analisis ekonomi kreatif dalam pengembangan bumdes …
TRANSCRIPT
ANALISIS EKONOMI KREATIF DALAM PENGEMBANGAN BUMDES
UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DESA LAMBUR I
KECAMATAN MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
PARJIYEM
NIM: 501171712
PEMBIMBING:
Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM
Bambang Kurniawan, S.P., M.E
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021 M/1442 H
v
MOTTO
ه ذ كـمه عمم صانح ـ ا م ا مؤ ـوش س ا حيج هى مه ى ـم اجسم تاحسه طيثـح حييىـ نىجز يى
ن ا يعمه مـا كـاو
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S An- Nahl : 97)1
1Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,
(Diponegoro, 2011), Surah An-Nahl Juz 17 ayat 97
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena
atas segala nikmat yang telah diberikan kesehatan jasmani maupun rohani.
Shalawat beriring salam juga di panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman zahiliyah menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dalam rangka memenuhi tugas dan sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi.
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibuku tersayang (Kasio dan Tusilah), yang telah
membesarkanku, mengajariku arti kehidupan yang senantiasa mendoakan,
memberikan motivasi, dukungan dan semangat yang tulus kepadaku.
2. Kakak-kakakku (Teguh Wangsid, Sarimin, dan Triyati), yang selalu
memberikan dukungan serta do’a demi terselesainnya pendidikanku.
3. Keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu mendengarkan keluh
kesahku, serta memberikan do’a dan semangat yang begitu luar biasa,
terima kasih untuk selalu ada dalam suka maupun duka hingga skripsi ini
selesai.
Semoga kita semua dalam Ridho-Nya dan menjadi amal baik dan mendapat
ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Amin yaarobbal’aalamiin.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengembangan usaha dalam pedesaan, yang
menjadi masalah utama dalam proses pengembangan pada Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES). Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009
tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif, dukungan ini diharapkan untuk
lebih berkembang kearah bisnis dalam ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif
merupakan konsep ekonomi baru yang mengedepankan informasi dan kreatifitas
yang mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kinerja yang
ditimbulkan dalam suatu pekerjaan yaitu dengan mendapatkan pendapatan.
Permasalahan dalam skripsi ini mengarah pada analisis ekonomi kreatif dalam
pengembangan BUMDES untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebagai
tujuan antaranya adalah untuk mengetahui perkembangan BUMDES pada bisnis
ekonomi kreatif di Desa Lambur I, untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap
pengembangan BUMDES di desa Lambur I, dan untuk mengetahui hasil
pendapatan BUMDES pada bisnis IKM Batik yang dikelola oleh Desa Lambur I.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, manfaatkan sumber data
primer dan data skunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunkan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut:
pertama, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Kepala Desa
Lambur I, adanya bisnis ekonomi kreatif IKM Batik Desa dapat berkembang,
melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan pada desa setempat. Kedua, literasi
masyarakat terhadap bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I sangat mendukung
dan sangat termotivasi, sehingga masyarakat Desa memiliki pengetahuan untuk
lebih mengembangkan usaha-usaha kreatif yang baru tentunya kepada muda-mudi
Karang Taruna Desa Lambur I. Ketiga, dilihat dari hasil pendapatan BUMDES
yang diperoleh IKM Batik usahanya mengalami peningkatan pendapatan dan
bisnis tersebut mendapatkan penghargaan dan dukungan dari pemerintah sekitar
agar tetap berkembang berjangka panjang.
Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Pengembangan, Pengrajin Batik, dan Pendapatan.
viii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya yang mana dalam
penyelesaian skripsi dengan judul Analisis Ekonomi Kreatif Dalam
Pengembangan BUMDES Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Shalawat dan
salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “AnalisisEkonomiKreatifDalamPengembangan
BUMDES Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan segala pihak,
pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.E.I dan Ibu Titin Agustin Nengsih, M.Si., Ph.D
dan Bapak Dr. Sucipto, M.A selaku pembantu Dekan I, II, dan III di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bapak Ambok Pangiuk, M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan
Bapak M. Yunus, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM dan Bapak Bambang
Kurniawan, S.P., M.E, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, terima
kasih atas arahan dan bimbingannya semoga Allah SWT senantiasa
membalas kebaikkannya.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan materi perkuliahan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
ix
6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan.
Sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun supaya bisa menjadi catatan
untuk kedepan yang lebih baik.
Jambi, 06 Juli 2021
Penulis,
PARJIYEM
NIM: 501171712
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... ii
NOTA DINAS .............................................................................................................iii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 9
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 12
B. Studi Relevan ........................................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ................................................................................................... 33
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 33
xi
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 36
D. Metode Analisa Data ............................................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ............................................................. 39
B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 50
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 68
B. Implikasi ............................................................................................................... 69
C. Saran ..................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURIRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Industri Kecil Menengah Non Formal di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur .................................................................................................................
Tabel 2. Pendapatan Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur I Muara Sabak
Timur .............................................................................................................................
Tabel 3. Penelitian Terdahulu ........................................................................................
Tabel 4. Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur I ..................................................
Tabel 5. Letak Geografis ................................................................................................
Tabel 6. Jarak Desa .........................................................................................................
Tabel 7. Komposisi Penggunaan Lahan Desa Lambur I ..................................................
Tabel 8. Harga Bahan Kain ................................................................................
Tabel 9. Harga Jual Produk Bisnis IKM Batik ...................................................
Tabel 10. Fluktuasi Pendapatan Bisnis kreatif Tahun 2018-2020.......................
Tabel 11. Daftar Pendapatan Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur I ..........
Tabel 12. Produk lain yang di tampung di BUMDES IKM Batik ................................... .
Tabel 13. Pembagian hasil usaha BUMDES IKM Batik ....................................
4
7
29
40
41
42
44
52
53
58
59
59
60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
..........................................................................................................................
Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa Lambur I Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ....................................
Gambar 3. Struktur Organisasi IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ...............................................
47
48
49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia salah satu Negara yang berkembang, dengan terus
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dan membaiknya tingkat ekonomi,
maka kebutuhan masyarakat akan fasilitas juga semakin meningkat, seperti
pusat komersial di bidang kesehatan, pendidikan, perkantoran dan
perdagangan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tercermin dalam bisnis ekonomi, yang pada awalnya diarahkan pada
pertumbuhaan ekonomi sekala besar yang berkelanjutan dan kini menjadi
pioritas pembangunan di masa depan. Dimulai pada tahun 2006 ketika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan pengembangan
ekonomi kreatif di Indonesia. Proses perkembangan ini dengan dibentuknya
angkatan Desain Indonesia oleh Kementrian Perdagangan untuk membantu
pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, tujuan ini untuk pertama kalinya
tercapai. Hal ini akan berdampak besar pada pemulihan ekonomi Indoneseia.2
Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep bidang perekonomian di era
ekonomi yang baru dengan mengutamakan kreativitas dan informasi. Dalam
ekonomi kreatif ini mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki ide,
gagasan, dan pengetahuan.3
UNCTAD dan UNDP dalam summary creative Economics Report,
secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi, dimana ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan,
penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu, ekonomi
kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek sosial, ragam budaya, dan
2 Helda Ibrahim, Analisis keberlanjutan usaha pengrajin ekonomi kreatif kerajinan sutera
di provinsi Sulawesi Selatan, (Jurnal: Teknologi Industri Pertanian,2013), hlm. 21
3 Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa
Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, (Lampung: Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 25.
2
pengembangan sumber daya manusia. Inti atau jantungnya ekonomi kreatif
adalah industri kreatif.4
Pengertian dari Industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa industri
adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengolah
suatu bahan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih
tinggi.5 Industri kreatif menurut United Kingdom Departement Culture,
Media and Sport adalah berbagai hal yang memerlukan kreativitas,
keterampilan, dan bakat yang dilakukan untuk penciptaan kesempatan kerja
dan kesejahteraan melalui eksploitasi property intelektual.6
Sampai saat ini pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi lingkup
perdagangan RI pada tahun 2016, terdapat beberapa macam subsektor dari
industri ekonomi kreatif yang tumbuh dalam perekonomian Indonesia, yaitu
antara lain: Kuliner, Fashion, Kriya, TV/Radio, Penerbitan, Arsitektur,
Aplikasi/Game, Periklanan, Musik, Fotografi, Seni Pertunjukan, Desain, Seni
Rupa, Filem/Animasi Video, Desain Interior, Desain Komunikasi. Badan
ekonomi kreatif saat ini terus bertumbuh bahkan setiap tahunnya.7
Pengembangan ekonomi kreatif adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Salah satu tujuan penting dalam pengembangan bisnis ekonomi
kreatif adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar
pertumbuhan angkatan kerja lebih-lebih bagi negara berkembang terutama
Indonesia dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan
kesempatan kerja. Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada sektor
4Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang,
(Bandung: Selemba Empat, 2012), hlm. 31. 5Aisyah Nurul Fitriana dkk, Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu Studi tentang
Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu, (Jurnal Administrasi Publik JAP, Vol. 2 No.2),
hlm. 283. 6 Artiningsih dkk, Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Wilayah
Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif, Riptek, (Jurnal Industri Kreatif, Vol.4,
No.11 2011), hlm. 12. 7 www.bekraf.go.id/22:31/20112020 (Badan Pusat Statistik Ekonomi Kreatif Indonesia)
industri, merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor
industri tersebut.
Sebagaimana penelitian Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM
guna meningkatkan pendapatan karyawan pada usaha Toko Roti Futry Maros
di Maros Sulawesi Selatan.8 Dimana pada penelitian ini memiliki peran
penting dalam menerapkan strategi pengembangan ekonomi, sehingga perlu
adanya kerja sama satu sama lain untuk dapat menciptakan suatu hubungan
timbal balik, sehingga bisnis pun dapat berkembang dengan cepat.
Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek
sosial, ragam budaya, dan pengembangan sumber daya manusia. Ekonomi
kreatif saat ini mulai tumbuh dan berkembang menjadi sektor ekonomi yang
memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.
Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama
dalam menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan penerimaan hasil dari konsumen. Kreativitas ekonomi
merupakan proses dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi, praktik
bisnis, pemasaran, dan usaha lain untuk meraih keunggulan dalam bersaing
ekonomi.9 Pada saat ini ekonomi kreatif yang sedang berkembang pesat salah
satunya ialah pada sektor kerajinan desain.
Desain sendiri dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan kreatif yang
menyusun rencana dan rancangan untuk suatu benda, gambar atau objek
lainnya sebelum direalisasikan menjadi nyata agar memiliki nilai lebih,
kenyamanan yang lebih baik dan diterima oleh penggunanya.10
Dalam
ekonomi kreatif desain telah dijadikan sebuah produk serba guna baik dalam
kebutuhan rumah tangga maupun sebagai kebutuhan lainnya.
8 Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM guna meningkatkan pendapatan karyawan
pada usaha Toko Roti Futry Maros di Maros Sulawesi Selatan, (Jurnal: ekonomi, Vol.2 No1,
2011), hlm. 216 9Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
22. 10 Wikipedia, Pengertian Desain, (On-line), Tersedia di; https://serupa.id/pengertian-
desain/ekonomikreatif, diakses (19 Maret 2021)
Kota Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki
berbagai macam ekonomi kreatif, salah satu khas Jambi yaitu kain batik. Pada
masa kesultanan Melayu Jambi, batik mulai muncul pada zaman orde baru,
terutama pada era tahun 80-an oleh Ibu Lily Abdurahman Sayoeti selaku
pembina kesenian dan pembina Dharmawanita Provinsi Jambi. Sehingga hasil
batik ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna dalam berbagai
bentuk kegiatan dan aktifitas baik di Desa maupun Kota.11
Seperti halnya jenis-jenis usaha di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
yang terdapat di Provinsi Jambi. Kabupaten ini memiliki luas 5.445 KM yang
terbagi menjadi 11 Kecamatan dan 93 desa/kelurahan. Dengan jumlah IKM
non formal pada tahun 2019 sebanyak 658 bidang industri.
Tabel 1.1
Jumlah Industri Kecil Menengah Non Formal di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
No Kecamatan IKM Non Formal
1. Mendahara 58
2. Mendahara Ulu 14
3. Geragai 83
4. Dendang 49
5. Muara Sabak Barat 52
6. Muara Sabak Timur 93
7. Kuala Jambi 16
8. Rantau Rasau 134
9. Berbak 26
10. Nipah Panjang 78
11. Sadu 55
Jumlah 658
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten TanjungJabung Timur 12
11 Novita Sari, Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kerajinan Tradisional Jambi,
(Jurnal: Ekonomi Kreatif, 2013), hlm. 139 12 Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Senin 05 April 2021.
Di Kecamatan Muara Sabak Timur terdapat 11 Desa atau Kelurahan
yaitu: Alang- Alang, Kota Harapan, Kota Raja, Kuala Simbur, Lambur I,
Lambur II, Muara Sabak Ilir, Muara Sabak Ulu, Siau Dalam, Simbur Naik,
dan Sungai Ular. Menurut hasil per-survei salah satu pedesaan yang aktif
dalam bisnis ekonomi kreatif yakni pada Desa Lambur I.
Desa Lambur I termasuk desa yang sebelumnya berkembang, yang
disebut sebagai Desa Pertanian. Sedangkan masyarakat Desa Lambur I
merupakan Desa transmigran maka sebagian besar mata pencaharian
penduduknya adalah bercocok tanam. Pada awalnnya tanaman tumbuh subur
walaupun tanpa pupuk. Sehingga masyarakat tidak kekurangan pangan.
Namun pada tahun 1997 terjadi kemarau panjang yang menyebabkan
kekeringan, sehingga mengubah kondisi tanah yang menyebabkan
penghasilan petani menurun. Hasil panen yang tidak memuaskan ini dialami
oleh sebagian besar petani hingga waktu yang cukup lama. Sehingga banyak
petani yang beralih keperdagangan dan perkebunan (karet dan kelapa sawit).
Pada tahun 2000 pemerintah Desa Lambur I mengadakan pelatihan-
pelatihan berbagai jenis usaha kreatif yang diikuti oleh muda-mudi, Karang
Taruna dan beberapa warga masyarakat setempat. Tujuan dari pelatihan
adalah untuk mengembangkan skil dan pengetahuan masyarakat. Hal ini
terlihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan
dari tanya jawab juga tampak bahwa masyarakat termotivasi untuk membuka
usaha dan mengembangkan kreatifitas usahannya, demikian juga masyarakat
yang hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai petani tampak tertarik untuk
mencoba memulai usaha dan mengembangkan kreatifitasnya. Setelah 3 tahun
berjalan kegiatan pelatihan-platihan kerajinan kreatif tersebut sudah tidak
aktif, karena masing-masing anggota Karang Taruna sibuk dengan
pekerjaannya. Namun hal ini tidak mempengaruhi masyarakat Desa, karena
seiring berjalannya pelatihan, masyarakat sudah mempraktikannya dengan
memulai berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
Sebagaimana penelitian Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan
Industri Kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.13
Dimana
pada penelitian sebelumnya membahas seluruh indutri kecil yang berada di
Desa wisata Palalangon dengan adanya pembinaan khusus. Karena menurut
penelitian Dino Loenandri sebuah pembinaan sangat penting untuk
pengembangan bisnis. Namun penelitian kali ini bisnis hanya menerapkan
pembinaan beberapa kali dalam setahun. Adapun pembinaan yang diikuti
melalui program yang diadakan seperti program pelatihan yang dibuka oleh
Pemda, PKK, dan pelatihan antar Desa.
Dengan berkembangnya zaman, masyarakat Desa Lambur I sudah
mulai kreatif dengan membuat beraneka ragam kerajinan, dan usaha kreatif
desain batik adalah salah satunya. Pada tahun 2018 Desa Lambur I berhasil
meraih predikat Desa paling kreatif. Dimana salah satu Desa yang unggul di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam bisnis kreatif. Selain itu Desa
Lambur I juga meraih penghargaan di salah satu bidang usaha yang dikelola
oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yaitu Industri Kecil Menengah
(IKM Batik).14
Berdasarkan grand tour di lapangan diperoleh informasi dari
Bapak Sutar selaku Kepala Desa lambur I mengatakan bahwa:
“Ya, gedung IKM Batik ini didirikan oleh Pemda untuk Desa Lambur I,
mengapa terpilih di Desa Lambur I karena saat itu pertama, lokasi yang
strategis, kedua terdapat beberapa masyarakat yang memiliki
pengetahuan dibidang desain batik sekaligus telah memiliki usaha kecil
membatik, ketiga memang masyarakat Desa mengajukan permohonan
kepada Pemerintah untuk mendirikan gedung usaha batik. Sehingga
dikatakan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), sampai saat ini IKM
Batik dikelola oleh beberapa masyarakat Desa. Dapat dilihat saat ini
IKM Batik sudah mendapatkan apresiasi berupa penghargaan yaitu dari
hasil karya IKM Batik sendiri.
IKM Batik adalah satu-satunya bisnis kreatif yang dimiliki oleh Desa
Lambur I yang diresmikan pada tahun 2016 oleh H. Romi Hariyanto, S.E
(Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur). Usaha IKM Batik ini memiliki
13
Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan Industri Kreatif dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat, (Jurnal: Industri kreatif, Vol.1 No.2 ,2018), hlm. 13 14
Wawancara dengan Bapak Sutar, Selaku Ketua Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur, Jum’at 09 april 2021.
ciri khas tersendiri yaitu batik tradisional dengan bermotif batik yang
memiliki makna ciri khas daerah Tanjung Jabung Timur dan desain batiknya
dapat dibuat dengan beraneka ragam pola dan corak pada umunya, seperti
corak batik berbentuk tumbuhan, garis-garis, rangkaian bunga, dan lain
sebagainnya. Selain itu, Usaha IKM Batik dapat membuat beraneka ragam
jenis batik yaitu: batik tulis, batik cap, batik abstrak, dan batik kontemporer.
Sehingga usaha IKM Batik ini dapat menerima pesanan sesuai dengan jenis
corak yang diminta oleh konsumen.15
Selain dari kekreativitasan usahanya lokasi BUMDES pada usaha IKM
Batik pun strategis yaitu padat dengan rumah penduduk desa, dekat dengan
pemukiman pasar dan jalan lintas umum. Sehingga Usaha IKM Batik pun
cepat dikenal oleh masyarakat. Berikut terdapat beberapa produk ekonomi
kreatif yang dihasilkan oleh bisnis IKM Batik diantaranya adalah: kain batik,
pakaian batik, kain tengkuluk, dompet, slempang batik, tas, lacak/tanjak, syal
batik, taplak meja, teluk blango/sarung, dan hiasan dinding.
Tabel 1.2
Jumlah Hasil Pendapatan BUMDES IKM Batik di Desa Lambur I
No. Tahun Pendapatan
1. 2018 Rp. 75.550.000
2. 2019 Rp. 82.900.000
3. 2020 Rp. 90.590.000
Sumber: Dokumen usaha IKM Batik Desa Lambur I.16
Berdasarkan tabel 1.2 di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 sampai
ke tahun 2020 IKM Batik mengalami peningkatan, disini terbukti bahwa
BUMDES mampu mengelola dan menjalankan usaha IKM Batik dengan
maksimal. Sehingga usaha tersebut mampu mengurangi tingkat pengangguran
dan menciptakan lapangan kerja.
15
Dokumen Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Senin 05 April 2021. 16
Dokumen usaha IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur, Jum’at 09
April 2021.
Sebagaimana menurut penelitian Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi
kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang, studi kasus pada pasar
Yosomulyo Pelangi.17
Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama
membahas tentang meningkatkan pendapatan. Pada penelitian Pratiwi Esti
Palupi, ekonomi kreatif sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.
Dilihat dari hasil pendapatan yang diperoleh BUMDES usaha IKM
Batik pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil bisnis IKM
Batik Desa Lambur I telah terbukti yaitu meraih penghargaan salah satunya
prestasi yang di dapat yaitu menjadi juara umum kategori Desa kreatif pada
tahun 2019 Tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peran ekonomi kreatif
yang dilakukan oleh pengrajin pada BUMDES IKM Batik Desa Lambur I
adalah dengan terus meningkatkan inovasi baru yang diinginkan konsumen
agar produknya tidak tertinggal oleh pengrajin yang lain.
Usaha IKM batik dikelola oleh 10 orang pengurus, dan dibantu oleh
masyarakat sekitar (Muda-mudi Karang Taruna dan beberapa aparatur Desa).
Dalam usaha IKM Batik tidak hanya produk batik saja yang dijual, namun
terdapat beberapa kerajinan lainnya. Fungsi IKM Batik yaitu khususnya
pembuatan batik, namun dari segi penjualan tidak hanya batik, tetapi juga
kerajinan lainnya yang dijual digedung IKM Batik. Karena pada dasarnya
fungsi IKM Batik menerima dan menampung hasil kerajinan dari masyarakat
yang kreatif dari seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk dijual dan
dipasarkan.
Namun sampai saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu yang dapat menampung
berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari kalangan masyarakat.
Dalam pemahamannya IKM Batik hanya memproduksi dan memasarkan
hasil karya batik itu sendiri. Sehingga sampai saat ini IKM Batik belum
banyak menerima hasil kerajinan-kerajinan kreatif dari masyarakat.
17 Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang,
studi kasus pada pasar Yosomulyo Pelangi (Lampung: Universitas Muhammadiyah Metro, Vol.2
No.1, 2017), hlm.256
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan ini penulis tertarik
melakukan penelitian tentang ekonomi kreatif dalam meningkatkan
pendapatan yang kemudian direflesikan melalui sebuah penelitian yang
berjudul “Analisis Ekonomi Kreatif Dalam Pengembangan BUMDES
Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
dapat di identifikasikan beberapa permasalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari hasil penjualan yang di terima BUMDES dari produk
kerajinan pada bisnis usaha IKM Batik tanpa adanya pelatihan-
pelatihan yang rutin.
2. perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik dengan mendapatkan
penghargaan.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan salah satu langkah untuk memberikan arah
yang hendak di teliti menjadi jelas dan mudah dipahami. Selain itu, batasan
masalah dalam penelitian juga diperlukan untuk lebih memusatkan perhatian
pada permasalahan yang hendak diteliti, batasan masalah digunakan untuk
menghindari suatu penyimpangan, agar tidak meluas ke pokok pembahasan
yang lain penulis perlu membatasi permasalahan yang akan diteliti. Agar
pembahasan ini tepat sasaran dan tidak terlalu meluas serta tidak keluar dari
jalur judul maka penulis membatasi masalah pada penelitian ini yaitu sebatas
pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik dalam meningkatkan
pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa
Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur?
2. Bagaimana literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada
bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur?
3. Bagaimana pendapatan BUMDES bisnis IKM Batik Desa Lambur I
Kecamatan Muara Sabak Timur?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik
Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
2. Untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap pengembangan
BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur.
3. Untuk mengetahui pendapatan BUMDES bisnis IKM Batik Desa
Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan informasi atau referensi untuk pengembangan ilmu
bagi pihak pihak yang membutuhkan.
b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka
acuan bagi peneliti.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan acuan bagi penelitian berikutnya untuk meneliti
permasalahan dengan objek dan periode yang berbeda pula.
b. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan
pengetahuan bagi mahasiswa ekonomi islam.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi
yang berguna bagi manajemen bisnis keluarga untuk melaksanakan
fungsi-fungsinya dengan lebih baik lagi.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal skripsi ini direncanakan dibagi menjadi lima (5)
bab, di dalamnya terdapat sub-sub seperti berikut :
BAB I : Pendahuluan, yaitu mengenai pembahasan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian pustaka dan studi relevan.
BAB III : Objek penelitian, metode penelitian, jenis dan sumber data, metode
analisis data
BAB IV : Gambaran umum dan objek penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Ekonomi Kreatif
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang,
dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,
sekarang dan dimasa depan, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat.18
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai cara-cara yang
ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka
guna memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta
mendistribusikannya kepada semua orang.19
Secara etimologi, kata kreativitas yang dalam bahasa Inggris
“creativity” asal mulanya diambil dari bahasa Latin “creo” yang artinya
menciptakan atau membuat.20
Konsep kreativitas memiliki bahasa yang
luas yaitu menyangkut hubungan antara kreativitas dengan inteligensi,
mental, tipe, dan kemampuan personal, kesehatan mental, pendidikan,
dan pelatihan, teknologi, proses pembelajaran, dan mengajar. Untuk
melahirkan kreativitas, diperlukan cara berfikir kreatif. Berfikir kreatif
adalah imajinatif, abstrak, dan berobsesi. Hasil dalam berpikir kreatif
adalah ide-ide, gagasan- gagasan, inspirasi, dan khayalan- khayalan atau
mimpi- mimpi untuk menghasilkan produk- produk berupa kekayaan
intelektual, seperti desain dan lain sebagainnya.
18 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), hlm. 8-9. 19 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Ekonomi Mikro dan
Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 9. 20Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
18.
13
Kreativitas muncul apabila seseorang berkata, mengerjakan, dan
membuat sesuatu yang baru, baik dalam pengertian menciptakan sesuatu
dari yang tadinya tidak ada maupun dalam pengertian
memberikan/karakter baru pada sesuatu.21
Hasil dari kreativitas adalah produk kreatif yang di devinisikan
sebagai barang-barang dan jasa-jasa yang memiliki nilai ekonomi yang
dihasilkan dari kreativitas. Hasil dari kreativitas bisa diamati dari segi
produk, proses, strategi, metode, usaha, model, dan desain baru yang
dihasilkan. Kreativitas muncul apabila seseorang berkata, mengerjakan,
dan membuat sesuatu yang baru, baik dalam pengertian menciptakan
sesuatu yang tadinya tidak ada maupun dalam pengertian memberikan
karakter baru pada sesuatu. Orang yang kreatif, sering disebut “creator”,
yaitu setiap orang yang menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru.
Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh UNCTAD dan UNDP,
bahwa kreativitas sebagai proses di mana ide- ide di hasilkan,
terinterelasi, dan ditransformasikan ke dalam sesuatu yang bernilai. Dari
definisi tersebut, kreativitas memerlukan pasar, penjual, dan pembeli
yang aktif, perlindungan hukum, aturan, dan kontrak.22
Apabila hanya ide- ide, gagasan- gagasan, imajinasi dan mimpi-
mimpi, hal tersebut baru disebut sebagai proses berfikir kreatif, maka
hasil berfikir tersebut harus diwujudkan dalam kata-kata, tindakan, dan
membuat sesuatu yang baru. “Kreativitas dalam bentuk gagasan, ide-ide,
mimpi- mimpi saja tidak memiliki nilai ekonomi, dan akan memiliki nilai
ekonomi bila diwujudkan dalam bentuk produk- produk yang dapat
diperdagangkan atau dikomersialisasikan”.23
Ekonomi kreatif merupakan suatu penciptaan nilai tambah
(ekonomi, sosial, budaya, lingkungan) berbasis ide yang lahir dari
21 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
21 22Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang hlm.
20. 23Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan
Internasional, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), hlm. 18.
14
kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis
pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.
Kreativitas tidak sebatas pada karya yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi dan ilmu telekomunikasi. Nilai ekonomi dari suatu produk atau
jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem
produksi seperti di era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan
kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang
semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar dengan hanya
mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing
berbasiskan kreativitas, inovasi dan imajinasi.
Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan
pada kreativitas berpikir untuk menciptaakan sesuatu yang baru dan
berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial.24 Ekonomi kreatif
berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama dalam
menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan penerimaan hasil dari konsumen. Kreativitas ekonomi
merupakan proses dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi,
praktik bisnis, pemasaran, dan usaha lain untuk meraih keunggulan
dalam bersaing ekonomi.
Secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakan
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal- hal sebagai berikut.
a. Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan,
penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu
ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek sosial,
ragam budaya, dan perkembangan sumber daya manusia.
b. Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya dan aspek- aspek
sosial yang saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan
intelektual, dan tujuan tujuan wisata.
24Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan
Internasional, hlm. 32
15
c. Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivis
ekonomi dengan suau dimensi perkembangan dan keterkaitan
antara tingkat makro dan mikro untuk ekonomi secara keseluruhan.
d. Salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk mengunggah
inovasi yang multidisiplin, respon kebijakan, dan tindakan antar
kementrian.
e. Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri
kreatif.25
Inti atau jantungnya ekonomi kreatif adalah industri kreatif, yang
melakukan proses penciptaan melalui penelitian dan pengembangan.
Kekuatan industri kreatif terletak pada riset dan pengembangan untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa baru yang bersifat komersial yang
dimiliki para intelektual melahirkan ide-ide, gagasan, inspirasi dan
khayalan yang diwujudkan dalam bentuk kekayaan intelektual seperti
dalam ekonomi kreatif fashion.26
2. Tujuan Ekonomi Kreatif
Tujuan ekonomi kreatif adalah meningkatkan kualitas hidup,
toleransi, dan menciptakan nilai tambah.27
Ekonomi kreatif dalam
sumber daya yang ada akan sangat membantu masyarakat untuk
mengelola sumber daya yang ada dalam meningkatkan pendapatan atau
kesenjangan hidup.
Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa ekonomi
kreatif adalah pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas atau
ide dari pemikiran untuk dapat menginovasi atau menciptakan suatu hal
yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
25Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluag, hlm.
23 26Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
37-38 27 Nham Nngahang, Ekonomi Kreatif- Pemanfaatan Ekonomi Digital Dioptimalkan,
dalam www.enews1st.blogspot.com, diunduh pada 14 April 2021.
16
3. Pokok-pokok Ekonomi Kreatif
Kreasi adalah penciptaan dimana daya kreasi merupakan faktor
dalam industri kreatif dengan melibatkan segala hal yang berhubungan
dengan cara-cara mendapatkan input, menyimpannya dan mengolahnya.
Sehingga daya kreativitas, keterampilan dan bakat, orisinalitas ide adalah
faktor suplai yang paling penting.
Dengan produk yang unik dan berbeda serta orisinil, produk
tersebut mampu berkompetisi dengan produk-produk lawannya dengan
lebih baikdan berpotensi menciptakan lapangan kerja serta
memakmurkan bagi yang memilikinya, demikian juga sebaliknya.
Daya kreasi adalah kekuatan yang unik dan berbeda serta orisinil,
produk tersebut mampu berkompetisi modal dasar yang sama, namun
ada yang mengasahnya dan menjadikan sebagai pekerjaan. Industri
berbasis kreativitas menjadi industri yang maju pesat sehingga daya
kreasi tidak boleh dianggap sebagai hal yang remeh dan hanya menjadi
sambilan belaka.28
Terdapat 3 hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif
antara lain kreativitas, inovasi dan penemuan.29
a. Kreativitas
Dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau kemampuan untuk
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik dan dapat
diterima umum. Bisa juga menghasilkan ide baru atau praktis
sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada. Seseorang yang memiliki kreativitas
dan dapat memaksimalkan kemampuan itu, bisa menciptakan dan
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri atau orang
lain.
28Mari Elka Pangestu, Studi Industri Kreatif Indonesia, (Dapartemen Perdagangan RI,
2008), hlm. 69-70. 29Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
24
17
b. Inovasi
Suatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar
kreativitas dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk
menghasilkan suatu produk ataupun proses yang lebih baik, bernilai
tambah, dan bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam
surat Hud, ayat 37.
غزقىن واصىع الفلك بأعيىىا ووحيىا ولاتخاطبىي في الذيه ظلمىا إوهم م
Artinya: “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk
wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal
orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan
ditenggelamkan.” (QS. Hud, ayat 37).30
c. Penemuan
Istilah ini lebih menekankan pada menciptakan sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya dan dapat di akui sebagai karya yang
mempunyai fungsi yang unik atau belum pernah diketahui
sebelumnya.31
Ekonomi kreatif lahir dari sektor industri kreatif.
Dalam hal ini dalam setiap negara memiliki kategori kreatifnya
masing-masing berdasarkan daya saing krativitas masyarakatnya.
Ekonomi kreatif mampu mengangkat nation branding suatu negara,
hal inilah yang dicapai negara dalam memperoleh soft power, karena
mampu mengangkat citra bangsa melalui ciri khas dalam negara
tersebut. Masyarakat pun diperhadapkan dengan ketergantungan
ketergantungan pemakaian barang dan jasa yang kedatangannya
borderless. Pola hidup masyarakat berkembang menjadikan
pemilihan barang dan jasa semakin kritis, karena perkembangan
30 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, Surah Hud
Juz 11 ayat 37 31 Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif, (Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2012),
hlm. 9
18
masyarakat tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya,
namun bagaimana menciptakan pola hidup yang berkualitas.32
4. Macam- macam Kreativitas dan Karakteristiknya
Dilihat dari sisi usaha manusia, ada beberapa karakteristik kreativitas
sebagai berikut:33
a. Kreativitas artistic
Kreativitas artistik berkenaan dengan imajinasi dan
kemampuan untuk menghasilkan ide- ide baru dan cara-cara baru
tentang menginterpretasikan sesuatu, kemudian diekspresikan ke
dalam bentuk teks, suara dan imajinasi. Kreativitas artistik dilakukan
oleh seniman dalam bentuk karya seni, baik berupa seni rupa, seni
drama, seni tari, seni lukis, seni patung, seni foto maupun seni suara.
b. Kreativitas ilmu pengetahuan
Kreativitas ilmu pengetahuan berkenaan dengan keingintahuan
dan kemauan untuk melakukan uji coba dan membuat
keterhubungan baru dalam pemecah masalah. Beberapa kegiatan
diantaranya penelitian dan uji coba yang dilakukan oleh mahasiswa,
dosen dan para peneliti di laboratorium untuk menemukan sesuatu
model dan pemecahan masalah serta percobaan-percobaan yang
dilakukan oleh perusahaan pada bagian peneliti dan pengembangan.
c. Kreativitas ekonomi
Kreativitas ekonomi merupakan suatu proses dinamis yang
memegang peran penting atau membawa ke arah inovasi teknologi,
praktik bisnis, pemasaran, dan lain sebagainya untuk meraih
keunggulan bersaing dalam ekonomi. Kreativitas ekonomi dapat
dilakukan dengan cara menciptakan dan mengubah karakter produk
proses untuk menciptakan nilai tambah baru.
32Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan
Internasiona, hlm. 31 33Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
26
19
Banyak cara untuk melakukan perubahan karakter suatu produk
atau proses, misalnya dengan mengubah, mengombinasikan,
mengembangkan, mentransformasikan, seperti input, proses teknik,
metode penyajian, pelayanan, pemasaran, dan seterusnya hingga
barang atau jasa tersebut sampai pada konsumen.
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Hakikat
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang tidak ada atau
memperbarui kembali dari sesuatu yang telah ada.34 Hal yang sama
mengenai hakikat kreativitas juga dikemukakan oleh West bahwa
esensi dari kreatifitas terletak pada kemampuan menghasilkan
gagasan baru, mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda, dan
memiliki pendekatan alternatif. Banyak hal yang dapat dijadikan
sesuatu yang baru, misalnya tentang cara pemecahan masalah baru,
metode, dan cara- caraa baru, teknik baru, teknologi baru, model
baru, desain baru, barang dan jasa baru, pemasaran baru, usaha baru,
penampilan baru, dan karakter baru yang bernilai tambah dan
komersial.
Agar kreativitas menghasilkan sesuatu (produk kreatif) yang
baru dan bernilai ekonomis, maka tidak cukup hanya berpikir dan
berkata, tetapi harus berbuat atau melakukan sesuatu hingga
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Misalnya menggagas
untuk menggali, menemukan dan mengembangkan barang atau jasa
yang baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau menambah sifat
atau karakteristik barang yang sudah ada sebelumnya sehinga
melahirkan keistimewaan baru.
5. Pengembangan Bisnis Ekonomi Kreatif
Pengembangan bisnis adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita keluarga atau masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Salah satu penting dalam pengembangan bisnis adalah
34Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
22
20
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengajar pertumbuhan
angkatan kerja, dimana pertumbuhan kerja lebih cepat dari pertumbuhan
kesempatan kerja.
Pengembangan konsep bisnis ekonomi kreatif di Indonesia yang
berjalan saat ini merupakan alur lanjut dari penerapan pada tahap
penguatan (2008-2014). Mulai tahun 2015 lalu, tahapan ekonomi kreatif
sudah pada arah akselerasi, yang memiliki sasaran utama yaitu
tercapainya pendapatan perkapita pada tahun 2025 yang setara dengan
negara berpendapatan menengah.35
Perkembangan ekonomi kreatif sangat bergantung pada berbagai
faktor dan komponen, seperti faktor modal, komponen inti, komponen
pendukung, aktor penggerak, dan faktor pendorong. Pengembangan
ekonomi kreatif di dasarkan pada fungsi, peran, dan kontribusi ekonomi
kreatif terhadap aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.36
Dengan pengembangan bisnis ekonomi kreatif banyak manfaat yang
dapat dihasilkan, seperti penggalian potensi- potensi lokal dan pemberian
manfaat non-ekonomi lain, seperti pemeliharaan dan pengembangan nilai
budaya serta warisan budaya, peningkatan kualitas hidup, dan toleransi
sosial, sumber daya terbuka serta meningkatkan terhadap citra dan
identitas bangsa. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia,
Departemen perdagangan RI (2008)37 mengemukakan, ada empat aspek
yang harus diperhatikan dan dikembangkan yaitu:
a. Ekonomi kreatif dengan menemukan ide-ide, seni, dan teknologi.
b. Keunggulan produk ekonomi berbasiskan seni budaya dan kerajinan.
c. Ekonomi warisan.
d. Ekonomi keperwisataan yang berbasiskan keindahan alam.
35Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif, hlm. 41 36 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
194 37 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.
196
21
Beberapa hal yang perlu diperhatikan upaya peningkatan
pengembangan daya saing ekonomi kreatif daerah, (provinsi, kabupaten
dan kota) yaitu:
a. Perlu mengidentifikasi dan menginventarisasi usaha- usaha dan jenis
produk ekonomi kreatif yang ada dan berkembang di wilayah
provinsi, kabupaten ataupun kota.
b. Mengkaji ulang mental kembali, dan mencabut regulasi/kebijakan
yang menghambat peningkatan daya saing daerah melalui hasil
produk- produk ekonomi kreatif, khususnya dalam hal penyediaan
bahan baku, impor, dan ekspor.
c. Melakukan pengembangan kapisitas, khususnya bagi para pemangku
kepentigan ekonomi kreatif dari berbagai jenis komoditas
perdagangan yang dihasilkan melalui ide dan pemikiran kreatif.
d. Mendorong dan memfasilitasi pemberian kredit untuk
pengembangan usaha di bidang ekonomi kreatif melalui sekema
pendanaan bergulir yang murah, mudah dan aman.
e. Mempromosikan dan memfasilitasi pemasaran produk- produk
ekonomi kreatif di daerahnya melalui kerjasama daerah dan
optimalisasi jaringan usaha di daerah, serta mendorong para pelaku
ekonomi kreatif untuk mendaftarkan produk kreatifnya agar
mendapatkan paten atau hak kekayaan intelektual, sehingga dapat
memberikan nilai tambah.38
6. Produksi
Produksi adalah segala aktivitas dalam mentransformasikan input
menjadi output, baik berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, produksi
merupakan rantai nilai industri kreatif. Aktivitas dominan dalam produksi
adalah mereplikasi dan memproduksi. Faktor penting dalam memproduksi
adalah teknologi, jaringan alih daya jasa, dan skema pembiayaan.39
38Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017). hlm. 4 39 Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia, hlm.
88
22
Dalam teori konvensional, Adiwarman disebutkan bahwa teori
produksi ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku
perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan (input) untuk
produksi dan menjual keluaran atau produk. Lebih lanjut ia menyebutkan
teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen
dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efesiensi
produksinya.
Tri Pracoyo dan Antyo Pracoyo mendefinisikan bahwa produksi
sebagai suatu proses mengubah kombinasi berbagai input menjadi output.
Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses pembuatan saja
tetapi hingga pemasarannya.40
Usaha produktif (al-iktisab) adalah usaha untuk menghasilkan harta
melalui cara-cara yang diperbolehkan atau dihalalkan syariatnya.41
Berproduksi merupakan ibadah, karena suatu aktivitas seorang muslim
ketika ada perintah dari Allah SWT dan ada contoh atau persetujuan dari
Rasulullah SAW, Maka aktivitas tersebut termasuk kategori “ibadah”.
Sebagai seorang muslim, berproduksi sama artinya dengan
mengaktualisasi salah satu ilmu Allah yang telah diberikan kepada
manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat An-
Naba ayat 11:
ها رمـعا شا وجعـلـىا الىـ
Artinya: “Dan Kami jadikan siang (sebagai) untuk mencari
penghidupan” (QS. An-Naba ayat 11).42
Islam menganjurkan dan mendorong proses produksi mengingat
pentingnya kedudukan produksi dalam menghasilkan sumber-sumber
kekayaan.43
40Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis islam,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 249 41Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis islam,
hlm. 250 42Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,
(Bandung: 2011), Surah An-Naba Juz 78 ayat 11 43 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 66.
23
7. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerajinan selama satu priode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan ataupun tahunan. Berdasarkan uraian diatas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa pendapatan merupaka hasil dari suatu pekerjaan
atau perdagangan yang memberikan hasil atau keuntungan dari kegiatan
baik dilakukan secara rutin maupun tidak. Jika merujuk dari aspek
ekonomi maka pendapatan dapat dikategorikan sebagai modal hidup atau
modal menjalani kehidupan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
yaitu baik sandang maupun pangan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan
lainnya. Guna memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin
meningkat maka dibutuhkan peningkatan pendapatan keluarga ataupun
masyarakat.44
Istilah ekonomi islam berasal dari dua kata ekonomi (terjemahan
economic dan economy) dan Islam (terjemahan Islamic). Islam berarti
penyerahan diri kepada Allah SWT.
a. Jenis- Jenis Pendapatan
Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dari
Milton Friedman, pendapatan masyarakat dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:
1) Pendapatan permanen (permanent Income) yaitu pendapatan
yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat
diperkirakan sebelumnya. Misalnya pendapatan dari gaji atau
upah atau pendapatan permanen dapat disebut juga pendapatan
yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan.
Secara garis besar pendapatan permanen ini dibagi menjadi tiga
golongan yaitu gaji dan upah.45
2) Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total dari hasil
produksi yang dikurangi dari biaya-biaya yang dibayar dan
44Sukirno, Metode Peningkatan Pendapatan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 12 45Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, ( Jakarta: FEUI, 2008), hlm. 258
24
usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga sendiri,
nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya
tidak diperhitungkan.
3) Pendapatan dari usaha lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan
sampingan antara lain pendapatan dari hasil menyewakan asset
yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,
pendapatan pension dan lain-lain.
4) Pendapatan sementara yaitu pendapatan yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, yang termasuk dalam kategori
pendapatan ini adalah dana sumbangan, hibah dan lain
sebagainya yang sejenis.
Teori konsumsi John Maynard Keynes menjelaskan bahwa
konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable
saat ini. Menurut Keynes ada batas konsumsi minimal yang tidak
tergantung tingkat pendapatan. Artinya tingkat konsumsi tersebut
harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol.
Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus. Jika pendapatan
disposable meningkat, maka konsumsi juga meningkat, hanya saja
peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan
pendapatan disposable. Pendapatan lain yang dilakukan oleh Keynes
dalam fungsi konsumsinya adalah pendapatan yang terjadi yaitu
bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula
pendapatan yang diperkirakan terjadi dimasa yang akan datang.46
b. Sumber Pendapatan
Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat atau rumah tangga
yaitu:
1) Dari upah atau gaji yang diterima sebagai ganti tenaga kerja.
2) Dari hak milik seperti modal dan tanah
46 Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, hlm. 259
25
3) Dari pemerintah.47
Perbedaan dalam pendapatan upah dan gaji diseluruh rumah
tangga disebabkan oleh perbedaan dalam karakteristik pekerjaan
(keahlian, pelatihan, pendidikan, pengalaman dan seterusnya) dan
dari perbedaan jenis pekerjaan. Pendapatan rumah tangga juga
beragam menurut jumlah anggota rumah tangga yang bekerja.
Adapun jumlah property yang dihasilkan oleh rumah tangga
bergantung pada jumlah dan jenis hak milik yang dimilikinya.
Sedangkan pendapatan transfer dari pemerintah mengalir secara
substansial, tapi tidak secara eksklusif ditujukan pada masyarakat
yang berpendapatan lebih rendah. Kecuali untuk jaminan sosial,
pembayaran transfer dirancang secara umum untuk memberikan
pendapatan pada orang yang membutuhkan.
Pada dasarnya, perekonomian secara keseluruhan itu merupakan
gabungan dari sekian banyak rumah tangga dan perusahan di
dalamnya, yang satu sama lain terus berinteraksi diberbagai pasar.
Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi tentunya akan relatif
mudah mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya, bahkan cenderung
untuk menikmati kemewahan.48
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
1) Kesempatan kerja yang tersedia, dengan semakin tinggi atau
semakin besar kesempatan kerja yang tersedia berarti banyak
penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.
2) Kecakapan dan keahlian kerja, dengan bekal kecakapan dan
keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap
penghasilan.
47Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.
445 48Karl E dkk , Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, hlm. 124
26
3) Keuletan kerja, pengertian keuletan dapat disamakan dengan
ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala macam
tantangan. Bila suatu saat mengalami kegagalan, maka
kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah
kesuksesan dan keberhasilan.
4) Banyak sedikitnya modal yang digunakan, suatu usaha yang
besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap
penghasilan yang diperoleh.49
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa
pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktifitas yang dijalankan. Pendapatan juga merupakan salah satu tolak ukur
bagi manajemen dalam mengelola industri mikro.
8. Ekonomi Islam
Istilah ekonomi islam berasal dari dua kata ekonomi (terjemahan
economics, economic dan economy) dan Islam (terjemahan Islamic).
Islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT. Jadi Islam adalah suatu
ajaran yang bersifat penyerahan tunduk dan patuh, terhadap perintah-
perintah untuk dilaksanakan oleh setiap manusia. Dari kata tersebut
terbentuk suatu istilah baru yaitu ekonomi islam.50
Ekonomi Islam ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.51
Menurut Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy menyatakan ekonomi Islam
adalah respon pemikiran muslim terhadap tentang ekonomi pada manusia
tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan
Sunnah, akal (Ijtihad) dan pengalaman.52
49Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, hlm. 6 50 Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), hlm. 2 51 Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan Eklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2006), hlm. 16. 52Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makr, hlm. 17.
27
Ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang multidimensi/interdisiplin,
komprehensif, dan saling terintegrasi, meliputi ilmu islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, dan juga ilmu rasional (hasil
pemikiran dan pengalaman manusia), dengan ilmu ini manusia dapat
mengatasi masalah- masalah keterbatasan sumber daya untuk mencapai
kebahagian.53
Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sisitem ekonomi
islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan
berdasarkan rujukan pada Al- Qur’an dan Sunnah seperti memenuhi
kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,
dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat. Memastikan kesetaraan
kesempatan untuk semua orang dan memastikan kepada setiap orang
kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.54
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan pada unsur Ketuhanan
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah dan pedoman pada prinsip-
prinsip Islam dengan berdasarkan syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan
Sunnah.
Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia,
sehingga pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggung jawabkan di
akhirat kelak. Implikiasinya adalah manusia harus menggunakan
dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
b. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam.
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk
mendapatkan materi/harta dengan berbagai caraasalkan mengikuti
aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dijamin Allah telah menetapkan
rizki setiap makhluk yang diciiptakan-Nya.
53 Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 91. 54 M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015), hlm. 18- 23.
28
c. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir
orang-orang kaya, harus berperan sebagai kapital produktif yang
akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
d. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya
dialokasikan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari
oleh Sunah Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat
mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.
e. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang
berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui
pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
f. Seorang muslim harus tunduk pada Allah dan hari pertanggung
jawaban di akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang muslim
akan menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,
gharar, dan berusaha dengan cara yanhg batil, melampaui batas, dan
sebagainya.55
Dalam sistem ekonomi Islam, kegiatan ekonomi dilakukan oleh
individu atau kolektivitas manusia hanya dapat bernilai guna jika
diarahkan untuk kemaslahatan manusia dan didesikasikan untuk
memuaskan kebutuhan spripitual (taqwa) kepada allah SWT.56
Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumber-sumber daya
secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
sesungguhnya melekat pada watak manusia. Tanpa disadari, kehidupan
manusia sehari- hari didominasi kegiatan ekonomi.
Dalam kitab suci Al-Qur’an talah begitu jelas bahwa langit dan apa
yang terdapat dibumi (baik didaratan maupun dilaut) adalah (mutlak)
milik Allah yang diperuntuhkan untuk dimanfaatkan, dilestarikan dan
diberdayakan demi kepentingan manusia. selain diperuntuhkan untuk
kepentingan manusia, langit dan bumi juga bisa “ditundukkan”
55
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 2-3. 56
Muhammad Paradigma, Metodologi dan Aplikas: Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), hlm. 142.
29
berdasarkan kemampuan yang telah diperoleh manusia. Jadi Allah telah
memberikan “fadhilah-Nya”, juga menunjukkan bagaimana cara
memanfaatkan dan melastariaknnya yaitu dengan kemampuan manusia
melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.57
Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa prinsip- prinsis
dalam ekonomi Islam diatas dapat dijadikan pedoman suatu bisnis
ekonomi yang dijalankan oleh manusia akan selalu berorientasi tidak
hanya kepada dunia saja, namun juga kepada akhirat sehingga membuat
manusia selalu ingat kepada Allah dalam setiap langkah-Nya. Dengan
begitu bisnis jauh dari kezaliman antar sesama manusia baik itu dibidang
sosial ataupun ekonomi.
B. Studi Relevan
Dalam penelitian ini, penulis juga mengacu pada referensi terhadap
penelitian-penelitian sebelumnya. Selain sebagai acuan, tinjauan pustaka juga
ini untuk kesamaan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
diantaranya yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan dan
perbedaan
1. Umi
Rohmah,
2017.
Analisis peran
ekonomi kreatif
dalam
peningkatan
pendapatan
pengrajin di
Kota
Lampung.58
Penelitian ini membahas
tentang ekonomi kreatif
di bidang usaha
keterampilan (pengrajin).
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
prioritas dari pelatihan
dalam ekonomi kreatif
menjadi factor penentu
dalam keberlangsungan
usaha industri kerajinan
didalam perekonomian
keluarga. Pada sekripsi
ini lebih memfokuskan
Persamaan
penelitian ini
terletak pada
sama-sama
mengkaji
mengenai
ekonomi kreatif
dalam
meningkatkan
pendapatan. Dan
perbedaannya
terletak pada
objek dan
masalah yang
57
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, hlm. 17-18. 58Umi Rohmah, “Analisis peran ekonomi kreatif dalam peningkatan pendapatan pengrajin
di Kota Lampung, (skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).
30
pada langkah-langkah
dan kebijakan
pengembangan usaha
ekonomi kreatif dan
integritas pelaksanaan
program dan berbagai
instansi dalam ekonomi
kreatif.
berkaitan
dengan
kebijakan
pengembangan
usaha pengrajin.
2. Nasrudin
Ali, 2018
Peran ekonomi
kreatif dalam
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat di
desa Tulung
Agung
Kecamatan
Gading Rejo
Kabupaten
Pringsewu di
Kota
Lampung.59
Penelitian ini membahas
tentang proses kalaborasi
perencanaan program
perubahan yang
signifikan dalam
pemberdayaan ekonomi
masyarakat, diantaranya
menerapkan pelatihan-
pelatihan usaha ekonomi
kreatif dalam
meningkatkan
pendapatan masyarakat
dan dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi
masyarakat, melalui
strategi pemberdayaan
yang telah diterapkan
pengrajin.
Persamaan
penelitian ini
terletak pada
sama-sama
mengkaji
mengenai
ekonomi kreatif
dalam
meningkatkan
pendapatan.
Dan
perbedaannya
terletak pada
objek dan
masalah proses
program
perencanaan
pemberdayaan
serta kalaborasi
terhadap para
pengrajin
ekonomi kreatif.
3. Murni
Retiwira
nti, 2018
Analisis peran
ekonomi kreatif
pada masyarakat
dalam
meningkatkan
pendapatan
rumah tangga
melalui
budidaya
tanaman
Biofarmaka di
Penelitian ini membahas
tentang pengembangan
ekonomi kreatif dalam
program tata cara
pengolahan kencur
menjadi gaplek kencur
dan minuman jamu yang
dapat meningkatkan
pendapatan rumah
tangga, dan dapat
menimbulkan nilai
Persamaan
penelitian ini
terletak pada
sama-sama
mengkaji
mengenai
ekonomi kreatif
dalam
meningkatkan
pendapatan.
Dan
59 Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa
Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, (skripsi: Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung, 2018)
31
Kota
Lampung.60
tambah sehingga
pendapatan terus
meningkat sesuai dengan
nilai-nilai dasar
ekonomi. Partisipasi
yang dilakukan adalah
partisipasi dalam
perencanaan, pelatihan
dan partisipasi dalam
pemanfaatanya.
perbedaannya
terletak pada
masalah
program kerja
dan pada objek
penelitian.
4. Heny
Febria
Sari,
2017
Pemberdayaan
Usaha Ekonomi
Kreatif Dalam
Meningkatkan
Pendapatan
Ekonomi
Keluarga Dalam
Perspektif
Ekonomi Islam,
Studi Pada
Usaha Kecil
Dodol Lele Di
Desa Adiwarno
Batanghari
Lampung
Timur.61
Penelitian ini membahas
tentang pemberdayaan
usaha ekonomi kreatif,
serta meningkatkan
potensi yang dimiliki
masyarakat sehingga
dapat mencegah
terjadinya persaingan
yang tidak seimbang
dalam bisnis. Pada
sekripsi ini lebih
memfokuskan pada
upaya pemberdayaan
usaha ekonomi kreatif
dalam meningkatkan
pendapatan pada usaha
kecil dodol lele di Desa
Adiwarno Batanghari
Lampung Timur.
Persamaan
penelitian ini
terletak pada
sama-sama
mengkaji
mengenai
ekonomi kreatif
dalam
meningkatkan
pendapatan.
Dan
perbedaannya
terletak pada
objek dan
strategi
pemberdayaan
yang berkaitan
dengan
pengrajin
ekonomi kreatif.
5. Fila
Fitriani,
2020
Peran Ekonomi
Kreatif Dalam
Meningkatkan
Pendapatan
Kriya Kayu
Ditinjau Dari
Persektif Etika
Bisnis Islam,
Studi Kasus Di
Desa Wonosari
Penelitian ini membahas
tentang bagaimana peran
ekonomi untuk
meningkatkan
pendapatan, serta prinsip
etika yang diterapkan
oleh pengrajin .
Pendapatan yang
diterima berpengaruh
terhadap inovasi baru
Persamaan
penelitian ini
terletak pada
sama-sama
mengkaji
mengenai
ekonomi kreatif
dalam
meningkatkan
pendapatan.
60Murni Retiwiranti, Analisis peran ekonomi kreatif pada masyarakat dalam meningkatkan
pendapatan rumah tangga melalui budidaya tanaman biofarmaka dalam perspektif ekonomi
islam, (skripsi: Universitas islam negeri raden intan lampung, 2018) 61 Heny Febria Sari, Pemberdayaan Usaha Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan
Pendapatan Ekonomi Keluarga Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi Pada Usaha Kecil Dodol
Lele Di Desa Adiwarno Batanghari Lampung Timur, (skripsi: IAIN Metro, 2017).
32
Kecamatan
Pekalongan
Kabupaten
Lampung
Timur.62
yang kreatif, sehingga
pada sekripsi ini lebih
memfokuskan pada hasil
pendapatan serta etika
bisnis islam di Desa
Wonosari Kecamatan
Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur.
Dan
perbedaannya
terletak pada
objek dan
proses
pengembangan
ekonomi kreatif
yang berkaitan
dengan
pengrajin
62 Fila Fitriani, Peran Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Kriya Kayu
Ditinjau Dari Persektif Etika Bisnis Islam, Studi Kasus Di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur, (skripsi: IAIN Metro, 2020).
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penelitian yang berkenaan dengan ekonomi kreatif dalam
pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada bisnis IKM Batik.
Penelitian ini mengambil studi di Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pertimbangan rasional adalah
melalui usaha IKM Batik Desa Lambur I telah menciptakan desa yang dapat
mensejahterakan perekonomian masyarakat.
Desa Lambur I memiliki luas wilayah 13,3 KM2 dengan jumlah
penduduk 2.665 jiwa. Saat ini Desa Lambur I telah menjadikan kawasan
perdesaan yang berkembang, dengan pertumbuhan pertanian dan
perdagangan.63
BUMDES di Lambur I merupakan bisnis yang membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat tentunya dari ide, pengetahuan dan kreatifitas
yang dimiliki untuk menciptakan suatu karya atau keterampilan yang baru, di
samping itu peneliti juga merupakan tetangga dari Desa Lambur I, sehingga
dengan demikian data yang berkenaan dengan penelitian mudah di peroleh
oleh peneliti. Sementara waktu yang di berikan dalam penyelesaian penelitian
adalah 6 bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Meski begitu,
tidak menutup kemungkinan melenceng atau sebaliknya dari jadwal tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai suatu langkah atau cara yang digunakan
untuk mencapai sesuatu. Sedang penelitian merupakan suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mengetahui seluk beluk sesuatu. Kegiatan ini biasanya
muncul dan dilakukan karena adanya suatu masalah yang memerlukan
jawaban atau ingin membuktikan sesuatu yang telah lama ingin mengetahui
latar belakang yang nantinya menemukan solusi dari masalah tersebut.
63 Dokumen Profil Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
34
Jadi dapat diartikan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan
dalam aktivitas penelitian yang menggunakan metode tertentu.64
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Sebuah pendekatan yang mengunakan latar
belakang ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dengan
BUMDES melibatkan berbagai metode yang ada. Penggunaan metode ini
dimaksudkan untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian secara holistik dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan
metode ilamiah. Kemudian metode deskriptif dimaksudkan di sini adalah
bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan seteliti mungkin tentang
suatu hal atau fenomena. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang
ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik
untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Ada dua cara yang di tempuh untuk metode penelitian pengumpulan data
dalam penelitian ini.
a. Riset Lapangan (field research)
Dalam riset lapangan ini, penelitian mencoba menggunakan data primer
dengan menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi:
1) Observasi merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu.65
Observasi dilakukan sendiri oleh
peneliti di Desa Lambur I pada BUMDES IKM Batik dengan
mengamati gejala-gejala aktifitas yang dilakukan masyarakat untuk
64 Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm.
43. 65
Wirata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Pers, 2015), hlm. 32.
35
memperoleh data riil dan signifikan yaitu dengan melihat keadaan
pengrajin, bahan baku yang digunakan, proses produksi dan pemasaran.
2) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan dalam
suatu data tertentu.66
Pada praktiknya penulis menyiapkan daftar
pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat maka penelitian ini
melakukan wawancara dengan beberapa pihak di antaranya Pemerintah
Desa, muda-mudi Karang Taruna, pengurus IKM Batik serta beberapa
masyarakat Desa Lambur I.
3) Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis atau film dan
pengumpulan data dilakukan dengan meneliti catatan-catatan tertulis,
seperti dokumentasi, buku, dan catatan maupun media sosial. Cara ini
dilakukan terutama pada studi awal penelitian yang memperjelas
masalah yang akan diteliti. Teknik ini merupakan penelaahan terhadap
referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan
penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, dan foto.67
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penggumpulan data
dokumetasi dengan meneliti catatan-catatan tertulis dan dokumen yang
berkaitan dengan BUMDES Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur.
b. Riset Kepustakaan
Dalam riset kepustakaan ini peneliti membaca, meneliti dan
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah, buku-buku artikel, jurnal
dan informasi tertulis lainnya, khususnya yang berhubungan dengan
partisipasi masyarakat.
Melalui riset ini akan di dapatkan konsep, teori dan definisi-definisi
yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa melalui
data ini merupakan data sekunder.
66
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, hlm. 190. 67 Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 137.
36
C. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
data primer dan data sekunder.
1) Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi
objek penelitian, atau keseluran data hasil hasil yang diperoleh
dilapangan. Data primer tidak diperoleh melalui sumber prantara
atau pihak kedua dan seterusnya. Adapun sumber data primernya
adalah wawancara dan observasi.68 Data Primer yaitu data yang
langsung diperoleh oleh peneliti dilapangan dari sumber aslinya.69
Dalam hal ini yang dimaksud dengan data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan dan melalui
hasil wawancara terhadap instansi di Dinas Perindustrian
perdagangan, wawancara kepada Bapak Kepala Desa Lambur I,
wawancara terhadap muda-mudi Karang Taruna Desa Lambur I dan
wawancara terhadap pengurus bisnis IKM Batik Desa Lambur I yang
menjadi objek penelitian.
2) Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
bersifat authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga
dan seterusnya. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia
sehingga penelitian tinggal mencari dan mengumpulkan. Data
sekunder dapat diperoleh dengan lebih muda dan cepat karena sudah
tersedia, misalnya diperpustakaan, organisasi-organisasi
perdagangan dan kantor-kantor pemerintah.70
68Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018),
hlm. 2-3 69Sugiono, Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,
R&D Dan Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2017) , hlm. 208 70Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.3
37
b. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat dimana data itu berasal. Menurut
Suharsini Arikunto sumber data yang di maksud dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.71 Sumber data dalam penelitian
disesuaikan dengan focus dan tujuan penelitian. Maka sumber data dalam
penelitian ini meliputi:
1) Pemerintah Desa Lambur I.
2) Pengurus BUMDES pada bisnis IKM Batik di Desa Lambur I.
3) Masyarakat Karang Taruna Desa Lambur I.
4) Masyarakat Pengrajin di Desa Lambur I.
D. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang telah didapat tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
kualitatif. Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat di
informasikan kepada orang lain.72 Kemudian dianalisis dengan berbagai teori
yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Dalam
analisis data penelitian ini dilaksanakan tiga tahapan yang harus dikerjakan
yaitu: (1) meredukasi data (data reduction), (2) penyajian/paparan data (data
display), dan (3) penarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/
verifying).73
a. Mereduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.74
Tujuan dilakukan proses ini adalah untuk lebih menajamkan,
71Tim Penyusun, Jurnal Riset Akutansi, Universitas Komputer Indonesia: Vol.VII, No. 2,
SUMMER 2016, hlm. 23. 72Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 137 73Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), hlm. 3. 74Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, hlm. 201.
38
menggolongkan, mengarahkan, serta mengorganisasikan data. Dalam
penelitian ini, peneliti mereduksi data yang diambil dari hasil data yang
berkaitan tentang ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES untuk
meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur.
b. Penyajian data
Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan
atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini
peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan
pokok permasalahan, data disajikan secara sistematis agar lebih
mudah memahami karya ilmiah tentang ekonomi kreatif dalam
pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik untuk meningkatkan
pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
c. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data yang
terkumpul, sehingga dapat di ambil langkah-langkah awal untuk
penelitian lanjutan dan mengecek kembali data asli yang diperoleh.
Kesimpulan dalam skripsi ini merupakan data yang bersangkutan dengan
ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik
untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Sejarah Desa Lambur I
Desa Lambur I merupakan Daerah Tranmigrasi, sedangkan asal kata
Lambur itu sendiri belum diketahui begitu jelas dari mana asalnya, namun
ada sebagian masyarakat yang menjelaskan bahwa Lambur berasal dari
kata “Lambo” (Bahasa Melayu) yang maksudnya adalah Lambung Kapal.
Diperkirakan dulunya wilayah Lambur I sebagai lalu lintas perniagaan
kapal-kapal besar. Terbukti pada tahun 1993 ada seorang warga yang
menemukan “Perahu Kuno”. Sedangkan angka 1 (Satu) merupakan
pengelompokan wilayah daerah transmigrasi yang pada saat itu terbagi
menjadi dua wilayah yaitu Lambur I dan Lambur II.
Pemukiman penduduk pertama kali adalah para transmigran dari
Pulau Jawa (Suku Jawa dan Sunda) sekitar tahun 1980an, setelah daerah
Lambur I terbentuk menjadi sebuah desa, maka berdatangan pula
kelompok keluarga berasal dari suku lainnya yaitu Bugis, Kerinci, Batak,
Melayu dan lainnya.
Karena Desa Lambur I merupakam desa yang transmigran maka
sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam.
Pada awalnnya tanaman tumbuh subur walaupun tanpa pupuk. Sehingga
masyarakat tidak kekurangan pangan. Namun pada tahun 1997 terjadi
kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, sehingga mengubah
kondisi tanah yang menyebabkan penghasilan petani menurun. Hasil
panen yang tidak memuaskan ini dialami oleh sebagian besar petani
hingga waktu yang cukup lama. Sehingga banyak petani yang beralih
ketanaman karet dan kelapa sawit.
Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintah di Indonesia
sebelum terbentuk menjadi sebuah Desa, para transmigran itu dipimpin
oleh KUPT (Kepala Unit Pemukiman Transmigran). Setelah diberlakukan
UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, setelah 3 tahun
40
transmigran bermukim, maka pada tahun 1983 mulailah dibentuk suatu
sistem kepemerintahan Desa yang dikepalai oleh Kepala Desa. Sejak
berdirinya sampai sekarang tercatat beberapa kali pengertian pemimpin
desa yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1
Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur I
No Nama Tahun Menjabat Sebutan
1 Mulyanto 1980-1981 KUPT
2 Sunardi 1981-1983 KUPT
3 Sujadi 1983-1992 Kepala Desa
4 Alwi Tarjono 1992-1993 Pjs. Kepala Desa
5 Sunardi 1993-1998 Kepala Desa
6 Sunardi 1999-2002 Pjs. Kepala Desa
7 Hj. Rahayu 2003-2008 Kepala Desa
8 M. Nurka 2008 Pjs. Kepala Desa
9 Larno Karno 2009-2014 Kepala Desa
10 Larno Karno 25-11-2014 s.d 31-
12-2014 Pjs. Kepala Desa
11 Purwanto, SP 01-01-2015 s.d
maret 2015 Pjs. Kepala Desa
12 Idris, SE April 2015-Mai
2015 Pjs. Kepala Desa
13 Sutriyo Mei 2005-
September 2016 Pjs. Kepala Desa
14 Sutar Desember 2016 s.d
Sekarang Kepala Desa
Sumber: Dokumen Desa Lambur I75
Pimpinan pertama desa secara adminitratif pada tahun 1980 dengan
kepala KUPT Mulyanto yang berstatus Pegawai Sipil. Satu tahun menjabat
75 Dokumen Profil Desa Lambur I, Sejarah Desa, hlm. 1
41
beliau dipindah tugaskan kedaerah lain, sehingga digantikan oleh Sunardi
sebagai KUPT. Pada tahun 1983 sesuai dengan perkembangan peraturan
tentang Pemerintahan Desa dengan sebutan Kepala Desa hingga sekarang.
Pada tahun 2016 (sampai bulan Desember 2016) penduduk di Desa ini
adalah sebanyak 2.957 orang (923 KK) yaitu sebanyak 1.509 laki-laki dan
1.448 perempuan. Penduduk berasal dari 4 (empat) suku yaitu suku jawa
85%, suku Bugis 15%, yang hidup berdampingan secara damai dengan
komposisi dan Desa Lambur I hanya memeluk agama islam 100%. Mata
pencaharian utama penduduk adalah petani dan perkebun yang
menunjukan sebagai desa pertanian dengan perkebunan. Lebih dari
separuh (80%) merupakan petani (kelapa sawit dan padi sawah), dan
sekitar 3% bekerja sebagai pegawai negeri dan 7% guru honorer.
2. Letak Geografis Desa Lambur I
Desa Lambur I terletak di Pesisir Pantai Timur Provinsi Jambi, secara
geografis desa ini berada pada Muara Sungai Siau dengan Koordinat
geografis BT sampai BT dan antara LS sampai LS. Secara administratif
Desa Lambur I berada di Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Desa Lambur I terdiri dari 27 RT
dan 4 Dusun. Desa ini memiliki luas wilayah 16.000 ha atau 16 Km2 yang
berbatasan langsung dengan:
Tabel 4.2
Letak Geografis
No Letak Geografis Nama Desa
1 Sebelah Utara Desa Lambur II
2 Sebelah Selatan Sungai Kota Kandis
3 Sebelah Barat Desa Siau Dalam
4 Sebelah Timur Desa Trimulya
Sumber: Dokumen Desa Lambur I76
76 Dokumen Desa Lambur I, hlm. 4
42
Sedangkan Jarak Desa Lambur I ke Pasar terdekat, Kecamatan,
Kabupaten, dan Provinsi Jambi, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jarak Desa
No Jarak Desa dari Jarak
(km)
Waktu
(Jam)
Biaya
(Rp)
Alat
Transportasi
1 Pasar Terdekat 16,5 1 50.000 Ojek Motor
2 Kecamatan Muara
Sabak Timur 16,5 1 50.000 Ojek Motor
Jalur Darat 16,5 1,5 100,000 Ojek Motor
3 Kabupaten Tanjab
Timur 26,5 1,45 100,000
Ojek Motor /
Angkot
4 Propinsi 135 3 50,000 Angkot
Sumber: Dokumen Desa Lambur I
Untuk mencapai Desa Lambur I ini dapat ditempuh baik melalui jalan
darat maupun jalur sungai. Untuk pengunjung yang berasal dari Jambi,
perjalanan darat terdekat adalah melalui jalan Kumpeh. Selanjutnya dari
Sabak Ulu ke Sabak Ilir, dan sesampainya dijembata panjang kota raja
kemudian kurang lebuh 15 menit maka sampailah Desa Lambur I hanya
dapat dilakukan dengan kendaran roda dua maupun roda empat. Jarak
tempuhnya lebih kurang 16,5 Km dari kecamatan.
Angkutan darat untuk umum yang ada di sini berupa ojek dengan
ongkos mencapai Rp 50.000. Untuk perjalanan secara berombongan akan
lebih nyaman dilakukan melalui kendaraan roda empat, jalur perairan
(sungai) hanya biasa digunakan mengangkut hasil tani/perkebunan yang
lebih lama dan memerlukan waktu 2 sampai 3 jam. Ongkos charter
pompong/Speed Boatdari Lambur I ke Kampung Laut lebih kurang Rp
500.000.
Sebagai desa yang merupakan desa tranmigrasi yang mayoritas
penduduknya dari Pulau Jawa maka adat budaya dan tradisi Desa Lambur
43
I cenderung kearah kebudayaan dan tradisi Jawa, sehingga mengakibatkan
timbulnya berbagai tradisi tahunan yang berasal dari Pulau Jawa. Kawasan
pemukiman Desa Sepucuk Nipah meliputi luas lebih kurang 172 Ha
(2,0%) dari luas total desa. Secara Administratif wilayah Desa Lambur I
terbagi dalam 4 (empat) Dusun dan 27 RT, keempat dusun tersebut
meliputi:
a. Dusun I bernama SUMBEREJO terdiri dari 8 (Delapan) RT.
b. Dusun II bernama SRIMULYO I terdiri dari 5 ( Empat) RT.
c. Dusun III bernama MARGOREJO terdiri dari 8 (Delapan) RT.
d. Dusun IV bernama SRIMULYO II terdiri dari 6 (Empat) RT.
Kawasan pemukiman pusat meliputi lokasi Dusun 1 yang meliputi RT
1 sampai dengan RT 8 dan Dusun II yang terdiri dari RT 9 sampai dengan
RT 11 dan RT 27, Kawasan pemukiman Dusun III yang terdiri dari RT 18
sampai dengan RT 25, dan Dusun IV terdiri dari RT 13 Sampai dengan RT
17 dan RT 26 Merupakan kelompok pemukiman penduduk yang terdekat
dengan stara Pemerintahan Desa Lambur I. Rumah penduduk di lokasi ini
umumnya dibangun di jalana aspal dengan posisi dengan menghadap
kejalan. Beberapa penduduk di kawasan pemukiman ini membuka toko
kebutuhan pokok dan toko manisan, adapun terdapat Masjid, sumur umum
(bor), sementara bangunan sekolah hanya terdapat di beberapa Dusun
yaitu Dusun II terdapat bangunan SD 101/X, TK dan Dusun III terdapat
bangunan SD 102/X dan Paud. Meskipun jarak antara pusat desa dan
pemukiman Dusun pemberdayaan dan Dusun masyarakat ini relatif dekat
(di seberang sungai) namun belum ada jembatan yang menghubungkan
kedua lokasi. Sarana penyebrangan dari kawasan Pemukiman Dusun
Pemberdayaan dan Dusun Masyarakat kepusat desa atau sebaliknya
dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan 4.
Berdasarkan kondisi keruangan Desa dengan luas wilayah daratan
1.600 Ha atau 16 Km2 Desa Lambur I banyak memiliki Potensi Sumber
Daya Alam Daratan, yang merupakan peralihan dari perorangan yaitu ciri
pertanian yang utama yang dapat dipergunakan baik untuk pengembangan
44
pemukiman, pertanian dan perkebunan yang dapat menjadi daya dukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Komposisi penggunaan dan luas
masing-masing pengguna lahan di Desa Lambur I tertera pada tabel
berikut:
Tabel 4.4
Komposisi Penggunaan Lahan Desa Lambur I
No Penggunaan Lahan Luas (ha)
1 Pemukiman 500
2 Kebun kelapa Sawit dan Pinang 918
3 Sawah 60
4 Karet 90
5 Rawa -
6 Mangrove -
7 Lain-Lain 32
Jumlah 1.600
Sumber: Dokumen Desa Lambur I77
Kepemilikan lahan di desa Lambur I masih belum merata dalam artian
bahwa tidak semua masyarakat desa memiliki lahan yang cukup untuk
usaha pengembangan pertanian pangan maupun perkebunan ditambah lagi
dengan kepemilikan lahan yang cukup luas oleh beberapa orang di desa.
Status kepemilikan lahan di desa kebanyakan berdasarkan warisan
keluarga dan sedikit sekali yang merupakan hasil jual beli. Dari tahun
ketahun semakin menurunnya produksi lahan pangan maka banyak yang
mengalih fungsikan untuk pengembangan perkebunan rakyat.
Kondisi tofografi wilayah daratan Desa Lambur I secara umum berada
didataran rendah yang terdiri dari rawa, liat dan gambut dengan ketinggian
diatas permukaan laut ditandai dengan permukaan tanah yang banyak
dialiri pasang surut air laut. Desa Lambur I beriklim tropis basah dengan
curah hujan rata-rata pertahun berkisar antara 500-1000 mililiter, suhu
udara rat-rata 22-27 ⁰C.
77 Dokumen Profil Desa Lambur I, hlm. 6
45
Disamping mengandalkan hasil potensi perkebunan, disektor
pertanian terdapat area yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan tanaman
pangan, dengan potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Lambur I sampai
dengan Tahun 2016 seluas 120 Ha. Sektor Desa Lambur I dapat menjadi
potensi unggulan karena masih memungkinkan untuk dikembangkan
melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi lahan, dengan jenis tanaman
kelapa dan palawija.
Seiring dengan berbagai dinamika perkembangan aktivitas ekonomi
masyarakat, pola penggunaan tanah telah mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Selain terkait dengan fluktuasi harga berbagai jenis hasil
pertanian dipasaran juga berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan lahan
untuk penggunaan lainnya seperti pembangunan area pemukiman
penduduk, sarana dan prasarana umum, infrastruktur jalan dan abrasi/
pengikisan daerah tepian sungai yang dipengaruhi derasnya arus pasang
surut air laut.
3. Visi dan Misi Desa Lambur I
Visi:
Visi adalah pandangan ideal masa depan yang inginkan Desa Lambur
I melihat dari potensi dan kebutuhan desa yang penyusunan Visi ini
melibatakan semua pihak yang berkepentingan di Desa Lambur I dalam
upaya mewujudkan harapan dan aspirasi Stakholder serta melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan Visi Desa Lambur I adalah :
“Terwujudnya Masyarakat Desa Lambur I yang Baik dan Bersih Guna
Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa yang Adil, Makmur, Sejahtera
Dan Agamis”.
Misi:
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi
pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan ini membawa
organisasi kepada suatu focus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu
ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah
suatu yang dilaksanakan/diemban oleh Instansi pemerintah, sebagai
46
penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal instani pemerintah dan mengetahui peran dan programnya serta
hasil yang diperoleh dimasa mendatang. Pernyataan visi yang jelas, akan
memberikan arahan jangka panjang dan stabiltas dalam manajemen dan
kepemimpinan Desa Lambur I.78
Beberapa hal yang menjadi arahan
kebijakan pembangunan Desa Lambur I:
a. Melanjutkan sistem kerja aparatur Pemerintahan Desa guna
meningkatkan kwalitas layanan kepada masyarakat Desa Lambur I.
b. Menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih, terbebas dari Korupsi,
serta bentuk-bentuk penyalahgunaan/ penyelewengan wewenang.
c. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa secara terbuka, dan
bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan
berupa penyuluhan khusus kepada UKM, Wiraswasta, Petani dan
Pemuda.
e. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf
kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi Desa yang
maju dan mandiri.
f. Meningkatkan rasa kebersamaan antar warga Desa Lambur I dalam
bidang kerukunan umat beragama dan jiwa sosial yang tinggi, serta
menumbuh kembangkan kebudayaan dan adat-istiadat yang terdapat
di Desa Lambur I khususnya dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Lambur I adalah desa yang bisa menjanjikan kehidupan yang nyaman
dan sejahtera untuk semua jika pemerintah desa dan masyarakat sepakat
untuk secara optimal menjawab tantangan, menyelesaikan permasalahan,
serta memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Kebersamaan adalah
sebuah kata kunci. Kepemimpinan adalah jawaban terhadap setiap
tantangan. Tata kelola Pemerintahan Desa yang baik adalah titik tolak
78 Profil Desa Lambur I, Rancangan pembangunan jangka menengah, hlm. 8
47
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan modal kebersamaan,
kepemimpinan dan tata kelola yang baik, Insya Allah pemerintah Desa
Lambur I dan masyarakat Muara Sabak Timur kelakakan lebih mampu
memanfaatkan segala potensi dan peluang yang tersedia. Lambur I Menuju
Terwujudnya Masyarakat Desa yang Adil, Makmur, Sejahtera dan
Agamais adalah visi dalam menjalankan roda pemerintahan Desa Lambur
I periode 2017-2022.
4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
¶
Sumber: Dokumen Desa Lambur I.79
79 Dokumen Profil Desa Lambur I, hlm. 5
Kepala Desa
SUTAR
Sekertaris Desa
PURWANTO, SP
KASI
KESRA
SRI MURNIATI
KASI
PEMERINTAHAN
SYERLI EVINA
KAUR
PRENCANAAN
MUSLIKUN
KAUR
KEUANGAN
MUKLIS
STAF
KEUANGAN
MUSLIMIN
DUSUN
Margo Rejo
TRI JOKO
DUSUN
Sri Mulyo I
SUMIYATI
DUSUN
Sumber Rejo
SISWANTO
DUSUN
Sri Mulyo II
ASOP DEDI
STAF
PERENCANAAN
SUPRIYONO
48
Berdasarkan data di atas Desa Lambur I merupakan tempat yang di
jadikan penelitian yaitu salah satu Desa yang memiliki Badan Usaha Milik
Desa pada bisnis IKM Batik.
5. Sruktur organisasi BUMDES Lambur I
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa Lambur I Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Sumber: Dokumen BUMDES Desa Lambur I.80
80 Dokumen Profil BUMDES Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
PENASEHAT
Kepala Desa Lambur I
DEWAN
PENGAWAS
PELAKSANAAN
OPRASIONAL
M. TOHA DIREKTUR
Supriyono
Sekretaris
Jumarna
Bendahara
Siti Hafifah
KETUA
Sarju
WAKIL KETUA
Sinto Pranoto
Anggota
1. Asop Dedi
2. Siswanto
3. Tuyadi
4. Marsum
Sekretaris
Muslikun KEPALA UNIT USAHA
Manajer Pengelolaan Pasar
Sumarno
Staf Pasar
M. Amin
49
Pada prinsipnya, pendirian BUMDES merupakan salah satu pilihan Desa
dalam gerakan usaha ekonomi Desa Pasal 87 ayat (1) UU Desa, Pasal 132
ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT No.4/2015 tentang
Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDES. Dalam
peraturan perundang-undangan tentang Desa tersebut menunjukkan
pengakuan dan penghormatan terhadap prakarsa Desa dalam gerakan usaha
ekonomi.81
6. Struktur organisasi IKM Batik
Gambar 4.3 Struktur Organisasi IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Sumber: Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.82
Setelah melakukan penelitian dan observasi kepada Bapak Kepala Desa
Lambur I dan Pengelola bisnis IKM Batik terdapat hasil sebuah penelitian.
81 Undang-Undang Desa, Pasal 132 ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT
No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDES. 82 Dokumen Profil IKM Batik Desa Lambur I.
KETUA
DEDDY ARIFIN
BENDAHARA
RATNA SARI
SEKRETARIS
M. TOHA
Anggota
II
Ro’at
SUMIYAT
I
Anggota
I
Yondi P
Anggota
III
Sukmaya
Anggota
IV
Mugiyati
Anggota
V
Sofia R
Anggota
VII
Cucu Wina
Anggota
VI
Maryati
50
Dapat kita lihat dari gambar di atas IKM Batik saat ini dipimpin oleh Bapak
Deddy Arifin dan dibantu oleh para anggota. Bapak Deddy Arifin adalah
seorang warga Desa Lambur I yang pernah menggeluti bisnis batik. Namun
setelah adanya IKM Batik, beliau memilih untuk mengebangkan ilmunya di
IKM Batik.
IKM Batik didirikan pada tahun 2016 oleh Pemerintah Daerah (Pemda)
dibawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan
diserahkan kepada Desa Lambur I, sehingga IKM Batik menjadi Badan Milik
Usaha Desa (BUMDES) yang memproduksi beberapa macam varian produk
yang dihasilkan antara lain: kain batik, pakaian batik, kain tengkuluk,
dompet, tas, selempang, lacak/lanjak, taplak meja, syal, teluk blango/sarung,
hiasan dinding dan kreasi produk lainnya yang merupakan salah satu sub
sektor ekonomi kreatif. Selain itu, IKM Batik juga menampung semua
kerajinan yang ada di seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti
kerajinan daur ulang dari bahan bekas yang dibuat menjadi produk pot/vas
bunga.
Bisnis IKM Batik ini melibatkan pengrajin dari daerah sendiri yaitu
Desa Lambur I. Hasil produksi dengan pemasaran batik ini sudah sampai di
luar Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ditambahkan IKM Batik
menerima orderan/pesanan jarak jauh, bagi yang berminat terhadap batik
tersebut, baik dari masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah.
B. Hasil penelitian
Hasil penelitian yang di dapat peneliti mengenai pengembangan
BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I yaitu:
Awal mulanya Desa Lambur I terkenal dengan sebutan desa pertanian.
Pada tahun 2000 pemerintah desa mengadakan pelatihan-pelatihan berbagai
jenis usaha kreatif yang di adakan oleh Karang Taruna setempat. Tujuan dari
pelatihan tersebut adalah untuk mengembangkan skil dan pengetahuan
masyarakat. Setelah 3 tahun berjalan kegiatan pelatihan-platihan kerajinan
kreatif tersebut sudah tidak aktif, karena masing-masing anggota Karang
Taruna sibuk dengan pekerjaannya. Namun sebelumnya beberapa masyarakat
51
desa telah mempraktikan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam bentuk
bisnis usaha yang berjangka panjang. Selain itu terdapat beberapa masyarakat
transmigrasi yang memiliki pengetahuan dalam ekonomi kreatif dan
berpindah ke Desa untuk membuka usaha dan mengembangkannya di Desa
Lambur I.
Modal usaha BUMDES terdiri dari penyertaan modal Desa dan
penyertaan modal masyarakat Desa. Penyertaan modal Desa dimaksud dalam
pasal 6 ayat 1 terdiri atas bantuan pemerintah, pemerintah provinsi/
pemerintah Kabupaten yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa dan
aset yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan.
Dalam usaha bisnisnya terdapat beberapa masyarakat Desa yang
memanfaatkan peluang yang ada, seperti kerajinan tangan menggunakan
bahan daur ulang, ekonomi alam, dan alat-alat tradisional yang digunakan
untuk membuat beraneka ragam kerajinan. Namun setelah didirikan IKM
Batik Pemerintah Desa sangat memanfaatkan peluang tersebut dan
mengelolanya hingga sampai saat ini usaha bisnis kreatif di desa Lambur I
berkembang.
Perkembangan bisnis adalah setiap usaha yang dapat memperbaiki
pelaksanaan pekerjaannya yang sekarang maupun yang akan datang dapat
berkembang atau lebih meningkat dari sebelumnya. Bisnis IKM Batik
berkembang pesat melalui karakteristik produk yang dihasilkannya tentunya
dengan menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga memiliki daya saing
yang dapat diandalkan oleh BUMDES. Selain itu dalam bisnis IKM Batik
membentuk tim kerja yang baik, selalu mengukur standar kinerja dan
pendapatan yg diperoleh dari setiap tahun, dan dapat bekerja sama untuk
memperluas jaringan bisnis.
BUMDES pada bisnis IKM Batik saat ini dapat dibuktikan dari hasil
produksi bahwa IKM Batik telah banyak mendapatkan penghargaan atau
apresiasi dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Keberlangsungan dari
ekonomi kreatif usaha ini dapat dilihat dari:
52
1. Produksi
Produksi sebagai suatu proses mengubah kombinasi berbagai input
menjadi output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses
pembuatan saja tetapi hingga pemasarannya.
Pada praktiknya di desa Lambur I IKM Batik mengelola bahan
baku yang digunakan untuk pembuatan produk, kemudian di olah dengan
berbagai pola atau desain unik sesuai dengan usaha yang ditekuninnya
dan dijual langsung kepada para masyarakat. Kemudahan dalam
mendapatkan bahan baku dalam menjalankan usaha, menjadikan bisnis
IKM Batik dapat melakukan aktifitas pemproduksian sesuai dengan
harapan.
Dalam produksi batik memiliki tahap proses pengelolaan yang
berbeda-beda, tahap ini dilakukan sesuai jenis kain dan model batik yang
akan dibuat, namun pada praktiknya penggelolaan batik dimulai dari
memotong kain, pengecapan batik/melukis batik, memberikan lilin di
batik, pewarnaan batik, pengeringan batik, hingga menjadi potongan kain
yang siap dipakai.
Pembelian bahan baku kain serta alat-alat pengrajin juga mudah
diperoleh pengrajin, yaitu dengan cara memesan atau membeli secara
langsung ke Kota Jambi pada toko yang sudah tersedia khusus untuk
pengrajin batik, dan bahan yang sudah dipesan kemudian dapat
diambil/diantarkan ke IKM Batik.83
Tabel 4.5
Harga Bahan Kain
Kain Primisima
Mori
(Per Meter)
Kain Katun
Prima Lampion
(Per Meter)
Kain
Santung
(Per Meter)
Kain Semi
Sutra Polos
(Per Meter)
Kain Songket
Katun Polos
(Per Meter)
28.000 30.000 25.000 62.000 67.000
Sumber: Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.
83
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April
2021.
53
Informasi yang di dapat dari Ibu Ratna selaku Sekretaris IKM
Batik bahwasanya kain yang sering digunakan untuk membuat batik
adalah bahan kain katun prima lampion, dan bahan kain primisima mori.
Karena menurut Ibu Ratna Sari bahan mudah didapatkan harga pun
terjangkau sehingga konsumen lebih banyak membeli produk batik
tersebut. Sedangkan bahan kain lainnya tidak banyak diperoduksi, karena
harga yang relatif mahal dan kurangnya peminat dari konsumen.
Selain itu harga bahan kain dapat berubah- ubah dari setiap
panjang ukuran kain, sehingga tidak dapat dipastikan naik turun harga
tersebut. Namun, harga bahan kain tidak jauh dari harga sebelumnya.
Selain itu bahan baku lain seperti lilin, benang dan jarum mudah di
temukan ataupun dapat dibeli di warung atau pasar-pasar terdekat yang
berada di Desa Lambur I.84
Tabel 4.6
Harga Jual Produk Bisnis IKM Batik
Nama Produk Harga Satuan (Pcs)
Kain Batik Cap 140.000
Kain Batik Tulis 300.000
Kain Batik Abstrak 250.000
Kain Batik Kontemporer 350.000
Pakaian Batik 150.000
Kain Tengkuluk 85.000
Dompet 170.000
Slempang Batik 120.000
Tas 100.000
Lacak/Tanjak 100.000
Syal Batik 120.000
Taplak Meja 70.000
Teluk Blango/Sarung 95.000
Hiasan Dinding 250.000
Sumber: Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.
Informasi yang di dapat dari Bapak Deddy Arifin selaku Ketua
IKM Batik bahwasanya jika dihitung dalam Rata-rata dari setiap 1 Bulan
84 Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Jum’at 09 April
2021.
54
IKM Batik dapat menjual Kain Batik sebanyak 100 pcs. Selain itu
adapun pendapatan lain dari berbagai produk yang telah diproduksi.
Sehingga dalam 1 bulan IKM Batik menghasilkan pendapatan bersih
senilai Rp 6.000.000 sampai Rp 7.000.000. Bisnis IKM Batik juga
memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli produk
dalam jumlah yang banyak. Selain itu, IKM Batik memberikan
kemudahan kepada konsumen yang mengalami kekurangan dana untuk
mendapatkan produknya, yaitu dengan cara memberikan produknya
terlebih dahulu, selanjutnya pembayarannya diberikan secara berangsur,
namun itu berlaku dengan masyarakat terdekat saja.85
2. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi,
medistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar sasaran serta tujuan pada bisnis.
BUMDES IKM Batik dalam menjalankan usahanya menggunakan
setrategi dalam promosi yaitu: a) periklanan, diantaranya media sosial (
Whatsapp, Instagram, Facebook, Twitter, Telegram dan Shopee)
pamplet, spanduk dan lain sebagainnya, b) personal selling, merupakan
bentuk promosi secara personal atau secara lisan melalui percakapan
dengan calon pelanggan, c) publishing, dilakukan dengan para pemilik
bisnis guna untuk mendukung citra usaha dengan baik dan membina
hubungan dengan masyarakat, yaitu berupa bimbingan kepada beberapa
masyarakat setempat, d) direc marketing berkomunikasi langsung dengan
pelanggan dan costumer, guna untuk dapat menghasilkan transaksi dalam
penjualan yang baik.
Transaksi dalam penjualan maupun pendistribusian pendapatan
pada BUMDES IKM Batik ini pun terlihat sederhana, dimana pada
85
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April
2021.
55
pengelolaannya memiliki pembukuan maupun pencatatan pada aktifitas
usaha yang dilakukan.
Ekonomi Islam menjelaskan adanya kerelaan dalam jual beli tidak
dapat dilihat sebab kerelaan berhubungan dengan hati, kerelaan dapat
diketahui melalui tanda-tanda lahirnya, tanda yang jelas menunjukkan
kerelaan adalah ijab dan Kabul, sesuai hadis:
عه أتي سيسجزضي الل عى عه انىثي صم الل عـهي سهم قهم لا يفـتسقه اشىا ن
الاعه تساض
Artinya: “Dari Abi Hurairah. r.a. dari Nabi Saw. Bersabda: janganlah dua
orang yang jual beli berpisah, sebelum saling meridhai” (Riwayat Abu
Daud dan Tirmidzi).86
Dengan adanya proses tawar menawar yang dilakukan diantara
Penjual batik dengan pembeli, menjadikan adanya keputusan dalam
penentuan harga. Dengan harapan keridhaan kedua belah pihak, selain itu
dengan adanya kesepakatan dalam harga yang ditentukan bersama maka
dalam hal ini meminimalisir adanya salah satu pihak yang dirugikan.
3. Manajemen dan Keuangan
Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni
yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang
manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber daya
perusahaan/ usaha untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi
dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para
pemegang saham dan sustainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
IKM Batik adalah salah satu BUMDES Desa Lambur I, dalam
praktiknya pengelolaan usaha IKM Batik sudah sesuai dengan strukur
manajemen yang telah diterapkan. Hal ini terlihat dari pengelolaan,
pemproduksian yang dilakukan oleh pengurus dan para anggota BUMDES
IKM Batik.
86 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, Hlm. 55
56
Dari hasil wawancara para pengurus, BUMDES IKM Batik selalu
membukukan keuangan baik dalam bulanan maupun tahunan dari hasil
penjualan produk batik. Maka pendapatan usaha BUMDES IKM batik
dapat dilihat dari data yang telah dimiliki baik turun dan naiknnya hasil
yang telah didapatkan.
Ekonomi Islam membahas adanya sebuah perniagaan dengan
adanya sebuah pencatatan. Berdasarkan Firman Allah Swt. Surat Al-
Baqarah ayat 282.
ى اكتثـي يآيـا انر يه امىا اذا تـدا يـىتم تـد يـه انى اجـم م نيـكتـة تـيىكـم كـا •سـم
مـ تـة تانعـ لآ يؤ ب كـا تـة ان يكـتة كمـا عهـ الل هيـكتـة د ل
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. (QS. Al-Baqarah: 282)87
Menjelaskan bahwa dengan adanya jual beli diharapkan dapat
melakukan pencatatan. Hal tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi
adanya kelalaian dalam menjalankan usaha. Selain itu digunakan agar
pengrajin dalam menjalankan usaha dapat lebih memperinci kebutuhan
dalam pengeluaran pendapatan yang diterima yang digunakan untuk
memproduksi batik serta pengalokasian pendapatan dari adanya usaha
yang dijalankan.
Hasil penelitian mengenai literasi masyarakat dalam pengembangan
BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur yaitu:
Masyarakat Desa sejauh ini telah mendukung keberlangsung ekonomi
kreatif pada BUMDES yaitu bisnis IKM Batik. Hal tersebut terlihat dari
adanya kekompakan pada desa, yaitu saling tolong menolong satu sama lain
sehingga beberapa masyarakat mendapatkan peluang baru untuk bekerja.
Perkembangan ekonomi, dengan adanya bisnis kreatif di Desa Lambur I
sedikit banyak dapat dirasakan oleh masyarakat dan muda-mudi setempat.
87
Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,
(Diponegoro, 2011), Surah Al-Baqarah Juz 3 ayat 282
57
Hal tersebut dapat dilihat dari adanya penambahan tenaga kerja lokal dalam
mengikat produk dalam bisnis dan pemburuhan menjadikan peluang kerja
yang tentunya menambah jumlah pendapatan untuk masyarakat sekitar.
Adapun masyarakat juga ikut serta mempromosikan hasil usaha tersebut,
seperti pada acara-acara yang diadakan pemerintah setempat yaitu adanya
pameran berbagai kerajinan kreatif pada ulang tahun Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Namun sampai saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu yang dapat menampung
berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari kalangan masyarakat.
Dalam pemahamannya IKM Batik hanya memproduksi dan memasarkan
hasil karya batik itu sendiri. Sehingga sampai saat ini IKM Batik belum
banyak menerima hasil kerajinan-kerajinan kreatif dari masyarakat.
Hasil penelitian mengenai pendapatan BUMDES IKM Batik Desa
Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu:
Pembangunan ekonomi daerah pada masa yang akan datang harus
berbeda dari wujud perekonomian daerah sebelum terjadinya krisis. Wujud
perekonomian yang akan datang hendaknya dibangun lebih adil dan merata,
mencerminkan peningkatan pendapatan pada daerah dan pemberdayaan
seluruh rakyat, berdaya saing dengan basis efisiensi, serta menjamin
keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam dan linkungan hidup.
Kondisi ekonomi pada bisnis di desa Lambur I terlihat dengan adanya
pendapatan yang diterima dari hasil penjualan. Dalam hal ini kondisi ekonomi
pada pendapatan dari tahun ketahun semakin meningkat, bahkan semakin
berkembang. Dari adanya keberlangsungan ekonomi kreatif pada bisnis IKM
Batik Desa Lambur I maka di dapati adanya sebuah peran yang di hasilkan
yakni pendapatan. Pendapatan merupakan pendapatan yang diterima oleh
bisnis usaha IKM Batik.
Dari hasil riset didapati bahwa bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I
dapat meningkatkan pendapatan dilakukan setiap hari. Seperti pengakuan dari
58
salah satu pengurus pengrajin batik Ibu Ratna yang mengatakan bahwa hasil
dari desain batik merupakan pendapatan segalanya.
Hasil usaha BUMDES merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak
lainnya, serta penyusutan atas barang-barang investaris dalam satu tahun
buku, dan dinyatakan punya keuntungan.88
Tabel 4.7
Fluktuasi Pendapatan Bisnis kreatif Tahun 2018-2020
Nama bisnis Total Produksi (Kodi)
Fluktuatif 2018 – 2019 2019 – 2020
Kain Batik 48 50 Naik
Pakaian Batik 34 41 Naik
Kain Tengkuluk 12 15 Naik
Dompet 5 5 Tetap
Slempang Batik 11 12 Naik
Tas 5 5 Tetap
Lacak/Tanjak 3 3 Tetap
Syal Batik 1.5 2 Naik
Taplak Meja 5 5 Tetap
Teluk
Blango/Sarung 25 45 Naik
Hiasan Dinding 2 5 Naik
Sumber : Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.89
Berdasarkan tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa dalam 1 kodi ada 20
pcs produk. Sedangkan tingkat produksi akan mempengaruhi pendapatan
yang diperoleh, dalam bisnis IKM Batik memperoleh hasil pendapatan dari
tahun 2018 sampai tahun 2020 terus naik dari tahun sebelumnya. Adapun
pendapatan tetap namun hal tersebut tidak mengakibatkan turun dalam suatu
88
Dokumen BUMDES Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. 89
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April
2021.
59
hasil usaha. Kualitas yang menjadi komponen pembeda dari harga yang
ditentukan, maka penghasilan dari penjualan batik yang didapat pengrajin
berbeda-beda. Sehingga dapat kita lihat adanya pendapatan usaha yang
meningkat maka Desa Lambur I pun berkembang. Berikut terdapat hasil
pendapatan yang diperoleh90
peneliti yaitu:
1. Pendapatan Bisnis ekonomi kreatif pada Tahun 2018-2020
Tabel 4.8
Daftar Pendapatan Bisnis IKM Batik Tahun 2018-2020
Nama Bidang
Bisnis
Pendapatan
Tahun 2018
(Rp)
Pendapatan
Tahun 2019
(Rp)
Pendapatan
Tahun 2020
(Rp)
Pendapatan
dari usaha
lain
IKM Batik 75.550.000 82.900.000 90.590.000 1.500.000
Sumber : Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.
Dari tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa bisnis usaha IKM Batik
memiliki hasil pendapatan dari tahun 2018 samapai tahun 2020 didapati nilai
pendapatannya semakin tinggi dari tahun sebelumnya. Dilihat dari tabel
pendapatan dari lain, bisnis IKM Batik memiliki pendapatan dalam per tahun,
diantarannya pendapatan dari kerajinan-kerajinan yang ditampung dari
kalangan masyarakat setempat.
Tabel 4.9
Produk lain yang di tampung di BUMDES IKM Batik
Nama Produk Bahan Dasar Kisaran Harga (Rp)
Vas Bunga Ban Motor Bekas 40.000 – 75.000
Pot Bunga Botol Bekas 10.000 – 35.000
Asbak Tanah Liat dan
Tempurung kelapa
5.000 – 35.000
Bunga Plastik Plastik Minyak 25.000 – 50.000
Sumber : Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.91
90
Dokumen BUMDES IKM Batik Desa Lambur I. 91
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April
2021.
60
Dari data di atas terbukti bahwa terdapat beberapa masyarakat saja yang
menampung hasil kerajinan kreatifnya di IKM Batik. Meskipun ini adalah
peluang besar untuk meningkatkan hasil pemasaran kerajinan masyarakat.
2. Pendapatan Sementara
Pendapatan sementara merupakan pendapatan yang tidak dapat
diperkirakan, seperti adanya bantuan dana maupun hadiah/hibah. Pada
bisnis kreatif di Desa Lambur I berdasarkan hasil wawancara kepada para
responden menyebutkan bahwa pada tahun 2019 dan tahun 2020 bisnis
IKM Batik pernah mendapatkan Penghargaan berupa Piala dalam
perlombaan kerajinan tingkat Kabupaten, sehingga mendapatkan hadiah
dan tambahan dana dan perlengkapan alat-alat kerajinan dari Bupati
Tanjung Jabung Timur.
Gambar 4.10
Pembagian hasil usaha BUMDES IKM Batik
Pembagian pokok Jumlah
Penambahan modal usaha 25%
Bagi hasil kepada usaha kepada pemilik modal secara
proporsional 30%
Pendapatan asli Desa 25%
Bantuan sosial/CSR 5%
Bonsus/ tunjangan pengurus BUMDES 15%
Sumber : Data diolah dari BUMDES Desa Lambur I
Dari data di atas adalah jumlah pembagian hasil usah BUMDES, hal
tersebut masih berlaku hingga saat ini. Sehingga tidak ada perselisihan antara
pengurus IKM Batik dan pengurus BUMDES, selain itu disetiap (1) satu
tahun pengurus BUMDES memberikan LPJ keuangan (Laporan pertanggung
jawaban) terhadap hasil pendapatan usaha yang telah didapatkan dan
diberikan oleh BUMDES.
61
C. Pembahasan hasil penelitian
Pembahasan hasil penelitian yang peneliti temukan mengenai analisis
ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik
untuk meningkatkan pendapatan di Desa Lambur I yaitu:
1. Bagaimana Perkembangan BUMDES pada bisnis ekonomi kreatif IKM
Batik Desa Lambur I?
Kesejahteraan masyarakat Desa Lambur I tercermin pada sasaran
pengembangan ekonomi yang semula berorientasi pada pertumbuhan
yang berkelanjutan dari ekonomi skala besar kini menjadi perioritas
pengembangan kedepan. Hal ini sesuai dengan intruksi presiden no. 6
Tahun 2009 tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif.
Dukungan ini diharapkan untuk lebih berkembang kearah ekonomi
kreatif, sehingga akan berpengaruh secara nyata terhadap pemulihan
ekonomi Indonesia.
UNTAC dan UNDP dalam summary creative Ekonomics Report,
secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan
pertumbuhan ekonomi, dimana ekonomi kreatif dapat mendorong
penciptaan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.
Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakkan
dalam bisnis kreatif, yang memerlukan kreatifitas dalam intelektual, dan
selanjutnya dipadukan dalam sebuah wadah usaha untuk menjadikan
barang lebih komersil.
Hasil wawancara dengan Bapak Sutar selaku Kepala desa Lambur I
pada tanggal 09 April 2021 mengenai perkembangan bisnis IKM Batik
ekonomi kreatif pada desa, narasumber mengatakan bahwa:
“Alhamdulilah Desa Lambur I sekarang sudah banyak kemajuan,
mulai dari faktor ekonomi, teknologi, dan kekeluargaan antar
masyarakat pun semakin erat. Masyarakat sekarang lebih banyak
aktif, terutama pada muda-mudi Karang Taruna yang memiliki
banyak wawasan dalam memajukan desa ini, terutama dalam
pemanfaatan IKM Batik yang terus berkembang dengan berbagai
macam produk-produk yang dihasilkan. Tentunnya yang memiliki
62
ide, dan pengetahuan yang kreatif sehingga timbul dari minat bakat
untuk selalu berkarya”.92
Di sisi lain Ibu Ratna Sari selaku Sekretaris IKM Batik juga
berpendapat yang sama, seperti yang di kutip dari hasil wawancara pada
tanggal 10 April 2021 sebagai berikut:
“ya, Desa Lambur l sekarang banyak perkembangannya, mulai dari
warga masyarakat sendiri sekarang banyak atusias dalam
menjalankan bisnis. Saya lihat muda-mudi Karang Taruna Desa pun
semakin aktif, selain itu dari bisnis kreatif sendiri sudah terbukti
banyak penghargaan yang telah dicapai, buktinya seperti bisnis IKM
Batik Desa ini sudah alhamdulillah lumayan ya, dilihat dari hasil
pendapatan, pemasaranya, dan penilaian dari konsumennya. Jadi
IKM Batik ini memang terus harus dikembangkan”.93
Kutipan hasil wawancara di atas di dukung oleh pernyataan dari
informan atau narasumber lainnya yaitu Bapak Muslikun selaku Kaur
Pembangunan Desa Lambur I yang ikut berpatisipasi dalam
perkembangan Desa pada tanggal 09 April 2021 yang dikutip sebagai
berikut:
“betul, masyarakat sekarang sangat bersemangat untuk memajukan
Desa ini. Bisa kita lihat perkembangan Desa ini awal mulanya
penghasilan masyarakat hanya di pertanian saja, namun untuk
sekarang sudah banyak penghasilan yang dicapai dari berbagai
sumber salah satu IKM Batik. Tentu Desa sekarang jauh makin
berkembang.”94
Berdasarkan kutipan hasil wawancara dari ketiga informan penelitian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Desa Lambur I saat ini sudah
banyak perkembangan. Dari awal mulanya masyarakat hanya
berpenghasilan dari pertanian kini bertambah menjadi berbagai sumber
pendapatan, salah satunya adanya bisnis IKM Batik yang termasuk dalam
ekonomi kreatif. Bisnis IKM Batik di Desa Lambur I saat ini dapat
memberikan contoh terhadap masyarakat setempat, mulai dari segi
92 Wawancara Dengan Bapak Sutar, Selaku Kepala Desa Lambur I, Jum’at 09 April 2021. 93
Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Sabtu 10 April 2021. 94
Wawancara Dengan Bapak Muslikun, Selaku Kaur Pembangunan Desa Lambur I,
Jum’at 09 April 2021.
63
keterampilan, ide, pengetahuan, skil, maupun kreativitas lainnya,
sehingga masyarakat Desa banyak terinspirasi, menambah daya
pemikiran yang luas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
2. Bagaimana literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada
bisnis IKM Batik Desa Lambur I?
Literasi masyarakat adalah suatu pemahaman masyarakat di Desa
Lambur I dimana dengan adanya bisnis ekonomi kreatif ini masyarakat
ikut serta mendukung dan mengembangkannya dengan pengetahuan dan
skil masing-masing yang dimiliki.
Hasil wawancara dengan bapak Purwanto selaku Sekretaris Desa
Lambur I pada tanggal 09 April 2021 narasumber mengatakan bahwa:
Ya, untuk sementara bahwasannya ada beberapa kegiatan yang
menunjang adanya ekonomi kreatif yang ada di Desa Lambur I yang
salah satu diantarannya adalah berdirinnya tempat kerajinan batik.
Saat ini IKM Batik memang sudah nampak hasil jika dilihat dari
perkembangannya, namun harus tetap semangat dan harus tetap
memiliki ide-ide baru lagi untuk mendapatkan hasil karya yang baru.
Karena melihat kondisi saat ini sudah banyak kemajuan, salah
satunya itu teknologi, jadi saya sendiri sangat mendukung atas
pengembangan bisnis di desa ini”.95
Di sisi lain menurut saudara Jajang Kurniawan selaku Ketua Karang
Taruna juga berpendapat, hasil wawancara diperoleh pada tanggal 11
April 2021 sebagai berikut:
Bisnis IKM Batik Desa Lambur I sekarang sudah banyak
peningkatan di banding pada tahun sebelumnya, itu saya rasakan dari
tahun 2000 sampai sekarang. Saya sendiri sangat mendukung itu,
apalagi jika Desa menerapkan pelatihan-pelatihan rutin kembali,
pasti banyak warga masyarakat yang minat ikut serta pelatihan
tersebut. Karena dari hasil saat ini saja tidak cukup, kan kita juga
perlu adanya didikan-didikan kembali untuk generasi selanjutnya”.96
95
Wawancara Dengan Bapak Purwanto, Selaku Sekretaris Desa Lambur I, Jum’at 09
April 2021. 96
Wawancara Dengan Saudara Jajang Kurniawan, Selaku Ketua Karang Taruna Desa
Lambur I, Minggu 11 April 2021.
64
Kutipan hasil wawancara di atas di dukung oleh pernyataan dari
informan atau narasumber lainnya yaitu Saudara Ersan selaku Sekretaris
Muda-mudi Karang Taruna Desa Lambur I. Pada tanggal 11 April 2021
yang dikutip sebagai berikut:
“ya, bisnis IKM Batik di Desa ini semakin berkembang walaupun
tidak ada pelatihan-pelatihan yang rutin lagi dalam pengelolaan,
memang dapat kita lihat sekarang tidak hanya petani saja yang
memiliki hasil tapi dalam bisnis IKM Batik pun sekarang tidak kalah
hasilnnya terutama pada kerajinan-kerajinan yang sudah diproduksi,
saya sebagai muda-mudi warga masyarakat Desa ikut turut
mendukung adanya bisnis ini, karena semakin banyak perkembangan
di desa semakin bagus. Saya yakin jika sudah berkembang kerajinan
bisnis di desa ini pasti akan terus berlanjut dengan turun temurun ke
anak cucu nya nanti”.97
Adapun wawancara kepada Bapak Rujuk selaku warga masyarakat
Desa Lambur I, diperoleh pada tanggal 10 April 2021 sebagai berikut:
“ya, saya lihat IKM Batik itu bagus, mulai dari pengelolaan sampai
ke hasil sudah banyak perkembangan. Tapi alangkah bagusnya jika
IKM Batik juga menjual kerajinan-kerajinan lain, karena saya lihat
gedung IKM Batik itu luas ya, jadi bagus itu untuk dimanfaatkan”.98
Berdasarkan hasil wawancara dari tiga informan maka dapat
disimpulkan bahwa literasi masyarakat terhadap pengembangan bisnis
IKM Batik Desa Lambur I sangat didukung oleh warga masyarakat
setempat. Di sisi lain masyarakat pun ingin ikut serta mengembangkan
kegiatan bisnis kreatif tersebut. Tujuannya agar dapat menambah
pengalaman serta dapat menambah penghasilan.
Namun di Desa Lambur I saat ini tidak mengadakan pelatihan-
pelatihan kerajinan kreatif secara rutin kembali. Padahal disitu salah satu
peluang baru untuk meningkatkan perkembangan masyarakat Desa
Lambur I. Dari pelatihan-pelatihan tersebut masyarakat bisa
mendapatkan ide, pengetahuan, dan dapat menumbuhkan skil atau bakat
97
Wawancara Dengan Saudara Ersan, Selaku Sekretaris Karang Taruna Desa Lambur I,
Minggu 11 April 2021. 98
Wawancara Dengan Bapak Rujuk, Selaku warga masyarakat Desa Lambur I, Sabtu 10
April 2021.
65
yang dimliki, jadi perlu adanya kegiatan pelatihan-pelatihan kembali
dalam desa, agar masyarakat bisa lebih aktif.
Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang
fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu IKM Batik yang dapat
menampung berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari
kalangan masyarakat. Dalam pemahamannya IKM Batik hanya
memproduksi dan memasarkan hasil karya batik itu sendiri.
3. Bagaimana ekonomi kreatif dapat meningkatan pendapatan pada bisnis
IKM Batik di Desa Lambur I?
Keberlangsungan ekonomi kreatif menghasilkan sebuah nilai yaitu
adanya pendapatan yang diterima oleh para pemilik bisnis kreatif di Desa
Lambur I. Selain itu, dengan melihat kondisi masyarakat saat ini, Desa
Lambur I adalah desa yang sejahtera, dapat dilihat dari perekonomian
masyarakat yang di rasakan melalui peningkatan pendapatan yang telah
dicapai.
Hasil wawancara dengan Bapak Dedy Arifin selaku Ketua bisnis
IKM Batik Desa Lambur I, pada tanggal 10 April 2021 narasumber
mengatakan bahwa:
“tentu, dari bisnis IKM Batik yang kreatif ini kita bisa menerapkan
skil, pengalaman yang kita punya, kita dapat membuat apa yang kita
inginkan, lalu kita juga dapat mempraktikan dengan hati yang tulus
dan ikhlas untuk mencapai suatu keberhasilan. Tentu dalam menjalin
suatu usaha banyak mengalami rintangan, tapi harus tetap yakin, dan
terus tekuni, maka nanti akan terlihat hasilnya. Seperti IKM Batik ini
sekarang alhamdulilah hasilnya terus meningkat. Apalagi jika kita
bekerja dengan baik, pasti banyak pelanggan yang datang kembali,
ya walaupun memang kita tidak mendapatkan pelatihan yang rutin
tetapi kita tetap bekerja keras untuk tetap menghasilkan produk yang
baik”.99
Disisi lain menurut Saudari Ibu Maryati selaku pengurus bisnis IKM
Batik juga berpendapat, hasil wawancara diperoleh pada tanggal 10 April
2021 sebagai berikut:
99
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik Desa Lambur I,
Sabtu 10 April 2021.
66
“ya, sampai saat ini bisnis IKM Batik alhamdulilah mengalami
peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun. Dapat saya rasakan
karena saya sendiri sebagai pengurus sekaligus yang membuat dari
kerajinan-kerajinan disini. Tentu saya lalui dengan niat, do’a dan
bekerja keras dengan sungguh-sungguh, apapun yang kita dapat kita
syukuri. Saya membuat kerajinan batik ini dengan pola, lurik, desain
sekreatif mungkin, karena saya tidak ingin mengecewakan
pelanggan, itu prinsip saya sendiri. Karena dari situ saya gigih bisa
bertanggung jawab atas apa yang sudah saya kerjakan”.100
Adapun wawancara kepada Saudari Ibu Sukmaya selaku pengurus
bisnis IKM Batik di Desa Lambur I, diperoleh pada tanggal 10 April 2021
sebagai berikut:
“betul, bisnis IKM Batik mengalami peningkatan pendapatan,
awalnya bisnis IKM Batik ini memang berpendapatan rendah,
namun jika dibandingkan dari tahun ke tahun itu sangat cepat
peningkatannya. Dapat kita ketahui ternyata kekreatifitasan juga
mempengaruhi dari pendapatan. Jadi, setelah kita coba dan kita buat
desain pola yang berbeda ternyata alhamdulillah sampai sekarang
pendapatan IKM Batik terus naik sehingga gaji pun ikut naik”.101
Diungkapkan juga oleh pengurus bisnis IKM Batik Saudara Yondi
Prasdiantoro bahwasannya:
“ya, kan dengan adanya kreatifitas kita bisa mengubah suatu bahan
yang biasa menjadi bernilai. Seperti bisnis IKM Batik ini, berawal
dari bahan mentah, namun bisa mengubahnya menjadi bentuk
produk yang memiliki nialai kreatifitas yang di inginkan.
Alhamdulillah hasilnya dapat meningkatkan pendapatan, tentunya
banyak pembeli, bahkan sampai bertambah terus pelanggan yang
datang. Biasanya kita menaruk harga itu sesuai dengan kualitas hasil
yang di buat, bisa di lihat dari model polannya dan dari bentuk kreasi
desain tampilannya. Karena kita ketahui pelanggan itu adalah raja,
jadi setiap orang itu berbeda macam permintaannya dan kita pun
harus bisa memberikan yang terbaik untuk pelanggan itu”.102
100 Wawancara Dengan Ibu Maryati, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I, Sabtu
10 April 2021. 101
Wawancara Dengan Ibu Sukmaya, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I, Sabtu
10 April 2021. 102
Wawancara Dengan Saudara Yondi Prasdiantoro, Selaku Pengurus IKM Batik Desa
Lambur I, Sabtu 10 April 2021.
67
Menjalankan sebuah bisnis dalam ekonomi kreatif merupakan
sebuah usaha yang dilakukan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yaitu
dengan tercapainya sebuah hasil atau pendapatan.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Judul Skripi: Analisis Ekonomi Kreatif Dalam Pengembangan BUMDES
Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
2. Rumusan masalah: a) Bagaimana perkembangan BUMDES pada bisnis
IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. b) Bagaimana
literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada bisnis IKM
Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. c) Bagaimana
pendapatan bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak
Timur.
3. Kesimpulan: Bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I yaitu, ekonomi
kreatif yang berada di Desa Lambur I sudah baik terlihat dari hasil
penelitian diketahui BUMDES pada bisnis IKM Batik termasuk dalam
ekonomi kreatif dengan penghasilan yang semakin naik dari tahun 2018
sampai tahun 2020, adapun pendapatan kerajinan tetap namun hal tersebut
tidak mengakibatkan turun dalam suatu hasil usaha. Sehingga dapat kita
lihat adanya pendapatan usaha yang meningkat maka Desa Lambur I pun
berkembang. Literasi masyarakat Desa Lambur I sangat didukung oleh
warga masyarakat setempat tentunya pada Desa Lambur I sendiri. Disisi
lain masyarakat pun ingin ikut serta membantu dalam kegiatan bisnis
kreatif tersebut, tujuannya agar dapat menambah pengalaman serta dapat
menambah penghasilan. Seperti mengadakan pelatihan yang rutin di Desa
Lambur I, baik pada masyarakat maupun pengrajin-pengrajin batik yang
ada di Desa. Namun hal tersebut belum diadakan oleh pemerintah,
sehingga masyarakat belum banyak membantu, untuk saat ini masyarakat
hanya membantu dalam pemasarannya saja. Pendapatan BUMDES pada
bisnis IKM Batik di Desa Lambur I mengalami peningkatan pendapatan
dari tahun ke tahun tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan yang rutin.
Peningkatan pendapatan pada bisnis IKM Batik sudah terbukti yaitu
mendapatkan penghargaan dan juga pernah memenangkan lomba desain
batik terkreatif dari beberapa daerah. Seperti penghargaan pada acara
ajang pameran ulang tahun Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk
terkhusus batik kreatif, dan bisnis IKM Batik meraih penghargaan
tersebut. Sehingga saat ini BUMDES dapat mensejahterakan
perekonomian masyarakat Desa.
B. Implikasi
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik bagi pihak penulis
maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan secara akademik. Secara
lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
a. Teoritis
1. Untuk menambah wawasan teori bagi Mahasiswa Ekonomi Syariah.
2. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan
penelitian serupa dimasa mendatang.
b. Praktis
1. Sebagai bahan masukan bagi instansi dalam hal ini pengembangan
BUMDES pada IKM Batik Desa Lambur I.
2. Menjadi bahan masukan bagi masyarakat desa pada bisnis ekonomi
kreatif yang ada dan dapat meningkatkan pendapatan.
C. Saran
Sebagai akhir dari uraian, kiranya penulis memberikan beberapa saran
sebagai sumber pemikiran sebagai berikut:
1. Untuk para bisnis ekonomi kreatif diharapkan dapat memproduksi dengan
bentuk-bentuk lain, dengan kreasi-kreasi selain yang sudah ada, tentunya
dengan nuansa yang lebih modern. Sehingga produksi yang dihasilkan
dapat lebih menambah harga jual, yang tentunya akan menambah
peningkatan pendapatan.
2. Untuk pemerintah Desa Lambur I, harapannya mampu memanfaatkan
peluang sebagai pusat bisnis ekonomi kreatif yang lebih maksimal dan
lebih berkembang, dengan melakukan pelatihan yang berkelanjutan dan
dapat membimbing, membina serta mengarahkan untuk generasi
selanjutnya suatu bisnis kreatif baru pada masyarakat, koperasi maupun
BMT atau lembaga finansial lainnya guna membantu masyarakat lain yang
mengalami kekurangan dana.
3. Dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah khususnya usaha IKM
Batik hendaknya Pemerintah Desa Lambur I khususnya Dinas yang terkait
perlu melakukan pembenahan pada beberapa hal, misalnya pengembangan
mutu SDM dari pengusaha-pengusaha pengrajin Batik di Desa Lambur I
melalui pelatihan terpadu baik pelatihan internal dari instansi terkait
maupun mendatangkan pakar dari luar atau lingkungan akademis.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,
(Bandung: 2011), Surah An-Naba Juz 78 ayat 11
Undang-Undang Desa, Pasal 132 ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT
No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran BUMDES.
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008).
Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif , (Jakarta: Universitas Bina Nusantara,
2012).
Afni Regita Cayani Muis, M.A, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika
perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2019).
Aisyah Nurul Fitriana dkk, Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu ( Studi
tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu). Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 No.2
Arina Romarina, Economic Resilience Industri Kreatif Guna menghadapi
Globalisasi dalam rangka ketahanan Nasional, (Jurnal: Ilmu Sosial, Vol.
15, No. 1, Febuari 2016).
Artiningsih dkk, Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di
Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif, Riptek,
Vol.4, No.11, Tahun 2011
Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008).
Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017).
Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan Industri Kreatif dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat, (Jurnal: Industri kreatif, Vol.1
No.2 ,2018).
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).
Fila Fitriani, Peran Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Kriya
Kayu Ditinjau Dari Persektif Etika Bisnis Islam, Studi Kasus Di Desa
Wonosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, (skripsi:
IAIN Metro, 2020).
Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM guna meningkatkan pendapatan
karyawan pada usaha Toko Roti Futry Maros di Maros Sulawesi Selatan,
(Jurnal: ekonomi, Vol.2 No1, 2011).
Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis
islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016).
Heny Febria Sari, Pemberdayaan Usaha Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan
Pendapatan Ekonomi Keluarga Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi
Pada Usaha Kecil Dodol Lele Di Desa Adiwarno Batanghari Lampung
Timur, (Skripsi: IAIN Metro, 2017).
Helda Ibrahim, Analisis keberlanjutan usaha pengrajin ekonomi kreatif kerajinan
sutera di provinsi Sulawesi Selatan, (Jurnal: Teknologi Industri Pertanian,
2013).
Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2013).
Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: CV
Alfabeta, 2015).
Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007)
Mari Elka Pangestu, Studi Industri Kreatif Indonesia, (Dapartemen Perdagangan
RI, 2008).
M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2015).
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2018).
Muhammad Paradigma, Metodologi dan Aplikas: Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008).
Murni Retiwiranti, Analisis peran ekonomi kreatif pada masyarakat dalam
meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui budidaya tanaman
biofarmaka dalam perspektif ekonomi islam, (skripsi: Universitas islam
negeri raden intan lampung, 2018).
Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan Eklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2006).
Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat
di desa Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu,
(Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).
Nham Ngahang, Ekonomi Kreatif- Pemanfaatan Ekonomi Digital Dioptimalkan,
dalam www.enews1st.blogspot.com, diunduh pada 14 April 2021.
Novita Sari, Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kerajinan Tradisional
Jambi, (Jurnal: Ekonomi Kreatif, 2013).
Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang, studi kasus
pada pasar Yosomulyo Pelangi, (Lampung: Universitas Muhammadiyah Metro, Vol.2 No.1,
2017).
Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, ( Jakarta: FEUI 2008).
Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Jurnal:
Ekonomi Kreatif, 2016).
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013).
Sugiono, Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, R&D Dan Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2017).
Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013).
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Ekonomi Mikro
dan Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).
Sukirno, Metode Peningkatan Pendapatan, (Jakarta: Selemba Empat, 2006).
Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan
peluang, (Bandung: Selemba Empat, 2012).
Umi Rohmah, Analisis peran ekonomi kreatif dalam peningkatan pendapatan
pengrajin, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).
Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009).
Voni Darmita Efendi, Makna ekonomi kreatif bagi pelaku ekonomi pada destinasi
wisata pantai di Kota Padang, (Skripsi: Sekolah tinggi keguruan dan ilmu
pendidikan Kota Padang, 2019).
Wirata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka
Baru Pers, 2015).
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Dokumen profil Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
Dokumen IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.
Dokumen Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik Desa Lambur
I, Sabtu 10 April 2021.
Wawancara Dengan Bapak Muslikun, Selaku Kaur Pembangunan Desa Lambur I,
Jum’at 09 April 2021.
Wawancara Dengan Bapak Purwanto, Selaku Sekretaris Desa Lambur I, Jum’at
09 April 2021.
Wawancara Dengan Bapak Sutar, Selaku Kepala Desa Lambur I, Sabtu 10 April
2021.
Wawancara Dengan Ibu Maryati, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I,
Sabtu 10 April 2021.
Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Sabtu 10 April
2021.
Wawancara Dengan Ibu Sukmaya, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I,
Sabtu 10 April 2021.
Wawancara Dengan Saudara Ersan, Selaku Sekretaris Karang Taruna Desa
Lambur I, Minggu 11 April 2021.
Wawancara Dengan Saudara Jajang Kurniawan, Selaku Ketua Karang Taruna
Desa Lambur I, Minggu 11 April 2021.
Wawancara Dengan Saudara Yondi Prasdiantoro, Selaku Pengurus IKM Batik
Desa Lambur I, Sabtu 10 April 2021.
LAMPIRAN
A. RANCANGAN DAFTAR WAWANCARA DAN OBSERVASI
1. Bagaimana sejarah Desa Lambur I?
2. Visi dan misi Desa Lambur I?
3. Bagaimana sejarah BUMDES di Desa lambur 1?
4. Apa saja yang diproduksi bisnis IKM Batik ekonomi kreatif di Desa
Lambur 1?
5. Sejak kapan bisnis IKM Batik tersebut berkembang?
6. Siapa saja yang terlibat dalam bisnis IKM Batik tersebut?
7. Berapa pengurus/pekerja dalam bisnis IKM Batik tersebut?
8. Apa faktor pendorong BUMDES pada bisnis IKM Batik tersebut?
9. Apa tujuan BUMDES pada bisnis IKM Batik tersebut?
10. Bagaimana sistem pengembangan BUMDES dalam bisnis IKM Batik
tersebut?
11. Apa risiko yang sering dihadapi dalam proses produksi?
12. apa program usaha untuk kedepan pada bisnis IKM Batik tersebut?
13. Bagaimana sistem kerjanya, jika mendapatkan pesanan dari konsumen
yang relatif banyak?
14. Berapa gaji dari setiap Pengrus IKM Batik ?
15. Apakah bisnis tersebut dapat membantu dan meningkatkan pendapatan?
16. Berapa harga satuan dari setiap produknya?
17. Berapa pendapatan yang diterima setiap bulannya pada bisnis tersebut?
18. Berapa pendapatan yang diterima setiap tahunnya pada bisnis tersebut?
B. WAWANCARA
NO NAMA JABATAN HASIL WAWANCARA
1 Bapak Sutar Kepala Desa
Lambur I
Sangat mendukung terhadap
perkembangan Desa Lambur I
diantarannya:
a. Mendukung kegiatan-kegiatan
dalam desa, yang diajukan oleh
masyarakat.
b. Ikut serta berpartisipasi secara
langsung.
2 Bapak
Purwanto
Sekretaris
Desa Lambur I
Tetap setia mendukung dalam proses
pengembangan desa kedepan. Lebih
menekankan pada perkembangan
teknologi yang mengikuti zaman.
3 Bapak
Muslikun
Kaur
Pembangunan
Desa Lambur I
Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur
I sangat didukung, untuk menciptakan
peluang usaha yang baru, dan dapat
menumbuhkan daya skil yang dimiliki
oleh masyarakat.
4 Jajang
Kurniawan
Ketua Karang
Taruna Desa
Lambur I
Pemanfaatan ekonomi kreatif untuk
kegiatan bisnis dalam sehari-hari
sebenarnya tidaklah mudah, namun
perlu adanya pelatihan/pembelajaran,
jadi perlu adanya didikan. Sehingga
masyarakat dapat antusias
mengembangkannya dengan cepat.
5 Bapak Dedy
Arifin
Ketua
Pengelola
Bisnis IKM
Batik Desa
Lambur I
Lebih terfokus dengan usaha yang
ditekuni, dan berusaha menghasilkan
barang-barang yang di inginkan dengan
motif yang beraneka ragam dan selalu
mengutamakan dalam bertanggung
jawab.
6 Yondi
Prasdiantoro
Pengurus
Bisnis IKM
Batik Desa
Meningkatkan barang pesanan untuk
kebutuhan masyarakat dengan kualitas
yang terjamin dan memanfaatkan suatu
Lambur I barang yang dapat diolah kembali
menjadi barang yang bernilai.
7 Ibu Ratna Pengurus
Bisnis IKM
Batik Desa
Lambur I
Mengutamakan pesanan terhadap
pelanggan, dan berusaha menghasilkan
barang pesanan yang berkualitas dari
daya tarik, pola, bentuk, ukiran maupun
model.
8 Ibu Sukmaya Pengurus
Bisnis IKM
Batik Desa
Lambur I
Memanfaatkan peluang yang ada,
mengutamakan pelanggan dalam
pemesanan dan mempraktikan skil yang
dimiliki.
9 Ersan Sekretaris
Karang Taruna
Desa Lambur I
Mendukung perkembanga desa. Lebih
mengutamakan masyarakat muda-mudi
desa untuk lebih aktif dalam suatu
kegiatan.
10 Ibu Maryati Pengurus IKM
Batik
Menciptakan hasil yang beraneka
ragam, dengan mempertahankan
keindahan produk yang diolah, dengan
pola dan bentuk yang berbeda-beda.
11. Bapak Rujuk Warga
Masyarakat
Desa Lambur I
Pengelolaan IKM Batik sampai ke hasil
sudah banyak perkembangan.
C. DOKUMENTASI PENELITIAN DI LAPANGAN
Gambar 1 : Foto bersama Bapak Kepala Desa Lambur I Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Gambar 2 : Foto tempat lokasi bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamaan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Gambar 3 : Foto Proses pembuatan kerajinan IKM Batik Desa Lambur I
Kecamaan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Gambar 4 : Foto Proses pengeringan kain Batik Desa Lambur I Kecamaan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Gambar 5 : Foto Hasil kain Batik Desa Lambur I Kecamaan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Parjiyem
Nim : 501171712
Tempat, Tanggal Lahir : Lambur 1, 10-02-1997
Alamat : Jln. Radja Yamin, Lorong
Gotong Royong No.21,
RT.26, Kel. Selamet, Kec.
Telanaipura, Kota Jambi
No HP : 0822-7878-5475
E-Mail : [email protected]
Nama Ayah : Kasio
Nama Ibu : Tusilah
B. Latar Belakang Pendidikan
1. 2005 – 2010 : SD N 102/X Tanjung Jabung Timur
2. 2011 – 2013 : SMP N 29 Tanjung Jabung Timur
3. 2014 – 2016 : SMK N 6 Tanjung Jabung Timur
C. Pengalaman Organisasi
1. 2019 s/d 2021 : Bendahara Umum Kapema Tanjab Timur (Kesatuan
Pembaharu Mahasiswa Tanjung Jabung Timur)
2. 2020 s/d 2021 : Wakil Bendahara Umum Kohati HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam)
Moto Hidup: “Bercita-cita dan berusaha mewujudkannya adalah ciri-ciri
orangsukses”