analisis faktor-faktor yang memengaruhi … · definisi operasional variabel 19 hasil dan...

62
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI MUZAKI KOTA BOGOR DALAM MENYALURKAN ZAKAT PENGHASILAN HANIFAH AZIZAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: dinhkhue

Post on 24-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI

MUZAKI KOTA BOGOR DALAM MENYALURKAN

ZAKAT PENGHASILAN

HANIFAH AZIZAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor

yang Memengaruhi Preferensi Muzaki Kota Bogor dalam Menyalurkan Zakat

Penghasilan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

Hanifah Azizah

H54120047

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

ABSTRAK

HANIFAH AZIZAH. Analisis Faktor-faktor yang memengaruhi Preferensi

Muzaki Kota Bogor dalam Menyalurkan Zakat Penghasilan. Dibimbing oleh

RANTI WILIASIH.

Zakat merupakan salah satu instrumen redistribusi pendapatan. Salah satu

zakat kontemporer yang memiliki potensi untuk dikembangkan di masyarakat

adalah zakat penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-

faktor yang memengaruhi preferensi muzaki di Kota Bogor dalam menyalurkan

zakat penghasilan. Survei dilakukan kepada muzaki di Kota Bogor yang rutin

menyalurkan zakat penghasilan melalui Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) formal

maupun meyalurkan langsung kepada mustahik. Analisis deskriptif digunakan

untuk mengetahui karakteristik, persepsi, dan perilaku muzaki terhadap zakat

penghasilan, sedangkan metode regresi logistik digunakan untuk menganalisis

faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat

penghasilan. Hasil analisis menggunakan metode regresi logistik menunjukkan

bahwa variabel pengetahuan zakat, kepercayaan terhadap lembaga, lama

pendidikan, institusi tempat bekerja, pendapatan, aksesibilitas, dan usia

berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat

penghasilan.

Kata Kunci : kepercayaan, muzaki, preferensi, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ),

zakat penghasilan

ABSTRACT

HANIFAH AZIZAH. Analysis of Factors Affecting Muzaki Preferences in the

City of Bogor in Distributing Zakat on Income. Supervised by RANTI WILIASIH.

Zakat is one of the instruments of income redistribution. One type of

contemporary zakat that has potential charity to be developt in society is zakat on

income. This study aimed to analyze factors that affect the muzakki preferences in

the City of Bogor in distributing zakat on income. This survey was conducted to

muzaki in the City of Bogor who regularly distribute zakat on income through

Zakat Management Organization (OPZ) and who distribute directly to mustahiq.

Descriptive analysis is used to determine the characteristics, perceptions, and

behavior towards muzakki of zakat on income, while the logistic regression

method is used to analyze the factors that influence muzakki preferences in

distributing zakat. The results of the analysis using logistic regression showed that

knowledge of zakat, trust to the institutions, length of education, work place

institution, income, accessability, and age significantly influence the muzakki

preferences in distributing zakat on income.

Keywords: trust, preference, Zakat Management Organization (OPZ), zakat on

income.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI

MUZAKI KOTA BOGOR DALAM MENYALURKAN

ZAKAT PENGHASILAN

HANIFAH AZIZAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR
Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Analisis Faktor-faktor Yang Memengaruhi Preferensi Muzakki Kota

Bogor dalam Menyalurkan Zakat Penghasilan. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada departemen Ilmu Ekonomi,

Institut Pertanian Bogor. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad Salallahi ‘Alaihi Wasalam karena berkat jasa beliau kita dapat

merasakan nikmat Islam sampai hari ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang

tua dan keluarga penulis, yaitu Papa Edy Hartulistiyoso, Mama Mira Suprayatmi,

M.Si., Kakak Harumi Aini, Adik Halimah Azzahrah atas segala doa dan

dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Ranti Wiliasih, S.P, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan arahan, waktu, saran, dan bimbingan dengan

sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Firdaus, S.P, M. Si. selaku dosen penguji

utama dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, Lc. M.A. selaku dosen penguji

dari komisi pendidikan atas kritik dan saran yang telah diberikan untuk

perbaikan skripsi ini.

3. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

dan Manajemen Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmu

dan bantuan kepada penulis.

4. Bapak Ibu responden yang telah bersedia di wawancara dan mengisi

kuesioner.

5. Teman-teman sebimbinganan Ichria Nurul Arda, Kartika Andiani,

Naufal Rahardi, Aldilla Viddy, Ahmad Muhaimin, Arno Nugroho, dan

Syarifah Nurul Aini yang telah berbagi ilmu, pendapat, semangat,

motivasi, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini

6. Sahabat dan teman - teman penulis Ninis, Ici, Imi, Tamara, Hida, Ivan,

Bena, Anggi, Widya, Amin, Ditta, Ica, Darman, Mei, Syaffa, Ola, Muti,

Zacky, Gita, Farah yang membantu memberikan ide, motivasi, dan

saran.

7. Teman-teman BEM FEM SIMFONI 2013-2014, Seluruh keluarga Ilmu

ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah 48, 49 dan 50 terimakasih

atas doa dan dukungannya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi

ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu

Bogor, Juni 2016

Hanifah Azizah

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Zakat dan Kelembagaan 6

Zakat Penghasilan atau Profesi 7

Preferensi 11

Religiusitas 12

Kepercayaan 12

Penelitian terdahulu 13

Kerangka Pemikiran 14

Hipotesis Penelitian 15

METODE PENELITIAN 17

Lokasi dan Waktu Penelitian 17

Jenis Penelitian 17

Jenis dan Sumber Data 17

Metode Pengumpulan Data 17

Metode Pengolahan dan Analisis Data 18

Model Penelitian 19

Definisi Operasional Variabel 19

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

Karakteristik Responden Muzaki 21

Perilaku Berzakat 26

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Muzaki dalam

Menyalurkan Zakat Penghasilan 33

SIMPULAN DAN SARAN 37

Simpulan 37

Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 50

DAFTAR TABEL

1 Potensi zakat nasional 2 2 Definisi operasional variabel 19 3 Demografi responden 22

4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 23 5 Karakteristik responden muzaki berdasarkan usia 23 6 Karakteristik responden muzaki berdasarkan lama pendidikan 24 7 Karakteristik responden muzaki berdasarkan jenis pekerjaan 24 8 Karakteristik responden muzaki berdasarkan pendapatan 25 9 Perilaku berzakat berdasarkan preferensi tempat penyaluran 26 10 Perilaku responden berdasarkan periode penyaluran zakat 27 11 Persepsi muzaki terhadap zakat penghasilan profesi 31 12 Religiusitas muzaki 31 13 Persepsi kepercayaan terhadap lembaga 32 14 Dugaan parameter regresi logistik berdasarkan Classification Table 33

15 Faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam menyalurkan

zakat penghasilan 34

DAFTAR GAMBAR

1 Gini rasio dan pendapatan per kapita Indonesia tahun 2007 - 2014 1

2 Gini rasio dan PDRB per kapita Kota Bogor tahun 2008 - 2013 4

3 Kerangka Pemikiran 16

4 Sebaran preferensi berzakat muzaki 21

5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 22

6 Alasan muzaki memilih OPZ 27

7 Sasaran zakat muzaki distribusi langsung 29

8 Sumber informasi zakat 30

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Statistik Uji Regresi Logistik 42

2 Kuesioner Penelitian 44

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR
Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pembangunan di

Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti oleh meningkatnya

kesenjangan, termasuk di Indonesia. Tingkat pendapatan per kapita di Indonesia

dalam kurun waktu 7 tahun meningkat dari Rp 8.59 juta pada tahun 2007 menjadi

Rp 11.13 juta pada tahun 2013, sedangkan kesenjangan pendapatan yang diukur

dengan nilai gini rasio masih relatif besar dan cenderung meningkat dari 0.35

menjadi 0.41 pada tahun 2007-2014 (BPS 2014). Peningkatan nilai gini rasio

menunjukkan adanya kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dengan

kelompok miskin. Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa jumlah

penduduk Indonesia yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah

Garis Kemiskinan mencapai 28.28 juta orang atau sekitar 11.36% dari total

penduduk. Hal tersebut menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia relatif

masih cukup besar.

Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)

Gambar 1 Gini rasio dan pendapatan per kapita Indonesia tahun 2007 – 2014

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia

dengan jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 207 juta jiwa (BPS 2010).

Islam memiliki solusi untuk mengatasi kesenjangan pendapatan dan ketimpangan

sosial melalui zakat. Dalam perekonomian, zakat dijadikan sebagai sarana

redistribusi pendapatan dalam bentuk transfer ekonomi dari kalangan yang

memiliki kelebihan harta kepada kalangan yang membutuhkan. Beik (2010)

menyatakan bahwa dengan adanya zakat kesejahteraan masyarakat golongan

ekonomi rendah dapat ditingkatkan, di sisi lain kesenjangan pendapatan juga dapat

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

2

berkurang. Dengan kata lain zakat dapat menciptakan lapangan kerja serta

membantu mengentaskan kemiskinan, dan pengangguran.

Salah satu jenis zakat, yang memiliki peran dan potensi yang cukup besar

untuk mengatasi masalah kesenjangan adalah zakat profesi. Zakat profesi atau yang

lebih dikenal dengan zakat penghasilan merupakan salah satu jenis zakat

kontemporer yang tergolong dalam zakat maal rumah tangga. Qardhawi (2011)

menyatakan bahwa penghasilan yang didapat dari profesi adalah penghasilan atau

pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik keahlian yang dilakukan

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Keahlian yang dilakukan sendiri

misalnya seorang dokter, arsitek, ahli hukum, pengajar, dan lain sebagainya. Untuk

keahlian yang dilakukan secara bersama-sama misalnya pegawai, baik pemerintah

maupun swasta dengan menggunakan sistem upah atau gaji. Zakat telah

diperintahkan kepada umat Islam sejak periode Rasulullah SAW sampai sekarang

sebagaimana firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman,

keluarkanlah/nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-

baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu.“ (Al-

Quran Surat Al-Baqarah 2: 267).

Riset Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Institut Pertaninan Bogor (FEM IPB) mengungkapkan bahwa total

potensi zakat nasional adalah Rp 217 triliun. Namun, dana zakat yang terhimpun

pada tahun 2014 baru mencapai Rp 3.2 triliun atau 1.5 persen dari potensi zakat

nasional (Kementrian Agama 2015). Data tersebut menunjukkan bahwa potensi

dana zakat yang tinggi masih belum dapat terealisasi. Zakat penghasilan dari

masyarakat memiliki peran yang cukup besar dalam potensi dana zakat

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1. Potensi zakat penghasilan rumah tangga

berada pada urutan kedua setelah zakat industri swasta yaitu sebesar Rp 82.7 triliun

dan menyumbang 1.30 persen terhadap PDB.

Tabel 1 Potensi zakat nasional

Sumber: Firdaus, et al (2012)

Kewajiban untuk mengeluarkan zakat pendapatan (penghasilan) bagi

seorang Muslim telah diatur oleh Negara. Dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, BAB VI Pasal 4

dijelaskan adanya beberapa objek yang merupakan bagian dari zakat maal yang

wajib ditunaikan. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pendapatan dan jasa

wajib dikeluarkan zakatnya. Menurut Undang-Undang tersebut, pengelolaan

lembaga zakat di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yang dibentuk oleh pemerintah dan bertugas mengelola zakat secara

Keterangan Potensi zakat

(triliun rupiah)

Presentase

terhadap PDB (%)

Potensi Zakat Rumah Tangga 82.7 1.30

Potensi Zakat Industri Swasta 114.89 1.80

Potensi Zakat BUMN 2.4 0.04

Potensi Zakat Tabungan 17 0.27

Potensi Zakat Nasional 217 3.40

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

3

nasional, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dengan

tujuan untuk mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan dana zakat.

BAZNAS dan LAZ yang merupakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

memiliki peranan untuk dapat mengoptimalkan dana zakat melalui pendayagunaan

zakat sebagai sumber ekonomi produktif, sehingga diharapkan dapat membantu

mengatasi kemiskinan dan mendorong perkembangan masyarakat. Pengelolaan

zakat yang baik oleh lembaga berpotensi untuk menjadikan zakat sebagai instrumen

ekonomi yang dapat mengentaskan kemiskinan, pembukaan lapangan kerja,

peningkatan pendapatan, dan mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat

(Muhammad 2009). Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan

jumlah penerimaan zakat di lembaga melalui penggalian dana zakat secara optimal

dari Muslim wajib zakat (Haffidudin 2002). Jika lembaga amil zakat yang ada pada

suatu negara bekerja dengan optimal maka hal ini dapat mengatasi masalah

kemiskinan sebagaimana terjadi pada awal masa keislaman (Ahmed 2014). Dana

zakat tidak hanya diharapkan terkumpul secara optimal dari masyarakat, namun

juga terdistribusi secara adil di antara penerima zakat sehingga manfaatnya menjadi

lebih besar dan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Wibisono (2012) menyatakan bahwa potensi zakat yang belum sepenuhnya

tergali secara optimal sebagai upaya dalam mengatasi masalah kemiskinan

disebabkan oleh perilaku Muslim wajib zakat di Indonesia yang masih bersifat

karikatif, yakni berorientasi jangka pendek dan interpersonal, masih rendahnya

kesadaran membayar zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat. Agar dana zakat

yang terkumpul dapat meningkat dan peran pendayagunaan zakat untuk

mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan sosial dapat berjalan optimal, maka

diperlukan sinergi antara kesadaran individu, regulasi dalam penarikan zakat, dan

kinerja organisasi amil.

Berdasarkan uraian di atas, zakat penghasilan dari masyarakat memiliki

kontribusi dalam perekonomian, namun potensi zakat yang besar belum mampu

terealisasi. Dengan demikian untuk meningkatkan penerimaan zakat dari

masyarakat Muslim wajib zakat dalam penghimpunan zakat penghasilan perlu

dianalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam menyalurkan

zakat penghasilan. Preferensi dalam penelitian ini mengacu kepada pilihan

penyaluran zakat muzaki, yaitu melalui Organisasi Pengelola Zakat atau langsung

kepada mustahik.

Perumusan Masalah

Kota Bogor merupakan wilayah dengan penduduk Muslim mencapai 92

persen dari total penduduk (BPS 2014) dan memiliki tingkat perekonomian yang

cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) per kapita yang terus mengalami peningkatan (BPS 2014). Tingkat

perekonomian kota Bogor ditinjau dari Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) per kapita pada kurun waktu 6 tahun (2008-2013) terus mengalami

kenaikan yaitu dari Rp 11.63 juta per tahun menjadi Rp 24.12 juta per tahun dalam

kurun waktu 6 tahun (2008-2013) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

4

Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)

Gambar 2 Gini rasio dan PDRB per kapita Kota Bogor tahun 2008 – 2013

Peningkatan pendapatan di Kota Bogor ternyata diiringi dengan peningkatan

tingkat kesenjangan pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh angka gini rasio di Kota

Bogor yang semakin meningkat, yaitu dari 0.36 pada tahun 2008 menjadi 0.45 pada

tahun 2013 (Gambar 2). Data statistik juga menunjukkan bahwa pada tahun 2013

jumlah penduduk miskin Kota Bogor masih mencapai 83.3 ribu orang atau sebesar

8.19 persen (BPS 2015).

Penduduk Kota Bogor yang mayoritas beragama Islam dan pendapatan per

kapita yang terus meningkat menunjukkan bahwa Kota Bogor memiliki potensi

penerimaan dana zakat yang cukup besar. Potensi zakat yang besar tersebut

memiliki kontribusi untuk mengrurangi masalah kesenjangan dan kemiskinan

apabila dihimpun dan dikelola secara optimal. Potensi zakat Kota Bogor tahun 2015

mencapai Rp 462.40 Miliar dan diketahui potensi zakat penghasilan sebesar Rp

66.66 Miliar. Dari jumlah tersebut baru Rp 5.9 Miliar zakat maal yang tercatat

disalurkan melalui BAZ Kota Bogor (Santika et al. 2016). Realiasi penerimaan

zakat yang relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan potensi yang ada

mengindikasikan masih ada dana zakat yang belum terhimpun dan terdistribusi

dengan baik dari Muslim wajib zakat di Kota Bogor. Oleh karena itu, peran

kerjasama antara Organisasi Pengelola Zakat dan muzaki dalam upaya

mengoptimalkan penerimaan zakat di Kota Bogor sangat penting.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, dalam upaya mengatasi

kesenjangan pendapatan perlu adanya optimalisasi penerimaan zakat dari

masyarakat Muslim wajib zakat. Untuk itu, penelitian ini melihat preferensi muzaki

Kota Bogor dalam menyalurkan zakat penghasilan. Adapun pertanyaan-pertanyaan

yang akan dianalisis:

1. Bagaimana karakteristik muzaki Kota Bogor dalam menyalurkan zakat

penghasilan?

2. Bagaimana persepsi dan perilaku muzaki Kota Bogor terhadap penyaluran

zakat penghasilan?

3. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi preferensi muzaki Kota Bogor

dalam menyalurkan zakat penghasilan?

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

tujuan penelitian ini, antara lain:

1. Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik muzaki dalam menyalurkan

zakat penghasilan.

2. Mengetahui dan mengidetifikasi perilaku muzaki dalam menyalurkan zakat

penghasilan profesi.

3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam

memilih tempat penyaluran zakat penghasilan.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

peneliti maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan. Adapun manfaat dari

penelitian ini, antara lain:

1. Bagi masyarakat Muslim, dapat memberikan gambaran dan pengetahuan

tentang zakat penghasilan, serta tersedianya informasi yang baik tentang faktor-

faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat

penghasilan.

2. Bagi Badan dan Lembaga Amil Zakat, dapat dijadikan pertimbangan dalam

menentukan strategi distribusi dan sosialisasi dalam meningkatkan penerimaan

zakat penghasilan profesi.

3. Bagi pemerintah, agar penelitian ini bisa menjadi pertimbangan dalam

pembuatan regulasi terkait zakat dan meningkatkan perannya dalam edukasi

zakat di Indonesia.

4. Bagi akademisi, dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin

meneliti lebih lanjut terkait zakat.

5. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk meneliti dan

mengaplikasikan teori-teori ekonomi syariah yang telah didapatkan sepanjang

masa perkuliahan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, perilaku, dan

menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki Kota Bogor dalam

menyalurkan zakat penghasilan. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor. Populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat Muslim Kota Bogor yang tergolong wajib

zakat, yaitu beragama Islam, memiliki pekerjaan tetap, penghasilan di atas nishab,

dan telah menyalurkan zakat penghasilan profesi baik melalui BAZ, LAZ, UPZ,

atau menyalurkan zakat langsung kepada mustahik.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

6

TINJAUAN PUSTAKA

Zakat dan Kelembagaan

Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu unsur pokok

bagi tegaknya agama Islam. Hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap

Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebagaimana firman Allah

SWT: “Dan tiada diperintahkan mereka kecuali beribadah kepada Allah dengan

ikhlas dan taat terhadap agama yang lurus, mendirikan shalat dan menunaikan

zakat. Itulah agama yang lurus” (QS Al-Bayyinah 98:5).

Zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa yang artinya berkah, bertambah

dan berkembang. Ditinjau dari segi istilah zakat adalah bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diserahkan kepada

yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu. Zakat merupakan hak fakir

dan miskin dalam kekayaan orang kaya. Hak itu ditetapkan oleh pemilik kekayaan

sebenarnya yaitu Allah SWT. Harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi

berkah, tumbuh, berkembang, dan bertambah, suci, dan baik. Sebagaimana firman

Allah SWT: “ Dan apa-apa yang engkau berikan dalam bentuk zakat dengan niat

karena Allah SWT, maka sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Melipatgandakan”

(QS Qr-Ruum 30:39)

“Ambillah zakat dari harta mereka, dengan demikian engkau membersihkan dan

mensucikan jiwa dan harta mereka” (QS At-Taubah 9:103)

Seorang Muslim yang enggan membayar zakat, padahal memiliki

kemampuan untuk membayarnya maka tergolong sebagai orang yang berbuat dosa.

Sebagaimana ancaman bagi seorang yang menentang adanya zakat, Allah SWT.

berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari

orang-orang alim yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta

orang dengan jalan yang bathil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari

jalan Allah dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa

mereka akan mendapat) siksa yang pedih (QS At-Taubah 9: 34).

Keberadaan zakat di tengah masyarakat dapat menjadi instrumen sosial yang

efektif untuk menanggulangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Secara

konseptual, ajaran zakat memiliki dua dimensi integratif yakni dimensi vertikal

sebagai bentuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT dan dimensi

horizontal yakni bentuk kewajiban sosial kepada sesama manusia (Ridlo 2007).

Zakat merupakan kewajiban yang tegas dan mutlak, karena dalam zakat terkandung

hikmah dan manfaat yang sangat besar dan mulia, baik bagi pemberi zakat

(muzaki), penerima zakat (mustahik), harta benda yang dikeluarkan zakatnya,

maupun bagi masyarakat. Adapun hikmah, urgensi, dan manfaaat zakat, yaitu

(Hafidhuddin 2007):

1. Zakat sebagai wujud iman kepada Allah SWT, syukur terhadap nikmat-Nya,

menumbuhkan akhlak mulia, menghilangkan sifat egois, kikir dan rakus,

menumbuhkan ketenangan hidup, mengembangkan dan menyucikan harta,

menumbuhkan keberkahan harta, serta pintu rezeki akan selalu dibuka oleh

Allah SWT.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

7

2. Zakat merupakan hak bagi mustahik yang berfungsi untuk menolong, membantu,

dan membina mereka ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.

Keberadaan zakat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan mustahik, terutama

kaum fakir miskin dan menghilangkan atau memperkecil penyebab kemiskinan.

3. Zakat sebagai penghubung antara kelompok yang berkecukupan hidupnya

dengan para pejuang di jalan Allah yang waktunya sepenuhnya digunakan untuk

berjuang di jalan Allah dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menafkahi

diri maupun keluarganya.

4. Zakat sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasarana

umat Islam, yaitu sarana pendidikan, kesehatan, sosial-ekonomi, dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

5. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat hanya

diterima dari harta yang halal.

6. Zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan, dengan

pengelolaan zakat yang baik dimungkinkan untuk membangun pertumbuhan

ekonomi dan pemerataan pendapatan. Keberadaan zakat menjadi penyebab harta

akan selalu beredar dan mencegah terjadinya pemusatan harta pada satu tangan

saja, serta mendorong manusia untuk melakukan investasi.

Syarat Harta Zakat

Pihak yang wajib membayar zakat adalah semua Muslim yang sudah terkena

ketentuan membayar zakat. Berdasarkan Qardhawi (2011) syarat-syarat kekayaan

yang wajib zakat antara lain: Pertama, harta tersebut harus didapatkan dengan cara

yang baik dan halal. Harta yang haram baik secara subtansi benda maupun cara

mendapatkannya, tidak dapat dikenakan kewajiban zakat, karena Allah SWT tidak

akan memerimanya. Kedua, Harta tersebut terus berkembang atau berpotensi untuk

dikembangkan seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, pembelian saham atau

ditabungkan baik dilakukan sendiri maupun orang lain. Ketiga, harta tersebut milik

penuh yaitu kekayaan itu di bawah kontrol dan kekuasaan pemiliknya. Artinya,

kekayaan tersebut harus berada di tangannya, tidak tersangkut di dalamnya hak orang

lain, dapat digunakan, dan manfaatnya dapat dinikmati. Keempat, Harta tersebut

mencapai nishab (batas kena zakat) dan ketentuan haul. Syarat kewajiban zakat

setelah terpenuhi kebutuhan pokok atau dengan kata lain, zakat dikeluarkan setelah

terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri atas kebutuhan rutin.

Zakat Penghasilan atau Profesi

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,

kejujuran dan sebagainya) tertentu. Ridlo (2007) menyatakan bahwa zakat penghasilan

atau profesi adalah zakat yang dikenakan kepada penghasilan para pekerja karena

profesinya apabila penghasilannya telah mencapai nishab. Dalam bahasan ini ada

beberapa istilah fikih yang berkaitan dengan pengertian penghasilan, antara lain al

kasab (usaha), ujrah (upah), rawatib (gaji), al a’thoya (jatah ransum), dan mihan

hurrah (profesi). Semua istilah tersebut memiliki kaitan yang erat satu dengan lainnya

dan sebagiannya merupakan istilah yang dipergunakan dalam riwayat-riwayat untuk

menjelaskan adanya zakat atas penghasilan.

Qardhawi (2011) menyatakan bahwa penghasilan yang didapat dari profesi

adalah penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

8

keahlian yang dilakukan sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Keahlian yang

dilakukan sendiri misalnya seorang dokter, arsitek, ahli hukum, pengajar, dan lain

sebagainya. Untuk keahlian yang dilakukan secara bersama-sama misalnya pegawai,

baik pemerintah maupun swasta dengan menggunakan sistem upah atau gaji. Sebagian

besar ulama kontemporer berpendapat bahwa wajib hukumnya mengeluarkan zakat

dari penghasilan profesi. Hal tersebut berdasarkan dalil-dalil yang umum dan beberapa

riwayat dari para sahabat Rasul serta praktik para pemimpin Islam, salah satunya

Umar Bin Abdul Aziz. Di antara dalil-dalil yang menjadi rujukan landasan kewajiban

membayar zakat atas penghasilan profesi adalah firman Allah SWT dan Hadist

Rasulullah SAW:

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang

miskin yang tidak mendapat bagian (QS. Adz-Dzariyat: 19)

“Wahai orang-orang yang beriman, infakanlah (zakatkanlah) sebagian dari hasil

usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi

untukmu” (QS. Al-Baqarah: 267)

“Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menguji mereka dengan

kekeringan dan kelaparan” (HR. Thabrani)

Berbagai pendapat para ulama menyatakan adanya zakat penghasilan profesi

meskipun menggunakan istilah yang berbeda. Melalui pendekatan ijmali (global),

harta obyek zakat bisa dikembangkan dengan menggunakan metode qiyas (analogi).

Pada praktek pengelolaan zakat saat ini, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan.

Pendekatan pertama, dianalogikan dengan zakat perdagangan atau zakat emas perak.

Haulnya 1 tahun. Artinya, mengeluarkannya setahun sekali. Nishabnya 85 gram emas

dan kadarnya 2.5 persen. Pendekatan kedua, dianalogikan dengan zakat pertanian.

Nishabnya senilai harga 653 kg gabah atau 524 kg beras, dengan kadar 5 persen. Tidak

ada haul, artinya setiap kali menerima penghasilan segera dikeluarkan zakatnya.

Misalnya sebulan sekali. Pendekatan ketiga, dianalogikan dengan dua hal sekaligus

(disebut qiyas syabah) yaitu, untuk nishab dianalogikan dengan zakat pertanian

(senilai 524 kg beras) dan tanpa haul. Kadarnya dianalogikan dengan zakat emas perak,

yaitu 2.5 persen. Kewajiban zakat penghasilan atau profesi sudah dinyatakan dalam

UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 4 ayat 2 poin h (pendapatan dan jasa

tergolong zakat maal). BAZNAS sebagai lembaga zakat pemerintah tertinggi telah

memutuskan untuk menggunakan qiyas syabah yaitu zakat pertanian (524 kg beras)

sebagai dasar standar nisab dan 2.5% sebagai tingkat zakat yang harus dibayar oleh

pembayar zakat.

Fatwa tentang zakat penghasilan

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah memutuskan fatwa mengenai

zakat penghasilan dalam Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 3 Tahun

2003 tentang zakat penghasilan dengan isi sebagai berikut:

1. Ketentuan Umum

Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap

pendapatan seperti gaji, honorarium, upah dan lain-lain yang diperoleh

dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai, atau karyawan,

maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya.

2. Hukum

Semua bentuk penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat

telah mencapai nishab dalam satu tahun yaitu senilai 85 gram emas.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

9

3. Waktu pengeluaran Zakat

Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah cukup

nishab. Jika tidak mencapai nishab, maka penghasilan dikumpulkan selama

satu tahun kemudian zakat dikeluarkan jika penghasilan bersihnya sudah

cukup nishab.

4. Kadar Zakat

Kadar zakat penghasilan adalah 2.5%

Muzaki (pemberi zakat)

Muzaki adalah orang Muslim atau pihak yang mempunyai harta atau

pemasukan yang telah mencapai nishabnya, sehingga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan zakat. Besarnya zakat yang dikeluarkan adalah 2.5 persen dari

pemasukan atau hasil pertanian. Ridlo (2007) menyebutkan mengenai syarat orang

yang wajib berzakat, yaitu:

1. Muslim, artinya orang non Muslim tidak wajib berzakat. Zakat wajib

bagi orang Islam karena merupakan salah satu rukun Islam

2. Merdeka, artinya hamba sahaya (budak) tidak diwajibkan berzakat.

3. Baligh dan berakal, menurut Ulama Madzhab Hanafi, anak kecil dan

orang gila tidak wajib berzakat karena mereka belum memiliki

kewajiban untuk beribadah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah

SAW, “Tidak dikenakan pembebanan hukum atas tiga orang, yaitu

anak-anak sampai ia dewasa, orang tidur sampai ia bangun, dan orang

gila sampai ia waras” (HR. Al-Hakim)

Mustahik (penerima zakat)

Menurut Hafidhuddin (2007), mustahik adalah orang atau pihak yang

berhak menerima dana zakat. Ada delapan golongan mustahik, yaitu: fakir, miskin,

amil, muallaf, hamba sahaya, gharim, fisabilillah, dan Ibnu sabil. Golongan-

golongan yang berhak menerima zakat telah Allah terangkan di dalam Alquran, hal

ini tercantum dalam firman Allah SWT, yang artinya:

”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang

miskin, pengurus pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk

mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan

Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah [9]: 60)

Berdasarkan ayat tersebut, zakat harus disalurkan kepada para mustahik

yang uraiannya sebagai berikut (Hafidhuddin 2002):

1. Fakir dan miskin, yaitu orang yang tidak mempunyai penghasilan sama

sekali, atau memiliki penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan pokok dirinya dan keluarga.

2. Amil, yaitu orang yang bekerja untuk kepentingan zakat yang berkaitan

dengan mengurus zakat, mencatat dan menadminitrasikan, menagih zakat,

melakukan sosialisasi, dan mendistribusikan zakat.

3. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan masih dianggap lemah

imannya, sehingga perlu diberikan zakat agar bertambah kesungguhannya

dalam Islam. Pada saat sekarang, dana zakat untuk mualaf dapat diberikan

untuk lembaga dakwah atau pun untuk training keislaman.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

10

4. Untuk memerdekakan budak, yaitu untuk memerdekakan budak belian dan

menghilangkan segala bentuk perbudakan.

5. Gharimin, yaitu orang yang berutang dan sama sekali tidak melunasi

utangnya. Utang yang dimaksud adalah utang untuk kebaikan dan

kemaslahatan diri dan keluarganya, ataupun utang untuk kemaslahatan

orang lain.

6. Fi sabilillah. Pada zaman Rasulullah SAW golongan yang termasuk fi

sabilillah adalah para sukarelawan perang yang tidak mempunyai gaji tetap.

Saat ini, sebagian ulama membolehkan memberi zakat tersebut untuk

membangun masjid, lembaga pendidikan, perpustakaan, pelatihan da’i,

menerbitkan buku, majalah, brosur, ataupun membangun mass media.

7. Ibnu Sabil, yaitu orang yang dalam perjalanan dan terputus bekalnya dalam

perjalanan. Saat ini, pemberian dana untuk ibnu sabil bisa juga diserahkan

kepada musafir yang mengadakan perjaalanan yang dianjurkan agama,

seperti silaturahmi, study tour pada objek yang bermanfaat, atau untuk

beasiswa kepada orang yang terputus pendidikannya karena ketiadaan dana.

Konsep Amil

Amil (pengurus zakat) adalah salah satu golongan yang berhak menerima

zakat. Menurut Imam al-Qurthubi, amil adalah orang-orang yang ditugaskan untuk

mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatat zakat yang diambilnya dari

muzaki untuk diberikan kepada yang berhak menerima zakat (Hafidhuddin 2007).

Dalam upaya optimalisasi sistem zakat sebagai salah satu proses redistribusi income,

posisi amil dalam golongan delapan asnaf memiliki peran yang cukup tinggi.

Artinya, bahwa sistem zakat akan banyak memiliki ketergantungan terhadap

profesionalisme dari amil (Mufraini 2006). Menurut Qardhawi (2011) kewajiban

zakat ini tidak diserahkan saja kepada kesediaan manusia tetapi harus dipikul

tanggung jawab memungut dan mendistribusikannya oleh pemerintah melalui amil.

Penyaluran zakat menunjukkan bahwa dalam ekonomi zakat yang terpenting

bukanlah seberapa banyak dana zakat dapat dihimpun, namun seberapa jauh dana

zakat tersebut dapat memberi kemanfaatan untuk memberdayakan ekonomi,

membebaskan masyarakat dari pengangguran serta untuk pemerataan distribusi

pendapatan. Agar zakat yang terkumpul dapat memberikan kemanfaatan dan

didistribusikan tepat sasaran, maka diperlukan peran amil zakat.

Organisasi Pengelola Zakat

Kehadiran lembaga zakat yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan

dana zakat dan mendistribusikan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

merupakan salah satu bentuk bukti kepedulian Islam terhadap kaum tidak berpunya

(Hidayat 2010). Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat, Organisasi Pengelola Zakat terdiri dari 2 macam, yaitu Badan Amil Zakat

(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ dan LAZ memiliki misi yang sama,

yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

a. Badan Amil Zakat (BAZ)

Badan Amil Zakat adalah Organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh

pemerintah. BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan

tugas pengelolaan zakat secara nasional dengan tugas merencanakan,

melaksanakan, mengendalikan pengumpulan, pendistribusian dan

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

11

pendayagunaan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Unit Pengumpul

zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang dibentuk BAZNAS untuk

membantu mengumpulkan zakat.

b. Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya

dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di

bidang dakwah, pendidikan, sosial, dan kemashlahatan umat Islam.

Lembaga Amil Zakat bertugas untuk membantu BAZNAS dalam

pelaksanaan, pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat..

Menurut Soemitra (2010) pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat

dilakukan dalam dua pola, yaitu pola konsumtif dan pola produktif. Program

penyaluran hasil pengumpulan zakat secara konsumtif bisa dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan dasar ekonomi para mustahik melalui pemberian langsung,

maupun melalui lembaga-lembaga yang mengelola fakir miskin, panti asuhan,

maupun tempat ibadah yang mendistribusikan zakat kepada masyarakat. Sedangkan

program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara produktif dapat dilakukan

melalui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam bentuk

beasiswa, dan pelayanan kesehatan gratis bagi mustahik

Menurut Hafidhuddin (2002) pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola

zakat apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa

keuntungan, antara lain:

1. Menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat

2. Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan

langsung untuk menerima zakat dari para muzaki.

3. Mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam

penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada disuatu tempat.

4. Menunjukkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang islami.

Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzaki kepada mustahik,

walau demikian secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi disamping akan

terabaikannya hal-hal diatas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama mengenai

kesejahteraan umat, akan sulit diwujudkan.

Preferensi

Preferensi adalah kecenderungan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai

konsumen. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih.

Seorang konsumen memiliki sikap berbeda-beda dalam memandang atribut yang

dianggap relevan penting, dan akan memberikan perhatian terbesar pada atribut

yang memberikan manfaat-manfaat yang dicarinya. Preferensi konsumen

merupakan wujud dari perilaku yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal

(Kotler 2009).

Teori preferensi dalam perspektif Islam perlu dikaji di mana seseorang

konsumen dalam menggunakan kekayaan atau berbelanja harus berhati-hati.

Apabila kekayaan atau harta yang dimiliki tidak diatur pemanfaatanya maka

kesejahteraan tidak dapat tercapai. Cara penggunaan harus diarahkan pada

preferensi (pilihan) yang mengandung maslahah (kebermanfaatan) untuk mencapai

falah (kesejahteraan). Penggunaan kekayaan atau harta dapat memberikan manfaat

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

12

untuk kesejahteraan. Termasuk juga bagi muzaki yang menetapkan preferensi

menyalurkan zakat dapat memberikan manfaat untuk kesejahterahan mustahik

(Asyaria 2015). BAZ dan LAZ sebagai organisasi yang mengelola zakat memiliki

peran dalam menghimpun dana zakat dari Muzaki. Dalam hal ini muzaki

dianalogikan sebagai konsumen yang memiliki preferensi untuk memilih sasaran

penyaluran zakat. Pada penelitian ini pengambilan data tentang preferensi

responden dimaksudkan untuk melihat kecenderungan atau pilihan muzaki dalam

membayar zakat.

Religiusitas

Secara umum religiusitas dapat dinyatakan sebagai bentuk penghayatan dan

pengalaman individu terhadap ajaran agama atau kepercayaan yang dianutnya.

Menurut Brotheridge dan Lee (2010) religiusitas merupakan pusat kekuatan yang

membentuk kebiasaan manusia. Karena berkaitan dengan kebiasaan sosial

seseorang, religiusitas juga merupakan salah satu bentuk penentu nilai masyarakat,

mengingat agama mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu berbuat baik

dalam setiap sisi kehidupan. Pemeluk suatu agama sejati memiliki emosi yang lebih

stabil daripada orang yang menyimpang dari agama (Ventis 1995). Religiusitas

dibagi menjadi dua, yakni religiusitas intrinsik dan ekstrinsik. Religiusitas intrinsik

berkenaan dengan pengalaman keagamaan seseorang dalam mempengaruhi

kehidupannya, sedangkan religiusitas ekstrinsik berkenaan dengan penerapan

aturan agama dalam mencapai tujuan-tujuan hidupnya, seperti melaksanakan

ibadah-ibadah dalam agamanya (Salmanpour dan Issazadegan 2012). Religiusitas

juga dapat mempengaruhi perilaku dan pemahaman seorang Muslim untuk

membayar zakat. Menurut Muda et al. (2006) kepatuhan untuk memenuhi

kewajiban berzakat merefleksikan keimanan yang ada dalam dirinya karena upaya

dalam memenuhi seruan perintah agama sangat ditentukan oleh keyakinan

seseorang terhadap ajaran agamanya.

Kepercayaan

Menurut Kotler (2009) kepercayaan adalah kesediaan untuk bergabung pada

mitra bisnis. Kepercayaan tergantung pada sejumlah faktor antar pribadi dan antar

organisasi, seperti kredibilitas, kompetensi, integritas, kejujuran, dan kebaikan hati

dari perusahaan. Lendar dan Andi (2006) menyatakan kepercayaan antar partisipan

dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Reputasi suatu lembaga dalam

suatu kegiatan akan sangat menentukan dan mempunyai dampak terhadap

kepercayaan masyarakat. Pilar utama manajemen pengelolaan dan pemberdayaan

zakat menurut Inoed (2005) terbagi menjadi tiga pilar yaitu amanah, profesional,

transparan. Murtala et al. (2011) menyatakan kepercayaan pembayar zakat sangat

penting untuk organisasi zakat karena ketiadaan akan mengurangi efektivitas

kelembagaan zakat. Berbeda dengan bentuk sumbangan sukarela, zakat adalah

kewajiban agama dipandu oleh ketentuan syariah. Zakat hanya dapat

didistribusikan kepada golongan penerima zakat yang terkandung dalam Al-Quran.

Namun, di Indonesia pembayar zakat memiliki pilihan untuk preferensi mereka

terhadap penyaluran melalui lembaga zakat atau secara langsung kepada mustahik.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

13

Penelitian terdahulu

Penelitian terkait zakat yang pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa

pihak. Pada penelitian ini ada beberapa hasil peneltian tersebut digunakan sebagai

rujukan dalam pengembangan materi. Wahid et al. (2005) menggunakan analisis

regresi logistik multivariat untuk menguji tiga belas faktor-faktor demografi yang

mungkin memengaruhi atau tidaknya perilaku untuk menunaikan zakat pendapatan

di Malaysia. Survey dilakukan pada individu Muslim dalam setiap negara bagian di

Malaysia menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat lima faktor yang signifikan memengaruhi

pembayaran zakat, yaitu usia, status perkawinan, tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, dan mekanisme pembayaran zakat melalui pemotongan gaji langsung.

Penelitian Idris, et al. (2003) yang berjudul The Role of Intrinsic

Motivational Factors on Compliance Behavior of Zakat on Employment Income.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti peran dari faktor motivasi terhadap perilaku

kepatuhan para wajib zakat di Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa kualitas pelayanan yang dirasakan, tingkat pengetahuan zakat berpengaruh

signifikan positif terhadap perilaku pembayar zakat sementara tingkat religiusitas

memiliki hubungan negatif signifikan terhadap perilaku pembayaran zakat.

Hubungan tak terduga antara tingkat religiusitas dan kepatuhan diprediksi terkait

dengan perbedaan pendapat para wajib zakat terkait legalitas masuknya pendapatan

kerja sebagai bagian dari kekayaan yang dikenakan zakat.

Muda et al. (2006) tentang Factors Influencing Individul Participation In

Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Metode yang digunakan adalah

analisis faktor. Hasil kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat beberapa faktor

yang memotivasi muzaki atas kontribusi zakat, yaitu faktor althurism, agama,

kepuasan diri, dan organisasi. Menurut hasil penelitian faktor organisasi memiliki

peran penting terhadap motivasi muzaki dalam berzakat karena sebagian responden

menyatakan bahwa mereka membayar zakat karena mereka puas pada layanan yang

ditawarkan oleh organisasi yang bertanggung jawab dalam pengumpulan zakat.

Penelitian yang dilakukan Suprayogi (2011) tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keinginan dan Preferensi Pengusaha Mikro untuk Berzakat.

Metode yang digunakan adalah metode logit dan multinomial logit. Hasil

kesimpulannya menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang memengaruhi keinginan

dan preferensi pengusaha mikro untuk berzakat, yaitu pengetahuan tentang zakat,

keyakinan akan manfaat zakat dan tingkat ibadah. Semakin baik pengetahuan zakat,

keyakinan akan manfaat zakat, dan tingkat ibadah maka semakin besar

kecenderungannya untuk berzakat dan semakin besar peluangnya untuk berzakat.

Bakar dan Rashid (2010) melakukan penelitian mengenai motivasi

pembayaran zakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang mungkin memengaruhi perilaku Muslim dalam membayar zakat. Hasil

penelitian menunjukkan hasil persentase muzaki di IIUM yang membayar zakat

cukup baik, namun responden potensial yang membayarkan zakat penghasilannya

hanya 33 persen. Hal tersebut menunjukkan masih banyak tindakan yang perlu

dilakukan untuk mengoptimalkan pengumpulan zakat potensial. Penelitian juga

menemukan bahwa faktor internal lebih berpengaruh terhadap sebagian besar

pembayaran zakat dibandingkan faktor eksternal. Apabila pendidikan serta

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

14

pengetahuan diberikan kepada Muslim secara layak, sistem zakat di malaysia dapat

merencanakan sebuah peran yang lebih besar dalam memberdayakan ekonomi umat.

Snipes dan Oswald (2010) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

donasi sosial pada organisasi non-profit. Hasil penelitian menemukan bahwa

terdapat hubungan antara pendidikan dengan besarnya donasi. Tingkat pendidikan

berpengaruh secara positif terhadap keputusan beramal. Artinya, pendidikan

individu yang semakin tinggi akan membuat donasi yang diberikan juga semakin

tinggi. Pendidikan yang tinggi menggambarkan semakin meningkatnya pemahaman

serta kepekaan sosial sehingga donasi yang diberikan juga semakin besar. Selain itu,

Snipes dan Oswald juga menemukan bahwa rekomendasi atasan dapat berpengaruh

terhadap keputusan beramal. Dengan kata lain, adanya rekomendasi atasan terhadap

pegawainya juga turut memengaruhi kontribusi amal yang diberikan.

Penelitian Yuningsih et al. (2015) yang berjudul pengaruh faktor

pendapatan, pengetahuan zakat, dan kredibilitas lembaga pengelola zakat terhadap

kepercayaan masyarakat pada Lembaga Amil Zakat di Kecamatan Medan Satria

Kota Bekasi dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan, pengetahuan zakat dan

kredibilitas mempengaruhi variabel terikat kepercayaan pada lembaga pengelola

zakat secara signifikan.

Penelitian Alhasanah (2011) tentang Analisis Diskriminan Faktor-faktor

yang memengaruhi partisipasi Berzakat Berinfak dan Tempat Pemilihan Membayar

Zakat dengan studi kasis di Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukan faktor

yang memengaruhi partisipasi berzakat adalah faktor keimanan, faktor althurism

(kepekaan sosial), faktor penghargaan, faktor organisasi dan faktor pendapatan.

Dari hasil analisis diskriminan, faktor yang memengaruhi partisipasi rutin berinfak

adalah faktor keimanan, althurism, kepuasan, pendidikan, frekuensi infak. Hasil

penelitian juga menunjukan bahwa faktor yang memengaruhi pemilihan tempat

membayar zakat adalah faktor pendidikan dan keberadaan OPZ.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada fokus

terhadap preferensi Muslim wajib zakat Kota Bogor dalam menyalurkan zakat

penghasilan profesi. Preferensi dalam penelitian ini berupa pilihan dalam

menyalurkan zakat baik melalui Organisasi Pengelola Zakat (BAZ dan LAZ) atau

menyalurkan zakat langsung kepada penerima zakat (mustahik) untuk melihat

pengaruh faktor eksternal (kepercayaan dan aksesibilitas), faktor demografis (usia,

pendapatan, jenis pekerjaan, lama pendidikan, jenis kelamin), dan faktor psikologis

(religiusitas, persepsi, dan pengetahuan) terhadap preferensi berzakat.Variabel yang

digunakan menggabungkan variabel dari penelitian terdahulu dan variabel baru

yang belum diujikan pada penelitian terdahulu.Variabel baru yang diujikan pada

penelitian ini adalah kepercayaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi

logistik terhadap preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan.

Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator keberhasilan pembangunan di

Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, namun diiringi oleh meningkatnya

ketimpangan atau kesenjangan pendapatan. Salah satu solusi Islam dalam

mengatasi kesenjangan adalah melalui transfer pendapatan dari golongan yang

memiliki kelebihan harta kepada golongan yang membutuhkan melalui zakat, salah

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

15

satunya zakat penghasilan. Menurut Santika et al. (2016) potensi dana zakat

penghasilan di Kota Bogor mencapai Rp 66 Miliar. Namun potensi ini belum

terealisasi dilihat dari target zakat yang terhimpun. Salah satu yang menyebabkan

belum optimalnya penerimaan zakat dikarenakan dana zakat dari Muslim wajib

zakat masih belum terhimpun optimal. Hal tersebut dapat menghambat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Semakin banyak zakat

yang terhimpun oleh OPZ maka akan semakin banyak program-program produktif

yang dapat dilakukan untuk mensejahterakan mustahik.

Berdasarkan hal tersebut dalam upaya meningkatkan potensi dana zakat

Muslim wajib zakat maka perlu untuk mengetahui karakterisik dan perilaku muzaki

dalam berzakat dan mengetahui faktor apakah yang memengaruhi preferensi

(pilihan) dalam menyalurkan zakat. Preferensi pada penelitian ini berupa

kecenderungan atau pilihan muzaki yang menyalurkan zakat penghasilan dalam

memilih sasaran penyaluran zakat yaitu melalui Organisasi Pengelola Zakat

(BAZ/LAZ) atau tidak melalui Organisasi Pengelola zakat (Langsung kepada

mustahik). Berdasarkan teori perilaku konsumen, preferensi muzaki dalam

menyalurkan zakat penghasilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

demografis, psikologis, dan eksternal. Faktor demografis yang diduga

memengaruhi preferensi dalam menyalurkan zakat meliputi usia, lama pendidikan,

pendapatan, jenis pekerjaan. Faktor psikologis meliputi persepsi, pengetahuan, dan

religiusitas. Faktor Eksternal meliputi kepercayaan dan aksesibilitas. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.

Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah perilaku berupa

preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan, melalui Organisasi

Pengelola Zakat (BAZ/LAZ) atau tidak melalui Organisasi Pengelola Zakat

(langsung ke mustahik). Oleh karena itu hipotesis dinyatakan dalam pernyataan:

1. Persepsi dan pengetahuan zakat berpengaruh signifikan positif terhadap

preferensi dalam menyalurkan zakat penghasilan. Semakin tinggi tingkat

persepsi dan pengetahuan muzaki terhadap zakat penghasilan profesi maka

semakin besar peluangnya untuk menyalurkan zakat melalui OPZ.

2. Religiusitas berpengaruh signifikan positif terhadap preferensi dalam

menyalurkan zakat penghasilan. Semakin tinggi tingkat skor religiusitas

muzaki maka semakin besar peluangnya untuk menyalurkan zakat melalui

OPZ.

3. Kepercayaan berpengaruh signifikan positif terhadap preferensi dalam

menyalurkan zakat penghasilan. Semakin tinggi tingkat skor kepercayaan

muzaki terhadap lembaga maka semakin besar peluangnya untuk

menyalurkan zakat melalui OPZ.

4. Instansi tempat bekerja, pendapatan, aksesibilitas, usia, dan lama pendidikan

berpengaruh signifikan positif terhadap preferensi berzakat muzaki.

Semakin tinggi tingkat pendapatan, usia, lama pendidikan, maka semakin

besar peluangnya untuk menyalurkan zakat melalui OPZ.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

16

Gambar 3 Kerangka pemikiran

Faktor

Demografis Faktor

Psikologis

Faktor

Eksternal

Rekomendasi optimalisasi penerimaan dana zakat

Melalui Badan atau

Lembaga Amil Zakat

Langsung kepada

mustahik

Identifikasi Faktor-faktor yang memengaruhi

preferensi dalam menyalurkan zakat penghasilan

Kesenjangan

pendapatan

Solusi Islam mengatasi

kesenjangan pendapatan

melalui zakat penghasilan

Penerimaan zakat di OPZ masih

lebih rendah dari Potensi zakat

Membayar Zakat Tidak membayar

zakat

Karakteristik dan Perilaku berzakat muzakki

Usia

Lama pendidikan

Pendapatan

Jenis Pekerjaan

Persepsi zakat

Pengetahuan zakat

Religiusitas

Kepercayaan

Aksesibilitas

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

17

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor, khususnya pada lokasi wilayah yang

secara umum penduduknya termasuk golongan menengah ke atas. Pemilihan Kota

Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan, mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu tingkat pendapatan

per kapitanya relatif tinggi namun terus mengalami peningkatan kesenjangan

pendapatan, potensi zakat besar, dan adanya misi BAZ dan pemerintah setempat

menjadikan Bogor sebagai Kota Zakat 2020. Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil studi wilayah di dua kecamatan di Kota Bogor. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja karena berdasarkan data BPS (2015) Kecamatan Bogor

Barat dan Tanah Sareal merupakan kecamatan di Kota Bogor dengan jumlah

Muslim terbanyak, memiliki angka kesejahteraan yang tinggi, dan kedua wilayah

tersebut merupakan wilayah perbatasan di Kota Bogor yang perekonomiannya

sedang berkembang. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama bulan Maret - Mei

2016.

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu analisis deskriptif dan

analisis kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat pengaruh yang

terjadi antara variabel dependen dengan independen menggunakan analisis regresi

logistik. Kemudian hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk membahas

temuan dalam penelitian ini.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh melalui

pengisian dan wawancara menggunakan kuesioner terhadap masyarakat Muslim

wajib zakat di Kota Bogor yang telah memiliki pekerjaan tetap, penghasilan di atas

nishab, dan menyalurkan zakat atas penghasilan baik melalui Badan atau Lembaga

Amil Formal maupun langsung kepada penerima zakat (mustahik). Selain itu,

pencarian data sekunder juga didapatkan dari BPS, jurnal, buku, tesis, skripsi, serta

sumber literatur lain yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan data primer

yang diperoleh dari sampel penelitian melalui metode wawancara dan kuesioner

yang butir pertanyaanya telah diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya.

Penentuan wilayah pengambilan sampel dilakukan menggunakan cluster sampling

dengan memilih dua dari enam Kecamatan di Kota Bogor yang merupakan

penunjang wilayah pemukiman, jumlah penduduk Muslim terbanyak, tingkat

kesejahteraanya masyarakatnya tinggi, dan perekonomian daerah tergolong baik.

Berdasarkan data BPS (2015) diperoleh Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan

Tanah Sareal sebagai wilayah yang memenuhi kriteria. Pengambilan sampel dari

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

18

wilayah yang telah ditentukan menggunakan metode purposive sampling sebagai

teknik pengambilan sampel dari populasi yang ada. Artinya, teknik penarikan

sampel dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen

populasi target yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian (Tanjung

dan Devi 2013). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70

responden. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan teori Gay et al. (2006)

yang menyatakan bahwa untuk studi korelasi, setidaknya dibutuhkan 30 responden

yang diperlukan untuk menentukan ada atau tidaknya suatu hubungan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data antara lain adalah metode

analisis deksriptif yang digunakan untuk membuat gambaran sistematis mengenai

hubungan antar fenomena. Metode lain adalah dengan menggunakan Analisis

regresi logistik untuk menggambarkan faktor faktor yang memengaruhi preferensi

muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan. Pengolahan data menggunakan

Microsoft Excel 2010 dan software SPSS 22

Analisis Deskriptif

Adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, objek, set

kondisi, sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang atau saat ini.

Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk menggambarkan deskripsi secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Nazir 2005).

Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap intrumen yang menggunakan

skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif.

Menurut Suliyanto (2005), banyaknya pilihan respon biasanya 3,5,7,9, dan 11.

Namun yang paling banyak digunakan pada penelitian adalah 5 pilihan, susunannya

akan dimulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan bobot nilai

sangat setuju paling besar. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi mengenai

religiusitas, persepsi zakat penghasilan profesi, pengetahuan zakat, dan

kepercayaan.

Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik atau yang dikenal dengan LOGIT merupakan bagian dari

analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh peubah penjelas (X)

terhadap peubah respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu untuk

menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus

et al. 2011). Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif

yang dispesifikasikan (Juanda 2009). Pada penelitian ini analisis regresi logistik

digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang memengaruhi preferensi

muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

19

Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik untuk menganalisis

preferensi dalam berzakat dan melihat peluang kejadian muzaki untuk melihat

kecenderungan muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan, Model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini disusun dalam persamaan berikut:

𝐿𝑜𝑔𝑖𝑡(𝑃𝑖) = 𝑙𝑜𝑔𝑒 (𝑃𝑖

1−𝑃𝑖) = 𝛽0 + 𝛽1𝑃𝑅𝐸𝑆 + 𝛽2𝑃𝐸𝑁𝐺 + 𝛽3𝑅𝐸𝐿𝐺 + 𝛽4𝐾𝑃𝑅𝐶 +

𝛽5𝐿𝑃𝐷 + 𝛽6𝑃𝐸𝑁𝐷 + 𝛽7𝑈𝑆𝐼𝐴+𝛽8𝐷𝐽𝐾 + 𝛽9𝐷𝐽𝑃 + 𝜀𝑖

Di mana:

Pi : Preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan

(bernilai 1 untuk “memilih menyalurkan zakat melalui OPZ”

dan 0 untuk “menyalurkan zakat langsung kepada mustahik”)

PRES : Presepsi zakat penghasilan profesi (skor)

PENG : Pengetahuan zakat (skor)

RELG : Religiusitas (skor)

KPRC : Kepercayaan (skor)

LPD : Pendidikan (tahun)

PEND : Pendapatan (juta rupiah)

USIA : Usia (tahun)

DAKS : Aksesibilitas (Dummy)

DJP : Institusi tempat bekerja (Dummy)

Odds Ratio digunakan sebagai peluang terjadinya pilihan 1 (menyalurkan

zakat penghasilan melalui OPZ) terhadap peluang terjadinya pilihan 0

(menyalurkan zakat penghasilan langsung kepada mustahik). Nilai odds menjadi

suatu indikator kecenderungan muzaki untuk memilih pilihan 1 (menyalurkan zakat

penghasilan melalui OPZ). Nilai odds yang semakin besar menunjukkan peluang

muzaki untuk memilih menyalurkan zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat

semakin besar. Hubungan antara parameter dan odds ratio yaitu:

Odds Ratio = 𝑃𝑖

1−𝑃𝑖

Keterangan:

Pi = Rasio peluang terjadi pilihan 1

Definisi Operasional Variabel

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi operasional variabel dan pengukuran data

Persepsi Zakat

Profesi

Salah satu indikator yang mengukur cara pandang

seseorang terhadap keberadaan zakat penghasilan profesi.

Variabel diukur menggunakan skala likert berdasarkan

perhatian (attention) dan penerimaan (acceptance)

responden terhadap adanya zakat penghasilan profesi.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

20

Variabel Definisi operasional variabel dan pengukuran data

Pengetahuan Zakat Variabel untuk mengukur tingkat pengetahuan seorang

Muslim tentang zakat, khususnya zakat penghasilan dan

pengetahuan keutamaan membayar zakat. Variabel diukur

menggunakan skala likert berdasarkan:

1. Pengetahuan kadar, nishab, arti, analogi zakat

penghasilan

2. Pengetahuan tentang adanya 8 golongan penerima

zakat (At-Taubah 90)

3. Pengetahuan tentang makna dan keutamaan membayar

zakat.

Religiusitas Internalisasi nilai nilai agama dan tingkah laku seseorang

yang diukur dengan menggunakan skala likert berdasarkan:

1. Pelaksanaan kewajiban sebagai seorang Muslim

2. Kepatuhan seorang Muslim dalam menghindari hal yang

dilarang agama. (QS Al-Mu’minun)

Kepercayaan

Lembaga

Persepsi kepercayaan muzaki terhadap kredibilitas dan

kompetensi kelembagaan Organisasi Pengelola Zakat.

Variabel kepercayaan diukur menggunakan skala likert

berdasarkan persepsi kepercayaan muzaki terhadap

transparansi, sosialisasi, amanah, distribusi zakat, dan

profesionalitas.

Pendidikan Lama pendidikan formal yang didapatkan muzaki yang

dimulai dari saat Sekolah Dasar dan dihitung menggunakan

tahun.

Pendapatan Jumlah penghasilan setiap bulan yang diperoleh dari

pekerjaan utama.

Aksesibilitas Persepsi muzaki terhadap alasan menyalurkan zakat karena

adanya kemudahan akses seperti lokasi, fasilitas, dan

informasi dalam penyaluran zakat. Variabel aksesibilitas

diukur menggunakan dummy. Responden akan mendapat 1

jika menyatakan menyalurkan zakat karena adanya

kemudahan akses, dan 0 jika tidak menyatakan

menyalurkan zakat karena kemudahan akses.

Institusi tempat

bekerja

Institusi tempat pekerjaan utama seseorang untuk

memperoleh penghasilan tetap setiap bulannya. Variabel

institusi tempat bekerja diukur menggunakan dummy.

Responden akan mendapat 1 jika bekerja di instansi

pemerintah (PNS dan pegawai BUMN) dan 0 jika

responden bekerja di instansi swasta (pegawai swasta dan

lainnya)

Preferensi muzaki Pilihan muzaki dalam menyalurkan zakat, yang berupa

dorongan internal dan eksternal yang berhubungan dengan

sikap untuk memutuskan penyaluran kewajiban zakat.

Responden akan mendapat 1 jika Memilih menyalurkan

zakat melalui OPZ (BAZ/LAZ) dan 0 jika responden

Tidak menyalurkan zakat melalui OPZ (langsung kepada

mustahik)

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

21

47%53%

Muzaki BAZ/LAZ Muzaki distribusi langsung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Muzaki

Karakteristik umum responden diperoleh dari hasil wawancara

menggunakan kuesioner kepada Muslim wajib zakat yang tersebar di dua

kecamatan Kota Bogor, yaitu Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sareal.

Responden dalam penelitian ini merupakan masyarakat Muslim yang memiliki

pekerjaan tetap, tergolong wajib zakat dengan kriteria penghasilan telah mencapai

nishab, dan rutin membayar zakat atas penghasilan profesi. Responden tersebut

terdiri dari 70 muzaki yang diklasifikasikan berdasarkan preferensi dalam

menyalurkan zakat penghasilan, yaitu muzaki yang memilih menyalurkan zakat

melalui Organisasi Pengelola zakat (Badan atau Lembaga Amil zakat) atau muzaki

yang tidak menyalurkan zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat (langsung

kepada mustahik).

Gambar 4 Sebaran preferensi berzakat muzaki

Berdasarkan sebaran preferensi berzakat dapat diketahui bahwa responden

Muzaki yang memilih menyalurkan zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat

formal (BAZ/LAZ) adalah sebesar 47% atau sebanyak 33 responden dan yang tidak

menyalurkan zakat melalui OPZ sebesar 53% atau sebanyak 37 responden muzaki

(Gambar 4).

Karakteristik responden muzaki dijelaskan dari kondisi demografi, yakni jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan status marital. Kondisi demografi responden

diperlukan untuk melihat klasifikasi demografis yang mempengaruhi perilaku

muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan profesi. Karakteristik responden

berdasarkan demografi ditampilkan pada Tabel 3.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

22

36%

64%

Perempuan Laki-laki

Tabel 3 Demografi responden

Karakteristik Kategori Frekuensi

(Jiwa)

Persentase

(%)

Jenis kelamin Laki laki

Perempuan

45

25

64.28

35.72

Usia Dewasa awal (19-24 tahun)

Dewasa lanjut (25-35 tahun)

Paruh Baya (36-50 tahun)

Tua (51-65 tahun)

4

19

33

14

5.71

27.14

47.14

20.00

Pendidikan SMA/sederajat

Diploma

S1

S2

S3

3

10

39

14

4

4.26

14.26

55.71

20.00

5.71

Status pernikahan Belum menikah

Menikah

9

61

12.85

87.14

Sumber: Data primer (diolah 2016)

Jenis Kelamin

Karakteristik responden muzaki berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh

responden laki-laki, baik muzaki yang menyalurkan langsung kepada mustahik

maupun muzaki yang menyalurkan melalui BAZ/LAZ. Hal ini dapat dipahami

mengingat laki-laki pada umumnya merupakan kepala keluarga yang memiliki

pekerjaan dan penghasilan tetap. Persentase karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

23

Secara keseluruhan responden pada penelitian ini terdiri dari 64% responden

laki-laki dan 36% sisanya adalah responden perempuan. Dalam penelitian ini,

muzaki perempuan yang menjadi responden merupakan muzaki yang memiliki

pekerjaan dan penghasilan tetap. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kedua

jenis responden memiliki kecenderungan yang sama terhadap preferensi berzakat.

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Preferensi berzakat

Jenis Kelamin

Total Perempuan Laki laki

Muzaki BAZ/LAZ 14 19 33

Muzaki distribusi langsung 11 26 37

Total 25 45 70 Sumber: Data primer diolah (2016)

Usia

Variabel usia dikategorikan berdasarkan tingkatan usia produktif. Usia

Responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 24-60 tahun. Secara

keseluruhan, ditinjau dari usia terdapat 48.57% responden muzaki paruh baya (36-

50), 27.14% dewasa lanjut (25-35), 13.48% usia tua (51-65), dan 6% dewasa awal

(19-24). Mayoritas responden muzaki yang membayar zakat penghasilan berada

pada usia paruh baya yaitu pada rentang usia 36-50 sebanyak 34 jiwa atau setara

dengan 48.57% responden (Tabel 4). Pada usia tersebut responden telah memiliki

pendapatan dan pekerjaan tetap dalam jangka panjang sehingga memengaruhi

keininginan untuk menyalurkan zakat. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat

orang responden muzaki distribusi langsung dengan kategori usia dewasa awal

yaitu 24 tahun yang telah bekerja dan memiliki penghasilan tetap.

Tabel 5 Karakteristik Responden Muzaki Berdasarkan Usia

Usia

Preferensi berzakat

Muzaki

BAZ/LAZ

Muzaki

disribusi langsung Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

19-24 0 0 4 10.81 4 5.71

25-35 6 18.18 13 35.13 19 27.14

36-50

51-65

18

9

54.54

24.32

14

4

37.83

10.81

34

13

48.57

13.48

Rata-rata (tahun) 42 37 39 Sumber: Data primer diolah (2016)

Pendidikan

Indikator lama pendidikan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6 yang

menjelaskan kategori pendidikan sesuai sebaran preferensi berzakat. Data

penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4.28% responden yang berpendidikan

terakhir SMA, 14.28% Diploma, 57.14% S1, 20.00% S2, 10.81% S3. Dari data

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

24

tersebut terlihat bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden yang menyalurkan

zakat penghasilan merupakan lulusan S1, yaitu sebanyak 57.14%.

Tabel 6 Karakteristik Responden Muzaki Berdasarkan Lama Pendidikan

Lama Pendidikan

Preferensi berzakat

Muzaki

BAZ/LAZ

Muzaki distribusi

langsung Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SMA (12 tahun) 0 0 3 8.11 3 4.28

Diploma (15 tahun) 1 3.03 9 24.32 10 14.28

S1 (16 tahun)

S2 (18 tahun)

S3 (>19 tahun)

19

10

3

57.57

30.30

9.09

21

3

1

56.76

8.11

2.70

40

13

4

57.14

18.57

5.71

Rata-rata (tahun) 17 15 16 Sumber: Data primer diolah (2016)

Lama pendidikan responden muzaki BAZ/LAZ memiliki rata-rata lebih tinggi

dibandingkan muzaki distribusi langsung yaitu 17 tahun. Lama pendidikan tertinggi

muzaki BAZ/LAZ adalah 22 tahun atau setara dengan S3 dan lama pendidikan

terendah yaitu 15 tahun atau setara dengan lulusan diploma. Rata-rata lama

pendidikan muzaki distribusi langsung yaitu 15 tahun, dengan lama pendidikan

tertinggi setara dengan lulusan S3 dan terendah yaitu 12 tahun atau setara dengan

lulusan SMA.

Jenis Pekerjaan

Responden muzaki BAZ/LAZ dan muzaki distribusi langsung mempunyai

pekerjaan yang beragam. Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas responden

merupakan pegawai kantoran, diantaranya Pegawai Negeri Sipil, Pegawai BUMN,

dan Pegawai swasta. Responden non pegawai kantoran merupakan responden

dengan pekerjaan profesional dan wiraswasta. Responden dengan pekerjaan lainnya

merupakan responden yang bekerja sebagai guru.

Tabel 7 Karakteristik Responden Muzaki Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Preferensi berzakat

Muzaki

BAZ/LAZ

Muzaki distribusi

langsung Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

PNS 14 42.42 2 5.40 16 22.86

Pegawai BUMN 5 15.15 1 2.70 6 8.57

Pegawai swasta

wiraswasta

Profesional

Lainnya

8

4

2

0

24.24

12.12

6.06

0

22

5

3

4

59.45

13.51

8.11

10.81

30

9

5

4

42.85

14.26

7.14

5.71

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

25

Secara keseluruhan jenis pekerjaan responden adalah pegawai swasta yaitu

sebanyak 30 dari 70 orang atau setara dengan 42.85% responden. Responden

Muzaki BAZ/LAZ yang memiliki persentase jenis pekerjaan terbesar adalah

muzaki dengan pekerjaan PNS yaitu sebesar 42.42%. Mayoritas responden muzaki

yang menyalurkan zakat langsung kepada mustahik bekerja sebagai pegawai swasta

dari berbagai sektor lapangan usaha, yaitu sebanyak 59.45%.

Pendapatan Muzaki

Data pendapatan responden muzaki yang diwawancara merupakan pendapatan

rutin perbulan yang diperoleh dari pekerjaan tetap responden. Minimal pendapatan

muzaki yaitu telah mencapai nishab zakat. Penelitian ini menggunakan nishab

zakat profesi yang merupakan qiyas zakat pertanian yang setara dengan harga 543

kg beras. Penentuan nishab mengacu pada HPP beras 2016 yaitu Rp 7 300 per

kilogram sehingga diperoleh nishab zakat sebesar Rp 3.82 juta.

Tabel 8 Karakteristik Responden Muzaki Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan

per bulan

Muzaki

BAZ/LAZ

Muzaki distribusi

langsung

Jumlah

Presentase

(%)

Jumlah Presentase

(%)

<Rp 5 000 000 3 9.09 6 16.21

Rp 5000 000 – Rp 8 000 000 16 51.51 13 35.13

Rp 8 000 000 – Rp 15 000 000 11 33.33 6 16.21

>Rp 15 000 000 3 9.09 12 32.43

Rata-rata Rp 10 221 212 Rp 13 164 865

Nilai maksimum Rp 70 000 000 Rp 75 000 000 Sumber: Data primer diolah (2016)

Pendapatan responden muzaki cukup beragam dan sudah tergolong pada

wajib zakat. Secara keseluruhan responden muzaki yang menyalurkan zakat

penghasilan memiliki pendapatan antara Rp 5 juta – Rp 8 juta yaitu sebanyak

51.51% responden untuk muzaki BAZ/LAZ dan 32.43% responden untuk muzaki

distribusi langsung. Responden muzaki BAZ/LAZ memiliki rata-rata pendapatan

Rp 10.22 juta sedangkan muzaki distribusi langsung memiliki rata-rata pendapatan

yang lebih besar yaitu Rp 13.64 juta. Hal ini dikarenakan persentase jumlah

responden muzaki distribusi langsung yang memiliki pendapatan di atas Rp 15 juta

lebih banyak dibanding muzaki BAZ/LAZ yaitu sebesar 32.43%. Nilai pendapatan

terbesar pada Muzaki BAZ/LAZ adalah sebesar Rp 70 juta yang merupakan

responden muzaki yang bekerja sebagai pegawai BUMN. Sedangkan pada muzaki

distribusi langsung, nilai pendapatan terbesar yaitu sebesar Rp 75 juta adalah

responden yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

26

Perilaku Berzakat

Dalam menyalurkan zakat muzaki memiliki pilihan kepada siapa zakat

tersebut disalurkan. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden menunjukkan

bahwa pilihan tempat responden muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan

beragam. Pada penelitian ini, pilihan tempat berzakat didominasi oleh muzaki yang

menyalurkan zakat langsung kepada mustahik sebanyak 52.86%, kemudian

membayar melalui LAZ sebanyak 28.57% dan membayar melalui BAZ sebanyak

20.00%.

Tabel 9 Perilaku Berzakat Berdasarkan Preferensi Tempat Penyaluran

Preferensi berzakat Jumlah (jiwa) Presentase

(%)

Membayar zakat di BAZ 14 20.00

Membayar zakat di LAZ 19 27.14

Membayar zakat langsung

kepada mustahik

37 52.86

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang membayar zakat di BAZNAS

adalah responden yang menyalurkan zakat melalui UPZ masjid formal di sekitar

tempat tinggal, UPZ BAZNAS di kantor tempat bekerja, dan menyalurkan langsung

melalui kantor Badan Amil Zakat di Kota Bogor. Responden yang menyalurkan

zakat melalui Lembaga Amil Zakat menyalurkan zakat pada lembaga yang beragam,

yaitu LAZ PMA Al-Bunyan, Daarul Tauhid, Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah Zakat,

Yatim Mandiri, dan Baitul Maal Muamalat. Responden yang membayar zakat

langsung kepada mustahik merupakan muzaki yang mendistribusikan zakat

langsung baik secara personal kepada mustahik maupun yayasan penyalur zakat

informal.

Periode Membayar Zakat Penghasilan

Berdasarkan periode waktu pembayaran zakat, muzaki memiliki pilihan, yaitu

membayarkan zakat setiap bulan saat menerima penghasilan atau membayarkan

setiap satu tahun sekali. Pada umumnya responden dalam penelitian ini merupakan

pekerja kantoran dan non kantor yang memperoleh pengasilan rutin setiap bulan.

Muzaki yang rutin menyalurkan zakat penghasilan memiliki periode berzakat

yang beragam. Persentase responden muzaki BAZ dan LAZ maupun ditribusi

langsung yang menyalurkan zakat penghasilan setiap bulan atau setiap memperoleh

penghasilan adalah sebesar 80% responden. Persentase responden yang memilih

menyalurkan zakat penghasilannya setiap tahun adalah sebesar 14.28%. Sebanyak

5.72% muzaki distribusi langsung menyalurkan zakat dengan periode tidak

menentu atau tidak rutin. Hal tersebut menguatkan teori yang dikemukanan

Hafidhudin (2007) bahwa menyalurkan zakat melalui lembaga akan menjamin

kedisiplinan dan kepastian pembayar zakat.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

27

Tabel 10 Perilaku Responden Berdasarkan Periode Penyaluran Zakat

Periode membayar zakat

Setiap

Bulan

Setiap

Tahun

Tidak

menentu

Muzaki BAZ 12 2 0

Muzaki LAZ 16 3 0

Muzaki distribusi langsung 28 5 4

Total (jiwa) 56 10 4

Presentase (%) 80.00 14.28 5.72 Sumber: Data primer diolah (2016)

Muzaki Organisasi Pengelola Zakat

Responden muzaki yang menyalurkan zakat melalui Organisasi Pengelola

Zakat merupakan muzaki yang menyalurkan zakat melalui Badan atau Lembaga

Amil Formal. Responden muzaki yang menyalurkan zakat melalui Organisasi

Pengelola Zakat memiliki alasan yang beragam.

Gambar 6 Alasan muzaki memilih OPZ

Secara keseluruhan alasan muzaki dalam memilih OPZ ialah kemudahan akses,

kenyamanan, profesionalitas, dan transparansi. Persentase masing-masing

ditunjukkan pada Gambar 6. Alasan dengan persentase tertinggi dalam memilih

organisasi zakat formal adalah faktor aksesbilitas, dengan masing-masing nilai

persentase sebesar 85% (BAZ) dan 90% (LAZ). Kemudahan akses muzaki menjadi

alasan utama dalam memilih OPZ formal, baik kemudahan akses secara fisik

seperti keberadaan OPZ di lingkungan sekitar tempat tinggal atau di instansi tempat

bekerja, maupun kemudahan akses informasi. Alasan kedua muzaki dalam memilih

OPZ ialah kenyamanan atas pelayanan yang diberikan, dengan masing-masing nilai

persentase sebesar 72% (BAZ) dan 83% (LAZ). Sebesar 50% muzaki BAZ dan

LAZ menyatakan menyalurkan zakat melalui OPZ dikarenakan muzaki percaya

bahwa dengan menyalurkan zakat melalui lembaga maka dana zakat yang dimiliki

akan didistribusikan tepat sasaran dan merata oleh Amil zakat kepada golongan

penerima zakat sehingga memiliki nilai manfaat yang lebih besar untuk

kesejahteraan mustahik. Sebanyak 36% responden muzaki BAZ dan 32%

responden muzaki LAZ juga memilih menyalurkan zakat melalui OPZ karena

berpendapat bahwa menyalurkan zakat melalui Amil memiliki keutamaan dalam

85%70% 65% 72%

50%36%

90%80%

70%83%

50%

32%

kemudahanakses

Profesionalitas Transparansi Kenyamanan distribusimerata

Sesuai syariah

Muzaki BAZ Muzaki LAZ

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

28

syariat Islam. Amil zakat merupakan golongan penerima zakat yang telah

ditugaskan dalam mengambil zakat dan ditegaskan dalam Al-Quran Surat At-

Taubah ayat 103: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu

itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.”

Muzaki Distribusi Langsung kepada Mustahik

Muzaki distribusi langsung adalah muzaki yang menyalurkan zakat langsung

kepada mustahik. Berdasarkan hasil penelitian, muzaki yang menyalurkan zakat

langsung kepada mustahik memiliki beragam alasan. Alasan dengan persentase

tertinggi adalah kemudahan akses dan langsung ke sasaran dengan persentase

sebesar 72.97%. Muzaki menyatakan dengan menyalurkan zakat secara langsung

dapat diketahui secara pasti kepada siapa zakat tersebut tersalurkan dan muzaki

merasa tenang karena zakat langsung tersalurkan kepada yang berhak menerima.

Selain itu, muzaki berpendapat bahwa menyalurkan zakatnya kepada mustahik

yang tinggal di lingkungan sekitar atau orang-orang yang telah dikenal. Sebagian

responden menyatakan tidak terdapat Organisasi Pengelola Zakat di lingkungan

tempat tinggal sehingga memilih menyalurkan secara langsung. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Mukhlis (2011) yang menyatakan muzaki memilih

menyalurkan zakat langsung kepada mustahik karena langsung ke sasaran serta

kemudahan dalam menyalurkan zakat.

Tabel 9 Alasan muzaki distribusi langsung

Sumber: Data primer diolah (2016)

Sebanyak 54.05% responden menyatakan menyalurkan zakat langsung

kepada mustahik karena banyak orang di sekitar tempat tinggal yang membutuhkan

dan belum terjangkau oleh Organisasi Pengelola Zakat. Sebanyak 35.13%

responden memiliki alasan kepuasan dan kenyamanan karena dengan menyalurkan

zakat secara langsung, responden merasa tenang dan senang dapat membantu

orang di sekitarnya dan didoakan secara langsung oleh penerima zakat. Selain

alasan tersebut sebanyak 8.1% responden juga menyatakan pernah menyalurkan

zakatnya melalui OPZ namun kecewa dengan pelayanan yang diberikan,

responden tidak mendapat informasi terkait kepada siapa dana zakat tersebut

tersalurkan sehingga akhirnya lebih memilih menyalurkan zakat secara langsung

kepada mustahik.

Sebanyak 18.91% muzaki memilih menyalurkan zakat langsung kepada

mustahik karena berpendapat bahwa menyalurkan zakat kepada orang terdekat

yang berada di lingkungan sekitar memiliki keutamaan dalam syariat Islam. Hal ini

Alasan Persentase (%)

Akses mudah dan Langsung ke Sasaran 72.97

Banyak orang di sekitar yang membutuhkan

belum terjangkau OPZ

54.05

Kepuasan dan kenyamanan 35.13

Sesuai syariat 18.91

Kekecewaan terhadap OPZ 8.10

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

29

sesuai dengan Hadist Rasulullah Saw : “Bukanlah seorang yang sempurna imannya

orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan” (HR. Al-Bukhari no. 112).

Hadist tersebut menunjukkan adanya keutamaan dalam memperhatikan dan

membantu tetangga yang sedang dalam kesulitan dan kelaparan. Apabila terdapat

seorang di lingkungan terdekat yang membutuhkan dan dikategorikan kepada

golongan penerima zakat maka orang tersebut perlu lebih diutamakan.

Sasaran Zakat Muzaki distribusi langsung

Berdasarkan hasil penelitian, responden muzaki distribusi langsung

menyatakan menyalurkan zakat secara rutin langsung kepada mustahik. Penerima

zakat yang menjadi sasaran responden pada penelitian ini beragam. Sebagian

responden dengan penghasilan tinggi menyatakan tidak menyalurkan zakat kepada

satu orang namun mendistribusikan zakat kepada beberapa golongan mustahik.

Sasaran zakat muzaki distribusi langsung ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Sasaran Zakat Muzaki Distribusi Langsung

Mustahik zakat yang paling banyak menjadi sasaran berzakat adalah anak

yatim (31%) dan fakir miskin (28%). Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar muzaki menyalurkan zakatnya tidak tepat

sasaran atau tidak termasuk ke dalam golongan asnaf yang terkandung dalam Al-

Quran Surat At-taubah ayat 60. Terdapat responden yang menyalurkan zakat

kepada penerima yang tidak termasuk mustahik yang mengindikasikan kurangnya

pengetahuan responden tentang zakat. Hal ini sesuai teori yang dikemukan oleh

Hafidhudin (2007) bahwa membayar zakat melalui lembaga memiliki kelebihan

salah satunya zakat dapat tersalurkan kepada golongan yang tepat yaitu golongan

asnaf.

Sumber Informasi Zakat Penghasilan Profesi

Responden muzaki yang rutin menyalurkan zakat mengetahui informasi

tentang zakat penghasilan profesi dari berbagai macam sumber, yaitu tokoh agama,

sosialisasi OPZ, keluarga, buku, dan iklan, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar

8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas muzaki memperoleh informasi

adanya zakat penghasilan profesi dari tokoh agama seperti ceramah, pengajian, dan

pendidikan agama, dengan persentase sebanyak 62% muzaki BAZ/LAZ dan 67%

28%

31%3%

17%

21%

Fakir miskin

Anak Yatim

Janda

keluarga/saudara

Orang yangmembutuhkan

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

30

0%

8%

10%

24%

5%

67%

4%

9%

27%

22%

51%

62%

Iklan

Internet

Buku/majalah

Keluarga/teman

Sosialisasi OPZ

tokoh agama

Muzaki BAZ/LAZ Muzaki distribusi langsung

Muzaki distribusi langsung. Sebanyak 51% muzaki BAZ/LAZ menyatakan

memperoleh informasi adanya zakat penghasilan profesi melalui sosialisasi yang

dilakukan oleh organisasi pengelola zakat. Namun hanya 5% muzaki distribusi

langsung yang memperoleh informasi zakat dari sosialisasi lembaga zakat. Secara

keseluruhan persentase sumber informasi muzaki BAZ/LAZ lebih tinggi dan

beragam dibandingkan muzaki distribusi langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa

pengetahuan muzaki BAZ/LAZ tentang zakat penghasilan relatif lebih baik dari

pada muzaki distribusi langsung.

Gambar 8 Sumber Informasi Zakat

Persepsi terhadap Zakat Penghasilan Profesi

Persepsi muzaki terhadap zakat penghasilan merupakan bentuk penilaian

responden terhadap penerimaan adanya kewajiban zakat atas penghasilan yang

diperoleh secara rutin dari profesi yang dimiliki. Data pada Tabel 11 menunjukkan

bahwa rata-rata persepsi responden muzaki terhadap adanya zakat atas penghasilan

sudah baik. Rata-rata skor Muzaki BAZ dan LAZ adalah sebesar 4.49 dan muzaki

distribusi langsung sebesar 4.35.

Penilaian persepsi tertinggi terdapat pada pertanyaan yang menyatakan

kesediaan responden untuk menyalurkan zakat perbulan/pertahun sebesar 2,5%

dengan rata-rata skor sebesar 4.57 untuk muzaki BAZ/LAZ dan 4.45 untuk muzaki

distribusi langsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya responden

telah menyalurkan zakat lebih dari batas minimal zakat yaitu 2.5% dan memiliki

kesadaran bahwa zakat penghasilan merupakan kewajiban yang harus dibayarkan.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

31

Tabel 11 Persepsi Muzaki terhadap Zakat Penghasilan Profesi

Variabel Muzaki

BAZ dan

LAZ

Muzaki

distribusi

langsung

Min Max

1 Zakat penghasilan profesi wajib

ditunaikan pada penghasilan yang telah

mencapai kadar wajib zakat.

4.45 4.37 4 5

2 Zakat penghasilan profesi dapat

mensucikan diri dari harta yang

diperoleh

4.54 4.42 2 5

3 Menerima bahwa zakat penghasilan

profesi sebagai jenis zakat dalam

Islam.

4.42 4.18 2 5

4 Bersedia menyalurkan zakat

perbulan/pertahun sebesar 2,5% dari

penghasilan.

4.57 4.45 3 5

Rata-rata skor 4.49 4.35 3 5

Religiusitas

Religiusitas menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan melalui

interaksi yang terwujud dengan tindakan berupa ibadah dan tercermin dalam

perbuatan sehari-hari. Brotheridge dan Lee (2010) menyatakan bahwa religi

seseorang memegang peran penting dalam membentuk perilaku dan kebiasaan

individu. Salah satu perilaku individu yang dipengaruhi oleh tingkat religi sesorang

adalah kepatuhannya dalam membayarkan zakat.

Tabel 12 Religiusitas muzaki

Variabel Muzaki

BAZ dan

LAZ

Muzaki

distribusi

langsung

Min Max

1 Shalat fardhu 5 kali dalam satu hari 4.87 4.81 4 5

2 Shalat fardhu berjamaah minimal 2

kali sehari

4.21 3.92 2 5

3 Rutin membaca Al-Qur’an 4.30 3.92 2 5

4 Menunaikan zakat dan menyalurkan

infaq sadaqah secara rutin

4.54 4.42 3 5

5 Rutin hadir di majelis ilmu agama

minimal sebulan 2 kali (baik berupa

kajian/pengajian)

4.18 3.92 2 5

6 Menjauhkan diri dari (perbuatan dan

perkataan) yang tidak berguna

4.30 4.10 3 5

Rata-rata skor 4.39 4.18 3 5

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

32

Pada penelitian ini diperoleh bahwa nilai rata-rata skor religiusitas atau

tingkat ibadah muzaki BAZ/LAZ terlihat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

muzaki non lembaga (Tabel 12). Pada poin shalat berjamaah, rutinitas membaca

Al-Quran, dan partisipasi dalam majelis ilmu agama, rata-rata skor muzaki

distribusi langsung lebih rendah dibandingkan rata-rata skor muzaki BAZ/LAZ.

Hal ini kemungkinan terjadi karena sebagian responden muzaki menyalurkan zakat

bukan saja dipengaruhi oleh faktor keagaamaan, namun juga oleh faktor kepedulian

sosial yang mendorong muzaki untuk menyalurkan zakat. Menurut Muda et al.

(2006) diketahui bahwa kontribusi zakat tidak hanya didorong oleh sisi keimanan

saja tetapi juga dipengaruhi dari sisi kepedulian sosial dan kepuasan diri individu.

Kepercayaan terhadap Lembaga

Variabel kepercayaan lembaga diukur untuk melihat persepsi muzaki

terhadap kepercayaan kredibilitas kinerja Organisasi Pengelola Zakat. Skor variabel

kepercayaan lembaga pada responden muzaki BAZ dan LAZ merupakan bentuk

penilaian yang diterima dari pelayanan yang diberikan oleh Organisasi Pengelola

Zakat tempat muzaki berzakat. Pada Tabel 13 ditunjukkan bahwa muzaki BAZ dan

LAZ memiliki skor penilaian yang sangat baik terhadap Organisasi Pengelola Zakat.

Rata-rata tertinggi terdapat pada skor penilaian terhadap profesionalitas, amanah,

serta program yang diberikan kepada mustahik. Hal ini sesuai dengan implikasi dari

firman Allah Swt dalam Al-Quran Surat Qashas Ayat 26: “...karena sesungguhnya

orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang

yang kuat lagi dapat dipercaya”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kriteria seorang

yang dipilih untuk mengemban tugas, yang salah satunya yaitu Amil pada lembaga

zakat adalah seorang yang mampu dalam mengemban tugas dan amanah sehingga

dapat dipercaya oleh masyarakat terutama dalam mengelola dana umat.

Tabel 13 Persepsi Kepercayaan terhadap Lembaga Muzaki

Indikator Muzaki

BAZ dan

LAZ

Muzaki

distribusi

langsung

Min Max

1 OPZ telah mensosialisasikan zakat

dengan baik.

4.36 3.10 2 5

2 OPZ transparan dalam hal laporan

program dan keuangan

4.30 3.10 2 5

3 OPZ mempunyai program penyaluran

zakat yang relevan dan sesuai dengan

kondisi mustahik yang membutuhkan.

4.42 3.28 2 5

4 OPZ mendistribusikan zakat yang

dititipkan, dengan tepat dan merata.

4.27 3.13 2 5

5 OPZ mengelola uang zakat yang

dikumpulkan dengan baik dan

amanah.

4.42 3.31 2 5

6 OPZ bekerja secara profesional. 4.42 3.28 2 5

Rata-rata skor 4.36 3.20 2 5

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

33

Rata-rata skor persepsi kepercayaan muzaki terhadap lembaga zakat sudah

baik yaitu 4.33 untuk muzaki BAZ/LAZ dan 3.20 untuk muzaki distribusi langsung

(Tabel 13). Skor minimum (2) dari persepsi kepercayaan diperoleh dari muzaki

distribusi langsung. Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa hal yang menjadi

penyebab kurangnya kepercayaan muzaki distribusi langsung terhadap Organisasi

Pengelola Zakat. Pertama, muzaki tidak mendapat informasi terkait OPZ, baik

informasi keberadaan OPZ maupun program-program yang dijalankan, serta

informasi terkait keutamaan membayar zakat melalui OPZ. Kedua, sebagian

responden muzaki juga berpendapat bahwa pendistribusian zakat oleh OPZ masih

kurang merata. Ketiga, sebagian responden distribusi langsung menyatakan masih

kurangnya transparansi dan sosialisasi OPZ kepada masyarakat Muslim wajib zakat.

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Muzaki dalam

Menyalurkan Zakat Penghasilan

Zakat merupakan ibadah wajib yang merupakan dimensi sosial dan ekonomi.

Kebiasaan berzakat pada setiap harta yang dimiliki merupakan perilaku yang mulia.

Namun apabila potensi dana zakat dapat dihimpun, dikelola, dan didistribusikan

secara optimal dan merata oleh Organisasi Pengelola Zakat yang amanah dan

profesional, maka hal tersebut berpotensi untuk dapat mengurangi kesenjangan

pendapatan dan mewujudkan kesejahteraan umat secara merata. Hal ini dapat

terealisasi melalui kerjasama yang baik antara pihak muzaki dan Organisasi

Pengelola Zakat. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki

dalam penyaluran zakat dalam penelitian dilakukan menggunakan model logit.

Faktor-faktor yang diduga memengaruhi preferensi muzaki dalam

menyalurkan zakat penghasilan meliputi beberapa variabel independen. Variabel

dependen yang akan dilihat terdiri dari dua kemungkinan, yaitu responden yang

memilih menyalurkan zakat melalui OPZ, yaitu Badan/Lembaga Amil Zakat (Y=1)

atau responden yang tidak menyalurkan zakat melalui OPZ yaitu muzaki yang

menyalurkan zakat langsung kepada mustahik (Y=0).

Tabel 14 Dugaan parameter regresi logistik berdasarkan Classification Table

Predicted

Precentage

correct Observation Muzaki

Distribusi

langsung

Muzaki

BAZ/LAZ

Preferensi Tidak menyalurkan zakat

melalui Organisasi

Pengelola Zakat

34

3 91.90

Menyalurkan zakat melalui

Organisasi Pengelola zakat

4 29 87.90

90.00

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

34

Berdasarkan dugaan parameter regresi logistik diketahui bahwa klasifikasi

90.0% sudah baik untuk dibangunnya sebuah model dan variabel-variabel tersebut

dapat dijelaskan oleh model. Hasil pendugaan dapat mengklasifikasikan responden

yang memilih untuk menyalurkan zakat langsung kepada mustahik sebesar 91.90%.

Sementara hasil pendugaan untuk klasifikasi responden yang memilih berzakat di

OPZ sebesar 87.90% (Tabel 14).

Hasil uji Hosmer and Lameshow menunjukkan angka 0.994, artinya terima

hipotesis nol karena nilainya lebih besar dari 0.05. Dengan kata lain model sudah fit

dengan data sehingga sesuai atau layak untuk digunakan dalam analisis (Sarwono

2009). Nilai Nagelkerke R-Square menunjukkan angka 0.832 yang artinya model

mampu menjelaskan keragaman sebesar 83.2%, sisanya dijelaskan oleh variabel

lain di luar model. Hasil regresi logistik ditunjukkan pada Tabel 15.

Variabel independen yang berpengaruh nyata atau signifikan terhadap

variabel dependen adalah pengetahuan zakat, kepercayaan, lama pendidikan,

pendapatan, aksesibilitas, usia, dan institusi tempat bekerja (Tabel 15). Hal ini

dikarenakan nilai koefisien signifikansi variabelnya lebih kecil dari taraf nyata.

Untuk taraf nyata 0.05 yaitu pengetahuan zakat, kepercayaan terhadap lembaga,

lama pendidikan, pendapatan, aksesibilitas, dan usia, sedangkan untuk taraf nyata

0.10 yaitu variabel institusi tempat bekerja. Setiap variabel independen memberikan

peluang yang berbeda terhadap preferensi muzaki dalam berzakat. Besarnya

peluang dapat diketahui dengan menginterpretasikan nilai odds ratio pada masing-

masing variabel independen, dan pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan nilai

koefisien (B).

Tabel 15 Faktor-faktor yang memengaruhi preferensi muzaki dalam menyalurkan

zakat penghasilan

Variable B Sig. Odds Ratio

Exp(B)

Constant -48,940 0.009 0.000

Persepsi Zakat Profesi (PERS) 0.160 0.486 1.173

Pengetahuan Zakat (PENG) 0.757 0.012** 2.131

Kepercayaan (KPRC) 0.561 0.008** 1.831

Religiusitas (RELG) -0.278 0.180 0.757

Lama Pendidikan (LPDK) 0.993 0.033** 2.699

Usia (USIA) 0.184 0.028** 1.201

Pendapatan (PEND) -0.180 0.017** 0.835

Aksesibilitas (DAKS) 2.539 0.043** 27.023

Institusi tempat bekerja (DJP) 3.884 0.075* 14.511

R-Square 0.832

Hosmerand lemeshow 0.994 Keterangan: **Siginifikan pada taraf nyata 5%

*Signifikan pada taraf nyata 10%

Variabel pengetahuan zakat memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B)

sebesar 2.13 terhadap preferensi berzakat muzaki, yang menunjukkan bahwa

muzaki yang memiliki pengetahuan zakat yang lebih tinggi satu skor memiliki

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

35

peluang untuk menyalurkan zakat melalui OPZ sebesar 2.13 kali, ceteris paribus.

Dalam hal ini pengetahuan zakat berepengaruh positif terhadap preferensi berzakat

muzaki, artinya semakin tinggi pengetahuan zakat maka kecenderungan

menyalurkan zakat melalui OPZ semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukan

keputusan untuk memilih tempat penyaluran zakat dipengaruhi oleh pengetahuan

responden tentang zakat penghasilan, keutamaan membayar zakat, dan keyakinan

akan manfaat menyalurkan zakat melalui Amil zakat. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Idris (2003) yang menyatakan tingkat pengetahuan zakat

berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku kepatuhan para wajib zakat di

Malaysia dan Suprayogi (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan zakat

memiliki hubungan signifikan positif terhadap preferensi pengusaha mikro untuk

menyalurkan zakat perdagangan melalui BAZ/LAZ. Sebagai seorang Muslim yang

beriman diperintahkan untuk senantiasa meningkatkan dan mengamalkan ilmu

pengetahuan. Salah satunya adalah pengetahuan tentang zakat. Allah SWT akan

memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu pengetahuan

sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Variabel kepercayaan memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B) sebesar

1.83 yang menunjukkan bahwa meningkatnya satu skor kepercayaan muzaki akan

memiliki peluang untuk memilih menyalurkan zakat penghasilan melalui OPZ 1.83

kali lebih besar, ceteris paribus. Variabel kepercayaan memiliki pengaruh positif

terhadap preferensi dalam menyalurkan zakat penghasilan. Artinya, muzaki yang

memiliki peniliaian kepercayaan yang baik terhadap kredibilitas kinerja lembaga

seperti, transparansi, sosialisasi, amanah, profesionalitas lembaga zakat akan

memiliki kecenderungan atau peluang lebih besar untuk memilih menyalurkan

zakat melalui OPZ. Hal ini menguatkan hasil penelitian Rouf (2011) yang

menyatakan kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat

masyarakat dan berkorelasi positif terhadap pilihan lembaga dalam menyalurkan

zakat. Keberadaan Organisasi Pengelola Zakat memiliki peranan yang sangat

penting dalam mengelola dana zakat untuk kesejahteraan umat sehingga para

pengelola zakat (Amil) yang diamanahkan untuk mengelola dana umat dipilih

karena telah memiliki pengetahuan dan kemampuan zakat yang memadai serta

amanah dalam menjalankan tugasnya dan senantiasa menjaga kepercayaan dan

amanah terutama terkait dalam masalah keuangan. Hal tersebut sesuai dengan

kandungan Al-Quran Surat Yusuf ayat 55 yang artinya: “Berkata Yusuf: Jadikanlah

aku bendaharawan negeri, karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai

menjaga dan berpengetahuan.” (QS Yusuf [12]: 55)

Variabel lama pendidikan memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B)

sebesar 2.69, yang menunjukkan bahwa muzaki yang menempuh lama pendidikan

lebih tinggi satu tahun memiliki peluang untuk menyalurkan zakat penghasilan

melalui OPZ lebih besar 2.69 kali, ceteris paribus. Dalam hal ini lama pendidikan

berpengaruh positif terhadap preferensi berzakat muzaki. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi pendidikan muzaki maka akan memiliki kecenderungan lebih

besar untuk memilih menyalurkan zakatnya melalui OPZ. Berdasarkan dari hasil

survei dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan muzaki maka akan

semakin tinggi wawasan dan pengetahuan, yang juga berimplikasi pada

pertimbangan muzaki dalam memilih tempat penyaluran zakat. Dengan demikian

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

36

muzaki akan lebih selektif dalam memilih organisasi pengelola zakat yang

profesional agar dana zakat dapat lebi bermanfaat bagi kesejahteraan umat. Hal ini

sesuai dengan penelitian Snipes (2010) dan Alhasanah (2011) yang menyatakan

tingkat pendidikan berpengaruh secara positif terhadap keputusan beramal

seseorang. Tingkat pendidikan juga merupakan faktor yang berpengaruh secara

signifikan terhadap pemilihan tempat membayar zakat di organisasi. Pemahaman

tentang pentingnya membayar zakat dan pengelolaan zakat melalui organisasi

pengelola zakat dapat lebih mudah diterima oleh kalangan berpendidikan.

Variabel usia memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B) sebesar 1.20

yang menunjukkan muzaki dengan usia satu tahun lebih tinggi memiliki peluang

1.20 kali lebih besar untuk menyalurkan zakat melalui Organisasi Pengelola Zakat,

cateris paribus. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jaffar (2011)

yang menyatakan bahwa usia adalah faktor demografi yang memengaruhi

kesadaran memberikan zakat dan akhirnya memberikan dampak positif pada

perilaku kepatuhan pembayar zakat. Peningkatan usia seseorang akan

meningkatkan kesadaran untuk membayar zakat, salah satunya kesadaran untuk

menyalurkan zakat melalui OPZ.

Variabel Dummy institusi tempat bekerja memiliki odd ratio berdasarkan

nilai Exp (B) sebesar 18.39 yang menunjukkan bahwa muzaki yang bekerja di

institusi pemerintahan seperti PNS dan pegawai BUMN memiliki peluang 18.39

kali lebih besar untuk menyalurkan zakat melalui OPZ dibandingkan responden

muzaki yang bekerja di institusi swasta dan lainnya, cateris paribus. Hal ini sejalan

dengan penelitian Firdaus et al. (2012) yang menyatakan bahwa jenis pekerjaan

seseorang merupakan faktor yang penting dalam memengaruhi frekuensi responden

berzakat serta pemilihan tempat ketika membayar zakat.

Variabel Aksesibilitas memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B) sebesar

27.02. Artinya, responden muzaki yang menyatakan menyalurkan zakat karena

kemudahan akses memiliki peluang lebih besar 27.02 kali dibandingkan yang tidak

menyalurkan zakat karena kemudahan akses, cateris paribus. Hasil penelitian ini

menunjukkan semakin mudah akses yang diberikan oleh OPZ seperti kemudahan

akses lokasi, fasilitas, dan informasi mengenai Amil zakat yang akan memudahkan

muzaki dalam menyalurkan zakat, maka muzaki akan memiliki kecenderungan atau

peluang lebih besar untuk menyalurkan zakat melalui OPZ. Hasil ini menguatkan

penelitian Alhasanah (2011) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan tempat membayar zakat adalah faktor

ketersediaan organisasi pengelola zakat di daerah sekitar tempat tinggal.

Variabel pendapatan memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B) sebesar

0.83 terhadap preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan yang

menunjukkan bahwa muzaki yang memiliki pendapatan satu juta lebih tinggi maka

peluang menyalurkan zakat penghasilan melalui OPZ 0.83 kali, cateris paribus.

Variabel pendapatan memiliki pengaruh negatif terhadap preferensi berzakat

melalui OPZ. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis awal dimana diduga

bahwa pendapatan akan memiliki pengaruh positif terhadap preferensi berzakat.

Berdasarkan hasil lapang, muzaki yang memiliki penghasilan tinggi memiliki

kecenderung memilih menyalurkan zakat langsung kepada mustahik. Alasan

responden yang disampaikan diantaranya adalah jumlah zakat yang ditunaikan

cukup besar maka responden memilih mendistribusikannya secara merata kepada

beberapa penerima zakat. Sebagian responden yang memiliki pendapatan tinggi

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

37

masih kurang mendapat informasi terkait OPZ sehingga memiliki kepercayaan

yang kurang terhadap OPZ.

Variabel religiusitas memiliki odd ratio berdasarkan nilai Exp (B) sebesar

0.75 terhadap preferensi muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan. Hal ini

menunjukkan bahwa responden muzaki yang memiliki skor religiusitas lebih tinggi

maka peluang terhadap preferensi dalam menyalurkan zakat penghasilan di OPZ

0.75 kali, cateris paribus. Variabel religiusitas memiliki pengaruh negatif terhadap

preferensi berzakat yang menunjukkan semakin tinggi religiusitas muzaki akan

memiliki kecenderungan untuk menyalurkan zakat penghasilan langsung kepada

mustahik. Namun hasil penelitian ini menunjukkan religiusitas tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap preferensi (pilihan) dalam memilih sasaran

penyaluran zakat atau kemana zakat akan disalurkan. Hubungan tidak signifikan

diduga karena responden pada penelitian ini merupakan muzaki yang telah

membayar zakat. Hasil penelitian Sariningrum (2011) menyatakan bahwa keimanan

merupakan faktor utama yang menjadi alasan seseorang untuk berzakat. Hal

tersebut menandakan bahwa religiusitas seseorang juga dapat memengaruhi

perilaku dan keinginan seseorang untuk berzakat. Pada dasarnya zakat merupakan

ibadah yang telah diperintahkan bagi umat Muslim sebagaimana firman Allah

SWT: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu

bapak, kaum kerabat, anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-

kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat, dan tunaikanlah zakat.” (QS Al-

Baqarah [2]: 83).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Berdasarkan karakteristik muzaki yang mencakup aspek sosial dan

ekonomi berupa usia, pendidikan, pendapatan, dan jenis pekerjaan,

menunjukkan bahwa sebagian besar muzaki yang rutin menyalurkan zakat

penghasilan berjenis kelamin laki-laki, berstatus sudah menikah, berusia

36-50 tahun, pendidikan terakhir Sarjana, pendapatan berkisar 5-15 juta,

dan mayoritas bekerja sebagai PNS, Pegawai BUMN, wiraswasta, dan

Pegawai swasta.

2. Muzaki Kota Bogor memiliki persepsi yang baik terhadap keberadaan

zakat penghasilan. Perilaku muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan

pada umumnya lebih memilih menyalurkan zakat langsung kepada

penerima zakat, dengan periode pembayaran zakat setiap bulan atau setiap

memperoleh penghasilan. Alasan muzaki menyalurkan zakat langsung

kepada mustahik adalah karena kemudahan akses dan langsung kesasaran,

banyak orang di sekitar yang membutuhkan, kepuasan, dan kenyamanan.

Alasan muzaki memilih menyalurkan zakat melalui OPZ formal adalah

kemudahan akses, kenyamanan pelayanan, profesionalitas, dan

transparansi.

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

38

3. Variabel Independen yang berpengaruh signifikan terhadap preferensi

muzaki dalam menyalurkan zakat penghasilan adalah pengetahuan zakat,

kepercayaan terhadap lembaga, lama pendidikan, pendapatan,

aksesibilitas, instansi tempat bekerja, dan usia.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan zakat, kepercayaan terhadap

lembaga zakat, dan akses akan memengaruhi preferensi muzaki dalam

menyalurkan zakat. Untuk itu, perlu adanya peningkatan sosialisasi dan

edukasi yang berkesinambungan kepada masyarakat Muslim di Kota Bogor

terkait keutamaan zakat, urgensi, dan cara pengelolaan zakat di OPZ. BAZ

dan LAZ dapat lebih aktif dalam memperkenalkan diri kepada masyarakat,

meningkatkan sosialisasi, dan memfasilitasi penghimpunan zakat

penghasilan di wilayah yang penduduknya berpendidikan dan berpendapatan

tinggi sehingga masyarakat memperoleh informasi dan memiliki kemudahan

akses dalam menyalurkan zakat melalui OPZ. Selain itu, strategi sosialisasi

dan edukasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan zakat masyarakat dapat

dilakukan dengan melakukan pendekatan segmentasi berdasarkan usia.

2. BAZ, LAZ, dan Pemerintah Kota Bogor perlu lebih bersinergi dalam upaya

meningkatkan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat

melalui kerjasama dalam hal sosialisasi, edukasi, transparansi, dan

akuntabilitas (laporan pertanggung jawaban) berupa laporan reguler dan

evaluasi program yang telah dilaksanakan serta menyampaikan program-

program yang akan dilaksanakan secara berkala kepada masing-masing

individu, surat kabar, dan media lainnya. Selain itu, insentifitas komunikasi

dengan muzaki serta kemudahan akses juga perlu ditingkatkan.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya, perlu adanya kajian tentang kinerja

Pemerintah, Badan dan Lembaga Amil Zakat di Kota Bogor dalam

menghimpun dana zakat penghasilan, untuk dapat menyelaraskan hasil

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, H. 2004. Zakah, Macroeconomic Policies, and Poverty Alleviation: Lessons

from Simulation on Bangladesh. Journal of Islamic Economics, Banking, and

Finance. 81-105.

Alhasanah IM. 2011. Analisis Diskriminan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Partisipasi Berzakat Beinfak dan Pemilihan Tempat Membayar Zakat (Studi

Kasus: Kabupaten Brebes) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Asyaria K. 2015. Preferensi dan Keputusan Muzaki dalam Menyalurkan Zakat Profesi

di Kota Malang. Jurnal Ilmiah. Malang (ID): Universitas Brawijaya.

Bakar NBA, Rashid HMA. 2010. Motivations of Paying Zakat on Income: Evidence

from Malaysia. International Journal of Economics and Finance. 2(3): 76 - 84.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

39

Beik IS. 2010. Peran Zakat: Mengentaskan Kemiskinan dan Kesenjangan. [Internet].

[diunduh pada 2015 Desember 15]. Tersedia pada:

http://irfansb.blogdetik.com/2010/07/31/peran-zakatmengentaskankemiskinan -

dan-kesenjangan/.

Brotheridge CM, Lee RT. 2010. Hand to work, heart to god: Religiousity and

Organizational Behavior. Journal of management, spirituality &

religion.__4(3): 287-309.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang

Dianut. [internet]. [diunduh 2016 Mei 20]. Tersedia pada:

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321

_______________________. 2014. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di

Indonesia. [Internet]. [diunduh pada 2016 Juni] Tersedia pada

http://www.bps.go.id

_______________________. 2014. Kota Bogor dalam Angka 2014. Bogor (ID): BPS

Kota Bogor.

_______________________. 2014. Gini Ratio Menurut Kabupaten/Kota 2008-2014.

[internet]. [diunduh 2016 Mei 10]. Tersedia pada:

http://www.jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/ view/id/91.

_______________________. 2014. Gini Ratio Menurut Provinsi. [internet]. [diunduh

2016 Mei 10]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/

view/id/1493.

______________________. 2015. Kota Bogor dalam Angka 2015. Bogor (ID): BPS

Kota Bogor.

______________________. 2015. Statistik Daerah Kota Bogor 2015. Bogor (ID):

BPS Kota Bogor.

_______________________. 2015. Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Triwulan I 2015. [internet]. [diunduh 2016 Mei 10]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20150505105654.pdf.

[DEPAG RI] Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: CV

Darus Sunnah.

Firdaus M, Beik IS, Irawan T, Juanda B. 2012. Economic Estimation and

Determinations of Zakat Potential in Indonesia. Islamic Research and Training

Institute (IRTI) Working Paper Series: WP# 1433-07 [Working Paper]. Jeddah.

Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif Untuk Manajemen

dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Gay LR, Mills GE, Airasian P. 2006. Educational Research Competencies for

Analysis and Aplications 8th Edition. New Jersey (US): Prentice Hall.

Hafidhuddin D. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta (ID): Gema

Insani.

____________. 2007. Agar Harta Berkah dan Bertambah. Jakarta (ID): Gema Insani. Hidayat M. 2010. An Introduction to Sharia Economic. Jakarta (ID): Zikrul Hakim.

Idris KM, Ali EIE, Ali J. The Role of Intrinsic Motivational Factors on Compliance

Behavior of Zakat on Employment Income. Jurnal Pembangunan Sosial 6(7):

95-122.

Inoed A. 2005. Anatomi Fiqh Zakat. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

Jaffar, Mohammad N, Affif A, Amri, Hardi, Sahezan, Che N. 2011. A Study on the

Factors Attribute to Non Participation of Zakat Income Among the Muslim

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

40

Community in Selangor. 2nd International Conference on Business and

Economic Research Proceeding. 2011 Maret. 11(144) 450-462.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press.

[KEMENAG] Kementrian Agama 2015. Baznas Targetkan 2015 Terkumpul Zakat Rp

4,2 Triliun. [diunduh 2015 Oktober]. Tersedia pada

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=233570.

Kotler. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Muda M, Marzuki A, Shaharuddin A. 2006. Factors Influencing Individual

Participation in Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Di dalam: iBAF

2006. Kuala Lumpur (MY): KUIM.

Mufraini AM. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta (ID): Prenada Media

Group.

Muhammad. 2009. Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Mukhlis A. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Kepatuhan

Membayar Zakat: Studi Kasus Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Murtala M, Mohamad MHS, Adnan MA. 2011. Antecedents Of Zakat Payers’ Trust:

The Case Of Nigeria. International Journal of Economics, Management &

Accounting.

Nazir M 2005. Metode Penelitian Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Qardhawi Y. 2011. Hukum Zakat. Volume ke-12. Harun S, Hafidhuddin D,

Hasanuddin, penerjemah. Bogor (ID): Litera Antar Nusa.

Ridlo MT. 2007. Zakat Profesi dan Perusahaan. Jakarta (ID): Institut Manajemen

Zakat.

Rouf M. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat

Membayar Zakat di Rumah Zakat Cabang Semarang [skripsi]. Semarang (ID):

Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Salmanpour H, Issazadegan A. 2012. Religiosity orientations and personality traits

with death obsession. International Journal of Physchological Studies. 1:150-

157.

Santika Y, Asmara A, Lubis D. 2016. Menghitung Potensi Zakat Kota Bogor [internet].

[diunduh pada 2016 Mei] Tersedia pada http://www.republika.co.id/ berita/

koran/iqtishodia/16/02/25/o33fk52-menghitung-potensi-zakat-kota-bogor.

Sariningrum SZ.2011 Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembayaran Zakat di

Kota Palembang [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sarwono J. 2009. Statistika itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi

Statistika Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.

Snipes RL, Oswald SL. 2010. Charitable Giving to Not-to-Profit Organization: Factor

Affecting Donantion to Non-Profit Organization. Innovative Marketing. 6(1):

73-80.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dala Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suprayogi A. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan dan Preferensi

Pengusaha Mikro untuk Berzakat [Tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Tanjung H, Devi A. 2013. Metodologi penelitian Ekonomi Islam. Jakarta (ID):

Alfabeta.

[UU RI] Undang-undang Republik Indonesia. 2011. UU Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Zakat. Jakarta (ID): UU Republik Indonesia.

Ventis WL.1995. The relationship between religion and mental health. Journal

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

41

of Social Issues, 51: 33-48.

Wahid H, Sanep A, Mohd AMN. 2005. Kesadaran Membayar Zakat Pendapatan di

Malaysia. Putrajaya (MY): Kumpulan Kajian Ekonomi dan Kewenangan Islam

Pusat Pengajian Ekonomi Universiti Kebangsaan Malaysia.

Wibisono Y. 2015. Mengelola Zakat Indonesia. Jakarta (ID): Prenamedia Group.

Yuningsih A, Abdillah, Mulia N. 2015. Pengaruh Faktor Pendapatan, Pengetahuan

Zakat dan Kredibilitas Lembaga Pengelola Zakat terhadap Kepercayaan

Masyarakat pada Lembaga Pengelola Zakat. Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan

Perbankan. Vol 1(4).

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

42

Lampiran 1 Hasil Statistik Uji Regresi Logistik

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 68,303 9 ,000

Block 68,303 9 ,000

Model 68,303 9 ,000

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 28,509a ,623 ,832

a. Estimation terminated at iteration number 9 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 1,423 8 ,994

Classification Tablea

Observed

Predicted

perilaku

Percentage

Correct

muzaki non

lembaga

muzaki

lembaga

Step 1 perilaku muzaki non lembaga 34 3 91,9

muzaki lembaga 4 29 87,9

Overall Percentage 90,0

a. The cut value is ,500

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

43

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a PERS ,160 ,229 ,485 1 ,486 1,173

TRUST ,605 ,235 6,631 1 ,010 1,831

PENG ,757 ,301 6,322 1 ,012 2,131

RELG -,278 ,207 1,797 1 ,180 ,757

PEND -,180 ,076 5,657 1 ,017 ,835

LPD ,993 ,465 4,563 1 ,033 2,699

USIA ,184 ,083 4,846 1 ,028 1,201

DJP (1) 2,675 1,503 3,168 1 ,075 14,511

DAKSES (1) 3,297 1,632 4,082 1 ,043 27,023

Constant -48,940 18,616 6,911 1 ,009 ,000

a. Variable(s) entered on step 1: PERS, TRUST, PENG, RELG, PEND, LPD, USIA, DJP,

DAKSES.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

44

No. : Hari,Tanggal : Pukul : Lokasi wawancara:

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PREFERENSI MUSLIM KOTA BOGOR DALAM MENYALURKAN

ZAKAT PENGHASILAN

Terima kasih atas kesediaan Bapak/ Ibu menjadi responden untuk mengisi

kuesioner penelitian. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka

penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh:

Nama : Hanifah Azizah

NIM : H54120047

Program Studi : Ekonomi Syariah

Departemen : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen

Universitas : Institut Pertanian Bogor

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perilaku, presepsi, dan

pengetahuan Muslim kota bogor terhadap zakat penghasilan profesi dan faktor-

faktor yang memengaruhi Muslim kota bogor dalam menyalurkan zakat

penghasilan profesi. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian,

sehingga jawaban yang Bapak/Ibu sampaikan sepenuhnya akan dijaga

kerahasiaannya. Atas kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama

Responden

Jenis kelamin o Laki laki ᴑ Perempuan

Alamat lengkap

......................................................................................................

......................................................................................................

RT : ....................... RW : ........................ No : ...........................

Kelurahan : Kecamatan :

Kota : No telp/ HP :

Usia ...................................... Tahun

Pendidikan

Terakhir

1. SMA/sederajat

2. Diploma

3. S1

4. S2

5. S3 (...........Tahun)

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

45

Status 1. Menikah

2. Belum Menikah

Sumber

penghasilan

1. PNS 2. Pegawai BUMN 3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta

5. Profesional 6. TNI/POLRI 7. Lainnya.............

Jumlah

pendapatan

Rp ................................/bulan

Jumlah

pengeluaran

primer

Rp................................/bulan

I. SCREENING

1. Apakah anda membayar zakat?

a. Ya

b. Tidak

II. PERILAKU 2. Zakat apa yang rutin anda tunaikan?

a. Zakat penghasilan profesi dan zakat fitrah

b. Zakat penghasilan profesi, zakat maal, dan zakat fitrah

c. Zakat fitrah di bulan Ramadhan (Lanjut nomor 12)

3. Kapan periode anda menunaikan zakat penghasilan profesi?

a. Setiap bulan b. Setiap tahun c.Lainnya........................................

4. Apakah anda tahu berapa kadar/persentase zakat yang anda tunaikan atas

penghasilan?

a. Ya, yaitu.................... b. Tidak tahu

5. Dari mana anda mengetahui mengenai adanya zakat penghasilan profesi?

(Jawaban Boleh lebih dari 1) a. Buku, Majalah

b. Iklan (brosur, Pamflet,flyer, dll)

c. Internet

d. Teman/Keluarga/Saudara

e. Sosialisasi Lembaga Amil Zakat

f. Pengajian/Ceramah

g. Lainnya............................

6. Apakah ada Unit Pengelola Zakat (Amil) formal disekitar tempat tinggal

anda?

a. Ya b. Tidak c.Tidak tahu

7. Jika membayar zakat atas penghasilan, dimana anda menunaikannya?

a. Badan atau Lembaga Amil Zakat

b. Menyalurkan sendiri langsung kepada penerima zakat (Lewati 8-9,

Lanjut no.10)

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

46

(Lanjutkan ke pertanyaan no.13)

8. Melalui Organisasi Pengelola Zakat apa, anda menyalurkan zakat

penghasilan secara rutin?

a. BAZNAS Kota Bogor/UPZ BAZ Kota Bogor

b. Dompet Dhuafa

c. PMA Al-Bunyan

d. Rumah Zakat

e. Lainnya....................................................................................

9. Apa Alasan anda menyalurkan melalui Lembaga tersebut?

( ) kemudahan akses

( ) Profesionalitas

( ) transparansi

( ) Kenyamanan

( ) Distribusi merata dan tepat sasaran

( ) Lingkungan

( ) Lainnya...........................................................................................

10. Apa alasan anda menyalurkan zakat langsung kepada mustahik (penerima

zakat) ?

( ) Akses mudah dan langsung ke sasaran

( ) Kenyamanan

( ) Kepuasan

( ) Tidak ada Lembaga zakat disekitar tempat tinggal

( ) Banyak orang disekitar saya yang membutuhkan, belum

terjangkau oleh lembaga/amil zakat

( ) Kurang percaya kepada Badan atau Lembaga Pengelola Zakat

( ) Lainnya.................................................................................

11. Jika langsung ke mustahik (penerima zakat), kepada siapa anda

membayarkan zakat penghasilan profesi tersebut?

( ) fakir Miskin ( ) Anak Yatim ( ) muallaf ( )tetangga

( ) Saudara terdekat ( ) keluarga ( ) pengemis

( ) Orang yg membutuhkan ( ) lainya...............

12. Jika tidak/belum membayar zakat profesi/penghasilan, apa alasan anda?

( ) Merasa belum berkewajiban mengeluarkan zakat dari penghasilan

yang diperoleh

( ) Tidak mengetahui dan tidak mendapat informasi terkait zakat

tersebut

( ) Merasa zakat tersebut tidak wajib

( ) Lainnya.....................................................................................

13. Selain zakat, apa rutin ber-infaq?

a. Ya b. Tidak

14. Bagaimana periode anda dalam ber-infaq?

a. Setiap hari b.Setiap minggu c. Setiap bulan d.Lainnya............

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

47

15. Dimana atau kepada siapa anda biasa ber-infaq/sadaqah?

........................................................................................................................

III. FAKTOR PREFERENSI

Mohon Anda menunjukkan tingkat persetujuan pada masing-masing

pernyataan di bawah ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah pada pernyataan

ini. Selanjutnya berikan tanda (√) pada kotak pilihan jawaban yang telah disediakan

sesuai dengan skala berikut.

Keterangan :

Sangat tidak setuju : sangat tidak yakin dengan pernyataan

Tidak setuju : tidak yakin, kurang dari 50% dengan

pernyataan

Netral : Kurang yakin atau ragu-ragu, antara ya dan

tidak sama dengan 50% dengan

pertanyaan

Setuju : yakin, lebih dari 50% dengan pernyataan

Sangat Setuju : sangat yakin dengan pernyataan

N

No

Atribut Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Netral

Setuju Sangat

Setuju

Presepsi Zakat penghasilan profesi

1

1

Zakat penghasilan profesi wajib

ditunaikan apabila penghasilan telah

mencapai kadar wajib zakat.

2

2

Zakat penghasilan profesi dapat

mensucikan diri dari harta yang diperoleh

3

3

Saya menerima bahwa zakat penghasilan

profesi sebagai jenis zakat dalam Islam

4

4

Saya menerima untuk menyalurkan zakat

perbulan/pertahun sebesar 2,5% dari

penghasilan.

Pengetahuan zakat penghasilan

1

1

Saya mengetahui adanya zakat

penghasilan profesi

2

2

Saya mengetahui arti zakat maal dan arti

zakat penghasilan, dan saya menerima

perbedaannya sebagai landasan

membayar zakat.

3

3

Saya mengetahui zakat penghasilan

ditunaikan 2,5% dari penghasilan yang

mencapai nishab.

4

4

Saya mengetahui bahwa zakat

penghasilan, infaq dan sadaqah memiliki

kadar dan ketentuan yang berbeda.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

48

N

No

Atribut Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Netral

Setuju Sangat

Setuju

5

5

Saya mengetahui zakat penghasilan

merupakan analogi dari zakat emas, zakat

pertanian, zakat perdagangan.

Pengetahuan Zakat

1

1

Saya paham perbedaan zakat, infaq,

sadaqah

3

2

Saya mengetahui membayar zakat

melalui Amil/lembaga dapat

meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan umat.

4

3

Saya mengetahui penerima zakat bukan

hanya fakir miskin, tetapi ada golongan

lain yg berhak menerima zakat, yaitu 8

golongan Ashnaf.

5

4

Saya mengetahui membayar zakat

melalui amil ke Lembaga Zakat

menjadikan zakat lebih produktif, efektif,

dan dapat menjadikan nilai kemanfaatan

zakat lebih besar.

6

5

Saya mengetahui membayar zakat

melalui amil ke Amil zakat merupakan

sunnah Rasulullah SAW.

Religiusitas

1

1

Saya selalu shalat fardhu 5 kali dalam

satu hari.

3

2

Saya selalu shalat fardhu berjamaah

minimal 2 kali sehari.

4

3

Saya sudah rutin membaca Al-Qur’an.

5

4

Saya sudah menunaikan zakat dan

menyalurkan infaq sadaqah secara rutin.

6

5

Saya rutin hadir di majelis ilmu agama

minimal sebulan 2 kali (baik berupa

kajian/ pengajian).

6

6

Saya sudah menjauhkan diri dari

(perbuatan dan perkataan) yang tidak

berguna.

Althurism

1

1

Saya membayar zakat/infaq/sadaqah

karena peduli terhadap sesama.

2

2

Saya merasa bersalah saat tidak

membayar zakat atau infak kepada

mustahik (penerima zakat)

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

49

N

No

Atribut Pertanyaan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Netral

Setuju Sangat

Setuju

3

3

Saya menyadari ada hak orang lain dalam

harta saya

4

4

Saya membayar zakat/infaq/sadaqah

untuk mensucikan penghasilan yang

diperoleh

5

5

Saya membayar zakat/infaq/sadaqah

sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah

SWT.

Kepercayaan terhadap lembaga

1

1

Badan/Lembaga Amil Zakat telah

mensosialisasikan zakat dengan baik.

2

2

Badan/Lembaga Amil zakat transparan

dalam hal laporan program dan

keuangan.

3

3

Badan/Lembaga Amil Zakat mempunyai

program penyaluran zakat yang relevan

dan sesuai dengan kondisi mustahiq yang

membutuhkan.

4

4

Badan/Lembaga Amil Zakat

mendistribusikan zakat yang dititipkan,

dengan tepat dan merata.

5

5

Badan/Lembaga Amil Zakat mengelola

uang zakat yang dikumpulkan dengan

baik dan amanah.

6

6

Badan/Lembaga Amil Zakat bekerja

secara profesional.

Kritik & Saran terhadap Badan atau Lembaga Amil Zakat di Kota Bogor

.....................................................................................................................................

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI … · Definisi Operasional Variabel 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 ... Simpulan 37 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 50. DAFTAR

50

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Goettingen, 30 Juli 1994 dari Ayah Edy

Hartulistiyoso dan Ibu Mira Suprayatmi. Penulis adalah anak kedua dari tiga

bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Al-Muslim Bogor, selanjutnya

melanjutkan pendidikannya di SDIT Ummul Quro Bogor hingga tahun 2004, dan

lulus dari SDN Papandayan 1 Bogor pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2009

penulis menyelesaikan bangku Sekolah Menengah Pertama di Sekolah Indonesia

Nederland Waasenaar, Belanda. Selanjutnya pada tahun 2012 penulis lulus dari

SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lolos seleksi masuk

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Tulis dan diterima di

program studi Ilmu Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi yaitu sebagai staf

Departemen Komunikasi dan Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa kepengurusan

2013/2014 dan sebagai staf divisi Pundi Ashnaf SES-C Sharia Economics Student

Club (SES-C) kepengurusan 2014/2015. Penulis juga aktif di berbagai kegiatan

kepanitian yaitu sebagai ketua divisi Desain dan Dokumentasi 4th Just! (Journalism

Seminar and Talkshow 2014), Pimpinan Redaksi Orange Magazine FEM

2013/2014, anggota divisi sponsorship IPB Bussiness Festival 2014, anggota divisi

Publikasi Desain dan Dokumentasi Politik Ceria 2014, dan kepanitiaan kampus

lainnya. Penulis bersama Tim Ekonomi Syariah FEM IPB pernah meraih juara dua

dalam kompetisi video dokumenter IAC (IPB Art Contest) tahun 2015.