analisis faktor penentu produksi tandan buah … · jenis data yang digunakan dalam magang ini...

115
ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) di SUNGAI BAHAUR ESTATE (SBHE), PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO (PT BGA), WILAYAH VI METRO CEMPAGA, KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH NURUL DWI PRIHUTAMI A24070058 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: hoangthuy

Post on 08-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI

TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) di SUNGAI BAHAUR ESTATE (SBHE),

PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO (PT BGA), WILAYAH VI

METRO CEMPAGA, KOTAWARINGIN TIMUR,

KALIMANTAN TENGAH

NURUL DWI PRIHUTAMI

A24070058

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

RINGKASAN

NURUL DWI PRIHUTAMI. Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan

Buah Segar (TBS) Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di

Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA),

Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

(Dibimbing oleh ABDUL QADIR dan HARIYADI).

Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data

sekunder yang terdiri dari data untuk laporan umum dan laporan khusus. Data dari

laporan khusus untuk analisis faktor penentu produksi yang telah dikumpulkan

kemudian sebagian dianalisis dengan fungsi produksi Cobb-Douglas

menggunakan persamaan regresi linear berganda dan sebagian lagi dianalisis

menggunakan Uji-t. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut

adalah Minitab 14 dan SAS 9.1.3.

Faktor-faktor penentu produksi TBS yang diduga dapat meningkatkan

produksi TBS di SBHE adalah faktor jumlah pupuk, curah hujan, tenaga kerja,

kondisi lahan (daratan dan rendahan/lowland), umur tanaman (umur <7 tahun, 7-

11 tahun, >11 tahun), dan faktor populasi tanaman per hektar (SPH) (SPH <135,

135-143, dan >143), serta analisis terhadap komponen produksi yang terdiri dari

jumlah bunga betina per pohon, jumlah janjang per pohon, Berat Janjang Rata-

Rata (BJR), dan jumlah pohon produktif per hektar.

Hasil korelasi pada empat komponen produksi yang digunakan

menunjukkan antara komponen bunga betina per pohon dengan jumlah janjang

per pohon memiliki hubungan yang nyata, searah dan sangat erat.

Jumlah pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi TBS kelapa

sawit di SBHE (nilai signifikan sebesar 0.174) dan faktor jumlah pupuk hanya

menyumbang 16.2 % terhadap produksi TBS. Hal ini disebabkan oleh jumlah

pupuk yang digunakan kurang sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan

sehingga menyebabkan produksi TBS yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Pengaruh aplikasi pupuk kurang sesuai dengan rekomendasi

Page 3: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

menyebabkan kondisi fisik tanaman kelapa sawit di SBHE mengalami defisiensi

hara tertinggi pada unsur Kalium (K).

Curah hujan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi TBS kelapa sawit

di SBHE (nilai signifikan 0.566) dan faktor curah hujan menyumbang 12.3 %

terhadap produksi TBS. Hal ini disebabkan oleh adanya keragaman populasi yang

tinggi akibat adanya heterogenitas tahun tanam yang tinggi untuk setiap bloknya

sehingga pengaruh pengukuran curah hujan yang dibutuhkan tanaman menjadi

bias.

Tenaga kerja yang digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja pemanen.

Tenaga kerja memiliki pengaruh yang sangat nyata dalam peningkatan produksi

TBS di SBHE (nilai signifikan 0.000) dan faktor tenaga kerja menyumbang 98 %

terhadap produksi TBS. Peningkatan produksi TBS dipengaruhi oleh jumlah

tenaga pemanen, pengawasan yang ketat oleh pihak supervisi, adanya sistem

denda, sanksi, dan premi.

Umur tanaman memiliki peranan yang sangat penting terhadap produksi

TBS kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan umur tanaman 7-11 tahun

memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS. Tanaman kelapa sawit

pada umur 7-11 tahun dapat mencapai produksi optimum dengan jumlah TBS

yang dihasikan banyak dan berat janjang yang dihasilkan juga cukup tinggi

sehingga berpengaruh kepada pencapaian produksi TBS per hektarnya yang tinggi

pula.

Hasil analisis pada populasi tanaman per hektar (SPH) yang memberikan

pengaruh terbaik adalah kelompok SPH <135. Kelompok SPH ini memberikan

produksi TBS yang maksimum.

Hasil analisis pada faktor kondisi lahan yang memberikan pengaruh

terbaik dalam produksi TBS kelapa sawit adalah kelompok daratan dibandingkan

kelompok rendahan/lowland. SBHE memiliki luasan daratan sebesar 78.85% dan

luasan rendahan/lowland sebesar 21.15%. Kehilangan hasil produksi TBS akibat

areal rendahan sebesar 17.95 % dari total produksi TBS. Hal ini berpengaruh

terhadap produksi TBS yang dihasilkan.

Page 4: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tanaman Kelapa Sawi

(Elaeis Guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya

Agro, Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

The Analysis of Determinant Fresh Fruit Bunch (FFB) Production Factors Palm Oil (Elaeis

Guineensis Jacq.) in Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro, Region VI

Metro Cempaga, East Kotawaringin, Central Borneo

Nurul Dwi Prihutami1, Abdul Qadir

2 dan Hariyadi

2

1Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB

2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB

Abstract

The internship started from February 14th

to June 14th

2011. The aim of this

internship is to find out and analyze about the effects determinant fresh fruit bunch (FFB

production factors) of palm oil (Elaeis Guineensis Jacq.) in SBHE, PT Bumitama Gunajaya

Agro, Central Borneo. Data used for this internship is time series data from 2008-2010.

Independent variables are fertilizer, rainfall, employees, ages of plant, SPH, and topography.

Dependent variable is FFB production. The data were gained primary data (direct method)

and secondary data (indirect method). It used two different method, Cobb-Douglas method

with double linear regression analysis equation and t-test method. The double linear

regression analysis result shows that the variables of employees has positive and very

significant effect, variable of fertilizer has negative and is not significant effect, and variable

of rainfall has positive effect is not significant towards the palm production. The t-test results

shows that ages of plants, SPH and topography has significant towards the palm production.

The coefficient determining (R2) test result shows that the variables of the FFB production as

dependent variable can be describe by the independent variables (fertilizer, rainfall and

employees) for 98.2 %.

Keywords: Palm Oil, FFB Production, Determinant Production Factors

Page 5: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI

TANDAN BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) di SUNGAI BAHAUR ESTATE (SBHE),

PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO (PT BGA), WILAYAH VI

METRO CEMPAGA, KOTA WARINGIN TIMUR,

KALIMANTAN TENGAH

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

NURUL DWI PRIHUTAMI

A24070058

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Judul : ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN

BUAH SEGAR (TBS) TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) di SUNGAI BAHAUR ESTATE

(SBHE), PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO

(PT BGA), WILAYAH VI METRO CEMPAGA,

KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Nama : NURUL DWI PRIHUTAMI

NIM : A24070058

Menyetujui,

Mengetahui.

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc Agr

NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Pembimbing I

Ir. Abdul Qadir, MSi

NIP 19620927 198503 1 001

Pembimbing II

Dr. Ir. Hariyadi, MSi

NIP 19611008 198601 1 001

Page 7: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 2 Januari 1989 di Kuala Simpang,

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Ismanto dan Ibu Dahlia.

Pendidikan pertama dijalani penulis di SD DHARMA PATRA YKPP

RANTAU pata tahun 1995 sampai 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan di

SMP SWASTA DHARMA PATRA RANTAU pada tahun 2001 sampai 2004.

Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dilalui penulis di SMA SWASTA

PATRA NUSA RANTAU tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007

Penulis diterima di Fakultas IPB pada tahun 2007 melalui jalur USMI

(Ujian Seleksi Masuk IPB) yang diterima di Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis juga mengikuti

kegiatan kampus. Tahun 2007-2008 penulis mengikuti organisasi LDKM AL-

Hurriyah yang berstatus sebagai anggota pada Divisi Hubungan Luar, mengikuti

kegiatan Masa Perkenalan Kedatangan Mahasiswa Baru (MPKMB) sebagai PJK

pada tahun 2008. Penulis pernah menjabat sebagai bendahara pada organisasi

Badan Eksekutif Mahasiswa di Divisi Sosial Kemasyarakatan (2008-2009). Tahun

2009 penulis mengikuti kegiatan Masa Perkenalan Departemen (MPD) sebagai

PAK. Penulis juga aktif dalam kepanitian Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA)

yang bernama IMTR (Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong) pada Divisi

Kewirausahaan sebagai anggota tahun 2007-2010.

Penulis mengakhiri masa studi di IPB dengan menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tanaman

Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT

Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI Metro Cempaga, Kotawaringin

Timur Kalimantan Tengah”. Penulisan ini terlaksana atas dukungan serta

bimbingan dari Ir. Abdul Qadir, MSi dan Dr. Ir. Hariyadi, MSi.

Page 8: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Alah SWT atas limpahan berkah,

rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga magang dan penyusunan skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor Penentu Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate

(SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI Metro

Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah” dapat terlaksana.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir magang penulis untuk menyelesaikan

pendidikan Strata 1 (S1) dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

mendukung dan membantu, baik dari segi moril maupun materil sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Abdul Qadir, MSi dan Bapak Dr. Ir. Hariyadi, MSi selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan,

petunjuk serta nasihat selama pelaksanaan magang dan penyusunan

skripsi.

2. Bapak Ir. Supijatno, MSi selaku dosen penguji.

3. Bapak Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MSi selaku pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis selama menjalani studi.

4. Kak Arif yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengolah

data.

5. Bapak Adityo Herlambang, SP selaku Asisten Divisi I dan sebagai

pembimbing lapang selama kegiatan magang berlangsung.

6. Bapak Rudi Ismanto, SP selaku Estate Manager, Bapak Amsah Mulyadi,

SP dan Bapak Darlin Bin Darwis, STP selaku Asisten Kepala, Bapak Adi

Nugroho, SE selaku Kasie yang terus membantu dan membimbing penulis

selama menjalani magang di SBHE.

7. Orang tua serta kakak dan adik atas doa, kasih sayang, perhatian,

dukungan, nasehat dan kepercayaan kepada penulis.

8. Seluruh keluarga besar SBHE dan PT BGA, Kalimantan Tengah.

Page 9: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

9. Sahabat tercinta Kalimatul Jumro dan Desi Agustiani yang selalu

memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama masa studi.

10. Teman-teman Agronomi dan Hortikulktura‟44 yang telah memberikan

dukungan dan kasih sayangnya.

11. Semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian penulisan skripsi ini

yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, seperti halnya pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak,

demikian pula skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini

menjadi lebih sempurna.

Semoga Allah SWT Meridhoi amal saleh dan memberikan imbalan yang

setimpal dengan niat dan keikhlasan kita. Besar harapan bahwa skripsi ini akan

memberikan manfaat bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2011

Penulis

Page 10: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Latar Belakang ............................................................................................. 1

Tujuan .......................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4

Botani Kelapa Sawit .................................................................................... 4

Kondisi Iklim ............................................................................................... 5

Curah Hujan ................................................................................................. 6

Umur Tanaman ............................................................................................ 7

SPH (Stand per Hectare) atau Populasi Tanaman per Hektar ..................... 8

Pemupukan ................................................................................................... 8

Faktor Penentu Produksi .............................................................................. 9

Fungsi Produksi Cobb-Douglas ................................................................... 9

METODE MAGANG ......................................................................................... 12

Tempat dan Waktu ....................................................................................... 12

Metode Pelaksanaan ..................................................................................... 12

Pengumpulan Data ....................................................................................... 13

Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 15

KEADAAN UMUM ........................................................................................... 18

Sejarah Perusahaan ...................................................................................... 18

Profil Perusahaan ......................................................................................... 18

Lokasi dan Letak Geografis ......................................................................... 19

Keadaan Kondisi Lahan, Tanah dan Iklim................................................... 19

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ................................................................ 20

Keadaan Tanaman dan Produksi .................................................................. 21

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ................................ 22

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ...................................................... 25

Aspek Teknis ............................................................................................... 25

Aspek Manajerial ......................................................................................... 57

PEMBAHASAN ................................................................................................. 61

Page 11: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Halaman

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 84

Kesimpulan .................................................................................................. 84

Saran ............................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85

LAMPIRAN ........................................................................................................ 87

Page 12: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Harga CPO Dunia 5 Tahun Terakhir (2006-2010) ..................................... 1

2. Parameter Iklim untuk Kesesuaian Tanaman Kelapa Sawit ....................... 6

3. Pengaruh Curah Hujan terhadap Potensi Produksi TBS ............................. 6

4. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Berat Janjang Rata-Rata

(BJR) ........................................................................................................... 8

5. Produksi TBS Kelapa Sawit di SBHE 2006-2010 ...................................... 22

6. Jumlah Staf dan Non Staf di SBHE Tahun 2011 ........................................ 23

7. Ketentuan upah 2011................................................................................... 24

8. Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan Aplikasi Pemupukan pada

Tanaman Kelapa Sawit TBM di SBHE ......................................................

38

9. Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan Aplikasi Pemupukan pada

Tanaman Kelapa Sawit TM di SBHE ......................................................... 38

10. Rekomendasi Waktu Aplikasi Pemupukan di SBHE 2011 ....................... 39

11. Beberapa Tingkat Fraksi TBS ................................................................... 46

12. Beberapa Tingkat Fraksi TBS di SBHE .................................................... 46

13. Potensi Produksi TBS di SBHE 2009-2010 ............................................... 53

14. Komponen Produksi SBHE pada Beberapa Tahun Tanam Kelapa

Sawit ........................................................................................................... 61

15. Uji Korelasi pada Komponen-Komponen Produksi TBS .......................... 63

16. Pendugaan Faktor Penentu Produksi terhadap Produksi TBS ................... 66

17. Persentase Realisasi Pemupukan (2007-2008) di SBHE ........................... 69

18. Persentase Defisiensi Unsur Hara di SBHE (2010) ................................... 70

19. Realisasi Pemanenan di SBHE Berdasarkan Luasan Hasil/HK ................. 75

20. Realisasi Pemanenan di Kebun SBHE Berdasarkan Janjang

Panen/HK ................................................................................................... 76

21. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produksi TBS di SBHE ..................... 78

22. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produktivitas TBS Kelapa

Sawit di SBHE ........................................................................................... 78

Page 13: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Nomor

23. Pengaruh Faktor SPH terhadap Produksi TBS di SBHE ..........................

Halaman

79

24. Pengaruh Faktor Kondisi Lahan terhadap Produksi TBS di

SBHE ........................................................................................................ 81

Page 14: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kondisi Tanaman pada Areal Rendahan ..................................................... 27

2. Merk Dagang Beberapa Jenis Herbisida yang Digunakan .......................... 30

3. Tim Unit Semprot (TUS) SBHE ................................................................. 31

4. Teknik Penanaman Muccuna bracteata ...................................................... 33

5. Persentase Sebaran Produksi di SBHE 2009-2010 ..................................... 52

6. Histogram Produksi Bulanan di SBHE tahun 2010 .................................... 55

7. Pengaruh Kondisi Lahan terhadap Produktivitas TBS di SBHE

2008-2010 ................................................................................................... 82

Page 15: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Curah Hujan dan Hari Hujan di Kebun Sungai Bahaur Estate

(SBHE), PT Bumutam Gunajaya Agro (2006-2010) .................................. 88

2. Peta SBHE ................................................................................................... 89

3. Struktur Organisasi Kebun SBHE ............................................................... 90

4. Peta SBHE Divisi I ..................................................................................... 91

5. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan harian Lepas (KHL) ................. 92

6. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Mandor ................................. 93

7. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten .................................. 94

8. Cara Perhitungan Premi pada Masing-Masing Model Tim

Pemanen ..................................................................................................... 97

9. Komposisi Pohon Kebun SBHE ................................................................. 99

10. Potensi Produksi TBS berdasarkan RUT di SBHE .................................... 100

Page 16: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO- crude

palm oil) dan inti kelapa sawit (KPO-Kernel Palm Oil) merupakan salah satu

primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas

bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam

perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk

terus memacu peningkatan akan harga CPO di dunia. Harga CPO di dunia

mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir (2006-2010) pada Tabel 1.

Tabel 1. Harga CPO Dunia 5 Tahun Terakhir (2006-2010)

Tahun Harga CPO

(US$ per ton)

2006 478

2007 740

2008 733

2009 540

2010 875

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan (2010)

Prospek tanaman kelapa sawit cukup cerah, menjanjikan dan memiliki

keunggulan dibandingkan sumber minyak nabati lainnya. Hal ini dapat diketahui

dari adanya peningkatan jumlah konsumen yang disebabkan kegunaanya yang

bermacam-macam, mulai dari penggunaan untuk bahan industri pangan sampai

industri kimia. Minyak nabati yang banyak diperdagangkan di pasar internasional

antara lain minyak kedelai, minyak sawit, minyak lobak (rapeseed oil), minyak

bunga matahari (sunflower oil), minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak

kacang tanah.

Kelapa sawit memiliki kelebihan dibandingkan minyak nabati lainnya jika

ditinjau dari segi produksi. Menurut Direktorat Jendral Perkebunan (2010) pangsa

produksi sawit telah mencapai 34 % di seluruh dunia, sementara minyak kedelai

30,1 % dan selebihnya untuk produk minyak nabati lainnya seperti minyak bunga

matahari, minyak lobak, minyak kapas, dan minyak kelapa.

Page 17: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

2

Luas lahan untuk tanaman kelapa sawit di dunia hanya 4,5 %, sedangkan

kedelai mencapai 40,5 %, lobak 11,3 %, dan bunga matahari 10,1 %.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman yang

memiliki luasan lahan yang efisien dibandingkan sumber minyak nabati lainnya.

Efisiensi lahan ini disebabkan karena kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang

berbuah sepanjang tahun.

Menurut Palm Oil 4 Nation (2010) biaya yang dibutuhkan untuk

memproduksi CPO tergolong lebih murah daripada tanaman pesaing lainnya.

Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ton CPO di lahan seluas satu

hektar sebesar 250 US Dolar. Biaya investasi untuk memproduksi minyak kedelai

senilai 380 US Dolar per ton per hektar, dan minyak lobak membutuhkan 370 US

Dolar. Hal ini menjadi dasar pertimbangan mengapa harga CPO memiliki harga

yang lebih terjangkau bagi konsumen dunia dibandingkan dengan harga minyak

nabati lainnya.

Produksi TBS merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan

tanaman. Keberhasilan produksi TBS sangat tergantung oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor lingkungan, faktor tanaman dan faktor budidaya. Faktor-faktor

tersebut meliputi faktor bahan tanam, curah hujan, pemupukan, populasi tanaman,

kondisi lahan, umur tanaman, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya,

sarana dan prasarana panen, serta faktor pendukung lainnya.

Ketersediaan sarana atau faktor-faktor produksi belum berarti

produktivitas yang diperoleh suatu perusahaan perkebunan akan tinggi pula.

Peningkatan produksi dapat diperoleh dengan mengalokasikan input produksi

secara tepat dan berimbang. Komoditi kelapa sawit sebagai salah satu penghasil

devisa negara terbesar memiliki peranan yang penting sehingga akan dilakukan

magang mengenai analisis produksi TBS tanaman kelapa sawit dengan melihat

faktor-faktor penentu produksi yang mempengaruhinya sehingga diharapkan dapat

dibentuk sebuah sistem perkebunan kelapa sawit dengan tingkat produktivitas

yang tinggi.

Page 18: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

3

Tujuan

Kegiatan magang yang dilaksanakan secara umum bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan kerja dan pengalaman lapang

mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, baik secara teknis

maupun manajerial. Kegiatan magang secara khusus bertujuan untuk mempelajari

dan menganalisis produksi TBS tanaman kelapa sawit dengan melihat faktor-

faktor yang mempengaruhinya dengan harapan dapat memberikan masukan yang

efektif dan efisien dalam kegiatan produksi dan melatih mengembangkan

kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Page 19: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari tiga kata yaitu Elaeis

berasal dari Elation berarti minyak dalam bahasa Yunani, Guineensis berasal dari

bahasa Guinea (pantai barat Afrika) dan Jacq. berasal dari nama Botanis Amerika

Jacquin.

Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah:

Divisi : Tracheophyta

Subdivisi : Pteropsida

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Akar tanaman kelapa sawit adalah serabut. Akar pertama yang muncul dari

biji yang telah tumbuh (berkecambah) adalah radikula yang panjangnya dapat

mencapai 15 cm. Akar primer mampu bertahan sampai 6 bulan yang bertugas

mengambil air dan makanan terkait dengan cadangan makanan pada endosperm

biji telah habis yang ditandai dengan lepasnya biji. Akar primer ini akan tumbuh

akar sekunder dengan diameter 2-4 mm yang tumbuh horizontal. Akar sekunder

ini akan tumbuh pula akar tertier dan kuartener yang berada dekat dengan

permukaan tanah. Akar tertier dan kuartener inilah yang paling aktif mengambil

air dan hara lain dalam tanah (Lubis, 1992).

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh

pangkal pelepah daun (frond base). Batang berbentuk silindris berdiameter 0.5 m.

Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium dan tidak bercabang (Lubis, 1992).

Menurut Setyamidjaja (2006) setiap tanaman memiliki 8 spiral yang letaknya

agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini merupakan sifat genetis.

Page 20: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

5

Daun dibentuk di dekat titik tumbuh. Daun kelapa sawit membentuk

susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang daun sejajar. Daun

membentuk satu pelepah dengan panjang mencapai lebih dari 7.5-9 m. Jumlah

anak daun pada setiap pelepah berkisar 200-400 helai. Pelepah yang dihasilkan

pada tanaman dewasa sekitar 40-50 pelepah. Setiap tahun tanaman kelapa sawit

bisa menghasilkan 20-24 lembar daun (Fauzi et al., 2008).

Bunga tanaman kelapa sawit terdiri atas bunga jantan, bunga betina atau

hermafrodit. Tiap tandan bunga jantan memiliki 100-250 cabang (spikelet) yang

panjangnya antara 10-20 cm dan berdiameter 1-1,5 cm. Tiap cabang berisi 500-1

500 bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari. Tandan bunga betina

memiliki 100-200 cabang dan setiap cabang terdapat 15-20 bunga betina. Satu

tandan buah tanaman dewasa dapat diperoleh 600-2 000 butir buah, tergantung

besarnya tandan. Letak bunga betina dan bunga jantan pada satu pohon terpisah

dan matangnya tidak bersamaan, sehingga tanaman kelapa sawit biasanya

menyerbuk silang. Penyerbukan dilakukan oleh bantuan angin atau serangga

(Setyamidjaja, 2006).

Buah kelapa sawit disebut juga fructus. Waktu yang diperlukan mulai dari

penyerbukan sampai dengan buah matang siap dipanen kurang lebih 5-6 bulan.

Buah kelapa sawit terdiri atas empat bagian yaitu: eksokarp, mesokarp, endokarp

dan kernel. Menurut Fauzi et al. (2008) tanaman kelapa sawit rata-rata

menghasilkan 20-22 tandan/tahun.

Kondisi Iklim

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di

sekitar lintang utara-selatan 12o pada ketinggian 0-500 m dpl. Faktor iklim sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit.

Menurut Fauzi et al. (2008) tanaman kelapa sawit memerlukan suhu

optimum yaitu sekitar 24-28oC untuk tumbuh dengan baik, tetapi tanaman kelapa

sawit masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18oC dan tertinggi 32

oC. Suhu

berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah.

Kelembapan optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80 %.

Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan.

Page 21: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

6

Faktor yang mempengaruhi kelembapan adalah suhu, sinar matahari, lama

penyinaran, curah hujan, dan evapotranspirasi.

Tabel 2. Parameter Iklim untuk Kesesuaian Tanaman Kelapa Sawit

Parameter Iklim Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4

(Baik) (Sedang) (Kurang Baik) (Tidak Baik)

Curah hujan (mm) 2 000-2500 1 800-2 000 1 800-1 500 < 1500

Defisit air (mm/thn) 0-150 150-250 250-500 > 400

Hari tanpa hujan < 10 < 10 < 10 < 10

Temperatur (0C) 22-23 22-23 22-23 22-23

Penyinaran (jam) 6 6 < 6 < 6

Kelembapan (%) 80 80 < 80 < 80

Sumber: Sunarko (2007)

Curah Hujan

Menurut Mangoensoekarjo (2007) curah hujan optimal untuk tanaman

kelapa sawit adalah 1 250 – 2 500 mm/tahun, sedangkan Hadi (2004) menyatakan

bahwa curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit 2 500 – 3

000 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun serta tidak terdapat bulan

kering berkepanjangan dengan curah hujan di bawah 120 mm dan tidak terdapat

bulan basah dengan hujan lebih dari 20 hari. Akar tanaman sulit menyerap unsur

bila tanah dalam keadaan kering.

Tabel 3. Pengaruh Curah Hujan terhadap Potensi Produksi TBS

Curah Hujan Setahun (mm) Potensi Produksi (%)

2 500 mm atau lebih 100

2 500-2 000 mm 80

1 500 mm atau kurang 60-70

Sumber : Sunarko (2007)

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2006) menjelaskan bahwa terdapat

beberapa pengaruh musim kering dan defisit air (water deficit) terhadap produksi

kelapa sawit. Water deficit merupakan kondisi suplai air yang tersedia tidak

mampu memenuhi kebutuhan air untuk tanaman. Pengaruh water deficit terhadap

produksi sebagai berikut:

Page 22: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

7

a. Pengaruh terhadap produksi semester II

1. Water deficit mencapai batas stadia I (water deficit 200 – 300 mm), hal ini

belum berpengaruh terhadap produksi.

2. Water deficit mencapai batas stadia II (water deficit 300 – 400 mm), maka

kemungkinan kehilangan produksi semester II berkisar 10 – 20 persen.

3. Water deficit mencapai batas stadia III (water deficit 400 – 500 mm), maka

kemungkinan kehilangan produksi semester II berkisar 20 – 40 persen.

4. Water deficit mencapai stadia IV (water deficit 500 mm), maka

kemungkinan kehilangan produksi semester II berkisar 40 – 60 persen.

Akibat kekerinagn, buah menjadi lebih cepat matang tetapi akan berakibat

turunnya rendemen minyak dan jumlah buah parthenocarpi meningkat.

b. Pengaruh terhadap produksi tahun II dan III

1. Water deficit mencapai batas stadia I, maka pengaruhnya terhadap

produksi tahun II tidak ada.

2. Jika seluruhnya terkena stadia II, maka kemungkinan kehilangan produksi

tahunn II mencapai 0 – 10 persen. Jika seluruhnya terkena stadia III, maka

kemungkinan kehilangan produksi semester I tahun II mencapai 10 – 20

persen karena mengganggu sex differentiation.

Umur Tanaman

Tinggi rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit dipengarui oleh

komposisi umur tanaman. Lubis (1992) menyatakan bahwa produktivitas

maksimal tanaman kelapa sawit dapat dicapai ketika tanaman berumur 7 – 11

tahun. Menurut Pahan (2008) produksi optimal dapat dicapai saat rata-rata umur

tanaman 15 tahun. Acuan penentuan batasan umur 15 tahun didasarkan pada umur

15 tahun akan tercapai produksi puncak.

Menurut Sunarko (2007) jumlah bunga betina pada tanaman muda lebih

banyak sehingga buah yang dihasilkan lebih banyak, tetapi bobot yang dihasilkan

hanya mencapai kurang 10-15 kg. Kondisi seperti ini menyebabkan produktivitas

tanaman rendah. Tanaman tua memiliki bobot tandan lebih berat dibandingkan

tanaman muda. Berat janjang Rata-Rata (BJR) akan sama untuk setiap tahunnya

saat tanaman berumur lebih dari 10 tahun.

Page 23: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

8

Tabel 4. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Berat Janjang Rata-Rata (BJR)

Umur Tanaman

(Tahun)

Berat Janjang Rata-Rata

(kg)

3 3-4

4 4-5

5 6-7

6-7 8-9

8-9 10-11

10 > 12

Sumber : Sunarko (2007)

SPH (Stand per Hectare) atau Populasi Tanaman Per Hektar

Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit. Risza (2009) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara penurunan produksi dengan kerapatan tanam. Kelapa

sawit yang hidup di tempat yang terlindung dan kurang mendapatkan cahaya

matahari pertumbuhannya akan meninggi, tidak normal, habitusnya kurus, lemah,

jumlah daun sedikit, dan produksi bunga betina berkurang.

Menurut Lubis (1992) bahan tanaman tipe Dolok Sinumbah, Bah Jambi,

SP-540, dan Yangambi dianjurkan menggunakan kerapatan tanaman antara 128 –

130 pohon per hektar, sedangkan tipe Lame adalah 143 pohon per hektar. Daerah

yang memiliki iklim relatif kering dianjurkan untuk menggunakan kerapatan

tanaman 143 pohon per hektar.

Pemupukan

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan

produksi. Pemupukan tergolong kedalam salah satu tindakan perawatan tanaman.

Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan target

produksi tandan buah segar (TBS) yang optimal dan mendapatkan kualitas

minyak yang baik (Adiwiganda dan Siahaan, 1994).

Adiwiganda (2002) menyatakan bahwa tidak kurang dari 50 % biaya

pemeliharaan berasal dari biaya pemupukan mulai dari biaya pengadaan,

transportasi, dan pengawasan. Sugiyono et al. (2005) menambahkan bahwa biaya

Page 24: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

9

yang diperlukan untuk pemupukan sekitar 30 % terhadap biaya produksi atau

sekitar 60 % terhadap biaya pemeliharaan.

Menurut Sastrosayono (2006) kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa

sawit untuk setiap fase pertumbuhan berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang

ditambahkan melalui pupuk harus memperhitungkan kehilangan hara akibat

pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah (cover

crop), hara yang terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah.

Faktor Penentu Produksi

Keberhasilan dalam produksi tergantung pada berbagai faktor. Faktor yang

mempengaruhi kelapa sawit meliputi: pengaruh jenis tanah, iklim, defisit air, dan

jenis bahan tanam. Kerapatan pohon juga menentukan produksi. Umur tanaman 7-

9 tahun telah mencapai panjang pelepah daun yang maksimum. Produksi tertinggi

terdapat pada tanaman berumur 7-11 tahun.

Keadaan topografi dan kondisi jalan sangat mempengaruhi dalam kegiatan

produksi. Jalan yang masih terkendala terkadang menyebabkan panen menjadi

tertunda, buah tidak terangkut pada hari panen sehingga banyak buah yang

membusuk di lapang. Hal tersebut merupakan contoh faktor yang langsung

berhubungan dengan kegiatan produksi. Banyak faktor lain yang perlu dikaji

seperti keterampilan pemanen, premi panen, dan lain-lain (Lubis, 1992).

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar

tanaman tersebut mampu menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat

menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi terdiri dari

empat komponen, yaitu faktor produksi lahan (tanah), modal, tenaga kerja dan

skill atau manajemen.

Hubungan antara faktor produksi (input) dengan produksi (output)

biasanya disebut dengan fungsi produksi (Soekartawi, 1991). Masing-masing

faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Salah

satu faktor tidak tersedia menyebabkan proses produksi tidak akan berjalan lancar.

Beberapa bentuk fungsi produksi yang umum digunakan misalnya bentuk linier,

Page 25: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

10

kuadratik, Cobb-Douglas dan CES (Constan Elasticity of Substitution). Fungsi

produksi yang umum digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Hal ini

disebabkan karena adanya kelebihan yang dipakai oleh fungsi produksi ini.

Penggunaan fungsi produksi Cobb-Douglas menghasilkan pendugaan

koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran perubahan output akibat

penggunaan input produksi (elastisitas produksi). Besaran elastisitas produksi

tersebut sekaligus menunjukkan besarnya respon output terhadap perubahan

proporsional input yang disebut dengan skala usaha (retuns to scale).

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua variabel atau lebih variabel yang satu disebut dengan variabel

dependen, dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen, dijelaskan

(X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, yaitu

variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Kaidah-kaidah pada garis

regresi juga berlaku pada penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas. Secara

matematis, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dituliskan dengan persamaan:

Y = a X1 b1

X2 b2

... Xi bi

..... Xnbn

eu

= aπXibi

eu …………………………(1.1)

Keterangan:

Y = variabel yang dijelaskan (dependen)

X = variabel yang menjelaskan (independen)

a, b = besaran yang akan diduga

u = kesalahan (disturbance term)

e = logaritma natural, e = 2,718

Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa nilai b1, b2 , bi ....bn adalah

tetap walaupun variabel yang terlibat telah dilogaritmakan. Hal ini karena b1 , b2

....bn pada fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sekaligus menunjukan elastisitas

X terhadap Y dan jumlah dari elastisitasnya merupakan ukuran returns to scale.

Fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan sebagai hubungan Y dan X

sehingga persamaannya menjadi:

Y = f (X1, X2, X3 , .... Xi..., Xn) ……………………………(1.2)

Fungsi produksi Cobb-Douglas pada persamaan (1.1) dapat diduga

besarnya produksi yang dihasilkan dengan terlebih dahulu diubah menjadi bentuk

Page 26: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

11

linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut yang ditulis

dengan persamaan:

Y = f (X1, X2)

dan

Y = a X1 b1

X2 b2

eu

Logaritma dari persamaan diatas, adalah:

Log Y = log a + b1 log X1 + log a + b2 log X2 + v

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi

produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol karena logaritma dari nol

adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite).

2. Fungsi produksi memerlukan asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi

pada setiap pengamatan (non neutral difference in the respective

technologies). Hal ini berarti bila fungsi produksi yang dipakai sebagai

model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan analisis yang

memerlukan lebih dari satu model maka perbedaan model tersebut terletak

pada intersep dan bukan pada kemiringan garis (slope) model tersebut.

Page 27: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung

mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai

Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VI

Metro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan adalah melaksanakan seluruh kegiatan

yang telah ditetapkan oleh kebun, baik aspek teknis di lapangan maupun aspek

manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas

(KHL), pendamping mandor sampai dengan pendamping asisten divisi. Kegiatan

yang dilakukan selama menjadi KHL selama satu bulan pertama meliputi

pemeliharaan tanaman kelapa sawit TM (Tanaman Menghasilkan), yaitu:

pengendalian gulma secara manual (pembersihan piringan dan gawangan, DAK),

pengendalian gulma secara kimiawi (piringan dan gawangan chemist dan oles

anak kayu), rawat jalan, pembuatan pasar pikul, pemangkasan (pruning),

penanaman Muccuna bracteata (MB) dan Nephrolepis sp., dongkel kentosan,

pemupukan, dan pemanenan.

Kegiatan sebagai pendamping mandor berlangsung selama satu bulan

dengan tugas melaksanakan instruksi dari asisten divisi. Kemandoran yang diikuti

meliputi kemandoran panen, kemandoran perawatan, kemandoran chemist, dan

kemandoran pemupukan. Kegiatan sebagai pendamping kerani panen dan kerani

divisi juga dilaksanakan saat menjadi pendamping mandor.

Kegiatan sebagai pendamping asisten divisi dilaksanakan selama satu

bulan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: melakukan pemeriksaan ke

lapang, menyusun rencana dan anggaran biaya divisi yang disebut dengan

Rencana Kegiatan Bulanan (RKB), membantu membenahi administrasi kantor

kebun dan melakukan kunjungan ke pabrik kelapa sawit.

Kegiatan yang dilakukan selama satu bulan terakhir adalah mengikuti

kegiatan manajerial di kantor induk kebun dan lebih banyak berdiskusi dengan

Page 28: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

13

staf kebun terkait dengan kroscek kegiatan yang telah dilaksanakan selama

menjadi KHL, pendamping mandor dan pendamping asisten divisi.

Pengumpulan Data

Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui

observasi kegiatan di kebun. Pengumpulan data primer terbagi menjadi dua

bagian, yaitu data primer untuk laporan umum dan laporan khusus. Data primer

untuk laporan umum adalah data prestasi kerja selama menjadi KHL, pendamping

mandor dan pendamping asisten. Data primer untuk analisis produksi difokuskan

pada pengamatan terhadap komponen produksi, yaitu jumlah bunga betina per

pohon, jumlah TBS per pohon, bobot buah per TBS yang dilihat dari nilai Berat

Janjang Rata-Rata (BJR) setiap blok berdasarkan tahun tanam dan jumlah pohon

produktif.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan pada

blok contoh yang mewakili untuk beberapa tahun tanam kelapa sawit (tahun

tanam 1998, 2002, 2003, 2005, 2007, dan 2008). Pengumpulan data untuk

komponen-komponen produksi yang akan diamati diambil contoh pada luasan

satu ha dari tiap-tiap blok contoh. Luasan satu hektar terdiri atas dua pasar pikul.

Pengamatan pada pasar pikul pertama dilakukan pada baris tanaman ketiga yang

terhitung dari pinggir blok dan pengamatan untuk pasar pikul kedua dilakukan

selang 10 baris dari baris tanaman pada pengamatan awal. Pengamatan terhadap

komponen produksi dilakukan dengan menghitung semua jumlah bunga

betina/pohon, jumlah janjang/pohon dan jumlah pohon produktif yang ada dalam

setiap pasar pikul pikul yang diamati. Nilai BJR diperoleh dari data kebun untuk

blok contoh yang diamati.

Pengamatan terhadap komponen produksi ini digunakan untuk mengetahui

korelasi tiap-tiap komponen produksi, estimasi produksi semesteran dan potensi

produksi per blok berdasarkan tahun tanam.

Menurut Lubis (1992) rumus yang digunakan untuk menghitung produksi

TBS 6 bulan mendatang dalam satu hektar adalah:

P =a x b x d

e

Page 29: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

14

Keterangan:

P = Produksi (kg)

a = Jumlah tandan bunga betina dan janjang yang diamati (janjang)

b = Berat janjang Rata-Rata (BJR) (kg/janjang)

d = Jumlah pohon yang diamati (pohon)

e = Jumlah seluruh pohon dalam blok (pohon)

Data sekunder diperoleh untuk melengkapi informasi di lapangan (data

primer) selama kegiatan magang. Data sekunder yang dikumpulkan terbagi

menjadi dua, yaitu data sekunder untuk laporan umum dan data sekunder untuk

keperluan analisis produksi. Data sekunder untuk laporan umum diperoleh dari

laporan manajemen mengenai keadaan umum perusahaan, letak geografis,

keadaan tanah dan iklim, kondisi tanah dan produksi, luas areal dan tata guna

lahan, organisasi dan manajemen, penerapan teknik budidaya dan peta kebun.

Data sekunder yang diperlukan untuk keperluan analisis produksi berupa data

produksi TBS setiap tahun (2008-2010), data curah hujan, umur tanaman,

populasi tanaman per hektar, pemupukan, data penyebaran kondisi lahan, data

kebutuhan tenaga kerja dan data-data pendukung lainnya.

Data sekunder yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data tiga

tahun terakhir (2008-2010). Data untuk keperluan analisis ini disesuaikan dengan

kelengkapan data yang ada pada administrasi kebun dan melihat kondisi kebun

yang baru dilakukan pemutihan umur tanaman pada tahun 2008. Pemutihan umur

tanaman merupakan penggenapan perkiraan tahun tanam suatu blok yang

heterogen ke dalam tahun penanaman terdekat atau dapat diketahui dengan

menghitung komposisi umur tanaman berdasarkan Rata-Rata Umur Tanaman

(RUT). Data pupuk merupakan data realisasi jumlah pupuk yang telah digunakan

setiap bulannya. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan per

bulan. Data curah hujan dan data realisasi pemupukan yang digunakan adalah data

dua tahun sebelum produksi TBS karena pengaruh curah hujan dan realisasi

pemupukan terhadap produksi dapat dilihat setelah dua tahun kemudian. Data

kondisi lahan yang digunakan untuk areal daratan adalah pengurangan dari luasan

total setiap blok dengan luasan areal rendahan/lowland pada blok tersebut.

Persentase areal rendahan/lowland dan daratan tersebut dihubungkan dengan

Page 30: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

15

produksi TBS pada blok tersebut. Data kelompok umur tanaman diperoleh dari

hasil pengurangan tahun yang digunakan untuk analisis (2008-2010) dengan tahun

tanaman kelapa sawit sehingga diperoleh data umur tanaman kelapa sawit yang

dikaitkan dengan produksi TBS yang dicapai. Data SPH merupakan data SPH

yang diambil pada setiap divisi dan dikelompokkan berdasarkan kategori SPH

yang telah ditentukan yang dihubungkan terhadap pencapaian produksi TBS.

Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data primer dan data sekunder yang dihasilkan selanjutnya dianalisis

secara kuantitatif lalu diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan

terhadap norma baku yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit dan standar

yang telah ditetapkan perusahaan. Data yang telah diperoleh sebagian dianalisis

dengan fungsi produksi Cobb-Douglas menggunakan persamaan regresi linear

berganda dan sebagian lagi dianalisis menggunakan Uji-t. Hal ini disebabkan oleh

kelengkapan data yang tersedia di kebun yang akan digunakan untuk keperluan

analisis.

1. Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas dengan Menggunakan Persamaan

Regresi Linear Berganda

Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh

adalah fungsi produksi Cobb-Douglas dengan menggunakan persamaan regresi

linear berganda (double linear regression analysis) dengan alat bantu Minitab 14

Analisis regresi linear berganda adalah suatu teknik statistical yang digunakan

untuk menganalisis variabel mana yang memberikan pengaruh yang terbaik di

antara beberapa variabel independen (faktor-faktor penentu produksi) terhadap

peubah dependen (produksi TBS).

Model persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai berikut :

Y = aX1b1

X2b2

aX3b3

Fungsi produksi Cobb-Douglas diubah kedalam persamaan linier berganda

setelah terlebih dahulu diubah dalam bentuk Ln (Logaritma natural).

Persamaannya adalah sebagai berikut :

Ln Y = Ln a + b1 Ln X1+ b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + U

Page 31: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

16

Keterangan :

Y = Produksi Tandan Buah Segar (TBS) yaitu TBS yang dihasilkan dari

kebun dan siap untuk diolah (kg)

X1 = Faktor jumlah pupuk (kg)

X2 = Faktor curah hujan (mm/bulan)

X3 = Faktor tenaga kerja (orang)

a = intersep, merupakan besaran parameter

bij = koefisien produksi yang juga merupakan elastisitas produksi

i = 1, 2, 3

j = sub faktor produksi

u = kesalahan

e = Logaritma natural ( e = 2.718 )

Hasil perhitungan dari fungsi produksi Cobb-Douglas diuji pengaruh

masing-masing faktor secara individu menggunakan Uji-t (Walpole, 1990).

Hipotesa yang diajukan dalam analisa ini adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0

H1 : bi ≠ 0

T hit =bi

sbi ,

bi = koefisien regresi variabel ke-i

sbi = standar error variabel ke- i

Bila : t hit > t tab tolak H0

t hit < t tab terima H0

H0 ditolak membuktikan bahwa faktor produksi yang digunakan

berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. H0 membuktikan bahwa faktor

produksi tidak berpangaruh nyata terhadap hasil produksi.

Nilai koefisien determinasinya (R2) digunakan untuk melihat besarnya

persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2

semakin

mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R2

semakin mendekati satu

memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel independen

terhadap variabel dependen.

Page 32: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

17

2. Analisis Menggunakan Uji-t

Sebagian faktor penentu produksi TBS yang digunakan untuk keperluan

analisis adalah menggunakan Uji-t. Hal ini disebabkan oleh data yang diperoleh

berupa data hasil produksi akibat dari pengaruh variabel faktor penentu produksi

yang digunakan untuk analisis. Variabel faktor produksi yang digunakan adalah

variabel kelompok umur tanaman (umur tanam <7 tahun, 7-11 tahun dan > 11

tahun), kelompok SPH (SPH <135, SPH 135-143, dan SPH > 143) dan kelompok

kondisi lahan (daratan dan rendahan/lowland). Nilai yang diperoleh dari analisis

selanjutnya dilihat kelompok variabel mana dari variabel faktor penentu produksi

tersebut yang memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS.

Page 33: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan

Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan

kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan

Tengah yang dimulai pada tahun 1998 dengan dibangunnya PT Karya Makmur

Bahagia (KMB) seluas 255 ha. BGA telah mengelola lahan perkebunan kelapa

sawit seluas 3 000 hektar hingga akhir 2000. BGA mengakuisisi tiga perusahaan

perkebunan kelapa sawit yakni PT Windu Nabatindo Lestari, PT Hati Prima Agro,

dan PT Surya Barokah pada tahun 2001.

Percepatan tanam yang spektakuler dimulai sejak tahun 2004 dengan

pencapaian luasan tanam 7 718 ha, tahun 2005 dengan pencapaian luasan tanam

12 040 ha dan tahun 2006 dengan pencapaian luasan tanam 12 731 ha. Total

luasan kebun kelapa sawit hingga akhir tahun 2006 mencapai 45 549 ha.

BGA mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga mencapai areal

tanam lebih dari 90.000 hektar pada akhir tahun 2009. Areal perkebunan BGA

juga tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Riau. BGA

menargetkan total luas areal yang digarap mencapai sedikitnya 200.000 ha dalam

rangka mewujudkan langkah pertumbuhan yang pesat untuk jangka waktu hingga

2015.

Profil Perusahaan

Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA Group) adalah kelompok

perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit. BGA

Group berkomitmen mewujudkan kelapa sawit lestari (sustainable palm oil).

BGA Group senantiasa melakukan kegiatan standarisasi praktek operasional

sesuai Prinsip dan Kriteria Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) demi

terwujudnya kelapa sawit lestari.

BGA menaungi beberapa perusahaan diantaranya PT Windu Nabatindo

Lestari, PT Hati Prima Agro, dan PT Surya Barokah. PT Surya Barokah bergerak

di bidang pengusahaan kayu yang kemudian beralih ke bidang perkebunan dengan

HPH (Hak Pengusahaan Kayu). PT Surya Barokah mulai mengusahakan

Page 34: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

19

perkebunan untuk mendapatkan IPK (Izin Pemanfaatan Kayu). Pengusahaan ini

dilakukan sejak tahun 1996 hingga tahun 2004. PT Surya Barokah mengalami

kebangkrutan pada tahun 2004, kemudian di take over dan diakuisisi kepada PT

BGA menjadi PT Windu Nabatindo Abadi (PT WNA) dengan luas areal tanam 9

589. PT WNA menaungi 3 kebun, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Bangun

Koling Estate (BKLE) dan Sungai Cempaga Estate (SCME).

Sungai Bahaur Estate (SBHE) merupakan kebun take over yang berasal

dari PT Surya Barokah yang terletak di Kecamatan Cempaga Hulu Kotawaringin

Timur dengan luas areal 3 987 ha. Jumlah karyawan Kebun SBHE adalah 761

karyawan, yang terdiri atas 8 Orang staf, 40 orang karyawan bulanan, 424 KHT,

244 KHL. ITK SBHE adalah 0.18 yang terdiri dari ITK untuk kegiatan perawatan

sebesar 0.12 HK/ha kegiatan panen sebesar 0.06 HK/ha.

Lokasi dan Letak Geografis

Secara geografis SBHE berada antara 113.01o-113.07

o BT dan 1.80

o-1.86

o

LS yang terletak di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten

Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Batas wilayah SBHE sebelah utara

adalah Sungai Cempaga Estate (SCME) dan sebelah timur berbatasan dengan PT

Bisma Darma Kencana.

Keadaan Kondisi lahan, Tanah dan Iklim

SBHE mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Puncak musim hujan terjadi pada April dan Desember, sedangkan puncak musim

kemarau terjadi pada Februari dan Agustus berdasarkan data curah hujan tahun

2006-2010.

Curah hujan rata-rata selama 5 tahun terakhir (2006-2010) di SBHE adalah

3 207 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 133.8 hari/tahun. Rata-rata

bulan kering 1.00 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 10.40 bulan/tahun.

Menurut klasifikasi Schimidth-Ferguson, iklim di SBHE termasuk tipe iklim A

(sangat basah). Keadaan curah hujan di SBHE dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 35: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

20

Keadaan kondisi lahan di SBHE mayoritas adalah relatif datar dengan

tingkat kemiringan 0-8 % dan sedikit daerah bergelombang dengan tingkat

kemiringan 9 – 15 %.

Jenis tanah di SBHE terdiri atas tanah inceptisol sebesar 60.28%, kaolin

sebesar 19.86%, ultisol sebesar 17.73% dan tanah entisol sebesar 0.71%. Menurut

Resman, et al. (2006) tanah inceptisol adalah tanah yang belum matang

(immature) dengan perkembangan profil yang lebih remah dibanding dengan

tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induk. Warna tanah

inceptisol beraneka ragam tergantung dari jenis bahan induknya. Warna kelabu

menunjukkan bahan induknya berasal dari endapan sungai. Warna coklat

kemerahan terbentuk karena mengalami proses reduksi. Warna hitam

mengandung bahan organik yang tinggi. Menurut Jalaluddin dan Jamaluddin T

(2005) kaolin adalah salah satu jenis tanah lempung yang tersusun dari mineral-

mineral. Tanah lempung jenis ini berwarna putih keabu-abuan. Menurut Prasetyo

dan Suriadikarta (2006) ultisol berkembang dari berbagai bahan induk, baik yang

bersifat masam hingga basa. Ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada

horizon bawah permukaan. Menurut Utami dan Handayani (2003) tanah entisol

merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk pertumbuhan

tanaman. Tanah ini mempunyai konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah,

peka terhadap erosi dan kandungan hara yang tersedia rendah.

Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di SBHE termasuk

kedalam lahan kelas S3 (sesuai marjinal) dengan faktor pembatas utama adalah

tekstur tanah pasir berlempung. Pemanfaatan tanah berdasarkan kelas lahan ini

untuk pengembangan kelapa sawit, khususnya di SBHE harus diikuti dengan

upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya tersebut diantaranya

adalah penanaman tanaman kacangan penutup tanah, pemupukan, dan aplikasi

bahan organik. Berbagai perbaikan yang dilakukan pada kondisi tanah tersebut

diharapkan dapat mencapai protensi produksi yang ingin dicapai sesuai dengan

siklus tanaman kelapa sawit.

Page 36: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

21

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas areal tanam PT Windu Nabatindo Abadi adalah 9 589 ha yang

terbagi ke dalam tiga kebun, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE) 3 987 ha,

Bangun Koling Estate (BKLE) 2 505 ha, dan Sungai Cempaga Estate (SCME) 3

097 ha.

SBHE terdiri dari 5 Divisi. Divisi I memiliki 24 Blok dengan luas areal

tanam 696.16 ha. Divisi II memiliki 31 Blok dengan luas areal tanam 855 ha.

Divisi III memiliki 24 Blok dengan luas areal tanam 672 ha. Divisi IV memiliki

32 Blok dengan luas areal tanam 959 ha. Divisi V memiliki 30 Blok dengan luas

areal tanam 806 ha. Luas keseluruhan areal perkebunan SBHE adalah 3 987 ha

yang terdiri dari luas kebun kelapa sawit inti 1 987 ha dan luas kebun kelapa sawit

plasma 2 000 ha. Peta SBHE dapat dilihat pada Lampiran 2.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di SBHE adalah varietas Marihat

yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Jarak tanam yang

digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak tegak lurus antar baris

adalah 7.97 m dan jarak dalam barisan 9.2 m sehingga populasi tanaman per

hektarnya 136 pohon. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman

per hektarnya beragam. Tanaman kelapa sawit sebelum berpindah tangan kepada

PT WNA kurang terawat dan hanya areal daratan saja yang ditanami pohon

kelapa sawit dengan jarak tanam yang digunakan beragam. Tanaman kelapa sawit

tersebut di lakukan konsolidasi dan ditambah dengan tanaman kelapa sawit

sisipan setelah berganti kepemilikan. Standar yang digunakan untuk populasi

tanaman di SBHE adalah 136 pohon/ha. Kondisi ini yang menyebabkan SBHE

memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, yaitu dalam satu blok memiliki

beberapa tahun tanam dengan SPH yang beragam. Keragaman populasi tanaman

juga disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan

penyakit, kondisi lahan yang banyak terdapat sungai-sungai sehingga ada

sebagian tanaman yang terkena erosi dan kondisi lahan lainnya yang tidak

mungkin untuk ditanami.

Page 37: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

22

SBHE memiliki tanaman kelapa sawit TM dan TBM. Luas areal TBM

adalah 502 ha dan areal TM seluas 3 485 ha. Terdapat delapan tahun tanam kelapa

sawit, yaitu tahun tanam 1998, 2000, 2002, 2003, 2005, 2006, 2007, dan 2008.

Setiap divisi di SBHE memiliki tahun tanam yang berbeda.

Produksi TBS di SBHE setiap tahunnya terus mengalami peningkatan

selama 5 tahun terkhir (2006-2010) yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Produksi TBS Kelapa Sawit di SBHE 2006-2010

No. Tahun Produksi TBS

Produksi

(ton)

Jumlah Janjang

(buah)

BJR

(kg/janjang)

1 2006 11 579.04 1 294 791 8.94

2 2007 21 595.80 2 397 493 9.01

3 2008 32 828.72 3 355 822 9.78

4 2009 45 781.83 4 372 208 10.47

5 2010 54 781.80 4 830 847 11.34

Sumber: Data Produksi TBS SBHE (2006-2010)

Produksi TBS di SBHE terus mengalami peningkatan sejak tahun 2006

yaitu sebesar 11 579.04 ton TBS hingga tahun 2010 yaitu 54 781.80 ton TBS

(Tabel 5). Hal ini disebabkan oleh adanya pertambahan luas areal TM kelapa

sawit, perawatan yang intensif, curah hujan yang cukup, dan pemupukan yang

teratur. TBS yang dihasilkan oleh SBHE kemudian dibawa ke PKS yang terletak

di Wilayah II bernama Pundu Nabatindo Mill (PNBM) dan Wilayah VI bernama

Selucing Agro Mill (SAGM) untuk selanjutnya diproses menghasilkan CPO

dengan kapasitas 45 ton TBS/jam dan kernel.

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Pemimpin tertinggi SBHE dipegang oleh seorang Estate Manager (EM)

yang dibantu oleh seorang Asisten Kepala (Askep). Asisten kepala dibantu oleh

lima orang asisten divisi. Seorang asisten divisi dibantu oleh mandor I, kerani

divisi, kerani transport, kerani panen, mandor panen, mandor perawatan, mandor

pupuk, dan mandor chemist. Bagian administrasi dipegang oleh seorang kepala

administrasi (Kasie). Kasie dibantu oleh seorang admin dan mantri tanaman,

Page 38: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

23

accounting, kasir dan dibawahnya terdapat kerani divisi. Struktur organisasi

SBHE dapat dilihat pada Lampiran 3.

Estate Manager (EM) memiliki atasan langsung kepada Kepala Wilayah

dan memiliki bawahan langsung kepada Asisten Kepala Kebun, Asisten Divisi,

dan Kepala Seksi Administrasi. Seorang EM memiliki tugas-tugas dalam

mengelola kebun, meliputi: 1) melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan

operasional berdasarkan laporan dari divisi atau bagian dari unit kebun serta

melaporkannya secara komprehensif kepada atasan langsung, 2) menyusun

anggaran tahunan dan bulanan meliputi aspek area statement, produksi, kapital,

Sumber Daya Manusia dan totalitas biaya, 3) mengadakan rapat kerja intern

dengan Asisten Divisi dan Kepala Seksi (Kasie) beserta jajaran di bawahnya

secara periodik (minimal seminggu sekali) dalam upaya percepatan/peningkatan

kinerja.

Asisten Kepala (Askep) memiliki atasan langsung kepada Estate Manager

dan memiliki bawahan langsung kepada asisten divisi. Seorang Asisten Kepala

Kebun memiliki tugas dalam mengelola kebun, diantaranya: 1) membantu

manajer kebun dalam pengelolaan seluruh aspek pekerjaan agronomi, 2)

bertanggung jawab kepada Manajer Kebun dalam mengelola seluruh aspek

pekerjaan non agronomi untuk mendukung operasional kebun, 3) melaksanakan

kunjungan secara periodik ke setiap divisi

Asisten Divisi memiliki atasan langsung kepada Asisten Kepala Kebun

dan Manajer Kebun serta memiliki bawahan langsung kepada Mandor I, Mandor

dan Kerani. Tugas seorang Asisten Divisi meliputi: 1) membuat dan menjabarkan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kerja Bulanan (RKB), 2)

mengadakan rapat kerja intern dengan Mandor I, Mandor dan Kerani beserta

jajaran di bawahnya secara periodik (minimal seminggu sekali) dalam upaya

peningkatan kinerja, 3) melaksanakan kunjungan langsung secara rutin pada

setiap kemandoran di lapangan.

Status pegawai di SBHE terdiri atas karyawan staf, karyawan bulanan,

Karyawan Harin Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL) dapat dilihat

pada Tabel 6.

Page 39: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

24

Tabel 6. Jumlah Staf dan Non Staf di SBHE Tahun 2011

No. Status Pegawai

SBHE

(Karyawan)

1 Staf 8

2 Karyawan Bulanan 40

3 Karyawan Harian Tetap 424

4 Karyawan Harian Lepas 244

Jumlah 716

ITK 0.18

Sumber: Data Tenaga Kerja SBHE (2011)

Kebutuhan jumlah karyawan dapat ditentukan berdasarkan ITK (Indeks

Tenaga Kerja) sebuah kebun. Menurut Pahan (2008), ITK standar sebuah

perkebunan adalah 0.2 HK/ha. ITK pada SBHE sudah memenuhi standar karena

telah mendekati dari ITK standar sebuah perkebunan. Ini menunjukkan bahwa

jumlah karyawan di SBHE telah memenuhi standar dari jumlah karyawan yang

dibutuhkan untuk sebuah perkebunan.

Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama kerja 7

jam/hari kecuali hari jumat yaitu 5 jam/hari. Perbedaan diantara keduanya terletak

pada tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan. Seorang KHT mendapatkan

tunjangan beras, listrik gratis, pengobatan gratis dan tunjangan cuti tahunan.

Sistem penggajian staf dan karyawan di SBHE dapat dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7. Ketentuan Upah 2011

Status Upah

Tunjangan Beras

Pekerja

(kg/hari)

Istri

(*kg/hari)

Anak

(**kg/hari)

KHL Rp 49.765,-/hari - - -

KHT Rp 1.244.135,-/hari 0.5 0.3 0.25

Bulanan Berdasarkan golongan, struktur

dari upah bulanan

0.5 0.3 0.25

Sumber: Data Administrasi SBHE (2011)

Ket:

*) Istri sah pekerja dan tidak bekerja, tinggal di perkebunan (unit usaha)

**) yang berhak adalah anak yang tinggal di perkebunan (unit usaha) maksimal 2

anak.

Page 40: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan

harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan,

pendamping aisten divisi selama satu bulan dan kegiatan manajerial di kantor

kebun selama satu bulan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi karyawan

harian lepas meliputi pemeliharaan tanaman kelapa sawit TM maupun TBM yaitu:

1) pengendalian gulma secara manual (pembersihan piringan dan gawangan

manual, DAK), 2) pengendalian gulma secara kimiawi (piringan dan gawangan

chemist, oles anak kayu), 3) pemeliharaan tanaman dan areal pertanaman

(penanaman Muccuna bracteata (MB) dan Nephrolepis bisserata, rawat jalan,

pembuatan pasar pikul, pemangkasan (pruning), pemupukan), 5) kegiatan

simulasi kebun (Field Visit dan simulasi Leaf Sampling Unit, LSU), 6) kegiatan

pemanenan. Aspek teknis ini dilakukan di Divisi I. Peta Divisi I terdapat pada

Lampiran 4. Kegiatan sebagai KHL, pendamping Mandor dan pendamping

Asisten Divisi terlampir pada Lampiran 5, 6 dan 7.

Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi dua fase, yaitu tanaman belum

menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pemeliharaan tanaman

merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dalam menentukan

produktivitas tanaman kelapa sawit, disamping kondisi lingkungan dan potensi

genetik.

Pengendalian Gulma secara Manual

Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman yang

sedang dibudidayakan. Gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding

tanaman pohon (Gupta 1984). Komunitas gulma dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang berkaitan dengan kultur teknis.

Pembersihan Piringan dan Gawangan Manual. Pengendalian/

pemberantasan gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada dua tempat

Page 41: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

26

yaitu di piringan dan gawangan (inter row). Piringan merupakan areal disekitar

pertanaman kelapa sawit yang memerlukan perhatian khusus dalam hal

pengendalian gulma. Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit harus bebas gulma

atau dikenal dengan zona W0 yaitu piringan harus benar-benar bersih dari semua

gulma.

Tujuan pengendalian rumput di piringan dibedakan berdasarkan pada fase

pertumbuhan tanaman kelapa sawit, yaitu: 1) fase TBM, pengendalian gulma

dapat mengurangi kompetensi unsur hara karena akar halus tanaman masih berada

di sekitar piringan, 2) fase TBM dan TM, pengendalian gulma ditujukan untuk

memudahkan kontrol pemupukan, 3) fase TM, pengendalian gulma bertujuan

untuk memudahkan pengutipan berondolan.

Pembersihan piringan dilakukan di Blok A 4/5. Pembersihan piringan

dilakukan dengan membersihkan gulma yang berada di piringan kelapa sawit

selebar proyeksi tajuk kelapa sawit pada jari-jari 1-1.5 m. Seorang mandor

perawatan membawahi 8 orang tenaga kerja. Standar yang digunakan adalah 0.5

ha/HK. Seorang pekerja dapat menyelesaikan 3-4 pasar pikul dan disesuaikan juga

dengan kondisi gulma di lapang. Pekerja juga menggaru brondolan-brondolan di

sekitar areal piringan agar tetap bersih.

Gawangan merupakan areal pertanaman kelapa sawit yang memiliki jarak

1.5-3 m dari tempat tumbuh pohon kelapa sawit. Gawangan juga memerlukan

perhatian khusus dalam hal pengendalian gulma. Pengendalian gulma di areal

gawangan ditujukan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam

penyerapan hara, air, dan sinar matahari, mempermudah pekerja untuk melakukan

pekerjaan pemeliharaan maupun pemanenan. Pengendalian gulma di gawangan

juga ditujukan untuk mempermudah pengawasan di lapang dan efektifitas

pemupukan.

Dongkel Anak Kayu (DAK) . Kegiatan dongkel anak kayu merupakan

kegiatan pengendalian gulma secara manual selektif dengan cara mencabut semua

jenis gulma berkayu yang berada pada piringan, gawangan maupun pasar pikul

kemudian dibuang ke pasar mati. Kegiatan ini dimandori oleh seorang mandor

pupuk dan 16 pekerja. Standar yang digunakan dalam DAK adalah 0.5 ha/HK.

Page 42: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

27

Kondisi di lapang menunjukkan bahwa gulma dominan yang ditemukan

meliputi: Melastoma malabatricum, Asystasia coromandeliana, Chromolaena

odorata, Cyperus cyperoides, Cyperus rotundus, dan Mikania micrantha. DAK

dilakukan sekali dalam setahun dan disesuaikan dengan kondisi gulma di lapang.

Kebun yang telah di DAK dibiarkan kurang lebih selama 1 bulan agar gulma-

gulma tersebut mengering dan mati yang dilanjutkan dengan kegiatan

pengendalian gulma secara kimiawi.

Kondisi pertanaman kelapa sawit saat dilakukan DAK kurang bagus buat

pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Hal ini disebabkan sebagian areal di Blok C1

tergenang air yang dapat menimbulkan kondisi anaerob. Tanaman kelapa sawit

yang tergenang oleh air menyebabkan tanaman tumbuh kerdil bahkan mati yang

terlihat pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Kondisi Tanaman pada Areal Rendahan

(a) Tanaman Tergenang Air

(b) Tanaman Mati

Kondisi di lapang juga menunjukkan banyak bunga jantan dan bunga

betina yang terendam dan berlumut. Pohon-pohon siap panen menjadi tidak dapat

dipanen dan pada akhirnya buah membusuk di pohon. Keadaan ini dapat berakibat

pada rendahnya produksi buah yang akan diperoleh pada blok ini. Perbaikan

saluran air atau drainase untuk memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan

tanaman yang sedang dibudidayakan.

Pengendalian Gulma secara Kimiawi

Gawangan dan Piringan Chemist. Pengendalian gulma secara kimiawi

merupakan salah satu cara pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia

Page 43: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

28

(herbisida). Tujuannya adalah untuk mempermudah kegiatan pemupukan,

pemanenan, memudahkan pengontrolan dan sanitasi terhadap hama dan penyakit.

Pengendalian gulma secara kimiawi di SBHE menerapkan sistem kerja

BGA Spraying System (BSS). BSS merupakan program penyemprotan yang

dilakukan secara terintegrasi dan terorganisir dari awal hingga akhir kegiatan

penyemprotan. Tujuan dibentuknya sistem BSS adalah untuk meningkatkan

output pekerja semprot, baik dari segi luasan (hancak semprot) maupun dari

kualitas hasil semprotan.

Sistem penyemprotan BSS ini mulai diterapkan di SBHE pada Bulan

Maret. SBHE memiliki 2 Rayon yaitu Rayon A untuk Div. I sampai Div. III dan

Rayon B untuk Div. IV sampai Div. V. Jumlah anggota BSS untuk setiap Rayon

adalah 25 orang. SOP (Standard Operating Procedure) pada BSS meliputi: 1)

pembuatan rencana kerja, 2) persiapan tim BGA Spraying System, 3) persiapan

alat, 4) persiapan kerja terkait dengan pengisian air ke tangki dan pencampuran

bahan herbisida, 5) teknis kerja yaitu tahapan pelaksanaan aplikasi herbisida ke

lapang, 6) perawatan dan pengumpulan alat, 7) cek mutu semprot oleh mandor

chemist, dan 8) pertanggungjawaban oleh supervisi.

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan di Blok C1. Seorang

mandor chemist membawahi 16 pekerja yang terdiri dari 1 orang pekerja lelaki

sebagai operator, pembuat larutan herbisida, pelangsir herbisida sekaligus sebagai

pengisi herbisida pada knapsack sprayer pekerja dan 15 orang pekerja perempuan

yang bertugas mengaplikasikan herbisida ke lahan yang menjadi target semprot.

Standar yang digunakan adalah sesuai dengan 7 jam kerja. Seorang pekerja dapat

menyelesaikan 11-12 kep herbisida dalam kondisi standar. Output yang dihasilkan

untuk penyemprotan piringan dan pasar pikul sebesar 3 ha/HK sedangkan output

untuk gawangan sebesar 2 ha/HK. Rotasi penyemprotan adalah 4 kali dalam

setahun.

Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe Solo dengan

kapasitas kep 15 liter. Perlengkapan lainnya seperti: nozzle VLV (Very Low

Volume) 200, nozzle VLV 100, gelas ukur, bendera merah kuning, parang, ember,

angkong, nozzle polizet (berwarna merah, kuning), sarung tangan, tang, masker,

dan topi. Penggunaan VLV diaplikasikan jika kondisi gulma tergolong berat saat

Page 44: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

29

kondisi sangat semak. Nozzle VLV 200 digunakan untuk aplikasi herbisida pada

spot gawangan dengan jarak lebar semprot adalah 1.2 meter dan tingkat

kebasahannya lebih merata dengan flow rate 900-915 ml/menit. Volume semprot

yang dibutuhkan jika menggunakan VLV 200 dalam keadaan standar adalah 156

l/ha blanket. Nozzle VLV 100 digunakan untuk aplikasi spot piringan dengan

jarak lebar semprot adalah 1.2 meter dan tingkat kebasahannya merata dengan

flow rate 400-430 ml/menit. Volume semprot yang dibutuhkan jika menggunakan

VLV 100 dalam keadaan standard adalah 69 l/ha blanket.

Efisiensi penggunaan dosis herbisida dapat dicapai jika terlebih dahulu

melakukan kalibrasi alat semprot. Perhitungan kebutuhan larutan untuk aplikasi

ke lapang adalah sebagai berikut:

𝐿 =F x 10 000

V x a

Ket: L = kebutuhan larutan dalam 1 ha (l/ha), dengan mengetahui kebutuhan

larutan per ha maka dapat diketahui konsentrasi bahan dalam larutan

F = Flow rate yaitu jumlah larutan yang keluar melalui nozzle setiap

satu menit dengan tekanan tertentu, biasanya 1 bar (l/menit)

V = Kecepatan berjalan (m/menit), merupakan kecepatan rata-rata

penyemprot berjalan dengan membawa alat semprot

a = Lebar semprot (m), merupakan lebar hasil semprotan yang keluar dari

nozzle yang ditentukan oleh jenis nozzle, tekanan alat semprot, dan

ketinggian semprotan

Contoh perhitungann :

Semprot piringan menggunakan herbisida „A‟ 1.5 liter per ha dengan nozzle VLV

200. Flowrate 0.9 l/menit, lebar semprot 1.2 m dan kecepatan penyemprot

berjalan 48 m/menit.

Kebutuhan larutan VLV =10.000 x 0.9 l/menit

48 m/menit x 1.2 m

= 156L

m2atau setara dengan 156 l/ha

Konsentrasi herbisida „A‟ = (1.5 l/ha/ 156 l/ha) x 100 % =

= 0.96 %

Page 45: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

30

Perhitungan diatas memperlihatkan jika knapsack yang digunakan berisi

15 liter, maka herbisida „A‟ yang dicampurkan dalam setiap knapsack adalah 15 l

x 0.96 % = 0.144 liter atau setara dengan 144 cc.

Jenis herbisida yang digunakan adalah herbisida dengan merk dagang

Primaxone dan Meta Prima. Primaxone merupakan herbisida purna tumbuh

bersifat kontak, berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua, dan berbahan

aktif parakuat diklorida 276 g/l yang berfungsi untuk mengendalikan jenis gulma

berdaun lebar, sempit dan teki. Meta prima merupakan herbisida pra dan purna

tumbuh yang bersifat selektif, berbentuk butiran berwarna putih keabuan, dan

berbahan aktif metil metsulfuron 20 % yang berfungsi untuk mengendalikan

gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.

Penyemprotan gulma secara kimiawi menggunakan herbisida dengan merk

dagang Kleenup 480 SL yang berbahan aktif isopropil amina glifosat 480 g/l

(setara dengan glifosat 356 g/l) ampuh untuk mengendalikan gulma alang-alang.

Jenis herbisida ini merupakan herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik

berbentuk larutan dalam air berwarna coklat muda. Dosis yang digunakan 3-6 l/ha

dan volume air yang dibutuhkan 200-400 l/ha. Waktu penyemprotan yang tepat

adalah pada saat gulma tumbuh subur dan kematian gulma akan tampak pada saat

seminggu setelah aplikasi. Jenis herbisida yang digunakan SBHE terlihat pada

Gambar 2.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Merk Dagang Beberapa Jenis Herbisida yang Digunakan

(a) Meta Prima

(b) Primaxone

(c) Kleen Up

Perbandingan primaxone dan air yang digunakan saat penyemprotan

gulma 1:1 yaitu penggunaan primaxone untuk kapasitas satu kep sebanyak 60 cc

Page 46: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

31

dan air sebanyak 60 cc. Cara pengaplikasian meta prima terlebih dahulu

melarutkan bahan dan air dengan perbandingan 1:10. Meta prima yang digunakan

sebanyak 3 gram dilarutkan kedalam 30 cc air.

Premi yang diperoleh oleh seorang pekerja apabila melebihi basis akan

memperoleh extra fooding (kerajinan semprot) sebesar Rp 2 500/hari dan 1 kaleng

susu kental manis setiap 6 hari sekali. Seorang mandor chemist akan memperoleh

premi sebesar Rp 20 000 jika ia berhasil menyelesaikan penyemprotan dalam

waktu minimal 15 hari dan maksimal 20 hari.

Kegiatan penyemprotan di Divisi 2 menggunakan sistem Tim Unit

Semprot (TUS) yang terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tim Unit Semprot (TUS) SBHE

Keuntungan dibentuknya Tim Unit Semprot adalah menghemat tenaga

supervisi, kontrol lebih baik, mobilitas yang tinggi, kualitas kerja lebih baik dan

pengorganisasian yang lebih mudah.

Perlengkapan utama Tim Unit Semprot terdiri dari 1 buah kendaraan roda

empat (truk tangki air) dan 20-25 unit alat semprot sekaligus tenaga semprot

(wanita yang tidak berganti-ganti). Tangki ini berfungsi sebagai tempat

percampuran bahan herbisida dan air dalam jumlah besar. Kapasitas 1 tangki

adalah 1900-2000 l dan cukup untuk 126 kep.

Oles Anak Kayu. Kegiatan oles anak kayu dilakukan beriringan dengan

kegiatan pengendalian manual DAK. Oles anak kayu dilakukan di Blok C1.

Bahan olesan anak kayu menggunakan campuran herbisida dengan merk

dagang Starlon dan solar. Perbandingan yang digunakan 1:20 yaitu penggunaan 1

liter Starlon membutuhkan campuran solar sebanyak 20 liter. Cara aplikasi

meliputi anak kayu yang telah didongkel atau ditebas hingga kulitnya mengelupas

sampai terlihat kambium dilanjutkan dengan mengoleskan herbisida pada anak

Page 47: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

32

kayu tersebut. Pengolesan dengan menggunakan jenis herbisida ini tergolong

ampuh dalam memberantas DAK karena bekerja secara sistemik sehingga anak

kayu tersebut cepat mati.

Aplikasi oles anak kayu dilakukan pada areal rendahan/lowland. Kondisi

ini tergenang oleh air sehingga menyebabkan pengaplikasian bahan kimia kurang

efektif dan menyebabkan tercemarnya air akibat olesan bahan kimia tersebut.

Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan menggunakan pertisida nabati, khususnya

untuk mengendalikan keberadaan ulat api. SBHE menggunakan tanaman Turnera

ulmifolia dan Nephrolepis biserata untuk mengendalikan hama ulat api. Turnera

ulmifolia ditanam di sepanjang jalan utama, jalan antar blok, dan sebagian di

pinggiran pasar pikul. Nephrolepis biserata ditanam di gawangan mati dan di

sekitar tanaman berbentuk U-Shape. Nephrolepis biserata yang berfungsi sebagai

predator hama ulat api juga dapat menjaga iklim mikro tanaman kelapa sawit.

Pemeliharaan Tanaman dan Areal Pertanaman

Penanaman Muccuna bracteata (MB). Kegiatan pemeliharaan tanaman

kelapa sawit TBM salah satunya adalah dengan melakukan penanaman MB yang

merupakan jenis tanaman penutup tanah (LCC).

Menurut BGA Group (2007) kelebihan MB adalah: 1) pertumbuhannya

sangat cepat, 2) lebih mudah tumbuh dan lambat dalam memasuki masa generatif,

3) memiliki toleransi yang tinggi terhadap cuaca panas, 4) tahan terhadap

naungan, 5) memproduksi biomasa perbanyakan (stek) yang lebih banyak, 6)

lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, dan 7) lebih baik dalam

mempertahankan erosi tanah karena mempunyai perakaran yang dalam.

Perbanyakan MB dapat dilakukan dengan vegetatif (stek) dan generatif

(biji). MB ditanam di sela-sela tanaman kelapa sawit di sekitar gawangan mati

menghadap timur-barat. Penanaman terbaik dilakukan saat musim hujan karena

pada kondisi ini tanaman akan mendapatkan cukup air untuk membantu

pertumbuhannya.

Page 48: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

33

Tingkat pertumbuhan MB sangat cepat. Pertambah panjang mencapai 14

cm dalam waktu satu minggu sehingga membutuhkan pemeliharaan khusus agar

pertumbuhannya tidak merambat ke jalan dan menutupi tanaman kelapa sawit

yang sedang dibudidayakan. Penanaman MB ini dilakukan oleh 4 orang pekerja

dengan norma 2 HK/Ha.

Teknik perbanyakan MB dapat dilakukan dengan beberapa cara, meliputi:

teknik penanaman 5 ruas batang, 3 ruas batang, dan 1 ruas batang (Gambar 4).

(a) (b) (c)

Gambar 4. Teknik Penanaman Muccuna bracteata

(a) Teknik 5 Ruas

(b) Teknik 3 Ruas

(c) Teknik 1 Ruas

Teknik perbanyakan MB dengan penanaman 5 ruas batang adalah yang

umum dipakai di SBHE. Teknik penanaman ini memiliki persentase hidup yang

tinggi dibandingkan dengan teknik lain. Tahapan penyetekannya meliputi: 1)

tanah dibuat guludan sepanjang ruas batang yang akan ditanam, 2) bagian tengah

guludan dibuat larikan, 3) menyiapkan stek yang siap ditanam. Kriteria stek siap

tanam adalak kondisi stek yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, 4) setiap

guludan ditanam 5 batang MB. Ruas kedua sampai ruas keempat ditimbun

kedalam tanah, sedangkan ruas pertama dan kelima dibengkokkan kedalam tanah

dengan mata tunas menghadap keluar dan berhati-hati saat membengkokkan

batang agar tidak patah. Daun pada batang dipotong setengah yakni mengurangi

evaporasi, 5) menutup MB yang telah ditanam dengan dedaunan atau jerami untuk

mengurangi penguapan.

Teknik perbanyakan MB dengan penanaman 3 ruas batang dilakukan

dengan cara dibengkokkan. Ruas pertama dan ketiga ditimbun kedalam tanah dan

ruas kedua menghadap keluar tanah. Teknik ini diharapkan untuk ruas kedua akan

Page 49: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

34

mundul calon daun baru dan ruas pertama dan ketiga akan menjadi calon akar

baru. Teknik ini juga memiliki tingkat persentase hidup yang tinggi.

Perbanyakan MB dengan teknik satu ruas umumnya dilakukan untuk

tujuan pembibitan yang ditanam di dalam polibag. Penanaman MB ini umumnya

ditanam didalam polibag. Teknik penanamannya adalah menancapkan ujung ruas

kedalam tanah dan ujung satunya lagi mengarah keluar. Teknik penanaman ini

memiliki memiliki tingkat persentase hidup yang rendah dan kurang efisien dari

segi waktu dan biaya.

Pertumbuhan MB akan terlihat setelah 1 BST (Bulan Setelah Tanam).

Pemupukan pertama menggunakan RP atau Guano dengan dosis 100 gram per

tanaman atau setara dengan 100 kg/ha yang diaplikasikan dengan cara disebar

diatas kacangan. Pemupukan kedua dilakukan pada 3 BST dengan dosis 200

kg/ha.

Penanaman Nephrolepis biserata. Nephrolepis merupakan jenis paku-

pakuan yang tumbuh secara liar dan memiliki daya adaptasi yang tinggi. Jenis

tanaman ini sangat berguna dalam menjaga kelembaban disekitar tanaman kelapa

sawit dan sebagai tanaman inang untuk predator ulat api. Penanaman nephrolepis

dikhususkan untuk areal TM yang telah ternaungi.

Nephrolepis ditanam di sekitar gawangan mati tepatnya di rumpukan

pelepah yang berbentuk U-Shape. Bibit yang ditanam berasal dari tanaman yang

tumbuh disekitar tanaman kelapa sawit sebelumnya. Teknik penanamannya

tergolong mudah dengan membuat lubang tanam di dekat rumpukan pelepah dan

menananam nephrolepis tersebut. Rata-rata nephrolepis yang ditanam sebanyak

lima lubang tanam pada satu pohon kelapa sawit. Nephrolepis tidak memerlukan

pemeliharaan khusus karena sifatnya yang mudah tumbuh. Kebutuhan tenaga

kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan penanaman nephrolepis adalah 1.5

ha/HK.

Dongkel Kentosan. Dongkel kentosan merupakan salah satu kegiatan

pemeliharaan tanaman dengan membuang tanaman sawit liar yang tumbuh di

sekitar tanaman kelapa sawit utama yang terdapat di piringan, gawangan maupun

pasar pikul. Sawit liar dicabut bertujuan agar penyerapan hara oleh tanaman

kelapa sawit utama tidak terganggu. Kegiatan ini dikerjakan oleh 2 orang pekerja

Page 50: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

35

dengan norma kerja 1-2 ha/HK untuk 1 blok dan 17 ha/HK untuk 1 CR

(Collection Road).

Rawat Jalan. Sarana jalan pada suatu kebun menjadi hal yang perlu

diperhatikan karena kelancaran pengangkutan hasil panen dari TPH ke PKS

ditentukan oleh bagus tidaknya kondisi jalan. Jalan yang baik adalah jalan yang

memiliki muka jalan padat, cembung, rata dengan tingkat kemiringan jalan kurang

dari 10% (4.5o) serta kering (sistem drainase baik).

Rawat jalan dilakukan dibawah kemandoran perawatan. Kemandoran ini

membawahi 6 orang pekerja dengan standar 7 jam kerja. Alat yang digunakan

meliputi cangkul, ember, dodos, gergaji, dan kapak.

Rawat jalan dilakukan secara manual tanpa menggunakan alat berat terkait

dengan kondisi jalan yang tidak terlalu parah sehingga. Pemeliharaan jalan secara

manual dan sedini mungkin akan mencegah jalan dari kerusakan lebih parah dan

menekan biaya pemeliharaan jalan dan penggunaan alat berat. Rawat jalan

dimulai dengan membuatan parit-parit kecil di kanan kiri jalan kemudian

dilanjutkan pengerukan lumpur yang menggenangi jalan. Menunggu beberapa saat

hingga tanah menjadi agak kering. Jalan yang rusak diberi kayu balok dan

ditimbun dengan menggunakan tanah laterit untuk dipadatkan. Kayu tersebut

berfungsi sebagai palang jalan untuk menopang jalan jika ada truk atau

kendaraaan berat lewat. Pemadatan jalan dengan tanah laterit diusahakan dalam

kondisi benar-benar padat sehingga kemungkinan kecil air dapat menggenangi

jalan.

Sistem perbaikan jalan pada musim hujan dan kemarau memiliki

perbedaan dari segi pekerjaannya. Perbaikan jalan pada musim hujan terlebih

dahulu dengan mengeruk lumpur hingga kering, dilanjutkan dengan penimbunan

dengan kayu balok dan tanah laterit hingga benar-benar dalam kondisi padat.

Perbaikan jalan di musim kering dilakukan dengan membongkar balok kayu yang

terdapat di jalan dan diganti dengan tanah laterit secara keseluruhan untuk

dipadatkan kembali. Pembongkaran balok kayu ini disebabkan karena kayu

merupakan bahan organik yang lama kelaman akan mengalami pelapukan

sehingga dapat menyebabkan jalan akan mengalami kerusakan kembali.

Page 51: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

36

Pembuatan Pasar Pikul. Pasar pikul merupakan jalan yang dibuat

diantara baris tanaman kelapa sawit yang diperuntukkan bagi pemanen agar

mempermudah dalam hal akses jalan, mempermudah pelaksanaan panen,

pengangkutan buah ke TPH dan memudahkan dalam perawatan. Terdapat 2 pasar

pikul pada luasan 1 ha kelapa sawit.

Kegiatan pembuatan pasar pikul di bawah kemandoran perawatan yang

terdiri dari 9 pekerja. Standar yang digunakan adalah mengikuti 7 jam kerja dan

tidak diberlakukan sistem premi. Pembuatan pasar pikul dilakukan di Blok A3.

Pekerja membuat parit kecil di kanan dan kiri pasar pikul yang berfungsi sebagai

saluran drainase untuk mencegah pasar pikul tidak tergenang air.

Pruning atau pemangkasan merupakan kegiatan pembuangan daun-daun

tua atau daun yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Kondisi tanaman

over pruning harus dihindari. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah

produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi.

Jumlah pelepah pada setiap pohon harus dipertahankan dalam jumlah

tertentu sesuai dengan umur tanaman. Jumlah pelepah yang optimal untuk

tanaman berumur antara 3-8 tahun sekitar 48-56 pelepah (6-7 lingkaran daun).

Jumlah pelepah yang harus dipertahankan untuk tanaman dengan umur lebih dari

8 tahun sekitar 40-48 pelepah (5-6 lingkaran daun). Pemangkasan dilakukan 6

bulan sekali untuk TBM dan 8 bulan sekali untuk TM.

Pruning dilakukan di Blok C 5/6. Alat yang digunakan meliputi dodos,

egrek, dan batu asah. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 2 orang. Standar yang

digunakan mengikuti 7 jam kerja. Seorang pekerja dapat menyelesaikan 3 pasar

pikul. Pruning juga dapat dilakukan dengan sitem borongan. Upah yang diperoleh

untuk kelapa sawit TBM sebesar Rp 1 500/pohon dan TM sebesar Rp 700/pohon.

Seorang pekerja akan memperoleh premi berdasarkan jam lemburnya setelah

melewati 7 jam kerja. Premi yang diperoleh sebesar Rp 6 000/jam.

Cara melakukan pemangkasan adalah memotong pelepah yang tergolong

pelepah sengkleh, pelepah kering, maupun pelepah negatif yang melebihi jumlah

standar hingga mepet ke batang.

Pemupukan. Pemupukan merupakan kegiatan pemberian unsur hara

kepada tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara

Page 52: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

37

tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan normal

(pertumbuhan vegetatif) dan berproduksi dengan maksimal (pertumbuhan

generatif) serta kesuburan tanah dapat dipertahankan.

Pemupukan di SBHE menerapkan sistem kerja BGA Manuring System

(BMS). BMS merupakan program pemupukan yang dilakukan terintegrasi, mulai

dari pupuk sampai digudang kebun hingga pupuk sampai dilahan. Tujuan

dibentuknya sistem BMS untuk meningkatkan output pekerja pemupukan dari

segi luasan (hancak pupuk) dan kualitas hasil pemupukan (5T).

Sistem pemupukan secara BMS mulai diterapkan di SBHE pada Bulan

Maret. Pusat BMS dibagi kedalam 2 Rayon yaitu Rayon A yang berpusat di Div. I

dengan daerah tugas pada Div. I hingga Div. III dan Rayon B berpusat di Div. IV

dengan daerah tugas pada Div. IV dan Div. V. Jumlah tenaga kerja pemupukan

untuk setiap rayonnya adalah 58 karyawan, yang terdiri dari 28 penabur, 14

pengecer, 12 penguntil, dan 4 Bongkar Muat (BM).

Pencapaian output sistem BMS tidak terlepas dari prosedur atau langkah-

langkah kerja, seperti: 1) persiapan alat dan bahan, 2) teknis kerja, 3) pemeriksaan

mutu pemupukan oleh mandor pupuk, 4) melakukan management goni, dan 5)

pertanggungjawaban oleh tim supervisi.

Pemupukan dilakukan di Blok A5 dan A6. Rekomendasi pemupukan yang

dilakukan berdasarkan uji analisis daun, jenis tanah, status hara, dan potensi

produksi yang diharapkan.

Pemupukan dilakukan secara berkelompok yang dikenal dengan KKP

(Kelompok Kerja Pupuk). KKP terdiri dari 2 BMP, 10 penabur pupuk, 5 pengecer

dan 3 penguntil. Pemupukan dilakukan secara manual. Alat-alat yang digunakan

meliputi karung, tali pengikat, ember, timbangan “cantelan”, mangkuk paralon

(cepuk) ukuran 500 gram, cangkul, sekop, tali untuk menggendong, sarung

tangan, masker, dan angkong. Pupuk yang digunakan adalah Rock Phosphate

(RP). Rotasi pemupukan RP dilakukan dua kali dalam setahun. Kandungan dari

pupuk RP adalah P2O5 29.73 %. Fungsi pupuk ini adalah merangsang

pertumbuhan akar tersier dan kuartener.

Tahapan dalam kegiatan pemupukan adalah: 1) para penguntil menimbang

dan membagi pupuk kedalam sejumlah karung dengan berat 18 kg/karung untuk 8

Page 53: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

38

pohon/ karung (tergantung dosis yang direkomendasikan untuk setiap pohonnya),

2) mengikat karung, 3) pupuk yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam truk

pengangkut pupuk dan dibawa ke blok yang akan menjadi target aplikasi

pemupukan, 4) BMP meletakkan pupuk di pinggir pasar untuk selanjutnya di

langsir oleh pelangsir ke pasar pikul, 5) para pelangsir pupuk menempatkan

pupuk-pupuk ke areal pasar pikul hingga mencapai pasar tengah. Pelangsir

meletakkan 1 untilan pupuk pada setiap 8 pohon sehingga dalam satu pasar pikul

terdapat 4 until pupuk hingga pasar tengah, 6) para penabur mengambil pupuk dan

mengaplikasikannya ke pohon yang menjadi target pemupukan.

SBHE dalam aplikasi pemupukan menggunakan RP, Guano, Urea, MOP,

Kieserite, ZinCopper, dan HGF-B. Tanaman kelapa sawit TBM menggunakan

jenis pupuk majemuk dan jenis pupuk tunggal diaplikasikan pada kelapa sawit

TM. Jenis dan cara aplikasi pemupukan pada TBM dan TM dapat dilihat pada

Tabel 8 dan 9.

Tabel 8. Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan Aplikasi Pemupukan pada

Tanaman Kelapa Sawit TBM di SBHE

Jenis Pupuk Kelompok Aplikasi

HGF-B, Cu, NPK 16-

10-18, NPK 14-8-21

Mikro Diaplikasikan dekat dengan pangkal batang

(± 20 cm dari pangkal batang)

Cu (areal pasir, gambut) Mikro Sistem tugal dekat dengan pangkal batang

Urea, MOP, NPK 15-

15-15, NPK 12-12-17 Makro

Di piringan di bawah tajuk terluar

mengarah ke dalam dengan sistem tabur

RP atau Guano Makro Dibawah tajuk mengarah keluar dengan

sistem tabur “U-Shape”

Sumber: Lembaga Researh BGA Plantations (2010)

Tabel 9. Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan Aplikasi Pemupukan pada

Tanaman Kelapa Sawit TM di SBHE

Jenis Pupuk Kelompok Aplikasi

Zn, Borate, CuSO4,

dan FeSO4 Mikro

Di sekeliling pohon dengan radius 0.5-1

meter dari pangkal pohon

NPK 16 dan 14

(Palmo) Makro

Pada areal pasir dilakukan dengan sistem

pocket dekat dengan pangkal batang

Urea dan MOP Makro

Berbentuk U-Shape dengan radius 1.5-2

meter dari pangkal pohon (arah dalam piringan)

Sumber: Lembaga Research BGA Plantations (2010)

Page 54: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

39

Pasar pikul tidak boleh diaplikasikan pupuk. Hal ini disebabkan kurang

efektif dan efisiennya pemanfaatan pupuk karena pasar pikul adalah akses jalan

dan bukan merupakan areal peresapan unsur hara oleh akar tanaman.

Aplikasi pemupukan untuk setiap jenis pupuk memiliki waktu aplikasi

yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kondisi curah hujan, peranan dari

unsur hara yang terkandung pada pupuk tersebut, sifat dan karakteristik dari jenis

pupuk, ketersediaan pupuk di unit kebun, dan lain-lain. Rotasi masing-masing

jenis pupuk dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekomendasi Waktu Aplikasi Pemupukan di SBHE 2011

Sumber: Lembaga Research BGA Plantations (2010)

Aplikasi RP dilapang sebanyak 8 ton pupuk. Dosis yang digunakan 2.25

kg/pohon sehingga jumlah pohon yang dipupuk sebanyak 3556 pohon. Aplikasi

pupuk dilakukan dengan membagi karyawan menjadi beberapa KKP. Masing-

masing KKP terdiri dari 3 orang yaitu 1 pelangsir dan 2 penabur yang memiliki

hancak tugas 5 pasar pikul atau setara dengan 2.5 ha. Standar yang digunakan

dalam pemupukan adalah 500 kg/HK.

SBHE menerapkan sistem basis dalam pemupukan untuk memperoleh

premi. Kelebihannya adalah: 1) hemat dalam penggunaan jumlah tenaga kerja, 2)

output karyawan pupuk menjadi lebih tinggi dan 3) kesejahteraan karyawan

khususnya karyawan pemupukan akan meningkat. Ketentuan sistem premi di

SBHE sebagai berikut:

a. Mandor Pupuk

Seorang mandor pupuk akan mendapatkan premi sebesar Rp 20 000 per

hari jika karyawannya telah mencapai basis tugas.

Page 55: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

40

b. Penabur

Premi diberikan kepada penabur apabila telah mencapai basis tugas

sebesar 500 kg/HK sehingga mendapatkan uang tambahan sebesar Rp 2 500

sebagai Extra Fooding dan 1 kaleng susu kental manis setiap minggunya.

Tambahan penghasilan sebesar Rp 100/kg akan diberikan setelah melebihi

basis.

c. Penguntil

Premi diberikan kepada penguntil apabila telah mencapai basis tugas

sebesar 2 ton/HK. Seorang penguntil yang mencapai basis tugasnya dan

menguntil pupuk lagi sebanyak 1 ton maka akan mendapatkan premi sebesar

Rp 24 000/HK/ton dan tambahan uang Rp 2 500 sebagai Extra Fooding.

d. BMP (Bongkar Muat Pupuk)

Premi diberikan kepada BMP apabila telah mencapai basis tugasnya

sebesar 4 ton/HK. Premi sebesar Rp 12/kg akan diberikan setelah mencapai

basis tugas dan ditambah dengan Rp 2 500 sebagai Extra Fooding.

Kegiatan Simulasi Kebun

Field Visit. Field Visit merupakan kegiatan kunjungan lapang yang

bertujuan untuk memeriksa kondisi kebun pada waktu yang telah ditetapkan

sehingga dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di kebun

sehingga dapat dicari jalan keluar dari permasalahan-permasalahan tersebut.

Kegiatan ini dihadiri oleh Estate Manager, Asisten Kepala Kebun, Asisten Divisi,

dan Mandor I yang dilakukan di setiap divisi secara bergiliran. Field visit

dilakukan setiap hari Jumat. Kegiatan-kegiatannya meliputi sosialisasi mengenai

deklarasi transpor dan pemeriksaan mutu transpor serta sosialisasi mengenai mutu

buah dan mutu hancak.

Sosialisasi deklarasi transpor dan pemeriksaan mutu transport merupakan

salah satu upaya yang dilakukan pihak kebun dalam menjaga kelancaran buah

yang telah dipanen hingga sampai ke PKS untuk diproses ke tahap selanjutnya

tepat waktu. Sosialisasi ini dipimpin oleh Estate Manager. Kelancaran buah

sampai ke PKS tepat pada waktunya harus diperhatikan, seperti: akses jalan tidak

boleh rusak dan harus tembus oleh motor, mobil maupun unit pengangkut buah.

Page 56: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

41

Kroscek atau pengawasan ulang oleh Mandor I dan Asisten tiap-tiap divisi

bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat dicari jalan

keluarnya.

Kegiatan Field Visit juga membahas mengenai mutu buah yang layak

panen untuk dibawa ke PKS. Sosialisai mutu buah ini disampaikan oleh Asisten

Kepala Kebun di Blok G 15 dan 16. Kategori buah layak panen adalah buah yang

telah membrondol 5 alami di piringan. Buah membrondol 1-4 dikategorikan

kedalam buah kurang matang (under ripe). Pemanen harus lebih teliti sebelum

melakukan pemanenan dengan melihat karakteristik dari buah tersebut.

Output yang diharapkan dari kegiatan Field Visit untuk membangun suatu

kompetisi yang sehat pada setiap divisi sehingga dapat memacu untuk bekerja

lebih baik, menimbulkan budaya malu antar sesama divisi dalam menciptakan

suatu perubahan dan memperbaiki kualitas panen.

Simulasi Kegiatan LSU (Leaf Sampling Unit). LSU merupakan kegiatan

pengambilan contoh daun sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan

untuk satu tahun yang akan datang. Kegiatan LSU dilakukan setiap satu tahun

sekali oleh kebun yang dikoordinasi oleh Departemen Riset. Saat kondisi normal

waktu pelaksanaan LSU sekitar 2-3 bulan setelah pemupukan semester I

dilakukan.

Jumlah tanaman yang diambil sebagai sampel dalam satu blok LSU adalah

1 % dari total pohon pada blok. Simulasi dilakukan di Blok B11 dan B12,

beranggotakan 4 orang dari utusan Lembaga Research, Asisten Kepala, dan

perwakilan dari masing-masing divisi (Asisten Divisi, Mandor I, dan 3 karyawan

sebagai pelaksana LSU). Peralatan yang dibutuhkan diantaranya: parang atau

gergaji, egrek, pisau yang tajam dan bersih, kantong plasik untuk tempat sampel

daun, cat dan kuas cat, form pencatatan pohon sampel, dan alat tulis.

Pengambilan sampel daun harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan

prosedur untuk menghindari adanya kontaminasi. Langkah kerja dalam

pengambilan LSU meliputi: 1) pengambilan sampel daun dilakukan antara pukul

06.00-12.00 WIB, terkait klorofil daun yang masih aktif pada batasan waktu

tersebut, 2) kelompok pengambilan sampel terdiri dari 3 orang; ketua kelompok

bertugas dalam mencatat hasil dan gejala defisiensi tanaman, anggota I bertugas

Page 57: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

42

mengukur dan mengambil sampel daun dan anggota II bertugas mencari pohon

sampel, menentukan pelepah ke 17 dan memotongnya, 3) pohon sampel yang

berada di pinggir jalan posisinya minimal selang tiga baris pohon kearah dalam

blok, 4) sampel daun yang telah diambil jangan sampai terjatuh ke tanah, 5)

tenaga kerja dilarang merokok saat mengambil sampel daun.

Metode Pengutipan Brondolan. Ada 2 metode pengutipan brondolan

yang berlaku di SBHE yaitu metode kutip jagung (hand picking) dan metode

pengutipan dengan garu.

Metode hand picking merupakan metode pengutipan brondolan dengan

cara mengutip brondolan satu per satu secara manual menggunakan tangan.

Brondolan yang dihasilkan bersih dari sampah dan kontaminan lainnya. Metode

ini bisa digunakan untuk menangani lahan yang memiliki piringan sempit karena

terhalang gulma dan piringan tidak rata. Hand picking dapat diterapkan dengan

ketentuan pusingan normal 6/7 dan kondisi pasar pikul baik.

Metode pengutipan dengan garu menggunakan alat bantu garu untuk

mengutip brondolan. Pemanen dapat mengumpulkan brondolan yang jatuh di

piringan lebih cepat dengan sekali raup. Metode ini lebih mudah diterapkan

dengan lahan piringan datar dan bersih.

Metode handpicking dilakukan pada 11 pohon dan metode pengutipan

dengan garu dilakukan terhadap 16 pohon. Hasil pengamatan memperlihatkan

waktu yang dibutuhkan untuk mengutip brondolan pada masing-masing metode

tidak menunjukkan perbedaan nyata jika dilakukan pada jumlah pohon yang sama.

Perbedaan nyata tampak pada kualitas brondolan saat dikumpulkan di TPH.

Brondolan dengan metode handpicking hasilnya lebih bersih dan pemanen tidak

perlu membersihkan ulang brondolan saat di TPH. Hasil brondolan menggunakan

garu menunjukkan brondolan kotor yang tercampur dengan tanah, daun kering,

ranting, dan kerikil sehingga pemanen harus membersihkan ulang brondolan saat

di TPH.

SBHE lebih menganjurkan pengutipan brondolan dengan menggunakan

hand picking untuk mendapatkan kualitas buah yang lebih baik. Syarat

diberlakukannya hand picking adalah pusingan blok dan pohon harus normal serta

Page 58: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

43

sarana maupun prasarana harus bagus, baik dari alat yang digunakan, pasar pikul,

piringan, pemanen, dan lain-lain.

Kegiatan Pemanenan

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan

memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari

pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Kriteria panen yang

perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi panen,

sistem panen, serta mutu panen.

Panen di SBHE menerapkan sistem BGA Harvesting System (BHS).

Metode ini memiliki sistem panen yang lebih terkosentrasi, adil, bersinergi, dan

terigentrasi. Kelebihan sistem BHS diantaranya: memberikan pendapat yang lebih

baik kepada pemanen, memberikan tingkat kemudahan dalam aktivitas kegiatan

potong buah, dan adil.

Ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan meliputi: 1) setiap divisi

hanya mempunyai satu seksi per hari (rotasi 6/7), 2) seluruh kemandoran panen

melakukan potong buah pada seksi yang sama per hari, 3) batas hancak

kemandoran dalam blok, seksi panen dan tenaga panen harus jelas, 4) dibentuknya

Kelompok Kecil Pemanen (KKP) untuk mengantisipasi ketidakhadiran salah satu

anggota KKP (3-4 pemanen per KKP), 5) hancak mandor, KKP dan pemanen

bersifat tetap, 6) kegiatan panen dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, 7)

pengerjaan panen diselesaikan block by block secara menyambung ke arah

collection road.

Kriteria matang panen

Kriteria matang panen ditentukan saat kandungan minyak maksimal dan

kandungan asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA) minimal.

Kriteria matang panen bergantung pula pada berat tandan. Berat tandan > 10 kg

minimal 2 brondolan/kg untuk tiap tandan dan berat tandan <10 kg minimal 1

brondolan/kg.

SBHE menggunakan ketentuan kriteria matang panen sebanyak 5

brondolan alami yang jatuh di piringan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para

Page 59: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

44

pemanen dalam menentukan kriteria masak buah sehingga dapat meminimalkan

adanya buah kurang matang (under ripe) dan menghindari buah lewat matang

(over ripe) di pusingan berikutnya.

Kondisi di lapang menunjukkan bahwa terdapat buah yang disebut buah

abnormal. Buah abnormal terdiri atas buah parthenocarpi dan buah keras atau

buah batu (hard bunch). Buah parthenocarpi memiliki lebih dari 75% total

brondolan di permukaaan buah cengkeh yang tidak terbentuk secara sempurna.

Buah ini berwarna hitam dan tidak mempunyai kandungan minyak. Buah batu

memiliki tanda-tanda kematangan dengan memperlihatkan adanya keretakan atau

pecah-pecah, buah tidak membrondol dan saat itulah buah siap untuk dipanen.

Buah batu kebanyakan muncul saat musim kemarau. Buah landak adalah buah

yang mempunyai banyak duri pada satu tandan. Buah landak sulit membrondol di

piringan. Ketelitian pemanen sangat diperlukan sebelum melakukan pemanenan

dengan melihat kondisi buah dan karakteristik buah yang ada di pohon.

Rotasi atau Pusingan Panen

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai

panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen bergantung pada

kerapatan panen, kapasitas pemanenan, dan keadaan pabrik. Rotasi panen juga

dipengaruhi oleh iklim yang menimbulkan adanya panen puncak dan panen kecil.

SBHE menggunakan sistem rotasi 6/7, artinya dalam satu luasan areal

tertentu dibagi menjadi 6 hari panen yaitu hari senin sampai dengan hari sabtu

dengan rotasi ulangan 7 hari. Rotasi yang dilakukan lebih dari 7 hari dapat

mengakibatkan meningkatnya buah yang terlalu matang sehingga brondolan yang

dihasilkan akan lebih banyak dan meningkatkan ALB.

Sistem Panen

Hancak panen merupakan luasan areal yang akan dipanen dalam satu hari.

Ada dua sistem hancak panen yaitu sistem giring dan sistem tetap. Sistem hancak

yang digunakan di SBHE adalah sistem hancak giring tetap. Sistem hancak giring

tetap yaitu sistem hancak pada setiap kemandoran panen yang memiliki hancak

tetap, sementara pemanen dalam kemandoran tersebut dapat dilakukan giring atau

Page 60: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

45

perubahan hancak sesuai dengan kebutuhan, misalnya berdasarkan kerapatan

panen, output pemanen dan lain-lain.

Angka Kerapatan Panen (AKP)

Tujuan dari penentuan AKP adalah mengetahui banyaknya janjang yang

akan dipanen pada hari tersebut, jumlah tenaga pemanen yang diperlukan dan

kebutuhan transportasi (truk). Perhitungan AKP dilakukan melalui taksasi atau

sensus potong buah dengan sampel yang diambil secara acak sebanyak 10% dari

luas blok yang akan dipanen. Cara penentuan AKP adalah sebagai berikut:

% kerapatan =jumlah janjang yang akan dipanen

jumlah pohon yang diamati x 100 %

Contoh:

Seorang mandor panen melakukan taksasi produksi untuk menentukan

jumlah janjang yang akan dipanen besok di Blok B3. Taksasi produksi dilakukan

pada 125 pohon sampel dan didapatkan hasil bahwa jumlah janjang yang telah

dihitung sebanyak 37 janjang. AKP pada blok tersebut dan estimasi janjang yang

akan dipanen besok adalah sebagai berikut:

Jawab:

=37 janjang

125 pohon x 100 % = 27.21 % janjang/pohon

Besarnya estimasi jumlah janjang yang akan dipanen besok pada blok

tersebut adalah:

= AKP x populasi pohon/ha x luasan blok yang diamati

= 27.21 % janjang/pohon x 134 pohon/ha x 29.08 ha

= 1 060 janjang

Jadi, dapat diketahui bahwa pada Blok B3 memiliki AKP sebesar 27.21 %

dengan estimasi jumlah janjang yang akan dipanen besok sebanyak 1 060 janjang.

Kebutuhan Tenaga Kerja Panen (TKP)

Perencanaan Setiap pemanen dapat memanen dengan luasan lahan 3-4

ha/hari pada kondisi normal. ITK pemanen di SBHE adalah 0.06. Kebutuhan

tenaga kerja panen dalam sehari dapat diketahui dengan menggunakan persamaan:

Page 61: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

46

Kebutuhan TKP =A x B x C x D

E

Keterangan:

A = Luas ancak yang akan dipanen (ha)

B = Kerapatan panen

C = Berat janjang rata-rata (BJR) (kg)

D = Populasi tanaman/ha

E = Kapasitas panen/HK

Fraksi TBS dan Mutu Panen

Ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi

tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang

dihasilkan. Ada lima fraksi TBS dengan kriteria layak untuk dipanen adalah

berada pada fraksi 1, 2, dan 3 (Tabel 11).

Tabel 11. Beberapa Tingkat Fraksi TBS

Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat

Kematangan

00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah

0 1-12.5% buah luar membrondol Mentah

1 12.5-25% buah luar membrondol Kurang matang

2 25-50% buah luar membrondol matang I

3 50-75% buah luar membrondol Matang II

4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang I

5 buah dalam juga membrondol, ada buah busuk Lewat matang II

Sumber: Pusat Penelitian Marihat (1982)

SBHE memiliki ketentuan yang berbeda dalam menentukan kriteria

derajat kematangan buah. Kriteria kematangan buah di SBHE pada Tabel 12.

Tabel 12. Beberapa Tingkat Fraksi TBS di SBHE

Fraksi Tingkat Kematangan

0% buah membrondol Mentah

< 2 brondol/kg Kurang matang

2 brondol/kg Matang

> 75% membrondol semua Lewat matang

100% buah luar membrondol semua Janjang kosong

Sumber: BGA Group Plantations (2010)

Page 62: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

47

Basis Panen

Basis yang diterapkan di SBHE adalah basis borong (tugas), basis waktu

dan basis hancak. Seorang pemanen harus memenuhi persyaratan dari 3 basis

tersebut. Basis ditentukan berdasarkan BJR dan topografi.

Basis tugas atau borong adalah jumlah tandan yang harus dipanen dalam

satu hari kerja oleh seorang pemanen dalam satu hari kerja (7 jam). Basis tugas

ditentukan berdasarkan tahun tanam, keadaan buah dan topografi. Penetapan basis

borong di SBHE berdasarkan tahun tanam. Basis tugas untuk tahun tanam 1998

adalah 110. Basis borong untuk tahun tanam 2002, 2003, 2005, 2007 dan 2008

adalah 120.

Basis waktu adalah jumlah tandan yang harus dipanen berdasarkan

ketentuan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Jam kerja seorang

pemanen di SBHE hingga pukul 14.00 WIB. Seorang pemanen yang telah

mencapai basis borong juga harus memenuhi basis waktunya.

Basis hancak adalah jumlah tandan yang harus dipanen oleh seorang

pemanen sesuai dengan ketetapan luasan hancak pada kebun tersebut.

Premi dan Denda Panen

Premi panen merupakan pemberian pendapatan diluar gaji pohon apabila

pemanen telah memanen janjang melebihi dari basis yang telah ditetapkan.

Besarnya premi panen di SBHE ditentukan berdasarkan tim atau model pemanen

dan berdasarkan tahun tanam.

Tim pemanen terdiri atas 3 model, yaitu model BHS Non-DOL, BHS-

DOL 2 dan BHS-DOL 3. Tim pemanen BHS Non–DOL adalah pemanen

melakukan potong buah (cutter) sekaligus bertugas sebagai pengutip brondolan

(LF Picker) dan membawa hasil panen langsung ke TPH (Carrier). BHS–DOL 2,

kegiatan pemanenan terdiri atas dua orang pekerja, yaitu satu orang sebagai

potong buah dan mengangkut hasil panen ke TPH (cutter+carrier) dan satu orang

lagi sebagai pengutip brondolan (LF Picker). BHS–DOL 3, kegiatan pemanenan

terdiri atas tiga orang pekerja. Satu orang sebagai potong buah dan potong pelepah

sekaligus merumpuknya berbentuk U-Shape (Cutter+Frond Stacking), satu orang

Page 63: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

48

sebagai pembawa buah hasil panen ke TPH (Carrier), dan satu orang sebagai

pengutip brondolan (LF Picker).

Ketentuan pemberian premi juga didasarkan pada tahun tanam. Hal ini

disebabkan semakin lama tahun tanam maka berpengaruh terhadap BJR janjang

yang semakin besar pula yang dihubungkan pada kemampuan pemanen dalam

memotong buah. Premi lebih borong yang diberikan untuk janjang dengan tahun

tanam 1998 sebesar Rp 380/janjang, sedangkan untuk tahun tanam 2000, 2002,

2003, 2005, 2006, 2007, dan 2008 premi lebih borong yang diberikan sebesar Rp

320/janjang.

Sistem pemberian premi pada setiap model pemanen memiliki ketentuan

yang berbeda. Cara perhitungan premi pada masing-masing model tim pemanen

dapat dilihat pada Lampiran 8. Perbedaaan masing-masing model sebagai berikut:

1. Model BHS Non DOL

Sistem premi yang diberikan jika telah mencapai basis siap borong yaitu

sebesar Rp 8 500. Pemanen yang telah mencapai basis borong akan

mendapatkan uang tambahan yang besarnya dihitung dengan mengalikan

premi lebih borong dengan janjang yang dihasilkan.

2. Model BHS–DOL 2

Seorang cutter+carrier yang telah mencapai 150 % dari basis borong akan

memperoleh premi sebesar Rp 1 500, apabila telah mencapai 165 % dari basis

borong maka akan mendapatkan premi sebesar Rp 3 000 dan ditambah Rp 1

500. Pencapaian janjang panen sebesar 180 % dari basis borong, pemanen

akan mendapatkan premi sebesar Rp 6 000 dan ditambah Rp 4 500. Seorang

LF Picker akan memperoleh premi apabila telah mencapai basis borong

sebesar 275 kg brondolan. Setiap kilogram brondolan yang dihasilkan akan

dikalikan Rp 90 setelah melebihi dari basis borongnya.

3. Model BHS–DOL 3

Kriteria premi yang diberikan pada model BHS–DOL 3 adalah: 1)

pemanen Cutter+Frond Stacking dan Carrier akan memperoleh premi

sebesar Rp 1 000 jika telah mencapai 220 % dari basis borong. Premi sebesar

Rp 1500 akan diperoleh setelah mencapai 240 % dari basis borong dan

ditambah dengan Rp 1 000. Premi sebesar Rp 5 000 akan diperoleh setelah

Page 64: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

49

mencapai 260 % dari basis borong dan ditambah dengan Rp 2 500, 2)

pemanen LF Picker akan memperoleh premi setelah mencapai basis 275 kg

brondolan. Banyaknya brondolan per kilogramnya akan dikalikan dengan Rp

90 setelah mencapai basis borong.

Premi juga diberikan kepada Mandor Panen, Kerani Buah, Mandor I dan

Kerani Transpor. Premi yng diberikan kepada Mandor Panen adalah 150 % dari

rata-rata premi pemanen kemandorannya. Premi yang diberikan kepada Kerani

Buah adalah 125 % dari rata-rata premi panen pemanen kemandoran yang

bersangkutan. Premi Mandor I adalah 125 % dari premi Mandor Panen. Premi

Kerani Transpor adalah 110 % dari rata-rata premi kerani buah.

Penerapan sistem denda diberikan kepada pemanen yang melanggar

ketentuan yang telah diterapkan. Bentuk kesalahan dan denda di SBHE seperti:

potong buah mentah, < 6 berondolah/janjang di TPH, buah masak tidak dipotong,

buah masak dipotong tinggal di hancak, loose fruit tidak dikutip, memotong buah

tidak sempurna, buah tidak distempel, brondolan banyak sampah, gagang panjang

dengan panjang rata-rata lebih dari 3 cm, pelepah tidak disusun, pelepah sengkleh,

buah busuk, karung atau alas karung tercecer, janjang tinggal di TPH, over

pruning, dan lain-lain. Rata-rata kesalahan yang umum dilakukan oleh pemanen

adalah buah mentah dipotong, brondolan < 6 brondol/Jjg di TPH, brondolan tidak

dikutip yang tertinggal di pohon, piringan, pasar rintis maupun di TPH. Pemanen

yang memanen buah mentah akan mendapatkan denda sebesar Rp 5 000/janjang.

Pemanen yang memanen buah dengan ketentuan < 6 brondol/janjang akan

mendapatkan denda sebesar Rp 500/janjang. Brondolan tinggal di pohon,

piringan, maupun TPH akan dikenakan denda sebesar Rp 500/pohon.

Sistem denda yang di terapkan di SBHE juga diberlakukan untuk

supervisi, yaitu Mandor I, Mandor Panen, Kerani Buah, dan Kerani Transpor.

Jenis–jenis kesalahan meliputi: under ripe > 10%, kesalahan tidak didenda mutu

hancak dan mutu buah, tidak mencatat sesuai mutu buah pada hari tersebut,

mencatat hasil TBS+LF Picker berlebihan dari aktual, empty bunch > 5 %

terangkut ke PKS, buah tinggal di TPH (buah restan), pengangkutan tidak FIFO,

berondolan tinggal > 60 brondol/ha, pusingan panen < 9 hari, dan janjang tinggal

> 1 janjang/ha. Bentuk denda yang dikenakan kepada para supervisi; Mandor I,

Page 65: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

50

Mandor Panen, Kerani Panen, dan Kerani Transpor berupa premi hari tersebut

tidak dibayar.

Pelaksanaan Panen

Pelaksanaan panen di SBHE dibagi kedalam dua kemandoran. Setiap

kemandoran terdiri atas 16 orang pemanen. Sistem panen yang diberlakukan

menggunakan sistem KKP (Kelompok Kecil Pemanenan). Setiap 1 orang

pemanen harus menyelesaikan 2 pasar pikul pada luasan 1 ha.

Setiap pemanen harus membawa perlengkapan panen, seperti: angkong,

egrek, dodos, gancu, garu, stempel, dan karung untuk alas brondol. Seorang

pemanen harus memperhatikan mutu buah yang dipanen (ripe, unripe, under ripe,

over pruning, empty bunch, long stalk, kontaminasi, alas brondolan, dan

brondolan busuk/TPH) dan mutu hancak (buah tinggal, brondolan tinggal, pelepah

sengkleh, pohon over pruning).

Grading Buah

Grading Buah TBS adalah kegiatan menggolongkan buah berdasarkan

tingkat kematangan sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan. Grading

TBS dilakukan minimal 10 % dari total estimasi taksasi produksi pada hari

pelaksanaan panen.

Terdapat ketetapan oleh pihak PKS terhadap kebun dalam menentukan

standar grading buah agar tercapainya kualitas minyak yang tinggi. Standar yang

digunakan untuk buah masak (ripe) > 85 %, unripe (0 %), under ripe (< 8 %),

over ripe (<7 %), empty bunch (0 %), buah abnormal (< 2 %), long stalk (0%),

brondolan segar (100 %), sampah/kontaminasi (<5 %), losses fruit (> 8 %), dan

serangan tikus (0 %).

Pengawasan Panen

Target dari kegiatan panen adalah mendapatkan buah dengan kualitas dan

kuantitas yang baik sehingga menghasilkan minyak dengan rendemen tinggi.

Pencapaian target tersebut tidak terlepas dari pengawasan panen. Pengawasan

kegiatan panen dilakukan oleh tim supervisi.

Page 66: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

51

Mandor panen bertugas mengawasi pemanen sampai hancaknya selesai,

mengawasi mutu buah hingga buah terangkut ke PKS dan melakukan taksasi

produksi harian. Mandor I dan Asisten melakukan inspeksi panen sebanyak 5 kali

per minggu bersama mandor panen. Kerani panen bertugas mencatat jumlah TBS

yang telah dipanen dan melakukan grading buah sebelum diangkut ke PKS.

Transportasi Panen

Alat angkut yang digunakan di SBHE untuk mengangkut buah ke PKS

adalah truk. SBHE memiliki 10 unit truk. Penentuan kebutuhan truk berdasarkan

hasil taksasi yang telah dilakukan sehari sebelumnya oleh mandor panen.

Kapasitas satu unit truk adalah 7-7.5 ton TBS.

Pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS menggunakan dua sistem, yaitu:

1) pengangkutan dengan kendaraan kebun (intern) yaitu pengangkutan TBS

dilaksanakan dan diawasi oleh kebun dan 2) pengangkutan oleh pemborong

(extern) yaitu pengangkutan TBS dilakukan oleh kontraktor namun

pelaksanaannya dibawah pengawasan/kontrol kebun. Biaya angkut dihitung

berdasarkan harga per kilogram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil

penimbangan di PKS.

Page 67: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

52

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

% S

eb

aran

2009

2010

Bulan

Analisis Produksi TBS

Besarnya tonase produksi TBS dalam satu tahun yang akan dicapai oleh

suatu kebun dapat diketahui berdasarkan hasil sensus produksinya. Sensus

produksi dilakukan dua kali dalam setahun yaitu untuk mengetahui produksi TBS

pada semester I (kondisi lowcrop) dan semester II (kondisi peakcrop). Musim

panen puncak berlangsung 2-3 bulan dalam setahun dan biasanya pada bulan

panen puncak produksi TBS meningkat 12-13 % dari produksi setahun. Angka ini

selalu dipakai untuk memperhitungkan kapasitas pabrik.

Besarnya estimasi produksi TBS untuk satu tahun berdasarkan hasil

sensus, selanjutnya disebar pada setiap bulannya dengan melihat potensi buah

yang disebut dengan sebaran produksi (Gambar 5).

Gambar 5. Persentase Sebaran Produksi di SBHE 2009-2010

Sebaran produksi tahun 2010 mengalami fluktuasi setiap bulannya dari

tahun sebelumnya (2009). Sebaran terendah pada Bulan Agustus dan tertinggi

dicapai di Bulan Desember (Gambar 5). Kondisi ini disesuaikan dari sebaran

produksi pada tahun-tahun sebelumnya dengan melihat faktor-faktor produksi

yang mempengaruhinya. Sebaran produksi yang diketahui tiap bulannya dapat

dijadikan sebagai acuan oleh pihak kebun dalam mengestimasikan kebutuhan

tenaga kerja, baik tenaga kerja pemanen maupun BM (Bongkar Muat), kebutuhan

alat kerja, dan kebutuhan unit transportasi (untuk kegiatan evakuasi buah).

Sebaran produksi yang diketahui tiap bulannya dapat juga digunakan oleh pihak

Page 68: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

53

Marketing Departement sebagai dasar penentuan untuk kegiatan penjualan CPO

dan KPO.

Potensi produksi merupakan kemampuan tanaman dalam memenuhi

semua asumsi-asumsi agronomis dan fisiologis, saat tanaman mampu beradaptasi

terhadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya serta mendapat cukup pasokan

hara dan air tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Besarnya potensi produksi

yang dimiliki digunakan oleh kebun sebagai dasar atau acuan dalam perencanaan

biaya (cost) yang akan dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu, baik untuk

semesteran maupun tahunan. Potensi produksi TBS di SBHE dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Potensi Produksi TBS di SBHE 2009-2010

Tahun

Tanam

Potensi Produksi TBS

2009 2010

(RUT) (S. Marihat) (RUT) (S. Marihat)

...………..ton/ha…………

1998 25 25 25 25

1999 - - - -

2000 25 25 25 25

2001 - - - -

2002 16 25 19 25

2003 16 23 19 23

2004 - - - -

2005 13 16 16 16

2006 13 13 16 13

2007 - - 16 6

2008 - - - -

Keterangan : RUT = Rata-Rata Umur Tanaman

S. Marihat = Standar Marihat

Potensi produksi pada umur tanam yang berbeda akan menghasilkan

potensi produksi yang berbeda pula. Semakin tua komposisi umur tanam pada

tingkat umur tertentu maka potensi produksi yang dihasilkan semakin tinggi

(Tabel 13). Hal ini disebabkan semakin tua komposisi umur tanam pada tingkat

umur tertentu jumlah janjang yang dihasilkan semakin sedikit tetapi BJR yang

dihasilkan akan semakin besar yang berpengaruh terhadap pencapaian produksi

per hektarnya yang tinggi.

Page 69: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

54

Penentuan potensi produksi didasarkan oleh standar potensi produksi

PPKS Marihat. Potensi produksi yang dicapai oleh SBHE menunjukkan bahwa

kebun ini telah mampu untuk mencapai potensi produksi sesuai dengan standar

PPKS Marihat. Terdapat pencapaian potensi produksi yang melebihi potensi

standar marihat (Tabel 13). Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi SBHE yang

memiliki tingkat heterogenitas umur tanam yang tinggi pada setiap bloknya.

Sebagai contoh perhitungan RUT untuk mengetahui potensi produksi

pada tahun 2010, luasan areal dengan tahun tanam 2007 seluas 512.92 ha

memiliki potensi sebesar 16 ton/ha, sedangkan standar marihatnya adalah 6

ton/ha. Kondisi ini disebabkan pada luasan areal tersebut terdapat beberapa tahun

tanam. Pohon dengan tahun tanam 2000 memiliki luasan 10.37 ha, tahun tanam

2002 seluas 58.87 ha, tahun tanam 2003 seluas 124.54 ha, tahun tanam 2005

seluas 23.97, tahun tanam 2006 seluas 47.20 ha, dan tahun tanam 2008 seluas

62.33 ha, sedangkan tahun tanam 2007 memiliki luasan 185.64 ha sehingga

potensi produksi yang dihasilkan melebihi dari potensi produksi yang didasarkan

pada standar marihat. Kebijakan yang diambil dalam menentukan potensi

produksinya adalah berdasarkan RUT (Rata-Rata Umur Tanaman). Komposisi

pohon di SBHE dapat dilihat pada Lampiran 9.

RUT merupakan suatu perhitungan untuk mengetahui potensi produksi

yang sebenarnya pada kebun yang memiliki komposisi umur pohon yang beragam

dalam satu bloknya. RUT dihitung dengan cara mengidendifikasi komposisi

pohon dan luasan areal tanam dari masing-masing blok berdasarkan tahun tanam

yang berbeda. Potensi produksi TBS berdasarkan RUT di SBHE dapat dilihat

pada Lampiran 10. Berikut adalah contoh perhitungan potensi produksi SBHE:

a. Tahun tanam 2000 = 10 tahun x 10.37 ha = 103.70 tahun ha

Tahun tanam 2002 = 8 tahun x 58.87 ha = 470.96 tahun ha

Tahun tanam 2003 = 7 tahun x 124.54 ha = 871.78 tahun ha

Tahun tanam 2005 = 5 tahun x 23.97 ha = 119.85 tahun ha

Tahun tanam 2006 = 6 tahun x 47.20 ha = 188.80 tahun ha

Tahun tanam 2007 = 3 tahun x 185.64 ha = 556.92 tahun ha

Tahun tanam 2008 = 2 tahun x 62.33 ha = 124.66 tahun ha

2436.67 tahun ha +

Page 70: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

55

010002000300040005000600070008000

Ton

ase

(To

n)

Bulan

sensus

produksi

budget

b. 2436.67 tahun ha / 512.92 ha = 5 tahun.

Perhitungan diatas memperlihatkan bahwa areal dengan tahun tanam 2007

yang memiliki umur 3 tahun pada tahun 2010 memiliki potensi produksi di umur

5 tahun. Umur 3 tahun memiliki potensi produksi 6 ton/ha, sedangkan umur 5

tahun memiliki potensi 16 ton/ha. Jadi, dapat diketahui bahwa sebenarnya pada

blok tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan TBS sebesar 16 ton/ha.

Berdasarkan hasil sensus produksi dan potensi produksi dibuat proyeksi

produksi (budget produksi) sebagai bentuk estimasi anggaran atau rencana biaya

produksi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memonitor sebaran produksi

yang dicapai setiap tahun bahkan setiap bulannya. Budget produksi tidak boleh

lebih dari 5 % dari sensusnya. Hal ini berhubungan dalam pembuatan budget

produksi karena perusahaan telah membuat anggaran-anggaran biaya yang terkait

dengan proses produksi, mulai dari biaya perawatan dan pemeliharaan, biaya

transportasi, biaya untuk kegiatan panen, upah tenaga kerja, dan lain-lain. Kondisi

tersebut menuntut perusahaan harus lebih cermat dan teliti dalam pembuatan

budget dan sebaran produksi untuk meminimalisasi terhambatnya budget yang

diperlukan dalam proses produksi yang berpengaruh terhadap produksi yang akan

dicapai.

Sensus produksi tahun 2010 mengalami fluktuasi tiap bulannya terhadap

realisasi produksi yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Histogram Produksi Bulanan di SBHE tahun 2010

Pencapaian produksi yang lebih rendah dari hasil sensus dan pencapaian

produksi yang melebihi dari hasil sensus produksi. Pencapaian produksi lebih

Page 71: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

56

rendah dari hasil sensus dapat disebabkan oleh: 1) tidak akuratnya sensus pohon

terutama pada pohon produktif, 2) saat sensus dilakukan, bunga cengkeh yang

belum membuka sempurna diestimasikan dapat dipanen untuk semester I atau 15

% dari total sensus, namun buah baru dapat dipanen pada semester II yang

disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya, 3) kurang

maksimalnya dalam mengeksploitasi buah. Eksploitasi buah yang kurang

dipengaruhi oleh: a) kurang maksimalnya transportasi yang disebabkan oleh

faktor jalan yang kurang mendukung, b) kurangnya sarana panen meliputi: titi

panen, pasar pikul dan piringan, c) pusingan tinggi karena kurangnya tenaga kerja

pemanen dan produksi TBS yang melebihi kapasitas pabrik. Kapasitas pabrik

yang terbatas menyebabkan kegiatan panen diberhentikan untuk sementara waktu

yang berakibat kepada kerapatan panen tinggi.

Realisasi produksi yang melebihi dari hasil sensus. Faktor-faktor yang

mempengaruhinya meliputi: 1) semester II merupakan kondisi peakcrop, 2)

terdapat pohon kelapa sawit dengan tahun tanam 2008 yang mulai dapat dipanen

dengan melihat kondisi fisik buah yang telah memenuhi kriteria buah layak panen,

3) jika dilihat dari produksi TBS terhadap BJR yang diperoleh, produksi yang

diperoleh terus meningkat sedangkan BJR yang diperoleh menurun yang

disebabkan oleh BJR yang dihasilkan beragam akibat adanya tahun tanam pohon

kelapa sawit yang beragam. BJR yang diperoleh akan mempengaruhi besarnya

tonase produksi TBS yang dihasilkan.

Page 72: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Aspek Manajerial

Manajemen tingkat karyawan non staf adalah karyawan yang bertugas

membantu jalannya kegiatan, baik kebun maupun pada administrasi kantor.

Karyawan yang termasuk tenaga kerja tingkat non staf terdiri atas Mandor I,

Kerani Divisi, Mandor Pupuk, Mandor perawatan, Mandor Chemist, Mandor

Panen, Kerani Panen, dan Kerani Transpor. Manajemen tingkat karyawan

meliputi pengelolaan di bidang administrasi terkait kegiatan yang direncanakan

dan dilaksanakan oleh asisten, mandor, petugas administrasi kebun atau kerani

lainnya.

Kegiatan yang diikuti pada aspek manajerial yaitu berstatus sebagai

pendamping Kerani Divisi, Mandor Pupuk, Kerani Panen, Mandor Chemist, dan

Mandor Perawatan.

Mandor I

Setiap divisi memiliki seorang Mandor I. Tanggung jawab seorang

Mandor I meliputi: 1) melakukan koordinasi antar mandor, 2) memonitor

pekerjaan di divisi, 3) memeriksa pusingan potong buah yang dibuat mandor

panen, 4) memeriksa buah hasil laporan kerani panen, 5) mengatur angkutan buah

untuk pengangkutan ke PKS, 6) mengecek brondolan di TPH dan mutu hancak.

Kerani Divisi

Tanggung jawab seorang Kerani Divisi adalah: 1) membuat laporan

harian, mingguan dan bulanan, 2) membuat usulan permintaan bahan atau

material yang dibutuhkan di lapang, 3) mengisi Buku Prestasi Kerja (BPK), 4)

membuat daftar hadir dan mengabsen kehadiran karyawan saat apel pagi dan sore

serta merekapitulasi daftar absensi per tahapan, 5) merekapitulasi pengangkutan

janjang kosong, 6) membantu pembayaran gajian, 7) membuat BPB (Bon

Permintaan Barang), dan 8) mencatat karyawan berobat.

Kegiatan-kegiatan yang diikuti antara lain: mengisi papan rencana kerja

harian/mingguan/bulanan untuk monitoring pengiriman TBS ke PKS, realisasi

pemupukan, monitoring persediaan bahan di gudang, melakukan input data ke

Page 73: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

58

website perusahaan yaitu BPS (Bumitama Plantations System), membuat LHA

(Laporan Harian Asisten) dan membantu pembayaran gaji karyawan.

Mandor Pupuk

Tanggung jawab seorang Mandor Pupuk adalah: 1) melaksanakan program

BMS (Block Manuring System) yang telah dibuat, 2) mengarahkan dan

menghancakan karyawan, 3) menjaga kualitas kerja, kontrol dan cek mutu kerja,

4) mengawasi pelaksanaan pemupukan sesuai rencana yang telah ditentukan, 5)

koordinasi dengan bagian traksi untuk pengangkutan pupuk.

Kegiatan yang diikuti selama satu minggu menjadi pendamping Mandor

Pupuk adalah membantu menghitung kebutuhan pupuk yang diperlukan saat akan

dilakukan aplikasi pemupukan, memonitoring pupuk mulai dari pengangkutan

dari gudang, pengeceran, pelangsiran, sampai kegiatan penaburan pupuk ke

lapang. Jumlah karyawan yang diawasi 9 orang pada luasan 15 ha.

Mandor Perawatan

Tanggung jawab seorang Mandor Perawatan adalah: 1) membagi hancak

karyawan sesuai lokasi yang akan dikerjakan, 2) memastikan semua alat yang

digunakan dalam kondisi baik dan siap pakai, 3) mengontrol dan mengawasi

pekerjaan karyawan, dan 4) mengawasi karyawan secara optimal.

Kegiatan yang dilakukan selama berstatus sebagai pendamping Mandor

Perawatan, meliputi: mengawasi karyawan yang bekerja saat rawat jalan sebanyak

3 orang selama 2 hari kerja, pembuatan pasar pikul sebanyak 8 orang dalam 1 hari

kerja, pembersihan piringan manual sebanyak 8 orang selama 1 hari kerja dengan

luasan 4 ha, dan pruning sebanyak 2 orang selama 1 hari dengan luasan 4 ha.

Mandor Chemist

Tanggung jawab pekerjaan seorang Mandor Chemist adalah memberikan

pengarahan dan penghancakan karyawan, melakukan control dan cek mutu kerja

dan menjaga keselamatan diri, bawahan dan lingkungan, dan melakukan

pemeriksaan “Quality Check” Mutu Semprot.

Page 74: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

59

Kegiatan yang diikuti saat menjadi pendamping Mandor Chemist,

meliputi: monitoring dan mempersiapkan kebutuhan bahan sebelum dibawa ke

lapang dan mengawasi karyawan selama kegiatan penyemprotan berlangsung.

Jumlah pekerja yang diawasi sebanyak 16 karyawan dalam satu hari kerja pada

luasan 3 ha.

Mandor Panen

Tanggung jawab seorang Mandor Panen adalah: 1) mengarahkan dan

membina karyawan, 2) mengontrol pekerjaan karyawan dan meminimalkan

accident, 3) membagi hancak pemanen, 4) mengontrol hancak pemanen, 5)

koordinasi dengan kerani panen untuk pengecekan buah, dan 6) melaporkan hasil

pemeriksaan mutu buah dan mutu hancak kepada Asisten Divisi.

Kegiatan yang diikuti saat menjadi pendamping Mandor Panen selama

satu minggu pada dua blok adalah: melakukan taksasi harian, mengawasi

pemanen selama kegiatan panen berlangsung dan melakukan penilaian terhadap

mutu hancak dan mutu buah pemanen. Jumlah pemanen yang diawasi dalam satu

kemandoran sebanyak 12 orang secara bergantian pada luasan 12 ha.

Kerani Panen

Pencapaian mutu buah ditentukan oleh seorang kerani panen dalam

menggrading buah yang telah dipanen. Tugas seorang kerani panen meliputi: 1)

memeriksa buah di TPH, 2) mencatat hasil pemeriksaaan buah di TPH ke dalam

Buku Penerimaan Buah (BPB), 3) mengisi buku notes potong buah, 4) mengisi

laporan potong buah SKU, 5) mengisi daftar premi potong buah, 6) mengecek

buah sisa (restan), 7) mengisi buku mutu buah, dan 8) merekapitulasi laporan

potong buah.

Kegiatan yang diikuti saat menjadi pendamping Kerani Buah selama dua

hari, meliputi: membantu menggrading buah dan mengklasifikasikannya ke dalam

kategori buah ripe, under ripe, unripe, empty bunch, buah abnormal dan buah

busuk sebelum diangkut ke unit, mencatat hasil pemeriksaaan buah di TPH ke

dalam Buku Penerimaan Buah (BPB), dan memeriksa stempel buah.

Page 75: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

60

Kerani Transpor

Tugas seorang kerani transpor meliputi: 1) mengisi BPB, 2) memeriksa

realisasi permintaan barang dengan BPB, 3) melayani kebutuhan spare part,

pelumas, BBM dan lain-lain, 4) mengarsipkan surat-surat masuk, 5) membuat

laporan premi transport, 6) merekapitulasi laporan produksi TBS, 7) mencatat

produksi TBS yang diangkut ke PKS, 8) mengisi buku register permintaan

kendaraan.

Asisten Divisi

Kegiatan yang dilakukan selama berstatus sebagai pendamping Asisten

Divisi selama satu bulan, yaitu: membantu membuat RKB (Rencana Kerja

Bulanan), mengikuti Field Visit, bersama dengan asisten melakukan pemeriksaaan

ke lapang meliputi kegiatan penggunaan alat berat (Excavator), pemupukan sesuai

dengan pedoman BMS, penanaman MB dan Nephrolepis, penyemprotan

herbisida, dan kegiatan pemanenan, membantu asisten dalam melengkapi dan

merapikan administrasi kantor kebun karena akan dijadikan sebagai kantor

percontohan untuk divisi lain sesuai dengan SAP (Standard Administrasi

Procedure) yang telah ditetapkan oleh perusahaan, membantu asisten

memperindah TPA (Tempat Penitipan Anak) dengan menggambar mural yang

bertujuan untuk memberikan kesenangan dan kenyaman kepada anak-anak selama

berada di TPA.

Page 76: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

PEMBAHASAN

Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang

pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan

produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS yang diharapkan

dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dengan kandungan rendemen

minyak yang tinggi pula. Kaitannya terhadap pencapaian produksi TBS yang

diharapkan, terdapat komponen-komponen produksi (faktor pengali produksi) dan

faktor penentu produksi yang harus diperhatikan.

Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

Produksi TBS tidak terlepas dari komponen-komponen produksi yang

mempengaruhinya. Ada empat komponen produksi tanaman kelapa sawit yang

dikenal juga dengan istilah faktor pengali produksi, meliputi: jumlah bunga betina

per pohon, jumlah TBS per pohon, Berat Janjang Rata-Rata (BJR), dan jumlah

pohon produktif. Berikut data komponen-komponen produksi tanaman kelapa

sawit di SBHE pada Tabel 14.

Tabel 14. Komponen Produksi SBHE pada Beberapa Tahun Tanam Kelapa Sawit

Tahun Pohon Bunga (X1)

Jumlah (X2) (X3) (X4)

Tanam Sampel Betina janjang

1998 97 2 0.2 436 4 114 18.0

2002 116 24 0.2 580 5 109 13.5

2003 192 35 0.2 746 4 93 13.5

2005 125 42 0.3 943 8 128 10.2

2007 130 31 0.2 624 5 122 7.6

2008 194 51 0.3 1192 6 111 7.5

Keterangan : X1 = Jumlah bunga betina/pohon

X2 = Jumlah janjang/pohon

X3 = BJR (Berat Janjang Rata-Rata)

X4 = Jumlah pokok produktif/ha

Hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara komponen jumlah bunga betina per pohon dengan jumlah janjang per

pohon yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0.023 (Tabel 15), sedangkan untuk

Page 77: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

62

perbandingan komponen produksi dengan komponen produksi lainnya

menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata.

Hubungan keeratan antar variabel yang menunjukkan hubungan yang

sangat erat yaitu antara komponen jumlah bunga betina per pohon dengan jumlah

janjang per pohon sebesar 87.3 %. Hubungan terlemah terdapat antara komponen

BJR dengan pohon produktif yaitu sebesar 35.8 %. Hubungan korelasi yang erat

memperlihatkan semakin berpengaruhnya komponen produksi yang diamati

terhadap pencapaian produksi TBS yang diharapkan.

Uji korelasi juga memperhatikan arah korelasi yang searah atau

berlawanan arah yang dilihat dari nilai koefisien yang diperoleh bernilai positif

atau negatif. Hasil korelasi menunjukkan hubungan tidak searah yaitu antara

komponen jumlah bunga betina dengan BJR, antara jumlah janjang dengan BJR,

dan antara komponen BJR dengan pohon produktif. Hubungan yang searah

ditunjukkan antara komponen bunga betina per pohon dengan komponen jumlah

janjang per pohon, antara bunga betina per pohon dengan pohon produktif dan

antara jumlah janjang per pohon dengan pohon produktif. Hubungan yang searah

memperlihatkan semakin besar jumlah komponen produksi yang bernilai positif

tersebut akan berpengaruh kepada semakin besar pula produksi TBS yang akan

diperoleh.

Hasil korelasi pada empat komponen produksi yang diamati yang memiliki

hubungan nyata, searah dan sangat erat adalah antara komponen jumlah bunga

betina per pohon dengan jumlah janjang per pohon. Hasil korelasi ini dapat

diartikan bahwa semakin banyak jumlah bunga betina per pohon maka semakin

banyak pula jumlah janjang yang akan terbentuk sehingga berpengaruh kepada

semakin besar pula pencapaian produksi TBS yang akan dihasilkan. Hal ini

disebabkan oleh potensi buah pada tanaman kelapa sawit pada blok yang diamati

cukup tinggi. Banyaknya janjang kelapa sawit yang dihasilkan dipengaruhi oleh

umur tanaman dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Semakin tua

komposisi umur tanaman maka semakin sedikit pula jumlah janjang yang

dihasilkan, tetapi BJR yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.

Komponen Berat Janjang Rata-Rata (BJR) dan komponen pohon produktif

memiliki pengaruh yang tidak nyata. Jika dilihat dari produksi TBS terhadap BJR

Page 78: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

63

yang diperoleh, produksi yang diperoleh terus meningkat sedangkan BJR yang

diperoleh menurun. Hal ini disebabkan oleh kondisi kebun yang memiliki tingkat

heterogenitas umur tanaman yang tinggi yang berpengaruh kepada pencapaian

BJR kebun beragam. Tabel 14 juga menunjukkan bahwa nilai BJR yang diperoleh

dari data produksi kebun untuk tahun tanam 1998 adalah 18.50 kg sedangkan

menurut Standar Marihat dengan kesesuaian lahan S3, pohon dengan umur 13

tahun dapat menghasilkan BJR sebesar 19.5 kg. Perbedaan nilai BJR untuk umur

tanam yang sama sangat berpengaruh terhadap besarnya tonase produksi TBS

yang akan dihasilkan.

Pohon produktif merupakan pohon yang memiliki potensi untuk

menghasilkan buah. Pohon produktif tidak memiliki pengaruh nyata yang

disebabkan oleh rendahnya jumlah pohon produktif pada setiap blok dalam satu

hektarnya. Data populasi tanaman per hektar terkait dengan komponen jumlah

pokok produktif pada Blok B4, B5, D1, B6, D2, dan D3 secara berturut-turut

adalah 136, 119, 138, 143, 141, dan 140. Jumlah pohon produktif yang rendah

dapat disebabkan oleh adanya pohon yang terserang HPT, pohon mandul, terdapat

areal rendahan, dan adanya pohon sisipan yang menyebabkan rendahnya jumlah

tandan yang akan dihasilkan sehingga berpengaruh terhadap pencapaian produksi

TBS per hektarnya yang rendah pula.

Hasil uji korelasi pada komponen-komponen produksi TBS di SBHE pada

Tabel 15.

Tabel 15. Uji Korelasi pada Komponen-Komponen Produksi TBS

Variabel Statistik Uji Variabel

X1 X2 X3

X2 r (koefisien) 0.873*

P-value 0.023

X3

r (koefisien) -0.548 tn -0.550 tn

P-value 0.260 0.258

X4

r (koefisien) 0.524 tn 0.687

tn -0.358

tn

P-value 0.286 0.132 0.487

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 5 %

tn = tidak berbeda nyata

Page 79: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

64

Jumlah bunga betina dan jumlah janjang digunakan untuk menduga

produksi semesteran yang dikenal dengan istilah ramalan produksi atau sensus

produksi. Ramalan produksi dapat menduga produksi untuk satu tahun yang

didistribusikan setiap bulannya (Januari-Desember) yang dikelompokkan menjadi

semester I (kondisi lowcrop) dan semester II (kondisi peakcrop). Ramalan

produksi dapat juga digunakan untuk menduga produksi satu bulan maupun

ramalan untuk seminggu. Jumlah janjang siap panen yang diamati digunakan

untuk menduga produksi TBS esok hari atau yang dikenal dengan istilah taksasi

produksi harian.

Menurut Lubis (1992) untuk mengetahui ramalan tahunan maka data-data

yang diperlukan adalah:

1. data produksi 5 tahun terakhir,

2. umur atau komposisi umur tanam,

3. iklim 2 tahun terakhir dan tahun mendatang (ramalan),

4. potensi bahan tanam,

5. pelaksanaan pemupukan,

6. serangan hama dan penyakit,

7. pemeliharaan tanaman,

8. topografi areal.

Menurut Sunarko (2007) penyebaran produksi setiap bulan dalam setahun

sangat dipengaruhi oleh curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor iklim

yang mempengaruhi fluktuasi produksi adalah sebagai berikut:

1 Dua puluh empat bulan setelah kemarau panjang (bulan kering) bunga

jantan lebih banyak daripada bunga betina

2 Sebelas bulan setelah bulan kering, bunga-bunga berguguran atau abortus

3 Enam bulan setelah bulan kering, buah abortus.

Sebagai contoh pengamatan untuk mengetahui produksi TBS 6 bulan yang

akan datang dilakukan pada Blok B5 dengan tahun tanam 2002 seluas 26.6 ha.

Pohon yang dijadikan sampel sebanyak 116 pohon dan diperoleh data bahwa

jumlah bunga betina yang diamati sebanyak 24 tandan dan janjang yang diamati

sebanyak 580 janjang. BJR pada blok tersebut sebesar 14 kg dan jumlah pohon

Page 80: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

65

produktif pada Blok B5 sebanyak 2 984 pohon (Tabel 14). Ramalan produksi TBS

pada blok tersebut adalah sebagai berikut:

P =580 janjang x 14

kgjanjang x 116pohon/ha

2984 pohon

= 315.7 kg/ha

Ramalan produksi untuk 6 bulan yang akan datang berdasarkan

perhitungan yang telah dilakukan memperlihatkan pada Blok B5 berpotensi untuk

menghasilkan 8 396.5 kg TBS atau setara dengan 8.39 ton TBS. Produktivitas

Blok B5 jika disesuaikan dengan potensi Standar Marihat untuk 6 bulan

mendatang berpotensi menghasilkan 12.5 ton/ha TBS.

Perbedaaan potensi produksi ini disebabkan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhinya, seperti banyak tanaman kelapa sawit yang mandul (dalam satu

pohon hanya memiliki bunga jantan saja), terdapat areal rendahan/lowland,

kondisi gulma yang telah mencapai diatas ambang ekonomi, terdapatnya pohon

yang terserang hama dan penyakit dan defisiensi hara, terdapat pohon yang belum

menghasilkan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Melihat kondisi di lapang bahwa dalam pencapaian produksi yang optimal

dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor lingkungan, genetis, maupun

faktor teknis budidaya sehingga perlu dilakukannya suatu analisis faktor-faktor

penentu produksi yang paling berpengaruh terhadap pencapaian produksi TBS

tanaman kelapa sawit khususnya di SBHE.

Analisis Faktor - Faktor Penentu Produksi TBS

Peningkatan hasil produksi TBS tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor

penentu produksi. Faktor tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu

sama lain. Kurangnya satu faktor produksi atau lebih akan berdampak pada

pencapaian produksi TBS yang diharapkan. Faktor-faktor produksi yang diduga

berpengaruh terhadap pencapaian produksi TBS khususnya di SBHE adalah faktor

jumlah pupuk, curah hujan, tenaga kerja, umur tanaman, SPH, dan kondisi lahan.

Pemilihan faktor-faktor yang dianalisa didasarkan pada asumsi dan kelengkapan

data yang tersedia di kebun.

Page 81: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

66

Fungsi produksi menyatakan hubungan input-output dan menggambarkan

tingkat sumberdaya tertentu yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Penentuan fungsi produksi yang digunakan adalah untuk melihat pengaruh faktor

produksi terhadap produksi TBS dengan menggunakan analisis yang berbeda.

1. Pengujian Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Analisis dilakukan terhadap 3 variabel faktor penentu produksi, yakni

curah hujan, pupuk dan tenaga kerja. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah

sebagai berikut:

Ln Y = 12.1 - 0.00187 X1 + 0.00407 X2 + 0.59400 X3

Persamaan diatas menunjukkan pada saat semua variabel atau peubah

bebas (X) yang digunakan diasumsikan bernilai 0 maka nilai Y (peubah tak bebas)

yang dihasilkan adalah 12.1 satuan. Hasil signifikan dari ketiga variabel X yang

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap produksi TBS (Y) pada taraf uji 5%

adalah faktor tenaga kerja yang terlihat dari nilai signifikan yang dihasilkan

adalah 0.000 (Tabel 16). Berdasarkan model persamaan regresi diatas, jika terjadi

peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar satu satuan maka produksi TBS yang

dicapai akan meningkat sebesar 0.999 X satuan.

Tabel 16. Pendugaan Faktor Penentu Produksi terhadap Produksi TBS

No. Variabel t-hitung Peluang

1 Pupuk -1.390 tn 0.174

2 Curah Hujan 0.580 tn 0.566

3 Tenaga Kerja 35.950** 0.000

Keterangan : ** = berpengaruh nyata pada taraf uji 1 %

tn = tidak berpengaruh nyata

Nilai koefisien determinasi atau R2 yang dihasilkan dalam analisis adalah

sebesar 98.2 %. Ini dapat diartikan bahwa 98.2 % variasi variabel Y (produksi

TBS) di SBHE dapat diterangkan oleh variabel X (faktor penentu produksi berupa

faktor pupuk, curah hujan dan tenaga kerja) yang dijelaskan dalam model dan

kecil sekali (hanya 1.8 %) pengaruh faktor lain diluar model. Hasil uji analisis ini

membuktikan bahwa faktor-faktor penentu produksi yang digunakan untuk

Page 82: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

67

analisis telah cukup kuat mewakili dalam memperkirakan atau menduga pengaruh

faktor-faktor penentu produksi terhadap produksi TBS kelapa sawit di SBHE.

Pengaruh faktor penentu produksi terhadap produksi TBS berdasarkan

model fungsi produksi Cobb-Douglas akan dijelaskan pada masing-masing faktor

penentu produksi yang digunakan dalam analisis ini.

Jumlah Pupuk

Faktor penentu produksi pada variabel jumlah pupuk yang digunakan

untuk keperluan analisis lebih menitik beratkan kepada pencapaian realisasi

pemupukan terhadap rekomendasi yang telah di tetapkan perusahaan, mengingat

bahwa jumlah pupuk yang diaplikasikan ke lapang harus tepat dan sesuai

rekomendasi. Nilai koefisien regresi untuk faktor jumlah pupuk adalah -0.00187.

Nilai signifikan yang diperoleh untuk faktor jumlah pupuk adalah 0.174 yang

berarti bahwa penggunaan pupuk dengan jumlah tertentu tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi TBS. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif

memperlihatkan peningkatan jumlah pupuk sebesar satu satuan menyebabkan

produksi akan menurun sebesar 0.00187 X satuan.

Pengaruh jumlah pupuk terhadap pencapaian produksi TBS dari hasil

analisis sebesar 16.2 %. Ini membuktikan bahwa pengaruh jumlah pupuk masih

tergolong kecil dan jauh dari besarnya persentase yang diharapkan oleh sebuah

kebun untuk mencapai produksi TBS yang optimum.

Pengaplikasian pupuk di lapang sering terkendala pada selisih antara

rencana pemupukan berdasarkan rekomendasikan dengan realisasi pemupukan

(Tabel 17). Menurut PPKS (2006) realisai pemupukan di kebun umumnya belum

memenuhi dosis yang direkomendasikan. Hal ini terutama terkait dengan

ketersediaan pupuk di kebun, waktu aplikasi pupuk yang tidak sesuai dengan

waktu yang telah disarankan oleh petugas rekomendasi sehingga sering terjadi

kemunduran aplikasi pupuk dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

Penetapan waktu aplikasi didasarkan pada pola curah hujan di daerah tersebut.

Menurut Pahan (2008) seorang rekomendator dalam menentukan jenis,

dosis, frekuensi, cara aplikasi, serta kebutuhan pupuk dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya mengacu pada analisis daun dan tanah, potensi pertumbuhan

Page 83: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

68

dan produksi, pelaksanaan pemupukan dan perawatan tanaman sebelumnya, hasil

percobaan pemupukan, dan penilaian lingkungan tumbuh seperti iklim, hama,

penyakit, kondisi lahan, dan sebagainya.

Faktor jumlah pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produksi TBS

berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan. Penyebab tidak nyatanya

pengaruh faktor jumlah pupuk terhadap produksi dapat disebabkan oleh

penggunaan pupuk pada dua tahun sebelumnya yang kurang sesuai dengan

rekomendasi yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik yang disebabkan oleh

faktor eksternal maupun faktor internal. Hal ini dapat dilihat dari persentase

realisasi pemupukan di SBHE tahun 2007-2008 (Tabel 17).

Persentase realisasi pemupukan di SBHE berdasarkan data pemupukan

dua tahun sebelumnya mengalami fluktuasi dari tahun 2007 hingga 2008.

Realisasi pemupukan dikategorikan baik apabila realisasi mencapai 100 %, jika

kurang atau melebihi dari 100 % dikatakan kurang baik yang berpengaruh kepada

produksi TBS yang ingin dicapai. Rata-rata pencapaian realisasi pemupukan

tertinggi tahun 2007 sebesar 94.41 % dan terendah tahun 2008 yaitu 40.12 %.

Rendahnya realisasi pemupukan pada tahun 2008 dapat disebabkan oleh

ketersediaan pupuk yang langka sehingga kegiatan pemupukan pada tahun

tersebut terganggu.

Data historis pemupukan tahun 2007 memperlihatkan pencapaian realisasi

pemupukan lebih dari 100 % (Tabel 17). Pencapaian ini dikategorikan kurang

baik. Menurut Lubis (1992) pemberian pupuk yang berlebih akan menekan dan

menghambat pertumbuhan tanaman dan berakibat kematian pada tanaman kelapa

sawit yang sedang dibudidayakan. Realisasai aplikasi pemupukan berlebih

terdapat pada pupuk makro, yaitu Urea sebesar 101.94 %, RP sebesar 104.46 %

dan Kieserite sebesar 101.54%. Pencapaian realisasi melebihi dari 100 %

dipengaruhi oleh: 1) kurang telitinya mandor pupuk dalam menghitung kebutuhan

pupuk terhadap rekomendasi, 2) akibat adanya heterogenitas tahun tanaman setiap

bloknya yang tinggi sedangkan perhitungan kebutuhan dosis pupuk yang

dilakukan adalah berdasarkan tahun tanam blok yang menyebabkan adanya selisih

perhitungan antara rekomendasi dengan realisasi, 3) terdapatnya figur-figur pohon

Page 84: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

69

kerdil sehingga membutuhkan pemupukan ekstra karena pohon tersebut berada di

areal marjinal.

Data historis pemupukan tahun 2008 memperlihatkan terdapat realisasi

pemupukan pada pupuk makro maupun mikro yang rendah. Realisasi aplikasi

pupuk makro yang telah digunakan di SBHE adalah Urea sebesar 30.53 %, RP

sebesar 42.30 % dan kieserite sebesar 2.91 %. Pupuk makro dibutuhkan oleh

tanaman dalam jumlah yang besar sehingga rendahnya realisasi ini sangat

berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Realisasi pupuk

mikro yang digunakan adalah HGF Borate sebesar 68.74 dan CuSO4 sebesar 1.11

%. Pupuk mikro dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun kekurangan akan

unsur mikro tersebut berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman

menjadi terganggu.

Tabel 17. Persentase Realisasi Pemupukan (2007-2008) di SBHE

Jenis Pupuk Realisasi Pemupukan (%)

2007 2008

Urea 101.94 30.53

Rock Phospat 104.46 42.30

MOP 93.63 95.11

Kiesrite 101.54 2.91

HGF Borate 82.36 68.74

CuSO4 82.51 1.11

NPK 15 - -

NPK 12 - -

Guano - -

Dolomit - -

ZinCopper - -

Rata-Rata 94.41 40.12

Sumber: Lembaga Research BGA Plantations (2010)

Aplikasi pupuk dua tahun sebelumnya akan terlihat produksi TBS yang

dihasilkan pada dua tahun kemudian. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit

membutuhkan waktu untuk proses pertumbuhan dan perkembangan vegetatif

maupun generatifnya. Khusus untuk pertumbuhan generatif, tanaman kelapa sawit

membutuhkan waktu untuk mencapai tingkat kematangan tanaman sehingga

tanaman kelapa sawit tersebut sudah mulai dapat memproduksi buah hingga buah

tersebut termasuk kedalam kriteria buah layak untuk dipanen. Pengaplikasian

Page 85: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

70

pupuk pada dua tahun sebelumnya akan berpengaruh kepada banyaknya janjang

yang akan dihasilkan oleh pohon, sedangkan pengaplikasian pupuk 6 bulan

setelah aplikasi akan berpengaruh kepada pertumbuhan vegetatif dan berat janjang

TBS tersebut.

Penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan rekomendasi dapat

berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit, seperti

terjadinya defisiensi hara. Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat

diketahui dari gejala-gejala penampakan fisik tanaman. Defisiensi unsur hara yang

tinggi dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan

kematian pada tanaman kelapa sawit.

Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang

menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar

tanaman, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, serta jenis

dan dosis pupuk. Keadaan di lapang memperlihatkan terdapat beberapa blok yang

mengalami defisiensi unsur hara.

Kondisi pertanaman kelapa sawit di SBHE secara umum tergolong kepada

kebun yang memiliki tingkat permasalahan defisiensi hara yang tinggi (Tabel 18).

Total keseluruhan luasan areal SBHE menunjukkan terdapat tiga jenis unsur hara

yang dikategorikan mengalami defisiensi hara, yaitu unsur Nitrogen (N), Kalium

(K) dan Tembaga (Cu).

Tabel 18. Persentase Defisiensi Unsur Hara di SBHE (2010)

Jenis Hara Status Hara Daun

Luas (ha) % Defisiensi

N 312.1 8

K2O 734.3 20

Cu 499.2 13

Sumber: Lembaga Research BGA Plantations (2010)

Unsur Kalium menempati proporsi defisiensi yang terbesar dibandingkan

dengan unsur lain. Kebijakan yang diambil oleh pihak kebun dengan melihat

defisiensi unsur hara yang terjadi yaitu melakukan pengajuan rekomendasi

pemupukan susulan kepada Departemen Riset perusahaan untuk mendapatkan

rekomendasi yang sesuai terhadap permasalahan yang terjadi. Unsur Kalium

Page 86: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

71

menempati defisiensi hara dengan tingkat proporsi terbesar dibandingkan dengan

unsur lainnya. Unsur Kalium merupakan unsur utama dalam proses pembentukan

buah sehingga Departemen Riset merekomendasikan untuk mempercepat aplikasi

MOP pada awal tahun dari program pemupukan sebelumnya agar potensi buah

pada periode berikutnya tetap optimal.

Hasil analisis yang menunjukkan bahwa pemupukan di SBHE pada dua

tahun sebelumnya yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi TBS dapat

diantisipasi dan di cari jalan keluarnya dengan tetap melakukan pemupukan sesuai

dengan rekomendasi yang telah ditetapkan. Pemupukan yang dilandaskan pada

rekomendasi akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang

optimal karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman akan tersedia dalam jumlah

yang cukup yang berpengaruh kepada pencapaian produksi TBS yang tinggi.

Curah Hujan

Ketersediaan air merupakan faktor utama yang membatasi tingkat

produksi tanaman. Pengembangan perkebunan kelapa sawit sering kali

berhadapan dengan lahan yang memiliki keterbatasan pada agroklimat khususnya

ketersediaan air. Curah hujan yang rendah dan tidak merata sering menyebabkan

terjadinya kondisi defisit air yang berdampak negatif terhadap tanaman. Menurut

Pangaribuan (2001) suplai air yang kurang dalam jangka waktu lama, secara

morfologi menyebabkan meningkatnya kerusakan vegetatif tanaman, yaitu

terhambatnya daun-daun membuka, terjadinya pengeringan daun muda, rusaknya

hijau daun, dan juga dapat berakibat seluruh kanopi mengalami kerusakan bahkan

bila kondisi sangat ekstrim dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif tanaman kelapa sawit khususnya

dalam menghasilkan TBS.

Pengaruh curah hujan terhadap pencapaian produksi TBS berdasarkan

hasil analisis adalah sebesar 12.3 %. Besarnya persentase yang dihasilkan ini

masih tergolong kecil jika dikaitkan dengan produksi TBS yang diharapkan. Nilai

signifikan yang diperoleh untuk faktor curah hujan adalah 0.566. Nilai ini

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara produksi TBS

Page 87: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

72

terhadap curah hujan yang terlihat dari nilai signifikan yang diperoleh lebih besar

dari taraf uji 0.05 (α = 5%).

Hasil analisis yang memperlihatkan tidak berpengaruhnya curah hujan

terhadap produksi TBS dapat disebabkan oleh adanya keragaman populasi yang

tinggi akibat adanya heterogenitas tahun tanam yang tinggi untuk setiap bloknya.

Heterogenitas tahun tanam yang tinggi pada setiap bloknya berdampak pada

pengaruh pengukuran curah hujan yang dibutuhkan tanaman menjadi bias.

Pengaruh curah hujan dapat terukur dengan akurat apabila populasi yang

digunakan relatif seragam. Hal ini disebabkan pada jumlah curah hujan tertentu,

jika terdapat populasi yang beragam, maka respon tanaman terhadap curah hujan

tersebut akan beragam pula. Kondisi tersebut yang menyebabkan pertumbuhan

dan perkembangan tanaman menjadi beragam dan berdampak pada produksi TBS

yang akan dicapai beragam pula.

Faktor curah hujan terhadap produksi TBS berpengaruh dalam hal

penyerapan unsur hara oleh akar, membantu perkembangan bunga betina,

membantu kemasakan buah menjadi lebih sempurna dan berpengaruh terhadap

berat janjang. Curah hujan yang cocok untuk kegiatan pemupukan adalah 60-300

mm. Curah hujan dalam jumlah ini memberikan kondisi tanah yang cukup basah

dan tidak jenuh (kapasitas lapang) sehingga memudahkan perakaran dalam

menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pengaruh curah hujan terhadap produksi TBS akan terlihat pada 6 bulan

berikutnya, yaitu pengaruh curah hujan pada semester I akan terlihat pada

semester II terkait waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan bunga betina

menjadi buah serta berpengaruh kepada berat janjang. Rata-rata jumlah curah

hujan tertinggi terdapat pada semester II yaitu saat kondisi buah mengalami

peakcrop (kondisi buah melimpah).

Menurut Anonim (2010), kekurangan air akan berpengaruh negatif

terhadap produksi TBS sampai dengan dua tahun ke depan. Penurunan produksi

tahun pertama berkisar antara 6-10 % dari produksi normal per 100 mm defisit air

dan tahun kedua berkisar antara 2-5 % dari produksi normal per 100 mm defisit

air. Besarnya pengaruh defisit air terhadap produksi dipengaruhi banyak faktor,

diantaranya umur tanaman, tingkat produksi saat terjadi kekeringan, fisiologis

Page 88: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

73

tanaman dan sebagainya. Pengaruh negatif umumnya dimulai 6 bulan setelah

terjadi defisit air, misalnya aborsi janjang. Akibat adanya defisit air yang besar,

ada kemungkinan akan terjadinya perubahan pola produksi. Sunarko (2007)

menambahkan bahwa kemarau panjang bisa menyebabkan gagalnya pembentukan

bakal bunga pada 19-21 bulan berikutnya (abortus bunga) dan keguguran buah

pada 5 – 6 bulan berikutnya.

Curah hujan yang terlalu tinggi terkadang menjadi masalah, baik dari segi

kondisi pertanaman kelapa sawit maupun kondisi kebun terutama akses jalan.

Pengaruh curah hujan yang terlalu tinggi pada tanaman kelapa sawit berpengaruh

terhadap pembentukan dan perkembangan bunga betina menjadi buah yang gagal

terbentuk karena bunga betina menjadi gugur (abortus) dan tanaman kelapa sawit

lebih rentan terhadap hama penyakit sehingga poduksi TBS dapat menurun.

Kondisi tanaman pada areal rendahan/lowland dengan curah hujan yang

terlalu tinggi berdampak pada tanaman menjadi tergenang sehingga perakarannya

menjadi anaerob. Curah hujan yang terlalu tinggi dan terus menerus juga dapat

menyebabkan kondisi jalan menjadi becek, tergenang air dan rusak. Hal ini sangat

berpengaruh kepada angkutan unit buah yang tidak dapat menembus akses jalan

sehingga dapat menyebabkan buah restan dan berpengaruh kepada pencapaian

produksi TBS yang diharapkan menurun.

Tenaga Kerja

Kelancaran kegiatan pemanenan tidak terlepas dari faktor tenaga kerja

yaitu tenaga pemanen. Kualitas dan kuantitas TBS yang dipanen dipengaruhi oleh

pemanen. Banyaknya tenaga pemanen yang diperlukan pada perkebunan kelapa

sawit berbeda-beda antara satu kebun dengan kebun yang lain. Hal ini tergantung

pada luasan hancak (kappel) yang akan dipanen, kerapatan panen, BJR buah,

populasi tanaman/ha, kapasitas panen/HK, jumlah hari kerja, dan lain-lain.

Nilai signifikan untuk faktor tenaga kerja adalah 0.000. Nilai signifikan ini

membuktikan faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh yang sangat nyata

terhadap produksi TBS yang terlihat dari nilai signifikan yang diperoleh lebih

kecil dari taraf uji 0.01 (α = 1%).

Page 89: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

74

Pengaruh faktor tenaga kerja adalah sebesar 98 %. Besarnya persentase

yang dihasilkan membuktikan pengaruh faktor tenaga kerja terkait produksi TBS

yang dicapai sangat besar. Ini menunjukkan apabila perusahaan ingin

memaksimalkan pencapaian produksi TBS, maka perusahaan tersebut harus lebih

memperhatikan faktor tenaga kerja khususnya tenaga pemanen. Hal ini sesuai

dengan hasil analisis yang diperoleh bahwa tenaga kerja berpengaruh sangat nyata

terhadap pencapaian produksi TBS dan persentase yang dihasilkan tergolong

sangat tinggi.

Kebutuhan tenaga kerja pada semester I lebih sedikit daripada semester II.

Hal ini disebabkan kerapatan buah pada semester I lebih rendah dibandingkan

pada semester II. Jumlah tenaga pemanen yang tersedia pada musim peakcrop

biasanya kurang. Kekurangan tenaga pemanen berdampak terhadap banyaknya

buah yang tidak dipanen. Kekurangan tenaga pemanen dapat diantisipasi oleh

pihak kebun dengan melakukan suatu kebijakan yaitu mengalokasikan karyawan

laki-laki dari kemandoran lain, seperti dari kemandoran pemupukan dan

kemandoran perawatan untuk membantu kegiatan panen. Harapannya adalah

pelaksanaan panen tidak terganggu dengan pusingan panen tetap terjaga dan buah

yang dipanen dari segi kualitas maupun kuantitasnya dapat maksimal.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dilihat dari ITK kebun. ITK

merupakan kebutuhan tenaga kerja per satuan luas (ha). ITK yang digunakan di

SBHE adalah 0.06 yang berarti bahwa dalam 1 ha luas areal panen membutuhkan

tenaga pemanen sebanyak 6 orang untuk setiap hari kerja dengan rotasi 6/7.

Seorang pemanen dalam kondisi buah normal dapat memanen dengan

luasan 3-4 ha/HK. Luasan ini merupakan luasan standar yang digunakan di SBHE

untuk sekali panen dalam satu seksi. Seorang pemanen pada Divisi I dan II dapat

memanen sebanyak empat blok dalam sehari, sedangkan pada Divisi III, IV dan V

seorang pemanen dapat memanen 5-6 blok. Perbedaan luasan areal panen ini

disebabkan oleh luasan kebun pada setiap divisi yang berbeda-beda. Cara yang

ditempuh oleh pihak kebun dalam menjaga agar keseluruhan blok dapat dipanen

dalam rotasi 6 hari adalah membagi setiap harinya kedalam beberapa blok panen,

sehingga pusingan panen dapat terjaga dan buah yang dihasilkan sesuai dengan

yang diharapkan.

Page 90: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

75

Realisasi pemanenan di SBHE berdasarkan luasan hasil/HK (basis hancak)

diperoleh dari banyaknya tenaga kerja pemanen yang bekerja pada setiap

kemandoran di lima divisi dengan menjumlahkan tenaga kerja pada setiap divisi

kemudian menganalisis luasan lahan yang dipanen telah memenuhi standar atau

belum. Data yang digunakan adalah data rata-rata pemanen memanen pada luasan

tertentu selama 6 hari (satu rotasi panen) pada bulan April. Hasil yang diperoleh

umumnya tenaga kerja pemanen pada setiap divisi telah memenuhi standar luasan

panen yang telah ditetapkan, namun Divisi I rata-rata pemanen tidak mampu

untuk menyelesaikan hancaknya (Tabel 19). Hancak yang tidak selesai

dipengaruhi oleh kondisi areal yang masih terkendala dalam hal pasar pikul yang

sulit diakses oleh pemanen, kondisi piringan yang masih banyak gulma sehingga

menghambat pemanen dalam memotong buah dan mengutip brondolan, areal

yang berawa, titi panen yang belum ada, peralatan panen yang belum lengkap, dan

lain-lain. Keterampilan dan kecepatan pemanen dalam memotong buah, mengutip

brondolan dan mengangkut buah ke TPH juga sangat mempengaruhi hancak dapat

diselesaikan atau tidak. Keterampilan dan kecepatan seorang pemanen ini

dipengaruhi oleh lamanya pengalaman memanen yang dimiliki oleh seorang

tenaga pemanen.

Tabel 19. Realisasi Pemanenan di SBHE Berdasarkan Luasan Hasil/HK

Divisi Blok

Jumlah

HK

Standar

(ha/HK)

Realisasi

(ha)

Realisasi

(ha/HK)

1 8 29 3 81.80 2.85

2 9 33 3 104.39 3.17

3 9 29 3 97.15 3.46

4 13 37 3 115.00 3.12

5 12 38 3 138.69 3.72

Basis yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen selain basis hancak dan

waktu adalah basis tugas. Basis tugas atau yang dikenal dengan istilah basis

borong harus dipenuhi oleh seorang pemanen dalam satu hari kerja sebagai

kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemanen dan sebagai dasar

penentuan untuk mendapatkan premi panen. Rata-rata pemanen setiap divisi di

SBHE telah memenuhi basis tugas. Divisi II rata-rata pemanen tidak mampu

memenuhi basis tugasnya yang terlihat dari basis tugas pada blok tersebut adalah

Page 91: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

76

120 janjang tetapi realisasinya hanya mencapai 85 janjang/HK (Tabel 20). Tidak

terpenuhinya basis tugas yang telah ditetapkan dapat disebabkan oleh AKP pada

blok tersebut yang rendah. AKP yang rendah mengharuskan pemanen untuk

memanen lebih dari standar luasan yang telah ditetapkan agar terpenuhinya basis

borong. AKP yang rendah mendorong pemanen untuk cenderung memanen buah

mentah (under ripe). Pencegahan pemanen dalam memanen buah mentah dapat

diantisipasi dengan melakukan pengawasan secara rutin oleh Mandor Panen

maupun dari tim supervisi. Pemberlakukan sistem denda dan sangsi kepada

pemanen yang melanggar ketentuan harus lebih tegas dan benar-benar diterapkan

demi menjaga kondisi buah masak (ripe) yang diharapkan tetap tinggi.

Tabel 20. Realisasi Pemanenan di Kebun SBHE Berdasarkan Janjang Panen/HK

Divisi Blok Jumlah Jumlah

HK Basis Realisasi

Janjang Borong JJG/HK

1 8 3 931 29 99 137

2 9 2 746 32 120 85

3 9 3 832 29 105 135

4 13 4 573 37 118 136

5 12 4 468 38 96 122

Seorang pemanen cenderung berusaha agar mencapai basis borong atau

basis tugas yang telah ditetapkan. Hal ini terkait dengan diberlakukannya sistem

premi yang diberikan oleh kebun kepada pemanen yang telah melebihi basis.

Sistem premi ini berkorelasi positif terhadap output pemanen dalam satu hari kerja

dan berpengaruh kepada banyaknya produksi TBS yang dihasilkan pada kebun

tersebut. Keuntungan dari adanya sistem premi ini selain dari output yang

dihasilkan tinggi adalah dapat meningkatkan pendapatan pemanen sehingga

kesejahteraan pemanen dapat tercapai.

2. Pengujian Secara Parsial atau Individu (Uji-t)

Kegiatan magang ini dilakukan dengan memperhatikan nilai t hitung untuk

mengetahui signifikan variabel X berupa faktor penentu produksi secara terpisah

atau parsial terhadap variabel Y yaitu produksi TBS pada tingkat alfa 5%. Berikut

akan dijelaskan pengaruh faktor penentu produksi terhadap produksi TBS kelapa

sawit berdasarkan masing-masing variabel yang digunakan dalam analisis.

Page 92: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

77

Umur Tanaman

Umur tanaman berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Semakin luas komposisi umur tanaman menunjukkan tingkat kedewasaan dan

kematangan tanaman semakin tinggi pula. Hal ini juga berlaku untuk tanaman

kelapa sawit. Umur tanaman berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif dan

generatif tanaman kelapa sawit. Peran umur tanaman jika ditinjau dari

pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit yaitu berpengaruh dalam

pembentukan pelepah yakni jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak

daun. Tanaman yang berumur tua jumlah pelepah dan anak daun yang dihasilkan

lebih banyak. Pelepah yang terbentuk juga lebih panjang dibandingkan dengan

tanaman yang masih muda. Ini berkolerasi positif terhadap ketersediaan makanan

bagi tanaman karena pelepah berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses

fotosintesis. Peran umur tanaman jika ditinjau dari pertumbuhan generatif yakni

berpengaruh terhadap organ reproduksi tanaman yaitu dalam proses pembentukan

dan perkembangan buah. Kelapa sawit yang memiliki komposisi umur tanam

muda akan memiliki jumlah janjang yang lebih banyak tetapi berat janjang yang

dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang memiliki komposisi

umur tanaman yang lebih tua. Kondisi ini berpengaruh pada BJR kebun yang

berpengaruh terhadap pencapaian produksi TBS yang diharapkan.

Faktor produksi untuk peubah umur tanaman kelapa sawit dikelompokkan

berdasarkan umur produktifnya. Analisis dengan menggunakan Uji-t yang

dilakukan berdasarkan kelompok umur tanam menunjukkan kelompok umur

tanaman yang memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS terdapat pada

peubah kelompok umur tanaman 7-11 tahun dibandingkan dengan kelompok

umur tanaman yang lain (Tabel 21). Hasil ini terlihat dari kelompok umur

tanaman 7-11 tahun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil. Nilai

tengah yang diperoleh dari hasil analisis untuk umur tanaman 7-11 tahun memiliki

produksi yang maksimum dibandingkan dengan variabel kelompok umur tanaman

lainnya. Nilai tengah untuk peubah kelompok umur tanam < 7 tahun, umur tanam

7-11 tahun dan umur tanam > 11 tahun secara berturut-turut adalah 1.39 juta ton

TBS, 1.88 juta ton TBS dan 1.38 juta ton TBS. Hal tersebut sesuai dengan

Page 93: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

78

pendapat Lubis (1992) yang mengemukakan bahwa produksi tertinggi tanaman

kelapa sawit dicapai pada saat tanaman berumur 7-11 tahun.

Tabel 21. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produksi TBS di SBHE

Perbandingan Umur Tanaman Nilai Tengah (juta ton)

<7 7_11 >11 t-hitung Pr > |t|

umur < 7 tahun dengan umur 7-11 tahun 1.39 1.88 - 2.52* 0.015

umur < 7 tahun dengan umur > 11 tahun 1.39 - 1.38 0.02tn 0.989

umur 7-11 tahun dengan umur > 11 tahun - 1.88 1.38 2.94** 0.005

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata

* = berbeda nyata pada taraf uji 5 %

** = berbeda nyata pada taraf uji 1 %

SBHE memiliki komposisi umur tanam tertua yaitu tahun tanam 1998 dan

termuda dengan tahun tanam 2008. Hingga tahun 2010 tanaman kelapa sawit di

SBHE telah berumur 12 tahun sehingga SBHE tergolong kebun produktif karena

pohon-pohon yang ditanam termasuk kedalam umur ekonomis yaitu dibawah

umur 25 tahun. Tanaman kelapa sawit dengan umur produktif mencapai produksi

optimum dengan jumlah TBS yang dihasikan banyak dan berat janjang yang

dihasilkan juga cukup tinggi sehingga berpengaruh kepada pencapaian produksi

TBS per hektarnya yang tinggi pula. Tanaman yang melebihi dari umur

ekonomisnya mengharuskan untuk segera dilakukan peremajaan, yaitu dengan

mengganti tanaman kelapa sawit yang sudah tua dengan tanaman yang baru agar

kestabilan produksi TBS suatu kebun tetap terjaga. Pengaruh tahun tanam

terhadap produksi TBS di SBHE dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produktivitas TBS Kelapa

Sawit di SBHE (2008-2010)

Tahun

Tanam

Luasan Produktivitas TBS (ton/Ha)

(Ha) 2008 2009 2010

1998 27 14.0 17.4 17.5

2000 31 10.7 13.9 15.3

2002 29 9.2 12.3 12.5

2003 58 8.4 12.6 25.9

2005 30 5.9 9.6 12.0

2006 36 3.5 6.0 17.8

2007 28 4.4 6.5 6.3

2008 26 2.3 4.2 5.2

Sumber: Data Produksi Kebun SBHE (2010)

Page 94: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

79

Populasi Tanaman per Hektar (SPH)

Kerapatan tanaman mempunyai hubungan erat dan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman kelapa sawit. Kerapatan

tanam terkait dengan keefisienan dalam hal pemanfaatan cahaya untuk proses

fotosintesis dan persaingan antar tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara.

Produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi tinggi

karena tercapainya penggunaan sinar matahari, air dan unsur hara secara

maksimum di awal pertumbuhan. Penampilan masing-masing tanaman secara

individu menurun karena persaingan untuk mendapatkan sinar matahari, air dan

unsur hara. Kerapatan tanaman yang optimum hanya dapat ditentukan dengan

mengetahui potensi produksi pada beberapa tingkat kerapatan tanaman. Adanya

peningkatan kerapatan tanaman ternyata menyebabkan tanaman lebih cepat

meninggi, daun lebih panjang dan diameter batang lebih kecil serta berakibat pada

produksi TBS yang semakin menurun.

Menurut Fauzi et al. (2008) populasi tanaman kelapa sawit 143 pohon/ha

merupakan populasi yang paling ekonomis karena tanaman cukup kondusif untuk

mendapatkan sinar matahari, kelembaban tanaman terjaga dan pelepah antar

pohon tidak saling berimpitan sehingga produksi TBS per hektarnya akan

mencapai optimum. Hal inilah yang menjadi dasar pengklasifikasian kelompok

SPH dalam analisis ini.

Hasil analisis pada kelompok SPH yang memberikan pengaruh yang nyata

terhadap produksi TBS pada kelompok SPH < 135 dan SPH 135-143 (Tabel 23).

Namun dari dua kelompok SPH tersebut yang memberikan pengaruh terbaik

adalah kelompok SPH <135 yang dilihat dari nilai tengah yang diperoleh.

Kelompok SPH < 135 memberikan nilai tengah yang lebih tinggi sebesar 1.39 juta

ton dibandingkan dengan kelompok SPH lainnya.

Tabel 23. Pengaruh Faktor SPH terhadap Produksi TBS di SBHE

Perbandingan Populasi per Hektar

(SPH)

Nilai Tengah (juta ton)

<135 135-143 >143 t-hitung Pr > |t|

SPH < 135 dengan SPH 135-143 1.39 1.26 - -0.52tn 0.60

SPH < 135 dengan SPH > 143 1.39 - 0.06 7.69** 0.00

SPH 135-143 dengan SPH > 143 - 1.26 0.06 7.41** 0.00

Page 95: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

80

Keterangan : tn = berbeda tidak nyata

** = berbeda nyata pada taraf uji 1 %

Kenyataannya di lapang bahwa penerapan populasi tanaman kelapa sawit

143 pohon/ha kurang sesuai diterapkan di SBHE. Hal ini terkait dengan SBHE

merupakan kebun take over. Kebun ini sebelumnya memiliki SPH yang beragam

pada setiap hektarnya. Keragaman ini disebabkan ketika SBHE belum di take over

jarak tanam yang digunakan tinggi dan beragam sehingga kerapatan yang

dihasilkan rendah dan beragam. SBHE melakukan rehabilitasi dengan cara

melakukan konsolidasi tanaman (tanam sisip) untuk lahan yang masih belum

ditanami pada areal rendahan dengan menggunakan standar kerapatan tanaman

136 pohon/ha.

Pengelompokan yang dilakukan terhadap SPH yang memberikan hasil

terbaik adalah kelompok SPH < 135. Hasil analisis ini telah cukup membuktikan

dengan penerapan kelompok SPH ini telah memberikan pengaruh yang terbaik

untuk produksi TBS dengan syarat pemeliharaan tanaman dilakukan secara teratur

dan kontinyu seperti pada pemeliharaan sebelumnya.

Keuntungan yang diperoleh jika dilihat dari segi ekonomisnya terkait

dengan kelompok SPH <135 dan kelompok SPH 135-143 memberikan pengaruh

yang sama terhadap produksi TBS, maka perusahaan dapat menerapkan sistem

penanaman kelapa sawit menggunakan SPH <135. Hal ini berhubungan dengan

efisiensi biaya yang akan dikeluarkan pada SPH <135 yang lebih rendah

dibandingkan dengan SPH 135-143.

Kondisi lahan

Kondisi lahan dapat dijadikan sebagai faktor pembatas apabila dalam

penggunaan untuk pertanaman menjadi salah satu kendala untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman yang sedang dibudidayakan. Pencapaian produktivitas

yang tinggi dapat tercapai apabila disertai dengan penerapan kultur teknis sesuai

dengan kaedah yang telah ditentukan.

SBHE terdiri atas daratan dengan kemiringan 0-8o dan rendahan berupa

areal berawa. Produktivitas TBS di SBHE sangat dipengaruhi oleh kedua tipe

kondisi lahan ini.

Page 96: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

81

Hasil analisis pada faktor kondisi lahan yang memberikan pengaruh

terbaik terhadap produksi TBS kelapa sawit adalah kelompok daratan

dibandingkan kelompok rendahan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan dan nilai

tengah yang dihasilkan. Kelompok daratan memiliki nilai tengah yang lebih besar

dibandingkan kelompok rendahan yaitu sebesar 3.03 juta ton, sedangkan nilai

tengah untuk kelompok rendahan sebesar 0.68 juta ton (Tabel 24). Nilai signifikan

yang diperoleh sebesar 0.00 membuktikan bahwa produksi TBS sangat

dipengaruhi oleh kondisi lahan.

Tabel 24. Pengaruh Faktor Kondisi Lahan terhadap Produksi TBS di SBHE

Variabel Perbandingan Kondisi

lahan

Nilai Tengah (juta ton)

Daratan rendahan t-hitung Pr > |t|

daratan dengan rendahan 3.03 0.68 14.91** 0.00

Keterangan : ** = berbeda nyata pada taraf uji 1 %

SBHE memiliki luasan daratan sebesar 78.85% dan luasan rendahan

mencapai 21.15%. Data yang diperoleh memperlihatkan akibat dari kondisi lahan

berupa areal rendahan, rata-rata persentase kehilangan hasil di SBHE adalah

mencapai 17.95% dari total produksi TBS yang diperoleh. Angka kehilangan hasil

dapat disebabkan kondisi tanaman kelapa sawit tergenang oleh air sehingga

menyebabkan kondisi perakaran menjadi anaerob. Kondisi ini sangat menghambat

akar tanaman dalam menyerap oksigen dan unsur hara di dalam tanah. Hasil

analisis pada faktor kondisi lahan menunjukkan jika kebun ingin meningkatkan

produksi TBS, sebaiknya faktor kondisi lahan lebih diperhatikan terkait dengan

angka kehilangan hasil yang diperoleh sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan produksi TBS.

Kondisi tanah di daerah rendahan pada umunya bersifat asam. Menurut

Yulianti (2007) keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion

hidrogen di dalam tanah tersebut. Kepekatan ion hidrogen di dalam tanah yang

terlalu tinggi menyebabkan tanah akan bereaksi asam dan begitu pula sebaliknya.

Kepekatan ion hidrogen terlalu rendah menyebabkan tanah akan bereaksi basa.

Tanah yang terlalu asam menyebabkan akar tanaman sulit dalam menyerap unsur

hara tertentu dan dapat berakibat pada unsur hara yang dibutuhkan tanaman akan

tersedia sebagai unsur yang toksik.

Page 97: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

82

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

2008 2009 2010

Ton

/ha

Tahun

Lowland

Dataran

Pengamatan terhadap kondisi tanaman kelapa sawit pada daerah rendahan

memperlihatkan penampakan fisik tanaman umumnya kerdil bahkan mati serta

buah yang dihasilkan umumnya berlumut dan busuk. Akibat dari adanya areal

rendahan dapat menghambat pemanen yakni terkait dengan kondisi areal yang

berawa, akses pasar pikul yang susah ditembus dan titi panen yang belum tersedia.

Kondisi ini ditambah dengan SBHE yang dikelilingi oleh sungai-sungai sehingga

rentan akan terjadinya banjir saat musim hujan. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap kehilangan produksi TBS di SBHE.

Pengaruh faktor kondisi lahan terhadap produktivitas TBS di SBHE dari

tahun 2008 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan (Gambar 7).

Gambar 7. Pengaruh Kondisi Lahan terhadap Produktivitas TBS di SBHE

2008-2010

Peningkatan produksi TBS ini tercapai akibat telah dilakukannya upaya-

upaya perbaikan kondisi areal rendahan oleh pihak kebun. Pada dasarnya di

daerah rendahan ini memiliki potensi untuk dapat menghasilkan TBS yang lebih

tinggi dibandingkan areal daratan. Hal ini disebabkan areal rendahan tersebut

berperan sebagai tempat penampungan sisa-sisa pupuk akibat proses pencucian

yang terbawa oleh air hujan yang berasal dari areal pertanaman dengan kondisi

lahan yang lebih tinggi. Tanaman kelapa sawit pada areal rendahan ini akan selalu

tersedia oleh unsur hara dan air. Pengelolaan areal rendahan dengan membuat

saluran drainase dengan baik dapat mencegah tanaman tergenang air yang

berpengaruh kepada produkstivitas yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan

areal daratan.

Pemanfaatan pengelolaan daerah rendahan mencakup pekerjaan

pembuatan sistem tata saluran untuk menurunkan muka air di lahan (water

Page 98: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

83

management). Water management merupakan konsep pengelolaan air dengan cara

mengeluarkan kelebihan air dan menahan air untuk pertumbuhan tanaman

budidaya dengan cara: 1) membuat parit-parit, baik dipinggir blok maupun

didalam blok dengan ukuran parit yang berbeda-beda, 2) pembuatan tapak timbun,

3) pemberian air irigasi, 4) reklamasi atau perbaikan kualitas tanah, dan 5)

pengendalian banjir.

Page 99: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Faktor penentu produksi TBS kelapa sawit yang digunakan untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap produksi TBS meliputi: faktor jumlah pupuk,

curah hujan, tenaga kerja, umur tanaman, SPH dan kondisi lahan. Hasil analisis

pada komponen-komponen produksi memperlihatkan komponen produksi yang

memiliki pengaruh terhadap produksi TBS di SBHE adalah antara jumlah bunga

betina per pohon dengan komponen jumlah janjang per pohon yang dilihat dari

hasil uji korelasinya memiliki hubungan yang nyata, searah dan sangat erat.

Faktor penentu produksi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap

produksi TBS kelapa sawit di SBHE secara berturut-turut adalah faktor tenaga

kerja, kondisi lahan, SPH, umur tanaman, pupuk dan curah hujan. Nilai koefisien

determinasi (R2) yang dihasilkan dalam analisis adalah sebesar 98.2 % yang

diartikan bahwa 98.2 % variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel

independen (jumlah pupuk, curah hujan, dan tenaga kerja) yang terdapat di dalam

model.

Saran

Kondisi pertanaman kelapa sawit di SBHE dengan tingkat heterogenitas

umur tanam yang tinggi menyebabkan beberapa faktor penentu produksi tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi TBS sehingga diperlukan

perhatian yang khusus terhadap faktor tersebut, seperti dilakukan manajemen

terhadap faktor jumlah pupuk dan curah hujan. Manajemen jumlah pupuk dengan

cara mengaplikasikan pupuk sesuai dengan rekomendasi dan manajemen curah

hujan dengan memperbaiki sistem drainase disekitar areal tanaman kelapa sawit.

Sistem administrasi kebun sebaiknya dikelola dengan lebih baik lagi sehingga

diketahui berbagai permasalahan yang terjadi dan dapat dicari jalan keluar dari

permasalahan tersebut.

Page 100: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar

Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan.

Medan. 68 hal.

_____________________________ 2002. Field management on fertilizer

application at oil palm plantation. Seminar on Fertilizer Management for

Oil Palm, Organized by PT Sentana Adidaya Pratama, Canadian Potash

Exporter (Canpotex), Potash and Phosphate Institut (PPI) and Indonesia

Oil Palm Research Institut (IOPC). Bali. 40 p.

Anonim. 2010. Manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit.

http://h0404055.wordpress.com/2010/04/05/manajemen-pemupukan-

tanaman-kelapa-sawit/. [5 Juli 2010].

BGA Group. 2007. Pedoman Teknis Agronomis Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.). BGA Group Plantations. Jakarta. 154 hal.

Ditektorat Jenderal Perkebunan. 2010. Ekspor–impor kelapa sawit.

http://ditjenbun.deptan.go.id. [9 Februari 2010].

Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R. Hartono.2008. Budidaya

Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran Edisi

Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Gupta, O.P. 1984. Scientific Management. Today and Tomorrows. Printers and

Pub. New Delhi, India. 102 p.

Hadi, M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.

175 hal.

Jalaluddin, T. J. 2005. Pemanfaatan kaolin sebagai bahan baku pembuatan

aluminium sulfat dengan metode adsorps. Jurnal Sistem Teknik Industri.

Vol. 5 (6):71–73.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat

Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. 435 hal.

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya

Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 408 hal.

Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu HIngga Hilir.

Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Page 101: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

86

Palm Oil 4 Nation. 2010. Sawit paling unggul dari sumber minyak nabati lain.

http://palmoil4nation.com/artikel/sawit-paling-unggul-dari-sumber-

minyak-nabati-lain. [5 Juli 2010]. Pangaribuan, Y., Asmono, D., Latif, S. 2001. Pengaruh cekaman air terhadap

karakter morfologi beberapa varietas tanaman kelapa sawit (Elaeis

Guineensis Jacq.). Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Vol. 9 (1):1-19.

Prasetyo, B.H., Suriadikarta, D.A. 2006. Karakteristik, potensi dan teknologi

pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di

Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 25 (2):39-47.

________________________ 2006. Budidaya Kelapa Sawit. PPKS. Medan. 153

hal.

Resman, Syamsul, A.S., Bambang, H.S. 2006. Kajian beberapa sifat kimia dan

fisika inceptisol pada toposekuen lereng selatan gunung merapi kabupaten

sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 6 (2):101-108.

Risza, S. 2009. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius.

Yogyakarta. 189 hal.

Sastrosayono, S. 2006. Kiat Mengatasi Permasalahn Praktis Budidaya Kelapa

Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 65 hal.

Setyatmidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan.

Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Soekartawi.1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta. 202

hal.

Sugiyono, E., S. Sutarta, W. Darmosarko, dan H. santoso. 2005. Peranan

perimbangan K, Ca, dan Mg tanah dalam penyusunan rekomendasi

pemupukan kelapa sawit. Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005,

Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Melalui Pemupukan dan

Pemanfaatan Limbah PKS. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Vol.

1:44-56.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.

Agromedia Pustaka. Jakarta. 70 hal.

Utami, S.N.H, Suci, H. 2003. Sifat kimia entisol pada sistem pertanian organic.

Ilmu Pertanian. Vol. 10 (2): 63-69.

Walpole, R.E. 1997. Pengantar Statistika Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. 516 hal.

Page 102: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

LAMPIRAN

Page 103: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

Lampiran 1. Curah Hujan dan Hari Hujan di Kebun Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (2006-2010)

Keterangan: HH = Hari Hujan

MM = Curah hujan (mm)

BK = Bulan Kering (<60 mm)

BB = Bulan Basah (> 100 mm)

Q = Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim

Klasifikasi Iklim menurut Schimidth-Ferguson

A = Daerah sangat basah E = Daerah agak kering

B = Daerah basah F = Daerah kering

C = Daerah agak basah G = Daerah sangat kering

D = Daerah sedang H = Daerah ekstrim kering

Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 Rataan

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Januari 5 143 11 320 13 236 20 348 19 357 13.60 280.80

Februari 9 307 13 165 1 1 9 203 14 326 9.20 200.40

Maret 12 271 16 501 10 209 9 203 17 268 12.80 290.40

April 12 282 16 690 14 397 9 292 18 312 13.80 394.60

Mei 3 114 8 336 7 73 7 213 16 291 8.20 205.40

Juni 5 87 17 353 8 180 6 270 13 431 9.80 264.20

Juli 13 134 12 215 9 106 5 280 16 473 11.00 241.60

Agustus 0 0 4 49 7 165 1 22 15 293 5.40 105.80

September 6 104 8 377 10 278 2 32 16 531 8.40 264.40

Oktober 5 76 14 318 9 217 12 405 11 337 10.20 270.60

November 16 192 15 493 11 269 15 235 14 521 14.20 342.00

Desember 25 427 15 496 18 304 19 297 9 209 17.20 346.60

Jumlah 111 2 137 149 4 313 117 2 435 114 2 800 178 4 349 133.80 3 207

BB 9 11 10 10 12 10.40

BK 1 1 1 2 0 1.00

𝑄 =Rata − rata BK

Rata − rata BB

𝑥 = 1.00

10.40

= 0.096 (Tipe iklim A)

88

Page 104: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

89

KETERANGAN LUAS (Ha)

I. AREAL YANG DIUSAHAKAN 4,168

A. AREAL YANG DITANAM 3,987

1. TM 1998 848

2000 282

2002 350

2003 1,182

2005 181

2006 130

2007 513

2. TBM 2008 502

1. Sedang dikerjakan -

2. Belum dikerjakan -

LEGENDA

Lampiran 2. Peta SBHE

LEGENDA KETERANGAN

BATAS KEBUN

BATAS DIVISI

JALAN POROSKANTOR UTAMA

PERUMAHAN KARYAWAN

PERUMAHAN STAF

B u ild in g 2

H o u s e

89

Page 105: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

90

Lampiran 3. Struktur Organisasi Kebun SBHE

90

Page 106: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

91

Lampiran 4. Peta SBHE DIVISI I

30.57 29.46 27.92 26.00

31.46 29.81 26.55 30.88

29.55 29.64 28.86 25.64

29.7 29.35 29.08 23.26

31.01 27.45 29.81 27.53

29.38 30.64 31.14 31.47

U

TT : 1998

L : 317.02 Ha

TT : 2002

L : 144. Ha

TT : 2003

L : 120.87 Ha

TT : 2005

L : 27.92 Ha

TT : 2007

L : 56.65 Ha

TT : 2008

L : 29.7 Ha

A B C D

5

4

3

2

1

6

91

Page 107: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

92

Lampiran 5. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

Penulis Karyawan Standar

14 Februari 2011 Orientasi Kebun Divisi I

15 Februari 2011 LIBUR

16 Februari 2011 Babat Manual dan DAK 0,5 ha 0,5 ha C1

17 Februari 2011 Pemupukan 150 kg 500 kg 500 kg A5-6

18 Februari 2011 Field Visit G15-16

19 Februari 2011 Cek Brondolan Jatuh B5-6

20 Februari 2011 LIBUR

21 Februari 2011 Penyemprotan (Mandor Semprot) 7 jam 7 jam C1

A 3/4 –

A 4/5

23 Februari 2011 Simulasi Pengutipan Brondolan G16-17

24 Februari 2011 Grading Buah E11-

F1125 Februari 2011 Field visit E11-

F1126 Februari 2011 Cek Brondolan Jatuh B5-6

27 Februari 2011 LIBUR

28 Februari 2011 Penunasan 7 jam 7 jam C6

01 Maret 2011 Piringan Manual 7 jam 7 jam A4

02 Maret 2011 Pembuatan Pasar Pikul 7 jam 7 jam A3

03 Maret 2011 Pengolahan Data Kantor

SBHE04 Maret 2011 Panen (Mandor Panen) 3 ha 3 ha C6, B6,

B5, B4, 05 Maret 2011 LIBUR

06 Maret 2011 LIBUR

07 Maret 2011 Pengolahan Premi Panen Kantor

Divisi I08 Maret 2011 Pengamatan Panen A1, A2

09 Maret 2011 Grading mutu buah D6, D5

10 Maret 2011 Grading mutu buah (Krani Buah) D2, D2

11 Maret 2011 Sensus Harian 1 ha 4 ha 4 ha B6, B5

12 Maret 2011 Sensus Harian 1 ha 4 ha 4 ha B4, B3

13 Maret 2011 LIBUR

Lokasi

…..(satuan/HK)…..

22 Februari 2011Rawat Jalan (Mandor Perawatan)

7 jam 7 jam

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Page 108: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

93

Lampiran 6. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Mandor

Jumlah

KHL

yang

diawasi

Luas

areal

yang

diawasi

Lama

Kegiatan

(Orang) (Ha) (Jam)

14 Maret 2011 Mandor Pupuk 6 10 5

15 Maret 2011 Mandor Pupuk 9 15 5

16 Maret 2011 Mandor Pupuk 9 15 5

17 Maret 2011 Mandor Pupuk 9 15 5

18 Maret 2011 Mandor Pupuk 9 15 5

19 Maret 2011 Mandor Pupuk 9 15 5

20 Maret 2011 LIBUR

21 Maret 2011 Krani Divisi 7

22 Maret 2011 Krani Divisi 7

23 Maret 2011 Krani Divisi 7

24 Maret 2011 Krani Divisi 7

25 Maret 2011 Krani Divisi 7

26 Maret 2011 Krani Divisi 7

27 Maret 2011 LIBUR

28 Maret 2011 Admin 7

29 Maret 2011 Admin 7

30 Maret 2011 Admin 7

31 Maret 2011 Admin 7

01 April 2011 Admin 7

02 April 2011 Admin 7

03 April 2011 LIBUR

04 April 2011 Krani Divisi 7

05 April 2011 Krani Divisi 7

06 April 2011 Krani Divisi 7

07 April 2011 Membantu adm (Tutup Buku) 7

08 April 2011 Membantu adm (Tutup Buku) 7

09 April 2011 Membantu pembayaran gaji

10 April 2011 LIBUR

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Page 109: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

94

Lampiran 7. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten

Jumlah

KHL

yang

diawasi

Luas

areal

yang

diawasi

Lama

Kegiatan

(Orang) (Ha) (Jam)

11 April 2011 Pembuatan RKB 5

12 April 2011 Kuliah Pemupukan 6

13 April 2011 Field Visit 4 4

14 April 2011 Kantor induk 4

15 April 2011 Simulasi Tabur Pupuk Urea 1 3

16 April 2011 Supervisi Dosen 2

17 April 2011 LIBUR

18 April 2011 Pengawasan Alat Berat

(Excavator)

2 4 2

19 April 2011 Melengkapi administrasi kantor

kebun Div. I

7

20 April 2011 Field Visit 4 2

21 April 2011 Melengkapi administrasi kantor

kebun Div. I

7

22 April 2011 LIBUR

23 April 2011 Penilaian mutu hanca dan mutu

buah

2

24 April 2011 LIBUR

25 April 2011 Pembenahan administrasi Divisi I 4

26 April 2011 Melengkapi administrasi kantor

kebun Div. I

4

27 April 2011 Membantu administrasi di kantor

Induk

28 April 2011 Melengkapi administrasi kantor

kebun Div. I

7

29 April 2011 Menggambar TPA mural 3

30 April 2011 Menggambar TPA mural 3

01 Mei 2011 LIBUR

02 Mei 2011 Membantu administrasi di kantor

Induk (Tutup Buku)

7

03 Mei 2011 Simulasi LSU (Leaf Sampling

Unit)

2 4

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Page 110: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

95

Lampiran 7. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten (Lanjutan)

Jumlah

KHL

yang

diawasi

Luas

areal

yang

diawasi

Lama

Kegiatan

(Orang) (Ha) (Jam)

04 Mei 2011 Menganalisa pemanen terbaik

berdasarkan mutu hancak dan mutu

buah

2

05 Mei 2011 Review kantor besar

06 Mei 2011 Melengkapi administrasi kantor kebun

Div. I

5

07 Mei 2011 Membantu pembayaran gaji karyawan

08 Mei 2011 LIBUR

09 Mei 2011 Melengkapi administrasi kantor kebun

Div. I

4

10 Mei 2011 Melengkapi administrasi gudang

pupuk

4

11 Mei 2011 Melengkapi administrasi gudang

pupuk

4

12 Mei 2011 Melengkapi administrasi gudang

pupuk

4

13 Mei 2011 Melengkapi administrasi kantor kebun

Div. I

4

14 Mei 2011 Melengkapi administrasi kantor kebun

Div. I

4

15 Mei 2011 LIBUR

16 Mei 2011 Melengkapi administrasi kantor kebun

Div. I

5

17 Mei 2011 Melengkapi administrasi BMS 3

18 Mei 2011 Melengkapi administrasi BMS 3

19 Mei 2011 Melengkapi administrasi BMS 3

20 Mei 2011 Melengkapi administrasi BMS 3

21 Mei 2011 Melengkapi administrasi BMS 3

22 Mei 2011 LIBUR

23 Mei 2011 Review pelaksanaan teknis BMS

kantor besar

5

24 Mei 2011 Riview pelaksanaan teknis BMS

kantor besar

5

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Page 111: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

96

Lampiran 7. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten (Lanjutan)

Jumlah

KHL

yang

diawasi

Luas

areal

yang

diawasi

Lama

Kegiatan

(Orang) (Ha) (Jam)

25 Mei 2011 Riview pelaksanaan teknis BMS

kantor besar

5

26 Mei 2011 Riview pelaksanaan teknis

perawatan manual di kantor besar

5

27 Mei 2011 Riview pelaksanaan teknis

perawatan manual di kantor besar

5

28 Mei 2011 Riview pelaksanaan teknis

perawatan manual di kantor besar

5

29 Mei 2011 LIBUR

30 Mei 2011 Review pelaksanaan teknis BSS di

kantor besar

6

31 Mei 2011 Review pelaksanaan teknis BSS di

kantor besar

5

01 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BSS di

kantor besar

5

02 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BHS di

kantor besar

6

03 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BHS di

kantor besar

5

04 Juni 2011 Membantu pembayaran gaji

karyawan

05 Juni 2011 LIBUR

06 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BHS di

kantor besar

7

07 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BHS di

kantor besar

7

08 Juni 2011 Review pelaksanaan teknis BHS di

kantor besar

7

09 Juni 2011 Review Pembahasan Pengamatan

Magang kantor besar

7

10 Juni 2011 Review Pembahasan Pengamatan

Magang kantor besar

7

11 Juni 2011 Review Pembahasan Pengamatan

Magang kantor besar

7

12 Juni 2011 LIBUR

13 Juni 2011 Review kantor besar

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Page 112: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

97

Lampiran 8. Cara Perhitungan Premi Pada Masing-Masing Model Tim Pemanen

A. Non-DOL

Basis Borong = 85 janjang

Realisasi Panen Pemanen A = 95 janjang

Premi yang diterima :

1. Premi Siap Borong = Rp 8 500

2. Premi Lebih Borong (95-85 janjang) x Rp 470/janjang = Rp 4 700

Total Premi yang diterima Pemanen A pada hari itu = Rp 13 200

B. BHS-DOL 2

Cutter+Carrier

Basis Borong = 128 janjang

a. Bila ealisasi Panen Cutter+Carrier A adalah 130 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong = Rp 1 500

2. Premi Lebih Borong (130-128) x 235 = Rp 470

3. Total premi = Rp 1 970

b. Bila Realisasi panen Cutter+carrier A adalah 145 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 500 + Rp 3 000) = Rp 4 500

2. Premi Lebih Borong (145-128) x 235 = Rp 3 995

3. Total Premi = Rp 8 495

c. Bila Realisasi panen Cutter+carrier adalah 168 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 500 + Rp 3 000 + Rp 6 000) = Rp 10 500

2. Premi Lebih Borong (168-128) x 235 = Rp 9 400

3. Total Premi = Rp 19 900

LF Picker

Bila Realisasi LF Picker 285 kg, premi yang diterima (285-275) x 90 = Rp 900

C. BHS – DOL 3

Cutter+Frond Stacking

Basis Borong = 187 Janjang

a. Bila Realisasi Cutter+Frond Stacking adalah 197 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong = Rp 1 000

2. Premi Lebih Borong (197-187) x 165 = Rp 1 650

3. Total premi = Rp 2 650

Page 113: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

98

b. Bila realisasi panen Cutter+Frond Stacking 206 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 000 + Rp 1 500) = Rp 2 500

2. Premi Lebih Borong (206-187) x 165 = Rp 3 135

3. Total Premi = Rp 5 635

c. Bila Realisasi panen Cutter + Frond Stacking adalah 223 janjang, premi yang

diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 000 + Rp 1 500 + Rp 5 000) = Rp 7 500

2. Premi Lebih Borong (223-187) x 165 = Rp 5 940

3. Total Premi = Rp 13 440

Carrier

Basis Borong = 187 janjang

a. Bila realisasi Cutter+Frond Stacking adalah 197 janjang, premi yang diterima

1. Premi Siap Borong = Rp 1 000

2. Premi Lebih Borong (197-187) x 165 = Rp 1 650

3. Total Premi = Rp 2 500

b. Bila realisasi panen Cutter+Frond Stacking adalah 206 janjang, premi yang

diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 000 + Rp 1 500) = Rp 2 500

2. Premi Lebih Borong (206-187) x 165 = Rp 3 135

3. Total Premi = Rp 5 635

c. Bila realisasi panen Cutter+Frond Stacking adalah 223 janjang, premi yang

diterima

1. Premi Siap Borong (Rp 1 000 + Rp 1 500 + Rp 5 000) = Rp 7 500

2. Premi Lebih Borong (223-187) x 165 = Rp 5 940

3. Total Premi = Rp 13 440

Page 114: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

99

Lampiran 9. Komposisi Pohon Kebun SBHE

99

Page 115: ANALISIS FAKTOR PENENTU PRODUKSI TANDAN BUAH … · Jenis data yang digunakan dalam magang ini berupa data primer dan data ... Jenis Pupuk, Kelompok Pupuk dan ... Tanaman Kelapa Sawit

100

Lampiran 10. Potensi produksi TBS berdasarkan RUT di SBHE

100