analisis cairan pleura

Upload: wulan-kurniasih

Post on 08-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimmia

TRANSCRIPT

ANALISIS CAIRAN PLEURADalam keadaan normal, pembentukan lapisan tipis cairan antara pleura parietal dan pleura viseral (disebut cairan pleura) merupakan ultrafiltrasi plasma. Kedua pleura bekerja seperti membran semipermiabel, sehingga kadar molekul kecil (misalnya glukosa) sama dengan plasma, sedangkan kadar molekul besar (seperti albumin) kadarnya sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar dalam plasma.

Perbedaan transudat & eksudat

Cairan pleura normal tampak seperti air jernih dan tidak berbau. Cairan normal ini mengandung sekitar 1000 sel per mililiter, sebagian besar sel mesotelial kemudian sel-sel lainnya adalah monosit dan limfosit. Komposisi normal cairan pleura bisa dilihatdi sini. Abnormalitas cairan pleura, dengan dukungan pemeriksaan lain, biasanya berhasil untuk menentukan atau konfirmasi penyebab efusi pleura.

Chilotoraks

Berbagai uji pemeriksaan bisa dilakukan, namun pemeriksaangrossdan mikroskopik, dan perbedaankadar protein total dan LDH cairan pleura dibandingkan dengan plasma, biasanya cukup untuk menentukan apakah cairan tersebut transudat atau eksudat. Hasil pemeriksaan tersebut biasanya bisa didapatkan dalam beberapa jam. Bila hasilnya eksudat, perlu dipertimbangkan pemeriksaan kimia, bakteriologi dan sitologi.

Gambaran makroskopisTransudat biasanya jernih, kadang warnanya sedikit kuning. Eksudat biasanya mengandung lebih banyak sel dan protein, warnanya lebih gelap, lebih keruh. Eksudat, berisi sejumlah besar sel, berhubungan dengan pneumonia, biasanya tampak seperti awan, sedangtkan cairan empiema tampak opak dan kental. Cairan pleura yang kaya dengan kolesterol mempunyai ciri khas tampak kemilau seperti satin. Efusi kilous (chilotoraks) warnanya putih seperti susu.

Gambaran mikroskopisInformasi penting berkaitan dengan etiologi efusibisa didapatkan dari pemeriksaan komposisi selular cairan pleura. Efusi pleura disertai darah yang tampak dengan mata telanjang (kadar eritrosit >100.000/mm3 disebabkan oleh trauma, infark pulmonal atau keganasan. Pemeriksaan lain bisa dilihat pada tabel di bawah ini.PemeriksaanNilai abnormalKondisi yang biasanya berkaitan

Jumlah Eritrosit (/mm3)> 100.000Malignansi, trauma, emboli pulmonary

Jumlah Leukosit (/mm3)> 10.000Infeksi pyogenik

Neutrofil (%)> 50Pleuritis akut

Limfosit> 90Tuberkulosis, keganasan

Eosinofilia> 10Asbestos effusion, pneumotoraks, sembuh dari infeksi

Sel mesotelialNihilTuberkulosis

Protein (CP/S)*> 0,5Eksudat

LDH (CP/S)> 0,6Eksudat

LDH (IU)**> 200Eksudat

Glukosa (mg/dl)< 60Empyema, Tuberkulosis, malignansi, rheumatoid arthritis

pH< 7,20Efusi parapneumonik dengan komplikasi, empyena, ruptur oesofagus, tuberculosis, kganasan, rheumatoid arthritis

Amilase (CP/S)> 1Pankreatitis

BakteriologikPositifDisebabkan infeksi

SitologiPositifDiagnosis malignansi

*CP/P = rasio kadar dalam cairan pleura dibandingkan dengan dalam serum**IU = kadar dalam International Units

Sumber: Fishman's, Pulmonary diseases and disorder

CAIRAN OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS) / LCSBAB IXCAIRAN OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS)

IX.1 PENDAHULUANIX.1.1 PengertianLiquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh klinisi berupa pemberikan terapi adekuat.Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV dai cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik. Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :1.Tabung I berisi 1 mLDibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.2.Tabung II berisi 7 mLDigunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.3.Tabung III berisi 2 mLDigunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.

IX.1.2 Parameter PemeriksaanParameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut :a.Makroskopik-Warna-Kekeruhan (Kejernihan)-Bekuan-BJ-pHb.Mikroskopik-Hitung Jumlah Sel-Hitung Jenis Sel (Diff.Count)c.Kimiawi-Pandy-Nonne-Protein-Glukosa-Chloridad.Bakteriologi (Pembiakan)

IX.2 METODE PEMERIKSAANIX.2.1 MakroskopikMetode : Visual (Manual)Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.Alat dan Bahan :-Tabung reaksi-Beaker gelas-Kertas indikator pH universal-Refraktometer abbeSpesimen : Cairan LCSCara Kerja :-Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.-Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.-Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.-Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.Hasil dan InterpretasiNoParameterPenilaianInterpretasi Normal

1.WarnaTidak berwarna, Kuning muda, Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklatTidak berwarna

2.KejernihanJernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahanJernih

3.BekuanTidak ada bekuan, ada bekuanTidak ada bekuan

4.pH7,3 atau setara dengan pH plasma/serum

5.BJ1.000 1.0101.003 1.008

Hal yang perlu diperhatikan :-LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.-Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.

IX.2.2 Hitung Jumlah SelMetode : Bilik HitungPrinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.Alat dan Reagensia :-Mikroskop-Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit-Tissue-Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.Spesimen : LCSCara Kerja :-Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat-Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.-Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.-Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.Perhitungan :PDP : 1/10 = 0,1xTKP : 1/0,1 = 10xKBH : 4 kotak leukositSel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)

Sel = PDP xTKP x Jumlah sel ditemukan KBH = 0,1 x10 x 4 = 2,5 x = ..sel/mm3LCSInterpretasi : Jumlah sel normal = 0 5 sel/mm3LCS

IX.2.3 Hitung Jenis SelMetode : Giemsa StainTujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCSAlat dan Reagensia :-Objek Gelas-Kaca Penghapus-Sentrifuge-Tabung reaksi-Metanol absolut-Giemsa-TimerSpesimen : LCSCara Kerja :-Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.-Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm-Supernatant dibuang dan endapan diambil.-Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal-Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.-Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.-Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.Perhitungan :Jenis sel12345678910Jumlah%

MN

PMN

Jumlah

Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%

IX.2.4 Uji PandyMetode : PandyPrinsip : Protein dalam larutan jenuh phenol akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terjadi endapan putih.Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCSAlat dan Reagensia :-Tabung reaksi-Pipet tetes-Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest 90 mL. (larutan bila keruh disaring atau dibiarkan mengendap sisa jenuhnya)Spesimen : LCSCara Kerja :-Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.-Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.-Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.Interpretasi :-Negatif : tidak terbentuk kekeruhan putih-Positif : terbentuk kekeruhan putih.

IX.2.5 Uji NonneMetode : NonnePrinsip : Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuka endapan.Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCSAlat dan Reagensia :-Tabung reaksi-Pipet tetes-Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh)Spesimen : LCSCara Kerja :-Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung reaksi.-Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui dinding tabung dengan kemiringan 45.-Amati adanya cincin putih keruh pada kedua lapis larutan tersebut pada posisi tegak.Interpretasi :-Negatif : tidak terbentuk cincin putih-Positif : terbentuk cincin putih.

IX.2.6 ProteinMetode : BiuretPrinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometerTujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.Alat :-Tabung reaksi-Mikropipet 20 Ldan 1000 L.-Tip kuning dan biru.-FotometerReagensia :-Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L, deterjen.-Reagen standard : 8,0 g/dL-Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang.Spesimen : LCSCara Kerja :-Masukkan ke dalam tabung berlabel :BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l20 l-1000 l-20 l1000 l

-Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.Perhitungan :Total Protein =Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL) Absorben standard = ..............g/dL x 1000 = ......mg/dLNilai Normal : 15 45 mg/dLIX.2.7 GlukosaMetode : GOD-PAPPrinsip : Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCSReaksi :Glukosa + O2+ 2 H2Oglukosa oxidase Glukonate + H2O2. 2 H2O2+ 4-Aminoantipyrine + PhenolPODQuinoneimine + 4 H2OAlat :-Tabung reaksi kecil - Timer-Mikropipet 10 dan 1000 l - Tissue-Tip kuning dan biru - Rak Tabung-FotometerReagensia :-Reagen kerja Glukosa-Reagen standar Glukosa 100 mg/dl-Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8oC.Spesimen : LCSCara kerja:-Dipipet ke dalam tabung:BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l10 l-1000 l-10 l1000 l

-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.Pengamatan dan Pembacaan :-Absorben blanko aquabidest : 0,000-Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel-Absorben :Perhitungan :Glukosa =Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL) Absorben standard = ..............mg/dLNilai Normal : 45 70 mg/dL

IX.2.8 ChloridaMetode : TPTZPrinsip : Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCSAlat :-Tabung reaksi kecil - Timer-Mikropipet 10 dan 1000 l - Tissue-Tip kuning dan biru - Rak Tabung-FotometerReagensia :-Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L-Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dLSpesimen : LCSCara Kerja :-Dipipet ke dalam tabung:BlankoStandarSampel

StandarSerumReagen kerja--1000 l10 l-1000 l-10 l1000 l

-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.Perhitungan : Chlorida =Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L) Absorben standard = ..............mmol/LNilai Normal : 98 - 106 mmol/L