoleh biaya pokok produk utama produksi tersebut
digunakan rumus:
Harga Jual= biaya pokok produksi/unit + biaya operasi/unit + margin (harga jual).
(Mas’ud, 1985 : 118)
32
Selanjutnya akan dibandingkan antara kalkulasi biaya pokok produksi
yang dikalkulasikan oleh perusahaan dengan kalkulasi biaya pokok secara
normatif.
3.5.3 Pengujian Hipotesis
Rancangan analisis data yang digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh penetapan biaya pokok produksi terhadap harga jual perusahaan
meliputi penetapan statistik uji dan pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi sederhana dengan persamaan sebagai berikut.= +(Candiasa, 2010:155)
Dimana:X = biaya pokok produksiY = harga juala = nilai intercept / bilangan konstanb = koefisien regresi variabel dependen
Sedangkan untuk analisis korelasi dan analisis koefisien korelasi untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh biaya pokok produksi terhadap harga jual
digunakan program spss 19.0. Untuk menguji pengaruh biaya pokok produksi
terhadap harga jual, maka digunakan uji-t, dimana hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu
biaya pokok produksi dengan harga jual.
33
3.6 Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2013,
dengan agenda kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No KegiatanBulan
Juni Juli Agst Sept Okt1. Penyusunan proposal2. Seminar proposal3. Pengumpulan data4. Analisis data5. Pembuatan draf laporan6. Seminar laporan7. Penyempurnaan laporan8. Penggandaan laporan
penelitian
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Biaya
Proses produksi ikan kaleng yang dilakukan PT. Indocitra Jaya Samudra
bersifat berkelanjutan. Adapun data biaya produksi yang diperhitungkan oleh
perusahaan dalam memproduksi produk ikan kaleng hingga siap dipasarkan
adalah sebagai berikut.
1. Biaya Poduksi yang meliputi :
a. Biaya bahan baku
b. Biaya bahan penolong
c. Upah tenaga kerja langsung
d. Biaya overhead pabrik
2. Biaya Operasi yang meliputi :
a. Biaya pemasaran
b. Biaya umum dan administrasi
Data biaya produksi tersebut digunakan dalam perhitungan biaya pokok
produksi, sedangkan data biaya operasi digunakan dalam perhitungan harga jual
produk. Dalam menghitung biaya pokok produksinya, perusahaan belum
memasukkan semua unsur biaya yang sebenarnya membentuk biaya pokok
produksi itu sendiri. Unsur biaya yang belum diperhitungkan adalah biaya
35
overhead pabrik yang berupa biaya pemeliharaan dan biaya perlengkapan
produksi.
4.1.1 Biaya Produksi
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi ikan kaleng jenis sarden
ini adalah ikan lemuru. Untuk jenis sarden 155 gram, bahan baku ikan yang diolah
selama tahun 2012 menghabiskan biaya sebesar Rp. 1.276.110.300,00. Biaya
tersebut digunakan untuk memproduksi 2.795.665 kaleng sarden jenis ini.
Sedangkan untuk jenis sarden ukuran 425 gram, total biaya bahan baku yang
dihabiskan selama tahun 2012 adalah Rp. 850.740.200,00, dimana jumlah
produksi sarden jenis ini mencapai 864.793 kaleng. (Lampiran 1)
b. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi ikan kaleng
jenis sarden ukuran 155 gram dan sarden ukuran 425 gram adalah saus tomat,
garam dan kaleng. Untuk sarden ukuran 155 gram, besar biaya penolong yang
digunakan selama proses produksi tahun 2012 mencapai Rp. 957.117.240,00.
Sedangkan untuk jenis sarden ukuran 425 gram, biaya bahan penolong yang
dikeluarkan sebesar Rp. 638.114.160,00 sepanjang tahun 2012. (Lampiran 1)
c. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja adalah besarnya upah atau gaji yang dibayarkan atas
jasa yang disumbangkan dalam proses produksi. Berdasarkan pengertian biaya
tenaga kerja tersebut, maka biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja
36
yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Yang diperhitungkan dalam
biaya tenaga kerja langsung ini adalah upah tenaga kerja tetap dan tidak tetap
(harian) serta jaminan sosial tenaga kerja yang harus dibayar. Secara global,
selama proses produksi ikan kaleng jenis sarden ukuran 155 gram dan 425 gram
tahun 2012, jumlah upah tenaga kerja yang dibayar sebesar Rp. 1.599.602.998,00.
Sedangkan biaya jaminan sosial tenaga kerja yang ditanggung perusahaan adalah
Rp. 14.236.467,00. Total jumlah biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan
oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 1.613.839.465,00, dialokasikan ke masing-
masing jenis produk ikan kaleng seperti terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung ke Masing-masing JenisProduk Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Jenis ProdukJumlah
Produksi(kaleng)
Jumlah Berat(gram)
Persentase(%)
AlokasiBiaya(Rp.)
Sarden @155 gram 2.795.665 433.328.140 60 % 968.303.679Sarden @425 gram 864.793 367.536.814 40 % 645.535.786Jumlah 3.660.458 800.864.954 100 % 1.613.839.465
Sumber: Data primer diolah
d. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain bahan baku/penolong dan
biaya tenaga kerja langsung. Adapun biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
oleh PT. Indocitra Jaya Samudra sebesar Rp. 2.792.156.886,00. (Lampiran 2).
Biaya tersebut dialokasikan ke masing-masing jenis produk ikan kaleng yang
diproduksi seperti terlihat dalam tabel berikut.
37
Tabel 4.2 Alokasi Biaya Overhead ke Masing-masing Jenis Produk IkanKaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Jenis ProdukJumlah
Produksi(kaleng)
Jumlah Berat(gram)
Persentase(%)
AlokasiBiaya(Rp.)
Sarden @155 gram 2.795.665 433.328.140 60 % 1.675.294.132Sarden @425 gram 864.793 367.536.814 40 % 1.116.862.754Jumlah 3.660.458 800.864.954 100 % 2.792.156.886
Sumber: Data primer diolah
4.2 Kalkulasi Biaya Pokok Produksi Secara Historis
Setelah diketahui semua unsur-unsur biaya yang diperhitungkan dalam
penentuan biaya pokok produksi, maka berikut ini akan disajikan perhitungan
biaya pokok produksi yang dilaksanakan oleh PT. Indocitra Jaya Samudra (biaya
pokok produksi historis) pada tahun 2012. Pada perhitungan ini, biaya tenaga
kerja langsung yang dihitung hanyalah biaya upah murni tanpa tambahan beban
jaminan sosial tenaga kerja (tidak diperhitungkan secara historis). Adapun
kalkulasi penetapan biaya pokok produksi historis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Pokok Produksi Ikan Kaleng Secara HistorisPT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
RincianJenis Produk
Sarden(155 gram)
Sarden(425 gram)
Jumlah produk (kaleng) 2.795.665 864.793Unsur biaya produksi (Rp.):- biaya bahan baku 1.276.110.300 850.740.200- biaya bahan penolong 957.171.240 638.114.160- biaya tenaga kerja langsung 959.761.799 639.841.199- biaya overhead pabrik 1.675.294.132 1.116.862.754
Total biaya 4.868.337.470 3.245.558.314Produksi 1.741 3.753Sumber: PT. Indocitra Jaya Samudra
38
Dari Tabel 4.3 tampak bahwa biaya pokok produksi untuk masing-masing
jenis ukuran kaleng sarden berbeda-beda. Perbedaan tersebut selain disebabkan
oleh perbedaan jumlah produksi yang dihasilkan. Untuk produk sarden ukuran
155 gram, biaya pokok produksi totalnya adalah Rp. 4.868.337.470,00 dengan
harga per kalengnya sebesar Rp. 1.741,00. Sedangkan untuk sarden ukuran 425
gram, biaya pokok produksi totalnya adalah Rp. 3.245.558.314,00 dengan biaya
pokok produksi per kalengnya sebesar Rp. 3.753,00.
Untuk mengetahui apakah kalkulasi biaya pokok produksi yang
diperhitungkan oleh perusahaan (biaya pokok historis) dapat dibenarkan atau tidak
secara normatif, maka berikut akan disajikan kalkulasi biaya pokok produksi
secara normatif.
4.3 Kalkulasi Biaya Pokok Produksi Secara Normatif
Biaya pokok normatif adalah jumlah biaya seluruhnya yang seharusnya
dikeluarkan ditambah biaya lainnya yang juga dikeluarkan hingga barang tersebut
berada di pasaran. Dalam menghitung biaya pokok produksi secara normatif, akan
muncul dua kemungkinan antara lain:
1. perhitungan biaya pokok produksi secara normatif akan sama dengan
perhitungan biaya pokok produksi secara historis;
2. perhitungan biaya pokok produksi secara normatif tidak sama (lebih dari
atau kurang dari)dengan perhitungan biaya pokok produksi secara historis.
39
Sebelum menghitung biaya pokok produksi secara normatif, terlebih
dahulu akan dikurangkan dengan nilai produk sampingan (ekor, kepala dan isi
perut ikan) yang dihasilkan selama proses produksi tersebut.
Dari data-data yang diperoleh selama melakukan penelitian di PT.
Indocitra Jaya Samudra, diperoleh perhitungan biaya pokok produksi ikan kaleng
secara normatif yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Pokok Produksi Ikan Kaleng Secara NormatifPT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
RincianJenis Produk
Sarden(155 gram)
Sarden(425 gram)
Jumlah produk (kaleng) 2.795.665 864.793Unsur biaya produksi (Rp.):- biaya bahan baku 1.276.110.300 850.740.200- biaya bahan penolong 957.171.240 638.114.160- biaya tenaga kerja langsung 968.303.679 645.535.786- biaya overhead pabrik 1.675.294.132 1.116.862.754
Nilai produk sampingan 20.698.184 13.798.789Total biaya 4.856.181.167 3.237.454.111Biaya pokok Produksi 1.737 3.744
Sumber: PT. Indocitra Jaya Samudra (data diolah)
Pada tabel 4.4 tersebut, biaya tenaga kerja yang diperhitungkan meliputi
upah kerja dan jaminan sosial tenaga kerja. Jika diperhatikan, terjadi perbedaan
biaya pokok produksi yang diperoleh melalui perhitungan secara historis dan
biaya pokok produksi secara normatif. Pada tabel dapat diperhatikan bahwa biaya
pokok produksi normatif kurang dari biaya pokok produksi historis. Hal ini terjadi
karena ada beberapa komponen biaya antara lain biaya jaminan sosial tenaga kerja
dan nilai produk sampingan yang tidak ikut terkalkulasi dalam perhitungan
penetapan biaya pokok produksi secara historis.
40
Dimasukkannya biaya jaminan sosial tenaga kerja sebenarnya akan
meningkatkan biaya pokok produksi. Namun kenaikan tersebut tidak jauh lebih
besar dibandingkan adanya penurunan biaya produksi karena nilai produk
sampingan yang dihasilkan, sehingga biaya pokok produksi berdasarkan
perhitungan normatif lebih rendah dari biaya pokok produksi historis. Penurunan
harga ini terjadi secara total maupun per unit produk ikan kaleng. Untuk produk
sarden ukuran 155 gram, penurunan biaya pokok produksinya sebesar Rp. 4,00
per kaleng atau sebesar Rp. 12.156.304,00 secara keseluruhan. Sedangkan pada
sarden ukuran 425 gram, penurunan harga yang terjadi sebesar Rp. 9,00 per
kaleng atau sebesar Rp. 8.104.203,00 secara keseluruhan produksi.
4.4 Perhitungan Harga Jual Berdasarkan Kalkulasi Biaya Pokok Produksi
yang Diperhitungkan Perusahaan
Perhitungan biaya pokok produksi sangat penting dan berpengaruh
terhadap penentuan harga jual suatu produk. Kesalahan dalam menentukan biaya
pokok produksi akan menyebabkan kesalahan dalam penetapan harga jualnya.
Harga jual ditentukan berdasarkan biaya pokok produksi ditambah dengan biaya
operasi dan laba yang diharapkan perusahaan. Sebelum sampai pada perhitungan
harga jual, terlebih dahulu akan dipaparkan tentang biaya operasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan guna memperlancar usahanya. Biaya operasi yang
dikeluarkan oleh PT. Indocitra Jaya Samudra meliputi:
41
a. Biaya Umum dan Administrasi
Biaya umum dan administrasi yang dikeluarkan PT. Indocitra Jaya
Samudra antara lain gaji bulanan karyawan, biaya umum administrasi kantor,
biaya penyusutan gedung kantor dan peralatan lainnya serta biaya bunga pinjaman
modal (Lampiran 3). Jumlah biaya umum dan administrasi tersebut dialokasikan
ke masing-masing jenis produk ikan kaleng, sebagaimana tercantum pada tabel
berikut.
Tabel 4.5 Alokasi Biaya Umum Administrasi ke Masing-masing Jenis ProdukIkan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Jenis ProdukJumlah
Produksi(kaleng)
Jumlah Berat(gram)
Persentase(%)
AlokasiBiaya(Rp.)
Sarden @155 gram 2.795.665 433.328.140 60 % 1.116.684.955Sarden @425 gram 864.793 367.536.814 40 % 744.456.636Jumlah 3.660.458 800.864.954 100 % 1.861.141.591
Sumber: Data primer diolah
b. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh PT. Indocitra selama kegiatan
produksi tahun 2012 adalah sebesar Rp. 139.339.136,00. Biaya pemasaran
tersebut kebudian dialokasikan ke masing-masing jenis produk ikan kaleng seperti
terlihat pada tabel berikut.
42
Tabel 4.6 Alokasi Biaya Pemasaran ke Masing-masing Jenis Produk IkanKaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Jenis ProdukJumlah
Produksi(kaleng)
Jumlah Berat(gram)
Persentase(%)
AlokasiBiaya(Rp.)
Sarden @155 gram 2.795.665 433.328.140 60 % 83.603.482Sarden @425 gram 864.793 367.536.814 40 % 55.735.654Jumlah 3.660.458 800.864.954 100 % 139.339.136
Sumber: Data primer diolah
Jadi, biaya operasi (biaya pemasaran serta biaya umum dan administrasi)
yang dikeluarkan oleh PT. Indocitra Jaya Samudra, baik secara total maupun per
unit (kaleng) termuat dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Biaya Operasi yang Dikeluarkan oleh PT. Indocitra Jaya SamudraTahun 2012
JenisProduk
JumlahProduksi(kaleng)
Jenis Biaya Operasi Jumlah Biaya OperasiBiaya
Pemasaran(Rp.)
Biaya Umumdan Adm.
(Rp.)
Total(Rp.)
PerUnit(Rp.)
Sarden@155 gram
2.795.665 83.603.482 1.116.684.955 1.200.288.436 429
Sarden@425 gram
864.793 55.735.654 744.456.636 800.192.291 925
Jumlah 3.660.458 139.339.136 1.861.141.591 2.000.480.727 -
Sumber: Data primer diolah
Perusahaan menetapkan harga jual produk sarden ukuran 155 gram sebesar
Rp. 2.320 per kalengnya, sedangkan untuk sarden ukuran 425 gram dijual dengan
harga Rp. 5.000,00. Dari harga jual yang telah ditetapkan tersebut, diketahui jika
43
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 6 % untuk semua ukuran kemasan
sarden yang diproduksi.
Berdasarkan uraian dari perhitungan biaya pokok produksi per unit
menurut perhitungan perusahaan ditambah dengan besarnya biaya operasi per
unit, maka keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan dapat dibuktikan dengan
perhitungan berikut.
Harga jual = Biaya pokok produksi per unit + biaya operasi per unit + margin
(harga jual).
1. Sarden ukuran 155 gram. 2.320,00 = . 1.741,00 + . 429 + % ( . 2.320,00). 2.320,00 = . 2.170,00 + % ( . 2.320,00). 150,00 = % ( . 2.320,00)= 6,465%= 6% (dibulatkan)
2. Sarden ukuran 425 gram. 5.000,00 = . 3.753,00 + . 925 + % ( . 5.000,00). 5.000,00 = . 4.678,00 + % ( . 5.000,00). 322,00 = % ( . 5.000,00)= 6,44%= 6% (dibulatkan)
44
4.5 Perhitungan Harga Jual Berdasarkan Kalkulasi Biaya Pokok Produksi
Secara Normatif
Dalam menghitung harga jual berdasarkan kalkulasi biaya pokok produksi
secara normatif, prosedurnya sama dengan perhitungan harga jual menurut
kalkulasi biaya pokok produksi secara historis. Sebelum dilakukan perhitungan
harga jual, terlebih dahulu dihitung besarnya biaya operasi yang dikeluarkan
perusahaan. Besarnya biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan perhitungan secara normatif, yaitu seperti terlihat pada Tabel 4.7.
Berdasarkan perhitungan biaya pokok menurut kalkulasi biaya pokok
produksi secara normatif, bila dikaitkan dengan besarnya keuntungan yang
diharapkan perusahaan yaitu 6 % untuk semua jenis produk ikan kaleng yang
dihasilkan, maka harga jual seharusnya (menurut teori) untuk masing-masing
produk ikan kaleng adalah sebagai berikut.
Harga jual = Biaya pokok produksi per unit + biaya operasi per unit + 6 %
(harga jual).
1. Sarden ukuran 155 gram= . 1.737,00 + . 429 + 6% ( )− 6% ( ) = . 2.166,0094 % = . 2.166,00= . . ,,= . 2.304,00 (dibulatkan)
45
2. Sarden ukuran 425 gram= . 3.744,00 + . 925 + 6% ( )− 6% ( ) = . 4.669,0094 % = . 4.669,00= . . ,,= . 4.967,00 (dibulatkan)
Berdasarkan perhitungan biaya pokok produksi secara normatif, maka
dengan harga jual yang ditentukan perusahaan pada masing-masing jenis produk
ikan kaleng, yaitu Rp. 2.320,00 untuk sarden ukuran 155 gram dan Rp. 5.000,00
untuk sarden ukuran 425 gram, maka besar keuntungan yang diperoleh
perusahaan dapat ditentukan sebagai berikut.
Harga jual = Biaya pokok produksi per unit + biaya operasi per unit + margin
(harga jual).
1. Sarden ukuran 155 gram. 2.320,00 = . 1.737,00 + . 429 + % ( . 2.320,00). 2.320,00 = . 2.166,00 + % ( . 2.320,00). 154,00 = % ( . 2.320,00)= 6,54%= 7% (dibulatkan)
2. Sarden ukuran 425 gram. 5.000,00 = . 3.744,00 + . 925 + % ( . 5.000,00). 5.000,00 = . 4.669,00 + % ( . 5.000,00). 331,00 = % ( . 5.000,00)
46= 6,62%= 7% (dibulatkan)
Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh
perusahaan meningkat dari sebelumnya. Jika perusahaan menggunakan penetapan
biaya pokok produksi secara normatif tetapi tetap menggunakan harga jual yang
telah ditetapkan sebelumnya, maka keuntungan perusahaan bukanlah 6 %
melainkan naik menjadi 7 % untuk semua ukuran produk ikan kaleng yang
dihasilkan.
4.6 Membandingkan Biaya Pokok Historis dengan Biaya Pokok Normatif
Untuk dapat membuktukan hipotesis yang diajukan, berikut ini akan
disajikan perbandingan antara kalkulasi hatga pokok produksi secara historis
dengan kalkulasi biaya pokok produksi secara normatif seperti yang terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.8 Perbandingan Kalkulasi Biaya Pokok Produksi Secara Historisdengan Kalkulasi Biaya pokok Produksi Secara Normatif pada JenisProduk Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Jenis ProdukBiaya pokok Produksi Total
Perbedaan(Rp.)Normatif
(Rp.)Historis
(Rp.)Sarden@155 gram
4.856.181.167 4.868.337.470 12.156.304
Sarden@425 gram
3.237.454.111 3.245.558.314 8.104.203
Jumlah 8.093.635.278 8.113.895.784 20.260.506
Sumber: Tabel 4.3 dan Tabel 4.4
47
Dari Tabel 4.8 tersebut, terlihat adanya perbedaan biaya pokok produksi
pada masing-masing jenis produk ikan kaleng. Untuk sarden ukuran 155 gram,
perbedaan biaya pokok produksinya adalah Rp. 12.156.304,00. Sedangkan pada
produk jenis sarden ukurab 425 gram terdapat perbedaan biaya pokok produksi
sebesar Rp. 8.104.203,00. Terjadinya perbedaan biaya pokok produksi tersebut
karena dalam perhitungan biaya pokok produksi yang dilakukan perusahaan, ada
beberapa biaya yang tidak terkalkulasi. Adapun biaya yang belum terkalkulasi
dalam perhitungan biaya pokok secara historis adalah biaya jaminan sosial tenaga
kerja sebesar Rp. 14.236.467,00 dan pendapatan dari nilai produk sampingan
sebesar Rp. 34.496.973,00. Sehingga secara keseluruhan terdapat pemasukan pada
proses produksi sebesar Rp. 20.260.506,00 yang akan mengurangi beban biaya
produksi namun belum terkalkulasikan.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel
biaya pokok produksi (sebagai variabel pengaruh) dan variabel harga jual (sebagai
variabel terpengaruh). Dari hasil analisa, didapatkan bahwa perhitungan biaya
pokok produksi melibatkan beberapa komponen variabel antara lain biaya bahan
baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Sedangkan harga jual meliputi variabel biaya pokok produksi, biaya
operasi (biaya pemasaran dan biaya umum administrasi) serta keuntungan yang
diharapkan.
48
4.7 Hubungan/Pengaruh Biaya Pokok Produksi dengan Harga Jual Produk
Ikan Kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara biaya pokok
produksi dengan harga jual ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra, terlebih
dahulu diberikan tabel biaya pokok produksi dan harga jual produk ikan kaleng
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 4.9 Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Ikan Kaleng PT. IndocitraSamudra Tahun 2005 Sampai Dengan Tahun 2012.
TahunSarden 155 Gram Sarden 425 Gram
Biaya pokokProduksi
Harga JualBiaya pokok
ProduksiHarga Jual
2005 1.715 2.300 3.720 4.9502006 1.720 2.305 3.720 4.9702007 1.720 2.306 3.723 4.9752008 1.725 2.310 3.725 4.9802009 1.730 2.315 3.725 4.9852010 1.735 2.318 3.735 4.9852011 1.740 2.320 3.750 4.9902012 1.741 2.320 3.753 5.000
Sumber: Data PT. Indocitra Jaya Samudra
Ada tidaknya pengaruh penetapan biaya pokok produksi dengan penetapan
harga jual produk ikan kaleng milik PT. Indocitra Jaya Samudra akan dianalisis
menggunakan analisis regresi sederhana menggunakan bantuan software SPSS
19.0 dengan tujuan memperoleh hasil pengujian yang lebih akurat. Berikut adalah
hasil pengujiannya.
49
4.7.1 Uji Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui besarnya pengaruh biaya pokok produksi terhadap
harga jual, maka digunakan alat analisis regresi linier sederhana sebagai berikut.= +Perhitungan secara rinci mengenai uji regresi linier dengan menggunakan SPSS
dapat dilihat pada lampiran 4.
a. Pengaruh Biaya Pokok Produksi Terhadap Harga Jual Sarden 155 Gram
Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program
SPSS 19.0 diperoleh nilai = 987,573 dan nilai = 0,766. Sehingga
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.= 987,573 + 0,766Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dikatakan jika terdapat
peningkatan biaya pokok produksi sebesar 1 rupiah (X = 1) maka akan
menyebabkan harga jual produk meningkat sebesar Rp. 0,766.
b. Pengaruh Biaya Pokok Produksi Terhadap Harga Jual Sarden 425 Gram
Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program
SPSS 19.0 diperoleh nilai = 1657,95 dan nilai = 0,89. Sehingga diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut.= 1657,95 + 0,89Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dikatakan jika terdapat
peningkatan biaya pokok produksi sebesar 1 rupiah (X = 1) maka akan
menyebabkan harga jual produk meningkat sebesar Rp. 0,89.
50
4.7.2 Analisis Korelasi dan Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara biaya
pokok produksi dengan harga jual, dilakukan beberapa uji statistik dengan
bantuan SPSS 19.0. Hasil lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 5.
a. Produk Sarden 155 Gram
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar
0,986 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,972. Koefisien korelasi
tersebut signifikan karena uji-F memperoleh koefisien F sebesar 209,450 dengan
signifikansi 0,000, jauh lebih kecil dari taraf signifikansi α yang ditetapkan yakni
0,05. Jadi, pengaruh varibel X terhadap Y besarnya 97,2%. Dengan kata lain,
biaya pokok produksi pada sarden ukuran 155 gram mempengaruhi harga jual
produk sebesar 97,2%.
b. Produk Sarden 425 Gram
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar
0,790 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,624. Koefisien korelasi
tersebut signifikan karena uji-F memperoleh koefisien F sebesar 9,957 dengan
signifikansi 0,020, lebih kecil dari taraf signifikansi α yang ditetapkan yakni 0,05.
Jadi, pengaruh varibel X terhadap Y besarnya 62,4%. Dengan kata lain, biaya
pokok produksi pada sarden ukuran 425 gram mempengaruhi harga jual produk
sebesar 62,4%.
51
4.7.3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh biaya pokok produksi terhadap harga jual ikan kaleng. Secara lebih
jelas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0: Tidak ada hubungan antara biaya pokok produksi dengan harga jual
produk ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di
pengambengan, kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
H1: Ada hubungan antara biaya pokok produksi dengan harga jual produk
ikan kaleng pada PT. Indocitra Jaya Samudera di pengambengan,
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
Pengujian hipotesis ini akan dibagi sesuai dengan jenis produk yang diteliti, yaitu
sarden ukuran 155 gram dan sarden ukuran 425 gram.
a. Produk Ikan Kaleng Sarden Ukuran 155 Gram
Berdasarkan pengujian statistik dengan bantuan SPSS 19.0, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Analisis SPSS Untuk Pengujian Hipotesis Produk SardenUkuran 155 Gram
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta1 (Constant) 987,573 91,498 10,793 0,000
X 0,766 0,053 0,986 14,472 0,000a. Dependent Variable: Y
52
Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh nilai thitung = 14,472 dengan
signifikansi 0,000. Taraf signifikansi ini jauh lebih kecil dari signifikansi α yang
ditetapkan yaitu 0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain, ada hubungan
antara biaya pokok produksi dengan harga jual produk ikan kaleng (sarden 155
gram) pada PT. Indocitra Jaya Samudera di pengambengan, Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana.
b. Produk Ikan Kaleng Sarden Ukuran 425 Gram
Berdasarkan pengujian statistik dengan bantuan SPSS 19.0, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.11 Hasil Analisis SPSS Untuk Pengujian Hipotesis Produk SardenUkuran 425 Gram
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients t Sig.
B Std. Error Beta1 (Constant) 1657,950 1052,622 1,575 0,166
X 0,890 0,282 0,790 3,155 0,020a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan Tabel 4.11, diperoleh nilai thitung = 3,155 dengan
signifikansi 0,020. Taraf signifikansi ini lebih kecil dari signifikansi α yang
ditetapkan yaitu 0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain, ada hubungan
antara biaya pokok produksi dengan harga jual produk ikan kaleng (sarden 425
gram) pada PT. Indocitra Jaya Samudera di pengambengan, Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana.
53
4.8 Pembahasan
Dengan membandingkan kalkulasi biaya pokok produksi secara historis
dan normatif, maka dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut.
a. Perhitungan biaya pokok produksi
Biaya pokok produksi yang dikalkulasikan oleh perusahaan lebih besar
dari biaya pokok produksi secara normatif pada masing-masing jenis produk ikan
kaleng. Adapun besar perbedaan biaya pokok produksi pada masing-masing
produk ikan kaleng adalah sebagai berikut.
1. Untuk sarden ukuran 155 gram, biaya pokok produksi yang
diperhitungkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 4.868.337.370,00
sedangkan biaya pokok produksi secara normatif sebesar Rp.
4.856.181.167,00. Terdapat perbedaan sebesar Rp. 12.156.304,00.
2. Untuk sarden ukuran 425 gram, biaya pokok produksi yang
diperhitungkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 3.245.558.314,00
sedangkan biaya pokok produksi secara normatif sebesar Rp.
3.237.454.111,00. Terdapat perbedaan sebesar Rp. 8.104.203,00.
Terjadinya perbedaan biaya pokok produksi tersebut karena dalam
perhitungan biaya pokok produksi yang dilakukan perusahaan, ada beberapa biaya
yang tidak terkalkulasi. Adapun biaya yang belum terkalkulasi dalam perhitungan
biaya pokok secara historis adalah biaya jaminan sosial tenaga kerja sebesar Rp.
14.236.467,00 dan pendapatan dari nilai produk sampingan sebesar Rp.
34.496.973,00. Sehingga secara keseluruhan terdapat pemasukan pada proses
54
produksi sebesar Rp. 20.260.506,00 yang akan mengurangi beban biaya produksi
namun belum terkalkulasikan.
b. Perhitungan harga jual
Seperti halnya dalam perhitungan biaya pokok produksi, dalam
perhitungan harga jual pun terjadi perbedaan harga. Perbedaan tersebut muncul
karena adanya kesalahan dalam perhitungan biaya pokok produksi. Adapun
besarnya perbedaan harga jual untuk masing-masing jenis ikan kaleng yang
diperoduksi adalah sebagai berikut.
1. Untuk sarden ukuran 155 gram, harga jual yang ditetapkan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp. 2.320,00, sedangkan harga jual seharusnya
yang sesuai menurut teori dan keuntungan yang diinginkan adalah Rp.
2.304,00. Sehingga terjadi perbedaan harga jual sebesar Rp. 16,00 per
unit/kaleng.
2. Untuk sarden ukuran 425 gram, harga jual yang ditetapkan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp. 5.000,00, sedangkan harga jual seharusnya
yang sesuai menurut teori dan keuntungan yang diinginkan adalah Rp.
4.967,00. Sehingga terjadi perbedaan harga jual sebesar Rp. 33,00 per
unit/kaleng
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap perhitungan biaya pokok
produksi dan harga jual produk ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Biaya pokok produksi yang ditetapkan oleh PT. Indocitra Jaya Samudra untuk
jenis sarden 155 gram adalah Rp. 4.868.337.470,00. Sedangkan untuk sarden
ukuran 425 gram, biaya produksi yang ditetapkan perusahaan adalah sebesar
Rp. 3.245.558.314,00. Biaya pokok produksi ini lebih tinggi dari biaya pokok
produksi normatif yang diperoleh. Hal ini terjadi karena ada beberapa biaya
yang tidak terkalkulasi. Adapun biaya yang belum terkalkulasi dalam
perhitungan biaya pokok secara historis adalah biaya jaminan sosial tenaga
kerja sebesar Rp. 14.236.467,00 dan pendapatan dari nilai produk sampingan
sebesar Rp. 34.496.973,00. Sehingga secara keseluruhan terdapat pemasukan
pada proses produksi sebesar Rp. 20.260.506,00 yang akan mengurangi beban
biaya produksi namun belum terkalkulasikan.
2. Penentuan harga jual produk ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra
didasarkan atas biaya pokok produksi, biaya operasi dan keuntungan yang
diharapkan sebesar 6 %. Dimana perusahaan menetapkan harga jual sarden
ukuran 155 gram sebesar Rp. 2.320,00 dan sarden ukuran 425 gram sebesar
56
Rp. 5.000,00. Harga jual ini lebih tinggi dari harga jual yang ditetapkan dari
biaya pokok normatif.
3. Berdasarkan analisis data dengan SPSS 19.0 terihat bahwa ada hubungan
antara biaya pokok produksi ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra terhadap
harga jualnya, karena harga jual produk ditentukan oleh biaya pokok produksi,
biaya operasi dan keuntungan. Kesalahan penetapan biaya pokok akan
mempengaruhi persentase keuntungan yang diperoleh.
5.2 Saran
Mengingat pentingnya arti perhitungan haga pokok produksi dan
penetapan harga jual terhadap perkembangan perusahaan di masa mendatang,
maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dalam menghitung biaya pokok produksi, perusahaan harus membebankan
secara keseluruhan unsur-unsur biaya produksi dengan perhitungan yang
cermat dan pengelompokan biaya yang tepat.
2. Diharapkan agar penetapan harga produksi menggunakan perhitungan biaya
pokok produksi secara normatif, sehingga diperoleh biaya pokok produksi dan
harga jual yang sesuai dengan keuntungan yang diharapkan.
DARTAR PUSTAKA
Adikoesoemah, Soemita. 1976. Biaya dan Harga Pokok. Jilid I. Bandung:Penerbit Tarsito.
Ahmad, Kamiruddin. 2005. Akuntansi Manajemen: dasar-dasar konsep biayadan pengambilan keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Asauri, Sofyan. 1978. Manajemen Produks. Edisi Ketiga. Jakarta: PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bungin, Burhan. 2013. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Candiasa, I Made. 2010.Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS.Singaraja: Undiksha Singaraja
Juliansyah, Noor. 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.
Kartadinata, Abas. 1981. Akuntasi dan Analisa Biaya, Suatu PendekatanTerhadap Tingkah Laku Biaya. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.
Manullang. 1991. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Cetakan Ke-15. Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 1979. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan PengendalianBiaya. Edisi ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Mas’ud, Mc. 1985. Akuntansi Manajemen. Buku Dua. Edisi Ketiga. Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Matz Usry. 1986. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengawasan. Edisi Ketujuh.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nitisemito, Alex. 1981. Marketing. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Riyanto Bambang. 1983. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Simanjuntak. 2011. Manajamen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas EkonomiIndonesia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpabeta.
Supriyono, RA. 1982. Akuntansi Biaya, Pengumpulan dan Penentuan HargaPokok. Edisi I. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.
Swastha, Basu. 1979. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Toha, Miftah. 2009. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Warta, I Komang. 1992. Analisis Kalkulasi Harga Pokok Produksi SebagaiPedoman Penentuan Harga Jual Produk Ikan Kaleng PT. Bali MayaPermai, Negara-Bali. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Ekonomi.Universitas Mataram.
Lampiran 1.
Data Biaya Bahan Baku, Biaya Penolong dan Jumlah Produksi Ikan Kaleng
PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
Sumber: Laporan Akhir Keuangan PT. Indocitra Jaya Samudra (2012)
PEMAKAIAN BAHAN JENIS PRODUK TOTAL BIAYA(Rp.) SARDEN @155 gram SARDEN @425 gram (Rp.)
Pembelian ikan Lemuru Rp 1,276,110,300 Rp 850,740,200 Rp 2,126,850,500Pemakaian bahan penolong Rp 957,171,240 Rp 638,114,160 Rp 1,595,285,400JUMLAH Rp 2,233,281,540 Rp 1,488,854,360 Rp 10,770,109,118Jumlah Produksi (Kaleng) 2,795,665 864,793
Lampiran 2.
Biaya Overhead Pabrik PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
JENIS BIAYA TOTAL
Solar 101,706,959
Listrik 443,045,790
Batu bara 607,077,186
Pemeliharaan 457,612,795
Penyusutan 846,309,627
OVP lainnya 336,404,529
Jumlah biaya overhead pabrik 2,792,156,886
Sumber: Laporan Akhir Keuangan PT. Indocitra Jaya Samudra (2012)
Lampiran 3.
Biaya Operasi Pabrik (Biaya Pemasaran dan Biaya Umum Administrasi)
PT. Indocitra Jaya Samudra Tahun 2012
JENIS BIAYA TOTAL
Biaya pemasaran139,339,136
Gaji karyawan bulanan627,050,000
Biaya umum administrasi351,916,191
Biaya penyusutan249,327,156
Biaya bunga632,848,244
Total biaya2,000,480,727
Sumber: Laporan Akhir Keuangan PT. Indocitra Jaya Samudra (2012)
Lampiran 4.
Uji Regresi Linier Biaya Pokok Produksi dan Harga Jual Produk Ikan Kaleng PT.
Indocitra Jaya Samudra
a. Analisis untuk data sarden ukuran 155 gram
Descriptive Statistics
MeanStd.
Deviation NY 2311,7500 7,61108 8X 1728,2500 9,79431 8
Correlations
Y X
Pearson Correlation Y 1,000 ,986
X ,986 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,000
X ,000 .
N Y 8 8
X 8 8
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 987,573 91,498 10,793 ,000
X ,766 ,053 ,986 14,472 ,000
a. Dependent Variable: Y
b. Analisis untuk data sarden ukuran 425 gram
Descriptive Statistics
MeanStd.
Deviation NY 4979,3750 14,98511 8X 3731,3750 13,29809 8
Correlations
Y X
Pearson Correlation Y 1,000 ,790
X ,790 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,010
X ,010 .
N Y 8 8
X 8 8
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1657,950 1052,622 1,575 ,166
X ,890 ,282 ,790 3,155 ,020
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 5.
Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi
a. Analisis untuk data sarden ukuran 155 gram
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
Change StatisticsR SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,986a ,972 ,968 1,37190 ,972 209,450 1 6 ,000a. Predictors: (Constant), X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 394,207 1 394,207 209,450 ,000a
Residual 11,293 6 1,882
Total 405,500 7
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
b. Analisis untuk data sarden ukuran 425 gram
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
Change StatisticsR SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,790a ,624 ,561 9,92521 ,624 9,957 1 6 ,020a. Predictors: (Constant), X
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 980,817 1 980,817 9,957 ,020a
Residual 591,058 6 98,510
Total 1571,875 7
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Lampiran 8. Dokumetasi Penelitian
Gambar 1. Plant. Manager PT. Indocitra Jaya Samudra
Gambar 2. Struktur Petugas Pengamanan PT. Indocitra Jaya Samudra
Gambar 3. Produk ikan kaleng PT. Indocitra Jaya Samudra
(kiri: Sarden 155 gram, kanan: Sarden 425 gram)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ni Putu Sri Widiayanti
NIM : 1261201073P3
Universitas : Universitas Bakti Indonesia
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen
TTL : Baluk, 24 Mei 1985
Alamat : Br. Jati Desa Baluk, Kec. Negara, Kab. Jembrana
Nama Orang Tua
Ayah : I Gede Merta
Ibu : Ni Ketut Sumpang
Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri 5 Baluk Lulus tahun 1997
SMP : SMP Negeri 4 Negara Lulus tahun 2000
SMA : SMK PGRI 2 Negara Lulus tahun 2003