analisis efisiensi dan efektivita s penerimaan...
TRANSCRIPT
ANALISIS
(Studi Pa
DiajukGelar S
S EFISIENS
ada Dinas P
an Untuk MSarjana Ekon
Un
D
FAK
UNIVERS
SI DAN EFE
RETRI
Pendapatan
Kabup
NASKA
Memenuhi Tunomi Jurusanniversitas M
D
DIAN MU
B
KULTAS E
ITAS MUH
EKTIVITA
IBUSI DAE
, Pengelolaa
paten Sukoh
AH PUBLIK
ugas dan Syan Akuntansi
Muhammadiy
Disusun oleh:
STIKA W
200 090 124
EKONOMI
HAMMADIY
2013
S PENERIM
ERAH
an Keuanga
harjo).
KASI
arat-Syarat GFakultas Ek
yah Surakarta
:
WARDANI
4
DAN BISN
YAH SURA
MAAN PAJ
an dan Aset
Guna Mempekonomi dan Ba
NIS
AKARTA
JAK DAN
Daerah
eroleh Bisnis
PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH
(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo).
Yang ditulis DIAN MUSTIKA WARDANI NIM: B 200090147
Penandatangan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
Surakarta, ……November 2013
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN
RETRIBUSI DAERAH
(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo).
DIAN MUSTIKA WARDANI
B 200 090 124
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan
Pajak dan Retribusi Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Sukoharjo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektivitas penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten
Sukoharjo. Obyek dari penelitian ini adalah penerimaan pajak dan retribusi
daerah Kabupaten Sukoharjo tahun 2007-2012.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif Hasil yang diperoleh
adalah Nilai rata-rata efisiensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten
Sukoharjo sudah sangat efisien yang menyebabkan meningkatnya pendapatan
asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Nilai rata-rata
efektivitas penerimaan pajak daerah periode tahun 2007-2012 sangat efektif
ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah. Nilai rata-rata
efisiensi penerimaan retribusi daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat
efisien ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan
menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-rata efektivitas penerimaan
retribusi daerah periode tahun 2007-2012 termasuk kategori efektif ini
menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah.
Kata Kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Efisiensi, Efektivitas
A. PENDAHULUAN
Tuntutan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) semakin besar
seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan
kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan
dokumen ke daerah dalam jumlah besar. Sementara, sejauh ini dana
perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pemerintah kepada
daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun
jumlahnya relative memadai namun daerah harus lebih kreatif dalam
meningkatkan PAD-nya. Oleh karena itu, daerah harus dapat menggali sumber
PAD yang potensial secara maksimal namun tentu saja harus dalam koridor
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun
1999, tentang Perimbangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
merupakan awal dimulainya otonomi daerah, yaitu diberikannya peran yang
lebih besar kepada kabupaten atau kota untuk mengatur rumah tangganya
sendiri. Otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan
transformasi paradigmatic dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Ditinjau dari aspek ekonomi, perubahan yang utama terletak pada perspektif
bahwa sumber-sumber ekonomi yang tersedia di daerah harus dikelola
secaramandiri dan bertanggung jawab, dan hasilnya lebih diorientasikan
kepada kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini merupakan replikasi Enggar D. P. A, Sri Rahayu dan I.
Wahyudi (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
adanya penambahan variabel Retribusi Daerah, lokasi penelitian dan periode
penelitian. Pada penelitian sebelumnya menggunakan lokasi penelitian di
Jambi serta periode yang digunakan yaitu tahun 2002-2009, sedangkan pada
penelitian ini menggunakan lokasi di Kabupaten Sukoharjo dengan periode
yang dilakukan yaitu tahun 2007-2012. Karena beberapa alasan tersebut,
penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS EFISIENSI DAN
EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
(Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo).”
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintah Daerah.
Dengan demikian, peran Pemerintah Daerah adalah segala sesuatu yang
dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan
otonomi daerah sebagai hak, wewenang, dan kewajiban Pemerintah Daerah
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundan-
undangan.
2. Efisien
Hasibuan (2004:243), mendefinisikan efisiensi merupakan
perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output. Syafri Daud
(Abdul Halim, 2002:166) menyatakan bahwa efisiensi ketetapan atau cara
untuk mengelola pajak (tidak membuang biaya, kemampuan menjalankan
tugas pemungutan dengan baik, penggunaan jumlah tenaga/bahan yang
sesuai dengan standar) yang telah ditetapkan dan perbandingan antara input
dan output dalam suatu proses. Disimpulkan bahwa efisiensi merupakan
suatu ukuran yang menggambarkan perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang dicapai.
3. Efektivitas
Menurut Mardiasmo (2004:134), Efektivitas adalah ukuran
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Kegiatan
operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan
sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Dapat disimpulkan bahwa
efektivitas merupakan seberapa jauh hasil sebenarnya mencapai hasil atau
target yang diharapkan. Adapun kaitan konsep efektivitas dengan kinerja
organisasi pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam hal
pemungutan pendapatan daerah, konsep efektivitas lebih mengacu pada
keberhasilan pemerintah dalam mengemban tugas pokok dan fungsi
pemerintahan dalam mengumpulkan pendapatan daerah sehingga target
yang telah ditetapkan bisa tercapai.
4. Pajak Daerah
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yan menjadi dasar hokum pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah, pasal 10 dijelaskan bahwa pajak daerah
yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada darerah
yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, denga tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
diunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Menurut Perda Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2011, jenis
pajak kabupaten atau kota terdiri atas:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Gol. C
g. Pajak Parkir
5. Retribusi Daerah
Menurut undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah. Dalam pasal 1, angka 26 undang -Undang
yang dimaksud menyebutkan bahwa retribusi daerah yang selanjutnya
disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan pemerintah
daerah untuk kepentingan pribadi atau golongan. Yang menjadi objek dari
retribusi daerah adalah berbentuk jasa. Jasa yang dihasilkan terdiri dari:
jasa umum, jasa khusus dan perizinan tertentu.
C. METODE PENELITIAN
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan,
mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan realisasi PAD
yang diperoleh dari DPPKAD.
1. Tingkat Efisiensi
100
Kriteria pengukuran
a) Apabila hasilnya dibawah 20 % berarti sangat efisien.
b) Apabila hasilnya antara 20 % sampai dengan 85 % berarti efisien.
c) Apabila hasilnya diatas 85 % berarti tidak efisien.
2. Tingkat Efektivitas
100%
Kriteria Pengukuran
a) Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat
efektif
b) Hasil perbandingan tingkat pencapaian sama dengan 100% berarti
efektif
c) Hasil perbandingan tingkat pencapaian dibawah 100% berarti
efektif.
D. HASIL PENELITIAN
1. Efisiensi Pajak Daerah
Rata-rata efisiensi penerimaan pajak daerah yang paling rendah pada
kurun waktu 2007-2012 adalah pajak hotel yaitu mencapai rata-rata 5,62%
sehingga sangat efisien. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk
pemungutan pajak adalah rendah. Sedangkan tertinggi adalah pajak galian
golongan C yang mencapai 14,54%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
efisiensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Sukoharjo sudah sangat
efisien dengan rata-rata sebesar 8,74% (kurang dari 20%). Penerimaan
pajak daerah yang sangat efisien ini menyebabkan meningkatnya
pendapatan asli daerah dan menurunnya biaya pemungutan pajak. Rata-
rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan dan pada
tahun 2009-2012 mengalami penurunan.
2. Efektivitas Pajak Daerah
Efektivitas pencapaian target penerimaan pajak daerah yang paling
maksimal dalam kurun waktu 2007-2012 adalah pajak hotel yaitu
mencapai rata-rata 135,64% dan terendah adalah pajak reklame yaitu
100,44%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata efektivitas
penerimaan pajak daerah periode tahun 2007-2012 mencapai 111,41% (di
atas 100%), sehingga sangat efektif. Pencapaian target penerimaan pajak
daerah yang sangat efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli
daerah. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2009 mengalami
kenaikan, pada tahun 2010 – 2011 mengalami penurunan, dan pada tahun
2012 mengalami kenaikan.
3. Efisiensi Retribusi Daerah
Bahwa rata-rata efisiensi penerimaan retribusi daerah yang paling
rendah pada kurun waktu 2007-2012 adalah retribusi jasa usaha yaitu
mencapai rata-rata 5,47% sehingga sangat efisien. Artinya biaya yang
dikeluarkan untuk pemungutan retribusi adalah rendah. Sedangkan
tertinggi adalah retribusi perijinan tertentu yang mencapai 6,67%. Dari
data di atas dapat dilihat bahwa efisiensi penerimaan retribusi daerah di
Kabupaten Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar
6,12% (kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien
ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya
biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008
mengalami kenaikan, tahun 2009-2012 mengalami penurunan.
4. Efektivitas Retribusi Daerah
Efektivitas pencapaian target penerimaan retribusi daerah yang paling
maksimal dalam kurun waktu 2007-2012 adalah retribusi perijinan
tertentu yaitu mencapai rata-rata 93,45%. Sedangkan tertinggi adalah
retribusi perijinan tertentu yang mencapai 95,16% dan terendah adalah
retribusi jasa usaha yaitu 90,56%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
rata-rata efektivitas penerimaan retribusi daerah periode tahun 2007-2012
mencapai 93,45% (berada di antara 80 - 100%), sehingga termasuk
kategori sangat efektif. Pencapaian target penerimaan retribusi daerah
yang sangat efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan asli
daerah. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami
penurunan, tahun 2009-2010 mengalami penurunan, tahun 2010-2011
mengalami kenaikan, dan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Nilai rata-rata efisiensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten
Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 8,74%
(kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini
menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya
biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-
2008 mengalami kenaikan dan pada tahun 2009-2012 mengalami
penurunan.
b. Nilai rata-rata efektivitas penerimaan pajak daerah periode tahun 2007-
2012 mencapai 111,41% (di atas 100%), sehingga sangat efektif.
Pencapaian target penerimaan pajak daerah yang sangat efektif ini
menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah. Rata-rata
pertumbuhan pada tahun 2007-2009 mengalami kenaikan, pada tahun
2010 – 2011 mengalami penurunan, dan pada tahun 2012 mengalami
kenaikan.
c. Nilai rata-rata efisiensi penerimaan retribusi daerah di Kabupaten
Sukoharjo sudah sangat efisien dengan rata-rata sebesar 6,12%
(kurang dari 20%). Penerimaan pajak daerah yang sangat efisien ini
menyebabkan meningkatnya pendapatan asli daerah dan menurunnya
biaya pemungutan pajak. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-
2008 mengalami kenaikan, tahun 2009-2012 mengalami penurunan.
d. Rata-rata efektivitas penerimaan retribusi daerah periode tahun 2007-
2012 mencapai 94,45% (berada di antara 80 - 100%), sehingga
termasuk kategorfi efektif. Pencapaian target penerimaan retribusi
daerah yang sangat efektif ini menyebabkan meningkatnya pendapatan
asli daerah. Rata-rata pertumbuhan pada tahun 2007-2008 mengalami
penurunan, tahun 2009-2010 mengalami penurunan, tahun 2010-2011
mengalami kenaikan, dan pada tahun 2011-2012 mengalami
penurunan.
2. Saran
Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan, dan simpulan yang
telah diambil, maka dapat di kemukakan saran sebagai berikut:
a. Bagi peneliti di penelitian lebih diperpanjang lagi, yaitu tidak hanya
enam tahun, sehingga tingkat generalasinya lebih baik.
b. Bagi peneliti mendatang hendaknya melibatkan variabel lainnya.
c. Bagi peneliti mendatang hendaknya sampel dan daerah penelitian lebih
diperluas lagi, yaitu tidak terbatas pada Kabupaten Sukoharjo,
sehingga akan memberikan hasil yang lebih mendekati kenyataan
yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jakarta: LP3ES.
Enggar D. P. A. dan Sri Rahayu, dkk. 2011. “ Analisis Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Propinsi Jambi”. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, Vol. 13, No. 1, Hal: 69-82.
Halim, Abdul. 2001. “Buna Rampai Manajemen Daerah”. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Halim, Abdul. 2004. Menejemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Harjono, Taufiq. 2008. “Analisis Potensi Pajak Hotel di Kabupaten Ponorogo”. Jurnal Ilmiah di Bidang Ekonomi, Vol. 3, No. 2, Hal: 83-96.
Hasibuan Malahayu SP. “Menejemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah). Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. “ Pajak Daerah dan Retribusi di Indonesia”. Malang: Banyu Media Publising.
Mahsun, Muhammad. 2006. “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Yogyakarta: BPFE UGM.
Mardiasmo. 2001. “Perpajakan”. Yogyakarta: Andi.
Mudrajad, Kuncoro. 2003. “ Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 7 Tahun 2011 “Tentang Pajak Daerah”.
Resmi, Siti. 2007. “Perpajakan Teori dan Kasus”. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Rosidah, Euis dan Yosi Muhammad Nur. 2010. “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Daerah”. Jurnal Akuntansi, Vol. 5, No. 2, Hal:508-522.
Sidik, Machmud. 1994. Keuangan Daerah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sujoko, Eferin. Et al. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntasni: Malang: Banyumedia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000. “Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. “Tentang Pemerintah Daerah”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. “Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”.
Wartini, Sri dan Ita Salsalina. 2010. “Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Derah Di Kota Bandung”. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2, Hal: 181-201.
Wahyu Nugrahadi,Eko dan Aisma Syamsi. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Daerah di Kota Medan”. Jurnal Visi Ekonomi, Vol. 10, No. 1, Hal:36-43.