analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEMISKINAN DI THAILAND
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
STRATA SATU DALAM ILMU EKONOMI ISLAM
OLEH:
MISS ROMUELAH SEENA
NIM 12810040
DOSEN PEMBIMBING:
Muhammad Ghafur Wibowo. S.E.,M.Sc.
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar
pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan pendidikan (rata-
rata lama sekolah) terhadap Tingkat Kemiskinan di Thailand.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Thailand. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi panel data dengan metode
Fixed Effect Model dengan bantuan Software Eviews 8.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Thailand, sedangkan
variabel upah minimum dan pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama
sekolah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
Thailand.
Kata Kunci: Tingkat Kemiskinan, Pertumbuhan ekonomi, Upah minimum,
Pendidikan (rata-rata lama sekolah).
iii
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze how and much influence the
effect of economic growth, minimum wage and education (the average length of
school) on poverty in all regions of Thailand.
Data used in this research is secondary data obtained from the Central
Bureau of Statistics Thailand. Method used is the analysis of panel data
regression methods Fixed Effect Model with 8 Eviews software.
The results of this study are the variables of economic growth has no effect
on poverty in Thailnd. While minimum wage variable and education as measured
by the average length of the school have significant negative effect on poverty in
Thailnd.
Keywords: poverty, economic growth, minimum wage, education (the
average length of school).
viii
MOTTO
Ingatlah!!! bahwa kesuksesan selalu
disertai dengan kegagalan!
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk ibu saya
Kholijah Molor dan keluarga tercinta yang
senentiasa berjuang untuk kesuksesan saya.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
berkat rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di
Thailand”. Dan Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, pembawa kesempurnaan agama Islam.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini tentu saja dihadapkan dengan beberapa
kendala baik mengenai permasalahan spirit, birokrasi, teknis penulisan, maupun
data, namun karena beberpa pihak maka kendala-kendala tersebut dapat diatasi.
Maka dari itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
2. Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
3. Sunaryati, S.E., M.Si., selaku Kaprodi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam serta Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan motivasi dan bimbingan dari awal perkuliahan sampai
terselesaikannya tugas akhir
4. Muhammad Ghafur Wibowo, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu meluangkan waktu, memberikan solusi, arahan, serta
masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini
5. Ayah, Ibu dan keluarga besar saya yang selalu mendoakan dan
mendukung saya selama proses perkuliahan di Indonesia sampai
terselesaikannya studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan
Kalijaga.
6. Ucapan terimakasih terkhusus untuk kakakku, Aisyah Seena atas semua
motivasi dan bantuannya selama perkuliahan saya.
xii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Mentri Agama dan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
ة
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
ش
ش
Alif
Bā‟
Tā‟
Ṡā‟
Jim
Ḥā‟
Khā‟
Dāl
Żāl
Rā‟
Zai
Sin
Syin
Tidak dilambangkan
b
t
ṡ
j
ḥ
kh
d
ż
r
z
s
sy
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik diatas)
je
ha (dengan titik di bawah) ka
dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
xiii
II. Konsonan rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ص
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
و
و
ء
ي
Ṣād
Ḍad
Ṭā‟
Ẓā‟
„Ain
Gain
Fā‟
Qāf
Kāf
Lām
Mim
Nūn
Waw
Hā‟
Hamzah
Ya
ṣ
ḍ
ṭ
ẓ
„
g
f
q
k
l
m
n
w
h
ʻ
Y
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
„el
„em
„en
w
ha
apostrof
ye
يتعددة
عدة
Ditulis
Ditulis
Muta‟addidah
„iddah
xiv
III. Ta’marbūtah di Akhir Kata
a. Bila dimatikan ditulis h
Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah diserap
dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya.
b. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta kedua bacaan itu terpisah,
maka ditulis h
c. Bila ta’marbūtah hidup atau dengan harakat, fatḥah, kasrah dan
ḍammah ditulis t atau h
Ditulis Zakāh al-fiṭri زكبةانفطر
IV. Vokal Pendek
_ ___
_ ___
_ ___
Fatḥah
Kasrah
Ḍammah
Ditulis
Ditulis
Ditulis
a
i
u
حكة
جسية
Ditulis
Ditulis
Ḥikmah
jizyah
Ditulis كرايةاالونيبء
Karāmah al-auliyā’
xv
V. Vokal Panjang
Fathah + alif جبھهية
Fathah + ya‟ mati تسى
Kasrah + ya‟ mati كريى
Dammah + wawu mati فروض
Ditulis
Ditulis
Ditulis
Ditulis
Jāhiliyyah
Tansā
Karīm
furūd
VI. Vokal Rangkap
Fathah ya mati
بيكى
Fathah wawu mati
قول
Ditulis
Ditulis
Ditulis
Ditulis
ai
bainakum
au
qaul
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof
أأتى
أعد ت
نئ شكرتى
Ditulis
Ditulis
Ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
VIII. Kata sandang Alif + Lam
a. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan “l”
b. Bila diikuti huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
انقرا
انقيبش
Ditulis
Ditulis
Al-Qur’ān
al-Qiyās
xvi
ءانسب
صانش
Ditulis
Ditulis
as-Samā’
asy-Syams
IX. Penyusunan kata-kata dalam rangkaian kalimat
X. Pengecualian
Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:
a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur‟an, hadis,
mazhab, syariat, lafaz.
b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan
oleh penerbit, seperti judul buku al-Hijab.
c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari
negera yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab,
Ahmad Syukri Soleh.
d. Nama penerbit di Indonesia yang mengguanakan kata Arab, misalnya
Toko Hidayah, Mizan
انفروضذوي
أھم انسة
Ditulis
Ditulis
Zawi al-Furūd
Ahl as-Sunnah
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. iv
SURAT PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................................................. vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 16
1.3. Tujuan penelitian ................................................................................16
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 16
1.5.Sistematika Pembahasan .....................................................................17
xviii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 19
2.1.Telaah Pustaka ................................................................................... 19
2.2. Landasan Teori .................................................................................. 22
2.2.1. Kemiskina ........................................................................ 22
2.2.2. Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 29
2.2.3. Upah Minimum ................................................................ 34
2.2.4. Pendidikan ........................................................................ 38
2.3. Hipotesis ............................................................................................ 42
2.4. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 47
3.1. Jenis dan Sumber Penelitian .............................................................. 47
3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................... 48
3.3. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 48
3.4. Metode Analisis dan Pengolahan Data ............................................. 50
3.4.1. Common Effect ................................................................. 51
3.4.2. Fixed Effect ...................................................................... 51
3.4.3. Random Effect .................................................................. 52
3.4.4. Pemilihan Teknik Estimasi data panel ............................. 52
3.4.4.1. Uji Statistik F (Chow) ......................................... 53
3.4.4.2. Uji Hausman ........................................................ 54
3.4.5. Uji Hipotesis ..................................................................... 55
3.4.5.1. Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)......... 55
3.4.5.2. Uji F statistik ....................................................... 55
xix
3.4.5.3. Uji Statistik t (pengujian secara parsial) ............. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 57
4.1. Gambaran Umum Tentang Thailand.................................................. 57
4.2. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 60
4.3. Analisis Regresi Data Panel............................................................... 61
4.3.1. Likehood Ratio (Chow Test) ............................................. 61
4.3.2. Uji Hausman Test ............................................................ 62
4.4.Pengujian Hipotesis ............................................................................ 63
4.4.1. Uji Statistik F ................................................................... 63
4.4.2. Uji t ................................................................................... 65
4.4.3. Koefisien Determinasi ( ) .............................................. 65
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................. 66
4.6. Pembahasan ...................................................................................... 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 74
5.2. Keterbatasan ...................................................................................... 75
5.3. Saran................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin diberbagai Wilayah di Thailand pada
Tahun 2006-2014 .................................................................................3
Tabel 1.2 Jumlah rata-rata penghasilan rumah tangga di berbagai Wilayah di
Thailand pada Tahun 2002-2011 ........................................................10
Tabel 1.3 Jumlah rata-rata Pendapatan per kapital populasi dari berbagai
wilayah pada tahun 2007-2011 .........................................................11
Tabel 1.4 Jumlah Presentase Kemiskinan mengikuti Tingkat Pendidikan padan
Tahun 2010-2014 ...............................................................................14
Tabel 4.1 Daftar Provinsi di Thailand ................................................................58
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Thailand Tahun 2009-2015 .................................59
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ......................................................60
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow ...................................................................................62
Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman .............................................................................62
Tabel 4.6 Hasil Uji F ..........................................................................................64
Tabel 4.7 Hasil Uji t ...........................................................................................64
Tabel 4.8 Hasil R-squared dan Adjusted R-square ............................................66
Tabel 4.9 Hasil Estimasi Model Fixed Effect .....................................................66
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar: 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................46
Gambar: 4.1. Peta Negara Thailand .....................................................................57
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: I Data Penelitian
Lampiran: II Output Uji Spesifikasi Model
Lampiran: III Output Estimasi Model
Lampiran: IV Statistik Deskriptif
Lampiran: V CV
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Thailand adalah negara pertama yang mengalami krisis ekonomi 1997.
Padahal, laporan United Nations Development Programe (UNDP) Poverty Report
2000, sampai dengan pertengahan 1990-an, Thailand adalah salah satu negara
dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, dari tahun 1977 sampai 1996,
pertumbuhan ekonominya selalu di atas 7% per tahun. Keberhasilan ekonomi
tersebut telah mampu menurunkan angka kemiskinan dari 33 % pada tahun 1988
menjadi 11 % pada tahun 1996. Mata uang Thailand mengalami coollapse pada
tahun 1997, dan ini menjadi awal dari krisis kepercayaan. Terjadi penarikan
modal secara besar-besaran di Thailand yang menyebabkan kegoyahan ekonomi
nasional yang berdampak hingga saat ini (Me and internasional relations, 2011).
Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat
kemiskinan. Kemiskinan menjadi salah satu penyakit dalam perekonomian di
hampir setiap negara, terlebih lagi di negara berkembang seperti Thailand yang
masih memiliki tingkat kemiskinan cukup tinggi dibandingkan dengan negara
lain, Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks
dan bersifat multidimensional yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap
barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu,
upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup
2
berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (M. Nasir,
dkk 2008: dalam Adit Agus Prastyo, 2010:18).
Thailand sebagai negara berkembang di Asia Tenggara yang memiliki
jumlah penduduk diperkirakan sebesar 65.124.716 jiwa (2014) dengan jumlah
laki-laki sekitar 31.999.008 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 33.125.708 jiwa.
Sejumlah 69% dari total penduduk tinggal di perdesaan, 15% tinggal di Bangkok,
dan 16% sisanya tinggal di sekitar Bangkok (wikipidia).
Kemiskinan (poverty) di Thailand sudah menjadi permasalahan sejak 40
tahun yang lalu, yang dimaksud dengan kemiskinan disini adalah kelompok
masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang
berada di bawah garis kemiskinan, diperkirakan sekitar 18 juta dari seluruh
jumlah penduduk setelah berkembangnya perekonomian di Thailand, dan pada
tahun 1988 jumlah penduduk yang miskin telah berkurang, tetapi pada tahun
1997-2006 Thailand masih memiliki penduduk yang pendapatannya kurang dari
1.386 baht per bulan terhitung sebesar 10% atau sekitar 6 jutaan orang dan jika
ditambah dengan penduduk yang hampir miskin yang pendapatannya kurang dari
1.600 baht per bulan terhitung sebesar 8 jutaan orang, jika dihimpun dari dua
bagian penduduk miskin dan yang hampir miskin maka negara Thailand
mempunyai penduduk miskin sekitar 15 juta orang dari penduduk di seluruh
populasi, jika analisis lebih mendalam bisa dilihat bahwa rata-rata 80% dari
jumlah penduduk miskin tersebut kebanyakan tinggal di perbatasan Utara dan
daerah Timur laut, bahwa penduduk di daerah tersebut penghasilan hanya sebesar
3
19 persen dari total penghasilan populasi di seluruh nageri (Thanapoln Saranjit,
2015).
Tabel: 1.1
Jumlah Penduduk Miskin diberbagai Wilayah di Thailand pada
Tahun 2006-2014
Note: Jumlah penduduk miskin disini maksudnya jumlah populasi yang
mempunyai pengeluaran rata-rata perorang per bulan dibawah garis miskin.
Sumber: Data diperoleh dari Badan pusat statistik, yang telah diproses oleh
Pusat perkembangan data dan indikator status sosial, kantor Dewan
pembangunan ekonomi dan sosial nasional.
Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa jumlah penduduk miskin di
Thailand pada tahun 2006-2014 cenderung menurun. Angka penduduk miskin di
seluruh populasi dari tahun 2004 tinggi sebesar 13,779.70 jutaan orang dan pada
tahun 2014 angka penduduk miskin telah menurun sebesar 7,057.40 jutaan orang
angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Thailand semakin
berkurang miskipun begitu Thailand juga masih memiliki banyak penduduk
miskin yang pemerintah harus memberi perhatian khusus.
Pemerintah baik pusat maupun daerah telah berupaya melaksanakan
berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan namun
masih jauh dari pokok permasalahan. Kebijakan dan program yang dilaksanakan
Region 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Whole kingdom 13,779.70 12,718.30 13,113.30 11,623.90 10,800.70 8,751.90 8,402.10 7,305.10 7,057.40
Bangkok 214.7 269.4 183.5 190.5 186.7 647.9 161.5 90.4 140.6
Central region 2,081.70 2,022.10 2,195.50 1,971.80 1,957.90 1,905.10 1,291.50 1,014.90 941.5
Northern region 2,962.40 2,961.00 3,328.60 2,699.70 2,602.50 1,869.50 2,017.00 1,937.10 1,519.90
Northeastern regioan 6,853.00 5,823.00 5,965.60 5,275.00 4,790.40 3,425.90 3,735.20 3,271.20 3,200.60
Southern region 1,667.80 1,642.80 1,443.10 1,487.00 1,263.30 903.4 1,196.90 991.5 1,254.80
4
belum menampakkan hasil yang optimal. Masih terjadi kesenjangan antara
rencana dengan pencapaian tujuan karena kebjakan dan program penanggulangan
kemiskinan lebih berorientasi pada program sektoral.
Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering berhubungan dengan
kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Menurut Rintuh
(2003), dalam (Harlik, Amri Amir dan Hardiani, 2013), kemiskinan dapat
diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar dan meningkatkan kebutuhan konsumsi dasar dan kualitas
hidupnya. Ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah ketidakmampuan seseorang
melampaui garis kemiskinan yang ditetapkan. Sedangkan kemiskinan relatif
berkaitan dengan perbedaan tingkat pendapatan suatu golongan dibandingkan
dengan golongan lainnya.
Kemiskinan sendiri merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek
karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan
yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kemalin serta buruknya
lingkungan hidup (World Bank, 2004). Menurut Bank Dunia salah satu penyebab
kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan aset untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan
pendidikan yang dapat diterima, di samping itu kemiskinan juga berkaitan dengan
keterbatasan kapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin
tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan
mereka pada umumnya tidak memadai. Mengatasi masalah kemiskinan tidak
5
dapat dilakukan secara terpisah dari masalah-masalah penangguran, pendidikan,
kesehatan dan masalah-masalah lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan
masalah kemiskinan. Dengan kata lain, pendekatannya harus dilakukan lintas
sektor, lintas pelaku secara terpadu dan terkoordinasi dan terintegrasi (World
Bank, 2004).
Dalam memahami masalah kemiskinan di Thailand, perlu diperhatikan
lokalitas yang ada di masing-masing daerah, yaitu kemiskinan pada tingkat lokal
yang ditentukan oleh komunitas dan pemerintah setempat. Dengan demikian
kriterial kemiskinan, pendapatan kemiskinan, penentuan sasaran, pemecahan
masalah dan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dapat lebih objektif dan
tepat sasaran.
Pada hakekatnya setiap daerah memiliki potensi yang khas. Baik itu berupa
potensi alam, potensi penggerak yakni manusia, potensi budaya, sosial dan
beragam potensi yang lainnya. Tidak bisa seorang memberi nama daerah X adalah
daerah yang miskin tanpa alasan yang memang mempunyai bukti. Kemungkinan
memang daerah X memang miskin sumber daya alam, daerah itu tandus, kering
akses untuk lalu lintas sulit dilalui dan dijangkau akan tetapi etos dan semangat
kerja penduduk daerah tersebut belum tentu rendah. Penduduk daerah X bisa saja
melakukan perpindahan ke daerah lain. Mereka sebetulnya memiliki etos kerja
tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang menjadi tujuan mereka
mencari penghidupan dan memperoleh rezeki untuk meneruskan kehidupan
mereka (Isnaeni ,2004 dalam M.Rifqi Aditya, 2009:1).
6
Penyebab kemiskinan di Thailand secara umum terdiri dari beberapa faktor.
Pertama, pemerintah Thailand terlalu memusatkan pembangunan di Bangkok atau
daerah perkotaan. Daerah pedesaan diabaikan. Hal ini dibuktikan dengan
sumbangan GDP bangkok untuk Thailand sebesar 50% meskipun penduduk
bangkok hanya 10% dari populasi Thailand. Pekerjaan yang gaji besar dan
investasi semua tersentralisasi ke Bangkok dan sekitarnya. Kedua, pemerintah
gagal menyiapkan jaring pengaman sosial di tengah konsentarsi mereka terhadap
reformasi ekonomi dan industrialisasi. Pemerintah luput memperhitngkan
keselamatan industri yang tidak siap menghadapi kebijakan ekonomi dan
tantangan yang ada. Ketiga, sistem pendidikan yang tidak memadai menyebabkan
kesenjangan pendapatan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan yang tidak
mampu menyekolahkan anaknya bahkan di tingkat sekolah dasar. Keempat,
pemerintah gagal menyiapkan kebijakan reformasi lahan pertanian. Tuntutan sewa
menyewa tanah, tuntutan akan hasil pertanian, populasi yang semakin meningkat,
menyebabkan masyarakat kemudian menerobos hutan dan menjadi pemilik tanah
ilegal karena tidak ada dukungan dari pemerintah, dan ini kemudian menyebabkan
rendahnya produktivitas tanah. Kelima, masyarakat pedesaan tidak memiliki dana
untuk pebuatan pabrik supaya menghasilkan produk yang ilmiah, dan tidak
memiliki peralatan mesin yang cukup lengkap sehingga membuat penghasilan
masyarakat rendah. Keanam produksi yang dihasilkan tidak dihargai dengan layak
karena dieksploitasikan dengan berbagai cara oleh pihak yang lebih berkuasa.
Ketujuh proyek pemerintah tidak mencapai perdesaan namun proyek yang
tercapai juga tidak mampu memperbaiki permasalahan dasar dari desa tersebut
7
dan malah membuat masyarakat perdesaan tampak lebih kesulitan (Me and
internasional relations, 2011).
Usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah
serius, bahkan merupakan salah satu program prioritas, termasuk bagi pemerintah
Thailand. Upaya mengintegrasikan masalah kemiskinan di Thailand untuk
mencapai tujuan yang sebenarnya tidak dapat melakukan hanya satu sisi saja
karena permasalahan kemiskinan memiliki faktor dan penyebab yang kompleks
dan juga terkait dengan masalah sosial yang dinamis jadi, proses dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan tersebut bisa berjalan sukses dan konsistensi dengan
pedomen dan kondisi masalah yang sebenarnya berlaku di masyarakat.
Namun keberhasilan Thailand dalam menanggulangi kemiskinan belum
sepenuhnya berhasil. Karena Thailand masih mempunyai tingkat kemiskinan
yang relatif tinggi. Saat ini kemiskinan di Thailand menjadi permasalahan yang
sangat serius dan harus diberi perhatian khusus oleh pemerintah untuk segera
mengungkarkan permasalahan tersebut kepada masyarakat dengan serius. Ini
mengindikasikan usaha pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan belum
merata ke seluruh wilayah/provinsi. Untuk itu perlu dicari faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan di seluruh wilayah/provinsi, sehingga
dapat digunakan sebagai acuan bagi setiap wilayah/provinsi dalam usaha
mengatasi kemiskinan (Adit Agus Prastyo, 2010:20).
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah sangat
kompleks, karena kondisi antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda. Oleh
karena itu faktor-faktor penyebab dari kemiskinan adalah berbeda antara daerah
8
satu dengan lainnya seperti yang dikemukakan oleh penelitian terdahulu,
meskipun prinsip dasarnya adalah sama. Menurut para penelitian sebelumnya
yang sepakat menyebutkan beberapa faktor penyebab kemiskinan yang sama,
masing-masing atau bersama-sama dampaknya sangat menentukan (Nithi nanth,
Supachai & Sumburn: 2003, Netnari: 2013, Adit Agus Prastyo 2010, Musa Al
Jundi 2014 dan Ravi Dwi Wijayanto 2010) yaitu:
- Pertumbuhan ekonomi, merupakan indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi
pengurangan tingkat kemiskinan.
- Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah
pokok termasuk tunjangan tetap.
- Pendidikan, Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong
peningkatan produktivitas kerjanya.
Proses pembangunan memerlukan pendapatan nasional yang tinggi dan
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi
terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan
tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan,
walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan
berarti bagi penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan
pendapatan.
9
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi
pengurangan tingkat kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa
pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar disetiap golongan
pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini
berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk
miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara
tidak langsung, diperlukan pemerintah yang yang cukup efektif mendistribusikan
manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa
yang padat modal (Siregar dan Wahyuniarti,).
Tingginya persentase penduduk miskin disuatu wilayah akan berpengaruh
pada rendahnya daya beli masyarakat di wilayah tersebut. Hal ini karena
umumnya pendapatan penduduk miskin tersebut sangat rendah sehingga dari segi
pendapatan perkapita juga rendah, apalagi rata-rata jumlah anggota rumah tangga
penduduk miskin umumnya lebih banyak dari rumah tangga penduduk tidak
miskin sehingga rata-rata pendapatan perkapita penduduk tersebut relative lebih
rendah. Keadaan ini akan lebih parah lagi jika tingkat pengangguran di wilayah
tersebut juga tinggi (Harlik, Amri Amir dan Hardiani, 2013).
Dari istilah pembangunan ekonomi tersebut ditemukan bahwa negara akan
berkembang bukan hanya pertumbuhan disektor ekonomi saja namun termasuk
perkembangan pertumbuhan ekonomi, sosial dan pendapatan masyarakat dalam
negeri, memiliki distribusi pendapatan yang sama rata atau dengan katalain yaitu
10
negara yang berkembang harus minimalkan jumlah miskin, oleh karena itu
kemiskinan menjadi permasalahan yang penting baik pada tingkat pribadi
maupun tingkat negara, oleh itu semua negara harus direncanakan atau kebijakan
untuk memperbaiki masalah kemiskinan, mengatakan bahwa ekonomi dalam
negara akan mengembang atau sebalik dapat mempertimbangkan dari jumlah rata-
rata pendapatan rumah tangga dalam negara (Miss Netnari Chaychna, 2013).
Berikut adalah tabel Pertunjukan rata-rata jumlah penghasilan rumah
tangga di berbagai wilayah di Thailand pada tahun 2002-2011.
Tabel 1.2
Jumlah rata-rata penghasilan rumah tangga di berbagai Wilayah di
Thailand pada Tahun 2002-2011
Region 2002 2004 2006 2007 2009 2011
Whole kingdom 13,736 14,963 17,787 18,660 20,904 23,236
Special 28,239 28,135 33,088 35,007 37,732 41,631
Central region 14,128 16,355 19,279 18,932 20,960 20,822
Northern region 9,530 10,885 13,146 13,568 15,727 17,350
Northeastern regioan 9,279 10,139 11,815 12,995 15,358 18,217
Southern region 12,487 14,469 18,668 19,716 22,926 27,326
Sumber: Badan Pusat Statistik Thailand (2014)
Catatan:
- 1 baht sama dengan Rp.375 (nilai kurs rupiah terhadap baht pada bulan
Agustus 2016).
- Yang dimaksud Special disini termasuk wilayah Bangkok, Samut Prakan,
Nonthaburi, Pathum Thani.
- Rata-rata pendapatan per rumah tangga unit perbulan per rumah tangga
(baht).
Dari tabel 1.2 diatas bisa disimbulkan bahwa jumlah pendapatan rumah
tangga di Thailand cenderung meningkat terus menerus diseluruh wilayah dari
tahun 2002-2011 data dari statistik tahun 2011 ditemukan bahwa rumah tangga di
11
bagian spesial (wilayah Bangkok, Samut Prakan, Nonthaburi, Pathum Thani) rata-
rata jumlah pendapatan perbulan tertinggi, dan diikuti oleh bagian selatan, bagian
sentral, bagian laut timur dan bagian utara berurutan dan pada tabel 1.3
pertunjukan rata-rata jumlah pendapatan perkapital populasi disetiap wilayah.
Tabel 1.3
Jumlah rata-rata Pendapatan per kapital populasi dari berbagai wilayah
pada tahun 2007-2011
Baht
Region 2007 2008 2009 2010 2011
Whole kingdom 136,851 145,297 143,353 159,105 164,512
Bangkok and
metropolitan area 136,851 381,906 377,183 410,203 422,141
Central region 136,851 208,895 200,292 217,469 204,166
East region 136,851 402,152 377,317 431,982 436,479
West region 136,851 98,075 101,216 105,257 108,727
Northern region 136,851 62,325 62,372 68,321 72,925
Northeastern regioan 136,851 36,626 41,237 45,755 48,549
Southern region 136,851 99,558 93,400 112,661 125,270
Sumber: Badan Pusat Statistik Thailand (2014)
Catatan: 1 baht sama dengan Rp.375 (nilai kurs rupiah terhadap baht pada
bulan Agustus 2016.
Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah
pendapatan perkapital populasi Thailand di seluruh negara cenderung meningkat
dari tahun 2007-2011 dan ditemukan bahwa pada tahun 2011 di wilayah bagian
timur (East region) populasi dibagian tersebut mempunyi rata-rata jumlah
pendapatan perkapital tertinggi dan diikuti oleh wilayah Bangkok dan
12
Metropolitan area, bagian sentral, bagian selatan, bagian barat, bagian utara dan
bagian timur laut berurutan.
Kebijakan upah minimum juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.
Upah minimum adalah upah bulanan yang terdiri dari upah pokok termasuk
tunjangan tetap. Kebijakan upah minimum merupakan salah satu strategi
pemerintah menanggulangi kemiskinan, dengan menghitung kebutuhan dasar
seperti, pangan, sandang, dan perumahan, sekaligus sebagai jaring pengaman
sosial dengan menghitung kebutuhan pendidikan dasar dan jasa transportasi (Lupi
Riyani, 2014).
Menurut Kaufman (2000), (dalam Achmad Khabhibi, 2013), tujuan utama
ditetapkannya upah minimum adalah memenuhi standar hidup minimum seperti
untuk kesehatan, efesiensi dan kesejahteraan pekerja. Dan tujuan dari penetapan
upah minimum adalah untuk mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja.
Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan termasuk meningkatkan
kesejahteraan para pekerja tanpa menafikkan produktifitas perusahaan dan
kemajuannya, termasuk juga pertimbangan mengenai kondisi ekonomi secara
umum.
Kebijakan upah minimum di Thailand muncul pertamakali pada tanggal 14
Febuari 1973 dan ada perubahan sepanjang tahap hampir empat dekade
sebelumnya, baik di segi konsep, model bagaimana mendefinisikan, tenaga kerja
komprehensif, tujuannya untuk perlindungan karyawan supaya mendapatkan
kompensasi yang adil, dan bisa hidup di atas tingkat kemiskinan, berlaku untuk
tenaga kerja peringkat nasional.
13
Menurut penelitian Noppadon, Ponkeit & Somsiri menemukan bahwa upah
minimum di Thailand dari sebelumnya belum mencapai tujuan yang telah
ditentukan atau belum pantas disisi kecukupan dan keadilan yang ditargetkan,
dikarenakan:
1. Upah minimum masih dibawah biaya karyawan.
2. Kenaikkan upah minimum masih dibawah inflasi.
3. Kenaikkan upah minimum masih dibawah produktifitas tenaga kerja
(Labor Productivity).
4. Setelah mempertimbangkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahap
yang sama ditemukan bahwa kenaikan upah minimum lebih rendah
daripada pertumbuhan ekonomi.
5. Jika dibandingkan dengan keuntungan bisnis, menemukan bahwa
kenaikan keuntungan perusahaan terdaftar pada tahun 2001-2010
meningkat sebesar 37.1 persen per tahun lebih tinggi dari pada tingkat
pertumbuhan upah minimum dan rata-rata upah mencerminkan
ketidaksamaan diantara kompensasi dan biaya.
Upah berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, tenaga kerja yang
tidak memperoleh upah cukup tidakan mampu memenuhi permintaan akan
kebutuhan barang dan jasa. Terlebih lagi terhadap daerah kota dimana harga
barang dan jasa yang tinggi, sehingga pemerintah perlu mengatur upah minimum
yang harus diberikan perusahaan kepada tenaga kerjanya untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa yang ada, sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan
barang dan jasa akan menurunkan tingkat kemiskinan yang ada.
14
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan sebuah pionir dalam berkembangnya pembangunan suatu
bangsa sehingga menjadi permasalahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Jika dunia pendidikan dalam suatu bangsa tidak baik, maka pembangunan bangsa
tersebut tidak akan berkembang dengan baik. Pendidikan berpengaruh negatif
terhadap tingkat kemiskinan, semakin meningkatnya pendidikan penduduk akan
meningkatkan produktifitasnya, semakin meningkat produktifitas akan semakin
meningkatkan pendapatannya sehingga penduduk akan semakin mampu untuk
memenuhi kebutuhan hidup, semakin terpenuhinya kebutuhan hidup akan
mengakibatkan kemiskinan menurun (Musa Al Jundi, 2014).
Berikut adalah tabel pertunjukan bahwa tingkat kemiskinan berpengaruh
terhadap pendidikan di Thailand.
Tabel 1.4
Jumlah Presentase Kemiskinan mengikuti Tingkat Pendidikan di
Thailand pada Tahun 2010-2014
Tingkat Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014
Tidak sekolah 35.96 29.17 32.36 28.64 27.62
TK 23.92 19.7 18.01 14.26 16.28
SD 20.89 16.62 16.17 14.11 13.76
SMP 12.97 11.57 10.34 8.89 8.58
SMA 7.78 5.92 6.06 4.39 4.67
DPM 2.64 2.83 1.97 1.52 1.45
S1 0.72 0.76 0.63 0.52 0.49
S2 0 0 0 0 0
S3 0 0 0 0 0
Pendidikan lainnya 71.85 56.64 37.16 41.83 30.58
Tidak diketahui 2.37 20.93 2.24 - 1.15
Total 16.14 13.04 12.48 10.77 10.48
15
Sumber: diolah kembali oleh Kantor Dewan Pembangunan Ekonomi dan
masyarakat nasional (2010)
Catatan: 1. Hanya mencakup populasi yang berusia diatas 6 tahun, 2.
Pendidikan lainnya, disini termasuk pendidikan yang tidak mendapatkan ijazah
(seperti pendidikan pondok) dan pendidikan yang tidak berkualifikasi (seperti
pendidikan agama departemen agama).
Jika mempertimbangkan presentase kemiskinan dari berbagai tingkat
pendidikan seperti yang disajikan dalam tabel. 1.4, ditemukan bahwa permasalah
kemiskinan yang paling parah ada pada kelompok populasi yang tidak
berpendidikan dan populasi yang pendidikannya rendah, yaitu rata-rata di atas
27% dari jumlah kemiskinan yang ada di Thailand pada tahun 2014 yang tidak
berpendidikan sama sekali, dan rata-rata jumlah diatas 14% dan 13% yang
sekolah sebelum SD dan yang sekolah tingkat SD berurutan, permasalahan
kemiskinan di Thailand masih terbalik dengan tingkat pendidikan dengan sangat
jelas, Namun masyarakat akan cenderung terbebas dari kemiskinan jika
berpendidikan tinggi, dari petunjuk tabel. 1,4 ditemukan bahwa pada tahun
tersebut mempunyai rata-rata orang miskin hanya sebesar 8 persen dari rata-rata
jumlah populasi kemiskinan di Thailand yang berpendidikan tingkat SMP dan
mempunyi orang miskin di bawah rata-rata 3 persen yang berpendidikan pada
tingkat DPM dan Sarjana (S1), namun populasi yang berpendidikan tinggi atau
pendidikan di atas S1 tidak termasuk dalam kelompok orang miskin (Prof.
Supachet Chunsan).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan di Thailand”
16
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat
kemiskinan di Thailand?
2. Bagaimana pengaruh upah minimum terhadap tingkat kemiskinan di
Thailand?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di
Thailand?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat kemiskinan di Thailand.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh upah minimum terhadap
tingakat kemiskinan di Thailand.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan terhadap
tingkat kemiskinan di Thailand.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna
di dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang perlu dipacu
untuk mengatasi masalah kemiskinan.
17
b. Menambah pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Thailand.
c. Menambah khazanah kepustakaan dan juga menjadi referensi untuk
peneliti selanjutnya yakni dapat melengkapi kajian mengenai tingkat
kemiskinan dengan mengungkap secara empiris faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini akan terbagi ke dalam lima bab utama. Kelima
bab utama tersebut akan disajikan secara berurutan dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah
yang terdiri dari tingkat kemiskinan di Thailand serta fenomena tingkat
kemiskinan di Thailand, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Menyajikan telaah pustaka, landasan teori tentang: teori kemiskinan, jenis
kemiskinan, kemiskinan dalam perspektif islam, ukuran kemiskinan, teori
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dalam perspektif islam, teori upah
minimum, upah minimum dalam perspektif islam, dan teori pendidikan,
pendidikan dalam perspektif islam. Disamping itu pada bab ini juga terdapat
Hipotesis dan kerangka pemikiran yang dapat diambil.
18
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi, jenis dan
sumber data penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, dan
metode analisis dan pengolahan data, pemilihan teknik estimasi regresi data panel
dan Uji Hipotesis .
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini dipaparkan tentang Gambaran umum tentang Thailand,
Analisis statistik deskripsi, Analisis regresi data panel pengujian Hipotesis,
Interpretasi hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup
Pada bab ini disampaikan kesimpulan keterbatasan dan saran yang dapat
diambil dari penelitian yang dilakukan.
74
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil estimasi dan analisis yang dilakukan dengan model
fixed effect, serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV dengan variabel
antara lain kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan pendidikan
dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di Thailand. Hal ini menjelaskan bahwa ketika
pertumbuhan ekonomi bernilai positif atau negatif tidak akan berpengaruh
terhadap peningkatan kemiskinan di Thailand. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan ekonomi belum cukup untuk menurunkan tingkat kemiskinan di
Thailand yang disebabkan oleh karena pertumbuhan ekonomi yang tidak
merata di setiap golongan pendapatan, terlebih pada golongan kemiskinan.
2. Variabel upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat kemiskinan di Thailand. Hal ini bisa menjelaskan bahwa ketika
upah minimum mengalami peningkatan maka dalam kondisi yang sama
juga akan menurunkan tingkat kemiskinan. Semakin tingginya upah
minimum akan memicu penurunan tingkat kemiskinan yang berada di
Thailand.
3. Variabel pendidikan diukur dengan rata-rata lama sekolah mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Thailand.
75
Berarti bahwa jika tahun pendidikan bertambah maka akan menurunkan
tingkat kemiskinan di Thailand. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga
akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya, dan dapat
mengurangi tingkat kemiskinan yang ada di Thailand.
4. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi
secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Thailand adalah variabel
upah minimum dan pendidikan, sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
Thailand.
5.2. Keterbatasan
Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kelemahan dan kekurangan yang ditemukan setelah analisis dan
interpretasi dalam penelitian ini adalah data time series yang di gunakan
masih terlalu pendek. Sehingga mempengaruhi hasil signifikansi variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
2. Selain itu, jumlah objek dalam penelitian ini juga masih kecil karena
hanya membahas 3 variabel inderpenden dan 1 variabel dependen saja. Hal
tersebut karena sulitnya untuk menemukan data variabel lain, dan juga
sulit untuk menentu variabel mana yang paling mempengaruhi tingkat
kemiskinan di Thailand.
76
5.3. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan dan keterbatasan yang telah dihasilkan dalam
penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan:
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel inderpendennya
yang lebih banyak tidak hanya variabel pertumbuhan ekonomi, upah
minimum dan pendidikan namun juga variabel pengangguran, tingkat
inflasi dan lain sebagainya, supaya memperluaskan masalah yang
mendasari tingkat kemiskinan di Thailand.
2. Mempersiapkan dan mengumpulkan banyak referensi digunakan untuk
menambah khazanah keilmuan baik mengenai data, teori, alat analisis
maupun isu-isu terkait supaya lebih detail penelitian.
3. Untuk pemilihan objek, variabel, alat analisis dan periode penelitian
sebaiknya berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya agar lebih
mampu menjelaskan keadaan yang sebenarnya.
77
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Khabhibi. 2013. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kemiskinan (studi kasus 35 kabupaten/kota di provinsi jawa
tengah tahun 2011)”. Skripsi program sarjana ekonomi. Jurusan
ekonomi pembangunan Fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Adit Agus Prastyo. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah Tahun 2003-2007)”. Skripsi Program Sarjana (S1). Fakultas
ekonomi Universitas Diponegoro.
Agus Widarjono. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi
ketiga. Yogyakarta: Ekonisia.
Ahmad Syakur. 2015. “Standar Pengupahan dalam Ekonomi Islam”.
Jurusan Syariah STAIN Kediri. Jurnal Vol. 9 No. 1 Januari 2015.
Ainul Hayati. 2012. “Analisis resiko kemiskinan rumah tangga di Provensi
Banten”. Tesis: Fakultas ekonomi Universitas Indonesia.
Arnunchanog Skonthawat. 2015. “Poverty and Income inequality”,
Jurnal,________, Thailand.
Aunur Rofiq. 2014. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan: Kebijakan
dan Tantangan masa depan. Jl. Taman Margasatwa No. 12 Ragunan,
Pasar minggu, Jakarta.
Barika. 2013. “Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah,
pengangguran dan Inflasi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Se
Sumatera”. Jurnal ekonomi dan perencanaan pembangunan (JEPP)
volume : 05. no. 01, januari - juni 2013.
Busra. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Aceh”. Jurnal
ilmiah,__________.
Budihardjo. 2007. “Kemiskinan dalam perspektif islam”. Jurnal Kajian
Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2007.
Danny Nur Febrianica. 2015. “Analisis dampak kebijakan upah minimum
terhadap kemiskinan di Indonesia”. Jurnal Ilmiah. Malang.
Dicky Wahyudi & Tri Wahyu Rejekingsih. 2013. “Analisis kemiskinan di
Jawa Tengah”. Journal of economics volume 2, No. 1, Diponegoro.
Hambali. “Hakikat dan tujuan pendidikan dalam perspektif filsafat
Pendidikan Islam”. Jurnal,_________.
78
Harlik, Amri Amir & Hardiani. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemiskinan dan Pengangguran di Kota Jambi”. Jurnal Perspektif
Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 2, Oktober 2013.
Hermanto Siregar & Dwi Wahyuniarti, “Dampak pertumbuhan ekonomi
terhadap penurunan jumlah penduduk miskin”. Jurnal ,__________.
Lupi Riyani 2014. “Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi
kemiskinan di Jawa Tengah tahun 1991-2011”. Naskah Publikasi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Me and internasional relations. 2011. “Globalisasi dan kemiskinan di
Thailand”. Jumat 25 Februari 2011.
Michael P. Todaro. 1995. Ekonomi untuk negara berkembang suatu
pengantar tentang prinsip-prinsip, masalah dan kebijakan
pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Miss Netnari Chaychna. 2013. “Penelitian Hubungan antara Kemiskinan
dengan Faktor Ekonomis dan Alam”. Jurnal: fakultas ekonomi.
University Chiang Mai of Thailand.
M.Rifqi Aditya. 2009. “Analisis Faktor-faktor penentu Tingkat kemiskinan
Nasional di Indonesia Tahun 2005”. Skripsi: program sarjanaan
Jenjang Strata I Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
M. Shabri Abd. Majid. 2014. “Analisis tingkat pendidikan dan kemiskinan
di Aceh”. Jurnal Pencerahan: Volume 8, Nomor 1, Juli - Desember
2014. Majelis Pendidikan Daerah Aceh.
Musa Al Jundi. 2014. “Analisis faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan Provinsi-provinsi di Indonesia”. Skripsi: Program
Sarjana (S1). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Diponegoro.
Multifiah. 2011. “Telaah kritis kebijakan penanggulan kemiskinan dalam
tinjauan konstitusi”. Journal of Indonesian Applied Economics Vol.
5 No. 1 Mei 2011.
Merna Kumalasari. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan
Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata lama sekolah, Pengeluaran
Perkapita dan jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Jawa
Tengah”. Jurnal,________.
Noppadon, Ponkeit & Somsiri. “Perilaku menentukan upah di Thailand.
WE-MPG wide-angled economics monetary policy group”.
Jurnal,______.
79
Okta Ryan Pranata Yudha. 2013. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Minimum, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan inflasi terhadap
kemiskinan di Indonesia tahun 2009-2011”. Skripsi Gelar Sarjana
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Prof. Supachet Chunsan. “Situation Regarding Poverty and Income
Inequality in Thailand”. Executive Journal. Bangkok University of
Thailnd.
Prof Dr. H. Muslim A. Kadir, M.A., 2003. Ilmu Islam Terapan:
Menggagas Paradigma Amali dalam Agama Islam. STAIN Kudus
dengan pustakaan belajar. Yogyakarta.
Ravi Dwi Wijayanto. 2010. “Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan dan
Pengangguran terhadap Kemiskinan di kabupaten / Kota Jawa
Tengah Tahun 2005 – 2008”. Skripsi: Program Sarjana (S1) Program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Restuty Anggereny Rumahorbo. 2014. “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara”.
Skripsi: Jurusan ilmu ekonomi fakultas ekonomi dan bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar.
Rina Oktaviani & Tanti Noviati. 2011. Teori Ekonomi Makro. Jakarta:
Universitas terbuka.
Rusdiarti & Lesta Karolina Sebayan. 2013. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah”.
Jurnal Economi. Volume 9, Nomor 1, April 2013.
Sadono Sukirno. 2005. Mikro ekonomi: Teori pengantar. Edisi ketiga.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Thanapoln Saranjit. 2015 “Problem of Poverty in Thailand”. EAU
Heritage Journal Social Science and Humanity. Vol. 5 No. 2 May-
August 2015.
Shafwan Bendadeh. 2010. Judul. “____________”. Jurnal,____________.
https://suarapembaharu.wordpress.com/2010/02/10/pertumbuhan-
ekonomi-dari-perspektif-islam/
___________, “Ketentuan Upah Menurut Islam”. Jurnal,___________.
80
Internet
http://www.worldbank.org/poverty
http://poverty.nesdb.go.th
www.bps.go.id
http://service.nso.go.th/nso/web/statseries/statseries06.html
Lampiran-Lampiran
Lampiran: I Data Penelitian
Wilayah/
Region
Tahun
Kemiskinan
(Y)
PDRB
(X1)
Upah minimum
(X2)
Pendidikan
(X3)
Bangkok 2009 2.36 -2.09 203 10.5
2010 2.25 8.69 206 10.5
2011 7.74 0.41 215 10.6
2012 1.91 7.2 300 10.8
2013 1.06 4.22 300 11
2014 1.64 2.62 300 11
Sentral 2009 11.18 -5.6 171.88 8
2010 10.77 8.03 176 8.1
2011 10.36 -7.32 186.4 8.2
2012 6.94 7.48 260.04 8.3
2013 5.4 9.21 300 8.2
2014 4.95 -8.12 300 8.4
Utara 2009 23.38 1.79 154.05 7.4
2010 22.33 3.69 155.35 7.5
2011 16.09 4.48 165.29 7.6
2012 17.4 9.12 230.52 7.3
2013 16.76 -0.08 300 7.3
2014 13.19 1.73 300 7.3
Timur Laut 2009 27.71 6.5 147.25 7.8
2010 25.26 5.67 149.6 8.1
2011 18.11 6.75 158.6 8.1
2012 19.79 7.66 233.1 7.5
2013 17.37 1.3 300 7.5
2014 17.04 -1.4 300 7.6
Selatan 2009 17.03 2.51 161 8
2010 14.24 5.65 165.57 8.3
2011 10.12 2.35 178.42 8.3
2012 13.32 3.78 249 8.1
2013 10.96 0.99 300 8.2
2014 13.79 0.36 300 8.4
Lampiran: II Output Uji Spesifikasi Model
1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.922723 (4,22) 0.0149
Cross-section Chi-square 16.151279 4 0.0028
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LNY
Method: Panel Least Squares
Date: 11/04/16 Time: 14:35
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 18.59621 1.516213 12.26491 0.0000
LNX2 -0.865674 0.245688 -3.523466 0.0016
LNX3 -5.479094 0.507229 -10.80201 0.0000
X1 -0.000624 0.014349 -0.043478 0.9657 R-squared 0.855411 Mean dependent var 2.269830
Adjusted R-squared 0.838727 S.D. dependent var 0.882134
S.E. of regression 0.354254 Akaike info criterion 0.885961
Sum squared resid 3.262895 Schwarz criterion 1.072788
Log likelihood -9.289418 Hannan-Quinn criter. 0.945729
F-statistic 51.27318 Durbin-Watson stat 1.340091
Prob(F-statistic) 0.000000
2. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 9.011247 3 0.0291
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LNX2 -0.824511 -0.850811 0.001522 0.5002
LNX3 -5.490791 -5.486006 6.407563 0.9985
X1 -0.010897 -0.004258 0.000008 0.0222
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: LNY
Method: Panel Least Squares
Date: 11/04/16 Time: 14:37
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 18.42893 5.766609 3.195800 0.0042
LNX2 -0.824511 0.207913 -3.965664 0.0007
LNX3 -5.490791 2.584648 -2.124387 0.0451
X1 -0.010897 0.012434 -0.876377 0.3903 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.915604 Mean dependent var 2.269830
Adjusted R-squared 0.888751 S.D. dependent var 0.882134
S.E. of regression 0.294228 Akaike info criterion 0.614252
Sum squared resid 1.904537 Schwarz criterion 0.987905
Log likelihood -1.213779 Hannan-Quinn criter. 0.733787
F-statistic 34.09648 Durbin-Watson stat 1.938915
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran III: Output Estimasi Model
Model Fixed Effect
Dependent Variable: LNY
Method: Panel Least Squares
Date: 11/04/16 Time: 14:34
Sample: 2009 2014
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 18.42893 5.766609 3.195800 0.0042
LNX2 -0.824511 0.207913 -3.965664 0.0007
LNX3 -5.490791 2.584648 -2.124387 0.0451
X1 -0.010897 0.012434 -0.876377 0.3903 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.915604 Mean dependent var 2.269830
Adjusted R-squared 0.888751 S.D. dependent var 0.882134
S.E. of regression 0.294228 Akaike info criterion 0.614252
Sum squared resid 1.904537 Schwarz criterion 0.987905
Log likelihood -1.213779 Hannan-Quinn criter. 0.733787
F-statistic 34.09648 Durbin-Watson stat 1.938915
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran IV: Statistik Deskriptif
Y X1 X2 X3 Mean 12.68167 2.919333 228.8690 8.463333
Median 13.25500 3.155000 222.7600 8.100000
Maximum 27.71000 9.210000 300.0000 11.00000
Minimum 1.060000 -8.120000 147.2500 7.300000
Std. Dev. 7.347776 4.629428 61.69184 1.208443
Skewness 0.080324 -0.733366 0.059654 1.220442
Kurtosis 2.218359 3.020197 1.314991 2.989406
Jarque-Bera 0.795963 2.689641 3.566861 7.447537
Probability 0.671675 0.260586 0.168061 0.024143
Sum 380.4500 87.58000 6866.070 253.9000
Sum Sq. Dev. 1565.704 621.5166 110370.6 42.34967
Observations 30 30 30 30
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Miss Romuelah Seena
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Pattani Thailand, 15 November 1993
Kewarganegaraan : Thailand
Agama : Islam
Alamat Asal : 67/2 M.3 T.Sakhobon A.Mayor Ch.Pattani Thailand 94140
Alamat di Indonesia : Jl. Cabe 46 B. Rt. 01 Rw.59. Depok Sleman Yogyakarta.
Telepon : 089664230576
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1998-2006 : SD Bataskubu School
2006-2008 : SMP Rusmee sathapna School
2009-2011 : SMA Rusmee sathapna School
2012-2016 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Sleman, DIY
Pengalaman Kerja
2015 : Magang Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Nur Ikhlas.
Training/Kursus, Seminar, dan Workshop
Muria Cultural Program, oleh Universitas Muria Kudus, 2016.
Seminar TRAINING MOTIVASI “Membangun Ukhuwah Meneguhkan Kebersamaan
Mahasiswa Muslim (Thailand) di Yogyakarta” oleh Universitas Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2015
Seminar “Menakar Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Asean Economic Community
2015.”
Seminar manajemen Resiko keuangan Syari’ah “Peran Lembaga Penjamin Simpanan
Dalam Manajemen Resiko”,2015
Roadshow Seminar Asuransi Syariah 2014-Batch II, oleh MES (Masyarakat Ekonomi
Syariah), 2014
Sosialisasi OJK "Era Baru Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Ynag Terintegrasi", 2012
Pengalaman Organisasi
Anggota organisasi Darunnushah Thailand 2015 – sekarang
Kemampuan
Komputer dan Internet (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point)
Bisa berbicara bahasa Thai, Indonesia, Melayu.