analisis dampak perubahan musim terhadap banjir tahunan ibukota serta dampak pada kesehatan...

Upload: vindy-cesariana

Post on 18-Oct-2015

152 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN MUSIM TERHADAP BANJIR TAHUNAN IBUKOTA SERTA DAMPAK PADA KESEHATAN LINGKUNGAN

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi SDM dan SDA

Dosen Pembimbing :Dra. Endah Sulistyo M

Disusun Oleh :Dewi Mentari (8105108036)

JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2012

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan jumlahnya sangat banyak. Tak heran jika negara kita khususnya disebut Negara Maritim, karena hampir bagian di Indonesia merupakan perairan. Mulai dari sungai sampai dengan laut yang begitu esotik keindahannya. Bukan hanya Indonesia hampir seluruh pelosok negera membutuhkan air, karena air merupakan sumber kehidupan. Manusia bisa hidup tanpa makan dnegan waktu satu minggu akan tapi manusia membutuhkna waktu tiga hari saja untuk hidup tanpa air. Tanpa air segalanya tiada berarti.Akan tetapi bila kita tidak bisa mengolah dengan baik, air malah bisa menjadi malapetaka untuk kita semua, banyak keadaan alam yang kita alami yang disebabkan air, seperti banjir, tsunami, longsor, erosi, dan masih banyak lagi. Apalagi musim hujan tiba, banjir menjadi momok untuk kota-kota besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di dunia. Banjir yang terjadi biasanya disebabkan karena pergantian musim dari musim kemarau menjadi musim hujan, sehingga mudah sekali debit air naik. Selain itu disebabkan karena buruknya penanganan sampah, masyakarakat rasanya kurang perduli sehingga membuang sampah sembarangan seperti di sungai, selokan, dan sebagainya. Apabila musim hujan datang sungai dan selokan terjadi penyumbatan akibat sampah yang menumpuk. Hal lainnya dikarenakan pembangunan tempat pemukiman ditanah kosong yang menyebabkan hilangnya daya resap air hujan.Pembangunan tempat pemukiman bisa menyebabkan meningkatnya resiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi serta peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya. Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang merupakan citra negara dan barometer ekonomi, setiap waktu harus ada peningkatan pembangunan dari semua sektor. Akibat dari pembangunan gedung-gedung dan pusat perbelanjaan yang tidak memperharikan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) sehinggan semakin sedikitnya lahan untuk serapan air, yang akhirnya menimbulkan sebuah genangan besar atau disebut juga dengan banjir.Kemudian adanya pembabatan hutan yang liar akibatnya terjadi erosi tanah. Tumbuhan yang semula difungsikan untuk menahan kekuatan air dari hutan tetapi karena hutan gundul sehingga tidak ada yang bisa menyerap kekuatan air itu karena pada sesungguhnya tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Biasanya hutan gundul karena terdapatnya tambang emas di tempat itu, karena bagi masyarakat sekitar lebih memilih untuk menambang emas karena dirasa dengan menambang emas bisa menjadi mata pencaharian yang lebih menguntungkan. Apabila hujan turun dengan deras, tidak ada yang bisa menahan kekuatan air tersebut sehingga terjadilah banjir, banjirnya tersebut bisa berupa banjir bandang.Selanjutnya adalah Bendungan dan saluran air yang rusak. Walaupun tidak sering terjadi namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat musim hujan deras yang panjang. Karena bertambahnya debit air sehingga bendungan tidak lagi mampu untuk menahan air tersebut sehingga terjadilah bendungan yang bocor akibatnya air meluap ke jalan dan pemukiman perumahan, lalu terjadilah banjir.Setiap kali terjadi banjir di Jakarta sering terdengar ungkapan banjir itu kiriman dari Bogor. Tudingan itu muncul karena hampir semua sungai yang bermuara di Jakarta berhulu di wilayah Kabupaten Bogor. Daerah aliran sungai yang berasal dari Bogor adalah DAS Ciliwung, DAS Cakung, DAS Angke, DAS Sunter, DAS kalibaru dan DAS Krukut. Banjir yang terjadi di Jakarta tidak hanya karena aliran air dari Bogor dimana banjir kiriman berarti hujan hanya terjadi di daerah Bogor, kenyataannya hujan juga terjadi di Jakarta, ditambah dengan pasang laut. DAS hulu Ciliwung berbentuk seperti corong yang terdiri dari berbagai anak sungai dan menyempit di bendungan utama Ciliwung di Katulampa. Seandainya banjir itu limpahan dari hulu, tentu kota Bogor akan banjir terlebih dahulu. Banjir merupakan permasalahan kompleks yang harus segera ditangani agar akibat yang ditimbulkannya tidak banyak merusak dan merugikan masyarakat sekitarnya, mengingat Jakarta merupakan Ibukota Negara yang merupakan citra negara dan baromter ekonomi. Usaha-usaha untuk mencegah dan mengurangi akibat terjadinya banjir harus segera dilakukan. Selain Jakarta sekarang ini banyak kota-kota besar yang mengalami hal yang sama seperti di Jakarta. Ini menjadi masalah yang lebih serius dan harus dibenahi dan mencari solusi dalam upaya pencegahannya.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara perubahan musim dengan banjir tahunan ibukota serta dampak terhadap kesehatan lingkungan.

1.3 Pembatasan MasalahDari berbagai identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka peneliti membatasi maslah yang diteliti hanya pada Analisis Dampak Perubahan Musim Terhadap Banjir Tahunan Ibukota Serta Dampak Pada Kesehatan Lingkungan.

1.4 Tujuan Penulisan Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah mengungkap dan menganalisis fenomena banjir tahunan yang menimpa ibukota serta dampak banjir terhadap kesehatan lingkungan serta memaparkan solusi yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah banjir di Ibukota melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)

1.5 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian[footnoteRef:1]. [1: http://sayudjberbagi.wordpress.com/2010/04/29/study-literature/, tanggal akses 8 Desember 2012]

Analisis yang penulis lakukan merupakan sintesis dan penjabaran hasil kajian pustaka yang didukung data terkini. Sumber data tersebut bersumber dari surat kabar harian dan berita online pilihan pertanggal

BAB IIAnalisis Dampak Perubahan Musim Terhadap Banjir Tahunan Ibukota Serta Dampak Terhadap Kesehatan Lingkungan

2.1 Perubahan MusimCuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafii (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi[footnoteRef:2]. [2: http://mbojo.wordpress.com/2007/04/15/cuaca-dan-iklim/, tanggal akses 10 Desember 2012]

TrewarthaandHorn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting[footnoteRef:3]. [3: Ibid.,]

Trenberth, HoughtonandFilho (1995)dalamHidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung[footnoteRef:4]. [4: Ibid.,]

Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim. Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) yaitu:1. posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang)2. keberadaan lautan atau permukaan airnya3. pola arah angin4. rupa permukaan daratan bumi5. kerapatan dan jenis vegetasi.

Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia. Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut :

1. Musim KemarauMusim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.Sebelum terjadinya musim hujan, kalau kita lihat hampir semua media masa di Indonesia baik yang elektronik maupun cetak sedang gencar mengangkat berita tentang kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan di Indonesia. Di sebut sebagai kemarau berkepanjangan karena seharusnya di Indonesia pada bulan Agustus sudah terjadi hujan tetapi pada tahun 2012 ini hingga bulan September masih terjadi kemarau hingga membuat sebagian daerah di indonesia dilanda kekeringan. Akibat hujan yang kian tidakdatang membuat cadangan air tanah semakin menipis sehingga tidak ada lagi air untuk irigasi sawah para petani sehingga para petani tersebut menjadi gagal panen. Banyaknya pemadaman listrik di beberapa daerah akibat PLTA kekurangan air untuk memutar turbinnya untuk menghasilkan listrik yang dapat disalurkan di rumah rumah warga dan secara tidak langsung mengganggu kegiatan sehari hari. Dengan berlangsungnya musim kemarau secara terus menerus, akan berdampak pada:a. KekeringanKekeringan ini pada akhirnya berimbas terhadap berkurangnya ketersediaan air permukaan dan bawah tanah sehingga air bersih menjadi terbatas.Sehingga air bukan lagi hal yang murah. Selain itu di beberapa daerah yang kekeringan menyebabkan penduduknya kesulitan untuk mendapatkan air bersihsehingga terpaksa mengkonsumsi air yang tidak layak yang seharusnya tidak digunakan yang mana dapat mengganggu kesehatan. Kekeringan tersebut juga mempermudah menyebarnya penyakit penyakit menular.b. Gagal panenIndonesia adalah Negara pertanian yang masih sangat bergantung kepada musim hujan sehingga di beberapa daerah yang masih menggunakan irigasi tradisional kesulitan mendapatkan pasukan air untuk mengairi tanamannya sehingga membuat petani menjadi gagal panen terutama padi sebagai makanan pokok di indonesia. Indonesia yang dahulu dijuluki lumbung padi sekarang harus mengimport beras ke negara tetangga untuk mencukupi kebutuhan beras di dalam negeri.c. KebakaranAkibat kekeringan adalah kebakaran lahan, hamper setiap tahun pada musim kemarau selalu terjadi kebakaran lahan yang besar di Indonesia terutama di areal gambut. Efek dari kebakaran itu dapet mengurangi hutan tropis di Indonesia yang seharusnya menjadi paru paru dunia untuk membantu mengurangi efek rumah kaca yang menjadi persoalan serius Dunia.Pada musim kemarau ini sering kita menemukan berita di televise kalau terjadi kebakaran di beberapa daerah bahkan di daerah tertentu asap dari kebakaran sudah menganggu penerbangan pesawat dan ideks udara sudah pada tingkat berbahaya yang mengakibatkan terganggunya jarak pandang dan pernapasan manusia.BMKG memperkirakan kalau kemarau panjang berakhir Awal Desember 2012 atau pertengahan akhir Oktober 2012. Prediksi secara umum atau nasional itu didasarkan oleh beberapa kriteria antara lain Sebagai akibat dari dampak anomali cuaca, yakni El Nino lemah serta terjadinya pendinginan suhu muka laut di wilayah Indonesia. Akibat anomali tersebut, di zona musim Indonesia, terutama di pulau Jawa, akan terasa kurang hujan sampai dengan Januari 2013. El Nino lemah sejak bulan Agustus 2012, sehingga mengurangi pasokan uap air dari Samudra Pasifik di Timur Indonesia. Suhu muka laut di sekitar Indonesia mendingin, sehingga mengurangi potensi penguapan uap air. Keadaan ini akan mengakibatkan keterlambatan awal musim hujan 10-30 hari dibandingkan dengan kondisi normal. Curah hujan pun akan menjadi lebih rendah dari normalnya. Mundurnya awal musim hujan 2012 akan mencapai 10 hari sampai dengan sebulan. Sebagian besar daerah memasuki musim hujan di bulan Oktober. Wilayah yang paling akhir memasuki msuim hujan yaitu Maluku, yaitu Mei 2013. Tidak pasrah dengan musibah ini, pemerintah juga sudah bergerak mengantisipasi dan melakukan beragam langkah untuk meminimalisir penderitaan akibat kemarau panjang ini, diantaranyapemerintah pusat yangdiwakili oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menyelesaikan rencana aksi terpadu menghadapi kekeringan 2012, dengan total biayaRp 60 miliaryangdisediakan untuk penanggulangan bencana kekeringan. Diantaranya membuathujan buatan untuk daerah yang dilanda kekeringan yang tujuannya mempercepat proses hujan alami.[footnoteRef:5] [5: http://www.pantonanews.com/2347-beragam-dampak-musim-kemarau, tanggal akses 6 Desember 2012]

2. Musim HujanHujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat, sehingga kajian tentang iklim lebih banyak diarahkan pada hujan. Hujan adalah salah satu bentuk dari presipitasi, menurut Lakitan (2002) presipitasi adalah proses jatuhnya butiran air atau kristal es ke permukaan bumi. Tjasyono (2004) mendefinisikan presipitasi sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi dimana kabut, embun dan embun beku bukan merupakan bagian dari presipitasi (frost) walaupun berperan dalam alih kebasahan (moisture)[footnoteRef:6]. [6: http://mbojo.wordpress.com/2007/07/24/hujan/, tanggal akses 10 Desember 2012]

Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi 1 mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer (Tjasyono, 2004). Menurut Arsyad (1989) Tinggi curah hujan diasumsikan sama disekitar tempat penakaran, luasan yang tercakup oleh sebuah penakar curah hujan tergantung pada homogenitas daerahnya maupun kondisi cuaca lainnya.Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan. Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari lima macam, yaitu sebagai berikut1.a. Hujan Siklonal,yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.b. Hujan Zenithal,yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.c. Hujan Orografis,yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.d. Hujan Frontal,yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.e. Hujan Muson,yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.

Secara klimatologis pola hujan di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga yaitu polamonson, pola ekuatorial dan pola lokal. PolaMonsondicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifatunimodal(satu puncak musim hujan yaitu sekitar bulan Desember). Secara umum musim kemarau berlangsung dari bulan April sampai Bulan September dan musim hujan dari Bulan Oktober sampai bulan Maret (Beor, 2003).De Boer (1947)dalamDaryono (2002) mengatakan bahwa apabilan curah hujan di suatu daerah150 mm/bulan maka daerah tersebut telah memasuki musim hujan, begitupun sebaliknya bila curah hujan