analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ...repository.utu.ac.id/969/1/i-v.pdf · dekan...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT PERMINTAAN SEPEDA MOTOR YAMAHA
DI KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar sarjana Ekonomi
OLEH:
EKA DESI YANTI
NIM : 12601105
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2016
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLIGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVESITAS TEUKU UMAR FAKULTAS EKONOMI MEULABOH-ACEH BARAT
Telp. (0655) 7018513
Website: www.utu.ac.id Email: fekon [email protected] Pos 23615
Meulaboh, September 2016
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jenjang : S1
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:
Nama : EKA DESI YANTI
Nim : 12601105
Dengan judul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
Mengesahkan:
Pembimbing Utama Pembimbing Kedua
Mahrizal, SE. M.Si Yasrizal, M.Si
NIDN. 01-1811-7102 NIDN. 0005028802
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si
NIP. 196412311986 0910001 NIDN. 0005028802
iii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLIGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVESITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS EKONOMI MEULABOH-ACEH BARAT
Telp. (0655) 7018513
Website: www.utu.ac.id Email: fekon [email protected] Pos 23615
Meulaboh, September 2016
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Jenjang : S1
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:
Nama : EKA DESI YANTI
Nim : 12601105
Dengan judul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada tanggal.......
Menyetujui
Komisi Ujian
Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Ishak Hasan, M.Si ....................
2. Sekretaris : Mahrizal, SE., M.Si ....................
3. Anggota : Yarizal, M.Si ....................
4. Anggota : Fajri Hadi, SE., M.Si ....................
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Yasrizal, M.Si
NIDN. 0005028802
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : EKA DESI YANTI
NIM : 12601105
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi adalah hasil karya
saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,
tesis, disertai, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya
sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.
Sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat reproduksi karya atau
pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan
seolah-olah karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat
bagian-bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan
kesediaan untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Meulaboh, September 2016
Saya yang membuat pernyataan,
Materai 6000
EKA DESI YANTI
12601105
v
MOTTO PERSEMBAHAN
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya
(dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. (Q.S. Luqman: 27) Ya Allah...
Jadikanlah kami kaya akan ilmu, muliakanlah kami dengan ketekunan dan hiasilah diri kami dengan kesabaran, Sesungguhnya Allah tidak akan menguji seorang hamba
di luar batas kemampuannya dan mintalah pertolongan-Nya dengan Shalat dan sabar Alhamdulillah...
Dengan ridha-Mu ya Allah
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, Namun itu bukan akhir dari perjalananku,
Melainkan awal dari sebuah perjalanan
Ayahanda Daman Huri dan Ibunda Samsidar... Do’a dan air mata di tiap sujudmu yang slalu iringi langkahku serta ketulusanmu Yang kuatkan hatiku tuk terus berusaha menggapai asa. Setiap butir keringatmu
menyemangatkanku untuk mewujudkan harapanmu. Kasih sayangmu sejukkan relung hatiku. Kini harapanmu telah kugapai.
Tumbuhkan tekad yang suci untuk slalu membahagiakanmu terima kasih Bapak Mamak atas segala kesabaranmu, kebaikanmu dan segala hal terbaik
yang telah diberikan kepada putrimu. Ya Allah, jadikanlah aku anak yang saleh, berbakti kepada orang tua, membanggakan orang
tua, dan menjadi amal yang tak terputuskan bagi keduannya. yang telah diberikan kepada putrimu.
Buat adik-adikku tersayang “ Audia Desna, M. Iqamuddin, Zakiah”.
Dan buat kawan-kawan tercinta Cut Laila, SE, Meiya Sari, SE, Nuripa, SE, Feri Erlandi,
SE, Ari Zuliyadi, SE, Sapriadi, SE, dan Joni Iskandar, SE.
Dengan ridha Allah kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada keluargaku tercinta. Simpah sujudku dan terimakasihku kepada yang tercinta Bapak dan Mamak yang telah
mendidikku dengan penuh keikhlasan atas segala perhatian, pengertian, dan dukungannya.
By Eka Desi Yanti, SE
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kuaa-Nya
yang telah memberikan nikmat sehat dan lapang kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam penulis
sanjungsajikan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umat
manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kabupaten Aceh
Barat.”Ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat agar dapat
menyelesaikan studi dan meraih gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Fakultas
Ekonomi di Universitas Teuku Umar.
Dalam kesempatan ini pula, penulis dengan kerendahan hati yang amat
dalam dan ketulusan hati ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini. Ucapan Terima Kasih terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang sangatpenulis sayangi dengan penuh cinta penulis
persembahkan untuk Ayahanda Idaman Huri dan Ibunda tercinta Samsidar,
serta Audia Desna selaku adik penulis yang telah memberikan segala bentuk
pengorbanan, nasihat, kasih sayang tiada batas dan do’a tulusnya demi
keberhasilan penulis.
2. Kepada Bapak Mahrizal SE, M.Si selaku dosen pembimbing utama dan
Kepada Bapak Yasrizal, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang begitu
penulis sanjung dan banggakan yang telah menjadi orang tua kedua yang
membimbing, memberi arahan, memotivasi, dan bersedia meluangkan
waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar di Meulaboh.
4. Bapak Yasrizal, M.Si dan Bapak Fajri Hadi, SE, M.Si selaku ketua dan
sekretaris program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Teuku Umar.
vii
5. Kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu selaku dosen yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama penulis berada di Fakultas Ekonomi Universitas Teuku
Umar.
6. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2012 khususnya local C
Walil Hasri, Meiya Sari, Cut Laila, Wira Novita Sari, Ari Zuliadi, Feri
Erlandi yang selama ini telah bersama-sama menempuh pendidikan di
Fakultas Ekonomi Studi Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta memotivasi kepada penulis.
Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik
langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-
persatu. Semoga amal kebaikan dan keikhlasan ini mendapat balasan dari Allah
SWT. Dengan kebaikan yang berlipat ganda dan mudah-mudah skripsi ada
manfaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Meulaboh, September 2016
Penulis,
EKA DESI YANTI
viii
ABSTRACT
Demand Yamaha motorcycles is increasing demand in the market. The
increase in demand was also based on the high interest of people who want to
have their own transportation more efficient to perform daily activities rather than
using public transport. So the use of motorcycles produced by a growing number,
and therefore producers must also consider the conditions desired by consumers.
This study aimed to test the Influence of Income Per Capita (X1), the Price Level
(X2), Population (X3) and Growth (X4) of the Request was Motorcycles Yamaha
in West Aceh district. Collecting the necessary data in this research is quantitative
data using secondary data comparison for 10 years starting from the year 2005 to
2014. Analysis of data using multiple linear regression analysis.
Simultaneous test results showed that, overall, the independent variable
(income per capita, price levels, population and economic growth) jointly have a
significant effect on demand for Yamaha motorcycles in West Aceh district. And
adjusted coefficient of determination (R2) that is equal to 0.998. Hi this indicates
that the independent variable (income per capita, price levels, population and
economic growth) gave a contribution of 99.8 percent of the dependent variable
(the demand for motorcycles Yamaha), while the remaining 0.2 percent are
affected by variables outside the model this study regression. The results showed
that the partial income per capita, population and economic growth do not
significantly affect the demand for motorcycles Yamaha, while the price levels
significantly affect the demand for motorcycles Yamaha. Testing together (Test F)
indicates that the variable income per capita, price levels, population and
economic growth significantly affect demand for Yamaha motorcycles in West
Aceh district.
Keywords: income per capita, the Price Level, Population and Economic
Growth
ix
ABSTRAK
Permintaan sepeda motor Yamaha semakin meningkat permintaannya di
pasar. Peningkatan permintaan tersebut juga didasari oleh tingginya minat
masyarakat yang ingin memiliki alat transportasi sendiri yang lebih efisien untuk
melakukan kegiatan sehari-hari ketimbang menggunakan alat transportasi umum.
Sehingga penggunaan sepeda motor diproduksikan dengan jumlah yang semakin
banyak, maka dari itu produsen juga harus memperhatikan kondisi yang
diinginkan oleh konsumen.Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh
Pendapatan Perkapita (X1), Tingkat Harga (X2), Jumlah Penduduk (X3) dan
Pertumbuhan Ekonomi (X4) terhadap Perrmintaan Sepeda Motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat.Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini
merupakan data kuantitatif menggunakan data sekunder dengan perbandingan
selama 10 tahun terhitung dari tahun 2005-2014. Analisis data menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Hasil uji secara simultan menunjukan bahwa secara keseluruhan variabel
bebas (pendapatan perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata
terhadappermintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat. Dan Nilai
koefisien determinasi adjusted (R2)yaitu sebesar 0,998. Hai ini menunjukkan
bahwa variabel bebas (pendapatan perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi) memberi sumbangan sebesar 99,8 persen terhadap
variabel terikat (permintaan sepeda motor Yamaha), sedangkan sisanya sebesar
0,2 persen dipengaruhi oleh variabel yang terdapatdiluar model regresi penelitian
ini.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pendapatan perkapita,
jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara nyata
terhadap permintaan sepeda motor Yamaha, sedangkan tingkat harga
berpengaruh secara nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Pengujian
secara bersama-sama (Uji F) menunjukkan bahwa variabelpendapatan perkapita,
tingkat harga,jumlah penduduk,danpertumbuhan ekonomiberpengaruh secara
nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamahadi Kabupaten Aceh Barat.
Kata kunci: Pendapatan Perkapita, Tingkat Harga, Jumlah Penduduk
danPertumbuhan Ekonomi.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARANJUDUL ........................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBARAN PERSEJUTUAN KOMISI UJIAN ........................................... iii
LEMBARAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
LEMBARAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRACT........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LatarBelakangPenelitian ....................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah .................................................................................. 4
1.3 TujuanPenelitian ................................................................................... 4
1.4 ManfaatPenelitian ................................................................................. 4
1.4.1 ManfaatTeoritis ........................................................................... 4
1.4.2 ManfaatPraktis............................................................................. 5
1.5 SistematikaPenulisan ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
2.1 Pengertian Permintaan (Demand) ........................................................ 7
2.2 Teori Permintaan .................................................................................. 9
2.3 Fungsi Permintaan ................................................................................ 9
2.4 Kurva Permintaan ................................................................................ 10
2.5 Elastisitas Permintaan .......................................................................... 11
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ................................ 12
2.6.1 Harga Barang Itu Sendiri............................................................. 12
2.6.2 Harga Barang Lain Yang Terkait .............................................. 13
2.6.3 Tingkat Pendapatan Perkapita .................................................... 15
2.6.4 Selera dan Kebiasaan .................................................................. 15
2.6.5 Jumlah Penduduk ........................................................................ 16
2.6.6 Perkiraan Harga di Masa Mendatang ........................................ 18
2.6.7 Distribusi Pendapatan ................................................................. 18
2.6.8 Usaha-Usaha Produsen Untuk Meningkatkan Peningkatan...... 21
2.7 Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 21
2.7.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ............................................ 21
2.7.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 22
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi .... 24
2.8 Pengertian Sepeda Motor...................................................................... 26
2.9 Penulisan Sebelumnya ......................................................................... 27
xi
2.10 Perumusan Hipotesis .......................................................................... 28
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 29
3.1 RuangLingkupPenelitian ...................................................................... 29
3.1.1 Populasi ....................................................................................... 29
3.1.2 Sampel ......................................................................................... 29
3.2 Data Penelitian ...................................................................................... 30
2.2.1 JenisdanSumber Data .................................................................. 30
3.3.1 TeknikPengumpulan Data .......................................................... 30
3.3 Model Analisis Data ............................................................................. 30
3.3.1 AnalisisRegresiBerganda ............................................................ 30
3.3.2 AnalisisKoefisien ........................................................................ 31
3.3.3 Koefisien Determinasi ................................................................ 32
3.3.4 Ujit................................................................................................ 32
3.3.5 Uji F ............................................................................................. 33
3.4 DefinisiOperasionalVariabel ................................................................ 33
3.5 PengujianHipotesis................................................................................ 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 36
4.1 Permintaan Sepeda Motor Yamaha...................................................... 36
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 42
4.3 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 44
4.3.1 Uji t ............................................................................................ 44
4.4 Uji F ....................................................................................................... 45
4.5 Analisis Koefisien Determinasi ............................................................ 46
4.6 Pembahasan Hasil ................................................................................ 47
V. PENUTUP .................................................................................................... 48
5.1 Simpulan ................................................................................................ 48
5.2 Saran ...................................................................................................... 49
LAMPIRAN .......................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 60
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2005-2014 ............................................................................................ 36
2. Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2005-2014 ............................................................................................ 37
3. Tingkat Harga Permintaan Sepeda Motor
Yamaha Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014 ...................................... 39
4. Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014 .................. 40
5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014.............. 41
6. Hasil Regresi Linier Berganda ....................................................................... 43
7. Hasil Analisis Regresi Uji F ........................................................................... 45
8. Model Summary .............................................................................................. 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Permintaan ........................................................................................... 28
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2005-2014 ........................................................................... 37
2. Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2005-2014 ............................................................................................... 38
3. Tingkat Harga Permintaan Sepeda Motor Yamaha
KabupatenAceh Barat tahun 2005-2014........................................................... 40
4. Jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Barat tahun 2005-2014 ....................... 41
5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat tahun 2005-2014 .................. 42
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Input Permintaan Sepeda Motor Yamaha, Pendapatan Perkapita,
Tingkat Harga, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi .............. 50
2. Hasil Regresi .............................................................................................. 51
3. Daftar Uji t.................................................................................................. 56
4. Daftar Uji F ................................................................................................ 57
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang sarat informasi pada saat ini secara tidak disadari dunia
terus mengalami perubahan kepada hal-hal yang sebelumnya sulit untuk dipercaya
oleh sebagian besar manusia baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Bermacam-macam pola dan beragam perilaku manusia didalam bermasyarakat
dalam mengkonsumsi barang atau benda kebuhan sehari-hari terhadap barang-
barang yang dapat memberikan kepuasan baik jasmani maupun rohani.
Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat cepat dan cenderung
meningkat tiap tahunnya, seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat
akan sarana transportasi yang memadai. Hal ini dipicu oleh perkembangan zaman
yang menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dalam mencapai tujuan
dalam aktivitas kesehariannya.
Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda
hidup dan benda mati dari suatu tempat lainnya. Kegiatan transportasi ini
membutuhkan tempat yang disebut dengan prasarana transportasi. Ciri utama
transportasi ini adalah melayani pengguna, bukan berupa barang atau komoditi
(Tamin, 2007, h. 18).
Salah satu transportasi yang digunakan oleh sebagian besar penduduk
Indonesia adalah sepeda motor. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara
yang mayoritas penduduknya memiliki/menggunakan kendaraan bermotor.
Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi di Indonesia yang sudah
2
menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sebagai alat untuk berpergian atau
mencari nafkah.
Pada masa kini, sepeda motor adalah sebagai alat transportasi yang paling
banyak digunakan dimasyarakat dunia. Penggunaan sepeda motor setiap tahun
mangalami peningkatan, maka dari itu sepeda motor diproduksikan dengan
jumlah yang semakin banyak. Kebutuhan sepeda motor sangatlah penting baik
untuk produsen maupun pengguna.
Kondisi pada saat ini jumlah transportasi publik sangat tidak mencukupi
kebutuhan masyarakat dan beberapa faktor lainnya seperti minimnya keamanan,
tidak tepat waktu, tidak layak pakai serta kurangnya kenyamanan angkutan publik
tersebut. Hal ini mendorong masyarakat untuk membeli dan menggunakan alat
transportasi pribadi ketimbang menggunakan jasa angkutan umum.
Permintaan pasar akan kendaraan bermotor yang sedemikian tingginya,
dihadapi para produsen otomotif baik sepeda motor maupun mobil untuk saling
berpacu mendapatkan produk yang mampu memenuhi seluruh permintaan calon
pembeli. Secara umum antara lain adalah faktor keamanan, kualitas produk, hemat
bahan bakar, praktis penggunaannya, kenyamanan berkendara, kelanggengan
produk dan yang terpenting adalah harganya harus terjangkau masyarakat.
Namun seiring perkembangan zaman, permintaan tersebut melebar hingga
menciptakan segmen baru dalam masyarakat, sebagai contoh produk utama harus
dilengkapi dengan teknologi mesin lebih besar, model gagah, ruang lebih besar
dan nyaman, mengedepankan kemewahan walaupun harganya lebih mahal.
Semua tantangan ini harus dijawab cepat, baik dan tepat bagi produsen otomotif di
Indonesia jika ingin tetap eksis dalam menjual produk dan selalu menguntungkan.
3
Indonesia setiap tahunnya terjadi pertambahan penduduk. Berdasarkan
hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk selama 25 tahun mendatang
terus terjadi peningkatan yaitu dari 205,1 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 273,2
juta jiwa pada tahun 2025. Dalam dekade 2000-2025 kecepatan pertumbuhan
penduduk berkisar antara 0,92-1,39 persen (Http://www.datastatistik-
indonesia.com. Diakses tanggal 28 desember 2015).
Akibat terjadinya peningkatan jumlah penduduk maka permintaan
terhadap barang dan jasa semakin meningkat termasuk jumlah permintaan seperti
sepeda motor yang harus terpenuhi dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Peningkatan jumlah penduduk yang harus diimbangi dengan jumlah produksi agar
konsumsi terpenuhi membuat permintaan akan jumlah penggunaanya meningkat.
Hal ini di Provinsi Aceh permintaan sepeda motor setiap tahunnya
sangatlah meningkat seiring berkembangnya penduduk yang ada di Aceh,
khusunya Kabupaten Aceh Barat sendiri memiliki pasar untuk penjualan sepeda
motor yang cukup besar, itu terlihat dari beberapa perusahaan/CV yang menjual
atau menawarkan kepada masyarakat berbagai macam sepeda motor, salah
satunya sepeda motor yamaha.
Dengan demikian, persaingan perusahaan/CV yang ada di Aceh Barat
sangatlah baik dalam hal menyediakan sepeda motor kepada masyarakat untuk
keperluan sehari-hari dalam setiap aktifitas, hal ini produsen sangat teliti dalam
memberikan kepuasan produk kepada masyarakat dan masyarakat harus jeli dalam
memilih kendaraan terutama sepeda motor Yamaha yang memberikan kepuasan
dari segi keuangan, bahan bakar, dan kemewahan.
4
Berdasarkan gambaran diatas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Permintaan Sepeda Motor Yamaha Di Kabupaten Aceh Barat”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan dalam
penelitian ini yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat permintaan
sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh
Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan penulis dan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan
bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi, serta sebagai gambaran tentang keadaan sosial ekonomi
5
masyarakat dalam rangka memenuh kebutuhan akan alat transportasi juga dapat
menambah pengetahuan tentang tingkah laku konsumen.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi,
wawasan dan pengetahuan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Mamfaat praktis dapat memberikan mamfaat bagi instansi pemerintah dan
masyarakat seperti:
1. Bagi Pemerintah Daerah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kebijakan dalam pengambilan
kebijakan transportasi terutama yang berkaitan dengan permintaan sepeda motor
di Kabupaten Aceh Barat.
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat dan pemahaman
bagaimana kondisi permintaan sepeda motor yamaha saat ini di kabupaten Aceh
Barat.
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang terdiri dari beberapa bagian yang
meliputi :
- Bagian pertama terdiri dari pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian
dan sekaligus sistematika pembahasan.
6
- Bagian kedua menguraikan tentang landasan Permintaan (demand), Teori
Permintaan (demand), Fungsi Permintaan, Kurva Permintaan, Elastisitas
Permintaan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan, Pertumbuhan
Ekonomi, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian Sepeda Motor,
Penelitian Sebelumnya dan Perumusan Hipotesis.
- Bagian ketiga Metode Penelitian menguraikan Ruang Lingkup Penelitian
dan Data Penelitian yang terdiri dari Jenis dan Sumber Data, Teknik
Pengumpulan Data, Model Analisis Data, Definisi Operasional Variabel,
dan Pengujian Hipotesis.
- Bagian keempat Pembahasan Hasil membahas tentang Permintaan Sepeda
Motor Yamaha, Analisis Regresi Linier Berganda, Pengujian Hipotesis,
Uji t, Uji F, Analisis Koefisien Determinasi dan Pembahasan Hasil.
- Bagian kelima Penutup membahas tentang Simpulan dan Saran-Saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Permintaan (Demand)
Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi 2009, h. 239).
Selanjutnya menurut Rahardja (2004, h. 22) Permintaan adalah keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode
waktu tertentu.
Dalam hukum permintaan dihipotesiskan semakin rendah harga suatu
komoditas semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya
semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas tersebut yang
diminta (cateris paribus) (Sugiarto et.al, 2002, h. 38).
Jika suatu barang terjadi penurunan harga maka permintaan masyarakat
terhadap barang tersebut akan meningkat. Masyarakat yang dulunya membeli
barang lain akan beralih kepada barang atau produk yang terjadi penurunan harga,
dan masyarakat yang dulunya membeli barang yang terjadi penurunan harga akan
menambah daya belinya sehingga permintaan akan barang tersebut terjadi
peningkatan.
Sebaliknya, jika harga barang atau suatu produk terjadi kenaikan harga
maka permintaan barang tersebut akan terjadi penurunan, itu disebabkan
kemampuan beli masyarakat yang rendah sehingga harga barang tersebut tidak
mampu dijangkau oleh masyarakat, selain itu masyarakat lebih memilih kepada
8
penghematan pengeluaran sehingga masyarakat akan mencari produk lain atau
barang pengganti (subtitusi) yang harganya lebih rendah.
Setiap orang boleh saja menginginkan pada apa yang diinginkannya, tetapi
jika keinginan itu tidak ditunjang dengan kesediaan membeli serta kemampuan
atau pendapatan yang cukup untuk membeli maka keinginan itupun hanya akan
tinggal keinginan saja, kemampuan atau daya beli tidak ada.
Menurut carla et.al (2002, h. 99) dalam kehidupan sehari-hari kita dapat
menyaksikan bahwa kuantitas suatu barang yang dibeli pada suatu waktu tertentu
tergantung pada harganya, makin tinggi harga barang, makin sedikit jumlah
barang yang dibeli makin rendah harganya makin besar jumlah barang yang
diminta. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta
pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode waktu tertentu.
Asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa keinginan konsumen untuk
membeli suatu produk barang dalam berbagai tingkat harga dan dengan harga
yang mampu dijangkau oleh masyarakat selama periode atau dalam jangka waktu
tertentu. Keinginan konsumen yang disertai dengan daya beli atau kemampuan
beli sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat, karena dengan
tingginya pendapatan masyarakat maka akan meningkat permintaan masyarakat.
Selain pendapatan kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk juga
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga produk atau barang tersebut.
9
2.2 Teori Permintaan (Demand)
Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut atau
juga disebut hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik
maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga
turun jumlah barang yang diminta akan meningkat.
Mankiw (2006, h. 80) mendefinisikan hukum permintaan (law of demand)
jika semua hal dibiarkan sama, ketika suatu barang meningkat, maka jumlah
permintaan akan menurun, dan ketika harga turun maka permintaan akan naik.
Permintaan timbul dari keinginan, hal itu menunjukkan bahwa keinginan dan
permintaan itu merupakan dua hal yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut Rosyidi (2009, h. 291) Permintaan bukanlah keinginan,
sebagaimana keinginan bukan permintaan. Sekalipun berbeda, tidak dapat
diingkari bahwa keduanya itu berhubungan erat.
Uraian tersebut maka disimpulkan bahwa keinginan dan permintaan
mempunyai kaitan hubungan yang erat, dimana lahirnya keinginan disebabkan
oleh permintaan dan lahirnya permintaan disebabkan oleh keinginan itu sendiri.
Pada saat harga barang meningkat keinginan membeli barang tersebut berkurang
sehingga permintaan terhadap barang tersebut menurun dan sebaliknya.
2.3 Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi
permintaan maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas
10
(dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent varible) (Rahardja
2004, h. 35).
Dari asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi permintaan adalah
fungsi yang menunjukkan atau menggambarkan hubungan antara variabel bebas
dan variabel tidak bebas. Dengan adanya fungsi permintaan maka kita dapat
mengetahui atau melihat berapa besar hubungan variabel bebas dengan variabel
tidak bebas.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi permintaan dituliskan dalam bentuk
persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan serta menggambarkan
hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas.
2.4 Kurva Permintaan
Menurut Sugiarto et.al (2002, h. 39) kurva permintaan adalah gambaran dari
sebuah data yang diinput dari daftar permintaan masyarakat terhadap suatu produk
dalam periode waktu tertentu dan dihubungkan antara jumlah permintaan suatu
produk dengan harga produk tersebut. Kurva permintaan juga membandingkan
tinggi rendahnya permintaan suatu produk dalam waktu tertentu dan pada harga
tertentu. Rosyidi (2002, h. 239) menambahkan bahwa kurva permintaan erat
hubungannya antara harga dengan permintaan pada gilirannya akan menunjukkan
hubungan yang erat antara harga dengan jumlah barang yang diminta
Kurva permintaan sangat erat hubungannya antara harga suatu produk
dengan permintaan barang tersebut yang menunjukkan atau mengkaitkan
11
hubungan antara harga produk yang diminta dengan jumlah produk yang diminta
sehingga terbentuklah kurva permintaan.
Kurva Permintaan
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang (output)
yang diminta dengan harga barang perunit (atau harga barang persatuan). Kecuali
dalam kasus khusus, kurva permintaan selalu berbentuk garis yang condong
kekanan bawah (Rosyidi 2002, h. 240).
Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa kurva permintaan menjelaskan
atau menggambarkan tentang barang naik turunnya barang yang diminta
konsumen terhadap harga barang dipasar dan jumlah barang yg diminta.
2.5 Elastisitas Permintaan
Konsumen biasanya membeli barang lebih dari satu pada saat harga barang
turun, pendapatan meningkat, harga barang subsitusi naik, atau ketika barang
komplemen turun. Untuk mengukur perubahan-perubahan atau berapa besar
konsumen merespon perubahan dalam varibel-variabel tersebut, para ekonom
menggunakan konsep elastisitas (elasticity).
12
Menurut Mankiw (2003, h. 108) elastistas harga permintaan (price
elasticity of demand) mengukur berapa besar jumlah permintaan berubah seiring
perubahan harga. Permintaan suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah
permintaan berubah banyak karena harga berubah, sedangkan permintaan
dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika
harga berubah.
Menurut Sugiarto et.al (2002, h. 102) secara umum elastisitas permintaan
dapat dibagi menjadi:
a. Elastisitas permintaan terhadap harga
b. Elastisitas permintaan silang
c. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Dalam suatu permintaan ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
permintaan, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan menurut
Rahardja (2004, h. 22). Dimana faktor-faktornya sebagai berikut: Harga barang itu
sendiri, Harga barang lain yang terkait, Tingkat pendapatan perkapita, Selera atau
kebiasaan, Jumlah penduduk, Perkiraan harga dimasa mendatang, Distribusi
pendapatan, dan Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
2.6.1 Harga Barang Itu Sendiri
Dalam teori ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu komoditas terutama
dipengaruhi oleh harga komoditas itu sendiri dengan asumsi faktor-faktor lain
tidak terjadi perubahan atau cateris paribus (Sugiarto et.al, 2002, h. 38). Menurut
13
Rahardja (2004, h. 22) jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan
terhadap barang itu bertambah, begitu juga sebaliknya.
Setiap halnya hukum permintaan, jika harga barang tinggi maka permintaan
turun dan sebaliknya, artinya salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya
jumlah permintaan akan barang tersebut adalah harga barang itu sendiri, jika
harga barang itu sendiri harganya tinggi atau jauh dari titik keseimbangan
(equilibrium) maka permintaan akan menurun. Sebaliknya jika harga barang
tersebut turun maka permintaan akan meningkat. Hal itu disebabkan karena
kemampuan dan keinginan masyarakat sesuai seperti yang diharapkan.
2.6.2 Harga Barang Lain Yang Terkait
Menurut Rahardja (2004, h. 22) harga barang lain juga dapat
mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua jenis barang tersebut
mempunyai keterkaitan. Keterkaitan barang dapat berupa subtitusi (pengganti)
dan bersifat komplemen (pelengkap).
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permintaan akan barang tidak
hanya tergantung pada harganya saja, tetapi juga pada harga barang lain, artinya
suatu barang berpengaruh apabila terdapat duan barang yang saling terkait,
keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifa komplement
(pelengkap). Pada kedua barang tersebut terjadi perbedaan harga, produk A harga
barang lebih rendah dari pada barang produk B maka jumlah permintaan terhadap
barang A lebih banyak dibandingkan dengan permintaan produk B. Masyarakat
yang biasanya membeli barang B kemungkinan besar akan beralih membeli
barang A. Dengan adanya barang lain atau barang pengganti maka konsumen
14
tidak hanya bertumpu atau tergantung pada satu barang saja, jika sewaktu-waktu
barang terjadi pengurangan produksi atau meningkatnya harga maka konsumen
dapat beralih ke barang subsitusi tersebut. Oleh sebab itu permintaan suatu barang
juga dipengaruhi oleh barang lain.
Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut,
hubungan antara suatu jenis barang dengan jenis lainnya dapat dibedakan dalam
tiga golongan yaitu: barang pengganti (subtitusi), barang penggenap atau
pelengkap (komplementer), dan barang yang tidak mempunyai kaitan sama sekali
(netral).
1. Barang Pengganti (subsitusi)
Suatu barang yang dinamakan barang pengganti apabila menggantikan fungsi
dari barang lain secara sempurna. Contohnya minuman kopi dapat digantikan
dengan minuman teh. Apabila harga barang pengganti murah maka permintaan
terhadap barang yang digantikannya akan turun.
2. Barang Pelengkap (komplementer)
Suatu barang dikatakan barang pelengkap apabila barang tersebut selalu
digunakan bersama-sama dengan barang-barang yang lain. Contohnya gula
sebagai pelengkap dari minuman kopi atau teh. Apabila harga barang pelengkap
tinggi maka permintaan terhadap suatu komoditas akan turun.
3. Barang Netral
Suatu barang dikatakan barang netral apabila barang tersebut tidak
mempunyai kaitan yang erat dengan barang yang lain. Conyohnya permintaan
beras tidak berkaitan dengan permintaan akan buku.
15
2.6.3 Tingkat Pendapatan Perkapita
Rahardja (2004, h. 23) menjelaskan bahwa tingkat pendapatan perkapita
dapat mencerminkan daya beli. Semakin tinggi pendapatan, daya beli makin kuat,
sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
Menurut Samuelson (2003, h. 56) pendapatan rata-rata dari konsumen sangat
menentukan permintaan. Apabila pendapatan masyarakat naik, maka individu-
individu cenderung membeli hampir segala sesuatu dalam jumlah yang lebih
banyak, sekalipun harga-harga tidak berubah.
Sedangkan Sugiarto et.al (2002, h. 44) mengatakan jika pendapatan para
pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pola
permintaan atas berbagai jenis barang. Atas dasar sifat perubahan permintaan
yang berlaku apabila pendapatan berubah.
Maka dapat disimpulkan bahwa, tingkat pendapatan perkapita sangat
menentukan besar kecilnya daya beli seseorang. Apabila pendapatan meningkat
maka daya beli juga meningkat, sebaliknya, apabila pendapatan menurun maka
daya beli juga menurun. Oleh sebab itulah tingkat pendapatan perkapita juga
sangat menentukan besar kecilnya permintaan terhadap suatu barang.
2.6.4 Selera atau Kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan
konsumen dari pola hidup suatu masyarakat. Menurut Rahardja (2004, h. 23)
selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.
Selain kedua faktor permintaan diatas selera konsumen juga mempengaruhi
permintaan, setiap orang mempunyai selera yang sangat berbeda-beda tergantung
16
pada kualitas dan cita rasa suatu barang, sedangkan kebiasaan adalah suatu barang
yang dikonsumsi setiap hari seperti makanan pokok.
Menurut Sukirno (2013, h. 82) selera atau cita rasa mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap keinginin masyarakat untuk membeli barang-barang.
Selanjutnya Samuelson (2003, h. 57) menjelaskan bahwa selera
menggambarkan bermacam-macam pengaruh budaya dan sejarah. Selera mungkin
mencerminkan kebutuhan-kebutuhan psikologis atau fisiologis sejati. Dan selera
mungkin mencakup kecanduan yang terjadi secara artifisial. Selera mungkin juga
mengandung sebuah unsur yang kuat dari tradisi atau agama.
Sedangkan Sugiarto et.al (2002, h. 46) menambahkan perubahan cita rasa
atau selera masyarakat mempengaruhi permintaan. Bila selera konsumen terhadap
suatu komoditas meningkat maka permintaan komoditas terssebut akan
meningkat, demikian pula bila selera konsumen berkurang maka permintaan
komoditas tersebut menurun.
2.6.5 Jumlah Penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan
akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar pula permintaan terhadap
barang tersebut (Rahardja, 2004, h. 23).
Menurut Sugiarto et.al (2002, h. 46) pertambahan penduduk biasanya
diikuti dengan perkembangan akan permintaan akan suatu komoditas karena
dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditas
tersebut.
17
Selanjutnya Sukirno (2013, h. 82) mengatakan pertambahan penduduk
tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya
pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.
Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini mampu
menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan
menambah permintaan.
Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh terhadap permintaan, karena
penduduklah yang menjadi konsumen dan yang mengkonsumsi barang tersebut.
Semakin banyak konsumen maka semakin banyak barang tersebut yang
dikonsumsi dan makin banyak permintaan barang tersebut untuk diproduksikan.
Sebaliknya semakin sedikit konsumen maka semakin sedikit pula jumlah
konsumsi sehingga permintaan hanya setara dengan jumlah penduduk atau
permintaan rendah.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, permintaan suatu barang di
Indonesia sangat berhubungan dengan jumlah penduduk, semakin tinggi jumlah
penduduk maka jumlah konsumsi akan semakin meningkat sehingga
mempengaruhi permintaan suatu barang tersebut. Jumlah barang sangat
menentukan tinggi rendahnya permintaan suatu barang, karena semakin tinggi
jumlah penduduk semakin tinggi konsumen untuk mengkonsumsi suatu barang
dan produksi barang tersebut akan meningkat dikarenakan permintaan yang
tinggi.
18
2.6.6 Perkiraan Harga Dimasa Mendatang
Rahardja (2004, h. 23) mendefinisikan apabila kita memperkirakan bahwa
harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang,
sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat
belanja dimasa yang akan datang.
Bila kita memperkirakan tentang harga suatu barang akan naik, maka akan
lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehigga mendorong orang untuk
membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja dimasa depan.
Sebelum barang mengalami kenaikan harga dan adanya isu kenaikan harga
suatu barang maka permintaan terhadap barang yang akan mengalami kenaikan
terjadi peningkatan sebelum kenaikan harga terjadi karena masyarakat akan
membelinya dan menyimpan sebagai stok cadangan barang tersebut untuk
konsumsi kedepannya guna lebih menghemat atau mengurangi pengeluaran. Oleh
sebab itu perkiraan harga dimasa yang akan datang juga dapat mempengaruhi
permintaan akan suatu barang.
2.6.7 Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita dapat memberikan kesimpulan yang salah
bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya
beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun
Rahardja (2004, h. 23)
Selanjutnya Rahardja (2004, h. 23) menambahkan distribusi pendapatan
masyarakat juga sangat menentukan tinggi rendahnya suatu barang, pendapatan
masyarakat yang tinggi mampu mendorong masyarakat memenuhi keinginannya,
19
dengan pendapatan yang tinggi maka mampu memenuhi keinginan masyarakat
untuk membeli barang tersebut sehingga permintaan terhadap barang tersebut
meningkat karena daya beli dan pendapatan masyarakat meningkat. Sebaliknya,
jika pendapatan masyarakat buruk atau rendah maka permintaan terhadap barang
tersebut ikut rendah dikarenakan daya beli atau kemampuan untuk membeli
barang tersebut tidak ada.
Menurut Sukirno (2006, h.47), pendapatan adalah jumlah penghasilan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu
baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan
antara lain :
1. Pendapatan Pribadi/Personal Income yaitu semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima
penduduk suatu negara.
2. Pendapatan Disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dari
pendapatan tersebut yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan
pendapatan disposibel.
3. Pendapatan Nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa
yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan
pekerjaan atau adanya balas jasa.
Menurut Sobri dalam tesisnya Sujarno (2008, h.25), pendapatan disposibel
adalah suatu jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk
20
dibelanjakan atau dikonsumsi. Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan
yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak
penghasilan.
Selanjutnya Sukirno (2013, h. 82) menambahkan distribusi pendapatan juga
mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis barang. Sejumlah
pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan menimbulkankan corak
permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak
distribusinya.
Sekiranya pemerintah menaikkan pajak terhadap orang-orang kaya dan
kemudian menggunakan hasil pajak ini untuk menaikkan pendapatan pekerja yang
bergaji rendah maka corak permintaan terhadap berbagai barang akan mengalami
perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang-orang kaya akan berkurang
permintaannya, tetapi sebaliknya barang-barang yang digunakan orang yang
berpendapatan rendah yang mengalami kenaikan pendapatan akan bertambah
permintaanya.
Dapat disimpulkan bahwa keinginan tanpa diiringi pendapatan yang cukup
maka hanya tinggal keinginan saja, keinginan yang diiringi dengan pendapatan
yang cukup maka keinginan tersebut akan terpenuhi. Keinginan yang diiringi
dengan pendapatan yang cukup mampu mendorong seseorang untuk membeli
suatu barang, semakin tinggi pendapatan penduduk maka semakin tinggi
kemungkinan penduduk ,embeli barang tersebut. Dengan banyaknya penduduk
membeli barang tersebut otomatis permintaan terhadap barang tersebut terjadi
peningkatan.
21
2.6.8 Usaha-Usaha Produsen Untuk Meningkatkan Peningkatan
Menurut Rahardja (2004, h. 23) dalam perekonomian yang modern,
bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam
mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering
mendorong orang untuk membeli banyak dari pada biasanya. Peranannya dalam
mempengaruhi masyarakat untuk membeli barang tersebut. Dengan meningkatnya
usaha-usaha lain maka akan terjadi persaingan, persaingan inilah yang membuat
permintaan antara salah satu barang tersebut akan meningkat penjualannya karena
permintaan dari masyarakat bertambah.
Usaha-usaha lain yang memproduksi barang yang fungsinya sama adalah
sebuah ancaman bagi barang tersebut dimana akan terjadi persaingan antara
produsen untuk menarik konsumen membeli barang tersebut yang nantinya
berpengaruh terhadap permintaan. Hal ini menjadi ancaman serius dikarenakan
konsumen akan beralih membeli barang yang dijual oleh usaha-usaha yang sedang
meningkat penjuaannya.
2.7 Pertumbuhan Ekonomi
2.7.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam memproduksi barang
dan jasa. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu
negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan
pertambahan produksi barang dan modal (Sukirno, 2006, h. 432).
22
Menurut Jhingan (2007, h. 57) dalam Kuznets mendifinisikan
pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu
negara untuk menyediakan, semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan
penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini
diperlukan tiga komponen; pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat
dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang. Kedua, teknologi
maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian dibidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan secara tepat.
2.7.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Analisis teori pertumbuhan ekonomi mengenai corak proses pembangunan
menekankan perhatian kepada meramalkan akhir dari proses perkembangan
ekonomi. Teori-teori pertumbuhan Neo-Klasik memberikan pandangan yang
sangat pesimis mengenai keadaan proses pembangunan didalam jangka panjang.
Menurut pandangan para ahli-ahli klasik, kelebihan penduduk akan menyebabkan
suatu masyarakat mengalami kemunduran kembali dalam pembangunannya.
Sedangkan menurut pandangan Schumpeter, pada tingkat pembangunan yang
sangat tinggi timbul masalah kekurangan penanaman modal sebagai akibat dari
kekurangan inovasi dan akan menimbulkan masalah stagnasi atau ketiadaan
23
perkembangan ekonomi yang lebih lambat dan masalah resesi yang lebih serius
dari masa-masa sebelumnya (Sukirno 2006, h. 269).
Todaro dan Smith (2003, h. 128) menjelaskan beberapa pendekatan teori
klasik pembangunan ekonomi, yaitu: teori tahapan linier dan pembangunan
sebagai pertumbuhan, model perubahan struktural dan revolusi ketergantungan
internasional.
a. Teori Tahapan Linier dan Pembangunan sebagai Pertumbuhan
Ada dua teori yang dapat dikelompokkan dalam teori tahapan linier dan
pembangunan sebagai pertumbuhan, yairu teori pertumbuhan Rostow, dan teori
pertumbuhan Harrod-Domar.
1. Teori Pertumbuhan Rostow
Teori ini bertolak dari lingkungan intelektual yang masih steril dan dipacu
oleh politik Perang Dingin yang berkobar pada masa tersebut. Model
pembangunan tahap pertumbuhan (stages-of-growth model development)
merupakan hasil pemikiran dari seorang ahli sejarah ekonomi dari Amerika
Serikat yaitu Walt W. Rostow. Menurut ajaran Rostow, perubahan dari
keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam satu seri
tahapan yang harus dilalui oleh setiap negara. Adapun tahapun tersebut adalah (1)
Tahapan perekonomian tradisional; (2) Tahapan pra kondisi tinggal landas; (3)
Tahapan tinggal landas; (4) Tahapan menuju kedewasaan; (5) Tahapan konsumsi
massa tinggi.
24
2. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung
sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau
menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-alat, dan bahan baku) yang
telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan
investasi baru yang merupakan bahan neto atau stok modal (capital stock).
Adapun asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah:
a. Perekonomian dalam keadaan full employment dan barang-barang modal yang
ada di masyarakat digunakan secara penuh.
b. Berlangsung dalam dua perekonomian sektor (sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan).
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya
pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik origin (nol).
d. Kecenderungan untuk menabung (Marginal Prosperity to save, MPS) besarnya
tetap, demikian juga resiko antar modal dan output (incremental Capital
Output Ratio).
2.7.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor (Sukirno 2004, h. 249)
adalah sebagai berikut:
a. Faktor-Faktor Ekonomi
1. Tanah dan kekayaan alam lainnya
25
Sumber daya alam merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Dinegara berkembang, sumber daya alam sering kali kita
lihat terbengkalai karena kurang atau salah pemanfaatan. Apabila sumber daya
alam tidak dimanfaatkan dengan baik, maka suatu negara tidak akan mungkin
mengalami kemajuan.
2. Akumulasi modal
Modal dapat diartikan sebagai persediaan faktor produksi secara fisik
dapat diproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka dapat
disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Proses pembentukan modal
akan menaikkan output nasional. Investasi dibidang modal tidak hanya menaikkan
produksi tetapi juga menaikkan kesempatan kerja.
3. Organisasi
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam kegiatan
ekonomi yang bersifat komplemen bagi modal dan menaikkan produktivitas.
4. Teknologi
Teknologi sangat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Karena
dengan adanya teknologi dapat menciptakan metode produksi yang baru.
Pertumbuhan teknologi yang baik dapat meningkatkan produktivitas kerja, modal
dan faktor produksi lainnya, sehingga dapat menciptakan peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
5. Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja akan meningkatkan produktivitas,
artinya hal ini akan dapat menggiring perekonomian kearah ekonomi yang
produksinya berskala besar, sehingga dapat membantu perkembangan industri.
26
Hal ini dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat permintaan, banyak atau
tidaknya tingkat produksi serta tersedianya sarana transportasi. Apabila skala
produksi besar maka pembagian kerja dan spesialisasi juga akan luas. Dengan
demikian output akan dapat meningkat dengan sendirinya dan pertumbuhan
ekonomi juga akan mengalami peningkatan.
b. Faktor Non Ekonomi
Faktor non ekonomi merupakan faktor yang terdiri dari faktor sosial,
manusia dan politik. Faktor sosial dapat mempengaruhi perekonomian, budaya
yang sudah mengalami kemajuan akan termotivasi untuk mencari tambahan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat sehingga akan
mendorong manusia untuk mencari pendapatan, seperti yang dikemukakan oleh
Nurkse bahwa pembangunan ekonomi berkaitan dengan peran manusia,
pandangan masyarakat, kondisi politik dan latar belakang historis suatu negara.
Kondisi politik disuatu negara sangat mempengaruhi perekonomian dinegara itu
sendiri, jika suatu negara mengalami kondisi krisis politik, maka secara otomatis
pertumbuhan ekonomi akan terganggu dan pertumbuhan ekonomi tidak akan
meningkat serta bisa mengalami penurunan.
2.8 Pengertian Sepeda Motor
Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah
mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor
tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah
27
kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang
pengendara. (Yamaha 2008, hal. 1)
Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya
yang relatif murah, terjangkau untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan
bahan bakarnya serta biaya operasionalnya cukup hemat. Kebutuhan akan sepeda
motor bukanlah tergolong kedalam kebutuhan barang tersier lagi, akan tetapi
sudah menjadi barang sekunder, bahkan bagi sebagian masyarakat kita sudah
menjadi sebagai barang primer karena diukur dari kebutuhan penggunaannya.
2.8 Penelitian Sebelumnya
Lilis Nur Jana (2013) dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan sepeda motor yamaha di kota Kendari”. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara harga, desain,
suku cadang dan lokas idari permintaan sepeda motor yamaha di kota Kendari.
Emmy Dalamme (2010) dengan judul penelitian “faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan konsumen terhadap motor shogun pada PT.Sinar
Galesong Pratama Cabang Kendari”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor harga, daya tahan, desain, promosi dan suku cadang mempunyai pengaruh
terhadap keputusan konsumen untuk melakukan permintaan motor shogun pada
PT.Sinar Galesong Pratama Cabang Kendari. Dan dari hasil penelitian variabel
yang paling berpengaruh adalah desainnya.
Asrar (2002) dengan judul penelitian “faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen membeli motor Honda pada PT.Marannu Abadi Kendari”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara
28
produk, harga, promosi dan tempat terhadap perilaku pembelian motor Honda
pada PT.Marannu Abadi Kendari, dan dari hasil penelitian variabel yang paling
berpengaruh adalah Lokasi/tempat
2.10 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan Latar Belakang dan tinjauan teoritis yang telah dipaparkan,
maka dapat dikemukakan hipotesis berikut: “diduga bahwa pendapatan perkapita,
tingkat harga, jumlah penduduk berpengaruh terhadap permintaan sepeda motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Salah satu bentk analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah
dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan
atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga
merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola
(Kuncoro, 2009, h. 192).
3.1.1 Populasi
Menurut Sugiono (2011, h. 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang diambil oleh penulis berada di Kabupaten Aceh
Barat dari tahun 2005-2014.
3.1.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.
Menurut Sugiono (2011, h. 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini
meliputi tingkat harga, jumlah penduduk dan jumlah permintaan sepeda motor
Yamaha di kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu 2005-2014.
30
3.2. Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, diperoleh dari instansi atau lembaga yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) dan perusahaan Sepeda Motor Yamaha Kabupaten
Aceh Barat. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2005-
2014 meliputi data penawaran sepeda motor Yamaha, tingkat harga dan jumlah
barang.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kuantitatif dengan
mendatangi instansi-instansi yang relevan yaitu BPS dan perusahaan Sepeda
Motor Yamaha untuk memperoleh data yang akan diolah dalam penelitian ini.
3.3 Model Analisis Data
3.3.1 Analisa Regresi Berganda
Analisa ini digunakan sebagai alat analisis nilai pengaruh dua variabel
bebas atau lebih terhadap suatu variabel terikat. Model analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Hubungan permintaan sepeda motor
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dianalisis dengan model regresi
linier berganda (Sugiono, 2012, h. 276). Secara matematis model Regresi linear
berganda.
31
Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 e
Dimana: Y = Variabel Terikat
α = Konstanta (Intercept)
ß = Slope (Koefisien Regresi)
X1 = Pendapatan Perkapita (Rp)
X2 = Tingkat Harga (unit)
X3 = Jumlah Penduduk (jiwa)
X4 = Pertumbuhan Ekonomi (Rp)
E = Error Term (Kesalahan)
3.3.2 Koefisien Korelasi
Analisa korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Analisa korelasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisa koefisien korelasi linier
berganda.
Analisa koefisien korelasi linier berganda digunakan untuk mengetahui
kuatnya hubungan antara variabel Y dengan variabel X lainnya. Rumus analisa
korelasi berganda menurut Iqbal (2005, h. 341) adalah sebagai berikut :
2222
..
yynxxn
yxxynr
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
32
n = Jumlah tahun
x = Pendapatan Perkapita, Tingkat Harga, Jumlah Penduduk
y = Permintaan Sepeda Motor Yamaha (unit).
3.3.3 Koefesien Determinasi ( 2r )
Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi ( 2r )
merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi.
Rumus koefisien determinasi menurut Iqbal (2005, h. 236) :
KP = 2r × 100 %
Dimana :
Kp = Besarnya Koefisien penentu (determinasi)
r = Koefisien Korelasi
3.3.4 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel
berukuran kecil (n ≤ 30) dan ragam populasi tidak diketahui. Rumus uji t (Husaini
et.al, 2006, h. 204) adalah sebagai berikut:
2
2
1 r
rnt
t
Keterangan :
n : Jumlah sampel
r : Koefisien korelasi
33
3.3.5 Uji F
Uji - F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefesien (slope)
regresi secara bersama-sama, dengan demikian umum hipotesisnya ditulis sebagai
berikut. Nacrowi (2006, h. 17).
F =
k
kn
R
R 1
1 2
2
Keterangan :
R2 = Koefesien Determinasi
n = Tahun
k = Derajat Kebebasan
3.4 Definisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan analisis dalam penelitian ini, variabel tersebut
didefinisikan dan dioperasionalkan sebagai berikut:
1. Permintaan sepeda motor Yamaha (Y) adalah keseluruhan permintaan sepeda
motor Yamaha dari tahun 2005 sampai tahun 2014 yang dihitung per unit.
2. Pendapatan perkapita (X1) adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
melakukan pekerjaan atau adanya balas jasa.
3. Tingkat harga (X2) yaitu pernyataan tentang harga sepeda motor dari
perusahaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat yang dihitung
dalam satuan rupiah (Rp/unit).
4. Jumlah penduduk (X3) yaitu banyaknya masyarakat yang tinggal dalam satu
wilayah yang diukur dalam satuan (jiwa)
34
5. Pertumbuhan ekonomi (X4) yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang diukur
dari pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2005-2014
3.5 Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikan Individual (Uji t)
Uji signifikan parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat
signifikan dari pengaruh variabel bebas (Tingkat Harga dan Jumlah Barang)
secara individual (Hasan, 2002, h. 241).
b. Uji F
Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan atau tidak. Uji F ini diperuntukkan guna
melakukan uji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan yaitu antara X1 dan X2
terhadap Y (Nachrowi dan Usman, 2006, h. 16-17).
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. H0 ; β = 0, pendapatan perkapita, tingkat harga dan jumlah penduduk yang
diteliti secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap permintaan
sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
b. H1 ; β ≠ 0, Pendapatan Perkapita, tingkat harga dan jumlah penduduk yang
diteliti secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap
permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat
pengaruh yang nyata antara pendapatan perkapita, tingkat harga dan
35
jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat
pengaruh yang nyata antara pendapatan perkapita, tingkat harga dan
jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria uji F, hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara
bersamaan terdapat pengaruh yang nyata antara pendapatan perkapita,
tingkat harga dan jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya secara
bersamaan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara pendapatan
perkapita, tingkat harga dan jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda
motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Permintaan Sepeda Motor Yamaha
Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang menjadi
pilihan konsumen karena harganya yang relatif terjangkau. Sepeda motor
memiliki fungsi untuk menambah jaringan transportasi dan dapat mengisi
kebutuhan akan sarana transportasi tersebut secara efisien, murah dan cepat. Di
Kabupaten Aceh Barat sendiri minat konsumen terhadap sepeda motor semakin
meningkat. Hal ini bisa kita lihat dari pangsa pasar dan peningkatan permintaan
sepeda motor Yamaha dari tahun ke tahun yang semakin meningkat.
Tabel 4.1
Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha
Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tahun
Permintaan Sepeda Motor Yamaha (unit)
2005 1110
2006 1250
2007 1300
2008 1350
2009 1390
2010 1415
2011 1450
2012 1485
2013 1515
2014 1530 Sumber: CV. Yamaha Motor Aceh Kabupaten Barat (April 2016)
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa tingkat permintaan sepeda
motor Yamaha mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini dapat kita lihat pada
tabel tersebut dimana pada tahun 2005 tingkat permintaan sepeda motor Yamaha
di Kabupaten Aceh Barat sebesar 1110 unit. Pada tahun 2006 permintaan sepeda
motor Yamaha sebesar 1250 unit. Kemudian tahun 2007 juga terus mengalami
37
peningkatan sebesar 1300 unit. Sehingga pada tahun 2014 jumlah permintaan
sepeda motor Yamaha adalah sebanyak 1530 unit. Ini berarti permintaan sepeda
motor Yamaha bertambah setiap tahun nya. Untuk melihat grafik tingkat
permintaan sepeda motor Yamaha dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4.1
Tingkat Permintaan Sepeda Motor Yamaha
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tabel 4.2
Perkembangan Pendapatan Perkapita
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tahun
Jumlah Pendapatan Perkapita (Rp)
2005 1.317.267,95
2006 1.659.125,99
2007 1.914.178,95
2008 2.376.404,51
2009 2.794.807,68
2010 4.462.045,24
2011 4.673.007,63
2012 4.743.927,54
2013 5.058.389,33
2014 5.522.903,12 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)
0
1110
1250
1300
1350
1390
1415
1450
1485
1515
1530
0
500
1000
1500
2000
Permintaan Sepeda Motor Yamaha (unit)
Permintaan Sepeda Motor Yamaha (unit)
38
Berdasarkan tabel 2 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa pada tahun
2005 pendapatan perkapita Kabupaten Aceh Barat yaitu sebesar Rp
1.317.267,95 diikuti tahun 2006 perkembangan pendapatan perkapita Kabupaten
Aceh Barat yaitu sebesar Rp 1.659.125,99 selanjutnya pada tahun 2007
pendapatan perkapita Kabupaten Aceh Barat meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp 1.914.178,95 kenaikan tersebut didukung oleh banyaknya
sektor perkebunan yang terus berkembang pesat, serta sektor perdagangan,
pertanian dan hasil perikanan. Sektor pertanian/perkebunan masih menjadi
andalan pemerintah dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di daerah
ini. Seterusnya dari tahun 2014 pendapatan perkapita Kabupaten Aceh Barat
terus bertambah yaitu berkisar sebesar Rp 5.522.903,12. Untuk melihat
perkembangan pendapatan perkapita dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4.2
Perkembangan Pendapatan Perkapita
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
1.317.267,95
1.659.125,99 1.914.178,95
2.376.404,51
2.794.807,68
4.462.045,24
4.673.007,63
4.743.927,54
5.058.389,33
5.522.903,12
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Pendapatan Perkapita (Rp)
39
Tabel 4.3
Tingkat Harga Permintaan Sepeda Motor Yamaha
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tahun
Tingkat Harga (Rp)
2005 18.870.000.000
2006 21.250.000.000
2007 22.100.000.000
2008 22.950.000.000
2009 23.630.000.000
2010 24.055.000.000
2011 24.650.000.000
2012 25.245.000.000
2013 25.755.000.000
2014 26.010.000.000 Sumber: CV. Yamaha Motor Kabupaten Aceh Barat (April 2016)
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa tingkat harga bertambah
dalam setiap tahun. Pada tahun 2005 jumlah dari tingkat harga sepeda motor
Yamaha sebesar Rp 18.870.000,00. Kemudian pada tahun 2006 jumlah dari
tingkat harga sepeda motor Yamaha bertambah sebesar Rp 21.250.000,00.
Selanjutnya pada tahun 2007 jumlah dari tingkat harga juga mengalami
penambahan sebesar Rp 22.100.000,00. Dan terakhir pada tahun 2014 jumlah
dari timgkat harga sepeda motor Yamaha adalah sebesar Rp 26.010.000,00. Jadi
kita dapat mengamati bahwa jumlah tingkat harga bertambah dari tahun ke tahun
disebabkan karena naiknya harga sepeda motor dan juga karena jumlah
permintaan sepeda motor yang semakin meningkat. Untuk melihat grafik tingkat
harga dapat digambarkan sebagai berikut:
40
Grafik 4.3
Tingkat Harga Permintaan Sepeda Motor Yamaha
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2005-2014
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2005 150.450
2006 151.594
2007 153.294
2008 164.360
2009 169.111
2010 173.558
2011 177.532
2012 182.364
2013 187.459
2014 190.244 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat jumlah
penduduk mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini dapat kita lihat dari tabel
4 diatas dimana pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Barat
sebanyak 150.450 jiwa, kemudian pada tahun 2006 jumlah penduduk bertambah
menjadi 151.594 jiwa dan pada tahun selanjutnya juga mengalami peningkatan,
sehingga tercatat pada tahun 2014 penduduk Kabupaten Aceh Barat terus
0
18.870 21.250
22.100 22.950
23.630 24.055
24.650 25.245
25.755 26.010
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Tingkat Harga (Rp)
41
mengalami peningkatan sebanyak 190.244 jiwa. Jika kita amati jumlah
penduduk di Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
hal ini disebabkan tingginya angka kelahiran dan banyaknya penduduk baru dari
luar daerah yang mendiami wilayah Kabupaten Aceh Barat. Untuk melihat
grafik jumlah penduduk dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4.4
Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2005-2014
Tabel 4.5
Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
Tahun
PDRB (ADHK) (RP)
2005 1.317.267,95
2006 1.659.125,99
2007 2.060.024,89
2008 2.376.404,51
2009 2.794.807,68
2010 4.462.045,24
2011 4.673.007,63
2012 4.743.927,54
2013 5.058.389,33
2014 5.522.903,12 Sumber: Badan Pusat Statistik Aceh Barat (Mei 2016)
0
150.450
151.594
153.294
164.360
169.111
173.558
177.532
182.364
187.459
190.244
0
50000
100000
150000
200000
Jumlah Penduduk (Jiwa)
42
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat tingkat
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2005 yaitu sebesar
Rp 1.317.267,95. Kemudian pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi meningkat
sebesar Rp 1.659.125,99. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi sebesar Rp
2.060.024,89. Dan pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar Rp
2.376.404,51. Selanjutnya tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun
berikutnya terus mengalami peningkatan, sehingga tercatat pada tahun 2014
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan sebesar Rp 5.522.903,12. Untuk
melihat grafik pertumbuhan ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4.5
Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005-2014
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel
pendapatan perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
0
1.317.267,95
1.659.125,99
2.060.024,89
2.376.404,51
2.794.807,68
4.462.045,24
4.673.007,63
4.743.927,54
5.058.389,33
5.522.903,12
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PDRB (ADHK) (RP) PDRB …
43
Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffic
ients
t-hitung
t-tabel
Sig
B Sig.
Error
Beta
Permintaan
Sepeda
Motor
Yamaha
-24077,406
956,322
-25,177
2,01505
,000
Pendapatan
Perkapita
1,774 ,000 ,157 ,281 2,01505 ,790
Tingkat
Harga
1095,955 33,489 1,110 32,726 2,01505 ,000
Jumlah
Penduduk
-55,913 57,442 -,029 -,973 2,01505 ,375
Pertumbuha
n Ekonomi
-2,901 ,000 -,255 -,460 2,01505 ,665
Sumber: Hasil SPSS data diolah (Mei 2016)
Berdasarkan tabel 6 diatas maka diperoleh persamaan regresinya sebagai
berikut: Y=-24077,406 + 1,774X1 + 1095,955LnX2 – 55,913LnX3 – 2,901X4
a. Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh nilai konstanta sebesar -24077,406
nilai konstanta ini menyatakan bahwa jika pendapatan perkapita, tingkat
harga, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi sama dengan nol (0)
maka permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat adalah nol.
b. Koefisien Regresi Pendapatan Perkapita (X1)
Koefisien regresi pendapatan perkapita sebesar 0,000001774 berarti bahwa
apabila pendapatan perkapita naik maka tingkat permintaan sepeda motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat juga meningkat.
44
c. Koefisien Regresi Tingkat Harga (X2)
Koefisien regresi tingkat harga sebesar 0,000001095 setiap pertambahan
harga sepeda motor Yamaha maka permintaan sepeda motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat menurun.
d. Koefisien Regresi Jumlah Penduduk (X3)
Koefisien regresi jumlah penduduk sebesar 0,000005591 / 6 jiwa, berarti
bahwa setiap penambahan penduduk maka tingkat permintaan sepeda motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat maka juga akan bertambah.
e. Koefisien Regresi Pertumbuhan Ekonomi
Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,00000 berarti bahwa setiap
pertambahan pertumbuhan ekonomi maka permintaan sepeda motor Yamaha
di Kabupaten Aceh Barat juga meningkat.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji t
Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan “uji t” pada
tingkat kepercayaan 95 persen diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Variabel pendapatan perkapita diperoleh thitung sebesar 0,281 < ttabel sebesar
2,01505 H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya secara parsial variabel
pendapatan perkapita tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda
motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
b. Variabel tingkat harga diperoleh thitung sebesar 32,726 > ttabel sebesar 2,01505
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya secara parsial variabel tingkat harga
45
berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten
Aceh Barat.
c. Variabel jumlah penduduk diperoleh thitung sebesar 0,973 < ttabel sebesar
2,01505 H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya secara parsial variabel jumlah
penduduk tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
d. Variabel pertumbuhan ekonomi diperoleh thitung sebesar 0,460 < ttabel sebesar
2,01505 H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya secara parsial variabel
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda
motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat.
4.4 Uji F
Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas yakni
pendapatan perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi secara bersama-sama (serempak) terhadap permintaan sepeda motor
Yamah di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil analisis nilai F hitung dan F
tabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Uji F
Model
Sum of
Square
df
Mean
Square
F hitung
F tabel
Sig.
Regresion 289153,914 4 72288,485 1182,501 5,19 ,000b
Residual 305,659 5 61,132
Total 289459,600 9
Sumber: Hasil SPSS data diolah (Juni 2016)
46
Berdasarkan tabel diatas nilai Fhitung sebesar 1182,501 > 5,19. Artinya H0
ditolak dan H1 diterima maka variabel pendapatan perkapita, tingkat harga,
jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat.
4.5 Analisis Koefisien Determinasi
Setelah dihitung dengan menggunakan metode regresi linier berganda
dan dapat diketahui bahwa besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Estimate
1
0,999a
0,999
0,998
7,819
Sumber: Hasil SPSS data diolah (Juni 2016)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai koefisien determinasi
adjusted sebesar R Adjusted yakni sebesar 0,998 yang artinya bahwa permintaan
sepeda motor Yamaha di Kabupaten Aceh Barat sebesar 99,8 persen dipengaruhi
oleh pendapatan perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk dan pertumbuhan
ekonomi, sedangkan sisanya 0,2 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar
variabel penelitian.
47
4.6 Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
menerangkan hubungan tingkat harga dan permintaan sepeda motor Yamaha
sebagai berikut:
Variabel tingkat harga (X2) berpengaruh nyata terhadap permintaan
sepeda motor Yamaha (Y) di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel tingkat harga terdapat hubungan positif terhadap permintaan
sepeda motor Yamaha. Artinya apabila tingkat harga menurun maka permintaan
sepeda motor Yamaha akan meningkat. Sesuai dengan hukum permintaan yang
menyatakan bahwa “semakin rendah harga suatu komoditas maka semakin
banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi
harga suatu komoditas maka semakin sedikit komoditas tersebut yang diminta
(cateris paribus)” (Sugiarto et.al). jika suatu barang terjadi penurunan harga
maka permintaan masyarakat terhadap barang tersebut akan meningkat.
Masyarakat yang dulunya membeli barang lain akan beralih kepada barang atau
produk yang terjadi penurunan harga, dan masyarakat yang dulunya membeli
barang yang terjadi penurunan harga akan menambah daya belinya sehingga
permintaan akan barang tersebut terjadi peningkatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Nur Jana yang meneliti
tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha di
kota Kendari”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara harga dan permintaan sepeda motor Yamaha di kota Kendari.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian yang telah dilakukan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha diambil beberapa kesimpulan
yaitu:
a. Faktor yang signifikan yang mempengaruhi tingkat permintaan sepeda motor
adalah tingkat harga, dengan nilai koefisien korelasi 0,999a dan nilai
signifikan 0,05. Apabila tingkat harga sepeda motor Yamaha meningkat satu
juta akan mengurangi permintaan sepeda motor tersebut sebesar satu unit.
b. Hasil yang diperoleh untuk variabel pendapatan perkapita (X1) diperoleh nilai
thitung sebesar 0,281 < ttabel sebesar 2,01505 maka secara individual pendapatan
perkapita tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha
di Kabupaten Aceh Barat.
c. Hasil yang diperoleh untuk variabel tingkat harga (X2) diperoleh nilai thitung
sebesar 32,726 > ttabel 2,01505 maka secara individual tingkat harga
bepengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Kabupaten
Aceh Barat.
d. Hasil yang diperoleh untuk variabel jumlah penduduk (X3) diperoleh nilai
thitung sebesar 0,973 < ttabel 2,01505 maka secara individual jumlah penduduk
tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di
Kabupaten Aceh Barat.
e. Hasil yang diperoleh untuk variabel pertumbuhan ekonomi (X4) diperoleh
nilai thitung sebesar 0,460 < ttabel 2.01505 maka secara individual pertumbuhan
49
ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor Yamaha
di Kabupaten Aceh Barat.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil dari analisis data adapun beberapa saran untuk pihak-
pihak terkait yaitu:
a. Kepada konsumen yang ingin membeli sepeda motor diharapkan lebih teliti
dalam memilih produk yang sesuai kenyamanan maupun dari segi selera
konsumen itu sendiri.
b. Kepada produsen diharapkan untuk lebih mengutamakan kualitas produk
yang dipasarkan, karena mengingat sepeda motor merupakan salah satu alat
transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Aceh
Barat.
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat menggunakan metode lain
dalam menganalisisnya, sehingga dapat membandingkan dengan penelitian
yang telah digunakan dalam penelitian ini.
57
DAFTAR PUSTAKA
Carla, Poli, et.al, 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi, PT Prenhallindo, Jakarta.
Gujarati, Damodar N. et. al, Dasar-dasar Ekonometrika “Basic Ekonometrik”. Edisi 5.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. PT. Ghalia
Indonesia, Bogor.
Husaini, Usman, et.al. 2006. Pengantar Statistik. PT. Bumi Aksara. Yogyakarta.
Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Penerjemah D.Guritno. Edisi
1. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat, 2009, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.
Nacrowi, Djalal. 2006. Analisis Ekonomi dan Keuangan, Ekonometrika, Jakarta.
Mankiw, N Gregori, 2006. Principles of Economics pengantar ekonomi mikro, Selamba
Empat, Jakarta.
2003, Pengantar Ekonomi, Edisi ke 2, Erlangga, Jakarta.
Rahardja, Pratama, dan Manurung, Mandala, 2004, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikrokonomi
& Makrokonomi, Edisi Revisi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rosyidi, Suherman, 2009, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. Ed.Revisi, Rajawali Pers, Jakarta.
Sugiarto, et.al, 2002, Ekonomi Mikro sebuah kajian komprensif, PT Gramedia Pustaka
Utama, Alfa Beta, Bandung.
Sugiyono, 2012, Statistika Untuk Penelitian, CV Alfa Beta, Bandung.
Sukirno, Sadono, 2013, Mikroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
. 2006, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
. 2006 Ekonomi Pembangunan, Proses Masalah dan Dasar Kebijakan, Edisi 2, PT
Grafindo Persada, Jakarta.
Samuelson, Paul A, dan Nordhaus, William D, 2003, Ilmu Mikro Ekonomi, Edisi 17, PT
Media Global Edukasi, Jakarta.
58
Tamin, O.Z. 2007. Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota Bandung,
Prosiding Seminar “SUSTAINABLE TRANSPORTASION”. 3 Febuari, Penerbit ITB,
Bandung.
Todaro, Michael P, Stephen C, Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi, Edisi ke Sembilan,
Erlangga, Jakarta.
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Eka Desi Yanti
Nim : 12601105
Tempat/Tanggal lahir : Krueng Tinggai, 26-April-1994
Agama : Islam
Alamat tempat tinggal : Desa Kr.Tinggai Kecamatan Samatiga, Kabupaten
Aceh Barat
Nama orang tua
Ayah : Daman Huri
Ibu : Samsidar
Pekerjaan orang Tua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat orang tua
Ayah : RT 12/ RW 04, Kelurahan Susukan, Kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur
Ibu : Krueng Tinggai, Kecamatan Samatiga Kabupaten
Aceh Barat.
Pendidikan yang telah ditempuh : 1. 2006 : SD Negeri Krueng Tinggai
2. 2009 : MTsN Blang Balee
3. 2012 : MAN 1 Suak Timah
Pengalaman Kerja/organisasi : - Petugas Survei RPJMN BkkbN (2015)
- Petugas Sensus Ekonomi BPS (2016)