analisis data

Upload: widdi-widyastuti

Post on 18-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vvn

TRANSCRIPT

Analisis DataPraktikum isolasi DNA dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam buah dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah pepaya dan tomat. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk Surf dan Rinso, serta Bu krim. Sumber DNA yang berupa buah diblender dalam waktu 40 detik. Pemblenderan ini bertujuan untuk merusak membrane sel, dinding sel dan membrane inti sehingga DNA bias keluar dari sel dan masuk ke larutan. Akan tetapi lama pemblenderan hanya dibatasi 40 detik karena jika terlalu lama dikhawatirkan molekul DNA akan ikut hancur. Setelah diblender, ekstrak buah ditambah garam dapur dan disaring 2 kali serta ditambah alcohol absolute. Penambahan garam dan penyaringan serta penambahan alcohol absolute bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati.Setelah dilakukan proses pengisolasian DNA, didapatkan data bahwa pada penggunaan buah tomat sebagai sumber DNA, DNA yang berhasil diisolasi paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Bu krim. Sedangkan pada filtrate yang berisi larutan deterjen bubuk Surf, DNA yang didapatkan cukup banyak tetapi masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya. Pada filtrate yang berisi larutan deterjen bubuk Rinso DNA yang didapatkan cukup sedikit. Sedangkan waktu pembentukan DNA pada masing-masing perlakuan bervariasi. Untuk sumber DNA buah tomat, DNA paling cepat terbentuk pada larutan sabun Bu krim. Waktu paling lama yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA adalah pada larutan deterjen bubuk Surf.Pada penggunaan sumber DNA buah Pepaya, DNA didapatkan paling banyak pada larutan deterjen bubuk Surf, sedangkan DNA yang sedikit ditemukan adalah pada larutan sabun Bu krim. Waktu pembentukan DNA pada masing-masing larutan jelas berbeda. Untuk larutan deterjen bubuk Surf, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk membentuk DNA lebih cepat, sedangkan pada larutan deterjen Rinso, waktu rata-rata yang dibutuhkan sedang dibandingkan dengan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA pada larutan sabun Bu krim cukup lama.. Jd Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk DNA tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.. Jika dilihat secara keseluruhan, semua sumber DNA mampu menghasilkan DNA dengan cukup baik. Untuk masing-masing sumber DNA, jenis deterjen yang digunakan mempengaruhi banyaknya DNA yang dihasilkan dan waktu pembentukannya pun bervariasi. Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah bentuk benang dengan warna secara umum adalah putih.. Adanya hasil warna dan perbedaan lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan DNA dipengaruhi oleh beberapa factor, selain karena masing-masing deterjen dan sumber DNA memiliki kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan waktu ini juga disebabkan oleh kekurang telitian praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk.PembahasanIsolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membrane dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia. Perusakan dinding sel dan membrane sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan cara pemblenderan selama 1 menit. DNA yang didaptkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa benang-benang halus sehingga hanya serupa kabut putih yang sangat lembut. Apabila dilihat dari sumber DNA yang digunakan untuk pengisolasian ini, macam buah yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Masing-masing buah untuk sumber DNA menghasilkan DNA yang berbentuk benang-benang halus berwarna putih. Keempat macam buah yang digunakan dalam proses pengisolasian DNA kali ini adalah jenis buah yang memiliki kadar air yang tinggi. Tidak ada perbedaan yang ditunjukkan untuk perlakuan variasi jenis buah ini. Suatu sumber menyatakan bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang mampu merusak membrane ataupun dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa EDTA (etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan struktur selubung sel serta menghambat enzim yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi DNA, deterjen berfungsi menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas. Deterjen mengandung sodium dodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada membran sel sehingga struktur membrane akan rusak dan melisiskan isi sel (Jamilah, 2005). Pada pengamatan kali ini deterjen yang digunakan ada 2 macam, yakni deterjen bubuk, dan sabun krim. Dari kedua jenis deterjen tersebut, yang paling sedikit menghasilkan DNA adalah deterjen Rinso. Sedangkan larutan dengan deterjen bubuk Surf dan Bu krim menghasilkan DNA dengan jumlah yang cukup banyak. Kedua deterjen tersebut tidak dapat dibandingkan mana yang lebih baik dalam mengisolasi DNA karena pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang relatif sama. Pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan penambahan alcohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya.Diskusi1. Teknik isolasi DNA, merupakan suatu cara/metode untuk memisahkan DNA dari sel, baik dari inti, mitokondria maupun kloroplas. 2. Garam: Menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutan yang kemudian tersaring pada proses penyaringan, serta berperan sebagai lysing buffer, yakni menjaga pH larutan agar tetap konstan, sehingga diharapkan tidak terjadi denaturasi DNA. Pemblenderan: Merusak dinding sel secara mekannik sehingga DNA dapat keluar dari dalam sel.Deterjen/sabun cair/sabun krim: Merusak membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel. Penyaringan: Agar komponen sel selain DNA tidang mengkontaminasi DNA yang hendak diisolasi. Etanol: Mempresipitasikan asam nukleat polimerik dengan baik untuk meningkatkan konsentrasi DNA.3. Pada saat pengadukan harus pelan-pelan karena deterjen mudah sekalu berbusa,. Busa yang ditimbulkan oleh deterjen akan mengganggu pengamatan, karena DNA yang berhasil diisolasi nampak tipis, dan dapat dipastikan lapisan DNA tersebut akan tertutupi jika terdapat banyak buih.4. Blender disini digunakan untuk memecahkan sel-sel secara mekanik. Jika proses pemblenderan dilakukan terlalu lama, dikhawatirkan tidak hanya memecahkan sel tetapi juga akan mencabik-cabik DNA, sehingga DNAnya hancur. Sedangkan jika terlalu sebentar, sel-sel belum seluruhnya terpacahkan.5. Ethanol berfungsi untuk memperitifikasi DNA. Ethanol dingin akan mempercepat proses tersebut.6. Hasil isolasi DNA sangat dipengaruhi oleh jenis buah dan deterjen yang digunakan. Terbukti dari hasil pengamatan, pada masing-masing buah didapatkan hasil yang berbeda, begitu pula ubtuk masing-masing jenis deterjen yang digunakan. TINJAUAN PUSTAKADNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Molekul DNA terdapat pada nukleus, mitokondria, plastida dan sentriol. Molekul DNA pada nucleus memiliki bentuk sebagai benang lurus dan tidak bercabang, sedangkan DNA yang terletak pada mitokondria dan plastida berbentuk lingkaran (Suryo, 2012 : 59).DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi secara sederhana. Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu sel dalam jaringan.Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.Setelah menunggu beberapa saat terjadi presipitasi pada lapisan atas bukan lapisan bawah, yang menunjukkan bahwa DNA tidak larut dalam etanol tetapi larut dalam air. Ketika molekul DNA terlarut, mereka tersebar dalam larutan sehingga tidak terlihat. Ketika molekul tersebut berpindah kedalam larutan yang bukan pelarut meraka akan berkumpul/ menggumpal sehingga dapat dilihat. Presipitat DNA terlihat seperti serabut-serabut putih yang terkumpul diatas permukaan larutan karena masa jenis etanol lebih kecil dari pada masa jenis air. Etanol yang digunakan harus benar-benar dingin dan berasal dari lemari pendingin, hal ini bertujuan untuk menyempurnakan presipitasi. Apabila etanol yang digunakan kurang dingin, maka mengakibatkan pembentukan presipitat kurang sempurna.DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida (Istanti, 1999). Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan kedua benang polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai cetak biru kehidupan karena molekul ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).

DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan antara lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit.

Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah deterjen.

Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan rusaknya mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa lipid protein-deterjen kompleks. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia (Machmud, 2006).

PembahasanPraktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh macam buah dan jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan dalam proses isolasi DNA ini adalah buah buah pepaya, tomat, strawberry dan pisang. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk Attack dan Rinso. Halyang pertama kami lakukan yaitu, menyiapkan buah-buahan yang akan diblender. Sumber DNA ini diblender bertujuan untk merusak membran sel, dinding sel dan membrane inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Setelah diblender, ekstrak buah ditambah garam dapur dan kemudian diaduk selama 10 menit. Kemudian disaring serta ditambah etanol absolute dingin. Penambahan NaCl bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati.

Untuk buah pepaya, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack yang juga mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif paling cepat diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 14,5 detik. Sedangkan yang banyak terbentuk setelah pada larutan Attack adalah pada larutan Rinso yang mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 6,5 detik.

Untuk pada sumber DNA yang lain yaitu buah pisang, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrate yang berisi larutan Attack namun mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA relatif agak lama diantara yang lainnya. Untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada larutan Attack ini adalah 33,47 detik. Sedangkan pada larutan rinso mempunyai rata-rata waktu pembentukan benang-benang DNA 2,5 detik.

Adapun pada sumber DNA selanjutnya yaitu buah Strawberry, DNA yang paling banyak ditemukan pada filtrat yang berisi larutan Attack dan Rinso yang keduanya memiliki kadar ketebalan DNA yang sama dan mempunyai waktu pembentukan benang-benang DNA yang sama pula, yaitu untuk rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan benang-benang pada kedua larutan 1 menit. Sedangkan pada sumber DNA terakhir yaitu buah tomat, pada saat pembentukan benang-benang nya memiliki waktu yang berbeda. Pada larutan Attack waktu pembentukan benangnya dibutuhkan selama 42 detik, sedangkan pada larutan Rinso waktu pembentukan benangnya selama 1,20 detik.

Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing sumber DNA menghasilkan DNA yang berbeda-beda. Selain itu, memiliki waktu pembentukan benang-benang DNA yang berbeda pula berdasarkan larutan deterjennya.. Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah berupa benang-benang DNA yang berwarna putih dan berwarna kelabu. Perbedaan waktu ini dapat dipengruhi oleh beberapa factor selain perbedaan deterjen dan sumber DNA, juga dapat dipengaruhi kekurang ketelitiannya praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk.

Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.

Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan Ekstrak Nanas (Ananas Comusus) terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Prtogram Sarjana Biologi.

Prinsip percobaan ini yaitu mengekstrak DNA yang terdapat pada inti sel dengan cara memecah membran sel dan menarik DNA di dalamnya dengan air.

Langkah pertama dari percobaan ini yaitu menghaluskan daging buah daging buah pepaya untuk melepaskan sel dari jaringannya, kemudian dilanjutkan dengan proses pemecahan sel dan membran sel ataupun membran inti dengan cara menambah NaCl dan deterjen. Dalam larutan ion-ion Na+ yang berasal dari NaCl mampu membentuk ikatan dengan kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Selain itu, adanya ion Na+ mengakibatkan terjadinya perbedaan osmosis antara cairan di dalam sel dengan lingkungan diluar sel. Akibatnya sitoplasma menjadi hipotonik sehingga semua cairan sitoplasma keluar dari dalam sel, yang tersisa hanya material inti sel seperti nukleoprotein. Sedangkan untuk memecah membran inti sel agar DNA terekstrak keluar digunakan deterjen. Penambahan deterjen didasarkan pada pemisahan DNA dengan protein dalam nukleuprotein yaitu pertukaran dan kation antara deterjen dengan nukleuprotein. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Protein nukleat + RCOONa RCOOprotein + Na-nukleat

Setelah DNA terpisah dari protein, selanjutnya ditambahkan auades 100 mL untuk memisahkan DNA dari senyawa-senyawa atau pengotor yang tidak larut dalam air. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan zat pengotor yang tidak larut dalam air dengan DNA yang larut dalam air. Filtrat yang diperoleh diambil 6 mL kemudian ditambahkan 9 mL etanol dingin untuk mengeluarkan DNA, karena DNA tidak larut dalam etanol.

Ketika ditambahkan etanol basa nitrogen dari DNA akan tertarik ke arah etanol demikian pula bagian DNA yang lain. Karena DNA relatif tidak larut dalam etanol maka akan membentuk agrerat berupa benang-benang halus berwarna putih pada permukaan etanol.

DNA yang berupa benang-benang halus kemudian dilarutkan dalam 15 mL aquades untuk diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV pada ( 250, 260, 270, 280 dan 290. Tujuan pengukuran ini yaitu menentukan konsentrasi serta tingkat kemurnian DNA yang diperoleh. Tingkat kemurnian DNA yang diperoleh dapat ditentukan dengan cara membandingkan nilai absorbansi hasil pengukuran pada ( 260 (serapan maksimum DNA) dengan ( 280 (serapan maksimum protein). Dengan cara ini maka dapat diketahui hasil isolasi berupa DNA atau protein karena protein juga larut dalam air. Jika serapan maksimum benang-benang yang diperoleh pada (260 maka yang diisolasi benar DNA, tetapi sebaliknya apabila serapan maksimum terjadi pada (280 maka hasil isolasi sebagian besar atau seluruhnya berupa protein.

Dari hasil pengukuran serta perhitungan diperoleh panjang gelombang maksimum pada 260 nm dan 270 nm, sedangkan perbandingan nilai OD260 dengan OD280 sebesar 1,14. Padahal DNA murni perbandingan nilai OD260 dengan OD280 ( 1,8. Hal ini menunjukan bahwa DNA hasil isolasi masih mengandung protein. Dari hitungan diperoleh kemurnian DNA hasil isolasi sebesar 63,5%.

F. PembahasanBerdasarkan hasil percobaan pada tabel 1, diperoleh hasil bahwa setiap buah memiliki waktu yang berbeda-beda dalam pembentukan molekul DNA dan ketebalan DNA yang terbentuk. Saat penetesan etanol ke tabung reaksi yang berisi alikot melon, dibutuhkan waktu 10,76 detik untuk terbentuknya benang-benang DNA. Sementara pada alikot nanas dan tomat membutuhkan waktu 9 detik untuk pembentukan benang DNA. Waktu untuk pembentukan benang DNA yang tersingkat terjadi pada buah jeruk, yaitu hanya membutuhkan waktu selama 7 detik. Buah semangka membutuhkan waktu 10 detik untuk membentuk benang-benang DNA. Dan buah strawberry memiliki waktu yang paling lama untuk membentuk benang-benang DNA, yaitu selama 77 detik.

Ketebalan DNA yang terbentuk pun bervariasi, mulai dari yang tipis sampai yang tebal. Lapisan DNA yang paling tebal berada pada alikot buah jeruk dengan ketebalan 4,4 cm, tetai terdapat gumpalan berwarna kuning di bagian atas lapisan benang DNA. Sementara pada alikot buah lain tidak terjadi gumpalan seperti pada alikot buah jeruk. Ketebalan benang DNA pada buah semangka dan melon sama, yaitu hanya 0,3 cm. Sementara pada buah nanas dan tomat ketebalan benang DNA memiliki angka yang lebih besar, yaitu 0,5 cm. Dan pada buah semangka diperoleh ketebalan benang DNA sepanjang 1,6 cm.

Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah (kaya serat). Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit. Suatu sumber menyatakan bahwa dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun, masalah pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.Dengan adanya garam (kation kovalen seperti Na+) dan pada suhu dibawah 20 C atau kurang, ethanol absolut akan mempresipitasikan asam nukleat polimerik dengan baik. Pemekatan ini dilakukan dengan penambahan ethanol pada lapisan atas sampel sehingga terjadi pesipitasi DNA pada perbatasan kedua larutan. Dalam proses ini ion Na+ akan memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif ion fosfat DNA. Kutub tersebut bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain sehingga pada saat ion Na+ membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA, DNA akan berkumpul. garam juga berperan penting, yaitu untuk menghilangkan protein dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan keduanya terpresipitasi, dan bersama-sama dengan detergent,