analisis evaluasi kinerja portofolio
DESCRIPTION
Manajemen InvestasiTRANSCRIPT
-
TUGAS MANAJEMEN INVESTASI
Analisis Evaluasi Kinerja Portofolio
Oleh :
Lintang Nahdya Putri 118694202
Dya Putri Afrilia Irianti 118694204
Afrida Tri Kustanti 118694207
Kartika Fachru Annisa 118694213
Kelas S1 Akuntansi 2011 AA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
-
A. Kerangka Pikir Untuk Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dengan dua isu utama, yaitu: (1)
mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan
return yang melebihi (di atas) return portofolio lainnya yang dijadikan patok duga
(benchmark), dan (2) mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai
dengan tingkat risiko yang harus ditanggung.
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu
kita perhatikan, yaitu:
1. Tingkat risiko
Dalam mengevaluasi kinerja portofolio kita juga harus memperhatikan apakah
tingkat return portofolio yang diperoleh sudah cukup memadai untuk menutup
risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain, evaluasi kinerja portofolio harus
didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted.
2. Periode waktu
Pada saat mengevaluasi kinerja suatu portofolio kita juga perlu memperhatikan
faktor periode waktu yang digunakan.
3. Penggunaan patok duga (brenchmark) yang sesuai
Proses evaluasi kinerja investasi juga harus melibatkan perbandingan kinerja
portofolio dengan suatu alternatif portofolio lain yang relevan. Portofolio yang
terpilih sebagai patok duga (brenchmark) tersebut harus bisa secara akurat
mencerminkan tujuan yang diinginkan oleh investor.
4. Tujuan investasi
Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu memperhatikan tujuan yang
ditetapkan oleh investor atau manajer investasi. Tujuan investasi yang berbeda
akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya.
B. Mengukur Tingkat Return Portofolio
Metode penghitungan tingkat return portofolio yang sederhana mengandung
kelemahan, karena hanya sesuai untuk menghitung tingkat return portofolio yang
bersifat statis, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun
masuk dari investor. Dalam kenyataannya, selama periode investasi, investor bisa
saja melakukan penambahan atau penarikan dana dari portofolio yang telah
dibentuknya. Metode perhitungan return untuk kasus seperti ini adalah time-
weighted rate of return dan dollar-weighted rate of return.
Besarnya tingkat return yang ditawarkan oleh protofolio yang dimiliki
investor bisa diukur dengan metode time-weighted rate of return (TWR). Return
yang benar-benar diterima oleh investor disebut sebagai dollar weighted rate of
return (DWR). Berbeda dengan TWR, besarnya DWR ini ditentukan oleh besarnya
arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau
penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan return
portofolio tersebut.
-
Persamaannya adalah bahwa kedua metode tersebut sama-sama bisa
digunakan untuk menghitung return portofolio, dan sama-sama merupakan metode
perhitungan yang valid.
Metode DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini
akan bisa menjawab pertanyaan berapakah besar return yang akan diterima
investor?. Sedangkan metode TWR, lebih cocok digunakan oleh manajer investasi,
karena bisa menjawab pertanyaan berapa besarkah return yang ditawarkan
portofolio?.
Rumus TWR :
TWR = (1,0 + S1)(1,0 + S2) .............. (1,0 + Sn) 1,0
Dimana, S melambangkan return yang diperoleh dalam setiap subperiode
perhitungan.
Sebagai contoh, misalnya suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3
subperiode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut
sebesar 5%; 8%; dan 10%. Dari data tersebut maka kita bisa menghitung return
portofolio :
TWR = (1,0 + 0,05)(1,0 + 0,08)(1,0 + 0,1) 1,0
= (1,05)(1,08)(1,1) 1,0
= 0,247 atau 24,7%
Metode perhitungan yang lainnya, yaitu DWR dengan rumus :
Nilai awal portofolio
1+ =1 = +
1+ =1 +
1+
Dimana :
Dt = penambahan dana pada saat t
Wt = penarikan dana pada saat t
n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan
m = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan
r = tingkat bungan yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas
(masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio, sekaligus merupakan
tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.
C. RISK ADJUSTED PERFORMANCE
Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan,
tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio
tersebut. Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor
risiko :
Indeks Sharpe
Indeks Treynor
-
Indeks Jensen
1. Indeks Sharpe
Indeks Sharpe Disebut juga reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan
perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga,
yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya.
Persamaan Indeks Sharpe:
Dalam hal ini :
= indeks Sharpe portofolio
= rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
= rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
= standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan
Sebgai ilustrasi penggunaan indeks sharpe, berikut akan digunakan contoh kinerja empat
jenis portofolio (A, B, C, dan D) selama periode 1995-1999. Data engenai returndan risiko
keempat portofolio adalah sebagai berikut
PS
PR
FR
TR
TR
PP
FRRS
Tabel. Return dan risiko empat jenis portofolio selama 2002-2006
Portofolio Rata-rata return (%)
Standar deviasi
(%)
Beta
A Bi C D Pasar RF
10 12.3 12.5
15 13
8
15 9.50
13.75 11.50
12
0,50 1,50 0.75 0,60
Tabel 19.2 Kinerja keempat portofolio berdasarkan indeks Sharpe
Portofolio Indeks Sharpe
D B C A
Pasar
0,61 0,47 0,33 0,13 0,42
-
Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai
indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya
sebesar 0,42. Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir
sama yaitu 12,3% dan 12,5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu
9,50 % dan 13,75%. Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko
dibanding portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B,
ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.
Kinerja keempat portofolio tersebut dapat digambarkan dengan cara melihat posisi
relatif portofolio terhadap garis pasar modal seperti terlihat pada gambar berikut:
2. Indeks Treynor
Indeks Treynor diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan
risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta. Beta adalah risiko pasar atau risiko sistematis
Rumus Indeks Treynor :
Tpi = Rpi Rf
pi
Keterangan
Spi : Indeks sharpe portofolio i
Rpi : Rata- rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf : Rata rata atas bunga investasi bebas risiko
pi : Beta portofolio
-
Rpi Rf : Premi risiko potofolio i
Menghitung kemiringan slope garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan
risiko Pasar. Semakin besar nilai slope semakin baik portofolio atau semakin besar rasio
premi risiko portofolio terhadap beta ; Kinerja portofolio semakin baik
Indeks Treynor Relevan bagi investor yang :
1. Memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dana pada berbagai reksa dana
mutual funds
2. Melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio
3. INDEKS JENSEN
Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat
return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika
portofolio tersebut berada pada garis pasar modal.
Persamaan Indeks Jensen :
Dalam hal ini :
= indeks Jensen portofolio
= rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
= rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
= beta portofolio p
Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa
banyak portofolio mengalahkan pasar. Indeks yang bernilai positif berarti
portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas
garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio
mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat resiko sistimatisnya.
-
Kinerja keempat portofolio menurut indeks Jensen