analisis efektivitas celebrity endorser terhadap...
TRANSCRIPT
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
839 Unmas
Denpasar
ANALISIS EFEKTIVITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
PEMBENTUKAN BRAND IMAGE DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PURCHASE INTENTION
Ni Putu Nita Anggraini, Dewa Made Adnyana
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel celebrity endorser dan
brand image berpengaruh terhadap purchase intention pada Produk Tolak Angin.Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 115 responden, dimana teknik penentuan sampel
yang dipakai dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu kombinasi antara
purposive sampling dan convenience sampling. Keseluruhan data dianalisis dengan bantuan
WarpPls 4.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif
terhadap brand image, celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention dan
brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention.
Kata kunci : celebrity endorer, brand image, purchase intention
PENDAHULUAN
Persaingan bisnis yang semakin ketat mengharuskan pemasar untuk lebih kreatif
dalammenetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik
perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka.
Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya secara tepat, memberikan informasi
tentang produknya dengan baik kepada konsumen sehingga konsumen akan memberikan
tanggapan yang positif terhadap produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan
adalah dengan beriklan.
Iklan adalah salah satu bauran promosi yang paling efektif untuk membangun brand
image sebuah produk, hal ini disebabkan karena mampu menjangkau konsumen secara luas.
Brand image adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek (Siswanto, 2004 :7).
Brand image yang positif akan menghambat pesaing untuk memasuki pasar, selain itu juga
merangsang purchase intention (minat beli). Keberhasilan membangun brand image sangat
ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi ikon produk tersebut.
Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh
konsumen pada suatu merek. Fenomena inilah yang menyebabkan banyak perusahaan dalam
membangun brand image melalui iklan menggunakan selebriti sebagai juru bicaranya, yang
kemudian dikenal dengan istilah celebrity endorser dalam dunia pemasaran. Schifman dan
Kanuk ( 2008 : 257) menyatakan para konsumen kadang-kadang melihat juru bicara yang
menyampaikan pesan produk sebagai sumber pesan, baik bila muncul sendiri atau muncul
dalam iklan TV ataupun iklan cetak.Selebriti dapat memainkan peran lebih strategis bagi
merek mereka, tidak hanya mengiklankan produk tetapi juga membantu merancang,
memosisikan dan menjual barang dan jasa (Kotler & Keller, 2009 :183).
Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012) memperkenalkan model
VisCAP yang terdiri dari 4 (empat) faktor untuk mengevaluasi selebriti sebagai juru bicara,
yaitu : visibility (kepopuleran) adalah tingkat dimana seorang selebrity endorser dikenal dan
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
840 Unmas
Denpasar
dikagumi oleh masyarakat luas, credibility (kredibilitas) adalah nilai kompetensi atau
kemampuan seseorang yang menunjukkan kinerja sangat baik yang mencakup expertise
(keahlian) dan trustworthiness (kejujuran) dari celebrity endorser tersebut, attractiveness
(daya tarik) adalah respon emosional yang menciptakan ketertarikan kepada celebrity
endorser, dimana ketertarikan tersebut tidak hanya secara fisik tetapi juga karakter yang ada
dalam diri endorser (gaya hidup, kepribadian, keahlian, dll), power (kekuatan) adalah
karisma yang terpancar dari celebrity endorser yang mampu mempengaruhi sikap, pemikiran
dan perilaku masyarakat saat membawakan citra produk.
Berbagai kajian empiris telah banyak dilakukan untuk mengukur efektivitas celebrity
endorser, diantaranya : Ohanian (1991) dalam penelitiannya yang berjudul “The impact
Spokeperson’s Perceive Impact on Intention to Purchase” mengemukakan hanya selebriti
yang dipersepsikan dengan keahlian di bidangnya, yang secara signifikan mempengaruhi
responden untuk membeli suatu produk. Mc’Cracken (1989) menemukan bahwa celebrity
endorser yang dipercayai mempunyai kredibilitas tinggi dalam menyampaikan pesan produk.
Darmansyah, dkk (2014) juga menemukan bahwa brand ambasador dapat menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian produk. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Stephanie, dkk (2013) menemukan hal yang berbeda dimana celebrity endorser tidak
berpengaruh terhadap purchase intention(minat beli)
PT. Sido Muncul sejak tahun 1930 telah memperkenalkan jamu masuk angin yang
dikenal dengan nama Tolak Angin. Target market Tolak Angin adalah orang-orang yang
lebih percaya terhadap jamu dibandingkan dengan obat-obat farmasi. Namun, bentuknya
yang masih serbuk membuat Tolak Angin terkesan kuno dan tidak praktis, sehingga
perkembangannya terancam stagnan dan ditinggalkan konsumen. Sadar akan hal ini, PT. Sido
Muncul pun melakukan transformasi, jamu yang awalnya berbentuk serbuk diubah menjadi
bentuk cair.Selain diubah menjadi jamu cair, produk ini juga dikemas dalam bentuk sachet
yang praktis. Transformasi tersebut membawa Tolak Angin menjadi market driven di bisnis
obat masuk angin cair dan memasuki pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis
(Marketing, 2014). Untuk efektivitas komunikasi, Tolak Angin tidak sembarangan dalam
memilih selebriti sebagai endorsernya. Sederet selebriti pernah menjadi endorsernya, yaitu :
Rhenald Kasali, Wynne Prakusya, Setiawan Djody, Sophia Latjuba, Agnes Monic, Ari Lasso,
Dahlan Iskan dan yang kini sedang gencar adalah Nadine Candrawinata. Nadine
Candrawinata adalah mantan Putri Indonesia pada tahun 2015 yang mewakili DKI Jakarta. Ia
mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2006 dan meraih juara kedua untuk budaya
Nasional terbaik dan putri persahabatan (Wikipedia : 2015). Sederet prestasi yang telah
diraihnya membuktikan bahwa Nadine Candrawinata tidak hanya cantik tetapi juga pintar
,hal ini sesuai dengan tag line Tolak Angin ‘Orang pintar minum Tolak Angin’.
Perbedaan hasil penelitian yang ada mendorong peneliti untuk meneliti apakah
celebrity endorser Nadine Candrawinata mampu memaksimalkan proses komunikasi
sehingga menciptakan brand image yang baik yang pada akhirnya mempengaruhi purchase
intention dengan menggunakan model VisCAP (visibility (kepopuleran), credibility
(kredibilitas)attractiveness (daya tarik) dan power (kekuatan))
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
841 Unmas
Denpasar
KAJIAN PUSTAKA
Celebrity Endorser
Menurut Shimp (2003:462), selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang
dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan
produk yang didukung. Para pengiklan dan biro-biro periklanan bersedia membayar mahal
selebriti yang disukai dan dihormati oleh khalayak yang menjadi sasaran dan yang
diharapkan akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk
yang didukung. Endorser sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu seorang
pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa
(Belch dan Belch, 2004:168). Celebrity endorser adalah individu yang mendapat pengakuan
publik atas prestasinya dan dipercaya untuk menjadi ikon sebuah model iklan (Mc.
Cracken,1989). Menurut Kathri (2006), manfaat celebrity endorseradalah :membangun
kesadaran, menghubungkan secara emosional, quick connect, sarana membangun
diferensiasi merek, sumber imitasi dan karenanya mendorong peningkatan penggunaan
produk dan brand image lebih baik. Selebriti yang digunakan dalam iklan sebaiknya perlu
dievaluasi.Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012) memperkenalkan
model VisCAP untuk mengevaluasi selebriti sebagai juru bicara, yaitu :visibility
(kepopuleran), credibility (kredibilitas), attractiveness ( daya tarik), power (kekuatan)
Brand Image(citra merek)
Brand (merek) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat
menjadi nilai tambah bagi produk, baik itu berupa barang maupun jasa. Sebuah brand
(merek) membutuhkan image (citra) untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya kepada pasar sasarannya. Brand(merek) adalah nama, istilah, tanda, lambang
atau desain atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa
dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari pesaing (Kotler
dan Armstrong, 2008: 275). Citra adalah cara masyarakat mempersepsikan (memikirkan)
perusahaan atau produknya (Kotler dan Keller, 2008 : 388). Sehingga dapat dikatakan bahwa
brand image adalah persepsi yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek. Dimensi
brand image adalah functional image, affective image ( citra dilihat dari sikap terhadap
merek), reputation (citra dilihat dari reputasi merek) (Hariri dan Vazifehdust, 2011)
Purchase Intention (Minat Beli)
Howard dalam Sutantio (2004) mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang
berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.Kotler dan Keller (2009 : 137) mengartikan minat
beli sebagai perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.
Celebrity Endorser Terhadap Brand Image
Salah satu alasan penggunaan selebriti sebagai endorseradalah karena kepopulerannya,
mereka dapat menarik lebih banyak perhatian masyarakat terhadap suatu produk atau merek.
Khatri (2006) menyatakan bahwa di India penggunaan selebriti membawa image positif bagi
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
842 Unmas
Denpasar
sebuah merek. Sejalan dengan hal itu,Rini dan Astuti (2012) juga menemukan hal yang sama
dimana celebrity endorser berpengaruh terhadap brand imagesuatu produk. Hal ini berarti
celebrity endorser sangat membantu pembentukan brand image sebuah perusahaan atau
produk.
Hipotesis 1=Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand image
Celebrity Endorser Terhadap Purchase Intention
Penggunaan selebritis sebagai endorser(juru bicara) menjadi hal biasa dalam bisnis
saat ini, karena mereka dianggap memiliki kekuatan lebih untuk menarik perhatian
masyarakat terhadap suatu produk. Ohanian (1991) menemukan bahwa hanya selebriti yang
dipersepsikan dengan keahlian dibidangnya yang secara signifikan mempengaruhi responden
untuk membeli suatu produk.
Hipotesis 2 =Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention
Brand Image Terhadap Purchase Intention
Brand image merupakan salah satu pertimbangan penting yang ada di benak konsumen
sebelum melakukan pembelian. Brand image(citra merek) yang positif akan menimbulkan
minat beli yang muncul dari dalam diri konsumen. Batra dan Hormer (2004) menyatakan
bahwa brand imageyang dibentuk melalaui iklan dapat mempengaruhi minat beli.
Hipotesis 3 = Brand image berpengaruh positif terhadap purchase intention
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory research)
yaitu menjelaskan suatu hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Tujuan penelitian yang hendak dicapai mencakup usaha-usaha yang menjelaskan hubungan
dan pengaruh yang terjadi antar variabel yang diteliti yang dilakukan dengan mengumpulkan
data melalui survey. Hubungan antara variabel independen/eksogen dan dependen/endogen pada
penelitian ini ditunjukan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
Hubungan Variabel Eksogen dan Endogen
Celebrity
Endorser
Brand
Image
Purchase
Intention
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
843 Unmas
Denpasar
Lokasi dan Obyek Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kota Denpasar dengan obyek penelitian analisis
efektivitas celebrity endorser terhadap pembentukan brand image dan dampaknya terhadap
purchase intention
Identifikasi Variabel Penelitian
Umumnya variabel-variabel penelitian dalam bidang pemasaran dan perilaku konsumen
kebanyakan diukur secara tidak langsung. Variabel seperti itu disebut dengan konstruk atau
latent variable. Secara garis besar variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi
dua yaitu variabel independen/eksogen dan variabel dependen/endogen. Variabel
independen/eksogen dalam penelitian ini adalah celebrity endorser (X) dan variabel
dependen/endogen dalam penelitian ini adalah brand image Y1) dan purchase intention (Y2)
Konstruk/variabel celebrity endorser(X) dibangun berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Rossiter dan Percy (1987) dalam Rossiter dan Smidts (2012). Variabel/konstruk Brand
image (Y1) dibangun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hariri dan Vazifehdust
(2011). Konstruk/variabel purchase intention(Y2) dibangun berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Sthepanie, dkk. (2013) .
Metode Penentuan Sampel
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok, orang, kejadian atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penonton dan konsumen produk Tolak Angin, yang tidak diketahui secara
pasti jumlahnya.Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sekaran, 2006:122). Sesuai dengan alat analisis yang digunakan yaitu Structural
Equation Model (SEM) maka penentuan jumlah sampel yang representatif antara 100-200
(Ferdinand, 2002:51). Teknik penentuan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah non
probability sampling, yaitu kombinasi antara purposive sampling dan convenience sampling.
Tahap pertama yaitu purposive sampling, dengan kriteria responden adalah responden yang
pernah melihat iklan produk Tolak Angin dengan Nadine Candrawinata sebagai endorsernya,
dan yang memiliki tingkat pendidikan minimal SMP, dengan pertimbangan dianggap mampu
untuk menjawab pertanyaan kuesioner secara objektif, dan tahap kedua dengan convenience
sampling yaitu dengan memberikan kuesioner kepada responden yang mudah ditemui
sepanjang memenuhi kriteria tersebut.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengajukan daftar pertanyaan mengenai celebrity endorser, brand image dan purchase
intention. Penyusunan alternatif jawaban dalam dalam kuesioner menggunakan Skala Likert
dengan lima kategori yang berkisar antara sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan model penelitian ini dan cara pengukuran variabel-variabel penelitian
maka metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan
WarpPLS 4.0. Ferdinand (2002:7) mengungkapkan bahwa SEM memungkinkan untuk dapat
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
844 Unmas
Denpasar
menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu mengukur
apa dimensi-dimensi dari sebuah konsep). Pada saat seorang peneliti menghadapi pertanyaan
penelitian berupa identifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk dan pada saat
yang sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah
diidentifikasi dimensi-dimensinya, maka SEM akan memungkinkan untuk melaksanakannya.
SEM juga merupakan pendekatan integrasi antara analisis faktor dan model persamaan
struktural (Ghozali, 2004:1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan kepada responden sejumlah
150 kuisioner dan yang layak dianalisis sebanyak 115 kuisioner. Berdasarkan data tersebut,
diperoleh karakteristik responden seperti disajikan pada Tabel 4.1
Tabel 5.1
Distribusi Responden Menurut Variabel Demografi Variabel Klasifikasi Jumlah
Orang Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 39 33,9
Perempuan 76 66,1
Jml 115 100
Usia (tahun) 16-25 84 73
26-35 18 15,7
36-45 8 7
>45 5 4,3
Jml 115 100
Pendidikan SD 0 0
SMP 3 2,6
SMU 80 69,6
Akademi 21 18,3
Sarjana 11 9,6
Pasca Sarjana 0 0
Jml 115 100
Pekerjaan PNS 11 9,6
Pegawai Swasta 47 40,9
Wiraswasta 36 31,3
Lain-lain 21 18,3
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
845 Unmas
Denpasar
Jml 115 100
Sumber : data primer diolah, 2016
Analisis Data
Dalam analisis SEM-PLS ada evaluasi measurement model (outer model) dan structural
model (inner model). Measurement model digunakan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas suatuindikator yang diuji, sedangkan structural model digunakan untuk menguji
signifikansi parameteryang dirumuskan dalam hipotesis.Uji validitas pada measurement
model meliputi convergent validity dengan kriteria nilai faktor loading sebesar > 0,6 dan nilai
average variance extracted (AVE) > 0,5 dan discriminant validity dengan nilai akar kuadrat
AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar variabel. Uji reliabilitas pada measurement model
yaitu dengan kriteria dilihat dari composite reliability >0,70 dan cronbach alpha coefficient
>0,7 (Ghozali, 2012 : 38).
a. Convergent Validity
Berikut disajikan nilai factor loading dan nilai AVE
Tabel 5.2
Combined loadings dan cross loadings
CE BI PI Type SE P value Keterangan
X1.1 1.000 0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X1.2 1.000 0.000 -0.005 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X1.3 1.000 0.000 -0.005 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.1 1.000 0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.2 1.000 -0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.3 1.000 -0.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.4 1.000 -0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.5 0.008 0.001 0.876 Reflect 0.071 0.453 Tidak Memenuhi
X2.6 0.007 0.001 0.590 Reflect 0.071 0.461 Tidak Memenuhi
X2.7 0.006 0.001 0.466 Reflect 0.071 0.469 Tidak Memenuhi
X2.8 0.005 0.000 0.479 Reflect 0.071 0.473 Tidak Memenuhi
X3.1 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X3.2 1.000 -0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X.3.3 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X4.1 0.007 0.002 0.570 Reflect 0.071 0.463 Tidak Memenuhi
Y.1.1 0.000 1.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.2 -0.000 1.000 0.004 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.3 -0.000 1.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
846 Unmas
Denpasar
Y.1.4 -0.000 1.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.5 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.6 0.000 1.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.7 0.000 1.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.8 -0.000 1.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.
Y.2.1 0.003 0.001 0.672 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.2.3 -0.001 -0.002 0.795 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Sumber : data primer diolah, 2016
Dari Table 5.2 dapat dilihat bahwa variable X2.5, X2.6, X2.7, X2.8 daan X4.1 tidak
memenuhi convergent validity, maka dari itu perlu dilakukan penghapusan indikator.
Tabel 5.3
Combined loading setelah penghapusan indikator
CE BI PI Type (aSE P value Keterangan
X1.1 1.000 0.000 -0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X1.2 1.000 0.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X1.3 1.000 0.000 -0.003 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.1 1.000 0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.2 1.000 0.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.3 1.000 -0.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X2.4 1.000 -0.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X3.1 1.000 -0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X3.2 1.000 -0.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
X.3.3 1.000 -0.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.1 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.2 -0.000 1.000 0.004 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.3 -0.000 1.000 0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.4 0.000 1.000 0.000 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.5 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.6 0.000 1.000 0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.7 0.000 1.000 -0.002 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.1.8 0.000 1.000 -0.001 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.2.1 0.003 0.002 0.699 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
847 Unmas
Denpasar
Y.2.2 -0.001 0.000 0.812 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Y.2.3 -0.002 -0.002 0.773 Reflect 0.071 <0.001 Memenuhi C.V
Sumber : data primer diolah, 2016.
Dari table 5.3 dapat dilihat semua indikator memiliki nilai cross loading> 0,6
Pengukuran lain dari convergent validity adalah dengan melihat nilai AVE,
Tabel 5.4
Nilai AVE
CE BI PI
0.909 1.000 0.581
Sumber : data prier diolah, 2016
Dari table 5.4 dapat dilihat nilai AVE setiap konstruk >0,5. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat dikatakan bahwa semua konstruk telah memenuhi convergent validity.
b. Discriminant validity
Tabel 5.5
Nilai discriminant validity
CE BI PI
CE (0.953) 0.000 0.006
BI 0.000 (1.000) 0.006
PI 0.006 0.006 (0.762)
Sumber : data primer diolah, 2016
Berdasarkan table 5.5 dapat diketahui keseluruhan idikator memenuhi kriteria discriminant
validity, dimana konstruk celebrity endorser memiliki nilai 0,953 > 0,000 dan 0,006,
konstruk brand image memiliki nilai 1,000>0,000 dan 0,006, konstruk purchase intention
memiliki nilai 0,762 > 0,006 dan 0,006
c. Composite Reliability
Pengujian selanjutnya adalah uji reliabilitas konstruk yang dapat dilihat dari composite
reliability dan cronbach alpha>0,70.
Tabel 5.6
Nilai discriminant validity dan croanbach alpha
No Variabel Composite
Reliability
Croanbach
Alpha
X 0,990 0,980
Y1 1,000 1,000
Y2 0,806 0,638
Sumber : data primer diolah, 2016
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
848 Unmas
Denpasar
Dari Tabel 5.6 dapat diketahui nilai composite reliability dan cronbach alpha>0,70, sehingga
keseluruhan variable telah memenuhi composite reliability dan cronbach alpha
Setelah semua data dinyatakan valid dan reliabel, berikutnya dilanjutkan ke stuctural
model yangmeliputi uji kecocokan (Model Fit Indices), path coefficient, dan Coefficient of
determination (R2). Uji kecocokan (Model Fit Indices) memiliki 3 indeks pengujian dan
masing masing memiliki kriteria yaitu, Average Path Coefficient (APC) dengan P-value <
0.05, Average R-Squared (ARS) dengan Pvalue< 0.05 dan Average Variance Inflation Factor
(AVIF) < 5 (Latan dan Ghozali, 2012:129). Berdasarkan hasil yang telah diolah dengan
menggunakan program WarpPLS 4.0, menujukan nilai APC memiliki P-value <0.001, ARS
memiliki P-value < 0.001 dan AVIF memiliki nilai tidak lebih besar dari 5 yaitu 1,413.
Dengan begitu menunjukan bahwa ketiga kriteria ini memenui syarat dan dapat dinyatakan
bahwa model sudah fitdengan data dan model dapat digunakan.Selanjutnya dilanjutkan
dengan melakukan uji hipotesis terhadap path coefficient untuk mengetahuiada atau tidaknya
hubungan antara variabel yang diuji dengan membandingkan nilai p-value dengan tingkat
kesalahan 5% (α= 0,05). Nilai p-value didapat dari hasil output dimana hasilnya signifikan
dan dinyatakan memiliki hubungan jika nilainya lebih kecil dari alpha 0,05. Tabel 5.7
menyajikan hasil path coefficient dan p-value
Tabel 5.7
Hasil uji hipotesis Hipotesis Pengaruh Antara Β P-value Keputusan
H1 Credibilitas
Celebrity
Endorser
Brand
Image
0,699 0,001 Diterima
H2 Credibilitas
Celebrity
Endorser
Purchase
Intention
0,284 0,001 Diterima
H3 Brand
Image
Purchase
Intention
0,362 0,001 Diterima
Sumber : data primer diolah, 2016.
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diperoleh dari H1 yang dinyatakan diterima yang
artinya kredibilitas celebrity endorser memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand
image dengan nilai β=0,699yang berarti semakin baik kredibilitas celebrity endorser maka
akan semakin baik brand image produk Tolak Angin. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rini
dan Astuti (2012). H2 dinyatakan diterima yang berarti kredibilitas celebrity endorser
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (niat beli)dengan nilai β=
0,284 yang berarti semakin baik kredibilitas celebrity endorser maka akan semakin baik juga
purchase intention (niat beli) produk Tolak Angin. H3 dinyatakan diterima yang artinya
brand imagememiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intentiondengan nilai β=
0,362 yang berarti semakin baik brand imagemaka akan semakin baik juga purchase
intention produk Tolak Angin. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Batra dan Hormer (2004)
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
849 Unmas
Denpasar
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap purchase intention (minat beli). Hal
ini berarti semakin tinggi kredibilitas celebrity endorser maka semakin tinggi
purchase intention (minat beli) konsumen terhadap produk Tolak Angin
b. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand image (citra merk). Hal ini
berarti semakin tinggi kredibilitas celebrity endorser maka semakin baik pula brand
image (citra merk) Produk Tolak Angin.
c. Brand image (citra merk) berpengaruh positif terhadap purchase intention (minat
beli). Hal ini berarti semakin baik brand image (citra merk) maka semakin tinggi juga
purchase intention (minat beli)
SARAN
a. Manajemen perusahaan dalam memilih selebriti sebagai endorser agar tetap
mempertmbangkan kredibilitas dan image yang dimilikinya.
b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mengembangkan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi brand image (citra merk) dan purchase intention (minat
beli)
DAFTAR PUSTAKA
Batra, R., dan Homer, P.M 2004.The Situtional Impact of Brand Image Belief. Journal of
Consumer Phsychology. 318-330.
Belch, George E & Michael A. Belch. 2003. Advertising and Promotion : An Integrated
Marketing Communication Perspective. Internasional Edition.New York : McGraw
Hill
Darmansyah., Muhartini Salim., dan Syamsul Bachri. (2014). Pengaruh Celebrity Endorser
terhadap Keputusan Pembelian Produk di Indonesia (Penelitian Online). Jurnal
Aplikasi Manajemen. Vol. 12, No. 2
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2004. Persamaan Struktural, Konsep, dan Aplikasi dengan Program AMOS
Ver.5.0. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hariri, Mahsa dan Hossein Vazifehdust. 2011. How does Brand Extension Affect Brand
Image?.International Conference on Business and Economics Research. Vol1.
IACSIT Press, Kuala Lumpur, Malaysia
Khatri, Puja. 2006. Celebrity Endorsement : A Strategic Promotion Perspective. Indian
Media Studies Journal. Vol. 1. No. 1. July-Desember
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Keduabelas. Jakarta : Indeks
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Edisi
Ketigabelas. Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi
keduabelas.Jakarta : Erlangga
McCracken, G. (1989), "Who is the Celebrity endorser? Cultural Foundation of the
Endorsement Process".Journal of Consumer Research.16, (December), pp. 310-321.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
850 Unmas
Denpasar
Ohanian, Roobina . 1991. The impact of celebrity spokespersons' perceived image on
consumers' intention to purchase.Journal of Advertising Research, Vol 31(1), 46-54.
Royan, Frans. 2004. Marketing Celebrities.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Rini, Endang Sulistya dan Dina Widya Astuti. 2012. Pengaruh Agnes Monica Sebagai
Celebrity Endorser Terhadap Pembentukan Brand Image Honda Vario. Jurnal Bisnis
dan Manajemen. Vol. 6, No 1 Januari 2012. Hal 1-12
Rossiter, John R dan Ale Smdts. 2012. Print Advertising : Celebrity Presenters.Journal of
Business Research 65. 874-879
Schiffman, Kanuk dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh.Jakarta
: Indeks
Sekaran, U. 2006. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta :Salemba Empat
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga
Siswanto, Sutojo. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta : Damar Mulia Pustaka.
Stephanie, Elizabeth., Leonid J.R., dan Yohanes S. K. 2013. Analisa Pengaruh Rio Dewanto
dan donita Sebagai Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Produk Axe Anarchy
Dengan Gaya Tarik Iklan dan Efek Iklan Sebagai Variabel Intervening.Jurnal
Manajemen Pemasaran. Vol. 1, No. 2, Hal 1-9
Sutantio, Magdalena. 2004. Studi Mengenai Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi;
Studi Kasus Produk Sharp di Surabaya.Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.III
www.marketing.co.id, diakses tanggal 2 April 2015.
www.wikipedia.org/wiki/Nadine_Chandrawinata, diakses tanggal 22 April 2015