analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha
TRANSCRIPT
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG
KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
WAHDANIA
NIM 105711113916
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG
KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
WAHDANIA NIM 105711113916
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmia ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa, semangat dan kasih sayang, untuk keluarga
besarku yang senantiasa memberikan dukungan dan untuk Sahabatku yang selalu memberikan semangat .
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar ra’d:11)
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “analisis efesiensi
penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ” dengan baik. Salawat beserta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Penelitian
ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih
kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun
berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini.
Ucapan terima kasi tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pemabngunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Asdar SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
5. Abdul Muttalib, SE, MM, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Asdar SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak/Ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama ngikuti kulaih.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Kantor Desa Kompang dan Masyarakat yang telah memberikan izin penelitian
dan mengambil data yang bersangkutan mengenai penelitian ini.
10. Kepada orang tua tercinta terima kasih atas segala doa, motivasi dan kasih
sayang baik secara materi dan non materi kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan Skripsi ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ekonomi
Studi Pembangunan Angkatan 2016 yang tidak sedikit bantuan dan dorongan
dalam aktivitas studi penulis.
13. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungnnya
sehinngga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguhpenulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan Skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fatabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, ……………….2020
Wahdania
x
ABSTRAK
Wahdania, 2020. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh pembimbing I bapak Abdul Muttalib dan pembimbing II bapak Asdar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunan faktor produksi luas lahan, Modal,luas lahan, Usia tanam, Tenaga kerja, pupuk terhadap jumlah produksi cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dan untuk mengetahui tingkat efisiensi alokatif dalam kegiatan usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah kuantitatif yang berbentuk asosiatif, Data dalam penelitian ini menggunakan data primer (wawancara dan kuesioner). Hasil penelitian regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang sedangkan, usia tanam dan tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan Hasil penelitian menggunakan analisis efisiensi alokatif (harga) menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja belum efisien sedangkan pupuk menunjukan tidak efisien. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi cengkeh Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Kata Kunci : Efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani cengkeh.
xi
ABSTRACT
Wahdania 2020. Analysis of the efficiency of the use of production factors in
clove farming in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai Regency, the
thesis of the Faculty of Economics and Business, majoring in development
economics, Muhammadiyah University of Makassar, was guided by Supervisor I,
Mr. Abdul Muttalib and Supervisor II, Mr. Asdar.
The purpose of this study was to determine the effect of the use of
production factors of land area, capital, land area, planting age, labor, fertilizer on
the amount of clove production in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai
Regency and to determine the level of allocative efficiency in clove farming
activities in the village. Kompang, Central Sinjai District, Sinjai Regency. This
research is quantitative in an associative form. The data in this study use primary
data (interviews and questionnaires).The results of the multiple linear regression
research showed that the variables of capital, land area, and labor had a positive
and significant effect on the production of clove farming in Kompang village, while
planting age and labor had a negative and insignificant effect. Meanwhile, the
results of the study using allocative efficiency (price) analysis showed that the
labor variable was not efficient, while fertilizer showed inefficient. Thus the results
of this study are expected to be useful for increasing clove production in
Kompang Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency.
Keywords: Efficient use of production factors in clove farming.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSEMBAHAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK x
ABSTRACK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR vxi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Tinjauan Teori 7
1. Teori Produksi 7
2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas 9
3. Fungsi Produksi 11
4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas 15
5. Usaha Tani 16
6. Efesiensi 19
B. Tinjauan Empiris 23
xiii
C. Kerangka Konsep 26
D. Hipotesis 28
BAB III METODE PENELITIAN 29
A. Jenis Penelitian 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 30
D. Populasi dan Sampel 31
E. Teknik Pengumpulan Data 32
F. Teknik Analisis Data 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38
A. Gambar Umum Objek Penelitian 38
B. Hasil penelitian 42
C. Hasil pengolaan Data 48
D. Pembahasan Hasil Penelitian 58
BAB V PENUTUP 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 70
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas
Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 2
Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh
di Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2019 3
Tabel 1.3 Tinjauan Empiris 23
Tabel 4.1 Letak dan Klasifasikan Kecamatan di Kabupaten
Sinjai 39
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani,
Tahun 2020 42
Tabel 43 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Petani Tahun 2020 43
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Modal, Tahun 2016 44
Tabel 4.5 Jumlah Petani Responden Menurut Strata Luas Lahan di
Desa Kompang 45
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tanaman
Cengkeh 46
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tenaga Kerja 50
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pupuk 51
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas 54
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi 53
Tabel 4.11 Model Summary 54
xv
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultn (Uji F) 55
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (ji t) 56
Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan
Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Cengkeh 62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep 27
Gambar 4.1 Grafik Histogram 52
Gambar 4.2 Grafik Normal P-lot 53
Gambar 4.3 Grafik heteroskedastisistas 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi suatu negara sangat terkait dengan sektor
pertanian, khususnya Negara Indonesia yang merupakan negara agraris.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor inti di Negara Indonesia.
Peranan sektor pertanian tidak diragukan lagi baik terhadap perekonomian
maupun sebagai sumber terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan
bahan pangan juga semakin meningkat (Srirande, 2012:2). Di Indonesia
keadaan iklim, suhu dan kelembapan sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman pangan, sehingga hampir seluruh tanaman bahan pangan tumbuh
dengan relatif baik misalnya cengkeh.
Cengkeh dikatakan masih menjadi bahan pangan yang sangat penting
di Indonesia, diindikasikan dari tingginya gejolak yang timbul akibat kenaikan
harga yang cukup tinggi, di sisi lain, kejadian kenaikan harga yang
mengguncangkan perekonomian nasional ternyata memberi hikmah kepada
kita untuk berpikir kembali bahwa aspek ketahanan yang bertumpu pada
kekuatan sendiri merupakan perihal yang memang harus digalakkan dan
diwujudkan dalam kehidupan penduduk, terutama bila kita tidak ingin selalu
bergantung pada negara lain (Adisarwanto dalam Nana Musfirah, 2019:1).
Beberapa faktor yang meyebabkan meningkatnya kebutuhan cengkeh
adalah permintaan komsusmsi yang terus meningkat baik perorangan
maupun perusahaan yang memanfaatkan cengkeh sebagai bahan industri.
Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan
2
perkapital, dan berkembangnya berbagai industri yang menggunakan bahan
baku cengkeh (Dr. Andriko Noto Susanto, 2015:2).
Cengkeh atau nama latinnya Syzygium aromaticum atau Eugenia
aromaticum merupakan jenis tanaman perdu, yang memiliki batang pohon
besar dan berkayu keras, serta dapat hidup hingga puluhan sampai ratusan
tahun. Pada awalnya cengkeh di Indonesia merupakan komoditas ekspor, lalu
posisinya telah berubah menjadi komoditas yang harus di import karena
pesatnya perkembangan industri. (Wayan Chandra Adyatma, 2013:424).
Cengkeh merupakan kuntum bunga yang kering dari pohon atau
tanaman cengkeh yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia yang sudah
sejak dulu terkenal sebagai negara penghasil cengkeh. Sulawesi Selatan
merupakan salah satu provinsi sebagai sumber produksi cengkeh yang
berkontribusi terhadap peningkatan cengkeh di nasional.
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 – 2019
TAHUN
CENGKEH
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(ton)
Produktifitas
(Kg/Ha
2015 45.402 14.984 499
2016 49.242 17.466 564
2017 53.188 18.496 566
2018 56.075 18.940 564
2019 61.783 19.117 562
Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020
Jika di lihat, berdasarkan data publikasi oleh badan pusat statistik yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.1 terlihat bahwa luas panen, produksi, maupun
produktifitas komoditas cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami
peningkatan luas areal dari 45.402 ha ditahun 2015 menjadi 61.783 ha pada
tahun 2019, sehingga produksi mengalami peningkatan dari 14.984 ton pada
3
tahun 2015 menjadi 19.117 ton pada tahun 2018, yang mengakibatkan
produktivitas meningkat dari 499 kg menjadi 562 kg pada tahun 2019.
Untuk mendukung pengembangan bibit cengkeh di Sulawesi Selatan,
diperlukan berbagai cara, baik yang bersifat tehnis maupun kelembagaan
agar terbentuk suatu sistem penyediaan benih yang berwawasan agribisnis
dan system berkelanjutan. Dimana bibit yang bermutuh sangat mempengaruhi
pada produksi dan produktivitas mutu hasil dan nilai ekonomi produksi.
Hampir setiap kabupaten menghasilkan cengkeh yang cukup banyak karena
kontribusi yang diberikan oleh Sulawesi Selatan dalam produksi cengkeh
pertahun.
Salah satu kabupaten yang menyumbangkan produksi cengkeh yaitu,
kabupaten sinjai, yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
menghasilkan cengkeh di Sulawesi Selatan. Kabupaten Sinjai memiliki luas
tanam komoditas cengkeh yang cukup luas sebagai lahan usaha tani yang
merupakan salah satu aset penentu peningkatan produksi.
Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh di Kabupaten Sinjai Tahun 2015 - 2019
Tahun
Cengkeh
Luas
areal/panen
(Ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(kg/Ha)
2015 5.471 1.053 292
2016 5.483 1.695 470
2017 5.566 1.703 474
2018 5.187 1.703 474
2019 5.187 2.035 567
Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020
Jika dicermati, berdasarkan data publikasi pusat statistik yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.2 terlihat bahwa produksi cengkeh di
Kabupaten Sinjai kecenderungan meningkat, meskipun luas areal menurun
4
dari 5.471 di tahun 2015 menjadi 5.187 di tahun 2019, yang menghasilkan
produksi meningkat dari 1.053 ton di tahun 2014 menjadi 2.035 ton di tahun
2018, yang mengakibatkan hasil produktivitas meningkat dari 292 kg menjadi
567 kg di tahun 2019.
Menurut Sukirno (2005:192) fungsi produksi menunjukkan sifat
hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi
disebut dengan output. Faktor produksi atau input merupakan hal yang mutlak
untuk menghasilkan produksi, dalam produksi ini seorang petani dituntut untuk
mampu mengkombinasikan beberapa faktor produksi sehingga dapat
menghasilkan produksi yang optimal. Peningkatan hasil produksi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara mengoptimalkan
penggunaan faktor produksi untuk kemudian digunakan secara efektif dan
efisien. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah modal, luas lahan, usia
tanam, jumlah tenaga kerja, pupuk.
Faktor luas lahan dan tenaga kerja merupakan peranan yang penting
untuk menunjang keberhasilan produksi cengkeh. Luas lahan dan usia tanam
merupakan sarana produksi yang sangat penting. Penanaman dan perawatan
Pohohon cengkeh yang tepat dan efisien akan menghasilkan produksi yang
tinggi berapapun usianya. Disamping itu faktor produksi tenaga kerja
bersama-sama dengan faktor produksi yang lain, bila dimanfaatkan secara
optimal dan efisien akan dapat meningkatkan produksi secara optimal.
Setiap penggunaan tenaga kerja yang produktif dan proporsional
hamper selalu dapat meningkatkan produksi, namun kenyataannya masih
banyak petani belum memahami bagai mana faktor produksi digunakan
5
secara efesien karena pentingnya komoditi cengkeh, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai ”Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usaha
Tani Cengkeh di Desa Kompang Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai
Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di
Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
2. Bagaimana tingkat efesiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi
usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap
usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
2. Untuk mengetahui tingkat efesiensi alokatif terhadap penggunaan faktor-
faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
terkait diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan mengaplikasikan teori yang
telah diperoleh serta mampu memadukan dengan fakta yang ada di
lapangan.
2. Bagi petani, peneliti ini dapat digunakan sebagai sumber pemikiran dan
pertimbangan dalam menentukan pilihan usaha tani terutama dalam
mengelola pertaniannya agar lebih baik.
3. Bagi calon peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu referensi untuk melakukan penelitian sejenis lainnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Tinjauan Teori
1. Teori Produksi
Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya
(masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi
atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru
atau lebih dari bentuk semula (Putong, 2015:67). Secara umum fungsi
produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada
jumlah faktor produksi yang digunakan.
Suatu proses produksi dapat dikatakan tepat jika proses produksi
tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input tertentu dapat
menghasilkan output yang maksimum atau, untuk menghasilkan output
tertentu digunakan input minimum. Proses produksi atau kadang-kadang
juga disebut sebagai proses pengubahan adalah suatu proses yang
mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi.
Menurut Pindyck Rubinfeid (2012) pengertian produksi adalah
perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih
output (produk). Untuk memproduksi diperlukan sejumlah input, dimana
umumnya input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya
capital tenaga kerja dan teknologi. Suatu proses produksi dapat dikatakan
tepat jika proses produksi tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input
8
tertentu dapat menghasilkan output yang maksimum, atau untuk
menghasilkan output tertentu digunakan input minimum.
Proses produksi atau kadang-kadang juga disebut sebagai proses
pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi
beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi. Teori produksi merupakan teori pemilihan atas
berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh
seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang
ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat
dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan
keuntungan yang maksimal.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Dalam
melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis
yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Di dalam menganalisis
teori produksi, kita mengenal 2 hal :
1) Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya
tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap,
sedangkan tenaga kerja berubah).
2) Produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah
dan ditambah sesuai kebutuhan.
9
Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses
produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam
keputusan :
1) Berapa output yang harus diproduksikan.
2) Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan
produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam
suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan tidak berubah. Dalam Jangka Waktu Produksi terbagi 2 bagian
yaitu :
1) Jangka pendek : Jangka waktu dimana input variabel dapat berubah
namun terdapat input tetap yang tidak dapat disesuaikan.
2) Jangka panjang : Ketika semua input bersifat variabel dan dapat
disesuaikan.
2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas
a. Pembagian Produksi
Produksi dapat dibagi menjadi lima kategori:
1) Bidang ekstraktif adalah semua usaha yang dilakukan dengan
cara mengambil hasil alam secara langsung. Contoh:
pertambangan, perikanan.
2) Bidang agraris adalah setiap usaha dengan mengolah alam agar
memperoleh hasil yang dibutuhkan. Contoh: pertanian,
perkebunan.
10
3) Bidang industry adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara
mengolah bahan mentah sampai menjadi barang jadi. Contoh:
industri tekstil, industri makanan.
4) Bidang perdagangan adalah setiap usaha yang dilakukan dengan
cara membeli dan menjual kembali tanpa merubah bentuk barang
yang dijual tersebut. Contoh : industri ritel.
5) Bidang jasa adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat. Contoh:
asuransi, perbankan, pengangkutan.
b. Tahapan Produksi
Selain dapat dibagi menjadi beberapa bidang, produksi dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan:
1) Sektor produksi primer : meliputi bidang ekstraktif dan bidang
agraris.
2) Sektor produksi sekunder : meliputi bidang industri dan bidang
perdagangan.
3) Sektor produksi tersier : meliputi bidang jasa.
c. Produktivitas
Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:
1) Ekstensifikasi : peningkatan produktivitas dengan cara menambah
jumlah faktor produksi yang digunakan.
2) Intensifikasi : dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas
faktor produksi yang telah ada.
11
3) Rasionalisasi : peningkatan produktivitas dilakukan dengan
mengeluarkan kebijakan yang akan meningkatkan efesiensi
produksi, terdiri dari:
a) Mekanisasi : mengganti sifat padat karya menjadi padat modal
dengan menggunakan mesin-mesin modern.
b) Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang
bertanggung jawab pada satu jenis pekerjaan saja.
c) Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk,
ukuran, bobot, dan detail lainnya dari suatu produk.
3. Fungsi Produksi
Fungsi produksi menunjukkan sifat keterkaitan antara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Dalam teori ekonomi untuk
menganalisis tentang produksi selalu dimisalkan bahwa faktor produksi
tanah dan modal adalah tetap jumlahnya. Didalam fungsi ekonomi dikenal
dengan adanya fungsi produksi yang menunjukkan adanya hubungan
antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input).
Faktor produksi adalah semua korban yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik
(Soekartawi dalam Popy Satiti, 2013:9).
Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan
masukan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output
yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya
dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap
teknologi produksi. dalam fungsi produksi dan operasi memiliki 4 fungsi
terpenting adalah:
12
1) Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan
untuk pengolahan masukan (input).
2) Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode
yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3) Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan
dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4) Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan
(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
Fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih
rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan
menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja,
mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat
memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk
membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka
diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan
program pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan
dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja
produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.
13
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari
himpunan input dicapai, ekonomi menggunakan fungsi produksi dalam
analisis yang abstrak dari masalah teknik dan manajerial inheren terkait
dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan
manajerial efesiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga
analisis yang dapat fokus pada masalah efesiensi alokatif . Perusahaan
diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-
masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk
menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga
jual output, dan penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi.
Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau lebih input yang
dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat
diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja
dan kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara
dalam jangka panjang, jumlah modal dan faktor-faktor lain yang dapat
dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,
perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh
berbagai fungsi produksi mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi
produksi berkaitan input fisik untuk output fisik, dan harga dan biaya yang
tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi produksi tidak model lengkap
dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari proses
produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting,
termasuk kesalahan, entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak
biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran manajemen.
14
(Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi ekonomi mikro,
melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efesiensi
alokatif dalam penggunaan input faktor dalam produksi dan distribusi yang
dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi
tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh
sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang
ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena
masing-masing faktor input produksi.
Menurut Joesron dan Fathorozi (2003:77), fungsi produksi adalah
hubungan teknis antara input dengan output. Hubungan antara jumlah
output (Y) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi
(X1,X2,X3, ... Xn) maka dapat ditulis sebagai berikut:
Y = f (X1,X2,X3,……...Xn)
Dimana :
Y = Output
X1 = Input 1
X2 = Input 2
X3 = Input 3
Xn = Input ke-n
Fungsi produksi di atas, dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
Q = f (K,L)
Dimana :
Q = Keluaran selama periode tertentu
K = Penggunaan mesin (yaitu modal) selama periode tertentu
15
L = Jam masukan tenaga kerja
Notasi-notasi tersebut kemungkinan menunjukkan variabel-variabel
lain yang mempengaruhi proses produksi. Sedangkan menurut fungsi
produksi sangat penting dalam teori produksi karena:
a. Fungsi produksi dapat menunjukkan hubungan antara faktor
produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut dapat
lebih mudah dimengerti.
b. Fungsi produksi dapat menunjukkan hubungan antara variabel yang
dijelaskan (dependent variabel) Y dan variabel yang menjelaskan
(independent variabel) X, serta sekaligus mengetahui hubungan
antara variabel.
4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Menurut Rahim dan Diah (2012: 33) secara umum fungsi produksi
atau faktor-fakrtor yang mempengaruhi produksi pertanian adalah lahan,
tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, bibit dan manajemen. Lahan
pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas
pertanian, karena secara umum dikatakan semakin luas lahan tersebut
(yang digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang
dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan
dengan hektar (ha) atau are.
Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi produksi yang
umum digunakan (Mankiw, 2005:68-70). Sebelum fungsi produksi Cobb-
Douglas diperkenalkan, fungsi produksi new klasik terlebih dahulu
diketahui yang artinya suatu fungsi atau persamaan yang
menggambarkan output sebagai fungsi dari dua input seperti modal dan
16
tenaga kerja. Secara matematis fungsi produksi Cobb - Douglas dapat
dituliskan sebagai berikut:
Q = AKαLβ
Jika diubah ke dalam bentuk linear :
LnQ = LnA + αLnK + βLnL
Dimana Q adalah output, L dan K adalah tenaga kerja dan
barang modal, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif
yang ditentukan oleh data K dipertahankan konstan. Jadi α dan β
masihng-masihng adalah elastisitas dari K dan L. Jika α+β = 1, terdapat
tambahan hasil yang konstan atas skala produksi, jika α+β >1 maka
terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika
α+β <1 terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi.
Untuk memudahkan pendugaan jika dinyatakan dalam hubungan Y dan
X maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear, yaitu:
LnY = Lnα + β1 LnX1 + β2 LnX2 +,…, + β1 LnX1 +,…, + βn LnXn +V
5. Usaha Tani
Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani
mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,
teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan
kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan
usahataninya meningkat. Adapun pengertian usahatani lainnya dapat
dilihat dari masing-masing pendapat sebagai berikut.
Prasetya (2006) menyatakan usaha tani adalah ilmu yang
mempelajari norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur
usahatani sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan
17
setinggi-tingginya. Sementara menurut Daniel (2002) usaha tani adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk mengkombinasikan dan
mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja,
modal dan manajemen) serta bagaimana petani memilih jenis dan
besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat
memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya dan secara kontinu.
Definisi dan tujuan usaha tani pertanian merupakan suatu
kegiatan menghasilkan produk yang dihasilkan dari kegiatan budidaya
yang kegiatannya bergantung dengan alam. Kegiatan pertanian juga
dilakukan atas dasar ekonomi, yang dimana tujuannya adalah untuk
mencukupi kebutuhan para pelakunya. Suatu kegiatan yang dilakukan
dalam bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan pelakunya biasa
disebut dengan usaha tani. Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana megalokasikan sumber daya yang dimiliki petani agar
berjalan secara efektif dan efesien dan memanfaatkan sumber daya
tersebut agar memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya
(Soekartawi, 2011). Kadarsan dalam Isaskar (2012) mengemukakan
bahwa usaha tani adalah suatu tempat dimana seseorang atau
sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti
alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi
untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Setiap kegiatan
yang dilakukan pastilah memiliki tujuan, termasuk kegiatan usaha tani.
Tujuan kegiatan usaha tani adalah untuk memperbesar
penghasilan pelaku usaha tani guna memenuhi kebutuhan hidup dirinya
dan keluarganya. Petani selalu memperhitungkan untung-ruginya dari
18
setiap kegiatan usaha taninya meskipun tidak secara tertulis dan
diperoleh produksi setinggi mungkin dengan pengeluaran serendah-
rendahnya. Hal tersebut dilakukan guna mencapai tujuan dari usaha tani
yang dilakukannya. Usaha tani yang baik adalah usaha tani yang
produktif dan efisien. Usaha tani yang produktif adalah usaha tani yang
memiliki produktifitas tinggi, yang ditentukan oleh pemakaian faktor
produksi pertanian atau input seperti bibit, tenaga kerja, modal dan
faktor-faktor produksi lainnya.
Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan
antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen
(penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus
dikeluarkan. Kegiatan usaha tani terbagi berdasarkan pola dan tipenya.
Terdapat dua macam pola usaha tani, yaitu lahan basah dan lahan
kering. Sedangkan tipe usaha tani menunjukkan klasifikasi tanaman
yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang
diusahakan.
Salah satu ciri usaha tani adalah adanya ketergantungan kepada
keadaan alam dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
produksi yang maksimal, petani harus mampu memadu faktor-faktor
produksi tenaga kerja, pupuk dan bibit yang digunakan. Ketiga faktor
produksi ini saling 15 berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi
produksi untuk menghasilkan produktivitas yang baik dan optimal.
Kegiatan usaha tani memiliki struktur yang menunjukkan
bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat
dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan
19
atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas
tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut
dengan Mix Farming yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi
yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah. Pemilihan
khusus atau tidak khusus ditentukan oleh Kondisi lahan Musim/iklim
setempat Pengairan Kemiringan lahan Kedalaman lahan.
6. Efesiensi
a. Pengertian Efesiensi
Pengertian efesiensi adalah komponen produktivitas dan
mengacu pada perbandingan aktual dan jumlah optimal dari input dan
output (Lovell dalam Hertiana Ikasari, 2011), dimana produktivitas
merupakan hubungan antara output dan input dalam bentuk rasio.
Efesiensi merupakan kemampuan untuk mencapai suatu hasil yang
diharapkan (output) dengan mengorbankan (input) yang minimal.
Suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan
kegiatan telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan
(input) terendah, sehingga efesiensi dapat diartikan sebagai tidak
adanya pemborosan (Nicholson, 2002:427).
Menurut Soekartawi dalam Avi Budi Setiawan (2011:72)
Pengertian efesiensi ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Efesiensi Teknis
Efesiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan
antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum.
Efesiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan
20
faktor produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi dapat
dicapai. (Daniel, 2002:123).
2) Efesiensi Alokatif (efesiensi harga)
Efisien harga atau alokatif menunjukkan hubungan biaya produksi
dan output. Efesiensi alokatif tercapai jika perusahaan tersebut
mampu memaksimalkan keuntungan yaitu menyamakan nilai
produk marjinal (NPM) setiap faktor produksi dengan harganya.
3) Efesiensi Ekonomi
Efesiensi ekonomi terjadi apabila petani meningkatkan hasilnya
dengan menekan harga faktor produksi dan menjual hasilnya
dengan harga yang tinggi. Dengan kata lain, petani melakukan
efesiensi ekonomi sekaligus juga melakukan efesiensi teknis dan
efesiensi harga.
b. Syarat Tercapainya Efesiensi
Manusia itu selalu berupaya untuk dapat melakukan
efesiensi dalam segala aspek bidang kehidupan. Supaya efesiensi
tersebut dapat dikatakan berhasil maka harus memenuhi beberapa
syarat berikut:
1) Berhasil guna, adalah suatu kemampuan sebuah unit kerja dalam
mendatangkan hasil serta manfaat. Contohnya seperti, barang
yang diproduksi bermanfaat bagi masyarakat. Ekonomis,
merupakan suatu tindakan untuk vusa mendapatkan input
(barang atau jasa) yang berkualitas dengan tingkat pengeluaran
sekecil mungkin.
2) Pelaksanaan kerja itu bisa dipertanggung jawabkan.
21
3) Pembagian kerja yang nyata.
4) Rasionalitas wewenang serta tanggung jawab.
5) Prosedur kerja yang praktis.
b. Jenis dan Contoh Efesiensi
Setelah kita memahami pengertian efesiensi, kita juga perlu
untuk mengetahui contoh efesiensi yang sering dilakukan oleh manusia.
Dibawah ini merupakan beberapa contoh efesiensi adalah sebagai
berikut:
1) Efesiensi Optimal
Efesiensi optimal ini merupakan suatu perbandingan terbaik antara
pengorbanan yang dilakukan untuk bisa mendapatkan suatu hasil
yang diharapkan.
a) Ditinjau dari segi hasil. Contohnya ialah seperti seorang manajer
bisa mencapai suatu output/hasil (produktivitas, performance)
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan masukan-masukan
(tenaga kerja, uang, waktu, serta bahan) yang dipakai.
b) Ditinjau dari segi penghematan. Contohnya ialah seperti dengan
penggunaan peralatan yang modern maka proses kerja itu akan
lebih cepat dan akan menghemat waktu dan biaya.
2) Efesiensi Dengan Tolak Ukur
Efesiensi dengan tolak ukur merupakan suatu perbandingan antara
hasil minimum yang ditentukan dengan hasil riil yang dicapai, yang
mana dapat dikatakan efisien itu apabila hasil riil lebih besar dari
angka minimun yang ditentukan. Sebagai contoh :
22
a) Buruh Indonesia bisa menyusun bata itu sekitar 100-125 bata
per hari (8 jam).
b) Buruh Thailand itu mampu menghasilkan 250 batu bata didalam
sehari (8 jam).
Dalam hal tersebut tolak ukurnya ialah kemampuan dari masing-
masing buruh bangunan tersebut dalam mencapai hasil minimum
yang sudah ditentukan didalam waktu tertentu.
3) Efesiensi dengan Titik Impas
Efesiensi dengan titik impas sering digunakan pada
bidang usaha yang mana titik impas (break even point) ialah titik
batas antara usaha yang efisien serta tidak efisien. Suatu usaha
atau juga bisnis bisa dikatakan efisien apabila titik impasnya
diketahui serta bisnis tersebut menghasilkan lebih dari titik impas
tersebut.
23
A. Tinjauan Empiris
Tabel 1.3 Tinjauan Empiris
No Nama dan
Tahun Judul Penelitian
Analis Data
Hasil
1. Tety Suciaty
(2004)
Efesiensi Faktor-
Faktor Produksi dalam
Usaha Tani Bawang
di Kabupaten
Cirebon
Fungsi
Produksi
Cobb–
Douglas
Faktor lahan merupakan
faktor produksi yang paling
besar pengaruhnya dalam
menentukan tingkat produksi
dalam usaha tani bawang
merah. Dari semua variabel
yang diteliti faktor produksi
bibit dan tenaga kerja,
mempunyai nilai efesiensi
yang lebih kecil dari satu,
artinya penggunaan bibit
dan tenaga kerja melampaui
titik efesiensi.
2. Chandra
Adyatma (2013)
Analisis Efesiensi
Penggunaan Faktor
Produksi pada
Usaha Tani
Cengkeh di Desa
Manggisari di
Kecamatan
Sumowono.
Fungsi
Produksi
Cobb–
Douglas
Tingkat efesiensi enggunaan
faktor produksi dalam usaha
tani cengkeh Desa Manggisari
Kecamatan Pekutatan Kabupaten
Jembrana belum efisien secara
serentak, hanya dua variabel
yaitu bibit (X2) dan pupuk (X3)
yang sifatnya hampir efisien,
tetapi karena nilainya di atas 1,
maka sifatnya belum efisien
yang berarti perlu dilakukan
penambahan faktor produksi.
Sedangkan variabel lainnya
yaitu luas lahan (X1),
pembelian Modal (X4), dan
24
total upah upah tenaga kerja
(X5) sifatnya tidak efisien
karena nilai efesiensinya
berada di bawah.
3. Dewi Sahara
(2005)
Efesiensi Produksi
Sistem Usaha Tani
Padi Pada Lahan
Sawah Irigasi Teknis
di Kecamatan
Uepai, Kabupaten
Konawe, Sulawesi
Tengga.
Fungsi
Produksi
Cobb–
Douglas
Luas panen, pestisida, dan
tenaga kerja berpengaruh positif
terhadap produksi padi sawah
dimana peningkatan produksi
masih bisa dicapai dengan
penambahan ketiga faktor
produksi tersebut, Hasil uji
efesiensi alokatif menunjukkan
bahwa untuk mendapatkan
pendapatan yang maksimal
petani perlu mengurangi
penggunaan pupuk.
4. Nurmala (2015) Efesiensi Penggunaan
Input Produksi Pada
Usaha Tani Cengkeh
di Kecamatan Dako
Pamean Kabupaten
Toli-Toli.
Fungsi
Produksi
Cobb–
Douglas
input produksi yang digunakan
dalam usaha tani cengkeh
yang terdiri jumlah pohon,
pupuk urea, pupuk Za, Pupuk
Phonska, Tenaga kerja secara
bersama-sama (simultan)
berpengaruh pada variabel Y.
tingkat efesiensi jumlah pohon
< 1, berarti input yang
digunakan dari sisi harga setiap
input tidak efisien dan perlu
dikurangi. Pada variabel pupuk
urea, pupuk ZA, pupuk
phonska, dan tenaga kerja > 1
berarti inpiut belum efisien
ditinjau dari harga maka harus
ditambah.
25
5. Firdach Nopita
Sari dkk (2017)
Faktor-Faktor
Produksi yang
Berpengaruh Dalam
Usaha Tani Cengkeh
di Desa Puulemo
Kecamatan Limbo
Kabupaten Konawe
Utara.
Fungsi
Produksi
Cobb–
Douglas
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan mengenai
efesiensi penggunaan faktor-
faktor produksi terhadap jumlah
produksi usaha tani cengkeh di
Desa Puulemo Kecamatan
Lembo Kabupaten Konawe
Utara, maka dapat disimpulkan
bahwa, variabel tenaga kerja,
pupuk, dan luas lahan secara
bersama-sama berpengaruh
dan berkorelasi positif dengan
produksi usaha tani cengkeh.
Penggunaan faktor produksi
tenaga kerja 1% akan
meningkatkan produksi
sebesar 0,63%.
26
B. Kerangka Konsep
Usaha tani adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan
pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang diperoleh. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha
tani cengkeh yaitu luas lahan, tenaga kerja, usia tanam dan modal akan
berpengaruh pada jumlah produksi yang dihasilkan dan akan mempengaruhi
keuntungan yang akan diperoleh petani. Dalam kerangka pemikiran pemikiran
perlu dijelaskan secara teoritis mengenai hubungan ke dua variabel yaitu
variabel dependent dengan variabel independent, dimana variabel yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh
terhadap produksi cengkeh yaitu dengan menggunakan analisis fungsi
produksi Cobb-Douglas.
Selanjutnya dilakukan analisis efesiensi penggunaan faktor-faktor
produksi yang berpengaruh terhadap produksi cengkeh untuk mengetahui
apakah usaha tani tersebut sudah efisien. Dengan melihat nilai produk
marginal (NPM) dapat diketahui sudah efisien atau tidak penggunaan faktor-
faktor produksinya. Apabila NPMx sama dengan Px, maka penggunaan faktor
produksi tersebut efisien.
Menurut Soekardono (2005), untuk menentukan tingkat produksi
optimum menurut konsep efesiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan
mengetahui fungsi produksi, tetapi ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu
rasio harga input output. Agar keuntungan mencapai maksimum maka
turunan pertama fungsi tersebut harus sama dengan nol, sehingga diperoleh
nilai produk marginal (NPM) dari faktor produksi yang digunakan harus sama
27
dengan harga satuan faktor produksi itu (Px). Kerangka penelitian disajikan
pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konsep
Usaha Tani di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai
Input
(Variabel Bebas)
Permasalahan: Kurang Maksimalnya Penggunaan Faktor-
Faktor Produksi, Sehingga Penggunaannya Tidak Efisien Dan Berdampak Pada Produksi
Cengkeh
Produksi Usaha
Cengkeh Faktor - Faktor Produksi
1. Modal 2. Luas Lahan 3. Usia Tanam 4. Tenaga Kerja 5. Pupuk
Output (Variabel Terikat)
Analisis Efesiensi
Alokatif Analisis Produksi
Usaha Tani
Keterangan : Garis Analisis
Garis Karangka
28
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diduga adanya pengaruh positif penggunaan faktor-faktor produksi
terhadap jumlah produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
2. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani cengkeh di
Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara alokatif
tidak efesien atau belum efesien.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian atau analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eksplanatori kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian, yang bertujuan
menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya, menurut
sugiyono (2006) penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis.
Alasan utana pemilihan jenis penelitian eksplanatori ini agar dapat
menjelaskan dan mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Sinjai merupakan Kecamatan yang menjadi produsen
cengkeh. Dalam penelitian ini diambil lokasi yang menghasilkan Cengkeh
yaitu di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah sebagai daerah sampel
di Kabupaten Sinjai. Karena Desa Kompang merupakan salah satu daerah
penghasil cengkeh di Kecematan Sinjai tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di rencanakan selama 1-2 bulan, dari bulan Agustus-
September 2020.
30
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (Y) dan lima
variabel independen (X). Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Jumlah Produksi (Y)
Jumlah produksi adalah jumlah total poduksi cengkeh yang dihasilkan
petani dalam satu kali masa Panen. Satuan yang dipakai adalah kilogram
(kg).
2) Modal (X1)
Modal adalah jumlah modal berupa (barang/uang) yang di keluakan untuk
membiayai berbagai pengeluaran untuk menghasilkan produksi cengkeh
yang baik.
3) Luas Lahan (X2)
Luas lahan adalah jumlah luas tanah garapan untuk menanam cengkeh
dalam satu kali masa tanam. Satuan yang digunakan untuk mengukur
luas lahan adalahmeter persegi (m2)/Ha.
4) Usia Tanam (X3)
Usia tanam cengkeh adalah lama tanaman cengkeh yang sudah
berproduksi diukur dalam satuan tahun.
5) tenaga Kerja (X4)
Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha tani
cengkeh dalam satu kali masa Tanam dan masa panen mulai dari
mengolah tanah, penanaman, pemeliharaan sampai panen baik dari
dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan
tidak dibedakan atas jenis kelamin. Satuan yang digunakan adalah orang
31
atau hasil produksi dalam satuan per kg dengan anggapan dalam satuan
kg tiap harinya .
6) Pupuk (X5)
Pupuk adalah jumlah penggunaan pupuk dalam satu kali masa tanam
dengan satuan kilogram (kg).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti
(bahan penelitian). Objek atau nilai disebut unit analisis atau elemen
populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang menanam
Cengkeh yang berada di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah yaitu
1.802 orang.
2. Sampel
Dalam penelitian ini besaran sampel ditentukan berdasarkan
persamaan slovin.
n =
( )
Dimana :
n : Sampel
N : Populasi
e : Nilai kritis (batas ketelitian
32
n
( )
n =
( )( )
n =
( )
n =
n=
n = 95
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara dimana data penelitian diperoleh dengan cara melakukan
wawancara dengan petani Cengkeh dengan menggunakan alat panduan
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan penelitian.
Dan selanjutnya melalui metode dokumentasi Selain menggunakan metode
wawancara data penelitian diperoleh dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis data-data yang telah ada baik dari penelitian-penelitian
terdahulu, dokumen, buku dan data BPS (Padan Pusat Statistik).
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini ditulis dengan pendekatan kuantitatif yang berbentuk
asosiatif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya
hubungan secara signifikan antara faktor input modal, luas lahan pertanian,
Usia tanam, Tenaga kerja, Pupuk, terhadap usaha tani cengkeh di Desa
Kompang Kecamatan Sinjai tengah Kabupaten Sinjai . Data dalam penelitian
berbentuk interval atau ratio dan untuk pengujian hipotesisnya menggunakan
regresi berganda yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut :
33
Y = (X1, X2, X3, X4, X5)
Y = βo X1β1 X2β2 X3β3 X4β4 X5β5 eμ
Karena satuan setiap variabel majemuk maka harus dilogaritma
naturalkan sehingga linear maka membentuk persamaan sebagai berikut:
Ln Y = βo + β1lnX1 + β2lnX2 + β3X3 + β4lnX4 + β5lnX5 + μ
Dimana:
Y = Produksi usaha tani cengkeh (Kg)
X1 = Modal (Rupiah)
X2 = Luas lahan (Ha)
X3 = Usia tanam
X4 = Tenaga Kerja (Orang)
X5 = Pupuk
Β0 = Konstanta
B1-β3 = Parameter
μ = Error Term
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
ormal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui
normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik
dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara
Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran
34
data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal Probability Plot atau
dengan melihat histogram dari residualnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik
seharusnya tidak terjadinya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.
Torelance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tdak
dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menujukkan
adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yang umum dipakai adalah
tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
c. Uji Heteroksedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah homoksedastisitas atau tidak terjadi
heteroksedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi adanya
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam
penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 1
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini
35
menggunakan hipotesis asosiatif untuk melihat pengaruh dari variabel. Uji
hipotesis terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F ini biasa digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika
nilai signifikan < 0,05 atau variabel independen secara bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap variable dependen, artinya perubahan yang
terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel
bebas, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05%.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel
independen (Modal (X1), Luas lahan (X2), Usia tanam, tenaga kerja (X4)
terhadap variable dependen (Jumlah produksi (Y)) dan bahwa
enganggap variabel dependen yang lain konstan. Signifikansi tersebut
dapat diestimasi dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan <
0,05 maka variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikan > 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen secara parsial tidak
mempengaruhi variable dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable
independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan
untuk mengukur seberapa jauh variable-variabel bebas dalam
enerangkan variabel terikatnya.
36
3. Analisis Efisiensi Harga (Alokatif)
Usahatani Cengkeh dapat dikatakan efisien apabila nilai produk marginal
(NPM) suatu faktor produksi sama dengan harganya. Untuk mengetahui
tingkat efisiensi alokatif dari usah atani ditunjukkan dengan nilai rasio
NPMxi dengan Pxi dari masing-masing faktor produksi. Menurut
Soekartawi (2003) terdapat tiga efisiensi yang harus diukur antara lain
efisiensi teknis, alokatif dan efisiensi ekonomis, namun dalam rencana
penelitian ini hanya akan di lihat tingkat efisiensi harga (alokatif). Efisiensi
alokatif (harga) Analisis efisiensi digunakan untuk melihat apakah input
atau faktor produksi yang digunakan dalam usahatani cengkeh sudah
efisien atau belum. Efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung
dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marjinal input
(NPMx) sama dengan harga input.
Ep =
=
= ( )
( )
= TR-T
Max tercapai pada saat ’ = 0
=
= Px
MPP. Py = Px
NPMxi = px jadi
=1
Keterangan
NPMxi = nilai produk marginal (Rp)
37
Py = harga produk persatuan (Rp)
Epi = elastisitas produk ke-i
Y = produksi (kg)
Xi = faktor produksi ke i
Kondisi efisiensi harga menghendaki NPMx sama dengan harga input
produksi X atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :
Px =
atau 1 =
Dimana :
NPM = Nilai Produk Marjina
b = Koefisien Regresi
Y = Jumlah Produksi Cengkeh di Desa Palangka (Y)
Py = Harga produksi cengkeh di Desa Palangka (Rp)
X = Jumlah masing-masing input produksi cengkeh (Kg)
Px = Harga masing- masing input produksi cengkeh (Rp)
Dengan ketentuan :
1. Jika NPM = 1 Maka penggunaan input produksi mencapai efisiensi
2. Jika NPM > 1 maka penggunaan input produksi belum (kurang) efisien
sehingga perlu ditambahkan jumlah penggunaan input porduksi.
3. Jika NPM < 1 maka penggunaan input produksi tidak efisien sehingga
38
dibedakan atas jenis kelamin. Satuan yang digunakan adalah orang
atau hasil produksi dalam satuan per Kg dengan anggapan dalam
satuan Kg tiap harinya .
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Sulawesi selatan yang memiliki luas wilayah mencapa 819,96 km2 (81.996
ha). Secara geografis, Wilayah Kabupaten Sinjai terletak di bagian timur
Provinsi Sulawesi Selatan, dengan potensi sumber daya alam yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan, disamping memiliki luas wilayah yang relatif
luas. Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak pada titik 5°2'56" - 5°21'16"
Lintang Selatan dan 119°56'30" - 120°25'33" Bujur Timur. yang berada di
Pantai Timur Bagian Selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, Sebelah Timur
berbatasan dengan Teluk Bone, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Bulukumba dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Gowa.
Secara administrasi Kabupaten Sinjai terdiri dari 9 (sembilan)
kecamatan, dan sebanyak 80 (delapan puluh) desa/kelurahan. Kesembilan
kecematan yang terdapat di kabupaten Sinjai yaitu Kecamatan Sinjai Utara,
Kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai tengah,
Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan Sinjai Borong, Kecamtan Bulupoddo,
Kecamatan Tellulimpoe,Kecamatan Pulau Sembilan . Kabupaten Sinjai
terletak arah timur dari Kota Makassar dengan jarak 233 Km dari Kota
Makassar, Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk lebih jelasnya, wilayah
administrasi Kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
40
Tabel 4.1 Letak dan Klasifikasi Kecamatan di Kabupaten Sinjai
No Nama
Kecamatan
Ibu Kota
Kecamatan
Luas Wilaya Jumlah
Kelurahan /
Desa M2 %
1 Sinjai Utara Balangnipa 29,57 3,61 6
2 Sinjai Borong Pasir putih 66,97 8,17 8
3 Sinjai Tengah Lappadata 129,70 15,82 11
4 Sinjai Selatan Bikeru 131,99 16,10 11
5 Sinjai Barat Manipi 135,53 16,63 9
6 Sinjai Timur mangarabombang 71,88 8,77 13
7 Tellulimpoe Mananti 147.30 17,96 11
8 Bulupoddo Bulupoddo 99,47 12,13 7
9 P Sembilan Kambuno 7,55 0.92 4
Jumlah 819,96 100 80
Sumber : Kabupaten Sinjai Dalam Angka, Tahun 2020
Kabupaten Sinjai memiliki 3 (tiga) dimensi wilayah, yakni wilayah
laut/pantai, wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi. Secara
morfologi, kondisi topografi wilayah Kabupaten Sinjai sangat bervariasi, yaitu
dari area dataran hingga area yang bergunung. Sekitar 38,26 persen atau
seluas 31.370 Ha merupakan kawasan dataran hingga landai dengan
kemiringan 0 - 15 persen. Area perbukitan hingga bergunung dengan
kemiringan di atas 40 persen, diperkirakan seluas 25.625 Ha atau 31,25
persen.
Wilayah Kabupaten Sinjai di dominasi oleh bentuk wilayah perbukitan
dan pegunungan. Meskipun demikian di wilayah ini tidak terdapat gunung
berapi. Daerah pegunungan di Kabupaten Sinjai sebagian besar terletak di
Kecamatan Sinjai Barat, Kecamaan Sinjai Tengah, Kecamatan Sinjai Selatan,
Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Bulupoddo. Akibat kondisi topografi
tersebut maka pengembangan wilayah Kabupaten Sinjai menjadi terbatas.
Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Sinjai, kecamatan yang
41
memiliki wilayah datar yang cukup luas adalah Kecamatan Sinjai Timur,
Kecamatan Sinjai Utara dan Kecamatan Pulau Sembilan. Dataran yang
memiliki sumberdaya air yang cukup dimanfaatkan masyarakat sebagai areal
persawahan. Ketinggian dari permukaan laut wilayah Kabupaten Sinjai,
bervariasi dari 0 - 1.000 Meter Diatas permukaan Laut (MDPL). Sehingga
mata pencarian masyarakatnya pun sangat beragam mulai dari petani,
pegawai, nelayan dan lain-lain. Salah satu sektor andalan dalam
perekonomian di Kabupaten Sinjai adalah sektor Pertanian yang salah
satunya terdapat di Kecamatan Sinjai Tengah yang terdiri dari 11 desa yaitu
Baru, Bonto, Gantarang, Kanrung, Kompang, Mattunreng Tellue, Pattongko,
Saohiring, Saotanre, Saotengah dengan jumlah penduduk mencapai 28,795
jiwa.
1. Aspek Geografis
Kondisi geografis wilayah berada di daerah dataran tinggi dengan
ketinggian mencapai sekitar 700,00 m dari permukaan laut. Dengan kondisi
wilayah berhawa sejuk karena berada didataran tinggi, maka keadaan
topografi yaitu kebanyakan daerah berbukit-bukit yang mencapai 541,99
Ha , dan secara geologis wilayahnya memiliki jenis tanah berwarna abu-
abu yang berstektur lempungan. Disamping itu wilayah Desa Kompang
yang memiliki 2(dua) iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 250 C
serta memiliki dua tipe musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, di
mana musim hujan terjadi mulai pada bulan Desember sampai April
sementara musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan November
yang berputar setiap tahunnya. Disamping memiliki jumlah curah hujan
rata-rata setiap tahun yang mencapai 2.000.00 mm.
42
2. Aspek Demografi
Dalam pelaksanaan suatu pembangunan, faktor yang sangat
berpengaruh yaitu penduduk karena pada dasarnya penduduk tidak hanya
menjadi sasaran tapi juga menjadi pelaksana dalam suatu pembangunan.
Jadi, demi menunjang keberhasilan suatu pembangunan, perkembangan
penduduk sangat dibutuhkan yang memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang
dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Jumlah penduduk
berdasarkan data di profil desa di Desa Kompang tahun 2020 berjumlah
2,005 jiwa, dengan jumlah penduduk.
Rasio jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki perdesa dengan
perbandingan 977 jiwa laki-laki dan 1.028 jiwa perempuan. Jumlah
penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal pembangunan, akan
tetapi dapat juga menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan berbagai
permasalahan seperti kebutuhan akan lapangan kerja, kebutuhan
perumahan, pendidikan dan sebagainya. Selain itu komposisi penduduk
yang tidak seimbang antara jumlah penduduk muda dengan usia produktif
dapat menyebabkan rendahnya produktifitas. Begitu pula dengan
persebaran penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan.
43
B. Hasil Penelitian
A. Karateristik Responden
Karateristik responden adalah langkah pertama yang perlu
dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran umum data yang
dikumpulkan dari responden.
a) Kelompok Umur
Umur yaitu untuk melihat kemampuan fisik dan kesehatan mental
spiritual untuk melakukan kegiatan produksi. Umur yang produktif akan
lebih efektif dalam beraktifitas dibandingkan dengan belum atau tidak
produktif. Tingkat kemampuan kerja dari manusia sangat tergantung
pada tingkat umur. Umur yang lebih muda atau tua cenderung menuju
pada kondisi yang belum atau sudah tidak optimal untuk bekerja.
Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat umur dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani
Tahun 2020
Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
21-30 25 26,3%
31-40 37 30,9%
41-50 23 24,2%
51 ke atas 10 10,5%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Tabel 4.2, menunjukkan distribusi responden berdasarkan
kelompok umur dan paling banyak yaitu petani yang berumur 31 - 40
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini nelayan yang
menjadi responden kebanyakan yang berusia produktif, karena pada
44
dasarnya jenis pekerjaan sebagai Petani adalah jenis pekerjaan yang
dilakukan berdasarkan keturunan. Usia produktif dalam melakukan
suatu pekerjaan akan mampu meningkatkan produktivitas.
b) Pendidikan Petani
Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses
produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena
memiliki kualitas yang baik, dengan demikian pendidikan diharapkan
pula dapat mengatasi keterbelakangan dan dapat memotivasi untuk
berprestasi. Responden yang lebih dinamis dan aktif dalam mencari
informasi yang berhubungan dengan teknologi maupun pasar. Untuk
lebih jelasnya tingkat pendidikan dari responden dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Petani Tahun 2020
Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Presentase(%)
Tamat SD 43 45,2%
Tamat SMP 29 30,5%
Tamat SMA 15 15.7%
perguruan Tinggi S1, S2 8 8,4%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa paling banyak responden
yang tamat SD sebanyak jiwa dengan presentase 45,2%. Hal ini
menandakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pendidikan sangat
rendah hal ini dibuktikan oleh masih rendahnya pendidikan Petani
disebabkan oleh kurangnya sarana sekolah yang tersedia dan rendanya
45
minat masyarakat untuk menempuh pendidikan selain itu juga Petani
tidak tertarik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena
disebabkan oleh beberapa hal seperti minat sekolah rendah, kondisi
ekonomi yang terbatas dan keadaan sosial budaya yang menganggap
asal bias baca tulis sudah cukup, pemahaman ini masih berlangsung
sampai sekarang.
B. Deskripsi Variabel Penelitian
1) Modal (X1)
Modal adalah jumlah (barang/uang) yang dikeluarkan untuk membiayai
berbagai pengeluaran untuk menghasilkan produksi cengkeh yang baik.
Modal petani yang diluar tanah adalah alat-alat pertanian, pupuk hasil
panen yang belum dijual. Adapun modal yang diperlukan selama
pemeliharaan dan masa panen dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Modal, Tahun 2020
Modal
Biaya Pengeluaran Frekuensi Presentase(%)
100.000 – 1.000.000 11 jiwa 11,5%
1.000.000 – 10.000.000 72 jiwa 75,7%
10.000.000 – 20.000.000 7 jiwa 7,3%
20.000.000 – 30.000.000 1 jiwa 1%
30.000.000 – 40.000.000 4 jiwa 4.2%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Pada tabel 4.4, menunjukkan distribusi responden berdasarkan
modal secara keseluruhan mulai dari biaya pemeliharan hingga biaya
lainnya yang digunakan oleh petani dalam masa pemeliharaan sekali
panen, dengan jumlah tertinggi yaitu dengan jumlah modal Rp.
46
1.000.000 - Rp. 20.000.00 juta sebanyak 72 jiwa dengan presentase
675,7% dan terendah yaitu dengan menggunakan modal lebih dari Rp.
100.000 - Rp. 1.000.000 sebanyak 11 jiwa dengan prensentase 11.5%.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar petani menggunakan modal
yang yang cukup tinggi untuk biaya pengeluaran produksi cengkeh
mulai dari biaya perawatan hingga biaya upah tenaga kerja.
Tingginya penggunaan modal dalam kegiatan produksi cengkeh
disebabkan oleh banyaknya petani yang belum memahami bagaimana
faktor produksi tersebut digunakan secara efisien karena pentingnya
komoditi cengkeh. Modal besar akan mengakibatkan Modal kerja
bertambah yang menyebabkan tingkat penghasilan tinggi, modal yang
digunakan petani cengkeh yaitu menggunakan modal sendiri.
2) Luas Lahan (X2)
Luas lahan yang diusahakan petani bervariasi, dan luas lahan
yang dikelola petani merupakan lahan milik sendiri. Adapun jumlah
petani menurut strata luas lahan seperti terlihat pada tabel 4.5 berikut
ini:
Tabel 4.5 Jumlah Petani Responden Menurut Strata Luas Lahan di Desa Kompang
Luas Lahan
Luas Lahan (m2) Frekuensi (n) Presentase (%)
100 – 500 60 63,1%
530 – 1000 31 32.6%
1300 – 2300 4 4.2%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Tabel 4.5 menunjukan bahwa luas lahan yang paling banyak
dikelola petani adalah 100 m2–500 m2 sebanyak 60 jiwa petani dengan
presentase sebesar 63,1 % sedangkan yang paling sedikit mengelola
47
lahan dengan luas lahan sebesar 1300 m2–2300 m2 dengan jumlah
petani sebesar 4 jiwa dan presentase sebesar 4,2%.
3) Usia tanam (X3)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 95 responden, usia
tanam pada produksi cengkeh dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tanaman
Cengkeh
Usia Tanam
Tahun Frekuensi Presentase (%)
5 – 15 tahun 34 35,7%
18 – 29 tahun 61 66,3%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat mayoritas usia tanaman
cengkeh yang diusahakan petani cengkeh di Desa Kompang yang
berada pada interval usia tanaman 18-29 tahun sebanyak 61 jiwa
dimana presentasenya sebesar 66,3 %. Semakin tua usia pohon
cengkeh maka semakin banyak produksi cengkeh yang dihasilkan.
Selanjutnya yaitu berada pada interval usia tanaman 5-15 tahun
sebanyak 34 jiwa dan jumlah presentase sebesar 35,7 % .
4) Tenaga Kerja (X4)
Petani cengkeh di Desa Kompang masih menggunakan sistem
tradisional dan semua pekerjaan dilakukan oleh manusia sehingga
butuh tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
95 responden, jumlah tenaga kerja pada produksi cengkeh dapat di lihat
pada tabel 4.7 sebagai berikut:
48
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Frekuensi (n) Presentase(%)
2 25 26.3%
3 46 46,4%
4 24 25.2%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Dari tabel di atas, di mana jumlah petani ada 25 orang yang
menggunakan 2 orang tenaga kerja dengan presentase sebesar 46,4%,
46 orang lainnya menggunakan 3 tenaga kerja dengan presentase
sebesar 37,9% dan selanjutnya ada 24 orang mrnggunakan 4 tenaga
kerja dengan presentase sebesar 25,2% yang merupakan penggunaan
tenaga kerja yang paling banya digunakan petani yaitu 4 orang
penggunaan banyak tenaga kerja akan mempercepat panen produksi
cengkeh semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka semakin
banyak biaya yang Harus dikeluarkan, dan penggunaan tenaga kerja
tergantung dari luasa lahan dan banyaknya pohon, yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah berada pada interval penggunaan
tenaga kerja 3 orang sebanyak 46 jiwa dimana presentasenya sebesar
37.9 %.
5) Jumlah Pupuk(X5)
Penggunaan jumlah pupuk tergantung dengan berapa banyak
jumlah pohon yang di miliki petani cengkeh di Desa Kompang, dapat
dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
49
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pupuk
Jumlah Pupuk
Jumlah Pupuk Frekuensi(n) Presentase%
2 20 21,7%
4 35 36,8%
6 40 42,1%
Jumlah 95 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat 20 petani menggunakan pupuk
sebanyak 2 sak dengan frekuensi sebesar 21,7 %, selain itu ada 35
petani yang menggunakan 4 sak pupuk dengan frekuensi sebesar 36.8
%, dan yang selanjutnya ada 40 responden yang menggunakan pupuk
sebanyak 6 sak dengan frekuensi 342,1 % yang merupakan
penggunaan pupuk yang paling banya digunakan petani yaitu 6 sak,
karena penggunaan pupuk tergantung dengan berapa banyak jumlah
pohon yang diusahakan petani cengkeh di Desa Kompang yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah berada pada interval penggunaan
pupuk 6 sak sebanyak 40 jiwa dimana presentasenya sebesar 42.1 %.
C. Hasil Pengolahan Data
1. Uji Asumsi Klasik
Analisis uji prasyarat dalam penelitian ini yaitu mengunakan uji
asumsi klasik sebagai salah satu syarat dalam mengunakan analisis
regresi. Adapun pengujiannya dapat dibagi dalam beberapa tahap
pengujian yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk
satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan
50
dengan garis diagonal. Jika distribusi normal garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik
normal P-Plot sebagai mana dengan terlihat dalam gambar 4.1
sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020
Gambar 4.1 Normal Probability Plot menunjukkan bahwa data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
dan menujukkan pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan
bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi dan layak dipakai untuk
memprediksi hasil produksi pada usaha tani cengkeh berdasarkan
variable bebasnya.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara
variabel bebas. Toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang
51
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi
nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena 54 VIF =
1/Toleransi) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai
cotuff yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan
nilai VIF diatas 10. Uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.9
berikut ini :
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Modal .643 1.555
Luas Lahan .734 1.363
Usia Tanam .851 1.175
Tenaga Kerja .589 1.698
Pupuk .629 1.591
Sumber : Output SPSS 26 Primer, diolah 2020
Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan
tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang
dari 0,1 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinieritas. Sebaliknya
apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,1 maka
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Adapun hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.9 di atas. Berdasarkan
tabel 4.9 di atas, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-masing
variabel penelitian sebagai berikut:
a) Nilai VIF untuk variabel modal sebesar 1,555 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,643 > 0,1 sehingga variabel modal dinyatakan
tidak terjadi gejala multikolinearitas.
52
b) Nilai VIF untuk variabel luas lahan sebesar 1.363 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,734 > 0,1 sehingga variabel tenaga kerja
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
c) Nilai VIF variabel usia tanam untuk sebesar 1,175 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0, 851 > 0,1 sehingga variabel luas lahan
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
d) Nilai VIF variabel Tenaga kerja untuk sebesar 1,698 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,589 > 0,1 sehingga variabel luas lahan
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
e) Nilai VIF variabel usia tanam untuk sebesar 1,591 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,629 > 0,1 sehingga variabel luas lahan
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
c. Uji Heteroksedastisitas
Grafik scartterplot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y
yang telah diprediksi dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Deteksi ada tidaknya
heteroksedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi
heteroksedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Adapun hasil gambar uji heteroksedastisitas
53
menggunakan SPSS versi 26, dapat dilihat pada gambar 4.2
berikut:
Gambar 4.2 Uji Heteroksedastisitas
Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020
Gambar 4.2 Scatterplot tersebut, terlihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
jumlah produksi Usaha tani cengkeh berdasarkan masukan
variabel independentnya.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient dari
variabel modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja dan pupuk pada
produksi usaha tani cengkeh ditunjukkan pada tabel 4.10, di bawah ini :
54
Tabel 4.10, Hasil Analisis Regresi Coefficientsa
Modal
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
(Constant) Modal
Luas Lahan
.529
.331
.001
.714
.054
.000
.464 .254
.741 6.141 3.585
.461
.000
.001
Usiah Tanam
Tenagah Kerja
Pupuk
-.001
.162
.094
.007
.084
.038
-.014
.152
.186
-.208
1.930
2.437
.835
.057
.017
Sumber: Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat hasil koefisien regresi (β)
di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Ln Y = Lnβ0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3X3 + β4LnX4 + β5LnX5 + μ
Y = 0,529+ 0.331 X1 + 0. 001X2 - 0.001X3 + 0.162 X4 + 0.094 X5 + μ
Hasil dari persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 0,529, jika variabel modal (X1), luas lahan
(X2), usia tanam (X3), tenaga kerja (X4) dan pupuk (X5) konstan atau
X = 0, maka produksi cengkeh pada usaha tani sebesar 0.529.
2) Nilai koefisien variabel modal sebesar 0,331, artinya terjadi hubungan
positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka
produksi semakin meningkat.
3) Nilai koefisien variabel luas lahan sebesar 0,001, artinya terjadi
hubungan positif antara modal dan produksi karena semakin naik
modal maka produksi semakin meningkat.
55
4) Nilai koefisien variabel usia tanam sebesar -0,001, artinya tidak
terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang
menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.
5) Nilai koefisien variabel tenaga kerja sebesar 0.162, artinya tidak
terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang
menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.
6) Nilai koefisien variabel pupuk sebesar 0.094, artinya terjadi hubungan
positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka
produksi semakin meningkat.
3. Uji statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinan (R square) pada intinya mengukur
berapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependennya. Nilai koefisien determinan yang mendekati satu
variabel–variabel independennya menjelaskan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen.
Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat
pada tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11 Model Summaryb
Modal R R square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .673 .655 .45514
Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020
Berdasarkan output SPSS tampak bahwa hasil dari
perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,820 dengan kata lain
hubungan antara variabel X terhadap variabel Y sebesar 0,820 atau
56
sebesar 82,0 %. Dan nilai koefisien determinasi ( R Square) sebesar
0,673 dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase
variasi produksi usahatani cengkeh yang bisa dijelaskan oleh variasi
dari variabel bebas yaitu modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja,
pupuk sebesar 67,3% sedangkan sisanya sebesar 32,7% dijelaskan
oleh variabel – variabel lainnya yang diluar penelitian.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui
apakah variabel modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja, pupuk
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada produksi
usahatani cengkeh. Dari hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
37.976
18.436
56.412
5
89
94
36.665 .000b
Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020
Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.12, pengaruh
variabel modal (X1), luas lahan (X2), usia tanam (X3), tenaga kerja
(X4) dan pupuk (X5) terhadap produksi pada usahatani cengkeh (Y),
maka diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kelima variable bebas secara simultan terpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
c. Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (modal, tenaga kerja dan luas lahan) secara parsial
terhadap variabel dependen (produksi usaha tani cengkeh di Desa
57
Kompang ) dan menganggap variabel lain konstan. Signifikansi
tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel
dengan thitung. Dapat di lihaat hasil pengujian pada tabel 4.13 dibawah :
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .529 .714 .741 .461
Modal .331 .054 .464 6.141 .000
Luas Lahan .001 .000 .254 3.585 .001
Usia Tanam -.001 .007 -.014 -.208 .835
Tenaga Kerja .162 .084 .152 1.930 .057
Pupuk .094 .038 .186 2.437 .017
Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020
Berdasarkan Tobel 4.13 perhitungan uji t dapat dilihat hasil
pengujian parsial terhadap masing-masing variabel independen
(modal, luas lahan,usia tanam, tenaga kerja dan pupuk) secara parsial
terhadap variabel dependennya Produksi usaha tani cengkeh di Desa
Kompang dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Variabel modal (X1) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.331 dan
nilai signifikan sebesar 0.000, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
2. Luas lahan (X2) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.001 dan nilai
signifikan sebesar 0.001, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
58
disimpulkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
3. Usia tanam (X3) didapatkan nilai koefisien sebesar -0.001 dan nilai
signifikan sebesar 0.835, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa usia tanam tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
4. Tenaga kerja (X4) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.162 dan nilai
signifikan sebesar 0.057, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
5. pupuk (X5) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.094 dan nilai
signifikan sebesar 0.017, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pupuk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
59
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Usaha Tani Cengkeh
A. Pengaruh Modal Terhadap Produksi Usahatani Cengkeh
Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya modal
berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana
kofesien regresi sebesar 0,331 dengan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 ( 0.000 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika
variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya
produksi pada usaha tani cengkeh sebaliknya, jika variabel modal
menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha
tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor modal
sangat mempengaruhi hasil produksi petani karena digunakan untuk
mengahasilkan suatu barang, pengertian barang disini meliputi, alat-alat
produksi dan sarana produksi pertanian lainnya seperti pupuk, bibit,
obat-obatan serta faktor produksi lainnya untuk menghasilkan hasil
produksi yang baik .
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Idayanti. F.
dan Dewi. P. M. (2015), yang menyatakan bahwa modal dan bahan
baku memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi yang
berarti setiap peningkatan tenaga kerja, modal dan bahan baku dapat
meningkatkan produksi kerajinan kayu di Kecamatan Ubud.
60
B. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya luas lahan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana
kofesien regresi sebesar 0,001 dengan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 ( 0.001 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika
variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya
produksi pada usaha tani cengkeh. Sebaliknya, jika variabel modal
menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha
tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor luas
lahan mempengaruhi hasil produksi karena pohon cengkeh harus di
tanam berjarak agar tidak berdempetan maka dari itu petani
membutuhkan luas luas dan jika luas lahan bertambah maka jumlah
pohon cengkeh juga semakin banyak di tanam sehingga
mengakibatkan hasil produksi meningkat.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tamalonggehe D. dkk
(2014), yang menyatakan bahwa luas lahan mempengaruhi
berpengaruh positif signfikan terhadap produksi salak. pada hasil
produksi, hasil produksi dapat naik karena tanah yang digunakannya
sangat efisien.
C. Pengaruh Usia Tanam Terhadap Produksi Usahatani cengkeh
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa usia tanaman
berpengaruh negatif dan tidak bepengaruh secara signifikan terhadap
produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data
61
dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan
lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena
semakin tua umur tanaman cengkeh produksinya semakin berkurang.
Jika pemeliharaan dan penanganan kurang intensif produksinya akan
semakin berkurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Indra (2011), yang
menyatakan bahwa semua nilai parameter masukan yang ada dalam
model bertanda positif kecuali umur tanaman, hal ini bukan merupakan
kesalahan spesifikasi karena dalam kenyataannya memang ada
hubungan negatif antara umur tanaman dengan besarnya tingkat
produksi usaha tani.
d. Pengaruh Tenaga kerja Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tenaga kerja
berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data
dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan
lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena jumlah
yang di produksi setiap tahun menurun, di akibatkan tenaga kerja juga
ikut berkurang.
e. Pengaruh Pupuk Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi cengkeh, hal ini
terlihat dari hasil olah data dimana kofesien regresi sebesar 0,094
dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 ( 0.017 < 0.05 ). Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel pupuk ditingkatkan maka
akan diikuti dengan meningkatnya produksi pada usaha tani cengkeh.
62
Sebaliknya, jika variabel pupuk menurun maka akan diikuti dengan
menurunnya produksi pada usaha tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor pupuk
mempengaruhi hasil produksi karena, penggunaan pupuk terhadap
tanaman cengkeh dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang
meningkat serta kualitas baik.
Menurut Suwalan et al (2004) dalam Sahara dan Idris (2010)
respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat apabila
pupuk yang digunakan tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.
2. Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Pada Usaha tani Cengkeh
Efisiensi faktor produksi pada usaha tani Cengkeh Didesa
kompang dapat diketahui dengan menghitung rasio NPM suatu faktor
produksi dengan harga masing-masing faktor produksi NPMx/Px.
perhitungan yang digunakan untuk analisis efisiensi alokatif faktor-faktor
produksi mencantumkan nilai koefisien regresi yang berasal dari fungsi
produksi Cobb- Douglas. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi
Cobb-Douglas, diketahui bahwa tidak semua variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara nyata terhadap
produksi Cengkeh, hanya variabel yang berpengaruh nyata terhadap
produksi Cengkeh yaitu faktor tenaga kerja dan pupuk. Hasil
perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 4.14.
63
Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor
Produksi Usahatani Cengkeh
Variabel Bix Y PY X Px PMx NPMx
Modal
Luas lahan
Pupuk
0,331
0,001
0,94
1,637
1,637
1,637
40,400
40,400
40.400
13,3
7,6
4,3
849.000
2.000.000
220.000
40,74
215,3
357,8
1.645.896
8.698.120
14.455.120
1,938
4,34
65,7
Sumber : Diolah Dari Data Primer 2020
a. Efisiensi Alokatif Modal
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan modal
sebesar 1.938 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga
penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,
2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah
perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-masing input
(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini
menunjukkan bahwa modal yang digunakan sebesar 1,938 di daerah
penelitian yang belum efisien.
Penggunaan modal di daerah penelitian sangat
mempengaruhi hasil produksi cengkeh itu sendiri.seperti yang kita
ketahui modal yaitu Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang
atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan
tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini
hasil pertanian. nah sedangkan untuk menghasilkan produksi yang
maksimum dan efisien maka hasil dari produksi cengkeh iu sendiri
harus lebih besar dari pada modal yang digunakan Ditinjau dari
penggunaan modal yang tidak efisien, mengakibatkan penggunaan
modal terlalu besar maka perlu dilakukan pengurangan agar efisien.
64
Agar penggunaan pupuk dapat optimal maka perludilakukan
pengurangan penggunaan modal. Dari pengurangan penggunaan
modal optimal mencapai Rp.25.784.003.
b. Efisiensi Alokatif Modal
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan luas
lahan sebesar 4,34 dimana angka tersebut lebih besar dari 1,
sehingga penggunaan luas lahan di daerah penelitian belum efisien.
Nicholson, 2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai
apabilah perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-
masing input (NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan sebanyak 4,34
m2 dalam proses produksi usaha tani mulai dari pengolahan lahan
sampai panen dengan luasan lahan di daerah penelitian belum
efisien. Agar penggunaan luas lahan dapat optimal maka perlu
dilakukan penambahan pohon cengkeh, sehingga dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan petani Cengkeh. Dari
penambahan luas lahan optimal mencapai 33,067 m2 .
c. Efisiensi Alokatif Pupuk
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan pupuk
sebesar 65,7 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga
penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,
2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah
perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masingmasing input
(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk sebesar 4,3 kg dalam 1
65
hektar di daerah penelitian tidak efisien. Penggunaan pupuk di
daerah penelitian sangat intensif dan tidak sesuai takaran.
Petani berkeyakinan bahwa jika tidak dilakukan pemupukan
maka hasil produksi cengkeh tidak bagus,. Ditinjau dari penggunaan
pupuk yang intensif dan tidak sesuai dengan takaran, mengakibatkan
enggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Agar
penggunaan pupuk dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan
penggunaan pupuk, sehingga dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan petani cengkeh. Dari penambahan penggunaan pupuk
optimal mencapai 282,5 kg/sak.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang
telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha
tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.331
dengan nilai signifikan 0.000 (0.000 < 0.05) Jadi, untuk memproduksi lebih
banyak cengkeh maka diperlukan banyak modal.
2. Variabel luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi
usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar
0.001 dengan nilai signifikan 0.001 (0.001 < 0.05). Dengan penambahan
luas lahan maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam
kegiatan produksi.
3. Variabel usia tanam tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable
sebesar -0.001 dengan nilai signifikan 0.835 (0.835 > 0.05)
4. Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien
variable sebesar 0.162 dengan nilai signifikan 0.057 (0.057 > 0.05)
5. Variabel pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha
tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.094
dengan nilai signifikan 0.017 (0.017 < 0.05). Dengan penambahan pupuk
maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam kegiatan
produksi.
67
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan peroduksi petani cengkeh diharapkan kepada
pemerintah daerah memberikan bantuan dalam bentuk tambahan modal
dan bbit kepada petani karena sangat berperan penting dalam peningkatan
produksi petani .
2. Untuk meningkatkan produksi bagi petani pihak dines yang terkait ataupun
swasta agar kiranya mengarahkan petani dalam hal cara penggunaan
faktor produksi secara efisien., sehingga hasil produksi yang diperoleh
petani mengalami peningkatan.
3. Bagi peneliti berikutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi efesiensi
penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh.
68
DAFTAR PUSTAKA
Avi Budi Setiawan. 2011. Analisis efesiensi penggunaan faktor-faktor produksi
usaha tani jagung di kabupaten grobogan.
Besse Ani Kasturi. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Wajo.
Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Sulawesi selatan tahun 2020 Buku Profil Desa Kompang, 2020
Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020
Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020
Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2019
Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai
2020
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai, Tahun 2019
Chandra Adyatma 2013. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di desa Manggisari.
Daniel Moehar 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dewi Sahara, 2005. Efesiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dr. Andriko Noto Susanto. 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Nana Musfirah 2019. Analisis factor-faktor perbandingan pendapatan membudidayakan tanaman cengkeh dan merica di desa Palakae kecamatan Sinjai selatan kab. Sinjai.
Fathorozi 2003. Teori ekonomi mikro. Jakarta Salemba empat.
F. dan Dewi P.M 2015, Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Kurs Dollar
pada Ekspor Cengkeh di Indonesia Universitas Udayana Bali.
Firdach Nopita Sari, Azhar Bafadal, Wa Ode Yusria. 2017. Faktor-Faktor Produksi yang Berpengaruh dalam Usaha Tani Cengkeh di Desa Puulemo Kecamatan Limbo Kabupaten Konawe Utara.
69
Joesron dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa Bentuk
Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Hertiana Ikasari 2011. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.
https://sinjaikab.bps.go.id/
Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta : Binarupa Aksara.
Nurmala 2015. Efesiensi Penggunaan Inpu Produksi pada Usaha Tani Cengkeh di Kecamatan Dako Pamean Kabupaten Toli-toli.
Mankiw, 2005. Teorimakro Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta Terjemahan : imam nurmawan. Erlangga.
Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro: Pengantar Untuk Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Makro. t.p.
Pindyk, Robert s., dan Rubinfield, Daniel L. 2012. Econometric Models And Economic Forecasts, 4th Ed. Singapure : McGrawHIll.
Popy Satiti 2012. Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor– Faktor Produksi Pada Usaha Tani Kopi di Kecamatan Sumowono.
puslitbang tanaman pangan, 2015
Prasetya. 2006. Penerapan Teknologi Sistem Usaha tani Tanaman-Ternak
Melalui Pendekatan Organisasi Kelompok Tani (Suatu Model
Pengelolaan Lingkungan Pertanian). Dalam Prosiding Seminar
Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta, 1 Oktober 2003.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rahim dan diah . 2012. Model ekonomterika perikanan tangkap, Badan Penerbit
UNM, Makassar.
Srirande. 2012. Pertumbuhan provinsi . Kencana ,Jakarta
Sukartawi 2002, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : teori dan aplikasi edisi kedua, catatan keempat, penerbit PT raja grafindo perseda,Jakarta.
Sukartawi. 2011. Ilmu Usaha tani dan Penelitian Untuk Pengembangan PetaniKecil. Jakarta.UI Press,
Soekardono, dkk. 2005. Teori ekonomi makro pendekatan grafis dan matematis pondok edukasi, malang.
Sukirno,Sadono, 2005, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada:
Tety Suciaty 2004. Efesiensi Faktor-Faktor Produksidalam Usaha tani Bawang. Kabupaten Cirebo.
70
Wayan Chandra Adyatma 2013. Jurnal Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usaha tani Cengkeh Di Desa Manggisari
71
L
A
M
P
I
R
A
N
72
KUISIONER UNTUK PETANI
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI CENGKEH DI DESA KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH
Oleh : WAHDANIA
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan
Status : (1) Kawin (2) belum kawin
2. PERTANYAAN
No
Variabel
Lokasi Jarak Tanam
Total Lahan 1
Lahan 2
Lahan 3
Lahan 4
Lahan 5
1 Lahan
Luas lahan (Ha/m)
2 Benih
Jumlah
Harga (Rp/kg)
3 Pupuk Kandang
Jumlah Pupuk (kg)
Harga Pupuk (Rp/kg)
4 Pupuk Urea
Jumlah Pupuk
Harga Pupuk (RpKg)
5 Pupuk SP-36 / TSP
Jumlah Pupuk (kg)
Harga Pupuk
(Rp/kg)
6 Pupuk NPK
Jumlah Pupuk (kg)
Harga Pupuk(Rp/kg)
73
7 Pupuk Daun
Jumlah Pupuk (ml)
HargaPupuk (Rp/btl)
8 ProduksiCengke (kg)
9 Harga Jual Cengkeh (Rp/kg)
3. Tenaga Kerja
No
Jenis kegiatan
Jumlah HOK
Upah/hari
1 panen
4. Pasca Panen Komoditas Cengkeh 1. Cara panen dan penjualan hasil produksi :
(1) Borongan
(2) dipanen dan dijual berkelompok
(3) dipanen dan dijual sendiri
2. Penjualan hasil panen dalam bentuk :
(1) biji kering (2) biji basah
74
TABEL DATA HASIL
No Nama
HASIL
Jumlah Produksi
(kg)
Modal
(Rp)
Luas
Lahan (m2)
Usia Tanam
(tahun)
Tenaga
Kerja Pupuk
1 Rustan 735 660,000 420 27 3 6
2 Irwan khalik 630 4,220,000 450 25 3 4
3 Takbir 773 5,280,000 410 8 3 6
4 Hardiman 2125 13,410,000 450 22 4 6
5 Saimang bidung 500 3,220,000 150 15 2 2
6 Muh. Rusli saenong 2275 14,310,000 925 22 4 6
7 Sumarno 875 569,000 650 7 3 4
8 Idrus 250 1,720,000 500 5 2 2
9 Musnaeni 3,500 21,660,000 600 22 4 6
10 Rosma 225 1,570,000 150 5 2 2
11 Ramadhan endre 5000 30,660,000 2300 25 4 6
12 Ahmad sanusi 910 5,840,000 200 20 2 4
13 Darwis 1225 8,010,000 600 20 3 6
14 Mustakin 1400 9,060,000 800 20 4 6
15 Umar 270 184,000 350 5 3 2
16 Jabalia 500 3,220,000 500 5 2 2
17 Ade Yunaldi 712 470,000 300 10 3 4
18 Patmang 1480 9,540,000 800 22 4 6
19 Raman 980 6,320,000 500 10 3 4
20 Heryanto 1500 9,660,000 800 18 4 6
75
21 M. Anas r 630 4,000,000 200 5 2 2
22 Samnur 1470 9,480,000 700 18 4 6
23 Mustamin t 1580 10,140,000 600 18 4 6
24 Atira 910 5,900,000 240 10 2 4
25 Usman 980 6,320,000 500 7 3 4
26 Cece 980 6,320,000 150 10 3 4
27 Hasan b 1610 19,980,000 700 22 4 6
28 Ambotang 700 464,000 750 28 2 4
29 baco tekko 1120 7,380,000 500 18 3 6
30 Sikir 675 4,490,000 200 25 2 4
31 Cangkani 980 6,320,000 150 10 2 4
32 cacce maelori 1086 7,170,000 350 22 3 6
33 hasia r 720 4,760,000 200 7 3 4
34 Sima 1470 9,260,000 160 20 3 6
35 Jurhan 1050 6,960,000 160 20 3 6
36 Sakka 825 539,000 1250 10 3 4
37 m. rusli 712 4,712,000 200 10 2 4
38 Baba 1400 9,060,000 800 18 3 6
39 minggu gahu 1085 7,160,000 400 15 4 6
40 husni haris 1400 9,060,000 600 22 4 6
41 amiruddin haris 910 5,900,000 350 15 2 4
42 arabe paddu 1400 9,060,000 500 20 3 6
43 Ariyandi 1260 8,220,000 700 15 3 6
44 Caeya 1450 9,360,000 160 20 3 6
45 Usdar 1044 7,170,000 200 28 3 2
76
46 Anti 937 6,062,000 500 27 3 4
47 Muhlis 712 4,712,000 200 10 2 4
48 sagga kuna 1125 7,410,000 600 20 4 6
49 Saenal 1125 7,400,000 600 18 2 6
50 Adam 770 5,280,000 530 25 3 6
51 Ika 480 3,100,000 270 27 3 6
52 Onteng 350 2,320,000 180 25 3 2
53 Amrin 630 4,220,000 450 25 3 4
54 Rusdiadi 630 4,220,000 450 20 3 4
55 dandi nugraha 980 6,540,000 1300 27 3 6
56 Deni 5000 3,660,000 1000 22 4 6
57 Tahir 900 610,000 300 5 3 4
58 h. lamppe 150 1,120,000 280 7 2 2
59 Tamsil 1000 8,000,000 600 21 3 4
60 Rudi 937 6,020,000 400 25 3 4
61 Sabbang 150 1,120,000 200 27 3 4
62 Kabang 1122 7,410,000 500 18 3 6
63 Yunus 980 5,220,000 1300 27 3 6
64 Rustam 735 4,800,000 420 27 3 6
65 h. salama 1750 10,940,000 750 24 4 4
66 h. becce 805 5,270,000 300 18 2 4
67 abd hafid 6000 29,500,000 800 24 4 4
68 Jumaidi 345 2,320,000 250 5 2 2
69 Zulejuddin 937 6,020,000 500 7 3 4
70 Sahar 350 2,320,000 180 25 3 2
77
71 Ahar 2125 13,190,000 450 20 4 4
72 Tare 500 322,000 400 29 2 2
73 Nasir 1275 10,510,000 700 14 3 6
74 Kasen 875 5,690,000 650 7 3 2
75 Sirajuddin 3,500 6,600,000 600 22 4 6
76 Ebbi 840 6,270,000 630 27 4 4
77 Darwis 280 480,000 300 6 2 2
78 Asdar 150 1,120,000 200 27 3 2
79 Ramli 212 1,492,000 200 28 3 2
80 Siradjuddin 770 8,010,000 530 25 3 6
81 Maemunah 900 5,840,000 500 7 2 6
82 m. yunus taha 937 6,020,000 500 27 3 4
83 Kahar 1125 7,410,000 600 20 4 6
84 Agus 930 5.900.000 200 24 4 4
85 Ilham 805 520,000 570 27 2 2
86 Ampe 350 2,320,000 250 5 4 2
87 Antong 505 3,450,000 150 20 2 2
88 Muchtar 223 1,280,000 500 8 3 4
89 Ampe 1120 7,380,000 500 20 4 6
90 Ismaing 5000 30,660,000 1000 22 4 6
91 ambo tabang 500 322,000 150 9 2 6
92 Muhammad 6000 30,660,000 800 24 4 4
93 h. ali 537 3,662,000 520 22 3 4
94 Lampe 525 3.112.000 150 15 2 2
95 Salama 150 1,120,000 300 12 2 4
78
TABEL DATA HASIL LOGARITMA NATURAL
No Nama
Hasil
Jumlah Produksi
(kg) Modal (Rp)
Luas Lahat
(m2)
Usia Tanam
(tahun)
Tenaga
Kerja Pupuk
1 Rustan 6.60 13.40 420 27 3 6
2 Irwan khalik 6.45 15.26 450 25 3 4
3 Takbir 6.65 15.48 410 8 3 6
4 Hardiman 7.66 16.41 450 22 4 6
5 Saimang bidung 6.21 14.98 150 15 2 2
6 Muh. Rusli saenong 7.73 16.48 925 22 4 6
7 Sumarno 6.77 13.25 650 7 3 4
8 Idrus 5.52 14.36 500 5 2 2
9 Musnaeni 8.16 16.89 600 22 4 6
10 Rosma 5.42 14.27 150 5 2 2
11 Ramadhan endre 8.52 17.24 2300 25 4 6
12 Ahmad sanusi 6.81 15.58 200 20 2 4
13 Darwis 7.11 15.90 600 20 3 6
14 Mustakin 7.24 16.02 800 20 4 6
15 Umar 5.60 12.12 350 5 3 2
16 Jabalia 6.21 14.98 500 5 2 2
17 Ade yunaldi 6.57 13.06 300 10 3 4
18 Patmang 7.30 16.07 800 22 4 6
79
19 Raman 6.89 15.66 500 10 3 4
20 Heryanto 7.31 16.08 800 18 4 6
21 M. Anas r 6.45 15.20 200 5 2 2
22 Samnur 7.29 16.06 700 18 4 6
23 Mustamin t 7.37 16.13 600 18 4 6
24 Atira 6.81 15.59 240 10 2 4
25 Usman 6.89 15.66 500 7 3 4
26 Cece 6.89 15.66 150 10 3 4
27 Hasan b 7.38 16.81 700 22 4 6
28 Ambotang 6.55 13.05 750 28 2 4
29 Baco tekko 7.02 15.81 500 18 3 6
30 Sikir 6.51 15.32 200 25 2 4
31 Cangkani 6.89 15.66 150 10 2 4
32 Cacce maelori 6.99 15.79 350 22 3 6
33 Hasia r 6.58 15.38 200 7 3 4
34 Sima 7.29 16.04 160 20 3 6
35 Jurhan 6.96 15.76 160 20 3 6
36 Sakka 6.72 13.20 1250 10 3 4
37 M. rusli 6.57 15.37 200 10 2 4
38 Baba 7.24 16.02 800 18 3 6
39 Minggu gahu 6.99 15.78 400 15 4 6
40 Husni haris 7.24 16.02 600 22 4 6
41 Amiruddin haris 6.81 15.59 350 15 2 4
42 Arabe paddu 7.24 16.02 500 20 3 6
80
43 Ariyandi 7.14 15.92 700 15 3 6
44 Caeya 7.28 16.05 160 20 3 6
45 Usdar 6.95 15.79 200 28 3 2
46 Anti 6.84 15.62 500 27 3 4
47 Muhlis 6.57 15.37 200 10 2 4
48 Sagga kuna 7.03 15.82 600 20 4 6
49 Saenal 7.03 15.82 600 18 2 6
50 Adam 6.65 15.48 530 25 3 6
51 Ika 6.17 14.95 270 27 3 6
52 Onteng 5.86 14.66 180 25 3 2
53 Amrin 6.45 15.26 450 25 3 4
54 Rusdiadi 6.45 15.26 450 20 3 4
55 Dandi nugraha 6.89 15.69 1300 27 3 6
56 Deni 8.52 15.11 1000 22 4 6
57 Tahir 6.80 13.32 300 5 3 4
58 H. Lamppe 5.01 13.93 280 7 2 2
59 Tamsil 6.91 15.89 600 21 3 4
60 Rudi 6.84 15.61 400 25 3 4
61 Sabbang 5.01 13.93 200 27 3 4
62 Kabang 7.02 15.82 500 18 3 6
63 Yunus 6.89 15.47 1300 27 3 6
64 Rustam 6.60 15.38 420 27 3 6
65 H. Salama 7.47 16.21 750 24 4 4
66 H. Becce 6.69 15.48 300 18 2 4
81
67 Abd Hafid 8.70 17.20 800 24 4 4
68 Jumaidi 5.84 14.66 250 5 2 2
69 Zulejuddin 6.84 15.61 500 7 3 4
70 Sahar 5.86 14.66 180 25 3 2
71 Ahar 7.66 16.39 450 20 4 4
72 Tare 6.21 12.68 400 29 2 2
73 Nasir 7.15 16.17 700 14 3 6
74 Kasen 6.77 15.55 650 7 3 2
75 Sirajuddin 8.16 15.70 600 22 4 6
76 Ebbi 6.73 15.65 630 27 4 4
77 Darwis 5.63 13.08 300 6 2 2
78 Asdar 5.01 13.93 200 27 3 2
79 Ramli 5.36 14.22 200 28 3 2
80 Siradjuddin 6.65 15.90 530 25 3 6
81 Maemunah 6.80 15.58 500 7 2 6
82 M. Yunus taha 6.84 15.61 500 27 3 4
83 Kahar 7.03 15.82 600 20 4 6
84 Agus 6.84 15.59 200 24 4 4
85 Ilham 6.69 13.16 570 27 2 2
86 Ampe 5.86 14.66 250 5 4 2
87 Antong 6.22 15.05 150 20 2 2
88 Muchtar 5.41 14.06 500 8 3 4
89 Ampe 7.02 15.81 500 20 4 6
90 Ismaing 8.52 17.24 1000 22 4 6
82
91 Ambo tabang 6.21 12.68 150 9 2 6
92 Muhammad 8.70 17.24 800 24 4 4
93 H. Ali 6.29 15.11 520 22 3 4
94 Lampe 6.26 14.95 150 15 2 2
95 Salama 5.01 13.93 300 12 2 4
83
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Regression [DataSet0]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
JUMLAH PRODUKSI 6.7658 .77468 95
MODAL 15.2752 1.08474 95
LUAS LAHAN 492.47 322.319 95
USIA TANAM 17.88 7.555 95
TENAGA KERJA 3.00 .729 95
PUPUK 4.42 1.541 95
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA
b
. Enter
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .820a .673 .655 .45514 2.036
a. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA
KERJA
b. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
84
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA
b
. Enter
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .820a
.673 .655 .45514 2.036
a. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA
KERJA
b. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
Correlations
JUMLAH
PRODUKSI MODAL LUAS LAHAN
USIA TANAM
TENAGA KERJA PUPUK
Pearson Correlation
JUMLAH PRODUKSI
1.000 .719 .555 .282 .593 .602
MODAL .719 1.000 .337 .275 .512 .512
LUAS LAHAN .555 .337 1.000 .245 .458 .423
USIA TANAM .282 .275 .245 1.000 .355 .278
TENAGA KERJA
.593 .512 .458 .355 1.000 .492
PUPUK .602 .512 .423 .278 .492 1.000
Sig. (1-tailed) JUMLAH PRODUKSI
. .000 .000 .003 .000 .000
MODAL .000 . .000 .004 .000 .000
LUAS LAHAN .000 .000 . .008 .000 .000
USIA TANAM .003 .004 .008 . .000 .003
TENAGA KERJA
.000 .000 .000 .000 . .000
PUPUK .000 .000 .000 .003 .000 .
N JUMLAH PRODUKSI
95 95 95 95 95 95
MODAL 95 95 95 95 95 95
LUAS LAHAN 95 95 95 95 95 95
USIA TANAM 95 95 95 95 95 95
TENAGA KERJA
95 95 95 95 95 95
PUPUK 95 95 95 95 95 95
85
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 37.976 5 7.595 36.665 .000
b
Residual 18.436 89 .207 Total 56.412 94
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
b. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) .529 .714 .741 .461 MODAL .331 .054 .464 6.141 .000 .643 1.555
LUAS LAHAN .001 .000 .254 3.585 .001 .734 1.363
USIA TANAM -.001 .007 -.014 -.208 .835 .851 1.175
TENAGA KERJA
.162 .084 .152 1.930 .057 .589 1.698
PUPUK .094 .038 .186 2.437 .017 .629 1.591
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant) MODAL
LUAS LAHA
N
USIA TANA
M TENAGA KERJA PUPUK
1 1 5.584 1.000 .00 .00 .01 .00 .00 .00
2 .219 5.055 .00 .00 .81 .03 .00 .00
3 .106 7.242 .00 .00 .00 .94 .01 .04
4 .061 9.539 .01 .00 .10 .01 .00 .81
5 .027 14.296 .02 .01 .07 .02 .94 .06
6 .002 54.809 .97 .99 .00 .00 .05 .09
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 5.4247 8.8184 6.7658 .63561 95
Std. Predicted Value -2.110 3.229 .000 1.000 95
Standard Error of Predicted
Value
.052 .283 .109 .034 95
Adjusted Predicted Value 5.3234 9.0059 6.7632 .64829 95
Residual -1.07953 1.19563 .00000 .44287 95
Std. Residual -2.372 2.627 .000 .973 95
Stud. Residual -2.455 2.709 .003 1.013 95
Deleted Residual -1.15625 1.27159 .00260 .48057 95
Stud. Deleted Residual -2.528 2.812 .004 1.028 95
86
Mahal. Distance .231 35.290 4.947 4.458 95
Cook's Distance .000 .115 .015 .024 95
Centered Leverage Value .002 .375 .053 .047 95
a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI
Charts
87
(gambar hasil produksi dan sebelum di panen )
(Dokumentasi wawancara dan pengisian kousiner)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Wahdania atau biasa akrab di panggil
wahda. Penulis lahir disinjai Pada tanggal 18 Oktobert
1997 dan bersodiak libra. Penulis merupakan anak ke
empat dari lima bersaudara dari pasangan AKP M.
Yunus taha dan Dahniar S,SPd.SD. Penulis mulai
mengenal bangku sekolah saat berumur 5 tahun di TK. Pada tahun 2002
penulis memasuki bangku SD hingga 2010 SD Negeri 267 Kabupaten Bone,
dan melanjutkan ke tingkat SMP pada tahun 2013 di SMP Negeri 3
Kabupaten Sinjai. Setelah melewati pendidikan menengah atas pada tahun
2013 Di SMA Negeri 2 Kabupaten Sinjai, Pada awal September 2016 telah
tercatat sebagai mahasiswa disalah satu perguruan tinggi suasta di Makassar
yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar tepatnya di Sultan Alauddin
dengan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kini
dengan penuh perjuangan, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan pendidikan
strata 1 (satu) di Jurusan Ekonomi pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.