analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
TRANSCRIPT
TESIS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL,
PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR
NI LUH MIKA TRISNAWATI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL,
PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI LUH MIKA TRISNAWATI NIM. 1391461021
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2015
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 10 Agustus 2015
Pembimbing I,
Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU NIP. 19500510 197803 1 002
Pembimbing II,
Dr. I B P Purbadharmaja, SE, ME NIP. 19680618 199502 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr.N Djinar Setiawina,SE,MS NIP. 19530730 198303 1 001
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 195902151985102001
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 27 Juli 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No.: 2038/UN.14.4/HK/2015, Tanggal 8 Juli 2015
Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah :
Ketua : Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU
Anggota :
1. Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME
2. Prof.Dr.I Made Kembar Sri Budhi, Drs, MS
3. Dr.I Ketut Djayastra, SE, SU
4. Dr. A.A.I.N Marhaeni, SE, MS
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Luh Mika Trisnawati
NIM : 1391461021
Program Studi : Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana
Judul Tesis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel,
Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, Juni 2015
Yang membuat pernyataan
Ni Luh Mika Trisnawati NIM. 13914621021
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukut penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas tuntunan dan petunjuk-Nya, tesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel,
Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar dapat diselesaikan.
Tesis ini merupakan syarat kelengkapan untuk menyelesaikan pendidikan Strata
Dua (S2) pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Tesis ini diselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor
Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD. KEMD atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan
terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE. MS. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana; Bapak Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU.
selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME.
selaku Pembimbing II yang telah banyak mengorbankan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis; Bapak Prof.Dr. I Made Kembar Sri Budhi,
Drs, MP; Dr. I Ketut Djayastra, SE, SU; Dr.A.A.I.N Marhaeni, SE, MS. selaku
Dosen Pembahas Seminar dan Penguji Tesis yang telah banyak memberikan
masukan bagi kesempurnaan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak dan Ibu semua Dosen dan staf sekretariat MIE UNUD yang telah
banyak membantu dan memfasilitasi selama proses perkuliahan, rekan-rekan
angkatan XXIV MIE UNUD yang telah ikut memberikan masukan-masukan
dalam penyusunan tesis ini. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tercinta yang
selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian studi ini.
Pemerintah Kota Denpasar maupun rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari
sempurna. Dalam kesederhanaan, penulis berharap dapat memberi sumbangan
pemikiran dan kajian penulis dalam mengembangan Pajak Hotel, Pajak Restoran
dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar.
Denpasar, Juni 2015
Penulis
ABSTRAK
Penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu pajak daerah tetap merupakan primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari pendapatan asli daerah masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting, dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2011 pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan menerapkan self assessment system sehingga kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban dan hak di bidang perpajakan.
Penelitian ini bertujuan 1) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh tidak langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 4) untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Denpasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan ada dua yaitu data primer dan data sekunder yang didapat dari Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, observasi dan wawancara mendalam. Responden ditentukan dengan rumus slovin berjumlah 154 wajib pajak yang terdiri dari 56 wajib pajak hotel, 77 wajib pajak restoran dan 21 wajib pajak hiburan. Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis diagram jalur.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan path analysis menunjukkan bahwa 1)pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak; 4) kepatuhan wajib pajak membayar pajak berpengaruh terhadap PAD karena jumlah penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan hiburan memberikan kontribusi yang tinggi bagi pajak daerah di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat beberapa implikasi tentang pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak, melalui sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus sehingga masyarakat sadar dan patuh dengan pajak.
Kata kunci : kepatuhan. pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak
ABSTRACT
Local tax revenue in Denpasar as a source of financing has increased significantly, therefore it remains an excellent local taxes to finance spending in the City of Denpasar. For the Denpasar government, despite the fiscal capacity derived from local revenues remains limited, but local taxes still play an important role, in order to increase tax revenues in the city of Denpasar. Under Law Number 28 of 2011, the tax collection of hotels, restaurants and entertainments shall apply self assessment system, so that the taxpayers awareness is the most crucial factor of the taxpayers obedience in implementing their obligations and rights in the field of taxation.
This study aims 1) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, and tax audits towards the awareness of the taxpayers to pay the hotel , restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, tax audits and awareness of the taxpayers on their obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) to analyze whether or not the indirect effect of tax knowledge, quality of service, tax audits on the taxpayers obedience through the awareness of taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the city of Denpasar; 4) to analyze the effect of the taxprayer to pay hotel, restaurant and entertainment taxes of local revenues in the City of Denpasar. The method used was quantitative research method. There are two sources of data used, i.e. the primary data and the secondary data obtained from the Department of Revenue of Denpasar. Data collection methods used were questionnaires, observation and interviews. Respondents were determined by the formula of slovin, totaling 154 taxpayers comprised of 56 hotel taxpayers, 77 restaurant taxpayers, and 21 entertainment taxpayers. Sampling was done by accidental sampling. The analytical tools used were descriptive analysis and analysis of the path diagram.
Results of hypothesis testing conducted by path analysis showed that 1) the tax knowledge, quality of service and tax audits positively influenced on the awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) the knowledge of tax, service quality, tax audits and taxpayer awareness positively affected on the taxpayers obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) the knowledge of tax, service quality, and tax audits indirectly gave significat effect on the taxpayers obedience through awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the City of Denpasar; 4) the taxpayers obedience importance in supporting effort is make up of local tax revenue in Denpasar. The awareness of taxpayers mediated partially the tax knowledge, quality of service, and tax audits on the taxpayers obedience. Based on the results of hypothesis testing that there were some implications of the knowledge of the public about the importance of paying taxes, through the continuous dissemination of various policies associated with the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar so that people are aware and obedient with paying taxes.
Keywords: obedience, tax knowledge, quality of service, tax audits
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ......................................................................................................
PRASYARAT GELAR .............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................ v
UCAPAN TERIMAKASIH ....................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 13
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep-Konsep dan Definisi Yang Digunakan ......................... 18
2.1.1 Pengertian Pajak .............................................................. 18
2.1.2 Asas Pemungutan Pajak ................................................... 19
2.1.3 Fungsi Pajak ..................................................................... 21
2.1.4 Pendapatan Daerah ........................................................... 21
2.1.5 Pajak Daerah .................................................................... 23
2.1.6 Pajak Hotel ....................................................................... 25
2.1.7 Pajak Restoran ................................................................. 26
2.1.8 Pajak Hiburan .................................................................. 27
2.2 Teori-Teori Yang Digunakan ..................................................... 28
2.2.1 Teori Pemungutan Pajak .................................................. 28
2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak ................................................ 28
2.2.3 Kepatuhan Perpajakan ...................................................... 29
2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak .................................................... 32
2.2.5 Pengetahuan Perpajakan ................................................... 33
2.2.6 Kualitas Pelayanan ........................................................... 34
2.2.7 Pemeriksaan Pajak ........................................................... 36
2.3 Keaslian Penelitian ................................................................... 38
BAB III. KERANGKA BERPIKIR,KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian .................................. 41
3.1.1 Kerangka Berpikir ............................................................ 41
3.1.2 Konsep Penelitian ............................................................ 45
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................. 48
BAB IV. METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 49
4.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 49
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 49
4.4 Definisi Operasional Variabel ................................................... 51
4.5 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 53
4.5.1 Jenis data ........................................................................... 53
4.5.2 Sumber data ....................................................................... 54
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...................... 54
4.7 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 56
4.8 Instrumen Penelitian ................................................................. 57
4.9 Teknik Analisis Data ................................................................ 58
4.9.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 58
4.9.2 Analisis Jalur ................................................................... 59
BAB V. DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 67
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 67
5.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................. 72
5.2.2 Karakteristik Responden .................................................. 75
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 78
5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur ..................................... 79 5.2.5 Analisis Ketepatan Model ............................................... 80
5.3 Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian ........................................ 82
5.3.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................................................. 82
5.3.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................................................................. 83
5.3.3 Koefisien Jalur .................................................................. 84 5.3.4 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................... 86
5.3.5 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Variabel
Penelitian.. ........................................................................ 89
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 91
5.4.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasa ................................................................... 91
5.4.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ................................................................. 94
5.4.3 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar ........................................................................ 97 5.4.4 Pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar …………. ....................................................... 101
5.5 Keterbatasan Penelitian............................................................ 104
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ................................................................................ 105
6.2 Saran ...................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 117
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Tahun 2007-2014 ................................... 5 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel,Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan
Tahun 2009-2014 Tahun 2009-2014 .................................................. 8 4.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 51
4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel ................................................ 56
4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian ............................................ 58
5.1 Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran Dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009-2014 .................................... 70
5.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar ....................... 71
5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan
Pajak………………. ......................................................................... 73
5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas
Pelayanan………………... ................................................................ 73
5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan
Pajak……………… .......................................................................... 74
5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib
Pajak…………… .............................................................................. 74
5.7 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib
Pajak…………… .............................................................................. 75
5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha ...................................... 75
5.9 Distribusi Responden Menurut Umur ................................................ 76
5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ................................... 77
5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan ....................................... 77
5.12 Ringkasan Model Linier Antar Variabel
Penelitian…………………………. ................................................... 79
5.13 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Jalur .......................................... 81
5.14 Hasil Regresi Model 1 ...................................................................... 82
5.15 Hasil Regresi Model 2 ...................................................................... 83
5.16 Ringkasan Koefisien Jalur ................................................................. 84
5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Antar Variabel ......... 90
5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota
Denpasar………………. .................................................................... 102
5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah di Kota
Denpasar……………………….. ........................................................ 103
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian analisis faktor-faktor yang
mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................. 43
3.2 Kerangka Konsep Penelitian analisis faktor-faktor Yang
mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................. 47
4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian ................................................... 65
5.1 Standardized Path Diagram ............................................................ 85
5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 87
5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 88 5.4 Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak .................................. 89
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 117
2 Hasil Tabulasi Data ................................................................................ 121
3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 123
4 Karakteristik Demografi Responden Penelitian ...................................... 132
5 Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ........................................................................................... 134
6 Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kesadaran
Wajib Pajak ........................................................................................... 135 7 Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran
Wajib Pajak ........................................................................................... 136 8 Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan
Pajak ...................................................................................................... 137
9 Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 138
10 Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan
Pajak ...................................................................................................... 139
11 Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 140
12 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ............................ 141 13 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Horel,Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar .................................................................................. 142
14 Perhitungan R2m ................................................................................... 143
15 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 144
16 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 145
17 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 146
18 Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Dan
Pengaruh Total ....................................................................................... 147 19 Uji Validitas .......................................................................................... 152
20 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak
diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004
sebagai pengganti dari UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun
1999, pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
pelaksanaan otonomi daerah, peranan pemerintah daerah dalam penyelenggaraa
pemerintaan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat akan semakin
meningkat, peningkatan peranan ini dilandasi dengan kemampuan daerah untuk
mengelola secara optimal potensi daerahnya sendiri termasuk dalam pengelolaan
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, sedangkan salah satu bentuk peran serta
masyarakat dalam otonomi daerah adalah melalui pajak daerah dan retribusi
daerah.
Pajak mempunyai peranan penting dalam membiayai keperluan negara
(Vina, 2010). Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di daerah,
pemerintah daerah berhak mengenakan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah kepada seluruh warga masyarakatnya (Ismail, 2011). Kebijakan
pemerintah pusat tentang otonomi secara langsung mengharuskan pemerintah
daerah untuk mengatur urusan rumah tangga daerah itu sendiri, oleh karena itu itu
pemerintah daerah dituntut untuk lebih bijaksana dalam mengambil suatu
1
2
keputusan yang menyangkut hak-hak rakyatnya, dalam arti lain pemerintah daerah
harus adil melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah kepada
seluruh warga masyarakatnya. Pemerintah daerah juga dituntut untuk
mengalokasikan hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah untuk mewujudkan
pembangunan dan menunjang keperluan pemerintahan daerah itu sendiri.
Pemerintah daerah dalam daerah otonomi, dituntut untuk dapat mengembangkan
dan mengoptinalkan semua potensi daerah, yang digali dari wilayah daerah yang
bersumber dari PAD tersebut (Mulyadi, 2011).
Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah
daerah. Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan
nasional banyak didanai oleh sektor pajak. Hampir seluruh wilayah di Indonesia
menggali potensi pendapatan daerahnya melalui pajak daerah (Romadana, 2012),
oleh sebab itu pemerintah daerah harus berusaha keras meningkatkan sumber
potensi pendapatan daerahnya. Semakin besar penerimaan pajak yang diterima
maka semakin besar pendapatan yang didapat oleh suatu Negara (Alim, 2005).
Ditinjau dari sejarahnya, Munawir (1997) mengungkapkan bahwa masalah pajak
sudah ada sejak zaman dahulu kala, walaupun pada saat itu belum dinamakan
pajak namun masih merupakan pemberian yang bersifat sukarela dari rakyat
kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian tersebut berubah menjadi
upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam arti pemberian itu bersifat wajib
dan ditetapkan sepihak oleh Negara. Hal ini adalah wajar karena kebutuhan
negara akan dana semakin besar dalam rangka memelihara kepentingan negara
yaitu untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan
musuh maupun untuk melaksanakan pembangunan. Berdasarkan pendapat di atas,
3
mempertegas bahwa pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang sangat
penting bagi negara untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Demikian pula
Propinsi Bali yang merupakan salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia, bahwa pajak masih menjadi andalan dalam penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan pemerintah.
Provinsi Bali sebagai daerah tujuan pariwisata baik wisata domestik
maupun mancanegara juga harus siap dengan sarana dan prasarana pendukung
baik hotel,restoran maupun hiburan. Wisatawan yang datang ke Bali biasanya
menginap di tempat yang mempunyai fasilitas yang memadai. Hotel, restoran dan
hiburan merupakan salah satu sarana pendukung perekonomian dan pariwisata.
Penerimaan pajak daerah yang berasal dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan
yang cukup signifikan oleh karena itu pajak daerah tersebut tetap merupakan
primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi
Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari PAD
masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting.
Pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan adalah jenis pajak daerah
mempunyai karakteristik yang sama, dimana wajib pajak merupakan orang
pribadi atau badan yang memiliki usaha di bidang perhotelan, restoran maupun
hiburan yang menjadi wajib pungut atas obyek pajak atau setiap pelayanan yang
telah diberikan kepada pelanggan. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, wajib pajak hotel, wajib pajak
restoran dan wajib pajak hiburan mempunyai hak untuk memungut pajak atas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan mempunyai kewajiban untuk
4
melaporkan dan membayarkan pajak tersebut kepada Pemerintah Daerah. Pajak
hotel, pajak resoran dan pajak hiburan merupakan pajak daerah yang dikenakan
kepada subyek pajak yaitu konsumen yang telah menikmati jasa atas pelayanan
yang diberikan oleh pihak hotel, pengelola restoran atau pengusaha hiburan.
Konsumen hotel adalah subyek pajak hotel yang wajib dikenakan pajak atas
pelayanan hotel, konsumen restoran adalah subyek pajak resoran atas pelayanan
yang diberikan oleh resoran dan konsumen yang menikmati hiburan adalah
subyek pajak hiburan. Pajak yang telah dipungut oleh wajib pajak tersebut wajib
dilaporkan dan disetorkan oleh wajib pajak kepada Pemerintah Daerah.
Perkembangan jumlah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak
hiburan yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kota Denpasar setiap tahun
menunjukkan peningkatan dalam jumlah wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa
perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Dengan bertambahnya jumlah wajib pajak maka secara
teoritis akan bertambah pula jumlah penerimaan dari sektor pajak tersebut.
Pada Tabel 1.1 disajikan realisasi penerimaan pajak hotel, pajak restoran
dan pajak hiburan di Kota Denpasar yang rata-rata meningkat, namun
peningkatan penerimaan pajak tersebut mempunyai persentase yang semakin
menurun setiap tahunnya, hal ini menjadi persoalan bagi pemerintah daerah dalam
mengoptimalkan potensi penerimaan dari sektor pajak tersebut.
5
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan
Di Kota Denpasar Tahun 2007 - 2014
Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
2007 40.973.793.741,52 14.789.602.489,00 3.439.906.679,00 2008 58.170.668.206,40 21.098.493.063,00 4.228.460.697,00 2009 75.934.496.609,93 25.210.273.166,85 5.122.205.315,00 2010 82.916.476.229,07 32.545.474.435,10 6.295.782.409,00 2011 92.200.155.236,47 39.327.568.960,74 6.963.962.844,00 2012 103.907.609.075,55 46.080.764.387,83 9.258.579.042,00 2013 113.504.495.968,18 58.577.597.178,41 9.723.711.198,83 2014 119.103.974.297,46 65.059.349.397,68 10.687.215.006,00
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Realisasi
Pajak daerah di Kota Denpasar diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009
tentang pajak dan retribusi daerah yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah
Kota Denpasar Nomor 5 tahun 2011 tentang pajak hotel, Peraturan Daerah Kota
Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang pajak restoran dan Peraturan Daerah Kota
Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang pajak hiburan. Berdasarkan UU tersebut
pemungutan pajak menerapkan selft assessment system sehingga kesadaran wajib
pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Agar penerimaan
pendapatan pajak maksimal tentunya membutuhkan kesadaran masyarakat untuk
mematuhi kewajiban perpajakan yang berlaku. Persoalan mengenai kepatuhan
membayar pajak telah menjadi masalah yang penting karena jika wajib pajak
tidak patuh maka dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan
6
penghindaran, pengelakan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya akan
merugikan Negara yaitu berkurangnya penerimaan pajak (Fuadi, 2013).
Munawir (1997) mengungkapkan bahwa tidak ada seorangpun senang
dengan pajak, namun setiap orang wajib membayar pajak. Dengan demikian
masalah pajak adalah masalah setiap orang dalam suatu masyarakat dan negara.
Setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau berurusan dengan pajak.
Oleh karena itu setiap orang sebagai anggota masyarakat harus atau wajib
mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik mengenai
azas-azasnya, jenis atau macam pajak yang berlaku di negaranya, cara
perhitungannya dan tata cara pembayarannya, serta hak dan kewajiban sebagai
wajib pajak. Lebih lanjut, menurut Munawir (2004) untuk mencapai efisiensi
pemungutan pajak serta memudahkan warga masyarakat untuk menghitung dan
memperhitungkan pajaknya, maka harus diterapkan sistem pemungutan pajak
yang sederhana yang mudah dilaksanakan sehingga masyarakat tidak terganggu
dengan permasalahan pajak yang sulit. Sistem pemungutan pajak yang sederhana
dan mudah dilaksanakan akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
rnembayar pajak dan memudahkan aparatur pajak dalam pemungutan dan
pengawasannya.
Kepatuhan pajak menurut Brown dan Mazur yang dikutip oleh Martin
(2010), adalah suatu ukuran yang secara teoritis dapat digambarkan dengan
mempertimbangkan tiga jenis kepatuhan seperti kepatuhan dalam melaporkan,
kepatuhan dalam penyimpanan dan kepatuhan dalam membayarkan. Wajib pajak
patuh akan kewajibannya karena menganggap kepatuhan terhadap pajak adalah
suatu norma (Lederman, 2003). Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan
7
mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Gerald, 2009). Pengertian kepatuhan pajak menurut (James, 2004), yaitu wajib
pajak bersedia melakukan kewajibannya tanpa paksaan dalam membayar pajak
berdasarkan peraturan yang masih berlaku. Menurut Torgler (2005) salah satu
masalah besar dan serius bagi para pembuat dan pengamat kebijakan ekonomi
adalah meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat
dikatakan sebagai kepatuhan dalam persyaratan pelaporan dimana wajib pajak
mengajukan, melaporkan dan membayarkan kewajibannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Devos, 2009). Kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya perlu ditingkatkan demi terciptanya target pajak yang
diinginkan (Doran, 2009).
Dinas Pendapatan Kota Denpasar telah menerapkan sistem self assessment
dalam penetapan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Dalam sistem ini,
wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang
terhutang, yang dilaporkan melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
Dalam penerapan self assesment, beberapa fenomena yang terjadi dan
menyebabkan pelaksanaan self assesment system dalam pemungutan pajak daerah
tidak efektif, diantaranya adalah tidak terbukanya wajib pajak tentang total
penjualan yang diterima, wajib pajak cenderung memanfaatkan kepercayaan yang
telah diberikan untuk memperkecil jumlah pajak yang disetor, wajib pajak tidak
memahami peraturan yang berlaku dan kesadaran wajib pajak dalam membayar
pajak serta perhitungan pajak daerah yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku sehingga menyebabkan penerimaan pajak belum optimal.
8
Anjasrini (2012) mengatakan bahwa self assesment system selama ini
dalam prinsipnya telah membuat anggapan bahwa pajak tidak lagi dianggap
sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan yang harus dilaksanakan.
Dianutnya self assesment system membawa misi dan konsekwensi perubahan
sikap (kesadran) yang terjadi pada masyarakat untuk membayar pajak dengan
sukarela (Darmayanti, 2004). Kesadaran yang tinggi dari wajib pajak merupakan
faktor penting dari wajib pajak dalam pelaksanaan sistem tersebut (Riahi, 2004).
Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan
kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
(Muliari, 2011). Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban
perpajakannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran
wajib pajak. Pemahaman tentang pajak serta kesungguhan wajib pajak untuk
melaporkan dan membayar kewajiban perpajaknnya dapat mencermikan tingkat
kesadaran wajib pajak. Apabila kesadaran masyarakat atas perpajakan masih
rendah maka akan menyebabkan banyaknya potensi pajak yang tidak dapat
dimanfaatkan.
Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
2009 2.843.901.726 2.105.514.400 1.202.976.526 2010 3.100.961.790 2.206.588.272 1.300.936.422 2011 3.535.194.894 2.530.680.091 1.464.149.861 2012 3.981.390.139 2.688.449.651 1.510.364.858 2013 4.298.525.212 2.873.073.814 1.914.325.068 2014 5.125.045.921 3.012.587.429 2.010.617.452
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
Tabel 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan
Tahun 2009 - 2014
9
Tingkat kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota
Denpasar untuk melakukan pembayaran masih rendah, hal ini dapat dilihat dari
belum optimalnya penerimaan pajak dan masih terdapat adanya tunggakan pajak
setiap tahunnya. Tunggakan pajak adalah besarnya pajak terhutang yang belum
dibayarkan oleh wajib pajak. Tunggakan ini disebabkan karena adanya
pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus atau karena wajib pajak yang belum
membayarkan pajaknya. Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah tunggakan pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan yang terus meningkat setiap tahun dari tahun
2009 sampai dengan 2014, hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran
wajib pajak terhadap kepatuhan membayar pajak. Tjaraka (2007)
mengungkapkan bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada
wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak.
Beberapa faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan perbaikan secara
berkesinambungan agar tercapainya peningkatan dalam hal kepatuhan wajib pajak
dapat terealisir.
Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh kesadaran dari wajib
pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang
tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak itu sendiri. Kesadaran wajib pajak
menyangkut aspek moral dalam bidang perpajakan yang menyangkut dua hal
yaitu (1) kewajiban moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajaknnya sebagai warga negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran
moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Thurman, 1984
dan Troutman, 1993).
10
Salah satu unsur yang ditekankan oleh aparat dalam meningktkan
kesadaran dan kepatuhan pajak adalah dengan cara menyosialisasikan peraturan
pajak baik itu melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard,
baliho maupun membuka situs peraturan pajak yang setiap saat dapat diakses
wajib pajak, sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut pengetahuan wajib pajak
terhadap kewajiban perpajakannya bertambah tinggi. Pengetahuan tentang
peraturan perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh karena
bagaimana mungkin wajib pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui
bagaimana peraturan perpajakan. Palil (2005) menemukan bahwa pengetahuan
wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evation.
Hal senada juga dikemukakan oleh Widayati dan Nurlis (2010) bahwa wajib
pajak yang mempunyai pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi yang
positif terhadap sistem pajak yang berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi.
Tingkat kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.
Semakin baik kualitas pelayanan akan menyebabkan semakin tinggi tingkat
kepatuhan wajib pajak. Parasuraman (1985) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan suatu jasa ditentukan oleh lima faktor yaitu realibility, responsivess,
assurance, emphaty dan tangibles. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012),
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kualitas
pelayanan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Masyarakat wajib pajak akan
cendrung meningkatkan kepatuhan pajak apabila mereka merasa puas akan
pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak dalam melayani kebutuhannya
selama mengurus pajak.
11
Ali et al (2001) menyatakan sanksi perpajakan dan audit adalah suatu
kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Meskipun
demikian, masih banyak terdapat wajib pajak yang lalai dengan kewajibannya
dalam membayar pajak. Tindakan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29
UU KUP merupakan keseimbangan dari sistem yang ada (Burton, 2008). Sistem
self assessment tidak akan ada artinya bila tidak diikuti dengan tindakan
pengawasan dalam bentuk pemeriksaan oleh fiskus. Hasil dari keseimbangan
tersebut adalah kepatuhan wajib pajak namun Rahma (2013) meneliti bahwa
pemeriksaan pajak tidak berpengaruh pada kepatuhan pajak, ini menandakan
bahwa walaupun pemeriksaan pajak yang dilaksanakan sudah baik, akan tetapi
tidak berdampak baik pada kepatuhan wajib pajaknya.
Dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar, agar
semakin transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka
penulis memandang perlu untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak terhadap kesadaran serta kepatuhan
wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar
selama ini sehingga dapat menjadi suatu informasi yang penting terutama dalam
membuat kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan menilai apakah pemerintah
Kota Denpasar mampu dan telah berhasil mengelola potensi sumber
pendapatannya dengan baik serta bagaimana dampaknya terhadap penerimaan asli
daerah.
12
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka terdapat
beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut.
1) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan
pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak
hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar?
2) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan
pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar?
3) Apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak
berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib
pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui
kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar?
4) Bagaimana pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah
di Kota Denpasar.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
13
1) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan
pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
2) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar.
3) Untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak
langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak
melalui kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar
pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
4) Untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak
hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah
di Kota Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut.
1) Manfaat teoritis
Manfaat penelitian secara teoritis digunakan sebagai bukti empiris
bagi pengembangan ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2013). Manfaat
teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan
teori dan mendukung penelitian sebelumnya tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
14
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau
bahan penelitian lebih lanjut serta menambah informasi yang berkaitan
dengan teori pemungutan pajak dalam hubungannya dengan sikap
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban
perpajakannya serta dampaknya terhadap penerimaan daerah di Kota
Denpasar.
2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
Pemerintah Kota Denpasar dalam mengambil kebijakan peningkatan
penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dalam
pembangunan daerah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini menguraikan keterkaitan tentang hal-hal yang
akan disampaikan dalam setiap bab dan mempunyai hubungan yang erat.
Adapun penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang tentang penurunan prosentase
penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar dan peningkatan jumlah tunggakan pajak-pajak tersebut setiap
tahun. Kepatuhan wajib pajak menjadi tolok ukur pelaksanaan self
assessment system yang dirumuskan dalam rumusan masalah yang
terjadi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah
penelitian dan manfaat penelitian berguna secara teoritis dan praktis.
15
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan beberapa definisi dan konsep yang akan digunakan
pada penelitian, selanjutnya akan dikaitkan dengan teori yang digunakan.
Teori dan konsep yang digunakan antara lain teori tentang pajak,
fungsi pajak, sitem pemungutan pajak, konsep pendapatan daerah,
konsep pajak daerah, kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak,
pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanana dan pemeriksaan pajak.
Kemudian diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari konsep dan
teori yang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung
baik dari jurnal dalam negeri dan jurnal asing.
Bab III Kerangka Berfikir, Konsep dan Hipotesis Penelitian
Dalam bab ini diuraikan kerangka berpikir tentang implementasi
dari otonomi daerah. Untuk meningkatkan kemandirian keuangan daeah
maka Pendapatan Asli Daerah memegang peran yang penting. Pajak
daerah merupakan elemen yang memberikan kontribusi yang tinggi bagi
pembentukan PAD Kota Denpasar. UU No.28 Tahun 2009 menerapkan
self assessment system dalam pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan
pajak hiburan. Kepatuhan wajib pajak memegang peranan yang penting
dalam mengamankan penerimaan daerah di sektor pajak tersebut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dianalisis secara
kualitatif dan kuantitatif. Kerangka konsep penelitian yang tertuang
dalam gambar menguraikan pengaruh variabel pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran dan kepatuhan
wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di
16
Kota Denpasar. Selanjutnya akan diperoleh suatu hipotesis yang
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar.
BAB IV Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang terdiri dari
rancangan penelitian, lokasi dan ruang lingkup penelitian menguraikan
alasan pemilihan lokasi, indentifikasi variabel, definisi operasional
masing-masing variabel, jenis data yaitu data kuntitatif dan kualitatif
serta sedangkan sumber data yaitu data primer dan sekunder. Untuk
menentukan jumlah sampel penelitian digunakan rumus Slovin diperoleh
sampel 154 wajib pajak. Metode pengumpulan data melalui kuisioner,
observasi serta wawancara mendalam. Teknik analisis yang digunakan
yaitu analisis deskriptif dan teknik analisis diagram jalur.
BAB V Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam bab ini menguraikan gambaran lokasi daerah penelitian yaitu Kota
Denpasar. Memberikan deskripsi tentang variabel penelitian dan
pemenuhan asumsi jalur secara kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya
memberikan jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan hasil
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar. Keterbatasan
penelitian antara lain adalah pemilihan responden pada masing-masing
17
obyek pajak antara wajib pajak, yaitu pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Variabel yang masih terbatas dan waktu penelitian
singkat.
BAB VI Simpulan dan Saran
Dalam bab ini menguraikan simpulan yaitu intisari dari hasil penelitian
yang merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran
merupakan hal yang dianjurkan sebagai penerapan hasil penelitian baik
dalam bidang akademik maupun penggunaan praktis kepada masyarakat
secara langsung.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep-konsep dan Definisi yang Digunakan
2.1.1 Pengertian Pajak
Menurut UU Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan Tata
Cara Perpajakan, pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara
yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu terdapat
beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut
Soemitro (2004) menyatakan sebagai berikut. Pajak adalah peralihan kekayaan
dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama
membiayai public investment. Definisi pajak yang diberikan oleh Soeparman
Soemahamidjaja (Bukhori, 2002) bahwa, Pajak adalah suatu pengalihan sumber
dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun
wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan leih dahulu, tanpa
mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Berdasarkan definisi pajak tersebut di atas baik pengertian secara
ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat
18
19
dipaksakan) maka dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada
pengertan pajak sebagai berikut.
1) Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaanya.
2) Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor
swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor pemerintah (pemungut pajak).
3) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan baik rutin
maupun pembangunan.
4) Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh
pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak.
2.1.2 Asas Pemungutan Pajak
Dalam ajaran The Four Maxims, Adam Smith (Mardiasmo, 2011)
mengemukakan asas pemungutan pajak, sebagai berikut.
1) Azas equality yaitu bahwa pembagian tekanan pajak diantara masing-masing
subyek pajak hendaknya dilakukan secara seimbang dengan kemampuannya.
Kemampuan wajib pajak dapat diukur dengan penghasilan yang dinikmati
masing-masing wajib pajak dibawah perlindungan pemerintah. Negara tidak
diperbolehkan mengadakan pembedaan atau diskriminasi diantara sesama
wajib pajak.
2) Azas certainly yaitu bahwa pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus
pasti/jelas dan tidak mengenal kompromi, dalam arti bahwa dalam
20
pemungutan pajak harus ada kepastian hukum mengenai subyeknya, obyek
dan waktu pembayarannya.
3) Azas convenience of payment yaitu pajak hendaknya dipungut pada saat yang
tepat atau saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu sedekat mungkin
dengan saat diterimanya penghasilan.
4) Azas efficiency yaitu bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat
mungkin, dalam arti bahwa biaya pemungutan pajak hendaknya lebih kecil
dari hasil penerimaan pajaknya.
Sejalan dengan uraian di atas Musgrave (1993) mengungkapkan bahwa
pemungutan pajak hendaknya dilakukan secara proporsional dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut.
1) Syarat keadilan adalah pemungutan harus sesuai dengan tujuan hukum, yaitu
untuk mencapai keadilan dan pelaksanaan harus adil.
2) Syarat yuridis adalah pungutan harus didasarkan perundang-undangan yang
berlaku sebagai jaminan keadilan bagi masyarakat maupun bagi Negara.
3) Syarat ekonomis yaitu pemungutan pajak tidak sampai mengganggu
perekonomian khususnya pada kegiatan perdagangan sehingga tidak
menimbulkan kelesuan perekonomian.
4) Syarat finansial yaitu pemungutan pajak harus efisien didasarkan pada fungsi
budgeter dalam artian biaya pungut harus ditekan sehingga lebih rendah dari
hasil pemungutan.
5) Syarat administratif yaitu system pemungutan pajak harus sederhana yang
akan memudahkan dan mendorong masyarakat memenuhi kewajiban
perpajakannya.
21
2.1.3 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan
sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran
pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka pajak mempunyai beberapa
fungsi (Mardiasmo 2004) yaitu:
1) Fungsi Anggaran (budgetair) adalah fungsi yang letaknya di sektor
publik yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-
banyaknya sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang pada
waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.
2) Fungsi Mengatur (regulated) adalah fungsi bahwa pajak-pajak tersebut
akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang letaknya diluar bidang keuangan.
3) Fungsi Demokrasi yaitu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan
atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan
penggunaan demi kesejahteraan masyarakat.
4) Fungsi Redristribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur
pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.
2.1.4 Pendapatan Daerah Pendapatan daerah yang akan digunakan untuk pembangunan daerah yaitu
bersumber dari PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-Lain
Pendapatan yang sah. PAD menurut Halim (2001), adalah penerimaan yang
diperoleh daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
22
berlaku. PAD merupakan suatu penerimaan daerah yang berasal dari sumber-
sumber di wilayahnya sendiri berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan UU
Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah, maka sumber pendapatan daerah terdiri dari.
a. Pajak Daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraaan pemerintah daerah,
yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah
dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di
daerah (Early, 2005).
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara
karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara. Retribusi Daerah
(Marihot, 2005) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah
Adalah merupakan penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik
daerah dan pengelolaan keuangan daerah, penyertaan modal daerah ke
pihak ketiga (Marihot, 2005). Hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain bagian
laba, deviden dan penjualan saham milik daerah.
23
d. Lain-lain Usaha Yang Sah
Adalah hasil daerah yang diperoleh dari hasil usaha diluar kegiatan
pelaksanaan tugas daerah, misalnya penerimaan dan sumbangan pihak
ketiga, hasil penjualan milik daerah (penjualan drum bekas aspal),
penerimaan jasa giro (Marihot, 2005).
2.1.5 Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah seperti provinsi dan
kabupaten/kota dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah dipungut berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009, atas perubahan
UU Nomor 34 Tahun 2000 yang sebelumnya adalah UU Nomor 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah,
yaitu.
1) Pajak Provinsi terdiri dari:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
24
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah
untuk mengenakan suatu jenis pajak maka pemerintah daerah harus terlebih
dahulu menerbitkan peraturan tentang pajak daerah. Peraturan itu akan menjadi
landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan
pemungutan pajak daerah yang bersangkutan.
Pemungutan pajak daerah di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar
hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak
terkait. Dasar hukum pemungutan pajak daerah pada Propinsi /Kabupaten atau
Kota (Marihot, 2005) yaitu.
a. UU Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas UU Nomor 34
Tahun 2000 yang sebelumnya UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah
c. Peraturan Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang mengatur tentang pajak
daerah sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak daerah
pada propinsi/kabupaten/kota dimaksud.
25
2.1.6 Pajak Hotel
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan atau peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
motel, losmen, gubug wisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan
dan sejenisnya serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10.
Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum
yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait.
Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28
tahun 2009, PP Nomor 65 tentang pajak daerah dan Perda Kota Denpasar Nomor
5 tahun 2011. Wajib pajak hotel meliputi orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel. Wajib pajak hotel adalah selaku wajib pungut atas obyek
pajak hotel. Wajib pajak hotel wajib melakukan pencatatan, pelaporan dan
pembayaran atas pajak yang diterimanya dari pelanggan. Subyek pajak hotel
meliputi orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang
pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Obyek pajak hotel merupakan
setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran atau yang seharusnya
dibayar di hotel, yang meliputi antara lain.
a) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek,
b) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau
tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan,
26
c) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disajikan yang disediakan khusus
untuk tamu hotel, bukan untuk umum,
d) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
Dasar pengenaan pajak hotel berupa jumlah pembayaran atau pembayaran yang
seharusnya dilakukan kepada hotel. Besarnya tarif pajak hotel ditetapkan sebesar
10 persen dari jumlah pembayaran tersebut.
2.1.7 Pajak Restoran
Restoran, menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 adalah fasilitas penyedia
makanan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah
makan, katering, warung, bar dan sejenisnya termasuk juga jasa boga. Pajak
restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Dasar hukum
Pajak Restoran di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda
Kota Denpasar Nomor 3 tahun 2011. Wajib pajak restoran merupakan orang
pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Subyek pajak restoran
merupakan orang pribadi atau badan yang membeli makanan atau minuman dari
restoran. Obyek pajak restoran adalah berupa pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Pelayanan yang disediakan oleh restoran sebagaimana dimaksud
meliputi pelayanan penjualan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh
pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Dasar
pengenaan pajak berupa jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya
diterima oleh restoran. Tarif pajak ditetapkan sebesar sepuluh persen. Besarnya
pajak terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar
pengenaan pajak.
27
2.1.8 Pajak Hiburan
Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Dasar hukum
Pajak Hiburan di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda
Daerah Kota Denpasar Nomor 4 tahun 2011. Wajib pajak hiburan meliputi orang
pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Subyek pajak hiburan
meliputi orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. Obyek pajak hiburan
berupa jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Hiburan
sebagaimana dimaksud diatas meliputi:
a) Tontonan film
b) Penyelenggaraan kesenian, musik, tari, dan busana
c) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya
d) Pameran
e) Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya
f) Sirkus, akrobat, dan sulap
g) Permainan billliard, golf, dan bowling
h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan
i) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness)
j) Pertandingan olah raga.
Dasar pengenaan pajak hiburan berupa jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar untuk menonton atau menikmati hiburan. Tarif pajak hiburan ditetapkan
sebesar sepuluh persen. Besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan.
28
2.2 Teori-Teori Yang Digunakan
2.2.1 Teori pemungutan Pajak
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak berdasarkan beberapa teori
(Mardiasmo, 2004)
1) Teori asuransi yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan
hak-hak rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang
diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan
perlindungan tersebut.
2) Teori kepentingan adalah pembagian pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin
besar kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang
harus dibayar.
3) Teori daya pikul yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama
beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-
masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan
yaitu.
a. Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan
yang dimiliki oleh seseorang
b. Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil
yang harus dipenuhi.
2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dalam Wirawan B. Illyas dan Richard Burton,
2007 dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.
29
1) Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terhutang) oleh
seseorang.
2) Semi self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan
besarnya pajak yang terhutang.
3) Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang penuh kepada setiap wajib pajak untuk
menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
terhutang.
4) Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut
besarnya pajak yang terhutang. Pihak ketiga tersebut selanjutnya
menyetor dan melaporkan kepada fiscus.
2.2.3 Kepatuhan Perpajakan
Kepatuhan menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti tunduk atau
patuh pada ajaran atau peraturan. Menurut Gunadi (2005), kepatuhan pajak dapat
diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban
pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan,
investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi
administrasi. Kepatuhan perpajakan menurut Safri Nurmantu (2003),
30
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya
Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip Marcus (2005), kepatuhan wajib
pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pembeitahuan Pajak, kepatuhan
dalam perhitungan dan pembayaran pajak terhutang dan kepatuhan dalam
pembayaran tunggakan. Djoko Slamet dan Junaedi (2004), pada hakekatnya
kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan
yang meliputi tax service dan tax enforcement. Langkah-langkah perbaikan
administrasi diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak melalui 2 cara
yaitu pertama, wajib pajak patuh karena mendapatkan pelayanan yang baik, cepat
dan menyenangkan serta pajak yang mereka bayar akan bermanfaat bagi
pembangunan bangsa. Kedua, wajib pajak akan patuh karena mereka berfikir
bahwa akan mendapatkan sanksi berat akibat pajak yang tidak mereka laporkan
terdeteksi sistem informasi dan administrasi perpajakan.
Kepatuhan dalam perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta
melaksanakan ketentuan perpajakan. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak
yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan pajak.
Ada 2 macam kepatuhan (Supadmi, 2009).
1) Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang
perpajakan.
31
2) Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi
semua ketentuan material perpajakan sesuai dengan isi dan jiwa undang-
undang perpajakan.
Strategi dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui administrasi
perpajakan menurut Hadi Purnomo (2004), yaitu petama dengan membuat
program dan kegiatan yang diharapkan dapat menyadarkan dan meningkatkan
kepatuhan sukarela, khususnya bagi wajib pajak yang belum patuh. Kedua adalah
meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak yang relatif sudah patuh sehingga
tingkat kepatuhannya dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Ketiga,
meningkatkan kepatuhan dengan program dan kegiatan yang dapat memerangi
ketidakpatuhan (combatting noncompliance).
Wajib pajak dapat dikelompokkan sebagai wajib pajak yang patuh bila
memenuhi ketentuan sebagai berikut (Alim, 2005).
1) Tepat waktu menyampaikan surat pemberitahuan pajak
2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah
mendapat izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak
3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4) Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana
dimaksud dalam UU perpajakan.
5) Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh
akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat
wajar dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi
fiskal.
32
2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) adalah
keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau dialami oleh seseorang.
Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar
berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang
menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan
dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam
memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi realitas.
Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa
bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak yaitu.
1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar
pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan.
Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara.
2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak
sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena
memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban
pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.
3) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat
dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari
memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap
warga negara.
33
Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita
dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang
dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam
dan kemungkinan masa depannya.
2.2.5 Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu
menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Pengetahuan
pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau
kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Kesadaran wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh
tingkat pemahaman mereka atas peraturan perundang undangan perpajakan yang
berlaku. Pengetahuan pajak dapat menumbuhkan sikap positif wajib pajak jika
mereka paham betul atas isi undang undang perpajakan yang sering kali
mengalami perubahan. Untuk meningkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat
dapat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun nonformal akan
berdampak terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Pendidikan
perpajakan secara formal didapat dalam materi di sekolah hingga perguruan tinggi
sedangkan perpajakan secara nonfomal dapat melalui sosialisasi perpajakan
berupa penyuluhan, seminar, spanduk, media lainnya terutama dapat diakses
melalui web resmi perpajakan.
Terdapat beberapa indikator bahwa wajib pajak mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan. Pertama, kepemililan Nomor Pokok Wajib
Pajak Daerah (NPWPD). Setiap wajib pajak yang memiliki usaha dibidang
34
perhotelan, restoran dan hiburan wajib unruk mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWPD sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak.
Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib
pajak. Apabila wajib pajak mengetahui dan memahahi kewajibannya sebagai
wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar
pajak. Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.
Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka
semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila
melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentunya akan mendorong wajib
pajak untuk melakukan kewajibannya. Keempat, pengetahuan dan pemahaman
tentang tarif pajak yang berlaku. Dengan mengetahui dan memahami tentang tarif
pajak yang berlaku maka akan mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung
kewajiban pajaknya sendiri secara benar. Kelima, adalah wajib pajak mengetahui
dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi perpajakan yang
dilakukan oleh instansi terkait.
2.2.6 Kualitas Pelayanan
Pengertian pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain
dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
agar tercipta kepuasan dan keberhasilan (Yudi, 2007). Hakikat pelayanan umum
(Boediono, 2003).
1) Meningkatkan mutu dan produktifitas pelaksanaan tugas dari instansi
pemerintah di bidang pelayanan umum
35
2) Mendorong upaya pengefektifan sistem dan tata laksana pelayanan
sehingga pelayanan umum sehingga pelayanan umum dapat
diselenggarakan secara lebih berguna.
3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan
oleh pelanggan tentang penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu
penyediaan layanan. Agustini (2008), menyatakan adanya lima dimensi untuk
mengevaluasi kualitas jasa pelayanan yaitu :
1) Bukti Langsung, yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, perlengkapan dan
komunikasi.
2) Keandalan (reability) merupakan kemampuan para petugas memberikan
pelayanan yang menjanjikan dengan segera dan tepat sasaran
3) Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik kecocokan dalam
pelayanan manusia yaitu keinginan para petugas pajak untuk membantu
wajib pajak dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4) Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak bebas dari resiko,
bahaya, atau keragu-raguan.
5) Empati (emphaty) yaitu meliputi kemudahan petugas dalam melakukan
hubungan komunikasi yang baik dan memahami para wajib pajak.
36
2.2.7 Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
proporsional suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan undang-undang perpajakan. Pemeriksaan pajak (John, 2007) adalah
mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau
keterangan lain yang berasal dari pembukuan wajib pajak maupun dari maupun
dari sumber-sumber lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan kewajiban
perpajakan wajib pajak sebenarnya. Definisi lain dari pemeriksaan pajak
(Sumarso, 2007) serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kantor pajak terhadap
wajib pajak untuk mencari dan mengumpulkan data atau keterangan lainnya guna
penetapan besarnya pajak yang terhutang dan atau tujuan lain dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan pemeriksaan pajak menurut Peraturan Menteri Keuangan
No.199/PMK.03/2007 pasal 2, adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melakanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan pajak. Pedoman pemeriksaan pajak ( Wirawan,
2010) meliputi 3 hal.
1) Pedoman umum pemeriksaan pajak yaitu pedoman yang berkaitan dengan
masalah sumber daya manusia (kemampuan) pemeriksa pajak yaitu:
(1) telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki ketrampilan
sebagai pemeriksa.
37
(2) bekerja dengan jujur, bertanggungjawab, penuh pengabdian, bersikap
terbuka, sopan dan objektif serta menghindarkan diri dari perbuatan
tercela.
(3) menggunakan keahliannya secara cermat dan seksama serta memberikan
gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang wajib pajak.
(4) menuangkan hasil pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
sebagai bahan untuk menyusun Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP).
2) Pedoman pelaksanaan pemeriksaan pajak
(1) pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik
sesuai dengan tujuan pemeriksaan dan mendapat pengawasan yang
seksama
(2) luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh harus
dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, tanya jawab dan
tindakan lain yang berkenaan dengan pemeriksaan.
(3) pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak harus didasarkan pada temuan
yang kuat dan berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
3) Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak
(1) LPP disusun secara ringkas dan jelas memuat ruang lingkup sesuai
dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan pemeriksa pajak yang
didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidaknya penyimpangan
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.
38
(2) LPP yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat
Pemberitahuan harus memperhatikan KKP antara lain mengenai berbagai
faktor perbandingan, nilai absolut dari penyimpangan, sifat dari
penyimpangan, petunjuk atau temuan adanya penyimpangan, pengaruh
penyimpangan dan hubungan adanya permasalaan lainnya.
(3) LPP harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan
tujuan pemeriksaan.
2.3 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai kepatuhan pajak telah dilakukan beberapa peneliti
dengan menggunakan variabel yang berbeda, jenis pajak, teknik analisis dan
lokasi penelitian yang berbeda pula. Dalam penelitian ini digunakan variabel
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak sebagai variabel
independen dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen sedangkan
kesadaran wajib pajak berfungsi sebagai variabel intervening.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmawati (2011) menyatakan,
secara parsial kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kemauan membayar pajak sedangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak. Berbeda dengan penelitian Utami (2012) memperoleh bukti
empiris bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel
kesadaran wajib pajak hanya berperan bebagai variabel independen.
39
Dalam penelitian sebelumnya, Palil (2005) menemukan bahwa
pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya
tax evation. Pengaruh sosialisasi dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak juga dianalisis oleh Lusia, 2013. Dengan
menggunakan analisi path, hasil dari penelitian ini adalah, sosialisasi perpajakan
berpengaruh negatif terhadap kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan
berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak, kesadaran wajib pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi perpajakan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak, pengetahuan perpajakan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi dan pengetahuan perpajakan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak, sosialisasi,
pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah menggunakan variabel kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak.
Penelitian sebelumnya yang mrnggunakan variabel kualitas pelayanan dan
kepatuhan wajin pajak sudah pernah dilakukan oleh Shcister (1995), ditemukan adanya
kaitan antara kualitas pelayanan wajib pajak terhadap bertambahnya kepatuhan pajak.
Penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak
juga sudah pernah dilakukan oleh Andriani (2014). Dengan teknik analisis linier
berganda diperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. penelitian tersebut senada dengan penelitian sebelumnya
oleh Supadmi (2009) yang menyatakan peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat
dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah tidak menggunakan variabel mediasi.
40
Ali et al. (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang
efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian dari Ardianti
(2012) menyatakan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak. Hasil yang senada juga dilakukan oleh Cahaya (2014), menganalisis
pengaruh pemeriksaan pajak, kesadaran, kualitas pelayanan pada tingkat
kepatuhan wajib pajak badan. Dengan menggunakan teknik analisi linier berganda
dan metode pengumpulan data dengan random sampling diperoleh hasil bahwa
pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada
tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada
tingkat kepatuhan wajib pajak.
Keaslian penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan dengan
penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengambil jenis pajak, lokasi dan teknik
analisis yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini tidak mengulangi penelitian
sebelumnya, karena belum ada penelitian sejenis yang telah dilakukan.
41
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian 3.1.1 Kerangka Berpikir
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak
diundangkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang
telah dirubah menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004,
pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. Ciri
utama yang menunjukkan suatu daerah mampu berotonomi terletak pada
kemampuan keuangan daerahnya. Artinya daerah otonomi harus memiliki
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan secara
mandiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai
untuk membiayai penyelengaraan pemerintah daerah. Daerah yang mempunyai
pendapatan yang cukup besar dan independen akan mempunyai posisi yang lebih
baik dari pada yang tergantung dari dana Pemerintah Pusat, sebab dengan
pembiayaan yang lebih banyak diperoleh dari usaha sendiri, maka pemerintah
daerah akan lebih fleksibel dalam mengelola keuangannya.
Sumber-sumber pendapatan pemerintah daerah terdiri atas PAD, Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD terdiri atas pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain-lain PAD yang sah. Berdasarkan UU No 28 tahun 2009 yang merupakan
perubahan dari UU Nomor 34 Tahun 2000 dan UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang
41
42
pajak dan retribusi daerah, yang termasuk pajak Kabupaten/Kota adalah pajak
hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang
burung walet, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan
Pemerintah saat ini terus meningkatkan upaya untuk menggali
penerimaan dalam negeri dari sektor pajak karena sektor pajak merupakan
penerimaan yang sangat potensial untuk terus digali. Hasil dari penerimaan pajak
dalam negeri merupakan sumber pendanaan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran dan untuk mengatasi masalah sosial. Melihat hal
tersebut dibutuhkan penerimaan pajak yang cukup besar untuk pendanaan dalam
melaksanakan tanggung jawab negara (Rusyadi, 2009). Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan Pajak hiburan merupakan pajak daerah di Kota Denpasar yang
memberikan kontribusi yang besar bagi PAD Kota Denpasar. Pajak daerah
selanjutnya dipergunakan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pembiayaan
pembangunan daerah.
Sejak diberlakukannya UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi
daerah dan dituangkan dalam Perda Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pajak Hotel, Perda Kota Denpasar nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran
dan Perda Nomor 4 tentang Pajak Hiburan di Kota Denpasar, maka sistem
pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dilakukan dengan self
assessment system. Peningkatan penerimaan pajak daerah yang dapat
meningkatkan PAD Kota Denpasar. Wajib pajak hotel adalah wajib pungut atas
pajak hotel yang dibayarkan oleh obyek pajak selaku pengguna jasa hotel
43
(konsumen), wajib pajak restoran adalah wajib pungut atas pajak restoran dari
konsumen dan wajib pajak hiburan adalah wajib pungut atas pajak hiburan.
Setiap kali terjadi transaksi wajib pajak berhak melakukan pemungutan
atas pajak tersebut dan berkewajiban melakukan pencatatan, pelaporan dan
penyetoran atas pajak tersebut kepada pemerintah daerah, oleh karena itu masalah
kepatuhan wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan menyetorkan pajak
hotel, pajak resoran dan pajak hiburan dalam rangka meningkatkan pendapatan
yang berguna bagi pembangunan sangatlah diperlukan. Peningkatan penerimaan
pajak hotel , pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dari tahun 2009
sampai 2014 menunjukkan persentase yang semakin menurun. Salah satu
penyebabnya adalah karena masih terdapatnya tunggakan dari pajak-pajak
tersebut.
Peningkatan tunggakan pajak tersebut merupakan salah satu faktor
kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Faktor yang
diperkirakan menjadi penyebab belum maksimalnya penerimaan pajak (Lintje,
2012) adalah masih rendahnya kepatuhan pajak (tax compliance). Beberapa hal
yang memicu rendahnya kepatuhan pajak (Rahma, 2013) antara lain pertama,
wajib pajak umumnya cendrung menghindari pembayaran pajak. Kedua, tingkat
kepatuhan wajib pajak masih terbatas pada yang bersifat administratif. Selain itu
rendahnya kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh pengetahuan sebagian besar
wajib pajak tentang pajak serta persepsi wajib pajak tentang pajak dan petugas
pajak yang masih rendah, disamping itu pemeriksaan pajak juga merupakan kunci
dari kepatuhan pajak karena pemeriksaan pajak mempunyai efek jera yang
signifikan terhadap wajib pajak.
44
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah
(Self Assessment System
Kemandirian Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
Perda Kota Dps No 3/2011 Perda Kota Dps No 4/2011 Perda Kota Dps No 5/2011
Pajak Daerah -Pajak Hotel -Pajak Restoran -Pajak Hiburan
Pajak Asli Daerah (PAD)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
UU No.32/2004 UU No.33/2004
45
3.1.2 Konsep Penelitian
Self assessment system merupakan pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam
sistem ini wajib pajak harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki kesadaran,
kejujuran, hasrat membayar dan kedisiplinan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi self assessment system adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran
wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dapat dilakukan
karena pemahaman wajib pajak tentang kewajiban moral di bidang perpajakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hardika (2006), menemukan bukti empiris bahwa
kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Penelitian Fitria (2010), di KPP Jakarta Selatan juga menyatakan bahwa
kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Pemahaman mengenai arti dan manfaat pajak dapat meningkatkan
kesadaran dari wajib pajak (Susilawati, 2013). Pengetahuan perpajakan mengukur
persepsi wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban
dan hak, peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan
dan pelaporan pajak. Pengetahuan tentang peraturan pajak sangat penting untuk
menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana mungkin wajib patuh apabila
mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakannya. Dengan adanya
pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya
46
tax evation (Witono, 2008). Menurut Supriyatin dan Hidayati (2008) menyatakan
bahwa pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat pula dilakukan melalui
peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan
yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas dalam
memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus
dilakukan secara terus menerus. Menurur Supadmi (2009) salah satu upaya
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan memberikan kualitas
pelayanan yang baik bagi wajib pajak mengan menyediakan sarana prasarana
maupun sistem informasi terutama dalam pembentukan perilaku pegawai yang
berdasarkan prinsip budaya kerja profesional yang siap melayani masyarakat
selaku wajib pajak. Penelitian senada yang dilakukan oleh Andriani (2014)
menyebutkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kesadaran wajib pajak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Yudi (2011) bahwa wajib pajak akan meningkatkan
kepatuhannya bila merasa puas dengan kualitas pelayanan yang berikan oleh
fiskus.
Pemeriksaan pajak (Jarunee, 2010) adalah strategi untuk mencegah dan
menekan penggelapan pajak dan meningkatkan kemampuan negara untuk
mengumpulkan pajak dan meningkatkan kinerja dari sistem pajak. Pemeriksaan
pajak merupakan kunci dari kepatuhan pajak, karena pemeriksaan pajak
mempunyai efek jera yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian
yang dilakukan oleh Handayani dalam Rahma Aulia (2012) menyatakan bahwa
47
pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak dan
kepatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap self assessment system.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka konsep penelitian
seperti Gambar 3.2
b5bbb b7
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar
Pemeriksaan Pajak (X3)
Kualitas Pelayanan (X2)
Pengetahuan Pajak (X1)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
48
3.2 Hipotesis Penelitian
Untuk memecahkan masalah yang ada maka perlu suatu hipotesis
sehingga suatu penelitian dan pemecahan masalah akan lebih terarah. Hipotesis
adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis tersebut diuji
(dibuktikan) kebenarannya atau ketidakbenarannya dengan pengumpulan dan
penganalisaan data penelitian. Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah
sebagai berikut.
1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh
positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran
dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar
pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh
signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui
kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan di Kota Denpasar.
.
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
penelitian kuantitatif yang merupakan analisis angka-angka sehingga dapat diukur
dan dihitung. Disamping menggunakan metode kuantitatif penelitian ini juga
menggunakan metode analisis diagram jalur dengan menggunakan 5 (lima)
dimensi pengukuran, yaitu pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pajakpemeruksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar. Alasan memilih lokasi ini adalah
karena perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang menyebabkan
meningkatnya jumlah hotel, restoran maupun hiburan sehingga potensi dari ketiga
pajak tersebut semakin meningkat namun peningkatan jumlah penerimaan ketiga
pajak tersebut menunjukkan persentase yang menurun dan masih terdapatnya
tunggakan pada pajak tersebut.
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
49
50
Penelitian ini menggunakan model persamaan analisis struktural. Dalam
penelitian ini variabel yang dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau
variabel yang mengalami perubahan akibat pengaruh variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak
Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z).
2) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam
penelitian ini variabel bebas adalah Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas
Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3).
3) Variabel intervening yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independent dan dependent. Dalam penelitian ini
variabel intervening adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y).
Variabel-variabel dalam penelitian ini juga dikelompokkan menjadi
variabel eksogen dan endogen sebagai berikut.
1) Variabel eksogen adalah variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain
dalam model. Dalam penelitian ini, variabel eksogen adalah Pengetahuan
Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3)
2) Variabel endogen adalah variabel yang diprediksi oleh salah satu atau
beberapa variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini, variabel endogen
adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y) dan Kepatuhan Wajib Pajak Membayar
Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z).
Semua jenis variabel diatas merupakan variabel laten yaitu variabel
yang tidak bisa diukur secara langsung (unobservable), sehingga untuk
melakukakan analisis kuantitatif diperlukan indikator variabel. Variabel
51
indikator ini merupakan pembentuk variabel laten. Variabel indikator bisa
diukur secara langsung (observable). Variabel laten dan indikator dalam
penelitian ini sesuai pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Variabel Penelitian
No. Notasi Variabel Indikator 1. X1 Pengetahuan
Pajak
Pemahaman kewajiban dan hak wajib pajak Pemahaman tentang peraturan perpajakan
2.
X2
Kualitas Pelayanan
Administrasi pelayanan pajak Kompetensi petugas pajak Sarana dan prasarana
3. X3
Pemeriksaan Pajak
Prosedur pemeriksaan pajak Kemampuan aparat fiskus Hasil Pemeriksaan Pajak
4. Y
Kesadaran Wajib Pajak
Peran Pajak sikap wajib pajak
5. Z
Kepatuhan Wajib Pajak
Memungut Menyimpan Melaporkan dan Membayar
4.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk
52
menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti. Berikut ini
dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel.
1) Pengetahuan Pajak (X1)
Pengetahuan pajak merupakan seberapa besar ilmu atau wawasan tentang pajak
yang dimiliki oleh wajib pajak. Pengetahuan perpajakan mengukur persepsi
wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban dan hak,
peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan dan
pelaporan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
2) Kualitas Pelayanan (X2)
Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan oleh
wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan tentang
penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Dinas
Pendapatan Kota Denpasar)
3) Pemeriksaan Pajak (X3)
Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif
dan proporsional sesuai standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan.
4) Kesadaran Wajib Pajak (Y)
Kesadaran Wajib Pajak pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar merupakan sebuah itikad yang baik seseorang untuk memenuhi
kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nurani yang tulus ikhlas.
53
5) Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak hotel, wajib
pajak restoran dan wajib pajak hiburan memenuhi semua kewajiban dan hak
perpajakan.
4.5 Jenis dan Sumber Data
4.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data kuantitatif adalah data yang memenuhi kaidah ilmiah yaitu
konkrit, obyektif, rasional, terukur, dan sistematis yang berbentuk
angka–angka atau satuan hitung menggunakan statistik (Sugiyono,
2013). Data dalam penelitian ini menyangkut antara lain: data jumlah
wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan, data
realisasi dan tunggakan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan
yang diperoleh di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
2) Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau uraian-uraian
atas pertanyaan yang diberikan kepada responden yang dipergunakan
untuk memberikan penjelasan tentang karakteristik dan data lainnya
yang sifatnya mendukung penelitian ini (Usman, 2003). Dalam
penelitian ini menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam
yang diberikan kepada para wajib pajak dan pejabat publik yang
mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
54
4.5.2 Sumber Data
1) Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Sumber data dalam
penelitian ini adalah responden yaitu wajib pajak yang dipilih secara
acak. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
terkait tentang variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar.
2) Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen (Usman, 2003).
Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan
melalui data yang diperlukan dan bersumber dari BPS seperti data
struktur perekonomian Kota Denpasar. Data dari Dinas Pendapatan Kota
Denpasar seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan, data
PAD dan tunggakan pajak daerah di Kota Denpasar.
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penetuan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ini adalah wajib pajak
55
hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar tahun
2014 sebanyak 1155 wajib pajak.
2) Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakreristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Sampel diambil dari sebagian populasi,
dan besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
Keterangan :
N = jumlah populasi n = jumlah sampel d = galat pendugaan
Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan
dengan tingkat kepercayaan 7,5 persen , maka diperoleh sampel sebesar :
n = 1155
1 + 1155 (0.075)2
n = 154 wajib pajak
Penentuan ukuran sampel dalam penelitian yaitu pada Tabel 4.2 terdiri dari wajib
pajak hotel sebanyak 56 orang, wajib pajak restoran sebanyak 77 orang dan wajib
pajak hiburan sebanyak 21 orang.
56
Tabel 4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel
Jenis Usaha Wajib Pajak Ukuran Sampel (orang) (Orang)
Hotel 422 422 x 154 = 56
1155
Restoran 573 573 x 154 = 77
1155
Hiburan 160 160 x 154 = 21
1155
Jumlah 1155 154 Sumber: Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
3) Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling, yang
berarti mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu wajib
pajak yang datang di Dinas Pendapatan Kota Denpasar dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2007).
Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran
dan wajib pajak hiburan karena wajib pajak ini yang dapat menikmati pelayanan
di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
4.7 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode berikut:
1) Kuisioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
57
diberikan jawaban berkaitan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini
diberikan pertanyaan tentang pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
tentang pajak daerah, persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan publik,
persepsi wajib pajak tentang pemeriksaan pajak, sehingga dapat diukur tingkat
kesadaran dan kepatuhannya dalam pemungutan dan pembayaran pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpsar.
2) Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan ke instansi-instansi terkait
(BPS, Dinas Pendapatan Kota Denpasar) untuk pengumpulan data berkaitan
dengan penelitian ini seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan
hiburan du Kota Denpasar, data julah penerimaan dan jumlah tunggakan pajak
hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar dan data PAD Kota Denpasar.
3) Wawancara mendalam adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
bertatap muka (face to face) antara pencacah dengan informan yang dapat
dipercaya (Usman, 2007). Dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada
informan sehingga informan mau memberikan jawabab dengan jujur dan
benar sesuai dengan kenyataan.
4.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang
dibuat secara tersusun berdasarkan tujuan penelitian. Kuisioner dibagi atas dua
bagian yaitu: bagian pertama tentang data demografi responden meliputi data
tentang umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis usaha. Bagian yang kedua
adalah berupa pernyataan responden tentang pengetahuan pajak, kualitas
58
pelayanan, pemeriksaan pajak, kesadaran dan kepatuhan wajib pajak membayar
pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor
(Sugiyono, 2007). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat
berbentuk seperti Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian
No. Skala Skor 1. Sangat Setuju 5 2. Setuju 4 3. Kurang Setuju 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2007)
4.9 Teknik Analisis Data
4.9.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebaaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya
ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
59
berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiono, 2007).
Penerapan statistik deskriptif dalam penelitian ini antara lain perhitungan rata-
rata, standar deviasi, tabel-tabel, gambar-gambar dan sebagainya yang dibuat
dengan Program SPSS dan microsoft exel.
4.9.2 Analisis Jalur
Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier
berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan
(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal
dalam seperangkat variable (Paul Webley, 1997 dalam Haryono, 2012 ). Teknik
ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan
oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel
X1, X2, X3 terhadap Y serta dampaknya terhada Z.
Analisis diagram jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara
tidak langsung (Robert D. Retherford, 1993 dalam Haryono, 2012). Analisis
diagram jalur menentuan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengolah hipotesis kausalitas
imajiner. Diagram jalur secara eksplisit menggambarkan hubungan kausalitas
antara variabel berdasarkan teori. Anak panah menggambarkan hubungan
langsung antar varibel (Suyana Utama, 2007)
David Garson (2003) (Haryono, 2012) mengemukakan bahwa model
perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi
60
dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh
peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah
dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab.
Alasan penggunaan analisis jalur yaitu:
(1) Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual)
yang semua hubungannya bersifat asimetri dan merupakan sistem, serta
model dapat dikategorikan bersifat rekursif sehingga metode yang paling
tepat adalah analisis jalur.
(2) Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan
ganda secara simultan (model struktural) sehingga memberikan efisiensi
analisis statistika.
(3) Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan
memberikan suatu bentuk transisi analisis exploratory menuju analisis
confirmatory. Bentuk transisi ini berkaitan dengan upaya yang lebih besar
dalam semua lapangan studi untuk mengembangkan suatu pandangan
masalah secara lebih sistematis dan holistik. Upaya seperti itu memerlukan
kemampuan untuk menguji suatu hubungan yang berantai yang membentuk
model yang besar, seperangkat prinsip dasar, atau suatu teori keseluruhan.
Langkah-langkah analisis jalur dapat dilihat pada uraian berikut.
Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model
berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada
yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model
61
struktural. Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab
permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model
hipotetik.
Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi
yang melandasi, yaitu sebagai berikut.
1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif.
Aditif dimaksudkan bahwa jika terdapat input variabel pengetahuan pajak
(X1), kualitas pelayanan (X2), pemeriksaan pajak (X3), kesadaran wajib pajak
(Y) yang selanjutnya dijumlahkan, maka respon terhadap kepatuhan wajib
pajak (Z) akan sebanding dengan penjumlahan masing-masing input X1, X2,
X3 Y terhadap Z.
2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal
ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak
dapat dilakukan analisis jalur.
3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.
4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan
reliabel).
5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori dan konsep yang relevan.
6) Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, atau
kesederhanaan yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan
berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.
62
Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau
koefisien. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur pada uraian
sebelumnya dijelaskan .
(1) Untuk anak panah bolak-balik koefisiennya merupakan koefisien
korelasi, r (yang biasa dihitung dengan product moment methode).
(2) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel yang
distandarkan, secara parsial pada tiap-tiap persamaan. Metode yang
digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS), yaitu metode kuadrat
terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif (satu
arah). Dari perhitungan ini diperoleh koefisien jalur pengaruh langsung.
(3) Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat
pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan
koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak
langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang
dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung
dan pengaruh tak langsung (Ghozali, 2007).
Langkah keempat di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas atau
kesahihan model. Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi
atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model
di dalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory triming.
(a) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
222
21
2 ...1 eieem PPPR ................................................................................... (4.1)
63
Dalam hal ini, interpretasi terhadap 2mR sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisis regresi.
Pei yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung
dengan rumus :
21 RPei ...................................................................................... (4.2)
(b) Theory Triming
Uji validasi koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah
sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p value) dari uji t, yaitu
pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan
theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh
model yang didukung oleh data empiris.
Karakteristik analisis jalur adalah metode analisis data multivariat
dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang
dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap
variabel akibat (Kusnendi, 2008).
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori. Model ini dipertimbangkan untuk digunakan dalam
suatu penelitian karena hubungan yang dianalisis merupakan hubungan sebab
akibat dengan model yang komplek. Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel
yang berperan ganda yaitu sebagai variabel independen pada suatu hubungan,
namun menjadi variabel dependen pada hubungan lain mengingat adanya
64
hubungan kausalitas yang berjenjang. Bentuk hubungan seperti ini membutuhkan
alat analisis yang mampu menjelaskan sistem secara simultan.
Kerlinger (2002) menyebutkan bahwa dengan menggunakan analisis
diagram jalur akan dapat dihitung pengaruh langsung dan tidak langsung antar
variabel.
Nilai kekeliruan taksiran standar (standard error of estimate), yaitu:
)1( 2rei ....................................................................................... (4.3)
Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar yang menunjukkan
pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam
suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau
lebih variabel penyebab, maka koefisien diagram jalurnya merupakan koefisien
regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel
lain dalam suatu model diagram jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain
sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks
korelasi sebagai masukan (Kusnendi, 2008).
Koefïsien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu
persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal
ini ada dua persamaan tersebut adalah:
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e1 ........................................... (1)
Z = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y + e2............................... (2)
65
b1 b4
b2 b5bbb b7
b5
b3 b6
Gambar 4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian
Keterangan :
Z = kepatuhan wajib pajak Y = kesadaran wajib pajak X1 = pengetahuan pajak X2 = kualitas pelayanan X3 = pemeriksaan pajak e1,e2 = variabel pengganggu b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien dari masing-masing variabel
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
222
21
2 ...1 epeem PPPR ....................................................................................... (4.4)
e 2
e 1
Pemeriksaan Pajak (X3)
Kualitas Pelayanan (X2)
Pengetahuan Pajak (X1)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
66
Dalam hal ini, interpretasi terhadap 2mR sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisis regresi. Pei yang merupakan standard error of
estimate dari model regresi dihitung dengan rumus
21 RPei ............................................................................. (4.5)
Uji validitas koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung
adalah sama dengan analisis regresi menggunakan nilai p. Value dari uji t, yaitu
pengujian koefisien variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory
triming, maka jalur-jalur yang tidak signifikan dibuang sehingga diperoleh model
yang didukung oleh data empiris, kecuali untuk model yang didukung oleh konsep
dan teori.
67
BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali. Luas wilayah Kota Denpasar
yang relatif sempit, hanya 12.778 Ha atau sekitar 2,18 persen dari luas Provinsi
Bali, merupakan dataran rendah berada pada ketinggian 0 – 75 meter di atas
permukaan laut. Secara geografis Denpasar terletak pada 8035’31” – 8044’49”
Lintang Selatan dan 115010’23” – 115016’27” Bujur Timur; dengan suhu
maksimum berkisar antara 280 C – 30,20 C dan suhu minimum berkisar antara
21,90 C – 32,50 C serta kelembaban udara antara 79 – 83 persen. Kota Denpasar
memiliki batas wilayah sebagai berikut yaitu batas utara adalah Kabupaten
Badung, batas selatan adalah Kabupaten Badung dan Selat Badung, batas timur
adalah Kabupaten Gianyar dan Selat Badung, dan batas barat adalah Kabupaten
Badung.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Kota Denpasar
merupakan Kota Administratif yang mewilayahi 3 Kecamatan, yaitu : Kecamatan
Denpasar Barat, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. Dengan keluarnya surat
Menteri Dalam Negeri Nomor 135/2918/PUOD tanggal 14 Agustus 1982
pemerintah pusat merencanakan meningkatkan status Kota Admistratif menjadi
Kota Daerah Tingkat II. Berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Bali tanggal 5 Januari 1984 Nomor 135/18210/B.B.Pem. kemudian diusulkan
peningkatan status Kota Administratif Denpasar menjadi Kota Daerah Tingkat II
dengan persetujuan dari DPRD Tingkat II Badung dan DPRD Tingkat I Bali.
67
68
Pada tanggal 23 Oktober 1991 kembali Tim Pusat membahas pembentukan
Kota Daerah Tingkat II Denpasar bersama-sama dengan Bapak Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Bali, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung dan Walikota
Denpasar, yakni membahas Rancangan Undang-Undang pembentukan Kota
Daerah Tingkat II Denpasar pada tanggal 14 Nopember 1991. Pada Tanggal 15
Januari 1992 UU Nomor 1 Tahun 1992 tentang pembentukan Kota Daerah
Tingkat II Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 27 Pebruari 1992, sehingga babak baru bagi penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan juga Kota
Daerah Tingkat II Denpasar.
Dari Tahun 1992 Kota Denpasar terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Denpasar
Barat yang terdiri 18 Desa/Kelurahan, Kecamatan Denpasar Timur yaitu terdiri
dari 15 Desa/Kelurahan dan Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10
Desa/Kelurahan. Dari 43 Desa/Kelurahan tersebut berstatus kelurahan 16 buah
dan Desa sebanyak 27 buah. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 6 Kelurahan
dan 4 Desa, Denpasar Timur 5 Kelurahan dan 10 Desa sedangkan Denpasar Barat
terdiri dari 5 Kelurahan dan 13 Desa.
Dengan semakin kompleksnya permasalahan sebuah kota, baik dari segi
sosial maupun ekonomi, maka dipandang perlu untuk membuat pemekaran suatu
wilayah Kecamatan. Maka dari itu, dikeluarkanlah Peraturan Daerah Kota
Denpasar Nomor 12 Tahun 2004 tentang pembentukan Kecamatan Denpasar
Utara di Kota Denpasar. Secara administratif Denpasar terdiri dari empat
kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur,
Kecamatan Denpasar Barat dan Kecamatan Denpasar Utara. Terbagi menjadi 27
69
Desa, 16 Kelurahan meliputi 35 Desa Pekraman dan 341 Banjar Pakraman (BPS
Kota Denpasar, 2007).
Pembangunan pariwisata di Bali berpengaruh kuat terhadap perubahan
struktur perekonomian di Kota Denpasar. Segala kegiatan bisnis berpusat disini,
tidak terkecuali bisnis hotel, restoran, dan hiburan. Jumlah pendirian hotel,
restoran, dan hiburan yang terus meningkat. Struktur perekonomian Kota
Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian
kabupaten lain di Provinsi Bali pada umumnya. Berdasarkan data dari BPS Kota
Denpasar tahun 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi
pembentukan PDRB Kota Denpasar. Dari sumber data tersebut dikethui
kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar
adalah sektor perdagangan, hotel, restoran dan hiburan (34,36 persen), kemudian
diikuti oleh sektor keuangan (15,19 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi
(13,66 persen), sektor industri pengolahan (12,24 persen) dan sektor lainnya
(24,55 persen) yaitu meliputi pertambangan, jasa, pertanian, bangunan, listrik dan
gas rata-rata 5-6 persen.
Dalam membangun Kota Denpasar yang berkesinambungan dibutuhkan
pendapatan serta kemampuan daerah yang terus meningkat. Dinas Pendapatan
Kota Denpasar merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota
Denpasar yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengkoordinasikan target
penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan yang berasal dari
dana bagi hasil pajak dan bukan pajak serta merealisasikannya bersama-sama unit
satuan kerja terkait sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan agar dapat
dipergunakan untuk membiayai rencana kegiatan yang sudah ditetapkan. Dalam
70
menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dipenda Kota Denpasar
mempunyai visi “ Menjadikan Pendapatan Asli Daerah sendiri sebagai sumber
pendanaan yang utama dalam menunjang pembangunan Kota Denpasar yang
berpihak pada masyarakat berlandaskan kreativitas dan budaya unggulan”. Pajak
hotel, pajak restoran dan pajak hiburan merupakan pajak daerah di Kota
Denpasar .
Tabel 5.1
Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009 -2014
(orang) Jenis TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 WP hotel 287 313 331 343 372 422 WP restoran 473 480 493 508 542 573 WP hiburan 125 135 147 154 156 160 Jumlah WP 927 1018 1036 1045 1070 1155
Sumber: Dipenda Kota Denpasar, 2014
Pada Tabel 5.1 dijabarkan tentang perkembangan jumlah wajib pajak
hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hibuuran yang terdaftar di Kota
Denpasar dalam 6 tahun terakhir. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi
peningkatan jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan setiap tahunnya
Dalam periode tersebut peningkatan wajib pajak hotel sekitar 47 persen,
peningkatan jumlah wajib pajak restoran sekitar 21 persen dan peningkatan
jumlah wajib pajak hiburan sebesar 21 persen. Peningkatan jumlah wajib pajak ini
dikarenakan berkembangnya usaha di bidang industri dan pariwisata di Propinsi
Bali pada umumnya dan di Kota Denpasar pada khususnya.
71
Pada Tabel 5.2 dapat dijelaskan tentang kontribusi pajak daerah terhadap
PAD Kota Denpasar.
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
Pada tahun 2011 kontribusi pajak hotel terhadap PAD Kota Denpasar
sebesar 21,70 persen, tahun 2012 sebesar 20,32 pesen, tahun 2013 menurun lagi
yaitu sebesar 17,22 persen dan 16,25 persen di tahun 2014. Pada tahun 2011 pajak
restoran memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Denpasar sebesar 9,25
persen, kemudian menurun di tahun berikutnya menjadi sebesar 9,01 persen, 8,59
persen dan 8,39 persen. Kontribusi pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar
dari tahun 2011 sampai tahun 2013 berturut-turut yaitu 1,64 persen, 1,81 persen,
1,48 persen dan 1,42 persen. Ketiga pajak tersebut mempunyai karakteristik yang
ama karena sejak diberlakukannya undang-undang nomor 28 Tahun 2009, ketiga
pajak tersebut ditetapkan dengan self assessment system.
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
PAD 424.959.412.894,23 511.326.621.036,38 658.970.207.435,78
Pajak Daerah 326,282,111,698.21 377,247,592,363.38 506,981,564,103.42
Pajak Hotel 92,200,155,236.47 103,907,609,075.55 113,504,495,968.18 Pajak Restoran 39,327,568,960.74 46,080,764,387.83 58,577,597,178.41 Pajak Hiburan 6,963,962,844.00 9,258,579,042.00 9,723,711,198.83 Pajak Reklame 14,662,992,124.00 17,378,787,516.00 9,647,337,300.00 PPJ 39,963,905,608.00 44,767,611,297.00 55,731,803,273.00 Pajak Air Tanah 6,597,768,215.00 6,972,486,434.00 8,004,804,275.00 PBB - - 92,884,127,307.00 BPHTB 126,565,758,710.00 148,881,754,611.00 158,907,687,603.00
Tabel 5.2Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Kota Denpasar Tahun 2011-2013
72
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian
5.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian menyajikan penilaian responden untuk setiap
butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penilaian responden
dasajikan menurut variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan
pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak dengan mengunakan
skala pengukuran 1 sampai 5. Untuk mendeskripsikan penilaian rata-rata
responden mengenai variabel-variabel dalam penelitian, hasil jawaban responden
disesuaikan dengan desain skala pengukuran yang telah ditetapkan kemudian
diformulasikan ke dalam beberapa interval kelas (Suharsono, 2010:21). Rumus
interval kelas adalah sebagai berikut:
kelasJumlah terendahnilai- tertinggiNilai kelas Interval
8,05
1-5 kelas Interval
Dari interval kelas tersebut maka dapat diketahui batasan nilai masing-
masing kelas menjadi dasar penentu katagori rata-rata jawaban responden
penelitian.
1,00 – 1,80 = Sangat tidak baik 1,81 – 2,60 = Tidak baik 2,61 – 3,40 = Cukup baik 3,41 – 4,20 = Baik 4,21 – 5,00 = Sangat baik
73
Tabel 5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Pajak
Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X1.1 0 0 7 124 23 632 4.10 X1.2 0 0 5 32 117 728 4.73 X1.3 0 0 15 118 21 622 4.04 X1.4 0 0 0 16 138 754 4.90 X1.5 0 0 12 106 36 640 4.16 Rata-rata X1 4.38 Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di
atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian
juga secara rata-rata variabel Pengetahuan pajak memiliki nilai 4,38 yang artinya
pengetahuan pajak responden sudah sangat baik.
Tabel 5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan
Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X2.1 0 3 17 124 10 603 3.92 X2.2 0 0 3 27 124 737 4.79 X2.3 0 0 9 125 20 627 4.07 X2.4 0 2 13 115 24 623 4.05 X2.5 0 6 15 111 22 611 3.97 Rata-rata X2 4.16 Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di
atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian
juga secara rata-rata variabel Kualitas pelayanan memiliki nilai 4,16 yang artinya
responden menilai kualitas pelayanan sudah baik.
74
Tabel 5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan Pajak
Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor X3.1 0 0 7 38 109 718 4.66 X3.2 0 0 7 62 85 694 4.51 X3.3 0 0 7 34 113 722 4.69 X3.4 0 0 10 117 27 633 4.11 X3.5 0 0 10 124 20 626 4.06 Rata-rata X3 4.41 Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di
atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Indikator
X3.1, X3.2 dan X3.3 bahkan memiliki rata-rata di atas 4,21 yang artinya indiktor
tersebut dinilai sangat baik. Demikian juga secara rata-rata variabel pemeriksaan
pajak memiliki nilai 4,41 yang artinya responden menilai pemeriksaan pajak
sudah sangat baik.
Tabel 5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor Y.1 0 0 11 118 25 630 4.09 Y.2 0 0 9 117 28 635 4.12 Y.3 0 0 3 18 133 746 4.84 Y.4 0 0 13 126 15 618 4.01 Rata-rata Y 4.27 Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di
atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian
juga secara rata-rata variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai 4,27 yang
artinya kesadaran pajak para responden sudah sangat baik.
75
Tabel 5.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Kepatuhan wajib pajak
Indikator Skor Jawaban Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 Skor Z.1 0 0 9 19 126 733 4.76 Z.2 0 0 2 13 139 753 4.89 Z.3 0 0 13 112 29 632 4.10 Z.4. 0 0 8 24 122 730 4.74 Z.5 0 0 19 102 33 630 4.09 Rata-rata Z 4.52 Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di
atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian
juga secara rata-rata variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai 4,52 yang
artinya kepatuhan wajib pajak para responden sudah sangat baik.
5.2.2 Karakteristik Responden
5.2.2.1 Jenis Usaha
Jenis usaha adalah kelompok dari bidang usaha. Berdasarkan Tabel 5.8
responden diklasifikasikan berdasarkan bidang usahanya. Responden yang
memiliki bidang usaha restoran adalah bidang usaha paling banyak, diikuti oleh
bidang usaha hotel dan hiburan.
Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha
No Jenis Usaha Jumlah (orang)
Persentase (%)
1 Hotel 56 36,4 2 Restoran 77 50,0 3 Hiburan 21 13,6
Total 154 100 Sumber : Lampiran 4
76
5.2.2.2 Umur
Umur menentukan intensitas dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan yang
dilakukan oleh seseorang (Sukirno, 2006). Secara umum rata–rata umur
responden dilokasi penelitian masih berada pada kelompok usia produktif
untuk bekerja, artinya secara fisik mereka masih memiliki potensi yang besar
untuk dapat menghasilkan pendapatan. Pada Tabel 5.9 karakteristik umur wajib
pajak hotel, restoran dan hiburan diperoleh rata-rata berada pada usia produktif
yaitu kelompok umur 19 sampai dengan 50 tahun yang merupakan usia untuk
bekerja untuk memperoleh pendapatan (Todaro, 2006).
Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Umur
No Umur (tahun) Jumlah
(orang) Persentase
(%) 1 < 30 10 6,0 2 31-40 35 23,0 3 41-50 85 55,0 4 >50 16 16,0
Total 154 100 Sumber : Lampiran 4
Pada Tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar berumur
antara 31-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak yang menjadi
responden rata-rata sudah dewasa, hal ini dapat mencerminkan mereka
kemungkinan sudah memiliki pengalaman dalam usahanya.
5.2.2.3 Jenis kelamin
Jenis kelamin penduduk suatu daerah sering dipakai sebagai
pedoman di dalam menganalisis struktur dan kondisi sosial ekonomi penduduk
(Sukirno, 2006). Diketahui responden ysng berjenis kelamin laki-laki
77
sebesar 64,9 persen dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 35,1
persen dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan atas Jenis
Kelamin ditunjukan seperti Tabel 5.10. Hal ini dapat dimaklumi karena mereka
yang bergerak di bidang hotel, restoran dan hiburan kebanyakan adalah laki-
laki.
Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
(orang) Persentase
(%) 1 Laki-laki 100 64,9 2 Perempuan 54 35,1
Total 154 100 Sumber : Lampiran 4
Hal ini dapat dimaklumi karena mereka yang bergerak di bidang hotel,
restoran dan hiburan kebanyakan adalah laki-laki.
5.2.2.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan wajib pajak minimal tamatan SMA. Semakin tinggi
pendidikan seseorang cenderung pendapatan yang diterima semakin tinggi,
sehingga kesejahteraan dapat lebih baik (Tarigan, 2012). Distribusi responden
berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 5.11
Tabel 5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
(orang)
Persentase (%)
1 SMA 2 1,3 2 Diploma 71 46,1 3 S1 71 46,1 4 S2 10 6,5
Total 154 100
78
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar
adalah berpendikan diploma dan strata 1. Hal ini menunjukkan rata-rata wajib
pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar
memiliki pendidikan tinggi sehingga dapat dinilai bahwa mereka mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam mengelola usahanya.
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2013). Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan
dengan skor total. Apabila koefisien korelasi (r kritis) positif dan lebih
besar dari 0,3 dengan tingkat kepatuhan alpha 0,05 maka indikator
tersebut dikatakan valid (Sugiyono, 2013). Berdasarkan analisis Correlation
(Lampiran 19) semua indikator menunjukan nilai signifikansi diatas 0,05 dan
nilai korelasi (r kritis) semua diatas 0,3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel
parkir adalah valid (Lampiran 19).
2) Uji Reliabilitas
Reliabel berarti seberapa besar suatu pengukuran dapat
dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama (Sugiyono, 2013). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih
79
besar dari 0,6 (Ghozali, 2013). Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 20
diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,6 yang lebih. Hal ini menunjukkan
variabel dalam penelitian ini adalah reliabel (Lampiran 20).
5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur
Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur
perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur
adalah sebagai berikut.
(1) Hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. Uji linieritas menggunakan
curve fit. Hasil olah data pada Lampiran 5-11 yang diringkas pada Tabel 5.12
dapat diketahui bahwa semua variabel yang dipasangkan memiliki hubungan
linier yang signifikan. Oleh karena itu asumsi linieritas dalam penelitian ini
telah terpenuhi.
Tabel 5.12 Ringkasan Model Linier Antarvariabel Penelitian
Hubungan R2 F hitung df1 df2 P.value Keterangan X1Y 0,167 3,580 1 152 0,011 Signifikan X2Y 0,102 17,228 1 152 0,000 Signifikan X3Y 0,168 30,600 1 152 0,000 Signifikan X1Z 0,161 3,245 1 152 0,021 Signifikan X2Z 0,253 3,944 1 152 0,049 Signifikan X3Z 0,241 3,747 1 152 0,048 Signifikan YZ 0,765 12,587 1 152 0,001 Signifikan
Sumber : Lampiran 5-11
(2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Pada Gambar 4.1 bahwa model
yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak bolak-balik yang
80
mana model ini disebut rekursif, sehingga analisis jalur layak diterapkan
dalam penelitian ini.
(3) Observed variables diukur tanpa kesalahan. Analisis jalur dalam penelitian ini
menggunakan indikator jamak dengan data dari sumber primer, sehingga
menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan yang memerlukan
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini.
5.2.5 Analisis Ketepatan Model
Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) ada atau
tidaknya pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak
hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar, (2) ada atau tidaknya
pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dan (3)
ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak langsung pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak melalui kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di
Kota Denpasar. Koefisien jalur pada penelitian ini diperoleh dari hasil
perhitungan regresi dengan metode regresi sederhana (Ordinary Least Square =
OLS) dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 terhadap model persamaan.
Untuk mendapatkan koefisien jalur, pada bagian ini secara bertahap diselesaikan
melalui model persamaan regresi yaitu sebagai berikut.
81
1. Model 1 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan
(X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak Hotel,
Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar.
2. Model 2 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan
(X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Hiburan
di Kota Denpasar (Z).
Adapun model persamaan persamaan regresi, klasifikasi variabel dan
persamaan jalur ditunjukkan pada Tabel 5.13
Tabel 5.13
Klasifikasi Variabel dan Persamaan Struktural
Model Variabel Independen Variabel Dependen Persamaan
1. - Pengetahuan pajak (X1)
- Kualitas pelayanan (X2)
- Pemeriksaan pajak (X3)
Kesadaran wajib pajak (Y)
Y=β1X1+β2X2+β3X3+ε1
2. - Pengetahuan pajak (X1)
- Kualitas pelayanan (X2)
- Pemeriksaan pajak (X3)
- Kesadaran wajib pajak (Y)
Kepatuhan wajib pajak (Z)
Z=β4X1+β5X2+β6X3+β7Y+ε2
Sumber: Persamaan (1), dan (2)
82
5.3. Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian 5.3.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), dan
Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak (Y) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar
Berdasarkan uji regresi linear sederhana dengan taraf signifikansi α = 5
persen, maka hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 5.14. Berdasarkan Tabel
5.14 dapat diketahui bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesadaran wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,046,
Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib
pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,023. Sementara pemeriksaan
pajak juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak
dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,000.
Tabel 5.14 Hasil Regresi Model 1
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.510 .478 5.246 .000 Pengetahuan Pajak .083 .061 .099 2.160 .046 Kualitas Pelayanan .165 .072 .182 2.296 .023 Pemeriksaan Pajak .348 .083 .332 4.193 .000
Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Selanjutnya dapat disusun persamaan (1) sebagai berikut.
Y = 0,099 X1 + 0,182 X2 + 0,332 X3 ………………………….. (5.1)
Keterangan: X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak
83
5.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar
Hasil olahan data memperlihatkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat sesuai dengan Model 2 disajikan pada Tabel 5.15. Berdasarkan
Tabel 5.15 dapat dianalisis bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan penerimaan terhadap Ho
sebesar 0,032. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,038.
Pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,049. Sementara kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,005.
Tabel 5.15 Hasil Regresi Model 2
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.503 .551 4.545 .000 Pengetahuan Pajak .065 .065 .079 1.999 .032 Kualitas Pelayanan .065 .078 .073 1.837 .038 Pemeriksaan Pajak .029 .093 .028 1.733 .049 Kesadaran Wajib Pajak .248 .086 .252 2.873 .005
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 5.11 juga dapat disusun persamaan (2) sebagai berikut.
Z = 0,079 X1 + 0,073 X2 + 0,028 X3 + 0,252 Y ……………….. (5.2)
84
Keterangan : X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak Z = Kepatuhan Wajib Pajak
5.3.3 Koefisien Jalur
Berdasarkan Tabel 5.14, dan Tabel 5.15 dapat dibuat ringkasan koefisien
jalur seperti yang disajikan pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 mendeskripsikan bahwa
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak juga berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
Tabel 5.16 Ringkasan Koefisien Jalur
Hubungan Koefisien Regresi Standard
Error t hitung P. value Keterangan Standar Tak Standar
X1Y .099 .083 .061 2,160 .046 Signifikan X2Y .182 .165 .072 2,296 .023 Signifikan X3Y .332 .348 .083 4,193 .000 Signifikan X1Z .079 .065 .040 1.999 .032 Signifikan X2Z .073 .065 .159 1.837 .038 Signifikan X3Z .028 .029 .155 1.733 .049 Signifikan YZ .252 .248 .277 2,873 .005 Signifikan
Sumber : Lampiran 5-11 Keterangan :
X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak
85
Z = Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.16, maka dapat dibuat
diagram jalur seperti Gambar 5.1.
Gambar 5.1
Standardized Path Diagram
Sesuai dengan teori trimming yang menyebutkan bahwa agar diperoleh
model yang lebih valid, jalur-jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Dalam
penelitian ini tidak dilakukan modifikasi dengan menghapuskan pengaruh-
pengaruh yang tidak signifikan, karena semua jalur-jalurnya signifikan.
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa untuk persamaan 1, nilai
R2m = 0,613 memiliki arti bahwa 61,3 persen variasi dari kesadaran wajib pajak di
Kota Denpasar mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan, dan pemeriksaan pajak, sedangkan sisanya sebesar 38,7 persen
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model. Sedangkan untuk
0,252
0,073
Pengetahuan Pajak
Kualitas Pelayanan
Pemeriksaan Pajak
Kesadaran Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak
0,332
0,079
0,028
0,099
0,182
e2
0,109
e1
0,622
86
persamaan 2, nilai R2m = 0,988 memiliki arti bahwa 98,8 persen variasi dari
kepatuhan wajib pajak mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan, pemeriksaan pajak, dan kesadaran wajib pajak, sedangkan sisanya
sebesar 1,2 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model
(Lampiran 14).
5.3.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak di Kota Denpasar
Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel penelitian melalui variabel
mediasi dilakukan uji mediasi atau interventing.
1) Pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui
kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar
Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel
mediasi/interventing. Hasil olahan data pada Lampiran 15, maka pengaruh
pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib
pajak di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5.2.
87
Gambar 5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah jika p-value > alpha
(0,05) atau z hitung ≤ z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho diterima yang berarti
kesadaran wajib pajak bukan variabel mediasi. Namun jika p-value < alpha
(0,05) atau z hitung > z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho ditolak yang berarti
kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi. Hasil olahan data pada
Lampiran 15 didapatkan z = 1,356, setara pada probabilitas 0,05. Nilai z
hitung lebih besar dari nilai z tabel sebesar 0,9265. Hal ini berarti kesadaran
wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh pengetahuan pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan di Kota Denpasar.
2) Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui
kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar
Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel
mediasi/interventing. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib
pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada
Gambar 5.3.
a= 0,083 Sa=0,061
b=0,248 Sb=0,086
z = 1,356 Sig = 0,05
Pengetahuan Pajak ( X1)
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
88
Gambar 5.3
Gambar 5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Hasil perhitungan pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib
pajak dengan nilai z hitung = 1,795 yang berada pada probabilitas 0,05 dan
lebih besar dari z tabel = 0,9678. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran
wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan di Kota Denpasar.
3) Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui
kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar
Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel
mediasi/interventing. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada
Gambar 5.4 .
a= 0,165 Sa=0,072
b=0,248 Sb=0,086
z = 1,795 Sig = 0,05
Kualitas Pelayanan ( X2)
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
89
Gambar 5.4
Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Hasil perhitungan pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak
dengan nilai z hitung = 2,376 yang berada pada probabilitas 0,05 dan lebih besar
dari z tabel = 0,9906. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran wajib pajak
merupakan memediasi secara parsial pengaruh pemeriksaan pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di
Kota Denpasar.
5.3.6 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Variabel Penelitian
Hasil olahan data mengenai perhitungan pengaruh langsung, tidak
langsung, dan total variabel penelitian pada Lampiran 18 ditampilkan kembali
pada Tabel 5.17. Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dijelaskan bahwa Pengaruh
langsung pengetahuan pajak terhadap kesadaran wajib pajak sebesar 0,099 dan
pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya
menjadi 0,099. Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kesadaran wajib
pajak sebesar 0,182 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu
pengaruh totalnya menjadi 0,182. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap
a= 0,348 Sa=0,083
b=0,248 Sb=0,086
z = 2,376 Sig = 0,05
Pemeriksaan Pajak
(X3) as
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
90
kesadaran wajib pajak sebesar 0,332 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol),
oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,332.
Pengaruh langsung pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,079 dan pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar
0,025, oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,104. Pengaruh langsung
kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,073, dengan
pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar 0,046, maka
pengaruh totalnya menjadi 0,119. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak sebesar 0,028, dengan pengaruh tidak langsung melalui
kesadaran wajib pajak sebesar 0,084, maka pengaruh totalnya menjadi 0,112.
Pengaruh langsung kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar
0,252 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh
totalnya menjadi 0,252.
Tabel 5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel
Var
X1 X2 X3 Y
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
Y 0,099 - 0,099 0,182 - 0,182 0,332 - 0,332 - - -
Z 0,079 0,025 0,104 0,073 0,046 0,119 0,028 0,084 0,112 0,252 - 0,252
Sumber: Lampiran 16
Keterangan: PL = Pengaruh Langsung PTL = Pengaruh Tidak Langsung PT = Pengaruh Total X1 = Pengetahuan pajak X2 = Kualitas pelayanan X3 = Pemeriksaan pajak Y = Kesadaran wajib pajak Z = Kepatuhan wajib pajak
91
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian
5.4.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengetahuan pajak
berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dengan nilai signifikansi sebesar
0,046. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor pendidikan
formal dan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif makin positif terhadap objek tertentu
(Fidel, 2004 dalam Ghoni, 2012). Menurut Nugroho (2012) semakin tinggi
pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan
perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun
jika wajib pajak tidak memiliki pengetahuan mengenai peraturan dan proses
perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat menentukan perilakunya dengan tepat.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak sehingga wajib pajak semakin
patuh adalah dengan meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan. Hasil
penelitian ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Bapak I Made
Winaya, pemilik Made Restoran sebagai hasil dari wawancara pada tanggal 28
Maret 2015.
“Dulu saya bayar pajak tidak berdasarkan pembukuan, hanya menggunakan perhitungan penetapan perkiraan penjualan dalam sebulan, tetapi sekarang saya sudah memungut pajak pada setiap transaksi penjualan makanan dan minuman ditambah 10 persen. Jadi pajak yang setor itu sesuai dengan transaksi yang saya lakukan dalam sebulan”
92
Jika seseorang atau wajib pajak memiliki pengetahuan yang tinggi
mengenai perpajakan, maka mereka akan lebih sadar dalam memenuhi
kewajibannya. Dalam studi empiris Suparmono dan Damayanti (2000),
menyatakan bahwa wajib pajak harus mengetahui besarnya pajak terhutang, kapan
harus membayar pajak dan batas waktu pembayaran. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Senada dengan penelitian
dari Handayani (2011), yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman
tentang peraturn perpajakan akan meningkatkan kemauan membayar pajak dan itu
berarti hasil tersebut signifikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,
pajak restoran dan pajak restoran di Kota Denpasar. Berdasarkan teori disebutkan
bahwa kualitas pelayanan menurut Chen dan Tan (2004) dalam Ussahawanichakit
(2008) merupakan perbandingan antara apa yang diharapkan oleh pelanggan
dengan apa yang diperolehnya. Pelanggan umumnya memerlukan produk barang
atau jasa yang dapat diterima dan dinikmati dengan pelayanan yang baik dan
memuaskan (Wiyono,2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak sebab fiskus
diharapkan mempunyai pemahamn tentang perpajakan dan juga memiliki
motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik sehingga wajib pajak merasa nyaman
setiap melakukan kegiatan pajak di kantor pelayanan pajak. Hal tersebut senada
93
dengan hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Astawa pemilik Vila Mertasari
Sanur pada tanggal 2 April 2015 yang mengungkapkan bahwa:
“Sekarang membayar pajak hotel sudah sangat dipermudah karena di Dipenda Kota Denpasar sudah menyediakan unit pelayanan terpadu sehingga wajib pajak mendapatkan pelayanan dengan mudah”.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel pemeriksaan pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar
pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut
sesuai dengan bukti empiris dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Salip
dan Wato (2006) yang menyebutkan bahwa dengan pemeriksaan pajak akan
mendorong timbulnya kesadaran wajib pajak sehingga akan berdampak terhadap
peningkatan penerimaan pajak. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan
responden Ibu Nur Indraningsih, pemilik RM.Ayam Goreng Prambanan di Jalan
Cok Tresna Renon sebagai hasil wawancara pada tanggal 15 April 2015 juga
mendukung hasil penelitian ini, mengungkapkan.
“ Pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh petugas pajak selalu didahului dengan pemberitahuan resmi melalui surat sehingga saya bisa menyiapkan data yang diperlukan. Oleh karena itu pemeriksaan dapat berjalan lancar”
Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal
ini menunjukkan bahwa demgan meningkatnya pengetahuan perpajakan yang
dimiliki oleh wajib pajak dan peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas
pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan maka
kesadaran wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di
Kota Denpasar semakin baik.
94
5.4.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak restoran dan pajak hiburan
di Kota Denpasar. Pengetahuan tentang pajak dapat dilihat dari pengetahuan
yang menyangkut cara melaksanakan kewajiban pajak, siapa yang dikenakan,
apa yang dikenakan, berapa besarnya dan bagaimana cara menghitungnya
(Nazir, 2010). Berdasarkan teori yang dikemukakan dalam Shcister (1995),
ditemukan adanya kaitan antara tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap
bertambahnya kepatuhan pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anky
(2011) dan Ghoni (2011) yang menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal yang sama juga didapat dari
penelitian Siregar (2012), bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan yang
cukup tentang perpajakan sangatlah penting karena pendidikan pajak adalah
salah satu alat yang efektif untuk mendorong wajib pajak untuk lebih patuh
(Hyun,2003 dalam Lusia,2013). Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari
hasil wawancara dengan responden yang bernama I Wayan Bendiasa pemilik
Restoran Tropikal pada tanggal 23 Maret 2015 yang mengatakan:
“Dalam memungut pajak restoran kepada konsumen kami menggunakan bill yang sudah diporporasi di kantor Dipenda sehingga konsumen merasa yakin bahwa pajak makanan yang dipungut adalah sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Denpasar”
95
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal
tersebut sejalan dengan teori bahwa kepatuhan yang diinginkan tentu akan
lebih berhasil bila diikuti dengan transaksi secara langsung berupa wujud
pelayanan (Burton,2008). Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan pada wajib pajak sebagai pelanggan sehingga
meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan (Prabawa, 2012). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Supadmi (2009) yang menyatakan
untuk bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan
melalui peningkatan kualitas pelayanan. Hasil penelitiannya menemukan
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
sehingga agar kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak
meningkat maka kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Hasil
wawancara dengan salah satu wajib pajak restoran Bapak Rachmatullah,
pemilik Restoran Hanamasa di jalan Drupadi 44 Denpasar pada tanggal 26
Maret 2015 mengungkapkan:
“Petugas pajak di kantor Dipenda tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan. Ketika pertama kali saya datang hanya untuk untuk menanyakan cara pengisian formulir SPTPD, petugas dengan sabar menjelaskan. Ini memotivasi saya selalu menyetorkan SPTPD tidak pernah terlambat’.
Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak dapat
ditunjukkan dalam hal pengadaan fasilitas yang menunjang kenyamanan para
wajib pajak, misalnya penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk
memberikan kemudahan kepada wajib pajak, penampilan gedung yang modern
96
dan terkesan rapi serta pelayanan yang cepat dari petugas pajak dapat
meningkatkan kepuasan wajib pajak sehingga berdampak pada kepatuhan
mereka dalam bidag perpajakan.
Hasil analisis tentang variabel pemeriksaan pajak menyatakan bahwa
secara langsung variabel pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Dalam teori pemeriksaan pajak,
Ali et al (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang efektif
untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menguatkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardianti (2012) yang membuktikan
adanya pengaruh antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
karena pemeriksaan merupakan instrument penting untuk menentukan tingkat
kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan.
Hasil wawancara dengan Bapak I Made Suartana,SH,MSi., selaku Kabid
Penagihan pada Dinas Pendapatan Kota Denpasar pada tanggal 20 April 2015
mengatakan:
“ Setelah diadakan audit oleh petugas pajak, dapat diketahui masih banyak wajib pajak menunggak pajak maupun menghindari pajak dengan melaporkan pajak lebih kecil dari sebenarnya. Ini menunjukkan masih rendahnya kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan tentang self assessment system”.
Variabel kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
Hasil ini menunjukkan bahwa keadaran wajib pajak merupakan faktor penting
dalam menentukan kepatuhan wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib
97
pajak hiburan. Peningkatan kesadaran akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan
pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Arum
(2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kesadaran maka akan semakin
tinggi pula kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini juga memperkuat
penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan kesadaran perpajakan memiliki
pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil wawancara yang
senada juga diungkapkan oleh I Gusti Oka Wardana, pemilik Hotel Damai di
Jalan Patih Jelantik Denpasar pada tanggal 15 April 2015 bahwa:
“Sebagai warga Kota Denpasar yang memiliki usaha disini, saya wajib mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Membayar pajak merupakan kewajiban karena pajak dapat dipergunakan untuk membiayai pembangunan”
5.4.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak Di Kota Denpasar
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan
melalui kesadaran membayar pajak di Kota Denpasar. Pengetahuan yang
dimiliki oleh wajib pajak tentang perpajakan sering menjadi penyebab wajib
pajak tidak memenuhi kewajibannya. Pelaksanaan self assessment sistem
dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada
wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajak dalam menghitung,
98
membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri. Hal ini sesuai dengan
studi empiris bahwa dalam melaporkan kewajiban pajak, pembayaran pajak
tergantung pada kesadaran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri (James,
2004). Wajib pajak dikatakan patuh apabila memenuhi semua kewajiban
perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005).
Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib
pajak baik itu pengetahuan mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan
umum di bidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku mulai dari subyek pajak,
obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terhutang, pembayaran dan
pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu (Lusia, 2013). Besarnya pengaruh
total dari pengetahuan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak adalah 28,8 persen. Hal ini berarti bahwa jika seseorang atau wajib
pajak memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai perpajakan dan memikiki
kesadaran yang penuh tentang fungsi dan peran pajak dalam pembangunan
maka orang tersebut akan lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban di bidang
perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Palil (2005) bahwa pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan
dapat memperkecil adanya tax evation. Hasil penelitian ini menguatkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusia (3013) yang menyatakan
bahwa secara parsial dan simultan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas pada KPP Pratama Gresik Utara. Hal tersebut
senada dengan pernyataan dari responden yang bernama I Gusti Made
99
Putranaya pemilik Villa Taman Ayu di Jalan Danau Poso Sanur sebagai hasil
wawancara pada tanggal 5 April 2015 yang mengatakan:
“Sekarang ini wajib pajak diberi kepercayaan untuk untuk menghitung dan menyetor jumlah pajak yang dipungut. Hal itu membuat saya merasa malu apabila tidak menyetorkan pajak sesuai dengan yang saya terima. Karena saya sadar, uang pajak pajak itu merupakan titipan dari masyarakat konsumen saya dan bukan hak probadi saya”
Kepatuhan perpajakan merupakan bentuk kesediaan pemenuhan
kewajiban bagi wajib pajak sesuai dengan aturan yang berlaku (Alm et al.,
1993). Adanya peningkatan pelayanan yang memuaskan bagi wajib pajak
diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi
kewajiban pajak (Cumming et al., 2005). Pengaruh tidak langsung kualitas
pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran
wajib pajak di Kota Denpasar adalah sebesar 5,4 persen. Berdasarkan teori
bahwa setiap organisasi atau perusahaan berusaha memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggannya dengan memperbaiki kualitas pelayanan (Jaman,
2009). Jika pelanggan puas dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan oleh
organisasi, maka pelanggan akan membalas dengan memberikan penilaian
yang tinggi (Purwanto, 2004). Penelitian senada juga telah dilakukan oleh
Putra (2013) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan wajib pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pelayanan yang
mengandung fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana yang baik telah
diberikan kepada wajib pajak dan secara tidak langsung mereka akan patuh
dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak.
100
Pemeriksaan pajak daerah merupakan alat kendali untuk mengamankan
penerimaan daerah di sektor pajak. Sadar berarti wajib pajak telah memahami
dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak. Patuh berarti
wajib pajak wajib pajak telah melaporkan dan meyetorkan pajaknya. Semakin
tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, kinerja pengumpulan pajak akan semakin
baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pemeriksaan pajak
berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak
melalui kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan Bapak I Wayan Tagel Sidarta,
SE.,MSi yang saaat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Retribusi dan
Pendapatan Lain-Lain di Dipenda Kota Denpasar sebagai hasil wawancara
pada tanggal 10 April 2015 menyatakan:
“ Wajib Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan cendrung bersedia membayar pajak daerah berdasarkan hasil penetapan berita acara pemeriksaan pajak, sebagai hasil dari pemeriksaan pajak di lapangan oleh petugas lapangan kami”.
Penerapan sistem self assessment pada pajak hotel, pajak restoran dan
pajak hiburan membutuhkan keandalan administrasi, pengawasan serta
penegakan aturan dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak. Pemeriksaan
pajak (Priantara, 2011) diharapkan akan menambah tingkat kepatuhan bagi
wajib pajak karena wajib pajak akan meningkatkan kepatuhannya apabila
mereka menyadari bahwa pajak merupakan salah satu peneriman daerah yang
akan berdampak pada peningkatan penerimaan.
101
5.4.4 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Denpasar
Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2015 dihadapkan pada
sejumlah tantangan akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya
kondusif. Perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,7 persen melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,0 persen. Sejalan
dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan pertama
tahun 2015 juga mengalami perlambatan 6,20 persen. Secara spasial, kesenjangan
antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antar wilayah Bali
selatan dan Bali non-selatan. Wilayah Bali selatan yang mendominasi aktivitas
perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang menjadi tonggak
perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh tinggi mencapai
6,57 persen dan 6,77 persen. Awal tahun 2015 juga menjadi tonggak yang
menggembirakan bagi inflasi di Bali yaitu 6,42 persen, jauh lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43 persen. Inflasi juga
mempengaruhi laju perekonomian dalam pembangunan di daerah.
Dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah, faktor sumber
pendapatan daerah sangat menentukan terlaksananya pembangunan daerah itu
sendiri (Magdalena, 2010). Kontribusi pajak daerah sangat penting dalam
mendukung peningkatan PAD (Marteen, et all, 2001). Peranan sektor pajak
daerah menurut Robert (2002) bahwa pajak daerah mempunyai kontribusi yang
paling besar terhadap PAD, dimana pengelolaannya diserahkan kepada
pemerintah daerah itu sendiri.
102
Tabel 5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota Denpasar
Tahun 2007 - 2014 Tahun Pajak Daerah PAD Persentase (rupiah) (rupiah) (%) 2007 85,524,066,401.52 137,600,716,103.44 62,15 2008 114,368,677,932.40 176,244,773,924.85 64,89 2009 146,077,325,516.78 215,156,916,393.03 67,89 2010 169,581,414,716.17 260,482,616,201.65 65,10 2011 326,282,111,699.02 424,959,412,894.23 76,78 2012 377,247,592,363.38 511,326,621,036.38 73,78 2013 506,981,564,103.82 658,970,207,435.78 76,63 2014 511,041,442,068.24 698,705,007,355.99 73,14
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Berdasarkan Tabel 5.18 dinyatakan bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD
Kota Denpasar mempunyai prosentase yang tinggi setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pajak daerah memegang peranan yang penting sebagai
sektor pembentuk PAD di Kota Denpasar. Hal ini senada dengan penelitian
Ariyeni, 2009 yang menyatakan bahwa pajak daerah mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah.
Jumlah total penerimaan pajak hotel, resoran dan hiburan sebagai
komponen pembentuk pajak daerah di Kota Denpasar menunjukkan trend
peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajaknya. Total realisasi
penerimaan pajak hotel, restoran dan hiburan mempunyai kontribusi rata-rata 40
persen terhadap PAD Kota Denpasar. Secara teori, jika hotel, restoran dan hiburan
di Kota Denpasar berkembang maka penerimaan pajak dari sektor tersebut akan
meningkat. Besarnya potensi penerimaan daerah tidak hanya dilihat dari
berkembangnya jumlah wajib pajak namun juga dari tingkat kepatuhan wajib
pajak membayar pajak. Kepatuhan wajib pajak bisa tercermin dalam nilai selisih
103
antara rencana penerimaan pajak tersebut. Apabila semua wajib pajak hotel,
restoran dan hiburan menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang
berlaku, maka selisih antara rencana penerimaan pajak dengan realisasi
penerimaan menjadi nol atau lebih. Secara sederhana, meningkatnya kepatuhan
wajib pajak akan tercermin pada menyempitnya selisih antara rencana penerimaan
pajak dengan realisasi penerimaan pajak. Dalam Tabel 5.19 data realisasi
penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar dari tahun 2007 sampai dengan 2014
melampaui target penerimaan pajak daerah tersebut.
Tabel 5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 – 2014
(dalam rupiah) Tahun
Target
(rp) Realisasi
(rp) Persentase
(%) 2007 75.200.000.000 85.524.066.401,52 113,73 2008 97.450.000.000 114.368.677.932,40 117,36 2009 120.000.000.000 146.077.325.516,78 121,73 2010 145.400.000.000 169.581.414.716,17 116,63 2011 246.800.000.000 326.282.111.699,02 132,21 2012 298.600.000.000 377.347.592.363,38 126,37 2013 450.258.600.000 506.981.564.103,42 112,15 2014 490.800.592.125 511.041.442.068,24 104,12
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak membayar pajak
daerah di Kota Denpasar sudah baik. Dalam penerapan self assessment system,
kepatuhan wajib pajak daerah sangat menentukan jumlah pajak yang akan
diterima oleh pemerintah daerah yang nantinya akan mempengaruhi penerimaan
PAD di Kota Denpasar yang semakin meningkat setiap tahunnya.
104
5.5 Keterbatasan Penelitianen
Penelitian terkait analisis kepatuhan wajib pajak membutuhkan informasi
yang mendalam agar dapat menganalisa dan meneliti fenomena yang terjadi
responden dimana pengambilan sampel dengan accidental sampling dan tidak
dibedakan diantara wajib pajak yang mempunyai tunggakan dan tidak pada
masing-masing jenis pajak.
105
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa.
1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel,
pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal ini mengindikasikan
wajib pajak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai
perpajakan akan dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik sesuai
dengan ketentuan perpajakan. Peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas
pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan akan dapat
meningkatkan kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota
Denpasar.
2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota
Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sistem pemeriksaan yang
dilakukan oleh fiskus, peningkatan kesadaran yang didukung oleh semakin
besarnya pengetahuan perpajakan serta peningkatan kualitas pelayanan akan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh
signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak membayar
105
106
pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran wajib pajak
di Kota Denpasar. Dalam penerapan self assessment system, kesadaran wajib
pajak memegang peranan penting dalam menentukan kepatuhan di bidang
perpajakan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak
memediasi secara parsial hubungan antara variabel pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
Ketika tingkat kesadaran dari wajib pajak meningkat maka hal ini akan
memberikan dorongan kepada wajib pajak untuk patuh membayar pajak.
4) Kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak
hiburan dapat mempengaruhi peningkatan pajak daerah di Kota Denpasar.
Pajak daerah memberikan kontribusi yang paling tinggi dalam pembentukan
PAD di Kota Denpasar.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, saran-saran yang
diajukan adalah:
1) Melakukan sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel,
Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat
sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus. Sosialisasi tersebut
dilakukan baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media massa
baik cetak maupun elektronik. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak.
107
2) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan variabel-variabel lain
yang dianggap dapat memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak, seperti peraturan perpajakan yang berlaku,
perhitungan dan pelaporan pajak ataupun kondisi keuangan wajib pajak.
108
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, IGA. Pratama. 2008. Pengaruh Norma Subyektif, Kewajiban Moral dan
KualitasPelayanan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Denpasar Barat (Study Kasus pada Perusahaan Konstruksi di Kota Denpasar). (skripsi). Denpasar: Universitas Udayana.
Ajsen, icek. 2002. Contructing a TPB Questionnare : Conceptual and
Methodological Considerations. September (Revised January,2006) Ali et al. 2001. The Effect Of Tax Rates and Enfoercement Policies on Tax Prayer
Compliance. A Study of self employed tax prayer. Atlantic Economic Journal. 29 (2): June.
Alifa, Nur Rohmawati. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penyuluhan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Persepsi tentang Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. E-Jurnal. Denpasar: Universitas Udayana
Alim,Setiadi. 2005. Perencanaan Pajak PenghasilanYayasan Yang Bergerak di
Bidang Pendidikan. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi IV(2). Anjarini, Kusujarwati, Heri Prasetyo dan Iriani, Lia Dahlia, Analisis Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012.
Ardianti, Novia Hapsari. 2012. Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan,
Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di KPP Denpasar Timur.Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana.
Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiscus Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Babas (studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap). Jurnal. Universitas Diponogoro Semarang.
Bobek, Donna D.and Richard C.Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of
Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance. Behavioral Research in Accounting, 15.
Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Jakarta: PT.Rineka Cipta. Bradley, Cassie Francies. 1994. An Empirical Investigation of Factor Affecting
Corporate Tax Compliance Behavior. Dissertation. The University of Alabama, USA.
109
Burton, Richard. 2008. Kajian Aktual Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat Cummings, Ronald G., Jorge Martinez Vazquez, Michael McKee, Benno Torgler.
2005. Effects of Tax Morale on Tax Compliance: Experimental and Survey Evidence. Annual Meeting of the Public Choice Society, page:36.
Cronin,J.Joseph. Steven A Taylor, 1992. Measuring Service Quality, Journal of
Marketing. 56:h:55-68 Darmayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self Assesment System Menurut
Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan Salatiga). Jurnal Ekonomi dan Binis, X(1):h:108-109
Devano, Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu.
Jakarta: Prenade Media Group. Devos, Ken. 2009. An Investigation Into Australian Personal Tax Evaders Their
Atitudes Towards Compliance and The Penalties For Non Complance Revenue Low Journal. Vol.19:155.1 Articlez
Devas, Nick. 1999. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: UI-
Press. Dharma.Esa. 2014 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan,
Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Denpasar: Universitas Udayana 6.1
Doran, Michael. 2009. Tax Penaltie and Tax Comliance. Harvard Journal On
Legislation Vol.46, page: 111-116 Febri, Angky. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. E-Jurnal. Unicom
Fitria, Dena, Verisca. 2010. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas
Pelayanan, Pemeriksaan Dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). (tesis). Fakultas Ekonomi dan Bisnis: UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta.
Fuadi, Arabella Oentari dan Yeni Mangonting. 2013. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Tax & Accounting Review, 1(1), h:35-42
Gerald, Chau and Patrick Leung. 2009. A Critical Review of Fischer Tax
Compliance Model (A Research Syntesis). Journal of Accounting and Taxation, 1(2):h:34-40.
110
Gunadi. 2005.Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol 4,5:4-9.
Ghoni. 2011. Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Daerah. Universitas Negeri Surabaya. Ghozali, dan Achariri. 2007, Teori Akuntansi, Semarang: BP UNDIP Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1997. Ekonomerika Dasar. Jakarta :Erlangga Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen keuangan Daerah. UPP-AMP
Yogyakarta: YKPN. Handayani, Faturokhman,Pratiwi. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal. Universitas Jendral Soedirman.
Hardika,N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungna dan Moral Wajib Pajak
Terhadap Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di Propinsi Bali. Disertasi. Universitas Airlangga Surabaya.
Haryono, Siswono dan Wardoyo Purwanto. 2012. Structural Equation Modeling.
Bekasi : PT.Intermedia Personalia Utama. Ho, Daniel. 2009. A Study of Hongkong Tax Complience Ethics. International
Business Research, 2(4). Husaini Usman. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Indra, Bastian. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah
di Indonesia. Salemba Empat: Jakarta. Ismail Tjip. 2011. Paradigm Change Of Local Tax. Journal of Administrative
Science and Organization. 18(1). Pp34-42 Jaman Adi Putra, I Wayan. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kinerja
Kerelasian Nasabah. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(2):h:151-160 James, Simon. Clinton, Alley. 004. Tax Complience, Self Assessment and Tax
Administration. Journal Of Finance And Management In Public Service. Vol.2, No.2,p:24-42
111
Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiscus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Orang Pribadi di Kota Semarang). (tesis). Semarang:Universitas Diponogoro
Jonathan, Sarwono. 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kerlinger, N,Fred. 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Klepper, Sreven dan Daniel Nagin. 1989. Tax Compliance and Preception Of The
Risks Of Detection and Criminal Prosecution. Low Society Review No.2:209-240
Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural. Bandung: Alfabeta Lederman, Leandra. 2003. The Interplay Between Norms and Enforcement in Tax
Compliance. Ohio State Low Journal. 64(6):h:1453-1514 Lusia, Rohmawati, Prasetyo, Rimawati,Yuni. 2013. Pengaruh Sosialisasi dan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4
Mahmudi, 2009. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajenem Keuangan Daerah. Yogyakarta:
Andi. Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Martin, Lumumba Omweri, Migwi S.Wanjohi,Obara Magutu and John Mageto
Makoro. 2010. Taxprayer Attitudes and Tax Compliance Behavior in Kenya. African Journal of Business & Management, 1:h:112-122.
Muliari, Ni Ketut dan Ery Setiawan. 2011. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadivdi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Munawir. 1997. Perpajakan. Edisi Kelima.Yogjakarta:Liberty Munawir. 2004. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Jakarta: BPFE
112
Nazir, 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nicholas G, John Wiley & Sons, 1992. Apostolou and D. Larry Crummbley :
Handbook of Government Accounting and Finance Nugroho,Agus. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponogoro.
Nugroho, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak
dengan Variabel Intervening. Tesis. Universitas Diponogoro Semarang. Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan Edisi Ketiga.Jakarta.Granit Palil,M,Rizal. 2005. Does Tax Knowledge Mater in Self Assessment System
Evidence from Malaysia Tax Administrative. The Journal of American Academy of Business. Cambrige, No.2.Maret.
Parasuraman, Zeithaml,Berry.1985. A Conceptual Model Of Service Quality Its
Implication Future Research. Journal of Marketing, 49:h:41-51 Prabawa, Mertha,Adi,Made. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sikap
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Badung Utara. Media Bina Ilmiah. Volume 6, No.2, 51-55.
Priantara, Diaz. (2011). Kupas Tuntas Pengawasan, Pemeriksaan Dan Penyidikan
Pajak, Sigit Kesit (ed), pp66. Jakarta:PT.Indeks. Purwanto Waluyo. 2004. Analisis Strategi Pelayanan dan Kinerja Bank-Bank
BPR di Jawa Tengah. Jurnal Fokus Ekonomi, h:1-9 Rahma,Aulia,Hanggoro Pamungkas. 2012. Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Jurnal. Universitas Bina Nusantara.
Putra, Doni Tri Lesmana. 2013. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Untuk
Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Malang Selatan. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya
Tripuspitasari, Refi. 2012. Pengaruh Pemahaman Prosedur dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Rungkut. Skripsi
113
Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Suabaya.
Radianto, Elia. 1997 “Otonomi Keuangan Daerah Tingkat II, Suatu Studi di
maluku”. Jakarta: Prisma, No 3 Tahun XXVI, LP3ES. Riahi, Ahmed.2004. Relationship Between Tax Complience Internationally and
Selected Determinants of Tax Moral. Journal of Bussiness and Management University of Illions at Chicago, USA V(13):h:135-143
Richard L Kitchen.1986 : Finance for The Developing Countries Rizki,Utami Sri.2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. (tesis). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Salip dan Tendy Wato.2006. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak. Jurnal Keuangan Publik, vol 4,2:61-81. Scneider, F.,Kirchler, E., & Maciejovsky, B. 2001. Social Representations on Tax
Avoidance, Tax Evasion and Tax Flight: Do Legal Differences Matter? Working Paper: Departement of Economic, Johannes Kepler University of Linz.
Siregar, Saryadi Listyorini. 2012. Pengaruh Pengetahuan Fiskus dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Semarang Tengah. Universitas Diponogoro Semarang
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu Shome, Parthasarathi. 2003. Tax Policy and the Design of a Single Tax System.
Asia Pasific Bulletin: International Bureau of Fiscal Documentation. Soemitro, Rochmat. 1988. Pajak dan Pembangunan. Bandung : Erisco. Soemitro, Rochmat. 2004. Asas Dan Dasar Perpajakan 1 edisi revisi. ISBN Song, Y.D dan TE Yarbrough, 1978. Tax Etics and Tax Attitude: A Survey Public
Administrations Review 28(5). 442-452. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Enam belas. CV Alfabeta.
Bandung.
114
Sumadi. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Obyek Pajak Penghasilan di KPP Yogyakarta), Jurnal Bisnis dan Manajemen, FE Universitas Islam Indonesia.
Suparmoko, M. 2002. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi
Keempat, Yogyakarta, BPFE UGM. Supadmi,Ni Luh. 2009, Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4(2):h:214-219,Denpasar: Fakultas Ekonomi UNUD
Supriyatin dan Hidayati,Nur. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Teknologi Informasi.Vol 7,No.1,41-50.
Susetyo, Didik. 1998. Analisis Kapasitas Pajak (Tax Capacity) dan Upaya Pajak
(Tax Effort) Daerah Tingkat II di Sumatera Selatan. (tesis). Bandung: Universitas Padjadjaran.
Susilawati, Evi dan Budiartha. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 ISSN 2302-8556
Suwandi, Made. 2001, Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: IIP. Tjaraka, Heru. 2007. Upaya-Upaya Mengoptimalkan Pajak: Fiskus Versus Wajib
Pajak. Jurnal Keuangan. Universitas Trunojoyo, Madura. Torgler,B. 2005. Tax Moral and Direct Democracy. Europan Journal Of Political
Economy, 21,h:525-531. Troutman, Coleen,S.1993. Moral commitment to Tax Compliance as Measured by
The Development of Moral Reasoning and Attitutes The Fairness of Txe Tax Laws. Dissertation. Oklahoma State University, USA.
Ussahawanichakit, Phapruke. 2008. Effect of Organizational Learning Culture On
Service Quality and Performance of Thai Accounting firm. International Journal of Business Reseach.
Utama, Suyana. 2007. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama Utami, Sri Rizki. 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
115
Vina, Rizal Efendi, Ratna Juwita. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin. http://eprint.mdp.ac.id. Diunduh 11,5,2013
Vines, C.,Moore,M. 1996.US Tax Policy And The Location Of R&D. Journal Of
The American Taxation Association, 18(2),74-88 Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. Widayati. 2010. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga) : Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010
Wirawan B.Ilyas, Richard,Burton. 2010. Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat Witono, Banu, 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Pajak. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan volume7, No.2, 196-208. Yadnyana, I Ketut. 2010, Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan
Wajib Pajak Koperasi di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi, 15 (1):h:75-81 Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
______. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Bandung: Citra Umbara. ______. 2004. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.
______. 2009. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Pajak Restoran ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Pajak Hotel ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Pajak Hiburan
116
Lampiran 1 No.Responden : ..................
KUESIONER PENELITIAN A.IDENTITAS RESPONDEN 1. Tanggal Pengisian : .......................
2. Nama Responden :........................ (Wajib Pajak)
3. UsiaResponden : …….Tahun
4. JenisKelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
5. PendidikanTerakhir : 1. SD 4. Diploma
2. SLTP 5. S-1
3. SLTA 6. S-2 keatas
6. Jenis Usaha : 1 Hotel 2. Restoran
3.Hiburan
B.PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Pada sajian ini ,terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan diri
Bapak/Ibu sebagai wajib pajak hotel/restoran/hiburan di Kota Denpasar. Untuk
mengisi pernyataan-pernyataan dibawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi tanda
silang (X) pada tempat yang telah disediakan yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu.
Keterangan :
SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
117
a. Pengetahuan Pajak
Pernyataan Tentang Pengetahuan Pajak (X1) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS
1 Setiap pemilik usaha hotel/restoran/ hiburan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)
2 Sebagai wajib pajak daerah, saya mengetahui hak dan kewajiban di bidang perpajakan
3 Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi perpajakan
4 Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan nilai transaksi penjualan dikalikan dengan tarif yang berlaku
5 Pengetahuan peraturan pajak diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah
b. Kualitas Pelayanan
Pernyataan Tentang Kualitas Pelayanan (X2) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS
1 Prosedur administrasi pelayanan pajak di Kota Denpasar tidak berbelit-belit sehingga wajib pajak merasa nyaman
2 Waktu pelaksanaan pelayanan pajak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
3 Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang memuaskan dan tepat sasaran
4 Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan sesuai dengan harapan wajib pajak
5 Sarana dan prasarana pelayanan pajak di Kota Denpasar sudah memadai
118
c. Pemeriksaan Pajak
Pernyataan Tentang Pemeriksaan Pajak (X3) Alternatif Jawaban STS TS KS S SS
1 Prosedur pemeriksaan pajak hotel/ pajak restoran/pajak hiburan didahului dengan adanya surat perintah pemeriksaan dari instansi terkait
2 Aparat pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan dilengkapi dengan identitas / tanda pengenal yang jelas dan surat perintah tugaspemeriksaan yang resmi
3 Petugas pemeriksa pajak mempunyai kemampuan dan bersifat obyektif
4 Bukti transaksi dan laporan penjualan merupakan hal yang selalu diminta oleh petugas dalam pemeriksaan pajak
5 Hasil pemeriksaan oleh petugas pajak adalah sesuai dengan jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan
d. Kesadaran Wajib Pajak
Pernyataan Tentang Kesadaran Wajib Pajak (Y)
Alternatif Jawaban STS TS KS S SS
1 Wajib pajak paham/menyadari bahwa pajak daerah merupakan sumber penerimaan terbesar bagi pemerintah daerah
2 Wajib pajak memiliki keyakinan bahwa pajak daerah digunakan untuk pembangunan daerah
3 Tindakan wajib pajak yang tidak sesuai dengan kewajiban membayar pajak yang semestinya dapat merugikan keuangan daerah
4 Penundaan pembayaran pajak (hotel/ restoran/hiburan) dapat menimbulkan kerugian pada keuangan daerah
119
e. Kepatuhan Wajib Pajak
Pernyataan Tentang Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Alternatif Jawaban STS TS KS S SS
1 Wajib pajak melakukan pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) atas dasar transaksi yang dilakukan oleh pelanggan
2 Wajib pajak berkewajiban menyimpan bill/bukti transaksi penjualan dan bukti pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) dan membuat pembukuan
3 Wajib pajak melakukan pelaporan pajak (SPTPD) secara teratur dan tepat waktu setiap bulan
4 Wajib pajak melakukan penyetoran pajak secara teratur dan tepat waktu setiap bulan
5 Wajib pajak bersedia melakukan pembayaran atas tunggakan pajak
120
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data
No. Wajib Pajak X1 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 5 5 5 5 4 24 4,8 2 Puri Suar Home Stay 5 4 5 4 3 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 5 4 5 5 4 23 4,6 4 Pondok Wisata Kenanga 5 4 5 4 4 22 4,4 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 5 5 25 5,0 6 Hotel Patrisia 5 5 5 5 4 24 4,8 7 Hotel Viking 5 5 4 5 4 23 4,6 8 Hotel Abiansrama 5 4 4 5 4 22 4,4 9 Hotel Bali Warma 5 5 4 5 4 23 4,6 10 PW.Suar Mas 5 4 4 4 3 20 4,0 11 Hotel Bintang Pesona 5 5 4 5 4 23 4,6 12 Villa Taman Ayu 5 5 5 5 4 24 4,8 13 Sativa Sanur Cottage 5 5 5 5 3 23 4,6 14 Hotel Olala 5 5 4 5 4 23 4,6 15 Villa Selaras 5 5 5 5 4 24 4,8 16 Hotel Dian Ayu 5 4 5 5 4 23 4,6 17 Hotel Inna Sindhu Beach 5 5 4 5 5 24 4,8 18 Hotel Damai 5 4 4 5 4 22 4,4 19 Bumi Ayu Bungalow 5 4 4 5 3 21 4,2 20 CV.Shanti Village 5 4 4 4 3 20 4,0 21 Hotel Tanjung Sari 5 5 4 5 4 23 4,6 22 Villa Waka Maya 5 4 4 5 4 22 4,4 23 Swastika Bungalow 5 4 4 4 4 21 4,2 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 5 25 5,0 25 Ida Home Stay 5 4 5 4 3 21 4,2 26 Hotel Cargo 5 5 5 5 4 24 4,8 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 5 5 5 25 5,0 28 Kampung Sanur Village 5 4 5 5 4 23 4,6 29 Villa Mertasari 5 4 4 5 4 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 31 Penginapan Jangkae Mas 5 4 5 4 3 21 4,2 32 Hotel Aditha 5 5 5 5 4 24 4,8 33 Hotel Santai 5 5 4 5 4 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 5 4 5 5 4 23 4,6 35 Bali Internasional Hostel 5 5 5 5 4 24 4,8 36 Hotel Sri Phala 5 5 5 5 4 24 4,8 37 Hotel Nuansa Indah 5 5 5 5 4 24 4,8 38 Villa Taman Ayu 5 5 4 5 4 23 4,6 39 hotel Cakra 5 5 4 5 4 23 4,6 40 Hotel Lingasar 5 4 4 5 4 22 4,4 41 Hotel Cianjur 5 5 4 5 5 24 4,8 42 Hotel Wisata Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 43 Hotel Tirta Lestari 5 5 5 5 4 24 4,8 44 Hotel Puri Dalem 5 5 5 5 5 25 5,0 45 Hotel Jayagiri 5 5 5 5 5 25 5,0
121
46 Hotel Tambora 5 5 4 5 5 24 4,8 47 Hotel Sakura 5 5 4 5 5 24 4,8 48 Villa Cemara 5 4 4 5 4 22 4,4 49 Villa Puri Mimba 5 5 5 5 4 24 4,8 50 PW.Jepun Bali 5 4 5 4 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 5 5 5 5 4 24 4,8 52 Santrian Beach Cottage 5 5 5 5 5 25 5,0 53 Hotel Nanda 5 5 5 4 4 23 4,6 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 5 5 5 4 24 4,8 55 Hotel Santai 5 4 4 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 5 4 23 4,6 57 Roti Merdeka 5 5 5 5 5 25 5,0 58 RM.Singgah Kudai 5 4 5 4 4 22 4,4 59 Warung Ijo 4 3 5 3 3 18 3,6 60 Randy's Cafe 5 4 5 4 3 21 4,2 61 Cafe Teduh 5 5 5 4 4 23 4,6 62 Bakso Supra Dynasty 4 3 5 4 3 19 3,8 63 Restoran Made 5 5 4 4 4 22 4,4 64 KFC Darma 5 5 5 5 5 25 5,0 65 Ratatollie Bar&Rest 5 5 4 5 5 24 4,8 66 Warung Zaenah 4 3 4 3 3 17 3,4 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 4 4 4 5 22 4,4 68 RM A9 4 4 4 4 3 19 3,8 69 Es Teler77 5 5 5 5 5 25 5,0 70 Restoran Akame 5 4 5 4 5 23 4,6 71 CV. Cafe Batu Jimbar 5 5 5 5 5 25 5,0 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 5 5 4 23 4,6 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 4 20 4,0 74 Cafe Mango 4 4 4 4 3 19 3,8 75 Cafe You &Me 4 4 4 4 4 20 4,0 76 Warung Jaya Sempurna 4 4 4 4 3 19 3,8 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 3 4 3 4 18 3,6 78 RM Obonk 5 4 5 5 5 24 4,8 79 Papa Ron's Pizza 5 5 5 5 5 25 5,0 80 Restoran Legong 5 5 5 4 4 23 4,6 81 RM.Koki Teppayaki 5 5 5 5 4 24 4,8 82 Warung Ole 4 3 4 3 4 18 3,6 83 Dekade Resto 5 5 5 5 5 25 5,0 84 Warung Merdeka 5 4 4 4 4 21 4,2 85 Warung Blanjong 4 4 4 4 5 21 4,2 86 Warung Loka 4 5 4 4 4 21 4,2 87 Cafe Smorgas 5 4 4 5 4 22 4,4 88 Warung Pencar 4 3 4 4 4 19 3,8 89 Warung Jawa Banyuwangi 4 3 4 3 4 18 3,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 5 4 5 23 4,6 91 Warung Made Two 5 5 5 4 4 23 4,6 92 RM.Pelangi 4 4 5 4 4 21 4,2 93 Bar Kopi Bali 5 4 5 4 5 23 4,6 94 Warung Siobak Singaraja 5 5 5 4 4 23 4,6
122
95 RM. Be Pasih 5 5 5 4 4 23 4,6 96 Restoran Gardenia 5 5 5 4 4 23 4,6 97 Warung Subak 5 5 5 5 4 24 4,8 98 Warung Ketut 5 4 4 4 3 20 4,0 99 RM. Be Pasih 5 5 5 5 4 24 4,8
100 Restoran Gardenia 5 5 5 4 5 24 4,8 101 RM. Triniti 5 5 5 4 4 23 4,6 102 RM.bucu 4 3 4 3 4 18 3,6 103 Restoran Jazz 5 5 5 5 5 25 5,0 104 Warung Siobak Singaraja 5 5 5 4 4 23 4,6 105 Legawa Beach Inn 5 5 5 4 3 22 4,4 106 My Cafe Sanur 5 5 5 4 4 23 4,6 107 Warung Mie Jakarta 5 5 5 5 4 24 4,8 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 4 23 4,6 109 Warung Jawa Barat 4 3 4 4 3 18 3,6 110 RIB warung Steak 5 4 4 5 5 23 4,6 111 RM. Babi Guling Sari Asih 5 4 5 4 4 22 4,4 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 5 4 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 5 4 4 4 22 4,4 114 Cofee & smoothie Bar 5 4 4 4 4 21 4,2 115 Warung Kami Sama 4 3 4 3 4 18 3,6 116 RM IBC 5 4 5 5 5 24 4,8 117 RM.Natrabu Indah 5 4 5 5 5 24 4,8 118 Savana Restoran 5 4 4 4 4 21 4,2 119 Warung Handayani 4 3 4 4 4 19 3,8 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 4 4 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 4 3 4 4 3 18 3,6 122 Calamary Resto 5 4 5 5 5 24 4,8 123 Restoran Hanamasa 5 5 5 5 5 25 5,0 124 Tangie Resto & Coffee 5 4 5 4 5 23 4,6 125 Made Restoran 5 3 4 4 4 20 4,0 126 Mami Cooking 4 3 4 4 4 19 3,8 127 Warung Bu Toyo 4 3 4 4 3 18 3,6 128 RM Babi Guling Candra 5 4 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 5 4 4 5 4 22 4,4 130 RM.Baruna 5 4 5 5 5 24 4,8 131 Resoran Little India 5 4 5 5 5 24 4,8 132 Warung Yamato 5 4 4 4 4 21 4,2 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 5 5 5 5 5 25 5,0 134 Inko Bali Club 5 5 5 4 4 23 4,6 135 Panti Pijat Shilvana 4 4 5 4 3 20 4,0 136 Gym Generation 5 5 5 4 4 23 4,6 137 Mandi Uap Manika Sari 4 5 5 4 4 22 4,4 138 Metro Futsal 5 4 5 4 5 23 4,6 139 Panti Pijat Amoi 4 4 5 3 4 20 4,0 140 Zone 2000 5 5 4 4 4 22 4,4 141 New Star Karaoke 5 4 4 4 4 21 4,2 142 Carla Spa 5 5 4 5 4 23 4,6 143 UD.Gelanggang Remaja 4 4 4 4 5 21 4,2
123
144 Dewata Gym II 5 5 4 4 5 23 4,6 145 Futsal D'Gol 5 5 5 4 4 23 4,6 146 Artha Bali Gym Club 5 5 5 4 4 23 4,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 4 4 4 3 19 3,8 148 Glo Day Spa 5 5 5 4 4 23 4,6 149 Spa & Salon Dewata 5 4 5 5 4 23 4,6 150 Grya Spa 5 5 4 4 5 23 4,6 151 Aroma Spa Retreat 5 5 4 5 4 23 4,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 4 4 4 4 21 4,2 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 5 4 5 5 24 4,8 154 Happy Puppy 5 5 4 5 4 23 4,6
No. Wajib Pajak X2 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 4 5 5 5 5 24 4,8 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 5 4 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 5 5 5 5 5 25 5,0 4 Pondok Wisata Kenanga 5 5 4 4 4 22 4,4 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 5 5 25 5,0 6 Hotel Patrisia 5 5 4 4 4 22 4,4 7 Hotel Viking 4 4 4 5 4 21 4,2 8 Hotel Abiansrama 4 4 4 5 4 21 4,2 9 Hotel Bali Warma 5 5 4 4 5 23 4,6 10 PW.Suar Mas 4 5 4 5 4 22 4,4 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 4 4 4 20 4,0 12 Villa Taman Ayu 4 4 4 3 4 19 3,8 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 4 4 4 20 4,0 14 Hotel Olala 4 4 4 4 4 20 4,0 15 Villa Selaras 4 4 5 4 4 21 4,2 16 Hotel Dian Ayu 4 4 4 4 4 20 4,0 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 4 20 4,0 18 Hotel Damai 4 4 4 4 5 21 4,2 19 Bumi Ayu Bungalow 5 5 4 5 5 24 4,8 20 CV.Shanti Village 5 5 5 5 5 25 5,0 21 Hotel Tanjung Sari 5 5 5 4 5 24 4,8 22 Villa Waka Maya 5 4 5 4 5 23 4,6 23 Swastika Bungalow 4 4 4 4 4 20 4,0 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 5 25 5,0 25 Ida Home Stay 5 4 4 5 4 22 4,4 26 Hotel Cargo 5 5 4 5 4 23 4,6 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 5 5 24 4,8 28 Kampung Sanur Village 4 5 4 5 4 22 4,4 29 Villa Mertasari 4 4 5 4 5 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 5 4 5 22 4,4 32 Hotel Aditha 4 4 5 5 5 23 4,6 33 Hotel Santai 5 3 5 5 5 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 4 5 5 5 4 23 4,6 35 Bali Internasional Hostel 5 5 4 5 5 24 4,8
124
36 Hotel Sri Phala 5 5 4 5 5 24 4,8 37 Hotel Nuansa Indah 4 4 3 4 5 20 4,0 38 Villa Taman Ayu 4 4 4 3 5 20 4,0 39 hotel Cakra 4 3 4 4 3 18 3,6 40 Hotel Lingasar 4 4 4 4 4 20 4,0 41 Hotel Cianjur 5 4 4 5 5 23 4,6 42 Hotel Wisata Indah 5 5 4 4 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 4 4 4 5 4 21 4,2 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 4 4 20 4,0 45 Hotel Jayagiri 4 5 4 4 4 21 4,2 46 Hotel Tambora 5 5 4 4 4 22 4,4 47 Hotel Sakura 4 4 4 4 3 19 3,8 48 Villa Cemara 3 4 3 4 4 18 3,6 49 Villa Puri Mimba 4 4 4 4 4 20 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 5 4 4 4 21 4,2 51 Hotel Janur Garden 5 4 4 4 4 21 4,2 52 Santrian Beach Cottage 5 4 5 5 5 24 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 5 4 22 4,4 54 Hotel Legawa Beach Inn 4 5 5 5 5 24 4,8 55 Hotel Santai 4 3 4 3 4 18 3,6 56 Hotel Tirta Lestari 5 5 5 5 5 25 5,0 57 Roti Merdeka 5 4 4 5 5 23 4,6 58 RM.Singgah Kudai 4 3 4 4 4 19 3,8 59 Warung Ijo 5 4 5 5 5 24 4,8 60 Randy's Cafe 4 4 5 5 4 22 4,4 61 Cafe Teduh 5 5 5 5 5 25 5,0 62 Bakso Supra Dynasty 5 4 5 5 4 23 4,6 63 Restoran Made 5 4 4 4 4 21 4,2 64 KFC Darma 5 4 4 4 4 21 4,2 65 Ratatollie Bar&Rest 5 4 5 5 4 23 4,6 66 Warung Zaenah 4 3 4 5 4 20 4,0 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 4 4 4 4 21 4,2 68 RM A9 5 4 4 4 4 21 4,2 69 Es Teler77 5 3 4 4 4 20 4,0 70 Restoran Akame 5 4 4 4 4 21 4,2 71 CV. Cafe Batu Jimbar 5 4 4 4 5 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 4 4 4 21 4,2 73 Warung Adnyana 5 5 4 4 4 22 4,4 74 Cafe Mango 5 4 4 4 4 21 4,2 75 Cafe You &Me 5 3 5 5 4 22 4,4 76 Warung Jaya Sempurna 4 3 5 5 5 22 4,4 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 5 4 5 5 5 24 4,8 78 RM Obonk 5 4 5 4 5 23 4,6 79 Papa Ron's Pizza 4 4 4 4 4 20 4,0 80 Restoran Legong 5 5 5 5 5 25 5,0 81 RM.Koki Teppayaki 4 3 5 4 4 20 4,0 82 Warung Ole 5 4 5 5 4 23 4,6 83 Dekade Resto 5 5 5 5 4 24 4,8 84 Warung Merdeka 5 4 4 5 4 22 4,4
125
85 Warung Blanjong 5 4 4 4 5 22 4,4 86 Warung Loka 5 4 4 5 4 22 4,4 87 Cafe Smorgas 4 3 4 4 5 20 4,0 88 Warung Pencar 5 4 4 4 5 22 4,4 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 4 5 3 5 22 4,4 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 5 5 23 4,6 91 Warung Made Two 5 4 5 5 4 23 4,6 92 RM.Pelangi 5 4 5 5 4 23 4,6 93 Bar Kopi Bali 5 4 4 4 3 20 4,0 94 Warung Siobak Singaraja 5 4 4 4 4 21 4,2 95 RM. Be Pasih 5 4 4 3 4 20 4,0 96 Restoran Gardenia 5 4 4 4 4 21 4,2 97 Warung Subak 5 5 5 4 4 23 4,6 98 Warung Ketut 5 4 5 5 4 23 4,6 99 RM. Be Pasih 5 4 4 4 4 21 4,2
100 Restoran Gardenia 5 5 4 4 4 22 4,4 101 RM. Triniti 5 5 4 5 4 23 4,6 102 RM.bucu 5 5 5 5 4 24 4,8 103 Restoran Jazz 5 5 4 4 4 22 4,4 104 Warung Siobak Singaraja 5 4 3 4 3 19 3,8 105 Legawa Beach Inn 5 4 4 4 4 21 4,2 106 My Cafe Sanur 4 4 4 5 4 21 4,2 107 Warung Mie Jakarta 5 4 5 4 4 22 4,4 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 4 4 5 4 21 4,2 110 RIB warung Steak 5 4 4 5 5 23 4,6 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 4 4 3 4 19 3,8 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 4 5 5 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 5 4 4 5 23 4,6 114 Cofee & smoothie Bar 5 5 4 5 3 22 4,4 115 Warung Kami Sama 5 4 5 5 4 23 4,6 116 RM IBC 4 5 4 4 4 21 4,2 117 RM.Natrabu Indah 4 4 4 5 4 21 4,2 118 Savana Restoran 5 5 5 4 4 23 4,6 119 Warung Handayani 5 4 4 5 4 22 4,4 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 4 4 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 5 5 5 4 5 24 4,8 122 Calamary Resto 5 4 3 4 4 20 4,0 123 Restoran Hanamasa 4 5 4 4 5 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 4 4 4 5 21 4,2 125 Made Restoran 5 4 4 5 4 22 4,4 126 Mami Cooking 5 5 4 4 5 23 4,6 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 4 4 23 4,6 128 RM Babi Guling Candra 5 4 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 5 5 4 5 5 24 4,8 130 RM.Baruna 5 5 5 4 4 23 4,6 131 Resoran Little India 4 4 4 5 4 21 4,2 132 Warung Yamato 3 5 5 3 4 20 4,0 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 4 4 5 21 4,2
126
134 Inko Bali Club 5 5 4 5 5 24 4,8 135 Panti Pijat Shilvana 4 3 4 3 3 17 3,4 136 Gym Generation 5 4 4 4 5 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 4 4 4 4 3 19 3,8 138 Metro Futsal 5 5 5 5 5 25 5,0 139 Panti Pijat Amoi 5 4 5 4 5 23 4,6 140 Zone 2000 5 5 5 5 5 25 5,0 141 New Star Karaoke 5 4 5 5 4 23 4,6 142 Carla Spa 4 4 4 4 4 20 4,0 143 UD.Gelanggang Remaja 5 4 5 4 3 21 4,2 144 Dewata Gym II 4 4 4 4 4 20 4,0 145 Futsal D'Gol 4 4 5 4 3 20 4,0 146 Artha Bali Gym Club 4 3 4 3 4 18 3,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 5 4 5 5 5 24 4,8 148 Glo Day Spa 5 5 5 5 5 25 5,0 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 4 4 23 4,6 150 Grya Spa 5 5 5 5 4 24 4,8 151 Aroma Spa Retreat 4 3 4 3 4 18 3,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 5 5 25 5,0 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 4 4 4 21 4,2 154 Happy Puppy 4 5 4 4 4 21 4,2
No. Wajib Pajak X3 T R X11 X13 X13 X14 X15 1 Hotel Nikki 5 4 5 4 4 22 4,4 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 4 4 20 4,0 3 Hotel Darma Wisata 4 5 5 5 5 24 4,8 4 Pondok Wisata Kenanga 5 4 4 4 3 20 4,0 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 4 5 4 5 23 4,6 6 Hotel Patrisia 5 4 4 5 4 22 4,4 7 Hotel Viking 4 5 5 4 3 21 4,2 8 Hotel Abiansrama 5 5 4 5 4 23 4,6 9 Hotel Bali Warma 4 5 4 4 4 21 4,2 10 PW.Suar Mas 4 4 4 4 5 21 4,2 11 Hotel Bintang Pesona 5 4 4 5 5 23 4,6 12 Villa Taman Ayu 4 3 4 3 3 17 3,4 13 Sativa Sanur Cottage 3 4 4 4 4 19 3,8 14 Hotel Olala 5 5 4 4 4 22 4,4 15 Villa Selaras 4 5 5 4 4 22 4,4 16 Hotel Dian Ayu 5 4 4 3 3 19 3,8 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 3 4 4 19 3,8 18 Hotel Damai 4 5 4 4 5 22 4,4 19 Bumi Ayu Bungalow 4 4 5 4 4 21 4,2 20 CV.Shanti Village 4 5 4 5 4 22 4,4 21 Hotel Tanjung Sari 5 4 5 4 5 23 4,6 22 Villa Waka Maya 4 4 4 5 4 21 4,2 23 Swastika Bungalow 4 5 4 4 5 22 4,4 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 4 4 4 5 22 4,4
127
25 Ida Home Stay 4 4 5 4 5 22 4,4 26 Hotel Cargo 4 4 4 4 4 20 4,0 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 4 5 4 4 22 4,4 28 Kampung Sanur Village 3 5 4 4 4 20 4,0 29 Villa Mertasari 4 4 5 5 4 22 4,4 30 Hotel Bali Indah 5 5 4 5 4 23 4,6 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 5 4 5 22 4,4 32 Hotel Aditha 4 4 5 5 5 23 4,6 33 Hotel Santai 5 4 4 4 5 22 4,4 34 Penginapan Bali Yuai 4 5 4 5 4 22 4,4 35 Bali Internasional Hostel 4 4 5 4 5 22 4,4 36 Hotel Sri Phala 5 4 4 4 4 21 4,2 37 Hotel Nuansa Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 38 Villa Taman Ayu 4 3 4 4 5 20 4,0 39 hotel Cakra 4 3 3 4 4 18 3,6 40 Hotel Lingasar 4 3 3 4 5 19 3,8 41 Hotel Cianjur 5 4 4 4 4 21 4,2 42 Hotel Wisata Indah 4 5 4 5 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 4 4 22 4,4 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 3 4 19 3,8 45 Hotel Jayagiri 5 4 5 4 4 22 4,4 46 Hotel Tambora 5 4 4 3 4 20 4,0 47 Hotel Sakura 4 4 3 4 4 19 3,8 48 Villa Cemara 4 4 5 4 3 20 4,0 49 Villa Puri Mimba 4 5 5 5 5 24 4,8 50 PW.Jepun Bali 5 4 4 5 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 4 4 5 4 5 22 4,4 52 Santrian Beach Cottage 4 5 5 5 5 24 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 4 5 22 4,4 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 4 5 3 3 20 4,0 55 Hotel Santai 4 5 4 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 5 5 24 4,8 57 Roti Merdeka 5 5 5 4 5 24 4,8 58 RM.Singgah Kudai 5 4 4 4 4 21 4,2 59 Warung Ijo 5 5 4 5 5 24 4,8 60 Randy's Cafe 4 4 5 4 4 21 4,2 61 Cafe Teduh 5 5 5 4 5 24 4,8 62 Bakso Supra Dynasty 4 4 5 4 4 21 4,2 63 Restoran Made 5 4 4 5 5 23 4,6 64 KFC Darma 5 4 5 5 4 23 4,6 65 Ratatollie Bar&Rest 4 5 4 5 4 22 4,4 66 Warung Zaenah 5 4 4 4 4 21 4,2 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 4 4 5 4 4 21 4,2 68 RM A9 3 4 4 3 4 18 3,6 69 Es Teler77 4 4 3 4 4 19 3,8 70 Restoran Akame 4 4 5 5 4 22 4,4 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 4 5 5 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 4 4 5 4 4 21 4,2 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 3 19 3,8
128
74 Cafe Mango 4 5 4 5 4 22 4,4 75 Cafe You &Me 5 5 4 4 5 23 4,6 76 Warung Jaya Sempurna 5 5 4 5 4 23 4,6 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 5 5 4 5 23 4,6 78 RM Obonk 4 5 4 4 4 21 4,2 79 Papa Ron's Pizza 4 4 4 5 4 21 4,2 80 Restoran Legong 5 5 5 4 4 23 4,6 81 RM.Koki Teppayaki 5 4 4 4 5 22 4,4 82 Warung Ole 5 4 4 4 4 21 4,2 83 Dekade Resto 5 5 5 4 5 24 4,8 84 Warung Merdeka 5 4 3 5 4 21 4,2 85 Warung Blanjong 4 5 4 4 5 22 4,4 86 Warung Loka 5 4 5 5 4 23 4,6 87 Cafe Smorgas 4 5 4 4 5 22 4,4 88 Warung Pencar 5 5 4 4 5 23 4,6 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 5 5 4 4 23 4,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 5 4 22 4,4 91 Warung Made Two 5 5 4 4 5 23 4,6 92 RM.Pelangi 5 5 5 4 4 23 4,6 93 Bar Kopi Bali 4 5 4 5 4 22 4,4 94 Warung Siobak Singaraja 3 5 4 3 4 19 3,8 95 RM. Be Pasih 4 3 4 3 3 17 3,4 96 Restoran Gardenia 4 4 4 3 3 18 3,6 97 Warung Subak 5 5 5 4 4 23 4,6 98 Warung Ketut 4 4 4 5 4 21 4,2 99 RM. Be Pasih 5 4 5 4 5 23 4,6
100 Restoran Gardenia 4 4 4 4 4 20 4,0 101 RM. Triniti 4 4 5 4 5 22 4,4 102 RM.bucu 4 4 5 4 4 21 4,2 103 Restoran Jazz 4 3 4 4 3 18 3,6 104 Warung Siobak Singaraja 4 4 4 4 5 21 4,2 105 Legawa Beach Inn 4 4 4 5 5 22 4,4 106 My Cafe Sanur 4 4 5 4 4 21 4,2 107 Warung Mie Jakarta 4 4 4 4 5 21 4,2 108 Restoran Tropikal 5 5 4 5 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 5 4 4 5 4 22 4,4 110 RIB warung Steak 5 5 5 4 5 24 4,8 111 RM. Babi Guling Sari Asih 3 4 4 5 4 20 4,0 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 5 5 24 4,8 113 Warung Pregina 5 4 5 5 5 24 4,8 114 Cofee & smoothie Bar 5 4 5 4 4 22 4,4 115 Warung Kami Sama 5 5 5 4 5 24 4,8 116 RM IBC 5 4 5 5 4 23 4,6 117 RM.Natrabu Indah 4 5 4 4 5 22 4,4 118 Savana Restoran 4 5 5 5 5 24 4,8 119 Warung Handayani 4 5 4 4 5 22 4,4 120 Warung Pjok Segitiga Emas 4 4 4 4 5 21 4,2 121 Bakso Pendowo Malang 4 4 5 5 4 22 4,4 122 Calamary Resto 4 4 5 5 5 23 4,6
129
123 Restoran Hanamasa 4 5 4 4 5 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 5 4 4 5 22 4,4 125 Made Restoran 4 5 4 5 4 22 4,4 126 Mami Cooking 5 5 5 4 4 23 4,6 127 Warung Bu Toyo 4 4 5 4 5 22 4,4 128 RM Babi Guling Candra 4 4 5 4 5 22 4,4 129 RM.Sate Madura 5 5 4 5 5 24 4,8 130 RM.Baruna 5 4 4 4 5 22 4,4 131 Resoran Little India 4 5 4 5 5 23 4,6 132 Warung Yamato 4 5 5 4 4 22 4,4 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 4 5 4 21 4,2 134 Inko Bali Club 5 4 5 5 4 23 4,6 135 Panti Pijat Shilvana 4 3 4 5 4 20 4,0 136 Gym Generation 5 4 4 4 5 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 5 4 4 4 4 21 4,2 138 Metro Futsal 5 3 5 4 4 21 4,2 139 Panti Pijat Amoi 5 4 4 4 4 21 4,2 140 Zone 2000 4 4 5 4 5 22 4,4 141 New Star Karaoke 4 4 4 4 4 20 4,0 142 Carla Spa 4 5 4 4 5 22 4,4 143 UD.Gelanggang Remaja 5 4 5 4 4 22 4,4 144 Dewata Gym II 5 3 5 5 4 22 4,4 145 Futsal D'Gol 4 3 5 5 5 22 4,4 146 Artha Bali Gym Club 5 4 5 5 5 24 4,8 147 Panti Pijat Dewi Sinta 5 4 5 4 5 23 4,6 148 Glo Day Spa 4 5 4 4 4 21 4,2 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 5 5 25 5,0 150 Grya Spa 4 3 5 4 4 20 4,0 151 Aroma Spa Retreat 5 4 5 5 4 23 4,6 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 5 4 24 4,8 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 4 5 4 22 4,4 154 Happy Puppy 5 4 4 5 4 22 4,4
No. Wajib Pajak Y T R Y1 Y2 Y3 Y 1 Hotel Nikki 4 5 4 4 17 4,3 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 3 15 3,8 3 Hotel Darma Wisata 4 5 5 5 19 4,8 4 Pondok Wisata Kenanga 4 5 4 4 17 4,3 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 5 5 3 18 4,5 6 Hotel Patrisia 4 5 4 5 18 4,5 7 Hotel Viking 4 4 4 5 17 4,3 8 Hotel Abiansrama 5 5 5 5 20 5,0 9 Hotel Bali Warma 5 5 5 4 19 4,8 10 PW.Suar Mas 5 5 5 4 19 4,8 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 4 5 17 4,3 12 Villa Taman Ayu 4 4 3 3 14 3,5 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 5 4 17 4,3
130
14 Hotel Olala 4 5 4 4 17 4,3 15 Villa Selaras 4 4 4 4 16 4,0 16 Hotel Dian Ayu 5 5 5 4 19 4,8 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 16 4,0 18 Hotel Damai 5 5 4 3 17 4,3 19 Bumi Ayu Bungalow 5 4 5 4 18 4,5 20 CV.Shanti Village 5 4 5 4 18 4,5 21 Hotel Tanjung Sari 5 4 5 5 19 4,8 22 Villa Waka Maya 5 5 4 5 19 4,8 23 Swastika Bungalow 4 4 5 4 17 4,3 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 5 20 5,0 25 Ida Home Stay 4 4 5 5 18 4,5 26 Hotel Cargo 4 4 5 4 17 4,3 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 5 19 4,8 28 Kampung Sanur Village 5 5 5 3 18 4,5 29 Villa Mertasari 4 4 5 4 17 4,3 30 Hotel Bali Indah 5 5 5 4 19 4,8 31 Penginapan Jangkae Mas 4 4 4 4 16 4,0 32 Hotel Aditha 4 5 5 4 18 4,5 33 Hotel Santai 5 4 5 5 19 4,8 34 Penginapan Bali Yuai 4 4 5 4 17 4,3 35 Bali Internasional Hostel 4 5 5 3 17 4,3 36 Hotel Sri Phala 5 5 5 3 18 4,5 37 Hotel Nuansa Indah 4 4 4 4 16 4,0 38 Villa Taman Ayu 5 4 4 4 17 4,3 39 hotel Cakra 4 4 4 4 16 4,0 40 Hotel Lingasar 4 5 5 4 18 4,5 41 Hotel Cianjur 4 4 4 3 15 3,8 42 Hotel Wisata Indah 5 4 5 4 18 4,5 43 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 4 18 4,5 44 Hotel Puri Dalem 4 4 4 4 16 4,0 45 Hotel Jayagiri 5 4 5 4 18 4,5 46 Hotel Tambora 5 5 4 4 18 4,5 47 Hotel Sakura 4 4 4 5 17 4,3 48 Villa Cemara 4 4 5 3 16 4,0 49 Villa Puri Mimba 4 4 4 4 16 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 5 4 5 18 4,5 51 Hotel Janur Garden 4 5 4 4 17 4,3 52 Santrian Beach Cottage 5 4 5 5 19 4,8 53 Hotel Nanda 4 5 4 5 18 4,5 54 Hotel Legawa Beach Inn 4 5 4 4 17 4,3 55 Hotel Santai 5 4 4 3 16 4,0 56 Hotel Tirta Lestari 4 5 5 5 19 4,8 57 Roti Merdeka 4 4 4 5 17 4,3 58 RM.Singgah Kudai 4 4 4 4 16 4,0 59 Warung Ijo 5 5 4 5 19 4,8 60 Randy's Cafe 4 3 4 5 16 4,0 61 Cafe Teduh 4 5 5 5 19 4,8 62 Bakso Supra Dynasty 5 4 4 5 18 4,5
131
63 Restoran Made 4 3 4 4 15 3,8 64 KFC Darma 5 4 5 5 19 4,8 65 Ratatollie Bar&Rest 4 4 5 5 18 4,5 66 Warung Zaenah 4 5 5 5 19 4,8 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 5 5 4 4 18 4,5 68 RM A9 3 3 4 4 14 3,5 69 Es Teler77 4 4 4 4 16 4,0 70 Restoran Akame 4 4 4 5 17 4,3 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 4 4 16 4,0 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 3 3 5 5 16 4,0 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 16 4,0 74 Cafe Mango 4 5 5 5 19 4,8 75 Cafe You &Me 4 4 5 4 17 4,3 76 Warung Jaya Sempurna 5 4 5 4 18 4,5 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 4 5 5 4 18 4,5 78 RM Obonk 5 4 5 5 19 4,8 79 Papa Ron's Pizza 4 5 4 4 17 4,3 80 Restoran Legong 4 5 5 5 19 4,8 81 RM.Koki Teppayaki 4 5 4 4 17 4,3 82 Warung Ole 4 4 4 4 16 4,0 83 Dekade Resto 4 4 5 5 18 4,5 84 Warung Merdeka 4 4 5 5 18 4,5 85 Warung Blanjong 5 4 4 4 17 4,3 86 Warung Loka 5 4 5 5 19 4,8 87 Cafe Smorgas 4 5 4 4 17 4,3 88 Warung Pencar 5 5 4 5 19 4,8 89 Warung Jawa Banyuwangi 4 5 5 4 18 4,5 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 4 4 17 4,3 91 Warung Made Two 4 5 4 5 18 4,5 92 RM.Pelangi 4 4 5 5 18 4,5 93 Bar Kopi Bali 5 4 4 4 17 4,3 94 Warung Siobak Singaraja 4 5 5 4 18 4,5 95 RM. Be Pasih 4 4 4 4 16 4,0 96 Restoran Gardenia 4 5 4 5 18 4,5 97 Warung Subak 4 4 4 4 16 4,0 98 Warung Ketut 5 4 5 4 18 4,5 99 RM. Be Pasih 4 4 4 5 17 4,3
100 Restoran Gardenia 3 4 4 4 15 3,8 101 RM. Triniti 4 4 5 4 17 4,3 102 RM.bucu 3 4 5 5 17 4,3 103 Restoran Jazz 4 4 4 4 16 4,0 104 Warung Siobak Singaraja 4 3 4 4 15 3,8 105 Legawa Beach Inn 5 5 4 4 18 4,5 106 My Cafe Sanur 5 4 4 5 18 4,5 107 Warung Mie Jakarta 4 5 4 5 18 4,5 108 Restoran Tropikal 5 5 5 4 19 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 5 4 5 18 4,5 110 RIB warung Steak 3 3 4 5 15 3,8 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 4 5 4 17 4,3
132
112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 5 19 4,8 113 Warung Pregina 4 4 4 4 16 4,0 114 Cofee & smoothie Bar 5 5 4 5 19 4,8 115 Warung Kami Sama 4 5 4 5 18 4,5 116 RM IBC 5 5 4 5 19 4,8 117 RM.Natrabu Indah 4 4 3 4 15 3,8 118 Savana Restoran 5 5 5 5 20 5,0 119 Warung Handayani 4 4 5 4 17 4,3 120 Warung Pjok Segitiga Emas 4 4 4 5 17 4,3 121 Bakso Pendowo Malang 4 5 4 4 17 4,3 122 Calamary Resto 3 4 5 5 17 4,3 123 Restoran Hanamasa 4 4 4 5 17 4,3 124 Tangie Resto & Coffee 4 4 4 5 17 4,3 125 Made Restoran 5 4 5 4 18 4,5 126 Mami Cooking 4 5 4 5 18 4,5 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 5 20 5,0 128 RM Babi Guling Candra 4 3 4 4 15 3,8 129 RM.Sate Madura 4 4 5 4 17 4,3 130 RM.Baruna 3 4 4 4 15 3,8 131 Resoran Little India 4 4 5 5 18 4,5 132 Warung Yamato 5 4 5 4 18 4,5 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 5 4 4 17 4,3 134 Inko Bali Club 4 5 4 5 18 4,5 135 Panti Pijat Shilvana 5 4 4 4 17 4,3 136 Gym Generation 4 4 5 4 17 4,3 137 Mandi Uap Manika Sari 3 4 4 3 14 3,5 138 Metro Futsal 4 4 3 4 15 3,8 139 Panti Pijat Amoi 4 4 5 5 18 4,5 140 Zone 2000 4 4 4 5 17 4,3 141 New Star Karaoke 4 4 5 4 17 4,3 142 Carla Spa 4 4 4 4 16 4,0 143 UD.Gelanggang Remaja 4 5 4 5 18 4,5 144 Dewata Gym II 5 5 4 4 18 4,5 145 Futsal D'Gol 5 5 4 5 19 4,8 146 Artha Bali Gym Club 4 5 5 4 18 4,5 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 5 4 4 17 4,3 148 Glo Day Spa 4 4 4 5 17 4,3 149 Spa & Salon Dewata 5 5 5 4 19 4,8 150 Grya Spa 5 4 4 4 17 4,3 151 Aroma Spa Retreat 5 4 4 5 18 4,5 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 5 5 4 19 4,8 153 Miracle Aesthetic Clinic 5 4 3 5 17 4,3 154 Happy Puppy 5 4 5 5 19 4,8
133
No. Wajib Pajak Z T R Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 1 Hotel Nikki 5 4 5 4 4 22 4,4 2 Puri Suar Home Stay 4 4 4 4 5 21 4,2 3 Hotel Darma Wisata 4 3 5 4 5 21 4,2 4 Pondok Wisata Kenanga 4 4 4 4 4 20 4,0 5 Hotel Taman Agung Beach Inn 5 4 4 5 4 22 4,4 6 Hotel Patrisia 4 4 4 4 5 21 4,2 7 Hotel Viking 4 3 4 3 4 18 3,6 8 Hotel Abiansrama 3 1 5 5 5 19 3,8 9 Hotel Bali Warma 4 4 4 4 4 20 4,0 10 PW.Suar Mas 4 5 4 4 4 21 4,2 11 Hotel Bintang Pesona 4 4 5 4 5 22 4,4 12 Villa Taman Ayu 4 4 4 5 4 21 4,2 13 Sativa Sanur Cottage 4 4 4 4 4 20 4,0 14 Hotel Olala 4 3 4 3 5 19 3,8 15 Villa Selaras 5 5 4 4 4 22 4,4 16 Hotel Dian Ayu 5 5 5 5 5 25 5,0 17 Hotel Inna Sindhu Beach 4 4 4 4 4 20 4,0 18 Hotel Damai 4 5 4 5 3 21 4,2 19 Bumi Ayu Bungalow 4 4 4 4 4 20 4,0 20 CV.Shanti Village 3 5 4 3 3 18 3,6 21 Hotel Tanjung Sari 4 5 4 4 5 22 4,4 22 Villa Waka Maya 4 5 5 4 5 23 4,6 23 Swastika Bungalow 5 4 4 4 4 21 4,2 24 Hotel The Oasis Lagoon Sanur 5 5 5 4 5 24 4,8 25 Ida Home Stay 5 4 4 5 3 21 4,2 26 Hotel Cargo 4 4 5 4 4 21 4,2 27 Hotel sanur Paradise Plaza 5 5 4 4 5 23 4,6 28 Kampung Sanur Village 4 4 4 4 4 20 4,0 29 Villa Mertasari 4 3 5 3 4 19 3,8 30 Hotel Bali Indah 4 3 4 3 3 17 3,4 31 Penginapan Jangkae Mas 5 4 4 3 3 19 3,8 32 Hotel Aditha 4 4 4 4 3 19 3,8 33 Hotel Santai 4 5 4 5 5 23 4,6 34 Penginapan Bali Yuai 5 5 5 5 5 25 5,0 35 Bali Internasional Hostel 5 4 5 4 4 22 4,4 36 Hotel Sri Phala 4 3 4 4 4 19 3,8 37 Hotel Nuansa Indah 5 5 5 4 4 23 4,6 38 Villa Taman Ayu 4 4 4 5 4 21 4,2 39 hotel Cakra 4 4 5 4 4 21 4,2 40 Hotel Lingasar 5 5 4 4 4 22 4,4 41 Hotel Cianjur 4 4 5 4 5 22 4,4 42 Hotel Wisata Indah 4 4 5 5 4 22 4,4 43 Hotel Tirta Lestari 5 4 5 4 5 23 4,6 44 Hotel Puri Dalem 5 4 4 4 4 21 4,2 45 Hotel Jayagiri 4 4 5 5 4 22 4,4 46 Hotel Tambora 5 5 5 5 5 25 5,0 47 Hotel Sakura 3 4 4 4 5 20 4,0
134
48 Villa Cemara 4 5 4 4 4 21 4,2 49 Villa Puri Mimba 3 5 4 4 4 20 4,0 50 PW.Jepun Bali 4 4 5 5 4 22 4,4 51 Hotel Janur Garden 4 5 4 3 4 20 4,0 52 Santrian Beach Cottage 4 5 5 4 4 22 4,4 53 Hotel Nanda 5 4 5 5 5 24 4,8 54 Hotel Legawa Beach Inn 5 5 4 5 4 23 4,6 55 Hotel Santai 4 4 5 4 4 21 4,2 56 Hotel Tirta Lestari 4 4 5 4 4 21 4,2 57 Roti Merdeka 4 4 5 4 5 22 4,4 58 RM.Singgah Kudai 4 3 4 4 4 19 3,8 59 Warung Ijo 5 5 4 3 5 22 4,4 60 Randy's Cafe 4 4 4 4 4 20 4,0 61 Cafe Teduh 5 3 5 4 4 21 4,2 62 Bakso Supra Dynasty 4 5 4 4 4 21 4,2 63 Restoran Made 4 5 4 3 4 20 4,0 64 KFC Darma 5 5 3 1 5 19 3,8 65 Ratatollie Bar&Rest 5 4 4 4 4 21 4,2 66 Warung Zaenah 5 4 4 5 4 22 4,4 67 Cafe Surya (Cafe Mie) 4 5 4 4 5 22 4,4 68 RM A9 3 3 4 4 4 18 3,6 69 Es Teler77 5 4 4 4 4 21 4,2 70 Restoran Akame 4 4 4 3 4 19 3,8 71 CV. Cafe Batu Jimbar 4 4 5 5 4 22 4,4 72 RM.Ayam Presto Ny.Nita 5 4 5 5 5 24 4,8 73 Warung Adnyana 4 4 4 4 4 20 4,0 74 Cafe Mango 4 3 4 5 4 20 4,0 75 Cafe You &Me 5 4 4 4 4 21 4,2 76 Warung Jaya Sempurna 5 4 3 5 4 21 4,2 77 Nasi Uduk Kebon Kacang 5 5 4 5 4 23 4,6 78 RM Obonk 4 5 4 5 5 23 4,6 79 Papa Ron's Pizza 5 4 5 4 4 22 4,4 80 Restoran Legong 5 5 5 5 5 25 5,0 81 RM.Koki Teppayaki 5 5 5 4 4 23 4,6 82 Warung Ole 5 4 4 4 5 22 4,4 83 Dekade Resto 4 5 5 5 4 23 4,6 84 Warung Merdeka 5 3 4 4 4 20 4,0 85 Warung Blanjong 5 4 4 3 5 21 4,2 86 Warung Loka 5 4 4 3 4 20 4,0 87 Cafe Smorgas 4 4 5 4 4 21 4,2 88 Warung Pencar 5 4 4 4 4 21 4,2 89 Warung Jawa Banyuwangi 5 5 4 5 4 23 4,6 90 Anjani Restoran & Bar 5 4 5 5 5 24 4,8 91 Warung Made Two 5 3 5 4 5 22 4,4 92 RM.Pelangi 5 3 4 3 4 19 3,8 93 Bar Kopi Bali 4 4 5 5 5 23 4,6 94 Warung Siobak Singaraja 4 4 4 4 4 20 4,0 95 RM. Be Pasih 4 4 4 4 5 21 4,2 96 Restoran Gardenia 5 4 5 5 4 23 4,6
135
97 Warung Subak 4 3 4 4 5 20 4,0 98 Warung Ketut 5 4 4 4 5 22 4,4 99 RM. Be Pasih 5 4 5 4 5 23 4,6
100 Restoran Gardenia 4 4 5 4 4 21 4,2 101 RM. Triniti 5 4 4 4 5 22 4,4 102 RM.bucu 4 4 5 5 5 23 4,6 103 Restoran Jazz 4 5 3 4 4 20 4,0 104 Warung Siobak Singaraja 5 3 4 5 4 21 4,2 105 Legawa Beach Inn 4 4 3 5 4 20 4,0 106 My Cafe Sanur 4 5 4 4 5 22 4,4 107 Warung Mie Jakarta 4 4 4 5 4 21 4,2 108 Restoran Tropikal 5 5 4 5 5 24 4,8 109 Warung Jawa Barat 4 5 5 4 5 23 4,6 110 RIB warung Steak 4 4 5 5 4 22 4,4 111 RM. Babi Guling Sari Asih 4 3 4 4 5 20 4,0 112 PT. Golden Dolbe (MM.Juice) 5 5 4 4 5 23 4,6 113 Warung Pregina 4 3 4 4 4 19 3,8 114 Cofee & smoothie Bar 4 5 4 5 5 23 4,6 115 Warung Kami Sama 4 5 5 4 5 23 4,6 116 RM IBC 4 4 5 5 4 22 4,4 117 RM.Natrabu Indah 5 4 4 4 4 21 4,2 118 Savana Restoran 4 4 5 5 4 22 4,4 119 Warung Handayani 4 5 4 4 4 21 4,2 120 Warung Pjok Segitiga Emas 5 4 4 5 5 23 4,6 121 Bakso Pendowo Malang 4 5 4 4 5 22 4,4 122 Calamary Resto 4 5 5 5 5 24 4,8 123 Restoran Hanamasa 5 4 4 5 4 22 4,4 124 Tangie Resto & Coffee 4 5 5 5 4 23 4,6 125 Made Restoran 4 4 4 4 4 20 4,0 126 Mami Cooking 4 4 5 4 5 22 4,4 127 Warung Bu Toyo 5 5 5 5 5 25 5,0 128 RM Babi Guling Candra 4 5 5 5 5 24 4,8 129 RM.Sate Madura 4 5 4 4 4 21 4,2 130 RM.Baruna 4 4 4 4 4 20 4,0 131 Resoran Little India 4 5 5 4 4 22 4,4 132 Warung Yamato 5 4 4 3 3 19 3,8 133 Ayam Goreng Asli Prambanan 4 4 5 4 4 21 4,2 134 Inko Bali Club 4 4 4 5 5 22 4,4 135 Panti Pijat Shilvana 4 4 5 5 5 23 4,6 136 Gym Generation 4 5 5 4 4 22 4,4 137 Mandi Uap Manika Sari 4 3 3 4 4 18 3,6 138 Metro Futsal 4 4 4 4 4 20 4,0 139 Panti Pijat Amoi 4 4 4 4 5 21 4,2 140 Zone 2000 5 4 4 4 4 21 4,2 141 New Star Karaoke 4 3 3 5 5 20 4,0 142 Carla Spa 3 4 4 4 4 19 3,8 143 UD.Gelanggang Remaja 4 4 5 5 5 23 4,6 144 Dewata Gym II 5 4 4 5 4 22 4,4 145 Futsal D'Gol 4 5 4 5 4 22 4,4
136
146 Artha Bali Gym Club 5 4 5 5 4 23 4,6 147 Panti Pijat Dewi Sinta 4 5 4 5 5 23 4,6 148 Glo Day Spa 4 4 5 4 4 21 4,2 149 Spa & Salon Dewata 4 4 5 5 5 23 4,6 150 Grya Spa 5 4 5 4 4 22 4,4 151 Aroma Spa Retreat 4 5 4 4 4 21 4,2 152 Ayu Spa Beauty Salon 5 4 4 5 5 23 4,6 153 Miracle Aesthetic Clinic 4 4 4 5 5 22 4,4 154 Happy Puppy 4 5 4 5 5 23 4,6
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif X1.1
7 4.5 4.5 4.5124 80.5 80.5 85.1
23 14.9 14.9 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.2
5 3.2 3.2 3.232 20.8 20.8 24.0
117 76.0 76.0 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.3
15 9.7 9.7 9.7118 76.6 76.6 86.4
21 13.6 13.6 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.4
16 10.4 10.4 10.4138 89.6 89.6 100.0154 100.0 100.0
45Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.5
12 7.8 7.8 7.8106 68.8 68.8 76.6
36 23.4 23.4 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
122
Pengetahuan
1 .6 .6 .63 1.9 1.9 2.6
10 6.5 6.5 9.12 1.3 1.3 10.44 2.6 2.6 13.0
12 7.8 7.8 20.861 39.6 39.6 60.447 30.5 30.5 90.914 9.1 9.1 100.0
154 100.0 100.0
3.23.43.63.84.04.24.44.64.8Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.1
3 1.9 1.9 1.917 11.0 11.0 13.0
124 80.5 80.5 93.510 6.5 6.5 100.0
154 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.2
3 1.9 1.9 1.927 17.5 17.5 19.5
124 80.5 80.5 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.3
9 5.8 5.8 5.8125 81.2 81.2 87.0
20 13.0 13.0 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
123
X2.4
2 1.3 1.3 1.313 8.4 8.4 9.7
115 74.7 74.7 84.424 15.6 15.6 100.0
154 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.5
3 1.9 1.9 1.916 10.4 10.4 12.3
116 75.3 75.3 87.719 12.3 12.3 100.0
154 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pelayanan
1 .6 .6 .61 .6 .6 1.35 3.2 3.2 4.55 3.2 3.2 7.81 .6 .6 8.49 5.8 5.8 14.3
12 7.8 7.8 22.170 45.5 45.5 67.541 26.6 26.6 94.2
8 5.2 5.2 99.41 .6 .6 100.0
154 100.0 100.0
1415161718192021222324Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.1
7 4.5 4.5 4.538 24.7 24.7 29.2
109 70.8 70.8 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
124
X3.2
7 4.5 4.5 4.562 40.3 40.3 44.885 55.2 55.2 100.0
154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.3
7 4.5 4.5 4.534 22.1 22.1 26.6
113 73.4 73.4 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.4
10 6.5 6.5 6.5117 76.0 76.0 82.5
27 17.5 17.5 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.5
10 6.5 6.5 6.5124 80.5 80.5 87.020 13.0 13.0 100.0
154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pemeriksaan
1 .6 .6 .61 .6 .6 1.38 5.2 5.2 6.53 1.9 1.9 8.41 .6 .6 9.1
11 7.1 7.1 16.257 37.0 37.0 53.260 39.0 39.0 92.212 7.8 7.8 100.0
154 100.0 100.0
3.03.23.43.63.84.24.44.64.8Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
125
Y.1
11 7.1 7.1 7.1118 76.6 76.6 83.8
25 16.2 16.2 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.2
9 5.8 5.8 5.8117 76.0 76.0 81.8
28 18.2 18.2 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.3
3 1.9 1.9 1.918 11.7 11.7 13.6
133 86.4 86.4 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.4
13 8.4 8.4 8.4126 81.8 81.8 90.3
15 9.7 9.7 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Kesadaran
2 1.3 1.3 1.33 1.9 1.9 3.28 5.2 5.2 8.41 .6 .6 9.16 3.9 3.9 13.0
80 51.9 51.9 64.944 28.6 28.6 93.59 5.8 5.8 99.41 .6 .6 100.0
154 100.0 100.0
3.003.253.503.754.004.254.504.755.00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
126
Z.1
9 5.8 5.8 5.819 12.3 12.3 18.2
126 81.8 81.8 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Z.2
2 1.3 1.3 1.313 8.4 8.4 9.7
139 90.3 90.3 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Z.3
13 8.4 8.4 8.4112 72.7 72.7 81.2
29 18.8 18.8 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Z.4
8 5.2 5.2 5.224 15.6 15.6 20.8
122 79.2 79.2 100.0154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Z.5
19 12.3 12.3 12.3102 66.2 66.2 78.633 21.4 21.4 100.0
154 100.0 100.0
345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
127
Kepatuhan
4 2.6 2.6 2.65 3.2 3.2 5.86 3.9 3.9 9.74 2.6 2.6 12.3
16 10.4 10.4 22.777 50.0 50.0 72.736 23.4 23.4 96.1
6 3.9 3.9 100.0154 100.0 100.0
3.23.43.64.24.44.64.85.0Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
128
Lampiran 4. Karakteristik Demografi Responden Penelitian berdasarkan Jenis Usaha, Pendidikan, Jenis Kelamin dan Umur
Jenis Usaha
56 36.4 36.4 36.477 50.0 50.0 86.421 13.6 13.6 100.0
154 100.0 100.0
HotelRestoranHiburanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan
2 1.3 1.3 1.371 46.1 46.1 47.471 46.1 46.1 93.510 6.5 6.5 100.0
154 100.0 100.0
SMADiplomaS1S2Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Kelamin
100 64.9 64.9 64.954 35.1 35.1 100.0
154 100.0 100.0
Laki-lakiPerempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
129
Umur
1 .6 .6 .61 .6 .6 1.38 5.2 5.2 6.52 1.3 1.3 7.81 .6 .6 8.41 .6 .6 9.17 4.5 4.5 13.61 .6 .6 14.32 1.3 1.3 15.67 4.5 4.5 20.15 3.2 3.2 23.49 5.8 5.8 29.28 5.2 5.2 34.47 4.5 4.5 39.01 .6 .6 39.6
13 8.4 8.4 48.125 16.2 16.2 64.3
5 3.2 3.2 67.56 3.9 3.9 71.45 3.2 3.2 74.74 2.6 2.6 77.3
11 7.1 7.1 84.44 2.6 2.6 87.04 2.6 2.6 89.63 1.9 1.9 91.66 3.9 3.9 95.55 3.2 3.2 98.71 .6 .6 99.41 .6 .6 100.0
154 100.0 100.0
2728293032333536373839404142434445464748495051525455565860Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
130
Lampiran 5. Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .129a .167 .010 .32274
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .269 1 .269 3.580 .011b
Residual 15.832 152 .104 Total 16.101 153
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.858 .301 16.143 .000
Pengetahuan Pajak .108 .067 .129 1.806 .011
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
131
Lampiran 6. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kesadaran Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .319a .102 .096 .30846
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.639 1 1.639 17.228 .000b
Residual 14.462 152 .095 Total 16.101 153
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.106 .307 10.122 .000
Kualitas Pelayanan .290 .070 .319 4.151 .000
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
132
Lampiran 7. Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .409a .168 .162 .29695
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.698 1 2.698 30.600 .000b
Residual 13.403 152 .088 Total 16.101 153
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.512 .338 7.434 .000
Pemeriksaan Pajak .429 .078 .409 5.532 .000
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
133
Lampiran 8. Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .401a .161 .050 .32004
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .025 1 .025 3.245 .021b
Residual 15.569 152 .102 Total 15.594 153
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.140 .298 13.874 .000
Pengetahuan Pajak .033 .066 .040 1.951 .021
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
134
Lampiran 9. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .159a .253 .019 .31622
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .394 1 .394 3.944 .049b
Residual 15.200 152 .100 Total 15.594 153
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.664 .315 11.646 .000
Kualitas Pelayanan .142 .072 .159 1.986 .049
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
135
Lampiran 10. Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .155a .241 .018 .31642
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .375 1 .375 3.747 .048b
Residual 15.219 152 .100 Total 15.594 153
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.592 .360 9.977 .000
Pemeriksaan Pajak .160 .083 .155 1.936 .048
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
136
Lampiran 11. Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .277a .765 .070 .30781
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.193 1 1.193 12.587 .001b
Residual 14.401 152 .095 Total 15.594 153
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.096 .337 9.198 .000
Kesadaran Wajib Pajak .272 .077 .277 3.548 .001
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
137
Lampiran 12. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .655a .676 .591 1.29180
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas
Pelayanan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.329 3 1.110 13.033 .000b
Residual 12.772 150 .085
Total 16.101 153 a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.510 .478 5.246 .000
Pengetahuan Pajak .083 .061 .099 2.160 .046
Kualitas Pelayanan .165 .072 .182 2.296 .023
Pemeriksaan Pajak .348 .083 .332 4.193 .000
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
138
Lampiran 13. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .898a .887 .643 1.30882
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas
Pelayanan, Pemeriksaan Pajak
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.384 4 .346 3.628 .007b
Residual 14.210 149 .095
Total 15.594 153 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.503 .551 4.545 .000
Pengetahuan Pajak .065 .065 .079 1.999 .032
Kualitas Pelayanan .065 .078 .073 1.837 .038
Pemeriksaan Pajak .029 .093 .028 1.733 .049
Kesadaran Wajib Pajak .248 .086 .252 2.873 .005
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
139
Lampiran 14. Perhitungan R2m
Persamaan 1:
22
221
2 ...1 epeem PPPR R2
m = 1- {(0,833)2.(0,898)2.(0,832)2} R2
m = 1 – 0,387 R2
m = 0,613
Persamaan 2:
22
221
2 ...1 epeem PPPR R2
m = 1- {(0,839)2.(0,747)2.(0,759)2.(0,235)2} R2
m = 1 – 0,012 0,704.0,558.0,576.0,055 R2
m = 0,988
140
Lampiran 15. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
2222 )086,0()083,0()061,0()248,0( abS
Sab = 0,01518
abS
abz
01518,0
)248,0)(083,0(z
z = 1,356
a= 0,083 Sa=0,061 b=0,248
Sb=0,086
Pengetahuan Pajak (X!)
Kesadaran Wajib pajak (Y)
Kepatuhan Wajib pajak (Z)
141
Lampiran 16. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
2222 )086,0()165,0()072,0()248,0( abS
Sab = 0,0228
abS
abz
0228,0
)248,0)(165,0(z
z = 1,795
a= 0,165 Sa=0,072
b=0,248 Sb=0,086
z = 1,795 Sig = 0,05
Kualitas Pelayanan (X2)
Kepatuhan Wajib Pajak
(Z)
Kesadaran Wajib Pajak
(Y)
142
Lampiran 17. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
2222 )086,0()348,0()083,0()248,0( abS
Sab = 0,03632
abS
abz
03632,0
)248,0)(348,0(z
z = 2,376
a= 0,348 Sa=0,083
b=0,248 Sb=0,086 z = 2,376
Sig = 0,05 Pemeriksaan Pajak (X3)
Kepatuhan Wajib Pajak
(Z)
Kesadaran Wajib Pajak
(Y)
143
Lampiran 18. Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh Total
Pengaruh langsung X1 terhadap Y …………….…………… = 0,099 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,099 + 0 ………………………………... = 0,099 Pengaruh langsung X2 terhadap Y ……………….………… = 0,182 Pengaruh tidak langsung ………………………………….... = - Pengaruh Total = 0,182 + 0 ………………………………... = 0,182 Pengaruh langsung X3 terhadap Y ….……………………… = 0,332 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,332 + 0 ………………………………... = 0,332 Pengaruh langsung X1 terhadap Z …………………………. = 0,079 Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y = 0,099 x 0,252 ……………………………. = 0,025 Pengaruh Total = 0,079 + 0,025 …………………………... = 0,104 Pengaruh langsung X2 terhadap Z …………………………. = 0,073 Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Z melalui Y = 0,182 x 0,252 ……………………………. = 0,046 Pengaruh Total = 0,073 + 0,046 …………………………... = 0,119 Pengaruh langsung X3 terhadap Z …………………………. = 0,028 Pengaruh tidak langsung X3 terhadap Z melalui Y = 0,332 x 0,252 ……………………………. = 0,084 Pengaruh Total = 0,028 + 0,084 …………………………... = 0,112 Pengaruh langsung Y terhadap Z …………….…………… = 0,252 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = - Pengaruh Total = 0,252 + 0 ………………………………... = 0,252 Ringkasan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel
Var X1 X2 X3 Y
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
Y 0,099 - 0,099 0,182 - 0,182 0,332 - 0,332 - - -
Z 0,079 0,025 0,104 0,073 0,046 0,119 0,028 0,084 0,112 0,252 - 0,252
144
Lampiran 19. Uji Validitas Pengetahuan Pajak
Correlations
X11 X12 X13 X14 X15 X1
X11 Pearson Correlation 1 .596** .306** .575** .344** .763**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
X12 Pearson Correlation .596** 1 .321** .518** .329** .803**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
X13 Pearson Correlation .306** .321** 1 .165* .188* .536**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .041 .019 .000
N 154 154 154 154 154 154
X14 Pearson Correlation .575** .518** .165* 1 .356** .751**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .041 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
X15 Pearson Correlation .344** .329** .188* .356** 1 .657**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .019 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
X1 Pearson Correlation .763** .803** .536** .751** .657** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 N 154 154 154 154 154 154
145
Kualitas Pelayanan
Correlations
X21 X22 X23 X24 X25 X2
X21 Pearson Correlation 1 .256** .255** .263** .226** .613**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .005 .000
N 154 154 154 154 154 154
X22 Pearson Correlation .256** 1 .167* .247** .221** .618**
Sig. (2-tailed) .001 .038 .002 .006 .000
N 154 154 154 154 154 154
X23 Pearson Correlation .255** .167* 1 .303** .292** .622**
Sig. (2-tailed) .001 .038 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
X24 Pearson Correlation .263** .247** .303** 1 .245** .667**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .002 .000
N 154 154 154 154 154 154
X25 Pearson Correlation .226** .221** .292** .245** 1 .631**
Sig. (2-tailed) .005 .006 .000 .002 .000
N 154 154 154 154 154 154
X2 Pearson Correlation .613** .618** .622** .667** .631** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
146
Pemeriksaan Pajak
Correlations
X31 X32 X33 X34 X35 X3
X31 Pearson Correlation 1 .010 .161* .121 .041 .481**
Sig. (2-tailed) .907 .046 .133 .615 .000
N 154 154 154 154 154 154
X32 Pearson Correlation .010 1 .033 .145 .248** .550**
Sig. (2-tailed) .907 .687 .072 .002 .000
N 154 154 154 154 154 154
X33 Pearson Correlation .161* .033 1 .042 .106 .489**
Sig. (2-tailed) .046 .687 .606 .192 .000
N 154 154 154 154 154 154
X34 Pearson Correlation .121 .145 .042 1 .188* .556**
Sig. (2-tailed) .133 .072 .606 .019 .000
N 154 154 154 154 154 154
X35 Pearson Correlation .041 .248** .106 .188* 1 .604**
Sig. (2-tailed) .615 .002 .192 .019 .000
N 154 154 154 154 154 154
X3 Pearson Correlation .481** .550** .489** .556** .604** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
147
Kesadaran Wajib Pajak
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y
Y1 Pearson Correlation 1 .280** .148 -.004 .617**
Sig. (2-tailed) .000 .066 .963 .000
N 154 154 154 154 154
Y2 Pearson Correlation .280** 1 .094 .040 .621**
Sig. (2-tailed) .000 .245 .627 .000
N 154 154 154 154 154
Y3 Pearson Correlation .148 .094 1 .021 .536**
Sig. (2-tailed) .066 .245 .795 .000
N 154 154 154 154 154
Y4 Pearson Correlation -.004 .040 .021 1 .495**
Sig. (2-tailed) .963 .627 .795 .000
N 154 154 154 154 154
Y Pearson Correlation .617** .621** .536** .495** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154
148
Kepatuhan Wajib Pajak
Correlations
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z
Z1 Pearson Correlation 1 .099 .017 .025 .038 .416**
Sig. (2-tailed) .223 .836 .757 .643 .000
N 154 154 154 154 154 154
Z2 Pearson Correlation .099 1 .027 .072 .093 .539**
Sig. (2-tailed) .223 .744 .375 .250 .000
N 154 154 154 154 154 154
Z3 Pearson Correlation .017 .027 1 .233** .178* .523**
Sig. (2-tailed) .836 .744 .004 .027 .000
N 154 154 154 154 154 154
Z4 Pearson Correlation .025 .072 .233** 1 .176* .602**
Sig. (2-tailed) .757 .375 .004 .029 .000
N 154 154 154 154 154 154
Z5 Pearson Correlation .038 .093 .178* .176* 1 .541**
Sig. (2-tailed) .643 .250 .027 .029 .000
N 154 154 154 154 154 154
Z Pearson Correlation .416** .539** .523** .602** .541** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 154 154 154 154 154 154
149
Lampiran 20. Uji Reliabilitas Pengetahuan Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.730 5
Kualitas Pelayanan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.619 5
Pemeriksaan Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.683 5
Kesadaran Wajib Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.692 4
Kepatuhan Wajib Pajak
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.644 5