analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan intrument ......metode pengambilan sampel yang...

117
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Departemen Manajemen Skripsi Sarjana 2017 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Munthe, Abraham Esra http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/991 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 21-May-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Departemen Manajemen Skripsi Sarjana

2017

Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Penggunaan Intrument Derivatif

Sebagai Pengambilan Keputusan

Hedging Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Munthe, Abraham Esra

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/991

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INTRUMENT DERIVATIF SEBAGAI PENGAMBILAN

KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

ABRAHAM ESRA MUNTHE 120502228

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN REGULER DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi probabilitas pengaruh variabel debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size, dan managerial ownership terhadap pengunaan instrument derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.

Populasi penelitian ini sebanyak 170 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 84 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011-2013) dengan 252 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id, dan data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diperoleh dari kantor cabang BEI yang berada di FEB USU. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analasis data dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif lalu uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio, current ratio, dan market to book value diprediksi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging. Firm size dan managerial ownership diprediksi mempunyai pengaruh dan positif terhadap pengambilan keputusan hedging.

Kata kunci : hedging, derivatif, debt to equity ratio, current ratio, market to

book value, firm size,managerial ownership.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACK

ANALYSIS OF FACTORS FOR USING DERIVATIVES AS INTRUMENT HEDGING DECISION IN MANUFACTURING COMPANY

LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to predict the probability of the effect of variable debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size, and managerial ownership to the use of derivative instruments as hedging decision making in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013.

The study population of 170 companies listed in the Indonesia Stock

Exchange. The sampling method used is purposive sampling method, in order to obtain 84 companies sampled for 3 years of observation (2011-2013) with 252 observations (observation). Data were obtained from financial statements that have been published and downloaded from the website of the Stock Exchange that www.idx.co.id, and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) obtained from BEI branch office located at USU FEB. Data analysis technique used is descriptive statistical analysis and logistic regression analysis. The process of data analysis done first is descriptive analysis and hypothesis testing.

The results indicate that the debt to equity ratio, current ratio, and the

market to book value predicted no significant influence on hedging decision making. Firm size and managerial ownership is predicted to have a positive influence on the decision-making and hedging. Keyword :hedging, derivatives, debt to equity ratio, current ratio, market to

book value, firm size, and managerial ownership.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan pertolonganNya

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul

“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Intrument Derivatif

Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” denganbaik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan

Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara Medan.

Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini

tidak bisa terwujud. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapakku Drs. Tetap

Immanuel Munthe dan Mamakku tercinta Dina Setiawati Gurusinga yang telah

membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moral dan materil serta

limpahan kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari belajar hingga dapat

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac.Ak,CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan

Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, dan Ibu Dra, Friska Sipayung,M.Si,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nisrul Irawati,MBA, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, MBA, selaku sebagai Dosen penguji.

6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Departemen Manajemen FEB USU.

7. Kakak dan adikku tercinta Imma Louise Sari Munthe, Andira Vaskarina

Brigita Munthe, Tedi Setiawan Munthe, Bernike Adita Munthe.

8. Kakak rohani Martha Sianipar dan Roita Panggabean.

9. Teman-teman satu kelompok Samuel , Ririn, Agustini, Cristina, Grace,

Meganita, Remini, Siska serta Desi.

10. Adik kelompok Niko, Iwan, Mikha, Samuel, Halan, Frans, Ivana, Sinta, Yesi.

11. Teman Manajemen Juhana, Setia, Junita, Agatha, Frengki, Irvan, Afrendo.

12. Untuk yang terkasih Ribka Oktaviani Zebua.

Medan, 4 April 2016

Peneliti

Abraham Esra Munthe

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK ..................................................................................... ........... i ABSTRACT ................................................................................... ........... ii KATA PENGANTAR .................................................................... .......... iii DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah... ................................................................ 10 1.3 Tujuan Masalah ......................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... 13 2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko .................... 13

2.1.2 Eksposur Valuta Asing .................................................. 14 2.1.2.1 Eksposur Transaksi ......................................... 15 2.1.2.2 Ekposur Translasi ........................................... 16 2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi .................... 17

2.1.3 Lindung Nilai (Hedging) ............................................... 18 2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging. 18 2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging ...................... 23 2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging ......................... 25

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging ………………………………………….. 25

2.1.4.1 Debt to Equity Ratio .......................................... 25 2.1.4.2 CurrentRatio...................................................... 27 2.1.4.3 Market to Book Value.................................. .... 28 2.1.4.4 Ukuran Perusahaan .......................................... 30 2.1.4.5Kepemilikan Manajerial ................................... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................... 32 2.3 Kerangka Konseptual .............................................................. 37

2.3.1 Keputusan Hedging........................................................ 37 2.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Keputusan

Hedging .......................................................................... 37 2.3.3 Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan

Hedging ........................................................................... 38 2.3.4 Pengaruh Liquidity terhadap Keputusan Hedging......... 38

Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging........ 39 2.3.6 Pengaruh ManagerialOwnership terhadap Keputusan

Hedging .......................................................................... 39 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 41

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 41 3.2 Tempat dan Waktu ................................................................ 41 3.3 Batasan Operasional .............................................................. 41 3.4 Definisi Operasional ............................................................... 42

3.4.1 Variabel Dependen ........................................................ 42 3.4.2 Variabel Independen ..................................................... 42

3.5 Populasi dan Sampel .............................................................. 45 3.6 Jenis Data .............................................................................. 48 3.7 Metode Pengumpulan Data .................................................... 49 3.8 Metode Analisis Data ............................................................ 49

3.8.1 Statistik Deskriptif ....................................................... 49 3.8.2 Pengujian Data ............................................................. 49 3.8.3 Pengujian Model .......................................................... 51

3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ..... 52 3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ................... 52 3.8.3.3 Koefisien Determinasi ...................................... 52

3.8.4 Tabel Klasifikasi .......................................................... 53 3.8.5 Pengujian Hipotesis .................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 54

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................... 54 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................. 58 4.3 Pengujian Model ................................................................... 60

4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model .............. 60 4.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ........................... 62 4.3.3 Koefisien Determinasi ................................................ 63

4.4 Tabel Klasifikasi ................................................................... 63 4.5 Pengujian Hipotesis ............................................................... 65 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 68

4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging....................................................... 68 4.6.2 Pengaruh CurrentRatio Terhadap Pengambilan Keputusah Hedging ....................................................... 69 4.6.3 Pengaruh Market to Book Value Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging …............................. 69 4.6.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Pengambilan

Universitas Sumatera Utara

Keputusan Hedging .................................................... 70 4.6.5 Pengaruh ManagerialOwnership Pengambilan Keputusan Hedging ..................................................... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 72

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 72 5.2 Saran .................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 73 LAMPIRAN ……................................................................................... 78

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur

dan Keputusan Hedging Pada Tahun 2009-2012 (%)............. 9 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 34 Tabel 3.1Operasional Variabel ................................................................... 44 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel ......................................................... 45 Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel ...................................... 53 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif...................................................................... 57 Tabel 4.3 Statisitik Frekuensi .................................................................... 59 Tabel 4.4 Likelihood Block 0 .................................................................... 60 Tabel 4.5 Likelihood Block 1 .................................................................... 61 Tabel 4.6 Hosmer dan Lameshow Test ..................................................... 62 Tabel 4.7 Nagelkers R square ................................................................... 63 Tabel 4.8 Tabel Klasifikasi ........................................................................ 63 Tabel 4.9 Variable in the Equiation ........................................................... 65

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Pergerakan Nilai Hutang dan Piutang Denominasi US Dollar Setelah Dikonversi dalam Rupiah .............................. 5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 39

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Judul Halaman Lampiran 1 Populasi dan Sampel .................................................. 77 Lampiran 2 Data Variabel Penelitian.............................................. 82 Lampiran 3 Data Output SPSS ..................................................... 97

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.

Perdagangan internasional adalah hal yang datang dan tidak dapat dicegah

di era globalisasi seperti saat ini. Perdagangan internasional atau yang lebih

dikenal dengan perdagangan antar negara telah berkembang pesat seiring

perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

internasional terjadi karena beberapa faktor seperti, keadaan seperti sumber daya

alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan

adanya perbedaan hasil produksi, adanya keterbatasan produksi, adanya kesamaan

selera terhadap suatu barang, terdapat keinginan membuka kerja sama, hubungan

politik dan dukungan dari negara lain, serta terjadinya era globalisasi sehingga

tidak satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri (Ball,2001:15).

Perdagangan internasional adalah pendekatan yang konservatif yang bisa

digunakan oleh perusahaan untuk memperluas pasar ke luar negeri dengan

mengekspor atau mendapatkan bahan baku berharga murah dengan mengimpor.

Perdagangan internasional memberikan dorongan kepada perusahaan untuk

menangkap kesempatan dan disaat bersamaan harus mampu meminimalisir risiko.

Manajemen risiko merupakan suatu sistem penting dalam operasional

perusahaan. Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum

yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan

akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi(William,2000:27).Manajemen

risiko memiliki arti yang lebih luas, yaitu semua risiko yang mungkin terjadi

seperti kerugian harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain lain(Salim,2007:19).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Brigham (2010:216) risiko didefinisikan sebagai suatu halangan;

gangguan; eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan, jadi risiko diartikan

sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan.Menurut

Salim (2007 : 4), risiko adalah ketidakpastian atau uncertainty yang mungkin

melahirkan kerugian (loss).

Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian bisa berasal

dari fluktuasi aktivitas yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi maka semakin besar

tingkat ketidakpastiannya. Risiko terbesar dalam transaksi perdagangan

internasional adalah risiko dari fluktusai kurs nilai mata uang asing (valuta asing).

Perubahan nilai mata uang asing yang tak diduga dapat berdampak penting pada

penjualan, harga, dan laba pada perusahaan ekspotir dan importir.Eksposur

merupakan tingkat di manaaliran kas (cash flow) perusahaan dipengaruhioleh

perubahan kurs. Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang

melakukanpembayaran dan atau menerima pendapatandalam valuta asing.

Eksposur valuta asing timbulkarena kurs valuta asing selalu berubah (Van Horne

dan Wachowiz, 2007: 550).

Ada beberapa cara untuk menghadapi risiko nilai tukar, seperti : lindung

nilai alami, manajemen kas dan penyesuaian transaksi antar perusahaan, lindung

nilai pendanaan internasional serta lindung nilai mata uang asing melalui kontrak

forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang

(Van Horne dan Wachowicz, 2007: 558). Tetapi tidak semua perusahaan yang

terpengaruh risiko fluktuasi mata uang asing melakukan tindakan lindung nilai.

Lindung nilai (hedging) adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi

timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya

Universitas Sumatera Utara

memperoleh keuntungan dari investasi (Brigham dan Houston, 2006: 307).

Prinsip hedging adalahmenutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan

dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya

memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging, hedger memegang

sejumlah aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portofolio hedging

(Schubert, 2011).

Aktivitas hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen

derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual

dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal

tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat

ini.Untuk meminimalkan risiko dari fluktuasi valuta asing tersebut dapat

dilakukan Hedging dengan instrumen derivatif valas yaitu melalui kontrak

forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang

(Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 564).Hedging dengan instrumen derivatif

valas sangat bermanfaat bagi perusahaan yang melakukan transaksi dengan

menggunakan mata uang asing. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan

kebangkrutan, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kredit dari kreditor

dengan lebih mudah, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan

juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga

yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih

rendah). Hedging juga dapat memungkinkan perusahaan untuk meramalkan

pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat, sehingga

dapat mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas (Zhu, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Aplikasi kebijakan hedging dengan instrumen derivatif valuta asing semakin

meningkat pesat dalam duadekade terakhir di negara-negara maju. Namun temuan

riset-riset empiris mengenai determinan kebijakanhedging masih relatif terbatas,

dan membutuhkan riset lebih luas terutama di negara-negara berkembang

(Paranita, 2011).Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki pasar

modal dengan karakteristik yang unikdibandingkan dengan negara-negara maju

atau negara-negera berkembang lainnya.

Perusahaan manufaktur Indonesia tercatat sebagai salah satu sektor yang

banyak menggunakan valuta asing dalam aktivitas-aktivitas perusahaan seperti,

impor bahan baku, pengadaan mesin, dan ekspor hasil industri. Transaksi utang

dan piutang dalam bentuk mata uang US Dollardilakukan hampir semua

perusahaan manufaktur di indonesia. Beberapa perusahaan manufaktur yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti, PT Indofood Sukses Makmur

Tbk(INDF), PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk(ULTJ), dan PT

Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) adalah perusahaan

yang memiliki aktivitas berhubungan langsung dengan eksposur mata uang asing,

karena memiliki utang dan piutang dalam mata uang dolar Amerika. Berikut ini

gambar pergerakan nilai utang dan piutang dalam denominasi USDollarsetelah

dikonfersi dalam bentuk Rupiah.

Universitas Sumatera Utara

Sumber :www.bi.go.id.

Pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa nilai hutang dan piutang pada

beberapa perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI yang bernilai mata uang

asing (US Dollar) dapat mengalami fluktuasi nilai saat dikonversi ke dalam mata

uang lokal (Rupiah). Selama tahun 2011–2013, nilai tukar Rupiah cenderung

mengalami depresiasi atau melemah terhadap nilai US Dollar, sehingga terjadi

kenaikan nilai utang dan piutang setelah dilakukan konversi. Dari sisi utang tentu

saja depresiasi nilai tukar Rupiah akan merugikan perusahaan karena nilai hutang

mengalami kenaikan tetapi dari sisi piutang akan menguntungkan

perusahaankarena nilai pengembalian piutang meningkat setelah dikonversi ke

mata uang Rupiah.

Universitas Sumatera Utara

Selain didorong oleh faktor-faktoreksternal, perusahaan yang memiliki

eksposurvaluta asing juga terdorong melakukan hedgingkarena beberapa faktor

internal. Pertama, leverage merupakan tingkat kemampuanperusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangkapanjangnya (Schubert, 2011).Alasan yang kuat

menggunakan bebantetap adalah untuk meningkatkan pendapatanyang tersedia

bagi pemegang saham.Rasio yang tinggi menunjukkan bahwaperusahaan

menggunakan hutang yang tinggiyang berarti dapat meningkatkan

profitabilitastetapi di lain pihak juga meningkatkan risiko.Perusahaan yang

memiliki eksposur transaksiakan memiliki hutang dalam denominasi matauang

asing (USdolar) sehingga memiliki risikofluktuasi nilai tukar mata uang. Dengan

risiko yang semakin besar makaperusahaan perlu melakukan manajemenrisiko

untuk mengurangi dampak buruk risikotersebut pada perusahaan (Clark, 2005 dan

Bartram et al., 2006). Semakin tinggi DERmaka akan semakin besar tindakan

hedging yangdilakukan untuk mengurangi dampak burukrisiko sehingga aktivitas

hedging berhubunganpositif dengan DER(Zhu, 2010).

Kedua, rasio likuiditas digunakan untukmengukur kemampuan perusahaan

dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknyadengan sumber daya jangka pendek

yangtersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Brigham dan Houston,2010 :

134).Current ratio merupakan salah saturasio likuiditas yang bertujuan untuk

melihatbesarnya aktiva lancar relatif terhadap utanglancarnya.Kemampuan

perusahaan dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknya akansemakin berat

ketika terdapat hutang jangkapendek dalam denominasi mata uang asing (US

dolar). Nilai hutang akan berfluktuasi seiringdengan pergerakan nilai tukar mata

uang lokal(rupiah) terhadap US dolar. Ketika rupiahterdepresiasi maka nilai

Universitas Sumatera Utara

hutang akan meningkatdan ketika rupiah terapresiasi nilai hutangakan menurun.

Keadaan ini menimbulkanrisiko yang lebih besar untuk ditanggungperusahaan

sehingga perusahaan terdoronguntuk melakukan hedging yang dapat

dilakukandengan instrumen derivatif valuta asing (Guniarti, 2014).Dengan

demikian semakin tinggi nilaicurrent ratiomaka semakin rendah aktivitas

hedgingyang dilakukan karena risiko yang munculcenderung rendah dan

sebaliknya (Clark,2006 & Ameer, 2010).

Ketiga, Growth opportunity yang tinggimenunjukkan perusahaan yang

majudengankecenderungan kebutuhan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk

membiayaipertumbuhan tersebut di masa yang akandatang. Oleh karena itu,

perusahaan akanmempertahankan pendapatanyang diperolehuntuk diinvestaskan

kembali dan pada waktubersamaan perusahaan akan diharapkan

tetapmengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar

(Schubert,2011).Growth opportunitydiproksikan oleh Market to Book Value,

Proksi ini dapat memberikan gambaranbagaimana investor menghargai

perusahaansehingga investor bersedia menanamkanmodalnya di perusahaan. Nilai

pasar yang di dalamnya terkandungunsur laba bersih perusahaan dan

modalperusahaan dapat mengalami penurunannilai ketika perusahaan menderita

ancamankesulitan keuangan dan ancaman kebangkrutanyang lebih besar karena

perusahaan memilikirisiko fluktuasi nilai tukar mata uang danmemiliki eksposur

valuta asing. Sedangkandalam book value terdapat unsur utang dimanautang

dalam denominasi mata uang asingyang dimiliki perusahaan dapat

memberikanancaman kesulitan keuangan dan kebangkrutanyang lebih besar pada

perusahaan.Perusahaan yang mempunyai kesempatanpertumbuhan yang tinggi

Universitas Sumatera Utara

membutuhkantambahan modal dari pihak eksternal dalamjumlah yang kuat untuk

membiayai kegiatan-kegiatanperusahaan. Modal eksternaltersebut dapat diperoleh

dari pihak luar negerisehingga terdapat risiko perubahan nilai tukarmata uang.

Dengan demikian perusahaan yangmemiliki growth opportunity yang

tinggicenderung menjadi hedger untuk melindungiperusahaannya (Nance et al.,

1993 dan Ameer,

2010) sehingga terdapat hubungan positifantara growth opportunity dan aktivitas

hedging.

Keempat, Besarnya ukuran perusahaan dapatmempengaruhi kemudahan

suatu perusahaandalam memperoleh sumber pendanaanbaik eksternal maupun

internal (Guniarti,2014). Bahkan ukuran perusahaan dapat pulamenciptakan

hambatan masuk bagi perusahaanlain untuk memasuki industri tersebut.

Perusahaan yang besar lebihdiperhatikan oleh masyarakat sehingga merekaakan

lebih berhati-hati dalam menjalankanperusahaan sehingga berdampak

perusahaantersebut melakukan manajemen risiko yanglebih ketat. Perusahaan

yang lebih besar tentunyamemiliki aktivitas operasional yang luas danlebih

berisiko karena adanya kemungkinanbesar untuk bertransaksi hingga ke

berbagainegara. Ketika perusahaan dengan ukuran yangbesar beroperasi melintasi

berbagai negara akan

melibatkan beberapa mata uang yang berbeda.Dalam kegiatannya akan terdapat

risikofluktuasi nilai tukar mata uang. Oleh karena itu,perusahaan yang lebih besar

akan lebih banyakmelakukan aktivitas hedging dalam rangkamelindungi

perusahaan dari risiko fluktuasi nilaitukar mata uang (Nance et al., 1993).

Universitas Sumatera Utara

Kelima, kepemilikan manajerial atau kepemilikan saham oleh pihak

manajemen perusahaan akan menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemilik

perusahaan, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya

kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku

yang merugikan perusahaan. Didukung oleh penelitian Ahmad (2012) semakin

tinggi rasio kapemilikan manajerial maka akan semakin banyak aktivitas hedging

yang dilakukan perusahaan.

Berikut rata-rata rasio keuangan beberapa perusahaan manufaktur yang

tercatat di BEI pada tahun 2009-2012 dan keputusan hedging nya

Tabel 1.1 Rata-rata rasio keuangan beberapa perusahaan manufaktur dan

keputusan hedging pada tahun 2011-2013 (%) No Nama Perusahaan /Kode DER CR MO MTBV LnTotalAset Keterangan 1 PT Polychem Indonesia Tbk/ADMG 1,76 1,43 0 0,60 29,38 Tidak melakukan hedging 2 PTAstraOtopartsTbk /AUTO 0,46 1,60 0,02 1,83 29,81 Melakukan hedging 3 PTIndoKordsaTbk/BRAM 0,30 3,09 9,46 1,53 28,43 Melakukan hedging 4 PT Fast Food IndonesiaTbk /FAST 0,70 1,71 0 4,96 28,20 Tidak melakukan hedging 5 PT Indofood Sukses MakmurTbk /INDF 0,92 2,01 0,02 1,77 31,71 Melakukan hedging 6 PT Kalbe Farma Tbk /KBLF 0,29 3,61 0 5,45 29,74 Tidak melakukan hedging 7 PT Beton Jaya ManungggalTbk/ BTON 0,28 3,3 9,58 0,81 25,68 Tidak melakukan hedging 8 PT SMARTTbk /SMAR 1,02 1,79 0 2,15 30,41 Tidak melakukan hedging 9 PT Ultra Jaya MilkTbk /ULTJ 0,52 1,90 17,80 2,25 28,41 Melakukan hedging

Sumber : data diolah, ICMD.

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ADMG memiliki DER yang tertinggi

yaitu sebesar 1,76 tetapi tidak melakukan hedging. Sementara itu, BRAM yang

memiliki DER terendah yaitu sebesar 0,30 melakukan hedging. Hal ini

bertentangan dengan teori yang menyatakan semakin tinggi DER maka semakin

tinggi aktivitas hedging.Begitu juga FAST dan SMAR yang memiliki CR relatif

lebih rendah daripada INDF dan BRAM yaitu sebesar 1,71 dan 1,79 tidak

melakukanhedging, sedangkan INDF dan BRAM yang memiliki CR relatif tinggi

yaitu sebesar 2,01 dan 3,09 melakukan aktivitas hedging. Hal ini bertentangan

Universitas Sumatera Utara

dengan teori yang menyatakan semakin rendah CR suatu perusahaan maka

semakin tinggi aktivitas hedging. BTON yang memiliki MO yang relatif tinggi

yaitu sebesar 9,58 tidak melakukan hedging sedangkan BRAM yang memiliki

MO relatif rendah yaitu 0,02 melakukan hedging, hal ini bertentangan dengan

teori yang menyatakan semakin besar MO suatu perusahaan maka semakin tinggi

aktivitas hedging yang dilakukan. Dan KLBF dan FAST yang memiliki MTBV

yang relatif tinggi yaitu 5,45 dan 4,96 tidak melakukan hedging, sementara AUTO

dan BRAM yang memiliki MTBV relatif rendah yaitu sebesar 1,83 dan 1,53

melakukanhedging. Hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan semakin

tinggi growth options maka semakin tinggi aktivitas hedging. Begitu juga SMAR

yang memilikifirm size yang diproksikan denganLn total aset yang relatif tinggi

yaitu sebesar 30,41 tidak melakukan hedging, sementara itu BRAM yang

memiliki firm sizelebih rendah yaitu sebesar 28,43 melakukan hedging. Hal ini

bertentangan dengan teori yang menyatakan semakin besar suatu perusahaan

maka semakin tinggi aktivitas hedging. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih

lanjut.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumya maka peneliti

mengambil judul“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan

Intrument Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2011-2013).”

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya, maka yang menjadi

pokok permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

Universitas Sumatera Utara

faktor-faktor penggunaan instrumen derivatif yang terdiri dari:Debt to Equity

Ratio (DER),Maket to Book Value (MTBV), Current Ratio(CR), Ukuran

Perusahaan,danManagerial ownershipterhadap Keputusan Hedging perusahaan

manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh dari faktor-faktor penggunaan instrumen derivatif yang terdiri dari Debt

to Equity Ratio (DER),Market to Book Value (MTBV), Current Ratio, Ukuran

Perusahaan, danManagerial ownershipterhadap Keputusan Hedging perusahaan

manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini nermanfaat bagi peneliti untuk menembah wawasan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

hedgingdalam perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi bagi peusahaan sebagai

salah satu alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan hedging untuk

meminimalisasikan risiko perusahaan.

3. Bagi Investor

Penelitian ini bermanfaat bagi investor untuk memberikan informasi dalam

pengambilan keputusan saat berinvestasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa

atau pembaca lain yang berminat untuk membahas masalah mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging dan

dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang membacanya.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko.

Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan

kerugian (loss) (Salim, 2007:199). Risiko diartikan sebagai kemungkinan

mengalami kerugian, yang biasanya di ukur dalam bentuk kemungkinan

(probability) bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran

sangat baik (misalnya asetnya berlipat ganda) ke sangat buruk (minsalnya, asetnya

menjadi tidak bernilai sama sekali). Risiko juga dapat diartikan sebagai

kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian

atas return yang akan diterima dimasa mendatang (Gumamti, 2011:50).

Manajemen risiko adalah pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang dapat

memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil

tindakan untuk mencegah dan atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh

peristiwa-peristiwa tersebut (Brigham dan Houston, 2006 : 333).Beberapa alasan

perusahaan perlu melakukan pengelolaan risikoBrigham dan Houston (2006: 334)

yakni:

1. Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus

kas sehingga akan menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat

mengurangi risikokebangkrutan.

2. Dampak perpajakan, pajak yang tinggi akan menurunkan laba perusahaan dan

di sisi lain pajak slalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan. Untuk

Universitas Sumatera Utara

inilah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak fluktuasi

pajakperusahaan.

Jenis-jenis risiko bermacam-macam antara lain risiko kredit, risiko pasar,

risiko likuiditas, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi,

risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Salah satu risiko yang dapat dikurangi

dalam manajemen risiko adalah risiko keuangan. Bentuk risiko keuangan sendiri

bermacam-macam dan salah saatunya adalah berubahnya nilai tukar mata uang

terhadap mata uang asing (valutaasing).

2.1.2 Eksposur Valuta Asing

Eksposur valuta asing merupakan suatu ukuran terhadap potensi perubahan

profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh

perubahan kurs. Eksposur valuta asing juga adalah kepekaan perubahan dalam

nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata

uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta

asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan dan/atau menerima

pendapatan dalam vakuta asing.

Ada berbagai cara untuk menghadapi eksposur risiko nilai tukar seperti,

lindung nilai alami; manajemen kas; penyesuaian transaksi antarperusahaan; serta

lindung nilai pendanaan internasional dan lindung nilai mata uang, melalui

kontrak forward, kontrak berjangka(futures contract), opsi mata uang, dan swap

mata uang (Van Horne dan dan Wachowizt 2007 :558).

Ada beberapa aspek eksposur valuta asing, eksposur berhubungan dengan

nilai mata uang domestik, ukuran kepekaan dari nilai mata uang domestik,

eksposur terdapat dari nilai sediaan (stock) dan aliran (flow), eksposur hanya

Universitas Sumatera Utara

merujuk pada perubahan kurs yang tak terantisipasi, perubahan kurs akan

menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban atau pendapatan

operasi.

Menurut Van Horne dan Wachowizt (2007: 552) ditinjau dari dampak dan

pengaruhnya, eksposur valuta asing dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

2.1.2.1 Eksposur Transaksi

Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika

menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini

dapat berupa pembelian atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan dana,

atau transaksi lainya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan

kewajiban yang menggunakan mata uang asing (Van Horne dan wachowizt,

2007:557).

Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat

perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan transaksi

diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi

yang sudah ada tapi belum jatuh tempo.

Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni:

A. Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing,

selama kurun waktu tertentu (misal perbulan, semester dan tahun).

B. Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran

bersih.

Bagi perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan,

penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Hal ini perlu dilakukan untuk

menghidarkan perusahaan dari redudansi usaha pemagaran risiko.

Eksposur transaksi dapat dihadapi dengan melakukan kontrak hedging

valuta asing atau menempuh strategi tertentu.Kontrak hedging dapat dilakukan

pada pasar foward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.

2.1.2.2 Eksposur Translasi

Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang

disebabkan oleh perubahan nilai tukar.Eksposur translasi terjadi jika perusahaan

khususnya perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari

satu mata uang ke mata uang lainya (Van Horne dan Wachowizt, 2007;553).

Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan laporan

laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB (Dewan

Standar Akuntansi Keuangan), perusahaan AS harus menentukan “mata uang

fungsional” untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak

perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca

tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika

tidak maka dapat digunakan mata uang dolar. Jika terjadi inflasi yang tinggi (lebih

dari 100% pertahun), maka mata uang fungsional harus dalam dolar, apa pun

kondisinya (Van Horne dan Wachowizt 2007: 553).

Eksposur translasi atau yang disebut juga eksposur akuntansi tidak

menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul saat

sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak

perusahaan yang tersebar diberbagai negara.

Universitas Sumatera Utara

Pembuatan mata uang fungsional penting untuk penentuan proses translasi.

Jika mata uang lokal digunakan, semua aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada

saat ini (Van Horne dan Wachowizt, 2007:553). Pembuatan laporan keuangan

konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja

keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja

keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap

anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing-masing

anak perusahaan. Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi

bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan.

Cara yang ditempuh untuk mengelola eksposur akuntansi adalah balance

sheet hedge. Cara ini berupaya menetralisir eksposur dengan menyeimbangkan

sisi kekayaan dan kewajiban perusahaan, pada arah yang berlawanan. Selain

balance sheet hedge, juga terdapat teknik lain yakni contractual hedge tetapi hasil

yang diperoleh seringkali melibatkan unsur spekulatif ( Haushalter et.al, 2007).

2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi

Eksposur ekonomi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang

mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi (Van Horne dan

Wachowizt, 2007:557). Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai

sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena

perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur operasi

bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta asing (yang tak

terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing perusahaan. Eksposur

operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu berhubungan dengan

perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing. Akan tetapi, eksposur

Universitas Sumatera Utara

operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari eksposur transaksi dan

dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih fundamental dari eksposur

transaksi dan eksposur akuntansi.

Semakin tinggi eksposur operasi atau ekonomi yang dialami perusahaan,

akan mempengaruhi arus kas perusahaan,yang akibatnya tingkat likuiditas

perusahaan akan memingkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging

untuk meminimalkan risiko tersebut.

2.1.3 Lindung Nilai (Hedging)

Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat

popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu

fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging

merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh

turun-naiknya harga.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:557) untuk mengurangi risiko

nilai tukar adalah dengan menggunakan lindung nilai mata uang melalui

instrumen derivatif atau kontrak seperti kontrak forward, kontrak berjangka

(future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang. Penggunaan derivatif

dapat mengurangi risiko yang timbul akibat dari perubahan yang terjadi pada nilai

tukar uang.

2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging

Aktivitas lindung nilai (hedging) dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak

untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas)

Universitas Sumatera Utara

pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah

disepakati pada saat ini (Brigham dan Houston, 2006: 308).

Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures,

dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga,

obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks.

1. Opsi (option)

Opsi adalah kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada

pemegangnya untuk membeli (atau menjual) suatu aktiva dengan harga yang

ditentukan terlebih dahulu dalam periode waktu tertentu (Brigham dan Houston

2006:309). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:568) opsi merupakan

kontrak yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli (call) atau

menjual (put) jumlah tertentu mata uang asing pada harga tertentu sampai suatu

tanggal (kedaluarsa) tertentu. Banyak dari opsi yang diperdagangkan di bursa

opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan

dan bank. Dan frase yang terpenting dalam definisi ini adalah “hak” yang berarti

bukan kewajiban melainkan bahwa si pemilik opsi memiliki pilihan yang

berharga. Pembeli kontrak harus membayar penjual suatu biaya, yang disebut

harga opsi (Van Horne dan Wachowizt, 2007: 568).

Ada dua tipe opsi menurut Brigham dan Houston (2006:310), yaitu:

a. Opsi beli (call options) adalah opsi untuk membeli, atau menarik

selembar saham dalam waktu tertentu selama jangka waktu tertentu.

b. Opsi jual (put option) adalah opsi untuk menjual selembar saham

dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Kontrak Berjangka (Future)

Universitas Sumatera Utara

Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual

aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga

yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Van Horne dan John M.Wachowicz

(2007:567) kontrak berjangka adalah kontrak untuk penyerahan komoditas, mata

uang asing, atau instrument keuangan dengan harga tertentu pada tanggal yang

telah ditentukan pada tanggal yang telah ditentukan di masa mendatang. Harga

sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih

tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin,

yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada

broker. Mekanisme futures kontrak adalah pertama kali investor menyetor

sejumlah deposit sebagai initial margin dalam melakukan perdagangan futures.

Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset

yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits. Nilai dari

kontrak futures di masa mendatang dipengaruhi oleh intrumen induknya yang ada

di pasar spot. Futures kontrak berbeda dengan kontrak forward karena kontrak

futures dapat dieksekusi sebelum tanggal jatuh tempo dengan cara mengambil

posisi yang berlawanan sehingga tidak perlu terjadi adanya delivery. Pada bulan

penyelesaian yang tertera di kontrak tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga

ditentukan oleh bursa atas penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan

dengan tanggal penyelesaian terdekat atau yang biasa disebut dengan kontrak

futures dekat waktu. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di

mana apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan

memberikanmargin call pada investor tersebut. Kontrak dapat digunakan baik

pada keuangan maupun komoditi. Di Amerika Serikat dan di bagian dunia yang

Universitas Sumatera Utara

lain, kontrak futures untuk berbagai jenis item secara rutin di jual dan di beli.

Jenis kontak tersedia secara tradisional di bagi menjadi dua kelompok, yaitu

futures komoditas dan futures keuangan. Futures keuangan, barang yang

diperdagangkan adalah aset keuangan seperti saham, obligasi atau mata uang.

Futures komoditi barang yang diperdagangkan adalah barang apa saja selain

asetkeuangan (Fabozzi, 2000:408).

3. Forward

Forward hampir sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk

membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan

harga tertentu. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:564) kontrak forward

adalah kontrak penyerahan komoditas, mata uang asing, atau instrument keuangan

pada harga yang ditentukan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada

tanggal terntentu dimasa mendatang. Meskipun mirip dengan kontrak berjangka

(futures), kontrak ini tidak mudah ditransfer atau dibatalkan. Namun, kontrak

futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan kontrak forward

diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar over-the-counter (OTC)

merupakan pasar perdagangan alternative yang menghubungkan dealers melalui

jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar

dealers. Kontrak forward adalah salah satu alat paling mendasar dan paling tua

untuk mengelola risiko keuangan.Kontrak forward secara legal adalah perjanjian

mengikat antara dua pihak yang meminta penjualan aset atau produk di masa yang

akan datang dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak

memintasatu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain untuk tanggal

tertentu di masa yang akan datang,disebut dengan tanggal penyerahan(settlement

Universitas Sumatera Utara

date). Pihak lain membayar harga forward yang sebelumnya telah disetujui dan

mengambil barang tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli

dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk

menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual dari

kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima

pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika harga

meningkat karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal

yang sama, penjual akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih

tinggi telahdikunci (Hull, 2008 dalam Putro, 2012).

4. Swap

Alat lain untuk menghindari risiko valuta asing adalah swap.Dalam swap,

dua pihak menukar kewajiban utang yang menggunakan mata uang yang berbeda.

Masing–masing pihak setuju untuk membayar kewajiban bunga pihak lainnya.

Pada saat jatuh tempo, jumlah pokok yang ditukar biasanya sejumlah nilai tukar

yang disepakati di awal. Pertukaran tersebut adalah nasional dalam arti bahwa

hanya selisih arus kas yang dibayar. Jika satu pihak melanggarnya, tidak ada

kerugian pada pokoknya. Akan tetapi, ada biaya peluang yang berkaitan dengan

pergerakan mata uang setelah swap dilaksanakan. Swap biasanya dilakukan

melalui perantara, seperti bank komersial. Beberapa jenis swap yang umum

dilakukan oleh perusahaan adalah back-to-back loans, currency swap, dan credit

swap (Van Horne dan Wachowicz, 2007:568).

Back-to-back loans merupakan jenis swap yang melibatkan dua pihak di

negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam

mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu

Universitas Sumatera Utara

yang telah disepakati, masing-masing pihak mengembalikan dana yangdipinjam.

Currency swap mirip dengan back-to-back loans kecuali bahwa currency

swap tidak nampak di neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk

menukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen

nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat

dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara

lebihmahal dari negara lain, currency swap dapat mempertimbangkan perbedaan

tingkatbunga.

Credit swap merupakan pertukaran mata uang antar perusahaan dan bank

(seringkali bank sentral) asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu.

credit swap sebenarnya telah dipraktekkan antara bank-bank umum, dan bank

umum dengan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya

tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna

membiayai kegiatan dengan mata yang uang lemah dari sumber mata uang yang

kuat(Hull, 2008 dalam Putro,2012).

2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging

Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk

pihakprodusen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen (Bappebti, 1997

dalam Putro,2012) sebagaiberikut:

a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan

risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan

yang diperkirakan, disebut “riskinsrance”.

b. Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat

pemasaran (a marketing tool). Dengan melakukan hedging, para petani

Universitas Sumatera Utara

dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan

sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan

suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan

menyimpan produk tersebut untuk dijualkemudian.

c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller, hedging tersebut

merupakan suatu alat pembelian (a purchasing tools). Melalui pasar

berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan

diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan

akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa

yang akandatang.

d. Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan

kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge

komoditinya. Karena dengan melakukan tindakan tersebut, pemilik

komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga dari komoditi yang

akandihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang ditargetkan

lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang

diberikan dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank

hanya menyediakan 50 persen dari modal kerja bagi produk atau

persediaanyang tidak dihedge, sedangkan bagi yang melakukan hedging

mendapat kredit 90 persen dari modalkerja.

e. Melaluihedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih

rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor

mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta

adanya kesempatan untuk memperbesar opertingcapital.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging

Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai

beberapakerugian yang harus dihadapi hedger (BAPPEBTI, 1997 dalam Putro

2012),yaitu:

a. Risikobasis

Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi

secara wajar (tidak searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang

ada tidak sesuai dengan perencanaansebelumnya.

b. Biaya

Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara

lain, biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi,

pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus

mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukanhedging.

c. Ketidaksesuaian

Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik danfutures Hal ini

terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu

sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan.

Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-

perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan

volumeproduksinya

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging 2.1.4.1Debt to Equity Ratio(DER)

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal

Universitas Sumatera Utara

sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio

(DER) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan

dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio (DER) dapat

diformulasikan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2010:143) :

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒

Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun

jangka panjang), sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal

sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur

modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total hutang

(jangkapendekmaupunjangkapanjang)semakinbesardibandingdengantotal modal

sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar

(kreditur) (Klimzack, 2008)

Rasio utang yang tinggi membuat perusahaan tersebut mempunyai banyak

alternatif pendanaan dalam mendanai segala macam kegiatan perusahaan, baik

dari kebutuhan operasional maupun kebutuhan ekspansi yang membuat

perusahaan tersebut semakin besar (Brigham dan Houston, 2010:143).

Ketersediaan dana tersebut memperlancar aliran kas yang mendukung segala

macam kegiatan untuk menjawab permintaan pasar dan meningkatkan

profitabilitas. Akan tetapi hal tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu

meningkatnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga

yang lebih tinggi, dan terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan

Franco Modigliani dan Milton Miller, TeoriMM (Putro 2012).

Dengan meningkatnya permasalahan sesuai teori MM, adanya eksposur

Universitas Sumatera Utara

transaksi valuta asing, misalnya perusahaan tersebut meminjam dalam US dolar

($), saat jatuh tempo kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mengalami

depresiasi, oleh karena itu perusahaan harus membayar lebih banyak karena

terdepresiasinya nilai tukar Rupiah tersebut dan risiko gagal bayar pun semakin

besar, dapat menambah pengeluaran yang besar akibat penggunaan hutang yang

lebih besar dibandingkan proporsi modal yangdimiliki.

Risiko-risiko tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi, karena

fluktuatifnya kondisi ekonomi membuat ketidakpastian semakin besar, maka dari

itu perusahaan perlu untuk melakukan manajemen risiko untuk mengalihkan

risiko yang kemungkinan muncul tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

semakintinggitingkathutangatauDebtEquityRatiomakaakansemakinbesarpengambi

lan keputusan hedging yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk risiko

(Spano, 2004 dan Klimczak, 2008).

2.1.4.2 Current Ratio

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang

harus segera dipenuhi.Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang

mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti

perusahaan tersebut dalam keadaaanlikuid (Brigham dan Houston, 2010:134).

Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek

perusahaan diproksikan dengan current ratio. Aktiva lancar umumnya meliputi

kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar atau

hutanglancarterdiri atas utang lancar, wesel tagih jangka pendek, hutang jatuh

tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya

Universitas Sumatera Utara

(terutama gaji).Current ratio dirumuskan sebagai berikut (Brigham dan Houston,

2010:134) :

𝐶𝐶𝑒𝑒𝐶𝐶𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡 =𝑡𝑡𝑎𝑎𝑡𝑡𝑙𝑙𝑎𝑎𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑢𝑢 𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶

Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian

bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idle cash)

sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga

semakin kecil(Guniarti,2014).Apabila tingkat profitabilitas menurun

menunjukkan perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan dananya dengan

maksimal untuk mendapatkan laba atau profit. Adanya eksposur transaksi

memperburuk penurunan profitabilitas tersebut, dikarenakan eksposur transaksi

mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran

transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya

akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang

domestik, sehingga risiko meningkat. Dengan demikian, semakin tinggi nilai

likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang dilakukan karena

tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan sebaliknya

(Spano,2004).

2.1.4.3 Market to Book Value (MTBV)

Pengertian Market to Book Ratio bisa disebut juga Price to Book Value

(PBV) menurut Husnandan Pudjiastuti (2006) dalam (Putro,2012), PBV

merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai buku. Untuk perusahaan-

perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu,

yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.

Universitas Sumatera Utara

Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal

relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Market to

book ratio (MTB) merupakan rasio yang termasuk ke dalam rasio pasar. Rasio ini

adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan

kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya

dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham

tertentu.Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai

bukusaham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang

didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli sahamtersebut.

Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukan aktiva bersih (net

assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per

lembar saham (book value per share) tidak menunjukan ukuran kinerja saham

yang penting, tetapi nilai buku perlembar saham dapat mencerminkanberapa besar

jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham

(emiten)dilikuidasi.

Sedangkan nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai

buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka

nilai pasar adalah nilai bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai

pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar

bursa. Untuk dapat menghitung MTBV dirumuskan rasio tersebut sebagai

berikut(Brigham dan Houston, 2010: 151):

Market to book Value (MTBV) = Harga pasar per saham / Nilai buku

Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan

dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set

Universitas Sumatera Utara

kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya rasio

yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan

lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor untuk berinvestasi

akan semakinbesar(Ameer,2010).

2.1.4.4 Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses

produksi barang maupun jasa yang dilakukan secara terus menerus dalam

kedudukan tertentu untuk mencari laba atau penghasilan. Ukuran perusahaan

digunakan sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu

telah berkembang. Kadangkala sering dijumpai perbedaan antara perusahaan yang

berskala besar dengan perusahaan yang berskala lebih kecil, sebagai contoh dalam

hal kemampuan untuk mendapatkan dana atau modal. Perusahaan yang besar

umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang tinggi dalam masalah

pendanaan melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan

dan kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang lebih besar

cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi, sehingga

ukuran perusahaan merupakan proksi kebalikan dari kemungkinan kebangkrutan.

Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan

denganukuranperusahaan. Perusahaan kecil cenderung membayar biaya modal

sendiri dan biaya hutang jangka panjang lebih mahal daripada perusahaan besar,

sehingga perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek daripada

meminjam hutang jangka panjang karena biayanya yang lebihrendah.

Firm size atau ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang

Universitas Sumatera Utara

dapat dilihat dari besarnyanilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva.

Perusahaan yang berukuran besar pada umumnya usahanya lebih terdiversifikasi,

lebih mudah dalam mengakses pasar modal, dan membayar tingkat suku bunga

rendah (Ahmad,2012). sehingga dengan begitu risiko kebangkrutan relatif lebih

kecil.Firmsize menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan

besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari pada

perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang harus

ditanggung investor semakin rendah(Ahmad2012).. Dalam penelitian ini akan

digunakan proksi firm size dihitung dari logaritma natural dari nilai pasar ekuitas

dan jumlah utang.

Ukuran firmsize diproksikan dengan (Ahmad2012) :

𝐹𝐹𝑙𝑙𝐶𝐶𝐹𝐹 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑠𝑠𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝐶𝐶 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡

2.1.4.5 Kepemilikan Manajerial (Managerial ownership)

Kepemilikan manajerial (managerial ownership) merupakan pemegang

saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan

didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti

direktur dan komiaris (Sudana, 2011:11).

Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan

pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut dengan

agency conflict. Konflik kepentingan yang terjadi ini menyebabkan pentingnya

suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham

(Jensen dan Meckling, 1976). Mekanisme pengawasan terhadap manajemen

Universitas Sumatera Utara

tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara

mangurangi agencycost adalah dengan adanya kepamilikan saham oleh pihak

manajemen.

Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan menyelaraskan

kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat mengurangi

konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer

perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan. Pengambilan

keputussan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan

apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan menanggung

risiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil

keputusan dan hedging adalah keputusan yang baik untuk mengatasi risiko yang

akan di hadapi.

Kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut (Sudana,2011: 11):

𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑡𝑡𝑢𝑢𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑜𝑜𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑙𝑙𝑖𝑖 =𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙

2.2 Penelititan Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ahmad (2012) melakukan penelitian tentang factors for using

derivatives: evidence from malaysian non-financial companies dengan

menggunakan metode Logistic Regression menemukan hasil bahwa Leverage,

liquidity, Firm size, managerial ownership berpengaruh negatif sedangkan

market-to-book value berpengaruh positif dengan penerapan hedging dengan

instrumenderivatif.

Clark and Judge (2005) melakukan penelitian tentang Motives for Corporate

Universitas Sumatera Utara

Hedging: Evidence From the UK dengan metode logit regression dengan variable

expected financial distress cost, liquidity, firm size, hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara expected financial distress cost dengan

keputusan hedging nilai tukar mata uang asing. Likuiditas perusahaan juga

signifikan menjelaskan hedging mata uang asing. Eksposur mata uang perusahaan

merupakan factor penting dalam melakukanhedging.Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dengan

keputusanhedging.

Klimczak (2008) melakukan penelitian dengan judul Corporate Hedging

and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies ANOVA

dan logit regression menemuhan hasil bahwa variabel DER, EBIT, growth,

individual block ownership, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

perilaku hedging. Sementara itu, pembayaran pajak berpengaruh negatif

terhadaphedging.

Ameer (2010) meneliti hedging yang dilakukan perusahaan non-keuangan

di Malaysia, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

signifikan antara eksposur penjualan luar negeri, likuiditas, kepemilikan

manajerial, dan ukuran perusahaan, sementara itu growth opportunity

berhubungan negatif terhadap hedging. Hanya sedikit perusahaan Malaysia yang

memahami manajemen risiko pada bisnis internasional, dengan derivatif. Para

manajer Malaysia kebanyakan risk averse dan tidak memahami cara memilih

posisi dalam pasarderivatif.

Guniarti (2011) melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Aktivitas Hedging dengan Instrumen Derivatif Valuta Asing

Universitas Sumatera Utara

(Studi Kasus pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di BEI periode 2007-

2009) dengan menggunakan model regresi logistik menemukan hasil bahwa

variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh

positif signifikan terhadap probabilitas aktivitashedging.

Spano (2004) menunjukkan fakta yang kuat bahwa hedging perusahaan

dilakukan karena biaya financial distress dan scale of economies. Sedangkan

bukti lemah ditunjukkan pada hubungan hedging dengan underinvestment

incentive dan tax incentive to hedge. Hasil penelitian juga memberikan bukti yang

mendukung bahwa holding cash merupakan subtitusi terbaik untuk financial

derivatives dan managerial ownership

tidakberefekpadatindakanhedging.Perusahaanyangmemilikitingkat leverage yang

tinggi cenderung suka untuk melakukan hedging. Dan yang terakhir, aktivitas

hedging lebih banyak dilakukan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

yang lebihbesar.

Paranita (2011) melakukan penelitian dengan judul kebijakan hedging

dengan derivatif valuta asing pada perusahaan publik di indonesia, dengan

menggunakan metode Logistic Regression. Hasil penelitian diperoleh bahwa

Probabilitas perusahaan menerapkan kebijakan hedging secara positif dan

signifikan berhubungan dengan debt to equity ratio (Leverage), Firm size

sedangkan market-to-book value of equity positif berhubungan

tetapitidaksignifikan,Currentratiodanforeignliabilitiestototalsales berhubungan

negatif dan tidak signifikan terhadap probabilitaspenerapan hedging dengan

instrumen derivatif valas.

Universitas Sumatera Utara

Nance, dan Smithson (1993) hasil penelitiannya adalah perusahaan yang

melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih

sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial

distress lebih besar, memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan

memakai lebih sedikit instrumen pengganti hedging. Hedging juga meningkatkan

nilai perusahaan dengan menurunkan bebanpajak.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti / Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis

Data

Hasil penelitian

1. Ahmad (2012)

Factors for Using Derivatives: Evidence From Malaysian Non Financial Companies

Dependen: Hedging

Independen: Laverage, Liquidity,Firm

size, Managerial Ownership,dan Market-to-

book- value

Logistic Regresion

Leverage, liquidity, Firm size, managerial ownership berpengaruh negatif sedangkan market-to-book valueberpengaruh positif dengan penerapan hedging dengan instrumenderivatif.

2. Paranita (2011)

Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia

Dependen: Hedging

Independen:

DER, Interest Coverage Ratio, Market-to-Book

Value of Equity, Current Ratio dan Foreign

Liabilities to Total Sales.

Logistic Regresion

DER, firm size, secara positif dan signifikan berhubungan denga hedging. MTBV positif berhubungan tetapi tidak signifikan terhadap hedging. Interst coverage, CR, foraign liabilities to total salesberhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap hedging.

3. Guniarti, Fay

(2011)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas HedgingDengan Instrumen Derivatif Valuta Asing

Dependen: Hedging

Independen:

Growth Opportunity, Leverage, Liquidity, Firm

Size,dan Financial Distress

Regresi Logistik

Variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas aktivitashedging.Liquidity berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Growth opportunity berpengayh positif tidak signifikan.

4. Ameer Determinants of Dependen: Hedging Logistic Liquidity, managerial

Universitas Sumatera Utara

(2010) Corporate HedgingPractices in Malaysia

Independen: Liquidity, Growth Option, Managerial Ownership,

Firm Size.

Regresion ownership, firm size berpengaruh positif terhadap perilaku hedging, sedangkan growth option berpengaruh negatif.

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti / Tahun

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Teknik Analisis

Data

Hasil penelitian

5. Klimczak

(2008)

Corporate Hedging and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies

Dependen: Hedging

Independen: DER,EBIT,

Growth, Individual Block Ownership, Ukuran Perusahaan

dan Pembayaran Pajak.

Logit Regression

DER (Liquidity), EBIT, growth, individual block ownership, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perilaku hedging. Sementara itu, pembayaran pajak berpengaruh negatif terhadaphedging.

6. Clark and

Judge (2005)

Motives For Corporate Hedging:Evidence From The UK

Dependen: Hedging

Independen: Liquidity, FirmSize, Expected

Financial Distress Cost

Logit Regression

Terdapat hubungan antara expected financial distress cost dengan keputusan hedging nilai tukar mata uang asing. Likuiditas perusahaan, dan firm size juga signifikan menjelaskan hedging mata uangasing.

7. Spano (2004)

A survey of the theoretical modelsof corporate hedging

Dependen: Hedging

Independen: Underinvestment Cost, Taxes,

Cost of Financial Distress,Leverage ,Firm Size

Logit Regression dan Probit Regression

Underinvestment cost, taxes, cost of financial distress, leverage ,firm size berpengaruh positf terhadap kebijakan hedging

8. Nance, dan

Smithson

(1993)

On the Determina of Corporate Hedging

Dependen: Hedging

Independen: Convex tax, Coverageof

FixedClaims,FirmSize, Growth Opportunity, Hedging

Substitution, Taxes, Cost of Financial distress

Logistic Regresion

Perusahaan yang melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial distress lebih besar memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan memakai lebih sedikit instrumen pengganti hedging.

Universitas Sumatera Utara

Hedging juga meningkatkan nilai perusahaan dengan menurunkan bebanpajak.

2.3 Kerangka Koseptual

2.3.1 Keputusan Hedging

Keputusan hedging adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu kekayaan atau investasi.

Hedgingdalam penelitian ini merupakan lindung nilai yang dilakukan perusahaan

untuk menanggulangi dampak buruk dari eksposur transaksi (hutang dan piutang

yang menggunakan valuta asing) dengan instrumen derivatif valuta asing

(forward, future, option, dan swap). Keputusan hedging juga diperngaruhi

beberapa faktor internal perusahaan.

2.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging

Penggunaan hutang diyakini mampu mengungkit kemampuan perusahaan

untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ketersediaan dana tersebut mampu

menjalankan perusahaan untuk berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan

operasional, ekspansi usaha, dan lain-lain. Karena terpenuhinya dana tersebut,

maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Namun

semakin tinggi proporsi tingkat hutang terhadap modal sendiri, maka akan

Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap besaran risiko yang semakinbesar.

Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan kuantitasmodal

yang dimiliki tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya biaya

kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi, dan

terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan Franco Modigliani dan

Milton Miller (Teori MM). Dengan risiko yang semakin besar tersebut, maka

perusahaan perlu untuk mengambil keputusan yang strategis terkait manajemen

risiko agar meloloskan perusahaan dari adanya risiko tersebut yang dapat

membuat perusahaan bangkrut. Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal

sendiri atau debt to equity ratio yang ditanggung perusahaan, sehingga semakin

besar tindakah hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk

risio tersebut, sehingga semakin besar tingkat debt to equity ratio yang diterima

perusahaan, semakin besar peluang perusahaan untuk mengambil keputusan

hedging Spano (2004), dan Klimczak(2008).

2.3.3 Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging

Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi perusahaankarena halini

adalahsumberdanauntukmembiayaiinvestasi perusahaan.Pembiayaan eksternal

biasanya sangat mahal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi perusahaan untuk

tidak melakukan proyek ini (biaya investasi yang tinggi) yang

akibatnyatidakakanmeningkatkannilaiperusahaan. Untukmengurangi

ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat menyebabkan

kurangnya investasi,Perusahaan bisa menggunakan hedging derivatif untuk

memaksimalkaninvestasi (Ahmad,2012). Rasio market-to-book value (MTBV)

digunakan sebagai proksi untuk mengukur peluang investasiperusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Pengaruh Current Ratio terhadap Keputusan Hedging

Rasio ini sering digunakan oleh perusahaan maupun investor untuk

mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Kewajiban tersebut bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu seperti,

membayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh tempo. Rasio

likuiditas jangka pendek perusahaan tersebut dapat diproksikan dengan rasio

lancar, current ratio yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi

ketidakpastian bagi investor, yang mengindikasikan adanya dana menganggur

(idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan.Hal ini

akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran

transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya

akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang

domestik,sehingga risiko meningkat.Dengan demikian semakin tinggi nilai

likuiditas maka semakin rendah aktivitas hedging yang dilakukan karena risiko

kesulitankeuanganyang muncul cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Clark and Judge (2005) dan Ahmad(2012).

2.3.5 Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging

Semakin besar suatu perusahaan, semakin bertambahnya aktivitas yang

terjadi di dalam perusahaan, sehingga menimbulkan tingginya risiko yang akan

ditanggung oleh perusahaan, terlebih jika perusahaan melakukan aktivitas yang

berkaitan dengan perdagangan internasional.risiko dari fluktuasi kurs yang tidak

dapat diprediksi mengakibatkan perusahaan untuk melakukan manajemen risiko.

Salah satu tindakan manajemen risiko yaitu dengan melakukan lindung nilai

Universitas Sumatera Utara

(hedging) dengan derivatif. Semakin besar size (ukuran) perusahaan, terdapat

kecenderungan perusahaan untuk lebih menerapkan kebijakan hedging Paranita

(2011), dan Guniarti(2011).

2.3.6 Pengaruh ManagerialOwnership terhadap Keputusan Hedging

Beberapa penelitian terdahulu mendukung bahwa jika manajer memegang

sebagian besar saham yang dimiliki perusahaan maka para manajer akan lebih

intensif untuk melakukan hedging untuk melindungi aset perusahaan

(Ahmad,2012 dan Ameer,2010). Dengan demikian semakin tinggi kepemilikan

manajerial suatu perusahaan maka semakin tinggi aktivitas hedging yang

dilakukan.

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Debt to Equity Ratio (DER)

Market to Book Value (MTBV)

Keputusan Hedging (HEDG)

Liquidity (Current Ratio-CR)

Firm Size (FS)

Managerial Ownership (MO)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Sugiyono (2012:93), “hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalahpenelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian

biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Berdasarkan kerangka

konseptual, maka hipotesis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan

instrument derivatif yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Market to Book Value,

Current Ratio, Firm Size, Managerial ownership berpengaruh positif terhadap

keputusan Hedging.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2012:57) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pengaruh variabel independen yaitu debttoequityratio,

market to book value, current ratio, ukuran perusahaan, dan kepemilikan

manajerial terhadap variabel dependen yaitu keputusan hedging.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media

internet dengan situs www.idx.co.id, www.sahamoke.com yaitu pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Waktu penelitian ini adalah

pada desember 2015 sampai dengan januari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Universitas Sumatera Utara

Untuk memusatkan pembahasan dan menganalisi masalah, maka perlu

dilakukan batasan operasional pada penelitian, yaitu :

a. Variabel independen (variabel bebas) adalah Debt to Equity Ratio (X1), Market

to Book Value (X2), Current Ratio (X3), Firm Size (X4) dan Managerial

Ownership (X5) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2011-2013.

b. Variabel dependen (variabel terikat) adalah keputusan Hedging(Y) pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

3.4 Definisi Opersional Variabel

Berikut adalah penjelasan atau definisi mengenai variabel dependen dan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4.1 Variabel Dependen

Hedging adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau

meniadakan risiko pada suatu kekayaan atau investasi. Hedging dalam

penelitianini merupakan lindung nilai yang dilakukan perusahaan untuk

menanggulangi dampak buruk dari eksposure transaksi (hutang dan piutang yang

menggunakanvaluta asing) dengan instrumen derivatif valuta asing (forward,

future, option, danswap). Dalam penelitian ini perusahaan yang melakukan

hedging dengan akandiberi skor 1 dan perusahaan yang tidak melakukan hedging

dengan akan diberiskor = 0.

3.4.2 Variabel Independen

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Universitas Sumatera Utara

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal

sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.Hedging akan dapat

mengurangikemungkinan perusahaan dalam kesulitan keuangan (likuidasi). Total

utang dibagitotal equitydigunakan sebagai proksi untuk leverage perusahaan

(Brigham dan Houston,2010 :134) :

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒

2. Market to Book Value (MTBV)

Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi perusahaan karena hal ini

adalah sumber dana eksternal untuk membiayai investasi perusahaan. Pembiayaan

eksternal biasanya sangat mahal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi

perusahaan untuk tidak melakukan proyek ini (biaya investasi yang tinggi) yang

akibatnya tidak akan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengurangi

ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat menyebabkan

kurangnya investasi. Perusahaan bisa menggunakan derivatif untuk

memaksimalkan investasi. Ameer (2010) mengunakan rasio market-to-book value

(MTBV) sebagai proxy untuk peluang investasi perusahaan. Market-to-book value

dapat dihitung dengan rasio kapitalisasi pasar dibagi nilai buku(Brigham dan

Houston, 2010: 151) :

Market to book Value (MTBV) = Harga pasar per saham / Nilai buku

3. Current Ratio (CR)

Universitas Sumatera Utara

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

yang diproksi dengan current ratio. Currentratio merupakan salah satu rasio

likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap

utang lancarnya.Current ratio di proksikan sebagai berikut (Brigham dan

Houston, 2010: 134):

𝐶𝐶𝑒𝑒𝐶𝐶𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡 =aktiva lancarutang lancar

Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian

bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idlecash)

sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga

semakin kecil (Spano, 2004).

4. Ukuran perusahaan (Firm Size)

Ahmad (2012) berpendapat bahwa perusahaan besar

cenderungmenggunakan lindung nilai derivatif untuk menghadapi eksposur risiko

daripadaperusahaan kecil karena mereka memiliki sumber daya yang diperlukan

dan pengetahuan untuk melakukannya. Proksi firmsize dihitung dari logaritma

natural dari nilai total aset (Ahmad,2012) :

Firmsize = LnTotal Asset

5. Kepemilikan manjerial (ManagerialOwnership)

Kepemilikan manajerial (managerial ownership) merupakan pemegang

saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan

didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti

direktur dan komiaris (Sudana, 2011:11).

Proksi dari managerial ownership dihitung dari (Sudana, 2011:11):

Universitas Sumatera Utara

𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑡𝑡𝑢𝑢𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑜𝑜𝐶𝐶𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑙𝑙𝑖𝑖 =𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Jenis variabel Keterangan Simbol Skala Pengukuran Dependen (terikat)

Hedging HEDG Rasio Melakukan hedging = 1 Tidak melakukan hedging = 0

Independen (bebas)

Debt to Equity Ratio

DER Rasio 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑙𝑙𝑒𝑒𝑒𝑒𝑙𝑙𝑡𝑡𝑒𝑒

Market to Book Value

MTBV Rasio 𝑀𝑀𝑡𝑡𝐶𝐶𝑎𝑎𝑙𝑙𝑡𝑡 𝐶𝐶𝑡𝑡𝑖𝑖𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑠𝑠𝑡𝑡𝑡𝑡𝑙𝑙𝑡𝑡𝐶𝐶𝐵𝐵𝑡𝑡𝑡𝑡𝑎𝑎𝐵𝐵𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒𝑙𝑙

Current Ratio

CR Rasio aktiva lancarutang lancar

Firm Size FS Rasio LnTotal Asset Managerial Ownership

MO Rasio 𝐷𝐷𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑡𝑡𝐶𝐶 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝐶𝐶𝑙𝑙 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙ℎ𝑡𝑡𝑡𝑡𝑜𝑜𝑙𝑙𝐶𝐶𝑢𝑢𝑙𝑙𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑆𝑆ℎ𝑡𝑡𝐶𝐶𝑙𝑙

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada BEI dengan rentang waktu periode 2011-2013.

Penentuan sampel pada penelitian ini dipilih dari populasi yaitu dari perusahaan

yang memenuhi beberapa kriteria dengan metode purposivsampling(pemilihan

sampel dengan kriteria tertentu sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang secara fundamental memiliki eksposur valuta

asing yang timbul dari impor bahan baku,penjualan ekspor, aset dan

kewajibandalam valuta asing, atau memiliki anak perusahaan di luar

negeriselama tahun 2011-2013.

2. Perusahaan manufakturyang memiliki data lengkap di ICMDpada tahun

penelitian yang dibutuhkan.

Dari data yang diperoleh dari website IDX diperoleh jumlah populasi

sebanyak 133perusahaan dan setelah dilakukan seleksi sampel dengan kriteria

yang telah disebutkan di atas maka diperoleh sampel sebanyak 84 perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2 Daftar perusahaan sampel

No Perusahaan 1 Polychem Indonesia Tbk (ADMG) 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) 3 Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) 4 Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) 5 AKR Corporation (AKRA) 6 Alumindo Light Metal Industry Tbk(ALMI) 7 Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) 8 Asiaplast Industries Tbk (APLI) 9 Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) 10 Astragraphia (ASGR) 11 Astra International (ASII) 12 Astra Otopart (AUTO) 13 Sepatu Bata (BATA) 14 Indo Kordsa Tbk (BRAM) 15 Berlina (BRNA) 16 Barito Pasific Tbk (BRPT 17 Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) 18 Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) 19 Citra Turbindo (CTBN) 20 Delta Jakarta (DLTA) 21 Duta Pertiwi Nusantara (DPNS 22 Darya Varia (DVLA) 23 Ekadharma (EKAD) 24 Eratex Djaya Tbk (ERTX) 25 Ever Shine Textile industry Tbk (ESTI) 26 Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) 27 Fast Food Indonesia (FAST) 28 Fajar Surya Wasesa (FASW) 29 Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) 30 Goodyear (GDYR)

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 3.2

No Perusahaan 31 Gajah Tunggal (GJTL) 32 Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR) 33 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk (IKAI) 34 Indomobil Sukses International (IMAS) 35 Indal Alumunium Industry Tbk (INAI) 36 Indofood Sukses Makmur (INDF) 37 Indospring (INDS) 38 Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk (INKP) 39 Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) 40 Intraco Penta (INTA) 41 Indocement (INTP) 42 Jembo Cable Company Tbk (JECC) 43 Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) 44 Kimia Farma (KAEF) 45 KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) 46 Kabelindo Murni Tbk (KBLM) 47 Keramik Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) 48 Kalbe Farma (KLBF) 49 Langgeng Makmur (LMPI) 50 Lionmesh Prima Tbk (LMSH) 51 Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) 52 Lautan Luas (LTLS) 53 Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) 54 Merck (MERK) 55 Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) 56 Mulia Industrindo Tbk (MLIA) 57 Mustika Ratu (MRAT) 58 Metrodata Electronic (MTDL) 59 Mayora (MYOR) 60 Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) 61 Nippres Tbk (NIPS) 62 Pan Brothers (PBRX) 63 Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) 64 Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) 65 Sat Nusa persada Tbk (PTSN) 66 Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) 67 Supreme Cable Manufacturing Tbk (SCCO)

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 3.2

No Perusahaan 68 Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) 69 Holcim Indonesia (SMCB) 70 Semen Gresik (SMGR) 71 Selamat Sempurna (SMSM) 72 Suparma Tbk (SPMA) 73 Indo Acitama (SRSN) 74 Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) 75 Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) 76 Mandom Indonesia (TCID) 77 Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) 78 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) 79 Chandra Asri Petrochemical (TPIA) 80 Trias Sentosa Tbk (TRST) 81 Ultrajaya (ULTJ) 82 United Tractor (UNTR) 83 Unilever Indonesia (UNVR) 84 Voksel Electric Tbk (VOKS)

Sumber: data diolah, www.idx.co.id

Selanjutnya analisis dilakukan dengan menggunakan pooling data dengan

menambah jumlah pengamatan, yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan

periode pengamatan (3 tahun) sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini

sebanyak 252 pengamatan (84 x 3 = 252).

3.6 Jenis dan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berisidata variabel dependen dan independen yang dilakukan perusahaan

Manufakturyang terdaftar di BEI selama tahun 2011–2013. Data laporan

keuangan tersebutdiperoleh dari Catatan Laporan Keuangan dan ICMD

(IndonesianCapital Market Directory).

Universitas Sumatera Utara

3.7 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter

darilaporan keuangan tahunan beserta catatannya yang berasal dari BEI untuk

tahun 2011–2013. Untuk kepentingan analisis maka digunakan pooled data

(datapooled) selama 3 tahun dari perusahaan yang dijadikan sampel, dengan

demikiandidapat 84 x 3 = 252pengamatan.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi (standarddeviation), maksimum

dan minimum (Ghozali, 2006: 19). Statistik deskriptif berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui

data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat analisis dan

kesimpulan yang umum.

3.8.2 Pengujian Data

Regresi logistik dilakukan ketika peneliti ingin menguji apakah

probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya

(Ghozali, 2007). Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi

normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik

tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel independen yang digunakan

dalam model, artinya variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi

normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grip. Gujarati

(2003) menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedacity artinya

Universitas Sumatera Utara

variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing

variabel independen.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik karena

model variabel dependen dalam model adalah variabel kategori (dikotomi

variable), dengan memberi nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan hedging dan

nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan hedging. Selain itu penggunaan

model ini didasarkan atas masukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang

menyarankan untuk penggunaan model ini karena mempunyai tingkat klasifikasi

yang lebih baik dibandingkan model lain serta tidak sensitif terhadap jumlah

sampel yang tidak sama frekuensinya.

Kuncoro (2001) dalam Putro (2012)mengatakan bahwa regresi logistik

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknik analisis lain yaitu:

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas dan heteroskedastisitas atas

variabel bebas yang digunakan dalam model sehingga tidak diperlukan uji

asumsi klasik walaupun variabel independen berjumlah lebih dari satu.

2. Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel

kontinu, distrik, dan dikotomis.

3. Regresi logistik tidak membutuhkan keterbatasan dari variabel independennya.

4. Regresi logistik tidak mengharuskan variabel bebasnya dalam bentuk interval.

Secara umum model regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝐿𝐿𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑢𝑢 𝑃𝑃𝑙𝑙

1 − 𝑃𝑃𝑙𝑙= 𝑙𝑙0 + � 𝑙𝑙𝑗𝑗

𝑎𝑎

𝑗𝑗=1𝑋𝑋𝑙𝑙𝑗𝑗

Li : Variabel dependen (= 1 bila perusahaan melakukan hedging; = 0 bila

perusahaan tidak melakukan hedging)

Pi : Probabilitas

Universitas Sumatera Utara

Xij : Variabel independen

Dari model umum tersebut diperoleh untuk probabilitas perusahaan untuk

melakukan hedging atau tidak sebagai berikut:

𝐿𝐿𝑙𝑙 = 𝐿𝐿𝑡𝑡𝑢𝑢𝑃𝑃𝑙𝑙

1 − 𝑃𝑃𝑙𝑙= 𝑙𝑙0 + 𝑙𝑙1𝑋𝑋1 + 𝑙𝑙2𝑋𝑋2 + ⋯+ 𝑙𝑙5𝑋𝑋5 + 𝑒𝑒𝑙𝑙

Di mana:

X1 : Debt to Equity Ratio (DER)

X2 : Market to Book Value (MTBV)

X3 : Current Ratio (CR)

X4 : Firm Size (FS)

X5 : Managerial Ownership (MO)

Penentuan nilai 1 dan 0 sebagai variabel hedging dengan cara melihat dari

Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan di setiap

perusahaan.Perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif diberi angka 1,

sedangkan Perusahaan yang tidak melakukan hedging dengan derivatif diberi

angka 0.

3.8.3 Pengujian Model

Langkah pertama adalah menilai overallfit model terhadap data. Beberapa

tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit

adalah :

Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Universitas Sumatera Utara

3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model

Statistik yang digunakan berdasakan pada fungsi likelihood. Likelihood L

dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskanmenggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan

alternatif, Lditransformasikan menjadi -2LogL. Untuk menilai keseluruhan

model ditunjukkan dengan log likelihood value (nilai -2LogL ) yaitu dengan

cara membandingkanantaranilai -2LogL pada awal (block number = 0) dimana

model hanya memasukkan konstantadengan-2LogL setelah mode memasukkan

variabel bebas (block number = 1). Apabila nilai-2LogLblock number = 0

>nilai-2LogLblock number = 1 maka menunjukkan model regresi yang baik.

3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model.

Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengn atau

kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan

antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes fit model tidak baik

karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistic

Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol

tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.

3.8.3.3 Koefisien Determinasi

Merupakan ukuran yang meniru ukuran 𝐷𝐷2pada multiple regression yang

didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimumkurang dari 1

sehinga sulit diinterpretasikan.Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikanbahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)

Universitas Sumatera Utara

sampai 1 (satu). Nilai Negelkerke’s 𝐷𝐷2dapat diinterpretasikan seperti nilai 𝐷𝐷2pada

multiple regression. Bila nilai Negelkerke’s 𝐷𝐷2kecil berarti kemempuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

3.8.3.4 Tabel Klasifikasi

Tabel Klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan

salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel

dependen dan hal ini rentan (1) dan tidak rentan (0), sedangkan pada baris

menunjukan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen rentan (1) dan

tidak rentan (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada

diagonal dengan tingkatan ketepatan peramalan 100%. Jika model regresi logistik

memiliki homoskedastisitas, maka prosentase yang benar (correct) akan sama

untuk kedua baris.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan nilai signifikansi level sebesar 5% untuk

mengetahui apakah ada pengaruh nyata dari variabel independen terhadap variabel

dependen. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. H0 : b1 =b2=b3 = b4 = b5= 0, ArtinyaDebt to Equity Ratio (DER),

CurrentRatio (CR), Market to Book Value (MTBV), Firm Size (FS),

Managerial Ownership (MO) berpengaruh tidak signifikan terhadap

pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa efek Indonesia.

2. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠0, Artinya Debt to Equity Ratio

(DER), CurrentRatio (CR), Market to Book Value (MTBV), Firm Size

Universitas Sumatera Utara

(FS), Managerial Ownership (MO) berpengaruh signifikan terhadap

pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa efek Indonesia.

Kriteria dari pengujian ini adalah :

a. Signifikansi level (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Signifikansi level (Sig.) < 0,05 maka H1diterimadan H0ditolak

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yang berarti populasi yang dijadikan sampel penelitian

adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel yang sudah dotentukan terlebih

dahulu.

Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing

perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO

Bidang dan Kegiatan Perusahaan

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk 25-Apr-86 20-Okt-93 pemotongan poliester,

pengolahan plastik

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 26-Jan-60 11-Jun-97 pembuatan mie

3 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 05-Apr-01 01-Nop-04 pengolahan plastik dan

pengemasan

4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 07-Mar-80 18-Des-92

pengemasan fleksibel terpadu

5 AKRA AKR Corporation 28-Nop-77 03-Okt-94 pengolahan bahan kimia, distributor bahan kimia

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4.1

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO

Bidang dan Kegiatan Perusahaan

6 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 26-Jun-78 02-Jan-97

pengolahan lempengan aluminum dan kertas

aluminium

7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 07-Okt-71 08-Nop-95

pengolahan lempengan gelas kaca, dan produk

gelas

8 APLI Asiaplast Industries Tbk 05-Agust-92 01-Mei-00

pembuatan lempengan PVC dan PVC sponge

leather 9 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 22-Feb-93 17-Jul-01 industri keramik

10 ASGR Astragraphia 31-Okt-75 15-Nop-89 peralatan elektronik

11 ASII Astra International 20-Feb-57 04-Apr-90

otomotif, peralatan berat, agribisnis, industri

peralatan

12 AUTO Astra Otopart 20-Sep-91 15-Jun-98 industri suku cadang kendaraan bermotor

13 BATA Sepatu Bata 15-Okt-91 24-Mar-82 industri sepatu

14 BRAM Indo Kordsa Tbk 08-Jul-81 05-Sep-90 pembuatan benang ban

dan kawat 15 BRNA Berlina 22-Mei-05 06-Nop-89 pengemasan plastik 16 BRPT Barito Pasific Tbk 04-Apr-79 01-Okt-93 kayu, mebel

17 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 27-Feb-95 18-Jul-01

pembuatan besi bangunan

18 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 15-Jan-79 08-Mei-95 pengolahan ubi kayu

19 CTBN Citra Turbindo 23-Agust-81 28-Nop-89 industri pipa dan

aksesoris 20 DLTA Delta Jakarta 15-Jun-97 12-Feb-84 Minuman

21 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 18-Mar-82 08-Agust-90

pembuatan lem kayu dan damar untuk produk

kayu 22 DVLA Darya Varia 05-Feb-76 11-Nop-94 obat-obatan farmasi 23 EKAD Ekadharma 20-Nop-81 11-Agust-90 pembuatan pita perekat 24 ERTX Eratex Djaya Tbk 12-Okt-72 21-Agust-90 Textil

25 ESTI Ever Shine Textile industry Tbk 11-Des-73 13-Okt-92

tekstil sintetis dan garmen

26 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 06-Mar-92 16-Mei-97

indutri bahan kimia ester,asam fetty dll

27 FAST Fast Food Indonesia 19-Jun-78 11-Mei-93 makanan dan restoran 28 FASW Fajar Surya Wasesa 13-Jun-87 01-Des-94 bubur kertas dan kertas

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4.1

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO

Bidang dan Kegiatan Perusahaan

29 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 08-Apr-89 23-Des-09 piringan logam

30 GDYR Goodyear 26-Jan-71 01-Des-80 pembuatan ban 31 GJTL Gajah Tunggal 24-Agust-51 08-Mei-90 pembuatan ban

32 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 30-Okt-75 05-Nop-90

pengemasan kaleng dan percetakan

33 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 26-Jun-91 04-Jun-97

pembuatan lantai keramik, tegel

34 IMAS Indomobil Sukses International 20-Mar-87 15-Sep-93

perakitan kendaraan bermotor dan penjualan

35 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 16-Jul-71 05-Des-94 industri aluminium

36 INDF Indofood Sukses Makmur 14-Agust-90 14-Jul-94 makanan dan minuman

37 INDS Indospring 05-Mei-78 10-Agust-90 industri pegas,

lempengan pegas

38 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk 07-Des-76 16-Jul-90 industri kertas

39 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 26-Apr-83 18-Jun-90 industri kertas 40 INTA Intraco Penta 10-Mei-75 23-Agust-93 alat berat 41 INTP Indocement 16-Jan-85 05-Des-89 industri semen

42 JECC Jembo Cable Company Tbk 17-Apr-73 18-Nop-92

kabel elektrik dan telekomunikasi

43 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 18-Jul-73 08-Agust-89 industri besi dan baja 44 KAEF Kimia Farma 23-Jan-69 04-Jul-01 Farmasi

45 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 19-Jan-72 06-Jul-92

kabel dan kawat elektronik

46 KBLM Kabelindo Murni Tbk 11-Okt-79 01-Jun-92 industri kabel

47 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Tbk 11-Jan-01 08-Des-94 industri keramik

48 KLBF Kalbe Farma 10-Sep-66 03-Jul-91 Farmasi

49 LMPI Langgeng Makmur 04-Jun-96 17-Okt-97

pembuatan peralatan rumah plastik dan

aluminium

50 LMSH Lionmesh Prima Tbk 14-Des-82 04-Jun-90 industri pengelasan dan

pabrik besi

51 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 07-Jan-82 05-Feb-90 pengelasan

52 LTLS Lautan Luas 18-Jan-51 21-Jul-97 industri bahan kimia

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4.1

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO

Bidang dan Kegiatan Perusahaan

53 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 20-Jun-88 09-Jun-05 industri ban

54 MERK Merck 14-Okt-70 23-Jul-81 Farmasi

55 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 03-Jun-29 17-Jan-94 industri minuman

56 MLIA Mulia Industrindo Tbk 15-Nop-86 17-Jan-94 indutri gelas dan keramik

57 MRAT Mustika Ratu 14-Mar-78 27-Jul-97 tradisional herbal dan

kosmetik 58 MTDL Metrodata Electronic 17-Feb-83 09-Apr-90 peralatan komputer 59 MYOR Mayora 17-Feb-77 04-Jul-90 Makanan

60 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 19-Agust-82 14-Des-09 industri timah

61 NIPS Nippres Tbk 24-Apr-75 24-Jul-91 industri batreia 62 PBRX Pan Brothers 21-Agust-80 16-Agust-90 teksil dan garmen

63 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 26-Sep-83 23-Sep-96

industri pengemasan metal

64 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 20-Feb-84 12-Jul-90 industri roda bergigi

65 PTSN Sat Nusa persada Tbk 01-Jun-90 08-Nop-07 perakitan barang

elektronik

66 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22-Des-87 22-Jan-98 industri pakaian

67 SCCO Supreme Cable Manufacturing Tbk 09-Nop-70 20-Jul-82 industri kabel

68 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 05-Nop-94 07-Okt-08 industri alat percetakan

69 SMCB Holcim Indonesia 15-Jun-71 10-Agust-97 industri semen 70 SMGR Semen Gresik 25-Mar-53 08-Jul-91 industri semen

71 SMSM Selamat Sempurna 19-Jan-76 09-Sep-96 industri suku cadang kendaraan bermotor

72 SPMA Suparma Tbk 25-Agust-76 16-Nop-94 industri kertas

73 SRSN Indo Acitama 07-Des-82 11-Jan-93 kemasan plastik, pakaian

dan kimia

74 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 14-Apr-80 21-Mar-94 industri kayu olahan

75 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 03-Feb-77 30-Sep-93

batangan tembaga, kawat, batangan timah

76 TCID Mandom Indonesia 05-Nop-79 23-Sep-93 industri kosmetik

77 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 02-Apr-81 13-Des-99 industri kayu olahan

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4.1

Sumber : data diolah, www.idx.co.id 4.2 Statistik Deskriptif

Analiasis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

statistik secara umum, peneliti mengunakan descriptiveuntuk variabel yang diukur

dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala

nominal.

Tabel 4.2 Statistik deskriptif

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 252 ,04 17,45 1,5210 2,07166

CR 252 ,21 11,74 2,1712 1,79604

MTBV 252 ,03 47,27 2,8890 6,45443

FS 252 23,08 33,28 28,2687 1,59292

MO 252 ,00 27,77 1,6946 4,95021

Valid N (listwise) 252 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO

Bidang dan Kegiatan Perusahaan

78 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 02-Okt-72 03-Apr-97

industri bubur kertas, dan kertas olahan

79 TPIA Chandra Asri Petrochemical 02-Nop-84 26-Mei-08 industri bahan kimia

80 TRST Trias Sentosa Tbk 23-Nop-83 02-Jul-90 kemasan kertas, pita

perekat

81 ULTJ Ultrajaya 02-Nop-71 02-Jul-90 industri susu dan

minuman 82 UNTR United Tractor 13-Okt-72 19-Sep-89 industri alat berat 83 UNVR Unilever Indonesia 05-Des-33 11-Jan-82 industri barang konsumsi 84 VOKS Voksel Electric Tbk 19-Apr-71 20-Des-90 industri kabel

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.2 diatas dapat dideskripsikan bebrapa hal berikut ini :

1. Variabel independen debt to equity ratio (DER) memiliki rata-rata sebesar

1,5210 dengan standar deviasinya sebesar 2,07166. Nilai DER yang tertinggi

adalah 17,45 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013, sedangkan untuk

nilai DER yang terendah adalah 0,04 yang dimiliki oleh JPRS tahun 2013.

2. Variabel independen current ratio (CR) memiliki rata-rata sebesar 2,1712

dengan standar deviasinya sebesar 1,79604. Nilai CR yang tertinggi adalah

11,74 yang dimiliki oleh TCID pada tahun 2011, sedangkan nilai Cr yang

terendah adalah 0,21 yang dimiliki oleh SULI pada tahun 2011.

3. Variabel independen market to book value (MTBV) memiliki rata-rata sebesar

2,8890 dengan standar deviasinya adalah 6,45443. Nilai MTBV terbesar adalah

47,27 yang dimiliki oleh MLBI pada tahun 2012, sedangkan nilai MTBV yang

terendah adalah 0,03 yang dimiliki oleh BATA tahun 2013.

4. Variabel independen firmsize (FS) yang diproksikan dengan Ln total aset

memiliki nilai rata-rata sebesar 28,2687 dengan standar deviasinya sebesar

1,59292. Nilai FS yang tertinggi 33,28 yang dimiliki oleh BRPT pada tahun

2013, sedangkan nilai FS yang terendah adalah 23,08 yang dimiliki oleh

AKKU pada tahun 2013.

5. Variabek independen managerial ownership (MO) memiliki nilai rata-rata

sebesar 1,6946 dengan standar deviasinya sebesar 4,95021. Nilai MO yang

tertinggi adalah 27,77 yang dimiliki oleh BRAM, sedangkan nilai MO yang

terendah sebesar 0 atau tidak ada sama sekali yang dimiliki oleh sebagian besar

sampel.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Statistik Frequensi

HEDGING Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

,0 192 76,2 76,2 76,2

1,0 60 23,8 23,8 100,0

Total 252 100,0 100,0 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu

keputusan melakukan hedgingyang merupakan variabel dummy, dimana sampel

yang mekukan hedging diberi kode “1” sedangkan sampel yang tidak melakukan

hedging diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data

dapat diproses. Jumlah sampel yang melakukan hedging sebanyak 60 sampel atau

23,8% dari total sedangkan sampel perusahaan yang tidak melukan hedging

sebanyak 192 sampel atau 76,2% dari total keseluruhan.

4.3 Pengujian Model 4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit

atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan hipotesis :

Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log likelihood

pada awal (blocknumber=0) dengan nilai -2 Log likelihood pada akhir

(blocknumber = 1). Nilai -2 Log Likelihood awal pada block number =0

ditunjukkan melalui tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4 Likelihood Block 0

Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah Nilai -2 Log Likelihood akhir pada block number =1, dapat ditunjukkan

melalui tabel berikut :

Tabel 4.5 Likelihood Block 1

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant DER CR MTBV FS MO

Step 1

1 224,514 -14,650 ,042 -,024 ,034 ,473 ,076

2 214,623 -21,522 ,075 -,053 ,041 ,701 ,109

3 214,087 -23,413 ,083 -,077 ,043 ,765 ,119

4 214,084 -23,545 ,083 -,080 ,044 ,770 ,120

5 214,084 -23,546 ,083 -,081 ,044 ,770 ,120

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 276,633

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa -2 Log Likelihood awal pada block number

=0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 4

memperoleh nilai sebesar 273,633. Kemudian pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 277,255 -1,048

2 276,633 -1,160

3 276,633 -1,163

4 276,633 -1,163

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 276,633

c. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Universitas Sumatera Utara

setelah masuknya variabel independen pada model nilai -2 Log Likelihood akhir

pada step 5 menunjukan nilai 214,084.

Selisih antara nilai -2 Log Likelihood awal dengan nilai -2Log likelihood

akhir adalah sebesar 59,549 (273,633-214,084). Adanya penurunan Likelihood ini

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

4.3.2 Menilai kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan

Hosmer and Lameshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-

Square. Probabilitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

tingkat signifikansi (α) 5%.

Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah :

Ho : tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha : ada perbedaan antara model dengan data

Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5,806 8 ,669

Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian Hosmer dan lemeshow. Hasil

pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 0,669. Nilai

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α (tingkat signifikansi) 0,05. Hal ini

berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena

tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan

Universitas Sumatera Utara

klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai

observasinya.

4.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabilitas variabel

dependen.koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada Nagelker

R Square. Nilai Nagelker R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square

pada regresi berganda (Ghozali,2006).

Tabel 4.7

Nagelker R square

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 214,084a ,220 ,330

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

Tabel 4.7 menunjukkan nilai Nagelker R Square. Dilihat dari hasil output

pengolahan data, nilai Nagelker R Square adalah sebesar 0,330 yang berarti

variabilitas variabel independen adalah sebesar 33%, sisanya sebesar 67% (100%-

33%) dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain diluar model penelitian.

4.4 Tabel Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan memunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan melakukan hedging.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8

Sumber : output SPSS, 2016 data diolah

Dari tabel 4.8tabelklasifikasi model menunjukkan bahwa prediksiobservasi

tidak melakukan aktivitas hedging sebanyak 192, sedangkan hasil observasinya

sebanyak 179 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 93,2%. Kemudian prediksi

observasiyang melakukan aktivitas hedging sebanyak 60,sedangkan hasil

observasinya hanya 38 denganketepatan klasifikasi sebesar 36,7%. Jadi

secarakeseluruhan ketepatan model ini sebesar 79,8%yang berarti hasil penelitian

ini cukup baikkarena mendekati ketepatan 100%.

4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam uji regresi pengaruh antara variabel dependen dan variabel

independen dilihat pada variables in the Equiation. dalam uji hipotesis dengan

regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equiation pada kolom

significant dibanding dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat

signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima.

Classification Table Observed Predicted HEDGING Percentage

Correct ,0 1,0

Step 1 HEDGING

,0 179 13 93,2

1,0 38 22 36,7

Overall Percentage 79,8

a. The cut value is ,500

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DER ,083 ,083 1,007 1 ,316 1,087

CR -,081 ,136 ,353 1 ,552 ,923

MTBV ,044 ,026 2,851 1 ,091 1,045

FS ,770 ,125 37,771 1 ,000 2,159

MO ,120 ,035 12,105 1 ,001 1,128

Constant -23,546 3,705 40,378 1 ,000 ,000

a. Variable(s) entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO.

Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah

Tabel 4.9 menunjukkan hasilpengujian dengan regresi logistik pada tingkat

signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh

persamaan regresi logistik sebagai berikut ini :

Li =HEDG = -23,546 + 0,083DER - 0,081CR + 0,044MTBV + 0,77FS +

0,12MO

Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut ini :

1. Nilai konstanta sebesar -23,546 yang dihasilkan negatif, artinya jika

pengambilan keputusan hedging tidak dipengaruhi oleh debt to equity

ratio, current ratio, market to book value, firm size dan managerial

ownership maka kemungkinan perusahaan melakukan hedgingakan

menurun sebesar -23,546 satuan.

2. Debt to equity ratio (DER) sebesar 0,083 yang dihasilkan positif, artinya

jika DER naik satu satuan maka kemungkinan perusahaan melakukan

hedging meningkat sebesar 0,083 satuan dengan syarat variabel lainnya

konstan.

Universitas Sumatera Utara

3. Currentratio (CR) sebesar -0,081 yang dihasilkan negatif, artinya jika CR

naik satu satuan maka akan menurunkan kemungkinan perusahaan untuk

melakukan hedging sebesar 0,081 satuan dengan syarat variabel lainya

konstan.

4. Market to book value(MTBV) sebesar 0,044 yang dihasilkan positif,

artinya jika MTBV naik satu satuan maka akan meningkatkan

kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,044 satuan dengan

syarat variabel lainnya konstan.

5. Firm size (FS) sebesar 0,77 yang dihasilkan positif ,artinya jika FS naik

sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan

melakukan hedging sebesar 0,77 satuan dengan syarat variabel lainnya

konstan.

6. Managerial ownership (MO) sebesar 0,12 yang dihasilkan positif, artinya

jika MO naik sat satuan maka akan meningkatkan kemungkinan

perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,12 dengan syarat variabel

lainnya konstan.

Dari hasil pengujian diatas maka diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai

berikut :

Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

melakukan hedging. Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien

regresi variabel DER bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas (p)

sebesar 0,316 > 0,05 yang berartiH0diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa

variabel DER tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan

hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Universitas Sumatera Utara

Current ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel CR

bernilai negatif sebesar -0,081 dengan probabilitas (p) sebesar 0,552 > 0,05 yang

berarti H0diterima dan H1 ditolak.Hal ini berarti bahwa variabel CR tidak

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Market to book value tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi

variabel MTBV bernilai positif dengan koefisien regresi sebesar 0,044 dengan

probabilitas sebesar 0,091 > 0,05 yang berarti H0diterima dan H1 ditolak. Hal ini

berarti bahwa variabel MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2011-2013..

Firm size berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel FS

bernilai positif sebesar 0,77 dengan probabilitas sebesar 0,00 < 0,005 yang berarti

berarti H1diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel FS berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

Managerial ownership berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan

hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi

variabel MO bernilai positif sebesar 0,12 dengan probabilitas sebesar 0,01 < 0,005

yang berarti H1diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel MO

Universitas Sumatera Utara

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan

hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

4.6.1 Pengaruh Debt to EquityRatio Terhadap Pengambilan Keputusan

Hedging

Variabel Debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,316>

0,05yang berarti bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap

probabilitas pengambilan keputusan hedging. Tingginya DER suatu perusahaan

yang mengindikasikan bahwa besar hutang dibandingkan dengan besar ekuitas

perusahaan. Semakin besar penggunaan hutang oleh sebuah perusahaan maka

semakin besar risiko yang harus diperhatikan perusahaan. Namun disatu sisi

perusahaan tetap membutuhkan hutang untuk menambah modal kerja dan

memanfaatkan modal kerja tersebut untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini

menuntut perusahaan untuk bisa mengelola risiko dengan baik, salah satunya

menggunakan kebijakan hedging dengan instrumen derivatif (Klimzack,2008).

Dalam penelitian ini DER tidak berpengaruh secara signifikan namun

memiliki nilai positif terhadap probabilitas penggunaan instrumen derivatif

sabagai pengambilan keputusan hedgingpada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan

oleh Ahmad (2012),Paranita (2011),dan Klimzack (2008).

4.6.2 Pengaruh CurrentRatio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging.

Universitas Sumatera Utara

Variabel current ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai

negatif sebesar 0,081 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,552> 0,05yang

berarti bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas

pengambilan keputusan hedging. Currentratio merupakan salah satu rasio

likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap

utang lancarnya. Semakin besar CR suatu perusahaan mengindikasikan bahwa

semakin besar kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan masalah likuidasi,

hal ini berarti semakin tinggi nilai CR suatu perusahaan akan berbanding terbalik

atau bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging perusahaan tersebut

(Gunniarti,2014).

Dalam penelitian ini CR tidak berpengruh secara signifikan dan bernilai

negatif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh hasil peneltiian yang ditemukan oleh

Paranita (2011), namum bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan

oleh Ameer (2010).

4.6.3 Pengaruh MarkettoBookValue Terhadap Pengambilan Keputusan

Hedging

Variabel MarkettoBookValuemenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

bernilai positif sebesar 0,044 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,091>

0,05yang berarti bahwa variabel MarkettoBookValuetidak berpengaruh terhadap

probabilitas pengambilan keputusan hedging.Market to book value

mengambarkan kesempatan pertumbuhan perusahaan, semakin besar peluang

pertumbuhan perusahaan semakin besar juga risiko yang dihadapi perusahaan

maka pengambilan keputusan hedging akan semakin besar juga (Ameer,2010).

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini MTBV tidak berpengaruh secara signifikan dan

bernilai positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang

ditemukan oleh Paranita (2011), namun bertentangan dengan hasil penelitian yang

ditemukan oleh Ahmad (2012) dan Ameer (2010).

4.6.4 Pengaruh FirmSize Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging

Variabel FirmSizemenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai

positifsebesar 0,77 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05yang berarti

bahwa variabel FirmSize berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas

pengambilan keputusan hedging. Semakin besar suatu perusahaan cendrung

menghadapi risiko yang lebih besar pula, maka semakin besar ukuran perusahaan

akan berprngaruh terhadap pengambilan keputusan hedging nya (Ahmad,2012).

Dalam penelitian ini firm size berpengaruh secara signifikan dan bernilai

positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010), Klimzack

(2008) dan Clark (2005).

4.6.5. Pengaruh Managerial Ownership Terhadap Pengambilan Keputusan

Hedging

Variabel managerial ownershipmenunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

bernilai positif sebesar 0,12 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,001 < 0,05yang

berarti bahwa variabel managerial ownership berpengaruh secara signifikan

terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Kepemilikan manajerial

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh para manajer membuat

para manajer akan lebih merasa memiliki perusahaan tersebut dan lebih hati-hati

terhadp risiko dan memilih melakukan tindakan hedging (Ahmad,2012).

Dalam penelitian ini managerial ownershipberpengaruh secara signifikan

dan bernilai positf terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010),

Klimzack (2008) dan Clark (2005).

BAB 5

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan analisis data dengan regresi logistik, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut; Debt to equity ratio (DER), Current ratio (CR),

Market to book value (MTBV) tidak berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek

indonesia. Hal ini berarti perusahaan cenderung menghadapi tekanan eksternal

yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan hedging, sedangkan Firmsize(FS)

dan Managerial ownership (MO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan dan semakin

tinggi kepemilikan manajerial suatu perusahaan secara signifikan berpengaruh

semakin tingginya pengambilan keputusan hedging suatu perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan, maka perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut; Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas

penelitian dengan menambah populasi penelitian dari seluruh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada perusahaan non keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek indonesia dengan tahun pengamatan yang lebih panjang

sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih

menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah

variabel-variabel lain yang diprediksi mempengaruhi pengambilan keputusan

Universitas Sumatera Utara

hedging. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kebijakan

hedging untuk meningkatkan nilai pemegang sahamnya dan menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging untuk mengurangi

risiko keuangan perusahaan. Mengetahui seberapa terlindungnya suatu perusahaan

terhadap risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik

bagi investor. Penulis menyarankan bagi para investor untuk lebih

mempertimbangkan perusahaan yang melakukan tindakan hedging untuk

mengurangi risiko keuangan perusahaan.s

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Ball, Donald A, Mculloh dan Wendell H, 2001. Bisnis Internasional, Salemba Empat, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Brigham,Eugene F dan Joel F Houston,2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

buku 1 edisi 11, Salemba Empat, Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan buku 2 edisi 10, Salemba Empat, Jakarta. Fabozzi, Frank .j, 2000. Manajemen investasi, buku dua, Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gumanti, Tatang ari, 2011. Manajemen Investasi: Konsep, Teori, dan Aplikasi,

Mitra Media Wacana, Jakarta. Kasidi, 2010. Manajemen Risiko, Ghalia Indonesia, Bogor. Lubis, Ade Fatma, 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,

Jakarta. Salim, Abbas, 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo, Jakarta. Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktek,

Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,

Bandung. Van Horne, James C dan John M Wachowicz, 2007. Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan buku 2 edisi 12, Salemba Empat, Jakarta. William, J O’niel, 2000. 24 Esential Lesson for Investment Success, McGrawhill, New york. SKRIPSI Putro, Septama Hardanto, 2012. “Analisis Faktor yangMempengaruhi

Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai PengambilanKeputusanHedging (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive And Allied Products Yang Terdaftar Di BEI Periode2006-2010)”, skripsi,Universitas Diponegoro.

JURNAL

Ahmad, Noryati dan Balkis Haris, 2012. “Factors for Using Derivatives: Evidences From Malaysian Non-Financial Companies”, Research Journal of Financial and Accounting. Vol.3, No.9,pp: 79-87.

Universitas Sumatera Utara

Ameer, Rashid, 2010. “Determinants of Coporate Hedging Practise in Malaysia”, International Business Research. Vol.3, No. 2,pp: 120-130

Bartram, S. M., Brown, G. W & Fehle, F. R. 2006. International Evidence on

Financial Derivatives Usage. Working Paper. Lancaster: Lancaster University, UK.

Clark, Ephraim dan Amrit Judge, 2005. “Motives for Corprate Hedging: Evidence

From The UK”, Annals of financial Economics. Vol.1, No. 1,pp:1-20. Guniarti, Fay, 2014. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Hedging

Dengan Instrument Derivatif Valuta Asing”, Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 5, No. 1,pp: 65-79.

Haushalter, David., Sandy Klasa dan William F. Maxwell. 2007. The Influence of

Product Market Dynamics on a Firm’s Cash Holdings and Hedging Behaviour.Journal of Financial Economics,Vol.84, No.3, pp: 797-825.

Jensen, M. C. Dan William H.M, 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Financial Economics,Vol 3,No.1, pp: 305-360.

Klimzack, Karol Mazek, 2008. “Corporate Hedging and Risk Management

Theory: Evidence from Polish Listed Companies”, The Journal Of Risk Finance. Vol. 9, No. 1, pp:1-33.

Nance, Deana R, Clifford W. Smith,Jr, dan Charles W. Smithson, 1993. “On The

determinant of Corporate Hedging”, The Journal of Finance. Vol. 48, No. 1, pp:267-284.

Paranita, Ekayana sangkasari, 2011. “Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta

Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, Fakultas Ekonomi UNIMUS

Schubert, L. 2011. Hedge Ratios for short and leveraged Exchange-trade funds.

Atlantic Review of Economic. Vol 1, No 1,pp: 11-34. Spano, Marcello, 2012. “A Survey of The Theoretical Models of Corporate

Hedging”, Jounala Of Finance. Vol.12, No.1, pp:1-35. Zhu, M. R. 2010. Corporate Hedging, Financial Distress and Product Market

Compettition. Working Paper. Austin: University of Texas.

SITUS WWW(World Wide Web)

Universitas Sumatera Utara

http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx, diakses tanggal 8 oktober 2015, pukul 11.04

http://www.bi.go.id/../,Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan, 2012. Diakses

(10 oktober 2015, pukul 12.08 Pm). http://www.e-jurnal.com/2014/11/on-the-determinantof-corporate-hedging-terhadap.html, diakses tanggal 25 september 2015, Pukul 12.33 Pm. http://sahamoke.com/beranda/laporankeuangan.aspx, diakses tanggal 10 oktober

2015, Pukul 20.13 Pm.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1

Populasi dan sampel

No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Sampel

1 AALI PTAstraAgroLestariTbk √ X 2 ADES PTAdesWatersIndonesiaTbk X X 3 ADMG PTPolychemIndonesiaTbk √ √ Sampel 1 4 AISA PTTigaPilarSejahteraFoodTbk √ √ Sampel 2 5 AKKU PTAnekaKemasindoUtamaTbk √ √ Sampel 3 6 AKPI PTArghaKaryaPrimaIndustryTbk √ √ Sampel 4 7 AKRA PTAKRCorporindoTbk √ √ Sampel 5 8 ALMI PTAlumindoLightMetalIndustryTbk √ √ Sampel 6 9 AMFG PTAsahimasFlatGlassTbk √ √ Sampel 7

10 ANTM PT.AnekaTambang(Persero)Tbk X X 11 APEX PTApexindoPratamaDutaTbk X X 12 APLI PTAsiaplastIndustriesTbk √ √ Sampel 8 13 AQUA PTAquaGoldenMississippiTbk √ X 14 ARGO PTArgoPantesTbk √ X 15 ARNA PTArwanaCitramuliaTbk √ √ Sampel 9 16 ASGR PTAstra-GraphiaTbk √ √ Sampel 10 17 ASII PTAstraInternationalTbk √ √ Sampel 11 18 ATPK PTATPKResourcesTbk X X 19 AUTO PTAstraOtopartsTbk √ √ Sampel 12 20 BATA PTSepatuBataTbk √ √ Sampel 13 21 BIMA PTPrimarindoAsiaInfrastructureTbk √ X 22 BISI PTBisiInternationalTbk √ X 23 BRAM PTIndoKordsaTbk √ √ Sampel 14 24 BRNA PT BerlinaTbk √ √ Sampel 15 25 BRPT PTBaritoPacificTbk √ √ Sampel 16 26 BTON PTBetonjayaManunggalTbk √ √ Sampel 17 27 BUDI PTBudiAcidJayaTbk √ √ Sampel 18 28 BUMI PTBumiResourcesTbk X X 29 CEKA PTCahayaKalbarTbk X X 30 CLPI PTColorpakIndonesiaTbk √ X 31 CNKO PTCentralKorporindoInternasionalTbk X X 32 CNTX PTCenturyTextileIndustry(CENTEX)Tbk √ X 33 CPDW PTCipendawaAgroindustriTbk X X 34 CPIN PTCharoenPokphandIndonesiaTbk √ X 35 CPRO PTCentralProteinaprimaTbk X X 36 CTBN PTCitraTubindoTbk √ √ Sampel 19 37 CTTH PTCitatahIndustriMarmerTbk X X 38 DAVO PTDavomasAbadiTbk X X 39 DLTA PTDeltaDjakartaTbk √ √ Sampel 20 40 DOID PTDeltaDuniaPetroindoTbk X X

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lanjutan

No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Sampel

41 DPNS PT Duta Pertiwi NusantaraTbk √ √ Sampel 21 42 DSFI PT Dharma Samudra Fishing IndustriesTbk X X 43 DVLA PT Darya-Varia LaboratoriaTbk √ √ Sampel 22 44 DYNA PT DynaplastTbk √ X 45 EKAD PT Ekadharma InternationalTbk √ √ Sampel 23 46 ELSA PT ElnusaTbk X X 47 ENRG PT Energi Mega PersadaTbk X X 48 ERTX PT Eratex DjajaTbk √ √ Sampel 24 49 ESTI PT Ever Shine Textile IndustryTbk √ √ Sampel 25 50 ETWA PT Eterindo WahanatamaTbk √ √ Sampel 26 51 FAST PT Fast Food IndonesiaTbk √ √ Sampel 27 52 FASW PT Fajar Surya WisesaTbk √ √ Sampel 28 53 FMII PT Fortune MateIndonesiaTbk X X 54 GDST PT Gunawan dianja steel Tbk √ √ Sampel 29 55 GDYR PT Goodyear IndonesiaTbk √ √ Sampel 30 56 GGRM PT Gudang GaramTbk √ X 57 GJTL PT Gajah TunggalTbk √ √ Sampel 31 58 GZCO PT Gozco Plantations Tbk X X 59 HDTX PT Panasia IndosyntecTbk X X 60 HEXA PT Hexindo AdiperkasaTbk X X 61 HMSP PT HMSampoernaTbk X X 62 IGAR PT Kageo Igar JayaTbk √ √ Sampel 32 63 IIKP PT Inti AgriResourcesTbk X X 64 IKAI PT Intikeramik Alamasri IndustryTbk √ √ Sampel 33 65 IKBI PT Sumi Indo KabelTbk √ X 66 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ Sampel 34 67 INAF PT Indofarma (Persero)Tbk √ X 68 INAI PT Indal Aluminium IndustryTbk √ √ Sampel 35 69 INCI PT Intanwijaya InternasionalTbk X X 70 INCO PT InternationalNickelIndonesia X X 71 INDF PT Indofood Sukses MakmurTbk √ √ Sampel 36 72 INDS PT Indospring Tbk √ √ Sampel 37 73 INKP PT Indah Kiat Pulp & PaperTbk √ √ Sampel 38 74 INRU PT Toba Pulp LestariTbk √ √ Sampel 39 75 INTA PT Intraco PentaTbk √ √ Sampel 40 76 INTP PT Indocement Tunggal PrakasaTbk √ √ Sampel 41 77 ITMA PT Itamaraya Gold IndustriTbk √ X 78 ITMG PT Indo Tambangraya MegahTbk √ X 79 JECC PT Jembo Cable CompanyTbk √ √ Sampel 42 80 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel WorksTbk √ X

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lanjutan

No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Sampel

81 JPFA PT JAPFATbk. X X 82 JPRS PT Jaya Pari SteelTbk √ √ Sampel 43 83 KAEF PT Kimia Farma (Persero)Tbk √ √ Sampel 44 84 KARW PT KarwellIndonesiaTbk X X 85 KBLI PT GT Kabel IndonesiaTbk √ √ Sampel 45 86 KBLM PT Kabelindo MurniTbk √ √ Sampel 46 87 KDSI PT Kedawung Setia IndustrialTbk X X 88 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ Sampel 47 89 KICI PT Kedaung Indah CanTbk X X 90 KKGI PT Resource Alam IndonesiaTbk X X 91 KLBF PT Kalbe Farma Tbk √ √ Sampel 48 92 LAPD PT Leyand InternationalTbk X X 93 LION PT Lion Metal WorksTbk √ X 94 LMPI PT Langgeng Makmur IndustryTbk √ √ Sampel 49 95 LMSH PT Lionmesh PrimaTbk √ √ Sampel 50 96 LPIN PT multi Prima Sejahtera Tbk √ √ Sampel 51 97 LTLS PT Lautan LuasTbk √ √ Sampel 52 98 MAIN PT Malindo FeedmillTbk X X 99 MASA PT Multistrada Arah SaranaTbk √ √ Sampel 53 100 MBAI PT Multibreeder Adirama IndonesiaTbk √ X 101 MEDC PT Medco Energi InternationalTbk √ X 102 MERK PT MerckTbk √ √ Sampel 54 103 MLBI PT Multi Bintang IndonesiaTbk √ √ Sampel 55 104 MLIA PT Mulia IndustrindoTbk √ √ Sampel 56 105 MLPL PT MultipolarTbk X X 106 MRAT PT Mustika RatuTbk √ √ Sampel 57 107 MTDL PT Metrodata ElectronicsTbk √ √ Sampel 58 108 MYOH PT Myoh TechnologyTbk √ X 109 MYOR PT Mayora IndahTbk √ √ Sampel 59 110 MYRX PT Hanson InternationalTbk √ X 111 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ Sampel 60 112 NIPS PT NipressTbk √ √ Sampel 61 113 PAFI PT Panasia Filament IntiTbk X X 114 PBRX PT Pan Brothers TexTbk √ √ Sampel 62 115 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk √ X 116 PICO PT Pelangi Indah CanindoTbk √ √ Sampel 63 117 PKPK PT Perdana Karya PerkasaTbk X X 118 POLY PT Polysindo Eka PerkasaTbk X X 119 PRAS PTPrimaAlloySteelTbk √ √ Sampel 64 120 PSDN PT Prasidha Aneka NiagaTbk √ X

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lanjutan

No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Sampel

121 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk

√ X

122 PTSN PT Sat NusapersadaTbk √ √ Sampel 65 123 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk √ X 124 PYFA PT Pyridam FarmaTbk X X 125 RDTX PT Roda VivatexTbk X X 126 RICY PT Ricky Putra GlobalindoTbk √ √ Sampel 66 127 RMBA PT Bentoel International InvestamaTbk X X 128 SAIP PT Surabaya Agung Industry Pulp &

KertasTbk X X

129 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & CommerceTbk

√ √ Sampel 67

130 SCPI PT Schering-Plough IndonesiaTbk √ X 131 SGRO PT Sampoerna AgroTbk X X 132 SIAP PT Sekawan Inti PrataaTbk √ √ Sampel 68 133 SIMM PT Surya Intrindo MakmurTbk X X 134 SIPD PT Sierad ProduceTbk X X 135 SKLT PT Sekar LautTbk X X 136 SMAR PT SMARTTbk √ X 137 SMCB PT Holcim IndonesiaTbk √ √ Sampel 69 138 SMGR PT Semen Gresik (Persero)Tbk √ √ Sampel70 139 SMSM PT Selamat SempurnaTbk √ √ Sampel 71 140 SOBI PT Sorini Agro Asia CorporindoTbk X X 141 SPMA PT SuparmaTbk √ √ Sampel 72 142 SQBI PT Bristol-Myers Squibb IndonesiaTbk √ X 143 SQMI PT Allbond Makmur UsahaTbk X X 144 SRSN PT Indo AcidatamaTbk √ √ Sampel 73 145 SSTM PT Sunson Textile ManufactureTbk √ X 146 STTP PT Siantar TopTbk X X 147 SUGI PT Sugi Samapersada Tbk X X 148 SULI PT Sumalindo Lestari JayaTbk √ √ Sampel 74 149 TBLA PT Tunas Baru LampungTbk X X 150 TBMS PT Tembaga Mulia SemananTbk √ √ Sampel 75 151 TCID PT Mandom IndonesiaTbk √ √ Sampel 76 152 TFCO PT TIFICOTbk √ X 153 TINS PT Timah (Persero)Tbk X X 154 TIRA PT Tira AusteniteTbk X X 155 TIRT PT Tirta Mahakam ResourcesTbk √ √ Sampel 77 156 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi KimiaTbk √ √ Sampel 78 157 TOTO PT Surya Toto IndonesiaTbk √ X 158 TPIA PT Tri Polyta IndonesiaTbk √ √ Sampel 79 159 TRST PT Trias SentosaTbk √ √ Sampel 80 160 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk √ X

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lanjutan

No Emiten Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Sampel

161 TURI PT TunasRideanTbk √ X 162 ULTJ PT Ultra Jaya MilkTbk √ √ Sampel 81 163 UNIC PT Unggul Indah CahayaTbk X X 164 UNSP PT BakrieSumatra PlantationsTbk X X 165 UNTR PT United TractorTbk √ √ Sampel 82 166 UNTX PT UnitexTbk √ X 167 UNVR PT UnileverIndonesiaTbk √ √ Sampel 83 168 VOKS PT VokselElectricTbk √ √ Sampel 84 169 WAPO PT Wahana Phonix Mandiri Tbk X X 170 YPAS PT Yanaprima HastapersadaTbk X X

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2

Data Variabel Penelitian

TABEL 1

Data DER

NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0,95 0,87 0,76 2 AISA 0,96 0,9 1,13 3 AKKU 0,98 1,71 17,45 4 AKPI 1,04 1,03 1,03 5 AKRA 1,29 1,8 1,73 6 ALMI 2,17 2,2 3,19 7 AMFG 0,25 0,27 0,28 8 APLI 0,55 0,53 0,39 9 ARNA 0,72 0,55 0,48

10 ASGR 1,02 0,96 0,97 11 ASII 1,03 1,03 1,02 12 AUTO 0,47 0,62 0,32 13 BATA 0,46 0,48 0,49 14 BRAM 0,36 0,36 0,46 15 BRNA 1,53 1,55 2,68 16 BRPT 0,96 1,19 1,19 17 BTON 0,29 0,28 0,27 18 BUDI 1,62 1,69 1,69 19 CTBN 0,7 0,88 0,82 20 DTLA 0,22 0,25 0,28 21 DPNS 0,31 0,19 0,15 22 DVLA 0,27 0,28 0,3 23 EKAD 0,61 0,43 0,45 24 ERTX 3,56 4 0,47 25 ESTI 1,01 1,2 1,46 26 ETWA 0,65 1,2 1,9 27 FAST 0,86 0,8 0,84 28 FAWS 1,74 2,09 2,65 29 GDST 0,31 0,47 0,35 30 GDYR 1,77 1,35 0,98 31 GJTL 1,61 1,35 1,68 32 IGAR 0,22 0,29 0,39 33 IKAI 0,91 1,04 1,35 34 IMAS 1,54 2,08 2,35 35 INAI 4,13 3,74 5,06 36 INDF 0,7 0,74 1,04 37 INDS 0,8 0,46 0,25

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 1

NO EMITEN 2011 2012 2013 38 INKP 2,12 2,21 1,95 39 INRU 0,46 1,56 1,54 40 INTA 5,96 7,53 14,38 41 INTP 0,15 0,17 0,16 42 JECC 3,92 3,96 7,4 43 JPRS 0,3 0,15 0,04 44 KAEF 0,43 0,44 0,52 45 KLBI 0,51 0,37 0,51 46 KBLM 1,63 1,73 1,43 47 KIAS 0,92 0,09 0,11 48 KLBF 0,27 0,28 0,33 49 LMPI 0,68 0,99 1,07 50 LMSH 0,71 0,32 0,28 51 LPIN 0,33 0,28 0,37 52 LTLS 3,24 2,58 2,26 53 MASA 1,69 0,68 0,68 54 MERK 0,18 0,37 0,36 55 MLBI 1,3 2,49 0,8 56 MLIA 6,01 4,3 5,04 57 MRAT 0,18 0,18 0,16 58 MTDL 1,19 1,37 1,47 59 MYOR 1,72 1,71 1,47 60 NIKL 1,07 1,59 1,9 61 NIPS 1,69 1,6 2,38 62 PBRX 1,16 1,37 1,36 63 PICO 1,99 1,99 1,89 64 PRAS 1,43 1,06 0,96 65 PTSN 0,62 0,72 0,53 66 RICY 0,83 1,3 1,91 67 SCCO 1,8 1,27 1,49 68 SIAP 0,59 0,74 1,73 69 SCMB 0,45 0,45 0,7 70 SMGR 0,35 0,46 0,41 71 SMSM 0,65 0,71 0,69 72 SPMA 1,07 1,14 1,34 73 SRSN 0,43 0,49 0,34 74 SULY 4,37 3,78 3,53 75 TBMS 8,4 9,04 10,12 76 TCID 0,11 0,15 0,24 77 TIRT 4,02 5,45 11,25 78 TKIM 2,46 2,46 2,26 79 TPIA 1,01 1,34 1,23

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 1

NO EMITEN 2011 2012 2013 80 TRST 0,6 0,62 0,91 81 ULTJ 0,65 0,44 0,4 82 UNTR 0,69 0,56 0,61 83 UNVR 1,85 2,02 2,12 84 VOLK 2,17 1,82 2,25

Tabel 2

Data CR

NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 1,35 2,15 2,64 2 AISA 1,89 1,27 1,75 3 AKKU 0,34 0,24 0,75 4 AKPI 1,39 1,4 1,36 5 AKRA 1,35 1,44 1,17 6 ALMI 1,2 2,29 2,06 7 AMFG 4,42 3,89 4,18 8 APLI 1,45 1,44 1,84 9 ARNA 1,02 1,17 1,3

10 ASGR 1,59 1,59 1,58 11 ASII 1,34 1,4 1,24 12 AUTO 1,33 1,16 1,89 13 BATA 2,13 1,12 1,59 14 BRAM 2,79 2,13 1,57 15 BRNA 1,01 0,97 0,81 16 BRPT 1,99 1,53 1,35 17 BTON 3,14 3,3 3,63 18 BUDI 1,25 1,11 1,08 19 CTBN 2,19 1,79 1,79 20 DTLA 6,01 5,26 4,71 21 DPNS 5,17 8,59 10,17 22 DVLA 4,89 4,31 4,24 23 EKAD 1,9 2,41 2,33 24 ERTX 0,99 1,04 7,08 25 ESTI 1,19 1 0,86 26 ETWA 10,1 0,77 1,05 27 FAST 1,8 1,77 1,7 28 FAWS 1,32 0,58 1,42 29 GDST 3,02 2,31 2,99

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 2

NO EMITEN 2011 2012 2013 30 GDYR 0,85 0,89 0,94 31 GJTL 1,75 1,72 2,31 32 IGAR 5,77 4,36 3,39 33 IKAI 0,56 0,57 1,04 34 IMAS 1,36 1,24 1,09 35 INAI 1,19 1,99 1,24 36 INDF 1,94 2,05 1,67 37 INDS 2,4 2,36 3,86 38 INKP 1,06 1,68 1,46 39 INRU 1,17 0,73 0,64 40 INTA 0,84 0,87 0,74 41 INTP 6,98 6,03 6,15 42 JECC 1,11 1,16 0,98 43 JPRS 3,38 6,7 7,44 44 KAEF 2,75 2,8 2,43 45 KLBI 2,19 3,07 2,55 46 KBLM 0,93 0,98 0,96 47 KIAS 0,65 5,86 5,27 48 KLBF 3,68 3,41 2,84 49 LMPI 1,48 1,24 1,19 50 LMSH 2,33 4,07 4,2 51 LPIN 2,89 2,9 2,48 52 LTLS 1,04 0,82 1,14 53 MASA 0,48 1,39 1,57 54 MERK 7,52 3,87 3,98 55 MLBI 0,99 0,58 0,98 56 MLIA 1,54 1,46 1,13 57 MRAT 6,07 6,02 6,05 58 MTDL 1,87 1,52 1,62 59 MYOR 2,22 2,76 2,44 60 NIKL 1,51 1,21 1,19 61 NIPS 1,08 1,11 1,05 62 PBRX 1,39 1,28 3,34 63 PICO 1,16 1,24 1,31 64 PRAS 1,14 1,11 1,03 65 PTSN 0,8 0,73 0,59 66 RICY 1,78 2,25 1,77 67 SCCO 1,29 1,46 1,39 68 SIAP 2,08 1,32 1 69 SCMB 1,47 1,4 0,64 70 SMGR 2,65 1,71 1,88 71 SMSM 2,52 2,05 2,1

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 2

NO EMITEN 2011 2012 2013 72 SPMA 1,22 2,65 1,2 73 SRSN 3,17 2,75 3,28 74 SULY 0,21 0,73 0,29 75 TBMS 0,99 0,84 0,82 76 TCID 11,74 7,73 3,57 77 TIRT 1,45 1,19 0,98 78 TKIM 1,92 2,41 2,22 79 TPIA 1,76 1,43 1,31 80 TRST 1,4 1,3 1,14 81 ULTJ 1,48 2,02 2,47 82 UNTR 1,78 1,95 1,91 83 UNVR 0,68 0,67 0,7 84 VOLK 1,29 1,33 1,13

Tabel 3

Data MTBV

NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0,81 0,46 0,28 2 AISA 0,79 1,55 1,77 3 AKKU 6,01 9,65 28,63 4 AKPI 0,91 0,65 0,54 5 AKRA 3,15 3,8 3,17 6 ALMI 0,48 0,34 0,28 7 AMFG 1,33 1,47 1,1 8 APLI 0,52 0,59 0,45 9 ARNA 1,39 4,98 1,96

10 ASGR 2,76 2,88 3,06 11 ASII 39,5 3,43 2,59 12 AUTO 0,56 2,6 1,84 13 BATA 2,02 2,01 0,03 14 BRAM 3,64 0,82 0,63 15 BRNA 0,96 1,6 1,03 16 BRPT 0,56 0,35 0,31 17 BTON 0,56 1,11 0,71 18 BUDI 1,12 0,55 0,5 19 CTBN 2,6 2,55 1,94 20 DTLA 3,12 6,83 8,99 21 DPNS 1,79 0,82 0,7

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 3

NO EMITEN 2011 2012 2013 22 DVLA 1,77 2,25 2,69 23 EKAD 1,33 1,27 1,15 24 ERTX 0,39 0,58 0,47 25 ESTI 0,86 0,91 1,95 26 ETWA 1,11 0,69 0,79 27 FAST 5,51 5,58 3,44 28 FAWS 6,02 3,5 3,22 29 GDST 1,42 1,12 0,8 30 GDYR 15,87 0,99 1,43 31 GJTL 2,36 1,42 1,02 32 IGAR 1,72 1,63 0,13 33 IKAI 0,39 0,45 0,54 34 IMAS 3,49 2,57 2,03 35 INAI 0,81 0,55 0,75 36 INDF 1,28 1,5 1,51 37 INDS 1,25 1,16 0,8 38 INKP 0,37 0,19 0,27 39 INRU 0,48 1,55 0,97 40 INTA 2,37 1,94 1,82 41 INTP 3,99 4,26 3,2 42 JECC 0,71 2,01 2,92 43 JPRS 0,22 0,14 0,11 44 KAEF 1,51 2,85 2,02 45 KLBI 0,58 0,89 0,64 46 KBLM 0,52 0,57 0,65 47 KIAS 0,59 1,3 1,11 48 KLBF 5,3 7,3 6,89 49 LMPI 0,51 0,63 0,55 50 LMSH 0,84 1,03 0,7 51 LPIN 0,4 1,21 0,74 52 LTLS 0,65 0,51 0,4 53 MASA 1,67 1,19 1,02 54 MERK 6,01 8,17 8,27 55 MLBI 14,26 47,27 25,6 56 MLIA 0,67 0,25 0,47 57 MRAT 0,6 0,54 0,53 58 MTDL 0,46 0,53 0,69 59 MYOR 4,51 5 5,9 60 NIKL 1,48 1,38 1,03 61 NIPS 0,48 0,41 0,99 62 PBRX 1,85 1,7 3,94 63 PICO 0,85 0,74 0,41

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 3

NO EMITEN 2011 2012 2013 64 PRAS 0,32 0,53 0,32 65 PTSN 0,32 0,4 0,34 66 RICY 0,34 0,3 0,29 67 SCCO 1,24 1,27 1,28 68 SIAP 0,57 0,68 0,76 69 SCMB 2,21 2,64 1,99 70 SMGR 4,65 5,18 3,85 71 SMSM 2,23 3,99 4,93 72 SPMA 0,48 0,65 0,41 73 SRSN 1,29 1,12 0,96 74 SULY 4,45 3,16 0,28 75 TBMS 4,22 4,27 6,53 76 TCID 1,52 2,02 2,02 77 TIRT 0,47 0,67 0,89 78 TKIM 0,42 0,35 0,25 79 TPIA 1,11 2,07 1,25 80 TRST 0,84 0,72 0,41 81 ULTJ 2,61 2,29 6,45 82 UNTR 3,57 2,27 1,99 83 UNVR 38,97 40,09 46,63 84 VOLK 1,37 1,42 1,02

Tabel 4

Data FS

NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset

2011 2012 2013 2011 2012 2013 1 ADMG 5479105 5790767 6880234 29,33 29,38 29,55 2 AISA 3590309 3867576 5020824 28,91 28,98 29,24 3 AKKU 11767 10583 45208 23,18 23,08 24,53 4 AKPI 1556601 1714834 2084567 28,07 28,17 28,36 5 AKRA 8417863 11787525 14633141 29,76 30,09 30,31 6 ALMI 1862966 1881569 2752078 28,25 28,26 28,64 7 AMFG 2690595 3115421 3539393 28,62 28,76 28,89 8 APLI 334702 333867 303594 26,53 26,53 26,43 9 ARNA 831508 93736 1135245 27,44 27,56 27,75

10 ASGR 1126055 1239927 1451020 27,74 27,84 28,01 11 ASII 154319000 182274000 213994000 32,67 32,83 32,99 12 AUTO 6964227 8881642 12617678 29,57 29,81 30,16

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4

NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset

2011 2012 2013 2011 2012 2013 13 BATA 516649 574108 680685 26,97 27,07 27,24 14 BRAM 1896994 2226714 2932878 28,27 28,43 28,7 15 BRNA 643964 770384 1125133 27,19 27,34 27,74 16 BRPT 18843727 20504858 28479529 30,56 30,65 33,28 17 BTON 118716 145101 176136 25,49 25,7 25,89 18 BUDI 2123285 2299672 2382875 28,38 28,46 28,49 19 CTBN 2221876 2595800 3363836 28,42 28,58 28,84 20 DTLA 696167 745307 867041 27,26 27,33 27,48 21 DPNS 172297 184533 256373 25,87 25,93 26,26 22 DVLA 922945 1074691 1190054 27,55 27,7 27,8 23 EKAD 237592 273893 343602 26,19 26,33 26,56 24 ERTX 345273 433415 559030 26,56 26,79 27,11 25 ESTI 756071 778092 903705 27,35 27,38 27,52 26 ETWA 620709 960957 1291711 27,15 27,59 27,88 27 FAST 1547982 1781906 2028125 28,06 28,2 28,33 28 FAWS 4936094 5578334 5692060 29,22 29,34 29,37 29 GDST 977463 1163971 1191497 27,6 27,78 27,8 30 GDYR 1186115 1198261 1362561 27,81 27,81 27,94 31 GJTL 11609514 12869793 15350754 30,08 30,18 30,36 32 IGAR 35558 312343 314747 26,59 26,46 26,47 33 IKAI 54879 507425 482057 27,03 26,95 26,91 34 IMAS 12905430 17577664 22315022 30,18 30,49 30,73 35 INAI 544282 612224 765881 27,02 27,14 27,36 36 INDF 53715950 59389405 78092789 31,61 31,71 31,98 37 INDS 1139715 1664779 2196518 27,76 28,14 28,41 38 INKP 57299196 64281325 83156170 31,67 31,79 29,74 39 INRU 2906348 3043101 613589 28,69 28,74 27,14 40 INTA 3737918 4268975 4742849 28,94 29,08 29,18 41 INTP 18151331 22755160 26607241 30,52 28,45 30,91 42 JECC 627038 708955 1239822 27,16 27,28 27,84 43 JPRS 437849 398607 376541 26,8 26,71 26,65 44 KAEF 1794242 2076348 2471940 28,21 28,36 28,53 45 KLBI 1083524 1161698 1337022 27,71 27,78 27,92 46 KBLM 642955 722941 654296 27,18 27,3 27,2 47 KIAS 2049633 2143815 2270905 28,34 28,39 28,45 48 KLBF 8274554 9417957 11315061 29,74 29,87 30,05 49 LMPI 685896 815153 822190 27,25 27,42 27,43 50 LMSH 98019 128548 141698 25,3 25,57 25,67 51 LPIN 157371 172269 196391 25,78 25,87 26,01 52 LTLS 4040298 4054774 4532035 29,02 29,03 29,14 53 MASA 4736349 6038778 7718627 29,18 29,42 29,67

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 4

NO EMITEN Total Aset(Dalam Juta Rupiah) Ln Total Aset

2011 2012 2013 2011 2012 2013 54 MERK 584389 569431 696946 27,03 27,06 27,26 55 MLBI 1220813 1152048 1782148 27,83 27,77 28,2 56 MLIA 6119186 6558955 7189899 29,44 29,51 29,6 57 MRAT 422493 455473 439584 26,76 26,84 26,8 58 MTDL 1271546 1662381 2296992 28,87 28,13 28,46 59 MYOR 6599846 8302506 9709838 29,51 29,74 29,9 60 NIKL 921278 1069657 1526633 27,54 27,69 28,05 61 NIPS 446688 524694 798408 26,82 26,98 27,4 62 PBRX 1576927 2014275 2869248 28,08 28,33 28,68 63 PICO 561840 594616 621400 27,05 27,11 27,15 64 PRAS 481912 577350 795630 26,9 27,81 27,4 65 PTSN 773817 891918 964802 27,37 27,51 27,59 66 RICY 642095 842499 1109865 27,18 27,45 27,73 67 SCCO 1455621 1486921 1762032 28,01 28,02 28,19 68 SIAP 163233 184367 272598 25,81 26,94 26,33 69 SCMB 10950501 12168517 14894990 30,02 30,12 30,33 70 SMGR 19661603 26579084 30792884 30,6 30,91 31,05 71 SMSM 1445275 1556214 1701103 27,99 28,07 28,16 72 SPMA 1551777 1664353 1767106 28,07 28,14 28,2 73 SRSN 361182 402109 420782 26,61 27,71 26,76 74 SULY 1695019 1428779 941141 28,15 27,98 27,57 75 TBMS 1484150 1909952 2076848 28,02 28,27 28,36 76 TCID 1130865 1261573 1465952 27,75 27,86 28,01 77 TIRT 690933 679649 723177 27,26 27,24 27,3 78 TKIM 23294758 25935346 31962810 30,77 30,88 31,09 79 TPIA 14553433 16314402 23404264 30,3 30,42 30,78 80 TRST 2078643 2188129 3260920 28,36 28,41 28,81 81 ULTJ 2180517 2420793 2811621 28,41 28,51 28,66 82 UNTR 47440062 50300633 57362244 31,49 31,54 31,68 83 UNVR 10482312 11984979 13348188 29,98 30,11 30,22 84 VOLK 1573039 1698078 1955830 28,08 28,16 28,3

Tabel 5

Data MO

NO EMITEN 2011 2012 2013 1 ADMG 0 0 0 2 AISA 0 0 0 3 AKKU 0 0 0 4 AKPI 0 0 0

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 5

NO EMITEN 2011 2012 2013 5 AKRA 0,48 0,48 0,48 6 ALMI 1,6 1,6 1,6 7 AMFG 0 0 0 8 APLI 0 0 0 9 ARNA 0 0 0

10 ASGR 0 0 0 11 ASII 0,04 0,04 0,04 12 AUTO 0,06 0,06 0,06 13 BATA 0 0 0 14 BRAM 27,77 27,77 27,77 15 BRNA 7,21 7,21 7,21 16 BRPT 1,55 1,55 1,55 17 BTON 9,58 9,58 9,58 18 BUDI 0 0 0 19 CTBN 0,33 0,33 0,33 20 DTLA 0 0 0 21 DPNS 0 0 0 22 DVLA 0 0 0 23 EKAD 0 0 0 24 ERTX 0 0 0 25 ESTI 0 0 0 26 ETWA 0,08 0,08 0,08 27 FAST 0 0 0 28 FAWS 0 0 0 29 GDST 0,01 0,01 0,01 30 GDYR 0 0 0 31 GJTL 0,08 0,08 0,08 32 IGAR 0 0 0 33 IKAI 3,03 3,03 3,03 34 IMAS 0 0 0 35 INAI 0 0 0 36 INDF 0,02 0,02 0,02 37 INDS 0,44 0,44 0,44 38 INKP 0 0 0 39 INRU 0 0 0 40 INTA 3,53 3,53 3,53 41 INTP 0 0 0 42 JECC 0 0 0 43 JPRS 15,53 15,53 15,53 44 KAEF 0 0 0 45 KLBI 0 0 0 46 KBLM 0 0 0

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 5

NO EMITEN 2011 2012 2013 47 KIAS 0 0 0 48 KLBF 0 0 0 49 LMPI 0,01 0,01 0,01 50 LMSH 25,58 25,58 25,58 51 LPIN 0 0 0 52 LTLS 2,62 2,62 2,62 53 MASA 0 0 0 54 MERK 0 0 0 55 MLBI 0 0 0 56 MLIA 0,06 0,06 0,06 57 MRAT 0 0 0 58 MTDL 1,77 1,77 1,77 59 MYOR 0 0 0 60 NIKL 0,03 0,03 0,03 61 NIPS 3,19 3,19 3,19 62 PBRX 0 0 0 63 PICO 0 0 0 64 PRAS 4,96 4,96 4,96 65 PTSN 3,53 3,53 3,53 66 RICY 0 0 0 67 SCCO 0 0 0 68 SIAP 0 0 0 69 SCMB 0 0 0 70 SMGR 0 0 0 71 SMSM 0 0 0 72 SPMA 0 0 0 73 SRSN 8,75 8,75 8,75 74 SULY 0,96 0,96 0,96 75 TBMS 0,05 0,05 0,05 76 TCID 0,14 0,14 0,14 77 TIRT 0 0 0 78 TKIM 0 0 0 79 TPIA 0 0 0 80 TRST 1,5 1,5 1,5 81 ULTJ 17,8 17,8 17,8 82 UNTR 0,06 0,06 0,06 83 UNVR 0 0 0 84 VOLK 0 0 0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6

Data hedging (2011-2013)

No EMITEN Keterangan Skor

1 ADMG

Tidak melakukan hedging 0

2 AISA

Tidak melakukan hedging 0

3 AKKU

Tidak melakukan hedging 0

4 AKPI

Tidak melakukan hedging 0

5 AKRA

Forward 1

6 ALMI

Spot, Forward dan option 1

7 AMFG

Tidak melakukan hedging 0

8 APLI

Tidak melakukan hedging 0

9 ARNA

Tidak melakukan hedging 0

10 ASGR

Swap 1

11 ASII

Forward 1

12 AUTO

Swap 1

13 BATA

Tidak melakukan hedging 0

14 BRAM

Option dan forward 1

15 BRNA

Tidak melakukan hedging 0

16 BRPT

Tidak melakukan hedging 0

17 BTON

Tidak melakukan hedging 0

18 BUDI

Tidak melakukan hedging 0

19 CTBN

Forward 1

20 DLTA

Tidak melakukan hedging 0

21 DPNS

Tidak melakukan hedging 0

22 DVLA

Tidak melakukan hedging 0

23 EKAD

Tidak melakukan hedging 0

24 ERTX

forward 1

25 ESTI

Tidak melakukan hedging 0

26 ETWA

Tidak melakukan hedging 0

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 6

No EMITEN Keterangan Skor

27 FAST

Tidak melakukan hedging 0

28 FAWS

Swap 1

29 GDST

tidak melakukan hedging 0

30 GDYR

tidak melakukan hedging 0

31 GJTL

tidak melakukan hedging 0

32 IGAR

tidak melakukan hedging 0

33 IKAI

tidak melakukan hedging 0

34 IMAS

swap 1

35 INAI

Tidak melakukan hedging 0

36 INDF

swap 1

37 INDS

tidak melakukan hedging 0

38 INKP

tidak melakukan hedging 0

39 INRU

tidak melakukan hedging 0

40 INTA

Swap 1

41 INTP

Swap 1

42 JECC

Tidak melakukan hedging 0

43 JPRS

Tidak melakukan hedging 0

44 KAEF

Tidak melakukan hedging 0

45 KLBI

Tidak melakukan hedging 0

46 KBLM

Tidak melakukan hedging 0

47 KIAS

Tidak melakukan hedging 0

48 KLBF

Tidak melakukan hedging 0

49 LMPI

Tidak melakukan hedging 0

50 LMSH

Tidak melakukan hedging 0

51 LPIN

Tidak melakukan hedging 0

52 LTLS

Forward dan Swap 1

53 MASA

Tidak melakukan hedging 0

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 6

No EMITEN Keterangan Skor

54 MERK

Tidak melakukan hedging 0

55 MLBI

Tidak melakukan hedging 0

56 MLIA

Tidak melakukan hedging 0

57 MRAT

Tidak melakukan hedging 0

58 MTDL

Tidak melakukan hedging 0

59 MYOR

Tidak melakukan hedging 0

60 NIKL

Tidak melakukan hedging 0

61 NIPS

Tidak melakukan hedging 0

62 PBRX

Tidak melakukan hedging 0

63 PICO

Tidak melakukan hedging 0

64 PRAS

Tidak melakukan hedging 0

65 PTSN

Tidak melakukan hedging 0

66 RICY

Tidak melakukan hedging 0

67 SCCO

Tidak melakukan hedging 0

68 SIAP

Tidak melakukan hedging 0

69 SMCB

Forward dan Swap 1

70 SMGR

Tidak melakukan hedging 0

71 SMSM

Forward dan Option 1

72 SPMA

Tidak melakukan hedging 0

73 SRSN

Tidak melakukan hedging 0

74 SULY

Tidak melakukan hedging 0

75 TBMS

Tidak melakukan hedging 0

76 TCID

Tidak melakukan hedging 0

77 TIRT

Tidak melakukan hedging 0

78 TKIM

Tidak melakukan hedging 0

79 TPIA

Tidak melakukan hedging 0

80 TRST

Tidak melakukan hedging 0

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 6

No EMITEN Keterangan Skor

81 ULTJ

Swap 1

82 UNTR

Forward dan Swap 1

83 UNVR

Forward 1

84 VOLK

Forward dan Swap 1

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3

Data Output SPSS

Logistic Regression

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 277,255 -1,048

2 276,633 -1,160

3 276,633 -1,163

4 276,633 -1,163

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 276,633

c. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001. Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant DER CR MTBV FS MO

Step 1

1 224,514 -14,650 ,042 -,024 ,034 ,473 ,076

2 214,623 -21,522 ,075 -,053 ,041 ,701 ,109

3 214,087 -23,413 ,083 -,077 ,043 ,765 ,119

4 214,084 -23,545 ,083 -,080 ,044 ,770 ,120

5 214,084 -23,546 ,083 -,081 ,044 ,770 ,120

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 276,633

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Universitas Sumatera Utara

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 214,084a ,220 ,330

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5,806 8 ,669

Classification Tablea

Observed Predicted HEDGING Percentage

Correct ,0 1,0

Step 1 HEDGING

,0 179 13 93,2

1,0 38 22 36,7

Overall Percentage 79,8

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DER ,083 ,083 1,007 1 ,316 1,087

CR -,081 ,136 ,353 1 ,552 ,923

MTBV ,044 ,026 2,851 1 ,091 1,045

FS ,770 ,125 37,771 1 ,000 2,159

MO ,120 ,035 12,105 1 ,001 1,128

Constant -23,546 3,705 40,378 1 ,000 ,000

a. Variable(s) entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO.

Universitas Sumatera Utara

Descriptives

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 252 ,04 17,45 1,5210 2,07166

CR 252 ,21 11,74 2,1712 1,79604

MTBV 252 ,03 47,27 2,8890 6,45443

FS 252 23,08 33,28 28,2687 1,59292

MO 252 ,00 27,77 1,6946 4,95021

Valid N (listwise) 252

Frequencies

HEDGING

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

,0 192 76,2 76,2 76,2

1,0 60 23,8 23,8 100,0

Total 252 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara