analisis faktor-faktor yang mempengaruhi …digilib.unila.ac.id/32855/16/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REVALUASI
ASET TETAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Skripsi
Oleh
M. Iszenzia Nurizki
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REVALUASI
ASET TETAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Oleh
M. Iszenzia Nurizki
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang menggunakan metode deskriptif
dengan analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan model revaluasi aset tetap pada perusahaan manufaktur.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh diadopsinya IFRS kedalam PSAK yang
menyebabkan terdapat dua pilihan dalam pengukuran aset tetap.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2016.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan pendekatan non probability random
sampling dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan
kriteria tertentu, sehingga didapatkan sampel penelitian sejumlah 30 perusahaan
manufaktur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel leverage tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan model revaluasi dalam pengukuran
aset tetap. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap terhadap
pemilihan model revaluasi dalam pengukuran aset tetap. Variabel intensitas aset
tetap memiliki pengaruh terhadap terhadap pemilihan model revaluasi dalam
pengukuran aset tetap. Sedangkan variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pemilihan model revaluasi dalam pengukuran aset tetap.
Kata kunci: Leverage, Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset Tetap, Likuiditas,
Revaluasi Aset Teap.
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FACTORS WHICH AFFECTS FIXED ASSET
REVALUATION MODELS HAD CHOSEN AT MANUFACTURE
COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
By
M. Iszenzia Nurizki
This research is a research using descriptive method with quantitative analysis
that aims to analyze the factors which affects fixed asset revaluation models had
chosen at manufacture company listed in indonesia stock exchange. This
research’s background was by the adopted IFRS to PSAK which affects in
measuring fixed asset.
The population used in this study is all manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2012-2016. The sampling of research using
non probability random sampling approach with purposive sampling method, that
is sample selection with certain criterion, so that got sample of research of 30
manufacturing company.
The results of this study indicate that the leverage variable has no significant
effect on fixed asset revaluation. The firm size variable has a significant effect on
fixed asset revaluation. The fixed asset intensity variable has a significant effect
on fixed asset revaluation. While the liquidity variable has a no significant effect
on fixed asset revaluation.
Key Words: Leverage, Firm Size, Fixed Asset Intensity, Liquidity, Fixed Asset
Revaluation.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REVALUASI
ASET TETAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Oleh
M. Iszenzia Nurizki
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, Lampung, pada tanggal 11 November 1996
dan merupakan anak kedua dari pasangan Bapak M. Nasir dan Ibu Masda Niarti.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di
TK Al- Hikmah Sukarame Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan oleh penulis pada tahun 2008 di SD Negeri 1 Sukarame Bandar
Lampung. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP
Negeri 2 Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Bandar
Lampung hingga tahun 2014.
Selanjutnya, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014. Selama duduk di bangku
perkuliahan, penulis pernah aktif sebagai anggota HIMAKTA (Himpunan
Mahasiswa Akuntansi) dan KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) pada awal
perkuliahan di tahun 2014 dan mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan
oleh organisasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut. Penulis juga
pernah aktif dalam organisasi UKM BIROHMAH (Bina Rohani Islam
Mahasiswa) pada awal perkuliahan di tahun 2014 dan mengikuti beberapa
kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa Universitas Lampung
tersebut.
Selain itu, pada tahun 2016 penulis terpilih sebagai Liaison Officer dalam
kegiatan Simposium Nasional Akuntansi (SNA) yang merupakan kegiatan
tahunan yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
perwujudan kepedulian akuntan terhadap pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat kasih sayang,
karunia dan anugerah yang begitu besar kepada penulis.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda M. Nasir dan Ibunda Masda Niarti
yang selalu mengasihi dan mendoakanku setiap waktu, serta memberi nasehat,
dukungan, motivasi dan semangat kepadaku.
Kakak dan Adikku Nadia Ratu Anisa dan Agung Hasbunallah
yang selalu mendukung dan menyemangatiku serta selalu memberikan keceriaan
dan inspirasi kepadaku.
Seluruh keluarga besar dan sahabat-sahabatku
yang selama ini memberikan doa, nasehat dan motivasi yang tiada henti.
Almamaterku, Universitas Lampung.
MOTTO
Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS.94:5)
Jangan katakan pada Allah kita punya masalah, tapi katakan pada masalah kita
punya Allah.
(Muhammad Al-Fatih)
Don’t complain you can find opportunities.
(Jack Ma)
Anyone who has never made a mistake has never tried anything new.
(Albert Einstein)
I never lose. I either win or learn.
(Nelson Mandela)
Without education, you are not going anywhere in this world.
(Malcolm X)
SANWACANA
Salam sejahtera untuk kita semua,
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dipilihnya
Model Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi sebagian
persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas;
4. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Pembimbing
Utama, atas kesediannya memberikan bimbingan dan pengarahan yang
sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan untuk bantuan,
nasihat, serta waktu yang telah Ibu berikan;
5. Bapak Komaruddin, S.E., M.Si., C.P.A. selaku Pembimbing Pendamping,
atas bimbingannya yang telah diberikan selama ini dalam proses penulisan
penelitian ini;
6. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Penguji Utama yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini, serta
untuk segala bantuan dan kemudahan yang telah Bapak berikan;
7. Bapak Basuki Wibowo, SE., Akt. selaku Pembimbing Akademik, untuk
nasihat dan bimbingannya selama proses perkuliahan ini;
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmunya selama proses perkuliahan berlangsung;
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta
staff keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
telah banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun
penyusunan skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang
telah diberikan;
10. Kedua orang tuaku terkasih, Ayah dan Ibu (Bapak M. Nasir dan Ibu
Masda Niarti), terimakasih atas bimbingan dan segala nasihat berharga
yang telah diberikan kepadaku. Terimakasih untuk kasih dan pengorbanan
yang begitu besar yang telah Ayah dan Ibu berikan untukku, dan
terimakasih untuk semangat dan doa yang selalu menyertai setiap
langkahku;
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima semua saran dan kritik yang
membangun.
Akhir kata, semoga Allah memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.
Bandar Lampung, 1 Agustus 2018
Penulis,
M. Iszenzia Nurizki
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2 Masalah Penelitian ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kebijakan Akuntansi ...................................................................... 7
2.2 Instrumen Keuangan ...................................................................... 8
2.3 Aset Tetap .................................................................................... 10
2.4 Revaluasi Aset Tetap.................................................................... 11
2.5 Faktor-Faktor Perusahaan Memilih Revaluasi Aset Tetap .......... 13
2.5.1 Leverage ........................................................................... 13
2.5.2 Ukuran Perusahaan ........................................................... 14
2.5.3 Intensitas Aset Tetap ........................................................ 15
2.5.4 Likuiditas ......................................................................... 15
2.6 Penelitian Terdahulu .................................................................... 16
2.7 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 17
2.8 Kerangka Konseptual ................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian ......................................................................... 23
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ................................................ 23
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 24
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 25
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 26
3.6 Metode Analisis Data ................................................................... 28
3.7 Uji Hipotesis ................................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Sampel ........................................................................ 33
4.2 Statistik Deskriptif ....................................................................... 34
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ...................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 44
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 45
5.3 Saran ............................................................................................. 46
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Model penelitian ................................................................................. 22
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ................................................. 33
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Model Regresi ............................................... 34
Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model Awal ......................................................... 36
Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model Akhir ........................................................ 36
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi............................................................................ 37
Tabel 4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi ....................................................... 39
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ..................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Data Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 2 : Data Keuangan Perusahaan Tahun 2012-2016
Lampiran 3 : Daftar Hasil LEV, SIZE, FAI, LIQ dan REV
Lampiran 4 : Statistik Deskriptif
Lampiran 5 : Uji Hipotesis Penelitian
Lampiran 5.1 : Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Lampiran 5.2 : Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 5.3 : Uji Kelayakan Model Regresi
Lampiran 5.4 : Uji Regresi Logistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak diterapkannya standar akuntansi berbasis internasional
(International Financial Reporting Standards/IFRS) yang dikeluarkan
oleh International Accounting Standard Board (IASB), standar akuntansi
di Indonesia turut mengalami perubahan. Konvergensi IFRS di Indonesia
sudah dimulai sejak tahun 2008. Konvergensi IFRS di Indonesia akan
memberikan dampak besar bagi dunia usaha terutama terhadap laporan
keuangan perusahaan dan informasi akuntansi lainnya. Laporan keuangan
sebagai perantara informasi yang menjadi penghubung antara pihak-pihak
eksternal yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Selain itu,
laporan keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pihak
manajer kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Diadopsinya IFRS ke dalam PSAK menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan, salah satunya yaitu pada PSAK No 16 tentang aset tetap.
PSAK (1994) memiliki banyak perbedaan terhadap PSAK 16 (Revisi
2007) yang berupa penggantian istilah aktiva menjadi aset terhadap
keseluruhan PSAK dan pengukuran setelah pengakuan awal. Pada PSAK
16 (Revisi 2007) terdapat dua pilihan model mengenai pengukuran setelah
pengakuan awal yang dapat dilakukan oleh entitas yaitu model biaya dan
2
model revaluasi yang dapat diterapkan pada seluruh aset tetap perusahaan
dalam kelompok yang sama.
Pengukuran dan pengakuan nilai suatu aset tetap model biaya dinilai dari
harga beli suatu aset tetap, lalu disusutkan atau didepresiasi sehingga nilai
suatu aset tetap akan semakin lama semakin berkurang (Ulum dan Sofyani,
2016). Kebijakan pengukuran dan pengakuan aset tetap lain yang
diperbolehkan menurut PSAK 16 (2015) adalah kebijakan revaluasi aset
tetap. Pengakuan dan pengukuran aset tetap dengan revaluasi dapat lebih
menggambarkan nilai suatu aset tetap yang lebih relevan, karena revaluasi
mengukur aset tetap berdasarkan nilai pasar (fair value).
Selanjutnya diadopsinya IFRS kedalam PSAK menyebabkan disahkannya
PSAK 71 tentang instrumen keuangan yang merupakan adopsi dari IFRS 9
yang berisi tentang perubahan instrumen keuangan seperti klasifikasi dan
pengukuran, penurunan nilai dan akuntansi lindung nilai. Pada PSAK 71,
klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan
hingga jatuh tempo. PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan
pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus
kas dan bisnis model entitas. PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar
dalam peningkatan kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan
penurunan nilai instrumen keuangan sehingga informasi yang dihasilkan
lebih tepat waktu, relevan dan dapat dipahami oleh pengguna laporan
keuangan. PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
3
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
Penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa faktor terbukti berpengaruh
dalam revaluasi aset tetap dan sebaliknya beberapa peneliti menemukan
hal berbeda dimana faktor-faktor tersebut terbukti tidak berpengaruh sama
sekali. Penelitian Lin dan Peasnell (2000), Tay (2009), Seng dan Su (2010)
serta Barac dan Sodan (2011) menyatakan bahwa faktor ukuran
perusahaan terbukti berpengaruh dalam revaluasi aset tetap. Sebaliknya
penelitian Firmansyah dan Sherlita (2012), Manihuruk dan Farahmita
(2015), Yulistia dkk (2015), serta Latifa dan Haridhi (2016) menyatakan
bahwa faktor ukuran perusahaan tidak berpengaruh dalam revaluasi aset
tetap. Untuk intensitas aset tetap dalam penelitian Tay (2009), Manihuruk
dan Farahmita (2015), serta Latifa dan Haridhi (2016) menyatakan bahwa
faktor intensitas aset tetap terbukti berpengaruh dalam pemilihan model
revaluasi aset tetap. Sebaliknya hasil penelitian Seng dan Su (2010), Barac
dan Sodan (2011) serta Yulistia dkk (2015) menyatakan bahwa faktor
intensitas aset tetap tidak berpengaruh dalam revaluasi aset tetap.
Pada faktor leverage dalam penelitian Lin dan Peasnell (2000), Missonier
dan Piera (2007), Barac dan Sodan (2011), Andinsonn (2015) dan
Manihuruk dan Farahmita (2015) menyatakan bahwa faktor leverage
terbukti berpengaruh dalam revaluasi aset tetap. Sebaliknya hasil
penelitian Seng dan Su (2010), Firmansyah dan Sherllita (2012), serta
4
Yulistia dkk (2015) menyatakan bahwa faktor leverage tidak berpengaruh
dalam revaluasi aset tetap. Sedangkan untuk faktor likuiditas dalam
penelitian Barac dan Sodan (2011), Andinson (2015) dan Manihuruk dan
Farahmita (2015) menyatakan bahwa faktor likuiditas terbukti
berpengaruh dalam revaluasi aset tetap. Sebaliknya hasil penelitian Black
dan Manly (1998) dan Tay (2009) menyatakan bahwa faktor leverage
tidak berpengaruh dalam revaluasi aset tetap.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel
independen yang berpengaruh terhadap keputusan dipilihnya model
revaluasi pengukuran aset tetap yaitu leverage, ukuran perusahaan,
intensitas aset tetap, dan likuiditas. Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian kembali mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan,
intensitas aset tetap, dan likuiditas terhadap keputusan revaluasi aset tetap
pada periode 2014 sampai dengan 2016 karena masih terdapat
inkonsistensi hasil pada variabel tersebut dari penelitian sebelumnya dan
masih sedikitnya perusahaan yang menerapkan model revaluasi aset.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Revaluasi
Aset Tetap pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset tetap?
2. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap?
3. Apakah intensitas aset tetap memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap?
4. Apakah likuiditas memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset tetap?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap revaluasi aset
tetap.
2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
revaluasi aset tetap.
3. Untuk mengetahui apakah intensitas aset tetap berpengaruh terhadap
revaluasi aset tetap.
4. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap revaluasi
aset tetap.
6
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai
analisis faktor faktor yang mempengaruhi revalusi aset tetap.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
dalam merumuskan kebijakan serta tindakan-tindakan selanjutnya
sehubungan dengan faktor-faktor revaluasi aset tetap.
3. Bagi akademisi, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan
penelitian bagi yang tertarik dalam bidang yang serupa.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, model
penelitian, dan pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodologi dalam penelitian
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kebijakan Akuntansi
Positive Accounting Theory yang dikemukakan oleh Watt dan Zimmerman
(1978) menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih metode akuntansi
yang akan diterapkannya. Riset tentang revaluasi aset merupakan bagian
dari penelitian dalam teori positif akuntansi menurut Azouzi dan Jarboul
(2012). Teori akuntansi positif diterapkan untuk menjelaskan motivasi
melakukan revaluasi aset. Ini berarti bahwa perusahaan akan mengubah
metode akuntansi mereka untuk mengakui asetnya dari biaya historis ke
nilai wajar untuk meminimalkan biaya kontrak.
Seng dan Su (2010) mengklasifikasikan faktor yang dapat mendorong
manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang akan diterapkan, yaitu
contracting factors, political factors, dan information asymmetry.
Contracting factors menjelaskan bahwa manajer memilih suatu kebijakan
akuntansi untuk mempengaruhi kontrak utang. Political factors berkaitan
erat dengan political cost hypothesis, menjelaskan bahwa tujuan
perusahaan mengurangi laba dalam laporan keuangannya guna
mengurangi visibilitas politis dan biaya politis yang mungkin terjadi.
Information asymmetry menjelaskan bahwa kebijakan akuntansi
ditentukan oleh asimetri informasi yang berusaha mempengaruhi penilaian
atau harga dari suatu aset.
8
2.2 Instrumen Keuangan
International Financial Reporting Standards (IFRS) Nomor 9 tahun 2016
mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti
klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai.
1. Klasifikasi dan Pengukuran
Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi
berdasarkan intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen
keuangan hingga jatuh tempo. Jika aset keuangan merupakan instrumen
utang sederhana dan tujuan model bisnis entitas adalah untuk
mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan tersebut diukur pada
biaya perolehan. Sebaliknya, jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan
model bisnis untuk memperoleh arus kas kontraktual dan untuk
diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan
disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya
perolehan disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan
bukan merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar
menjadi sangat penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan
dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi (fair value through
profit or loss – FVTPL).
2. Penurunan Nilai
Diadopsinya IFRS 9 kedalam PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar
dalam peningkatan kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan
9
penurunan nilai instrumen keuangan sehingga informasi yang dihasilkan
lebih tepat waktu, relevan dan dapat dipahami oleh pengguna laporan
keuangan. Termasuk memperkenalkan metode kerugian kredit
ekspektasian (expected credit loss impairment model) yang lebih melihat
ke depan atau dengan kata lain mengacu pada ramalan dalam mengukur
kerugian penurunan nilai instrumen keuangan. Berbeda dengan PSAK 55
yang mengakui kerugian kredit pada saat peristiwa kerugian kredit benar-
benar telah terjadi, metode yang diperkenalkan PSAK 71 ini mensyaratkan
setiap tanggal pelaporan entitas menilai apakah risiko kredit atas instrumen
keuangan telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal
menggunakan informasi forward-looking yang wajar dan terdukung.
3. Akuntansi Lindung Nilai
PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan akuntansi
lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan manajemen
risiko entitas, lebih baik dibandingkan standar akuntansi sebelumnya.
Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan pertimbangan
manajemen. Meskipun PSAK 71 ini akan menggantikan PSAK 55, PSAK
71 ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di
PSAK 55.
10
2.3 Aset Tetap
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 revisi 2011
mendefinisikan aset tetap sebagai aset berwujud yang dimiliki dan akan
digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang maupun jasa
yang akan disewakan kepada pihak lain dan memiliki masa manfaat lebih
dari satu periode. Kieso et al (2016) menjelaskan bahwa aset tetap yaitu
aset berwujud yang dimilki perusahaan untuk digunakan dalam
memproduksi barang maupun jasa sehingga dapat disewakan kepada pihak
lain, untuk tujuan administrasi serta memiliki masa manfaat lebih dari satu
tahun.
PSAK No 16 (Revisi 2011) menjelaskan bahwa entitas harus memilih
metode penilaian awal aset tetap setelah pengakuan awalnya sebagai
kebijakan akuntansi yaitu antara model biaya atau dengan model revaluasi
dan menerapkannya pada keseluruhan kelompok yang sama dalam aset
tetap. Pada model biaya, suatu objek yang telah diakui sebagai aset tetap
maka akan dicatat sesuai biaya perolehannya kemudian dikurangi dengan
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset (PSAK No
16 Revisi 2011). Sedangkan model revaluasi yaitu pengukuran aset tetap
yang nilai wajarnya dicatat dengan jumlah revaluasian yang berupa nilai
wajar pada tanggal revaluasi dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
11
2.4 Revaluasi Aset Tetap
Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali dari suatu aset tetap.
Revaluasi tidak selalu menghasilkan nilai aset lebih tinggi dari aset yang
tercatat, terkadang revaluasi juga dapat menghasilkan nilai aset lebih
rendah dari yang tercatat (Tay, 2009). Perusahaan cenderung akan
mengubah metode akuntansi dari historical cost menjadi fair value untuk
tujuan meminimumkan biaya perkontrakan (contracting cost) (Seng dan
Su, 2010). Revaluasi aset dapat menurunkan rasio debt/equity untuk
menghindari biaya kegagalan utang dan juga dapat digunakan sebagai
sinyal adanya pertumbuhan perusahaan yang melakukan revaluasi aset
tetap (Azouzi dan Jarboul, 2012).
Selain itu alasan yang mendasari perusahaan mengambil keputusan
revaluasi aset tetap adalah untuk memastikan bahwa nilai wajar dari suatu
aset tetap perusahaan tergambarkan secara relevan dalam laporan
keuangan. Revaluasi aset memengaruhi laporan keuangan dalam dua cara.
Pertama, mengubah jumlah saldo aset yang ditampilkan dalam laporan
posisi keuangan dan saldo ekuitas. Kedua, menurut Lin dan Peasnell
(2000) revaluasi dapat mengubah keuntungan dikarenakan perubahan
depresiasi dari aset yang direvaluasi.
Contoh: PT ABC memiliki bangunan, dibeli tanggal 1 Januari 2017
dengan harga Rp1.000.000.000,-. Masa manfaat bangunan adalah 25 tahun
dan tanpa nilai sisa. Pada 31 Desember 2017, nilai wajar bangunan
12
tersebut adalah Rp1.020.000.000,-. Perusahaan menggunakan metode garis
lurus dalam penyusutannya. Maka jurnal yang dicatat PT ABC:
a) Pada saat pembelian 1 Januari 2017
Bangunan 1.000.000.000
Kas 1.000.000.000
b) Pada saat penyusutan
Beban Penyusutan Bangungan 40.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan 40.000.000
c) Penyajian di Laporan Keuangan per 31 Desember 2017
Akun Jumlah Keterangan
Bangunan 1.000.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan (40.000.000)
Nilai Tercatat 960.000.000
d) Pada saat penyesuaian terhadap nilai wajar
Bangunan 62.500.000 (a)
Akumulasi Penyusutan Bangunan 2.500.000 (b)
Surplus Revaluasi 60.000.000
a. ((1.020.000.000 – 960.000.000) / 960.000.000) x 1.000.000.000
b. ((1.020.000.000 – 960.000.000) / 960.000.000) x 40.000.000
13
e) Penyajian di Laporan Posisi Keuangan tanggal 31 Desember 2007
Akun Jumlah Keterangan
Bangunan 1.062.500.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan (42.500.000)
Nilai Tercatat 1.020.000.000
Apabila entitas menggunakan model revaluasi dalam mencatat aset
tetapnya, maka harus dilakukan review periodik minimun setiap akhir
periode untuk mereview masa manfaat, nilai sisa dan metode penyusutan
yang digunakan.
2.5 Faktor yang Memengaruhi Perusahaan dalam Memilih Revaluasi
Aset Tetap
Peneliti memilih beberapa faktor dipilihnya model revaluasi aset sesuai
dengan saran dari jurnal rujukan dan didapatkannya hasil yang inkonsisten
dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya adalah:
Leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu
memenuhi kewajiban-kewajibannya. Rasio ini juga berkaitan dengan
bagaimana perusahaan membiayai asetnya, apakah lebih banyak dari
2.5.1 Leverage
14
keditur atau dari pemilik perusahaan. Rasio leverage menurut Brigham dan
Weston (2005) menghitung total liabilitas dibagi total aset. Perusahaan
dengan tingkat rasio leverage yang tinggi akan memicu timbulnya risiko
yang tinggi pula. Kreditur akan lebih tertarik pada perusahaaan dengan
tingkat leverage yang rendah.
Rasio leverage ini menggambarkan besarnya modal perusahaan yang
berasal dari hutang atau pinjaman dari pihak luar yang diperuntukan untuk
pembiayaan operasional perusahaan maupun investasi. Semakin besar
modal yang berasal dari pihak luar daripada modal milik perusahaan
sendiri, maka akan meningkatkan risiko bagi perusahaan.
Ukuran perusahaan dijadikan sebagai salah satu proksi dari biaya politis
oleh Seng dan Su (2010) dalam penelitiannya. Riyanto (1998) dalam
Yulistya dkk (2015) mengemukakan Ukuran perusahaan dapat diartikan
sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai
aset atau nilai penjualan. Jadi apabila suatu perusahaan memiliki total aset
dan total penjualan yang besar, maka ukuran perusahaan tersebut semakin
besar. Namun total aset memiliki nilai yang relatif lebih stabil dari ketiga
variabel tersebut, oleh sebab itu total aset digunakan untuk menentukan
ukuran suatu perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007)
2.5.2 Ukuran Perusahaan
15
Seng dan Su (2010) menggunakan intensitas aset tetap sebagai salah satu
faktor dari infromasi asimetri. Infromasi asimetri terjadi apabila informasi
lebih dimiliki oleh salah satu pihak dibandingkan pihak lainnya dari suatu
transaksi (Scott, 2009). Intensitas aset tetap adalah jumlah proporsi aset
tetap yang dimiliki oleh perusahaan terhadap total aset yang ada (Tay,
2009). Dengan kata lain, intensitas aset tetap perusahaan dapat
menggambarkan banyaknya investasi perusahaan terhadap aset tetap
perusahaan.
Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam melunasi seluruh kewajiban lancarnya. Semakin rendah tingkat
likuiditas suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut tidak mampu dalam
melunasi kewajiban lancarnya.
Rasio likuiditas dihasilkan dari aset lancar dibagi dengan hutang lancar.
Rasio likuiditas ini dapat dijadikan sebagai indikator keuangan bagi
perusahaan. Perusahaan dikatakan likuid apapila aset lancar yang dimiliki
perusahaan dapat menutupi hutang lancar yang dimiliki perusahaan.
Penelitan Tay (2009), Ia berpendapat bahwa revaluasi membantu
memberikan informasi yang lebih aktual tentang jumlah kas yang dapat
2.5.3 Intentitas Aset Tetap
2.5.4 Likuiditas
16
diterima dari penjualan aset dan dengan demikian membantu
meningkatkan kapasitas pinjaman perusahaan serta mengurangi biaya
pinjaman.
2.6 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Tay
(2009)
Fixed Asset
Revaluation:
Management
Incentives and
Market
Reactions
Variabel
Independen:
Gearing,
Likuiditas, Ukuran
Perusahaan,
Intensitas Aset
Tetap
Variabel
Dependen:
Revaluasi Aset
Pengaruh yang
signifikan negatif
antara gearing
terhadap pilihan
model revaluasi.
Likuiditas yang
rendah cenderung
memilih
menggunakan model
revaluasi. Ukuran
yang besar
cenderung memilih
model revaluasi.
Intensitas aset tetap
yang tinggi lebih
mungkin memilih
model revaluasi
2 Seng dan
Su (2010)
Managerial
Incentives
Behind Fixed
Asset
Revaluation,
International
Journal of
Business
Research
Variabel
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Penurunan Kas
Dari Operasi,
Intensitas Aset
Tetap, Pertum
buhan Perusahaan
Variabel
Dependen:
Revaluasi aset
tetap.
Ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
pemilihan model
revaluasi sedangkan
penurunan kas dari
operasi, intensitas
aset tetap,
pertumbuhan
perusahaan tidak
terbukti berpengaruh
terhadap pemilihan
model revaluasi
3 Farahmita
dan
Siregar
(2014)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kemungkinan
Variabel
Independen:
Tingkat Utang dan
Ukuran Perusahaan
Tingkat utang
berpengaruh negatif
terhadap pemilihan
metode nilai wajar
17
Perusahaan
Memilih Metode
Nilai
Wajar Untuk
Properti
Investasi
untuk properti
investasi.
Sedangkan ukuran
perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap
pemilihan metode
nilai
wajar untuk properti
inveastasi.
2.7 Hipotesis Penelitian
Missonier dan Piera (2007) dalam penelitian menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan positif antara leverage dengan
model revaluasi. Seng dan Su (2010) menyatakan revaluasi aset
tetap dapat mempengaruhi kekuatan perusahaan dalam negosiasi
kontrak utang dengan pemberi pinjaman. Peneliti-peneliti
sebelumnya mengungkapkan pengaruh positif leverage terhadap
kebijakan perusahaan dalam revaluasi aset tetap seperti Manihuruk
dan Farahmita (2015) dan Andison (2015).
Meningkatnya nilai suatu aset dari revaluasi aset tetap akan
meningkatkan nilai buku total aset. Hal ini akan meningkatkan
kepercayaan kreditur sebagai dampak membaiknya beberapa rasio
keuangan perusahaan
2.7.1 Pengaruh Leverage terhadap Revaluasi Aset Tetap
18
Peneliti beranggapan bahwa pilihan model revaluasi digunakan
oleh perusahaan untuk mengurangi rasio leverage perusahaan
sehingga meningkatkan kelayakan perusahaan dihadapan kreditor.
Maka dari itu hipotesis yang diajukan adalah :
H1: Leverage berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap
Penelitian sebelumnya menggunakan ukuran perusahaan sebagai
proksi political factor (Lin dan Peasnel, 2000). Seng dan Su (2010)
menganggap bahwa ukuran perusahaan adalah faktor yang penting
dalam kebijakan perusahaan untuk merevaluasi aset. Tay (2009)
berpendapat bahwa perusahaan dengan ukuran besar kemungkinan
akan memilih model revaluasi daripada perusahaan dengan ukuran
kecil.
Perusahaan dengan ukuran besar cenderung untuk melakukan
revaluasi pada aset tetap yang dimiliknya. Sesuai dengan political
cost hypothesis yang menyatakan perusahaan dengan ukuran besar
cenderung memilih model akuntansi yang dapat menurunkan profit
dalam laporan keuangan guna mengurangi biaya politis.
Perusahaan besar akan menghindari pelaporan laba yang tinggi.
upward asset revaluation merupakan cara efektif untuk
menurunkan pelaporan laba melalui peningkatan biaya depresiasi
2.7.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Revaluasi Aset Tetap
19
sebagai akibat peningkatan revaluasi. Oleh karena itu, hipotesis
yang diajukan adalah:
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
revaluasi aset tetap
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Peasnell (2000),
ditemukan bahwa intensitas aset tetap mempunyai hubungan yang
signifikan positif terhadap pilihan model revaluasi aset tetap
perusahaan. Intensitas aset tetap merepresentasikan proporsi aset
tetap dibandingkan total aset perusahaan.
Pengaruh intensitas aset tetap terhadap revaluasi layak diperhatikan
di mana aset tetap merupakan porsi terbesar dari total aset yang
akan meningkatkan nilai perusahaan dan karenanya memiliki
potensi yang besar dalam meningkatkan basis aset, hal ini
dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tay (2009).
Penelitian ini juga sejalan dengan Manihuruk dan Farahmita
(2015), menemukan intensitas aset tetap yang lebih besar akan
semkin besar kemungkinan memilih menggunakan model revaluasi
pada pencatatan aset tetap perusahaan.
2.7.3 Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Revaluasi Aset Tetap
20
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin
dan Peasnell (2000), Tay (2009) dan Manihuruk dan Farahmita
(2015) yang meyatakan itensitas aset tetap berpengaruh terhadap
revaluasi aset tetap. Peneliti beranggapan semakin tinggi intensitas
aset tetap suatu perusahaan, perusahaan akan lebih cenderung
memilih revaluasi aset tetap dalam pencatatan aset tetapnya. Oleh
karena itu, hipotesis yang diajukan adalah :
H3: Intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap
revaluasi aset tetap
Yulistia dkk (2010) menyatakan jumlah pinjaman yang dapat
diperoleh oleh perusahaan dari kreditur bukan saja hanya
bergantung pada rasio hutang atau leverage saja tetapi juga arus kas
yang dihasilkan dari operasional perusahaan. Andison (2015)
menyatakan rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Rasio ini
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam melakukan atau
tidak melakukan revaluasi aset tetap. Semakin rendah rasio ini
menggambarkan ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi
hutang jangkap pendek.
2.7.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Revaluasi Aset Tetap
21
Revaluasi dapat membantu memberikan informasi yang lebih
aktual tentang jumlah kas yang dapat diterima dari penjualan (Tay,
2009). Perusahaan yang memiliki likuiditas rendah akan memilih
melakukan revaluasi agar dapat memperlihatkan nilai aset tetap
mereka yang sebenarnya dapat dikonversi dalam bentuk kas
(Manihuruk dan Farahmita, 2015).
Peneliti beranggapan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang
rendah cenderung memilih menggunakan model revaluasi untuk
memperlihatkan nilai aset tetap mereka yang sesungguhnya dapat
dikonversi dalam bentuk kas. Maka dari itu hipotesis yang diajukan
adalah:
H4: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap revaluasi aset
tetap.
22
2.8 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu, maka
peneliti dapat membentuk kerangka pemikiran, kerangka pemikiran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Model Penelitian
2.9 Pengembangan Hipotesis
Dari landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu dapat disimpulkan
dan di tarik hipotesis oleh peneliti sebagai berikut:
H1: Leverage berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap
H3: Intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap revaluasi aset tetap
H4: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap revaluasi aset tetap
Leverage
Ukuran Perusahaan
Intensitas Aset Tetap
Likuiditas
Revaluasi Aset Tetap
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penulis meggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, yang
bertujuan untuk menguji dan mencari hubungan antarvariabel. Peneliti
mencari serta menjelaskan suatu hubungan, memperkenalkan dan menguji
berdasarkan teori yang telah ada. Penelitian ini menggunakan desain
asosiatif kausal, menurut Erlina (2008) Penelitian asosiatif adalah
menghubungkan dua variabel atau lebih. “Desain kausal adalah penelitian
yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi)” Sugiyono (2016). Oleh karena itu, penelitian
dengan desain asosiatif kausal adalah sebuah penelitian yang
menghubungkan antara dua variabel atau lebih untuk menganalisis
hubungan sebab akibat antara variabel-variabel tersebut. Penulis mencoba
untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari bahan-bahan yang tersedia di buku-buku dan
24
sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar. Jenis data kualitatif ini adalah data sekunder yaitu data
yang telah mengalami proses pengolahan oleh sumbernya.
2. Data kuantitatif
Data kuantitaif adalah data yang berbentuk angka-angka atau data
kualitatif yang disajikan dalam bentuk angka.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa laporan
keuangan tahunan emiten perusahaaan manufaktur yang terdapat pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian ini merupakan data selama
kurun waktu 2012 sampai 2016.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan
keuangan yang terdapat di Indonesia melalui website resmi Indonesia
Stock Exchange yaitu (www.idx.co.id). Penelitian ini dilakukan terhadap
kelompok perusahaan sejenis yaitu kelompok perusahaan manufaktur
yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
metode pengumpulan data historis (documentary-historical).
25
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2016) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Menurut Erlina (2008) “sampel adalah bagian
populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”.
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling.
Sugiyono (2016) menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel disebut dengan non-probability
sampling. Sedangkan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
yang ditentukan dengan kriteria tertentu. Kriteria dalam pemilihan sampel
yang digunakan di penelitian ini yaitu:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2012-2016.
2. Selama periode penelitian, perusahaan tidak mengalami delisting dari
Bursa Efek Indonesia.
3. Mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang
Rupiah.
4. Perusahaan yang menggunakan metode revaluasi dan metode biaya
sebagai pilihan pengukuran aset tetap.
26
5. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap yang
berkaitan dengan tersedianya informasi untuk pengukuran variabel-
variabel yang terkait.
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini memkiliki dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Berikut masing-masing variabel:
1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Sekaran dan Bougie (2013) menjelaskan variabel
dependen adalah variabel utama dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan revaluasi aset tetap sebagai variabel dependen. Metode
dummy digunakan untuk mengukur revaluasi aset tetap. Metode dummy
digunakan agar variabel yang bukan merupakan variabel kuantitatif
dapat menjadi variabel kuantitatif maka variabel revaluasi aset tetap
disini menggunakan variabel dummy, nilainya hanya 1 atau 0.
Revaluasi aset tetap dalam metode dummy dapat dikategorikan
berdasarkan perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap dan
perusahaan yang tidak melakukan revaluasi aset tetap. Perusahaan yang
melakukan revaluasi aset tetap dilambangkan dengan notasi 1,
sedangkan perusahaan yang tidak melakukan revaluasi aset tetap
dilambangkan dengan notasi 0.
27
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen. Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini,
yaitu:
Leverage
Leverage (rasio utang) menurut Harahap (2008) adalah untuk
menunjukkan sejauh mana utang perusahaan dapat ditutup oleh aset
perusahaan. Leverage dapat diukur dengan:
Firm Size
Firm Size merepresentasikan besar kecilnya suatu perusahaan melalui
total aset perusahaan yang diukur melalui logaritma natural total aset
(Seng dan Su, 2010). Dalam penelitian ini, Penentuan ukuran
perusahaan berdasarkan total aset perusahaan dipilih sebagai proksi dari
variabel ukuran perusahaan karena total aset lebih stabil dan
representatif dalam menunjukkan ukuran perusahaan. Firm Size dapat
diukur dengan:
Fixed Asset Intensity
Fixed Asset Intensity (intensitas aset tetap) berfungsi untuk mengukur
informasi asimetri (Barac dan Sodan, 2011). Variabel intensitas aset
Leverage
Firm Size Ln Total Aset
28
tetap ini membandingkan total aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan
dengan total aset. Fixed Asset Intensity dapat diukur dengan:
Likuiditas
Variabel likuiditas ini membandingkan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan karena
rasio ini mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo segera (kewajiban jangka
pendek). Likuiditas dihitung dengan current ratio atau rasio lancar.
Rumus perhitungan likuiditas adalah sebagai berikut:
3.6 Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistic. Penggunaan regresi logistic karena variabel dependen revaluasi
aset tetap merupakan variabel dummy. Penggunaan metode regresi logistic
tidak perlu adanya asumsi normalitas pada variabel bebasnya (Ghozali,
2016). Selanjutnya tahap tahap dalam melakukan pengujian dengan
menggunakan regresi logistic akan dijelaskan sebagai berikut:
Fixed Asset Intensity
Rasio Lancar
29
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif merupakan statistik
yang digunakan dalam menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
data yang dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa ada tujuan untuk
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016).
Analisis deskriptif mencakup nilai mean, median, nilai minimum, nilai
maksimum, dan standar deviasi dari data penelitian.
2. Pengujian Model Fit (Overall Model Fit)
Langkah awal yang dilakukan yaitu analisis keseluruhan overall model
fit terhadap data. Hal ini berfungsi untuk menilai model yang telah
dihipotesiskan fit dengan data. Untuk menilai model fit hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
Overall model fit merupakan suatu uji yang digunakan untuk menilai
model yang dihipotesiskan telah sesuai (fit) dengan data penelitian. Uji
model dalam regresi logistik menggunakan statistik berdasarkan fungsi
likelihood. Likelihood L merupakan kemungkinan model yang
dihipotesiskan mencerminkan data input (Ghozali, 2016).
Lihat angka -2 log likehood pada awal block number = 0, dan angka -2
log likehood pada block number = 1, jika terjadi penurunan dalam nilai
30
-2LogL maka model dapat diterima karena cocok dengan data atau
dapat dikatakan bahwa model fit dengan data. Hal ini berarti bahwa
model regresi adalah baik (Ghozali, 2016).
3. Uji Kelayakan Model
Uji Homser dan Leweshow Goodness of Fit Test yang dihasilkan
digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Nilai goodness of fit
test digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang diukur
dengan menggunakan nilai Chi-Square. Menurut Ghozali (2016) jika
uji Homser dan Leweshow menunjukkan p-value > 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan yang nyata antara model dengan data (model dapat
memprediksi nilia data), untuk p-value < 0,05, maka terdapat perbedaan
yang nyata antara model dengan data (model tidak dapat memprediksi
nilia data).
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Apabila nilai R2 kecil maka kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2016).
Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang meniru ukuran R2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit
31
diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari
koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi
dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Nagelkerke’s R2 dapat
diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression (Ghazali,
2016).
3.7 Uji Hipotesis
Uji hipotesis untuk penelitian ini menggunakan metode regresi logistik,
karena variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan dummy. Metode regresi logistik tidak memerlukan uji
normalitas sehingga uji normalitas tidak dilakukan dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan keputusan revaluasi aset tetap sebagai variabel
dependen. Variabel independen yang digunakan adalah leverage, ukuran
perusahaan, intensitas aset tetap, dan likuiditas. Model regresi logistik
yang digunakan untuk menguji faktor yang mempengaruhi keputusan
revaluasi aset tetap adalah sebagai berikut:
REVi = α + β1LEV + β2SIZE + β3FAI + β4LIQ + e
Keterangan:
REVi = Kemungkinan perusahaan memilih model revaluasi
α = Konstanta
β1LEV = Koefisien leverage
β2SIZE = Koefisien firm size
β3FAI = Koefisien fixed asset intensity
β4LIQ = Koefisien likuiditas
e = Error
32
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai sig dengan
tingkat signiifikansi alpha 5%. Hipotesis diterima apabila p-value < alpha
5% dan memiliki tanda searah dengan hipotesis awal. Namun, apabila p-
value > alpha 5% maka hipotesis ditolak.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pada faktor-faktor
yang mempengaruhi revaluasi aset tetap. Faktor-faktor tersebut, yaitu
leverage, ukuran perusahaan, intensitas aset tetap dan likuiditas. Penelitian
ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2016. Penulis memperoleh 151
perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun observasi dan 30
perusahaan diantaranya memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk
dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta hasil uji
hipotesis dengan menggunakan model regresi logistik, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel leverage tidak memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat leverage yang tinggi bukan
menjadi alasan bagi suatu perusahaan untuk melakukan revaluasi aset
tetap.
2. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap. Perusahaan dengan ukuran besar cenderung untuk melakukan
revaluasi pada aset tetap yang dimiliknya.
45
3. Variabel intensitas aset tetap memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap. Semakin tinggi aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan maka
perusahaan akan lebih memilih menggunakan metode revaluasi.
4. Variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap revaluasi aset
tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas yang rendah
bukan menjadi alasan bagi suatu perusahaan untuk melakukan revaluasi
aset tetap.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian diantaranya, yakni:
1. Penelitian ini memiliki nilai koefisien determinasi 0,225 atau 22,5%
sehingga dapat dikatakan variabel independen yang dipakai hanya
berpengaruh 22,5% terhadap variabel dependen, yang berarti terdapat
77,5% faktor-faktor pendukung lain diluar variabel dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini hanya sebatas pada perusahaan manufaktur saja sehingga
tidak dapat dipastikan bahwa hasil yang sama bila diujikan pada
perusahaan sektor berbeda.
46
5.3 Saran
Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya yakni:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak dari beberapa sektor lain seperti perbankan,
pertambangan, dan sektor lainnya, sehingga memperoleh hasil yang
lebih maksimal.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode penelitian
dengan menambahkan tahun penelitian untuk memperoleh hasil yang
lebih maksimal.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti variabel lain seperti
pertumbuhan perusahaan, ownership control, penuruan arus kas operasi
dan lain sebagainya.
47
DAFTAR PUSTAKA
Andison, 2015, “Fixed Asset Revaluation: Market Reactions”, Jurnal yang
disajikan dalam Prosiding Simposium Nasional Akuntansi XVIII, Medan.
Azouzi, Mohamed Ali dan Anis Jarboul, (2012). The Evidence of Management
motivation to revalue property plant and Equipment in Tunisia. African
Journal of Hospitality, Tourism and Leisure. Vol. 2(1).
Barac, Zeljana A., dan Sodan, Slavko., 2011, “Motives For Asset Revaluation
Policy Choice in Croatia”, Croation Operasional Research, Vol. 2.
Black, E. L., Sellers, K. F., & Manly, T. S, 1998, “Earnings management using
asset sales: An international study of countries allowing noncurrent asset
revaluation”, Journal of Business Finance & Accounting, 25, 1287 – 1317.
Brigham, E, F dan Weston, J, F. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Kesembilan, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Erlina, 2008. Metode Penelitian. USU Pers, Medan.
Farahmita, Aria dan Siregar, Sylvia Veronica, 2014, “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemungkinan Perusahaan Memilih Metode Nilai Wajar
Untuk Properti”, Jurnal yang disajikan dalam prosiding Simposium
Nasional Akuntansi 17, Mataram: Universitas Mataram.
Firmansyah, Egy dan Sherlita, Erly, 2012, “Pengaruh Negosiasi Debt Contracts
dan Political Cost terhadap Perusahaan untuk Melakukan Revaluasi Aset
Tetap (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010)”, Jurnal yang disajikan dalam prosiding Seminar
Nasional Akuntansi dan Bisnis, Bandung.
Ghozali, Imam, 2016, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
23, Edisi 8, Semarang: Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis kritis laporan keuangan. Edisi Satu.
Jakarta: Rajawali.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2015, Exposure Draft Aset Tetap PSAK 16, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2016, Exposure Draft Instrumen Keuangan PSAK 71,
Jakarta.
Kieso, D.E., Weygandt, J. J., & Warield, T.D., 2016, Intermediate Accounting
IFRS Edition. New Jersey: John Wiley & Sons Ltd.
48
Latifa, Cut A., dan Haridhi, Musfiari, 2016, “Pengaruh Negosiasi Debt Contract,
Political Cost, Fixed Asset Intensity, dan Market To Book Ratio Terhadap
Perusahaan Melakukan Revaluasi Aset Tetap”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi, Vol. 1.
Lin, Y. C., and Peasnell, K. V., 2000, Fixed Asset Revaluation and Equity
Depletion in UK, Journal of Business Finance and Accounting, 27.
Manihuruk, Tunggul N., dan Farahmita, Aria., 2015, “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Metode Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Saham Beberapa Negara ASEAN”, Jurnal yang
disajikan dalam Prosiding Simposium Nasional Akuntansi XVII, Medan.
Missonier, F., dan Piera, 2007, “Motives for Fixed Asset Revaluation: An
Empirical Analysis with Swiss Data”, The International Journal of
Accounting.
Scott, William R. (2009). Financial Accounting Theory. Prentice Hall: New
Jersey.
Sekaran, Uma dan Bougie Roger. (2013). Research Methods for Business: A Skill-
Building Approach. Sixth Edition. Wiley: New York.
Seng, Dyna dan Jiahua Su., 2010, Managerial Incentives Behind Fixed Asset
Revaluation: Evidence from New Zealand Firms, International Journal of
Business Research, Department of Accountancy and Business Law,
Working paper series, No 3.
Sudarmadji dan Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary
Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Jurnal yang disajikan dalam
Seminar Ilmiah Nasional PESAT 2007. Lembaga Penelitian Universitas
Gunadarma, 2007
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Tay, Ink., 2009, “Fixed Asset Revaluation: Management Incentives and Market
Reactions”, Thesis, Lincoln University.
Ulum, Ihyaul dan Hafiez Sofyani. (2016). Akuntansi (Sektor) Publik. Yogyakarta:
Aditya Media Publishing.
Yulistya, Resti, Popi Fauziati, Arie Frinola Minovia, dan Adzkya Khairati (2015).
Pengaruh Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan dan Fixed
Asset Intensity terhadap Revaluasi Aset Tetap. Universitas Bung Hatta
49
Padang. Jurnal yang disajikan dalam Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi ke XVIII. No. 027. Medan.
Watts, R. L. and Zimmerman, J. L, 1990. “Positive Accounting Theory: A Ten
Year Perspective”, The Accounting Review, 65, hal 131 – 156.