analisis faktor-faktor yang mempengaruhi …digilib.unila.ac.id/61400/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2017)
(SKRIPSI)
Oleh
ANDESNI REZA SAPUTRA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
iii
ABSTRACT
Analysis Of Factors Affecting Accounting Conservatism
(Study on manufacturing companies listed on the
Indonesian Stock Exchange in 2010-2017)
By
Andesni Reza Saputra
This study aims to examine the principle of conservatism and the factors that
influence it, specifically the leverage ratio, managerial property and institutional
property. The study was conducted on manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2010-2017 on the Indonesia Stock Exchange, a
research sample of 56 companies. This research data analysis method uses
multiple linear regression with IBM SPSS 20 software. Based on the results of the
research that has been carried out, we can see that the variable leverage ratio and
managerial ownership have a positive influence on the application of accounting
conservatism, while the variables of institutional ownership negatively affect the
application of accounting conservatism in the financial statements of
manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2010-2017.
Keywords: conservatism, leverage ratio, managerial property, institutional
property.
iv
ABSTRAK
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Tahun 2010-2017)
Oleh
Andesni Reza Saputra
Penelitian ini bertujuan untuk menguji prinsip konservatisme dan faktor-faktor
yang mempengaruhi, khususnya rasio leverage, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2017 di Bursa Efek Indonesia, sampel
penelitian sebesar 56 perusahaan. Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda dengan software IBM SPSS 20. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel rasio
leverage, dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang positif terhadap
penerapan konservatisme akuntansi, sedangkan variabel kepemilikan institusional
berpengaruh secara negatif terhadap penerapan konservatisme akuntansi pada
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-
2017.
Kata Kunci : Konservatisme, rasio leverage, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2017)
Oleh
ANDESNI REZA SAPUTRA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Kemala
Bhayangkari Bukit Tinggi pada tahun 1999, kemudian pendidikan dasar di Sekolah
Dasar Negeri 3 Kota Raman, Raman Utara, Lampung Timur pada tahun 2005.
Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1
Raman Utara yang diselesaikan pada tahun 2008. Selanjutnya, jenjang pendidikan
menengah keatas penulis menyelesaikan di SMA Kartikatama Metro pada tahun
2011.
Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2017 penulis terdaftar sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Kementerian Hukum dan HAM Lampung di unit kerja Lapas Klas IIB Gunung
Sugih, Lampung Tengah.
ix
MOTO
“Barang Siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikan dirinya sendiri”
(QS. Al-Ankabut :6)
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”
(QS. AL Baqarah : 286)
“Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan itu sendiri”
(Ar-rahman : 60)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirahim,
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2017)”, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt, selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung yang telah banyak
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih banyak Ibu.
4. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt, selaku Dosen Pembimbing 1
yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Terimakasih banyak Ibu.
5. Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., Akt, selaku Dosen Pembimbing 2
yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Terimakasih banyak Bapak.
6. Bapak Dr. Usep Syaipudin, S.E., MSi., Akt, selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
Terimakasih banyak Bapak.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan di
Universitas Lampung.
8. Seluruh Staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para Pegawai, serta Staff
Keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung yang telah
banyak membantu dalam proses perkuliahan maupun dalam penyusunan
skripsi, terimakasih banyak atas segala kesabaran dan bantuan yang telah
diberikan.
9. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Deni Sasbina dan Ibu Gusniwati yang
selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi di Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas lampung. Terimakasih papa dan mama untuk semuanya, semoga
Allah membalas semua kebaikan papa dan mama.
10. Keluarga besar ku yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi di Jurusan S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung. Terimakasih atas semangat dan
do’a nya.
11. Sahabat dan teman-teman keluarga S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas lampung. Terimakasih untuk semangat dan bantuan kalian.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penelitian skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT
memberikan rahmat dan hidayah-NYA untuk kita semua.
Bandar Lampung, 10 Januari 2020
Penulis
Andesni Reza Saputra
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN .............................................................................................. ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah ...................................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7
II. LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori .................................................................................. 9
2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) ......................................... 9
2.1.2 Teori Signal ......................................................................... 12
2.2 Konservatisme Akuntansi ................................................................. 13
2.3 Rasio Leverage .................................................................................. 15
2.4 Stuktur Kepemilikan Manajerial ....................................................... 17
2.5 Struktur Kepemilikan Institusional ................................................... 19
2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 21
2.7 Kerangka Penelitian .......................................................................... 22
2.8 Pengembangan Hipotesis Penelitian ................................................. 23
2.8.1 Rasio Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi ........... 23
2.8.2 Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme
Akuntansi ............................................................................. 24
2.8.3 Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Penerapan
Konservatisme Akuntansi .................................................... 25
xiv
III METODE PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian .............................................................. 27
3.2 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 28
3.2.1 Variabel Dependen .............................................................. 28
3.2.2 Variabel Independen ............................................................ 29
3.3 Metode Analisis Data ........................................................................ 31
3.3.1 Statistik Deskriptif ............................................................... 31
3.3.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................. 31
3.3.3 Analisis Regresi .................................................................... 33
3.3.4 Pengujian Hipotesis ............................................................... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 35
4.1.1 Data dan Sampel ................................................................... 35
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ................................................ 36
4.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 37
4.3 Analisis Regresi Liniear Berganda .................................................... 41
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 41
4.3.2 Uji Kelayakan Model ............................................................. 42
4.3.3 Uji Hipotesis (Uji Statistik t) ................................................. 43
4.4 Pembahasan........................................................................................ 45
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................ 49
5.2 Keterbatasan Penelitian ……………...............…………………....... 50
5.3 Saran .................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................... 55
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu ............................................................. 21
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ...................................................................... 35
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ..................................................... 36
4.3 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 38
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 39
4.5 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 41
4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................. 42
4.7 Uji statistik F ............................................................................................. 42
4.8 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 43
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
2.1 Kerangka Penelitian .................................................................................. 23
4.1 Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 40
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
1. Perusahaan Sampel Penelitian
2. Hasil perhitungan variabel
1. konservatisme akuntansi
2. Leverage
3. Kepemilikan Manajerial
4. Kepemilikan Institusional
3. Hasil Perhitungan SPSS
4. Tabel Uji F (σ = 0.05)
5. Tabel Uji t (σ = 0.05)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan adalah salah satu informasi yang
menggambarkan aktivitas atau kinerja manajemen yang telah dipercaya untuk
mengelola sumber daya perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Wahyuni (2008),
salah satu kewajiban perusahaan adalah menerbitkan lalu menyampaikan laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola
sumber daya yang telah dipercayakan kepada manajemen tersebut. Informasi yang
disampaikan melalui laporan keuangan ini salah satu sumber informasi yang
penting bagi pihak internal dan pihak eksternal dalam pengambilan keputusan.
Astarini (2011) menyebutkan bahwa laporan keuangan ini salah satu informasi
penting bagi pihak internal selain informasi lainnya, seperti informasi industri,
kondisi perekonomian, pangsa pasar, serta kualitas manajemen dan lainnya.
Menurut Sari dan Adhariani (2009), laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan haruslah memenuhi tujuan, aturan dan prinsip-prinsip yang sesuai
dengan standar yang berlaku umum agar dapat dipertanggungjawabkan serta
bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan.
Pihak-pihak eksternal yang berkepentingan, seperti kreditur dan investor sangat
2
memerlukan laporan keuangan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan
untuk memberi kredit dan berinvestasi pada suatu perusahaan. Maka dari itu
laporan tersebut haruslah berkualitas yang berarti memenuhi karakteristik
kualitatif laporan keuangan agar dapat membantu dalam pengambilan suatu
keputusan (Ardina dan Indira, 2012).
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan, yaitu pertama
informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan haruslah dapat dipahami
dan tidak membingungkan penggunanya, kedua laporan keuangan harus relevan
dan berguna sebagai media pengambilan keputusan penggunanya, ketiga
keandalan informasi dalam laporan keuangan haruslah dapat dipercaya dan bebas
dari hal yang menyesatkan dan kesalahan materil, dan yang terakhir laporan
keuangan harus dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya. Dapat disimpulkan dari empat karakteristik kualitatif pokok tersebut,
bahwa laporan keuangan benar-benar harus menjadi media informasi yang dapat
dipahami, berguna atau relevan, handal atau dapat dipercaya dan dapat
diperbandingkan.
Menurut Wulandini dan Zulaikha (2012) fokus utama dalam laporan keuangan
adalah informasi laba, karena menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan
suatu perusahaan selama satu periode. Bagi kreditur dan investor, informasi laba
membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, memprediksi laba di
masa yang akan datang, dan juga untuk memperhitungkan risiko investasi atau
pinjaman kepada perusahaan. Hanafi dan Halim (2007) menyatakan bahwa untuk
3
mewujudkan manfaat tersebut, maka diperlukan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku agar menghasilkan angka-angka yang relevan dan reliabel pada laporan
keuangan. Dapat disimpulkan bahwa informasi laba dapat sangat bermanfaat jika
menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya, agar tidak menyesatkan
para pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
Salah satu prinsip yang berhubungan dengan informasi laba dan laporan keuangan
adalah konservatisme akuntansi, yaitu suatu tindakan hati-hati dalam menentukan
jumlah laba. Konservatisme akuntansi juga digunakan sebagai kebijakan yang
digunakan perusahaan dalam proses menyempurnakan laporan keuangan. Ghozali
dan Chariri (2007) menyatakan konservatisme akuntansi berarti harus segera
mengakui kerugian, biaya atau hutang yang mungkin akan terjadi dan tidak boleh
mengakui laba, pendapatan atau aktiva sebelum benar-benar terjadi. Hal tersebut
akan mengakibatkan nilai kewajiban serta biaya akan cenderung tinggi dan nilai
aktiva serta pendapatan akan cenderung rendah dalam laporan keuangan.
Watts (2003) berpendapat bahwa secara tradisional, konservatisme dalam
akuntansi adalah tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi mengantisipasi semua
kerugian. Atas pernyataan tersebut, maka dapat dijelaskan akibat yang terjadi atas
penggunaan prinsip konservatisme akuntansi yaitu laporan keuangan akan
menghasilkan laba yang rendah, karena memperlambat pengakuan pendapatan
dan mempercepat pengakuan biaya.
Seperti yang dikatakan Ghozali dan Chariri (2007) Kebebasan perusahaan
memilih metode akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang diberikan
4
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah salah satu alasan perbedaaan dari
hasil laporan keuangan antar perusahaan. Maka dari itu tingkat konservatisme
akuntansi setiap perusahaan juga berbeda.
Menurut Astarini (2011) alasan penerapan prinsip konservatisme akuntansi adalah
perusahaan berada pada ketidakpastan ekonomi dimasa depan. Oleh karena itu,
penerapan prinsip konservatisme dapat dipertimbangkan untuk dilakukan karena
mengukur dan mengakui nilai atas pendapatan dan laba secara hati-hati. Hal
tersebut didukung oleh pendapat Suharli (2014) yang menyatakan bahwa kaidah
pokok konservatisme adalah tidak memperbolehkan mengantisipasi laba sebelum
terjadi dan jika akuntan dapat memilih metode akuntansi, setidaknya mereka
memilih metode yang dapat menguntungkan bagi perusahaan.
Menurut Wardhani (2008), fleksibilitas yang diberikan kepada manajemen oleh
Prinsip Akuntansi yang berterima umum dalam menentukan metode dan estimasi
akuntansi yang digunakan akan mempengaruhi perilaku manajer dalam
melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi perusahaan. Banyak
kasus yang terjadi akibat fleksibilitas ini dikarenakan kebebasan manajemen dapat
membuat laporan keuangannya dengan prinsip konservatif ataupun optimis.
Kecurangan manajemen yang terjadi biasanya terjadi pada laporan keuangan yang
menggunakan prinsip optimis karena terkadang terjadi overstate yang dapat
menyesatkan bahkan merugikan pengguna laporan keuangan.
Namun prinsip konservatisme ini menjadi kontroversial karena banyaknya
kritikan atas prinsip ini dalam laporan keuangan. Salah satu kritik yang sering
5
muncul adalah prinsip konservatisme ini mempengaruhi hasil dari laporan
keuangan.
Septian dkk (2014) menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar
metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan
keuangan perusahaan sebenarnya. Ini dikarenakan prinsip konservatisme yang
lebih cepat mengakui kewajiban dan biaya serta lebih lambat mengakui aktiva dan
pendapatan. Kondisi seperti itu berarti bertentangan dengan empat karakteristik
kualitatif laporan keuangan, sehingga laporan keuangan tersebut dianggap tidak
berguna karena bersifat bias atau tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya.
Menurut Sari dan Adhariani (2009), dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
ada beberapa metode yang menerapkan prinsip konservatisme, antara lain PSAK
No. 14 tentang pemilihan perhitungan biaya persediaan, yaitu persediaan yang
disajikan di neraca berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan dan nilai
realisasi bersih. Lalu PSAK No. 16 tentang aktiva tetap dan depresiasi (2007),
PSAK No. 19 tentang aktiva tidak berwujud dan amortisasi, PSAK No. 20 tentang
biaya riset dan pengembangan. Dalam pemilihan metode-metode yang
menerapkan prinsip konservatisme tersebut akan dapat berpengaruh langsung
terhadap nilai laba pada laporan keuangan.
Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi konservatisme, namun hasil yang ditemukan masih banyak
beragam. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari dan
6
Adhariani (2009) yang menggunakan faktor-faktor seperti rasio leverage, yang
digunakan untuk menjelaskan debt covenant hypothesis pada teori akuntansi
positif.
Penelitian ini menambahkan dua variable independen mengenai struktur
kepemilikan dalam perusahaan dan hanya variable independen leverage yang
digunakan kembali dalam penelitian ini. Dua variable yang ditambahkan adalah
struktur kepemilikan manajerial dan struktur kepemilikan institusional dengan
alasan bahwa banyak faktor-faktor yang melatar belakangi digunakannya konsep
konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut dapat
dipengaruhi oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Seperti yang dijelaskan
pada teori akuntansi positif, pihak internal dapat mempengaruhi hipotesis program
bonus, sedangkan pihak eksternal dapat mempengaruhi hipotesis perjanjian
hutang dan hipotesis biaya politik (Watts, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul sebagai berikut “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konservatisme Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2017)”.
1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
7
1. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap penerapan konservatisme
akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur?
2. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh dalam penerapan
konservatisme akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur?
3. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh dalam penerapan
konservatisme akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur?
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini agar mempunyai ruang lingkup dan arah
penelitian yang jelas, pembatasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2017.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh rasio leverage, struktur kepemilikan
manajerial dan struktur kepemilikan institusional terhadap penerapan
konservatisme akuntansi.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris bahwa:
1. Rasio leverage berpengaruh terhadap penerapan konservatisme akuntansi
pada laporan keuangan perusahaan manufaktur.
8
2. Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap penerapan konservatisme
akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur.
3. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penerapan konservatisme
akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
- Bagi akademisi dan peneliti, menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan
mengenai prinsip konservatisme dan faktor-faktor yang mempengaruhi,
khususnya rasio leverage, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai prinsip konservatisme dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dan bukti
mengenai pengaruh rasio leverage, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional terhadap penerapan konservatisme akuntansi
pada laporan keuangan.
- Bagi calon investor dan kreditur, penelitian ini diharapkan menjadi
panutan dalam membuat keputusan berinvestasi dan memberikan pinjaman
dengan melihat laporan keuangan yang disajikan perusahaan, khususnya
nilai labanya, yaitu menggunakan prinsip konservatisme atau optimisme.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency Theory) adalah teori yang melandasi penelitian ini. Teori
ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Sari dan Adhariani
(2009) hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent yang
bersangkutan. Dalam prakteknya manajer sebagai pengelola perusahaan tentunya
mengetahui lebih banyak informasi kondisi internal dan keberlangsungan prospek
masa depan perusahaan dibandingkan dengan investor. Sehingga sebagai
pengelola, manajer memiliki kewajiban memberikan informasi kepada investor
mengenai kondisi dalam perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Sari dan Adhariani (2009) teori
agensi ini menyatakan bahwa adanya pemisah antara pricipal dan agen yang akan
menimbulkan permasalahan agency karena pihak-pihak tersebut akan selalu
berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya masing-masing. Dapat
disimpulkan teori ini mengindikasikan bahwa pihak-pihak pricipal dan agen
memiliki kepentingan mereka sendiri dalam menjalankan partik bisnisnya.
10
Dengan gambaran pihak principal mementingkan hasil keuangan perusahaan atas
dasar pengembalian uang investasi di dalam perusahaan, sedangkan pihak agency
mementingkan timbal balik seperti kompensasi atau gaji yang dapat terjadi dalam
hubungan keagenan.
Salah satu konflik keagenan adalah asimetri informasi. Asimetri informasi adalah
situasi saat dimana informasi yang dimiliki oleh pihak agen, yaitu manajemen
sebagai penyedia informasi lebih banyak dibandingkan dengan pihak prinsipal
atau investor sebagai pengguna informasi. Situasi seperti ini menjadi keuntungan
tersendiri bagi manajer untuk melakukan tindakan memaksimumkan utilitasnya
sesuai keinginan dan kepentingannya. Situasi ini juga akan menimbulkan
perbedaan tujuan dan preferensi risiko antara agen dan prisipal karena prinsipal
tidak dapat mengontrol dan tidak pernah tahu secara pasti bagaimana aktualisasi
kontribusi pihak agen akibat tidak mencukupinya informasi yang dimiliki
prinsipal. Menurut Scott (2009) terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu:
1. Adverse selection
Advrese selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan dengan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang
tidak disampaikan kepada principal.
2. Moral hazard
Moral hazard,yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
tidak seluruhnya diketahui oleh investor, pemegang saham, dan kreditor,
11
sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang
saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma
mungkin tidak layak dilakukan.
Menurut Brigham, dan Houston (2014), hubungan keagenan dapat terjadi antara:
1. Pemegang saham dan manajer
Salah satu kemungkinan terjadi masalah keagenan disaat manajer suatu
perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100%
diperusahaan tersebut. Situasi ini menunjukan bahwa manajer tidak bisa
mendapatkan semua keuntungan dari usahanya. Lalu selanjutnya adalah
masalah yang menyangkut pengambilalihan saham dengan memanfaatkan
fasilitas kredit perseorangan tersebut atau laveraged buyout.
2. Pemegang saham dengan kreditur
Masalah keagenan dapat terjadi antara pemegang saham dengan kreditur.
Kreditur meminjamkan dana dengan melihat faktor-faktor yang menentukan
risiko arus kas karena hal tersebut sangat mempengaruhi keamanan utangnya.
Faktor-faktor yang dimaksud adalah tingkat dari resiko aktiva yang ada,
risiko penambahan aktiva dimasa depan, struktur modal perusahaan saat ini
dan perubahan struktur modal masa depan. Dengan begitu kreditur mendapat
kepemilikan sebagian dari arus laba perusahaan sebagai pembayaran bunga
dan pokok utang atau bahkan mendapat kepemilikan asset jika perusahaannya
bangkrut.
12
Atas uraian diatas mengenai teori agensi di atas, maka dapat dihubungkan antara
teori agensi dengan penelitian ini adalah apakah akan digunakan atau tidak prinsip
konservatisme akuntasi dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan oleh
manajer perusahaan. Dalam hubungan keagenan antara pemilik perusahaan
dengan manajer perusahaan dan manajer perusahaan dengan kreditur,
kemungkinan besar perusahaan akan memilih prosedur akuntansi yang dapat
meningkatkan laba yaitu prosedur optimisme atau dapat dikatakan tidak
menerapkan prinsip konservatisme akuntasi dalam laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan.
Tidak diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dikarenakan perhitungan
bonus yang akan diperoleh manajer dan pihak dalam lainnya dihitung dari nilai
laba yang diperoleh perusahaan. Lalu alasan lainnya adalah untuk menunjukan
kinerja perusahaan yang baik, dengan begitu perusahaan akan dengan mudah
meminjam dana kepada kreditur. Karena pada situasi laba yang tinggi kreditur
akan yakin bahwa perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya dan
beranggapan perusahaan dapat mengurangi tingkat risiko utang tidak dibayarkan.
2.1.2 Teori Signal
Teori sinyal mengatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi
yang lebih baik mengenai perusahaannya dan akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada calon pemilik modal agar harga saham
perusahaannya meningkat (Arsanto, 2017). Manajer memberikan informasi
melalui laporan keuangan bahwa mereka memakai kebijakan akuntansi
13
konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Jika kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik, maka
manajer menyelenggarakan akuntansi konservatisme dan akuntansi liberal yang
tercermin dalam akrual dikresioner (akrual yang dapat di pengaruhi oleh
kebijakan yang dibuat manajemen, misalnya penentuan ketetapan kebijakan
pemberian kredit) untuk menyampaikan informasi privat mengenai kemampuan
perusahaan yang akan datang agar laba menjadi ukuran yang lebih dapat
dipercaya dan tepat waktu mengenai kinerja perusahaan kini dari pada
nondiskresioner (Hendrianto, 2012).
Hubungan dengan signalling theory yaitu laba dan aktiva bersih yang permanen
akan ditunjukkan melalui laporan keuangan yaitu dengan sinyal positif dari
manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan konservatisme
akuntansi untuk menghasilkan laba yang berkualitas (Lestari, 2016). Investor
diharapkan dapat menerima informasi dari signall ini dan menilai perusahaan
dengan lebih baik.
2.2 Konservatisme Akuntansi
Konservatisme merupakan prinsip penyajian informasi keuangan dihadapkan pada
prinsip kehati-hatian, yakni terhadap pencatatan pendapatan dan biaya, maupun
pencatatan terhadap aktiva. Implementasi atas asas konservatisme yaitu jika
terdapat sesuatu yang dapat meningkatkan aktiva, tetapi belum terealisasi maka
14
kejadian itu belum boleh diakui. Jika terdapat sesuatu yang mengakibatkan
penurunan aktiva, walaupun belum terealisasi maka kejadian itu harus sudah
diakui (Nasir, Ilham, dan Yusniati, 2014). Konsep konservatisme digunakan untuk
mengurangi resiko dan penggunaan optimisme yang dilakukan oleh manajer
bersama dengan pemilik perusahaan secara berlebihan. Penggunaan
konservatisme secara berlebihan akan mengakibatkan kesalahan dalam penyajian
laba atau rugi periodiknya yang tidak dapat mencerminkan kondisi sebenarnya
perusahaan.
Prinsip konservatisme akuntansi setelah pengadopsian Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS) sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan
menjadi penolakan dan kritik. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh pada
tahun 2012. Prinsip yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan pada
perusahaan ialah fair value. Prinsip fair values tersebut yang menyebabkan tidak
sejalannya dengan konservatisme akuntansi. Prinsip fair value lebih menekankan
pada relevansi, sedangkan prinsip konservatisme lebih menekankan pada
reliabilitas. Prinsip konservatisme akuntansi dalam penerapan IFRS masih
dipertahankan di area tertentu. Standar pelaporan keuangan internasional secara
umum menyiratkan bahwa prinsip konservatisme tidak lagi diterapkan. Beberapa
contoh berikut yang dijelaskan oleh Juanda (2012) menunjukkan bahwa prinsip
konservatisme masih dipertahankan, diantaranya sebagai berikut :
1. Kompensasi kerugian piutang menyebabkan pengakuan piutang pajak
tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum
15
dikompensasi apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan
memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi.
Kriteria probabilitas (kemungkinan) merupakan kriteria kualitatif yang
bersifat subjektif, dimana dengan adanya kriteria subjective judgment terbuka
untuk menerapkan konservatisme.
2. Kapitalisasi biaya pengembangan. Salah satu syarat aset tak berwujud yang
timbul seperti biaya pengembangan diakui apabila memenuhi bagaimana aset
tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat
ekonomi dimasa depan. Sebuah perusahaan memperbaharui estimasi
mengenai arus kas masa depan dari biaya pengembangan yang dikapitalisasi
mungkin ada efek sementara konservatisme yang mengarah pada penciptaan
cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik kembali (Reversed).
Konservatisme akuntansi tetap dilaksanakan dengan pengimplementasian IFRS.
Standar-standar IASB yang tidak merujuk secara eksplisit ke prinsip
konservatisme dengan alasan tidak sesuai dengan kerangka teoritis IFRS. Namun,
prinsip konservatisme tidak hilang hanya karena tidak ditekankannya dalam
standar. Adanya ketidakpastian maka akan tetap ada penerapan konservatisme
dalam penyajian laporan keuangan.
2.3 Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva yang dimilik perusahaan yang berasal dari hutang atau modal, sehingga
dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat
16
tetap pada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang
ada. Menurut Kasmir (2016:112) leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan
karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi diperusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan
semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat
pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi
peminjam jika terjadi kerugian atas penyusutan atas penyusutan aktiva. Rasio ini
juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan
perusahaan.
Rasio leverage ini digunakan dalam pengukuran debt convenant, yaitu suatu
perjanjian hutang jangka panjang. Rasio leverage adalah rasio tingkat hutang
perusahaan yang digunakan untuk membiyayai asset dengan maksud
memperbesar perusahaan dan menjadi pengukur keamanan para kreditur, seperti
bank atau lembaga pemberi pinjaman, untuk mengambil keputusan memberikan
pinjaman atau tidak. Menurut Sari dan Adhariani (2009), pembatas dari debt
covenant hypotesis adalah debt/equity hypotesis yang dapat dijelaskan dengan
17
menggunakan rasio leverage. Hipotesis tersebut dapat memperediksi manajer
akan meningkatkan laba dan aset atau memilih prosedur akuntansi yang optimis.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar kontrak
hutangnya dan menghindari perusahaan dari biaya renegosiasi kontrak hutang.
Menurut Lo (2007) kreditur mempunyai suatu hak dalam mengetahui dan
mengawasi kegiatan operasional perusahaan jika perusahaan yang bersangkutan
mempunyai nilai hutang yang cukup tinggi. Dengan situasi seperti itu, asimetri
informasi terjadi antara kreditur dengan manajemen dapat berkurang dan manajer
tidak dapat melaporkan nilai laba secara overstatement. Alasan utamanya adalah
kreditur akan meminta manajer melakukan diterapkannya metode akuntansi
konservatif dalam laporan keuangan perusahaan tersebut, karena kreditur dapat
terlindungi dengan adanya metode konservatif.
2.4 Stuktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan
yang diukur dengan jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Soraya dan
Harto, 2014). Pemilihan prinsip akuntansi ini pada dasarnya dipengaruhi oleh
manajer atau dengan kata lain kepemilikan manajer menentukan kebijakan dan
pilihan manajemen terhadap prinsip akuntansi termasuk konservatif. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan
manajemen adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan
saham yang cukup besar (Ramadhoni, dkk. 2014).
18
Keputusan bisnis yang diambil manajer adalah keputusan untuk memaksimalkan
sumber daya perusahaan. Suatu ancaman bagi perusahaan jika manajer bertindak
untuk kepentingannya sendiri. Secara umum, pemegang saham dan manajer sama-
sama berkepentingan untuk memaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak
memiliki risiko terkait dengan pelaksanaan fungsinya. Manajer memiliki risiko
tidak ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara
pemegang saham memiliki risiko kehilangan modalnya jika salah memilih
manajer. Konflik yang terjadi antara pemegang saham dan pihak manajemen
tersebut di atas tentu akan berbeda jika dalam struktur kepemilikan saham
terdapat kepemilikan manajerial (Pambudi, 2017).
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham (Apriani,
2015). Perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial dan manajer dalam
perusahaan tersebut sekaligus pemegang saham mampu menyelaraskan
kepentingannya sebagai manajer dan pemegang saham. Namun, Hal ini akan
berbeda jika manajernya tidak sekaligus sebagai pemegang saham, kemungkinan
yang akan terjadi adalah manajer tersebut hanya mementingkan kepentingan
sendiri sebagai seorang manajer di perusahaannya. Kepemilikan manajerial akan
mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat keuntungan dari keputusan yang
benar dan menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan
yang salah. Asumsi permasalahan keagenan akan hilang apabila seorang manajer
juga diposisikan sebagai seorang pemilik. Argumen tersebut mengindikasikan
19
mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan
perusahaan.
Kepemilikan saham oleh inside directors dan manajemen ini dapat berperan
sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan, dan juga dapat
menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham
minoritas (Septian, dkk. 2014). Namun, proporsi inside directors yang terlalu
tinggi juga tidak bagus untuk kemajuan perusahaan karena pemegang saham akan
kesulitan dalam mengendalikan tindakan manajer. Jika dikaitkan dengan nilai
perusahaan, struktur kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap insentif
manajerial dan nilai perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial yang rendah
dapat mempengaruhi terhadap kemungkinan kecurangan yang dapat dilakukan
oleh manajer.
2.5 Struktur Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemiilkan saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi lain. Kepemilikan institusional menurut OJK merupakan proporsi
kepemilikan saham oleh lembaga keuangan. Dengan tingginya kepemilikan
institusional para investor akan mendapatkan kesempatan untuk mengontrol
perusahaan lebih optimal. Dan kepemilikan institusional dapat menurunkan
agency cost, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak
institusional menyebabkan manajer akan berhati-hati dalam mengambil
keputusan.
20
Dengan adanya tingkat pengawasan tersebut dapat mendorong manajer lebih
fokus terhadap kinerja dari perusahaan, sehingga mengurangi perilaku yang
mementingkan diri sendiri. Kepemilikan institusional memiliki profesionalisme
yang tinggi dalam menganalisis informasi sehingga dapat menguji keandalan
informasi dan motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih baik
didalam perusahaan.
Jensen and Meckling (1976) dalam Sari dan Adhariani (2009) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi
konflik keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.
Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan
pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang
diambil oleh pihak manajemen selaku pengelola perusahaan. Kepemilikan
institusional dianggap dapat memonitor kinerja perusahaan khususnya pada
kinerja keuangannya. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya manipulasi
keuangan oleh manajer yang nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan
dimana tercermin pada laporan keuangan perusahaan. Jika investor institusional
mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah yang besar, maka mempunyai hak
untuk mengawasi prilaku dan kinerja manajemen. Akan tetapi, investor cenderung
berharap investasi yang mereka tanamkan ke perusahaan mempunyai tingkat
return yang tinggi. Hal ini mendorong manajemen untuk melaporkan laba yang
yang tidak konservatif agar pembagian deviden tinggi. Selain itu, juga menarik
para calon investor baru untuk berinvestasi ke perusahaannya.
21
2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Variabel Kesimpulan
1 Almilia,
(2006)
Pengujian Size
Hypothesis dan Debt
Equity Hypothesis
yang mempengaruhi
tingkat Konservatisme
Laporan Keuangan
Perusahaan dengan
Tehnik Analisis
Multinominal Logit
- Size
- Risiko
Perusahaan
- Intensitas
Modal
- Rasio
Konsentrasi
- Debt to Total
Aset Ratio
Semakin kecil size
perusahaan, maka laporan
keuangan yang disajikan
cenderung konservatif.
Semakin tinggi debt to
total aset ratio, maka
laporan keuangan
semakin tidak konservatif
2 Wardhani
(2008)
Tingkat
Konservatisme
Akuntansi di
Indonesia dan
Hubungannya dengan
Karakteristik Dewan
Sebagai Salah Satu
Mekanisme Corporate
Governance
Komisaris
independen,
kepemilikan
manajerial, dan
keberadaan
komite audit
Keberadaan komite audit
berpengaruh terhadap
tingkat konservatisme
dengan ukuran akrual,
sedangkan kepemilikan
manajerial dan
independensi komisaris
tidak berpengaruh
3 Sari, dan
Adhariani
(2009)
Konservatisme
Perusahaan Di
Indonesia dan Faktor-
faktor yang
Mempengaruhinya
- Rasio Leverage
- Ukuran
Perusahaan
- Risiko
Perusahaan
- Intensitas
Modal
- Rasio
Konsentrasi
Industri
Leverage dan Risiko
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi,
Ukuran perusahaan dan
Intensitas Modal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
4 Fatmariani
(2013)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Debt
Covenantdan Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
- Struktur
- Kepemilikan
- Manajerial
- Debt Covenant
- Growth
- Opportunities
Struktur kepemilikan
Manajerial berpengaruh
negativ terhadap
konservatisme akuntansi,
Growth Oppurtunities
berpengaruh positif
terhadap konservatisme
Akuntansi, Debt covenant
tidak berpengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi
22
No Penulis Judul Variabel Kesimpulan
5 Septian,
dkk.
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Debt
Covenant, dan Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
- Kepemilikan
Manajerial
- Ukuran
Perusahaan
- Debt Covenant
- Growth
Opportunities
Kepemilikan manajerial
dan Ukuran perusahaan
Berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi,
sedangkan Debt covenant
dan Growth opportunities
tidak berpengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi.
6 Sari dkk.
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Institutional, Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik,
Debt covenant dan
Growth Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
- Struktur
Kepemilikan
Institutional
- Struktur
Kepemilikan
Manajerial
- Debt covenant
- Growth
Opportunities
Struktur kepemilikan
institutional dan Struktur
Kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi, sedangkan
Growth opportunities
tidak berpengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi
7 Arsanto
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Political
Cost, Size, dan
Growth Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
- Kepemilikan
- Institusional
- Leverage
- Political Cost
- Size
- Growth
Leverage dan size
berpengaruh positif,
sedangkan Kepemilikan
Institusional dan Political
cost tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
Sumber: Jurnal dan Penelitian Terdahulu, 2019
2.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakaan untuk menggambarkan hubungan pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan tinjauan
teoritis, maka infomasi akuntansi dari laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk melihat penerapan konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur
melalui leverage, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Ini lebih
jelasnya digambarkan seperti berikut ini:
23
Gambar 2.1 Rancangan Kerangka Pemikiran
2.8 Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.8.1 Rasio Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Leverage menunjukan seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang
dan merupakan indikasi tingkat keamanan dari para kreditur. Jika perusahaan
telah diberi pinjaman oleh kreditur, maka kreditur secara optimis mempunyai
kepentingan terhadap keamanan dana yang telah dipinjamkan ke perusahaan dan
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan.
Lo (2007) menyatakan jika perusahaan mempunyai hutang yang tinggi, maka
kreditur juga mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi jalannya kegiatan
operasional persusahaan. Dengan demikian asimetri informasi antara kreditur
dengan perusahaan berkurang karena manajer tidak dapat menyembunyikan
informasi keuangan yang mungkin akan dimanipulasi dan melebih-lebihkan aset
yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar kemungkinan
konflik yang akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang
H3
Variabel Dependen
H1
H2
Leverage
Struktur Kepemilikan
Manajerial
Stuktur Kepemilikan
Institusional
Variabel Independen
Konservatisme
Akuntansi
24
pada akhirnya mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang
konservatif (Ahmed dan Duellman, 2007), hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H1: Rasio leverage berpengaruh positif terhadap penerapan konservatisme
akuntansi
2.8.2 Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme Akuntansi
Kepemilikan manajerial mensejajarkan kepentingan antara manajemen dengan
pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan
diharapkan mampu membuat manajemen bekerja lebih giat dan bertindak hati-hati
terhadap keputusan yang akan diambilnya. Adanya proporsi kepemilikan saham
oleh manajer akan menggandakan posisi sebagai manajer dan juga sebagai
pemegang saham. Menurut Apriani (2015), plan bonus hypotesis dalam possitive
accounting theory menyatakan bahwa manajer akan bertindak seiring dengan
bonus yang akan diberkan kepadanya. Jika target laba perusahaan tercapai, maka
bonus akan diberikan kepada manajemen perusahaan oleh pemilik atau pemegang
saham perusahaan. Maka dari itu pelaporan keuangan perusahaan yang dilakukan
oleh pihak manajemen akan cenderung konservatif, karena manajemen
menginginkan tingkat laba yang lebih tinggi dengan manajemen laba, yang
mungkin dilakukan agar mendapatkan bonus dari perusahaan dari laba yang telah
dihasilkan.
Namun jika kepemilikan manajer lebih banyak dibandingkan para investor lain,
maka manajemen cenderung melaporkan laba yang lebih konservatif. Karena rasa
memiliki manajer terhadap perusahaan itu cukup besar, maka manajer
25
berkeinginan untuk mengembangkan dan memperbesar perusahaan daripada
mementingkan bonus yang diberikan atas target laba yang dapat dicapai. Dengan
metode konservatif, maka akan terdapat cadangan yang tersembunyi dengan
nominal yang cukup besar untuk dapat meningkatkan jumlah investasi
perusahaan. Aset yang diakui dengan nilai terendah, ini menunjukan bahwa nilai
pasar lebih besar daripada nilai buku. Hal ini akan dapat mengindikasikan bahwa
investor dan pasar menilai positif dari hal ini. Dari uraian diatas, maka dapat
disimpulkan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:
H2: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap penerapan
konservatisme akuntansi
2.8.3 Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Penerapan
Konservatisme Akuntansi
Fala (2007) menyatakan bahwa investor institusional mempunyai investasi ekuitas
yang cukup besar, sehingga ia akan mengawasi kinerja dan prilaku manajer
dengan lebih ketat. Jika investor institusional mempunyai saham dengan jumlah
yang cukup besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi kinerja dan
prilaku manajemen di perusahaan yang bersangkutan.
Investor cenderung berharap investasi yang mereka tanamkan di dalam
perusahaan aman dan akan menghasilkan tingkat return yang tinggi, dengan
semakin tingginya laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan mendorong
manajemen untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan dengan prinsip yang
cenderung tidak konservatif, karena akan menghasilkan laba yang tinggi, dengan
26
hal itu maka deviden tunai yang dibagikan ke investor akan tinggi nilainya. Selain
itu juga akan menarik para calon investor baru untuk berinvestasi ke perusahaan
yang bersangkutan. Sari dkk (2014) menyatakan kepemilikan institusional akan
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen dengan cara
memonitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen
melakukan manajemen laba. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah:
H3: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penerapan
konservatisme akuntansi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sampel dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2010-2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiono, 2016). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih
berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 2010-2017.
2. Perusahaan manufaktur yang selama tahun penelitian tidak mengalami
delisted.
3. Perusahaan manufaktur yang secara lengkap mempublikasikan laporan
keuangan selama tahun penelitian 2010-2017.
28
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki data mengenai kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional selama tahun penelitian 2010-
2017.
5. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah, dikarenakan
penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan
adalah yang di nyatakan dalam rupiah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitian didapat dari
Dari Website pasar modal (www.idx.co.id), dan situs perusahaan yang
bersangkutan.
3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2016). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah konservatisme akuntansi. Menurut Sari dan Adhariani (2009),
cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai
yang rendah, dan kewajiban dengan nilai tertinggi, untuk mengukur
konservatisme akuntansi adalah konsep yang mengakui biaya dan rugi lebih
29
konservatisme akuntansi dalam penelitian ini digunakan ukuran berbasis
conservatisme accrual model Zhang (2008). Konservatisme akrual model zhang
ini diperoleh melalui pengurangan antara net income dengan cash flow dan dibagi
total aset yang kemudian dikalikan (-1). Semakin tinggi nilai conservatisme
accrual menunjukkan semakin tinggi pula konservatisme yang diterapkan. Proksi
yang digunakan untuk menghitung konservatisme akuntansi menurut Zhang
(2008) adalah sebagai berikut :
𝐶𝑂𝑁 =NIit − CFOit
TAit X (−1)
Sumber: Zhang (2008)
Dimana:
CONit = Conservatisme untuk perusahaan i pada periode t
NIit = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan
i pada periode t (Net income dapat diperoleh dari laporan laba rugi)
CFOit = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t
(diperoleh dalam laporan arus kas konsolidasian pada aktivitas operasi
pada laporan keuangan perusahaan)
TAit = Total asset untuk perusahaan i pada periode t (diperoleh dalam laporan
posisi keuangan pada laporan keuangan perusahaan)
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2016).
Variable independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
30
1. Leverage
Rasio leverage merupakan rasio hutang yang dapat digunakan untuk
menunjukan berapa besar sebuah perusahaan menggunakan hutang dari luar
untuk membiayai operasinya. Proksi rasio leverage yang digunakan dalam
penelitian didalam ini adalah total hutang dibagi dengan total aset, sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009).
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =total hutang
total aset
2. Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan manjerial merupakan persentase jumlah saham yang
dimiliki pihak manajemen (direksi, komisaris dan karyawan) dalam
perusahaan dari seluruh jumlah saham yang beredar. Jadi dalam struktur
kepemilikan manajerial lebih tinggi dibandingkan dengan pihak publik atau
institusional, maka perusahaan akan cenderung menggunakan metode
akuntansi yang konservatif. Perhitungan kepemilikan manajerial dengan cara
membagi jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dengan jumlah saham
yang beredar sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmariani (2013)
dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:
Kepemilikan manajerial =∑ saham yang dimiliki manajerial
∑ saham beredar
3. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan mengendalikan pihak
manajemen dengan cara proses monitoring dan pengawasan secara efektif
31
sehingga menggurangi tindakan pihak manajemen melakukan manajemen
laba. Kepemilikan institusional diukur menggunakan rumus:
Kepemilikan Institusional =∑ saham yang dimiliki perusahaan
∑ saham beredar
Sumber: Arsanto (2017)
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif
atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil analisis
regresi dapat memenuhi kriteria best, linear dan supaya variabel independent
sebagai estimator atas variabel dependent tidak bias. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
multikolinearitas.
3.3.2.1 Uji Normalitas Data
Ghozali (2013) menyebutkan bahwa uji normalitas adalah untuk untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel independent dan dependent memiliki distrik
32
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidak maka dilakukan uji
normalitas menurut Kolmogrof Smirnov satu arah dan analisis grafik Smirnov
menggunakan tingkat kepecayaan 5 %. Sebagai dasar pengujian keputusan normal
atau tidak yaitu:
a. Z hitung > Z tabel maka distribusi populasi tidak normal
b. Z hitung < Z tabel maka distribusi populasi normal.
3.3.2.2 Uji Heteroskedastik
Ghozali (2013) menjelaskan bahwa autokorelasi merupakan korelasi antara
anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji
Durbin-Watson (DW test).
3.3.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan uji korelasi antara variabel-variabel
independen dengan korelasi sederhana. Menurut Ghozali (2013) uji ini dilakukan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel imdependent dimana model regresi yang baik tidak terjadi ortogonal.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah
dengan menganalisis korelasi variabel-variabel independent. Jika antara variebel
ada korelasi yang cukup tinggi (> 0,90) maka hal ini menunjukkan indikasi
multikolinearitas dengan menunjukan nilai tolerance dan variance inflation
factors (VIF).
33
3.3.3 Analisis Regresi
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala
angka) dengan alat analisis regresi, Metode regresi dilakukan terhadap model
yang diajukan oleh peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan
rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan
sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut:
CON = a+ βLEV+ βMJR + βINS+ et
Keterangan :
CON : Konservatisme akuntansi
LEV : Leverage
MJR : Kepemilikan manajerial
INS : Kepemilikan institusional
et : Error term
a : Konstanta dari persamaan regresi
β : Koefisien persamaan regresi
3.3.4 Pengujian Hipotesis
3.3.4.1 Uji Koefisen Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian
variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
34
memprediksikan varian variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai
negatif, maka adjusted R2 dianggap nol.
3.3.4.2 Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut:
a. Jika t hitung > t kritis, maka H0 ditolak
b. Jika t hitung < t kritis, maka H0 diterima.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji prinsip konservatisme dan faktor-faktor
yang mempengaruhi, khususnya rasio leverage, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2017 di Bursa Efek Indonesia, sampel
penelitian sebesar 56 perusahaan. Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka
penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel rasio leverage
berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme akuntansi pada
laporan keuangan perusahaan manufaktur. Sehingga hipotesis yang
menyatakan “Rasio leverage berpengaruh positif terhadap penerapan
konservatisme akuntansi”, didukung.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan
manajerial berpengaruh secara positif terhadap penerapan konservatisme
akuntansi pada laporan keuangan perusahaan manufaktur. Sehingga hipotesis
yang menyatakan “kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
penerapan konservatisme akuntansi”, didukung.
50
3. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel struktur
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif penerapan
konservatisme akuntansi. Sehingga hipotesis yang menyatakan “Struktur
kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penerapan
konservatisme akuntansi”, didukung.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen sehingga
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
masih terbatas karena masih banyak variabel independen lainnya yang
mampu menjelaskan variabel dependen.
2. Penelitian ini masih terbatas pada penerapan prinsip konservatisme akuntansi
yang tidak membandingkan prinsip konservatisme akuntansi baik sebelum
maupun sesudah konvergensi IFRS (Internasional Financial Reporting
Standars).
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak variabel
bebas yang diduga berpengaruh terhadap penerapan prinsip konservatisme
akuntansi.
2. Melakukan penelitian dengan membandingkan penerapan prinsip
konservatisme akuntansi baik sebelum maupun sesudah IFRS (Internasional
Financial Reporting Standars).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Anwer S. dan Duellman, Scott. 2007. Accounting Conservatism and
Board of Director Characteristic: An empirical analysis. Journal of
Acounting and Economics. State University of New York. Binghamton.
Alfina, Yeni. 2006. Creative Accounting: Ditinjau dari Teori Akuntansi Positif
dan Teori Keagenan. Jurnal Mandiri. Vol. 9. Hal 45-54.
Almilia, Luciana Spica. 2006. Pengujian Size Hypothesis dan Debt Equity
Hypothesis yang mempengaruhi tingkat Konservatisme Laporan
Keuangan Perusahaan dengan Tehnik Analisis Multinominal Logit.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol. 7 Hal 1-23.
Apriani, Meri. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (2008-
2011). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Vol.2, No.1, Hal. 1-
15.
Ardina, Ayu Martaning Yogi dan Indira Januarti. 2012. “Penggunaan Perspektif
Positive Accounting Theory terhadap Konservatisme Akuntansi di
Indonesia”. Journal of Accounting. Universitas Diponegoro. Semarang.
Arsanto, Yoga Azif. 2017. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,
Political Cost, Size, dan Growth Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Vol. 5, No. 2, Hal. 1-20.
Astarini, Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ekonomi.
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jakarta.
Basu, Sudipta. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric
Timeliness of Earnings. Journal of Accounting and Economics 24
(1997) 3-37. New York.
Belkaoui, Ahmad Riahi. 2011. Teori Akuntansi, Edisi 5 Buku 1, terjm. Ali Akbar
Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat.
Boediono, Gideson SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Coorporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur”. SNA VIII. Solo.
Christiawan, Y. J. dan J. Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan
Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Volume 9, No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung
Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Corporate Governance.
SNA X. Unhas Makasar.
Fatmariani. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant,
dan Growth Oppurtunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-20.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hanafi, Mamduh M., dan Halim, Abdul. 2014. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Harahap,S.S, 2014. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hendrianto. 2012. Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme
Akuntansi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Fakultas Bisnis
Unika Widya Mandala. Vol. 1, No. 3 , Hal. 62-66.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1:
Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. Pengaruh Moderasi Size terhadap Hubungan
Laba Konservatisma dengan Neraca Konservatisma. SNA IX. Padang.
Klein, A. and Marquardt, 2000. Can Economic Factors Explain the Rise in
Accounting Losses Over Time?. Working Papers. Stern School of
Business
Lara, J. M. Garcia., Beatriz Garcia Osma dan Fernando Penalva. 2005. Board of
Directors’ Characteristics and Conditional Accounting Conservatism:
Spanish Evidence”. European Accounting Review. Spain.
Lestari, Masyitah Suci. 2016. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,
Political Cost, Size, dan Growth Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Jurnal STIE Perbanas Surabaya. Vol. 5, No. 3,Hal. 1-15.
Fala, Dwi Yana AmaliaS. 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansiterhadap
Lo, Kin. 2007. Earnings Management and Earnings Quality. Journal of
Accounting an Economics, 2007, p.1-8. The University of British
Columbia.
Martono, dan Harjito, D. A.. 2014. Manajemen Keuangan. Edisi 3. EKONOSIA
Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta
Oktadella, Dewanti. 2011. Analisis Corporate Governance terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Jurnal. Universitas Diponogoro. Semarang.
Pambudi, Januar Eky. 2017. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang. Vol. 1, No. 1, Hal. 88-
110.
Ramadhoni, Yogie, Zirman dan Mudrika. 2014. Pengaruh Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, Resiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial,
dan Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.Vol. 1, No. 2, Hal 1-20.
Sari, Cynthia dan Adhariani, Desi. 2009. Konservatisme Perusahaan Di Indonesia
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
STIE Perbanas. Surabaya
Sari, Dewi Nadia, Yusralaini dan Al-Azhar L. 2014. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Vol.
1, No. 2, Hal. 1-15.
Scott, William R, 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Canada
Prentice Hall.
Septian, Ardo dan Yane Devi Anna. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Perusahaan, Debt Covenant, dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Telkom.Vol 1, No. 3, Hal. 452-469.
Soraya, Intan dan Harto, Puji. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi
Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro. Vol. 3, No.3, Hal 1-11.
Suaryana, Agung. 2008. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap Koifisien
Respon Laba. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 1. Universitas
Udayana.
Suharli, M. 2014. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk Perusahaan Jasa.
http:/bisindo.com diakses 8 Agutus 2018
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.
Susiana dan Herawaty. 2007. Analisa Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan. SNA X. Unhas.
Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan
Hubungannya dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu
Mekanisme Corporate Governance. Jurnal Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonesia.
Watts, R. L. 2003. Conservatism in Accounting. part I: explanations and
implications. Accounting Horizons. University of Rochester.
Rochester.
Wulandini, Dwinita dan Zulaikha. 2012. Pengaruh Karakteristik Dewan
Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi.
Journal. Vol 1, No. 2. Hal 1-14. Universitas Diponegoro.
Zhang, Jieying. 2008. The Contracting Benefits of Accounting Coservatism to
Lenders and Borrowers. Journal of Accounting and Economics, Vol. 45, Hal
27-54. University of Southern California. USA.
____www.google.co.id