analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI
BUBUK KAPAL API
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT
TIMUR)
DISUSUN OLEH:
TATO. PRIHATNO
(104081002484)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK
KAPAL API
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT
TIMUR)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Tato Prihatno
NIM: 104081002484
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing
II
Dr. Yahya Hamja Heryanto,
SE, MSi
NIP: 130676334 NIP:
131569931
3
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Hari ini senin, Tanggal 24 November tahun 2008, telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Tato Prihatno NIM: 104081002484, dengan judl Skripsi
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan
Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan
Ciputat Timur). Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung maka Mahasiswa tersebut dinyatakan lulus.
Jakarta, 24 November
2008
Tim Penguji Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Heryanto, SE,
MSi
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
4
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK
KAPAL API
(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT
TIMUR)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Tato Prihatno
NIM: 104081002484
Tim Penguji Skripsi
Penguji I Penguji
II
Dr. Yahya Hamja Heryanto,
SE, MSi
NIP: 130676334 NIP:
131569931
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP: 131474891
5
DAFTAR ISI
Daftar Isi
……………………………………………………………………………..i
Daftar Riwayat
Hidup……………………………………………………………….iii
Abstract….………………………………………………………………………….
.iv
Abstrak……………………………………………………………………………...
.v
Kata
Pengantar………………………………………………………………………vi
Daftar
Tabel………………………………………………………………………..viii
Daftar
Gambar……………………………………………………………………….x
Daftar
Lampiran……………………………………………………………………..xi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penelitian…………………………………………………1
B. Perumusan Masalah
………………………………………………………8
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
…………………………………………..8
Bab II Tinjauan Pustaka
6
A. Pengertian Pemasaran
…………………………………………………...10
B. Konsep-Konsep Pemasaran
……………………………………………..11
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen……………….14
D. Tahap-Tahap Keputusan
Pembelian……………………………………..25
E. Bauran
Pemasaran……………………………………………………….28
F. Penelitian
Terdahulu……………………………………………………..30
G. Kerangka
Pemikiran……………………………………………………..36
H. Hipotesis………………………………………………………………
…41
Bab III Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
………………………………………………42
B. Metode Penentuan Sampel
……………………………………………...42
C. Metode Pengumpulan
Data……………………………………………...43
D. Metode Analisis
Data……………………………………………………45
E. Operasional Variabel
……………………………………………………51
7
Bab IV Penemuan Dan Pembahasan
A. Sekilas Gambaran Umum Objek
Penelitian.…………………………….54
1. Sejarah Perusahaan.
……………………………………………..54
2. Sejarah Minuman Kopi.
………………………………………....55
3. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat
Timur…………………....57
B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas.
……………………...58
C. Pembahasan Hasil Kuesioner.
…………………………………………..61
D. Pembahasan Analisis
Faktor…………………………………………......91
1. Menentukan Variabel-Variabel Yang Telah
Ditentukan………...91
2. Menguji Variabel-Variabel Yang Telah
Ditentukan…………….91
3. Melakukan Factoring dan
Rotasi………………………………...96
4. Interpretasi Atas Faktor Yang
Terbentuk………………………108
Bab V Kesimpulan Dan Implikasi
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
112
B. Implikasi………………………………………………………………..
113
8
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………...116
Lampiran-
Lampiran………………………………………………………………..118
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Tato Prihatno
2. Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 2 April 1986
3. Tinggal di : Rempoa
4. Alamat : Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,
Ciputat.
5. Telepon : (021) 73884944.
II. PENDIDIKAN
1. SD : Rengas
2. SMP : YPUI
3. SMA : 74
4. SI : UIN SYARIF HIDAYATULLAH
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. LDK : (2004-2006)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Wardono
2. Tempat & Tgl. Lahir : Gunung kidul, Wonosari, 23
Februari 1950.
3. Alamat : Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,
Ciputat
4. Telepon : (021) 73884944
10
1. Ibu : Suryatun
2. Tempat & Tgl. Lahir : Purworejo, 4 Maret 1960
3. Alamat : Rempoa
4. Telepon : (021) 73884944
11
ABSTRACT
The title of this Skripsi is “Analyzing The Factors that Influence Consumers In Making Decision to Buy Powder Coffee of Kapal Api (study case
of people in East Ciputat)”. The Porgram of Bachelor Degree in the Marketing Management Department in the Faculty of Economy and Social Science in the
State Islamic University Jakarta.
This research aims to analyze factors that influence consumers in making
decision to buy the Kapal Api powder coffee through a study case of people in
East Ciputat. Data used in this research is primary data. Samples analyzed are
from 100 respondents. There are 27 variables. Of data analyzed with analysis of
factor, 25 variables can be analyzed further. The two variables are excluded
because the value of MSA is less than 0.5. Data from respondents is processed by
SPSS 12.0 For Windows.
The result of this research shows that the result of 25 variables analyzed
with the model of factor analysis that influences the consumers in making
decision to buy Kapal Api powder coffee includes eight factors below: social and belief factor with eigen value 5,165; individual factor with eigen value 2,582;
factor of ease in obtaining the product with the eigen value 1,933; product factor with eigen value 1,664; lifestyle factor and psychological factor with eigen value
1,307; price factor with eigen value 1,285; promotion factor with eigen value 1,177; distribution factor and experience factor with eigen value 1,071.
Keywords: decision to buy, social factor, individual factor, product factor, distribution factor, promotion factor, factor of ease in obtaining product, lifestyle
factor, price factor.
12
ABSTRAK
Judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api
(Studi Kasus Pada Masyarakat kecamatan Ciputat Timur). Strata
satu (S1), jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan
Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan dalam pembelian kopi
bubuk kapal api, studi kasus pada masyarakat Ciputat Timur. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden.
Jumlah variabel yang diteliti adalah 27 variabel. Data yang diolah dengan
menggunakan analisis Faktor sebanyak 25 variabel yang dapat dianalisa lebih
lanjut. Sisanya 2 variabel dikeluarkan karena nilai MSAnya kurang dari 0,5. data
yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan SPSS 12.0 For
Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari 25 variabel yang dianalisa
dengan model analisa faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api. Faktor-faktor tersebut terdiri dari 8
faktor yaitu: Faktor social dan keyakinan dengan nilai eigen value 5,165, Faktor
individu dengan nilai eigen value 2,582, faktor kemudahan dalam mendapatkan
produk dengan nilai eigen value 1,933, faktor produk dengan eigen value 1,664, faktor gaya hidup dan psikologis dengan eigen valur 1,307, faktor harga dengan
eigen value 1,285, faktor promosi dengan eigen value 1,177, faktor distribusi dan
pen galaman dengan eigen value 1,071.
Kata kunci: Keputusan pembelian, faktor sosial, faktor individu, faktor produk,
faktor distribusi, faktor promosi, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk,
faktor gaya hidup, faktor harga.
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, sholawat
serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad saw. Karena
dengan nikmat dari Allah lah segala permasalahan dapat teratasi
dan atas ajaran agama Islam maka dapat mengarungi arus
kehidupan ini.
Skripsi ini berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsumen Dalam keputusan Pembelian Kopi
Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan
Ciputat Timur). Saya sangat mengucapkan berterima kasih
kepada orang-orang yang telah sangat berjasa dalam penulisan
skripsi ini. Kepada mereka saya hanya dapat mengucapkan
banyak terima kasih.
Berikut ini adalah mereka yang telah berjasa dalam
penulisan skripsi ini:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Ilmu Sosial. Saya sangat berterima kasih
atas jasa-jasa beliau dalam membimbing saya selama
masa belajar saya di FEIS, kepada beliau saya
mengucapkan banyak terima kasih.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Pudek
Bidang Akademik. Saya mengucapkan banyak terima
kasih atas begitu banyak pelajaran yang telah beliau
berikan kepada saya selama belajar di FEIS.
3. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB, selaku Kajur
Manajemen yang telah membimbing saya selama saya
14
belajar di FEIS, kepada beliau saya hanya bisa
mengucapkan banyak terima kasih.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku pembimbing I, yang telah senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dan juga arahan
dan nasihatnya kepada saya, sehingga skripsi ini dapat terwujud, dan
juga saya banyak berterima kasih kepada beliau karena telah
mengajarkan banyak ilmu yang berguna selama saya belajar di FEIS.
5. Bapak Heryanto, SE, MSi, selaku Pembimbing II, saya
sangat berterima kasih kepada beliau karena telah
membimbing saya selama penulisan skripsi dan telah
banyak meluangkan waktunya kepada saya, serta saya
berterima kasih kepada beliau karena telah banyak
mengajarkan kepada saya ilmu yang berguna kepada
saya.
Teruntuk kepada kedua orang tua, Bapak Wardono dan
Ibu Suryatun, yang dengan sabar menanti kelulusanku hanya
dengan ini saya bisa membalasnya. Dan semua pihak yang
membantu saya, saya banyak berterima kasih.
Jakarta, Maret 2009
Tato Prihatno
15
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan
Hal
4.1 Hasil Uji Reliabilitas
59
4.2 Hasil Uji Validitas
60
4.3 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
61
4.4 Proporsi Responden Berdasarkan Usia
62
4.5 Proporsi Responden Minum Kopi Setiap Hari
63
4.6 Proporsi Responden Minum Kopi Kapal Api
63
4.7 Citarasa Produk Kopi Kapal Api
64
4.8 Aroma Produk Kopi Kapal Api
65
4.9 Tingkat Kepahitan Kopi Kapal Api
66
4.10 Warna Kopi Kapal Api
67
4.11 Tingkat Kekentalan Kopi Kapal Api
68
4.12 Kesesuaian Harga Dengan Manfaat Kopi Kapal Api
69
4.13 Harga Sebagai Pertimbangan Akhir
70
16
4.14 Iklan Produk Kopi Kapal Api
71
4.15 Promosi Penjualan Produk Kopi Kapal Api
72
4.16 Pemasaran Langsung Produk Kopi Kapal Api
73
4.17 Kemudahan Dalam mendapatkan Produk
74
4.18 Pelayanan Yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen
75
4.19 Lokasi Konsumen Membeli Kopi Kapal Api
76
4.20 Kebiasaan Konsumen Minum Kopi Kapal Api
77
4.21 Usia Responden Dalam Minum Kopi Kapal Api
78
4.22 Pekerjaan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api
79
4.23 Pendidikan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api
80
4.24 Penghasilan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api
81
Nomor Keterangan
Hal
4.25 Gaya Hidup Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api
82
4.26 Ajakan Keluarga Dalam Minum Kopi Kapal Api
83
17
4.27 Ajakan Rekan Kerja Dalam Minum Kopi Kapal Api
84
4.28 Ajakan Teman Dekat Dalam Minum Kopi Kapal Api
85
4.29 Ajakan Teman Sekomunitas Dalam Minum Kopi
86
4.30 Keyakinan Dalam Minum Kopi Kapal Api
87
4.31 Dorongan Dalam Minum Kopi Kapal Api
88
4.32 Persepsi Dalam Minum Kopi Kapal Api
89
4.33 Pengalaman Dalam Minum Kopi Kapal Api
90
4.34 KMO dan Bartlett Test
92
4.35 KMO dan Bartlett Tets
93
4.36 KMO dan Bartlett Tets
94
4.37 Communalities
96
4.38 Total Variance Explained
100
4.39 Componen Matriks
101
4.40 Rotated Componen Matriks
103
4.41 Component Transformation Matriks
107
18
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan
Hal
2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
15
2.2 Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli
17
2.3 Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti
21
2.4 Proses Keputusan Pembelian
25
2.5 Kerangka Pemikiran
38
3.1 Model Skala Likert
44
3.2 Operasional Variabel
51
19
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Hal
I Uji Validitas
118
II Uji Reliabilitas
118
III Dekriptif Statistik Responden
119
IV Analisis Faktor
126
V Kuesioner Penelitian
133
VI Surat Keterangan Menyelesaikan Riset
141
VII Data Jawaban Responden
142
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri di Indonesia saat ini dalam keadaan stagnan, atau dengan kata lain berada jalan ditempat.
Hal ini dilatar belakangi dari berbagai kondisi yang ada di Indonesia saat ini, terutama adalah kondisi perekonomian.
Melihat perkembangan tersebut maka banyak perusahaan atau pelaku bisnis membuat berbagai macam cara untuk memikat konsumen agar bisnis yang mereka geluti tidak termakan efek dari krisis yang dihadapi saat ini.
Permasalahan utama saat ini dalam menggeluti sebuah usaha atau bisnis, dengan melihat kondisi perekonomian nasional dan kondisi perekonomian internasional yang tidak kondusif, maka cara yang ampuh adalah dengan
memperhatikan perilaku konsumen tersebut. Dengan memperhatikan keadaan perilaku konsumen, maka para
produsen akan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka, dengan begitu para produsen dapat mempertahankan konsumen yang telah menjadi konsumen tetap dan dapat menawarkan
produk mereka kepada calon konsumen.
Banyak sekali faktor yang melandasi sebuah produk dapat dikonsumsi atau dibeli oleh konsumen. Yang menjadi
masalah bagi para produsen adalah mereka tidak begitu memahami faktor-faktor atau penyebab konsumen mau
membeli produk mereka, untuk itulah diperlukan sebuah riset atau penelitian bagi produsen untuk mengetahui faktor-
faktor atau penyebab yang melatar belakangi para konsumen membeli produk mereka. Dengan adanya penelitian
tentang faktor-faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi perilaku mereka dalam membeli sebuah produk,
maka para produsen akan dapat mempertahankan konsumen mereka dan dapat meningkatkan jumlah konsumen
mereka.
Beraneka ragam jenis industri di Indonesia bermunculan, tiap-tiap jenis industri saat ini menghadapi sebuah permasalahan yang hampir sama. Mereka menghadapi sebuah kondisi dimana tingkat konsumsi masyarakat sedang
menurun akibat adanya kondisi perekonomian nasional yang sedang tidak kondusif dan juga keadaan kondisi
ekonomi global yang sedang krisis pula. Namun tingkat keadaan permasalahan yang dihadapi oleh tiap jenis-jenis industri sangatlah berbeda-beda, ada terkena sekali efek dari permasalahan tersebut mengakibatkan industri tersebut
mengalami penurunan, namun ada juga yang tingkat efek terkena dampak permasalahan tersebut sangat ringan. Oleh
sebab itulah setiap produsen harus memperhatikan pola perilaku konsumen mereka sehingga mereka dapat
mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka.
Salah satu jenis industri yang tidak terlalu mengalami efek dari kondisi ekonomi yang sedang krisis adalah industri minuman. Hal ini dilatar belakangi karena setiap orang pasti membutuhkan minuman untuk memenuhi
kebutuhan dahaga mereka. Dasar mereka mmengkonsumsi produk minuman adalah karena mereka kehausan untuk
itulah mereka mengkonsumsi produk minuman, oleh sebab itulah jenis industri ini bertahan. Dengan berkembangnya
zaman, yang dahulu para konsumen mengkonsumsi produk minuman hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka akan dahaga mereka, maka timbullah berbagai keinginan dari para konsumen untuk merasakan berbagai sensasi lain dari
sebuah produk minuman. Maka timbullah berbagai jenis produk minuman, jenis produk minuman yang umum kita
kenal adalah seperti: susu, kopi, teh, dan lainnya. Dari kelas produk minuman yang dikenal secara umum tersebut, timbul produk minuman dingin atau yang dikenal dengan Soft Drink atau pula minuman yang bertujuan untuk
menghangatkan tubuh.
Salah satu jenis produk minuman yang sudah dikenal secara umum adalah kopi. Kopi merupakan minuman
penyegar yang banyak dimanfaatkan sebagai penghilang rasa kantuk. Jenis produk minuman itu merupakan jenis
minuman yang bertujuan untuk menyegarkan tubuh. Kopi dapat diminum dalam setiap waktu, setiap tempat, setiap acara. Oleh sebab itulah minuman kopi dikenal sebagai minuman masyarakat umum yang sudah dikenal sejak dahulu.
Jenis-jenis minuman kopi juga berbagai macam, minuman kopi dahulu dikenal hanya kelas kopi bubuk, namun
belakangan kopi bubuk telah dimodifikasi menjadi berbagai macam rasa dan variasi. kopi bubuk merupakan kopi hasil olahan dari biji kopi yang diolah menjadi bentuk bubuk, sedangkan kopi instant merupakan produk olahan kopi
yang dihasilkan dari biji kopi menjadi sebuah bubuk dengan ditambahkan berbagai rasa atau dengan kata lain kopi
bubuk sudah diolah, selanjutnya kopi organik merupakan produk kopi olahan, dimana dalam pengolahannya bebas
dari bahan kimia sintetis.
Indonesia masih memiliki berbagai macam jenis kopi. Salah satunya adalah kopi khas daerah yang mrupakan
produk olahan kopi dengan karakteristik kekhasan tertentu, seperti produk sebagai berikut: kopi toraja (toraja coffee),
kopi jawa (java coffee), kopi sidakalang (sidakalang coffee), kopi mandailing (mandailing coffee).
Perkembangan industri kopi di Indonesia saat ini, diperebutkan oleh produsen lokal dan produsen luar negeri.
Produsen pengolahan kopi bubuk lokal saja sudah mencapai 500 perusahaan dengan kapasitas 98.693 ton per tahun
dan itu semua merupakan produsen yang dikelola oleh swasta dan BUMN (CIC,1997). Produsen kopi lokal yang terkenal di Indonesia saat ini adalah: ABC, Kapal Api, Torabika, Indocafe, Nescafe, Singa, Ayam Merak, dan
sebagainya. Produsen-produsen lokal tersebut memiliki pangsa pasar umum. Sedangkan ada pula produsen lokal
21
dengan pangsa pasar tertentu seperti: Liong Bulan, Naga Sanghie, Bali Dancer, piala, Cangkir, Teko. Melihat pangsa
pasar yang masih terbuka besar maka banyak para produsen tersebut masih berusaha untuk memikat hati para konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka.
Salah satu hasil olahan dari biji kopi adalah kopi bubuk. dari kopi bubuk ini dapat dibuat macam-macam kopi
olahan, seperti: kopi instant yang banyak dibuat oleh produsen kopi olahan di Indonesia. Oleh sebab itu kopi bubuk
merupakan salah satu jenis minuman olahan kopi yang masih bertahan sampai saat ini. kopi bubuk saat ini untuk
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, karena kopi bubuk yang dihasilkan sangat berbeda dengan kopi bubuk yang
dikonsumsi oleh orang Eropa maupun Amerika. Kopi bubuk di Eropa dan Amerika disajikan dengan menggunakan
coffee maker dan setiap roaster mengeluarkan hasil blending masing-masing menurut resep mereka yang sangat
dirahasiakan. Karena itu untuk memproduksi kopi bubuk sesuai dengan tuntutan pasar manca negara diperlukan
transfer pengetahuan dan teknologi. Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkannya, kecuali kopi
instan .
Dalam perkembangan terkini, kopi bubuk yang telah dimodifikasi dengan adanya penambahan rasa, seperti
adanya rasa manis, ditambah susu, serta rasa lain seperti coklat, mocca membuat kopi bubuk semakin banyak
dinikmati. Kelas kopi bubuk seperti itu biasa disebut kelas kopi bubuk instant. Kopi bubuk instant banyak sekali merek dan produk semacam ini dipasar lokal dalam negeri. Sekitar tahun 1999 merek kopi bubuk instant yang
bertahan dan berkembang dengan pesat adalah kopi bubuk; Nescafe, Indocafe, Dan Torabika. Pada tahun-tahun
sebelum 1999, muncul kopi dengan merek Aneka cofee dan Pro.
Dalam memenangkan sebuah persaingan industri adalah dengan mengetahui perilaku konsumen yang dijadikan
target. Banyak cara untuk mengetahui perilaku konsumen salah satunya adalah dengan cara mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Atau dengan para produsen mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi para
konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka. Dengan banyaknya hal yang melatar belakangi konsumen dalam
mengkonsumsi produk kopi, terutama produk olahan kopi bubuk, maka menuntut setiap produsen kopi bubuk untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mereka mengkonsumsi produk kopi bubuk mereka. Untuk itulah
diperlukan sebuah riset atau penelitian yang mengkaji sebuah permasalahan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku mereka dalam mengkonsumsi produk kopi bubuk.
Dalam penelitian ini, agar dapat mempersempit sebuah permasalahan mengenai konsumen yang selalu
mengkonsumsi kopi bubuk, maka perlulah dipilih sebuah produk yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Dari
sekian banyak produk dan merek dipasar lokal, maka peneliti mengambil produk kopi bubuk Kapal Api sebagai
obyek dalam penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa kopi Kapal api mereknya sudah terkenal dan memiliki
konsumen yang loyal.
Dalam sebuah artikel yang berumber dari situs internet (http//manbisnis. Tripod. Com.2005), dijelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dalam proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan sebaiknya masalah banyak factor yang melingkupi pengambilan keputusan
tersebut yang meliputi; faktor kebudayaan, faktor demografis, faktor sosial, faktor individu, dan faktor psikologis
yang sangat kuat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2001), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang
Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan
Dorang Surabaya)”, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli
minyak goreng merek ikan dorang adalah faktor harga, ketersediaan, diskon, rekomendasi dari orang kepercayaan,
warna dan ukuran kemasan, rasa, kestabilan rasa dan merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol, dan mineral tambahan,
kemasan tembus pandang. Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor ketersediaan, harga, dan diskon.
Dalam penelitian lainnya Susana (2000), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku
Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya”, menyimpulkan bahwa konsumen
dalam membeli film kamera merek fuji dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, mutu, harga, merek,
pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat, promosi, dan situasi pembelian. Kesemua faktor tersebut berpengaruh secara positif, dan factor yang paling dominan adalah faktor promosi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rastini (2001), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan menginap di hotel berbintang tiga yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang mempengaruhi yaitu
lingkungan, personal traits, kondisi fisik, sosial dan referensi, produk, promosi, budaya, harga, individu, dan proses.
Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa sangat banyak faktor yang
mempengaruhi atau melatar belakangi sebuah perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan pembelian terhadap suatu produk baik itu berupa produk berwujud atau yang tidak berwujud (jasa).
Melihat begitu pentingnya sebuah penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli sebuah produk maka atas dasar latar belakang masalah
tersebut maka saya mengambil sebuah judul untuk penelitian saya dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API
(STUDY KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)”.
B. Perumusan Masalah Penelitian
22
berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka perumusan permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis: Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi.
b. Manfaat praktis
1). Masyarakat, sebagai acuan bagi masyarakat dalam mengetahui sebuah produk yang baik.
2). Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dan
keinginan konsumennya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam
sebuah dunia bisnis. Pemasaran banyak memiliki arti atau definisi yang
berbeda-beda, namun akan bermuara pada sebuah kesepakatan tentang arti
pemasaran itu sendiri. Pemasaran itu sendiri berasal dari kata “Pasar”, yang
memiliki arti merupakan sesuatu yang abstrak, bukan sesuatu yang
memungkinkan terjadinya transaksi, tapi pada intinya pasar itu sendiri
merupakan tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran.
Pemasaran menurut beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut, menurut
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat atau (American Marketing
Association), pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan yang
diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Philip Kotler (2000:14) menjelaskan pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan
distribusi dari gagasan barang dan jasa untuk mencapai pertukaran yang
memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi.
Dari dua definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pemasaran dilakukan oleh individu-individu dan organisasi. Tujuan pemasaran
adalah memberi kemungkinan, memudahkan, dan mendorong adanya
24
pertukaran. Tujuan pertukaran itu sendiri adalah untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia.
Konsep-Konsep Pemasaran
Dalam konsep pemasaran terbagi menjadi beberapa konsep yang
menjelaskan berbagai filosofi di dalam ilmu pemasaran. Konsep pemasaran
tersebut terdiri dari: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan,
konsep pemasaran, konsep pemasaran masyarakat.
Konsep produksi menjelaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk yang tersedia secara luas (Philip Kotler, 2000:17). Dalam konsep ini
menjelaskan bahwa konsumen sangat menyukai sebuah produk yang mudah di
dapat dan harganya relatif murah.
Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-
produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif
(Philip Kotler, 2000:18). Hal yang dapat diambil dari konsep ini adalah
menyatakan bahwa konsumen sangat respons terhadap produk yang
menawarkan sebuah ciri yang lebih unggul dibandingkan dari pesaingnya.
Konsep penjualan memberikan penjelasan bahwa para konsumen sangat
menyukai sebuah serangkaian usaha promosi dan serangkaian usaha penjualan
yang dilakukan oleh produsen (Philip Kotler, 2000:22). Dalam konsep ini
konsumen berpandangan bahwa konsumen akan membeli banyak produk bila
produsen mengimbanginya dengan usaha penjualan dan usaha promosi yang
gencar.
25
Konsep Pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan
pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:23). Konsep pemasaran ini bersandar pada
empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan konsumen, pemasaran terpadu,
dan profitabilitas.
Konsep pemasaran masyarakat menjelaskan bahwa produsen saat ini tidak
hanya berorientasi pada konsumen saja, akan tetapi berorientasi pada
masayarakat atau manusia (Philip Kotler,2000:25). Konsep ini menjelaskan
sebuah pandangan bahwa produsen yang baik adalah yang bukan hanya
berorientasi pada profit saja, namun berorientasi pada kesejahteraan
konsumennya.
Dalam sebuah pengertian konsep pemasaran menurut Philip Kotler dan
Gary Amstrong (2000:6), menjelaskan bahwa konsep inti pemasaran terdiri
dari:
1. kebutuhan (needs), konsep yang paling pokok melandasi permasalahan
adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang
didasarkan tidak ada dalam diri seseorang. Kebutuhan manusia memiliki
banyak kebutuhan yang komplek. Meliputi kebutuhan fisik, pokok akan
pangan, sandang, dan keamanan, kebutuhan social akan perasaan memiliki
kasih sayang dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri.
2. Keinginan (Wants), konsep pokok kedua dalam pemasaran ini menjelaskan
bahwa keinginan manusia yang merupakan kebutuhan manusia yang
26
dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Dengan berkembangnya
masyarakat, maka keinginan para anggota masyarakat dihadapkan pada
obyek yang semakin melimpah yang membangkitkan minat dan hasrat
mereka.
3. Permintaan (demand), manusia mempunyai keinginan yang hampir tidak
terbatas, sedangkan sumber daya terbatas. Mereka memiliki produk yang
menghasilkan kepuasan tertinggi untuk uang mereka. Keinginan mereka
menjadi permintaan bila di dukung daya beli mereka.
4. produk (Product), kebutuhan dan keinginan juga permintaan manusia
memberikan kesan adanya produk untuk memenuhi semuanya itu.
Semakin besar manfaat suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka semakin baiklah produk tersebut di dalam
pasar.
5. Pertukaran (Exchange), pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh
suatu obyek yang dinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu
sebagai gantinya. Pemasaran terjadi apabila seseorang memutuskan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran.
6. Transaksi (Transactions), menjelaskan bahwa dalam sebuah pertukaran
adalah sebagai konsep inti dalam pemasaran, maka transaksi merupakan
sebagai satuan ukuranya. Transaksi adalah perdagangan nilai antara dua
pihak atau lebih. Transaksi melibatkan sedikitnya dua pihak atau lebih.
Transaksi juga melibatkan sedikitnya dua barang yang bernilai dengan
27
syarat-syarat yang disepakati pada waktu keesempatan dan tempat
kesempatan.
7. Pasar (Market), dalam sebuah transaksi akan mengarah pada sebuah
konsep pasar. Dimana hubungan transaksi dengan pasar adalah semakin
bertambahnya orang dan transaksi yang terjadi di masyarakat, maka
jumlah pedagang dan pasar pun meningkat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli sangatlah berbeda-beda,
salah satunya menurut Kotler (2000:182), yang menjelaskan bahwa perilaku
konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka. Oleh sebab itulah memahami perilaku konsumen dan mengenal
kebutuhan dan keinginan mereka sangatlah tidak pernah sederhana.
Dari definisi tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai
produsen mereka harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap sebuah
produk, maka produsen dapat mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
membeli produknya, pada saat mereka membutuhkannya.
Berikut ini adalah sebuah gambar yang menggambarkan model perilaku
konsumen yang menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh
konsumen untuk membeli:
28
Gambar 2. 1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
Sumber: Philip Kotler, 2000: 61
Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior, menjelaskan
proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan
pembelian. Model ini diawali dengan rangsangan pemasaran (marketing
stimuli) yang terdiri dari:
1. Produk (product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh
konsumen, baik secara kualitas dan kuantitasnya.
2. Harga (Price), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan
konsumen dalam memperoleh manfaat yang diinginkan.
3. Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga produk
dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah.
4. Promosi (promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga
keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen.
Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan adanya
rangsangan-rangsangan lain-lain, yang meliputi:
Marketing stimuli Other Stimuli
- Product - Economic
- Price -Technology
- Place - Political
- Promotion - Cultural
Buyer Buyer Decision
Charateristic process
- Cultural - Problem recog
- social nition
- Personal - Information se
- Psycologi arch
- Evaluation
- Decision
- Post Purchase
Behavior
Buyer Decision
- Porduct Choice
- Brand Choice
- Dealer Choicxe
- Purchase Timing
- Purchase amount
29
1. Ekonomi: dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia dalam suatu
perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada tingkat dan
distribusi yang berbeda-beda.
2. Tehnologi: dalam ini menjelaskan bahwa dapat membentuk hidup manusia
serta dapat memberi dampak positif atau negatif dalam kehidupannya.
3. Politik dan hukum: menjelaskan bahwa keadaan politik dan hokum sangat
mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat berpengaruh pada
keputusan pembelian.
4. Budaya: meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dibentuk oleh
masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti
model atau trend terbaru.
Dari rangsangan-rangsangan tersebut membentuk buyer characteristic
(karakteristik konsumen), yang meliputi: cultural (kebudayaan), sosial
(social), personal (pribadi), psikologi (psykology). Di dalam bukunya pula
menurut Philip Kotler (2000:63), menjelaskan dalam bagannya bahwa faktor-
faktor tersebut terbagi dari beberapa variabel, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
30
Gambar 2. 2
Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli
Sumber: Philip Kotler, 2000:63
Hal tersebut merupakan karakteristik pembeli, dimana mendorong
konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli barang
sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari pemilihan produk yang dibeli.
Karakteristik pembeli tadi juga dapat disebut sebagai faktor-faktor yang
memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Faktor-
faktor tersebut secara lebih jelas, dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Faktor budaya, dalam faktor ini terbagi-bagi lagi budaya itu sendiri
menjadi beberapa sub variabel, penjelasan mengenai su-sub bagian
tersebut adalah berikut ini:
a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar. Meliputi kumpulan berbagai nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku, kebiasaan.
Kebudayaan :
1. Kultur
2. Subkultur
3. Kelas sosial
Sosial:
1. Kelompok
acuan
2. Keluarga
3. Peran dan
status
Personal:
1. usia
2. penghasilan
3. Gaya hidup
Psikologis:
1. motivasi
2. persepsi
3. Pembelajar
an
4. keyakinan
Pembeli
31
b. Sub-budaya, masing-masing dari budaya terdiri dari sub-sub budaya
yang lebih kecil lagi. Dimana memberikan memberikan ciri lebih
banyak dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya
meliputi: kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
c. Kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai,
minat, perilaku yang serupa.
2. Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan sosial
konsumen tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai berikut:
a. Kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang, yang meliputi: rekan kerja, teman dekat, teman
sekomunitas, kelompok keagamaan, dan sebagainya.
b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam mayarakat. Disebabkan keluarga merupakan kumpulan
orang-orang terdekat konsumen tersebut.
c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan
seseorang dalam sebuah lingkungan.
3. Faktor individu, Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karateristik tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku konsumen juga dapat
dipengaruhi oleh usia konsumen tersebut, dan juga kebutuhan juga
32
dipengaruhi oleh usia konsumen. Semakin tua makan kebutuhan akan
semakin besar. Sedangkan tahap siklus hidup merupakan pembagian
dari periode hidupnya.
b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi, jenis pekerjaan sangat
memepengaruhi pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan
konsumen, maka tingkat kebutuhan dan keinginannya akan semakin
besar. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku
konsumen hal ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar
penghasilan maka akan semakin besar pula kebutuhan.
c. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang di ekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup juga
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkunganya.
d. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian merupakan karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya.
4. Faktor psikologis, Dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa
bagian psikologis seorang manusia, meliputi:
a. Motivasi atau dorongan, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk
melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk
melakukan pembelian.
33
b. Persepsi, merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
c. Pembelajaran, meliputi perubahan prerilaku yang terjadi pada diri
seseorang yang didasarkan pada pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap, keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan
evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau merugikan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.
Menurut Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.J ihalauw (2005:14),
menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam membuat sebuah keputusan
pembelian menggunakan semua faktor yang ada, baik internal maupun
eksternal. Berikut ini adalah menggambarkan bagaimana faktor-faktor tersebut
mempengaruhi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk
serta apa yang terjadi setelah mengkonsumsinya. Dalam model tersebut
tergambar dengan jelas faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian, dan juga proses konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian tersebut.
34
Gambar 2. 3
Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw
Sumber: Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:14
Pengaruh
Internal:
1. Kebutuhan dan
motivasi
2. Kepribadian
3. Psikografis
4. Persepsi
5. Pembelajaran
6. Sikap
Konsumen:
1.Kebutuhan
atribut produk
2. Sikap
3. Persepsi
4. Gaya hidup
Pengaruh Eksternal:
1. Keluarga
2. Kelas social
3. Budaya dan sub
budaya
4. kelompok acuan
5. komunikasi
pemasaran
Mencari dan
mengevaluasi
Menentukan
alternatif-alternatif
Menentukan pilihan
dan memutuskan
membeli
Membeli
Prilaku pasca membeli
Desonansi pasca
membeli
Puas atau tidak puas
35
Melihat dari model tersebut, maka dapat dikatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah
terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari:
kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografis, persepsi, pembelajaran,
sikap. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari: keluarga, kelas sosial, budaya
dan sub budaya, kelompok acuan, dan komunikasi pemasaran.
1. Faktor atau pengaruh internal yang meliputi beberapa item tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kebutuhan dan motivasi, kebutuhan adalah esensi dari konsep
pemasaran modern. Dalam hal ini kebutuhan meliputi; kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan sosialisasi, dan kebutuhan aktualisasi.
Sedangkan motivasi daya dorong untuk berperilaku dan perilaku itu
mengarah kepada tujuan tertentu.
b. Kepribadian, merupakan esensi yang mencerminkan perbedaan
individu. Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan dalam waktu
yang lama. Serta kepribadian itu dapat berinteraksi dengan situasi.
c. Psikografis, menurut Mowen didalam Ristiyanti dan John Ihalauw,
psikografik merupakan kajian tentang apa yang membentuk seorang
konsumen secara psikologis. Ada dua konsep dalam psikografik yaitu;
memberi gambaran mengenai ciri-ciri psikologis konsumen yang
mengarah pada identifikasi kepribadian konsumen, memandang
psikografis sebagai kajian tentang activites (aktivitas), Interest (minat),
dan opinions (pendapat). Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa
36
psikografis dapat menggambarkan style atau gaya hidup seseorang
konsumen.
d. Persepsi, merupakan proses di mana sensasi yang diterima oleh
seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan diinterpretasikan.
e. Pembelajaran, merupakan perubahan perilaku yang relatif tetap, yang
terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Pembelajaran dapat disebut
pula dari sebuah akibat pengalaman dalam sebuah kejadian.
f. Sikap, merupakan langkap yang bersifat permanen yang
mempengaruhi perilaku seseorang konsumen dalam bertindak.
2. Sedangkan faktor atau pengaruh eksternal pada kosnumen yang
menyebabkan konsumen membeli sebuah produk, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Keluarga, sangat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi
sebuah produk. Dalam artian individu-individu yang ada didalamnya
adalah sebagai referensi konsumen untuk mengetahui sebuah produk.
b. Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat berdasarkan kriteria
tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Adapun
dalam penerapanya sebuah kelas sosial sangat pembagiannya sangatlah
berbeda-beda berdasarkan sudut pandang yang dianut oleh masyarakat
tersebut (Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:178).
c. Budaya, merupakan keyakinan, nilai-nilai, perilaku, dan obyek-obyek
materi yang dianut dan digunakan oleh komunitas atau masyarakat
37
tertentu ( Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:184). Budaya meliputi;
kebiasaan masyarakat, keyakinan, dan nilai-nilai adat.
d. Kelompok acuan, kelompok acuan dapat diartikan sebagai dua atau
lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu
baik bersifat pribadi dan tujuan bersama. Kelompok acuan dalam
kaitannya konsumen membeli sebuah produk meliputi: keluarga dan
sanak keluarga, teman dekat, kelompok sosial formal atau rekan
sekomunitas, kelompok kerja atau rekan kerja, kelompok belanja (
Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:150).
e. Komunikasi pemasaran, pada dasarnya adalah praktik yang dilakukan
untuk memberikan atau saling bertukar informasi. Komunikasi
pemasaran dapat dilakukan melalui pemasaran langsung, periklanan,
promosi penjualan, dan sebagainya.
Menurut James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, didalam
Saladin (2003:19), menjelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Yaitu pengaruh lingkungan yang terdiri dari; budaya,
kelas sosial, keluarga, dan situasi. Pengaruh individu yang terdiri dari;
motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan
demografi. Proses psikologis terdiri dari; pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap, dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama
dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
38
D. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler, 2000:190, untuk sampai pada tahap pembelian, terdapat
langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses
pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: identifikasi
kebutuhan, pencarian alternatif, evaluasi alternatif, perilaku pembelian, dan
perilaku purna beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 4
Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Phillip kotler, 2000:193
1. Identifikasi masalah: merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan yang timbul dari ransangan internal atau
rangsangan eksternal.
2. Pencarian informasi: konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan
mencari informasi mengenai produk tersebut.
3. Evaluasi alternatif: sesudah mendapatkan informasi mengenai produk
tersebut, maka dibuatlah evaluasi untuk memilih satu atau beberapa
alternatif.
4. Keputusan membeli: sesudah mengevaluasi sebuah produk dan melihat
secara jelas produk tersebut, maka konsumen membuat keputusan untuk
membeli sebuah produk.
5. Evaluasi purnabeli: Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk,
konsumen merasakan sebuah tingkat kepuasan atau tingkat ketidakpuasan.
Identifikasi
Masalah
Pencarian
alternatif
Evaluasi
Alternatif Keputusan membeli
Evaluasi
Purna beli
39
Sesudah melalui serangkaian tahapan dalam melakukan proses pembelian,
maka selanjutnya melakukan sebuah keputusan pembelian bagi konsumen
dalam model diatas, dijelaskan konsumen terdapat lima keputusan pembelian
pada konsumen, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemilihan produk (product choice), maksudnya menjelaskan bahwa
konsumen dapat melakukan pemilihan produk sekehendak mereka.
2. Pemilihan merek (brand choice), konsumen bebas memilih merek yang
mereka anggap cocok untuk dikonsumsi.
3. Pemilihan saluran distribusi (dealer choice), konsumen dapat memilih
mereka menggunakan jasa saluran distribusi yang mereka anggap cocok.
4. Pemilihan waktu pembelian (purchase timing), konsumen dapat memilih
waktu yang mereka anggap tepat dalam melakukan pembelian.
5. Pemilihan jumlah pembelian (purchase amount), konsumen bebas
berkehendak untuk menentukan jumlah barang yang akan mereka beli.
Dalam pengambilan keputusan konsumen sangatlah berbeda-beda.
Bergantung pada jenis keputusan pembelian tersebut. Maka dalam perilaku
saat melakukan pembelian terbagi dalam beberap jenis, yaitu:
1. Perilaku pembelian yang rumit, dalam jenis ini konsumen memiliki
keterlibatan yang tinggi. Tahapan pembelian dalam jenis ini terbagi
menjadi tiga; pertama konsumen mengembangkan keyakinan tentang
produk, kedua ia membangun sikap tentang produk tersebut, ketiga ia
membuat pilihan pembelian yang cermat.
40
2. Perilaku pembelian pengurang ketidakyamanan, keterlibatan konsumen
dalam jenis perilaku pembelian ini sangat terlibat. Dalam pembelian ini
konsumen banyak mempertimbangkan hargadan tidak peka terhadap
merek serta kualitas sehingga langsung dengan cepat membelinya, sesudah
itu terjadilah disonansi (ketidaknyamanan) sesudah merasakan produk
tersebut.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan, dalam jenis pembelian ini terjadi
karena konsumen membeli karena telah terbiasa membeli sebuah produk,
bukan akibat kesetiaan terhadap sebuah merek.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi, dalam jenis pembelian ini
konsumen selalu melakukan pembelian dengan berganti merek, bukan
karena mencari kepuasan namun mencari keragaman dari berbagai merek.
Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk, konsumen sangat
dipengaruhi oleh berbagai hal. Disamping faktor-faktor yang ada pada atribut
produk, kondisi internal konsumen, dan juga kondisi eksternal konsumen. Hal
tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi deregulasi, konvergensi tehnologi, dan
evolusi cepat proses pembelian. Dari beberapa penyebab seperti deregulasi,
konvergensi tehnologi, dan evolusi cepat proses pembelian, menyebabkan
para produsen saling berkompetisi untuk merebut minat konsumen. Pada
akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi kompetensi bisnis mereka. Dalam
hal ini para produsen akan melakukan empat langkah kompetensi kepada para
konsumen meliputi: produsen akan menjadi terlibat dalam menarik konsumen
aktif, memobilisasi masyarakat untuk menjadi konsumen, mengelola
41
keragaman konsumen, produsen perlu merevisi beberapa hal mekanisme pasar
harga dan sebagainya. (Prahalad dan Ramaswarmy, 2009:24). Apabila hal
tersebut dilaksanakan akan terjadi perubahan pada perusahaan tersebut dalam
peningkatan penjualan produknya.
E. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix), merupakan seperangkat alat
pemasaran yang digunakan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:18).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan pada dasarnya bauran pemasaran
mempunyai arti yang sama dimana pendekatannya pada campuran alat-alat
atau variabel-variabel yang termasuk dalam bauran pemasaran atau lebih
dikenal dengan “4P”, yang terdiri dari: Produk, harga, distribusi, dan promosi.
Variabel-variabel bauran pemasaran merupakan variable-variabel yang
terdiri dari:
1. Produk, Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide. Produk mencakup berbagai hal didalamnya meliputi:
kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi,
imbalan (Philip Kotler, 2000: 18). Produk dapat dikatakan suatu sifat yang
komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, harga prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
42
pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan.
2. Harga, Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk
mendapatkan produk tersebut. Harga merupakan factor penting dalam
sebuah keberhasilan penjualan. Harga meliputi: daftar harga, rabat atau
diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit (Phili Kotler,
2000:65). Dalam penentuan harga, setiap perusahaan yang memproduksi
barang yang sama belum tentu harganya sama, namun harga dapat pula
berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan itu dapat terjadi berdasarkan
pembeli, produk, tempat, dan waktu.
3. Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke
tangan konsumen. Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan. Rangkaian perantara perusahaan berupa
pengantaran dari produsen sampai ke konsumen biasa disebut juga dengan
saluran distribusi (Channel of Distribution) (Philip Kotler, 2000:69).
Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan
outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh
suatu produk.
4. Promosi, merupakan kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan
mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Tujuan
kegiatan promosi adalah agar konsumen mau untuk mengkonsumsi
produknya (Philip Kotler, 2000:67). Variable-variabel promosi terdiri dari:
periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan langsung, penjualan
43
personal. Dalam pelaksanaanya kegiatan promosi ada yang langsung
dijalankan oleh perusahaan itu sendiri, atau pun petugas khusus dalam
perusahaan tersebut, dimana dalam pelaksanaanya secara langsung
menghubungi calon pembeli untuk memperkenalkan, mengingatkan, dan
menyakinkan produk yang mereka pasarkan.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Benyamin Parubak, Armani Thoyib, Agus
Suman, dengan judul; “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan
Konsumen Dalam Pembelian Kain Donggala Dikota Palu”, menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
melakukan pembelian kain donggala. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis factor dan regresi berganda. Ada 7 faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian produk kain
donggala, yaitu: (1) faktor budaya, faktor ekonomi, faktor budaya, faktor
psikologis, (2) faktor gaya hidup, (3) faktor mutu, (4) faktor promosi, (5)
faktor referensi, (6) faktor harga, (7) faktor produk. Dalam penelitian ini,
berdasarkan dari Hasil dari proses tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
teknik ini dalam menjelaskan keragaman seluruh data yang ada adalah sebesar
73,9%, sedangkan sisanya 20,1% tidak mampu dijelaskan dengan baik oleh
teknik ini. Nilai kumulatif variance sebesar 73,9% ini masih dipandang baik
dalam menjelaskan fenomena data yang ada karena masih di atas 50%, artinya
44
lebih dari 50% variabilitas data masih dapat dijelaskan dengan baik oleh
teknik ini.
Jumlah faktor ditentukan berdasarkan “percent of variance” yang lebih
besar dari 5%. Dan diperoleh hasil 7 faktor dengan 15 variabel yang ditahan di
dalam model, sedang 4 variabel lainnya dikeluarkan dari model karena tidak
memenuhi kriteria MSA (Measures of Sampling Adequacy) lebih besar dari
0,50. Kemudian dengan melakukan rotasi faktor varimax diperoleh hasil
sebagai berikut.
Ada 15 (lima belas) variabel yang tersebar kedalam 7 (tujuh)
faktor merupakan variabel-variabel yang dipertimbangkan
konsumen dalam pembeluan Kain Donggala. Untuk menguji
ketepatan model, dengan program SPSS 6.0 diperoleh hasil
besarnya prosentase resedual di atas 0,05 adalah 40% atau
sebanyak 42 residual. Hal ini mengindikasikan bahwa model masih
memiliki ketepan sebesar 60% pada tingkat penyimpangan 5%.
Dalam hasil uji rotasi faktor varimax dihasilkan bahwa (1) faktor budaya,
ekonomi, psikologis (faktor nilai budaya, persepsi, sikap, dan pendapatan)
menghasilkan Eigen value dengan angka 3,49865, dengan variance 23,3 %.
(2) sedangkan faktor gaya hidup ( faktor Gaya hidup Opini pemimpin
Prestise Kebutuhan ) Eigen valuenya adalah 2,05848 dengan variance 13,7 %,
(3) faktor mutu ( faktor mutu kepribadian) dengan nilai Eigen value 1,54813
serta variance 10,3 %, (4) Faktor Promosi (Pekerjaan, Iklan) dengan nilai
45
Eigen value 1,18476 serta variance 7,9, (5) faktor referensi (faktor keluarga)
dengan nilai Eigen value 1,00375 serta variance 6,7%, (6) faktor harga (harga
produk) dengan nilai Eigen value 0,90674 serta variance 6,0, (7) faktor produk
(motif atau corak) dengan nilai eigen value 0,87783 serta variance 5,9 %.
Sedangkan hasil analisis regresi berganda adalah bahwa koefisien determinasi
( R2) adalah 0,26234 atau 26%. Hal ini berarti 26% variasi jumlah pembelian
konsumen (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh ke-7 (tujuh) faktor
sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel
(faktor) yang ada di luar model analisis. Ketujuh faktor tersebut adalah : Faktor-1
(faktor budaya,ekoniomi dan psikologis), Faktor-2 (faktor gaya hidup) ;
Faktor-3 (faktor mutu); Faktor-4 (faktor kelas sosial) ; Faktor-5 (kelompok
referensi) ; Faktor-6 (faktor harga); dan Faktor-7 (faktor produk).
Selanjutnya untuk pengujian model didukung oleh uji F, dimana F hitung
sebesar 7.47318 signifikan pada ∝ = 1 % (karena sig F = 0,0000 lebih kecil
dari 0,01) yang berarti bahwa ketujuh variabel independen secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kemudian
untuk mengetahui signifikansi dari maisng-masing variabel independen secara
parsial dapat dilihat pada tabel 4.11, dimana dari 7 (tujuh) faktor yang ada
terdapat 1 (satu) faktor (variabel) yang signifikan terhadap pembelian Kain
Donggala yaitu Faktor-1 (faktor budaya,ekonomi dan psikologis) . Faktor ini
memiliki koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,245588 (tertinggi dari
enam faktor yang lain).
46
Penelitian yang dilakukan oleh Titiek Multifiah, Eka Sulistyawati, Armanu
Thoyib, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen Dalam Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Seni (Art Shop)
Di Kecamatan Sukawati, Gianyar, bali”. Dalam penelitian ini menggunakan
dua model analisis yaitu: analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan, dengan analisis faktor diketahui bahwa dari 20
variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor. Sisanya 3
variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5
yaitu variabel potongan harga (X12) dan dua variabel tidak memenuhi kriteria,
dimana communality <0,5 yaitu variabel saluran distribusi (X16) dan variabel
sarana lain (X20). Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 17
variabel yang ditahan di dalam model dan mengelompokkan ke dalam 6 faktor
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian produk patung kayu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor
harga dengan eigen value 4,63653, faktor promosi dengan eigen value
3,15352, faktor referensi dengan eigen value 1,87740, faktor produk dengan
eigen value 1,58539, faktor budaya dengan eigen value 1,34874 dan faktor
kondisi fisik dengan eigen value 1,10984. analisis regresi berganda diketahui
74% keputusan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh enam faktor sebagai
variabel independen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model
analisis yang diduga diantaranya adalah adanya perubahan selera konsumen
yang ingin kembali menyatu dengan alam dan peristiwa politik Indonesia yang
kurang mendukung bagi kunjungan wisatawan mancanegara. Hal ini terlihat
47
dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,74504. Model ini juga
digunakan untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh paling dominan
di antara 6 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian
produk patung kayu. Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa dari enam faktor
sebagai variabel independen yang dianalisis, secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh
Fhitung=45,29365 > Ftabel =2,29 signifikan pada �=5%. Kemudian dari
enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan
faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini
ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor
yang mempengaruhi konsumen).
Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko, dalam judul penelitiannya yang
berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian
Jasa Warnet Di Kota Jember”, dalam penelitian tersebut peneliti
menggunakan metode analisis Regresi linier berganda. Dengan variabel-
variabel bauran pemesaran (produk, harga, promosi, dan distribusi), individu
konsumen (motivasi, persepsi), dan Lingkungan (budaya, kelompok acuan)
sebagai variable X serta keputusan pemakaian jasa warnet sebagai variabel Y.
Dari hasil Uji F menyatakan secara simultan bahwa fakro-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam jasa pemakaian warnet dengan
memperlihatkan nilai F hitung>F tabel (30.754>3,46), dengan nilai signifikan
0,000 <0,050, dengan demikian secara simultan variabel-variabel X
berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Sedangkan
48
berdasarkan hasil uji T variabel-variabel bauran pemasaran Produk (X1)niali
uji t menunjukkan 0,246, harga (X2) dengan nilai uji t nya 0,266, promosi
(X3) dtidak berpengaruh terhadap keputusan pemakian jasa warnet, personal
traits (X4) dengan nilai uji t nya 0, 248, place (X5) dengan nilai uji t nya 0,234
terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, process (X6) dengan nilai uji t nya
0,146 secara berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, physical
evidence (X7) dengan nilai uji t nya secara parsial berpengaruh terhadap
keputusan pemakaian jasa warnet, motivasi (X8) dengan nilai uji t nya 0,239
berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, persepsi (X9) dengan
nilai uji t nya 0,128 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet,
sikap (X10) dari hasil uji t nya tidak berpengaruh terhadap keputusan
pemakaian jasa warnet, budaya(X12) dengan nilai uji t nya 0,098 berpengaruh
terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelas social (X13) dari hasil uji
tnya nerpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelompok acuan
(X14) dari hasil uji t nya 0,084 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian
jasa warnet. Hal ini mengindikasikan faktor-faktor diatas berpengaruh
terhadap keputusan pemakian jasa warnet, dan faktor yang paling dominan
adalah faktor produk dengan standar koefisien 0,266.
Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri hartini, dan
Muryani, dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Mineral Di
Kotamadya Surabaya”. Dengan hasil penelitian menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumennya adalah: faktor pendidikan, faktor
49
penghasilan, faktor harga, faktor kualitas, faktor distribusi, faktor promosi.
Dengan mengunakan alat analisis regresi berganda, menyatakan bahwa faktor-
faktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan
pembelian air mineral dengan nilai F hitung = 34,677> Ftabel= 2,14. serta
dengan koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda
(R squared) sebesar 0,5188. sedangkan faktor yang dominan dalam penelitian
ini adalah faktor harga.
Penelitian yang dilakukan oleh Gandhi Pawitan, yang berjudul “On Use
Of Factor Analysis In Analizing Service Quality performance”, tahun
penelitiannya adalah 2008, hal yang diteliti adalah dimensi kualitas pelayanan
dengan menggunakan analisis faktor dan metode servqual (service quality).
Menyatakan bahwa ada 6 enam faktor yang terbentuk yaitu: faktor 1
dinamakan Responsiveness, faktor 2 dinamakan Tangibles, faktor 3
dinamakan responsiveness, faktor 4 dinamakan reliability, faktor 5 dinamakan
assurance, faktor 6 dinamakan emphaty. Dimana penggunaan analisis faktor
pada penelitian ini adalah untuk melihat 5 dimensi kualitas pelayanan pada
institusi pendidikandan penerapanya pada institusi pendidikan tinggi. 5 faktor
dimensi kualitas pelayanan terbagi menjadi 20 variabel dari tabel total
variance explained, terbentuk 6 faktor. Sesudah itu 6 faktor itu berguna untuk
melihat bentuk (performance) kualitas pelayanan pada institusi perguruan
tinggi tersebut.
50
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif
solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid, 2007:27).
kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih (Sugiyono, 2008:88). Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan
pengaruh faktor-faktor yang melatar belakangi terbentuknya pengaruh
perilaku konsumen. Faktor-faktor dalam penelitian ini meliputi; faktor produk,
faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor budaya, faktor pribadi,
faktor sosial, faktor psikologi. faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 27
variabel. Dimana model analisis yang digunakan adalah model analisis faktor,
yang bertujuan untuk melihat berapa banyak faktor-faktor yang berpengaruh
bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk
Kapal Api, dalam penelitian ini faktor-faktor yang terbentuk nanti, merupakan
gambaran bahwa faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi konsumen
dalam memutuskan membeli sebuah produk.
51
Gambar 2. 5
Kerangka Pemikiran
(Sumber Sugiyono, 2008:67)
Keterangan:
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan
Analisis
Faktor
Faktor
I Fakt Faktor
III
Faktor
IV
Faktor
Ke- n
Faktor
produk
Faktor
harga
Faktor
Promosi
Faktor
Distribu
Faktor
Budaya
Faktor
individu
Faktor
Sosial
Faktor
Psikologi
52
1. Faktor produk, dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah para
konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk, khususnya kopi Kapal Api.
Untuk menilai tersebut berdasarkan penelitian Wahyudiawan, Ujang
Sumarwan, Hartoyo (2002:60), menyatakan bahwa agar dapat meneliti
orang-orang yang mengkonsumsi kopi, caranya dengan melihat atribut
produk kopi itu sendiri. Atribut produk kopi terdiri dari; citarasa, aroma,
tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan. Berdasarkan penelitian
tersebut maka penelitian ini faktor produk variabelnya terdiri dari:
citarasa, aroma, tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan.
2. Faktor harga dalam penelitian ini terdiri dari variabel kesesuaian harga
dengan manfaat produk, dan harga sebagai pertimbangan akhir. Hal itu
sesuai dengan penelitian Ritawati Tedjakusuma, Hartini, dan Sri
Mulyani (2003:45).
3. Faktor promosi, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu:
Iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung. Pengambilan
variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler dan A. B. Susanto
(2001:145).
4. Faktor distribusi, dalam penelitian ini variabelnya terdiri dari: kemudahan
dalam mendapatkan produk, pelayanan penjual, dan lokasi. Pemilihan
variabel tersebut, berdasarkan penelitian dari Ritawati Tedjakusuma,
Hartini, dan Sri mulyani (2003:56).
5. Faktor Budaya, dalam penelitian ini faktor budaya hanya terdiri dari satu
variabel yaitu: kebiasaan. Hal tersebut diambil berdasarkan pada penelitian
53
Benyamin Parubak, Armanu Thoyib, dan Agus suman (2002:56). Mereka
meneliti tentang keputusan pembelian produk kain Donggala.
6. Faktor Individu, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu:
usia, profesi, penghasilan, pendidikan, dan gaya hidup. Pengambilan
variabel-variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler (2000:191).
7. Faktor Sosial, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu:
keluarga, rekan kerja, teman dekat, dan rekan sekomunitas. Hal ini
berdasarkan pada buku Philip kotler (2000:189), dan juga berdasarkan
pada buku Ristiyanti dan John Ihalauw (2004:35).
8. Faktor Psikologis, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu:
keyakinan, dorongan (motivasi), persepsi, dan pengalaman. Variabel-
variabel tersebut dipilih berdasarkan pada buku Philip Kotler (2000:196).
54
H. Hipotesis
Diduga faktor produk, harga, promosi, distribusi, budaya, pribadi,
psikologi. merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
keputusan pembelian produk kopi bubuk kapal api di kecamatan Ciputat
timur.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat
Timur.hal yang melatar belakangi diambilnya masyarakat kecamatan Ciputat
Timur, disebabkan luas daerah kecamatan tersebut cukup memadai untuk
dilaksanakan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian kopi bubuk Kapal api di kecamatan Ciputat Timur.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Santoso dan Tjiptono didalam M. Hariwijaya
(2008:35), menjelaskan bahwa; populasi merupakan sekumpulan orang
atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang
membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, dalam hal ini
populasi yang diteliti terdefinisikan dengan jelas. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat timur.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang ada, menurut
Santoso dan Tjiptono, didalam M. Hariwijaya (2008:56), menjelaskan
bahwa sampel adalah semacam miniatur dari populasinya. Dalam
56
pengambilan sampel untuk sebuah penelitian dapat digunakan kuesioner,
untuk memperoleh tanggapan dari konsumen yang masuk dalam sampel
yang diteliti. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Accidental sampling, yaitu metode sampel dengan melakukan
pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya tidak peduli apakah
responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitianya
ataupun tidak (Abdul Hamid, 2007:30). untuk menjadi responden, dalam
hal ini adalah masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk.. dalam
penelitian ini sampel yang ditetapkan sebanyak 150 responden yang
dianggap sudah mewakili.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sumber data
primer berasal dari masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk Dengan
menggunakan questionnaire.
1. Data primer, merupakan sumber data yang dilakukan di lapangan, dengan
kata lain data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau
pertama, tidak tersedia dalam bentuk kompilasi atau dalam bentuk file-file,
data harus dicari melalui narasumber atau responden (Jonathan Sarwono,
2006:8). Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
Questionaire yang merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara
memperoleh data dari responden dengan mengutarakan atau mengajukan
57
beberapa pertanyaan tertulis kepada masyarakat. Questionnaire yang akan
diajukan kepada responden berupa sekumpulan pertanyaan tertutup,
dikarenakan jawaban telah tersediakan.
2. Data sekunder, merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut ( Jonathan sarwono,
2006:11), data tersebut dapat diperoleh dari sumber bacaan yang bisa di
dapat dari; buku, internet, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis,
dan media massa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk membuat hubungan antara
fenomena yang diselidiki.
Dalam mengetahui pendapat responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang sudah diajukan. Maka digunakanlah Kuesioner sebagai alat
pengumpulan data merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna
untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam hal ini, maka digunakan
pendekatan skala Likert dengan menggunakan 4 kategori, hal ini dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Model Skala Likert
Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju
Sangat tidak
Setuju
(SS) (S) R (TS) (STS)
5 4 3 2 1
Sumber: Freddy Rangkuti, 2005:66
58
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2008:172). Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan
untuk mengukur pa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini tehnik
yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu:
∑ ∑ ∑∑
∑ ∑ ∑−−
−
=
)()((
))((
2222yyNxxN
yxxyNrxy
Dimana:
X = Pertanyaan nomor tertentu
Y = Skor total
N = Jumlah responden
Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah
sebagai berikut:
0H = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya
1H = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya.
Dengan tingkat signifikan 5 %, dengan hasilR ≤ tabelR = maka 0H tidak
ditolak, sedangkan jika tabelhasil RR ≥ = maka 1H butir pertanyaan valid.
Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas
nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada
masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono, 2006:218).
Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu: :
59
2
2
11 σ
σ∑−
−
=
b
k
kRn
Dimana:
Rn = Relatif instrumen
K = banyaknya pertanyaan
∑2
bσ = jumlah varians
=2
σ varians total.
Dalam penelitian ini menggunakan model analisis, yaitu analisis
faktor, analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
diperkirakan menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan
pembelian kopi bubuk kapal api.
2. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah sebuah model, dimana tidak terdapat variabel
bebas dan tergantung. Analisis faktor tidak mengklasifikasi variabel ke
dalam kategori variabel bebas dan tergantung melainkan mencari
hubungan interdependensi antarvariabel agar dapat mengidentifikasikan
dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunya. Analisis faktor
pertama kali dilakukan oleh Charles spearman, dengan tujuan utrama
analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel
dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor tersebut merupakan besaran
acak (random quantities) yang dapat diamati atau diukur secara
langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan
60
data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel
yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan
melihat interdepedensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang
disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor
yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut (Jonathan
Sarwono, 2006:202). Persamaan atau rumus analisis faktor adalah
sebagai berikut:
iiiiiii UVFAFAFAFAX +++++= .......44332211
Dimana:
iF = variabel terstandar ke-I
1iA = koefisien regresi dari variabel ke 1 pada common faktor I
iV = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor unik ke I
F = Common faktor
iU = variabel unik untuk variabel ke I
M = jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut:
kikiiii XWXWXWXWF ++++= ......33221
Dimana:
iF = faktor ke I estimasi
WI = bobot faktor atau skor koefisien faktor
X K = jumlah variabel
61
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi
yang terkait dengan metode statistik korelasi:
a. Besar korelasi atau korelasi antar independet variabel harus cukup
kuat.
b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain.
c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Barlett
Test Of Spericity atau dengan Measure Sampling Adequacy
(MSA).
Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut
meliputi:
a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
Bartlett of sphericity dan MSA.
c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk
ke dalam faktor tertentu.
e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa
mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
62
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengtahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja
variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel
yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan
sejumlah pengujian.
Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai
kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel
tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain.
Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang
lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu.
Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO
haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05.
sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1,
dengan kriteria:
a. MSA= 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
yang lain.
b. MSA > 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
c. MSA < 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
63
Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi
sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel
yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses
selanjutnya adalah dengan melakukan proses rotasi yang akan
memperjelas kedudukan sebuah variabel didalam sebuah faktor. Dalam
penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini; nilai
eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half
reliability dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua
pendekatan dalam analisis faktor ialah Principal component analysis dan
common faktor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah
varians dalam data yang terkandung dalams emua variabel asli
dipertimbangkan. Sedangkan dalam common faktor analysis faktor hanya
diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan
penelitian menggunakan principal component analysis.
Sama dengan proses faktoring, proses rotasi juga tersedia berbagai
macam cara, yang bisa dibagi menjadi orthogonal dan oblimin. Orthogonal
rotasi, yakni memutar sumbu 90 derajat. Proses ratasi dengan metode
orthogonal dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax.
Sedangkan Oblique rotasi, yakni memutar sumbu ke kanan, tidak harus 90
derajat. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan
menjadi oblimin, promax, orhoblique, dan lainya (Singgih Santoso,
2004:35).
64
E. Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari
serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan
maksud menhindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus
mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran
dan cara pengukurannya (Abdul Hamid, 2007:32). Jadi, operasional variabel
merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada,
dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang
menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa variabel yang berjumlah 27 variabel.
Gambar 3. 2
Operasional Variabel
No Variabel Sub
variabel
Indikator Skala
1
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi konsumen
dalam keputusan
pembelian kopi bubuk
kapal api
Produk
• Cita rasa produk kopi
bubuk kapal api yang khas.
• Aroma kopi kapal api
yang khas
• Tingkat kepahitan kopi Kapal api.
• Warna air kopi kapal api.
• Tingkat kekentalan yang
khas pada produk kopi.
Ordinal
65
Harga
• Kesesuaian antar harga
terhadap manfaat produk
kopi.
• Harga adalah sebagai pertimbangan akhir
konsumen.
Ordinal
Promosi
• Iklan pada produk kopi bubuk kapal api.
• Promosi penjualan pada
produk kopi bubuk kapal
api.
• Pemasaran langsung kopi
kapal api.
Ordinal
Distribusi
• Kemudahan dalam memperoleh kopi kapal
api dipasaran .
• Pelayanan penjual, ketika konsumen membeli kopi
kapal api.
• Lokasi atau tempat konsumen membeli kopi
kapal api.
Ordinal
Budaya • Kebiasaan konsumen dalam minum kopi.
Ordinal
66
Individu • Usia responden yang
mengkonsumsi kopi
bubuk.
• Jenis profesi konsumen yang mengkonsumsi kopi
bubuk.
• Tingkat pendidikan konsumen kopi kapal api
• Tingkat penghasilan
konsumen kopi.
• Minum kopi sebagai
gaya hidup.
Ordinal
Sosial • Keluarga sebagai
referensi dalam membeli produk
• Rekan sekerja sebagai
referensi dalam membeli
produk.
• Teman dekat sebagai
referensi dalam membeli produk.
• Rekan sekomunitas
sebagai referensi dalam
membeli produk
ordinal
Psikologis • Keyakinan diri dalam
minum kopi.
• Dorongan diri dalam minum kopi
• Persepsi dalam minum
kopi
• Pengalaman diri saat
minum kopi.
Ordinal
1
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan PT Santos Jaya Abadi
PT Santos Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang
memproduksi kopi bubuk sebagai produk andalan utamanya. Perusahaan
ini sudah berdiri sejak kurang lebih 79 tahun yang silam. Perusahaan ini
didirikan oleh seseorang keturunan thionghoa Go Shoe Loet, yang lebih
tepatnya berdiri pada tahun 1927. awal mula perusahaan ini berdiri sebagai
sebuah industri rumahan yang sederhana dikota Surabaya.
Pada awalnya industri rumahan ini memproduksi kopi dengan merek
pertamanya yang menjadi Top Brand yaitu “Kapal Api”. Kemudian pada
dalam perkembanganya pada dekade tahun 1970, perusahaan tersebut
melakukan sebuah perkembangan sekaligus perubahan, dimana dengan
munculnya generasi kedua dari keluarga ini mulai melakukan serangkaian
kebijakan diantaranya: dengan memperkenalkan mesin dan peralatan
mutakhir, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, serta memperluas
penyebaran produk hingga ke seluruh daerah jawa timur.
Sekitar pada dekade 1980, perusahaan ini mulai membangun pabrik di
daerah Sepanjang, tepatnya daerah Sidoarjo, jawa timur. Pada dekade ini
Brand atau merek Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan
ini yang sudah tersebar rata hampir diseluruh Indonesia, sekaligus menjadi
pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.
68
Melanjutkan suksesnya merek pioner mereka yaitu Kapal api, maka
dilanjutkan lagi perusahaan ini menciptakan merek baru yang tak kalah
suksesnya dengan kopi kapal api, merek-merek baru yang dibuat oleh PT
Santos Jaya Abadi yang sukses beredar dipasaran diantaranya adalah:
ABC, dan Good Day. PT Santos Jaya Abadi memiliki visi, misi, serta
motto sebagai berikut:
a Visi: Menjadi produsen kopi nomor satu di Asia Tenggara.
b. Misi: dengan meningkatkan mutu produk dan memberi pelayanan yang
berkesinambungan demi memenuhi kebutuhan pelanggan yang berada
di Asia Tenggara, dan memberi keuntungan kepada semua pihak.
c. Dengan nilai: menjaga kualitas produk yang tinggi dan konsisten,
fokus pada kepentingan konsumen dan pedagang (distributor), inovasi
dan kreatif, kerjasama, perkembangan yang berkesinambungan.
d. Motto: “A Quality Cup For A Better Life” (secangkir kopi bermutu
untuk kehidupan yang lebih baik).
Dengan serangkain slogan yang diusung seperti diatas tadi, maka
perusahaan tersebut berkomitmen untuk selalu menjadi yang terbaik
dimata konsumennya serta selalu meningkatkan mutu dan kinerja
produknya.
2. Sejarah Minuman Kopi
kopi merupakan jenis minuman penyegar yang dapat banyak
dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa kantuk, atau diminum pada
69
saat acara tertentu. Sjarah kopi bermula dengan sebuah cerita yang berasal
dari daerah Ethiopia sekitar tahun 800. cerita ini bermula bahwa seorang
penggembala kambing bernama Kaldi menemukan sebuah buah beri yang
bila dimakan oleh kambing-kambingnya dapat memberikan efek kambing-
kambing tersebut bersemangat beberapa saat serta tidak mau tidur pada
malam harinya. Oleh sebab itu Kaldi menyelidiki dan mendapat kesimpulan
bahwa buah beri itulah penyebab semuanya. Kabar berita tentang buah yang
dapat memberikan sebuah kekuatan itu tersebar secara luas, maka
sekelompok para biarawan mencoba membuat sebuah ramuan yang berasal
dari buah beri tersebut, hasilnya para biarawan tersebut mencoba ramuan
yang mereka ujicoba itu dapat membuat mereka bekerja dan berdoa hingga
larut malam, bahkan dapat membantu mereka mampu tidak tidur
semalaman. Berdasarkan cerita itu sejarah kopi bermula, walaupun cerita itu
belum diketahui kebenaranya.
Budidaya tanaman kopi berasal pada abad 15 sampai abad 16, yang
ditanamkan disemenanjung Arabia. Tanaman kopi telah dibudidayakan dan
telah menjadi komoditi perdagangan yang cukup laris saat itu, dengan areal
perdagangan sekitar wilayah mesir, siria, dan turki. Pada waktu itu negara
penghasil utama kopi adalah yaman, serta di semenanjung Arabia bangsa
Arab benar-benar menjaga areal perkebunan kopi yang oleh mereka
dianggap sebagai harta yang berharga.
Bangsa Belanda merupakan bangsa yang membawa tanaman ini ke
Indonesia. Pada saat penjajahan Belanda areal perkebunan kopi meliputi
70
Pulau Jawa, Sumatra, dan sulawesi. Dengan dibudidayakan tanaman kopi ini
dan berhasil maka kopi menjadi komoditi yang cukup laris di pasaran eropa
saat itu. Sekarang kopi sudah menjadi komoditi yang cukup laris di pasaran
internasional.
3. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur
Kecamatan Ciputat Timur merupakan salah satu kecamatan di
kabupaten Tangerang yang pembentukannya ditetapkan dengan peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan Ciputat
Timur, serpong utara dan setu. Yang diresmikan oleh bapak Bupati
Tangerang pada tanggal 10 april 2007. barulah mulai efektif kerja dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan kecamatan. Kecamatan Ciputat
Timur mempunyai luas wilayah 1. 695,5 Ha dengan jumlah penduduk
165.472 jiwa. Pada pertengahan tahun 2007 yang terdiri dari jumlah laki-
laki 78.092 dan jumlah perempuan 87.380 serta 36.138 kepala keluarga
(KK) dan terdiri dari 6 kelurahan yakni: kelurahan Rempoa, Kelurahan
Pondok Ranji, kelurahan Pisangan, dan kelurahan Cirendeu. Dengan
jumlah Rukun tetangga (RT) 419 dan rukun warga (RW) 76, dengan batas
wilayah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan: Kecamatan Pondok aren dan
kecamatan Pesanggrahan (DKI Jakarta).
b. Sebelah selatan berbatasan dengan: Kecamatan Pamulang.
71
c. Sebelah timur berbatasan dengan: Kecamatan Cilandak (DKI Jakarta)
dan kecamatan Limo (Depok).
d. Sebelah barat berbatasan dengan : Kecamatan Ciputat.
B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Dalam melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, maka saya
menyebarkan kuesioner sebanyak 150 buah kepada responden. Dalam hal ini
saya membagi dua sampel yang saya tentukan bahwa dari 150 buah kuesioner
yang saya sebar dan saya bagi kepada 150 buah responden, 50 buah untuk uji
validitas dan reliabilitas atau dengan kata lain untuk tryout sebanyak 50 buah
responden. sedangkan sisanya sebanyak 100 untuk mengolah data dengan
Analisis faktor.
Menurut Sugiyono (2008:172), menjelaskan bahwa dalam hal
membedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen
yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Kalau dalam obyek bewarna merah, sedangkan data yang
terkumpul memberikan data bewarna putih maka hasil penelitian tidak valid.
Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin bewaarna merah maka
sekarang dan besok tetap bewarna merah. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
72
seharusnya diukur. Sedangkan menurut Jonathan Sarwono (2006:219),
menjelaskan bahwa dalam menguji validitas atau reliabilitas, untuk melihat
reliabilitas maka dapat dilihat pada nilai Crombach alphanya, sedangkan untuk
melihat nilai validitas maka dapat dilihat pada kolom Corrected Item total
Correlation, dengan merujuk pada nilai r tabel, pada tabel korelasi product
moment sebagai acuan untuk melihat valid atau tidaknya suatu instrumen.
Hasil uji validitas dan reliabilitas, setelah menyebarkan kuesioner
sebanyak 50 orang menyatakan bahwa reliabilitas berada pada angka 0,875 hal
itu terlihat pada tabel dibawah ini bahwa nilai Cronbach Alpha berada pada
angka 0,875 dari 27 butir pertanyaan yang disebarkan dinyatakan reliabel.
Tabel 4. 1.
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
,875 27
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ke 27 butir
item pertanyaan yang diajukan sudah reliabel. Sedangkan untuk melihat
validitasnya sebuah alat instrumen maka dapat melihat sejauh mana nilai dari
instrumen-instrumen penelitian tersebut. Dalam hal ini saya mengambil
sebanyak 50 orang yang saya jadikan responden untuk melihat, benarkah
butir-butir pertanyaan yang saya gunakan dalam penelitian ini betul-betul telah
tepat atau tidak, untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.
73
Tabel 4. 2.
Hasil Uji Validitas
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Q1 90,58 137,310 ,638 ,865
Q2 90,40 144,286 ,408 ,871
Q3 90,40 144,286 ,397 ,872
Q4 90,52 146,051 ,326 ,873
Q5 90,46 144,662 ,369 ,872
Q6 90,36 144,235 ,400 ,871
Q7 90,24 146,635 ,307 ,874
Q8 90,38 144,730 ,388 ,872
Q9 90,70 141,806 ,494 ,869
Q10 90,58 137,310 ,638 ,865
Q11 90,54 144,743 ,340 ,873
Q12 90,12 144,720 ,406 ,871
Q13 90,20 145,429 ,320 ,874
Q14 90,80 141,388 ,550 ,868
Q15 90,62 141,587 ,459 ,870
Q16 90,26 145,502 ,338 ,873
Q17 90,28 140,696 ,531 ,868
Q18 90,54 146,458 ,318 ,873
Q19 90,58 142,208 ,440 ,870
Q20 90,70 145,643 ,375 ,872
Q21 90,78 142,869 ,426 ,871
Q22 90,34 145,290 ,375 ,872
Q23 90,48 145,602 ,294 ,875
Q24 90,48 141,112 ,517 ,868
Q25 90,18 140,885 ,565 ,867
Q26 90,80 145,959 ,313 ,874
Q27 90,12 143,251 ,510 ,869
Sumber: Hasil output SPSS
Untuk dapat melihat sebuah instrumen penelitian itu berguna atau tidak
dapat dilakukan uji validitas. Dalam melihat nilai-nilai dari butir-butir tersebut
yang berjumlah 27 pertanyaan, maka dapat dilihat dengan mengambil
responden sebanyak 50 orang kita dapat melihat besarnya nilai table r, dengan
ketentuan df = jumlah kasus – 2 (Jonathan Sarwono, 2006:226). Dari
74
ketentuan tersebut, bahwa 50 – 2 = 48, dengan tingkat signifikan sebesar 5 %,
maka angka atau nilai yang berada pada angka 48 dengan tingkat signifikan 5
% adalah 0, 278, berarti untuk melihat sebuah item dari 27 butir pertanyaan
tersebut, maka angka yang dihasilkan haruslah berada diatas 0,278. dan
berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setiap item dari
27 butir pertanyaan nilainya berada diatas 0,278, oleh sebab itu maka dapat
disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan yang berjumlah 27 butir sudah
valid. Dengan demikian instumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dinyatakan valid dan reliabel. Sehingga ke 27 butir pertanyaan
tersebut dapat digunakan untuk keperluan menganalisis selanjutnya.
C. Pembahasan Hasil Kuesioner
Kuesioner yang disebar untuk menguji dengan menggunakan analisis
faktor adalah sebanyak 100 responden. Kuesioner tersebut disebar di beberapa
kelurahan yang berada pada wilayah kecamatan Ciputat Timur. untuk itu
maka, berikut ini adalah penjelasan dan analisa mengenai hasil jawaban
kuesioner dan juga gambaran responden yang menjawab kuesioner.
a. Jenis Kelamin
Tabel 4. 3
Proporsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi Presentase
Pria Wanita
78 22
78,0 22,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer yang diolah
75
Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin terbesar yang menjadi responden
adalah pria dengan total 78 orang sedangkan responden wanita adalah 22
orang. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen pria lebih rentan untuk
minum kopi dibandingkan wanita.
b. Tingkat Usia Responden
Tabel 4. 4
Proporsi Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Frekuensi Presentase
15-20
21-26
27-32
33-38
39-44
45-50
48
37
7
2
2
4
48,0
37,0
7,0
2,0
2,0
4,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas tingkat usia responden yang terbanyak adalah
15 sampai 20 tahun, yang disusul terbanyak kedua adalah 21-26 tahun, yang
menandakan responden terbanyak dengan usia remaja. Disusul dengan usia
27-32 tahun sebagai terbanyak ketiga, 33-38 tahun sebagai tingkat keempat
yang, serta disusul dengan tingkat usia 39-44 tahun dan 45-50 tahun. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa kebanyakan konsumen yang
mengkonsumsi kopi adalah konsumen yang berada pada usia remaja dan
usia kerja.
76
c. Intensitas Mengkonsumsi Kopi Bubuk
Tabel 4. 5
Proporsi Responden Dalam mengkonsumsi Kopi Bubuk Setiap Hari
Keterangan Frekuensi Presentase
Kadang
Sering
56
44
56,0
44,0
Total 100 100
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, menjelaskan bahwa kebanyakan para
responden mengkonsumsi kopi hanya kadang-kadang yang menandakan
bahwa mereka tidak mengkonsumsi kopi setiap hari, sisanya 44 orang sering
minum kopi.
d. Tingkat Mengkonsumsi Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Tabel 4. 6
Proporsi Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Keterangan Frekuensi Presentase
Aktif
Pasif
36
64
36,0
64,0
Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah
Dalam tabel diatas, menjelaskan bahwa proporsi terbanyak responden
yang mengkonsumsi produk kopi Kapal api yang aktif mengkonsumsi setiap
hari hanyalah berjumlah 34 orang, sisanya 64 orang pasif. Hal tersebut
menandakan kebanyakan responden mengkonsumsi kopi dengan merek lain.
Responden yang mengkonsumsi dengan merek lain, dalam pengisian
kuesioner mereka cara mengisinya berdasarkan pengalaman mereka dalam
mengkonsumsi produk kopi Kapal Api.
77
Berikut ini adalah pembahasan hasil kuesioner, berdasarkan pendapat yang
diberikan responden.
Tabel 4. 7
Citarasa Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q1
18 18,0 18,0 18,0
10 10,0 10,0 28,0
45 45,0 45,0 73,0
27 27,0 27,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 45 orang setuju, 27
sangat setuju, 10 orang ragu, 18 orang tidak setuju, sedangkan tidak ada
yang berpendapat sangat tidak setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa kopi
Kapal api memang memiliki citarasa yang sangat khas dimata konsumen.
Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:70), menjelaskan bahwa cita
rasa sangat penting untuk produk-produk makanan dan minuman. Maka
produk makanan dan minuman yang baik haruslah lebih menekankan
citarasanya. Hal ini disebabkan bahwa citarasa merupakan salah satu atribut
produk yang utama pada sebuah produk yang dikonsumsi oleh seorang
konsumen. Dengan adanya citarasa yang khas, maka konsumen akan dapat
selalu membeli produk tersebut secara berulang. Melihat dari hasil jawaban
responden maka dapat disimpulkan bahwa kopi Kapal Api memiliki citarasa
yang baik dimata konsumen.
78
Tabel 4. 8
Aroma Produk Kopi Kapal Api
Q2
12 12,0 12,0 12,0
12 12,0 12,0 24,0
53 53,0 53,0 77,0
23 23,0 23,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 23 orang sangat setuju, 53
orang setuju, 12 orang ragu, dan 12 orang tidak setuju. Menurut Ristiyanti
dan John Ihalauw (2005:70), menjelaskan bahwa aroma sangat
mempengaruhi emosi seseorang, mengingatkan pada pengalaman di masa
lampau dan mengurangi stress. Ini oleh sebagian kalangan saat ini disebut
dengan “aroma Therapy”, yang dewasa ini sangat digemari orang. Bau atau
aroma dapat menciptakan sensasi yang berhubungan dengan budaya atau
sesuatu yang dipelajari. Maksudnya, seperti kopi khas daerah yang memiliki
aroma yang khas, sehingga menimbulkan sensasi untuk mengingatkan
daerah asal. Oleh sebab itulah sebuah produk minuman terutama minuman
penyegar seperti kopi, haruslah menciptakan aroma yang khas, karena
produk minuman seperti kopi aroma merupakan salah satu atribut produk
yang menonjol. Oleh sebab itulah Dengan aroma yang khas tersebut maka
dapat mempengaruhi emosi konsumen. Kopi Kapal Api dimata responden
sebagian menjawab bahwa kopi Kapal Api memiliki aroma yang khas, Dari
79
sini dapat diambil kesimpulan bahwa produk kopi Kapal api memiliki aroma
yang khas dimata konsumen.
Tabel 4. 9
Tingkat Kepahitan Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q3
2 2,0 2,0 2,0
21 21,0 21,0 23,0
19 19,0 19,0 42,0
50 50,0 50,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Dari hasil kuesioner diatas terlihat bahwa paling banyak responden
berpendapat bahwa setuju dengan total 50 orang, sisanya 2 orang sangat
tidak setuju, 21 orang tidak setuju, 19 orang ragu, dan 8 orang sangat setuju.
Menurut Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan bahwa salah satu stimulus
pemasaran atau dengan kata lain yang menyebabkan seorang konsumen
dapat memutuskan membeli sebuah produk adalah disebabkan adanya
stimulus, salah satu stimulus itu adalah dari produk itu sendiri. Atribut
produk yang menarik akan dapat membuat konsumen sangat menyukai
produk tersebut. Hal ini akan menyebabkan konsumen akan selalu membeli
produk tersebut. Tingkat kepahitan atau tingkat rasa pahit pada produk
minuman seperti kopi merupakan atribut produk yang sangat menonjol, bagi
para penikmat kopi sejati sebuah tingkat kepahitan pada sebuah kopi akan
mencerminkan kualitas kopi itu sendiri. Kopi Kapal Api menunjukkan hal
80
tersebut dengan tingkat kepahitan yang menonjol, hal itu terbukti pada
jawaban responden yang menyatakan setuju bahwa tingkat pahit dari produk
kopi Kapal Api adalah sangat khas. hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
kepahitan produk kopi bubuk kapal api memiliki kekhasan dimata konsumen
Tabel 4. 10
Warna Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q4
23 23,0 23,0 23,0
21 21,0 21,0 44,0
51 51,0 51,0 95,0
5 5,0 5,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan dari hasil kuesioner diatas, dapat dilihat bahwa 51
responden berpendapat setuju, sisanya 23 orang tidak setuju, 21 orang ragu,
dan 5 orang sangat setuju. . Menurut Philip Kotler (2000: 61), menyatakan
bahwa atribut produk merupakan salah satu stimulus yang menyebabkan
konsumen utnuk memutuskan membeli sebuah produk. Menurut Ristiyanti
dan John Ihalauw (2005:70), menjelaskan bahwa warna pada produk
makanan atau minuman sangat menentukan bagi seorang konsumen. Dengan
adanya sebuah warna yang khas pada sebuah produk minuman, khususnya
kopi akan dapat membuat produk kopi tersebut sangat digemari. Bagi para
penikmat kopi sejati sebuah warna kopi yang baik tercermin pada warna
kopi tersebut yang kental dan terlihat bebas dari ampas. Dari jawaban
responden terlihat bahwa konsumen banyak yang menyatakan setuju bahwa
81
kopi Kapal Api memiliki warna yang khas. hal ini mengindikasikan kopi
Kapal Api memang memiliki hal tersebut.
Tabel 4. 11
Tingkat Kekentalan Produk Kopi Bubuk kapal Api
Q5
1 1,0 1,0 1,0
19 19,0 19,0 20,0
25 25,0 25,0 45,0
43 43,0 43,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Hasil kuesioner diatas, menjelaskan bahwa kebanyakan responden
berpendapat setuju dengan total 43 orang, sisanya 1 orang sangat tidak
setuju, 19 orang tidak setuju, 25 orang ragu, 12 orang sangat setuju. Menurut
Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan atribut produk merupakan stimulus
yang tepat untuk membuat konsumen dapat membeli sebuah produk. Pada
produk minuman seperti kopi atribut yang menonjol adalah pada tingkat
kekentalannya. Apabila tingkat kekentalan pada produk kopi tersebut sangat
digemari oleh konsumen, maka akan membuat produk kopi tersebut akan
selalu dibeli oleh konsumen. Dengan adanya begitu banyak jawaban dari
responden yang menyatakan setuju sebagai perwakilan jawaban yang paling
terbesar, maka Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kekentalan produk
kopi bubuk kapal api memiliki kekhasan dimata konsumen yang membuat
konsumen selalu mengkonsumsinya.
82
Tabel 4. 12
Kesesuaian Harga Produk Kopi Kapal Api Terhadap Manfaat Produknya
Q6
7 7,0 7,0 7,0
28 28,0 28,0 35,0
53 53,0 53,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan data diatas, 7 orang tidak setuju, 28 orang ragu, 53 orang
setuju, dan 12 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000: 61),
merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam
memperoleh manfaat yang diinginkan. Dalam hal ini seorang konsumen
mengeluarkan sebagian uangnya untuk membeli sebuah produk.
Pengorbanan yang konsumen lakukan harus dibayar dengan kinerja oleh
produk tersebut, apabila produk tersebut kinerjanya melebihi harapan
konsumen maka konsumen akan sangat puas dan akanmembeli produk itu
kembali, namun apabila kinerjanya dibawah harapan konsumen maka yang
terjadi konsumen tersebut akan kecewa dan tidak akan membeli
kembali.untuk itu, produsen yang baik harus selalu memperhatikan dalam
menetapkan harga, haruslah selalu berupaya memperhatikan keinginan
konsumen. Dalam kaitannya dengan produk kopi Kapal Api, terlihat
responden banyak yang menyatakan setuju. merupakan seberapa besar harga
sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat yang
diinginkan.
83
Tabel 4. 13
Harga sebagai Pertimbangan Konsumen Dalam Pembelian Kopi Kapal Api
Q7
2 2,0 2,0 2,0
7 7,0 7,0 9,0
16 16,0 16,0 25,0
54 54,0 54,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, 2 orang sangat tidak setuju, 7 orang tidak
setuju, 16 orang ragu, 54 orang setuju, dan 21 orang sangat setuju. dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju, bahwa harga
merupakan sebagai sebuah pertimbangan dalam melakukan sebuah proses
pembelian produk, khususnya kopi Kapal api. Menurut Philip Kotler (2000:
65), menjelaskan bahwa harga merupakan salah satu dari variabel bauran
pemasaran yang dikenal Marketing Mix, dalam hal ini harga Merupakan
jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk
tersebut. Harga merupakan faktor penting dalam sebuah keberhasilan
penjualan. Harga meliputi: daftar harga, rabat atau diskon, potongan harga,
periode pembayaran, syarat kredit. Untuk itu, maka sebuah harga yang baik
dalam penetapanya haruslah memperhatikan kemampuan daya beli
konsumen, apabila produk berkualitas namun harganya tidak cocok dengan
kemampuan daya beli konsumen, maka yang terjadi produk tersebut akan
tidak laku dipasaran. Produk kopi Kapal Api, sebagian besar responden
84
menyatakan setuju bahwa harga produknya sangat terjangkau, dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju, bahwa harga
merupakan sebagai sebuah pertimbangan dalam melakukan sebuah proses
pembelian produk, khususnya kopi Kapal api
Tabel 4. 14
Iklan Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q8
1 1,0 1,0 1,0
14 14,0 14,0 15,0
21 21,0 21,0 36,0
54 54,0 54,0 90,0
10 10,0 10,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan dari tabel tersebut, 1 orang sangat tidak setuju, 14 orang
tidak setuju, 21 orang ragu, 54 orang setuju, 10 orang sangat setuju. Menurut
Philip Kotler ( 2000:67), merupakan kegiatan memperkenalkan produk,
meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para
pembeli. Tujuan kegiatan promosi adalah agar konsumen mau untuk
mengkonsumsi produknya. Berdasarkan dari hal tersebut, maka sangat
penting sekali media iklan yang ada untuk memberikan informasi pada para
konsumen. Iklan biasanya paling efektif ditayangkan di media Televisi.
Iklan prduk kopi Kapal Api yang ditayangkan di Televisi, dalam hal ini
jawaban responden kebanyakan menyatakan setuju terhadap iklan yang
85
disampaikan lewat berbagai media sebagai alat untuk membuat konsumen
tertarik untuk melakukan pembelian produk kopi bubuk Kapal api
Tabel 4. 15
Promosi Penjualan Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q9
1 1,0 1,0 1,0
18 18,0 18,0 19,0
17 17,0 17,0 36,0
57 57,0 57,0 93,0
7 7,0 7,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel tersebut, 1 orang sangat tidak setuju, 18 orang tidak
setuju, 17 orang ragu, 57 orang setuju, dan 7 orang sangat setuju.. Menurut
Philip Kotler (2000:67), menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan
memperkenalkan produk, meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat
produk kepada para pembeli. Salah satu jenisnya adalah dengan melakukan
promosi penjualan. Melihat jawaban yang diberikan oleh responden
menyatakan sebagian besar adalah setuju, maka dapat dipastikan bahwa
promosi penjualan yang dilakukan oleh produsen kopi Kapal Api telah
efektif, karena promosi penjualan adalah bertujuan untuk menciptakan
respons yang lebih kuat dan besar, atau dapat juga digunakan untuk
mendramatisir penawaran produk dan mendorong penjualan yang merosot
(Philip Kotler dan A.B. Susanto, 2001:800). Melihat dari jawaban responden
yang ada maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden
86
menyatakan sangat setuju, bahwa promosi penjualan yang dilakukan oleh
produsen kopi dapat menarik mereka dalam melakukan pembelian produk
kopi bubuk
Tabel 4. 16
Pemasaran Langsung Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q10
8 8,0 8,0 8,0
28 28,0 28,0 36,0
54 54,0 54,0 90,0
10 10,0 10,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Dari tabel diatas, kebanyakan bahwa respondenmenyatakan setuju
dengan total angka 54, sisanya 8 orang tidak setuju, 28 orang ragu, dan 10
orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:67), menjelaskan bahwa
promosi merupakan kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan
mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Sedangkan
menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto (2001:848), menjelaskan bahwa
pemasaran langsung merupakan suatu sistem pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk respons yang terukir
dan atau transaksi dilokal mana pun. Tujuan pemsaran langsung, untuk
memberikan manfaat bagi knsumen, konsumen dapat siap membeli tanpa
mengharuskan melewati perantara. adalah Berdasarkan jawaban responden
yang ada, maka kita dapat melihat bahwa responden sebagian besar
87
menyatakan setuju bahwa pemasaran langsung yang dilakukan oleh
produsen kopi Kapal Api telah efektif, oleh sebab itulah maka hal ini
menyimpulkan bahwa aktivitas pemasaran langsung yang dilakukan
produsen kopi bubuk dimata konsumen dapat membuat mereka tertarik
untuk melakukan pembelian.
Tabel 4.17
Kemudahan Dalam Mendapatkan Produk Kopi Bubuk Kapal Api
Q11
11 11,0 11,0 11,0
15 15,0 15,0 26,0
53 53,0 53,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
responden menyatakan setuju dengan angka sebanyak 53 buah responden,
sisanya 11 orang tidak setuju, 15 orang ragu, 21 orang sangat setuju.
Menurut Philip Kotler (2000:69), menjelaskan bahwa Distribusi, merupakan
rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke tangan konsumen.
keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Salah satu bagian dari aktivitas distribusi adalah hasilnya produk
dapat tersedia dengan mudah dipasaran. Dengan mudahnya produk kopi
Kapal Api ditemukan dipasaran hal itu akan membuat konsumen akan selalu
88
untuk membeli produk tersebut secara berulang. Berdasarkan jawaban
responden sebagian besar memang menyatakan setuju, hal tersebut
seharusnya membuat produsen untuk meningkatkan kembali aktivitas
distribusinya. Hal ini mengindikasikan produk kopi bubuk sangat mudah
ditemui di pasaran, khususnya kopi Kapal api.
Tabel 4.18
Pelayanan Yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen
Q12
13 13,0 13,0 13,0
23 23,0 23,0 36,0
52 52,0 52,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
responden berpendapat setuju dengan angka 52 orang, sisanya 13 orang
tidak setuju, 23 orang ragu, 12 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler
(2000:69), menjelaskan bahwa Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran
dari produsen sampai ke tangan konsumen. keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Pelayanan kepada
konsumen akan sangat memberikan rasa yang sangat dalam di hati
konsumen. Hal tersebut yang seharusnya diterapkan oleh setiap penjual.
Berdasarkan dari hasil jawaban responden, kebanyakan sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa pelayanan tempat mereka membeli
89
produk kopi Kapal Api telah memberikan pelayanan yang baik. hal tersebut
mengindikasikan bahwa kebanyakan responden mendapatkan pelayanan
yang baik oleh penjual ketika mereka membeli produk kopi bubuk
Tabel 4. 19
Lokasi Atau Tempat Konsumen Membeli produk Kopi Kapal Api
Q13
1 1,0 1,0 1,0
7 7,0 7,0 8,0
19 19,0 19,0 27,0
60 60,0 60,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Dengan melihat tabel diatas, maka dapat kita ambil sebuah kesimpulan
bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju dengan angka sebanyak
60, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 7 orang tidak setuju, 19 orang ragu,
dan 13 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:69), menjelaskan
bahwa Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran dari produsen sampai
ke tangan konsumen. keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan. Berdasarkan dari hasil jawaban
responden maka kebanyakan jawaban mereka sebagian besar adalah setuju,
hal itu membuktikan bahwa lokasi konsumen untuk membeli produk kopi
90
Kapal Api mudah diakses. Untuk itu, maka produsen sangat perlu untuk
meningkatkan distribusinya sampai ke pedagang eceran yang paling kecil,
sehingga dengan adanya produk sampai ke pedagang eceran yang paling
kecil akan membuat produk kopi Kapal Api berada di berbagai lokasi atau
tempat berjual seperti toko atau warung kelontongan.
Tabel 4. 20
Kebiasaan Konsumen Dalam mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q14
2 2,0 2,0 2,0
25 25,0 25,0 27,0
15 15,0 15,0 42,0
43 43,0 43,0 85,0
15 15,0 15,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Melalui gambaran angka-angka yang tertera diatas, 2 orang sangat tidak
setuju, 25 orang tidak setuju, 15 orang ragu, 43 orang setuju, dan 15 orang
sangat setuju. Budaya menurut Macionis didalam Ristiyanti dan John
Ilahauw (2005:184), menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan keyakinan,
nilai-nilai, perilaku dan obyek-obyek materi yang dianut dan digunakan oleh
komunitas atau masyarakat tertentu. Nilai-nilai dasar dari budaya adalah
meliputi; prestasi dan keberhasilan, kegiatan-selalu aktif dan terlihat dalam
suatu aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materiil,
individualisme, kebebasan, kecocokan eksternal, kebiasaan, dan semangat
91
humanitarian (Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:185). Hal itu berarti
kebiasaan yang merupakan bagian dari budaya seorang konsumen, dalam
kaitannya mengkonsumsi sebuah produk, khususnya produk kopi Kapal Api
menyatakan setuju bahwa kebiasaan menjadi salah satu sebab konsumen
membeli produk kopi Kapal Api.
Tabel 4. 21
Usia Responden Dalam Mengkonsumsi Produk kopi Kapal Api
Q15
1 1,0 1,0 1,0
11 11,0 11,0 12,0
34 34,0 34,0 46,0
41 41,0 41,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Dengan melihat tabel diatas, maka kebanyakan responden berpendapat
bahwa usia menjadi sebuah pengaruh konsumen dalam mengkonsumsi kopi.
Dalam hal ini responden yang berpendapat setuju sebanyak 41, sisanya 1
orang sangat tidak setuju, 11 orang tidak setuju, 34 orang ragu, dan 13 orang
sangat setuju. Hal ini dapat menjadikan sebuah indikasi bahwa tingkat usia
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian produk kopi. Menurut Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan
bahwa perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh usia konsumen
tersebut, dan juga kebutuhan juga dipengaruhi oleh usia konsumen. Semakin
tua maka kebutuhan akan semakin besar. Hal tersebut diyatakan oleh
92
sebagian responden mereka berpendapat bahwa tingkat usia seseorang
konsumen sangat berpengaruh untuk mengkonsumsi sebuah produk,
khususnya kopi. Kopi Kapal Api merupakan kopi bubuk yang memiliki
kekhasan dibandingkan produk yang sejenis, dan hal itu terbukti dari
sebagian responden yang menjawab yang menyatakan setuju. tingkat Usia
bagi para penikmat kopi Kapal Api bagi mereka mencerminkan bahwa
produk kopi Kapal Api dapat dikonsumsi oleh usia tua atau pun muda.
Tabel 4. 22
Jenis Pekerjaan Konsumen dalam Mengkonsumsi Produk Kopi Bubuk
Kapal Api
Q16
2 2,0 2,0 2,0
9 9,0 9,0 11,0
26 26,0 26,0 37,0
55 55,0 55,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden
berpendapat setuju dengan angka sebanyak 55, 2 orang sangat tidak setuju, 9
orang tidak setuju, 26 orang ragu, dan 8 orang sangat setuju. Menurut Philip
Kotler (2000:68), menjelaskan bahwa jenis pekerjaan sangat
memepengaruhi pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen,
maka tingkat kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar. Lingkungan
ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini berkaitan
dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan semakin besar
93
pula kebutuhan. berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sebuah jenis pekerjaan sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam
mengkonsumsi kopi
Tabel 4. 23
Tingkat Pendidikan Konsumen Yang Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q17
11 11,0 11,0 11,0
21 21,0 21,0 32,0
47 47,0 47,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Dengan melihat tabel diatas, bahwa konsumen setuju bahwa
pendidikan seseorang memiliki pengaruh terhadap tingkat konsumsi
konsumen dalam minum kopi. Dalam hal ini sebanyak 47 orang
menyatakan setuju, sisanya 11 orang tidak setuju, 21 orang ragu, 21 orang
sangat setuju. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:178). Kelas
sosial, merupakan pembagian masyarakat berdasarkan kriteria tertentu.
Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Adapun dalam
penerapanya sebuah kelas sosial sangat pembagiannya sangatlah berbeda-
beda berdasarkan sudut pandang yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa kebanyakan
94
reponden menyatakan setuju bahwa tingkat pendidikan seorang konsumen
sangat mempengaruhi dalam mengkonsumsi sebuah produk, khususnya
kopi. Dalam kaitannya dengan produk kopi Kapal Api maka produk kopi
Kapal Api dapat dikonsumsi oleh semua konsumen dengan tingkat
pendidikan manapun, dikarenakan kopi Kapal Api memiliki kekhasan
tertentu dimata konsumen.
Tabel 4. 24
Tingkat Penghasilan Konsumen Yang Minum Kopi Bubuk Kapal Api
Q18
1 1,0 1,0 1,0
10 10,0 10,0 11,0
15 15,0 15,0 26,0
61 61,0 61,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas kebanyakan responden sebanyak 61 orang
berpendapat setuju, 1 orang sangat tidak setuju, 10 orang tidak setuju, 15
orang ragu, dan 13 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:68),
Lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini
berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan
semakin besar pula kebutuhan. Sedangkan Menurut Ristiyanti dan John
Ihalauw (2005:178). Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat
berdasarkan kriteria tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat
dilihat melalui tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat
penghasilan. Berdasarkan hasil dari jawaban responden menyatakan
bahwa sebagian besar menyatakan setuju, hal itu menyatakan bahwa
95
penghasilan sangat berpengaruh pada kebutuhan belanja seorang
konsumen. Akibat sebagian besar jawaban responden adalah setuju, Hal
ini menandakan bahwa penghasilan seseorang konsumen sangat
mempengaruhi tingkat konsumsi mereka, khususnya minum kopi Kapal
Api.
Tabel 4. 25
Gaya Hidup Konsumen Dalam Minum Kopi Bubuk Kapal Api
Q19
22 22,0 22,0 22,0
17 17,0 17,0 39,0
49 49,0 49,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan data dari tabel diatas, maka dapat menjelaskan bahwa
sebanyak 49 orang menyatakan setuju, bahwa minum kopi dapat menjadi
sebuah gaya hidup. Sedangkan sisanya 12 orang menyatakan sangat
setuju, 17 orang ragu, dan 22 orang tidak setuju. Menurut Schifman dan
Kanuk (2000:109), menjelaskan bahwa gaya hidup adalah bagian dari
psikografik, dalam artian bahwa Psiko adalah Psikis (jiwa) dan Graf
adalah gambaran. Psikografis adalah kajian tentang aktivitas, minat, dan
pendapat yang semuanya akan bermuara pada gaya hidup seseorang.
Sedangkan menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:56), menjelaskan
bahwa gaya hidup dalam artian secara sederhana adalah bagaimana
seseorang konsumen itu hidup. Berdasarkan dua pengertian tersebut
dalam kaitannya dengan gaya hidup konsumen dalam mengkonsumsi
sebuah produk, maka dapat disimpulkan bahwa melalui sebuah sinergi
96
antara kondisi Psikis dan kehidupan konsumen dalam setiap hari,
khususnya untuk mengkonsumsi sebuah produk secara berulang,
mengakibatkan mengkonsumsi produk menjadi bagian dari gaya hidup
konsumen tersebut. Dalam kaitannya dengan membeli kopi Kapal Api atau
mengkonsumsinya, apabila dikonsumsi secara berulang dan terus-menerus
maka hal tersebut akan menjadi bagian dari gaya hidup konsumen itu.
Tabel 4. 26
Ajakan Keluarga Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q20
30 30,0 30,0 30,0
19 19,0 19,0 49,0
43 43,0 43,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan data dari tabel diatas maka dapat menjelaskan bahwa
sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju, 43 orang setuju, 19 orang
ragu, dan 30 orang menyatakan tidak setuju. Menurut Scifman dan Kanuk
(2000:167), menyatakan bahwa keluarga merupakan dua atau lebih orang
yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal
bersama-sama. Dalam kaitannya dengan mengkonsumsi sebuah produk,
maka keluarga dapat pula menjadi sumber referensi bagi konsumen dalam
membeli sebuah produk, hal tersebut senada oleh Scifman dan Kanuk
(2000:186), yang menjelaskan bahwa akibat sosialisasi dari anggota
keluarga meliputi proses pemberian kemahiran, pengetahuan, dan sikap
97
mengakibatkan mereka dapat mengetahui informasi sebuah produk dan itu
menjadi referensi konsumen tersebut untuk membeli produk itu. khusunya
Produk kopi Kapal Api, kebanyakan reponden menyatakan setuju dan hal
itu . Mengindikasikan bahwa keluarga menjadi referensi konsumen untuk
membeli produk, khusunya kopi Kapal Api.
Tabel 4. 27
Ajakan Rekan Sekerja Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q21
1 1,0 1,0 1,0
33 33,0 33,0 34,0
28 28,0 28,0 62,0
33 33,0 33,0 95,0
5 5,0 5,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa responden
menyatakan 33 orang setuju, 5 orang sangat setuju, 28 orang ragu, 33
orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju. Melihat hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ajakan rekan sekerja menjadi alasan konsumen
minum kopi walaupun jarak antara responden yang setuju dan yang tidak
setuju ataupun yang ragu tipis. Menurut Solomon didalam Ristiyanti dan
John Ihalauw (2004:151), menjelaskan bahwa kelompok acuan
merupakan individu atau kelompok yang dianggap memiliki relevansi
yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan
aspirasi, atau dalam berperilaku. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw
98
(2005:151), menyatakan bahwa kelompok kerja dapat menentukan sebuah
pilihan produk. Dalam hal ini banyak responden menyatakan setuju, oleh
sebab itu, Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh rekan sekerja
memiliki pengaruh terhadap konsumen dalam membeli produk kopi Kapal
Api.
Tabel 4. 28
Ajakan Teman Dekat Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q22
1 1,0 1,0 1,0
29 29,0 29,0 30,0
19 19,0 19,0 49,0
40 40,0 40,0 89,0
11 11,0 11,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, kita dapat melihat hasilnya bahwa
kebanyakan responden menyatakan setuju dengan total angka 40, sisanya
1 orang sangat tidak setuju, 29 orang tidak setuju, 19 orang ragu, dan 11
orang sangat setuju. hal ini mengindikasikan bahwa teman dekat menjadi
sebuah faktor yang membuat konsumen mengkonsumsi kopi. Menurut
Scifman dan Kanuk (2000:165), menjelaskan bahwa kelompok acuan
adalah dua atau lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai
tujuan tertentu baik yang bersifat individu maupun tujuan bersama.
Sedangkan dalam kaitannya teman dekat sebagai sumber referensi
konsumen membeli produk kopi Kapal Api adalah menurut Ristiyanti dan
99
Joh ihalauw (2005:150), menjelaskan bahwa dalam berteman orang
memiliki komitmen yang sama-sama dimengerti oleh orang-orang dalam
kelompok tersebut, dengan atas dasar komitmen yang dapat didasarka
pada minat, tujuan, kebutuhan, dan lain sebagainya. Maka menimbulkan
kesamaan dalam pilihan membeli sebuah produk.
Tabel 4. 29
Ajakan Rekan Sekomunitas Dalam Mengkonsumsi Kopi Kapal Api
Q23
1 1,0 1,0 1,0
28 28,0 28,0 29,0
21 21,0 21,0 50,0
38 38,0 38,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Melihat hasil tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
responden paling banyak menyetakan setuju dengan total angka 38,
sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 28 orang tidak setuju, 21 orang ragu,
dan 12 sangat setuju. Menurut Scifman dan Kanuk (2000:165),
menjelaskan bahwa kelompok acuan adalah dua atau lebih orang yang
melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu baik yang bersifat
individu maupun tujuan bersama. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw
(2005:150), menjelaskan bahwa kelompok sekomunitas adalah merupakan
kelompok yang terjadi karena struktur di dunia kerja atau organisasi lain.
Mereka tergabung dalam sebuah club yang memahami perilaku yang bisa
diterima dalam kelompok ini, sehingga perilaku pembelianya sedikit
100
banyak terpengaruh oleh kelompok ini. Berdasarkan pengertian ini bahwa
pilihan produk yang dibeli terpengaruhi oleh keompok ini, dan kelompok
ini berfungsi sebagai referensi bagi sikonsumen. Dari hasil jawaban
responden yang menyatakan setuju, hal ini mengindikasikan bahwa rekan
sekomunitas dapat menjadi alasan konsumen dalam mengkonsumsi kopi
hal ini mengindikasikan bahwa rekan sekomunitas dapat menjadi alasan
konsumen dalam mengkonsumsi kopi.
Tabel 4. 30
Keyakinan Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk kapal Api
Q24
14 14,0 14,0 14,0
18 18,0 18,0 32,0
49 49,0 49,0 81,0
19 19,0 19,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
responden memiliki keyakinan dalam diri mereka yang menjadi salah satu
alasan mereka minum kopi, kebanyakan responden berpendapat setuju
dengan total 49, sisanya 14 orang tidak setuju, 18 orang ragu, dan 19 orang
sangat setuju. Menurut Philip Kotler ( 2000: 69), keyakinan merupakan
gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan
sikap merupakan evaluasi, perasaan emosional. Sedangkan menurut
Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:187), keyakinan itu dinamis sejalan
dengan kebutuhan konsumen itu sendiri. Melibat kedua pengertian yang
101
berbeda tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keyakinan
merupakan sebuah gambaran pemikiran yang dianut, dengan berlandaskan
sebuah kebutuhan. Dalam hal ini kaitannya mengkonsumsi sebuah produk,
keyakinan berperan untuk memberikan sebuah stimulus yang berasal dari
dalam diri konsumen bahwa produk itu memang layak untuk dikonsumsi.
Mengenai kopi Kapal Api sebagian jawaban responden menyatakan setuju,
hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan yang ada pada konsumen
membuat konsumen tersebut membeli produk kopi Kapal Api.
Tabel 4. 31
Dorongan Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q25
18 18,0 18,0 18,0
18 18,0 18,0 36,0
47 47,0 47,0 83,0
17 17,0 17,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat dilihat bahwa responden
kebanyakan berpendapat setuju dengan angka 47, sisanya 18 orang tidak
setuju, 18 orang ragu, dan 17 orang sangat setuju. Dalam sebuah
pengertian Menurut Philip Kotler ( 2000: 71), dorongan merupakan dari
diri sendiri untuk melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah
dorongan untuk melakukan pembelian. Sedangakan menurut Ristiyanti
dan John Ihalauw (2005:36), keadaan aktif di dalam diri seseorang yang
mengarahkannya kepada perilaku pencapaian tujuan. Berdasarkan dua
102
pengertian tersebut, maka motivasi atau dorongan merupakan salah
pengaruh internal yang berpengaruh dalam diri konsumen untuk
melakukan keputusan dalam membeli sebuah produk. Jawaban yang
diberikan responden adalah menyatakan setuju, maka hal ini
mengindikasikan bahwa alasan sebuah dorongan psikologis menjadi
penyebab konsumen minum kopi Kapal Api.
Tabel 4. 32
Persepsi Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q26
2 2,0 2,0 2,0
6 6,0 6,0 8,0
16 16,0 16,0 24,0
44 44,0 44,0 68,0
32 32,0 32,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Melihat hasil dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan responden setuju dengan angka 44, sisanya 2 orang sangat
tidak setuju, 6 orang tidak setuju, 16 orang ragu, dan 32 orang sangat
setuju. Dalam sebuah defenisi Menurut Philip Kotler ( 2000: 73),
merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan menurut
Scifman dan Manuk (2000:78), menjelaskan bahwa persepsi merupakan
cara pandang orang dalam memahami dunia ini. Solomon didalam
Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:67), menjelaskan persepsi sebagai
103
proses di mana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dipilih,
kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan. Berdasarkan berbagai
pengertian ini, maka persepsi memang begitu berperan bagi konsumen
dalam melakukan keputusan untuk membeli sebuah produk. Dalam
kaitannya mengkonsumsi kopi Kapal Api, maka persepsi bagi responden
sangat berperan bagi mereka, hal ini ditandai mereka sebagian besar
menyatakan setuju. hal ini mengindikasikan bahwa persepsi psikologis
menjadi salah satu alasan konsumen dalam minum kopi Kapal Api.
Tabel 4. 33
Pengalaman Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api
Q27
17 17,0 17,0 17,0
28 28,0 28,0 45,0
48 48,0 48,0 93,0
7 7,0 7,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
responden kebanyakan berpendapat setuju dengan angka 48, 17 orang
tidak setuju, 28 orang ragu, 7 orang sangat setuju. Dalam sebuah definisi
Menurut Philip Kotler ( 2000: 75), Pembelajaran, meliputi perubahan
perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang didasarkan pada
pengalaman. Sedangkan menurut Lefton didalam Ristiyanti dan john
Ihalauw (2005:69), menjelaskan bahwa pembelajaran sebagai perubahan
perilaku yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari
104
pengalaman. Berdasarkan dari dua pengertian ini, maka pengalaman
merupakan hasil dari pembelajaran. Dalam kaitannya konsumen membeli
sebuah produk, pengalaman berperan sebagai pengaruh internal konsumen
untuk membeli sebuah produk. Produk kopi Kapal Api sangat banyak
dibeli oleh responden disebabkan oleh pengalaman mereka mengkonsumsi
kopi Kapal Api. hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman secara
psikologis menjadi alasan seseorang konsumen minum kopi Kapal Api.
D. Pembahasan Analisis Faktor
Selanjutnya setelah pembahasan kuesioner, maka dilakukan pembahasan
untuk analisis faktor. Berikut ini adalah penjelasan dan langkah-langkah
mengenai hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor.
1. Menentukan variabel yang akan dianalisa
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 27
variabel. Yang pada tahap sebelumnya telah melalui uji validitas dan
reliabilitas. Untuk itu maka ke 27 variabel ini akan diuji dengan analisis
faktor.
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan
ke 27 variabel yang diuji, dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk
diuji nilai KMO dan Bartlett Test dan MSA (measures of sampling
adequancy). , nilai MSA harus diatas 0,5. berikut ini adalah tabel dari nilai
KMO dan Bartlet Test.
105
Tabel 4.34
KMO and Bartlett's Test
,666
876,152
351
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan
Barlett Test adalah 0, 666 dengan tingkat signifikansi 0, 000. oleh sebab
itu, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut.
Angka MSA dalam tabel anti image matriks yang terdapat pada anti
image correlation, menunjukkan nilai citarasa (Q1) adalah 0,643, aroma
(Q2) adalah 0,627, tingkat kepahitan (Q3) adalah 0,749, warna (Q4)
adalah 0,569, tingkat kekentalan (Q5) adalah 0,761, kesesuaian harga
dengan manfaat (Q6) adalah 0,710, harga sebagai pertimbangan akhir
(Q7) adalah 0,709, iklan (Q8) adalah 0,611, promosi penjualan (Q9)
adalah 0,777, pemasaran langsung (Q10) adalah 0,664, kemudahan dalam
mendapatkan produk (Q11) adalah adalah 0,681, pelayanan (Q12) adalah
0,655, lokasi (Q13) adalah adalah 0,792, kebiasaan (Q14) adalah 0,669,
usia (Q15) adalah 0,674, jenis pekerjaan (Q16) adalah 0,725, tingkat
pendidikan (Q17) adalah 0,509, tingkat penghasilan (Q18) adalah 0,630,
gaya hidup (Q19) adalah 0,679, keluarga (Q20) adalah 0,446, rekan
106
sekerja (Q21) adalah 0,605, teman dekat (Q22) adalah 0,656, teman
sekomunitas (Q23) adalah 0,548, keyakinan (Q24) adalah 0,747, dorongan
(Q25) adalah 0,742, persepsi (Q26) adalah 0,743, pengalaman (Q27)
adalah 0,627.
Dari ke 27 variabel yang ada, maka selanjutnya dapat dilihat nilai
MSAnya. Apabila ada nilai MSA yang dibawah 0,5 maka variabel tersebut
tidak dapat di analisis lebih lanjut. Dari ke 27 variabel nilai MSA yang
paling kecil adalah keluarga (Q20) dengan nilai MSA 0, 446, oleh sebab
itulah keluarga dikeluarkan dari faktor karena memiliki angka MSA
terkecil.
Setelah variabel keluarga dikeluarkan dari faktor, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian ulang ke 26 variabel yang tersisa.
Untuk melihat hal tersebut maka dapat dilihat dari nilai KMO dan Bartlett
Test serta Nilai MSA.
Tabel 4. 35
KMO and Bartlett's Test
,691
801,550
325
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Sumber: Hasil output SPSS
Dari hasil output pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa nilai KMO dan
Barlett Test mengalami kenaikan dari 0,666 menjadi 0,691 dengan tingkat
signifikansi tetap (0,000). Hal ini disebabkan oleh penghilangan variabel
107
dengan angka MSA terkecil. Hal tersebut itulah yang dapat meningkatkan
angka MSA yang ada.
Angka MSA pada tabel Anti Image Matriks pada bagian Anti Image
Correlation, menunjukkan nilai MSA dari 26 variabel sebagai berikut ini:
citarasa (Q1) adalah 0,706, aroma (Q2) adalah 0,700, tingkat kepahitan
(Q3) adalah 0,739,warna (Q4) adalah 0,569, tingkat kepekatan (Q5) adalah
0,758, kesesuaian produk terhadap manfaat produk (Q6) adalah 0,701,
harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) adalah 0,709, iklan (Q8) adalah
0,652, promosi penjualan (Q9) adalah 0,769, pemasaran langsung (Q10)
adalah 0,645, kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11) adalah 0,665,
pelayanan (Q12) adalah 0,651, lokasi (Q13) adalah 0,822, kebiasaan (Q14)
adalah 0,665, usia (Q15) adalah 0,665, jenis profesi (Q16) adalah 0,710,
tingkat pendidikan (Q17) adalah 0,499, tingkat penghasilan (Q18) adalah
0,621, gaya hidup (Q19) adalah 0,702, rekan sekerja (Q21) adalah 0,662,
teman dekat (Q22) adalah 0,659, teman sekomunitas (Q23) adalah 0,569,
keyakinan (Q24) adalah 0,779, dorongan (Q25) adalah 0,744, Persepsi
(Q26) adalah 0,778, pengalaman (Q27) adalah 0,717. pada variabel tingkat
pendidikan (Q17) dengan nilai MSAnya 0,499 dibawah 0,5, maka harus
dibuang dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Tabel 4. 36
108
KMO and Bartlett's Test
,700
766,591
300
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
Sumber: Hasil Ouput SPSS
Berdasarkan tabel tersebut KMO dan Bartlett Test nilainya meningkat
menjadi 0,700 dengan signifikan 0,000. dengan nilai MSAnya masing-
masing: citarasa (Q1) adalah 0,704, aroma (Q2) adalah 0,718, tingkat
kepahitan (Q3) adalah 0,740, warna (Q4) adalah 0,563, tingkat kekentalan
(Q5) adalah 0,753, kesesuaian harga dengan manfaat produk (Q6) adalah
0,697, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) adalah 0,709, iklan (Q8)
adalah 0,653, promosi penjualan (Q9) adalah 0,764, pemasaran langsung
(Q10) adalah 0,641, ketersediaan produk dipasar (Q11) adalah 0,669,
pelayanan (Q12) adalah 0,696, lokasi (Q13) adalah 0,813, kebiasaan (Q14)
adalah 0,662, usia (Q15) adalah 0,692, profesi (Q16) adalah 0,716,
penghasilan (Q18) adalah 0,655, gaya hidup (Q19) adalah 0,734, rekan
sekerja (Q21) adalah 0,655, teman dekat (Q22) adalah 0,663, teman
sekomunitas (Q23) adalah 0,561, keyakinan (Q24) adalah 0,769, dorongan
(Q25) adalah 0,742, persepsi (Q26) adalah 0,772, pengalaman (Q27)
adalah 0,764. dengan demikian nilai MSA semuanya sudah diatas 0,5, hal
tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.
Berdasarkan buku Singgih Santoso (2004:19) angka KMO dan
Bartlett Test adalah harus diatas 0,5, dan signifikan harus dibawah 0,05.
109
berdasarkan dari nilai KMO dan Bartlett Test, maka dari 0,666 terdapat
nilai MSA yang kurang dari 0,5 maka variabel tersebut harus dibuang,
terdapat kenaikan menjadi 0,691 nilai KMO dan Bartlett Test, namun
masih ada nilai MSA yang kurang dari 0,5 oleh sebab itu harus dibuang,
dan sesudah dibuang maka terjadi kenaikan nilai KMO dan Bartlett testnya
menjadi 0,700. oleh sebab itu dengan nilai MSA sudah diatas 0,5 , maka
dapat dianalisis lebih lanjut.
3. Melakukan faktoring dan rotasi
Sesudah semua variabel memiliki nilai yang mencukupi, tahap
selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang sudah ada,
sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Dalam melakukan proses
ekstraksi ini metode yang digunakan adalah Principal Component
Analysis. setelah delapan faktor terbentuk untuk mengetahui dari sekian
25 variabel yang akan masuk dalam faktor mana, maka dilakukan proses
rotasi dengan menggunakan metode varimax (bagian dari orthogonal).
Tabel 4. 37
Communalities
110
Communalities
1,000 ,687
1,000 ,663
1,000 ,764
1,000 ,763
1,000 ,677
1,000 ,521
1,000 ,741
1,000 ,728
1,000 ,638
1,000 ,757
1,000 ,579
1,000 ,713
1,000 ,614
1,000 ,623
1,000 ,550
1,000 ,557
1,000 ,524
1,000 ,503
1,000 ,677
1,000 ,812
1,000 ,786
1,000 ,619
1,000 ,624
1,000 ,553
1,000 ,510
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil output SPSS
Pada tabel diatas bahwa variabel citarasa (Q1) angkanya adalah 0,687
hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68,7 % varians dari variabel citarasa
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, variabel aroma (Q2) angkanya
adalah 0,663 hal ini menunjukkan bahwa 66,3 % varians dari variabel
aroma dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, variabel tingkat
kepahitan (Q3) angkanya adalah 0,764 hal ini menunjukkan 76,4 %
varians dari variabel yang tingkat kepahitan dapat dijelaskan dalam faktor
yang terbentuk, warna (Q4) angkanya adalah 0,763 hal ini menunjukkan
76,3 % varians dari variabel warna dapat dijelaskan dalam faktor yang
terbentuk, tingkat kekentalan (Q5) angkanya adalah 0,677 hal ini
menunjukkan 67,7 % varians dari variabel tingkat kekentalan dapat
dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, kesesuaian harga dengan manfaat
111
produk (Q6) angkanya adalah 0,521 hal ini menunjukkan 52,1 % varians
dari variabel kesesuaian harga dan manfaat produk dapat dijelaskan dalam
faktor yang terbentuk, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) angkanya
adalah 0,741 hal ini menunjukkan 74,1 % varians dari variabel harga
sebagai pertimbangan akhir dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk,
iklan (Q8) angkanya adalah 0,728 hal ini menunjukkan 72,8 % varians dari
variabel iklan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, promosi
penjualan (Q9) angkanya adalah 0,638 hal ini menunjukkan 63,8 %
varians dari variabel promosi penjualan dapat dijelaskan dalam faktor yang
terbentuk, pemasaran langsung (Q10) angkanya adalah 0,757 hal ini
menunjukkan 75,7 % varians dari variabel pemasaran langsung dapat
dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, kemudahan dalam mendapatkan
produk (Q11) angkanya adalah 0,579 hal ini menunjukkan 57,9 % varians
dari variabel kemudahan dalam mendapatkan produk dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk, pelayanan (Q12) angkanya adalah 0,713 hal
ini menunjukkan 71,3 % varians dari variabel pelayanan dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk, lokasi (Q13) angkanya adalah 0,614 hal ini
menunjukkan 61,4 % varians dari variabel lokasi dapat dijelaskan dalam
faktor yang terbentuk, kebiasaan (Q14) angkanya adalah 0,623 hal ini
menunjukkan 62,3 % varians dari variabel kebiasaan dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk, usia (Q15) angkanya adalah 0,550 hal ini
menunjukkan 55,0 % varians dari variabel usia dapat dijelaskan dalam
faktor yang terbentuk, profesi (Q16) angkanya adalah 0,557 hal ini
112
menunjukkan 55,7 varians dari variabel profesi dapat dijelaskan dalam
faktor yang terbentuk, tingkat penghasilan (Q18) angkanya adalah 0,524
hal ini menunjukkan 52,4 % varians dari variabel tingkat penghasilan
dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, gaya hidup (Q19) angkanya
adalah 0,503 hal ini menunjukkan 50,3 % varians dari variabel gaya hidup
dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, rekan sekerja (Q21)
angkanya adalah 0,677 hal ini menunjukkan 67,7 % varians dari variabel
rekan sekerja dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, teman dekat
(Q22) angkanya adalah 0,812 hal ini menunjukkan 81,2 % varians dari
variabel teman dekat dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, teman
sekomunitas (Q23) angkanya adalah 0,786 hal ini menunjukkan 78,6 %
varians dari variabel teman sekomunitas dapat dijelaskan dalam faktor
yang terbentuk, keyakinan (Q24) angkanya adalah 0,619 hal ini
menunjukkan 61,9 % varians dari variabel keyakinan dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk, dorongan (Q25) angkanya adalah 0,624 hal
ini menunjukkan 62,4 % varians dari variabel dorongan dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk, persepsi (Q26) angkanya adalah 0,553 hal ini
menunjukkan 55,3 % varians dari variabel persepsi dapat dijelaskan dalam
faktor yang terbentuk, pengalaman (Q27) angkanya adalah 0,510 hal ini
menunjukkan 51,0 % varians dari variabel pengalaman dapat dijelaskan
dalam faktor yang terbentuk.
Menurut Singgih Santoso (2004:42), menjelaskan bahwa tabel
Communalities pada dasarnya adalah jumlah varian (bisa dalam
113
persentase), suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada. Berdasarkan dari nilai-nilai yang ada pada tabel Communalities,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel-variabel yang ada dapat
dijelaskan didalam faktor yang terbentuk, semakin besar nilai
Communalities maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang
terbentuk.
Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel Total
Variance Explained, menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk.
Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai
Eigenvaluenya. untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus
dilihat nilai eigenvaluenya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada
dibawah satu maka sudah tidak tepat. Eigen value menunjukkan
kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari
total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue, susunanya selalu
diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4. 3 8
Total Variance Explained
114
Total Variance Explained
5,165 20,662 20,662 5,165 20,662 20,662
2,582 10,329 30,991 2,582 10,329 30,991
1,933 7,730 38,721 1,933 7,730 38,721
1,664 6,655 45,376 1,664 6,655 45,376
1,307 5,229 50,605 1,307 5,229 50,605
1,285 5,139 55,744 1,285 5,139 55,744
1,177 4,708 60,452 1,177 4,708 60,452
1,071 4,285 64,737 1,071 4,285 64,737
,918 3,673 68,410
,878 3,513 71,923
,825 3,300 75,224
,732 2,930 78,153
,697 2,786 80,939
,636 2,543 83,482
,575 2,299 85,781
,547 2,187 87,969
,501 2,002 89,971
,468 1,874 91,844
,413 1,654 93,498
,361 1,442 94,941
,336 1,343 96,284
,267 1,068 97,352
,258 1,032 98,384
,238 ,952 99,337
,166 ,663 100,000
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil output SPSS
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 25 variabel
(component) yang dimasukkan ke dalam analisis factor, yakni citarasa,
aroma, tingkat kepahitan, tingkat kekentalan, kesesuaian harga dengan
manfaat produk, harga sebagai pertimbangan akhir, iklan, promosi
penjualan, pemasaran langsung, kemudahan dalam mendapatkan produk,
pelayanan, lokasi, kebiasaan, profesi, pendidikan, penghasilan, gaya
hidup, rekan sekerja, teman dekat, teman sekomunitas, keyakinan,
dorongan, persepsi, pengalaman. Pada tabel diatas terlihat bahwa hanya 8
faktor yang terbentuk, karena dengan satu factor angka eigen values masih
115
diatas 1, dengan 2 faktor eigen value masih diatas 1, dengan tiga factor
angka masih diatas 1, empat factor masih diatas 1, lima factor eigen value
masih diatas 1, enam factor masih diatas 1, tujuh factor masih diatas 1,
delapan factor eigen value masih diatas 1, sembilan faktor sudah berada
dibawah 1, oleh sebab itulah hanya terbatas 8 faktor.
Tabel 4. 3 9
Componen Matriks
Component Matrix a
,443 ,088 ,296 -,368 ,168 -,469 -,001 -,108
,511 ,080 ,170 -,387 ,043 -,449 ,116 -,009
,572 -,063 -,262 ,446 ,201 -,217 -,233 ,154
,418 ,048 -,201 ,606 ,206 -,348 -,111 ,053
,590 -,062 -,049 ,023 -,432 -,122 -,074 ,339
,502 ,074 -,326 ,272 -,258 -,011 -,046 ,118
,505 ,412 -,142 -,346 ,101 ,109 -,349 -,178
,429 ,358 -,323 -,228 ,201 ,321 -,341 ,026
,602 ,190 -,167 ,146 -,001 ,047 ,393 -,184
,403 ,008 -,311 ,099 ,212 ,394 ,534 -,051
,422 ,482 ,177 -,226 ,094 -,126 ,227 ,096
,438 -,091 -,044 ,304 -,122 -,008 -,157 -,616
,458 -,212 -,273 -,250 -,085 ,094 -,008 -,455
,316 ,382 ,305 ,195 ,493 -,037 -,014 -,036
,300 ,514 ,247 -,024 -,055 ,304 -,070 ,185
,381 ,517 ,138 ,154 -,023 ,244 ,110 ,173
,300 ,277 ,376 ,069 -,443 ,103 -,002 ,071
,438 -,246 -,284 -,156 -,013 -,122 ,330 ,150
,302 -,342 ,551 ,287 -,045 ,235 ,140 -,083
,466 -,542 ,488 ,118 ,136 ,043 -,151 ,079
,389 -,502 ,258 -,143 ,291 ,361 -,270 ,085
,491 -,500 ,058 -,226 ,089 ,079 ,237 ,061
,471 -,424 -,291 -,163 ,126 ,020 -,065 ,303
,500 -,159 -,143 -,183 -,431 ,061 -,182 ,013
,524 ,034 ,360 ,100 -,239 -,079 ,026 -,174
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
1 2 3 4 5 6 7 8
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
8 components extracted.a.
Sumber: Hasil output SPSS
Setelah diketahui bahwa delapan faktor adalah jumlah yang paling
optimal. Maka tabel component matriks menunjukkan distribusi ke 25
variabel tersebut pada delapan faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-
angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loading, yang
menunjukkan besarnya korelasi suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2,
faktor 3, faktor 4, faktor 5, faktor 6, faktor 7, faktor 8. Proses penentuan
116
variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan
melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris.
a. Citarasa (Q1)
1) korelasi antara Q1 dengan faktor 1 adalah 0,443 (cukup namun,
lemah karena dibawah 0,5).
2) Korelasi antara Q1 dengan faktor 2 adalah 0,088 (lemah karena
berada dibawah 0,5).
3) Korelasi antara Q1 dengan faktor 3 adalah 0,296 (sangat lemah
dibawah 0,5).
4) Korelasi antara Q1 dengan faktor 4 adalah – 0,368 (sangat lemah
dibawah 0,5).
5) Korelasi antara Q1 dengan faktor 5 adalah 0,168 (masih dibawah
0,5).
6) Korelasi antara Q1 dengan faktor 6 adalah – 0,486 (sangat lemah
dibawah 0,5).
7) Korelasi antara Q1 dengan faktor 7 adalah – 0,001 (sangat lemah
dibawah 0,5).
8) Korelasi antara Q1 dengan faktor 8 adalah 0,-108 ( sangat lemah
dibawah 0,5).
Demikian seterusnya untuk variabel selanjutnya untuk melihat distribusi ke
dua puluh lima variabel yang terbentang didalam 8 faktor. Menurut Singgih
Santoso (2004:45), menjelaskan bahwa Component Matrik menunjukkan
distribusi variabel yang ada dengan faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-
117
angka pada tabel Component Matrik adalah Factor Loading, yang menunjukkan
besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor-faktor yang ada.
Tabel 4. 40
Rotated Component Matrixa
,137 ,042 ,802 ,050 -,003 ,094 -,051 ,098
,071 ,066 ,779 ,045 ,175 ,066 ,089 ,044
,167 -,001 ,057 ,812 ,177 ,160 ,107 ,075
-,008 ,026 ,065 ,857 -,001 -,037 ,078 ,132
,130 ,273 ,179 ,264 ,694 -,003 ,047 ,005
-,074 ,194 -,065 ,434 ,452 ,113 ,210 ,155
-,037 ,220 ,293 ,043 ,088 ,743 ,016 ,208
,001 ,187 ,010 ,123 ,086 ,807 ,139 ,002
-,056 ,275 ,195 ,242 ,090 ,060 ,597 ,307
,079 ,116 -,109 ,083 -,037 ,117 ,836 ,061
-,102 ,451 ,532 ,028 -,037 ,164 ,214 -,086
,108 ,011 ,003 ,267 ,051 ,075 ,060 ,786
,124 -,212 ,150 -,084 ,263 ,311 ,312 ,512
,145 ,376 ,284 ,344 -,478 ,170 ,057 ,012
,026 ,679 ,047 -,016 -,007 ,283 ,005 -,076
-,044 ,677 ,036 ,154 -,022 ,170 ,202 -,039
,037 ,631 ,090 -,065 ,251 -,098 -,114 ,163
,100 -,157 ,256 ,120 ,374 -,015 ,494 -,066
,620 ,291 -,043 ,007 -,043 -,353 ,087 ,268
,838 ,053 ,158 ,181 ,092 -,147 -,063 ,122
,843 -,058 -,009 -,019 ,051 ,259 ,031 ,004
,544 -,136 ,250 -,052 ,265 -,028 ,410 ,029
,394 -,255 ,101 ,224 ,423 ,231 ,282 -,178
,151 ,076 ,085 -,004 ,645 ,204 ,042 ,241
,228 ,387 ,300 ,104 ,180 -,117 ,008 ,401
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
1 2 3 4 5 6 7 8
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 11 iterations.a.
Sumber: Hasil output SPSS
Componen matrik hasil proses rotasi (rotated component matrik)
memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Terlihat
bahwa sekarang faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan
factor loading yang besar semakin diperbesar. Dibawah ini akan dijelaskan
akan masuk ke faktor mana sebuah variabel yang ada, yaitu:
118
a. Citarasa (Q1), faktor loading yang paling besar ada berada pada faktor
3 dengan nilai 0,802, hal itu berarti citarasa berada pada faktor 3.
b. Aroma (Q2), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 3
dengan nilai 0,779, hal itu berarti aroma berada pada faktor 3.
c. Tingkat kepahitan (Q3), faktor loading yang paling besar berada pada
faktor 4 dengan nilai 0,812, hal itu berarti tingkat kepahitan berada
pada faktor 4.
d. Warna (Q4), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 4
0,857, hal itu berarti warna berada pada faktor 4.
e. Tingkat kekentalan (Q5), faktor loading yang paling besar berada pada
faktor 5 dengan nilai 0,694, hal itu berarti tingkat kekentalan berada
pada faktor 5.
f. Kesesuaian harga dengan manfaat produk (Q6), faktor loading yang
paling besar berada pada faktor 5 dengan nilai 0,452, hal itu berarti
kesesuaian harga dengan manfaat berada pada faktor 5.
g. Harga sebagai pertimbangan akhir (Q7), faktor loading yang paling
besar berada pada faktor 6 dengan nilai 0,743, hal itu berarti harga
sebagai pertimbangan akhir berada pada faktor 6.
h. Iklan (Q8), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 6
dengan nilai 0,807, hal itu berarti iklan berada pada faktor 6.
i. Promosi penjualan (Q9), faktor loading yang paling besar berada pada
pada faktor 7, dengan nilai 0,597, hal itu berarti promosi penjualan
berada pada faktor 5.
119
j. Pemasaran langsung (Q10), faktor loading yang paling besar berada
pada faktor 7 dengan nilai 0,836, hal itu berarti pemasaran langsung
berada pada faktor 7.
k. Kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11), faktor loading yang
paling besar berada pada faktor 3 dengan nilai 0,532, hal itu berarti
posisinya berada pada faktor 3.
l. Pelayanan (Q12), faktor loading yang paling besar berada pada faktor
8 dengan nilai 0,786, hal itu berarti pelayanan berada pada faktor 8.
m. Lokasi (Q13), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 8
dengan nilai 0,512, hal itu berarti posisinya ada pada faktor 8.
n. Kebiasaan (Q14), faktor loading yang paling besar berada pada faktor
2 dengan nilai 0,376, hal itu berarti kebiasaan ada pada faktor 2.
o. Usia (Q15), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2
dengan nilai 0,679, hal itu berarti usia berada pada faktor 2.
p. Profesi (Q16), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2
dengan nilai 0,677, hal itu berarti berada pada faktor 2.
q. Penghasilan (Q18), faktor loading yang paling besar berada pada
faktor 2 dengan nilai 0,631, hal itu berarti ada pada faktor 2.
r. Gaya hidup (Q19), faktor loading yang paling besar berada pada faktor
7 dengan nilai 0,494, hal itu berarti ada faktor 7.
s. Rekan sekerja (Q21), faktor loading yang paling besar ada pada faktor
1 dengan nilai 0,620, hal itu berarti termasuk dalam faktor 1.
120
t. Teman dekat (Q22), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1
dengan nilai 0,838, hal itu berarti berada pada faktor 1.
u. Teman sekomunitas (Q23), faktor loading yang paling besar ada pada
faktor 1 dengan nilai 0,843, hal itu berarti termasuk ke dalam faktor 1.
v. Keyakinan (Q24), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1
dengan nilai 0,544, hal itu berarti ada pada faktor 1.
w. Dorongan (Q25), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 5
dengan nilai 0,423, hal itu berarti ada pada faktor 5.
x. Persepsi (Q26), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 5
dengan nilai 0,645 hal itu berarti termasuk ke dalam faktor 5.
y. Pengalaman (Q27), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 8
dengan nilai 0,401, hal itu berarti berada pada faktor 8.
Dengan demikian, ke 25 variabel yang direduksi menjadi hanya terdiri
dari 8 faktor, yaitu:
a. Faktor 1 terdiri dari: rekan sekerja, teman dekat, teman sekomunitas,
keyakinan.
b. Faktor 2 terdiri dari: kebiasaan, usia, profesi, penghasilan.
c. Faktor 3 terdiri dari: citarasa, aroma, dan kemudahan dalam
mendapatkan produk.
d. Faktor 4 terdiri dari: tingkat kepahitan, dan warna.
e. Faktor 5 terdiri dari: tingkat kekentalan, kesesuaian harga dengan
manfaat produk, dorongan, dan persepsi.
f. Faktor 6 terdiri dari:harga sebagai pertimbangan akhir, iklan.
121
g. Faktor 7 terdiri dari: Promosi penjualan, dan pemasaran langsung
h. Faktor 8 terdiri dari: pelayanan, lokasi, dan pengalaman.
Menurut Singgih Santoso (2004:47), menjelaskan bahwa Component
Matrik dari proses rotasi (Rotated Component Matrik) memperlihatkan
distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dengan adanya proses rotasi
faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan faktor loading
yang besar semakin diperbesar.
Tabel 4. 41
Component Transformation Matrix
,371 ,323 ,405 ,386 ,377 ,287 ,372 ,288
-,631 ,625 ,146 ,050 -,267 ,329 -,057 -,065
,485 ,481 ,290 -,255 -,304 -,378 -,385 ,042
-,010 ,207 -,489 ,689 -,184 -,410 -,008 ,204
,278 -,265 ,167 ,276 -,729 ,308 ,204 -,282
,324 ,328 -,659 -,379 -,071 ,344 ,293 ,021
-,175 ,090 ,160 -,223 -,118 -,529 ,762 -,102
,128 ,212 -,066 ,198 ,331 -,072 -,041 -,882
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber: Hasil output SPSS
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada diagonal faktor
(componen) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, (0,371, 0, 625, 0,290, 0,689, -0,729,
0,344, 0,762, -0,882). Angka dengan ditandai minus (“-“), hal tersebut
menunjukkan arah korelasi. Sedangkan pada diagonal yang lain
menunjukkan angka dibawah 0,5 yang menunjukkan adanya terdapat
komponen lain pada masing-masing faktor yang mempunyai korelasi lebih
tinggi. Dan hanya tiga faktor yang angkanya diatas 0,5 yaitu: faktor 2
(componen 2), faktor 4 (componen 4), faktor 7 (componen 7), masing-
masing angkanya: 0,625, 0,689, 0,762.
122
Pada faktor 1 (componen 3) terlihat angka yang lebih tinggi dari
diagonanlnya (componen 1 ) yaitu 0,485, faktor 3 (componen 1) terlihat
angka yang lebih besar dari diagonalnya (componen 3) yaitu 0,405.
Berdasarkan terbentuknya, hanya tiga faktor yang pada diagonalnya
nilainya diatas 0,5, hal itu sudah cukup mewakili dari kedelapan faktor
yang terbentuk.
4. Interpretasi Atas Faktor Yang Telah Terbentuk
Setelah melakukan faktoring dan rotasi, langkah atau tahap
selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal
ini dilakukan agar bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Menurut Zaini Hasan dalam Fajar S. Saputro:2007, mengatakan pemberian
nama dan konsep tiap faktor ditentukan berdasarkan makna umum variabel
yang tercakup didalamnya.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor sosial, faktor
individu, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor produk,
faktor psikologis, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi. Sangat
mempengaruhi konsumen.
Faktor sosial merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses konsumen dalam keputusan pembelian.
Menurut Philip Kotler (2000:187), menjelaskan bahwa
faktor social terdiri dari kelompok acuan, keluarga, serta
peran dan status. Kelompok acuan terdiri dari keompok
123
atau sekumpulan orang yang memiliki pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan
telah menjadi obyek penelitian yang luas. Melihat obyek
penelitian berupa konsumen yang melakukan pembelian
kopi Kapal Api, dapat menjelaskan bahwa kelompok acuan
yang terdiri dari sekelompok orang yang berpengaruh
langsung bisa berasal dari teman kerja, teman dekat, teman
sekomunitas, dapat saja mempengaruhi mereka untuk
dapat membeli sebuah produk. Dan hal itu terbukti bahwa
sebagian responden berpendapat bahwa mereka membeli
kopi Kapal Api disebabkan adanya referensi dari kelompok
acuan mereka. Sedangkan keluarga merupakan bagian
yang terdekat dari konsumen, dalam kaitannya dengan
pembelian Kopi Kapal Api, dapat dikatakan bahwa
responden membeli kopi Kapal Api disebabkan adanya
sebagian anggota keluarga yang mengkonsumsi produk
kopi Kapal Api, dan itu menjadi sebuah referensi bagi
124
responden untuk melakukan pembelian produk kopi Kapal
Api.
Faktor individu atau pribadi, sangat berperan dominan pada internal
konsumen dalam melakukan proses pembelian kopi Kapal Api. Menurut
Philip Kotler (2000:191), menjelaskan banyak item yang menjadi bagian
dari faktor individu yaitu: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Usia sangat
menentukan bagi konsumen dalam mengkonsumsi kopi Kapal Api, bagi
sebagian responden usia menjadi alasan mereka untuk minum kopi
disebabkan alasan sudah dewasa. Sedangkan pekerjaan maupun
pendidikan menjadi alasan mereka untuk minum kopi hal ini disebabkan
mereka dalam kondisi lingkungan pekerjaan ataupun pendidikan mereka
mendukung ke arah tersebut.
Faktor Kemudahan dalam mendapatkan produk, sangat penting pula
bagi konsumen. Dalam hal ini apabila sebuah produk sangat sulit di dapat
maka konsumen akan enggan untuk membeli produk tersebut. Dalam hal
ini ada kaitannya pula dengan produk kopi Kapal Api, kopi Kapal Api
sangat mudah didapat hal ini terlihat dari banyaknya pendapat responden
yang menyatakan demikian setuju.
Faktor produk merupakan bagian yang sangat dominan dalam sebuah
produk. Atribut produk kopi terlihat pada citarasanya, aromanya, warna
airnya, tingkat kepahitanya, dan tingkat kekentalannya. Dari atribut inilah
konsumen dapat menilai bahwa produk kopi tersebut itu berlualitas atau
125
tidak. Untuk itu kopi Kapal Api memiliki hal-hal tersebut dan itu menjadi
daya tarik bagi konsumen untuk selalu membeli produk tersebut.
Faktor Psikologis menjadi bagian penting dalam proses pembelian
konsumen, menurut Philip Kotler (2000:196) menyatakan bahwa pilihan
konsumen dalam membeli sebuah produk dapat dipengaruhi oleh bebrapa
hal yaitu: motivasi (dorongan), persepsi, Pengalaman, dan keyakinan.
Dalam kaitannya dengan obyek penelitian yaitu kopi bubuk Kapal Api,
terlihat jelas dari responden bahwa mereka memiliki alasan yang berbeda-
beda dalam membeli kopi bubuk Kapal Api. Namun dalam hal ini menjadi
sebuah kenyataan bahwa kondisi Psikologis seseorang konsumen menjadi
sebuah pemicu mereka dalam membeli sebuah produk.
Berdasarkan penelitian Ujianto dan Abdurrachaman (2002:49), dalam
penelitiannya mereka menentukan faktor-faktor yang paling dominan
dengan melihat pada total nilai varians pada tabel Total Variance
Explained. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan Dari hasil analisis
secara keseluruhan, ternyata faktor-faktor yang paling dominan yang
menimbulkan keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api, secara
berurutan adalah; faktor sosial, yang merupakan faktor yang paling
dominan dengan nilai varians 20,66 %, faktor pribadi, dengan nilai varians
adalah 10,32 %, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk dengan
nilai varians 7,73 %, faktor produk dengan nilai varians adalah 6,65 %,
faktor psikologis dengan nilai varians 5,22 %, faktor harga dengan nilai
varians adalah 5,13 %, faktor promosi dengan nilai varians adalah 4,70 %,
126
dan faktor distribusi, yang merupakan faktor yang terakhir dengan nilai
varians adalah 4,28 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk
Kapal Api, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa melalui analisis
faktor dapat diperoleh 8 faktor, faktor tersebut:
1. Faktor 1 dinamakan Faktor Sosial yang terdiri dari atas Variabel: rekan
sekerja dengan faktor loading 0,620, teman dekat dengan faktor
loading 0,838, teman sekomunitas dengan faktor loading 0,843, dan
keyakinan dengan faktor loading 0,544.
2. Faktor 2 dinamakan Faktor Pribadi atau individu, yang terdiri dari atas
beberapa variabel yang meliputi: kebiasaan dengan faktor loading
0,376, usia (individu) dengan faktor loading 0,679, profesi dengan
faktor loading 0,677, penghasilan dengan faktor loading 0, 631.
127
112
3. Faktor 3 dinamakan Faktor Kemudahan Dalam Mendapatkan Produk,
yang terdiri dari beberapa variabel: Citarasa dengan faktor loading
0,802, aroma dengan faktor loading 0,779, dan kemudahan dalam
mendapatkan produk dengan faktor loading 0,532.
4. Faktor 4 dinamakan Faktor Produk, yang terdiri atas beberapa variabel
meliputi: Tingkat kepahitan dengan faktor loading 0,812, warna
dengan faktor loading 0,857.
5. Faktor 5 dinamakan Faktor Psikologis, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: tingkat kekentalan dengan faktor loading
0,694, kesesuaian harga dan manfaat produk dengan faktor loading
0,452, dorongan dengan faktor loading 0,423, dan persepsi dengan
faktor loading 0,645.
6. Faktor 6 dinamakan dengan Faktor Harga, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: Harga sebagai pertimbangan akhir dengan
faktor loading 0,743, iklan dengan faktor loading 0,807.
7. Faktor 7 dinamakan dengan Faktor Promosi, yang terdiri atas beberapa
variabel yang meliputi: Promosi penjualan dengan faktor loading
0,597, pemasaran langsung dengan faktor loading 0,836, gaya hidup
dengan faktor loading 0,494.
8. Faktor 8 dinamakan dengan Faktor Distribusi, yang terdiri atas
beberapa variabel yang meliputi: pelayanan dengan faktor loading
0,786, lokasi dengan faktor loading 0,512, dan pengalaman dengan
faktor loading 0,401.
128
B. Implikasi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor sosial, faktor
individu, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor produk,
faktor psikologis, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi Sangat
mempengaruhi konsumen dalam pembelian kopi bubuk Kapal Api.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengathui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
produk kopi bubuk, sebagai obyek produknya adalah kopi bubuk Kapal Api.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian kopi Kapal Api ini,
penelitian ini pula dapat berimplikasi pada pihak-pihak tertentu seperti:
1. Perusahaan Dengan adanya penelitian ini maka dapat dijadikan acuan
bagi perusahaan yang memproduksi produk kopi Kapal Api untuk
dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengetahui kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dan juga produsen dapat meningkatkan kinerja
produknya sesuai dengan harapan konsumen.
2. Masyarakat, dengan adanya penelitian ini konsumen dapat mengetahui
hal-hal yang menjadi penyebab mereka mau memutuskan untuk
membeli produk kopi Kapal Api.
Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada maka
dapat dikemukakan beberapa hal-hal sebagai berikut ini:
129
1. mengingat bahwa 8 faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap
pembelian produk kopi bubuk Kapal Api, maka pihak produsen perlu
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan ke-8 faktor tersebut
yaitu: faktor sosial, faktor pribadi atau individu, faktor kemudahan
dalam mendaptkan produk, faktor produk, faktor psikologis, faktor
harga, faktor promosi, faktor distribusi. Kedelapan faktor tersebut
berasal dari dalam dan luar dari diri konsumen.
2. berkaitan dengan faktor sosial, faktor pribadi atau faktor individu, dan
faktor kemudahan dalam mendapatkan produk. Yang paling dominan
pada penelitian ini, maka produsen perlu lebih memperhatikan lagi
pada hal-hal yang berkaitan dengan variabel-variabel dari ketiga faktor
tersebut.
3. untuk mengantisipasi persaingan dengan produk yang sejenis, maka
pihak produsen perlu lebih kreatif dan inovatif dalam memasarkan
produknya kepada konsumen. Dengan demikian diharapkan para
konsumen senantiasa tertarik untuk membeli produk kopi bubuk Kapal
Api.
130
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. “ Manajemen Pemasaran”, PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Beerden, O. William, Dkk. “Marketing Principles and Perspective”, Edisi II, Mc graw
Hill, New York, 2001.
Hamid, Abdul. “ Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS, Jakarta, 2007.
Kotler, Philip. “ Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dan
Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Kotler, Philip dan Susanto, A. B. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Kotler, Philip dan Amstrong. “ Marketing Manajemen” Prentice Hall, USA, 2000.
Mulyono, Sri. “Statistik Untuk Ekonomi Dan Bisnis”, Edisi 3, Lembaga FEUI, Jakarta,
2005.
Parubak, Benyamin, Armanu Thoyib, Agus Suman. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Dipertimbangkan konsumen Dalam Pembelian kain Donggala Di Kotamadya
Palu”, FE Unibraw, Malang, 2001.
Pawitan, Gandhi. “On Use Analysis In Analizing Service Quality Performance”,
Parahyangan Catholic University, Bandung, 2008.
Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw, John. “Perilaku Konsumen”, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2005.
Prahalad, dan Varmestwary. “ Co Creation Competence Consumer”, Harvard Busssiness
Review, USA, 2009.
Priyono, Fredy Agus. “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam
Membeli Minyak Goreng Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang
Surabaya)”, PPS UNTAG, Surabaya, 2001.
Hariwijaya, M. Dan P. B. Triton. “ Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi, Tugu
Publisher, Yogyakarta, 2008.
Rangkuti, Freddy.“ Measuring Consumer Satisfaction”, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
Saladin Djaslim. “ Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan
pengendalian”, Linda Karya, Bandung, 2003.
131
Sarwono, Jonathan. “Analisis Data Menggunakan SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta,
2006.
Santoso, Singgih. “SPSS Analisis Multivariat, Statistik Non Parametrik, Latihan SPSS”,
PT Elex Media Komputerindo, Jakarta, 2004.
Scifman, dan Kanuk. “Consumer Behavior”, Prentice Hall, USA, 2000.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta, bandung, 2008.
Sulistyawati, Eka, Multfiah, Titik, Dan Parubak, Armanu. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Patung
Kayu Pada Toko Kerajinan (Art Shop) Di Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali”,
FE Unibraw, Malang, 2001.
Suryo S. Fajar. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam
Memilih Warnet”, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Sujoko. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam
Keputusan Memakai Jasa Warnet Di Kota Jember”, UNTAG 45, Surabaya,
2002.
Supranto, J. “Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi”, PT Andi Mahasatya, Jakarta,
2004.
132
Susana, Erni. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Dalam
Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya”, Untag, Surabaya,
2000.
Tedjakusuma, Ritawati, Hartini, Sri, Muryani. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di
Kotamadya Surabaya, Universitas Airlangga, Surabaya, 2003.
Ujianto, Abdurrachman. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan
Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Kasus Konsumen Di Jawa Timur)”,
Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2003.
Wahyudian, Sumarwan, Ujang, Hartoyo.”Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi
Konsumsi Kopi dan Analisis Pemetaan Beberapa Merek Kopi dan Implikasinya
Pada Pemasaran Kopi”, Universitas Indonesia, Jakarta, 2002.
Rastini. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menginap Di Hotel
Berbintang Tiga”, Untag, Surabaya, 2001.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
133
A. Lampiran I Uji Validitas
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Q1 90,58 137,310 ,638 ,865
Q2 90,40 144,286 ,408 ,871
Q3 90,40 144,286 ,397 ,872
Q4 90,52 146,051 ,326 ,873
Q5 90,46 144,662 ,369 ,872
Q6 90,36 144,235 ,400 ,871
Q7 90,24 146,635 ,307 ,874
Q8 90,38 144,730 ,388 ,872
Q9 90,70 141,806 ,494 ,869
Q10 90,58 137,310 ,638 ,865
Q11 90,54 144,743 ,340 ,873
Q12 90,12 144,720 ,406 ,871
Q13 90,20 145,429 ,320 ,874
Q14 90,80 141,388 ,550 ,868
Q15 90,62 141,587 ,459 ,870
Q16 90,26 145,502 ,338 ,873
Q17 90,28 140,696 ,531 ,868
Q18 90,54 146,458 ,318 ,873
Q19 90,58 142,208 ,440 ,870
Q20 90,70 145,643 ,375 ,872
Q21 90,78 142,869 ,426 ,871
Q22 90,34 145,290 ,375 ,872
Q23 90,48 145,602 ,294 ,875
Q24 90,48 141,112 ,517 ,868
Q25 90,18 140,885 ,565 ,867
Q26 90,80 145,959 ,313 ,874
Q27 90,12 143,251 ,510 ,869
B. Lampiran II Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
134
118
,875 27
C. Lampiran III Deskriptif Statistik Responden
Keterangan Frekuensi Presentase
Pria
Wanita
78
22
78 %
22 %
Total 100 100
Keterangan Frekuensi Presentase
15-20
21-26
27-32
33-38
39-44
45-50
48
37
7
2
2
4
48 %
37 %
7 %
2 %
2 %
4 %
Total 100 100
Keterangan Frekuensi Presentase
Kadang
Sering
56
44
56 %
44 %
135
Total 100 100
Keterangan Frekuensi Presentase
Aktif
Pasif
36
64
36 %
64 %
Total 100 100
Q1
18 18,0 18,0 18,0
10 10,0 10,0 28,0
45 45,0 45,0 73,0
27 27,0 27,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q2
12 12,0 12,0 12,0
12 12,0 12,0 24,0
53 53,0 53,0 77,0
23 23,0 23,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
136
Q3
2 2,0 2,0 2,0
21 21,0 21,0 23,0
19 19,0 19,0 42,0
50 50,0 50,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q4
23 23,0 23,0 23,0
21 21,0 21,0 44,0
51 51,0 51,0 95,0
5 5,0 5,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q5
1 1,0 1,0 1,0
19 19,0 19,0 20,0
25 25,0 25,0 45,0
43 43,0 43,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
137
Q6
7 7,0 7,0 7,0
28 28,0 28,0 35,0
53 53,0 53,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q7
2 2,0 2,0 2,0
7 7,0 7,0 9,0
16 16,0 16,0 25,0
54 54,0 54,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q8
1 1,0 1,0 1,0
14 14,0 14,0 15,0
21 21,0 21,0 36,0
54 54,0 54,0 90,0
10 10,0 10,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
138
Q9
1 1,0 1,0 1,0
18 18,0 18,0 19,0
17 17,0 17,0 36,0
57 57,0 57,0 93,0
7 7,0 7,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q10
8 8,0 8,0 8,0
28 28,0 28,0 36,0
54 54,0 54,0 90,0
10 10,0 10,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q11
11 11,0 11,0 11,0
15 15,0 15,0 26,0
53 53,0 53,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
139
Q12
13 13,0 13,0 13,0
23 23,0 23,0 36,0
52 52,0 52,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q13
1 1,0 1,0 1,0
7 7,0 7,0 8,0
19 19,0 19,0 27,0
60 60,0 60,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q14
2 2,0 2,0 2,0
25 25,0 25,0 27,0
15 15,0 15,0 42,0
43 43,0 43,0 85,0
15 15,0 15,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
140
Q15
1 1,0 1,0 1,0
11 11,0 11,0 12,0
34 34,0 34,0 46,0
41 41,0 41,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q16
2 2,0 2,0 2,0
9 9,0 9,0 11,0
26 26,0 26,0 37,0
55 55,0 55,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q17
11 11,0 11,0 11,0
21 21,0 21,0 32,0
47 47,0 47,0 79,0
21 21,0 21,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
141
Q18
1 1,0 1,0 1,0
10 10,0 10,0 11,0
15 15,0 15,0 26,0
61 61,0 61,0 87,0
13 13,0 13,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q19
22 22,0 22,0 22,0
17 17,0 17,0 39,0
49 49,0 49,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q20
30 30,0 30,0 30,0
19 19,0 19,0 49,0
43 43,0 43,0 92,0
8 8,0 8,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
142
Q21
1 1,0 1,0 1,0
33 33,0 33,0 34,0
28 28,0 28,0 62,0
33 33,0 33,0 95,0
5 5,0 5,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q22
1 1,0 1,0 1,0
29 29,0 29,0 30,0
19 19,0 19,0 49,0
40 40,0 40,0 89,0
11 11,0 11,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q23
1 1,0 1,0 1,0
28 28,0 28,0 29,0
21 21,0 21,0 50,0
38 38,0 38,0 88,0
12 12,0 12,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
143
Q24
14 14,0 14,0 14,0
18 18,0 18,0 32,0
49 49,0 49,0 81,0
19 19,0 19,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q25
18 18,0 18,0 18,0
18 18,0 18,0 36,0
47 47,0 47,0 83,0
17 17,0 17,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Q26
2 2,0 2,0 2,0
6 6,0 6,0 8,0
16 16,0 16,0 24,0
44 44,0 44,0 68,0
32 32,0 32,0 100,0
100 100,0 100,0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
144
Q27
17 17,0 17,0 17,0
28 28,0 28,0 45,0
48 48,0 48,0 93,0
7 7,0 7,0 100,0
100 100,0 100,0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
C. Lampiran IV Analisis Faktor
KMO and Bartlett's Test
,666
876,152
351
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
KMO and Bartlett's Test
,691
801,550
325
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
145
KMO and Bartlett's Test
,700
766,591
300
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test of
Sphericity
146
Communalities
1,000 ,687
1,000 ,663
1,000 ,764
1,000 ,763
1,000 ,677
1,000 ,521
1,000 ,741
1,000 ,728
1,000 ,638
1,000 ,757
1,000 ,579
1,000 ,713
1,000 ,614
1,000 ,623
1,000 ,550
1,000 ,557
1,000 ,524
1,000 ,503
1,000 ,677
1,000 ,812
1,000 ,786
1,000 ,619
1,000 ,624
1,000 ,553
1,000 ,510
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
147
Total Variance Explained
5,165 20,662 20,662 5,165 20,662 20,662 2,482 9,929 9,929
2,582 10,329 30,991 2,582 10,329 30,991 2,353 9,413 19,342
1,933 7,730 38,721 1,933 7,730 38,721 2,089 8,357 27,699
1,664 6,655 45,376 1,664 6,655 45,376 2,075 8,301 36,001
1,307 5,229 50,605 1,307 5,229 50,605 1,988 7,953 43,954
1,285 5,139 55,744 1,285 5,139 55,744 1,873 7,490 51,444
1,177 4,708 60,452 1,177 4,708 60,452 1,859 7,434 58,878
1,071 4,285 64,737 1,071 4,285 64,737 1,465 5,858 64,737
,918 3,673 68,410
,878 3,513 71,923
,825 3,300 75,224
,732 2,930 78,153
,697 2,786 80,939
,636 2,543 83,482
,575 2,299 85,781
,547 2,187 87,969
,501 2,002 89,971
,468 1,874 91,844
,413 1,654 93,498
,361 1,442 94,941
,336 1,343 96,284
,267 1,068 97,352
,258 1,032 98,384
,238 ,952 99,337
,166 ,663 100,000
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative %
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared LoadingsRotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
148
Component Matrixa
,443 ,088 ,296 -,368 ,168 -,469 -,001 -,108
,511 ,080 ,170 -,387 ,043 -,449 ,116 -,009
,572 -,063 -,262 ,446 ,201 -,217 -,233 ,154
,418 ,048 -,201 ,606 ,206 -,348 -,111 ,053
,590 -,062 -,049 ,023 -,432 -,122 -,074 ,339
,502 ,074 -,326 ,272 -,258 -,011 -,046 ,118
,505 ,412 -,142 -,346 ,101 ,109 -,349 -,178
,429 ,358 -,323 -,228 ,201 ,321 -,341 ,026
,602 ,190 -,167 ,146 -,001 ,047 ,393 -,184
,403 ,008 -,311 ,099 ,212 ,394 ,534 -,051
,422 ,482 ,177 -,226 ,094 -,126 ,227 ,096
,438 -,091 -,044 ,304 -,122 -,008 -,157 -,616
,458 -,212 -,273 -,250 -,085 ,094 -,008 -,455
,316 ,382 ,305 ,195 ,493 -,037 -,014 -,036
,300 ,514 ,247 -,024 -,055 ,304 -,070 ,185
,381 ,517 ,138 ,154 -,023 ,244 ,110 ,173
,300 ,277 ,376 ,069 -,443 ,103 -,002 ,071
,438 -,246 -,284 -,156 -,013 -,122 ,330 ,150
,302 -,342 ,551 ,287 -,045 ,235 ,140 -,083
,466 -,542 ,488 ,118 ,136 ,043 -,151 ,079
,389 -,502 ,258 -,143 ,291 ,361 -,270 ,085
,491 -,500 ,058 -,226 ,089 ,079 ,237 ,061
,471 -,424 -,291 -,163 ,126 ,020 -,065 ,303
,500 -,159 -,143 -,183 -,431 ,061 -,182 ,013
,524 ,034 ,360 ,100 -,239 -,079 ,026 -,174
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
1 2 3 4 5 6 7 8
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
8 components extracted.a.
149
Rotated Component Matrixa
,137 ,042 ,802 ,050 -,003 ,094 -,051 ,098
,071 ,066 ,779 ,045 ,175 ,066 ,089 ,044
,167 -,001 ,057 ,812 ,177 ,160 ,107 ,075
-,008 ,026 ,065 ,857 -,001 -,037 ,078 ,132
,130 ,273 ,179 ,264 ,694 -,003 ,047 ,005
-,074 ,194 -,065 ,434 ,452 ,113 ,210 ,155
-,037 ,220 ,293 ,043 ,088 ,743 ,016 ,208
,001 ,187 ,010 ,123 ,086 ,807 ,139 ,002
-,056 ,275 ,195 ,242 ,090 ,060 ,597 ,307
,079 ,116 -,109 ,083 -,037 ,117 ,836 ,061
-,102 ,451 ,532 ,028 -,037 ,164 ,214 -,086
,108 ,011 ,003 ,267 ,051 ,075 ,060 ,786
,124 -,212 ,150 -,084 ,263 ,311 ,312 ,512
,145 ,376 ,284 ,344 -,478 ,170 ,057 ,012
,026 ,679 ,047 -,016 -,007 ,283 ,005 -,076
-,044 ,677 ,036 ,154 -,022 ,170 ,202 -,039
,037 ,631 ,090 -,065 ,251 -,098 -,114 ,163
,100 -,157 ,256 ,120 ,374 -,015 ,494 -,066
,620 ,291 -,043 ,007 -,043 -,353 ,087 ,268
,838 ,053 ,158 ,181 ,092 -,147 -,063 ,122
,843 -,058 -,009 -,019 ,051 ,259 ,031 ,004
,544 -,136 ,250 -,052 ,265 -,028 ,410 ,029
,394 -,255 ,101 ,224 ,423 ,231 ,282 -,178
,151 ,076 ,085 -,004 ,645 ,204 ,042 ,241
,228 ,387 ,300 ,104 ,180 -,117 ,008 ,401
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
1 2 3 4 5 6 7 8
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 11 iterations.a.
Component Transformation Matrix
,371 ,323 ,405 ,386 ,377 ,287 ,372 ,288
-,631 ,625 ,146 ,050 -,267 ,329 -,057 -,065
,485 ,481 ,290 -,255 -,304 -,378 -,385 ,042
-,010 ,207 -,489 ,689 -,184 -,410 -,008 ,204
,278 -,265 ,167 ,276 -,729 ,308 ,204 -,282
,324 ,328 -,659 -,379 -,071 ,344 ,293 ,021
-,175 ,090 ,160 -,223 -,118 -,529 ,762 -,102
,128 ,212 -,066 ,198 ,331 -,072 -,041 -,882
Component
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
150
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0Component 1
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Co
mp
on
ent
2
-1.0-0.5
0.00.5
1.0
Component 3
Q1
Q2
Q3
Q5
Q6Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16Q18
Q19
Q21
Q22Q23
Q25
Q26
Component Plot in Rotated Space
151
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Component Number
0
1
2
3
4
5
6
Eig
en
va
lue
Scree Plot
152
Anti-image Matrices
,567 -,226 ,030 ,010 ,052 -,016 -,074 -,010 -,097 ,146 -,017 -,009 ,022 -,050
-,226 ,542 -,044 ,061 -,107 ,021 -,047 ,027 ,075 -,080 -,142 ,003 -,085 -,051
,030 -,044 ,439 -,238 -,005 -,071 -,015 -,003 -,070 ,007 ,006 -,024 ,018 -,061
,010 ,061 -,238 ,457 -,071 -,039 ,047 -,079 ,038 ,010 -,060 -,120 -,003 -,095
,052 -,107 -,005 -,071 ,534 -,154 ,043 ,018 -,076 ,107 -,099 ,008 ,014 ,124
-,016 ,021 -,071 -,039 -,154 ,561 -,117 ,041 -,031 -,157 ,121 ,010 ,011 ,089
-,074 -,047 -,015 ,047 ,043 -,117 ,454 -,217 ,018 ,032 -,085 -,084 -,024 -,030
-,010 ,027 -,003 -,079 ,018 ,041 -,217 ,507 -,105 -,023 ,044 ,107 -,046 ,060
-,097 ,075 -,070 ,038 -,076 -,031 ,018 -,105 ,523 -,195 -,054 -,067 -,069 -,064
,146 -,080 ,007 ,010 ,107 -,157 ,032 -,023 -,195 ,603 -,034 ,011 -,050 -,039
-,017 -,142 ,006 -,060 -,099 ,121 -,085 ,044 -,054 -,034 ,530 ,102 -,052 -,018
-,009 ,003 -,024 -,120 ,008 ,010 -,084 ,107 -,067 ,011 ,102 ,679 -,172 -,006
,022 -,085 ,018 -,003 ,014 ,011 -,024 -,046 -,069 -,050 -,052 -,172 ,668 ,079
-,050 -,051 -,061 -,095 ,124 ,089 -,030 ,060 -,064 -,039 -,018 -,006 ,079 ,634
-,027 ,044 ,034 ,015 -,107 ,059 -,133 -,015 ,000 -,066 -,015 ,038 ,054 -,137
,000 ,057 ,031 ,004 -,004 -,095 ,033 -,133 ,016 -,018 -,178 -,059 ,059 -,129
,027 -,038 -,064 ,088 -,031 -,054 ,107 -,025 -,026 ,066 -,072 -,043 -,005 -,001
-,061 -,015 -,006 -,083 ,066 -,062 ,030 ,053 -,060 -,013 -,045 ,077 -,037 ,099
,036 -,035 -,001 ,001 -,024 ,060 ,048 ,068 -,047 -,057 ,060 -,068 ,000 ,076
-,095 -,024 -,002 -,094 ,007 -,008 ,022 ,058 -,034 ,044 ,064 ,082 ,012 ,007
,043 ,067 -,069 ,143 -,033 -,007 -,021 -,116 ,135 -,036 -,080 -,075 -,064 -,073
-,068 ,030 ,077 -,039 -,059 ,107 -,035 ,047 -,059 -,110 ,000 ,004 -,004 -,012
,019 -,075 -,126 ,088 -,083 -,023 ,065 -,076 ,048 -,054 ,077 -,027 -,027 ,000
,022 ,017 -,050 ,062 -,154 ,045 -,088 -,023 ,017 ,031 ,101 -,034 -,120 ,017
,006 -,008 ,059 ,032 ,004 -,130 -,050 -,011 -,026 ,050 -,088 -,124 ,051 -,109
,704a -,407 ,060 ,021 ,095 -,029 -,145 -,019 -,177 ,249 -,032 -,014 ,036 -,084
-,407 ,718a -,089 ,122 -,198 ,038 -,095 ,051 ,141 -,140 -,266 ,005 -,141 -,087
,060 -,089 ,740a -,531 -,011 -,143 -,035 -,006 -,146 ,013 ,012 -,044 ,033 -,116
,021 ,122 -,531 ,563a -,144 -,077 ,104 -,164 ,077 ,018 -,123 -,216 -,006 -,177
,095 -,198 -,011 -,144 ,753a -,281 ,086 ,034 -,144 ,189 -,187 ,013 ,024 ,213
-,029 ,038 -,143 -,077 -,281 ,697a -,231 ,077 -,056 -,269 ,222 ,016 ,019 ,149
-,145 -,095 -,035 ,104 ,086 -,231 ,709a -,453 ,036 ,062 -,172 -,151 -,044 -,056
-,019 ,051 -,006 -,164 ,034 ,077 -,453 ,653a -,205 -,042 ,085 ,182 -,079 ,105
-,177 ,141 -,146 ,077 -,144 -,056 ,036 -,205 ,764a -,346 -,102 -,113 -,117 -,112
,249 -,140 ,013 ,018 ,189 -,269 ,062 -,042 -,346 ,641a -,060 ,017 -,079 -,063
-,032 -,266 ,012 -,123 -,187 ,222 -,172 ,085 -,102 -,060 ,669a ,169 -,087 -,031
-,014 ,005 -,044 -,216 ,013 ,016 -,151 ,182 -,113 ,017 ,169 ,696a -,256 -,009
,036 -,141 ,033 -,006 ,024 ,019 -,044 -,079 -,117 -,079 -,087 -,256 ,813a ,122
-,084 -,087 -,116 -,177 ,213 ,149 -,056 ,105 -,112 -,063 -,031 -,009 ,122 ,662a
-,045 ,074 ,064 ,027 -,182 ,098 -,246 -,026 ,000 -,106 -,026 ,057 ,082 -,214
-,001 ,099 ,059 ,008 -,008 -,162 ,062 -,238 ,029 -,029 -,311 -,091 ,091 -,206
,042 -,062 -,114 ,154 -,050 -,086 ,189 -,042 -,042 ,101 -,118 -,062 -,008 -,001
-,099 -,025 -,011 -,151 ,110 -,101 ,054 ,091 -,102 -,020 -,075 ,114 -,055 ,151
,065 -,065 -,001 ,002 -,045 ,111 ,098 ,132 -,089 -,101 ,114 -,114 ,000 ,131
-,223 -,058 -,005 -,245 ,018 -,019 ,056 ,143 -,083 ,100 ,154 ,174 ,025 ,016
,092 ,146 -,167 ,340 -,072 -,015 -,050 -,260 ,300 -,074 -,177 -,146 -,126 -,147
-,124 ,057 ,161 -,080 -,111 ,198 -,073 ,092 -,112 -,196 ,001 ,006 -,007 -,021
,035 -,139 -,258 ,177 -,153 -,042 ,131 -,145 ,091 -,094 ,143 -,044 -,045 -,001
,036 ,029 -,095 ,116 -,266 ,075 -,165 -,042 ,030 ,051 ,174 -,052 -,185 ,027
,010 -,014 ,115 ,061 ,007 -,225 -,095 -,020 -,047 ,082 -,157 -,194 ,080 -,177
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q18
Q19
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
153
154
155
D. Lampiran V Kuesioner Penelitian
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT. yang telah memberikan
nikmat kepada kita baik itu nikmat sehat dan nikmat iman serta islam. Sholawat kita
hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas ajaran dan jerih payahnya kita dapat
memeluk agama Islam.
Sehubungan adanya keperluan riset untuk keperluan saya agar dapat menuntaskan
studi saya di UIN Syarif Hidayatullah, saya meminta kesediaan anda untuk menjadi
Responden agar mau mengisi kuesioner yang saya buat, untuk keperluan riset bagi skripsi
saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam
Keputusan Pembelian Kopi Bubuk KAPAL API (Studi Kasus Pada Masyarakat
Kecamatan Ciputat)”.
Untuk itulah saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Sekian
dan atas kerja samanya, saya mengucapkan terima kasih.
TATO PRIHATNO
156
Kuesioner Penelitian:
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api
(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat)
DATA RESPONDEN:
1. Nama: …………………………………………
2. Alamat: ……………………………………….
Kelurahan: …………………………………..
Rt/Rw: …../……
Kecamatan: …………………………………..
Kabupaten: …………………………………..
Propinsi: ……………………………………..
3. No. Contact:
Telp: ……………………………………..
Hp: ………………………………………
4. Jenis kelamin:………………………..
5. Usia:…………………………………
6. Intensitas minum kopi: Kadang / Sering (lingkarilah salah satu salah satu jawaban)
7. Intensitas mengkonsumsi produk kopi Kapal api: Aktif / Pasif (lingkarilah salah satu
jawaban)
Petunjuk:
157
1. Silanglah jawaban atau lingkarilah jawaban yang dianggap benar.
2. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang dianggap
benar.
3. Keterangan: (SS) = Sangat Setuju, (S) = Setuju, (R) = Ragu, (TS) = Tidak Setuju,
(STS) = Sangat Tidak Setuju.
Pertanyaan
1. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi memiliki cita rasa yang khas, dan
membuat anda terkesan dengan cita rasa yang khas tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
2. Aroma produk kopi bubuk yang anda konsumsi terasa sangat khas, sehingga
membuat anda dapat lebih menikmati kopi bubuk yang anda konsumsi.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
3. Kopi bubuk yang anda konsumsi memiliki tingkat rasa pahit yang khas, dan rasa
pahit itu cocok dengan selera anda.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
4. Warna air kopi bubuk yang anda konsumsi berwarna coklat kehitam-hitaman, dan
anda tertarik dengan warna air pada kopi bubuk yang anda konsumsi.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
5. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi mempunyai tingkat kekentalan atau
kepekatan yang khas, dan tingkat kekentalan atau kepekatan tersebut sangat
cocok dengan selera anda.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
158
6. Produk kopi bubuk yang anda beli dengan tingkat harga tertentu, telah sesuai
dengan manfaat yang anda peroleh setelah anda mengkonsumsi produk kopi
bubuk tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
7. Harga produk kopi bubuk yang ditawarkan oleh produsen untuk saudara
konsumsi, dapat anda beli dengan harga yang terjangkau.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
8. Iklan yang ada di Televisi atau pun radio tentang produk kopi bubuk, membuat
anda memperoleh informasi tentang produk tersebut, sehingga anda dapat
membeli produk kopi bubuk tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
9. Dengan adanya promosi penjualan yang dilakukan produsen kopi mengakibatkan
banyak yang mengkonsumsi produk kopi bubuk tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
10. Melalui kegiatan pemasaran langsung produk kopi bubuk yang dilakukan oleh
produsen, membuat banyak yang menjadi konsumen produk kopi bubuk tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
11. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi sangat banyak tersedia di warung, toko,
dan mini market.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
12. Dalam melakukan pembelian kopi bubuk anda mendapatkan pelayanan yang baik
oleh penjual.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
159
13. Lokasi atau tempat anda melakukan pembelian kopi bubuk mudah anda jangka,
sehingga oleh sebab itu anda selalu melakukan pembelian ulang produk kopi
bubuk tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
14. Kebiasaan dalam mengkonsumsi kopi bubuk (kapal api) yang dilakukan setiap
hari menjadikan seseorang ketagihan dalam mengkonsumsi kopi bubuk.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
15. Usia remaja merupakan usia dimana seseorang mulai menjadi konsumen kopi.
sedangkan usia dewasa seseorang sudah menjadi konsumen kopi yang aktif.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
16. Seseorang yang bekerja di lapangan (luar ruang) minum kopi untuk
menghilangkan rasa lelahnya setelah bergelut dengan pekerjaanya, seseorang
yang bekerja di dalam ruang (kantor) yang setiap hari berhadapan dengan
komputer atau mesin ketik minum kopi untuk menghilangkan rasa lelah pada
matanya, sedangkan seseorang yang bekerja pada waktu malam hari minum kopi
untuk menghilangkan rasa kantuknya. Hal ini mengindikasikan bahwa
seseorang terbiasa minum kopi salah satu alasanya disebabkan oleh profesi
yang mereka geluti.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
17. Banyak remaja usia sekolah SMP, SMA, ataupun Mahasiswa yang terbiasa
minum kopi untuk menciptakan suasana yang santai, mereka minum kopi untuk
membantu mereka agar dapat mudah dalam berkonsentrasi (berdasarkan
penelitian kopi mengandung Kaffein yang dapat memacu kerja otak dan syaraf
sehingga dapat membantu agar mudah berkonsentrasi) dalam pelajaran atau
dalam mengerjakan tugas mereka. Adanya alasan faktor tugas atau kesibukan
160
pendidikan mereka disekolah dan kuliah tersebut, membuat banyak
dikalangan remaja usia sekolah dan para mahasiswa yang minum kopi.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
18. Tingkat penghasilan seseorang sangatlah berbeda-beda, hal ini membuat
kebutuhan belanja mereka haruslah disesuaikan dengan tingkat penghasilan
mereka. Dari hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan
mempengaruhi kebutuhan belanja atau pembelian mereka.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
19. berkembangnya kedai-kedai kopi salah satunya adalah Starbukcs,
mengidikasikan bahwa minuman kopi adalah minuman yang dapat menjadi
sebuah trend gaya hidup seseorang,.. Adanya kebiasaan merokok yang menjadi
trend gaya hidup, sebagian kalangan menambahkan trend tersebut dengan
merokok dan sambil minum kopi, atau sebagaian kalangan minum kopi untuk
membantu mereka dalam menciptakan suasana santai. Dari beberapa alasan
tersebut kemungkinan itu terjadi pada diri anda, bahwa anda memiliki kebiasaan
seperti itu, oleh sebab itu minum kopi menjadi sebuah trend gaya hidup
bagian yang tak terlepas dari aktivitas anda dalam keseharian.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
20. Keluarga anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah produk.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
21. Rekan sekerja anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah
produk kopi bubuk Kapal Api.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
161
22. Teman dekat anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah
produk kopi bubuk Kapal Api.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
23. Teman sekomunitas anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian
sebuah produk kopi bubuk kapal Api.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
24. Dalam keyakinan anda, dengan mengkonsumsi kopi akan membuat pikiran anda
terasa segar. Dan anda berkeyakinan pula dengan minum kopi akan
membebaskan anda dari rasa kantuk.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
25. Dalam minuman kopi mengandung Kaffein yang dapat memacu kerja otak dan
syaraf, oleh sebab itu, dengan secangkir kopi di pagi hari dapat memacu aktivitas
kerja. Dorongan dalam diri anda, untuk minum kopi dapat agar anda semangat
dalam melakukan aktivitas kerja anda.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
26. dari sebuah penelitian bahwa dari berbagai aroma kopi, dapat menghasilkan
beberapa sugesti yang dapat menimbulkan sebuah persepsi, diantaranya; kopi
hitam dapat membantu dalam merangsang berpikir relistis, kopi pahit dapat
menjadi sebuah aroma yang berguna bagi terapi seseorang yang kecanduan
minuman keras, kopi dengan berbagai rasa seperti; mocca, cappuccino, susu,
serta dengan menambahkan krim, dapat menimbulkan suasana santai dan senang.
Dengan demikian dalam diri anda berpendapat bahwa minum kopi dapat
membantu anda dalam suasan yang santai atau senang.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
162
27. Saat pertama kali anda minum kopi anda merasakan kenyamanan, yang anda
rasakan saat anda meminum kopi tersebut.
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
163
164
165
166
167
168
169