analisis dampak penurunan harga kelapa sawit …

91
ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MAMUJU TENGAH SKRIPSI Oleh RESKI ARIBOWO NIM : 1057 102258 15 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA SAWIT

DI KABUPATEN MAMUJU TENGAH

SKRIPSI

Oleh

RESKI ARIBOWO NIM : 1057 102258 15

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR MAKASSAR

2019

Page 2: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SWAIT

TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN

MAMUJU TENGAH ini saya persembahkan untuk masyarakat Mamuju Tengah,

khususnya masyarakat Tasokko yang telah menjadi tanah kelahiran dan tempat

tinggal saya. Diharapkan dengan adanya karya ilmiah ini bisa membantu berbagai

permasalahan yang ada di Tasokko, serta saya ucapkan terimakasih yang sedalam-

dalamnya untuk kedua orang tua dan saudara yang selama ini telah menjadi

penyemangat utama dalam memberikan suport dan dukunganya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

MOTTO HIDUP

Jika kamu ingin mendapatkan sesuatu yang belum kamu dapatkan

maka lakukannya sesuatu yang belum kamu lakukan

kerjakan lah jangan ragu dalam kesulitan itu merupakan

Page 3: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …
Page 4: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …
Page 5: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …
Page 6: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”ANALISIS DAMPAK PENURUNAN

HARGA KELAPA SAWIT TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA

SAWIT DI MAMUJU TENGAH. Serta tak lupa kita curahkan sholawat kepada

Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam,

Skripsi ini merupakan syarat untuk melakukan penelitian dalam

memperoleh gelar sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk Ayah, yang

senantiasa selalu memberikan support demi memberikan pendidikan yang baik

kepada saya Ibu, yang senantiasa dan tidak pernah lelah menasehati,

mengarahkan, mendoakan, memberikan semangat dan bantuan untuk

menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. Demi kesempurnaan Skripsi ini, saran

dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya

tulis/skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi

pihak yang membutuhkan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tampa adanya bantuan dari berbagai pihak. Begitupula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terimakasih saya sampaikan kepada

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar

Page 7: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

vi

2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Naidah, SE., M.Si., selaku ketua program studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM selaku pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya dan memberikan masukan sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

5. Bapak H. Muh. Rusdi, SE.,Si selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama penyusunan proposal dan skripsi hinggah ujian

skripsi

6. Saudara-saudariku yang senantiasa memberikan doa, dukuang dan

bantuanya baik moral maupun materi kepada penulis sehinggah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Teman-teman kelas EP 4.15 yang selelu memberikan motivasi dan

masukannya

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas

bantuan dalam terselesaikannya skripsi ini

Ahirnya penulis mendoakan semoga Allah SWT memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada semua yang turut membantu dalam

proses menyelesaikan tugas ahir ini. Sesungguhnya kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT oleh karena itu, penulis menyadari bahwa

skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Ahir kata penulis

mengucapkan terimakasih.

Page 8: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

vii

ABSTRAK

RESKI ARIBOWOW, tahun 2019. Analisis Dampak Penururnan Harga Kelapa Sawit

Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Mamuju Tengah, skripsi program studi ekonomi pembangunan fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah makassar. Dibimbing oleh pak Aris pasigai dan Muh. Rusdi.

Pada penelitian yang dilakukan, Penulis menyoroti masalah dari dampak penurunan harga sawit dalam kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga di Kabupaten Mamauju Tengah yang berprofesi sebagai petani sawit, yaitu dengan membandingkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah penurunan harga di Kabupaten Mamuju Tengah. Dalam hal ini, dampak penurunan harga sawit terhadap kondisi sosial ekonomi petani tidak positif, yang berarti penurunan harga sawit memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi sosial ekonomi petani, baik itu dalam segi pendapatan, pendidikan, maupun kesehatan. Guna memperoleh data maupun tanggapan dari masyarakat yang berprofesi sebagai petani secara langsung, Penulis langsung datang kelapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) kepada 30 responden yang tinggal di Kecamatan Karossa Dusun Tasokko. Dengan berpedoman pada Hipotesa yang diajukan yaitu Ho: Ada Pengaruh Harga Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Mamuju Tengah. Hal Ada Perbedaan Kondisi Pendapatan Sebelum Dan Sesudah Penurunan Harga Kelapa Sawit Di Kabupaten Mamuju Tengah. Maka Ha diterima dan Ho ditolak setelah dilakukan analisa data dengan uji t. Dampak penurunan harga sawit memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi di Kabupaten Mamuju Tengah.

Kata Kunci :

harga, kesejahteraan.

Page 9: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

viii

ABSTRACT

RESKI ARIBOWOW , in 2019. Analysis Of The Impact Of Oil Palm Price To The Welfare Of Oil Palm Farmers In Central Mamuju District, thesis Economics Study program development of Economics and Business Faculty of Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Mr. Aris and Muh.Rusdi.

In the research conducted, the author highlighted the problem of the impact of the decrease in the price of palm in relation to the social economic conditions of the family in central mamuju, which is a smallholder, by comparing social conditions Economic Community before and after the price drop in central Mamuju regency. In this case, the impact of oil price decline to the socio-economic condition of the farmer is not positive, which means that the decline in palm prices has a considerable influence on the socio-economic condition of farmers, be it in terms of income, education, as well as Health. In order to obtain data and responses from the community as a direct farmer, the author immediately comes the space to conduct research and distribute questionnaires to 30 respondents who live in the district Karossa Dusun The Tasokko. With the guidance on the proposed hypothesis of Ho: There is a price influence on the welfare of oil palm farmers in central Mamuju. There are differences in the conditions of income before and after the decrease in the price of oil palm in central Mamuju regency. Thus Ha was accepted and Ho was rejected after analysis of the data with the test T. The impact of palm price decline has a significant impact on socio-economic conditions in central Mamuju regency.

Keywords :

Price, prosperity

Page 10: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA .................................................. vii

ABSTRACT ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 8

A. Kondisi Petani Penurunan Harga Kelapa Sawit .................................................. 8

B. Faktor Yang Menyebabkan Penurunan Harga Sawit......................................... 12

C. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit ............................................... 13

D. Konsep Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 15

E. Pengertian Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit.......................................... 18

F. Konsep Kesejahteraan ....................................................................................... 20

G. Tinjauan Empiris ................................................................................................. 26

H. Kerangka Konseptual ......................................................................................... 28

I. Hipotesis ............................................................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 30

A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 30

Page 11: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

ix

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................................. 30

C. Defenisi Operasional Variabel Dan Pengukuran ............................................... 30

D. Populasi Dan Sampel ......................................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 31

F. Teknik Analisis .................................................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 35

A. Gambaran Umum Mamuju Tengah .................................................................... 35

B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 49

C. Sebab Terjadinya Penurunan Harga Sawit ........................................................ 52

D. Analisis Data ....................................................................................................... 55

E. Hasil Hembahasan.............................................................................................. 64

BAB V PENUTUP ............................................................................ 64

A. Simpulan ............................................................................................................. 64

B. Saran ................................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................

Page 12: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

x

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 4.1 Wilayah Adaministrasi Dan Luas Wilayah Perdesa/UPT Kecamatan Tobadak 40

Tabel 4.2 Wilayah Adaministrasi Dan Luas Wilayah Perdesa/UPT Kecamatan Pangale 41

Tabel 4.3 Wilayah Adaministrasi Dan Luas Wilayah Perdesa/UPT Kecamatan Budong-

Budong 42

Tabel 4.4 Wilayah Adaministrasi Dan Luas Wilayah Perdesa/UPT Kecamatan Topoyo 43

Tabel 4.5 Wilayah Adaministrasi Dan Luas Wilayah Perdesa/UPT Kecamatan Karossa 44

Tabel 4.6 Batas Wilayah Adaministrasi Per Kecamatan Di Kabupaten Mamuju Tengah 45

Tabel 4.7 Luas Daerah Dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Mamuju

Tengah Tahun 2012=2014 46

Tabel 4,8 Banyaknya Penduduk Menurut Agama Di Kabupaten Mamuju Tengah Pada

Tahun 2012-2014 47

Tabel 4.9 Umur Tanaman Kelapa Sawit 50

Tabel 4.10 Kondisi Harga Kelapa Sawit Tahun 2016-2019 54

Tabel 4.11 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56

Tabel 4.12 Identitas Responden Berdasarkan Usia 56

Tabel 4.13 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan 57

Tabel 4.14 hasil observasi harga dan pendapatan petani tahun 2018 58

Tabel 4.15 hasil observasi harga dan pendapatan petani tahun 2019 59

Tabel 4.16 hasil spss tahun 2018 60

Tabel 4.17 hasil spss tahun 2019 61

Page 13: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi taraf

kehidupan masyarakat dalam proses pemenuhan kebutuhan, hal tersebut

merupakan tanggung jawab pemerintah selaku pemegang kekuasaan

tertinggidan sektor privat/perusahaan yang membantu pemerintah dalam

mempertahankan stabilitas perekonomian yang ada di indonesia. Stabilitas

perekonomian sangat dipengaruhi oleh sektor pertanian yang menjadi

andalan masyarakat indonesia dalam era persaingan ekonomi global.

Sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit pada dewasa ini

sangat membantu meningkatkan para petani kelapa sawit. Indonesia

merupakan penghasil minyak sawit (CPO) terbesar didunia setelah malaysia,

Selain itu di Indonesia, perusahaan perkebunan menjadi salah satu sektor

utama dalam tatanan ekonomi. Perusahaan perkebunan dalam banyak kasus

memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosial ekonomi.

Sektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian di indonesia memiliki

peran dan kedudukan yang penting dalam menghasilkan devisa bagi negara,

perkebunan yang salah satu komoditinya adalah kelapa sawit. Di awal tahun

2015 pasca melemahya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat dan

terjadinya krisis di beberapa negara di dunia harga Crude Palm Oil (CPO)

mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari kisaran harga mencapai

Rp.1500/kg hingga menyentuh harga Rp.400/kg yang didapatkan petani. Ini

Page 14: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

2

diakibatkan dari penurunan pemintaan terhadap CPO di pasar global. Karena

Indonesia adalah negara agraris jadi dimana sebagian besar penduduknya

hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan

sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan

penduduknya, Dalam hal ini kegiatan pertanian akan bergantung pada

keadaan pasar global. Jika keadaan pasar tidak stabil maka akan terjadi

fluktuasi yang berdampak pada pendapatan, dan tingkat kesejahteraan petani.

Saat ini tekanan ekonomi global dirasakan oleh petani rakyat di Indonesia

khususnya di Kabupaten Mamuju Tengah, terutama karena memang produk

pertanian cenderung berorientasi ekspor dan harganya tergantung pada pasar

internasional. Fluktuasi harga yang cenderung menurun pada beberapa jenis

komoditi pertanian khususnya kelapa sawit merupakan permasalahan

ekonomis yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat petani. Disisi

lainnya peranan modernisasi peralatan teknologi produksi pertanian, sistem

upah pekerja dan biaya perawatan pertanian yang telah menyatu dalam

kehidupan para petani turut menjadi beban ekonomis masyarakat petani

lainnya. Karena perkebunan sawit adalah salah satu kegiatan pertanian yang

berorientasi ekspor-impor.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan

pegerakan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sedikit banyak

turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, pergerakan

harga komoditas ini disebut turut mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,

khususnya petani sawit di daerah. Wakil Ketua Umum Gapki Bidang

Perdagangan Togar Sitanggang menggambarkan grafik harga CPO sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan, seperti yang terjadi pada

Page 15: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

3

2009 ketika harga sawit US$ 0,66 per kilogram, pertumbuhan ekonomi saat itu

4,6%. Setahun kemudian, ketika harga sawit meningkat menjadi US$ 0,86 per

kilogram, pertumbuhan ekonomi juga naik sebesar 6,2%. (Permintaan Global

Belum Membaik, Gapki Estimasi Ekspor CPO Turun 5%) Di tahun berikutnya

yakni pada 2011, harga sawit kembali meningkat sebesar US$ 1,02 per

kilogram, ekonomi Indonesia kembali bergerak naik sebesar 6,3%. Namun,

ketika harga harga sawit menjadi mulai turun menjadi US$ 0,92 per kilogram

pada 2012, capaian pertumbuhan ekonomi juga tercatat melambat 6,1%.

Demikian halnya ketika harga sawit terus merosot hingga 2015 sebesar US$

0,56 per kilogram, pertumbuhan ekonomi juga terus melambat di kisaran 4,9%

dan seterusnya hingga 2017, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

(Gapki) mencatatkan penurunan ekspor minyak kelapa sawit RI. Secara year

on year (yoy) total ekspor dari Januari-April 2018 mencapai 10,24 juta ton

atau turun 4 persen dibandingkan periode 2017 yang mampu mencapai 10,70

juta ton. "Dari nilai ekspor di angka USD 7,04 miliar atau turun sekitar 13

persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar USD 8,06

miliar," ungkap Ketua Umum Gapki dia menjelaskan, di negara-negara tujuan

utama pada April 2018 ini pada umumnya penurunan impor minyak sawit dari

lndonesia khususnya China, India, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Pada April

2018, volume ekspor minyak sawit total termasuk biodiesel, oleofood dan

oleochemical membukukan penurunan sebesar 5 persen atau dari 2,53 juta

ton. yang mana tren yang terjadi selalu sama. "Ini bukti harga sawit punya

peran untuk perekonomian dan kesejahteraan petani," kata Togar di Jakarta.

Karenanya, untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjadikan

komoditas sawit bisa lebih diterima luas, menurutnya industri sawit

Page 16: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

4

berkelanjutan menurutnya harus terus didorong, sekaligus sebagai jawaban

dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dalam upaya penghapusan

kemiskinan, pengentasan kelaparan, peningkatan pekerjaan dan ekonomi,

pengurangan ketidaksetaraan, serta tanggung jawab terhadap konsumsi dan

produksi. (Perang Dagang Berpotensi Memukul Ekspor Komoditas Andalan)

"Keberlanjutan harus menyangkut aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi,"

ujarnya. Director of Communication of Aidenvironment Asia Eric Walker

mengungkapkan bahwa isu keberlanjutan dalam pengelolaan kelapa sawit

mesti terus ditingkatkan. Alasannya, predikat produsen sawit terbesar seperti

yang disandang Indonesia dan Malaysia saat ini masih menjadi sorotan

karena masih lekat kaitannya dari aspek lingkungan, Hak Asasi Manusia

(HAM), pembakaran hutan, dan perlindungan orang utan.

Berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2010,

sektor pertanian menyumbang tenaga kerja sebanyak 42 juta orang lebih dari

jumlah penduduk 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan kerja

utama yang hampir mencapai 110 juta orang. Jika dilihat dari nilai absolutnya,

maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB merupakan jumlah yang

besar, sehingga seharusnya dapat dianalogikan bahwa petani seharusnya

menerima pendapatan yang memadai untuk dapat hidup sejahtera. Namun

pada kenyataannya, apabila dilihat melalui peta kemiskinan di Indonesia,

kiranya dapat dipastikan bahwa bagian terbesar penduduk yang miskin adalah

penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Hal ini menyebabkan bidang

pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat meningkatkan produk

pertaniannya. Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian

Page 17: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

5

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk

pedesaan yang masih dibawah garis kemiskinan.

Kurangnya perhatian pemerintah untuk menyelamatkan kepentingan

pelestarian hidup dan kepentingan lokal. seperti halnya terjadi dibeberapa

indonesia, hal tersebut juga berdampak yang ada di kabupaten Mamuju

Tengah dimana dengan adanya perusahaan sawit pola dan gaya hidup

masyarakat sekitar menjadi berubah ada yang perubahannya bersifat postif

dan ada juga yang negatif, Fenomena yang terjadi saat ini karyawan bekerja

maksimal tiga kali bahkan terkadang biasa tidak mencapai tiga kali dalam satu

pekan, hal ini sangat berdampak pada pendapatan masyarakat yang bekerja

pada perkebunan kelapa sawit serta berpengaruh terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat. Mengingat saat ini kondisi sosial ekonomi masyarakat

disekitar perusahaan perkebunan PT. Primanusa Global Lestari masih belum

optimal. Keberadaan perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 2018 silam.

Keberadaan perusahaan perkebunan PT. Primanusa Global Lestari

masyarakat mengharapkan adanya perhatian perusahaan terhadap

masyarakat yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

Dalam hal ini mengacu pada kasus di atas, bahwa perkebunan sawit

merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting oleh masyarakat di

Beberapa desa khususnya di Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju

Tengah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mata pencaharian sebagai

petani sawit lebih banyak tergantung pada perkembangan teknologi. Kecuali

pada petani rakyat yang tradisional, mereka masih tergantung pada alat-alat

produksi yang sangat sederhana seperti berbagai macam alat yang memetik

Page 18: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

6

tandan buah kelapa sawit (dodos, egrek, parang babat, cangkul dan gerobak

sorong) bertolak dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Dampak Penurunan Harga

Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten

Mamuju Tengah “

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskanm, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1. Apa sebab-sebab terjadinya penurunan harga kelapa sawit di Kabupaten

Mamuju Tengah?

2. Apakah penurunan harga kelapa sawit berdampak terhadap

kesejahteraan petani kelapa sawit di Kabupaten Mamuju Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya penurunan harga kelapa sawit

di Kabupaten Mamuju Tengah.

2. Untuk pengetahui dampak penurunan harga kelapa sawit tarhadap

kesejahteraan petani sawit di kabupaten Mamuju Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Page 19: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

7

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran

dan perkembangan ilmu pengetahuan studi ilmu ekonomi pembangunan

tentang analisis dampak penurunan harga kelapa sawit

2. Manfaat praktis

a. Upaya untuk memperluas pengetahuan bagi penulis di bidang studi ilmu

ekonomi pembangunan khususnya tentang analisis dampak penurunan

harga kelapa sawit

b. Dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah

metodologi penelitian yang digunakan.

Page 20: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

8

Page 21: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONDISI PETANI TERHADAP PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT

Kehidupan ekonomi petani kelapa sawit rakyat berada pada posisi yang

tidak menentu karena pendapatan mereka harus ditentukan oleh keadaan

harga pasar global. Fluktuasi harga buah kelapa sawit menyebabkan petani

kelapa sawit di Mamuju Tengah berada dalam kondisi dilematis untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Diawal tahun 2015 harga komoditas

buah kelapa sawit mengalami penurunan secara signifikan yang menimbulkan

dampak terhadap kehidupan sosial ekonomis para petani kelapa sawit rakyat,

khususnya di Mamuju Tengah. Situasi ini menyebabkan mereka melakukan

kegiatan-kegiatan dalam rangka untuk dapat bertahan hidup dari tekanan

ekonomi yang mereka hadapi. Sistem perkebunan pada masyarakat agraris

merupakan bagian dari sistem perkonomian pertanian tradisional. Sistem

kebun merupakan bentuk usaha kecil yang dikelola oleh rakyat. Dalam

struktur ekonomi pertanian tradisional, usaha kebun sering merupakan usaha

tambahan atau pelengkap dari kegiatan pertanian sehingga sistem kebun

merupakan sistem pertanian yang tidak pasti modal,mkarena lahan yang

digunakan terbatas serta sumber tenaga kerja berasal darianggota keluarga.

Di Sulawesi Barat khususnya di Mamuju Tengah, sistem kebun bukan lagi

merupakan usaha tambahan, tetapi dijadikan sebagai sumber mata

pencaharian utama bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Sektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian di indonesia

Page 22: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

9

memiliki peran dan kedudukan yang penting dalam menghasilkan devisa

bagi negara, perkebunan yang salah satu komoditinya adalah kelapa sawit.

Di awal tahun 2015 pasca melemahya nilai tukar rupiah terhadap dolar

Amerika serikat dan terjadinya krisis di beberapa negara di dunia harga Crude

Palm Oil (CPO) mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari kisaran harga

mencapai Rp.1500/kg hingga menyentuh harga Rp.400/kg yang didapatkan

petani. Ini mengakibatkan penurunan pemintaan terhadap CPO di pasar

global. Karena Indonesia adalah negara agraris jadi dimana sebagian besar

penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga

pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam

kesejahteraan kehidupan penduduknya. Dalam hal ini kegiatan pertanian akan

bergantung pada keadaan pasarglobal. Jika keadaan pasar tidak stabil maka

akan terjadi fluktuasi yang berdampak pada pendapatan, dan tingkat

kesejahteraan petani. Saat ini tekanan ekonomi global dirasakan oleh petani

rakyat di Indonesia khususnya di Mamuju Tengah, terutama karena memang

produk pertanian cenderung berorientasi ekspor dan harganya tergantung

pada pasar internasional. Fluktuasi harga yang cenderung menurun pada

beberapa jenis komoditi pertanian khususnya kelapa sawit merupakan

permasalahan ekonomis yang mengancam keberlangsungan hidup

masyarakat petani. Disisi lainnya peranan modernisasi peralatan teknologi

produksi pertanian, sistem upah pekerja dan biaya perawatan pertanian yang

telah menyatu dalam kehidupan para petani turut menjadi beban ekonomis

masyarakat petani lainnya. Karena perkebunan sawit adalah salah satu

kegiatan pertanian yang berorientasi ekspor-impor.

Page 23: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

10

Kelapa sawit merupakan jenis tanaman perkebunan yang sangat

dibutuhkan masyarakat sebagai salah satu kebutuhan pokok yang

menghasilkan produksi seperti minyak goreng, sabun dan sebagainya. Karena

sifatnya yang penting bagi kebutuhan pokok, maka masyarakat memerlukan

produksi kelapa sawit dalam jumlah yang besar agar kebutuhan mereka

terhadap manfaat kelapa sawit dapat tercukupi. Perkebunan kelapa sawit

dapat memberikan jumlah pendapatan yang mencukupi bahkan lebih tinggi

bagi masyarakat petani kelapa sawit tergantung luas kebunnya. Keadaan ini

menyebabkan sebagian masyarakat banyak mengalihkan pengelolaan

pertaniannya untuk menanam kelapa sawit. Korban yang paling dirugikan

pada penurunan harga sawit tentunya adalah petani sawit itusendiri, padahal

sebelumnya mereka bisa sedikit menikmati manisnya harga TBS (Tandan

Buah Segar). Banyak petani sawit yang frustasi, bahkan banyak diantara

petani sawit yang menelantarkan kebunnya, dan mengalih fungsikan lahannya

untuk ditanam komoditi lain yang lebih menguntungkan, atau dijual dan

dijadikan perumahan. Berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional

(SAKERNAS) tahun 2010,sektor pertanian menyumbang tenaga kerja

sebanyak 42 juta orang lebih dari jumlah penduduk 15 tahun keatas yang

bekerja menurut lapangan kerja utama yang hampir mencapai 110 juta orang.

Jika dilihat dari nilai absolutnya, maka kontribusi sektor pertanian terhadap

PDB merupakan jumlah yang besar, sehingga seharusnya dapat dianalogikan

bahwa petani seharusnya menerima pendapatan yang memadai untuk dapat

hidup sejahtera. Namun pada kenyataannya, apabila dilihat melalui peta

kemiskinan di Indonesia, kiranya dapat dipastikan bahwa bagian terbesar

penduduk yang miskin adalah penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Hal

Page 24: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

11

ini menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat

meningkatkan produk pertaniannya. Sebagai salah satu pilar ekonomi negara,

sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari

penduduk pedesaan yang masih dibawah garis kemiskinan.

Masyarakat petani di kabupaten Mamuju Tengah umumnya memiliki

luas perkebunan per kepala rumah tangga (KK) rata-rata sekitar satu sampai

dua hektar, dan lebih dikenal sebagai petani rakyat. Produksi kelapa sawit

yang di hasilkan dari luaskebun sawitnya dapat mencapai satu sampai dua

ton dengan harga yang tidak stabil atau berfluktuasi. Sebelum beberapa

negara di dunia terkena krisisdan menurunnya permintaan terhadap CPO

harga kelapa sawit berkisar padaharga Rp.1500, apabila di kalkulasikan

dengan hasil panen yang dihasilkan dua ton maka rata-rata pendapatan

petani bisa mencapai Rp.3.000.000 per panennya, sedangkan untuk waktu

panen biasanya dilakukan setiap dua minggu sekali, jadipendapatan petani

per bulannya bisa mencapai Rp.6.000.000 per bulannya. Dengan penghasilan

yang demikian sangat memungkinkan para petani sawit untuk dapat

memenuhi berbagai keperluan hidupnya. Akan tetapi, semenjak harga sawit

turun pada level Rp.400/kg, masyarakat petani sawit mengalami goncangan

ekonomis, karena pendapatan mereka telah berkurang dari Rp.6.000.000 per

bulannya menjadi Rp.800.000 per bulannya. Sementara mereka harus

menghidupi kebutuhan keluarga maupun biaya lainnya seperti pendidikan

bagi anak-anak mereka, tempat tinggal, biaya sosial dan sebagainya. Dalam

hal ini mengacu pada kasus di atas, bahwa perkebunan sawit merupakan

salah satu sumber pendapatan yang penting oleh masyarakat dibeberapa

desa di Tasokka, khususnya kecamatan Karossa di kabupaten Mamuju

Page 25: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

12

Tengah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mata pencaharian sebagai

petani sawit lebih banyak tergantung pada perkembangan teknologi. Kecuali

pada petani rakyat yang tradisional, mereka masih tergantung pada alat-alat

produksi yang sangat sederhana seperti berbagai macam alat yang memetik

tandan buah kelapa sawit (dodos, egrek, parang babat, cangkul dan gerobak

sorong)

B. Faktor yang Menyebabkan Penurunan Harga Sawit

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

Bhima Yudhistira menyebut ekspor CPO (Crude Palm Oil) diprediksi akan

menurun hingga akhir tahun. Berdasarkan data Gapki (Gabungan Pengusaha

Kelapa Sawit Indonesia) pada tahun 2017 volume ekspor tercatat tumbuh

23,6% menjadi 31,05 juta ton atau dengan nilai US$ 22,97 miliar. Jika terjadi

penurunan nilai ekspor sebanyak 8,5% maka diprediksi ekspor tahun 2018

adalah US$ 21,02 dengan volume 28,45 juta ton.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan ekspor CPO.

Beberapa faktor antara lain adalah

1. Tingginya bea masuk yang ditetapkan negara importir

2. Pelemahan rupiah yang terus terjadi

3. Masalah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi. Menyebabkan

biaya transportasi logistik meningkat.

Page 26: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

13

4. Logistik memerlukan BBM yang sebagian besar itu kita impor 1,6 juta

barel/ hari Sehingga itu juga pakai acuan dollar, dan harga minyak

mentah kan mahal.

Sehingga ketika rupiah melemah dan dollar menguat, maka ongkos

logistik kita menjadi lebih mahal sehingga menurunkan daya saing sawit

Indonesia Masalah terkahir adalah perang dagang Amerika Serikat dan China,

yang juga mempengaruhi ekpor CPO Indonesia turun. Bhima menilai sejauh

ini pertumbuhan ekonomi China melambat sehingga secara tidak langsung

mengurangi impor. Selanjutnya ada juga efek perang dagang Amerika Serikat

dan China, saat ini ekonomi China di kuartal III kan 6,5% sudah mulai

melambat, maka efeknya adalah permintaan dari komoditi Indonesia

berkurang, (Kontan.Co.Id)

C. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit

1. Permasalahan Sosial

Kelapa sawit adalah komoditas ekonomi bernilai tinggi dan menjadi

sumber lapangan pekerjaan. Kelapa sawit memungkinkan pemilik lahan kecil

berpartisipasi dalam ekonomi tunai dan memperbaiki infrastruktur lokal

sekaligus membuka akses kesehatan dan pendidikan. Di beberapa wilayah,

perkebunan kelapa sawit menggantikan praktik perkebunan tradisional,

biasanya karena potensi nilai minyak sawit yang tinggi

Akan tetapi, ada beberapa peristiwa ketika hutan justru dikembangkan

oleh pemilik perkebunan tanpa konsultasi atau kompensasi terhadap suku

pribumi yang tinggal di sana. Ini terjadi di Papua Nugini, Kolombia, dan

Page 27: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

14

Indonesia. Di negara bagian Sarawak, sejumlah pihak masih mempersoalkan

apakah suku Long Teran Kanan telah diberitahu mengenai pengembangan

hutan setempat untuk perkebunan sawit. Pengambilalihan tanah adat memicu

konflik antara pemmilik perkebunan dan penduduk setempat di negara-negara

tersebut Perkebunan sawit semakin mengancam keragaman hayati,

mendorong ratusan ribu spesies hewan ke ambang kepunahan, melepaskan

emisi karbon ke atmosfer, dan melanggar hak asasi manusia. Anak-anak

berusia tujuh tahun bekerja keras di siang hari untuk membantu keluarganya,

bahkan kadang tidak dibayar sama sekali. Selain kehancuran lingkungan, hak

asasi manusia merupakan permasalahan terpisah yang sama

membahayakannya. Industri sawit merupakan satu dari empat industri

terburuk untuk tenaga kerja paksa dan anak-anak.

Menurut laporan tahun 2008 oleh berbagai LSM, termasuk Friends of the

Earth, perusahaan-perusahaan kelapa sawit kabarnya merebut lahan secara

paksa dari suku pribumi di Indonesia. Selain itu, beberapa perkebunan sawit

Indonesia bergantung pada tenaga kerja impor atau imigran ilegal sehingga

banyak pihak yang mempersoalkan kondisi kerja dan dampak sosialnya.

2. Masalah lingkungan

Di Indonesia, meningkatnya permintaan minyak sawit dan kayu mendorong

pembukaan hujan di taman nasional di Indonesia. Menurut laporan UNEP

tahun 2007, sekitar 98 persen hutan Indonesia akan lenyap pada tahun 2022

akibat pembalakan legal dan ilegal, kebakaran hutan, dan pengembangan

perkebunan kelapa sawit. Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua di

dunia, berjanji melindungi sedikitnya 50 persen luas negaranya. Per 2010, 58

Page 28: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

15

persen wilayah Malaysia ditutupi hutan. Perkebunan kelapa sawit dikritik

karena:

1. Emisi gas rumah kaca: Deforestasi di hutan hujan mencakup 10 persen

emisi CO2 yang dikeluarkan aktivitas manusia dan semakin mempercepat

perubahan iklim.

2. Kehancuran habitat: Perkebunan sawit mendorong punahnya spesies

sangat terancam (misalnya gajah Sumatera, harimau Sumatera, badak

Sumatera,[19] dan orangutan Sumatera.) Berkurangnya keragaman hayati,

termasuk kerusakan terhadap daerah keragaman hayati. Membuka kebun

di tanah adat di Sarawak & Sabah dan provinsi-provinsi Kalimantan.

D. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output total dalam

jangka waktu yang lama dengan catatan angka kemiskinan tidak bertambah

danpemerataan distribusi pendapatan. Dimana output total merupakan hasil

dari pendapatan perkapita dibagi dengan jumlah penduduk. Indikator penting

untuk mengukur besarnya pertumbuhan ekonomi suatu negara/daerah adalah

produk domestik bruto atau produk domestik regional bruto. PDRB adalah

nilai barang dan jasa secara keseluruhan yang dihasilkan dalam suatu

perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Demburg (1994) menjelaskan

bahwa pengukuran PDB atau PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,

yaitu:

1. Pendekatan Produksi

PDB atau PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam

Page 29: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

16

jangka waktu satu tahun. Dalam menghitung PDB atau PDRB dengan

pendekatan produksi yang dihitung adalah nilai produksi tambahan atau

value added yang diciptakan. Dengan cara ini dapat dihindarkan

berlakunya perhitungan ganda

2. Pendekatan Pendapatan

PDB atau PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh

faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses di suatu negara dalam

jangka waktu tertentu. Balas jasa yang dimaksud adalah gaji dan upah,

sewa tanah, bunga modal dan keuntungan sebelum di potong pajak

langsung.

3. Pendekatan Pengeluaran

PDB atau PDRB adalah semua komponen pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga dalam bentuk Konsumsi (C), perusahaan

dalam bentuk Investasi (I), Pemerintah (G), dan perdagangan luar negeri

dalam bentuk Net Ekspor (X-M) biasanya dalam janga waktu satu tahun.

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi

perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju

keadaanyang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama suatu keharusan

bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun, sehingga

dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap

tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun

(Tambunan, 2011).

Page 30: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

17

Beberapa faktor yang akan dilihat adalah faktor lahan, faktor

sumberdaya manusia, dan faktor bahan tanaman. Sedangkan faktor

perizinan, faktor keuangan, dan faktor keamanan tidak dibahas. Berikut ini

diuraikan ketiga faktor tersebut :

a. Faktor lingkungan (lahan) Lahan adalah matriks tempat tanaman

berada. Tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan

secara komersial diatas lahan yang tidak sesuai. Lahan yang optimum

untuk kelapa sawit harus mengacu pada 3 (tiga) faktor yaitu lingkungan,

sifat fisik lahan, dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Mengacu

pada konsep tersebut, lahan dinilai mempunyai prospek ekonomis yang

baik apabila memenuhi semua kriteria yang ideal.

b. Faktor Sumber Daya Manusia Mengacu pada perkebunan sebagai unit

usaha pertanian tanaman komersial skala besar yang memiliki

organisasi tenaga kerja banyak (padat karya) dengan pembagian kerja

rinci, menggunakan lahan yang luas, tekhnologi modern, spesialisasi,

system administrasi, dan birokrasi, membuat faktor sumber daya

manusia (modal insani) menjadi penting. Kualitas modal insani sangat

menentukan keberhasilan suatu perkebunan. Mempersiapkan staf

lapangan yang mampu mengelola pekerjaannya dengan baik tidak

dapat dilakukan secara seketika karena modal insani gaya perkebunan

mempunyai krakteristik yang berbeda dengan sektor industri.

c. Faktor Bahan Tanaman

Investasi sebenarnya bagi perkebunan komersial berada pada bahan

tanaman yang akan ditanam karena merupakan sumber keuntugan

perusahaan kelak. Pemilihan bahan tanaman yang tidak tepat akan

Page 31: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

18

membawa resiko yang sangat besar. Perusahaan akan menderita rugi

dana waktu, dan tenaga jika bibit yang ditanam ternyata tidak sesuai

dengan hasil yang diharapakan.

E. Pengertian Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit

Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan lebih,

dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari usaha

manusia yang dikeluarkan (Glaser, 2001). Produktivitas dapat didefinisikan

sebagai perbandingan antara. totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan

totalitas masukan selama priode tersebut, atau suatu tingkat efisiensi dalam

memproduksi barang atau jasa (Filippo, 1994). Mahoney dalam Campbell

(1990) mendefinisikan produktivitas sebagai suatu pengertian efisiensi secara

umum yaitu sebagai rasio antara hasil dan masukan dalam suatu proses yang

menghasilkan suatu produk atau jasa.

Hasil (output) itu meliputi (penjualan, laba, kepuasan konsumen),

sedangkan masukan meliputi alat yang digunakan, biaya, tenaga,

keterampilan dan jumlah hasil individu. Sejalan dengan pendapat di atas,

Glaser (1996) menjelaskan produktivitas tidak dapat dipisahkan dengan

pengertian produksi karena keduanya saling berhubungan. Apabila

permasalahan produktivitas maka produksi selalu tersangkut di dalamnya.

Pengertian produktivitas secara teknis, ekonomi, dan psikologis adalah

rangkuman atau gambaran antara unsur efektivitas, efisiensi, dan kepuasan

kerja yang harus mengandung volume produksi, hemat masukan serta

Page 32: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

19

optimalisasi kepuasan kerja secara manusiawi Hadipranata dalam Risza

(2005).

Produktivitas dapat dikatakan meningkat jika memenuhi keadaan atau

kriteria sebagai berikut :

a) Volume output bertambah besar sedangkan volume input tetap

b) Volume output tetap sedangkan volume input berkurang

c) Volume output bertambah lebih besar bila dibandingkan dengan

pertambahan volume inputnya

d) Volume outputnya berkurang lebih sedikit bila dibandingkan dengan

pengurangan volume inputnya

Disamping itu ada 4 (empat) bidang pekerjaan yang mempunyai dampak

besar terhadap produktivitas, yaitu :

a) Investasi mesin untuk menggantikan tenaga manusia

b) Upaya yang diarahkan pada penentu dan penetapan metode kerja

yang paling cocok

c) Usaha untuk menghilangkan praktek yang tidak produktif, yang

biasanya menghambat peningkatan produktivitas

d) Metode personalia yang dapat digunakan oleh manajemen untuk

memanfaatkan keterampilan yang di miliki pekerja

Dalam proses produksi, produsen akan mengubah masukan (input) yang

juga disebut faktor-faktor produksi (factor of production) yang di gunakan di

seluruh proses produksi (Pindyck dan Rubinfield, 2007) Proses produksi bisa

dikatakan berjalan apabila persyaratan yang di butuhkan sudah dapat

terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor

produksi sendiri memiliki empat komponen, meliputi: modal, tanah, tenaga

Page 33: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

20

kerja dan skill atau pengelolaan (manajemen). Masing-masing tersebut

mempunya fungsi yang berbeda-beda dan saling keterkaitan antar satu

dengan yanglain (MoeharDaniel, 2002). Dalam rumus Matematika, dapat

dituliskan sbb:

Q = f (X1, X2, X3,......,Xn)

Q : tingkat output yang dihasilkan (hasil produksi)X1, X2, X3,......,Xn :

berbagai input yang digunakan dalam proses menghasilkan output

(produk)Dalam faktor produksi (input) digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Input tetap (fixedinput)

Faktor produksi yang kuantitasnya tidak berpengaruh terhadap

output, seperti bangunan gedung. Walaupun output turun sampai nol,

input akan selalu ada.

2) Input variabel (variabel input)

Output yang dipengaruhi langsung oleh kuantitasnya terhadap

faktor-faktor produski. Seperti bahan baku yang digunakan untuk

menghasilkan keluaran atau produk.

F. Konsep Kesejahteraan

Menurut undang-undang no 11 tahun 2009, kesejahteraan masyarakat

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, sepiritual, sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteran

masyarakat yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga

Negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak

karena belum memperoleh pelayanan sosial dari Negara. Akhirnya, masih ada

Page 34: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

21

warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga

tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. Konsep

kesejahteraan menurut Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai padanan

makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator

yaitu :

a) Rasa Aman (Security)

b) Kesejahteraan (Welfare)

c) Kebebasan (Freedom)

d) Jati Diri (Identity)

Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat

tingkat kesejahteraan suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat

dijadikan ukuran, antara lain adalah;

a) Tingkat pendapatan keluarga;

b) Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan

pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan

c) Tingkat pendidikan keluarga

d) Tingkat kesehatan keluarga

e) Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

Menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur

dari beberapa aspek kehidupan;

1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,

bahan pangan dan sebagainya

2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kasehatan tubuh,

lingkungan alam, dan sebagainya

Page 35: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

22

3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti pasilitas

pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya

4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika,

keserasian penyesuaian, dan sebagainya

Todaro (2003) mengemukakan bahwa kesejahteraan masyarakat

menengah kebawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat.

Tingkat hidup masyarakat ditandai dengan terentaskannya dari kemiskinan,

tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi, dan tingkat produktivitas masyarakat. Hasil Survey Biaya Hidup (SBH)

tahun 1989 yang dilakukan BPS membuktikan bahwa semakin besar jumlah

anggota keluarga semakin besar proporsi pengeluaran keluarga untuk

makanan dari pada untuk bukan makanan. Ini berarti semakin kecil jumlah

anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan untuk kebutuhan

makanan, dengan demikian jumlah anggota keluarga secara langsung

mempengaruhi tngkat kesejahteraan keluarga. Memahami realitas tingkat

kesejahteraan, pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan antara lain :

1. Sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat,

2. Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi

rumah tangga masyarakat

3. Potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan, infrastruktur) yang

mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi

4. Kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan

pemasaran pada skala lokal, regional dan global (Taslim, 2004).

Page 36: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

23

Wismuaji (2008:2) mengemukakan bahwa tingkat kepuasan dan

kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling berkaitan. Tingkat

kepuasan merujuk kepada keadaan individu atau kelompok, sedangkan

tingkat kesejahteraan mengacu kepada keadaan komunitas atau masyarakat

luas.

Kesejahteraan adalah kondisi dari kepuasan individu-individu, pengertian

dasar ini mengantarkan kepada pemahaman kompleks yang terbagi dalam

dua area perdebatan.

Pertama adalah apa lingkup dari substansi kesejahteraan. Kedua adalah

bagaimana intensitas substansi tersebut biasa direpresentasikan secara

agregat. Dikatakan sebagai atribut agregat, kesejahteraan merupakan

representasi yang bersifat kompleks atas suatu lingkup substansi

kesejahteraan tersebut. Kesejahteraan bersifat kompleks karena

multidimensional, mempunyai keterkaitan antara dimensi dan ada dimensi

yang sulit direpresentasikan. Kesejahteraan tidak cukup dinyatakan sebagai

suatu intensitas tunggal yang mempresentasikan kepada masyarakat tetapi

juga membutuhkan suatu representasi distribusional dari keadaan itu.

Robin dalam Narwoko (2006:114) mengemukakan bahwa tingkat

kesejahteraan mencakup pangan, pendidikan, kesehatan dan seringkali

diperluas kepada perlindungan lainnya seperti kesempatan kerja,

perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan dan sebagainya.

Dengan kata lain lingkup substansi kesejahteraan sering dihubungkan

dengan lingkup sosial. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa penentu

batasan substansi kesejahtearaan dan representasi kesejahteraan menjadi

Page 37: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

24

perdebatan yang luas. Perumusan tentang batasan tersebut sering

ditentukan oleh perkembangan praktik kebijakan yang dipengaruhi oleh

ideologi dan kinerja negara yang tidak lepas dari pengaruh dinamika pada

tingkat global.

Sitohang (2006:41) mengemukakan bahwa kesejahteraan secara

sederhana menggunakan indikator output ekonomi perkapita sebagai proksi

tingkat kesejahteraan. Pada perkembangan selanjutnya output ekonomi

perkapita diganti dengan pendapatan perkapita. Output ekonomi perkapita

dipandang kurang mencerminkan kesejahteraan masyarakat karena output

ekonomi lebih mencerminkan nilai tambah produksi yang terjadi pada unit

observasi yaitu negara atau wilayah. Nilai tambah ini tidak dengan sendirinya

dinikmati seluruhnya oleh masyarakat wilayah itu, bahkan mungkin sebagian

besar ditransfer ke wilayah pemilik modal yang berbeda dengan wilayah

tempat berlangsungnya proses produksi.

Hatta (2002:27) menyubutkan keadilan sosial adalah kemakmuran yang

merata keseluruh rakyat, dimana rakyat terbatas dari kesengsaraan hidup.

Konsep kesejahteraan terwujud pada minimalnya jumlah penduduk miskin.

Bagi Hatta, demokrasi ekonomi haruslah diabadikan kepada sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Hal tersebut tercermin dalam konsep ekonomi

kemakmuran bangsa seperti tercantum pada pasal 33 UUD tahun 1945.

Karena itu kemampuan orang miskin untuk maju harus ditopang oleh

lingkungan demokrasi ekonomi (freedom to achieve) yang mendorong kaum

sengsara.

Page 38: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

25

Rawls dalam Achmad (2005:52) mengemukakan bahwa kesejahteraan

berkaitan dengan pemerataan pendapatan (equitable distribution of income).

Baginya suatu ketidakadilan (inequality) atau kesenjangan pendapatan

(income gap) dapat debenarkan sepanjang mereka yang paling miskin (the

least disadvantaged) dalam suatu masyarakat tetap memperoleh jaminan

sosial. Karena itu baginya kesejahteraan lebih diukur sejauh mana program

kesejahteraan sosial dibentuk, walaupun kesenjangan pendapatan terjadi

tetapi tidak seorangpun penduduk yang tidak memperoleh kebutuhan

dasarnya.

Nugroho (2004:17) mengemukakan bahwa indikator kesejahteraan

berkaitan erat dengan kemiskinan, karena seseorang digolongkan miskin

atau tidak jika seberapa jauh indikator-indikator kesejahteraan tersebut telah

dipenuhi. Indikator kesejahteraan dapat dilihat melalui 2 dimensi yaitu:

1. Dimensi moneter

Pengukuran kemiskinan dapat dilakukan melalui pendapatan dan

konsumsi sebagai indikator kesejahteraan. Di antara pendekatan

pendapatan dan konsumsi, pendekatan konsumsi adalah indicator yang

lebih baik jika dibandingkan dengan pendapatan karena:

a. konsumsi lebih erat hubungannya dengan kesejahteraan seseorang,

yaitu berhubungan dengan kemampuannya dalam memenuhi

kebutuhan minimumnya.

b. pendapatan lebih sering berfluktuasi untuk beberapa mata

pencaharian tertentu.

c. pengeluaran untuk konsumsi tidak hanya mencerminkan barang dan

jasa yang dapat diperoleh dengan pendapatannya tetapi juga

Page 39: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

26

kemampuannya untuk memperoleh kredit pada saat pendapatannya

rendah dibawah rata-rata.

2. Dimensi non moneter

Kesejahteraan juga diukur melalui dimensi non moneter, hal ini

terjadi karena kesejahteraan tidak hanya mencakup dimensi ekonomi saja

tetapi juga dimensi non ekonomi yaitu sosial, budaya, dan politik.

Misalnya kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasrakatan,

hak suara, tingkat melek huruf dan lain-lain. Indikator yang digunakan

dalam dimensi non moneter yaitu indikator nutrisi dan kesehatan,

indikator pendidikan dan indikator partisipasi sosial.

G. Tinjauan Empiris

Mulyana (2013) melakukan analisa terhadap harga tandan buah

segar kelapa sawit TBS di daerah Sumatera Selatan dengan judul

Penetapan Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Sumatera

Selatan dari Perspektif Pasar Monopoli Bilateral. Penelitian dilakukan

posisi harga tandan buah segar TBS kelapa sawit yang ditetapkan

oleh pemerintah daerah dalam rentang harga hasil pendekatan pasar

monopoli bilateral, dalam pengertian apakah telah memberikan

perlindungan kepada petani dan mendekati harga yang mencerminkan

kekuatan tawar – menawar yang seimbang, atau lebih mengarah pada

harga monopsonis, atau malah mengarah pada harga monopoli. Tiga

pola perusahaan inti rakyat (PIR) menjadi sampel untuk dikaji kondisi

Page 40: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

27

dan datanya (2010-2014) dalam penelitian ini yaitu PIRTransmigrasi

manajemen swasta, BUMN dan PIR-KUK.

Alat analisis yang digunakan adalah model ekonometrika persamaan

tunggal permintaan dan penawaran TBS. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa harga TBS ketetapan pemerintah daerah telah melindungi petani

plasma dari kemungkinanpenerapan harga pasar monopsonis. Hal ini

mencerminkan lebih kuatnya posisi tawar perusahaan inti ketimbang petani

dan posisi harga TBS sebagai turunan harga CPO dunia.

Budiyanto, dkk (2009) melakukan penelitian mengenai kelapa sawit

dengan judul kajian Perbedaan Harga Tandan Buah Segar yang

Dihasilkan Oleh Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Besar. Penelitian

dilakukan menggunakan data primer yaitu dipabrik pengolahan kelapa

sawit dengan menggunakan dua varietas yang diambil dari petani di

tiga lokasi/desa berbeda. Dilakukan analisis rendemen. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perbedaan harga tanaman kelapa sawit pada

lokasi yang berbeda tidak terlihat dampaknya pada rendemen CPO

tandan buah segar yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena

sampel yang digunakan dipilih berdasarkan berat yang relative sama.

Nila Rifai dkk (2014), penelitiannya yang berjudul Dampak

Pengembangan Produk Turunan Minyak Sawit Terhadap Peningkatan harga

Ekspor Produk Minyak Sawit ke Pasar Amerika. Tujuan dalam penelitiannya

adalah menganalisis dampak harga turunan produk minyak sawit terhadap

peningkatan ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke pasar Amerika

Serikat. Data yang digunakan adalah data time series dengan pendekatan

Two Stages Least Squares (2SLS). Hasil dari penelitiannya adalah bahwa

Page 41: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

28

kebijakan pengembangan industri produk turunan minyak sawit mampu

meningkatkan ekspor produk turunan minyak sawit ke Amerika Serikat dan

mampu menurunkan ekspor minyak sawit mentah yang memiliki nilai tambah

yang rendah.

Hagi dkk (2012), penelitiannya yang berjudul Analisis Daya Saing Ekspor

harga Minyak Sawit Indonesia dan Malaysia di Pasar Internasional. Dengan

tujuan untuk menganalisis dinamika daya saing ekspor harga kelapa sawit

Indonesia dan Malaysia di Pasar Internasional. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah time series 1995-2009. Hasil dari penelitiannya yaitu

daya saing minyak sawit Indonesia mengalami peningkatan di pasar dunia,

terutama di Asia dan Eropa. Di Eropa minyak sawit Malaysia lebih kompetitif

dibandingkan dengan Indonesia dilihat dari nilai negatif pada efek distribusi

pasar dan efek residual. Daya saing Indonesia dan Malaysia untuk produk

minyak sawit di atas rata-rata dunia, karena indeks RCA lebih dari satu.

Rasio nilai ekspor bersih serta total perdagangan Indonesia dan Malaysia

juga menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa Indonesia dan Malaysia

merupakan pengekspor minyak sawit.

Penelitian mengenai kointegrasi dilakukan oleh munadi (2012)

dengan judul Penurunan Ekspor dan Dampaknya Terhadap Ekspor

Minyak Kelapa Sawit Indonesia Ke India. Dalam pendekatan ini

bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku industry minyak

goreng dalam negri, pajak ekspor terhadap minyak kelapa sawit

digunakan sebagai instrument untuk memonitor keluar masuknya

Page 42: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

29

minyak kelapa sawit kepasar ekspor yang relative lebih menguntungkan

setiap saat

H. Kerangka Konseptual

Perkebunan kepala sawit yang ada di kabupaten mamuju tengah

masih membutuhkan maknisme yang disusun secara rapi agar hasil

produksinya dapat meningkat permasalahan yang terjadi adalah mayoritas

masyarakat mamuju tengah yang masih belum mengetahui sirkulasi atau

perputaran harga sawit yang juga cenderung masih ditutupi oleh pihak

perusahaan, Dengan berdirinya perusahaan perkebunan PT. global lestari

berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar

perusahaan perkebunan tersebut. Mengingat saat ini kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan perkebunan PT. global Lestari

masih belum optimal.

Berikut gambar kerangka konseptual analisis dampak penurunan

harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit kabupaten

mamuju tengah.

I. HIPOTESIS

HARGA KELAPA

SAWIT (X)

KESEJAHTERAAN/ PETANI

KELAPA SAWIT (Y)

Page 43: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

30

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka

hipotesis yang dalam penelitian ini adalah naik turunya harga kelapa sawit

sangat mempengaruhi kondisi perekonomian yang ada di Kabupaten

Mamuju Tengah dan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat

setempat.

Page 44: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan prosedur dan langkah yang akan

dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi dan pengolahan

data untuk memecahkan permasalahan.

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu

menggambarkan dampak turunnya harga kelapa sawit. Fokus utama

penelitian yang ditetapkan adalah tingkat pendidikan dalam keluarga,

kesehatan anggota keluarga, pereumahan/fasilitas yang dimiliki, dan

pendapatan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Mamuju Tengah dengan

mengadakan observasi ke daerah penghasil kelapa sawit yaitu

kecamatan karossa desa tasokko, yang dimana masyarakatnya rata-rata

memiliki perkebunan kelapa sawit dan waktu penelitiannya kurang lebih 2

bulan.

C. Defenisi Operasional Variabel Dan Pengukuran

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan hasil produksi, modal

sendiri dan modal pinjaman yang mempengaruhi pendapatan petani kelapa

Page 45: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

31

sawit terhadap kesejahteraannya. Sebagai berikut disajikan defenisi variable

harga (x) dan tingkat kesejahteraan (y):

1. Harga (X) adalah Harga adalah besaran yang di tetapkan oleh

perusahaan dan sepakati oleh pemerintah.

2. Tingkat kesejahteraan (Y) adalah pendapatan atau hasil produksi yang

diterima oleh petani kelapa sawit.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan karossa

yang berjumlah 100 penani kelapa sawit, dengan memilih beberapa

orang yang bisa memberikan informasi terkait dengan perkembangan

harga kelapa sawit di kabupaten mamuju tengah.

2. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sumpling

atau penarikan sampel secara sengaja yakni sebesar 30 responden atau

sekitar 20% dari total populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dalam hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan program

kerja petani kelapa sawit dalam upaya meningkatkan stabilitas dan

kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Mamuju tengah.

Page 46: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

32

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil data-

data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah

yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-

dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Serta dokumentasi

merupakan hal yang penting dalam membuktikan validitas sebuah data

ataupun hasil penelitian maka dianggap perlu oleh peneliti mengambil

dokumentasi pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, dokumentasi

yang akan diambil yaitu berbentuk rekaman atau foto

F. Teknis Analisi

Dalam penelitiaan ini Model dan Teknik Analisa data

menggunakan pendekatan Analisis Regresi linear sederhana. Sebelum

dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen

penelitian dan uji asumsi klasik yang diolah menggunakan program SPSS

(Statistic product and service solution) versi 17 for windows.

1 regresi linear sederhana

Tehnik analisis yang digunakan berdasarkan data dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif dengan model regresi linear sederhana. Analisis

regresi adalah analisis yang mengukur pengaruh variabel terhadap variabel

terikat. Pengukuran variabel ini melibatkan satu variabel bebas (x) dan

variabel terikat (y), yang dimana analisisnya regresi linear sederhana dengan

rumus:

Y= a+bx

Page 47: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

33

Dimana nilai

a : konstanta

b : koefisien regresi

x : harga

y : kesejahteraan petani

koefisien regresib „b‟ adalah kontribusi besarnya perubahan nilai variabel

bebas, semakin besar nilai koefisien regresi maka kontribusi perubahan

semakin besar, demikian pula sebaliknya akan semakin kecil. Kontribusi

perubahan variabel bebas (x) juga ditentukan oleh koefisien regresi positif

atau negatif.

2 Uji t

Uji parsial digunakan untuk melihat “keberartian” variabel bebas dengan

terikat bila salah satu variabel bebas. Uji t, yaitu pengujian hipotesis

variabel X terhadap variabel Y secara parsial atau satu per satu, dengan

rumus sebagai berikut : (Sugiyono, 2010 : 214)

Dasar pengambilan keputusan dapat mengacu pada dua hal, yakni:

a. Membandingkan nilai signifikansi dengan probabilitas 0,05

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, artinya variabel X

berpengaruh terhadap variabel Y.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05, artinya variabel X tidak

berpengaruh tarhadap variabel Y.

b. Membandingkan nilai dengan

Page 48: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

34

1. Jika nilai < artinya variabel X berpengaruh

terhadap vatiabel Y.

2. Jika nilai > artinya variabel X tidak

berpengaruh terhadap variabel Y.

Page 49: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Mamuju Tengah

Sejarah singkat Kabupaten Mamuju Tengah Kabupaten Mamuju Tengah

adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Mamuju

Tengah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Mamuju yang disahkan

dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI

tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB).

Kabupaten Mamuju Tengah dibagi menjadi 5 kecamatan, antara lain:

1. Pangale

2. Budong-Budong

3. Tobadak

4. Topoyo

5. Karossa

Kronologi pembentukan kabupaten Mamuju Tangah yang masih

tergolong baru merupakan kerja keras dari para masyarakat serta akademisi.

Ketua DPRD Mateng Arsal aras mengungkapkan bahwa ketika itu yang tergagas

adalah membentuk kabupaten Bupas atau Budong-budong Pasangkayu.

Sebagai gabungan dua wilayah yang berada di ujung provinsi Sulawesi Barat

kabupaten Mamuju. Namun pada perkembangannya ternyata kabupaten Mamuju

Utara (Matra) lebih dulu terbentuk, sebab lebih memenuhi syarat untuk lahirnya

povinsi sulbar yang diundang pada tahun 2004 Semangat membentuk mamuju

Page 50: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

36

tengah (Mateng) tetap menyala dengan beberapa nahkoda penting yakti

segenap tokoh

Page 51: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

36

pemuda dan masyarakat sepakat pembuntukan kabupaten mamuju

tengah harus dilanjutkan, maka para tokoh pemuda melaksanakan deklarasi

pembentukan mateng dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang

pembentukan Mateng.

Dalam perjalanannya dilakukan proses perumusan terhadap UU No.

32/1999 tentang pemerintahan daerah dan PP 78/2007 tentang pembentukan

dan penggabungan dan pemekaran daerah sehingga menjadi landasan tokoh

pemuda, masyarakat dan akademisi Mateng bergerak cepat membentuk komite

aksi percepatan pembentukan (KAPP) Kabupaten Mateng. Saat itu KAPP

menggelar rapat bersama tokoh terkait proses pembentukan Mateng termasuk

tokoh utama Aras tammauni bersepakat untuk menyampaikan aspirasi ke DPRD

Mamuju yang diterima langsung oleh ketua DPRD Mamuju Thamrin Andi Endeng

selanjutnya kebupti Mamuju Suhardi duka.

Setelah proses panjang melalui surat presiden Mateng masuk dalam

daftar yang disetujui untuk dibahas antara pemerintah, DPD dan DPR RI. Dalam

pembahsan itu disepakati untuk membentuk panja pemekaran yang didalamnya

gabungan ketiga institusi itu. Panjalah yang meninjau daerah-daerah yang akan

dimekarkan termasuk Mateng. Kajian panjang menyebutkan bahwa Mateng layak

dimekarkan langkah berikutnya adalah tim ibukota turun kelapangan dan

menyepakati kecamatan tobadak sebagai ibukota Mateng tepatnya di Desa

Benteng Kayu Bangiwang. Pada hari kamis 13 Desember 2012 sidang komisi II

DPR RI. Digelar pada malam hari semua fraksi menyetujui Kabupaten mateng

untuk ditetapkan dalam sidangparipurna DPR RI. Pada hari jumat 14 Desember

2012. Tanggal inilah yang kemudian menjadi patokan peringatan lahirnya

kabupaten yang Memiliki Motto Lalla’ Tassisara’

Page 52: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

37

1. Kondisi Geografi

Kabupaten Mamuju Tengah terletak pada Lintang Selatan 2ꞌ 05ꞌ 52ꞌ ꞌ dan

Bujur Timur 119ꞌ 20ꞌ 93ꞌ ꞌ , memiliki luas wilayah ± 301.437,01 Km2, terdiri dari 5

(lima) kecamatan dan 56 (lima puluh enam) desa, yaitu :

a) Kecamatan Tobadak, 8 (delapan) desa meliputi Desa Tobadak, Desa

Mahahe, Desa Polongaan, Desa Batu Parigi, Desa Sulobaja, Desa

Bambadaru, Desa Saloadak, dan Desa Sejati

b) Kecamatan Pangale, terdiri dari 9 (sembilan) Desa yaitu Desa Polo Lereng,

Desa Polo Pangale, Desa Pangale, Desa Kuo, Desa Polo Camba, Desa

Sartana Maju, Desa Lamba Lamba, Desa Kombiling, dan Desa Lemo-Lemo;

c) Kecamatan Budong-Budong, 11 (sebelas) Desa adalah Desa Babana, Desa

Kire, Desa Salumanurung, Desa Tinali, Desa Salugatta, Desa

Pontanakayang, Desa Bojo, Desa Pasapa, Desa Barakkang, Desa Lumu,

dan Desa Lembah Hada;

d) Kecamatan Topoyo, 15 (lima belas) Desa yaitu Desa Topoyo, Desa

Tabolang, Desa Tangkau, Desa Pangalloang, Desa Tumbu, Desa

Salupangkang, Desa Salupangkang IV, Desa Paraili, Desa Wae Puteh, Desa

Tappilina, Desa Salule’bo, Desa Kabubu, Desa Budong-Budong, Desa

Bambamanurung, dan Desa Sinabatta; dan

e) Kecamatan Karossa, terdiri dari 13 (tiga belas) Desa termasuk 2 (dua) UPT

meliputi Desa Karossa, Desa Kayu Calla, Desa Kadaila, Desa Benggaulu,

Desa Lemba Hopo, Desa Sanjango, Desa Lara, Desa Salubiro, Desa

Tasokko, Desa Kambunong.

Page 53: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

38

2. Kondisi Demografi

Kabupaten Mamuju Tengah terletak pada Lintang Selatan 2ꞌ 05ꞌ 52ꞌ ꞌ dan

Bujur Timur 119ꞌ 20ꞌ 93ꞌ ꞌ , memiliki luas wilayah ± 301.437,01 Km2, terdiri dari 5

(lima) kecamatan dan 56 (lima puluh enam) desa, yaitu :

1. Kecamatan Tobadak, 8 (delapan) desa meliputi Desa Tobadak, Desa

Mahahe, Desa Polongaan, Desa Batu Parigi, Desa Sulobaja, Desa

Bambadaru, Desa Saloadak, dan Desa Sejati;

2. Kecamatan Pangale, terdiri dari 9 (sembilan) Desa yaitu Desa Polo Lereng,

Desa Polo Pangale, Desa Pangale, Desa Kuo, Desa Polo Camba, Desa

Sartana Maju, Desa Lamba Lamba, Desa Kombiling, dan Desa Lemo-Lemo;

3. Kecamatan Budong-Budong, 11 (sebelas) Desa adalah Desa Babana, Desa

Kire, Desa Salumanurung, Desa Tinali, Desa Salugatta, Desa

Pontanakayang, Desa Bojo, Desa Pasapa, Desa Barakkang, Desa Lumu, dan

Desa Lembah Hada;

4. Kecamatan Topoyo, 15 (lima belas) Desa yaitu Desa Topoyo, Desa

Tabolang, Desa Tangkau, Desa Pangalloang, Desa Tumbu, Desa

Salupangkang, Desa Salupangkang IV, Desa Paraili, Desa Wae Puteh, Desa

Tappilina, Desa Salule’bo, Desa Kabubu, Desa Budong-Budong, Desa

Bambamanurung, dan Desa Sinabatta; dan

5. Kecamatan Karossa, terdiri dari 13 (tiga belas) Desa termasuk 2 (dua) UPT

meliputi Desa Karossa, Desa Kayu Calla, Desa Kadaila, Desa Benggaulu,

Desa Lemba Hopo, Desa Sanjango, Desa Lara, Desa Salubiro, Desa

Tasokko, Desa Kambunong, Desa Suka Maju, UPTD Mora IV, dan UPTD

Lara III.

Diantara 5 (lima) kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju Tengah,

Kecamatan Karossa merupakan kecamatan terluas, dengan luas wilayah hampir

Page 54: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

39

40 persen dari total luas wilayah kabupaten. Kecamatan Pangale merupakan

kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil di wilayah Kabupaten Mamuju

Tengah.

Mengenai batas-batas wilayah, sebagaimana disebutkan dalam

undangundang pembentukkannya, Kabupaten Mamuju Tengah mempunyai

batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Benggaulu Desa Benggaulu

Kecamatan Dapurang Kabupaten Mamuju Utara;

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Batu Bicara, Kecamatan Seko

Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan;

3. Sebelah Selatan berbatasan Sdengan Sungai Karama dan Desa Tarailu

Kecamatan Sampaga, Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju; dan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah merupakan wilayah dengan

topografi yang bervariasi. Dibagian barat merupakan wilayah pesisir pantai yang

berhubungan langsung dengan Selat Makassar. Sedangkan dibagian timur

sebagian besar merupakan daerah perbukitan. Secara umum, wilayah

Kabupaten Mamuju Tengah memiliki ketinggian 0 – 600 dpl (di atas permukaan

laut). Wilayah yang tertinggi terdapat di Kecamatan Pangale dengan ketinggian

mencapai 600 dpl. Juga terdapat 3 gunung yang terletak di Kecamatan Budong-

Budong yaitu Gunung Pasapa, Gunung Tanette Tangga, dan Gunung

Sukar.Jarak antara ibukota kecamatan dengan kecamatan lainnya dalam wilayah

Kabupaten Mamuju Tengah relatif dekat. Adapun jarak terjauh dari ibukota

Kecamatan Topoyo ke Kecamatan Karossa, yaitu 56 Km, kemudian ke

Kecamatan Tobadak 43 Km, ke Kecamatan Pangale 25 Km, dan terdekat ke

Page 55: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

40

ibukota Kecamatan Budong-Budong yang berjarak 13 Km. Selanjutnya jarak dari

ibukota Kabupaten Mamuju Tengah ke Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat,

yaitu sejauh 128 Km. Adapun jarak ke ibukota kabupaten di Provinsi Sulawesi

Barat, kabupaten tetangga, Kabupaten Mamuju Utara sejauh 161 Km, Kabupaten

Majene sejauh 258 Km, Kabupaten Polewali Mandar 314 Km, dan Kabupaten

Mamasa 407 Km.

Tabel 4.1

Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Perdesa/ UPT Kecamatan Tobadak

No Nama Desa/UPT Luas (Ha)

1 Sulobaja 2.232,43

2 Bambadaru 1.861,35

3 Batu Parigi 24.925,45

4 Polongaan 3.661,04

5 Mahahe 481,34

6 Tobadak 10.231,48

7 Salo Adak 5.627,91

8 Sejati 14.560,00

Kecamatan Tobadak 63.581,01

Sumber: RTRW Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

Dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Tobadak yang memiliki luas

daerah terbesar adalah Desa Batu Parigi dengan luas 24.925,45 Ha. Sedangkan

desa terkecil adalah Desa Bambadaru dengan luas 1.861,35 Ha.

Page 56: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

41

Tabel 4.2

Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Per Desa/ UPT Kecamatan

Pangale

No Nama Desa/UPT Luas (Ha)

1 Pangale 1.476,88

2 Sartanamaju 1.037,75

3 Polo Pangale 1.444,77

4 Kuo 1.235,00

5 Polo Lereng 2.073,43

6 Polo Camba 1.036,72

7 Lamba-lamba 1.207,60

8 Kombiling 301,38

9 Lemo-lemo 753,97

10 Kecamatan Pangale 11.568,54

Sumber: RTRW Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pangale

dengan luas wilayah seluas 11.568,54 Ha memiliki desa sebanyak 9 desa

dengan desa terluas adalah Desa Polo Lereng seluas 2.073,43 Ha dan

desa terekcil adalah Desa Kombiling dengan luas 301,38 Ha.

Page 57: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

42

Tabel 4.3

Wilayah Administrasi Dan Luas Wilayah Per Desa/ UPT Kecamatan

Budong-Budong

Sumber: RTRW Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

Kecamatan Budong-budong memiliki luas wilayah yaitu seluas

24.477,28 Ha dengan desa terluas adalah Desa Bojo dengan luas 5.234,68

Ha dan desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Lembah Hada

seluas 353,31 Ha.

No Nama Desa/UPT Luas (Ha)

1 Lumu 1.532,10

2 Tinali 372,02

3 Salumanurung 1.486,26

4 Kire 3.156,65

5 Salogatta 1.425,34

6 Pontanakayang 3.446,12

7 Babana 4.217,68

8 Pasappa 1.923,93

9 Bojo 5.234,68

10 Barakkang 1.347,19

11 Lembah Hada 353,31

Kecamatan Budong-budong 24.477,28

Page 58: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

43

Tabel 4.4

Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Per Desa/ UPT Kecamatan Topoyo

No Nama Desa/UPT Luas (Ha)

1 Budong-budong 1.067,10

2 Paraili 998,02

3 Topoyo 773,75

4 Kabubu 454,90

5 Waeputeh 1.311,56

6 Tappilina 989,51

7 Tangkou 531,42

8 Tabolang 2.918,58

9 Salupangkang 1.021,40

10 Salupangkang IV 924,68

11 Tumbu 1.934,39

12 Bambanurung 589,88

13 Pangalloang 1.827,04

14 Sinabatta 2.169,28

15 Salulekbo 74.943,64

Kecamatan Topoyo 92.456,21

Sumber: RTRW Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

Pada wilayah Kecamatan Topoyo wilayah desa terekecil ada pada

Desa Kabubu denga luas wilayah 454,90 Ha. Sedangkan desa dengan

luas wilayah terluas adalah Desa Salulekbo seluas 74.943,64 Ha.

Page 59: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

44

Tabel 4.5

Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah per desa/UPT kecamatan karossa

Sumber: RTRW Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

Kecamatan Karossa yang juga merupakan Kecamatan terluas di

Mamuju Tengah dengan luas 109.353,97 Ha, mempunyai 13 desa dengan

desa terluas adala Desa Karossa dengan luas wilayah 26.941,95 Ha.

Sedangkan desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa UPT Lara III

dengan luas wilayah 310,30 Ha.

No Nama Desa/UPT Luas (Ha)

1 Kambunong 16.493,88

2 Tasokko 16.842,61

3 Lara 17.436,30

4 Karossa 26.941,95

5 Lembah Hopo 8.991,95

6 UPT Lara III 310,30

7 Banggaulu 1.241,20

8 Kayu Calla 1.309,40

9 Kadaila 840,59

10 Sukamaju 1.475,60

11 Sukamaju 1.084,61

12 Salubiru 11.555,99

13 Sanjango 4.829,33

Kecamatan Karossa 109.353,97

Page 60: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

45

Tabel 4.6

Batas Wilayah Administrasi per Kecamatan di Kabupaten

Mamuju Tengah

No Kecamatan Batas wilayah

Utara Selatan Barat Timur

1 Topoyo Kec. Karossa Kec. Tobadak Selat Makassar

Prov. Sulse

l

2 Budong–

budong

Kec. Topoyo Kec. Pangale Selat Makassar

Kab Mam

uju

3 Tobadak Kec. Kab. Mamuju Kec. Prov.

Tobadak Budongbudong Sulse

l

4 Pangale Kec. Budongbudong

Kab. Mamuju Selat Makassar

Kab. Mam

uju

5 Karossa Kab. Mamuju Utara

Kec. Topoyo Selat Makassar

Prov. Sulse

l

Sumber: Bappeda Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2015

3. Keadaan Demografi

Keadaan penduduk di Kabupaten Mamuju Tengah memiliki jumlah

kepadatan penduduk yang berbeda di setiap kecamatan. Komposisi penduduk

menurut kelompok umur di Kabupaten Mamuju Tengah didominasi oleh

penduduk usia 5-9 tahun. Pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan pada

tahun ini seiring dengan perkembangan Kabupaten Mamuju Tengah sebagai

sebuah kabupaten di Selawesi Barat, yaitu sekitar 2,27 % dibandingkan tahun

sebelumnya. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai kabupaten termuda di wilayah

Provinsi Sulawesi Barat, tingkat kepadatan penduduk yakni sebesar 39 jiwa/ Km2

pada tahun 2012 atau dalam setia Km2 ditempati penduduk sekitar 39 orang.

Page 61: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

46

Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih

besar dari 100. Pada tahun 2012, sex ratio mengalami perubahan yaitu untuk

setiap 100 penduduk perempuan terdapat 107 penduduk laki-laki. Untuk melihat

kepadatan penduduk dan luas wilayah di Kabupaten Mamuju Tengah maka

dapat dilihat pada tabel 2.9 berikut:

Tabel 4.7

Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten

Mamuju Tengah Tahun 2012-2014

No

Kecamatan

Luas (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2012 2013 2014

1 Pangale 115,69 11.965 12.534 12.311

2 Budong-budong 244,77 24.247 25.013 25.492

3 Tobadak 635.81 25.232 26.107 26.908

4 Topoyo 924,56 27.537 28.980 29.271

5 Karossa 1.093,54 23.104 23.605 24.206

Jumlah 3.014,37 112.085 116.239 118.188

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tahun 2013, 2014 dan 2015

Dari tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecamatan yang

mempunyai penduduk terbanyak adalah Kecamatan Topoyo dengan luas 924,56

Km2 mempunyai kepadatan penduduk pada tahun 2012 sebanyak 11.965 jiwa

dan terus bertambah setiap tahunnya. Adapun kecamatan yang mempunyai

penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Pangale dengan penduduk sebanyak

11.965 jiwa pada tahun 2012 dan pada tahun 2014 sebanyak 12.311 jiwa.

Page 62: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

47

4. Agama dan Kepercayaan

Sebagaimana yang tercantum dalam bunyi sila pertama Pancasila

“Ketuhanan Yang Maha Esa” ini berarti bangsa Indonesia memilki agama yang

dianut oleh masyarakatnya. Begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Mamuju

Tengah yang mempunyai agama dan kepercayaan masing masing, untuk

dilaksanakan sebagimana dalam ajaran dan kepercayaannya. Jumlah penduduk

yang mendiami Kabupaten Mamuju Tengah pada hasil sensus tahun 2013

berjumlah 116.239 jiwa terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Suku – suku

yang ada di Kabupaten Mamuju Tengah ini terdiri dari suku Mandar, Toraja,

Bugis, jawa, Makassar dan suku lainnya. Sedangkan bahasa yang dipergunakan

sehari-hari adalah bahasa mandar, bugis, toraja, Makassar dan lain-lain. Namun,

perlu diketahui karena keragaman bahasa yang ada maka bahasa yang paling

umum digunakan adalah bahasa Indonesia. Pemeluk agama di Kabupaten

Mamuju Tengah mayoritas adalah pemeluk agama Islam, sisanya adalah Kristen

baik Protestan maupun Katolik, Hindu, Budha dan lain – lain.

Tabel 4.8

Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Kabupaten

Mamuju Tengah pada Tahun 2012 – 2014

No

Tahun

Agama

Islam Protestan

katolik Hindu Budha

1 2012

101.383 3.787 2.865 1.986 1.064

2 2013

103.941 4.716 3.410 2.248 1.198

3 2014

104.413 5.114 3.908 3.017 1.201

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tahun 2013, 2014, dan 2015

Page 63: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

48

Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Kabupaten

Mamuju Tengah mayoritas adalah beragama Islam yang dari tahun ke tahun

terus mengalami pertambahan yang signifikan. Penganut agama Islam pada

tahun 2014 sebanyak 104.413 jiwa yang disusul oleh agama Protestan sebanyak

5.114 jiwa. Adapun agama yang minoritas adalah agama Budha dengan banyak

penganut sebanyak 1.201 jiwa.

Masyarakat Kabupaten Mamuju Tengah sebelum Islam masuk di daerah

ini warga masyarakat setempat menganut kepercayaan animisme dan

dinamisme. Kepercayaan yang beranggapan bahwa ada kekuatan gaib yang

menghuni dunia ini. Dalam kenyataannya dewasa ini kepercayaan animisme dan

dinamisme dalam implikasi pelaksanaannya sudah mulai berkurang. Dan dalam

kehidupan sehari-hari kemajemukan penganut agama selalu terlihat kerukunan

dan tidak terjadi kesenjangan antar penganut agama masing-masing. Timbulnya

kerukunan antar umat beragama disebabkan oleh adanya saling pengertian dan

rasa hormat diantara mereka.

5. Kehidupan Sosial dan Budaya

Lahirnya perbedaan golongan dalam masyarakat, pada dasarnya diawali

oleh adanya keinginan manusia untuk saling menguasai. Dengan demikian akan

muncul perbedaan golongan antara bawahan dan atasan maupun antara

pimpinan dan yang dipimpin. Untuk mengetahui latar belakang pandangan hidup

suatu masyarakat tertentu yang harus diperhatikan adalah stratifikasi sosialnya.

Dewasa ini lapisan-lapisan sosial yang dimaksud nampaknya sudah mulai

bergeser sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Ada tiga lapisan

sosial baru yang mulai nampak di Kabupaten Mamuju Tengah yang mayoritas

penduduknya adalah suku Mandar. Lapisan lapisan sosial tersebut adalah :

Page 64: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

49

1. Lapisan birokrasi (pegawai negri, ABRI, dan sarjana),

2. Lapisan wiraswastawan (pedagang, atau pemilik modal), dan

3. Lapisan rakyat biasa. Lapisan sosial raja maupun bangsawan tinggi tetap

mendapat perlakuan lebih.

Bagi masyarakat Mandar, mereka mengikuti lingkungan pergaulan hidup

parental yakni hubungan yang memperhitungkan garis ayah maupun ibu. Dari

segi hak dan kewajiban antara ayah dan ibu mengikuti prinsip bilineal atau garis

serba dua. Oleh karena itu ayah dan ibu mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dalam memikul tanggung jawab urusan ekonomi rumah tangga yang dalam

istilah setempat dikenal dengan siwaliparri.

B. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Analisis dampak penurunan harga kelapa sawit terhadap

kesejahteraan petani kelapa sawit:

1. Harga

Harga kelapa sawit yang ada di mamuju tengah cenderung mengalami

fluktuasi yang terkadang tidak dapat di prediksi karena itu merupakan wewenang

dari pihak perusahaan untuk memainkan harga pasar. Ir. H. Tanawali, M.AP

menyatakan bahwa penurunan harga sawit bisa disebabkan oleh beberapa

faktor, yang pertama adalah adanya gejolak di pasar eropa dimana parlemen Uni

Eropa serentak melarang produk yang berasal dari minyak sawit (CPO) dari

Indonesia, walaupun Indonesia sudah memenangkan gugatan terhadap

keputusan Parlemen Uni Eropa tersebut akan tetapi dibutuhkan beberapa waktu

untuk menormalkan kembali penerimaan pasar terhadap minyak sawit Indonesia.

Kedua, kondisi terakhir kelapa sawit indonesia berada pada puncak panen,

sehingga buah sawit melimpah hal tersebut turut berpengaruh pada harga TBS

kelapa sawit. Ketiga, adanya kompetitor dari minyak kelapa sawit yakni minyak

Page 65: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

50

kedelai yang saat ini lagi panen besar-besaran di negara-negara yang selama ini

menjadi tujuan ekspor minyak sawit Indonesia. Pada pertemuan tersebut, Ir. H.

Tanawali, M.AP juga menyinggung masalah peremajaan kelapa sawit yang

sebentar lagi akan dilaksanakan di tiga kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu

Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah dan Kabupaten Pasangkayu.

Dana peremajaan kelapa sawit berasal dari dana BPDPKS yang bersumber dari

biaya pemotongan penjualan kelapa sawit petani.

Tabel 4.9

umur tanaman kelapa sawit

sumber: keluaran dinas perkebunan sulbar

Berikut penetapan Harga TBS Provinsi Sulawesi Barat periode september

2019; kelapa sawit umur 3 tahun sebesar Rp. 753,09; kelapa sawit umur 4 tahun

Rp.805,28; kelapa sawit umur 5 tahun Rp.847,18; kelapa sawit umur 6 tahun Rp.

892,17; kelapa sawit umur 7 tahun Rp.913,88. Selanjutnya, kelapa sawit umur 8

tahun Rp.940,22; kelapa sawit umur 9 tahun Rp.955,10; kelapa sawit umur 10

No Umur Tanaman (Tahun) Tahun Tanaman

(Tahun)

Harga TBS(Rp/kg)

1 3 2016 753,09

2 4 2015 805,28

3 5 2014 847,18

4 6 2013 892,17

5 7 2012 913,88

6 8 2011 940,22

7 9 2010 955,10

8 10/20 1999/2009 967,36

9 21 1998 952,85

10 22 1997 932,87

11 23 1996 925,53

12 24 1995 907,99

13 25 1994 906,36

Page 66: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

51

tahun-20 tahun Rp.967,36; kelapa sawit umur 21 tahun Rp.952,36. Kemudian,

kelapa sawit umur 22 tahun Rp.932,87; kelapa sawit umur 23 tahun Rp.925,53;

kelapa sawit umur 24 tahun Rp.907,99; dan kelapa sawit umur 25 tahun

Rp.906,36.

hal tersebut dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut yang

menggambarkan kondisi harga yang beredar di masyarakat:

2. Kondisi petani menurunnya harga sawit

Sawit merupakan hasil pendapatan para petani, semenjak turunnya harga

sawit petani sangat resah karna kelapa sawit merupakan biaya kebutuhan

sehari-hari petani. Petani sawit mengeluhkan jatuhnya harga tandan buah segar

(TBS) sawit. Saat ini harga TBS sawit hanya sekitar Rp 120-150/kg, jauh dari

harga normal yang berkisar Rp 600-700/kg. Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit,

Mansuetus Darto mengatakan, hal ini salah satunya dipicu oleh penerapan

Page 67: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

52

pungutan hasil ekspor sawit oleh pemerintah lewat BPDP kelapa sawit."Terbukti

dengan pungutan 50 US$/ton harga tandan buah segar (TBS) petani telah

mengalami penurunan sekitar Rp 120-150/kg," tutur dia dalam keterangannya,

Minggu (7/7/2019).Lebih lanjut ia memaparkan, penurunan harga beli TBS

kelapa sawit di tingkat petani, dilakukan pengusaha dan ekpsortir untuk menutup

biaya pungutan kelapa sawit. Sederhananya, para pengusaha membayar

pungutan sawit dengan memotong harga beli TBS kelapa sawit dari tingkat

petani.

Sementara itu, Petani Sawit anggota SPKS mateng,karossa , Kaharuddin

mengatakan, selain adanya pungutan dana sawit, program biodiesel juga

dipandang jadi salah satu penyebab jatuhnya TBS sawit di tingkat petani.Petani,

lajut kaharuddin, tak punya pilihan selain menjual TBS kelapa sawit mereka ke

tengkulak dengan harga rendah, lantaran kalangan industri lebih senang

menyerap kelapa sawit mereka sendiri untuk kebutuhan Biodiesel ketimbang

menyerap kelapa sawit dari petani."Kami petani swadaya dirugikan, selalu

menjual ke tengkulak dengan harga rendah, sementara industri biodiesel hanya

memperoleh supply bahan baku dari kebun mereka sendiri," tegasnya.

C. Sebab Terjadinya Penurunan Harga Sawit

Setelah mengalami penurunan harga minyak sawit semenjak 2017 lalu,

harga minyak sawit di tahun ini digadang akan membaik, kendati dibayang-

bayangi melimpahnya produksi yang dikhawatirkan akan membuat harga kembali

melorot. Dari laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI),

semenja kajatuhan harga pada Agustus 2016 lalu, harga minyak sawit dunia

terus melemah. Kondisi demikian ditambah dengan adanya perang dagang

Page 68: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

53

antara Amerika Serikat dengan China dan juga Penurunan harga CPO

disebabkan demand CPO yang menurun akibat kampanye negatif Uni Eropa.

Kajatuhan harga minyak kedelai akibat meningkatnya stok berimplikasi pada

harga minyak sawit yang juga mengelami tren melemah. Pada 2015 sejatinya

Indonesia telah berinisiatif untuk melakukan pencegahan pelemahan harga

minyak sawit dengan membentuk Badan Layanan Umum (BLU), Badang

Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), dimana tugas BLU ini

mengelola dana yang dipungut dari setiap ton minyak sawit yang diekspor dan

dana yang terkumpul salah satunya digunakan sebagai insentif pengembangan

pasar dalam negeri Biodiesel sawit.

Pada awal penerapan, cara demikian dianggap berhasil namun semenjak

awal 2018 harga minyak sawit kembali menunjukkan tren pelemahan yang kian

dalam, sehingga dalam periode tahun tersebut muncul desakan untuk

menghentikan pungutan ekspor awit yang dianggap kian memperdalam

kejatuhan harga utamanya harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit ditingkat

petani. Desember 2018, pemerintah mengabulkan desakan tersebut dan

membuat kebijakan pungutan ekspor tidak diterapkan bila harga minyak sawit

masih dibawah harga US$ 570/ton, sayangnya kebijakan tersebut dianggap akan

semakin menekan harga minyak sawit nasional dengan diterapkannya batas

bawah.

Memasuki awal tahun 2019, harga sawit tercatat mulai mengalami

kenaikan lantaran adanya permintaan dari sejumlah negara konsumen sawit,

namun upaya perundingan antara China dan Amerika Serikat patut di waspadai

sebab bakal memiliki implikasi terhadap permintaan minyak sawit ke negeri tirai

bambu tersebut dan berdampak pada harga minyak sawit. Lobi Indonesia

Page 69: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

54

terhadap pasar minyak sawit India juga sudah mulai dilakukan dan ada potensi

mengerek permintaan minyak sawit asal Indonesia. Dengan memahami

kebutuhan masing-masing negara, Indonesia dan India, berupaya untuk

mensinergikan perdagangan komoditas.

Berikut data yang menunjukkan turunnya harga sawit yang ada di kabupaten

Mamuju Tengah.

Tabel 4.10

Kondisi Harga Kelapa Sawit Tahun 2016-2019

No Tahun Harga TBS

1 2016 1250 Rp/kg 33 juta ton

2 2017 1200 Rp/kg 36 juta ton

3 2018 1150 Rp/kg 44 juta ton

4 2019 1009 Rp/kg 47 juta ton

Sumber: GAPKI

50

40

30

20

10 23

jt

ton

24

jt

ton

25

jt

ton

29

jt

ton

31

jt

ton

33

jt

ton

36

jt

ton

44

jt

ton

47

jt

ton

Page 70: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

55

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Volume CPO (juta ton)

DESKRIPSI

Volume produksi kelapa sawit (minyak sawit) atau Crude Palm Oil (CPO)

cenderung meningkat sejak tahun 2011 hingga 2019.Laporan Statistik

perkebunan Indonesia tentang kelapa sawit yang dirilis Direktorat Jenderal

Perkebunan mencatat bahwa volume produksi tahun 2018 meningkat signifikan

sebesar 43,9 juta ton atau 19,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

SUMBER

Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian dan

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

D. Analisis Data

a. Identitas Responden

Pada bab ini penulis menganalisis data-data yang telah diperoleh dari

hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesiner) kepada penduduk

Di kecamatan Karossa Desa Tasokko yang telah ditetapkan sebagai

responden, yaitu sebanyak 30 responden. Menganalisis data merupakan

suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu

bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban sampel penelitian. Analisis

data yang dimaksud adalah interpestasi langsung berdasarkan data dan

informasi yang diperoleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisis

pada bab ini adalah sebagai berikut

Page 71: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

56

Tabel 4.11

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1

2

Laki – laki

Perempuan

17

3

Total 30

Sumber: profil desa tasokko

Sampel yang ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini tidak

memiliki kriteria tertentu, baik laki- laki maupun perempuan yang memiliki

lahan sawit di kecamatan karossa dapat menjadi sampel. Teknik penarikan

sampel yang telah ditetapkan peneliti adalah simple random sampling, yaitu

teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yang pengambilan sampel

anggotanya dilakukan secara acak tanpa harus memperhatikan stratanya

yang ada didalam populasi. jumlah responden laki-laki sebanyak 20

responden dan jumlah responden perempuan sebanyak 10 responden.

Tabel 4.12

Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Jenjang Usia Jumlah

1

2

3

4

5

20 – 32

33 – 41

42 – 50

51 – 53

61 – 75

3

7

10

8

2

Total 30

Sumber: profil desa tasokko

Dari data tabel 2 dapat dilihat bahwa usia responden mulai dari usia 20 tahun

hingga tertua umur 75 tahun. Jumlah usia yang paling banyak adalah usia 42

Page 72: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

57

– 50 tahun yaitu orang karena memang di Kecamatan karossa desa tasokko

lebih banyak penduduk yang memiliki lahan sawit yang usianya lebih tua

dibandingkan dengan usia muda sehingga responden yang diteliti pun lebih

banyak Usia tua dibandingkan usia muda. Demikianlah peneliti menemukan

sample usia penduduk di Kecamatan karossa desa tasokko.

Tabel 4.13

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1

2

3

4

5

Tidak Tamat SD

SD / sederajat

SMP / sederajat

SMA / sederajat

Perguruan Tinggi / sederajat

10

15

3

2

Total 30

Sumber: profil desa tasokko

Dapat kita lihat jumlah terbanyak adalah tamatan SD dimana

berjumlah 15 responden sedangkan yang tidak tamat SD berjumlah 10

responden dan yang tamatan SMP berjumlah 3 responden, Sementara

tamatan SMA berjumlah 2 responden. Banyaknya responden yang tidak

sekolah menandakan bahwa penduduk di kabupaten mamuju tengah

mereka biasanya akan keluar ke kota untuk tetap melanjutkan

pendidikannya.

b. Tabel harga dan pendapatan perbulan tahun 2018 dan 2019

Page 73: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

58

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup,

semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar

kemampuan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan–

kegiatan yang akan dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.

Adapun harga dan pendapatan/ hasil petani tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.14

Hasil observasi harga dan pendapatan pet

ani tahun 2018

No Nama Luas lahan/

Jumlah tbs per

Harga/rb

Pendapatan/rb

Page 74: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

59

Sumber: data observasi

Tabel 4.15

Hasil observasi harga dan pendapatan petani tahun 2019

Ha panen

1 Kaming 2,5 2 ton 1050 2.100.000

2 Kaharuddin 2 500 kg 1000 500.000

3 Fadluna 1 400 kg 1000 400.000

4 Sania 3 2 ton 1000 2.000.000

5 Nensi 2 1,5 ton 1050 1.575.000

6 Baharuddin 3 2 ton 1000 2.000.000

7 Fahri 2 1 ton 1000 1.000.000

8 Muhammad Ali 1,5 600 kg 1000 600.000

9 Untung 3 2,5 ton 1050 2.625.000

10 Amiruddin 1,5 1 ton 1000 1.000.000

11 Anwar 1,5 800 kg 1000 800.000

12 Hasba 1 1 ton 1000 1.000.000

13 Abdul rahman 1,5 1,5 ton 1000 1.500.000

14 Bahtiar 3 2 ton 1000 2.000.000

15 Lawahe 2,5 1 ton 1000 1.000.000

16 Russeng 3,5 2,5 ton 1000 2.500.000

17 Faisal bakri 1,5 800 kg 1000 800.000

18 Yusuf 1 600 kg 1000 600.000

19 Sila 2,5 2 ton 1000 2.000.000

20 Abdulla 1 500 kg 1000 500.000

21 Ferdi 2 2 ton 1000 2.000.000

22 Hayana 1 800 kg 1000 800.000

23 Ahmad 2 1 ton 1000 1.000.000

24 Afdal 4 2 ton 1000 2.000.000

25 Rusli 1 600 kg 1000 600.000

26 Sapiuddin 1 500 kg 1000 500.000

27 Pilemong 2 1,3 ton 1000 1.300.000

28 hasna 1 800 kg 1000 800.000

29 Puang nia 2,5 1,5 ton 1000 1.500.000

30 Buha’ 1 800 kg 1000 800.000

Jumlah/rata-rata 57 100.500 126.000.000

No Nama Luas lahan/H

a

Jumlah tbs per panen

Harga/rb

Pendapatan/rb

1 Kaming 2,5 2 ton 900 1.800,000

2 Kaharuddin 2 600 kg 850 510.000

Page 75: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

60

Sumber:data observasi

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 harga

rata-rata adalah 1000 dan pendapatan tertinggi didapat oleh petani bernama

Untung sebesar rp 2.625.000 sedangkan pendapatan yamg paling rendah

3 Fadluna 1 500 kg 850 450.000

4 Sania 3 2 ton 850 1.700.000

5 Nensi 2 1,5 ton 900 1.350.000

6 Baharuddin 3 2 ton 850 1.700.000

7 Fahri 2 1 ton 850 850.000

8 Muhammad Ali 1,5 700 kg 850 595.000

9 Untung 3 2,5 ton 900 2.250.000

10 Amiruddin 1,5 1 ton 850 850.000

11 Anwar 1,5 900 kg 850 765.000

12 Hasba 1 1 ton 850 850.000

13 Abdul rahman 1,5 1,5 ton 850 1.275.000

14 Bahtiar 3 2 ton 850 1.700.000

15 Lawahe 2,5 1 ton 850 850.000

16 Russeng 3,5 2,5 ton 850 2.125.000

17 Faisal bakri 1,5 900 kg 850 765.000

18 Yusuf 1 700 kg 850 595.000

19 Sila 2,5 2 ton 850 1.700.000

20 Abdulla 1 600 kg 850 510.000

21 Ferdi 2 2 ton 850 1.700.000

22 Hayana 1 900 kg 850 765.000

23 Ahmad 2 1 ton 850 850.000

24 Afdal 4 2 ton 850 1.700.000

25 Rusli 1 700 kg 850 595.000

26 Sapiuddin 1 600 kg 850 510.000

27 Pilemong 2 1,3 ton 850 1.105.000

28 hasna 1 900 kg 850 765.000

29 Puang nia 2,5 1,5 ton 850 1.275.000

30 Buha’ 1 900 kg 850 765.000

Jumlah/rata-rata 57 85.500 104.739.333

Page 76: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

61

didapat oleh petani bernama Fadluna sebesar rp 400.000. sedangkan pada

tahun 2019 harga rata-rata adalah 850 dan pendapatan tertinggi didapat

petani bernama untung sebesar rp 2.250.000 sedangkan pendapatan

terendah didapat petani bernama Fadluna sebesar rp 450.000.

c. Pengujian regresi linear sederhana

Moetode regresi linear sederhana ini dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat pengaruh antara harga dengan kesejahteraan.

Berdasarkan analisis data menggunakan SPSS20, Pengaruh harga

terhadap kesejahteraan masyarakat petani akan dilihat dari indikator

masing-masing variabel. Berikut hasil jawaban-jawaban responden

berdasarkan data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil spss pendapatan per panen tahun 2018

coefficients

No Model Unstandardized

coefficients Standardized coefficients t sig

B Std. eror Beta

1 (contant) 20.965 1.657 12.653 .006

harga .228 .061 934 3.707 .000

a. Dependent Variable: kesejahteraan Sumber: Data diolah

Diketahui nilai constant (a) sebesar 20.965 sedangkan nilai harga

(b/koefisien regresi) sebesar 0,228, sehingga persamaan regresinya

dapat ditulis:

Y = a + Bx

Y = 20.965 + 0,228X

Page 77: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

62

Persamaan tersebut dapat diterjemahkan:

1. Kostanta sebesar 20.965, mengandung arti bahwa nilai konsistent

variabel partisipasi adalah sebesar 20.965

2. Koefisien regresi X sebesar 0,228 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1% nilai harga, maka nilai partisipasi bertambah

sebesar 0,228. Koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga

dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah

positif.

Tabel 4.17 Hasil spss pendapatan per panen tahun 2019

coefficients

No Model Unstandardized

coefficients Standardized coefficients t sig

B Std. eror Beta

1 (contant) 12.053 5.072 3.376 .025

harga 15.393 5.932 .440 2.595 .000

a. Dependent Variable: pendapatan

sumber: data diolah

Diketahui nilai constant (a) sebesar -12.053 sedangkan nilai harga

(b/koefisien regresi) sebesar 15.393, sehingga persamaan regresinya

dapat ditulis:

Y = a + Bx

Y = -12,053 + 15.393X

Persamaan tersebut dapat diterjemahkan:

Page 78: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

63

1. Kostanta sebesar -12.053, mengandung arti bahwa nilai konsistent

variabel partisipasi adalah sebesar -12.053

2. Koefisien regresi X sebesar 15.393 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1% nilai harga, maka nilai partisipasi bertambah

sebesar 15.393. Koefisien regresi tersebut bernilai positif, sehingga

dapat dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah

positif.

d. Analisis uji t

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dimaksudkan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:

Tabel 4.18

Hasil spps pendapatan per bulan tahun 2018

coefficients

No Model Unstandardized

coefficients Standardized coefficients t sig

B Std. eror Beta

1 (contant) 20.965 1.657 12.653 .006

harga .228 .061 934 3.707 .000

a. Dependent Variable: kesejahteraan Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat mengambil keputusan bisa dijelaskan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan dari nilai signifikasi : dari tabel coefficients diperoleh

nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Harga (X) berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan (Y).

Page 79: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

64

2. Berdasarkan nilai t : diketahui sebesar 12.653 > 3.707

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X) berpengaruh

terhadap variabel kesejahteaan (Y).

Dapat dilihat cara mencari = (a/2 : n-k-1)

= (0,05/2 : 30-1-1)

= (0,025 : 28)

= 2,048

Tabel 4.19

Hasil spss pendapatan per bulan tahun 2019

coefficients

No Model Unstandardized

coefficients Standardized coefficients t sig

B Std. eror Beta

1 (contant) 12.053 5.072 3.376 .025

harga 15.393 5.932 .440 2.595 .000

a. Dependent Variable: pendapatan

sumber: data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat mengambil keputusan bisa dijelaskan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan dari nilai signifikasi : dari tabel coefficients diperoleh

nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Harga (X) berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan (Y).

b. Berdasarkan nilai t : diketahui sebesar 3.376 > 2.595

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X) berpengaruh

terhadap variabel kesejahteaan (Y).

Dapat dilihat cara mencari = (a/2 : n-k-1)

Page 80: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

65

= (0,05/2 : 30-1-1)

= (0,025 : 28)

= 2,048

E. Hasil pembahasan

1. Pengaruh harga terhadap pendapatan atau kesejahteraan petani

Berdasarkan pengujian secara parsial pengaruh harga terhadap

pendapatan petani pada tabel, diperoleh dari perhitungan variabel pada

tahun 2018 dan 2019 hasil analaisis kedua tahun tersebut tidak jauh

berbeda dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X) berpengaruh

terhadap variabel kesejahteaan (Y). hasil analisis yang dipaparkan

tersebut menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan/kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu petani

kelapa sawit di kecamatan Karossa jika memiliki harga yang baik

sehingga dengan begitu pendapatan masyarakat pun ikut baik atau

meningkat maupun sebaliknya jika harga kelapa sawit menurun maka

berdampak pada masyarakat petani khususnya petani daerah.

Page 81: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

66

Page 82: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

36

Page 83: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

65

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah terjadi penurunan harga sawit menyebabkan dampak yang sangat

buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Karossa.

Hal ini dapat dilihat dari uji t yang dilakukan peneliti menggunakan program

SPSS bahwasanya variabel harga (X) berpengaruh terhadap variabel

kesejahteraan (Y). Masyarakat petani yang mengandalkan sektor perkebunan

kelapa sawit sebagai sistem mata pencaharian utama hidupnya dihadapkan

dengan permasalahan ekonomis yaitu menurunnnya harga komoditas pada

sektor perkebunan kelapa sawit. Penurunan yang terjadi sangat signifikan

sehingga menyebabkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani berkurang.

Meskipun petani memiliki penghasilan dari hasil kebunnya tersebut, namun

dengan harga sawit yang rendah seperti itu wajar apabila mereka mengaku

bahwa peghasilan sekarang yang mereka dapatkan tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

B. Saran

Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini yang didapat di uraikan

sebagai berikut:

1. Pemerintah harus lebih memperhatikan segala kebutuhan yang menjadi

faktor pendukung keberhasilan masyarakat dalam meningkatkan

perekonomian mereka

2. Pemerintah harus memberikan pembinaan dan pembelajaran bagi

masyarakat petani kelapa sawit

Page 84: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

66

3. Hendaknya pola pemasaran Kelapa sawit tidak terlalu melibatkan banyak

aktor pemasaran didalamya, agar petani mendapatkan hasil/pendapatan yang

sesuai dengan hasil kelapa sawit yang mereka peroleh.

Page 85: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

67

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1989. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta :Penerbit

Ghalia Indonesia:

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Buni Aksara

Denburg, F Thomas. 1986. Makro Ekonomi. Konsep Teori dan Kebijaksanaan.

Edisi 7. Erlangga : Jakarta

Flippo, L. 1994. Karir dalam Organisasi (Terjemahan Susanto Budidharmo).

Semarang: BPFE Universitas Diponegoro. http://library.usu.ac.id/

modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid

=501

Glaser, B., L. Haumaier, G. Guggenberger and W. Zech. 2001. The 'Terra Preta'

phenomenon: A model for sustainable agriculture in the humid tropics.

Naturwissenschaften 88(1): 37-41.

Harahap, Sofyan Syarif. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta.

PT Raja Grafindo Persada

Harsono, Budi, 1999, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan UUPA,

Djambatan, Jakarta

Komarudin, 2001, Ensiklopedia Manajemen, Edisi IX, Jakarta : Bumi Aksara.

Nasikun, 1993, Sistem Sosial Indonesia,Jakarta.: PT. Raja Grafindo Persada

Risza, 2005. Definisi Produktivitas Suatu Pengertian Efisiensi Secara

Umum.Jurnal wataroza vol. 1 .No. 1 .Bogor: Balai Penelitian Veteriner.

Robert Pindyck & Daniel L. Rubinfeld. 2007. Mikroekonomi edisi keenam. Indeks:

Jakarta

Sunarjono, 2000. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). : Bandung: CV. Alfabeta

Satori, Djam’an dan Komariah, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif..Bandung:

Alfabeta.

Page 86: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

68

Thulus th thambunan 2011. Industrialisasi dinegara sedang berkambang, kasus

indonesia. Jakarta : ghalia indonesia

Todaro, M. P. dan S. C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga

https://regional.kompas.com/read/2010/04/08/12495516/Produksi.Sawit.Sulawesi.Ba

rat.Terbesar.di.Kawasan.Indonesia.Timur.

Page 87: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

LAMPIRAN

Page 88: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

DOKUMENTASI

Kantor kesatuan bangsa dan politik

Perkebunan petani

Page 89: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

Hasil penen petani

Buah TBS

Page 90: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

Sawit umur 3 tahun

Observasi di petani

Page 91: ANALISIS DAMPAK PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT …

BIOGR AFI PENULIS

Reski Aribowo lahir di Salubejau pada tanggal 26 April 1997

sebagai anak ke Dua dari pasangan Bapak Sadimun dan Ibu

Sania. Penulis sekarang bertempat tinggal di Jl. Paccinongan

kompleks Graha Surandar 3 Kab Gowa. Penulis telah

menempuh pendidikan sebagai berikut, penulis masuk SD

Inpres Salubejau dan lulus tahun 2009, kemudian

melanjutkan ke SMP Negeri 3 Karossa dan lulus pada tahun 2012. Setelah lulus

dari SMP, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat lanjut di SMAN

dan lulus pada 1 Mamuju Tengah tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi pada jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar program strata satu sampai sekarang. Sebagai tugas akhir, maka

penulis menulis sebuah skripsi yang berjudul sebagai berikut: analisis dampak

penurunan harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit di

kabupaten mamuju tengah(Studi Kasus Kec. Karossa)”.